1.032 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke-5 2016
PENANAMAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DI SD UNGGULAN AISYIYAH BANTUL INTERNALIZING THE SPIRIT OF NATIONALITY CHARACTER IN SD UNGGULAN AISYIYAH BANTUL
Oleh Fadlilatun, PGSD/PSD,
[email protected] NIM 12108241180
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanaman pendidikan karakter semangat kebangsaan di SD Unggulan Aisyiyah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Miles & Huberman (reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan). Uji keabsahan menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan penanaman karakter semangat kebangsaan dalam aspek keteladanan dapat dilihat dalam kegiatan rutin, kegiatan berkala, dan kegiatan insidental. Dalam aspek pembelajaran, guru melakukan pengintegrasian nilai karakter semangat kebangsaan ke dalam perencanaan pembelajaran, mata pelajaran, kegiatan kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam aspek pemberdayaan dan pembudayaan sekolah, penanaman karakter semangat kebangsaan dilakukan pada latar makro dan latar mikro.
Kata kunci: Penanaman karakter, nilai-nilai karakter, karakter semangat kebangsaan
Abstract This research aimed to describe the internalization of nationality spirit character in SD Unggulan Aisyiyah Bantul. This research was a qualitative descriptive study. This research used data collection techniques such as observation, interviews, and documentation. The data analytic used Miles and Huberman interactive model as the analytic tecnique(data reduction, data display, and conclusion).the validity test used triangulation technique and resources. The result showed that the internalization of nationality spirit character in exemplary aspect could be seen in routin activities, periodic activities, and incidental activities. In the learning process, teacher integrated the valve of nationality spirit character into the lesson planning, subjects, curricular activities, and ekstracurricular activitie. In the aspect of empowerment and cultivation at school, the internalization of nationality spirit charcter was done in macro and micro background.
Keywords: Internalizing character, character values, the spirit of national character
mendapatkan perhatian yang serius dari
PENDAHULUAN Pada
tahun
1999
Timor-timur
kalangan pendidik sehingga lama-kelamaan
melepaskan diri dar NKRI, Pulau Sipadan dan
makin
Pulau Ligitan telah jatuh ke tangan Malaysia
(2012:14) mengemukakan bahwa pendidikan
pada tahun 2002. Gerakan separatisme seperti
harus mampu mengamban misi pembentukan
GAM dan RMS berkembang.
karakter(character
Pendidikan kebangsaan
karakter
tampaknya
kurang
hilang.
Darmiyati
Zuchdi
internalizing)
dkk
sehingga
semangat
para peserta didik dan para lulusannya dapat
begitu
berpartisipasi dalam mengisi pembangunan di
Penanaman Karakter Semangat (Fadlilatun) 1.033
masa-masa mendatang tanpa meninggalkan
penelitian mengenai penanaman karakter
nilai-nilai karakter mulia. Sekolah diharapkan
semangat kebangsaan pada siswa SD berbasis
menciptakan lulusan tidak hanya unggul
agama.
secara akademik tetapi berkarakter baik,
Sementara itu peneliti pada awal bulan
memiliki budi pekerti baik, dan kepribadian
September telah melakukan observasi di
baik. Untuk menanamkan Indonesian Spirit
sekolah Islam terpadu di Kabupaten Bantul,
atau yang sering kita sebut nasionalisme
yaitu SD Unggulan Aisyiah. SD Unggulan
ataupun semangat kebangsaan bukanlah hal
Aisyiyah Bantul yang merupakan SD dengan
yang mudah. Dibutuhkan pembiasaan yang
menggabungkan
terus-menerus mulai dari dini.
nasional. SD Unggulan Aisyiyah memiliki
Seperti yang dikemukakan diatas,
memiliki
kurikulum
salah
satu
agama
dan
misinya
yaitu
menerapkan,
dan
untuk memajukan bangsa maka perlu adanya
“Mengembangkan,
jiwa
melaksanakan sifat semangat kebangsaan”.
yang
mempunyai
rasa
semangat
kebangsaan. Namun, pendidikan sekarang
Siswa-Siswi
belum bisa menjawab tantangan tersebut.
memperlihatkan perilaku yang lebih baik,
Sebagai
sebagai contoh siswa SD ini lebih disiplin
contoh,
peneliti
melakukan
SDIT
Unggulan
wawancara pra observasi terhadap tiga wali
dalam
murid siswa SD berbasis agama. Dari hasil
mentaati ketertiban sekolah, dan lain-lain.
wawancara tersebut, dua wali murid ini
berpakaian,
Dari
lebih
Aisyiyah
paparan
di
disiplin
atas
dan
dalam
hasil
memilih untuk memindahkan siswanya ke
observasi di SD, peneliti tertarik membuat
sekolah biasa. Hal ini karena siswa-siswa ini
penelitian
sampai dengan kelas empat SD belum bisa
penanaman karakter semangat kebangsaan di
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan tidak
SD Unggulan Aisyiyah Bantul.
mengenal
lagu-lagu
nasional.
Hal
untuk
melihat
bagaimana
ini
mengkhawatirkan wali murid tersebut karena kurangnya jiwa semangat kebangsaan pada
METODE PENELITIAN
siswa tersebut. Dari hasil wawancara pra
Jenis Penelitian
observasi dengan salah satu siswa tersebut,
Jenis penelitian yang digunakan dalam
mengemukakan bahwa di sekolahnya jarang
penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena
diadakan upacara bendera. Seorang wali
data yang disajikan bukan berupa angka,
murid SD berbasis agama juga mengakui
melainkan
bahwa siswa yang disekolahkan di SD yang
keadaan obyek yang diteliti. Data tersebut
berbasis agama juga kurang mendapatkan
diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
pendidikan semangat kebangsaan. Hal inilah
maupun dokumen. Informasi deskriptif adalah
yang mendukung peneliti untuk melakukan
kata-kata
yang
menggambarkan
1.034 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke-5 2016
gambaran lengkap tentang keadaan objek yang
berusaha untuk memberi teladan perilaku sesuai
diteliti..
dengan
indikator-indikator
semangat
kebangsaan.
nilai
Keteladanan
karakter yang
diberikan guru kepada siswa beraneka ragam.
Tempat dan Waktu Penelitian SD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Unggulan Aisyiyah Bantul. SD ini merupakan
terdapat 7 indikator nilai karakter semangat
SD Swasta berbasis agama Islam di bawah
kebangsaan yang dominan dan 2 indikator nilai
Lembaga
Yayasan
karakter semangat kebangsaan yang kurang
Aisyiyah. Penelitian dilakukan selama 2 Februari
dominan. Nilai dominan adalah nilai yang selalu
2016 hingga 22 Februari 2016.
nampak dalam pengamatan sedangkan nilai yang
Penelitian
ini
dilaksanakan
Muhammadiyah
melalui
di
kurang dominan adalah nilai yang kurang nampak atau tidak nampakdalam pengamatan.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah lima guru kelas, enam siswa, dan kepala sekolah.
Indikator nilai karakter semangat kebangsaan yang dominan yaitu 1) turut serta dalam upacara bendera, 2) menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara dengan teman dari suku lain, 3)
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
dalam
menggunakan
bahasa
Indonesia
dalam
penelitian ini melalui teknik reduksi data,
pembelajaran di dalam kelas, 4) menyanyikan
penyajian data, dan kesimpulan.
lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional lainnya, 5) membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini terdiri dari
mempertahankan kemerdekaan 6) bekerja sama
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
dengan teman dari suku, etnis, budaya lain
pedoman
berhubungan
berdasarkan persamaan hak, 7) menyadari bahwa
dengan strategi pembelajaran siswa lamban
setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan
belajar.
dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis
dokumentasi
yang
yang ada di Indonesia. Sedangkan indikator nilai semangat kebangsaan yang kurang nampak yaitu
Uji Keabsahan Data Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
1) mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Indonesia, 2) menyukai berbagai upacara adat di nusantara.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Guru memberi teladan kepada siswa
wawancara,
dalam kegiatan rutin. Bentuk keteladanan guru
observasi, dan studi dokumentasi dari tanggal 4-
dalam kegiatan rutin yaitu menyanyikan lagu
23 Februari 2016, diketahui bahwa guru selalu
wajib nasional setiap upacara bendera, dan setiap
Setelah
dilakuakan
Penanaman Karakter Semangat (Fadlilatun) 1.035
menerapkan
yang harus menjadi teladan, contoh yang baik
keidiplinan, serta pembiasaan-pembiasaan sikap
bagai siswa. Siswa akan lebih mudah berperilaku
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Novan A
seperti apa yang di lakukan guru. Memberi
Wiyani
contoh
pagi
sebelum
pembelajaran,
(2013:104)
yang
mendefinisikan
perilaku
yang
menjadi
indikator
kegiatan rutin sebagai kegiatan yang dilalukan
penanaman karakter semangat kebangsaan lebih
terus menerus dan konsisten.
efektif untuk menanamkan karakter semangat
Guru memberi teladan kepada siswa dalam
kebangsaan
kegiatan
Bentuk
cenderung mematuhi perintah guru dibanding
keteladan guru dalam kegiatan spontan berupa
dengan perintah orang tuanya. Hal ini sesuai
memberi pengertian dan peringatan secara lisan,
dengan semboyan Ki Hajar Dewantara (dalam
diberi conth real, dan di berikan contoh-contoh
Siswoyo dkk, 2011:180) yaitu “ing ngarso sung
tokoh panutan. Seperti ketika siswa kelas IV
tuladha” yaitu pendidik di depan memberi
bermain bendera merah putih kemudian seorang
contoh, contoh yaitu teladan.
insidental
atau
spontan.
kepada
siswa.
Bahkan
siswa
guru menegur siswa untuk mengembalikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bendera ketempat semula dan guru memberi
dalam persiapan pembelajaran yaitu pembuatan
pemahaman
RPP, guru-guru SD Unggulan Aisyiyah sudah
untuk
menghargai
bendera
kebangsaan. Hal ini sesuai dengan definisi
mencantumkan
kegiatan spontan yang diungkapkan oleh Novan
kebangsaan dalam RPP. Dalam pelaksanaan
A Wiyani (2013:104) bahwa kegiatan spontan
pembelajaran guru menerapkan pembelajaran
sebagai kegiatan yang dilakukan saat itu juga
aktif.
tanpa direncanakan sebelumnya.
semangat kebangsaan dalam materi pelajaran,
Guru memberi teladan kepada siswa dalam
guru menggunakan berbagai metode seperti
kegiatan berkala. Guru memberi teladan siswa
permainan, berdiskusi kelompok, dan bercerita.
dalam
dengan
Hal ini sesuai dengan cara mengintegrasikan
mendampingi siswa dalam setiap kegiatan
nilai-nilai karakter kedalam materi pelajaran
outbond, kunjungan studi ketempat bersejarah,
yang terdapat di dalam Desain Induk Pendidikan
dan kemah bakti yang di selenggarakan secara
Karakter yang di terbitkan oleh Kemendiknas
berkala. Hal ini sesuai dengan Kemendiknas
(2010:21) yaitu mengungkapkan nilai-nilai yang
(2010:14) yang mendefinisikan kegiatan berkala
ada dalam materi pembelajaran, mengintegrasian
merupakan
nilai-nilai karakter menjadi bagian terpadu dari
kegiatan
berkala
kegiatan
yang
adalah
dilakukan
oleh
Untuk
nilai
karakter
menanamkan
pembelajaran,
nilai
semangat
karakter
pendidik, peserta didik, dan tenaga kependidikan
materi
secara berkala.
perumpamaan
Keteladanan menjadi salah satu aspek penting
dengan kejadian-kejadian serupa dalam hidup
dalam keberhasilan penanaman karakter. Guru
para peserta didik, mengubah hal-hal negatif
sebagai figur panutan siswa merupakan sosok
menjadi nilai positif, mengungkapakan nilai-nilai
dan
membuat
menggunakan perbandingan
1.036 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke-5 2016
melalui
diskusi
dan
curah
pendapat,
sebelum menjalani proes pembelajaran agar
menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-
proses
nilai, menceritakan kisah hidup orang-orang
pendidikan. Dengan demikian, guru-guru SD
besar, menggunakan lagu-lagu dan musik untuk
Unggulan Aisyiyah telah melakukan apa yang di
mengintegrasikan nilai-nilai, menggunakkann
kemukakan oleh Thomas Lickona (2012:158)
drama untuk melukiskan kejadian-kejadian yang
bahwa guru bijak dalam membangun karakter
berisi
berbagai
melalui bidang akademik dengan cara mengelola
kegiatan seperti kegiatan pelayanan, praktik
kelas mereka yang mendorong tanggung jawab
lapangan melalui klub-klub atau kelompok
intelektual dan etika.
nilai-nilai,
kegiatan
untuk
menggunakan
memunculkan
pembelajaran
dengan
tujuan
Seperti yang dikemukakan diatas, SD
nilai-nilai
Unggulan
kemanusiaan.
sesuai
Aisyiyah
mengintegrasikan
juga
penanaman karakter semangat kebangsaan ke
karakter
dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai
kedalam
kegiatan
dengan
ekstrakurikuler.
Meskipun
mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran
dalam kegiatan kokurikuler masih dominan pada
bertujuan menjadikan peserta didik menguasai
penugasan materi pelajaran, namun dalam materi
kompetensi
tertentu seperti IPS dan PKn terdapat materi
dirancang untuk
yang
mengenal,
SD
Unggulan
menginterasikan semangat
Aisyiyah
penanaman
kebangsaan
kokurikuler,
dan
sarat
akan
nilai
nilai
karakter
semangat
pendapat
materi
menginternalisasi
penanaman
perilaku.
bagaimana
karakter tergantung pada
guru
mengajarkannya.
yang
(2013:59)
dan
peserta didik
atau
nilai-nilai
yang
ditargetkan
menjadikan
menyadari
kebangsaan. Dalam kegiatan ekstrakurikular, nilai
Asmani
peduli, dalam
dan bentuk
Dalam pemberdayaan dan pembudayaan
Pada
ekstrakurikuler HW yang mempunyai arti pasuka
sekolah,
pembela tanah air sangat terlihat penanaman
keberhasilan
karakter
Semua
penanaman nilai karakter semangat kebangsaan
ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai sarana
yang terdapat di dalam Panduan Penerapan
penanaman nilai karakter kebangsaan. Hal ini
Pendidikan Karakter Bangsa yang di terbitkan
sesuai dengan Desain Induk Pendidikan Karakter
oleh
yang di terbitkan oleh Kemendiknas (2010:22)
indikator di atas, hasil penelitian menunjukkan
yang meyatakan
kokurikuler dan
terdapat 7 indikator yang telah berjalan dengan
ekstrakurikuler akan semakin bermakna jika diisi
baik, dan 1 indikator yang kurang berjalan
dengan berbagai kegiatan bermuatan nilai yang
dengan dengan baik.
semangat
kebangsaan.
kegiatan
peneliti
menggunakan
sekolah
Kemendiknas
dan
(2010:28).
indikator
kelas
Dari
dalam
semua
Tujuh indikator yang berjalan dengan
menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. dan
baik yaitu 1) melakukan upacara rutin sekolah,
kesepakatan-kesepakatan dengan wali dan siswa
2) melakukan upacara hari-hari besar nasional,
Guru
melakukan
rancangan
Penanaman Karakter Semangat (Fadlilatun) 1.037
3)
menyelenggarakan
peringatan
hari
timbul
rasa
syirik
dalam
diri
siswa.
kepahlawanan nasional, 4) memiliki program
Sedangkan di SD Unggulan Aisyiyah tetap
melakukan kunjungan ke tempat bersejarah, 5)
melakukan upacara bendera secara rutin
mengikuti lomba pada hari besar nasional, 6)
dengan mengganti kata “Sang Saka Merah
bekerja sama dengan teman sekelas yang
Putih” dengan “Bendera Merah Putih” agar
berbeda suku, etnis, status sosial–ekonomi, 7)
tidak
kebijakan yang dilakukan sekolah dalam
bendera
penanaman
menghormati
nilai
karakter
semangat
timbul
pengkhultusan
Merah
perjuangan
para
dengan baik yaitu mendiskusikan hari-hari
demikian,
dalam
besar nasional.
ditanamkan
nilai
sekolah
yang
baik
namun
bendera
kebangsaan. Indikator yang kurang berjalan
Pemberdayaan
Putih,
terhadap sebatas
kenegaraan
Pahlawan. diri
dan
Dengan
siswa
menghormati
dapat bendera
dan
pengembangan
merah putih dan menhargai jasa para
akan
mempermudah
pahlawan tanpa menimbulkan syirik.
pendidik dalam membentuk karakter semangat
2. Guru
menanamkan
nilai
semangat
kebangsaan siswa. Hal ini sesuai dengan
kebangsaan dengan menghormati pemangku
pendapat Thomas Lickona (2012:271) yang
daerah atau pejabat daerah. Ketika kemah
menyatakan bahwa sekolah itu sendiri harus
bakti, secara mendadak ada kunjungan
mewujudkan karakter yang baik. Pendidikan
Gubernur DIY ke lokasi kemah. Guru
karakter adalah tentang menjadikan sekolah
mengajak siswa untuk menghormati pejabat
berkarakter.
dengan memberi upacara penghormatan.
Selain pembahasan di atas, juga
mendapat
berkaitan
temuan
dengan
penelitian
penanaman
peneliti
Menghormati pejabat merupakan salah satu
yang
bentuk semangat kebangsaan yang ada di
karakter
SD
Unggulan
Aisyiyah.
Dengan
semangat kebangsaan yaitu:
menghormati pejabat, siswa diajarkan untuk
1. Perbedaan SD Unggulan Aisyiyah Bantul
menghargai jasa para pejabat negara yang
dengan SD yang berbasis agama lainnya dalam
penanaman
karakter
semangat
telah bekerja untuk kepentingan bangsa. 3. Dalam
kegiatan
Hizbul
Wathon
yang
kebangsaan terlihat pada kegiatan Upacara
mepunyai arti pasukan pembela tanah air,
bendera dan kegiatan menyanyikan lagu
nilai-nilai semangat kebangsaan di padukan
wajib di pagi hari. Dari hasil wawancara pra
dengan nilai-nilai religius. Misalnya siswa
observasi, beberapa SD berbasis agama
mengikuti kemah budaya dan kemah bakti.
telah
mengurangi
Dalam acara kemah, diadakan sholat tahajud
kegiatan upacara bendera dengan alasan
bersama. Dalam Hizbul Wathon, untuk bisa
ketika memberikan penghormatan kepada
naik jenjang yang lebih tinggi, siswa tidak
bendera merah putih, dikhawatirkan akan
hanya diwajibkan menguasai materi yang
meniadakan
ataupun
1.038 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke-5 2016
Berdasarkan
diajarkan dala Hizbul Wathon tetapi juga di tambah dengan kompetensi keagamaan. 4. Setiap kelas mempunyai wali kelas dan guru pendamping.
Wali
kelas
dan
guru
hasil
pembahasan,
maka
disimpulkan
bahwa
penelitian
penelitian
ini
penanaman
dan dapat
karakter
semangat kebangsaan di SD Unggulan Aisyiyah
pendamping bertanggung jawab penuh atas
dapat
dilihat
apa yang terjadi dalam kelas tersebut. Setiap
pembelajaran,
pagi sebelum pelajaran, dan setiap akan
pembudayaan.
dari dan
aspek
keteladanan,
pengembangan
serta
pulang, guru kelas wajib masuk kelas untuk
Aspek keteladanan guru kepada siswa
mendampingi siswa berdoa, bertadarus, dan
menunjukkan hasil bahwa nilai Indikator nilai
memberikam motivasi pagi serta refleksi
karakter semangat kebangsaan yang dominan
hari itu. Dalam kegiatan ini sangat efektif
yaitu 1) turut serta dalam upacara bendera, 2)
untuk membangun atmosfer dan emosi
menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara
dalam
menciptakan
dengan teman dari suku lain, 3) menggunakan
pembelajaran yang kondusif. Kegiatan ini
bahasa Indonesia dalam pembelajaran di dalam
juga efektif untuk disisipi penanaman
kelas, 4) menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
karakter kepada siswa. Setiap siswa selalu
lagu wajib nasional lainnya, 5) membaca buku-
menurut dan sangat dekat dengan wali
buku mengenai suku bangsa dan etnis yang
kelasnya masing-masing. Sehingga tidak
berjuang
heran jika apa yang di katakan guru dan di
kemerdekaan 6) bekerja sama dengan teman dari
perintahkan guru akan di turuti oleh siswa.
suku, etnis, budaya lain berdasarkan persamaan
5. Para
kelas
guru
untuk
memaksimalkan
komunikasi
bersama
dalam
mempertahankan
hak, 7) menyadari bahwa setiap perjuangan
dengan wali murid melalui grup whats app
mempertahankan
kemerdekaan
dilakukan
kelas. Grup WA ini aktif selama 24 jam.
bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di
Grup WA sangat membantu guru dalam
Indonesia. Sedangkan indikator nilai semangat
memantau perkembangan siswa di rumah.
kebangsaan yang kurang nampak yaitu
Guru juga melakukan temu wali minimal
mengagumi banyaknya keragaman bahasa di
sekali dalam sebulan. Melalui komunikasi
Indonesia, 2) menyukai berbagai upacara adat di
yang intensif antar guru dengan wali siswa
nusantara.
1)
sangat memberi pengaruh yang besar dalam
Aspek pembelajaran yang dilakukan oleh
penanaman karakter semangat kebangsaan
guru kepada siswa menunjukkan bahwa guru
dalam diri siswa.
melakukan pengintegrasian penanaman nilai karakter semangat kebangsaan ke dalam proses
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
pembelajaran. Guru
mengintegrasikan
nilai
karakter kebangsaan dalam materi pelajaran dengan a) mencantumkan nilai-nilai karakter
Penanaman Karakter Semangat (Fadlilatun) 1.039
semangat
kebangsaan
di
dalam
RPP,
b)
mengambangkan proses pembelajaran peserta
Saran Bersumber
didik aktif yang memungkinkan peserta didik
pada
temuan
dan
memiliki kesempatan melakukan internalisasi
kesimpulan penelitian ini, maka terdapat saran
nilai
dan
untuk guru, sekolah, dan siswa. Bagi guru,
menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai, c)
penanaman nilai karakter khususnya mengagumi
memberikan bantuan kepada peserta didik yang
banyaknya keragaman bahasa di Indonesia dan
mengalami kesulitan untuk internalisasi nilai
menyukai berbagai upacara adat di Nusantara
karakter semangat kebangsaan maupun untuk
lebih
menunjukkannnya
d)
kedekatan emosi terhadap orang yang berasal
semangat
dari luar daerah ataupun dengan lebih sering
kebangsaan kedalam kegiatan kokurikuler. e)
menceritakan keragaman bahasa dan upacara
mengintegrasikan
daerah di Nusantara. Bagi sekolah, siswa bisa
karakter
mengintegrasikan
semangat
kebangsaan
dalam nilai
nilai
perilaku.
karakter
karakter
semangat
di
tingkatkan
diajak
mengintegrasikan
semangat
peringatan hari-hari besar agar terbiasa dengan
kebangsaan dalam kegiatan pendidikan non
hari-hari besar nasional, serta mewajibkan
formal, g) kelengkapan dan teknik penilaian
kembali bagi semua kelas untuk menyanyikan
karakter semangat kebangsaan dalam proses
dan menghayati 1 lagu wajib nasional setiap
pembelajaran.
pagi. Bagi siswa, dapat meningkatkan nilai
karakter
dalam
menggunakan
kebangsaan kedalam kegiatan ekstrakurikuler, f) nilai
terlibat
dengan
kegiatan
persiapan
Aspek pemberdayaan dan pengembangan
karakter semangat kebangsaan dengan banyak
sekolah menunjukan bahwa terdapat 7 indikator
membaca buku mengenai kebangsaan, serta
yang berjalan dengan baik dan 1 indikator yang
mengembangkan
kurang berjalan dengan baik. Indikator yang
internalisasi nilai semangat kebangsaan dengan
berjalan dengan baik yaitu 1) melakukan upacara
cara yang menyenangkan seperti menonton film
rutin sekolah, 2) melakukan upacara hari-hari
yang sarat dengan semangat kebangsaan atau
besar nasional, 3) menyelenggarakan peringatan
mengunjungi tempat besejarah secara mandiri.
hari
kepahlawanan
program
melakukan
nasional, kunjungan
4)
diri
untuk
memperkuat
memiliki ke
tempat
bersejarah, 5) mengikuti lomba pada hari besar nasional, 6) bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial–ekonomi, 7) kebijakan yang dilakukan sekolah dalam penanaman nilai karakter semangat kebangsaan. Indikator yang kurang berjalan dengan baik yaitu 1) mendiskusikan hari-hari besar nasional.
DAFTAR PUSTAKA Darmiyati Zuchdi dkk.(2012). Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press. Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yoyakarta: UNY Press.
1.040 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke-5 2016
Jamal Ma’mur Asmani.(2013). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Kemendiknas. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas. Novan
Ardy Wiyani.(2013). Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Thomas Lickona. (2012). Character Matter. Jakarta: Bumi Aksara.