Aplikasi I.fotop dan Radiasi. 1996
PENAMPILAN REPRODUKSI DOMBA MERINO BERLAKTASI SETELAH KELAHIRAN (fOSI PARTUM) YANG OmERI SUPLEMENTASI UREA DAN PROTEIN LANGSUNG (BYPASS) T. Tjiptosumirat daDG.N. Hinch.. .Pusat Aplikasi lsotop dan Radiasi, BAT AN ..Department of Anima! Science,University of New England. Australia
ABSTRAK PENAMPILAN REPRODUKSI DOMBA MERINO BERLAKTASI SETELAH KELAHIRAN (r.Q§I PARTUM) YANG DIBERI SUPLEMENTASI UREA DAN PROTEIN LANGSUNG (BYPASS). Suatu percobaan pengaruh suplementasitcrhadap konsentrasihormon luteinising (LH) pada domba jenis Merino berlaktasi telah dilakukan. Total jumlah hewanyang digunakan dalam percobaanini adalah 54 ekor clan dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan pemberian suplemen,yaitu 1 kg cacahanoat; 1 kg cacahanoat + 3% urea clan 1 kg cacahanoat + 250 g biji kapuk. Perlakuan diberikan pada saat 4 minggu ~~. Dalam pengamatanini seluruh hewan percobaandiberi eksogenus"gonadotrophin releasing hormone" (GnRH) sintetis, guna melihat lebih jelas pengaruh suplementasipada konsentrasi hormon lutcinising (LH) yang disekresidari kelenjar hipofise. PengukuranLH dilakukan dengansuatu paket(kits) radioimmunoassayuntuk LH dalamplasma darah. Hasil percobaanini menunjukkan bahwa suplementasidenganurea 3% memberikan pengaruhyang nyata (P<0,05) terhadap konsentrasi atau tingkatan LH. Namun demikian, hal ini tidak didukung adanya perbedaandari owlasi owm padatiap kelompok hewanpercobaan. Simpulanyang dapatditarik dari percobaanini ialah adanyakecenderungan bahwa suplementasi urea dapat mempengaruhi tingkat LH atau kondisi anestrus pada domba berlaktasi. sehingga besar kemungkinannyawaktu anestrus dapat diperpendek.
ABSTRACT REPRODUCTIVE PERFORMANCE OF LACTATING MERINO EWES POST PARTUM WITH UREA AND BYPASS PROTEIN SUPPLEMENTATION. An experiment on the impact of supplementationon luteinising hormone (LH) in lactating Merino ewes has beenconducted. Fifty four lactating Merino eweswere used and were divided into 3 supplementedgroups: I kg oaten chaff; I kg oaten chaff + 3% urea and I kg oaten chaff + 250 g cotton seedmeal. The treatment was commencedon the 4th week post partum. To assesthe effect of supplementation,an administration of exogenous synthetic gonadotrophin releasinghormone(GnRH) was given to all experimentalanimalsto seethe changesof the sensitivity of pituitary gland releasingluteinising hormone(LH). A radioimmunoassaykits was usedto seethe changeof plasma LH. Result indicated that urea supplementationsignificantly (P'::0.05) affected the level of circulating LH. However, this result was not strengthenedby the insignificant difference of the ovulation rate for each group of treatment. Nevertheless,it can be concluded that urea supplementationtends to alter the resumption of circulating LH level in lactating anoestrousMerino ewes, and so possibly the anoestrousperiod may be shortened.
PENDAHULUAN Peningkatanreproduksipada ternak ruminansia, khususnyayang mempunyaiperiodebirahi tertentuakibat iklim, sangatlahdiperlukan. Terhadapternak ruminansia kecil, seperti domba Merino, pengaruh iklim tersebut menyebabkanternak hanya dapat berproduksi satu kali dalam satutahun. Problematiksemacamini hanyaterjadi padadaerah-daerahyang memiliki 4 musim(yaitu: panas. gugur, dingin, dan semi) setiaptahunnya. BINDON dkk. (1) mengungkapkanbahwasiklus reproduksiternakruminansia kecil meningkatantara musim semi-panasdaDkemudian menuTUD, atau bahkan tidak ada sarna sekali di antaramusimgugur-dinginhingga menjelangmusim semi berikutnya. Keadaansemacamini menimbulkandorongan untuk melakukan suatu penelitian terhadappenampilan reproduksi ternak domba di Australia, dengan meng-
gunakansuplementasi pakanyangdikombinasikandengan pemberiantambahan hormon sintesis untuk menstimuli siklus birahi. Beberapa penelitian terdahulu (2, 3, 4) telah menujukkanbahwa pemberianhormon sintetis "gonadotrophin releasinghormone" (GnRH) daD hormon melatonin (5, 6, 7) efektif untuk meningkatkan konsentrasi hormon luteinising (LH) daD hormon stimulasi folikel (FSH) yang bersirkulasi, sehingga mengakibatkanterjadinya pelepasansel telur (ovulasi) yang siap untuk dibuahi. Pemacupenampilanreproduksisemacamini telahlama dievaluasi dengan basil akhir yang efektif untuk meningkatkanreproduksiternak ruminansiakecil (8, 9). Bila dilakukan di Indonesiahal ini tidak demikian, mengingat kendala yang dihadapi bukan hanya sekedar pengaruh iklim, tetapi juga pengaruh pakan yang tersedia, serta ekonomidalam hal pengadaanhormon sintetis. 19
Aplikasi 1sotopdan Radiasi,1996
Beberapa penelitian lain telab menunjukkan bahwa perbaikanpakan, yang menambahkeseimbangan protein dan/atauenergi (rasio P:E), dapat meningkatkan penampilanreproduksiternak ruminansiabesar(10--13). Berdasarkan bal tersebut, maka dilakukan penelitian denganmengkombinasikan keduaperlakuantersebut,yaitu pemberianGnRH dosisrendahdan perbaikanpakanyang diberikan. Penelitian ini dilakukan di Australia bagian Selatanmengingatiklim padadaerahtersebutrnempunyai pengarohbesarpadapenampilanreproduksibewanrulninansia,khususnyaruminansiakecil. Aplikasi basil penelitian ini, khususnya untuk negaraberiklim tropis seperti Indonesia,dapat langsung diterapkan,mengingatsebahagiankendalauntuk meningkatkan reproduksiternak disebabkanoleb kurang efisiennya pakan. Selanjutnya, teknik ini dibarapkan dapat diterapkan di Indonesia sebagaisalah satuusaba untuk meningkatkan penampilan reproduksikarnbing PE atau ruminansiakecil lainnya.
BAHAN DAN METODE Tujuan Percobaan. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari suplementasi protein, yang berasa1dari nitrogen bukan protein (NPN) dan protein langsung (bY-Rass Rrotein), pada sensitivitas kelenjar hipofise terhadap eksogenus GnRH dalam mensekresikan LH. Lokasi. Percobaan ini dilakukan di pusat penelitian Universitas New England -Am1idaIe, dengan menggunakan 6 areal padang gembala yang masing-masing mempunyai potensi ketersediaan rumput 1,5 ton bahan kering/ha. Tumbuhan yang dominan pada saat penelitian dimulai adalah Danthonia SF. dan Poa SF. Hewan Percobaan. Lima puluh sembilan domba Merino betina, yang berasal dari persilangan Merino X Border Leicester, digunakan daIam penelitian ini. Dombadomba tersebut dalam peri ode anestrus berlaktasi, yaitu :!: 28 ban setelah melahirkan dan sedang menyusui aDak domba tunggal maupun kembar. Bobot badan pada saat dimulainya percobaan ini adalah 52,5 :!: 2,1 dan 4,5 :!: 0,2 kg, masing-masing untuk induk domba dan aDak domba. Pakan daD Perlakuan. Hewan percobaan beserta anak dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan secara acak berdasarkan pada bobot hewan daD jumlah aDak yang dilahirkan per induk ~ §k&). Pada kelompok I (kontrol). hewan mendapat peluang untuk merumput yang tersedia di padang gembala + 1 kg cacahan oat/ekor/hari (OC), yaitu sejenis tumbuhan gandum kering yang dicacah (0,82% N/ kg oat). Kelompok II, di samping merumput. hewan mendapat I kg OC/ekor/hari yang telah dilabel dengan 3% urea (2,4% N/kg oat). Kelompok III. hewan berpeluang merumput + 1 kg OC + 250 gram pelet biji kapok (CSP dengan 5,12% N (32% protein kasar) daD 2% urea/kg CSP). Air rninum tersedia ~ libitum sepanjang hari selama percobaan ini berlangsung. Letak ketiga kelompok hewan tersebut dirotasi setiap minggu sekali sesuai dengan jumlah padang gembala yang tersedia. Tabel I menunjukkan perlakuan pemberian pakan.
20
Tabel I. Perlakuanpemberianpakan pada ternak domba percobaandan aDakdomba Kelompok I
(Kontrol) Rumput + I kg DC per ekor
(DC) Domba
Merino
Kelompok 2 Rumput + 1 kg OC dilabel dengan 3% ora per ekor (OC + U)
-
Kelompok 3 Rumput + 1 kgOC + 250 g CSP (32% CP) per ekor (OC + CSp)
n= 19
n =23
---
n= 17
Pelaksanaan Percobaan. Bobot badan dicatat satu hari sebelumpercobaandimulai daDkemudiansetiap satuhari sebelumdilakukannyalaparoscopy.Gejalatimbulnya biram padadombabetina dipantaudenganmenggunakanpejantan(yangtelah dikastrasi)yang diberi "harness" Jilin di dadanya. Adanya tanda warDa Jilin pada punggung betina, menandakanbahwa domba betina tersebutbirahi. WarDa dari harness Jilin tersebut diganti setelah perlakuan laparoscopyuntuk pengamatansiklus birahi pada periode berikutnya. Jadwal pelaksanaan laparoscopyadalahsebagaiberikut: Hari setelah kelahiran
Kegiatan
Keterangan
42
Sinkronisasiestrus
61 78 88
Laparoscopy pertama Laparoscopy kedua Pengambilan sampel darah.
Dengan menggunakan sponges vagina selama 12 hari Mendeteksi fungsi ovarium. Mendeteksi fungsi ovarium. Untuk radioimmunoassay LH.
Laparoscopy ketiga.
Dilanjutkan dengan selesainya periode suplementasi. Untuk mendeteksi adanya
108
pengaruh yang berkelanjutan
(2!m:-over ~. Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah: pertambahan bobot badan domba retina dan anak, timbulnya birahi, dan aktivitas ovarium dengan cara laparoscopy (14), dan konsentrasi LH dalarn plasma darnh yang diukur dengan menggunakan metode radioimmunoassay (RIA; 15). Pengarnbilan darah dilakukan 11 kali dalarn satu hari dan hanya terhadap 8 ekor domba retina yang dipilih secara acak per kelompok perlakuan (total dari 3 kelompok perlakuan adalah 24 ekor domba). Jumlah darnh yang diarnbil adalah 5 ml, dengan selang waktu pengarnbilan 20 meRit untuk 7 sampel pertama, 30 meRit untuk 2 sampel berikutnya, dan I jam untuk 2 sampel terakhir. Segerasetelah selesai pengarnbilan darah yang kedua, keseluruhan domba diberi suntikan 50 g eksogenus GnRH. Setelah serum dipisahkan, sampel serum kemudian disimpan dalarn lemari pendingin dengan suhu -20°C hingga dilakukannya pengukuran LH. Data reproduksi dari percobaan ini dianalisis dengan penghitungan pengulangan (re~ated measures)dan berdasarkan pada rancangan faktorial (16). Data tersebut ditransforrnasikan ke nilai logaritma pada saat pengolahan, tetapi yang tercantum dalam tabel penyajian data adalah nilai yang sebenamya. Data bobot badan dianalisis
~
Aplikasi [sOlopdon Radiasi,1996
denganpenghitunganpenguJanganfaktorial tanpa transformasi (17). Perbandingannilai tengah untuk masingmasing parameterdilakukan denganbeda nyata terkecil (18).
BASH.. DAN PEMBAHASAN Adanya musim kering yang berkepanjangan, menyebabkan pakanbasalyangtersediapadapadanggembala menjadi kurang. Hal ini temyatajuga tetaptampak waJaupuntemakdombatelah diheri pakantambahansebesar 1 kg OC sepertiyang tampak pada Tabel 2 di bawah.
tidak imenunjukkanadanyaresponsyang positif, bait itu pada bobot badan maupunpada penampilan reproduksinya. Harapanadanyaperbaikanpenampilanreproduksi akibat pengaruhsuplementasiini menjadi kurang,karena pakanyang kurangmemadai. Keadaanaktivitasovarium dalammelepaskansel-seltelur (ovum)danjumlah temak yang menunjukkantanda-tandabirahi, selarnapercobaan ini berlangsung,disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3.
Pengaruh
suplemcntasi
pad a penampilan
reproduksi
domba Merino
Pararnet.:r
Kelompok I
Tabel 2. Pengaruh perlakuan suplementasi pada penurunan bobot badan temak domba clan pertambahan bobot badan anak
OC
Kelompok 2 Kelompok 3 Perbedaan
OC+U
OC+CSP
--Parameter
KelompokI OC
Kelompok2 OC+U
Kelompok3 Perbedaan OC+CSP
tn.
Pertambahan
bobot badananak (g/d/e.:!: sem) 128,6 10,9
134,77,6
151.711.9
to
Pertambahan
bobot badan induk (g/h/e sem)
to
-191,620,6"
-199,6 19,6'
-135,824,3'
P < 0,05
') to = tidak nyata
Peningkatanrobot badan anak tidak menunjukkan adanya perbedaanyang nyata untuk masing-masing kelompokperlakuan. Sebaliknya,terdapatperbedaan yang nyata (P<0,05) pada rata-rata penurunan bobot badan induk dombaantara kelompok 1 dan 2 dibandingkandengankelompok3, yaitu masing-masing-191,6:!: 20,6dan -199,6 :!: 19,6 dengan-135,8 24,3. Pola kenaikanbobot badan aDak domba daD penurunan robot induk domba disajikandalam Gambar 1. Penurnnanbobotbadan dari seluruh induk domba yang berlaktasi disebabkankarena kebutuhan akan nutrisi meningkatyang digunakanuntuk pengadaansusu, sedangkanketersediaanpakan terbatas,sehingga terjadi pembakaran(katabolisme)cadanganjaringantubuh untuk mengantisipasikekuranganbahan untuk mencukupipembentukansusu(19,20). Keterbatasanpakanyangtersedia ini akibat adanyamusim kering yang berkepanjangan. Padakelompok dombayang mendapatkansuplementasi 250 g CSP, penurunan robot badannyasecara nyata (P<0,05) lebih kecil bila dibandingkandengandua kelompok suplementasilainnya (Tabel 2). Keadaan ini menunjukkanbahwasuplementasi denganproteinlangsung (by-oassRrotein)dapatmengantisipasiadanyakekurangan pakansebagaipasoknutrisi, sepertitelahdiungkapkanoleh PRESTONdaDLENG (20), sehinggasebagaikonsekuensiDrapenurunanbobotbadanlebihkecil. Sedangkan dalam percOOaan ini, dombayang mendapatsuplementasi urea3%
Catalan: *) Dihitung berdasarkan jumlah total corpora lutea (CL) yang diternukan pada domba dalam suatu kelompok dibagi dengan jumlah temak domba yang ada dalam kelompok tersebut. **) Dihitung berdasarkanjumlah total folikel pada ovarium yang berdiameter > 6 rom dan total CL pada domba dalam suatu kelompok dibagi denganjumlah temak domba dalam kelompok tersebut. Persentase domba yang menunjukkan estrus/birahi dihitung dari jumlab temak domba betina yang tertandai oleh domba jantan dibandingkan dengan jumlah adanya CL.
domba yang berovulasi atau menunjukkan
Keadaansebaliknyaterjadi pada konsentrasiLH yang diamati, yaitu denganadanya pemberianurea 3% padacacahanbatangoat, sensitivitaskelenjarhipofiseterbadapadanyaeksogenusGnRH menjadi meningkatsecara nyata(P
KESIMPULAN Suplementasi non-proteinnitrogen(urea)dan protein langsung~, peletbiji kapuk)dengancacahanoat daD rumput lapangansebagaipakan basal, ternyatatidak meningkatkanovulasiternak dombaMerino. Akan tempi, pemberianurea 3% memberikanpengaruhyangnyampada tingkat sensitivitassekresihormon leuteinisingolehkelenjar hipofise denganadanyapemberianeksogenusGnRH. Namun, perbedaanini tidak didukung oleh timbulnya estrus/birahidan aktivitas ovari pada akhir percobaan.
21
Aplika.fi J .fotop don Radiasi. J996
Walaupun suplementasiurea meningkatkanrumen ammonia (20) dan juga plasmaurea (21), sehingga menyebabkanperubahanrasio protein:energi(p:E) yang mengakibatkan meningkatnyasensitivitaskelenjarhipofise denganadanya GnRH, dalam percobaanini hat tersebut tidak terbukti. Dengan demikian mekanismedaTisuplementasiurea yang diharapkandapatmeningkatkansensitivitas kelenjar hipofise oleh GnRH masih membutuhkan penelitian yang lebih Ianjut.
UCAPANTERIMA KASm Padakesempatanini, penulis mengucapkanterima kasihpadaDR GeoffmNCH selakupembimbing,baik dalam pengambilansampelmaupun penulisanbasil percobaanini. Selain itu, penulisjuga mengucapkanterima kasih alas bantuan moril yang telah diberikan oleh selurub rekan-rekan di kelompok Nutrisi daD Reproduksi ternakdi PAIR, BATAN.
PUSTAKA BINDON, B.M., PIPER, L.R., CUMMINS, L.J., O'SHEA,T.,lnLLARD, M.A., FINDLAY, J.K. and ROBERTSON,D.M., "Reproductiveendocrinology of prolific sheep:Studiesof the BooroolaMerino"., Geneticsof Reproductionin Sheep. [LAND, R.B. and ROBINSON, D.W., eds.J,Butterworths,London, United Kingdom (1985) 217. 20 McNEll.LY, AoSoand WALLACE, JoM., "The effect of follicular fluid on ovulation rate in the ewe"o,Follicular Growth and Ovulation Rate in Fann Animals [ROCHE, J.F. and O'CALLAGHAN, Do, edso).
(1987) 119. 3. RYAN,l.P.,HUNTON, l.R. and MAXWELL, W.M.C., Time of ovulation in Merino ewes superovulated with PMSGand FSH-P,Reproduction,Fertility and Development.1:(1992) 91. 4. MILLER, D.W. and MARTIN, G.B., Increasesin ovulationrateand gonadotrophinconcentrationin goats and Merino sheepafter treatmentwith bovinefollicular fluid, Animal Reproduction Science. .li (1993)225. 5. KENNAWAY, D.l. ,GILMORE, T.A., and SEAMARK, RF., Effect of melatoninfeedingon serumprolactinand gonadotrophinlevelsand the onsetof seasonaloestruscyclicity in sheep,EndocrinologylQl (1982) 1766. 6. NElT, T.M., andNISWENDER G.D., Influence of exogenous melatonin on seasonality of reproduction in sheep, Theriogenology 11 (1982) 645.
The Controlof the OvarianCycle in the Sh~ [ROBINSON,TJ. eds.], SydneyUniversityPress, Australia. (1967)76. 9. MOORE, N.W. and HOLST, PJ., "The evaluationof progesteroneand SC-9880-impregnated intravaginal spongesused with PMS for the induction of breeding in the anoestruscrossbredewe", The Control of the Ovarian Cycle in the Sheep[ROBINSON, TJ. eds.], SydneyUniversityPress, Australia (1967)76. 10. TELENI, E., ROWE,J.B., CROKER K.P., MURRAY, P.J.,and KING, W.R., Lupins and energy-yielding nutrients in ewes: Responsein ovulationrate in ewe to increasedavailability of glucose,acetateand amino acids,Reproduction,Fertility and Development1 (1989) 117. II. ROBINSON,J. J., Nutrition in the reproductionoffarm animals, Nutrition ResearchReviews:l (1990)253. 12. TRPTOSUMIRAT, T., SYAMSI, A., KAMMARUDDI, S. dan HENDRATNO, C., "Pengaruhpemberian suplemenpakan urea multinutrien molasesblok (UMMB) dan protein by-passterhadappenampilan reproduksikambing peranakanEtawah", Aplikasi Isotopdan RadiasiBidangPertanian,Peternakandan Biologi,(Risalah PertemuanIlmiah. Jakarta, 1992) BATAN. Jakarta(1993)699. 13. GHOSH, A., ALAM, M.G.S., and AKBAR, M.A., Effect of urea-molasses-mineral block supplementa. tion on post-parturnovarian activity in Zebu cows. Animal ReproductionSciencen (1993)61. 14. KILLEEN, 1.0., and CAFFERY, G.J., Uterine insemination of ewes with the aid of a laparoscope,Australian Veterinary Journal~ (1982) 95. 15. GIDLEY-BAIRD, A.A., and BINDON, B.M. A solid phasefor luteiniring hormonein mouseplasma Australian Journal of Biological Science£2.(1976) 105. 16. JENNRICH,R., SAMPSON,P., and FRANE, J., Analysis of variance and covarianceincluding repeated measures,BMDP StatisticalSoftware[DIXON, W.J., BROWN, M.B., ENGLEMAN, L., FRANE, J.W., Hill, M.A., JENNRICH, R.I., and TOPOREK, J.D., eds.], University of California Press(1981)359. 17. GILMOUR, A.R., REG -A GeneralisedLinear Models Program. 2ndEd. Department of Agriculture, New SouthWales. Australia. (1985). 18. STEEL, ROBERT G.D. and TORRIE, J. H., Principles and Proceduresof Statistics:A Biometrical Approach. 2ndEd. Sydney:McGraw-Hili Book Company (1982) 173. 19. BRYANT, D.T.W., and SMITH, R.W. The effect of protein synthesis in ovine skeletal muscle, Journal of Agricultural Science, Cambridge, 22 (1982) 319.
7. ARENDT, J., SYMONS,A.M., LAUD, C.A., and PRYDE, S.J., Melatonin can induce early onsetof the breeding seasonin ewes,Journal of Endocrinology 21 (1983) 395.
20. PRESTON,T.R., and LENG, R.A., Matching Ruminant ProductionSystemwith Available Resourcesin the Tropicsand Sub-Tropics.PenambulBooks,Armidale. Australia (1987) 51.
8. ROBINSON, T.I., MOORE, N.W., HOLST, P.I., and SMITH, I.F., "The evaluationof severalprogestagens administeredin intravaginalspongesfor the synchronisation of oestrusin the entire cyclic Merino ewes",
21. NOLAN, J.V. and STACHIW, S. Fermentationand nitrogendynamicsin Merino sheepgiven a low quality roughagediets. British Journal of Nutrition ~
22
(1979) 63.
-
Aplikasi Isotopdan Radiasi,/996
65
~ ~
60
E
55
.. .a 0 '0
i
.. .a '0
50
.8 0
m
45
40
25
~
20
~
.. .. ..
..c."~
oM C
...A "",.
15
C
1 .a
10
- .,..
~ 0
III
5
0
-.I
-30
.I
-15
.I
0
.I
15
-0-
Grup Kontrol
-.6..-
Orup 2: OC+3%
-8-
Orup 3: OC+250g
.I
30
.I
45
urea
.I
60
CSP .I
75
90
Waktu (harl)
Gambar 1 Pola penurunan bobot badan pada induk domba (graflk atas) dan pertarnbahan bobot badan aDak domba (grafik bawah), masing-masing untuk setiap kelompok perlakuan. Hari 0 menunjukkan han dimulainya percobaandan aDak domba telah ditimbang 22 hari sebelumnya
140r
E
"01
.5-
-'%
~ -c = c 0
~
0
50
100
150
200
250
300
350
Waktu (menit)
Gambar 2 Grafik konsentrasiLH dalam plasma untuk masing-masingkelompok perlakuansetelahpemberian50 g sintetis GnRH r'.." menandakan bedanyataP
Aplika.ri [.rotop don Radiasi, J 996
DISKUSI
JENNY EDWARDLY Adanya gangguancuaca yang Anda sebutkan tentu mempengaruhi basil percobaan.Tidakkah Anda mengulangi percobaantadi, agar data yang diperoleh sesuaidenganyang diharapkan?
Torn TJlPTOSUMIRA T Jelasada. tetapipada percobaanini adalahmelihat kepekaandaTikelenjar lipofise terhadapGnRH pada saatanestrus.
C. HENDRA TNO
Adanyaurea sebagaisuplemenyang memberikan harapan dapat mempersingkatperiode anestrus,apakah sebaiknyapengamatandapat dilaksanakandi Indonesia denganpakanyang tersediadi sini?
Torn TJlPTOSUMIRA T Dapat. Dengan adanyaketersediaanjenis-jenis NPN yang ada di Indonesia. hal ini dapat diterapkan untuk menanggulangi masalah periode anestrus yang cukup lama. sepertipada ternakkambingPE.
24
Ke Daftar Isi