Jurnal Perspektif Arsitektur
│Volume 8 / No.2, Desember 2013
PEMILIHAN MODEL DESAIN RUMAH MURAH YANG BERKONSEP ECO DAN SEHAT Studi Kasus Kawasan Tepian Sungai Kota Palangka Raya Tari Budayanti Usop, ST.,MT1 Abstrak Kawasan tepian sungai kota Palangka Raya memiliki potensi dan permasalahan yang menarik untuk diteliti. Terutama tentang perkampungan kumuhnya, berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada maka perlunya suatu pemikiran untuk memperbaiki kawasan perkampungan tersebut dalam suatu alternatife pemilihan model desain hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.Rumah merupakan suatu kebutuhan utama bagi setiap manusia, masalah tempat tinggal merupakan masalah yang mempunyai pengaruh didalam kehidupan manusia sehari-hari.Apalagi dengan bertambahnya populasi manusia, dan semakin meningkatnya harga lahan / tanah maka muncul masalah kesehatan pada rumah dan lingkungannya.Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani seperti membaca, menulis, istirahat dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan sebagainnya. Rumah Murah yang berkonsep Eco dan Sehat merupakan salah satu alternative pendekatan social terhadap masyarakat berpendapat rendah sebagai tuntutan dasarnya dalam penyediaan rumah murah.Seperti yang diketahui kawasan tepian sungai Kahayan, kondisi rumahnya mengalami penurunan kualitas, lingkungannya tidak sehat.Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang selalu tergenang air maka perlunya perhatian desain yang sehat, ekologis. Patokan rumah yang sehat dan ekologis serta terkesan bersahabat adalah : terdapat kawasan penghijau, menggunakan bahan-bahan yang alamiah, menggunakan ventilasi alam untuk menyejukan udara dalam bangunan, menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan system bangunan kering. Kata kunci :Rumah Murah, Konsep Eco dan Sehat, Kawasan Tepian Sungai Kahayan. PENDAHULUAN Indonesia termasuk dalam status negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk 230 juta jiwa pada 2010, dan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia adalah rumah dengan harga terjangkau atau murah.Bagi masyarakat Indonesia rumah murah bukan lagi pilihan, tetapi sebuah jalan yang tidak mau harus ditempuh.Persoalannya adalah pemerintah bergerak sangat lambat dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang satu ini, akibatnya masyarakat kemudian menbangun sendiri rumah murahnya dengan segala keterbatasan pengetahuan desain, material, dan teknologi membangun.Akhirnya rumah murah yang dibangun terkesan tidak memadai, tidak sehat, juga tidak indah.
1
Staff Pengajar Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya
50
ISSN 1907 - 8536
Volume 8 / No.2, Desember 2013 │
Jurnal Perspektif Arsitektur
Palangka Raya merupakan ibu kota Kalimantan Tengah, yang memiliki 3 (tiga) daerah aliran sungai (DAS) terbesar, yaitu : Sungai Sebagau, Rungan, dan Kahayan. Dan salah satu daerah aliran sungai yang melewati wilayah kota Palangka Raya adalah Sungai Kahayan, hal ini merupakan suatu potensi yang menarik untuk diatur secara baik, tentang bagaimana menata daerah tepian sungai yang melewati daerah kota Palangka Raya agar menambah keindahan kota tesebut. Namun jika kita melihat kota Palangka Raya sebagai suatu kota yang menarik dan memiliki sungai yang berpotensi, kawasan tepian sungai masih banyak dipenuhi oleh perkampungan penduduk, yang berpenghasilan rendah, dan secara kualitas lingkungan, kondisi rumahnya dibawah standar kenyamanan. Ada beberapa perkampungan yang terdapat dikota Palangka Raya, yaitu perkampungan Pahandut dan perkampungan Mendawai. Kedua perkampungan ini lahir karena budaya hidup masyarakat awal yang suka bermukiman ditepian sungai, dan perkampungan ini merupakan embrio atau cikal bakal terbentuknya kota Palangka Raya. Berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada maka perlunya suatu pemikiran untuk memperbaiki kawasan perkampungan tersebut dalam suatu alternatife pemilihan model desain hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.Rumah merupakan suatu kebutuhan utama bagi setiap manusia, masalah tempat tinggal merupakan masalah yang mempunyai pengaruh didalam kehidupan manusia sehari-hari.Apalagi dengan bertambahnya populasi manusia, dan semakin meningkatnya harga lahan / tanah maka muncul masalah kesehatan pada rumah dan lingkungannya.Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani seperti membaca, menulis, istirahat dan lain-lain. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan sebagainnya. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian dan sarana pembinaan keluarga.Merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, selain kebutuhan sandang, pangan, layanan kesehatan dan pendidikan.Rumah sebagai sarana “memanusiakan‟ manusia, pemberi ketentraman hidup dan sebagai pusat kegiatan berbudaya manusia.Memiliki rumah merupakan investasi jangka panjang (Yudohusodo dkk; 1991). Mendesain rumah atau hunian yang nyaman dan memanusiawikan manusia tentunya memerlukan beberapa pertimbangan yaitu: memahami betul kebutuhan dasar manusia sebagai tempat bernaung, dan memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak dan sehat. Menurut Heinz Frick (2006) rumah tinggal yang layak dan nyaman adalah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani, rohani manusia, melindungi manusia dari penularan penyakit, dan melindungi manusia dari gangguan luar. Kondisi hunian di perkampungan kawasan tepian sungai kota Palangka Raya, kondisi rumahnya mengalami penurunan kualitas, lingkungannya tidak sehat. Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang selalu tergenang air maka perlunya perhatian desain yang sehat, ekologis, dan human friendly. Patokan rumah yang sehat dan ekologis serta terkesan bersahabat adalah : terdapat kawasan penghijau, menggunakan bahan-bahan yang alamiah, menggunakan ventilasi alam untuk menyejukan udara dalam bangunan, menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan system bangunan kering. Karakteristik hunian di tepian sungai kota Palangka Raya, adalah bentuk (1). Rumah Tiang (pillar house), yang ketinggian tiangnya dari muka tanah adalah 2 – 4 m tergantung dari ketinggian muka air yang meluap dari sungai Kahayan, berbahan kayu. Bentuk (2) Rumah Lanting (raft housing), dan (3). Permanent Housing (Rumah Beton). Ke tiga karakter rumah ini perlu dibutuhkan desain yang memperhatikan iklim tropis, dengan suasana yang human friendly karena kehidupan di kota yang individual sehingga nilai kebersamaan ditumbuhkan lewat adanya
ISSN 1907 - 8536
51
Jurnal Perspektif Arsitektur
│Volume 8 / No.2, Desember 2013
ruang terbuka hijau. Selajutnya walau rumah murah, syarat kesehatan juga perlu diperhatikan sirkulasi udara masuk dan keluar, ketinggian badan bangunan untuk mereduksi suhu yang panas didalam ruang, cahaya yang cukup sehingga menjadi tidak lembab dan hemat energy. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dengan penelitian observasi lapangan (research field), dimana pengolahan data langsung pada lokasi penelitian untuk menemukan berbagai pembuktian-pembuktian yang akan diteliti, penentuan variable yang akan dipelajari dan jalannya penelitian. Tipe Bangunan Rumah di sepanjang tepian sungai Kahayan terdiri dari : (1). Rumah Tiang (pillar house), yang ketinggian tiangnya dari muka tanah adalah 2 – 4 m tergantung dari ketinggian muka air yang meluap dari sungai Kahayan, berbahan kayu. Bentuk (2) Rumah Lanting (raft housing) atau rumah diatas air, dan (3). Permanent Housing (Rumah Beton). Lokasi survey berada di Kota Palangka Raya, khususnya di kawasan tepian sungai kota Palangka Raya. kawasan tepian sungai di kota Palangka Raya terdapat dua perkampungan yang menarik sebagi tempat objek penelitian yaitu Kampung Mendawai dan Kampung Pahandut. Berikut gambar dibawah ini kondisi kampung Mendawai yang padat.
Gambar 1. Kondisi Perkampungan Mendawai Dan Pahandut Yang Terlihat Padat, Tidak Sehat Sumber : Survey Lokasi
52
ISSN 1907 - 8536
Volume 8 / No.2, Desember 2013 │
Jurnal Perspektif Arsitektur
Berdasarkan hasil pengamatan : 1. Perkampungan Mendawai Berdasarkan hasil survey lapangan, kondisi lingkungan perumahan berada di perkampungan Mendawai sangatlah tidak sehat, suasana perumahan yang padat, tidak beraturan dan penuh sampah.Hal ini terlihat bahwa masyarakat yang tinggal di daerah ratarata adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan yang baik, sehinga terkesan kumuh.Walaupun ada beberapa rumah yang kondisinya baik. Bentuk perkampungan Mendawai menunjukan pola yang tradisional, tidak beraturan, tidak memiliki patok spasial tertentu.Rumah-rumah masyarakat kampung Mendawai terdiri dari teras, ruang dalam yang dipakai sebagai ruang tamu, ruang makan menyatu dengan dapur, dan kamar mandi (tari, 2013).Model bangunan rumah yang banyak terdapat di Mendawai ini adalah tipe rumah rakyat yang tidak memiliki patokan spasial dengan material bangunan yang relatif rendah. 2. Perkampungan Flamboyant Bawah Perkampungan Pahandut merupakan kawasan perumahan yang pernah terbakar dan dibangun kembali, kondisi perumahan masih baik dan tertata rapi.Dari segi sosial budaya masyarakat yang berdiam di kawasan ini adalah masyarakat kelas ekonomi kebawah yang merupakan pedagang di pasar, penjual ikan di pasar, buruh, karyawan swasta, dan sebagainya. Bentuk perumahan di perkampungan Pahandut sebagian sudah tertata rapi, dan memiliki sistem perkaplingan yang jelas. Model rumah terbagi atas di daratan dan di atas air (lanting). Berdasarkan permasalahan diatas dan pengamatan di lapangan, menunjukan bahwa kualitas rumah-rumah yang berada di kawasan Mendawai dan Pahandut menunjukan kondisi: 1. Kualitas lingkungan yang kumuh 2. Banyak sampah di lingkungan perumahan 3. Tidak sehat 4. Kualitas material yang dibangunan bawah standar kondisidemikian dapat disimpulkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (low income) merupakan salah satu cara masyarakat miskin mengatasi persoalan rumah yang terjangkau bagi mereka. Dari pengamatan-pengamatan di beberapa negara di Amerika Latin di tahun 1960, John Turner menyebutkan permukiman ini sebagai permukiman mandiri (autonomous settlement), dimana pemecahan masalah dilakukan oleh masyarakat sendiri sesuai kemampuan mereka sendiri (Turner,1976). Kondisi perumahan semacam ini mempunyai potensi untuk menjadi lebih sehat dan teratur melalui bantuan prasarana, pengaturan dan pendampingan masyarakat. DASAR TEORI Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani sperti membaca, menulis, istirahat dan lainlain.Kebutuhan rohani misalnya perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan sebagainnya. Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam lingkungan rumah apabila menghendaki suatu lingkungan yang baik dan sehat adalah : 1). Sampah – sampah di tempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara dibuang dilokasi pembuangan sampah (yang jauh dari lingkungan tempat tinggal), atau dengan pembuatan lubang sampah, dengan menimbun atau dikelolah untuk dibuat pupuk kandang.
ISSN 1907 - 8536
53
Jurnal Perspektif Arsitektur
│Volume 8 / No.2, Desember 2013
2). Genangan air, air tidak boleh tergenang lebih dari seminggu, karena dapat dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk, masalah ini dapat diatasi dengan pembuatan parit–parit atau selokan agar air dapat mengalir. 3). Sumber air (sumur), konstruksinya baik dan memenuhi syarat, perlu diperhatikan saat membuat sumur, jarak minimal dari sumber air kotor (septick tank, sumur resapan, saluran air kotor yg tidak kedap air) adalah 7 meter, agar sumur tidak tercemar. 4). Tanaman disekitar rumah, pepohonan yang rindang akan mengakibatkan lingkungan yang gelap dan lembab, diusahakan agar sinar matahari pagi dapat menyinari rumah, tanpa terhalang oleh pepohonan 5). Kadang hewan (biasanya untuk rumah di pedesaan), letaknya diusahakan agar tidak terlalu dekat dengan rumah terutama pembungan kotoran, dapat dibuatkan tempat – tempat tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai. Eko-arsitektur adalah pengertian pembangunan secara holistis (berhubungan dengan system keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya. Sedangkan Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan alam sekitarnya (lingkungannya). Patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis adalah sebagai berikut: a). Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau b). Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan. c). Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah d). Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukan udara dalam bangunan e). Menghindari kelembab tanah naik kedalam konstruksi bangunan dan memajukan system bangunan kering f). Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air g). Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan. h). Mempertimbangkan bantuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal i). Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energy sesedikit mungkin (mengutamakan energy terbarukan) j). Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh). HASIL PEMBAHASAN Model desain rumah murah di kampung Pahandut dan Mendawai adalah masuk dalam tipologi rumah yang berdiri diatas daerah rawa-rawa basah.Atau bisa dikatakan membangun rumah panggung (plaform houses) di atas air.Rumah panggung biasanya dibangun di atas tiang setinggi 60-300 cm, lahan yang terkena pasang surut, sering banjir dan biasanya tidak merupakan lahan yang subur. TIPE RUMAH PANGGUNG MURAH SEHAT Rumah panggung dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penyegaran udara secara alamiah. Penggunaan cross ventilation memindahkan udara panas yang diakibatkan sinar matahari. Pembukaan dinding diadakan sebelah atas permukaan lantai, di tengah ruang, serta di bawah atap. Karena angin juga bergerak di bawah lantai, maka semua permukaan rumah dikenai udara segar.
54
ISSN 1907 - 8536
Volume 8 / No.2, Desember 2013 │
Jurnal Perspektif Arsitektur
a. Struktur seminimal mungkin Supaya murah, maka sesedikit mungkin membangun struktur di tapak.Dengan sedikitnya struktur yang terbangun maka penggunaan ruang luar harus dimaksimalkan sehingga mendukung eksistensi ruang dalam. b. Konsep Ruang dan Massa Supaya murah, pengaturan ruang dalam memiliki sirkulasi penghubung antar ruang yang tidak terputus, sehingga menghasilkan sirkulasi udara yang baik c. Konsep Rumah Sehat Konsep Sehat adalah banyaknya ruang terbuka yang memungkinkan cahaya matahari masuk dengan maksimal.Dinding berongga (misalnya susunan bata bercelah).Terdapat ruang terbuka hijau untuk menghasilkan udara yang bersih. d. Konsep Rumah Murah Konsep Rumah Murah adalah menerapkan sistem RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) dengan menerapkan sistem RISHA, memungkinkan fleksibilitas penggunaan bahan materi pengisi struktur.Disesuaikan dengan budget dari ketersediaan bahan di pasaran. Dan memungkinkan secara bertahap melakukan pengembangan, misalnya: pada tahap awal hanya menggunakan bilik, kemudian seiring dengan kesesuaian budget diganti menjadi bata. Pengembangan tersebut relatif mudah + murah karena semua elemen knock down dan tahan yang perlu diisi ukurannya sesuai modul material di pasaran.
Gambar 2. Model Alternatif Rumah Panggung Tipe Rumah Panggung (plaform houses) merupakan tipe rumah yang sesuai dengan kondisi tanah di Mendawai dan Pahandut.Tipe ini menerapkan sirkulasi udara yang lancar dengan menerapkan sistem ventilasi silang dengan membuat bukaan jendela pada kedua sisi bangunan.Pada sisi bangunan di tanam pohon peneduh untuk menetrasi udara panas dan peningkatan kesehatan dan kesegaran lingkungan. TIPE RUMAH DI ATAS AIR (LANTING) Rumah di atas air, biasanya dipergunakan masyarakat tepian sungai adalah sebagai rumah multi fungsi yang pekerjaannya sebagai Nelayan / pencari ikan. Kondisi rumah tepian air di tepian sungai Kota Palangka Raya, eksistensinya mulai berkurang, dan kondisi bangunan yang adapun kualitasnya tidak baik.
ISSN 1907 - 8536
55
Jurnal Perspektif Arsitektur
│Volume 8 / No.2, Desember 2013
Model rumah terapung pada saat ini masih menerapkan kayu log, penggunaan kayu log dinilai tidak ramah lingkungan, sehingga perlunya memikirkan alternatif bahan bangunan yang ramah lingkungan. Konsep bangunan Rumah di atas air dikembangkan untuk memberikan alternatif kepada masyarakat tentang mengembangkan rumah terapung yang sehat dan ramah lingkungan karena selama ini rumah terapung dinilai rumah yang tidak baik dan orang yang berdiam didalamnya dianggap tidak dapat berkembang dan bersosialisasi dengan baik sesama lingkungannya. Model rumah terapung sehat dan murah dalam biaya pembangunannya adalah dengan material kayu yang ringan pada rangka bangunan, lantai, dindingnya.Sedangkan pada struktur apungnya meneraplan sistem beton ringan yang bisa mengapung di atas air.Adapun denahnya dibuat dengan kondisi iklim tropis yang memenuhi standar sehat dengan tidak merusak lingkungan sungai disekitarnya.
Gambar 3. Model Rumah Di Atas Air
Gambar 4. Model Alternatif Sistem Struktur Rumah Terapung Sehat Murah Model 1:Terdapat Tiang Penambat Bangunan Yang Sifatnya Seperti Pengikat Agar Bangunan Tidak Terbawa Arus Sungai Model 2 :Mengapung Bebas Di Atas Air, Menerapkan Rangka Baja Ringan Untuk Mengikat Struktur Bulat Yang Terbuat Dari Beton Ringan Yang Sifatnya Mampu Mengapung Di Atas Air Model Rumah terapung ini prinsif penerapan ruang praktis, tidak terlalu banyak kamar, lebih banyak ruang serbaguna. Hal ini untuk meringankan beban struktur pada lantai bangunan. Sistem konstruksi mengapung, sesuai dengan sifat pasang surutnya air sungai sehingga pada saat air dangkal posisi bangunan normal berada diatas permukaan tanah dan apabila air pasang naik bangunan mengapung. Struktur rangka dari rumah terapung ini dibuat ringan terbuat dari kayu.
56
ISSN 1907 - 8536
Volume 8 / No.2, Desember 2013 │
Jurnal Perspektif Arsitektur
DAFTAR PUSTAKA Bona Yudha Prasetya :Mendesain Rumah Tropis, TrubusAgriwidya, Semarang, 2002. Heinz Frick, dan Tri HestiMulyani : Arsitektur Ekologis, Konsep Arsitektur Ekologis di Iklim Tropis, Penghijauan Kota dan Kota Ekologis, Serta Energi Terbarukan, Kanisius dan Soegijapranatha University Press, Semarang, 2006. Imelda Akmal, dkk :33 Desain Terbaik Hasil Lomba Desain Rumah Murah Sehat + Rencana Pembiayaan, Jakarta, 2011. Yu Sing :Mimpi, Rumah Murah, Trans Media Pustaka, Jakarta, 2009. Tri HarsoKaryono :Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia, RajawaliPers, Jakarta, 2010. Tari Budayanti Usop : Evaluasi Rencana Teknik Ruang Kawasan Khusus Permukiman Flamboyan Bawah Danau Seha Kota Palangka Raya, Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2003.
ISSN 1907 - 8536
57