PEMERINTAH KOTA PAREPARE
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
RPJMD KOTA PAREPARE TAHUN 2013-2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PAREPARE TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun 2013-2018 ini sesuai amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ini nantinya digunakan sebagai pedoman sekaligus acuan dalam menata sistem perencanaan pembangunan diKota Parepare serta seluruh unsur pelaku pembangunan sehingga tercipta kesatuan pikir, kesatuan rencana dan tindakan demi peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Kota Parepare. Kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan dokumen RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 ini. Semoga semua amal kebaikan yang telah diberikan serta niat yang tulus dari usaha kita untuk mewujudkan Kota Parepare Yang Maju, Peduli, Mandiri dan Bermartabat, mendapatkan pahala dari Allah SWT, Amin. Parepare, 21 Agustus 2014 WALIKOTA PAREPARE
TAUFAN PAWE
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
i
-
1 -
PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang
: a. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan yang disusun dalam jangka panjang, menengah dan jangka pendek dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi Kota Parepare sesuai dinamika perkembangan pembangunan ekonomi, sosial budaya dan infrastruktur, maka perlu adanya pengintegrasian, sinkronisasi dan penyesuaian perencanaan pembangunan Kota Parepare; b. bahwa dalam rangka penjabaran dan implementasi visi, misi serta program kerja Walikota Tahun 20132018, disusun perencanaan jangka menengah sebagai arah prioritas pembangunan secara bertahap sesuai peraturan perundang-undangan; c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 yang pada pokoknya menegaskan bahwa RPJPD menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD yang memuat visi dan misi serta program kerja Walikota; d. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, mengamanatkan suatu rencana pembangunan jangka menengah daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
e.bahwa..................
-
2 -
: e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c dan huruf d, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018 Mengingat
: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5243); 9.Peraturan.................
-
3 -
: 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028; 16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009); 17.Peraturan.................
-
4 -
: 17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008, Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243) ; 18. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 59), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2011 Nomor 3); 19. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025; 20. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perencanaan dan Penganggaran Daerah Berbasis Masyarakat; 21. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 14 Tahun 2011 Tambahan Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 76); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAREPARE dan WALIKOTA PAREPARE MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2018. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1.Daerah...................
-
5 -
1. Daerah adalah Kota Parepare. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Parepare. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan di Daerah. 5. Kepala Bappeda adalah Kepala Bappeda Kota Parepare. 6. Kepala SKPD adalah Kepala Satuan Unit Kerja Lingkup Pemerintah Kota Parepare. 7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya tersedia. 8. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. 9. Perencanaan Pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/Daerah dalam jangka waktu tertentu. 10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun, yang memuat visi, misi, dan arah Pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Sulawesi Selatan. 11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018 yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan pemerintah daerah yang berjangka waktu 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Walikota yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan. 12. Visi Daerah adalah rumusan umum mengenai diinginkan pada akhir periode perencanaan.
keadaan
yang
13. Misi Daerah adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mendukung terwujudnya visi. 14.Strategi................
-
6 -
14. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi, misi. 15. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan. 16. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. 17. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara langsung sasaran program prioritas. 18. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan berjangka waktu 5 (lima) tahunan pada satuan kerja perangkat Daerah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD dan bersifat indikatif, yang berpedoman pada RPJMD dengan memperhatikan RPJPD. 19. Rencana Kerja Pemerintah Daerah selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanan Pemerintah Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMD, yang memuat rancangan perangkat ekonomi Daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. 20. Badan Perencanaan Pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat Bappeda adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam bidang perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan jangka panjang, jangka menengah, perencanaan tahunan Daerah dan rancangan APBD serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan daerah. 21. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran. BAB II PRINSIP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 2 Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan dengan prinsip : a. transparan; b. responsif; c. efisien; d.efektif..............
-
7 -
d. efektif; e. akuntabel f. partisipatif g. terukur; h. berkeadilan; dan i. berkelanjutan. Pasal 3 Pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. dokumen perencanaan harus menjadi satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional; b. dokumen perencanaan disusun bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan fungsi masing-masing; c. dokumen perencanaan harus terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah dan dokumen perencanaan pembangunan lainnya; dan mempertimbangkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 4 (1)
Pemerintah Daerah menyusun RPJMD, dimaksudkan : a. menyediakan kebijakan dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam dan merupakan indicator perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan; b. menyediakan rumusan program pembangunan yang akan dilaksanakan di Daerah; c. menyediakan pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD; d. mewujudkan komitmen bersama antara Pemerintah Daerah, DPRD, swasta, masyarakat dan/atau pemangku kepentingan terhadap program-program pembangunan daerah yang akan dibiayai melalui APBD Kota Parepare; e. menjadi bahan dalam penyusunan RKPD.
(2)
RPJMD disusun dengan tujuan untuk merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang mengakomodir berbagai kepentingan dan aspirasi masyarakat, terutama untuk lebih memantapkan pencapaian visi Daerah, yakni terwujudnya Kota Parepare yang maju, peduli, mandiri dan bermartabat. BAB..............
-
8 -
BAB IV RUANG LINGKUP RPJMD Pasal 5 (1) RPJMD memuat visi, misi, strategi dan arah pembangunan serta program prioritas Daerah dengan berpedoman pada RPJPD, serta memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan. (2) Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut : BAB I Pendahuluan BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB IV Analisis dan Isu-Isu Strategis BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan daerah BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah BAB X Pedoman Transisi dan kaidah Pelaksanaan BAB XI Penutup (3) RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD dan RKPD . BAB V PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RPJMD Pasal 6 (1) Setiap SKPD berkewajiban menyampaikan Rancangan Renstra SKPD kepada Kepala Bappeda sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJMD. (2) Bappeda menyusun rancangan awal RPJMD dengan meminta masukan dari SKPD dan pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud ayat (1) yang dilaksanakan melalui Musrenbang atau cara lain yang ditentukan. (3) Musyawarah perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian, pembahasan dan penyepakatan rancangan awal RPJMD. Pasal 7 (1) Dalam proses penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD, DPRD melakukan konsultasi dengan masyarakat, Departemen Dalam Negeri maupun pihak-pihak yang berkepentingan. (2)Peraturan.............
-
9 -
(2) Peraturan Daerah tentang RPJMD disampaikan kepada Gubernur Sulawesi Selatan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri. (3) Pemerintah Daerah menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD kepada masyarakat. BAB VI PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD Bagian Kesatu Pengendalian Pasal 8 (1) Walikota melakukan pembangunan daerah.
pengendalian
terhadap
perencanaan
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengendalian terhadap kebijakan perencanaan maupun terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah. (3) Pengendalian oleh Walikota dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh SKPD untuk program dan/atau kegiatan masingmasing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pasal 9 (1) Pengendalian yang dioperasionalkan/didelegasikan ke Kepala Bappeda meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah. (2) Pengendalian pelaksanaan program dan/atau kegiatan oleh Kepala SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) meliputi realisasi pencapaian target kinerja, penyerapan biaya, dan kendala yang dihadapi. (3) Hasil pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dalam bentuk laporan triwulan untuk disampaikan kepada Kepala Bappeda. (4) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi rencana pembangunan kepada Walikota disertai dengan rekomendasi dan langkah-langkah yang diperlukan.
Bagian................
-
10 -
Bagian Kedua Evaluasi Pasal 10 (1) Walikota melakukan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi evaluasi terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan rencana pembangunan daerah, maupun hasil rencana pembangunan daerah. (3) Evaluasi oleh Walikota dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan SKPD tahun sebelumnya. Pasal 11 (1) Evaluasi yang dioperasionalkan/didelegasikan ke Kepala Bappeda, meliputi penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana pembangunan daerah, pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah dan menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk tahun berikutnya. Pasal 12 Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dengan menggunakan hasil evaluasi RKPD kabupaten/kota. Pasal 13 (1) Naskah Renstra SKPD disahkan oleh Kepala SKPD setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Bappeda dan persetujuan dari Walikota. (2) Kepala Bappeda berhak menolak Renstra SKPD yang dinilai tidak sesuai dengan RPJPD dan RPJMD. (3) Dalam hal Renstra SKPD ditolak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka Renstra SKPD yang bersangkutan tidak diakomodir dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan. Pasal 14 Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan informasi mengenai hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat. Pasal................
-
11 -
Pasal 15 Pedoman pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah diatur dengan Peraturan Walikota. BAB VII PERUBAHAN DAN PENGAWASAN RPJMD Bagian Kesatu Perubahan Pasal 16 (1) Pemerintah Daerah dapat melakukan perubahan terhadap RPJMD dengan alasan : a. diperlukan adanya penyesuaian terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku; b. terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau c. terdapat hal-hal yang tidak sejalan dengan kepentingan nasional. (2) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 17 (1) Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan data dan informasi yang akurat dan disampaikan secara tertulis kepada Walikota melalui Kepala Bappeda. (3) Mekanisme penyampaian dan tindak lanjut laporan dari masyarakat diatur dengan Peraturan Walikota. Pasal 18 Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang RPJMD tercantum dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB.................
-
12 -
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 5 Tahun 2009), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Parepare. Ditetapkan di Parepare pada tanggal 21 Agustus 2014 WALIKOTA PAREPARE,
TAUFAN PAWE Diundangkan di Parepare pada tanggal 21 Agustus 2014 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA PAREPARE,
MUSTAFA MAPPANGARA
LEMBARAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 13 TAHUN 2014
NO. REG PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : ( 9 TAHUN 2014)
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PAREPARE TAHUN 2013-2018 I. UMUM Bahwa dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi Kepala Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dn Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Drah kurun waktu 5 tahun mendatang RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari vivi, misi dan program Walikota yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJMN dan RPJMD Propinsi Sulawesi Selatan. RPJMD memuat arah dan kebijakan umum dan program Satuan kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan pedoman dalam penyusrencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan, serta mengacu pada ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD Kota Parepare pada setiap tahun anggaran. Selain itu juga dijadikan acuan bagi penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Kota Parepare. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Parepare Tahun 2013-2018. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Yang dimaksud dengan : “Transparan” adalah membuka diri terhadap masyarakat untuk memperlolah informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
-
2 -
“Responsif” adalah dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terhadi di daerah. “Efisien” adalah kemampuan mencapai target dengan masukan terendah dengan keluaran maksimal. “Efektif” adalah kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki dengan cara atau proses yang paling optimal. “Akuntabel” adalah setiap kegiatan dan hasl akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. “Partisipatif” adalah merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses tahapan perencanaan pembangunan daerah dan bersifat inklusif terhadap kelompok yang termarginalkan melalui jalur khusu komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan. “Terukur” adalah penetapan target kinerja yang akan dicapai dan cara-cara untuk mencapainya. “Berkeadilan” adalah prinsip keseimnbangan antarwilayah, sector, pendapatan, gender dan usia. “Berkelanjutan” adalah suatu proses dinamis yang berlangsung secara terus menerus, merupakan respon terhadap tekanan perubahan ekonomi, lingkungan dan sosial. Pasal 3 Yang dimaksud dengan pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanan pembangunan daerah. Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 6 ...........
-
3 -
Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “Musrenbang Daerah” adalah upaya penjaringan aspirasi masyarakat yang antara lain ditujukan untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan melalui jalur khusus komunikasi. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 12 ...........
-
4 -
Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas .
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 112
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1-1
1.1.Latar Belakang...........................................................................
I-1
1.2.Maksud dan Tujuan...................................................................
I-2
1.3.Landasan Hukum.......................................................................
I-3
1.4.Hubungan
BAB II
RPJMD
dengan
Dokumen
Perencanaan
Lainnya......................................................................................
I-6
1.5.Sistematika Penulisan ...............................................................
I-7
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DAERAH ...................
II-1
2.1. Aspek Geografi dan Demografi ...............................................
II-1
2.1.1 Karakteristik lokasi dan wilayah .....................................
II-1
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah......................................
II-1
2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis...............................
II-2
2.1.1.3. Topografi.............................................................
II-2
2.1.1.4. Geologi................................................................
II-3
2.1.1.5. Hidrologi.............................................................
II-4
2.1.1.6. Klimatologi..........................................................
II-6
2.1.1.7. Penggunaan Lahan..............................................
II-7
2.1.2 Potensi pengembangan wilayah .......................................
II-9
2.1.2.1. Kawasan Budidaya..............................................
II-11
2.1.3 Wilayah rawan bencana ...................................................
II-14
2.1.4 Demografi ..........................................................................
II-16
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................
II-18
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi .......................
II-18
2.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi.......................................
II-18
2.2.1.2. Struktur PDRB...................................................
II-18
2.2.1.3. PDRB PerKapita................................................
II-21
2.2.1.4. Laju Inflasi.........................................................
II-22
2.2.1.5 Tingkat Pengangguran............................................
II-22
2.2.1.6.Kemiskinan.............................................................
II-23
2.2.1.7. Indeks Pembangunan Manusia..............................
II-24
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
ii
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
2.2.2. Kesejahteraan masyarakat ................................................
II-25
2.2.2.1 Angka melek Huruf.................................................
II-25
2.2.2.2. Rata-rata Lama Sekolah.........................................
II-26
2.2.2.3. Angka Kelangsungan Hidup Bayi..........................
II-27
2.2.2.4. Angka Usia Harapan Hidup...................................
II-28
2.2.2.5. Persentase Balita Gizi Buruk.................................
II-29
2.2.2.6. Rasio Penduduk Yang Bekerja...............................
II-30
2.2.3. Seni budaya dan olahraga ................................................
II-32
2.3. Aspek Pelayanan Umum............................................................
II-32
2.3.1. Layanan urusan wajib ....................................................
II-32
2.3.2. Layanan urusan pilihan ..................................................
II-111
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ........................................................
II-122
2.4.1. Fasilitas wilayah/infrastruktur .......................................
II-122
2.4.2. Iklim berinvestasi ..........................................................
II-123
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN .........................................
III-1
3.1 Kinerja keuangan masa lalu .......................................................
III-2
3.1.1. Kinerja pelaksanaan APBD .............................................
III-2
3.1.2. Neraca daerah ..................................................................
III-12
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ...........................
III-20
3.2.1. Proporsi penggunaan anggaran .......................................
III-22
3.2.2. Analisis pembiayaan .......................................................
III-26
3.3 Kerangka Pendanaan ..................................................................
III-33
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS..............................................
IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan ......................................................
IV-1
4.2 Isu-Isu Strategis..........................................................................
IV-35
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN.......................................
V-1
5.1 Visi Pembangunan......................................................................
V-1
5.2 Misi Pembangunan......................................................................
V-2
5.3. Tujuan dan Sasaran ...................................................................
V-2
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN......................................
VI-1
6.1 Strategi Pembangunan...............................................................
VI-1
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan...................................................
VI-3
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
iii
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ........................................................................................ BAB
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
VIII
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN .................................
VII-1
VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKANTOR KINERJA DAERAH ...............
IX-1
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ......
X-1
BAB XI P E N U T U P ................................................................................
XI-1
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
iv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Halaman Luas Wilayah Kota Parepare Menurut Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2012 .................................................................
2.2.
Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Laut Tiap Kecamatan Di Kota Parepare ................................................
2.3.
II-3
Perkembangan Kapasitas Produksi Air Bawah Tanah, 2008 – 2013 ..............................................................................................
2.4.
II-1
II-4
Perkembangan Kapasitas Produksi Air Permukaan Tahun 2008 – 2013 ...............................................................................................
II-5
2.5.
Produksi air (dalam M3) Kota Parepare, 2008 – 2013...................
II-5
2.6.
Jumlah Curah Hujan, Kecepatan Angin, dan Suhu Udara RataRata Tiap Kecamatan Di Kota Parepare......................................
II-7
2.7.
Komposisi Penggunaan Lahan......................................................
II-8
2.8.
Potensi Pengembangan Wilayah per Kecamatan Berdasarkan RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031.......................................
II-10
2.9.
Kriteria Kawasan Budidaya...........................................................
II-12
2.10
Luas Sistem Lahan pada Kawasan Budidaya Kota Parepare ........
II-14
2.11
Titik Rawan Bencana dan Lokasi Evakuasi di Kota Parepare ......
II-15
2.12.
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2012 (Juta)....................
2.13.
Perkembangan Kontribusi Sektor Dalam PDRB ADHB di Kota Parepare Tahun 2008 – 2012 ........................................................
2.14
II-18
Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kota Parepare Tahun 2008 – 2012.............................................................................................
2.15.
II-19
II-28
Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Parepare Tahun 20082012................................................................................................. II-30
2.16.
Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Parepare Tahun 20082012 ................................................................................................ II-30
2.17.
Perkembangan Seni,Budaya, dan Olahraga di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
II-32
2.18
Rasio Ketersediaan Sekolah di Kota Parepare Tahun 2008-2012
II-35
2.19
Rasio Guru/Murid di Kota Parepare Tahun 2008-212 ................... II-36
2.20
Rasio Guru/Murid per Kelas Rata-rata ..........................................
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
II-37
v
2.21
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf Tahun 20082012 ...............................................................................................
II-38
2.22
Fasilitas Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012...............
II-39
2.23
Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2008-2012 ..............................
II-39
2.24
Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota parepare Tahun 2008-2012 ............................................................
2.25
Angka Kelulusan Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ............................................................
2.26
II-41
Jumlah Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV di Kota Parepare Tahun 2008-212 ..............................................................
2.28.
II-41
Angka Melanjutkan Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........................................................
2.27
II-40
II-41
Rasio Posyandu per satuan balita diKota Parepare Tahun 20082012 ................................................................................................ II-42
2.29.
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per Satuan Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................
2.30.
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................................
2.31.
II-43
II-44
Rasio Dokter per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 20082012 ................................................................................................ II-44
2.32.
Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................................
2.33.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........................................................................
2.34.
II-48
Jumlah penemuan dan penanganan penderita penyakit TBS BTA Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................
2.38.
II-47
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
2.37.
II-47
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........................................................
2.36.
II-46
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........................................................
2.35.
II-45
II-48
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Kota Parepare Tahun 2008-2012...................................................
II-50
2.39.
Cakupan kunjungan bayi Kota Parepare Tahun 2008-2012...........
II-51
2.40.
Cakupan Puskesmas Kota Parepare Tahun 2008-2012..................
II-51
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
vi
2.41.
Cakupan Pembantu Puskesmas Kota Parepare Tahun 2008-2012
2.42
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ............................................................
2.43.
II-54
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Kota Parepare Tahun 2008-2012 .....................................................................................
2.45.
II-52
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 .....................................................................................
2.44.
II-52
II-54
Rasio TPS Per Satuan Penduduk Kota Parepare Tahun 20082012 ............................................................................................... II-55
2.46.
Panjang Jalan Dilalui Roda 4 per 1000 penduduk..........................
2.47
Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
2.48.
II-56
II-56
Rumah tangga pengguna air bersih Kota Parepare Tahun 20082012 ............................................................................................... II-57
2.49.
Rumah tangga Pengguna Listrik Kota Parepare Tahun 2008-2012 II-58
2.50.
Rumah tangga bersanitasi Kota Parepare Tahun 2008-2012..........
II-59
2.51.
Lingkungan Pemukiman Kumuh Kota Parepare ...........................
II-59
2.52.
Rumah Layak Huni Kota Parepare Tahun 2013-2018 ................... II-60
2.53.
Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
2.54.
II-61
Ketersediaan Dokumen Perencanaan (RPJPD, RPJMD, dan RKPD) Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................
II-62
2.55.
Rasio ijin trayek Kota Parepare Tahun 2008-2012......................... II-64
2.56.
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................................................................
2.57.
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................................................................
2.58.
II-66
II-66
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................................................................
II-67
2.59.
Pemasangan rambu-rambu Kota Parepare Tahun 2008-2012........
II-67
2.60.
Volume Penanganan Sampah Kota Parepare Tahun 2008-2012.... II-68
2.61.
Persentase Penduduk Berakses Air Minum Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................... II-69
2.62.
Pencemaran Status Mutu Air Kota Parepare Tahun 2008-2012....
2.63.
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Kota Parepare Tahun 2008-2012..............................................
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
II-70
II-71 vii
2.64.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................
2.65
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UKL-UPL Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................
2.66
II-72
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan SPPL Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................................................................
2.67.
II-72
II-73
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................
II-72
2.68.
Penegakan Hukum Lingkungan Kota Parepare Tahun 2008-2012
II-74
2.69.
Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........................................................................
II-75
2.70.
Rasio bayi berakte kelahiran Kota Parepare Tahun 2008-2012...... II-76
2.71.
Persentase pasangan berakte nikah Kota Parepare Tahun 20082012 ............................................................................................... II-76
2.72.
Kepemilikan KTP Kota Parepare Tahun 2008-2012 .....................
2.73.
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
2.74
II-76
II-78
Jumlah PNS di Lembaga Pemerintah Kota Parepare Tahun 20082012 ............................................................................................... II-79
2.75
Rasio KDRT di Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................
2.76
Persentase Jumlah Tenaga Kerja Dibawah Umur .......................... II-81
2.77
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan .........................................................................
2.78.
II-80
II-82
Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Kota Parepare Tahun 20082012 ............................................................................................... II-82
2.79.
Rasio Akseptor KB Kota Parepare Tahun 2008-2012....................
II-83
2.80.
Cakupan Peserta KB Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 .......
II-83
2.81.
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
II-84
2.82.
Sarana Sosial Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........................
II-85
2.83.
PMKS yang memperoleh bantuan sosial Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................... II-85
2.84.
Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................................................
2.85.
II-86
Angka Partisipasi Angkatan Kerja Kota Parepare Tahun 20082012 ..............................................................................................
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
II-87 viii
2.86.
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun Kota Parepare Tahun 2008-2012 .........................................................................
2.87.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Parepare Tahun 20082012 ..............................................................................................
2.88.
II-87
II-64
Pencari Kerja yang ditempatkan Kota Parepare Tahun 2008- II-89 2012 ..............................................................................................
2.89.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Parepare Tahun 2008-2012
2.90.
Keselamatan dan Perlindungan di Kota Parepare Tahun 2008-
II-89
2012 ............................................................................................... II-90 2.91.
Persentase Koperasi Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012.........
II-91
2.92.
Jumlah UKM Aktif Non BPR/LKM UMKM ...............................
II-92
2.93.
Usaha Mikro dan Kecil Kota Parepare Tahun 2008-2012 ............
II-93
2.94.
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................... II-94
2.95.
Sarana peyelenggaraan seni dan budaya Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................... II-95
2.96.
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................
2.97.
II-95
Jumlah organisasi Pemuda, Organisasi Olahraga dan Kegiatan Pemudaan Kota Parepare Tahun 2008-2012 .................................
II-95
2.98.
Gelanggang/Balai Remaja Kota Parepare Tahun 2008-2012......... II-96
2.99.
Lapangan Olahraga Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................
2.100.
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP serta
II-96
Pembinaan Poltik Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012.......... II-97 2.101.
Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........................................................................
2.102.
Jumlah
Linmas
Kota
Parepare
Tahun
2008-
2012........................... ................................................................. 2.103.
II-98
II-98
Jumlah Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................
II-99
2.104.
Penegakan Perda Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...................
II-99
2.105.
Cakupan patroli petugas Satpol PP Kota Parepare Tahun 20082012 ...........................................................................................
2.106.
II-100
Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
II-100
ix
2.107.
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
2.108.
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten Kota Parepare Tahun 2008-2012 .......................................................
2.109.
II-101
Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan WMK Tahun 20082012 ...........................................................................................
2.110
II-101
Cakupan
Sarana
Prasarana
Perkantoran
II-102
Pemerintahan
Desa/Kelurahan Kota Parepare Tahun 2008-2012......................
II-103
2.111.
Ketersediaan Pangan Utama Kota Parepare Tahun 2008-2012
II-104
2.112.
Rata-rata jumlah kelompok binaan LPM Kota Parepare Tahun 2008-2012 .................................................................................
2.113.
Rata-rata jumlah kelompok binaan LPM Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................
2.114
II-105
II-106
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Berprestasi Kota Parepare Tahun 2008-2012 .......................................................
II-106
2.115.
PKK Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 .............................
II-106
2.116.
Posyandu Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................
II-107
2.117
Pengelolaan Arsip secara baku Kota Parepare Tahun 20082012 ...........................................................................................
2.118
Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................
2.119
II-108
Jumlah Jaringan Komunikasi dan Informatika Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
2.120
II-107
II-108
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................
II-109
2.121
Jumlah Perpustakaan di Kota Parepare Tahun 2008-2012..........
II-110
2.122
Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
2.123
Koleksi Buku Yang tersedia diPerpustakaan Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 .......................................................
2.124
II-112
Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................
2.126
II-111
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................
2.125
II-110
Kontribusi Produksi Kelompok Tani
terhadap PDRB Kota
Parepare Tahun 2008-2012 ....................................................... RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
II-112
II-113 x
2.127
Jumlah Kelembagaan Petani Kota Parepare Tahun 2008-2012
2.128
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kota Parepare Tahun
II-114
2008-2012 ..................................................................................
II-115
2.129
Kerusakan Kawasan Hutan Kota Parepare Tahun 2008-2012
II-116
2.130
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
II-117
2.131
Produksi Perikanan Kota Parepare Tahun 2008-2012................
II-117
2.132
Konsumsi Ikan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................
II-118
2.133
Cakupan Bina Kelompok Nelayan Kota Parepare Tahun 20082012 ...........................................................................................
II-119
2.134
Kunjungan Wisata di Kota Parepare Tahun 2008-2012..............
II-119
2.135
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
2.136
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
2.137
II-121
Jenis dan Jumlah Bank dan cabang Kota Parepare Tahun 20082012 ............................................................................................
2.139
II-120
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
2.138
II-120
II-122
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......................................................................
II-123
2.140
Angka Kriminalitas Kota Parepare Tahun 2008-2012................
II-124
2.141
Jumlah dan Macam Pajak Daerah Kota Parepare Tahun 20082012 ...........................................................................................
3.1.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota
Parepare Tahun 2008-2012 ........................................................ 3.2.
III-3
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 ........................................................
3.3.
II-124
III-7
Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..................................................................................
III-10
3.4.
Realisasi Belanja Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 ......
III-12
3.5.
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 ............................
3.6.
III-13
Neraca Keuangan Pemerintah Kota Parepare Tahun 20082012............................................................................................
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
III-15
xi
3.7.
Rasio Likuiditas Kota Parepare Tahun 2008-2012 ....................
III-20
3.8.
Rasio Solvabilitas Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...................
III-21
3.9.
Rasio Aktivitas Kota Parepare Tahun 2008-2012......................
III-22
3.10.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...............................................
3.11.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012.............................
3.12.
3.14.
II-26
Realisasi Surplus/Defisit APBD Kota Parepare Tahun 20082012 ...........................................................................................
3.13.
III-25
III-27
Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ........................................................
III-28
Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Parepare Tahun 2008-
III-29
2012 ........................................................................................... 3.15.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Parepare Tahun 2008-2012 .......................................................................
3.16.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Parepare Tahun 2008-2012 .......................................................................
3.17.
III-33
Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Parepare Tahun 2010-2012....................................
3.19
III-31
Sisa Lebih Riil Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...............................................
3.18.
III-30
III-35
Proyeksi Asumsi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Daerah 2013-2018 ......................................................................
III-37
3.20.
Proyeksi Pendapatan Kota Parepare Tahun 2014-2018..............
III-39
3.21
Proyeksi Belanja dan Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama ..................................................................
3.22.
Kapasitas
Riil
Kemampuan
Keuangan
Daerah
III-42
Untuk
Mendanai Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Parepare
III-44
Tahun 2014-2018 ....................................................................... 4.1
Identifikasi Permasalahan Pembangunan Kota Parepare............
5.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pemerintah Kota
6.1.
IV-2
Parepare Tahun 2013-2018 .......................................................
V-5
Strategi Pembangunan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-
VI-2
2018............................................................................................. 6.2.
Arah Kebijakan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018........
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
VI-8
xii
7.1.
Kebjakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun 2013-2018 ........................................................
8.1.
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan ..................................................................................
8.2
9.1.
VII-2
VIII-2
Keselarasan Program Prioritas Walikota dan Wakil Walikota dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 .............................
VIII-20
Indikator Kinerja Kota Parepare Tahun 2013-2018....................
IX-2
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
xiii
DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 2.1. Jumlah Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 ........................ II-16 2.2.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Parepare
II-16
Tahun 2008-2012 .............................................................................. 2.3.
Persentase Penyebaran Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012
II-17
2.4.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2012 ...............................
II-18
2.5.
Perkembangan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Parepare Tahun 2008 – 2012 .................................
2.6.
Perbandingan PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare dengan PDRB Perkapita Prov. Sulsel, Tahun 2008-2012..............................
2.7.
II-22
Perbandingan Tingkat Pengangguran Kota Parepare dengan Prov. Sulsel Tahun 2008-2011 ..................................................................
2.9.
II-21
Laju Inflasi Kota Parepare dibandingkan dengan Laju Inflasi Prov. Sulsel, Tahun 2008-2012 ..................................................................
2.8.
II-20
II-23
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kota Parepare dengan Prov. Sulsel Tahun 2008-2012 ...................................................................
II-24
2.10. Perbandingan IPM Kota Parepare dengan Prov. Sulsel Tahun 2009-2012 .........................................................................................
II-25
2.11. Angka Melek Huruf di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ................
II-26
2.12. Rata-rata Lama Sekolah di Kota Parepare Tahun 2008-2012 ..........
II-27
2.13. Angka Usia Harapan Hidup di Kota Parepare Tahun 2008-2012.....
II-29
2.14.
Perbandingan Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Parepare dengan Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 ...........................
2.15. Rasio Penduduk yang bekerja
Kota Parepare dengan Prov.
Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 ................................................. 2.16.
II-30
II-31
Angka Partisipasi Sekolah Jenjang Pendidikan SD/MI Kota Parepare dengan Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012.............
II-33
2.17. APS Jenjang Pendidikan SMP/MTs .................................................
II-33
2.18. APS Jenjang Pendidikan SMA/MA .................................................
II-34
2.19. Jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Parepare Tahun 2008 – 2012 ......................................................................................
II-64
2.20. Uji KIR Angkutan Umum Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...........
II-65
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
xiv
2.21. Persentase Penanganan Sampah Kota Parepare Tahun 2008-2012...
II-68
2.22. Kepemilikan KTP Kota Parepare Tahun 2008-2012.........................
II-77
2.23. Persentase partisipasi perempuan di Lembaga Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 ...............................................................
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
II-79
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode lima tahun kedepan sesuai dengan periode Kepemimpinan Kepala Daerah. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Daerah,
RPJMD
merupakan
bagian
integral
dari
Rencana Pembangunan Nasional. Hal ini berarti bahwa penyusunan RPJMD
harus
memperhatikan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Penyusunan dokumen RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 juga berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pare-Pare Tahun 2005-2025. Di dalam dokumen RPJPD disebutkan
bahwa
Visi
Jangka
Panjang
Kota
Parepare
adalah
“Terwujudnya Masyarakat Maju yang Religius dan Berdayatahan Lingkungan”. Dengan demikian, Visi dan Misi Walikota/Wakil Walikota Terpilih sebagaimana telah dituangkan kedalam dokumen RPJMD juga mengacu
kepada
Visi
dan
Misi
RPJPD
dan
arahan-arahan
pembangunan daerah RPJPD. Secara substansial, dokumen RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 menjabarkan visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota terpilih, sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang merupakan acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dari hasil Pemilihan Kepala Daerah Walikota Parepare tahun 2013, telah terpilih H. M. Taufan Pawe, SH, MH. dan Ir. H. A. Faisal Andi Sapada, SE, MM. sebagai 2018
Walikota dan Wakil Walikota Parepare untuk periode 2013-
dan telah dilantik pada tanggal 30 Oktober 2013. Selain visi,
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 1
misi dan program Walikota dan Wakil Walikota terpilih, dokumen RPJMD juga memuat arah kebijakan keuangan, strategi pembangunan kebijakan umum, program dari SKPD berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, program lintas SKPD, program kewilayahan, rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif serta rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dari segi proses, penyusunan dokumen RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 menggunakan 4 (empat) pendekatan, yaitu: a. Pendekatan Teknokratis, merupakan pendekatan yang menggunakan metoda dan kerangka ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. b. Pendekatan Partisipatif, merupakan pendekatan yang dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dengan mempertimbangkan relevansi pemangku kepentingan dalam proses
pengambilan
keputusan,
adanya
transparasi
dan
akuntabilitas dalam proses perencanaan serta kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan non pemerintahan dalam pengambilan keputusan. c. Pendekatan Politis, adalah pendekatan perencanaan pembangunan yang berasal dari proses politik dimana visi, misi danprogram pembangunan daerah yang ditawarkan oleh masing-masing calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang terpilih pada saat kampanye kemudian disusun kedalam Rancangan RPJMD. d. Pendekatan
Top-Down
dan
Bottom-Up,
merupakan
proses
perencanaan yang dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan, dimana
hasilnya
diselaraskan
melalui
musyawarah
yang
dilaksanakan mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. 1.2.
Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
adalah sebagai penjabaran visi, misi, dan program Walikota/Wakil Walikota Parepare terpilih yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 2
satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.. Adapun tujuan penyusunan RPJMD Kota Parepare Tahun 20132018 adalah untuk : 1. Menjabarkan visi dan misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program prioritas dari Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Kota Parepare periode 2013-2018; 2. Menyediakan
rumusan
strategi,
kebijakan
dan
program
pembangunan daerah dalam skala prioritas yang lebih terarah dan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah selama lima tahun ke depan; 3. Menyediakan indikasi program dan kegiatan pembangunan daerah yang akan dituangkankedalam APBD dan sekaligus sebagai tolok ukur dalam pencapaian kinerja Pemerintah Daerah Kota Parepare; 4. Mewujudkan komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan masyarakat terhadap program-program pembangunan yang akan dibiayai, baik oleh APBN maupun APBD; 5. Menyediakan rujukan bagi penyusunan Rencana Strategis SKPD; 6. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Parepare setiap tahunnya selama periode 20132018. 1.3.
Landasan Hukum Penyusunan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 dilandasi
oleh peraturan perundangan sebagai berikut : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 3. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 3
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Pembangunan
Nomor Jangka
17
Tahun
Panjang
2007
Nasional
tentang (Lembaran
Rencana Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5243); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 4
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang
Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Rencana
Pembangunan
dan Evaluasi Pelaksanaan
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan
Presiden
Nomor
5
Tahun
2010
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028; 16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009); 17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008, Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243) ; 18. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 59), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2011 Nomor 3); 19. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025; 20. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perencanaan dan Penganggaran Daerah Berbasis Masyarakat;
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 5
21. Peraturan Daerah
Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 14 Tahun 2011 Tambahan Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 76); 1.4.
Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 mempunyai kaitan erat
dengan RPJPD Kota Parepare Tahun 2005-2025, dimana RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari arahan jangka panjang untuk berbagai bidang pembangunan yang terdapat di dalam RPJPD tahapan kedua dan ketiga. Selanjutnya RPJMD Kota Parepare juga memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 karena secara substansial tujuan dan sasaran yang ingin diwujudkan serta strategi dan kebijakan yang akan dijalankan pada RPJMD Kota Parepare Keterkaitan
harus saling terkait dengan RPJMD Sulawesi Selatan. ini
untuk
menjamin
konsistensi
arah
dan
upaya
pembangunan antara Kota Parepare dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Hal serupa juga berlaku antara Kota Parepare dan Nasional. Dari segi keruangan, RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 juga mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare Tahun 2008-2028 dan RTRW Provinsi Sulawesi Selatan. RTRW berposisi memberi arahan spasial kepada rencana program dan kegiatan dalam RPJMD. Penyusunan RPJMD Kota Parepare juga memperhatikan RPJMD kabupaten sekitar mengingat posisi strategis Parepare sebagai salah satu pusat perdagangan dan aktifitas ekonomi di Sulawesi Selatan. Pada saat RPJMD ini disusun, pemerintah Kota Parepare juga sedang menyusun Kajian Lingkungan Strategis Daerah (KLHS), sehingga sinergitas antar kedua dokumen tetap menjadi perhatian. RPJMD Kota Parepare 2013-2018 selanjutnya akan menjadi acuan bagi Renstra SKPD dalam lingkup Kota Parepare. Selain itu, RPJMD ini akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun dimana dokumen RKPD ini menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA),
Rencana Kerja (Renja)
SKPD serta prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS) setiap
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 6
tahunnya.
Dengan
demikian
diharapkan
sasaran
dan
tujuan
pembangunan di dalam RPJMD ini dapat dicapai secara bertahap setiap tahunnya, sehingga proses pembangunan terwujud dalam suatu sistem yang terencana dan berkelanjutan. Secara skematik, hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1.1 Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Pedoman Renja KL
Renstra KL
APBN
Pedoman
RAPBN
dijabarkan RKP
RPJM Nasional
Menjadi acuan dan diselaraskan melalui Musrenbang
Acuan
Pedoman
RPJP Daerah
dijabarkan RPJM Daerah
RKP Daerah
Pedoman
Pedoman
Renstra SKPD
1.5.
APBD
Pedoman
Renja SKPD
Pedoman
Pedoman
diperhatikan
RPJP Nasional
Pedoman
Pedoman
RAPBD
RKA SKPD
Sistematika Penulisan Dokumen RPJMD Kota Pare-Pare Tahun 2013-2018 terdiri atas
10 (sepuluh) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bab I. Pendahuluan Pada bab ini memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, serta sistematika penulisan.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 7
2. Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah Didalam Bab ini akan menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi
serta
indikator
capaian
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang mencakup meliputi 3 (tiga) aspek analisis, yatu aspek kejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum (urusan wajib dan pilihan), dan aspek daya saing daerah. 3. Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaannya. Bab ini merupakan bab yang akan menjelaskan tentang kinerja dan kebijakan keuangan masa lalu serta kerangka pendanaan untuk lima tahu kedepan dengan tetap memperhatikan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah, rencana penggunaan kapasitas riil serta alokasi anggaran berdasarkan prioritas. 4. Bab IV. Analisis Isu-isu Strategis Daerah Bab ini merupakan bagian yang penting dalam dokumen RPJMD karena akan menjelaskan tentang butir-butir penting isu-isu strategis
yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5
(lima) tahun mendatang. Penyajiannya meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis. 5. Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Bab ini menguraikan tentang Visi dan Misi Walikota/ Wakil Walikota Parepare Terpilih Periode 2013-2018 serta menjelaskan pengertian dari kata-kata kunci yang ada dalam pernyataan visi, kemudian
dijabarkan
kedalam
misi,
tujuan
dan
sasaran.
Keterkaitan antara visi, misi serta tujuan dan sasaran digambarkan dalam sebuah matriks. 6. Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan Bab ini menguraikan tentang bagaimana strategi yang dipilih untuk mancapai
tujuan
dan
sasaran
pembangunan
daerah
serta
bagaimana arah kebijakan dari setiap strategi tersebut. 7. Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Bab ini akan menguraikan tentang kebijakan umum dan program pembangunan
daerah
yang
dirinci
berdasarkan
urusan
pemerintahan.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 8
8. Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintahan dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD serta indikator dan target kinerja (output dan outcome) sepanjang periode RPJMD. 9 Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Bab ini akan menguraikan tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi dari Walikota/Wakil Walikota Parepare terpilih pada akhir periode masa jabatan. 10. Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Bab ini
berisi arahan tentang pelaksanaan pembangunan pada
transisi pemerintahan daerah tahun 2019 serta kaidah pelaksanaan RPJMD.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab I - 9
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Pada Bab II ini memuat semua data dan informasi yang berhubungan dengan Gambaran Umum Kondisi daerah mencakup data kondisi geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Data dan informasi yang diolah sekurang-kurangnya memberikan gambaran tentang perkembangan selama 5 (lima) tahun terakhir. 2.1.
Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Luas wilayah Kota Parepare adalah ± 99,33 Km2, dan secara administratif terbagi menjadi empat kecamatan yaitu Kecamatan Bacukiki Barat meliputi enam kelurahan, yakni: Bumi Harapan, Cappa Galung, Kampung Baru,
Sumpang MinangaE, Tiro Sompe dan
LumpuE. Kecamatan Bacukiki meliputi empat kelurahan yakni: LemoE, LompoE, Watang Bacukiki dan Galung Maloang. Kecamatan Ujung meliputi lima kelurahan yakni Mallusetasi, Labukkang, Lapadde, Ujung Bulu dan Ujung Sabbang. Kecamatan Soreang meliputi tujuh kelurahan yakni Bukit Harapan, Bukit Indah, Kampung Pisang, Lakessi, Ujung Baru, Ujung Lare dan Watang Soreang. Tabel 2.1. Luas Wilayah Kota Parepare Menurut Kecamatan dan Kelurahan No
Kecamatan
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah Kelurahan
1
BACUKIKI
66,70
4
2
BACUKIKI BARAT
13,00
6
3
UJUNG
11,30
5
4
SOREANG
8,33
7
99,33
22
TOTAL LUAS WILAYAH Sumber : Buku Parepare Dalam Angka 2013
Berdasarkan Tabel 2.1. tersebut, nampak bahwa Kecamatan Bacukiki yang memiliki luas wilayah yang besar yaitu 66,70 km2 namun hanya terdiri dari 4 (empat) kelurahan sedangkan bila dibandingkan dengan Kecamatan Soreang yang luas wilayahnya hanya RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 1
8,33 Km2 memiliki 7 kelurahan. Bila dikaitkan dengan jumlah penduduk, Kecamatan Bacukiki mempunyai jumlah penduduk yang relative kecil hanya sebesar 14.787 jiwa, sedangkan di Kecamatan Soreang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu sebesar 44.405 jiwa. Keberadaan penduduk di setiap kecamatan cukup
berpengaruh
terhadap pemberian pelayanan kepada masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar jumlah penduduk disuatu wilayah maka semakin luas cakupan terhadap pelayanan. Oleh karena itu agar aksessibilitas terhadap pelayanan bisa lebih luas maka pembagian wilayah juga diperluas termasuk dalam hal ini adalah pembagian kelurahan. Terkait dengan batas wilayah, Kota Parepare berbatasan dengan 3 (tiga) Kabupaten yaitu disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang; sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru dan sebuah selat disebelah barat yaitu berbatasan dengan Selat Makassar. 2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis Secara
geografis,
Kota
Parepare
terletak
pada
jalur
perlintasan transportasi darat maupun laut untuk bagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan, baik arah Utara - Selatan maupun arah Timur - Barat.
Kota Parepare terletak antara 3o 57’ 39” - 4o 04’ 49”
Lintang Selatan dan 119o 36’ 24” - 119o 43’ 40” Bujur Timur. Waktu yang digunakan di Kota Parepare adalah WITA atau waktu Indonesia Bagian Tengah yakni 1 (satu) jam lebih cepat dari waktu ibukota Negara Jakarta dan delapan jam lebih cepat dari Greenwich Mean Time (GMT). 2.1.1.3. Topografi Wilayah
Kota
Parepare
apabila
ditinjau
dari
aspek
topografinya terdiri dari daerah datar sampai bergelombang, dengan klasifikasi kurang lebih 80persen luas daerahnya merupakan daerah perbukitan dan sisanya daerah datar dengan meter
diatas
permukaan
laut
(mdpl),
ketinggian 25 – 500
dengan
dataran
tinggi
bergelombang dan berbukit (88,96 persen) dengan fungsi dominan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 2
untuk lahan perkebunan (18,56persen), kehutanan (43,04persen), dan daerah permukiman (1,57persen), serta sebagian kecil merupakan dataran rendah yang rata hingga landai (11,04persen) dengan fungsi permukiman
(2,80persen),
pertanian
(9,40persen)
dan
perikanan
(0,24persen). Luas Wilayah berdasarkan ketinggian dari Permukaan Laut Tiap Kecamatan di Kota Parepare disajikan dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Laut Tiap Kecamatan Di Kota Parepare No
Kecamatan
Luas Ketinggian Wilayah (Ha) 8-25 m 26-100 m 101-500 m
0-7 m
> 500 m
1
Soreang
70,84
38,6
914,64
105,92
-
2
Ujung
87,16
214,78
476,64
54,40
-
3
Bacukiki
154,6
776,4
2.668,78
3.119,0
316,11
4
Bacukiki Barat
*
*
*
*
*
312,6
1.029,78
5.060,06
2.279,32
316,11
Jumlah
Sumber : Data Pokok Kota Parepare Ket (*): Data Menyatu dengan Kec. Induk
Berdasarkan
Tabel
2.2,
Kota
Parepare
sebagian
besar
wilayahnya berada pada ketinggian atau perbukitan terutama pada wilayah Kecamatan Bacukiki dengan ketinggian >500 meter dpl. Khusus untuk Kecamatan Ujung dan Kecamatan Soreang, berada pada ketinggian 0-500 m dpl. Kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa morfologi Kota Parepare terbagi atas morfologi rendah dan tinggi (perbukitan/pegunungan). 2.1.1.4. Geologi Geologi wilayah Kota Parepare secara umum dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu: (1) dataran rendah terdapat pada bagian yang sempit sekitar muara Sungai Karajae, sepanjang pesisir dan melebar di sekitar Soreang. Tingginya berkisar antara 0 sampai 50 meter di atas muka laut, dengan lereng landai hingga datar. (2) perbukitan
secara
luas
menempati
bagian
barat
wilayah
kota,
memanjang dengan arah kurang lebih Utara Selatan, umumnya berlereng landai hingga curam. Ketinggiannya berkisar antara 50 sampai 250 meter di atas permukaan laut terutama di Kecamatan Bacukiki dan Lapadde. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 3
2.1.1.5. Hidrologi Sumber air permukaan di Kota Parepare berasal dari aliran air sungai yang melintas di Kota Parepare dengan sungai utama yaitu sungai Karajae yang mengalir dari arah timur ke arah barat kota dan beberapa sungai kecil lainnya. Sungai tersebut merupakan salah satu potensi yang dimiliki Kota Parepare dan dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk pengelolaan air bersih. Selain air permukaan, sumber air yang dapat dimanfaatkan masyarakat adalah air tanah dangkal dan tanah dalam. Sumber air tanah dalam yang saat ini masih berfungsi yaitu : a. Sumur dalam P-1D Harapan yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman (dekat perumahan H. Soekarno) b. Sumur dalam P-1E Harapan yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman (dekat perumahan H. Soekarno) c. Sumur dalam P-2F Soreang yang berlokasi dil. Jl. A. Makkulau (dekat Jl. A. Mappagulung) d. Sumur Dalam P-4C Takkalao yang berlokasi di Pertigaan Jl. Kebun Sayur Utara dan Jl. A. Makkulau e. Sumur Dalam P-5B Wekke’e yang berlokasi di Jl. Wekke'e (dekat perumahan Jawi-Jawi) Gambaran perkembangan kapasitas air bawah tanah dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Perkembangan Kapasitas Produksi Air Bawah Tanah Tahun 2008 –2013 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Air Bawah Tanah ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt ltr/dt Sumur Dalam P-1 D Harapan Sumur Dalam P-1 E Harapan Sumur Dalam P-2 B Soreang Sumur Dalam P-2 C Soreang Sumur Dalam P-2 E Soreang Sumur Dalam P-2 F Soreang Sumur Dalam P-4 B Takkalao Sumur Dalam P-4 C Takkalao Sumur Dalam P-5 B Wekke’e Sumur Dangkal Labatu
8,87 16,45 18,20 15,32 5
8,87 16,45 18,20 15,32 5
8,21 16,63 17,51 16,58 5
8,20 12,49 16,27 17,16 15,44 5
8,32 12,61 16,53 17,40 14,84 5
8,57 12,86 17,72 18,32 14,45 5
Sumber Data: PDAM Kota Parepare, Tahun 2013
Sedangkan perkembangan kapasitas produksi air permukaan dapat dilihat pada Tabel 2.4.sebagai berikut. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 4
Tabel 2.4 Perkembangan Kapasitas Produksi Air Permukaan Tahun 2008 - 2013 2008 ltr/dt
2009 ltr/dt
2010 ltr/dt
2011 ltr/dt
2012 ltr/dt
2013 ltr/dt
IPA I Sungai Karajae
39,41
37,69
38,67
38,22
38,46
38,18
IPA II Sungai Karajae
36,65
36,47
37,22
38,50
38,72
38,51
IPA III Sungai Karajae
16,42
16,10
16,10
15,12
16,24
17,63
IPA IV Sungai Karajae
16,41
16,37
16,84
39,95
39,76
42,25
IPA V Sungai Karajae
17,57
17,69
17,26
15,24
16,48
17,81
Air Permukaan
Sumber Data: PDAM Kota Parepare, Tahun 2013
Dari tabel di atas, Secara umum kenaikan dan penurunan kapasitas produksi setiap sumber tergantung pada jam operasi pompa, apabila terjadi gangguan misalnya terjadi pemadaman listrik, atau kerusakan pompa, maka
produksi air bersih tidak dapat terbentuk
akibat tingkat kekeruhan air yang cukup tinggi sehingga pompa tidak dapat dioperasikan akibatnya kapasitas produksi air juga menurun. Adapun gambaran perkembangan produksi air baik yang terpakai maupun tidak terpakai dapat dilihat pada Tabel 2.5 sebagai berikut. Tabel 2.5. Produksi Air (dalam M3) Kota ParepareTahun 2008 - 2013 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Air diproduksi
4.018.913
4.209.050
4.693.551
5.281.146
5.579.686
5.777.522
Air terjual
3.139.924
3.278.943
3.549.217
3.748.494
4.059.737
4.055.616
1.043
2.154
558
2.334
1.420
2.056
877.946
927.953
1.143.776
1.530.318
1.518.529
1.719.850
21.85
22.05
24,37
28,98
27,22
29.77
Air tidak terjual : - Pengurasan Pipa - Pemadam Kebakaran Tingkat Kehilangan Air (M3) - Prosentase
Sumber Data PDAM Kota Parepare, Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, Air yang diproduksi
selama Tahun
2008-2013 terus meningkat, hal ini disebabkan karena jam operasi pompa juga meningkat dan adanya peningkatan kapasitas produksi (up rating) pada tahun 2010. Demikian juga dengan air terjual juga meningkat karena adanya penambahan pelanggan sehingga kebutuhan air meningkat. Sedangkan untuk tingkat kehilangan air yang semakin meningkat setiap tahunnya diakibatkan oleh beberapa faktor
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
yaitu
Bab II - 5
banyaknya kebocoran pipa, banyaknya meteran air yang macet dan rusak. Ditinjau dari keadaan hidrologisnya, sumber air baku yang melayani masyarakat adalah air permukaan dari aliran air Sungai Karajae. Sungai ini mempunyai debit air 100 liter/detik pada musim kemarau dan 500 liter/detik pada musim hujan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan dan pengawasan daerah aliran sungai di Kota Parepare sangat mendesak dilakukan, terlebih lagi dengan wilayah yang terkait langsung dengannya, seperti kawasan hutan lindung, kawasan konservasi dan daerah resapan hujan. Selain pemanfaatan air permukaan, pengembangan pemanfaatan air baku bagi sistem penyediaan air bersih di Kota Parepare juga memanfaatkan air tanah dengan kedalaman 100 m yang terletak di dalam wilayah Kota Parepare. Oleh sebab itu untuk terus memperoleh manfaat sumber air baku dari air tanah yang terletak di wilayah Kota Parepare perlu diadakan penghijauan dan revegetasi daerah aliran air tanah. 2.1.1.6. Klimatologi Kondisi iklim di wilayah Kota Parepare terbagi dalam dua zona yakni zona hujan masing-masing zona C2 dan D2. Zona iklim tipe C2 ditandai dengan jumlah bulan basah sekitar 5-6 bulan dan jumlah bulan kering 2-3 bulan. Zona ini meliputi wilayah bagian barat Kota Parepare sampai pesisir pantai dengan luas ± 60% dari luas wilayah Kota Parepare, sedangkan Zona iklim tipe D2 ditandai dengan jumlah bulan basah sekitar 3-4 bulan dan jumlah bulan kering 2-3 bulan. Zona ini meliputi wilayah bagian timur Kota Parepare dengan luas ±40% dari luas wilayah Kota Parepare. Dengan demikian, Kota Parepare didominasi oleh tipe iklim C2 dimana jumlah bulan basah lebih dominan dibanding bulan kering.Data Curah Hujan di Kota Parepare selama Tahun 2008 hingga Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 6
Tabel. 2.6. Jumlah Curah Hujan di Kota Parepare Tahun 2008-2013 No
BULAN
2008 CH Hh (mm)
2009 CH Hh (mm)
2010 CH Hh (mm)
2011 CH Hh (mm)
2012 CH Hh (mm)
2013 CH Hh (mm)
1
Januari
409
15
519
15
378
15
249
20
160
12
456
10
2
Pebruari
307
16
273
14
111
12
267
12
323
10
103
4
3
Maret
592
15
225
11
345
12
379
19
242
11
182
8
4
April
238
8
163
9
171
11
205
20
272
10
-
-
5
Mei
97
6
278
12
270
17
66
5
123
4
149
7
6
Juni
152
5
54
3
279
17
9
2
101
5
249
11
7
Juli
40
7
-
-
138
13
-
-
98
5
183
13
8
Agustus
19
4
-
-
346
18
-
1
22
2
55
6
9
September
83
10
7
2
233
21
12
1
20
2
-
-
10
Oktober
154
11
69
6
367
18
332
13
158
6
7
3
11
November
375
17
49
6
299
20
251
15
105
10
286
9
12
Desember
550
20
275
13
423
23
501
13
250
11
514
14
Jumlah
3.016
134
1.912
91
3.360
197
2.271
121
1.874
88
2.184
85
Sumber : Dinas PKPK Kota Parepare Tahun 2013 Keterangan : CH = Curah Hujan Hh = Hari Hujan = Tidak ada hujan selama bulan tersebut 0 = Curah Hujan < 0,5 mm
Berdasarkan tabel di atas, curah hujan tertinggi di Kota Parepare terjadi pada Tahun 2010 yaitu sebesar 3.360 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 197 dan curah yang terendah pada Tahun 2012 sebesar 1.874 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 88. 2.1.1.7. Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan di Kota Parepare terdiri atas beberapa bagian diantaranya yaitu Hutan, Persawahan dan Lahan Kering, namun untuk lebih jelasnya Komposisi penggunan lahan di Kota Parepare pada tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 7
Tabel. 2.7 Komposisi Penggunaan Lahan Tahun 2008-2012 NO 1
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
Hutan lindung (Ha)
3.215
3.215
2.050
2.050
-
Hutan suaka alam dan wisata (Ha)
13,50
13,50
97,90
13,50
-
Luas Lahan Hutan
Hutan produksi terbatas (Ha)
2
3
352
352
352
352
436
Hutan bakau (Ha)
5
5
5
5
-
Hutan rakyat (Ha)
550
550
550
550
-
4.136
4.136
3.055
2.971
436
Sawah Terigasi (Ha)
300
300
300
405
405
Sawah Tadah Hujan (Ha)
633
633
623
518
518
933
933
923
923
923
Rawa-rawa (Ha)
7,51
7,51
2
2
2
Ladang / Tegalan (Ha)
2.273
2.273
1.828
1.824
1.818
-
-
-
-
7.145
-
-
2.281
2.281
1.830
Lahan Persawasahn
Lahan Kering
Usaha lain (Ha)
4
Lahan Pertambangan (Ha)
-
-
-
-
-
5
Danau/Telaga(Ha)
-
-
-
-
-
6
Waduk (Buatan)
-
-
-
-
-
7
Kolam ikan air tawar (Ha)
2
2
2
2
-
8
Tambak ikan (Ha)
11,15
11,15
11,15
74
-
9
Padang Rumput Alam (Ha)
2.026
2.026
2.026
2.026
-
10
Tanah Tandus/Tanah Rusak (Ha)
-
-
-
1.549
-
11
Tanah Terlantar (Ha)
-
-
-
-
-
Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah kolam/empang/tambak (Ha)
-
-
-
-
82
Danau/Telaga Alam Ladang/Tegalan/Kebun/Padang Rumput Kebun campuran
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Perkebunan
-
-
-
-
-
12
Hutan
-
-
-
-
45
Perumahan dan Pemukiman (Ha)
120
369
378
824
824
Industri (Ha) Bangunan Lainnya/Perkantoran (Ha) Non Sawah sementara yang tidak diusahakan Waduk (Buatan)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lainnya (Ha) Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
323
Bab II - 8
Berdasarkan tabel tersebut, nampak bahwa untuk Luas Wilayah Hutan pada tahun 2008 sebesar 4.136 Ha dan pada tahun 2011 menurun menjadi
2.971 Ha,
kemudian Lahan Persawahan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun tidak mengalami perubahan sedangkan untuk Lahan kering mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami penurunan. Untuk luas penggunaan lahan bukan sawah khusunya lahan perumahan dan permukiman selama kurun waktu 5 (lima) tahun
selalu mengalami peningkatan dimana pada
tahun 2008 sebesar 120 Ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 824 Ha. 2.1.2.
Potensi Pengembangan Wilayah Pada prinsipnya pemanfaatan ruang merupakan perwujudan
dari upaya pemanfaatan sumberdaya alam di suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa pola pemanfaatan
ruang
adalah
bentuk
menggambarkan ukuran, fungsi, serta dan/atau
kegiatan
alam.
Hasil
pemanfaatan karakter
ruang
kegiatan
yang
manusia
dari pemanfaatan ruang meliputi;
lokasi, sebaran, permukiman, tempat kerja, industri, pertanian, pariwisata,
pertambangan
dan
mineral,
pola
penggunaan
tanah
perdesaan dan perkotaan, serta penggunaan budi daya lainnya. Potensi Pengembangan Wilayah per Kecamatan yang ada di Kota Parepare berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare (RTRW) Tahun 2011-2031 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 9
Tabel. 2.8 Potensi Pengembangan Wilayah per Kecamatan berdasarkan RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031 Kecamatan Ujung Struktur Ruang : Pembukaan Jalan Akses ke dan dari Pelabuhan Cappa Ujung – Kawasan Industri Jalur Kereta Api Makassar – Parepare sebagai bagian dari Rencana Jalur Kereta Api Trans Sulawesi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa Kawasan labukkang dan sekitarnya (Kelurahan Labukkang, Kelurahan Mallusettasi dan Kelurahan Ujung Bulu)
Pola Ruang : Kawasan Industri dan Pergudangan Lapadde Kawasan Pelabuhan Nusantara dan Cappa Ujung Kawasan peruntukan Perdagangan dan Jasa Lakessi dan sekitarnya, Kelurahan Ujung Sabbang Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa lahan-lahan hasil Reklamasi (Kelurahan Labukkang) Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal (Kawasan Pasar Senggol dan Kawasan Reklamasi Labukkang bagian selatan)
Kecamatan Bacukiki Struktur Ruang :
Pembukaan Jalan Akses ke dan dari Jl. Swaka Alam Lestari – Jl. Jend. M. Yusuf Pengembangan jalan lingkar luar serta membuka akses jalan baru sesuai kepentingan Pembukaan jalan baru untuk membuka hubungan antar wilayah serta upaya peruntukan pembangunan yang meliputi jalan akses yang menghubungkan kawasan-kawasan perumahan dan permukiman
Jalur Kereta Api Makassar – Parepare sebagai bagian dari Rencana Jalur Kereta Api Trans Sulawesi Pola Ruang : Kawasan Hutan Lindung daerah penyangga hutan lindung (Kawasan keanekaragaman Hayati) Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan Hutan Rakyat Kawasan Peruntukan perdagangan dan Jasa WekkeE dan sekitarnya (Kelurahan LompoE, Kelurahan Galung Maloang) Kawasan Budidaya perikanan darat (Kelurahan Wattang Bacukiki)
Kecamatan Soreang Struktur Ruang : Pembukaan jalan akses ke dan dari Hutan Alitta 1 – Hutan Alitta 2 Pembukaan jalan akses ke dan dari Pelabuhan Cappa Ujung – Kawasan Industri Jalur Kereta Api Makassar – Parepare sebagai bagian dari Rencana Jalur Kereta Api Trans Sulawesi
Pola Ruang : Kawasan Hutan Mangrove (Kawasan Taman Estuari) yang terletak di Muara Sungai Sorang Kawasan Taman Hutan Penelitian dan Wanawisata yang terletak di Kompleks Hutan Alitta Kelurahan Bukit Harapan Kawasan Kebun Raya yang terletak di Kelurahan Bukit Harapan Kawasan Perdagangan dan Jasa Lakessi Kawasan Industri dan Pergudangan Lapadde Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Lakessi dan sekitarnya (Kelurahan Kampung Pisang, Kelurahan Ujung Lare dan Kelurahan Ujung Baru) Kawasan Peruntukan perdagangan dan jasa lahan-lahan hasil reklamasi (Kelurahan Wattang Soreang) Kawasan Budidaya Perikanan Darat (Kelurahan Wattang Soreang)
Kawasan Budidaya Perikanan, Budidaya Rumput Laut (Kelurahan Wattang Soreang)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 10
Kecamatan Bacukiki Barat Struktur Ruang : Pengembangan Jalan Lingkar Luar serta membuka Akses Jalan baru sesuai kepentingan Pembukaan Jalan Akses ke dan dari Jl. Mattirotasi Baru- Tonranngeng Pembukaan Jalan Baru untuk membuka hubungan antar wilayah serta upaya peruntukan pembangunan yang meliputi jalan akses yang menghubungkan kawasan-kawasan perumahan dan pemukiman Jalur Kereta Api Makassar – Parepare sebagai bagian dari Rencana Jalur Kereta Api Trans Sulawesi
Pola Ruang : Kawasan Hutan Mangrove (Kawasan Taman Estuari) yang terletak di Muara Sungai Sorang Kawasan Terumbu Karang Kawasan Hutan Rakyat Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Sumpang MinangaE dan sekitarnya (Kelurahan Sumpang MinangaE, Kelurahan Cappa Galung dan Kelurahan LumpuE) Kawasan Peruntukan perdagangan dan jasa lahan-lahan hasil reklamasi (Kelurahan LumpuE) Kawasan Budidaya Perikanan Darat (Kelurahan LumpuE) Kawasan Budidaya Perikanan Terumbu Karang sebagai Kawasan Konservasi Alam (Kelurahan LumpuE)
Sumber : Dokumen RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031
2.1.2.1. Kawasan Budidaya Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. Kawasan budi daya yang dimaksudkan meliputi kawasan yang dapat dikembangkan perdagangan/jasa,
sebagai kawasan
kawasan perkantoran,
perumahan, kawasan
kawasan
industri
dan
pergudangan, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau, kawasan ruang evakuasi bencana, kawasan pertanian, kawasan pertambangan, kawasan peruntukan ruang sektor informal, kawasan pertahanan dan keamanan, kawasan pelayanan umum dan kawasan peruntukan perikanan. Arahan pengelolaan dan pengembangan kawasan budi daya di Kota Parepare berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare Tahun 2011 – 2031, yaitu :
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 11
a. Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budi daya secara optimal dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. b. Memberikan arahan untuk menentukan prioritas pemanfaatan ruang antara kegiatan budi daya yang berlainan. c. Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan budi daya tertentu ke jenis lainnya. Sedangkan penentuan kawasan budi daya didasarkan pada : a. Kawasan lindung yang telah ditetapkan sebelumnya dan menjadi limitasi bagi penetapan kawasan budi daya di wilayah Kota Parepare. b. Kriteria menurut pedoman penyusunan rencana tata ruang. c. Hasil analisis kesesuaian lahan. Pada dasarnya peruntukan kawasan budi daya, dikelompokkan kedalam dua bagian, yakni kawasan budi daya pertanian dan kawasan budi daya non pertanian. Kriteria kawasan budi daya disajikan dalam Tabel 2.9 berikut ini. Tabel.2.9 Kriteria Kawasan Budi daya No.
Jenis Kawasan Budi daya
I. Hutan Produksi Kawasan Hutan produksi terbatas Kawasan hutan produksi Tetap
Kawasan hutan produksi konversi Kawasan Hutan Rakyat II. Kawasan Pertanian
Definisi Kawasan yang diperun-tukkan bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan hutan produksi tetap dimana eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam Kawasan hutan yang bilamana diperlukan, dapat dialih gunakan Kawasan hutan yang dibangun dan dimiliki oleh masyarakat dan berada di luar kaasan hutan milik negara
Kawasan tanaman pangan lahan basah
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah dimana pengairannya dapat diperoleh baik secara almi maupun dengan tahnis
Kawasan tanaman pangan lahan kering
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering untuk tanaman palawija, hortikultura atau tanaman pangan
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Kriteria Penetapan Skor 125 - 175 (berdasarkan hasil perkalian bobot dari kelas lereng, tanah dan intensitas hujan). Skor < 125 (berdasarkan hasil perkalian bobot dari kelas lereng, tanah dan intensitas hujan). Skor < 125 (berdasarkan hasil perkalian bobot dari kelas lereng, tanah dan intensitas hujan dengan volume tegakan hanya mencapai 20 m3 per hektar) Kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh perorangan atau kelompok di atas tanah yang dibebani hak milik Kawasan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah, mempunyai sistem dan atau potensi pengembangan dan pengairan yang memiliki: a. Ketinggian < 1000 m dpl b. Kelerengan < 10 % c. Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm Kawasan yang sesuai untuk tanaman palawija, hortikultura atau tanaman pangan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor:
Bab II - 12
No.
Jenis Kawasan Budi daya
Kriteria Penetapan
Definisi a. b. c.
Kawasan tanaman tahunan/perkebunan
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan/ perkebunan yang menghasilkan baik tanaman pangan maupun bahan baku industri.
Kawasan peternakan
Kawasan yang diperuntukkan bagi peternakan hewan besar dan penggembalaan ternak
Kawasan perikanan
Kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan, baik berupa pertambakan/kolam, maupun perairan darat lainnya
III. Kawasan Pertambangan Kawasan Pertambangan
IV. Kawasan Perindustrian Kawasan Peruntukan industry
V. Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata VI. Kawasan Pemukiman Kawasan Permukiman
Ketinggian < 1000 m dpl Kelerengan < 10 % Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm Kawasan yang sesuai untuk tanaman tahunan/perkebunan dengan mempertimbangkan faktor-faktor: a. Ketinggian < 2000 m dpl b. Kelerengan < 10 % c. Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm Kawasan yang sesuai untuk peternakan dan penggembalaan hewan besar, yang ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor: a. Ketinggian < 1000 m dpl b. Kelerengan < 10 % c. Luas tanah dan iklim yang normal untuk padang rumput gembala Kawasan yang sesuai untuk perikanan yang ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor: Kelerengan < 8 % Persediaan air yang cukup
Kawasan yang diperuntukkan bagi pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan
Memiliki sumberdaya bahan tambang yang berwujud padat, cair atau gas berdasarkan peta geologi, dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan yang dilaksanakan secara berkelanjutan
Kawasan yang diperuntukkan bagi industri, yakni berupa pemusatan industri
Wilayah yg dapat dimanfaatkan untuk industri dengan tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup, tersedia sumber daya air baku yang cukup, memiliki sistem pembuangan limbah yang ramah lingkungan, serta tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat
Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata
Memiliki obyek dan dayatarik wisata, mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.
Kawasan yang diperuntukkan bagi pemukiman
Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana, memiliki kelengkapan sarana dan prasarana dan utilitas pendukung.
Sumber : Dokumen RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031
Seperti terlihat pada Tabel 2.9 diatas, hutan produksi adalah salah satu bentuk dari suatu kawasan budi daya. Berdasarkan peta padu serasi, di Kota Parepare terdapat kawasan hutan produksi seluas 3.482 ha. Namun karena kawasan ini berada pada daerah kelerengan antara 41 - 60%, Kementerian Lingkungan Hidup (2007) mengeluarkan Peta Menuju Indonesia Hijau (Peta MIH) yang menempatkan kawasan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 13
hutan produksi ini sebagai kawasan lindung. Hal ini didasarkan pada Inmendagri No. 8 tahun 1985 dan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kelerengan 40% atau lebih, dan atau berada di atas ketinggian 2.000 m atau lebih di atas permukaan laut (dpl), harus menjadi kawasan hutan lindung. Dengan demikian, kawasan budi daya di Kota Parepare semuanya berada di luar kawasan hutan negara dan di luar wilayah sempadan sungai. Kawasan budi daya di Kota Parepare, terdiri dari lima sistem lahan, dimana setiap sistem lahan tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mendukung berbagai kegiatan budi daya, baik budi daya pertanian, perikanan maupun kehutanan.
Sistem lahan
terluas pada kawasan budi daya adalah sistem dataran lava basa berbukit kecil (BTK) yang luasnya mencapai 2.939,22 ha, sedangkan luasan terkecil sistem teras-teras sungai yang berombak sampai bergelombang (SMI) dengan luas 84,67 ha. Luas total kawasan budi daya di Kota Parepare mencapai 3.023.89 ha atau 34,23 persen dari luas Kota. Karakteristik setiap sistem lahan pada kawasan budi daya, diperlihatkan pada Tabel 2.10 Tabel. 2.10 Luas Sistem Lahan Pada Kawasan Budi daya Kota Parepare No
System Lahan
Kode
Lereng (%)
1. 2. 3. 4. 5.
Punggung bukit yang sangat curam di atas vulkanik basa Dataran lava basa berbukit kecil Bukit yang agak curam di atas kerucut vulkanik basa Kipas aluvial vulkanik melereng landai Teras-teras sungai yang berombak sampai bergelombang
BMS BTK GSM KNJ SMI
41-60 16-25 16-25 2-8 2-8
Luas (ha) 114,41 2.939,22 702,40 553,60 84,67
Sumber : Dokumen RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031
2.1.3.
Wilayah Rawan Bencana Wilayah rawan bencana alam, diarahkan pada daerah-daerah
yang rawan gempa akibat adanya patahan dan sesar, juga pada daerah rawan bencana tsunami di pesisir pantai, daerah tanah longsor, dan banjir. Pengalokasian ini ditujukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh bencana alam. Potensi rawan bencana Kota Parepare, adalah sebagai berikut: Untuk
tanah
longsor
diarahkan
pengendaliannya
dengan
menetapkan deliniasi kawasan lindung agar pemanfaatan lahan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 14
pada kawasan tersebut mengeliminir kegiatan-kegiatan budi daya yang dapat menyebabkan terjadi longsor pada kawasan tersebut. Untuk daerah rawan banjir dan
luapan air sungai diarahkan
pengendaliannya dikawasan yang sering terkena banjir terutama pada pusat kota dan bantaran Sungai Karajae. Melaksanakan penanaman atau pengendalian disekitar pesisir pantai dengan tanaman yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Menetapkan kawasan rawan bencana dengan menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran seperti membangun hidran-hidran air yang tersebar merata disepanjang jalan primer, kawasan
perumahan
dan
permukiman
serta
kawasan
yang
diidentifikasi rawan bencana kebakaran. Untuk rawan gempa bumi, gelombang tsunami dan gelombang pasang diarahkan pengendalian ketat pada wilayah yang berada tepat pada sepanjang pesisir pantai Kota Parepare. Titik rawan bencana dan lokasi evakuasi di Kota Parepare dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.2.11 Titik Rawan Bencana dan Lokasi Evakuasi di Kota Parepare Kecamatan
Rawan Bencana
Lokasi Evakuasi
Ujung
- Kawasan Sekitar Jl. Ahmad Yani Kelurahan Ujung Bulu (rawan longsor) - Kawasan BTN Pepabri/BTN Lapadde (rawan longsor) - Pesisir Pantai (rawan tsunami, rob, angin)
Bacukiki Barat
- Cappa Galung, (rawan longsor) - Lapangan Upacara Kota - Kawasan SPPBE Lumpue (rawan kebakaran/ledakan) - Lapangan Sumpang - Belakang SMKN 1/SMPN 5, kampung lapangape (rawan longsor) - Kawasan Kampung Baru/Kesuma Timur (rawan longsor) - Pesisir Pantai (rawan tsunami, rob, angin)
Bacukiki
- Kawasan Mangimpuru/Lontangnge (rawan banjir dan - Lapangan Lemoe longsor) - Lapangan Lompoe
Soreang
- Kawasan Sekitar Jl. Ahmad Yani Kelurahan Ujung Baru (rawan longsor) - Kawasan Depot Pertamina (rawan kebakaran) - Sekitar Bukit Indah/Ujung Baru (rawan longsor) - Belakang Kantor Kec. Soreang/SMA 3 (rawan longsor) - Kawasan Perumahan Sosial (rawan longsor) - Pesisir Pantai.
-
Lapangan A. Makkasau SMAN 4 Polsek Ujung Lapangan Korem
- Lapangan Sepak Bola Laupe (kampung duri) - Lapangan Lauleng - Lapangan Takkalao - Lapangan Kavelari - Lapangan Umpar
Sumber : Dokumen RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 15
2.1.4.
Demografi Jumlah penduduk Kota Parepare dalam kurun waktu Tahun
2008-2012 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk Kota Parepare tersebut disajikan dalam Grafik 2.1 Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 135.000 130.000 125.000
132.048
130.582
129.262
120.000 115.000
118.842
117.063
110.000 105.000 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : Parepare Dalam Angka, 2013
Dari grafik tersebut di atas, jumlah penduduk Kota Parepare pada Tahun 2008 sebesar 117.063 jiwa dan meningkat pada Tahun 2012 sebesar 132.048 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,62 persen.
Jumlah
Penduduk
tersebut
terdiri
atas
Laki-laki
dan
Perempuan dimana komposisinya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Parepare Tahun 2008-2012 Laki-laki
61.810 59.132 57.931
Tahun 2008
Perempuan
67.527
68.285
65.781 63.481
63.055
63.763
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
57.032
Tahun 2009
Sumber : Parepare Dalam Angka, 2013
Grafik 2.2 memperlihatkan bahwa komposisi penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-laki dalam kurun 5
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 16
(lima) tahun, dimana pada tahun 2008 jumlah penduduk wanita sebesar 59.132 jiwa meningkat menjadi 68.285 jiwa pada tahun 2012, sedangkan jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2008 sebesar 57.931 jiwa meningkat menjadi 63.763 jiwa pada tahun 2012. Besarnya jumlah penduduk perempuan dibandingkan jumlah penduduk laki-laki disebabkan karena penduduk laki-laki didaerah ini lebih banyak keluar daerah untuk sekolah, bekerja dan mencari pekerjaan. Adapun penyebaran penduduk di Kota Parepare tersebar di 4 (empat) kecamatan dimana persentase penyebarannya dapat dilihat pada Grafik 2.3 Grafik 2.3 Persentase Penyebaran Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012
KEC. SOREANG 33%
KEC. BACUKIKI 11%
KEC. UJUNG 25%
KEC. BACUKIKI BARAT 31%
Sumber : Parepare Dalam Angka, 2013
Dari gambar tersebut di atas, nampak bahwa penyebaran penduduk di Kota Parepare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun paling banyak di Kecamatan Soreang yaitu sebesar 33 persen atau sebesar 207.506 jiwa sedangkan penyebaran penduduk yang paling sedikit ada di Kecamatan Bacukiki sebesar 11 persen atau hanya 71.807 jiwa. Hal ini tentu saja berkaitan dengan pembagian wilayah kelurahan di kecamatan tersebut dimana di Kecamatan Soreang dengan jumlah penduduk terbesar sehingga wilayahnya dibagi menjadi 7 kelurahan sedangkan Kecamatan Bacukiki dengan jumlah penduduk paling kecil sehingga wilayahnya hanya dibagi menjadi 4 kelurahan saja.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 17
2.2.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1.
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB pada tahun sebelumnya, dimana nilai PDRB yang digunakan adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Parepare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sejak 2008-2012 dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Grafik 2.4 dibawah ini. Grafik 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2012 9,00
8,41
8,50
7,78
8,00 7,50 7,00 6,50
6,98
7,93
8,18
8,37 7,79 7,65
7,56
7,92 Kota Parepare Prov. Sulsel
6,73
6,00
6,20
5,50 5,00 Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013
Grafik 2.4. menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Parepare mengalami peningkatan cukup cepat dari 6,98 persen pada tahun 2007 hingga 8,41 persen di tahun 2010, namun pada dua tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi Kota Parepare cenderung melambat. Selama periode 2007-2012, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2010. Jika dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Selatan, pertumbuhan ekonomi Kota Parepare berada di atas Provinsi Sulawesi Selatan kecuali pada tahun 2008 dan tahun 2012 sebesar 7,92 persen. 2.2.1.2. Struktur PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Parepare berdasarkan harga berlaku meningkat hampir dua kali lipat dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 2,4 tahun 2012. Peningkatan nilai PDRB tersebut RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 18
dikontribusi oleh peningkatan setiap tahun semua sektor-sektor PDRB kecuali penggalian dan pertambangan pada tahun 2012. Dari sembilan sektor ekonomi yang ada didalam PDRB Kota Parepare, terdapat tiga sektor yang mempunyai nilai PDRB terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Tabel 2.12. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2012 (Juta). NO
LAPANGAN USAHA
2008 93.229,80
2009 107.242,19
TAHUN 2010 119.453,81
2011 138.016,90
2012 151.591,43
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
4.368,65
4.722,87
5.157,44
6.261,53
7.375,45
3
Industri Pengolahan
34.175,33
37.241,68
40.814,95
45.922,23
50.448,48
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
18.221,91
20.715,07
24.084,06
27.256,41
30.898,31
5
Bangunan
114.086,07
128.422,27
146.975,52
174.606,92
203.940,88
6
Perdagangan, Hotel dan Restaurant
361.888,47
406.075,01
450.358,45
526.383,69
598.957,37
7
Angkutan dan Komunikasi
292.341,35
322.493,73
365.748,64
410.202,88
449.123,68
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
160.321,75
201.031,87
266.652,39
309.690,79
374.342,65
9
Jasa-jasa
220.152,28
291.211,41
376.718,49
435.214,58
509.843,02
1.298.785,61
1.519.156,10
1.795.963,75
2.073.555,93
TOTAL
2.376.521,26
Sumber : Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013,
Berdasarkan Tabel 2.12, terlihat bahwa perekonomian Kota Parepare
selama
periode
2008-2012
digerakkan
oleh
sektor
Perdagangan, Hotel dan Restauran; sektor Angkutan dan Komunikasi; dan sektor Jasa-jasa. Hal ini tercermin dari kontribusi masing-masing ketiga sektor ekonomi tersebut. Sektor perdagangan berkontribusi pada kisaran 25 – 28 persen, sektor transportasi dan komunikasi berkisar 19-22 persen, dan sektor jasa berkisar 16-21 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur perekonomian Kota Parepare digerakkan oleh sektor tersier. Secara rata-rata, sektor perdagangan, hotel, dan restoran berkontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB, namun kecenderungannya menurun hingga tahun 2012 dan digantikan oleh sektor jasa-jasa. Untuk melihat RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Kontribusi Sektor Bab II - 19
Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Parepare Tahun 2008– 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2.13. Perkembangan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Harga Berlaku di Kota Parepare Tahun 2008– 2012 Kontribusi Sektor Ekonomi (%) No
Sub Sektor
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Ratarata (%)
1
Pertanian
7,18
7,06
6,65
6,66
6,38
6,79
2
Pertambangan dan Penggalian
0,34
0,31
0,29
0,3
0,31
0,31
3
Industri Pengolahan
2,63
2,45
2,27
2,21
2,12
2,34
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,4
1,36
1,34
1,31
1,10
1,30
5
Bangunan
8,78
8,45
8,18
8,42
8,58
8,48
6
Perdagangan, hotel dan restaurant
27,86
26,73
25,08
25,39
25,20
26,05
Pengangkutan dan Komunikasi 22,51 21,23 Keuangan, Persewaan dan jasa 8 12,34 13,23 perusahaan 9 Jasa-jasa 16,95 19,17 Sumber : Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013
20,37
19,78
19,90
20,76
14,85
14,94
15,75
14,22
20,98
20,99
21,45
19,91
7
Grafik 2.5 Perkembangan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Parepare Tahun 2008 – 2012
Sumber : Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan
grafik
tersebut,
nampak
bahwa
Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restaurant dalam kurun waktu lima tahun selalu memberikan kontribusi yang besar yaiturata-rata sebesar 26,05 persen kemudian diikuti oleh sektor Pengangkutan dan
komunikasi
dengan rata-rata kontribusi sebesar 20,76 persen, hal ini disebabkan karena Kota Parepare merupakan kota jasa dan kota transit dari
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 20
berbagai
daerah
sehingga
dengan
keberadaan
Pelabuhan
juga
mempengaruhi perkembangan sektor pengangkutan khususnya. 2.2.1.3. PDRB Per Kapita Meningkatnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu sasaran pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, baik yang bersifat
mendukung
maupun
yang
langsung
dirasakan
oleh
masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Grafik 2.6 Perbandingan PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare dengan PDRB Perkapita Prov. Sulsel, Tahun 2008-2012 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000
19.192.249 16.929.030 14.669.010 17.997.404 12.567.364 15.879.340 10.825.425 13.893.981 12.782.990 11.094.698
5.000.000
Kota Parepare Provinsi Sulsel
0 Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Buku Indikator Ekonomi Kota Parepare, Tahun 2013
Berdasarkan Grafik 2.6. PDRB Perkapita Kota Parepare terus mengalami
peningkatan
dari
Tahun
2008-2012
yaitu
dari
Rp.9.895.924,- pada tahun 2008 hingga mencapai Rp. 17.997.404,pada tahun 2012. PDRB Perkapita Kota Parepare berada dibawah Pendapatan perkapita Provinsi Sulawesi Selatan yang bertumbuh dengan rata-rata 16,62 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara rata-rata pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Parepare hanya 14,85 persen. Walaupun demikian, Kota Parepare memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini menjadi peluang baik bagi pemerintah untuk mengembangkan sektor – sektor usaha yang prospektif.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 21
2.2.1.4. Laju Inflasi Inflasi adalah peningkatan indeks harga konsumen (IHK) yang terjadi
karena
adanya
kenaikan
harga
barang
dan
jasa
yang
dikonsumsi masyarakat baik harga barang dan jasa melalui kebijakan pemerintah maupun kenaikan harga barang dan jasa yang tidak terkendali.Pada tahun 2008, laju inflasi Kota Parepare sangat tinggi mencapai angka sebesar 13,34 persen kemudian menurun terus hingga mencapai 3,49 persen tahun 2012. Rendahnya laju kenaikan harga barang dan jasa di Kota Parepare adalah cukup menguntungkan masyarakat di Kota Parepare. Grafik Laju inflasi di Kota Parepare untuk kurun waktu Tahun 2008-2012 dapat dilihat berikut ini. Grafik 2.7 Laju Inflasi Kota Parepare dibandingkan dengan Laju Inflasi Prov. Sulsel, Tahun 2008-2012
Laju Inflasi 16,00% 13,34%
14,00% 12,00% 10,00%
12,40%
8,24%
8,00%
6,56%
6,00% 5,79%
4,00% 2,00%
3,39%
2,88%
3,49%
Kota Parepare Prov. Sulsel
1,60%
0,00% Tahun 2008
4,41%
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Buku Indikator Ekonomi Kota Parepare, Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, jika dibandingkan dengan laju kenaikan harga barang dan jasa di Provinsi Sulawesi Selatan, maka inflasi di Kota Parepare masih berada dibawah rata-rata provinsi terutama
pada
tiga
tahun
terakhir.
Hal
ini
mengindikasikan
pemerintah Kota Parepare telah berhasil mengendalikan tingkat harga barang dan jasa. 2.2.1.5. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah angkatan kerja, RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 22
dimana pengangguran terbuka dapat diartikan sebagai mereka yang sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha baru, tidak mencari pekerjaan atau mereka yang sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Tingkat pengangguran terbuka di Kota Parepare dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 2.8 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Parepare dengan Prov. Sulsel Tahun 2008-2012 25,00% 20,00%
19,18%
15,00%
13,63% 11,85%
10,00%
Kota Parepare 7,97%
8,90%
9,04%
8,37%
5,00%
6,56%
Prov. Sulsel 5,87% 4,21%
0,00% Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Buku Indeks Pembangunan Manusia Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, Tingkat pengangguran terbuka di Kota Parepare selama kurun waktu Tahun 2008-2012 terus mengalami penurunan dimana pada tahun 2008 mencapai angka 19,18 persen dan pada tahun 2012 turun hingga 4,21 persen. Bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran Prov.Sulsel, maka Kota Parepare
masih
memiliki
tingkat
pengangguran
yang
tinggi
dibandingkan dengan Prov. Sulsel kecuali pada Tahun 2012, dimana tingkat pengangguran di Kota Parepare berada dibawah tingkat pengangguran Prov. Sulsel sebesar 5,87persen.
2.2.1.6. Kemiskinan Dalam kurun waktu tahun 2008-2011, persentase tingkat kemiskinan di Kota Parepare selalu berada dibawah tingkat kemiskinan Provinsi. Sulawesi Selatan dimana pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Kota Parepare sebesar 8.320 jiwa dan turun menjadi 7.741 RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 23
jiwa pada tahun 2011. Hal ini menandakan bahwa Program-program Pemerintah Kota Parepare dalam rangka mengurangi angka kemiskinan sudah cukup baik. Meskipun demikian, pemerintah Kota Parepare tetap berupaya untuk merumuskan kebijakan dan program-program yang dapat memperluas lapangan kerja sehingga jumlah penduduk yang tergolong ke dalam angkatan kerja terserap lebih banyak untuk bekerja
dibandingkan
dengan
yang
menganggur.
Lebih
jelasnya
perbandingan atara tingkat kemiskinan Kota Parepare dengan Prov. Sulsel dapat dilihat pada Grafik 2.9 dibawah ini. Grafik 2.9 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kota Parepare dengan Prov. Sulsel Tahun 2008-2012 16,00% 14,00% 12,00% 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00%
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tingkat Kemiskinan Kota Parepare
7,10%
6,52%
6,53%
5,91%
5,58%
Tingkat Kemiskinan Prov. Sulsel
13,34%
12,31%
11,60%
10,27%
9,82%
Sumber : Buku Indikator Ekonomi Kota Parepare Tahun 2013
2.2.1.7. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks
Pembangunan
Manusia
merupakan
salah
satu
indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kinerja manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini
secara mudah dapat memberikan posisi kinerja
pembangunan yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi IPM suatu daerah maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. IPM Kota Parepare dapat dilihat pada Grafik 2.10.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 24
Grafik 2.10 Perbandingan IPM Kota Parepare dengan Prov. Sulsel Tahun 2009-2012 80,00 78,00
77,45
77,78
78,19
78,63
76,00 74,00 72,00 70,00
70,94
71,62
72,14
73,29
Kota Parepare Prov. Sulsel
68,00 66,00 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : Buku Indeks Pembangunan Manusia, Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan grafik tersebut di atas, sejak kurun waktu Tahun 2009-2012, IPM Kota Parepare mengalami peningkatan setiap tahun, dimana pada tahun 2009 sebesar 77,45 terus meningkat mencapai 78,63 persen tahun 2012 atau meningkat sebesar 1,18 poin. Bila dibandingkan dengan Kab/Kota lain yang ada di Prov. Sulsel, maka Kota Parepare menempati posisi ke 2. Hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat Kota Parepare terhadap pendidikan, kesehatan dan juga daya beli masyarakat semakin tinggi. 2.2.2.
Kesejahteraan Masyarakat
2.2.2.1. Angka Melek Huruf Tingkat
pendidikan
yang
tinggi
secara
tidak
langsung
mencerminkan keberhasilan pendidikan yang telah diusahakan, salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat pendidikan di Kota Parepare adalah Angka Melek Huruf (AMH).
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 25
Grafik 2.11 Angka Melek Huruf di Kota Parepare Tahun 2008-2012 100,00% 95,00%
96,49%
97,06%
97,16%
97,17%
97,33%
90,00% 85,00%
Kota Parepare 85,63%
87,75%
87,00%
88,07%
88,39%
Prov. Sulsel
80,00% Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Statistik Kota Parepare, Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Angka melek huruf di Kota Parepare selama kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan dari 96,49 persen menjadi 97,33 persen pada tahun 2012. Peningkatan angka melek huruf merupakan cerminan dari keberhasilan pemerintah di bidang pendidikan dan disamping itu, adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Bila dibandingkan dengan Angka Melek Huruf (AMH) Provinsi Sulawesi Selatan, AMH Kota Parepare berada diatas dari ratarata Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2012, AMH Provinsi Sulsel hanya 88,39 persen, sementara Kota Parepare telah mencapai angka 97,33 persen. Hal ini menandakan bahwa taraf pendidikan di Kota Parepare jauh lebih baik dari kab/kota lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun demikian, angka AMH belum bisa mencapai angka 100persen disebabkan karena masih ada penduduk usia lanjut tidak bisa membaca dan menulis. 2.2.2.2. Rata-rata Lama Sekolah Selain indikator AMH, indikator penting lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan di bidang pendidikan adalah Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Indikator ini dapat memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 26
Grafik 2.12 Rata-rata Lama Sekolah di Kota Parepare Tahun 2008-2012 12,00 10,00
9,45
8,00
7,50
6,00
9,63
7,23
9,63
7,72
7,92
7,41
7,84
9,76
9,89
7,94
7,97
Kota Parepare Prov. Sulsel
7,95
7,92
Nasional Linear (Nasional)
4,00 2,00 0,00 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : Statistik Kota Parepare, Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 213
Grafik 2.12 memperlihatkan perkembangan capaian indikator pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah. Selama empat tahun terakhir (2009-2012), rata-rata lama sekolah penduduk usia sekola di Kota Parepare semakin membaik dari tahun ke tahun, meskipun sedikit kurang membaik jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2008. Namun secara rata-rata, rata-rata lama sekolah penduduk di Kota Parepare setara dengan tingkat SLTP. Pada tahun 2008, rata-rata lama sekolah sebesar 9,45 telah memperlihatkan kinerja pendidikan yang cukup baik. , maka rata-rata lama sekolah di Kota Parepare dalam kurun waktu lima tahun berada di atas rata-rata angka Provinsi Sulawesi Selatan bahkan rata-rata angka nasional. Hal ini
menunjukkan
menyelesaikan
bahwa
pendidikan
penduduk hingga
Kota
tingkat
Parepare
SD
dan
rata-rata
SLTP
serta
kesadaran masyarakat Kota Parepare dibidang pendidikan sudah semakin baik. 2.2.2.3. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka Kelangsungan Hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun dimana AKBH=1-Angka Kematian Bayi. Sedangkan untuk AKB dihitung dengan jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 27
hidup pada tahun yang sama. Lebih jelasnya data AKHB Kota Parepare disajikan dalam Tabel 2.14. Tabel 2.14 Angka Kelangsungan Hidup Bayidi Kota Parepare Tahun 2008 – 2012 NO 1 2 3
INDIKATOR KINERJA DAN JENIS DATA
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Jiwa
29
14
19
19
27
Jiwa
2.878
2.494
2.494
2.323
2.070
Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
10
6
8
8
13
Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB)
990
994
992
992
987
Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu. Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare, Tahun 2013
Dari Tabel 2.14, nampak bahwa angka kematian bayi selama lima tahun terakhir berfluktuasi. Pada tahun 2009, angka kematian bayi terkecil selama periode tersebut, namun mengalami peningkatan hingga tahun 2012 mencapai angka 13 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Bayi diharapkan berada dibawah 35 per 1000 kelahiran hidup. Ini berarti meskipun terjadi peningkatan angka kematian bayi namun
AKB Kota Parepare selama kurun waktu lima tahun masih
berada dibawah 35. Dengan demikian AKB yang rendah tersebut secara tidak langsung mempengaruhi AKHB yang setiap tahunnya terus meningkat. 2.2.2.4. Angka Usia Harapan Hidup Salah satu indikator kesejahteraan rakyat dibidang kesehatan adalah Angka Usia Harapan Hidup, jika dibandingkan dengan Angka Usia Harapan Hidup Prov. Sulawesi Selatan maka AUHH Kota Parepare berada di atas, seperti pada Grafik 2.13 dibawah ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 28
Grafik 2.13 Angka Usia Harapan Hidup di Kota Parepare Tahun 2008-2012 76,00 75,00 74,00 73,00 72,00 71,00 70,00 69,00 68,00 67,00 66,00
74,27
73,92
74,49
74,71
Kota Parepare
69,60
TAHUN 2008
70,00
69,80
69,00
TAHUN 2009
TAHUN 2010
70,20
TAHUN 2011
70,45
Prov. Sulsel
TAHUN 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare, Tahun 2013
Pada tahun 2008 angka usia harapan hidup Kota Parepare mengalami peningkatan dari 69,00tahunmenjadi 74,71 tahun di tahun 2012 atau menduduki posisi diatas dari rata-rata Provinsi Sulsel. Tingginya angka usia harapan hidup tersebut menandakan bahwa kesadaran
masyarakat
Kota
Parepare
tentang
kesehatan
sudah
semakin baik. 2.2.2.5. Persentase Balita Gizi Buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO. Jumlah balita gizi buruk di Kota Parepare dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 berfluktuasi namun menurun drastis di tahun 2012. Ini berarti telah ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Parepare dalam menekan jumlah balita yang menderita gizi buruk.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 29
Tabel 2.15 Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
INDIKATOR KINERJA DAN JENIS DATA
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Balita Gizi Buruk
Jiwa
1
6
23
49
14
2
Jumlah Balita
Jiwa
-
-
9.053
9.236
8.689
%
-
-
0,25
0,53
0,16
Persentase balita gizi buruk Kota Parepare
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare dan Buku IPM Kota Parepare Tahun 2013
Jika
dibandingkan
dengan
rata-rata
Provinsi
Sulawesi
Selatan, nampak bahwa persentase balita gizi buruk di Kota Parepare dikategorikan rendah atau berada dibawah angka 10 persen menurut klasifikasi status gizi yang dibuat oleh WHO, bahkan untuk tahun 2008-2011 posisinya berada di atas persentase balita gizi buruk Prov. Sulsel dan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Grafik 2.14 Perbandingan Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Parepare dengan Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 Kota Parepare
Prov. Sulsel
0,53%
0,25% 0,16% 0,10% 0,02% TAHUN 2010
TAHUN 2011
0,07%
TAHUN 2012
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare dan Buku IPM Kota Parepare Tahun 2013
2.2.2.6. Rasio Penduduk yang bekerja Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan angkatan
kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan
kerja
harus
diimbangi
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
dengan
investasi
yang
dapat
Bab II - 30
menciptakan kesempatan kerja dengan demikian dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Tabel 2.16 Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
INDIKATOR KINERJA DAN JENIS DATA
SATUAN
1
Jumlah Penduduk yang bekerja
2
Angkatan kerja Rasio penduduk yang bekerja
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
jiwa
44.755
47.355
51.587
50.829
51.819
jiwa
55.478
54.825
58.522
55.230
54.095
%
80,67
86,37
88,15
92,03
95,79
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare dan Buku IPM Kota Parepare Tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk di Kota Parepare yang telah bekerja dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 hampir selalu meningkat. Hingga pada tahun 2012 dengan rasio penduduk yang telah bekerja sebesar 95,79 persen maka tersisa 4,21 persen yang masih mencari pekerjaan. Perbandingan antara rasio penduduk yang bekerja di Kota Parepare dengan Prov. Sulawesi Selatan dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 2.15 Rasio Penduduk yang bekerja Kota Parepare dengan Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 100,00% 95,00%
90,96%
91,63%
91,10%
90,00%
92,03%
85,00% 80,00%
95,79%
93,44%
86,37%
94,13%
88,15% Kota Parepare Prov. Sulsel
80,67%
75,00% 70,00% Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare dan Buku IPM Kota Parepare Tahun 2011
Rasio Penduduk yang bekerja di Kota Parepare mengalami peningkatan namun masih berada dibawah Provinsi Sulawesi Selatan kecuali pada tahun 2012, rasio penduduk yang bekerja di Kota Parepare sebesar 95,79 persen berada diatas Prov. Sulsel sebesar 94,13
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 31
persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 masih ada sekitar 4,21 persen penduduk di Kota Parepare yang masih mencari kerja dibanding dengan Prov. Sulsel sebesar 5,87 persen. 2.2.3.
Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Analisis terhadap fokus seni budaya dan olah raga dilakukan
terrhadap indikator jumlah grup kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga. Berdasarkan Tabel 2.17, nampak bahwa perkembangan jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk sejak tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 115 grup kesenian pada tahun 2012 sedangkan untuk jumlah Klub Olahraga dan jumlah Gedung Olah raga tidak mengalami peningkatan. Tabel 2.17 Perkembangan Seni,Budaya, dan Olahraga di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
URAIAN
TAHUN 2008
TAHUN 2009
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2012
30
40
45
50
115
-
-
-
-
-
A.
KEBUDAYAAN
1
Jumlah Grup Kesenian
2
Jumlah Gedung
B.
PEMUDA DAN OLAHRAGA
1
Jumlah Klub Olahraga
60
60
60
60
60
2
Jumlah Gedung Olahraga
1
1
1
1
2
Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
Pada tabel diatas, jumlah klub olahraga selama tahun 2008 hingga 2012 yang berjumlah 60 adalah merupakan klub yang telah terdaftar di Dinas Olahraga, Pemuda dan Pariwisata sedangkan yang belum terdaftar sementara dalam proses pendataan. 2.3.
Aspek Pelayanan Umum
2.3.1.
Fokus Layanan Urusan Wajib
2.3.1.1. Pendidikan a. Angka Partisipasi Sekolah Perhatian Pemerintah terhadap sumber daya manusia secara dini semakin meningkat, hal tersebut terkait juga dengan
Program
Wajib
Belajar
Sembilan
tahun
yang
dicanangkan oleh Pemerintah dalam upaya meningkatkan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 32
Partisipasi Sekolah pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Grafik 2.16
Angka Partisipasi Sekolah Jenjang Pendidikan SD/MI Kota Parepare dengan Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012 100,00% 99,00% 98,00% 97,00% 96,00% 95,00% 94,00% 93,00%
98,78%
95,71%
97,59%
97,37%
96,64% 96,53%
98,82%
97,00%
97,16%
95,42%
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 APS SD/MI Kota Parepare
APS SD/MI Prov.Sulsel
Sumber : Buku IPM Kota Parepare Tahun 2012 LPPD Kota Parepare Tahun 2013 BPS-RI Tahun 2012
Grafik 2.16 menunjukkan bahwa angka partisipasi sekolah di Kota Parepare untuk tingkat jenjang pendidikan SD/MI meningkat setiap tahunnya dari 95,42 persen menjadi 98,82 persen. Peningkatan tersebut sedikit lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga posisinya selalu berada di atas Prov. Sulsel hingga pada tahun 2012 mencapai 98,82 persen. Grafik 2.17 APS Jenjang Pendidikan SMP/Mts 200,00% 180,00% 160,00% 140,00% 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00%
78,99%
80,96%
82,63%
84,04%
87,69% APS SMP/MTs Prov. Sulsel
88,21%
89,31%
87,87%
90,77%
91,37%
APS SMP/MTs Kota Parepare
Tahun 2008Tahun 2009Tahun 2010Tahun 2011Tahun 2012 Sumber :
Buku IPM Kota Parepare Tahun 2012 LPPD Kota Parepare Tahun 2013 BPS-RI Tahun 2012
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 33
Pada tahun 2008 hingga Tahun 2012, APS untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs di Kota Parepare mengalami kenaikan hingga tahun 2012 mencapai angka 91,37 persen. Secara keseluruhan APS SMP/MTs Kota Parepare selalu berada di atas APS Prov. Sulsel. Kondisi yang sama untuk APS jenjang pendidikan SLTA. Grafik 2.18 APS Jenjang Pendidikan SMA/MA 70,00% 60,00% 50,00% 40,00%
55,20% 56,55% 52,29%
51,67%
57,09% 61,50% 53,00%
56,66%
65,73% 61,60% APS SMA/MA Kota Parepare
30,00%
APS SMA/MA Prov. Sulsel
20,00% 10,00% 0,00% Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Buku IPM Kota Parepare Tahun 2012 LPPD Kota Parepare Tahun 2013 BPS-RI Tahun 2012
Untuk APS jenjang pendidikan SMA/SMK/MA di Kota Parepare dalam kurun waktu lima tahun juga meningkat cukup tajam dari 56,20 persen menjadi 65,73 persen dan posisinya setiap tahun berada di atas APS Prov. Sulsel. Dari ketiga tabel APS berdasarkan jenjang pendidikan telah
mengindikasikan
adanya
keberhasilan
dibidang
pendidikan di Kota Parepare terutama yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. b. Rasio Ketersediaan Sekolah Per Penduduk Usia Sekolah Indikator output lainnya di bidang pendidikan yang telah dicapai oleh pemerintah di Kota Parepare adalah rasio ketersediaan sekola per penduduk usia sekolah. Untuk jenjang pendidikan dasar, rasio ketersediaan jumlah sekolah pada tahun 2012 sebesar 1:188 yang berarti setiap sekolah mampu menampung murid sebanyak 188 siswa. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 dengan rasio RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 34
1:166. Pada tahun 2012, total jumlah penduduk usia sekolah sebesar 24.286 meningkat dari tahun 2008 yang hanya sebesar 21.073 jiwa. Tabel 2.18 Rasio Ketersediaan Sekolah di Kota ParepareTahun 2008-2012 Pendidikan Dasar NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah sekolah SD
unit
90
90
90
89
89
2
Jumlah sekolah MI
unit
7
7
7
7
8
3
Jumlah Sekolah SMP
unit
21
19
22
22
23
4
Jumlah Sekolah MTs
unit
9
9
9
9
9
Total Jumlah Sekolah (SD/MI + SMP/MTs )
unit
127
125
128
127
129
5
Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun
Jiwa
13.999
14.826
14.728
16.278
16.434
6
Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun
Jiwa
7.074
7.467
7.004
7.779
7.852
Total Jumlah Penduduk Usia Sekolah
Jiwa
21.073
22.293
21.732
24.057
24.286
1 : 166
1 : 178
1 : 170
1 :189
1 : 188
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Kondisi yang sama pada jenjang pendidikan sekolah menengah, dimana jumlah penduduk usia 16-19 tahun mengalami peningkatan cukup drastis khususnya dalam dua tahun terakhir, sementara ketersediaan jumlah sekolah tidak mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada tahun 2012, setiap sekolah menampung siswa sebanyak 263 siswa. Pendidikan Menengah NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah sekolah SMA/SMK
unit
20
20
21
21
21
2
Jumlah sekolah MA
unit
8
7
8
8
8
Jumlah sekolah total SMA/MA/ SMK
unit
28
27
29
29
29
Jumlah penduduk usia 16-19 tahun
jiwa
8.084
7.471
6.594
9.993
7.614
1 : 227
1 : 345
1 : 263
3
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia 1 : 289 1 : 277 sekolah Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 35
c. Rasio Guru/Murid Selain indikator ketersediaan sekolah, indikator rasio guru murid juga sebagai salah satu indikator output di bidang pendidikan. Di Kota Parepare, rasio guru terhadap murid pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama pada periode 2008-2012 berkisar pada 1:11 hingga 1:13. Artinya bahwa setiap satu orang guru rata-rata menangani atau mengawasi murid sebanyak 11 atau 13 siswa.
Ini
berarti ketersediaan guru di Kota Parepare cukup tinggi. Tabel 2.19
Rasio Guru/Murid di Kota ParepareTahun 2008-2012 Pendidikan Dasar NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
908
971
TAHUN 2010
2011
2012
1.041
1.048
1.044
1
Jumlah guru SD
orang
2
Jumlah guru MI
orang
71
49
97
97
106
3
Jumlah guru SMP
orang
631
619
660
696
622
4
orang
85
94
160
166
150
orang
1.695
1.733
1.958
2.007
1.922
5
Jumlah guru MTs Total Jumlah Guru (SD/MI + SMP/MTs ) Jumlah murid SD
siswa
16.543
16.981
17.951
17.380
17.005
6
Jumlah murid MI
siswa
469
469
469
469
601
7
Jumlah murid SMP
siswa
6.385
6.825
7.796
7.118
7.106
8
Jumlah murid MTs Total Jumlah Murid (SD/MI + SMP/MTs )
siswa
472
759
773
773
730
siswa
23.869
25.034
26.989
25.740
25.442
1 : 13
1 : 12
1 : 11
1 : 12
1 : 11
Rasio guru/murid
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Demikian
halnya
untuk
jenjang
pendidikan
SLTA.
Selama lima tahun terakhir (2008-2012), rata-rata setiap satu orang guru menangani atau mengawasi 8 siswa, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 36
Pendidikan Menengah NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2010
2008
2009
2011
2012
1
Jumlah guru SMA/SMK
orang
819
824
555
908
923
2
Jumlah guru MA Total Jumlah Guru SMA/SMK/MA Jumlah murid SMA/SMK
orang
178
164
169
176
188
orang
997
988
724
1.084
1.111
siswa
7.257
7.265
7.084
7.551
7.752
753
847
809
7.837
8.398
8.561
1 : 11
1:8
1:8
5 6
Jumlah murid MA siswa 728 742 Total Jumlah murid siswa 7.985 8.007 (SMA/MA/SMK) Rasio guru terhadap murid 1:8 1:8 Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
d. Rasio Guru/Murid per Kelas Rata-rata Tabel 2.20 Rasio Guru/Murid per Kelas Rata-rata Tahun 2008-2012 Pendidikan Dasar NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Kelas
kelas
876
891
904
958
1325
2
Jumlah guru sekolah pendidikan dasar
orang
1.927
2.078
2.305
2.171
2.332
3
Jumlah Murid Pendidikan Dasar
siswa
24.735
25.100
25.667
25.764
25.780
Rasio Guru per kelas rata-rata
orang
2
2
3
2
2
Rasio murid per kelas rata-rata
siswa
28
28
28
27
19
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Pendidikan Menengah NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Kelas
kelas
282
302
309
303
348
2
Jumlah guru sekolah pendidikan menengah
orang
178
164
169
176
188
3
Jumlah Murid pendidikan menengah
siswa
728
742
753
847
809
Rasio Guru per kelas rata-rata
orang
4
3
2
4
3
Rasio Murid per kelas rata-rata
siswa
28
27
25
28
25
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013 Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, Rasio guru per kelas rata rata untuk jenjang pendidikan dasar berkisar antara 2 sampai 3 guru
per
kelas
sedangkan
untuk
jenjang
pendidikan
menengah sekitar 2 sampai 4 guru per kelas, kemudian rasio murid pendidikan dasar per kelas rata-rata 19-28 siswa
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 37
sedangkan pendidikan menengah rata-rata rasio murinya per kelas adalah 25-28 siswa, ini menujukkan tingkat pelayanan publik di bidang pendidikan terkait dengan ketersediaan guru cukup baik. e. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) Tabel 2.21 memperlihatkan perkembangan seluruh penduduk usia di atas 15 tahun yang melek huruf dan capaian kinerjanya
selama periode 2008-2012. Dengam
memperhatikan kinerja capaian penduduk yang berusia diatas 15 tahun yang melek huruf dapat disimpulkan bahwa kinerjanya sudah terkategori baik berkisar 95 persen dari seluruh penduduk yang berusia diatas 15 tahun yang melek huruf. Meskipun demikian, masih ada sekitar 5 persen yang masih perlu upaya serius untuk mencapai 100 persen. Tabel 2.21 Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah capaian kinerja penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf se Kabupaten dan Kota
2
Jumlah seluruh penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf se Kabupaten dan Kota Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
jiwa
1.250
860
817
776
737
jiwa
2.158
908
862
818
777
persen
57,92
94,71
94,78
94,87
94,85
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
f. Fasilitas Pendidikan Tingkat pelayanan
publik
di
bidang
pendidikan
semakin baik apabila ditunjang oleh ketersediaan fasilitas pendidikan.
Dengan
mencermati
Tabel
2.22
dapat
disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan di Kota Parepare sangat baik yang tercermin dari capaian bangunan dengan kondisi baik khususnya untuk jenjang pendidikan SD. Akan tetapi untuk jenjang pendidikan SLTP dan SLTA masih perlu ditingkatkan yang tercermin dari kondisi bangunan baru RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 38
berkisar pada 75,41 persen pada tahun 2012. Diharapkan ke depan dapat mencapai 100 persen kondisi bangunan menjadi lebih baik. Tabel 2.22 Fasilitas Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 Pendidikan Dasar NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah sekolah pendidikan SD/MI yang Kondisi bangungan baik
2
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
87
88
92
93
92
Jumlah sekolah (SD/MI)
unit
97
97
97
96
97
Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
%
89,69
90,72
94,85
96,88
94,85
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Pendidikan Menengah NO 1
2
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
17
17
19
19
19
unit
21
22
25
26
27
unit
38
39
44
45
46
Jumlah seluruh sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
unit
58
55
60
60
61
Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
%
65,52
70,91
73,33
75,00
75,41
Jumlah sekolah pendidikan SMP/MTs Kondisi bangunan baik Jumlah sekolah pendidikan SMA/SMK/MA Kondisi bangunan baik Total Jumlah sekolah (SMP/MTs + SMA/SMK/MA) kondisi bangunan baik
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
g. Pendidikan Anak Usia Dini
Tabel 2.23 Pendidikan Anak Usia DIni Tahun 2008-2012
NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak
siswa
2.466
2.466
1.901
1.714
2.244
2
Jumlah Anak usia 4-6 Tahun
siswa
4.180
4.809
4.893
5.511
5.561
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
%
59,00
51,28
38,85
31,10
40,35
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut di atas, jumlah anak usia 4-6 tahun mengalami peningkatan cukup signifikan dari 4.180 pada tahun 2009 menjadi 5.561. Sementara jumlah murid pada jenjang TK berfluktuasi dan pada tahun 2012 kembali
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 39
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah anak usia 4-6 tahun, jumlah yang terserap ke dalam jenjang sekolah TK masih sangat rendah (dibawah 50) persen. Hal ini
berarti masih perlu ada upaya untuk
mendorong peningkatan penduduk usia dini untuk memasuki jenjang pendidikan TK. h. Angka Putus Sekolah Tabel 2.24 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN Angka putus sekolah (APS) SD/MI Angka putus sekolah (APS)SMP/MTs
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
%
0,10
0,11
0,08
0,11
0,10
%
0,35
0,35
0,33
0,24
0,00
1,84
1,67
0,93
Angka putus sekolah (APS) % 1,66 3,75 SMA/SMK/ MA Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013 3
Berdasarkan tabel di atas, Angka putus sekolah untuk tingkat pendidikan SD/MI selama kurun waktu 5 (lima) tahun selalu mengalami perubahan setiap tahunnya sedangkan untuk angka putus sekolah tingkat SMP/MTs pada tahun 2008 sebesar 0,35% dan mengalami penurunan setiap tahunnya hingga pada tahun 2012 mencapai angka 0 persen. i. Angka Kelulusan Indikator pelayanan publik yang diukur dari tingkat kelulusan siswa menurut jenjang pendidikan dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini tercermin dari kinerja yang dicapai selama lima tahun terakhir (2008-2012). Pada jenjang pendidikan SD, belum 100 persen murid lulus. Pada jenjang SMP meskipun tidak mencapai 100 persen namun tingkat kelulusan sangat mendekati 100 persen yakni 99,68 persen. Selama periode tersebut, tingkat kelulusan selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya peningkatan pelayanan publik di bidang pendidikan pada semua jenjang pendidikan semakin membaik. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 40
Tabel 2.25 Angka Kelulusan Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
2 3
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
%
90,47
100,55
91,00
96,17
94,66
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
%
60,58
94,95
99,96
99,62
99,68
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
%
90,65
91,59
88,42
87,57
91,42
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
j. Angka Melanjutkan Tabel 2.26 Angka Melanjutkan Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
%
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
98,15
114,54
104,04
114,26
117,06
166,95
151,81
141,27
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke % 156,61 215,03 SMA/SMK/MA Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013 2
Dari
tabel
tersebut
diatas,
melanjutkan berdasarkan jenjang
secara
umum
angka
pendidikan melebihi 100
persen diakibatkan banyaknya siswa sekolah berasal dari luar daerah Kota Parepare. k. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Tabel 2.27 Jumlah Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV di Kota Parepare Tahun 2008-2012 2008
2009
TAHUN 2010
orang
1.905
2.216
1985
2.090
2.798
orang
0
0
0
0
0
orang
1.905
2.216
1.985
2.090
2.798
orang
2.924
3.066
3.029
3.255
3.443
65,53
64,21
81,27
NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah guru berijazah kualifikasi S1
2
3
Jumlah guru berijazah kualifikasi D IV Total Guru Berijazah kualifikasi S1/D IV Jumlah Seluruh Guru (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA)
Guru yang memenuhi % 65,15 72,28 kualifikasi S1/D-IV Sumber : Dinas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
2011
2012
Bab II - 41
Tabel 2.27 tersebut memperlihatkan banyaknya guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV. Pada tahun 2012, jumlah guru yang ada di seluruh Kota Parepare sebanyak 3443 orang. Dari angkat tersebut, hanya 2.788 orang yang berkualifikasi S1 atau sekitar 81 persen. Ini berarti masih sekitar 19 persen (645 orang) yang belum berijazah S1. 2.3.1.2. Kesehatan a. Rasio Posyandu per Satuan Balita Posyandu merupakan salah satu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Rasio posyandu per satuan balita dapat dilihat pada Tabel 2.28 dibawah ini. Tabel 2.28 Rasio Posyandu per satuan balita diKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Posyandu
unit
112
115
117
119
120
2
Jumlah Balita
jiwa
6.571
6.442
9.053
9.236
8.689
1 : 59
1: 56
1 : 77
1 :78
1 : 72
Rasio posyandu per satuan balita
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
Pada Tahun 2008 setiap posyandu rata-rata mampu melayani sebanyak 59 balita dan terus meningkat setiap tahunnya hingga pada tahun 2012 mencapai rata-rata 72 balita untuk setiap posyandu, hal ini menunjukkan adanya peningkatan salah satunya adalah berupa penambahan sarana
posyandu.
Diharapkan
pada
5
(lima)
tahun
mendatang sarana dan prasarana posyandu bisa bertambah sehingga animo masyarakt untuk membawa balitanya ke posyandu semakin meningkat.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 42
b. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per Satuan Penduduk Pada Tahun 2008, jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh Puskesmas, Poliklinik dan Pustu yang ada sebesar 5.090 jiwa. Jumlah ini dari tahun 2009 hingga 2012 mengalami penurunan seiring dengan adanya penambahan sarana Poliklinik dan Pustu sebanyak 1 sampai 2 unit yang menandakan bahwa jumlah penduduk yang dilayani sudah tersebar. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per Satuan Penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.29 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per Satuan Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SAT
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
1
Jumlah Puskesmas
unit
6
6
6
6
6
2
Jumlah Poliklinik
unit
2
3
3
3
3
3
Jumlah Pustu
unit
15
17
17
19
19
4
Total Puskesmas, Polklinik, Pustu
unit
23
26
26
28
28
5
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
1 : 19.511
1 : 19.807
1 : 21.544
1 : 21.764
1 : 22.008
1 : 58.532
1 : 39.614
1 : 43.07
1 : 43.527
1 : 44.016
1 : 7.804
1 : 6.991
1 : 7.604
1 : 6.873
1 : 6.950
1: 5.090
1:4.571
1:4.972
1:4.664
1:4.716
Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio poliklinik per satuan penduduk Rasio pustu per satuan penduduk ,
Rasio Puskesmas, Polklinik,Pustu per satuan penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
c. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
asuhan
keperawatanyang
berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Parepare disajikan dalam tabel berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 43
Tabel 2.30 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
Jumlah Rumah Sakit
unit
4
4
4
4
4
Rumah Bersalin
unit
2
2
2
2
2
Rumah Sakit Khusus
unit
1
1
1
1
1
7
7
7
7
7
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
1 : 16.723
1 :16.977
1 :18.466
1 :18.654
1 :18.864
Total Jumlah Penduduk
jiwa
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut, jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Parepare sejak Tahun 2008-2012 berjumlah 7 unit sehingga rasionya terhadap jumlah penduduk juga tidak mengalami kenaikan yang drastis. Adapun Rumah Sakit yang ada Di Kota Parepare terdiri dari Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta sebanyak 4 unit, Rumah Sakit Khusus sebanyak
1 unit
(RSK Lauleng),
dan
Rumah Bersalin
sebanyak 2 unit. d. Rasio Dokter per satuan penduduk Indikator
rasio
dokter
per
jumlah
penduduk
menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikanoleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan
dengan
terpadu,
idealnya
standar satu
sistem
orang
pelayanan
dokter
kesehatan
melayani
2.500
penduduk. Tabel 2.31 Rasio Dokter per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio dokter per satuan penduduk
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
56
60
64
71
84
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
1: 2.090
1 :1.981
1 : 2.020
1 : 1.839
1 : 1.572
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 44
Berdasarkan tabel di atas, nampak bahwa pada tahun 2008 untuk 1 orang dokter mampu memberikan pelayanan kepada penduduk sebanyak 2.090 jiwa dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2012 jumlah penduduk yang dilayani
oleh
seorang
dokter
sebanyak
1.572.
Hal
ini
menandakan bahwa jumlah dokter yang ada di Kota Parepare selama
kurun
waktu
lima
tahun
terus
mengalami
peningkatan setiap tahunnya, dari 56 orang dokter pada tahun 2008 menjadi 84 dokter pada tahun 2012. e. Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk Jumlah tenaga medis di Kota Parepare pada tahun 2008 sebanyak 397 orang dan terus mengalami peningkatan hingga menjadi 441 orang pada tahun 2012. Hal ini menandakan bahwa jumlah penduduk yang dilayani oleh setiap tenaga medis yang ada bisa berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah tenaga medis tersebut. Indikator ini untuk menunjukkan besarnya ketersediaan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk. Tabel 2.32 Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah Tenaga Medis
2
Jumlah Penduduk
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
397
418
421
437
441
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
1 : 295
1 : 284
1 : 307
1 : 299
1 : 299
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
Tabel 2.32 menunjukkan bahwa pada tahun 2008, sebanyak
295
jiwa
yang
mampu
diberikan
pelayanan
kesehatan oleh setiap 1 orang tenaga medis dan pada tahun 2012 naik menjadi 299 jiwa. Hal ini berarti
peningkatan
jumlah tenaga medis seiring dengan pertambahan penduduk
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 45
yang juga berpengaruh terhadap jumlah penduduk yang dilayani. f. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Data
dari
Dinas
Kesehatan
mengenai
cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani selama kurun waktu Tahun 2008 hingga 2012 mengalami peningkatan. Data mengenai cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tergambar pada Tabel 2.33. Tabel 2.33
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
1
2
BIDANG / URUSAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
Jml Komplikasi
262
321
349
453
469
Ibu
622
543
543
511
511
%
42,12
59,12
64,27
88,65
91,78
SATUAN
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan difinitif di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan kebidanan
yang
tabel
ditangani
diatas,
cakupan
komplikasi
setiap
tahunnya
mengalami
peningkatan dari 42,12 persen pada tahun 2008 menjadi 91,78 persen. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan jumlah bidan
yang
cukup,
dan
sudah
ditempatkan
disetiap
kelurahan sehingga mudah mendeteksi komplikasi yang terjadi pada ibu hamil. g. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Parepare pada Tahun 2008 adalah sebesar 80,35 persen dan meningkat pada tahun 2012 sebesar 105,57 persen. Hal ini menunjukkan
jumlah
tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetensi kebidanan dalam menangani persalinan masih RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 46
kurang, sehingga tidak bisa melayani persalinan pada ibu bersalin secara maksimal. Tabel 2.34 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
2
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
2.404
2.054
2.530
2.046
2.579
orang
2.992
2.592
2.592
2.440
2.443
%
80,35
79,24
97,61
83,85
105,57
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel diatas, pada tahun 2012 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat dari tahun sebelumnya karena adanya ibu hamil dari luar wilayah Kota Parepare yang melakukan persalinan di Kota Parepare. h. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Pada tahun 2008-2009, cakupan kelurahan UCL sudah mencapai 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kelurahan UCL sudah meliputi seluruh kelurahan yang ada. Tabel 2.35 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah kelurahan UCI
Kelurahan
22
22
22
22
22
2
Jumlah seluruh kelurahan
Kelurahan
22
22
22
22
22
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
%
100
100
100
100
100
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 47
i. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan
Balita
Gizi
Buruk
di
Kota
Parepare
untukkurun waktu 2008-2012 sudah mencapai 100 persen. Hal ini disebabkan karena penanganan yang cepat terhadap semua balita gizi buruk
atau bila ditemukan langsung
dirawat baik rawat inap maupun rawat jalan sehingga selama kurun waktu tersebut sudah tidak ditemukan lagi balita gizi buruk yang tidak mendapatkan perawatan. Tabel 2.36 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010 2011
2012
1
Jumlah baliti gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Balita
1
6
23
49
14
2
Jumlah seluruh baliti gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
balita
1
6
23
49
14
%
100
100
100
100
100
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
j. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Untuk melihat cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (Basil Tahan Asam) di Kota Parepare selama kurun waktu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.37 dibawah ini. Tabel 2.37 Jumlah penemuan dan penanganan penderita penyakit TBS BTA Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Penderita baru TB BTA (+) yang ditemukan dan diobati disatu wilayah kerja selama 1 tahun
orang
172
202
203
191
217
2
Jumlah perkiraan penderita TB BTA (+) yang ditemukan dalam kurun waktu yang sama
orang
241
242
242
242
245
83,47
83,88
78,93
88,57
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit % 71,37 TBC BTA Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 48
Berdasarkan
Tabel
2.37,
nampak
bahwa
jumlah
perkiraan penderita TBC relative tidak mengalami perubahan signifikan, hanya pada tahun 2012 bertambah 3 penderita. Dari angka tersebut, jumlah penderita TBC yang diobati setiap
tahunnya
hampir
pengobatannya adalah
selalu
meningkat.
semua penderita TB Paru
Cara yang
ditemukan akan langsung ditindaklanjuti dengan pengobatan secara insentif melalui paket pengobatan yang diminum secara lengkap dan teratur sehingga diharapkan penderita akan sembuh. Akan tetapi dalam proses pengobatan tidak tertutup
kemungkinan
terjadinya
kegagalan
pengobatan
akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau Drop Out (DO), terjadinya retensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa diakhir pengobatan. Oleh karena itu cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA di Kota Parepare mengalami kenaikan yang berfluktuatif dimana pada Tahun 2012 cakupannya mencapai 88,57 persen. k. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Data yang dapat digunakan untuk melihat sejauhmana cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kota Parepare selama kurun waktu Tahun 2008-2012 adalah melihat jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin disarana kesehatan strata 1 (Puskesmas) dan dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di Kota Parepare.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 49
Tabel 2.38 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah kunjungan pasien miskin disarana kesehatan strata 1 (Puskesmas)
2
Jumlah seluruh masyarakat miskin di Kab/Kota (Jamkesmas dan Jamkesda)
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Jml
47.476
35.776
37.391
30.988
28.564
Jml
26.170
26.170
26.170
26.170
26.170
142,88
118,41
109,15
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat % 181,41 136,71 miskin Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
Cakupan
pelayanan
kesehatan
rujukan
pasien
masyarakat miskin pada tahun 2008 sebesar 181,41 persen yang
berarti
bahwa
setiap
warga
miskin
melakukan
kunjungan 2 (dua) kali dalam setahun hingga tahun 2012 menurun menjadi melakukan kunjungan 1 (satu) kali dalam setahun, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi warga miskin. l. Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan bayi di Kota Parepare selama tahun 2008-2012 juga terus meningkat, hal ini dtandai dengan
semakin
meningkatnya
jumlah
kunjungan
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar wilayah
bayi
di satu
pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2008
sebesar 281 jumlah kunjungan meningkat diatas dari 7 kali lipat menjadi 2.093 pada tahun 2012. Secara keseluruhan cakupan kunjungan bayi sudah melebihi 100 persen pada tahun
2012.
Hal
ini
menandakan
semakin
tingginya
kesadaran ibu-ibu untuk memeriksakan bayinya ke sarana kesehatan terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan standar misalkan imunisasi yang lengkap bagi bayinya. Jumlah seluruh bayi lahir hidup dan jumlah kunjungan per setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 2.39.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 50
Tabel 2.39 Cakupan kunjungan bayi Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
kunjungan
281
664
486
2.121
2.093
2
Jumlah seluruh bayi di satu wilayah pada kurun waktu yang sama
bayi
2.878
2.494
2.494
2.323
2.070
%
9,76
26,62
19,49
91,30
101,11
Cakupan kunjungan bayi
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
m. Cakupan puskesmas Sepanjang
periode
2008-2012,
fasilitas
puskesmas
tidak mengalami peningkatan hanya berjumlah 6 unit. Namun demikian, jika dilihat dari jumlah kecamatan di Kota Parepare adalah 4, dengan demikian cakupan Puskesmas melampaui 100 persen. Tabel 2.40 Cakupan Puskesmas Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Puskesmas
Unit
6
6
6
6
6
2
Jumlah seluruh kecamatan
unit
4
4
4
4
4
Cakupan puskesmas
%
150,00
150,00
150,00
150,00
150,00
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
n. Cakupan Puskesmas Pembantu Berbeda dengan ketersediaan Puskesmas, ketersediaan fasilitas
Puskesmas
pembantu
masih
lebih
rendah
dibandingkan dengan jumlah seluruh desa/kelurahan di Kota Parepare. Jumlah Puskesmas Pembantu yang tersedia hanya berjumlah 19 unit pada tahun 2012 bertambah sebanyak 2 unit
dibandingkan
Desa/kelurahan
yang
tahun
2011.
selayaknya
Sementara memiliki
jumlah
Puskesmas
Pembantu sebanyak 22 desa/kelurahan. Dengan demikian, cakupan Puskesmas Pembantu sampai tahun 2012 masih berkisar 86,36 persen. Berarti ke depan masih perlu ada
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 51
tambahan unit Puskesmas Pembantu yang tersebar pada setiap desa/kelurahan. Tabel 2.41 Cakupan Puskesmas Pembantu Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Puskesmas Pembantu
Unit
15
17
17
19
19
2
Jumlah seluruh desa/kelurahan
unit
22
22
22
22
22
77,27
86,36
86,36
Cakupan puskesmas % 71,43 80,95 pembantu Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Tahun 2013
2.3.1.3. Pekerjaan Umum a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Jalan merupakan sarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar perekonomian. Peningkatan aktivitas
ekonomi
masyarakat
menuntut
peningkatan
pembangunan jalan yang bertujuan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setidaknya ketersediaan jalan yang ada harus berjalan paralel dengan kondisi jalan yang baik pula. Tabel 2.42
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Panjang jalan dalam kondisi baik Panjang jalan dalam kondisi Rusak Sedang Panjang jalan dalam kondisi Rusak Panjang jalan dalam kondisi Rusak Berat
2 3 4 5
SATUAN
Panjang jalan seluruhnya Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
km
174,210
179,350
182,153
197,421
208,249
km
37,675
38,481
41,802
39,624
39.386
km
92,725
92,725
92,725
80,725
79.205
km
-
-
-
-
-
km
304,609
310,556
316,680
317,770
326,840
%
57,19
57,75
57,52
62,13
63,72
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 52
Tabel
2.42
menunjukkan
bahwa
panjang
jalan
seluruhnya di Kota Parepare sejak tahun 2008 – 2012 terus mengalami
peningkatan
meskipun
dengan
tingkat
pertumbuhan yang lambat. Demikian halnya dengan status jalan dengan kondisi baik juga mengalami peningkatan dari 174,21 kmpada tahun 2008 meningkat hampir dua kali lipat menjadi 208,249 km pada tahun 2012. Meskipun terdapat peningkatan panjang jalan dengan kondisi baik dan tidak ditemukan kondisi jalan dalam keadaan rusak berat namun panjang jalan kondisi rusak masih relatif besar yaitu sekitar 92,725 km pada tahun 2008 dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 79,205 km. Hal ini tentu saja masih menjadi perhatian pemerintah Kota Parepare ke depan. Pembangunan
infrastruktur
jalan
tidak
hanya
memperhatikan pembangunan panjang jalan namun tak kalah
penting
juga
adalah
pemeliharaan
jalan
perlu
diperhatikan. Data tersebut masih memperlihatkan proporsi jalan dengan kondisi baik hanya 63,72 persen pada tahun 2012, yang berarti masih terdapat 36,28 persen dalam keadaan rusak. b. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Perkembangan
sarana
dan
prasarana
umum
khususnya tempat ibadah di Kota Parepare tidak terlalu signifikan, peningkatannya dalam kurun waktu tahun 20082012 mengalami penurunan. Hal ini ditandai padatahun 2008 total tempat ibadah yang ada sebesar 197 unit dan pada tahun 2012 menjadi 167 unit. Penurunan pembangunan tempat ibadah disebabkan karena ada tempat ibadah yang berubah statusnya misalnya keberadaan langgar pada tahun 2011 dan 2012 sudah tidak ada lagi demikian juga dengan mushollah
yang
pada
tahun
2009-2012
mengalami
penurunan disebabkan karena ada sebagian yang sudah direnovasi menjadi masjid atau sarana ibadah lainnya.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 53
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan,
rasio
tempat
ibadah persatuan
penduduk
cenderung meningkat setiap tahun. Artinya setiap tempat ibadah menampung sekitar 791 penduduk pada tahun 2012. Kondisi
ini
mengindikasikan
masih
perlu
sarana
dan
prasarana ibadah. Tabel 2.43 Rasio tempat ibadah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Masjid
unit
106
106
118
121
122
2
Langgar
unit
5
5
5
-
-
3
Musholla
unit
64
64
33
24
24
4
Gereja kristen
unit
17
17
18
15
14
5
Gereja katolik/ kapel
unit
2
2
2
2
2
6
Pura/Kuil
unit
1
1
1
1
1
7
Vihara/Cetya/Kelenteng
unit
2
2
4
4
4
Jumlah tempat Ibadah
unit
197
197
181
167
167
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
594
603
714
782
791
Rasio Tempat Ibadah per satuan penduduk
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
c. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tabel 2.44 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi
unit
8.727
9.696
10.773
11.970
13.300
2
Jumlah Rumah Tinggal
unit
16.514
18.348
20.386
22.651
25.167
Persentase Rumah Tinggal bersanitasi
%
52,85
52,84
52,85
52,85
52,85
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
Dari tabel tersebut diatas, jumlah rumah tinggal di Kota Parepare yang sudah berakses sanitasi pada tahun 2008 sebesar 8.727 unit dan terus meningkat menjadi 13.300 unit pada tahun 2012. Secara keseluruhan persentase rumah tinggal yang bersanitasi di Kota Parepare dalam kurun waktu tahun
2008-2012
tidak
mengalami
peningkatan
yang
signifikan atau masih berkisar 50 persen. Kondisi ini berarti masih ada separoh rumah tinggal yang belum memiliki RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 54
sanitasi
dan
menjadi
perhatian
bagi
pemerintah
Kota
Parepare pada periode mendatang. d. Rasio TPS Per Satuan Penduduk Tabel 2.45 Rasio TPS Per Satuan PendudukKota Parepare Tahun 2008-2012 TAHUN NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah daya tampung TPS
m3
620
620
620
680
710
2
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
5,30
5,22
4,80
5,21
5,38
Rasio TPS per satuan penduduk
Sumber : Dinas Kebersihan Kota Parepare, Tahun 2013
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk adalah jumlah daya tampung tempat pembuangan sampah
per
1.000
jumlah
penduduk.
Tabel
2.45
memperlihatkan daya tampung tempat pembuangan sampah dengan jumlah penduduk di Kota Parepare. Pada tahun 2008, jumlah daya tampung TPS sebesar 620 m3, kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 710 m3. Ini berarti terjadi peningkatan, namun jika dilihat jumlah penduduk juga mengalami peningkatan. Dengan demikian, rasio TPS per satuan penduduk pada tahun 2012 adalah 5,38 yang artinya setiap 5,38 m3 TPS melayani atau digunakan oleh 1000 penduduk. Tentunya rasio harus ditingkatkan dan hal ini dapat dicapai jika pertambahan jumlah penduduk dibarengi dengan pertambahan jumlah TPS. e. Panjang Jalan Dilalui Roda 4 Jumlah panjang jalan seluruhnya di Kota Parepare meningkat dari 304,609 km pada tahun 2008 menjadi 326,840 pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kota Parepare, jumlah panjang jalan yang dilalui roda 4 per 1000 penduduk pad atahun 2008 baru mencapai 2,602 km/1000 penduduk. Kondisi ini menandakan bahwa jumlah panjang jalan yang dilalui roda 4 masih jauh lebih
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 55
rendah daripada jumlah penduduk. Implikasinya adalah di Kota Parepare masih dibutuhkan pembangunan infrastruktur panjang jalan khususnya yang dilalui kendaraan roda 4. Data mengenai panjang jalan yang dilalui Roda 4 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.46 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 per 1000 penduduk Di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
1
Jumlah Panjang Jalan
2
Jumah Penduduk
2008
2009
2010
2011
2012
km
304,61
310,56
316,68
317,77
326,84
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
2,450
2,433
2,475
Panjang jalan dilalui Roda 4 km/1000 2,602 2,613 per 1000 penduduk penduduk Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Tahun 2013
f. Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/jam) Tabel 2.47 Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik di Kota Parepare Tahun 2008-2012
NO 1
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik
Km
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
174,210
179,350
182,150
197,420
208,250
316,680
317,770
326,840
57,52
62,13
63,72
Panjang seluruh jalan Km 304,609 310,556 Kabupaten yang ada Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 % 57,19 57,75 KM/Jam ) Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Tahun 2013 2
Dari tabel tersebut diatas,meskipun panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami peningkatan setiap tahun, akan tetapi jika dipersentasekan dengan panjang seluruh jalan kabupaten yang ada terlihat masih relative rendah. Hal ini dapat dilihat pada panjang seluruh jalan kabupaten yang ada pada tahun 2008 sebesar 304,609 km sementara dalam kondisi baik sebesar 174,210 km atau sekitar 57,19 persen. Pada Tahun 2012 panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 208,250 km dari panjang seluruh jalan kabupaten yang ada sebesar 326,840 km atau 63,72 persen. Kondisi ini berpengaruh terhadap pergerakan
aktivitas
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
perekonomian
di
Kota
Parepare. Bab II - 56
Implikasinya adalah pada periode pemerintahan ke depan, sedapat mungkin kondisi jalan tersebut lebih ditingkatkan. 2.3.1.4. Perumahan a. Rumah tangga pengguna air bersih Jumlah
rumah
tangga
di
Kota
Parepare
yang
menggunakan air bersih terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi penduduk yang semakin membaik. Pada tahun 2008 rumah tangga pengguna air bersih sebesar 15.273 unit atau sekitar 60,10 persen dari jumlah seluruh rumah tangga yang ada dan pada tahun 2012 sebesar 17.263 unit atau sekitar 57,45 persen. Sehingga secara persentase rumah tangga pengguna
air
bersih
dalam
kurun
waktu
lima
tahun
menurun. Hal ini terutama diakibatkan oleh pertambahan jumlah rumah tangga lebih cepat daripada pertambahan rumah tangga pengguna air bersih. Atau setiap rumah tangga tidak semuanya menjadi pengguna air bersih. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.48. Tabel 2.48
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (Pelanggan PDAM)
Unit
15.273
16.135
16.452
16.575
17.263
2
Jumlah seluruh rumah tangga
Unit
25.412
26.659
28.879
29.948
30.049
55,35
57,45
Rumah tangga pengguna % 60,10 60,52 56,97 air bersih Sumber : PDAM &Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
b. Rumah tangga pengguna listrik Sebagai sumber penerangan dan energi lain baik di sektor rumah tanggamaupun industri, listrik memegang perananyang sangat vital. Kebutuhan akan listrik diKota Parepare dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 57
Tabel 2.49 Rumah Tangga Pengguna Listrik Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik
Unit
21.710
23.835
24.681
26.182
27.638
2
Jumlah seluruh rumah tangga
Unit
25.412
26.659
28.879
29.948
30.049
%
85,43
89,41
85,46
87,42
91,98
Rumah tangga pengguna listrik
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
Berdasarkan
tabel
tersebut,
tenaga
listrik
yangdisalurkan oleh PLN sebagian besardigunakan oleh rumah tangga yaitu pada tahun 2008 sebesar85,43 persen rumah tangga dan pada tahun 2012 mencapai 91,98 persen rumah tangga yang menggunakan listrik. Hal ini berarti jumlah pelanggan PLN bertambah setiap tahunnya. Namun demikian, setiap pertambahan rumah tangga nampaknya tidak langsung berlangganan PLN yang ditandai oleh masih ada sekitar 8 persen rumah tangga dari seluruh rumah tangga yang belum menggunakan listrik. c. Rumah tangga bersanitasi Pada tahun 2008 rumah tangga bersanitasi di Kota Parepare
sebanyak
10.068
unit
dan
terus
mengalamipeningkatan hingga tahun 2012 sebanyak 15.342 unit.
Meskipun
mengalami
peningkatan,
namun
secara
persentase baru mencapai 51 persen dari jumlah seluruh rumah tangga yang ada. Kondisi ini berarti masih sekitar 49 persen
rumah tangga belum menggunakan sanitasi. Data
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.50 berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 58
Tabel 2.50 Rumah Tangga Bersanitasi Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah rumah tangga bersanitasi
Unit
10.068
11.186
12.428
13.808
15.342
2
Jumlah seluruh Rumah Tangga
Unit
25.412
26.659
28.879
29.948
30.049
%
39,62
41,96
43,03
46,11
51,06
Rumah tangga ber-Sanitasi
Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2013
d. Lingkungan Pemukiman Kumuh Di
Kota
Parepare
nampaknya
masih
terdapat
lingkungan perumahan kumuh. Pada tahun 2010 luas lingkungan kumuh 31,09 ha dan pada tahun 2011 menurun menjadi 17,75 ha, namun pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 27,40 ha. Penambahan luasan tahun 2011 ke 2012 diakibatkan oleh pelaksanaan up dating lingkungan kumuh, dimana pada tahun 2011 pendataan dilakukan berdasarkan titik-titik kumuh Kota Parepare, namun ada perubahan permintaan dari kementerian sehingga pada tahun 2012 dilakukan
pendataan
berdasarkan
lingkungan
kumuh,
sehingga terjadi perbedaan luasan. Upaya pemerintah untuk menurunkan persentase pemukiman kumuh masih tetap menjadi perhatian dan akan dilaksakan secara bertahap dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tabel 2.51 Lingkungan Pemukiman KumuhKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Luas Lingkungan Pemukiman Kumuh
ha
-
-
31,09
17,75
27,40
2
Luas Wlayah
ha
-
-
9.933
9.933
9.933
Lingkungan pemukiman kumuh
%
-
-
0,31
0,18
0,28
Sumber : Dinas Tata Ruang, Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 59
e. Rumah Layak Huni Pertumbuhan jumlah penduduk yang tiap tahunnya semakin bertambah dan semakin meningkatnya sektor-sektor usaha di perkotaan, mengakibatkan kebutuhan suatu tempat hunian yang lebih layak semakin sulit. Berdasarkan Tabel 2.54 jumlah rumah Kota Parepare semakin bertambah dari tahun ke tahun. Namun untuk rumah yang tidak layak huni belum teridentifikasi dari tahun 2008 s.d 2011 sehingga pada tahun 2012 dilakukan pendataan rumah tidak layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Berdasarkan pendataan rumah kurang/tidak layak huni tahun 2012 tersebut sebanyak 3.375 unit rumah yang masuk kategori rumah tidak layak huni dari masyarakat penghasilan rendah yang tersebar di 22 kelurahan. Tabel 2.52 Rumah Layak Huni Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah rumah layak huni
unit
-
-
-
-
29.416
2
Jumlah rumah tidak layak huni
unit
-
-
-
-
3.375
3
Jumlah seluruh rumah
unit
-
-
28.789
29.719
31.172
Rumah layak huni
%
94,37
Sumber : Dinas Tata Ruang, Tahun 2013
Rumah layak huni yang terdata tahun 2012 tersebut akan ditangani secara bertahap melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) melalui Kementerian Perumahan Rakyat, atau melalui anggaran Dinas Tata Ruang dan Perkim Prov. Sulawesi Selatan maupun melalui APBD Kota Parepare. 2.3.1.5. Penataan Ruang a. Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan Jumlah bangunan di Kota Parepare selama lima tahun
terakhir bangunan
mengalami yang
peningkatan
memperoleh
IMB
setiap juga
tahun.
Jumlah
memperlihatkan
peningkatan setiap tahun, namun jumlah ini merupakan IMB RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 60
bangunan baru. Tahun 2008 jumlah bangunan berIMB sebanyak 3.817 unit dan terus mengalami peningkatan sehingga tahun 2012 mencapai 8.449 unit. Ada peningkatan rata-rata 82% dalam kurun waktu 2008-2012. Penambahan ini menunjukkan semakin meningkatnya pembangunan di Kota Parepare dari tahun ke tahun. Walaupun
demikian
masih
banyak
bangunan-
bangunan yang belum memiliki IMB. Peningkatan rasio bangunan berIMB disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah bangunan baru di Kota Parepare. Bangunan yang tidak
memiliki
IMB
ini
sebenarnya
adalah
bangunan-
bangunan lama/tua sehingga perlu ada langkah kongkrit dalam menertibkan bangunan-bangunan tanpa IMB tersebut. Berdasarkan Perwali No. 47 Tahun 2013 tentang Izin Mendirikan Bangunan dimana salah satu pasalnya adalah tentang pemutihan IMB, yang sebelumnya perlu dilakukan inventarisasi kembali bangunan yang ada di Kota Parepare untuk mengetahui usia bangunan yang belum memiliki IMB tersebut.
Disamping
itu
diperlukan
juga
peningkatan
kesadaran masyarakat untuk menyadari pentingnya izin mendirikan bangunan. Tabel 2.53 Rasio bangunan ber-IMB per 100 bangunan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah bangunan ber IMB
2 3
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
3.817
4.732
5.887
6.996
8.449
Jumlah Bangunan
unit
26.719
27.634
28.789
29.719
31.172
Tidak Memiliki IMB
unit
22.902
22.902
22.902
22.723
22.723
BG ber-IMB/ 100 bangunan
14,29
17,12
20,45
23,54
27,10
Rasio bangunan berIMB per 100 bangunan
Sumber : Dinas Tata Ruang, Tahun 2013
2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan yang meliputi RPJPD, RPJMD dan RKPD Perdakan,
sangat
yang memiliki dasar hukum atau sudah di diperlukan
dalam
pelaksanaan
pembangunan
didaerah karena didalam dokumen perencanaan tersebut telah memuat RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 61
semua arah pembangunan yang ingin dicapai beberapa tahun kedepan. Ketersediaan dokumen perencanaandari tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.54
Ketersediaan Dokumen Perencanaan (RPJPD, RPJMD, dan RKPD) Kota Parepare Tahun 2008-2012 TAHUN 2010
NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA
Ada/ Tidak Ada
2
Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/ PERKADA
Ada/ Tidak Ada
3
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang teah ditetapkan dengan PERKADAhy
Ada/ Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
4
Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD
%
90
90
90
90
90
2008
2009
2011
2012
Ada (Perda Nomor 4 Tahun 2009 Tentang RPJPD Kota Parepare Tahun 2005-2025) Ada (Perda Nomor 5 Tahun 2009 Tentang RPJMD Kota Parepare Tahun 2008-2013)
Sumber : Bappeda Kota Parepare, Tahun 2013
Dokumen perencanaan RPJPD Kota Parepare berlaku untuk kurun waktu 2005– 2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025. Selanjutnya dokumen RPJMD Kota Parepare yang merupakan dokumen lima tahunan untuk periode Tahun 2008-2013 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahTahun 2008 – 2013, sedangkan dokumen RKPD merupakan rencana kerja pemerintah daerah setiap tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota sehingga dokumennya harus selalu ada setiap tahunnya. Adapun Peraturan Walikota yang mengatur tentang RPKPD tersebut yaitu :
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 62
-
Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2007 tentang RKPD Kota Parepare Tahun Anggaran 2008
-
Peraturan Walikota Nomor 10 Tahun 2008 tentang RKPD Kota Parepare Tahun Anggaran 2009
-
Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun 2009 tentang RKPD Kota Parepare Tahun Anggaran 2010
-
Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2010 tentang RKPD Kota Parepare Tahun Anggaran 2011
-
Peraturan Walikota Nomor 47 Tahun 2011 tentang RKPD Kota Parepare Tahun Anggaran 2012
-
Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun 2012 tentang RKPD Kota Parepare Tahun Anggaran 2013 Terkait dengan penjabaran program RPJMD kedalam RKPD
telah diakomodir dalam RKPD walaupun dalam pelaksanaannya tidak semua kegiatan dapat terlaksana karena adanya faktor-faktor yang kurang mendukung misalnya dari sisi anggaran. 2.3.1.7. Perhubungan a. Jumlah arus penumpang angkutan umum Pada grafik berikut ini, nampak bahwa jumlah arus penumpang angkutan umum mengalami penurunan dari 4.875.000
orang
pada
tahun
2008
menurun
menjadi
4.488.000 orang pada tahun 2012. Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung seperti terminal penumpang yang belum dimanfaatkan seoptimal mungkin.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 63
Grafik 2.19 Jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Parepare Tahun 2008 – 2012 Jumlah Arus Penumpang 5.000.000
4.875.000
4.900.000 4.800.000
4.776.000 4.664.000
4.700.000
4.513.000
4.600.000 4.500.000 4.400.000
4.488.000
4.300.000 4.200.000 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber data : Dinas Perhubungan Kta Parepare Tahun 2013
b. Rasio ijin trayek Jumlah ijin trayek yang telah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan setiap tahunnya terus meningkat dari 96 ijin pada tahun 2008 kemudian meningkat hingga 150 ijin pada tahun 2012. Peningkatan jumlah tersebut dirasakan masih kurang oleh Dinas Perhubungan oleh karena itu perlu ada penambahan trayek baru dan ditargetkan pada periode RPJMD berikutnya
bisa mencapai 300 ijin trayek yang
dikeluarkan. Tabel 2.55
Rasio ijin trayekKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah ijin trayek yang dikeluarkan
ijin
96
115
127
163
150
2
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
1.219
1.033
1.018
801
880
Rasio ijin trayek
Sumber data : Dinas Perhubungan Kta Parepare Tahun 2013
c. Jumlah uji KIR angkutan umum Uji KIR angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang di impor baik yang dibuat dan/atau
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 64
dirakit didalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. Grafik 2.20 Uji KIR Angkutan Umum Kota Parepare Tahun 2008-2012 400 350 300 250 200 150 100 50 0
380
307
323 256
196
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber data : Dinas Perhubungan Kta Parepare Tahun 2013
Dari grafik tersebut, jumlah uji KIR angkutan umum di Kota Parepare untuk kurun waktu Tahun 2008-2010 mengalami penurunan dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 307 jumlah ujiKIR angkutan umum. Naik turunnya jumlah tersebut tergantung pada jumlah kendaraan yang masuk di Kota Parepare atau semakin banyak jumlah kendaraan yang masuk maka jumlah uji KIR angkutan tersebut juga semakin tinggi. d. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/ Terminal bus Dari segi sarana prasarana angkutan, Kota Parepare hingga saat ini memiliki 3 pelabuhanlaut yaitu: Pelabuhan Nusantara yang merupakan pelabuhan yang terbesar di Kota Parepare, yang digunakan untuk bongkar muat barang, hewan, dan penumpang antar pulau seperti pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Pelabuhan
Cappa Ujung
merupakan
pelabuhan kedua yang ada di Kota Parepare dan melayani bongkar muat hewan ternak, penumpang dan kapal tanker yang bermuatan bahan bakar, Pelabuhan Lontangnge yaitu pelabuhan yang kelasnya dibawah Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan Capa Ujung dengan areal kerja hanya 900 meter persegi, kapal yang bersandar adalah perahu bermotor dan kapal kayu untuk bongkar muat barang atau pelayanan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 65
penumpang lokal atau antar pulau terutama Indonesia Timur. Sedangkan untuk terminal bis, Kota Parepare juga sudah memiliki 3 buah terminal penumpang yaitu masing-masing berada di LumpuE, Lapadde dan Soreang, namun ketiga terminal ini belum maksimal pemanfaatannya. Tabel 2.56 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Kota Parepare Tahun 2008-2012 No
Tahun
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1.
Jumlah pelabuhan laut
3
3
3
3
3
2.
Jumlah pelabuhan udara
-
-
-
-
-
3.
Jumlah terminal bis
3
3
3
3
3
Jumlah
6
6
6
6
6
Sumber data : Dinas Perhubungan Kta Parepare Tahun 2013
e. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Sesuai standar dari Dirjen Perhubungan, maka lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) di Kota Parepare dalam kurun waktu tahun 2008-2012 tidak mengalami perubahan yaitu tetap 15 sampai 30 menit. Tabel 2.57 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jangka waktu proses pengujian angkutan umum
menit
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
Lama pengujian 15 s/d 30 15 s/d 30 15 s/d 30 15 s/d 30 kelayakan angkutan menit menit menit menit menit umum (KIR) Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Parepare Tahun 2013
f.
15 s/d 30 menit
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 2 Tahun 2012 yang mengatur tentang biaya pengujian kelayakan angkutan umum, maka biaya tersebut tidak mengalami perubahan atau tetap pada kisaran Rp. 47.500,/Rp.57.500,- .
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 66
Tabel 2.58 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Kota Parepare Tahun 2008-2012 BIDANG / URUSAN
NO
SATUAN
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
Rp
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Sumber data : Dinas Perhubungan Kta Parepare Tahun 2013
g. Pemasangan rambu-rambu Pemasangan rambu-rambu yang diperlukan untuk kelancaran transportasi pada dasarnya telah sepenuhnya dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan setiap tahunnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.59 Pemasangan rambu-rambuKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah pemasangan ramburambu per tahun
unit
30
38
28
38
32
2
Jumlah rambu-rambu yang seharusnya ada
unit
30
38
28
38
32
Pemasangan rambu-rambu
%
100
100
100
100
100
Sumber data : Dinas Perhubungan Kta Parepare Tahun 2013
2.3.1.8. Lingkungan Hidup a. Persentase Penanganan Sampah Volume sampah di Kota Parepare pada tahun 2008 adalah 177.025 m3 dan yang tertangani adalah 172.645 m3 sehingga yang tidak tertangani 4.380 m3.
Volume sampah
yang tidak tertangani terus meningkat tiap tahunnya yakni pada tahun 2009 sebesar
6.105 m3, tahun 2010 sebesar
13.870 m3, pada tahun 2011 sebesar 12.775 m3 dan 2012 sebesar 12.510 m3. Dimana Volume sampah yang ditangani relative sehingga
stagnan ke
(tidak depan
mengalami masih
peningkatan
diperlukan
drastis)
peningkatan
penanganan yang intensif seiring dengan peningkatan volume sampah tersebut.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 67
Tabel 2.60 Volume Penanganan Sampah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
Volume sampah 1 m3 172.645 172.645 yang ditangani Volume produksi 2 m3 177.025 178.850 sampah Sumber data : Dinas Kebersihan Tahun 2013
2010
2011
2012
166.805
169.360
171.185
180.675
182.135
183.595
Grafik 2.21 Persentase Penanganan Sampah Kota Parepare Tahun 2008-2012 Persentase Penanganan Sampah 97,53%
96,53% 92,32%
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
92,98%
93,24%
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber data : Dinas Kebersihan Tahun 2013
Berdasarkan Grafik 2.21, persentase penanganan sampah di Parepare mengalami penurunan, dimana pada tahun 2008 persentasenya sebesar 97,53 persen dan menurun hingga 93,24 persen pada tahun 2012. Salah satu penyebabnya kemungkinan karena sarana dan prasarana yang ada seperti mobil pengangkut sampah yang usianya rata-rata
sudah
tua
sehingga
mempengaruhi
proses
pengangkutan sampah dari tempat sampah skala rumah tangga menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA). Selain dari pada itu pertambahan penduduk Kota Parepare tidak dibanrengi dengan peningkatan luasan wilayah pelayanan pengangkutan sampah yang jika hal ini ingin dicapai tentunya melalui penambahan armada agar menjangkau wilayah pemukiman dan perumahan yang belum terlayani. b. Persentase Penduduk Berakses Air Minum Persentase penduduk berakses air minum atau dapat dikatakan sebagai cakupan pelayanan air bersih terhadap masyarakat Kota Parepare untuk kurun waktu tahun 2008RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 68
2012
terus
meningkat
setiap
tahunnya.
Berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 47 Tahun 1999, tanggal 31 Mei 1999 tentang Kinerja PDAM yang salah satu penilaian adalah cakupan pelayanan, Pelayanan air bersih suatu daerah terhadap masyarakat dianggap ideal apabila sudah dapat terlayani sebanyak 80 persen dari jumlah penduduk.
Untuk
melihat
perkembangan
Persentase
Penduduk Berakses Air Minum atau cakupan pelayanan PDAM Kota Parepare dari tahun 2006 s/d 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.61 Persentase Penduduk Berakses Air Minum Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Penduduk berakses air minum/Jumlah Penduduk terlayani
jiwa
92.202
97.374
99.312
102.330
105.876
2
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
%
78,76
81,94
76,83
78,36
80,18
Persentase Penduduk berakses airminum
Sumber: Profil PDAM Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat kalau persentase penduduk berakses air minum atau cakupan pelayanan pada tahun 2012 sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yang mana Pemerintah Pusat telah menetapkan cakupan pelayanan air bersih secara nasional adalah 80 % dari jumlah penduduk, sedangkan untuk Kota Parepare sesuai hasil Audit BPKP Propinsi Sulawesi Selatan tahun buku 2012 sudah mencapai 80,18 % penduduk yang terlayani air bersih.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 69
c. Pencemaran Status Mutu Air Tabel 2.62 Pencemaran Status Mutu Air Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau mutu airnya
2
Jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air Pencemaran status mutu air
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Kawasan
1
2
3
2
1
Kawasan
8
8
8
8
8
%
12,50
25
37,50
25
12,50
Sumber: BLHD Kota Parepare Tahun 2013
Dari pencemaran
tabel status
tersebut mutu
di air
atas, di
Kota
nampak
bahwa
Parepare
tidak
mengalami perkembangan dari Tahun 2008-2012, dimana jumlah kawasan permukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau mutu airnya sebanyak 4 kawasan dari 8 lokasi kawasan yang ada sehingga bila dipresentasekan maka pada tahun 2008 hungga tahun 2012 baru sekitar 50 persen, adapun uraiannya sebagai berikut : -
Untuk Kawasan Pemukiman yang terdiri dari Kawasan Perumahan Lapadde (BTN Pepabri, Lapadde Mas dan Sao Asri), Kawasan Perumahan Soreang (Pondok Indah Soreang dan Soreang Indah Permai), Kawasan Perumahan Bacukiki (Perumnas Lompoe dan BTN Pondok Indah Lumpue), sampai saat ini belum dilaksanakan pemantauan status mutu airnya
-
Sumber Mata Air : Lappa Anging (dipantau Tahun 2010), Belakang SDN 71/Jompie (dipantau Tahun 2011), Kawasan Hutan Jompie (Tidak pernah dipantau), dan Sumur Jodoh Cempae (dipantau tahun 2010)
-
Kawasan Industri : Depot Pertamina Soreang (dipantau setiap tahun kerjasama dengan PPE Sumapapua)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 70
d. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Tabel 2.63
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
Wilayah
3
3
3
3
4
Jumlah seluruh wilayah rawan longsor dan sumber mata air
Wilayah
6
6
6
6
6
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air
%
50,00
50,00
50,00
50,00
66,00
1
Jumlah penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air
2
Sumber : BLHD Kota Parepare Tahun 2013
Di Kota Parepare masih terdapat wilayah yang rawan longsor. Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, sejak tahun 2008 hingga 2012, jumlah wilayah yang rawan longsor masih
tetap
6
wilayah.
Dari
jumlah
tersebut
baru
separuhnya (3 dari 6 wilayah) yang telah ditangani melalui penghijauan atau 50 persen penanganannya dilaksanakan oleh
Badan
Lingkungan
Hidup,
walaupun
demikian
kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk tetap menjaga lingkungannya
sudah
baik
meskipun
belum
maksimal.
Adapun uraian lokasi wilayah rawan longsor sebagai berikut: -
Lorong Maspul (belum pernah dihijaukan)
-
Daerah Aliran Sungai Karajae (sudah pernah dihijaukan)
-
Kawasan sekitar SMU Negeri 5 (sudah pernah dihijaukan)
-
Kawasan Hutan Jompie (Sudah dihijaukan)
-
Sepanjang KM 1/Jl. Jend. A. Yani (belum pernah dihijaukan)
-
Sepanjang
Jl.
Jend.
Sudirman
(sebagian
sudah
dihijaukan)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 71
e. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Tabel 2.64 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah perusahaan yang wajib AMDAL
perusahaan
0
0
0
0
0
2
Jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL
perusahaan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan % 0 amdal. Sumber : BLHD Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.66, nampak bahwa selama kurun waktu
Tahun
2008
hingga
Tahun
2012
belum
ada
Perusahaan yang wajib AMDAL. Itu dikarenakan memang sampai saat ini belum ada satu pun usaha atau kegiatan yang cakupan area dan dampaknya berskala AMDAL. Sehingga untuk saat ini perhatian instansi terkait hanya mencakup usaha/kegiatan yang wajib UKL-UPL. Tabel 2.65 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UKL-UPL Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN
2008 Jumlah perusahaan yang 1 memiliki Dokumen UKLperusahaan 3 UPL Jumlah seluruh 2 perusahaan wajib UKLperusahaan 3 UPL Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan % 100 UKL-UPL Sumber : BLHD Kota Parepare Tahun 2013
2009
2010
2011
2012
3
5
10
18
3
5
10
23
100
100
100
78,26
Dari tabel tersebut diatas, jumlah perusahaan yang telah
memiliki
dokumen
UKL-UPL
setiap
tahunnya
cenderung meningkat kecuali pada tahun 2012 belum semuanya perusahaan wajib UKL-UPL memiliki dokumen UKL-UPL atau masih ada tersisa 5 perusahaan.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 72
Tabel 2.66
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah usaha yang memiliki dokumen SPPL
2
Jumlah seluruh usaha wajib SPPL
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
perusahaan
0
0
0
4
6
perusahaan
0
0
0
5
8
0,00
0,00
0,00
80,00
75,00
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan % SPPL Sumber : BLHD Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel tersebut diatas, jumlah seluruh usaha yang telah memiliki dokumen SPPL selama 2 tahun terakhir sudah meningkat, hal ini menunjukkan sudah mulai adanya
kesadaran
pengelola
usaha
untuk
menyusun
dokumen SPPL. f. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Jumlah daya tampung tempat pembuangan sampah dalam kurun waktu lima tahun terus meningkat hingga tahun 2012, daya tampung TPS mencapai 710 m3, hal ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Kota Parepare, oleh karena rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk juga terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012, jumlah daya tampung TPS baru berkisar 5,38 m3 per satuan penduduk. Tabel 2.67 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah daya tampung TPS (m3)
2
Jumlah Penduduk
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
m3
620
620
620
680
710
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
4,80
5,21
5,38
Tempat pembuangan sampah (TPS) per m3 5,30 5,22 satuan penduduk Sumber : Dinas Kebersihan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 73
g. Penegakan Hukum Lingkungan Tabel 2.68 Penegakan Hukum LingkunganKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
1
Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemda (Jumlah yang sudah diawasi)
Kasus
5
6
8
5
7
2
Jumlah Kasus lingkungan yang ada (Jumlah pengaduan masyarakat)
Kasus
5
6
8
5
7
Penegakan hukum lingkungan
%
100
100
100
100
100
Sumber : BLHD Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.68, sejak Tahun 2008 sampai Tahun
2012
jumlah
rata-rata
kasus
lingkungan
yang
ditangani oleh Instansi Badan Lingkungan Hidup yaitu 6 kasus, dimana setiap tahun telah diawasi dan diselesaikan kasusnya
oleh
Pemerintah
Daerah.
Pengawasan
yang
dilakukan berdasarkan dengan UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Fakta ini menjelaskan bahwa penegakan hukum lingkungan di
Kota
Parepare
sudah
mencapai
100
persen
setiap
tahunnya. 2.3.1.9. Kependudukan dan Catatan Sipil a. Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk di Kota Parepare setiap tahunnya terus meningkat yaitu pada tahun 2008 untuk setiap 2 orang penduduk yang berusia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah hanya 1 yang ber KTP akan tetapi pada tahun 2012 hampir setiap penduduk yang lebih dari 17 tahun atau sudah menikah sudah pasti memiliki KTP. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat Kota Parapare untuk memiliki KTP.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 74
Tabel 2.69 Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah penduduk > 17 tahun yang ber KTP
2
Jumlah penduduk > 17 tahun yang ber KTP atau sudah menikah
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
orang
35.618
39.423
43.228
47.228
78.428
orang
86.588
87.738
88.109
88.538
88.809
2,43
2,23
2,04
1,87
1,13
Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Parepare Tahun 2013
Dari data pada Tabel 2.69 terlihat bahwa rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk di Kota Parepare mengalami penurunan dari tahun ke tahun mulai 2008 sampai dengan tahun 2012. Menurunnya rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk dari tahun ke tahun di Kota Parepare disebabkan meningkatnya kesadaran penduduk Kota Parepare mengenai pentingnya kepemilikan KTP dan adanya perekaman massal KTP Elektronik bagi penduduk Kota Parepare pada kegiatan penerapan KTP Elektronik berbasis Nomor Induk Kependudukan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012. b. Rasio bayi berakte kelahiran Jumlah
penduduk
di
Kota
Parepare
yang
telah
menikah pada tahun 2008 sebesar 6.664 jiwa dan terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 8.006 jiwa, namun rasio bayi yang berakte kelahiran juga tidak statis. Hal ini menandakan bahwa meski kesadaran pasangan menikah yang baru memiliki anak masih kurang untuk segera mengurus akte kelahiran anaknya tetapi berdasarkan data pada tabel 2.70, terus mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya pemahaman
penduduk
tentang
pentingnya
kepemilikan
dokumen akta kelahiran dan belum maksimalnya sosialisasi ke masyarakat.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 75
Tabel 2.70 Rasio bayi berakte kelahiran Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah penduduk ber KK
Orang
19.688
18.999
13.659
15.827
24.642
2
Jumlah penduduk yang telah menikah
Orang
6.664
7.114
7.481
7.848
8.006
2,95
2,67
1,83
2,02
3,08
Rasio bayi berakte kelahiran
Sumber : Dinas Kependudukan &Capil Kota Parepare Tahun 2013
c. Persentase pasangan berakte nikah Tabel 2.71 Persentase pasangan berakte nikah di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah pasangan nikah yang berakte nikah
2
Jumlah keseluruhan pasangan nikah
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Pasangan
6.054
6.470
6.814
7.167
7.319
Pasangan
6.664
7.114
7.481
7.848
8.006
%
90,8
90,9
91,1
91,3
91,4
Persentase pasangan berakte nikah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kota Parepare Tahun 2013
Bedasarkan Tabel 2.71, nampak bahwa kesadaran dari pasangan yang sudah menikah untuk memiliki akta nikah semakin baik, hal ini ditandai dari persentase pada tahun 2008 sebesar 90,8 persen dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 91,4 persen. d. Kepemilikan KTP Tabel 2.72 Kepemilikan KTPKota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN Jumlah penduduk yang memiliki KTP Jumlah penduduk wajib KTP (> 17 tahun dan atau pernah /sudah menikah)
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
35.618
39.423
43.228
47.228
78.428
orang
86.588
87.738
88.109
88.538
88.809
53,34
88,31
Kepemilikan KTP % 41,15 44,93 49,06 Sumber : Dinas Kependudukan &Capil Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, kesadaran masyarakat Kota Parepare untuk memiliki KTP sudah baik, hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk yang memiliki KTP setiap tahunnya RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 76
terus meningkat,
hingga tahun 2012 jumlah kepemilikan
KTP penduduk Kota Parepare mencapai 78.428 orang atau 88,31 persen. Salah satu faktor meningkatnya kepemilikan KTP di Kota Parepare terutama di Tahun 2012 disebabkan adanya kegiatan perekaman massal KTP penduduk Kota Parepare pada kegiatan penerapan KTP Elektronik berbasis Nomor Induk Kependudukan dari Kementerian Dalam Negeri. Grafik 2.22 Kepemilikan KTP Kota Parepare Tahun 2008-2012 100,00%
88,31%
80,00% 60,00% 40,00% 20,00%
44,93%
41,13%
49,06%
53,34%
Kepemilikan KTP
0,00% Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Parepare Tahun 2013
Dari
grafik
tersebut
dapat
diketahui
bahwa,
kepemilikan KTP penduduk Kota Parepare terus meningkat hingga tahun 2012. Tiga program utama Pemerintah Pusat sejak Tahun 2010 yang dimulai dengan pemutakhiran data kependudukan, penerbitan Nomor Induk Kependudukan dan Penerapan
KTP
Elektronik
berbasis
Nomor
Induk
Kependudukan merupakan pendukung utama meningkatnya kepemilikan KTP hingga
mencapai 88,31 persen di Tahun
2012.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 77
e. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Tabel 2.73 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
2008
2009
TAHUN 2010
jiwa
5.426
10.609
15.711
20.001
24.213
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk
%
4,64
8,93
12,15
15,32
18,34
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah penduduk yang memiliki akte kelahiran
2
SATUAN
2011
2012
Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk terus meningkat setiap tahun dan hingga Tahun 2012 mencapai 18,33 persen. Beberapa faktor yang mendukung meningkatnya kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk antara lain mulai digunakannya akta kelahiran sebagai salah satu syarat dalam pengurusan
penerbitan
dokumen
keimigrasian,
sebagai
dokumen pelengkap pengurusan sertifikasi guru dan lainlain. 2.3.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Persentase Pemerintah
partisipasi
perempuan
di
Lembaga
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam lingkup Pemda Kota Parepare dari tahun ketahun terus meningkat. Pada tahun 2012 berjumlah 4.783 orang, terdiri dari 2.052 orang PNS laki-laki dan 2.731 orang PNS perempuan. Jika dilihat berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai perempuan jauh lebih besar dibanding pegawai laki-laki. Fenomena ini dikarenakan PNS di Kota Parepare didominasi oleh guru; dimana jumlah guru perempuan lebih banyak daripada jumlah guru laki-laki.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 78
Tabel 2.74 Jumlah PNS di Lembaga Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
PNS Laki-laki
1.950
1.989
2.107
2.108
2.052
PNS Perempuan
2.268
2.427
2.672
2.766
2.731
Total
4.218
4.416
4.779
4.874
4.783
Jenis Data
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
Grafik 2.23 Persentase partisipasi perempuan di Lembaga Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012
60,00% 50,00%
53,77% 46,23%
54,96% 45,04%
44,09%
57,10%
56,75%
55,91%
43,25%
42,90%
40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 PNS Laki-laki
PNS Perempuan
Sumber : Buku Parepare Dalam Angka Tahun 2013
Dari
grafik
tersebut,
nampak
bahwa
persentase
perempuan yang bekerja di Lembaga Pemerintah (khusus di Lingkup Pemerintah Daerah Kota Parepare) dalam kurun waktu lima tahun rata-rata sebesar 55,70 persen dan sisanya sebesar 44,30 persen adalah PNS Laki-laki. Fakta ini mengindikasikan
bahwa
tingkat
partisipasi
perempuan
khususnya yang berprofesi sebagai PNS cukup tinggi. b. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Kekerasan dalam rumah tangga di Kota Parepare masih merupakan isu yang menarik perhatian pemerintah. Hal ini ditandai oleh adanya kecenderungan peningkatan kasus KDRT dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jika
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 79
pada tahun 2008, jumlah kasus KDRT sebanyak 50 kasus, pada
tahun
2012
meningkat
menjadi
56
kasus.
Perkembangan jumlah KDRT pada periode 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.75 Rasio KDRT di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Kasus
50
40
40
46
56
1
Jumlah KDRT yang terjadi (Jumlah keluarga yang bermasalah KDRT)
2
Jumlah seluruh rumah tangga
RT
25.412
26.659
28.879
29.948
30.049
Rasio KDRT
%
0,20
0,15
0,14
0,15
0,19
Sumber : Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, Tahun 2013
Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa Rasio KDRT terhadap jumlah seluruh rumah tangga mengalami penurunan dari 0,20 menjadi 0,19. Hal ini berarti sekitar 0,19 persen dari seluruh rumah tangga terjadi kasus KDRT. Meskipun
angka
ini
masih
relative
kecil
namun
kecenderungan meningkat sehingga perlu perhatian dari pemerintah terkait. Kasus KDRT pada umumnya didominasi oleh Perempuan dan Anak sehingga program-program dan kegiatan yang terkait dengan Perlindungan Perempuan lebih dioptimalkan untuk tahun mendatang sehingga rasio KDRT ini bisa ditekan atau tidak terjadi lagi. Salah satu kegiatan yang
perlu
dipertimbangkan
adalah
memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang pengertian gender di dalam rumah tangga. c. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur Dalam kurun waktu 3 Tahun terakhir, jumlah pekerja anak yang berusia 5 – 14 Tahun terus meningkat hingga mencapai 3.104 jiwa pada tahun 2012 atau sekitar 5,74 persen bila dibandingkan dengan jumlah pekerja yan berusia 15 tahun ke atas.
Tingginya angka pekerja anak dibawah umur ini dipengaruhi
oleh
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
beberapa
faktor,
diantaranya
faktor
Bab II - 80
ekonomi
yang
pekerjaan
mengharuskan
sedangkan
usia
mereka
mereka
untuk
masih
mencari
dalam
usia
sekolah. Oleh karena itu perlu perhatian dari Pemerintah sehingga anak-anak tersebut bisa lebih mengutamakan sekolah di usia mereka tersebut dibandingkan dengan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tabel 2.76
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Jiwa
-
-
3.080
3.099
3.104
Jumlah pekerja yang berusia 15 tahun keatas
jiwa
55.478
54.825
58.522
55.230
54.095
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
%
-
-
5,26
5,61
5,74
1
Jumlah pekerja anak yang berusia 5-14 tahun
2
Sumber : Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, Tahun 2013
d. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Jumlah seluruh pengaduan perlindungan perempuan dan anak kecenderungan meningkat mulai tahun 2009 hingga 2012. Dari seluruh jumlah pengaduan tersebut, nampaknya tahunnya.
tidak Pada
perlindungan
semua Tahun
perempuan
mampu 2012, dan
terselesaikan dari
anak
90 baru
setiap
pengaduan sekitar
56
pengaduan atau 62,22 persen yang terdaftar melalui jalur hukum.
Meskipun
demikian,
upaya
yang
dilakukan
pemerintah terkait telah memperlihatkan kinerja yang cukup membaik yang ditandai oleh adanya peningkatan jumlah pengaduan yang terselesaikan. Untuk lebih mendorong peningkatan
persentase
jumlah
pengaduan
yang
terselesaikan,
diharapkan pada tahun-tahun mendatang
diperlukan peningkatan upaya dari berbagai stakeholder.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 81
Tabel 2.77
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan NO 1
2
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Jumlah pengaduan perlindungan perempuan dan anak yang terselesaikan (Jumlah kasus yang terdatar melalui jalur hukum)
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
pengaduan
50
40
40
46
56
Jumlah seluruh pengaduan perlindungan perempuan dan anak
pengaduan
76
61
63
77
90
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
65,79
65,57
63,49
59,74
62,22
Sumber : Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan, Tahun 2013
2.3.1.11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Rata-rata jumlah anak per keluarga Tabel 2.78 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
jiwa
60.359
59.612
59.717
62.770
61.326
Jumlah keluarga
jiwa
28.074
28.160
28.707
29.974
30.210
Rata-rata jumlah anak per keluarga
jiwa
2,15
2,12
2,08
2,09
2,03
1
Jumlah jiwa dalam keluarga
2
Sumber : Badan KB &PP Kota Parepare Tahun 2013
Pada
Tabel
2.78
diatas,
memperlihatkan
perkembangan jumlah keluarga dan jumlah penduduk dalam setiap keluarga. Pada tahun 2008, jumlah jiwa dalam keluarga sebesar 60.359 jiwa dan cenderung meningkat hingga tahun
tahun 2011 mencapai 62.770 namun data pada 2011
ini
dianggap
tidak
valid
karena
adanya
perubahan aplikasi Pemutakhiran Data Keluarga (PMDK) sehingga data pada tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 61.326 jiwa. Namun secara keseluruhan, rata-rata jumlah anak per keluarga dari tahun 2008 sampai tahun 2012 anak adalah 2 anak. Fakta ini sejalan dengan program Pemerintah
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 82
yang mencanangkan Program KB Nasional yaitu dengan dua anak cukup. b. Rasio Akseptor KB Tabel 2.79 Rasio Akseptor KB Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah akseptor KB
2
Jumlah pasangan usia subur
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
11.085
11.458
11.934
12.396
12.630
pasangan
18.054
18.368
18.438
19.698
18.984
61,40
62,38
64,73
62,93
66,53
Rasio akseptor KB
Sumber : Badan KB &PP Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas, Rasio akseptor KB aktif menujukkan
dari
tahun
2008
sampai
tahun
2012
mengalami peningkatan, hal ditunjukkan dengan jumlah pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi mengalami
peningkatan,
walaupun
pada
tahun
2011
mengalami menurunnya ini di sebabkan adanya perubahan aplikasi pemutahiran data keluarga mengalami perubahan yang menyebabkan data mengalami gangguan yang tidak bisa diatasi karena SKPD terkait hanya menerima program dari
pusat dan setelah dilakukan konfirmasi di pusat
ternyata tidak memberikan solusi sesuai yang diharapkan, namun pada tahun 2012 aplikasi sudah normal kembali sehingga sudah diperoleh data yang valid. c. Cakupan Peserta KB Aktif Tabel 2.80 Cakupan Peserta KB Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah peserta proyeksi program KB Aktif
2
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
17.930
17.927
19.205
18.984
19.794
Jumlah pasangan usia subur
orang
18.054
18.368
18.438
19.698
18.984
Cakupan peserta KB aktif
%
99,31
97,60
104,16
96,38
104,27
Sumber : Badan KB &PP Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 83
Berdasarkan tabel 2.80, cakupan peserta KB Aktif di Kota Parepare dalam kurun waktu lima tahun dapat dikatakan berhasil. Pada Tahun 2010 dan 2012 cakupannya di atas 100 persen atau jumlah peserta program KB Aktif melebihi dari jumlah pasangan usia subur yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih ada pasangan yang sudah tidak subur lagi namun tetap menjadi peserta program KB aktif. d. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Tabel 2.81 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I
2
Jumlah Keluarga Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
keluarga
10.304
15.881
13.906
14.515
12.974
keluarga
28.074
28.160
28.707
29.974
30.210
%
36,70
56,40
48,44
48,43
42,95
Sumber : Badan KB &PP Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel 2.81 diatas, jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1 di Kota Parepare meningkat cukup tajam dari 10.304 di tahun 2008 menjadi 12.974 di tahun 2012. Jika dirasiokan dengan jumlah keluarga di Kota Parepare nampak bahwa persentase jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1 dibawah dari 50 persen dan cenderung menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa ada peningkatan status masyarakat ke arah yang lebih baik atau adanya peningkatan tarap hidup dari keluarga tersebut.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 84
2.3.1.12. Sosial a. Sarana Sosial Tabel 2.82 Sarana Sosial Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
unit
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
10
10
10
10
10
Sumber : Dinas Sosial Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel 2.82 tersebut, jumlah sarana sosial yang ada di Kota Parepare selama kurun waktu 2008-2012 tidak pernah
mengalami
sebanyak
10
unit.
peningkatan Hal
ini
atau
perlu
jumlahnya menjadi
tetap
perhatian
Pemerintah Kota Parepare untuk menyediakan sarana sosial tambahan sehingga anak-anak terlantar, orang tua jompo dan
Pekerja
sosial
lainnya
bisa
tertampung
dengan
maksimal. b. PMKS yang memperoleh bantuan sosial Tabel 2.83 PMKS yang memperoleh bantuan sosial Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
3
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah PMKS yang diberikan bantuan
jiwa
126
231
369
1.290
1.852
2
Jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan
jiwa
1.377
2.755
4.132
5.510
6.888
Jumlah seluruh PMKS yang ada
jiwa
8.610
8.610
8.610
8.610
8.610
%
9,15
8,38
8,93
23,41
26,89
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Sumber : Dinas Sosial Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel tersebut diatas, pada tahun 2000 jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang mendapat bantuan melalui APBD I sebanyak 126 jiwa atau 9,15 persen dari jumlah PMKS yang seharusnya diberikan bantuan sebesar 1.377 jiwa, hal ini disebabkan karena Dinas Sosial baru terbentuk pada Bulan Mei Tahun 2008 sehingga pelaksanaan pemberian bantuan melalui RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 85
APBD II belum dapat dilaksanakan. Selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 persentase PMKS yang memperoleh bantuan
sosial
selalu
meningkat
hingga
tahun
2012
mencapai 26,89 persen atau sebanyak 1.852 jiwa dari jumlah
PMKS
6.885
jiwa
Realisasi
PMKS
yang
yang
seharusnya
diberikan
bantuan. menerima
bantuan
setiap
tahunnnya mengalami kenaikan namun tidak signifikan karena PMKS yang memperoleh bantuan sosial tergantung dari anggaran bantuan sosial yang ada pada SKPD terkait. c. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tabel 2.84 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah PMKS yang tertangani
jiwa
126
231
369
1.290
1.852
2
Jumlah seluruh PMKS yang ada
jiwa
8.610
8.610
8.610
8.610
8.610
4,29
14,98
21,51
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan % 1,46 2,68 sosial Sumber : Dinas Sosial Kota Parepare Tahun 2013
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial belum optimal dapat dilihat dari Tabel 2.84 diatas yaitu jumlah PMKS yang tertangani setiap tahun mengalami penurunan dan pada saat yang sama jumlah PMKS masih cukup tinggi meskipun angkanya konstan. Oleh karena itu, pada tahun mendatang diharapkan perhatian pemerintah lebih diarahkan untuk menangai masalah tersebut.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 86
2.3.1.13. Ketenagakerjaan a. Angka Partisipasi Angkatan Kerja Tabel 2.85 Angka Partisipasi Angkatan Kerja Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Angkatan kerja 15 tahun ke atas
jiwa
55.478
54.825
58.522
55.230
54.095
2
Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
jiwa
82.097
82.987
89.363
89.036
91.651
%
67,58
66,06
65,49
62,03
59,02
Angka partisipasi angkatan kerja
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare Tahun 2013 Parepare Dalam Angka Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut diatas, Angka Partisipasi Angkatan kerja di Kota Parepare yang berumur di atas 15 tahun menurun setiap tahun selama periode pengamatan. Pada periode yang sama, jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan. Penurunan ini dipengaruhi oleh supply penduduk usia kerja yang melanjutkan ke jenjang
pendidikan
yang
semakin
meningkat
sehingga
mengurangi angka angkatan kerja tiap tahunnya. b. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun Tabel 2.86 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
1
Jumlah sengketa pengusaha-pekerja
Orang
14
20
12
17
13
2
Jumlah perusahaan
perusahaan
764
784
802
815
822
1,50
2,09
1,58
Angka sengketa pengusaha-pekerja per % 1,83 2,55 tahun Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare Tahun 2013
Dari Tabel 2.86 tersebut diatas, jumlah perusahaan yang ada di Kota Parepare setiap tahun terus mengalami peningkatan, padatahun 2008 ada 764 perusahaan hingga tahun 2012 sebanyak 822 perusahaan yang terdiri dari 3 kategori
perusahaan
yaitu
:
Perusahaan
Besar
yang
mempekerjakan 50-100 orang, Perusahaan Sedang yang RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 87
mempekerjakan 10-50 orang dan Perusahaan Kecil yang mempekerjakan 1-10 orang. Terkait
dengan
sengketa
antara
pekerja
dan
pengusaha adalah pengaduan pemutusan hubungan kerja, tuntutan hak pesangon, kenaikan upah dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan selama 5 tahun terakhir telah selesai ditangani 76 kasus, hal ini menunjukkan berkurangnya pengaduan karena adanya upaya-upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja melalui sosialisasi dan penyuluhan
terhadap
Ketenagakerjaan Perusahaan
di
dan
pelaksanaan
Perusahaan,
Pekerja
agar
Undang-Undang
menghimbau tetap
kepada
menjaga
kondisi
hubungan industrial yang harmonis untuk menciptakan ketenangan kerja dan ketenangan berusaha. Penyelesaian kasus mengacu pada Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 dengan tetap mengutamakan musyawarah LKS Bipartit dan LKS
Tripartit
diberdayakan
dalam
penanganan
dan
pencegahan kasus. c. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja Kota Parepare cenderung menurun hingga tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang masuk ke dalam angkatan kerja menurun dibandingkan dengan jumlah penduduk usia kerja yang sedang mengalami peningkatan. Ini berarti penduduk usia kerja lebih banyak menjadi bukan angkatan
kerja
baik
sebagai
rumah
tangga
maupun
bersekolah. Tabel 2.87 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah penduduk angkatan kerja
2
Jumlah penduduk usia kerja (15-64 tahun)
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Jiwa
55.478
54.825
58.522
55.230
54.095
Jiwa
76.310
76.993
83.744
81.369
85.791
67,88
63,05
TIngkat partisipasi % 72,70 71,21 69,88 angkatan kerja Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 88
d. Pencari Kerja yang ditempatkan Pada
tahun
2008,
jumlah
pencari
kerja
yang
ditempatkan sebanyak 1.101 orang atau 53,45 persen dari jumlah pencari kerja yang mendaftar. Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah pencari kerja yang mengalami penurunan tiap tahunnya. Namun secara keseluruhan ratarata pencari kerja yang ditempatkan sudah 51,94 persen dari pencari kerja yang mendaftar. Tabel 2.88
Pencari Kerja yang ditempatkan Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan
orang
1.101
920
607
464
501
2
jumlah pencari kerja yang mendaftar
orang
2.060
1.765
1.439
866
858
%
53,45
52,12
42,18
53,58
58,39
Pencari kerja yang ditempatkan
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare Tahun 2013
e. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguram terbuka Kota Parepare dalam kurun waktu lima tahun terus mengalami penurunan hingga pada tahun 2012 mencapai 4,21 persen. Hal ini ditandai dengan semakin menurunnya jumlah penggangur terbuka usia angkatan kerja pada tahun 2008 sebesar 10.073 orang menjadi 2.276 orang pada tahun 2012. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.89 Tingkat Pengangguran Terbuka Kota ParepareTahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja
2
Jumlah Penduduk Angkatan kerja
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
10.723
7.470
6.935
4.401
2.276
orang
55.478
54.825
58.522
55.230
54.095
%
19,33
13,63
11,85
7,97
4,21
Tingkat pengangguran terbuka
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare Tahun 2013
Pada
tahun
2008,
jumlah
pencari
kerja
yang
ditempatkan sebanyak 1.101 orang atau 53,45 persen dari jumlah pencari kerja yang mendaftar. Angka ini berbanding RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 89
terbalik dengan jumlah pencari kerja yang mengalami penurunan tiap tahunnya. Namun secara keseluruhan ratarata pencari kerja yang ditempatkan sudah 51,94 persen dari pencari kerja yang mendaftar. f. Keselamatan dan Perlindungan Jumlah perusahaan yang menerapkan K3 di Kota Parepare selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2008 ada 124 perusahaan hingga tahun 2012 ada 248 perusahaan yang sudah menerapkan K3. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.90 Keselamatan dan Perlindungan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah perusahaan yang menerapkan K3
2
Jumlah perusahaan yang ada di wilayah pada tahun berkenan Keselamatan dan perlindungan
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
perusahaan
124
166
220
224
248
perusahaan
764
784
802
815
822
%
16,23
21,17
27,43
27,48
30,17
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut di atas, perusahaan yang telah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dari tahun 2008 hingga tahun 2012 mencapai angka 30,17 persen dari jumlah perusahaan yang memiliki sarana objek K3 dan resiko kecelakaan kerja dan tetap diupayakn melakukan sosialisasi terhadap pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga
semua
pentingnya
K3
perusahaan ditempat
dapat
kerja,
mengerti
menghimbau
ari
dan
kepada
perusahaan yang telah membentuk P2K3 (Panitia pembina keselamatan kerja dan kesehatan kerja) di perusahaan agar menerapkan K3 ditempat kerja..
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 90
2.3.1.14. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah a. Persentase Koperasi Aktif Tabel 2.91 Persentase Koperasi Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah koperasi aktif
unit
122
127
117
98
103
2
Jumlah seluruh koperasi Induk
unit
185
187
196
202
204
Persentase koperasi aktif
%
65,95
67,91
59,69
48,51
50,49
Sumber : Dinas Perindagkop & UKM Kota Parepare Tahun 2013
Tahun
2008
jumlah
koperasi
di
Kota
Parepare
sebanyak 185 unit dan terus meningkat hingga Tahun 2012 sebanyak 204 unit namun dari peningkatan jumlah koperasi tersebut tidak seiring dengan jumlah koperasi yang aktif setiap tahunnya. Peningkatan jumlah koperasi setiap tahun disebabkan karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang sudah merasakan manfaatnya, ditambah
dengan
adanya
program-program
pemerintah
dibidang permodalan yang memberikan ransangan kepada masyarakat
dalam
bentuk
dana
stimulan
sedangkan
penyebab dari penurunan jumlah koperasi aktif karena SDM pada koperasi termasuk pengelola koperasi dan anggota koperasi serta keinginan dari masyarakat masih rendah., disamping itutidak seimbangnya antara beban dan jumlah personil dibidang koperasi dengan jumlah binaan koperasi di Kota Parepare. Tahun
2009
persentase
jumlah
koperasi
aktif
mengalami peningkatan sebesar 1,96 % dari Tahun 2008, sedangkan pada Tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan persentase koperasi aktif yang cukup besar. Penurunan ini disebabkan koperasi tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan, tidak melaporkan keragaan (laporan triwulan) koperasi, pengurus koperasi sudah tidak aktif dan koperasi tersebut sudah tidak melaksanakan aktifitas lagi. Tahun 2012 persentase koperasi aktif meningkat lagi sebesar 1,98 % seiring dengan peningkatan pengawasan dan pembinaan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 91
terhadap
koperasi
yang
bermasalah.
Perhatian
dari
Pemerintah Daerah untuk memberdayakan kembali koperasi yang
ada
sehingga
bisa
bermanfaat
bagi
masyarakat
khususnya dibidang regulasi, pemeriksaan dan pengawasan koperasi. b. Jumlah UKM Aktif Non BPR/LKM UMKM Jumlah UKM Non BPR/LKM UMKM selama kurun waktu tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2008 sebanyak 3.050 UKM aktif hingga Tahun 2012 mencapai 4.349 seperti yang disajikan pada Tabel dibawah ini. Tabel 2.92 Jumlah UKM Aktif Non BPR/LKM UMKM NO 1
BIDANG / URUSAN Jumlah UKM BPR/LKM UKM
aktif
SATUAN non
Jumlah UKM non BPR / LKM UKM
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
3.050
3.385
3.751
3.949
4.349
unit
3.050
3.385
3.751
3.949
4.349
Sumber : Dinas Perindagkop & UKM Kota Parepare Tahun 2013
c. Presentase Usaha Mikro Usaha Mikro yang ada di Kota Parepare selama lima tahun mengalami persentase peningkatan yang cukup baik dari jumlah seluruh UMKM yang ada di Kota Parepare. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah usaha mikro yang ada di Kota Parepare. Iklim usaha semakin kondusif memunculkan usaha mikro baru serta peran Pemerintah Daerah Kota Parepare yang terus memberikan dukungan dan bimbingan terhadap usaha baru.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 92
Tabel 2.93 Usaha Mikro dan Kecil Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Usaha Mikro
unit
10.096
5.218
5.230
14.485
14.485
2
Jumlah Usaha Kecil
unit
-
4.878
2.213
515
567
15.000
15.052
96,57
96,23
3
Jumlah seluruh UMKM unit 10.096 10.096 7.443 Presentase Usaha % 100 51,68 70,27 Mikro Sumber : Dinas Perindagkop & UKM Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut diatas, pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah usaha mikro sebanyak 14.485 unit disebabkan karena animo masyarakat untuk membuat usaha mikro juga meningkat, selanjutnya pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah usaha kecil dari 2.213 pada tahun 2010 menjadi 515 unit pada tahun 2011, hal ini disebabkan karena data UKM pada tahun 2008-2010 masih merupakan data
dari
bidang
koperasi
sebelum
terpisah
dengan
UKM(kelembagaan baru) dan nanti pada tahun 2011 bidang UKM bersipsah dengan bidang koperasi (pasca kelembagaan baru) sehingga baru diadakan pemutakhiran data usaha mikro, inilah yang menyebabkan penurunan dratis data usaha mikro seperti pada tabel diatas. 2.3.1.15. Kebudayaan a. Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kota Parapare tidak mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2012 hanya 5 kali penyelenggaraan
festival
seni
dan
budaya
yang
dilaksanakan. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus untuk menarik para wisatawan mancanegara agar berkunjung ke Parepare dan secara tidak langsung juga bisa menambah pendapatan asli daerah.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 93
Tabel 2.94 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
kali
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
3
5
5
5
5
Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan
Tabel
2.94
di
atas,
jumlah
penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kota Parepare tidak mengalami peningkatan atau relative konstan, yaitu hanya 5 kali penyelenggaraan festival seni dan budaya yang dilaksanakan dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Adapun Festival seni dan budaya yang dilaksanakan setiap tahun di Kota Parepare terdiri dari : Festival Salo KarajaE (sifatnya resmi), Event Duta Pariwisata, Festival Lampion, Festival Seni dan Budaya dalam rangka HUT Kota Parepare, Festival Seni dan Budaya dalam rangka HUT Kemerdekaan RI. b. Sarana Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kota Parepare sangat terbatas dan peningkatannya tiap tahun hampir tidak ada kecuali pada tahun 2011 dan 2012 ada penambahan sarana untuk menyelenggarakan festival seni dan budaya sebanyak 1 sampai 3 unit. Tabel 2.95
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Kota Parepare Tahun 2008-2012
NO
1
BIDANG / URUSAN
Sarana Penyelenggaraan festival seni dan budaya
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
1
1
1
1
Unit
Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya kota parepare terlihat konstan dari tahun 2008 – 2010 dengan jumlah 1 unit yang permanen dan berlokasi di Salo KarajaE.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 94
c. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Tabel 2.96 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya diKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang telah dilestarikan
situs
1
1
1
2
2
2
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang telah terdaftar
situs
10
16
21
21
21
28
35
41
52
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang belum memiliki nomor situs 21 Inventaris BCB Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013 3
Berdasarkan tabel diatas, dalam kurun waktu tahun 2008-2012, benda, situs dan kawasan cagar budaya yang yang ada di Kota Parepare terdata sebanyak 52 titik namun hanya 21 situs yang telah terdaftar sebagai benda cagar budaya dan telah memiliki inventaris dari Badan Pelestarian Cagar Budaya, yang belum terdaftar atau belum memiliki Nomor Inventaris Terdata sebanyak 21 situs sedangkan yang telah dilestarikan hanya sebanyak 2 buah situs. 2.3.1.16. Kepemudaan dan Olahraga a. Jumlah organisasi Pemuda dan Olahraga, Kegiatan Kepemudaan dan Olahraga Peningkatan jumlah organisasi pemuda dan olahraga, kegiatan kepemudaan pada tahun 2008 hingga tahun 2012 tidak
terlalu
mengalami
peningkatan
bahkan
jumlah
kegiatan olahraga mengalami penurunan dari tahun 2009 sebanyak 10 kegiatan olahraga hingga tahun 2012 turun menjadi 6 kegiatan olahraga saja. Tabel 2.97 Jumlah organisasi Pemuda, Organisasi Olahraga dan Kegiatan PemudaanKota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah organisasi pemuda
organisasi
29
29
29
29
29
2
Jumlah organisasi olahraga
Organisasi
28
28
28
29
29
3
Jumlah kegiatan kepemudaan
Kegiatan
34
34
36
36
36
4 Jumlah kegiatan olahraga kegiatan Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
10
6
6
6
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 95
b.
Gelanggang/Balai Remaja Selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 jumlah gelanggang/balai remaja yang dimliki oleh Pemerintah Daerah tidak mengalami penambahan yaitu hanya 2 unit saja. Jumlah ini tergolong sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya terus meningkat. Oleh karena itu penambahan unit gelanggang/balai remaja perlu
menjadi
perhatian
Pemerintah
Daerah
sehingga
kreatifitas dari anak-anak remaja yang ada di Kota Parepare bisa meningkat. Tabel 2.98 Gelanggang/Balai Remaja Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah Gelanggang /balai remaja yang dimiliki daerah
2
Jumlah Penduduk
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
2
2
2
2
2
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
0,02
0,02
0,02
Gelanggang/balai remaja (selain 0,02 0,02 swasta) Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
c. Lapangan Olahraga Jumlah lapangan olahraga yang dimiliki oleh Kota Parepare selama tahun 2008 hingga 2012 adalah sebanyak 174 unit atau tidak mengalami penambahan. Sehingga bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada maka jumlah lapangan olahraga yang ada per 1000 penduduk berkisar antara 1 hingga 2 lapangan olahraga saja, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.99 Lapangan Olahraga Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah lapangan olahraga di kab/Kota
Buah
174
174
174
174
174
2
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
Lapangan olahraga
unit
1,5
1,5
1,3
1,3
1,3
Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 96
2.3.1.17. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a. Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP serta Pembinaan Politik Daerah Tabel 2.100 Kegiatan pembinaan terhadap LSM,Ormas dan OKP serta Pembinaan Poltik Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
Kegiatan
-
-
3
1
2
2
Kegiatan pembinaan politik daerah
Kegiatan
6
7
2
4
4
Sumber : Badan Kesbang dan Poltik Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut diatas, pada tahun 2008 dan 2009, kegiataan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP sering dilakukan namun bukan berbentuk kegiatan
hal ini
disebabkan karena belum terbentuknya forum komunikasi LSM dan nanti pada tahun 2010 baru terbentuk sehingga setiap tahun dianggarkan dalam bentuk kegiatan yaitu Forum Komunikasi dan Pertemuan Berkala Ormas, LSM dan Pemerintah Daerah. Selanjutnya untuk kegiatan pembinaan pendidikan politik tahun 2008 dan 2009 sangat meningkat karena menjelang dan pasca pelaksanaan Pemilukada, Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan pada
Tahun 2010 hingga 2012,
kegiatannya menurun karena berkurangnya aktifitas momen nasional.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 97
2.3.1.18. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian a. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk Tabel 2.101 Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
67
48
48
45
43
1
Jumlah Polisi Pamong Praja (khusus PNS)
2
Jumlah Penduduk
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
orang
6
4
4
3
3
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, jumlah Polisi Pamong Praja (khusus PNS) pada Tahun 2008 sebanyak 67 orang dan pada
tahun
2012
menurun
menjadi
43
orang
saja.
Penurunan jumlah polisi pamong praja ini disebabkan karena adanya kebijakan Pemerintah Daerah dalam hal mutasi pegawai atau banyak Polisi Pamong Praja yang dipindahkan ke SKPD lain dan berpindah ke daerah lain, sehingga bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada maka rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 orang penduduk berkisar 3 sampai 6 orang saja selama kurun waktu lima tahun. b. Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk Tabel 2.102 Jumlah Linmas Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah Linmas
2
Jumlah Penduduk Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
orang
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 98
Dari data yang ada pada tabel 2.102 tersebut diatas, jumlah Linmas per 10.000 penduduk selalu nihil karena Seksi Linmas sendiri baru masuk di Satuan polisi pamong praja pada tahun 2010 dan belum pernah diadakan pengkaderan anggota Linmas hingga sekarang . c. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan Jumlah pos siskamling ada di Kota Parepare selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebanyak 176 unit dan bila dibandingkan dengan jumlah kelurahan yang ada maka rasio pos siskamling per jumlah kelurahan adalah rata-rata sebanyak 8 unit pos siskamling per kelurahan. Tabel 2.103
Jumlah Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah pos siskamling
unit
176
176
176
176
176
2
Jumlah desa/kelurahan
Kelurahan
22
22
22
22
22
unit
8
8
8
8
8
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
d. Penegakan Perda Tabel 2.104 Penegakan Perda Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
Jumlah penyelesaian penegakan Perda Jumlah pelanggaran Perda Penegakan Perda
2008
2009
2010
2011
2012
pelanggaran
12
11
2
1
6
pelanggaran
15
15
13
10
10
%
80
73
15
10
60
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan
tabel
tersebut
di
atas,
jumlah
penyelesaian penegakan perda pada tahun 2008 sebanyak 12
pelanggaran
namun
pada
tahun
2012
hanya
6
pelanggaran sedangkan jumlah pelanggaran perda yang terjadi setiap tahunnya mengalami penurunan dari 15 kasus RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 99
pelanggaran pada tahun 2008 menjadi 10 pelanggaran saja. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menaati peraturan–peraturan yang ada termasuk Peraturan Daerah. e. Cakupan patroli petugas Satpol PP Tabel 2.105 Cakupan patroli petugas Satpol PP Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah patroli petugas Satpol PP pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24 Jam Cakupan patroli petugas Satpol PP
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
Nihil
Nihil
557
243
153
Orang
Nihil
Nihil
557
243
153
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.105, cakupan patroli petugas satpol PP Kota Parepare dari tahun ketahun mengalami penurunan yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Hal disebabkan karena jumlah aparat Satpol PP yang juga mengalami penurunan. f. Tingkat Penyelesaian pelanggaran ketentraman, Keindahan) di Kab/Kota
K3
(Ketertiban,
Jumlah penyelesaian terhadap pelanggaran K3 pada tahun 2008 adalah sebanyak 418 pelanggaran dari 557 pelanggaran K3 yang ada selanjutnya pada tahun 2012 ada 183 pelanggaran K3 dan yang diselesaikan sebanyak 169 pelanggaran jadi masih tersisa 14 pelanggaran yang belum ditangani. Tabel 2.106
Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
1
Jumlah penyelesaian pelanggaran K3
Pelanggaran
0
0
418
35
169
2
Jumlah pelanggaran K3
Pelanggaran
0
0
557
35
183
Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 (di Kab/Kota
%
0,00
0,00
75,04
100,00
92,35
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 100
g. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kab/Kota Tabel 2.107 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Parepare Tahun 2008-2012
NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah petugas perlindungan masyarakat
2
Jumlah Penduduk Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
orang
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
%
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Sumber : Kantor Satpol PP Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan data pada Tabel 2.107 dapat dilihat, bahwa petugas perlindungan masyarakat (Linmas) Kota Parepare dari tahun 2008 ke tahun 2012 tidak ada atau nihil, hal ini disebabkan karena belum pernah diadakan perekrutan petugas Linmas oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Parepare. h. Cakupan pelayanan bencana kebakaran Cakupan pelayanan penanggulangan kebakaran yang selanjutnya
disingkat
PPK
adalah
sumber
daya
yang
berpotensi kebakaran yang perlu mendapat perlindungan dari
bahaya
manajemen
kebakaran kebakaran,
dengan
membentuk
selanjutnya
wilayah
disingkat
Wilayan
Manajemen Kebakaran (WMK) oleh daerah provinsi dan kabupaten/kota
sesuai
wilayah
yurisdik
urusan
pemerintahannya. Tabel 2.108 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
1
Luas Wilayah
km
99,33
99,33
99,33
99,33
99,33
2
Luas Wilayah WMK yang ditangani
km
5,6
45,0
7,0
17,0
17,5
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
%
17,74
2,21
14,19
5,84
5,68
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 101
i. Tingkat Waktu Tanggap Daerah WMK Tingkat waktu tanggap daerah layanan WMK adalah pelayanan pemadam kebakaran pada saat tanggap darurat yang efektif, dan bereaksi cepat dan tepat tiba dilokasi kejadian kebakaran untuk pengurangan resiko kebakaran dengan waktu minimal yang diperlukan, dimulai saat menerima informasi dari warga/penduduk sampai tiba di tempat kejadian kebakaran,
yang langsung melakukan
tindakan pemadaman api, penyelamatan jiwa dan harta benda. Dalam kurun waktu Tahun 2008 hingga 2012, jumlah ketepatan
waktu
tindakan
pemadam
kebakaran
yang
dilakukan adalah 15 menit. Tabel 2.109 Tingkat waktu tanggap daerah layanan WMK Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN Jumlah ketepatan waktu tindakan pemadaman kebakaran Jumlah kejadian kebakaran Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
menit
24
32
35
201
127
kejadian
24
32
35
201
127
%
100
100
100
100
100
SATUAN
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Tahun 2013
j. Cakupan
sarana
prasarana perkantoran pemerintahan
desa/kelurahan yang baik Cakupan
sarana
perkantoran
untuk
desa
dan
kelurahan selama lima tahun tidak ada penambahan kantor. Namun yang menarik bahwa dari seluruh kantor yang ada semua dalam kondisi baik, sehingga aktivitas perkantoran dapat terlaksana dengan baik.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 102
Tabel 2.110
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa/kelurahan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010 2011
2012
1
Jumlah kantor pemerintahan desa/kelurahan yang baik
kantor
22
22
22
22
22
2
Jumlah seluruh pemerintahan desa/kelurahan
kantor
22
22
22
22
22
%
100
100
100
100
100
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa /kelurahan yang baik
Sumber : Kantor Kecamatan se-Kota Parepare, Tahun 2013
2.3.1.19. Ketahanan Pangan a. Regulasi Ketahanan Pangan Terkait dengan regulasi ketahanan pangan di Kota Parepare maka sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 terdapat satu regulasi yang diterbitkan berupa
Peraturan
Walikota yaitu Peraturan Walikota No 62 Tahun 2011 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Pangan Lokal. Selanjutnya untuk menguatkan pelaksanaan Undang Undang Pangan Tahun 2012 didaerah maka didalam periode RPJMD Tahun 2013-2018 di targetkan lebih dari 1 dokumen yang mengatur tentang regulasi ketahanan pangan di Kota Parepare. b. Ketersediaan Pangan Utama Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama di Kota Parepare per tahunnya cenderung mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 jumlah ketersediaan pangan utama sebanyak 18.777 ton, tahun 2011 mencapai angka tertinggi
yaitu
26.964
ton,
hanya
pada
tahun
2012
mengalami penurunan 25.958 ton namun tidak dibawa angka tahun 2010.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 103
Tabel 2.111 Ketersediaan Pangan Utama Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
ton/tahun
-
18.777
25.335
26.964
25.958
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
158,00
196,00
206,49
196,58
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama per tahun
2
Jumlah Penduduk Ketersediaan pangan utama
kg/tahun/ perkapita
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.111 di bawah dapat dilihat bahwa ketersediaan pangan utama Kota Parepare selama 4 tahun berturut-turut hampir selalu meningkat dimana pada tahun2009 sebesar 158 kg/tahun/perkapita dan pada tahun 2012 sebesar 196,58 kg/tahun/perkapita. capaian
ini
belum
memenuhi
Namun
target pemerintah
Kota
Parepare sesuai target renstra tahun 2008 – 2013. Meskipun nilai ketersediaan pangan ini tidak memenuhi target tapi dari tingkat ketersediaan untuk pemenuhan kebutuhan pangan utama sudah cukup tersedia dan masyarakat tidak mengalami
kelangkaan
pangan.
Berdasarakan
tingkat kebutuhan perkapita penduduk kg/kap/tahun
. Untuk
kota
Parepare
standar
sebesar 133 dengan
jumlah
penduduk tahun 2012 sebanyak 132.048 jiwa dibutuh ketersediaan pangan sekitar 17.562
ton . Dengan tingkat
ketersediaan pangan Kota Parepare pada angka 25.958 ton maka dapat dijelaskan bahwa tingkat ketersediaan pangan ini sudah mencukupi. Sedangkan
adanya kelebihan pada
nilai 8.396 ton merupakan angka yang tidak statis , hal ini karena Kota Parepare merupakan wilayah persinggahan barang pangan untuk selanjutnya dikirim ke daerah lain Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
ketersediaan pangan utama antara lain tingkat produksi pangan domestik
di Kota Parepare, sistem
distribusi
pangan melalui mekanisme pasar dan lembaga distribusi pangan lainya dan pola konsumsi pangan masyarakat . Makanya
pada
periode
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
RPJMD
Tahun
2013
–
2018
Bab II - 104
ditargetkan untuk peningkatan produksi petani, sistem distribusi
yang
lebih
kompleks
dengan
pembangunan
cadangan pangan di tingkat kecamatan dan kelurahan dan peningkatan pola konsumsi pangan yang berpedoman pada B2SA (Beragam , Bergizi, Seimbang dan Aman). 2.3.1.20. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa a. Rata-rata jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat (LPM)
binaan
lembaga
Tabel 2.112 Rata-rata jumlah kelompok binaan LPM Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010 2011
2012
1
Jumlah kelompok binaan LPM
Klp
220
220
220
220
220
2
Jumlah LPM
Klp
22
22
22
22
22
Rata-rata jumlah kelompok binaan LPM
Klp
10
10
10
10
10
Sumber : BPMK Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.112 tersebut di atas, jumlah LPM yang ada di Kota Parepare sselama taun 2008-2012 tidak mengalami
peningkatan
hal
ini
disebabkan
karena
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
2007
tentang
Pembentukan
LPM
bahwa
LPM
dibentuk disetiap kelurahan hanya 1 (satu) kelompok dan setiap
kelompok
terdiri
dari
10
(sepuluh)
orang
dan
penambahan LPM tersebut nanti bertambah setelah ada pemekaran wilayah. b. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Jumlah PKK yang ada di Kota Parepare selama Tahun 2008 hingga 2012 adalah 27 kelompok sedangkan jumlah kelompok binaan PKK adalah sebanyak 270 kelompok sehingga bila dirata-ratakan selama tahun 2008 hingga 2012 hanya 10 kelompok yang merupakan binaan PKK. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 105
Tabel 2.113 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
TAHUN 2010 2011
2012
1
Jumlah kelompok binaan PKK
Klp
270
270
270
270
270
2
Jumlah PKK
Klp
27
27
27
27
27
Rata-rata jumlah kelompok binaanPKK
Klp
10
10
10
10
10
Sumber : BPMK Kota Parepare Tahun 2013
c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Berprestasi Berdasarkan Tabel 2.114, terlihat bahwa persentase lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) berprestasi kota parepare tahun 2008-2012 hanya berkisar 5,45%. Tabel 2.114
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Berprestasi Kota Parepare Tahun 2008-2012 TAHUN 2010
NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
2008
2009
2011
2012
1
Jumlah LPM berprestasi
Klp
6
6
6
6
6
2
Jumlah LPM
Klp
110
110
110
110
110
5,45
5,45
5,45
5,45
LPM Berprestasi % 5,45 Sumber : BPMK Kota Parepare Tahun 2013
d. PKK Aktif Persentase PKK yang aktif di Kota Parepare selama kurun waktu Tahun 2008 hingga 2012 adalah sebesar 100 persen atau dari jumlah PKK yang ada sebanyak 27 kelompok, semuanya sudah aktif, seperti yang disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 2.115 PKK Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah PKK Aktif
Klp
27
27
27
27
27
2
Jumlah PKK
Klp
27
27
27
27
27
PKK aktif
%
100
100
100
100
100
Sumber : BPMK Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 106
e. Posyandu Aktif Tabel 2.116 nampak bahwa persentase posyandu yang aktif dari tahun 2008 ke tahun 2012 relatif tidak mengalami peningkatan, yakni hanya sekitar 110 sampai 112 buah saja.Jumlah posyandu yang aktif menunjukkan tingkat pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya untuk pelayanan
kesehatan
ibu
dan
anak
juga
ssemakin
meningkat. Tabel 2.116 Posyandu Aktif Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah Posyandu Aktif
2
Total Posyandu
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
Klp
110
110
112
112
112
Klp
112
114
115
115
115
97,39
97,39
97,39
Posyandu aktif % 98,21 96,49 Sumber : BPMK Kota Parepare Tahun 2013
2.3.1.21. Kearsipan a. Pengelolaan Arsip secara baku Pengelolaan arsip secara baku di Kota Parepare selama 3 (tiga) Tahun terakhir mengalami penurunan dari 10 SKPD pada tahun 2010 menjadi sisa 5 SKPD pada tahun 2012. Datanya disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 2.117 Pengelolaan Arsip secara baku Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SAT
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
1
Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku
Unit
0
25
10
3
5
2
Jumlah SKPD
Unit
32
32
33
33
33
%
-
78.12
30,30
9,09
15,15
Pengelolaan arsip secara baku
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Tahun 2013
Penyebabnya
terjadinya
jumlah
SKPD
yang
menerapkan arsip secara baku karena SKPD masih kurang memahami
pentingnya
pengarsipan
dokumen
yang
disatukan di Gedung Arsip, disamping itu sarana dan prasarana pengarsipan kurang memadai seperti Gedung Arsip tidak representatif sehingga diharapkan Gedung Arsip RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 107
yang
sudah
dibangun
bisa
segera
dioptimalkan
pemanfaatannya. b. Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Upaya untuk meningkatkan pengelola kearsipan di Kota Parepare masih cukup rendah. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah
kegiatan
peningkatan
SDM
untuk
pengelolaan
kearsipan justru menurun dari tahun sebelumnya. Tabel 2.118 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Menunjukkan jumlah Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan
Kegiatan
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
0
1
0
4
2
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Tahun 2013
2.3.1.22. Komunikasi dan Informatika a. Jumlah Jaringan Komunikasi dan Informatika Tabel 2.119 Jumlah Jaringan Komunikasi dan Informatika Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
jaringan
-
-
84
85
85
SATUAN
1
Jumlah jaringan telpon genggam
2
Jumlah surat kabar nasional
Jenis
3
3
3
3
3
3
Jumlah surat kabar lokal
Jenis
5
5
5
5
5
4
Jumlah penyiaran radio
Penyiaran
6
6
6
6
3
5
Jumlah TV Lokal
Penyiaran
1
1
1
1
1
2
2
3
1
6 Pameran/expo kali 2 Sumber : Dinas Infokom Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.119 di atas, menunjukkan bahwa jumlah jaringan komunikasi dan informatika dalam bentuk jaringan telpon genggam, surat kabar nasional, surat kabar lokal,
TV lokal dan pameran relatif stabil selama kurung
waktu 2008-2012, sementara untuk penyiaran radio, relatif stabil dari tahun 2008 – 2011 dan pada tahun 2012, jumlah penyiaran radio mengalami penurunan karena adanya regulasi dari Balai Monitoring Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Indonesia
yang
melarang Bab II - 108
beroperasinya penyiaran radio yang tidak memiliki izin (radio liar). b. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Tabel 2.120 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah wartel / warnet
2
Jumlah Penduduk
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
47
47
40
35
21
jiwa
117.063
118.842
129.262
130.582
132.048
0,40
0,40
0,31
0,27
0,16
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
Sumber : Dinas Infokom Kota Parepare Tahun 2013
Keberadaan warnet/wartel cukup menunjang aktivitas penduduk di Kota Parepare. Berdasarkan data pada Tabel 2.120,
terlihat
bahwa
rasio
warnet
terhadap
jumlah
penduduk dari tahun 2008 ke tahun 2012 terus mengalami penurunan dari angka 0,40 persen pada tahun 2008 menjadi hanya 0,16 persen pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh
keberadaan alat telekomunikasi yang
mobile. Keberadaan jaringan Wireless Fidelity (WiFi) di beberapa lokasi di Kota Parepare seperti di cafe-cafe, menyebabkan pemanfaatan
masyarakat
lebih
menggandrungi
teknologi WiFi dalam penggunaan internet
yang aksesnya lebih cepat dan beberapa tempatnya sifatnya gratis. Hal lain yang menyebabkan menurunnya penggunaan internet di warnet karena para operator telekomunikasi seluler menyediakan paket internet yang memiliki harga terjangkau
di
masyarakat
dan
penggunaannnya
lebih
mudah dan akses internet yang lebih cepat. 2.3.1.23.Perpustakaan a. Jumlah perpustakaan Jumlah perpustakaan milik Pemerintah Daerah yang ada di Kota Parepare selama kurun waktu lima tahun terakhir berjumlah 1 unit, namun Perpustakaan yang RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 109
mendapat pembinaan dari perpustakaan milik pemerintah daerah sebanyak 156 unit pada tahun 2008 dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 181 unit sedangkan jumlah perpustakaan se Kota Parepare diluar dari milik Pemerintah Daerah selama tahun 2008-2012 sebanyak 211 unit. Tabel 2.121
Jumlah Perpustakaan di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah perpustakaan milik pemerintah daerah
2
3
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
unit
1
1
1
1
1
Jumlah perpustakaan se Kota Parepare
unit
211
211
211
211
211
Jumlah Perpustakaan yang mendapat pembinaan dari perpustakaan milik pemerintah daerah
unit
156
178
180
180
181
unit
212
212
212
212
212
Total
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Tahun 2013
b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tabel 2.122
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Kota Parepare Tahun 2008-2012
NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah kunjungan orang ke perpustakaan per tahun
2
Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Orang
0
17.750
29.659
30.606
30.989
Orang
0
25.550
31.025
32.850
32.850
%
0
69.47
95.60
93.17
94.34
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Tahun 2013
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka jumlah pengunjung perpustakaan per tahunnya selama 4 (empat) tahun terakhir selalu mengalami peningkatan hingga pada tahun 2012 mencapai 30.989 orang dan jumlah tersebut sudah sesuai dengan jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani. (catatan : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi baru dibentuk pada pertengahan Tahun 2008)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 110
c. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Tabel 2.123 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah koleksi judul buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah
2
Jumlah koleksi jumlah buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah
3
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Judul
4.312
5.670
6.815
7.377
7.701
Eksamplar
12.567
15.901
19.320
21.432
22.590
Jumlah koleksi judul buku yang harus tersedia (sesuai standar perpustakaan nasional)
Judul
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
%
34,31
35,66
35,27
34,42
34,09
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Tahun 2013
Berdasarkan data pada Tabel 2.123 terlihat bahwa jumlah koleksi buku yang tersedia diperpustakaan daerah Kota Parepare relative tidak mengalami peningkatan dari sisi persentase, yaitu sekitar 34 persen sampai 35 persen. Ini berarti minat baca penduduk masih perlu ditingkatkan. (Jumlah penduduk <200.000 jiwa jumlah koleksi minimal 5.000 judul) 2.3.2.
Fokus Layanan Urusan Pilihan
2.3.2.1. Pertanian a. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Produktivitas adalah salah satu cara untuk mengukur berapa besar produksi
tanaman pangan dan tanaman
hortikultura yang di dapatkan dalam 1 ha. Peningkatan maupun penurunan produktivitas tanaman pangan dan tanaman hortikultura dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : penggunaan teknologi baru, penggunaaan bibit unggul, penggunaan pupuk berimbang dll. Dikota Parepare produktivitas dan produksi padi atau bahan pangan utama lokal lainnya (Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan Kacang Hijau) mulai dari tahun 2008 sampai RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 111
pada tahun 2012 sangat berfluktuasi seperti yang terlihat pada tabel 2.123. Hal ini disebabkan sebagian besar petani di Kota Parepare tidak mempergunakan anjuran pemerintah yaitu 7 tepat yaitu 1) Tepat penggunaan benih /bibit, 2) Tepat penggunaan
pupuk,
3)
Tepat
Waktu
tanam,
4)
Tepat
Pengolahan Lahan 5) Tepat irigasi, 6) Tepat panen 7) Tepat pola tanam serta adanya pengaruh iklim. Tabel 2.124 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lokal lainnya Luas areal tanaman padi dari sektor pertanian/perkebunan lainnya Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Ton
8.477
6.862
6.149
7.065
6.191
Ha
1.667
1.400
1.273
1.320
1.765
Ton/Ha
5,09
4,90
4,83
5,35
3,51
Sumber : Dinas PKPKKota Parepare Tahun 2013
Tabel 2.124. menunjukkan bahwa di Kota Parepare pada tahun 2008 sampai pada tahun 2012 luas pertanaman padi atau
bahan pangan utama lokal lainnya pada sektor
pertanian mengalami peningkatan dari 1.667 ha menjadi 1.765 yaitu naik sebesar 465 Ha. Hal ini disebabkan adanya bantuan dari pemerintah berupa Hand traktor sebanyak 40 unit, sehingga motivasi petani dalam pengolahan lahan pertaniannya meningkat. b. Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB Tabel 2.125 Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB NO 1
2
BIDANG / URUSAN Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor pertanian/ perkebunan Jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB
2008
2009
TAHUN 2010
Juta Rp
51.186
55.075
54.347
56.107
57.504
Juta Rp
655.255,15
707.234,86
766.745,34
826.486,23
891.923,09
%
7,81
7,79
7,09
6,79
6,45
SATUAN
2011
2012
Sumber : Dinas PKPK Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 112
Tabel
2.125
menunjukan
kontribusi
sektor
pertanian/perkebunan terhadap PDRB Kota Parepare selama lima tahun. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, kontribusinya terus menerus mengalami penurunan yakni dari angka 7,81 persen pada tahun 2008 menjadi 6,45 persen pada tahun 2012.
Penurunan ini menandakan bahwa
terdapat sektor-sektor lain dalam PDRB yang mengalami peningkatan
lebih
cepat
dibandingkan
dengan
sektor
pertanian. c. Kontribusi Produksi Kelompok Tani terhadap PDRB Produksi pertanian juga dapat dilihat dari peran serta kelompok tani di Kota Parepare. Tabel 2.126 menggambarkan bahwa jumlah produksi padi dari hasil kelompok tani nampaknya berfluktuasi setiap tahun. Dengan demikian kontribusinya
terhadap
PDRB
juga
mengalami
ketidakstabilan dan cenderung menurun di tahun 2012 hanya sebesar 79,75 persen dari tahun 2011 sebesar 92,58 persen. Hal ini disebabkan pada tahun 2011 motivasi petani untuk
menanam
padi
lebih
tinggi
di
banding
dengan
menanam palawija serta di dukung oleh iklim yang baik. Sedangkan
rata-rata
peningkatan
kontribusi
produksi
kelompok petani terhadap PDRB selama 5 (lima) tahun sebesar 3,89 persen. Ini menunjukkan bahwa kelompok tani dalam memproduksi padi sangat optimis melakukan usaha taninya. Tabel 2.126 Kontribusi Produksi Kelompok Tani terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
Ton
5.423
5.423
4.720
6.541
4.937
Jumlah produksi padi/bahan pangan utama didaerah (ton) per tahun
Ton
8.447
6.862
6.149
7.065
6.191
Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB
%
64,20
79,03
76,76
92,58
79,75
NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah produksi padi/bahan pangan utama lokal hasil kelompok petani (ton) per tahun
2
Sumber : Dinas PKPK Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 113
d. Cakupan Bina Kelompok Petani Dari jumlah seluruh kelompok petani yang ada di Kota Parepare
sebanyak
87
kelompok
tani
ternyata
belum
semuanya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah per tahunnya dimana pada tahun 2008 hanya 32 kelompok petani dan pada tahun 2012 menjadi 40 kelompok petani atau pemberian bantuan tersebut tidak setiap tahun ada. Sehingga secara keseluruhan hingga tahun 2012, cakupan bina kelompok petani belum mencapai 50 persen atau hanya 40.8 persen saja. Sedangkan berdasarkan kelembagaan dari gabungan beberapa kelompok tani (Gapoktan) terdapat 11 Gapoktan yang sudah terbentuk dari tahun 2010 sampai tahun 2011. Pada tahun 2010 telah menerima pembinaan berupa bantuan sosial PUAP dan pendampingan sebanyak 8 gapoktan kemudian 3 gapoktan pada tahun 2011. Tabel 2.127 Jumlah Kelembagaan Petani Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Klp
32
-
27
-
40
Klp
87
87
87
98
98
Jumlah gapoktan yang mendapat pembinaan/ bantuan
-
-
-
8
11
11
Jumlah seluruh gapoktan yang ada
-
-
-
8
11
11
Cakupan bina kelompok petani
%
36,78
-
65,52
50,00
70,41
1
Jumlah kelompok tani yang mendapatkan pembinaan/ bantuan Pemkot per tahun
2
Jumlah seluruh kelompok tani yang ada
3 4
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.127 di atas, secara keseluruhan cakupan bina kelompok petani baik dari tahun 2008 ke tahun hingga 2012 terus mengalami peningkatan hingga tahun 2012 sudah mencapai sebesar 70,41 persen, selanjutnya berdasarkan kelembagaan petani dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang terbentuk dari tahun 2010 sampai tahun 2011 sudah memenuhi target dengan pembinaan dan pendampingan 100 persen.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 114
2.3.2.2. Kehutanan a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Luas total hutan dan lahan kritis selama tahun 2008 hingga 2012 terus mengalami penurunan, dimana pada tahun 2008 seluas 1.490 Hektar dan pada tahun 2012 hanya seluas 490 hektar. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya
perubahan
alih
fungsi
pada
lahan
tersebut.
Sedangkan rehabilitasi terhadap hutan dan lahan kritis yang sudah dilakukan sangat jauh berbeda dari luas hutan dan lahan kritis itu sendiri. Pada tahun 2008 luas hutan dan lahan kritis sebesar 1.490 hektar namun yang direhabilitasi hanya 50 hektar saja dan pada tahun 2012 luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi hanya 10 hektar dari 490 hektar yang ada. Tabel 2.128 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi
Ha
-
-
10
1.004
10
2
Luas total hutan dan lahan kritis
Ha
1.490
1.290
1.290
1.280
490
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
-
-
0,78
78,44
3,62
Sumber : Dinas PKPK Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut di atas, pada tahun 2008-2009 tidak ada hutan yang direhabilitasi namun luas hutan berkurang, hal ini disebabkan karena lahan yang tadinya kritis tumbuh alami. Pada Tahun 2011 penanganan terhadap hutan dan lahan kritis sebesar 1.004 Ha, namun karena adanya faktor seperti kebakaran hutan, cuaca ekstrim, dan penebangan pohon oleh masyarakat maka hutan dan lahan kritis yang belum direhabilitasi bertambah menjadi 490 Ha. Dengan mengacu pada Tabel 2.126, terlihat bahwa rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kota Parepare dari tahun
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 115
ke tahun relative sangat kecil pada kisaran 2 persen sampai 3 persen saja. b. Kerusakan Kawasan Hutan Kerusakan kawasan hutan pada tahun 2010 adalah seluas 65 hektar dari 2.499 luas kawasan hutan yang ada namun pada tahun 2012 kerusakan tersebut meningkat hingga 100 hektar. Penyebabnya karena masih adanya masyarakat yang melakukan perambahan hutan misalnya dengan melakukan penebangan pohon-pohon dihutan tanpa meminta izin kepada pihak yang terkait. Persentase luas kawasan hutan pada tahun 2012 baru sekitar 4 persen saja atau masih tergolong sedikit, namun kesadaran masyarakat tetap harus lebih ditingkatkan dalam menjaga dan melestarikan hutan agar kerusakan hutan tidak semakin bertambah. Tabel 2.129 Kerusakan Kawasan HutanKota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN Luas kerusakan kawasan hutan (Ha) Luas kawasan hutan (Ha) Kerusakan Kawasan Hutan
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
Ha
-
-
65
4
100
Ha
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
%
-
-
2,60
0,16
4,00
SATUAN
Sumber : Dinas PKPKKota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.129, dapat disimpulkan bahwa kerusakan tertinggi kawasan hutan di Kota Parepare terjadi pada tahun 2012 dengan angka 4 persen dan yang terendah terjadi pada tahun 2011 dengan angka 0,16 persen. 2.3.2.3. Pariwisata a. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Parepare dalam kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 hanya berkisar pada 0,25 persen. Walaupun jumlah kontribusi terhadap
sektor
pariwisata
setiap
tahunnya
meningkat
namun bila dibandingkan terhadap total PDRB secara
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 116
keseluruhan maka kontribusinya tergolong kecil. Hal ini disebabkan karena masih ada potensi-potensi pariwisata yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan asli daerah dan PDRB. Tabel 2.130 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRBTahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor Pariwisata Jumlah PDRB
SAT
2008
2009
TAHUN 2010
2011
2012
Dalam Juta Rp
3.335,30
3.865,21
4.156,14
5.074,29
6.054,03
Dalam Juta Rp
1.298.778,61
1.519.156,10
1.795.963,76
2.073.555,94
2.376.521,26
0,24
0,25
Kontribusi sektor % 0,26 0,25 0,23 Pariwisata terhadap PDRB Sumber : Dinas OPP dan Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013
2.3.2.4. Kelautan dan Perikanan a. Produksi Perikanan Produksi perikanan di Kota Parepare selama tahun 2008 hingga 2012 hampir mencapai 100 persen atau sudah hampir mencapai target daerah. Pada Tahun 2008 jumlah produksi ikan sebesar 3.800 ton dari 3.870 yang ditargetkan daerah atau sudah 98,19 persen. Posisi Kota Parepare yang strategis karena berbatasan dengan perairan yaitu Teluk Parepare membawa keuntungan yang besar khususnya dalam produksi ikan didaerah ini namun disamping posisi yang strategis maka naik turunnya jumlah produksi ikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya faktor cuaca yang sangat berpengaruh. Tabel 2.131 Produksi Perikanan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah produksi ikan
Ton
3.800
3.407
3.135
3.317
3.329
2
Target daerah
Ton
3.870
3.480
3.200
3.400
3.400
%
98,19
97,90
97,97
97,56
97,91
Produksi perikanan
Sumber : Dinas PKPK Kota Parepare Tahun 2013
Dari tabel tersebut diatas, produksi perikanan yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya disebabkan karena adanya penyaluran Bantuan dari pemerintah melalui RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 117
kegiatan pengembangan usaha perikanan tangkap, kegiatan pengembangan pengembangan
usaha usaha
perikanan
budidaya,
kegiatan
pengolahan/pemasaran
perikanan
sejak tahun 2012 yang diperuntukkan bagi masyarakat pesisir baik nelayan tangkap, pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran hasil-hasil kelautan dan perikanan seperti pengadaan perahu, alat tangkap, benih, pakan dan alat pengolah/pemasaran. b. Konsumsi Ikan Persentase Konsumsi ikan bagi masyarakat di Kota Parepare
dapat
dikatakan
hampir
sebanding
dengan
persentase produksi perikanan yaitu selama lima tahun terakhir rata-rata sebesar 97,70 persen. Hal ini ditunjukkan pada tahun 2008 jumlah konsumsi ikan sebesar 29,21 kg dari target daerah sebesar 30 kg kemudian pada tahun 2012 jumlah konsumsi ikan meningkat menjadi 30,92 kg dari 31,92 kg target daerah. Tabel 2.132
Konsumsi Ikan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah konsumsi ikan
Kg
29,21
29,87
30,25
30,73
30,92
2
Target daerah
Kg
30,00
30,00
31,00
31,62
31,92
Konsumsi ikan
%
97,37
99,57
97,58
97,19
96,87
Sumber : Dinas PKPKKota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.132 diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah konsumsi ikan masyarakat Kota Parepare dari tahun ke tahun relatif stabil pada kisaran 29 kg sampai dengan 31 kg, hal ini disebabkan karena produksi perikanan budidaya, perikanan tangkap dan pengolahan hasil-hasil perikanan juga meningkat disamping itu peran ibu-ibu pengolah
hasil
perikanan
dan
kelautan
juga
semakin
meningkat dalam memproduksi abon ikan, nugget, otak-otak dan bakso ikan yang digemari oleh konsumen mulai dari anak-anak
sampai
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
orang
dewasa
karena
selain
Bab II - 118
mengkonsumsi ikan itu sehat, hasil olahan kelautan dan perikanan memberikan cita rasa yang enak dan gurih. c. Cakupan Bina Kelompok Nelayan Kelompok binaan
Nelayan di Kota Parepare terbagi
dalam beberapa bentuk yakni kelompok nelayan, kelompok tambak,
kelompok
penjual
ikan
dan
kelompok
wanita
nelayan. Pada tahun 2011 baru berkisar 45 kelompok dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 61 kelompok. Pada tahun 2011, jumlah kelompok binaan yang mendapatkan bantuan mencapai 99,33 persen atau masih ada sebanyak 3 kelompok nelayan yang belum mendapat bantuan. Tabel 2.133 Cakupan Bina Kelompok Nelayan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
1
Jumlah kelompok nelayan yang mendapatkan bantuan Pemda per tahun
2
Jumlah seluruh kelompok nelayan yang ada
TAHUN
SATUAN
2008
2009
2010
2011
2012
Klp
-
-
45
42
10
Klp
-
-
45
45
61
Cakupan bina kelompok % 100 93,33 16,39 nelayan Sumber : Dinas PKPK & Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2013
2.3.2.5. Pariwisata a. Kunjungan Wisata Jumlah kunjungan wisata di Kota Parepare mengalami peningkatan dari 225.594 orang pada tahun 2007 meningkat mendekati dua kali lipat menjadi 489.580 orang pada tahun 2012.
Banyaknya
jumlah
kunjungan
tersebut
turut
memengaruhi aktivitas ekonomi di Kota Parepare. Tabel 2.134 Kunjungan Wisata di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Jumlah seluruh kunjungan wisata di Kota Parepare
orang
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
225.594
361.882
392.882
395.000
489.580
Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 119
b. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB Peran sektor pariwisata terhadap pembentukan nilai tambah PDRB cenderung meningkat dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemerintah Kota
Parepare
khususnya
SKPD
terkait
telah
berhasil
mendorong peningkatan nilai tambah sektor pariwisata. Ke depan,
diharapkan
nilai
tambah
tersebut
dapat
lebih
ditingkatkan dengan melalui berbagai program strategis. Tabel 2.135
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB NO 1
BIDANG / URUSAN
SATUAN
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB
%
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
29,49
28,92
28,38
30,00
30,25
Sumber : Dinas OPP Kota Parepare Tahun 2013
2.3.2.5. Perdagangan a. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Tabel 2.136 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restaurant terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah kotribusi PDRB dari sub sektor perdagangan
Juta Rp
151.953,85
160.554,46
169.198,29
183.901,62
198.025,26
2
Jumlah kotribusi PDRB dari sub sektor Hotel
Juta Rp
2.119,12
2.287,76
2.505,61
2.683,09
3.103,94
3
Jumlah kotribusi PDRB dari sub sektor Restaurant
Juta Rp
39.177,05
41.702,14
46.039,22
49.770,08
56.139,81
Juta Rp
193.250,02
204.544,36
217.743,12
236.354,79
257.269,01
Juta Rp
655.255,15
707.234,86
766.745,34
826.486,23
891.923,09
Kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB
%
23,19
22,70
22,07
22,25
22,20
Kontribusi sub sektor Hotel terhadap PDRB
%
0,32
0,32
0,33
0,32
0,35
Kontribusi sub sektor Restaurant terhadap PDRB
%
5,98
5,90
6,00
6,02
6,29
28,60
28,84
4 5
Jumlah kotribusi PDRB dari sektor perdagangan, Hotel dan Restaurant Jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan % 29,49 28,92 28,40 restaurant terhadap PDRB Sumber : Dinas Perindagkop dan Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 120
Dari Tabel 2.136, terlihat bahwa kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restaurant terhadap PDRB Kota Parepare pada tahun 2008 sebesar 29,49 persen dan pada tahun
2012
kontribusi
turun
sektor
menjadi
28,84
perdagangan,
persen.
hotel
Penurunan
dan
restaurant
terhadap PDRB disebabkan karena nilai tambah sub sektor hotel
dan
sehingga
restaurant
juga
mempengaruhi
meningkat
setiap
kontribusinya
tahunnya
terhadap
PDRB
meskipun sub sektor perdagangan tiap tahunnya juga meningkat nilai tambahnya. 2.3.2.6. Perindustrian a. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Seperti sektor-sektor lainnya, nilai tambah sektor industri juga mengalami peningkatan secara absolut setiap tahun. Akan tetapi pertumbuhannya cukup lambat sehingga turut mempengaruhi perannya terhadap total PDRB di Kota Parepare. Tabel 2.137 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
1
Jumlah kotribusi PDRB dari sektor industri
2
Jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Juta Rp
19.214,46
20.078,18
20.607,29
21.747,12
22.972,24
Juta Rp
655.255,15
707.234,86
766.745,34
826.486,23
891.923,09
%
2,93
2,84
2,69
2,63
2,58
Sumber : Dinas Perindagkop dan Buku PDRB Kota Parepare Tahun 2013
Dari Tabel 2.137, terlihat bahwa kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Parepare dari tahun 2008 hingga tahun 2012 terus mengalami penurunan yakni dari 2,93 persen pada tahun 2008 menjadi 2,58 persen pada tahun 2012. Hal ini disebabkan karena peningkatan nilai tambah sektor industri lebih lambat dibanding peningkatan nilai tambah sektor Hotel dan Restaurant, sektor keuangan dan jasa lainnya. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 121
2.4.
Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1.
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
2.4.1.1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian a. Jenis dan Jumlah Bank dan cabang Salah satu indikator daya saing daerah Kota Parepare adalah banyaknya lembaga keuangan yang berada di Kota Parepare. Dalam kurun waktu 2008-2012, jumlah bank setiap tahunnya tidak mengalami perubahan yakni 13 buah Tabel 2.138
Jenis dan Jumlah Bank dan cabang di Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
1
Bank Milik Pemerintah
buah
5
5
5
5
5
2
Bank Milik Swasta Nasional
buah
7
7
7
7
7
3
Bank Milik Swasta Asing
buah
-
-
-
-
-
4
Bank Milik Pemerintah Daerah
buah
1
1
1
1
1
Jenis dan Jumlah Bank
buah
13
13
13
13
13
Sumber : Bagian Ekonomi Kota Parepare Tahun 2013
b. Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Posisi Kota Parepare yang strategis menjadikan Kota Parepare sebagai tempat transit bagi arus penumpang yang hendak melakukan perjalanan wisata maupun perjalanan biasa, baik menggunakan jalur laut maupun darat. Sebagai akibatnya, tingkat hunian terhadap kamar hotel maupun permintaan terhadap pelayanan jasa akomodasi lainnya dan juga pelayanan restoran semakin meningkat. Jumlah Hotel dan Akomodasi lainnya diKota Parepare pada tahun 2012 adalah sebanyak 33 buah dimana terdapat satu hotel bintang satu dan 32 hotel non bintang.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 122
Tabel 2.139
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 2
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN
Hotel Bintang Satu Hotel Non Bintang
buah buah
2008 15
2009 16
2010 1 16
2011 1 25
2012 1 32
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel
buah
15
16
17
26
33
Sumber : Bagian Ekonomi Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa jenis, kelas dan jumlah penginapan / hotel kota parepare tahun 2008-2012 terus meningkat setiap tahunnya, mengingat Kota Parepare merupakan tempat yang strategis sebagai tempat transit bagi para pendatang. 2.4.2.
Fokus Iklim Berinvestasi
2.4.2.1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian a. Angka Kriminalitas Faktor keamanan di suatu daerah merupakan salah faktor untuk mendorong terciptanya iklim investasi yang cukup baik. Di Kota Parepare nampaknya masih banyak ditemukan angka kriminalitas yang tentu saja baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap keinginan investor untuk menanamkan modalnya. Tabel 2.138 menunjukkan bahwa angka kriminalitas di Kota Parepare cenderung meningkat dalam dua tahun terakhir. Dari berbagai
tindakan kriminalitas, bentuk kriminalitas
tertinggi adalah Ranmor.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 123
Tabel 2.140 Angka Kriminalitas Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1
BIDANG / URUSAN Jumlah tindak kriminal yang terjadi selama 1 tahun : - Uang Palsu - Pembunuhan
SATUAN Kasus
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
95
131
65
86
460
42 1
52 2
0 3
1 1
1 1
- Perkosaan
0
0
0
3
16
- Perjudian
24
39
14
7
7
- Penganiayaan Berat
1
1
1
2
206
- Ranmor
20
17
47
72
0
- Pencurian
0
0
0
0
229
- Narkotika - Pengrusakan Kantor Pemerintah/POLRI - Pengrusakan Tempat Ibadah
7
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Penimbunan BBM
0
0
0
0
0
- Unjuk Rasa
0
0
0
0
0
- Penjarahan
0
0
0
0
0
Jumlah Penduduk jiwa 117.063 118.842 129.262 130.582 Angka kriminalitas per 10.000 kasus 8 11 5 7 penduduk Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kota Parepare Tahun 2013
132.048
b. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah Selama tahun 2008-2012, semua Jenis Pajak Daerah di Kota Parepare dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah sedangkan untuk Retribusi Daerah dikelola oleh beberapa SKPD terkait. Data mengenai jumlah dan macam Pajak dan Retribusi Daerah disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.141 Jumlah dan Macam Pajak DaerahTahun 2008-2012 NO
BIDANG / URUSAN
SATUAN
TAHUN 2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah pajak dan Retribusi daerah 1
- Pajak Daerah
jenis
6
6
6
8
7
2
- Retribusi Jasa Umum
jenis
11
12
12
12
10
3
- Retribusi Jasa Usaha
jenis
5
5
5
5
5
4
- Retribusi Perizinan Tertentu
jenis
5
5
5
8
5
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, semua jenis Pajak daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah dimana selama RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 124
35
kurun waktu tahun 2008-2010 ada sebanyak 6 jenis Pajak Daerah yaitu Pajak Hotel, Pajak Restaurant, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Tambang Galian C (pada Tahun 2012 berubah nama/nomenklatur menjadi
Pajak
berdasarkan
Mineral
Bukan
Undang-undang
Logam
Nomor
28
dan
Batuan
tahun
2009)
sedangkan pada tahun 2011 ada penambahan 2 macam Pajak Daerah yaitu Pajak Air Tanah dan BPHTB yang pengelolaannya diserahkan ke daerah masing-masing. Pada Tahun 2012 Pajak Hiburan dihilangkan
karena Peraturan
daerah belum ditetapkan dan nanti setelah Peraturan Daerah
Nomor
14
Tahun
2012
ditetapkan
maka
pemungutannya dilaksanakan pada tahun 2013. Untuk Retribusi Jasa Umum pada tahun 2009 hingga tahun 2011 bertambah Retribusi untuk Jasa Kepariwisataan yang dikelola oleh Dinas Olahraga, Pemuda dan Pariwisata mengelola Retribusi Jasa Kepariwisataan namun pada tahun 2012 berganti nama menjadi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga. Retribusi jasa Usaha pada tahun 2008 hingga 2010 terdiri atas 5 (lima) macam yaitu : Retribusi pemakaian kekayaan daerah, Retribusi Tempat Pelelangan, Retribusi Terminal, Retribusi Pengelolaan Limbah Cair, Retribusi Rumah Potong Hewan, sedangkan untuk Retribusi Perizinan Tertentu selama tahun 2008-2010 terdiri dari 5 macam yaitu Retribusi
IMB,
Retribusi
Gangguan/Keramaian
(SITU),
Retribusi Izin Trayek, Retribusi Izin Jasa Kontruksi dan Retribusi Izin Lokasi/PPT dan pada tahun 2011 bertambah 1 macam lagi retribusi yaitu retribusi pelayanan jasa ketatausahaan.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab II - 125
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menetapkan dan mengatur pembagian kewenangan dan pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab sesuai dengan azas kepatutan dan rasa keadilan. Pemerintah Kota Parepare didalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 jo. Pemendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Parepare dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan,
pertanggunggjawaban
sampai
pada
pemeriksaan atas APBDyang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Struktur APBD Kota Parepareyang terdiri Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerahmerupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. 3.1. 3.1.1.
Kinerja Keuangan Masa lalu Kinerja Pelaksanaan APBD Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan
untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 1
daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah guna mewujudkan visi dan misi. Realisasi pelaksanaan APBD di Kota Parepare untuk kurun waktu lima tahun sejak tahun 2008-2012 disajikan dalam bentuk Tabel
3.1.
yang
meliputi
komponen
pendapatan,
belanja,
dan
pembiayaan pembangunan
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 2
Tabel 3.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
U R A I A N
1
PENDAPATAN
1,1
Pendapatan Asli Daerah
1.1.1
Pajak Derah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
REALISASI APBD TAHUN ANGGARAN (Rp) 2008 348.047.840.175,45
2009 367.764.342.715,17
2010 425.448.760.956,81
2011 498.111.568.537,12
2012 534.261.112.750,55
31.104.316.740,45
37.378.318.089,91
45.252.486.012,78
50.922.101.827,46
52.629.180.248,07
4.550.374.546,00
4.920.298.409,00
6.771.935.247,00
10.048.244.933,36
12.161.925.837,00
19.130.606.639,00
23.104.875.157,56
31.702.011.599,00
33.904.447.525,00
8.202.282.963,00
Hasil Pengelolaan Kakayaan Daerah yang dipisahkan
1.145.664.787,45
1.633.659.242,94
1.672.269.564,04
2.785.890.655,00
2.737.677.623,38
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
6.277.670.768,00
7.719.485.280,41
5.106.269.602,74
4.183.518.714,10
29.527.293.824,69
1,2
Dana Perimbangan
291.902.594.027,00
309.581.865.255,26
318.683.012.551,00
332.671.912.173,75
411.474.441.326,00
1.2.1
Dana Bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan pajak
22.747.965.827,00
23.086.862.255,26
28.870.094.351,00
26.871.259.173,75
28.547.328.274,00
1.2.2
Dana Alokasi Umum
229.446.628.200,00
242.064.003.000,00
266.298.518.200,00
276.395.953.000,00
332.564.413.052,00
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
39.708.000.000,00
44.431.000.000,00
23.514.400.000,00
29.404.700.000,00
50.362.700.000,00
1,3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
25.040.929.408,00
20.804.159.370,00
61.513.262.393,03
114.517.554.535,91
70.157.491.176,48
1.3.1
Hibah
-
-
-
-
1.3.2
Dana Darurat
7.500.000.000,00
-
-
-
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lain
13.558.572.207,00
12.695.699.570,00
16.591.464.708,03
19.371.530.833,91
22.244.632.156,48
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
-
2.957.611.000,00
-
88.816.819.262,00
37.379.685.000,00
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lain
3.982.357.201,00
5.150.848.800,00
5.963.534.467,00
6.329.204.440,00
10.533.174.020,00
1.3.6
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal
498.111.568.537,12
534.261.112.750,55
Jumlah Pendapatan
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
-
-
38.958.263.218,00
348.047.840.175,45
367.764.342.715,17
425.448.760.956,81
-
Bab III - 3
NO
U R A I A N
REALISASI APBD TAHUN ANGGARAN 2008
2009
2010
2011
2012
2
BELANJA DAERAH
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
2,1
Belanja Tidak Langsung
160.084.537.964,33
182.971.412.024,41
212.812.446.958,68
251.890.152.243,64
260.782.038.292,14
2.1.1
Belanja Pegawai
141.246.059.901,00
161.849.124.933,00
197.168.845.225,00
242.465.804.331,00
254.406.533.608,00
2.1.2
Belanja Bunga
3.747.228.898,33
2.376.826.817,41
3.634.813.721,68
3.529.810.000,64
4.788.879.332,14
2.1.3
Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
2.1.4
Belanja Hibah
3.624.351.450,00
12.954.300.401,00
6.184.793.000,00
1.495.025.000,00
445.000.000,00
2.1.5
Belanja Bantuan Sosial
11.306.547.715,00
5.662.709.873,00
5.633.195.012,00
4.205.012.912,00
430.450.000,00
2.1.6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
490.925.352,00
2.1.8
Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuanagan Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga
160.350.000,00
128.450.000,00
190.800.000,00
194.500.000,00
220.250.000,00
2,2
Belanja Langsung
173.342.127.607,00
208.922.402.810,00
262.918.328.050,00
264.238.917.679,00
214.246.787.330,00
2.2.1
Belanja Pegawai
17.730.928.400,00
21.173.782.997,00
22.539.885.850,00
22.121.444.400,00
17.451.637.950,00
2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
63.014.505.096,00
83.599.191.247,00
106.598.622.649,00
119.407.904.075,00
117.500.364.156,00
2.2.3
Belanja Modal
92.596.694.111,00
104.149.428.566,00
133.779.819.551,00
122.709.569.204,00
79.294.785.224,00
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
14.621.174.604,12
(24.129.472.119,24)
(50.282.014.051,87)
(18.017.501.385,52)
59.232.287.128,41
2.1.7
Jumlah Belanja Surplus / (Defisit)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 4
NO
REALISASI APBD TAHUN ANGGARAN
U R A I A N
2008 78.219.564.040,84
2009 92.554.090.778,32
2010 69.882.351.575,58
2011 25.257.209.747,45
2012 60.552.261.569,76
68.621.674.660,47
87.873.932.127,82
68.127.344.750,08
22.297.229.795,71
1.766.284.009,54
53.719.825.946,47
73.784.396.837,82
61.917.482.490,08
16.423.707.875,71
1.317.971.878,45
3
PEMBIAYAAN DAERAH
3,1
3.1.2
Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) Pencairan Dana Cadangan
-
-
3.1.3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
-
-
3.1.4
Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah
14.901.848.714,00
14.083.085.287,00
6.209.862.260,00
5.873.521.920,00
-
3.1.5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
-
-
-
-
250.615.993,09
3.1.6
Penerimaan Utang Daerah
-
6.450.003,00
-
-
197.696.138,00
68.621.674.660,47
87.873.932.127,82
68.127.344.750,08
22.297.229.795,71
1.766.284.009,54
9.597.889.380,37
4.680.158.650,50
1.755.006.825,50
2.959.979.951,74
58.785.977.560,22
3.1.1
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 3,2
Pengeluaran Pembiayaan
3.2.1
Pembentukan Dana Cadangan
-
-
-
-
-
3.2.2
Penyertaan Modal (Infestasi) Pemerintah Daerah
2.000.000.000,00
3.000.000.000,00
-
-
-
3.2.3
Pembayaran Pokok Utang
7.597.889.380,37
985.988.435,50
1.255.006.825,50
2.959.979.951,74
58.535.977.560,22
3.2.4
Pemberian Pinjaman Daerah
-
683.131.269,00
500.000.000,00
-
250.000.000,00
3.2.5
Pembayaran Utang Pajak
-
11.038.946,00
-
-
-
Pembayaran Utang Retensi
-
-
-
-
-
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
9.597.889.380,37
4.680.158.650,50
1.755.006.825,50
2.959.979.951,74
58.785.977.560,22
Pembiayaan Netto
59.023.785.280,10
83.193.773.477,32
66.372.337.924,58
19.337.249.843,97
(57.019.693.550,68)
3,3 SILPA Tahun Berkenan Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare, Tahun 2013
73.644.959.884,22
61.394.637.219,08
16.090.323.872,71
1.319.748.458,45
2.212.593.577,73
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 5
3.1.1.1. Pendapatan Daerah Pendapatan
daerah
merupakan
penerimaan
pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan di daerah yang diperoleh dari sumber-sumber penerimaan daerah antara lain Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah. Kapasitas keuangan daerah akan menentukan kemampuan pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Analisis kemampuan Pemerintah dapat diukur dari penerimaan pendapatan daerah selama 5 tahun terakhir. Secara umum pertumbuhan pendapatan daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, 2008-2012 diuraikan pada Tabel 3.2. berikut ini :
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 6
Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
1 1,1
U R A I A N
PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah
RATARATA PERT. (%)
REALISASI TAHUN ANGGARAN 2008
2009
2010
2011
2012
348.047.840.175,45
367.764.342.715,17
425.448.760.956,81
498.111.568.537,12
534.261.112.750,55
11,09
31.104.316.740,45
37.378.318.089,91
45.252.486.012,78
50.922.101.827,46
52.629.180.248,07
14,47
4.550.374.546,00
4.920.298.409,00
6.771.935.247,00
10.048.244.933,36
12.161.925.837,00
27,33
19.130.606.639,00
23.104.875.157,56
31.702.011.599,00
33.904.447.525,00
8.202.282.963,00
1,19
1.1.1
Pajak Derah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kakayaan Daerah yang dipisahkan
1.145.664.787,45
1.633.659.242,94
1.672.269.564,04
2.785.890.655,00
2.737.677.623,38
26,91
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
6.277.670.768,00
7.719.485.280,41
5.106.269.602,74
4.183.518.714,10
29.527.293.824,69
116,47
1,2
Dana Perimbangan
291.902.594.027,00
309.581.865.255,26
318.683.012.551,00
332.671.912.173,75
411.474.441.326,00
9,37
1.2.1
Dana Bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan pajak
22.747.965.827,00
23.086.862.255,26
28.870.094.351,00
26.871.259.173,75
28.547.328.274,00
4,10
1.2.2
Dana Alokasi Umum
229.446.628.200,00
242.064.003.000,00
266.298.518.200,00
276.395.953.000,00
332.564.413.052,00
9,84
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
39.708.000.000,00
44.431.000.000,00
23.514.400.000,00
29.404.700.000,00
50.362.700.000,00
16,65
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
25.040.929.408,00
20.804.159.370,00
61.513.262.393,03
114.517.554.535,91
70.157.491.176,48
45,95
-
-
-
-
-
-
7.500.000.000,00
-
-
-
-
-
13.558.572.207,00
12.695.699.570,00
16.591.464.708,03
19.371.530.833,91
22.244.632.156,48
19,56
-
2.957.611.000,00
-
88.816.819.262,00
37.379.685.000,00
-51,58
3.982.357.201,00
5.150.848.800,00
5.963.534.467,00
6.329.204.440,00
10.533.174.020,00
75,94
-
-
38.958.263.218,00
348.047.840.175,45
367.764.342.715,17
425.448.760.956,81
1,3 1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana Darurat
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lain
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lain
1.3.6
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal Jumlah Pendapatan
498.111.568.537,12
534.261.112.750,55
11,42
Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 7
Berdasarkan Tabel 3.2, nampak bahwa Realisasi Pendapatan Daerah Kota Parepare untuk kurun waktu tahun 2008-2012 terus mengalami
peningkatan
dimana
pada
tahun
2008
sebesar
Rp.
348.047.840.174,45,- meningkat menjadi Rp. 534.261.112.750,55,pada tahun 2012 atau bertumbuh dengan rata-rata 11,09 persen per tahun. Besaran pendapatan daerah dikontribusi oleh pendapatan asli daerah yang bertumbuh
secara rata-rata 14,47 persen per tahun,
Dana Perimbangan bertumbuh setiap tahun dengan rata-rata 9,37 persen, dan pendapatan lain-lain yang sah bertumbuh sebesar 45,95 persen per tahun.
Penjelasan lebih rinci dari setiap komponen
pendapatan daerah adalah: a. Pendapatan Asli Daerah Selama periode 2008-2012, PAD mengalami peningkatan mendekati 2 kali lipat dari Rp 31,1 milyar menjadi Rp 52, 6 milyar di tahun 2012. Secara rata-rata PAD Kota Parepare bertumbuh 14,47 persen setiap tahunnya dalam kurun waktu 2008-2012. Bila dilihat dari komponen PAD itu sendiri, maka pertumbuhan terbesar diberikan oleh komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah meningkat dari Rp. 6.277.670.768,-pada tahun 2008 menjadi Rp.29.527.293.824,69,- pada tahun 2012 atau tumbuh secara ratarata sebesar 116,47 persen. Kemudian pertumbuhan terbesar juga diberikan oleh komponen Pajak Daerah dengan pertumbuhan sebesar 27,33 persen per tahun. Meskipun retribusi daerah mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi, namun sumbangannya menempati urutan pertama dari seluruh sumber Pendapatan Asli Daerah b. Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang
berasal
dari
APBN
untuk
mendukung
pelaksanaan
kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah, yaitu terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Peningkatan terbesar pada Dana Perimbangan berasal dari Dana Alokasi Khusus yang memiliki pertumbuhan dengan rerata sebesar 16,65 persen selama lima tahun, sedangkan untuk Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 8
hanya meningkat sebesar 4,10 per tahun persen atau berada dibawah Dana Alokasi Umum yang memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 9,84 persen. c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Rata-rata pertumbuhan pada komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah berfluktuatif atau tergantung pada kebijakan dari Pemerintah Pusat sehingga anggarannya tidak setiap tahun ada. Meskipun demikian, lain-lain pendapatan daerah yang sah tetap menjadi penting sebagai sumber pendapatan daerah Kota Parepare. Secara rinci proporsi sumber-sumber Pendapatan Daerah didalam APBD Kota Parepare digambarkan dalam Tabel 3.3. berikut ini :
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 9
Tabel 3.3 Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
U R A I A N
PROPORSI (%) 2008
2009
2010
2011
2012
RATARATA
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1
PENDAPATAN
1,1
Pendapatan Asli Daerah
8,94
10,16
10,64
10,22
9,85
9,96
1.1.1
Pajak Derah
14,63
13,16
14,96
19,73
23,11
17,12
1.1.2
Retribusi Daerah
61,50
61,81
70,06
66,58
15,59
55,11
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kakayaan Daerah yang dipisahkan
3,68
4,37
3,70
5,47
5,20
4,48
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
20,18
20,65
11,28
8,22
56,10
23,29
83,87
84,18
74,91
66,79
77,02
77,35
7,79
7,46
9,06
8,08
6,94
7,86
1.2.2
Dana Perimbangan Dana Bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan pajak Dana Alokasi Umum
78,60
78,19
83,56
83,08
80,82
80,85
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
13,60
14,35
7,38
8,84
12,24
11,28
7,19
5,66
14,46
22,99
13,13
12,69
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lain Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lain Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal
29,95
0,00
0,00
0,00
0,00
5,99
54,15
61,02
26,97
16,92
31,71
38,15
0,00
14,22
0,00
77,56
53,28
29,01
15,90
24,76
9,69
5,53
15,01
14,18
0,00
0,00
63,33
0,00
0,00
12,67
Jumlah Pendapatan
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
1,2 1.2.1
1,3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Hibah
Berdasarkan tabel tersebut, Dana perimbangan menyumbang total pendapatan daerah rata-rata sebesar 77,35 persenper tahun selama lima tahun 2008-2012. Sementara sumbangan PAD masih cukup rendah hanya berkisar 8,94 -10,64 persen atau rata-rata 9,96 persen pada periode yang sama. Hal ini berarti peran dana transfer terhadap pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan di Kota Parepare lebih mendominasi dibandingkan dengan sumber pendapatan daerah yang lain.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 10
Penyumbang terbesar dana perimbangan adalah Dana Alokasi Umum secara rata-rata mencapai 80,85 persen setiap tahunnya. Penyumbang terbesar ke dua adalah dana alokasi khusus dan ketiga adalah dana bagi hasil. Sumbangan Dana Alokasi Umum terhadap total pendapatan daerah juga memperlihatkan peran yang relative besar dengan rata-rata 62,41 persen. Meskipun DAU memberi sumbangan cukup besar namun cenderung menurun hingga tahun 2012. Pada periode yang sama, berkontribusi
terbesar
terhadap
sumber penerimaan PAD yang pendapatan
asli
daerah
adalah
retribusi daerah dengan rata-rata sumbangannya sebesar
55,11
persen per tahun. Namun demikian, sumbangannya terhadap total pendapatan daerah baru berkisar 5,51 persen. Sumber penerimaan PAD yang lain seperti pajak daerah meskipun masih relative kecil namun cenderung meningkat hingga tahun 2012. Hal ini berarti pajak daerah dan sumber PAD yang lain masih mempunyai peluang untuk lebih ditingkatkan. Sementara retribusi daerah pada tahun 2012 memperlihatkan nilai penerimaan yang menurun drastis dibandingkan dengan
tahun
sebelumnya.
Ke
depan,
faktor-faktor
penyebab
penurunan angka tersebut harus menjadi perhatian agar ke depan tidak mengalami penurunan dan seluruh sumber-sumber PAD dapat memberi kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan daerah.
Secara
keseluruhan
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
ketergantungan Pemerintah Kota Parepare terhadap pemerintah pusat didalam membiayai pembangunan daerah masih cukup tinggi. 3.1.1.2. Belanja Daerah Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Realisasi belanja daerah Kota Parepare dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 yang terdiri dari Belanja TidakLangsung dan Belanja Langsung, dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 11
Tabel 3.4 Realisasi Belanja Daerah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
U R A I A N
RATARATA GR (%)
REALISASI BELANJA (Rp) 2008
2009
2010
2011
2012
2
BELANJA DAERAH
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
10,26
2,1
Belanja Tidak Langsung
160.084.537.964,33
182.971.412.024,41
212.812.446.958,68
251.890.152.243,64
260.782.038.292,14
16,99
2.1.1
Belanja Pegawai
141.246.059.901,00
161.849.124.933,00
197.168.845.225,00
242.465.804.331,00
254.406.533.608,00
18,06
2.1.2
Belanja Bunga
3.747.228.898,33
2.376.826.817,41
3.634.813.721,68
3.529.810.000,64
4.788.879.332,14
24,68
2.1.3
Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
2.1.4
Belanja Hibah
3.624.351.450,00
12.954.300.401,00
6.184.793.000,00
1.495.025.000,00
445.000.000,00
182,73
2.1.5
Belanja Bantuan Sosial
11.306.547.715,00
5.662.709.873,00
5.633.195.012,00
4.205.012.912,00
430.450.000,00
-16,19
2.1.6
Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/ Kab/ Kota dan Pemerintah Desa
-
-
-
-
-
-
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
-
-
-
-
490.925.352,00
-
2.1.8
Belanja Tidak Terduga
160.350.000,00
128.450.000,00
190.800.000,00
194.500.000,00
220.250.000,00
2,2
Belanja Langsung
173.342.127.607,00
208.922.402.810,00
262.918.328.050,00
264.238.917.679,00
214.246.787.330,00
17,07 83,27 5,15
2.2.1
Belanja Pegawai
17.730.928.400,00
21.173.782.997,00
22.539.885.850,00
22.121.444.400,00
17.451.637.950,00
-3,82
2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
63.014.505.096,00
83.599.191.247,00
106.598.622.649,00
119.407.904.075,00
117.500.364.156,00
16,54
2.2.3
Belanja Modal
92.596.694.111,00
104.149.428.566,00
133.779.819.551,00
122.709.569.204,00
79.294.785.224,00
-1,71
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
10,26
Jumlah Belanja
-
Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare, Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 12
Berdasarkan Tabel 3.4 terlihat bahwa terdapat hubungan paralel antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Dalam kurun waktu 2008-2012 belanja daerah mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan daerah. Belanja daerah meningkat
dari Rp
333,4 milyar di tahun 2008 meningkat menjadi Rp 475 milyar pada tahun 2012 atau bertumbuh dengan rata-rata 10,26 persen per tahun. Meskipun demikian, rata-rata pertumbuhannya masih jauh dibawah dari
rata-rata
pertumbuhan
pendapatan
daerah.
Dalam
periode
tersebut, Belanja Daerah yang terbesar terjadi pada Belanja Tidak Langsung
dimana
dalam
kurun
waktu
lima
tahun
mengalami
pertumbuhanrata-rata 16,99 persen setiap tahunnya sedangkan untuk Belanja Langsung hanya mengalami peningkatan rata-rata 5,15 persen. Jika dicermati lebih rinci, alokai belanja tidak langsung terbesar adalah belanja pegawai dengan tingkat pertumbuhan per tahun ratarata 18,06 persen jauh lebih tinggi daripada alokasi belanja modal didalam belanja langsung. Tabel 3.5 memperlihatkan proporsi realisasi belanja terhadap total belanja daerah Kota Parepare, 2008-2012. Tabel 3.5 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
U R A I A N
PROPORSI (%) 2008
2009
2010
2011
2012
RATA-RATA (%)
2
BELANJA DAERAH
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
2,1
Belanja Tidak Langsung
48,01
46,69
44,73
48,80
54,90
48,63
2.1.1
Belanja Pegawai
88,23
88,46
92,65
96,26
97,56
92,63
2.1.2
Belanja Bunga
2,34
1,30
1,71
1,40
1,84
1,72
2.1.3
Belanja Subsidi
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2.1.4
Belanja Hibah
2,26
7,08
2,91
0,59
0,17
2,60
2.1.5
Belanja Bantuan Sosial
7,06
3,09
2,65
1,67
0,17
2,93
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,19
0,04
2.1.6 2.1.7
Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuanagan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
2.1.8
Belanja Tidak Terduga
0,10
0,07
0,09
0,08
0,08
0,08
2,2
Belanja Langsung
51,99
53,31
55,27
51,20
45,10
51,37
2.2.1
Belanja Pegawai
10,23
10,13
8,57
8,37
8,15
9,09
2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
36,35
40,01
40,54
45,19
54,84
43,39
2.2.3
Belanja Modal
53,42
49,85
50,88
46,44
37,01
47,52
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Jumlah Belanja
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 13
Jika dilihat dari proporsi belanja sesuai dengan data pada tabel tersebut, maka Proporsi Belanja Langsung terhadap Total Belanja Daerah adalah rata-rata sebesar 51,37 persen lebih besar bila dibandingkan dengan Belanja Tidak Langsung yang hanya sebesar 48,63 persen. Proporsi terbesar pada Belanja Langsung berasal dari Belanja Modal dengan rata-rata sebesar 47,52 persen dalam kurun waktu 5 (lima Tahun). Untuk Belanja Tidak Langsung, terjadi peningkatan setiap tahunnya terutama bersumber dari Belanja Pegawai yang terus meningkat dimana proporsinya pada Tahun 2008 sebesar
88,23
persen dan pada Tahun 2012 meningkat menjadi 97,56 persen. 3.1.2.
Neraca Daerah Neraca adalah gambaran mengenai posisi keuangan suatu
entitas dalam hal ini posisi keuangan Pemerintah Kota Parepare yang terdiri atas asset, kewajiban dan ekuitas. Gambaran Neraca Daerah Pemerintah Kota Parepare tahun 2008-2012 disajikan pada tabel berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 14
Tabel 3.6 Neraca Keuangan Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 KODE
Uraian
1 1.1 1.1.1
ASET ASET LANCAR Kas Kas di kas daerah Kas di Bendahara BLUD Kas di Bendahara Pengeluaran kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Penerimaan BLUD Investasi Jangka Pendek Piutang Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (BLUD) Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Piutang Lain-lain
1.1.2 1.1.3
1.1.4
Persediaan JUMLAH ASET LANCAR Pertumbuhan Aset Lancar (%)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Tahun Anggaran 2008
2009
2010
2011
79.872.568.580,15 74.859.732.930,82 71.922.160.841,82 1.733.837.988,00 1.203.734.101,00 2.521.606.409,33 75.744.650,00 1.627.200,00
67.812.273.355,41 63.168.670.493,08 59.183.604.051,08 2.740.328.442,00 1.244.738.000,00 2.628.550.310,33 347.789.932,00 912.988.258,00
25.005.991.073,04 16.668.044.613,71 15.320.217.412,71
-
GR (%)
2012
1.347.827.201,00 1.799.531.707,33 100.540.617,00 1.597.402.090,00
14.844.148.311,78 1.354.034.666,45 276.064.727,45 1.068.999.939,00 8.970.000,00 7.480.510.630,33 736.411.196,00 6.645.060.434,00
23.793.930.503,22 2.245.918.263,73 1.351.217.047,01 61.620.456,72 827.160.071,00
-
-
-
14.496.948.378,00
13.273.900,00 31.104.813,00 2.399.855.846,33
3.173.900,00 25.163.387,00 1.339.434.833,33
3.173.900,00 13.093.267,00 85.321.833,33
3.173.900,00 10.543.267,00 85.321.833,33
3.173.900,00 12.631.916,00 42.000.000,00
(15,22) (13,35) (37,72)
2.491.229.240,00
2.015.052.552,00
6.538.414.752,00
6.009.603.015,00
5.532.673.902,49
37,87
79.872.568.580,15 47,72
67.812.273.355,41 (15,10)
25.005.991.073,04 (63,12)
14.844.148.311,78 (40,64)
23.793.930.503,22 60,29
(2,17)
5.920.689,00 16.015.338.337,00 1.435.190.143,00 25.394.000,00
(23,05) 39,89 (7,22) (65,53)
80,50 203,08 11.259,85
Bab III- 15
KODE 1.2 1.2.1
1.2.2
1.3 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7
Uraian INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya Dana Bergulir Investasi Dalam Proyek Pembangunan Investasi non permanen lainnya / Pinjaman kepada Masyarakat Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang (%) ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan JUMLAH ASET TETAP Pertumbuhan Aset Tetap (%)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Tahun Anggaran
GR (%)
2008 12.260.213.609,11 1.395.751.705,75 1.395.751.705,75 -
2009 14.678.083.609,11 1.313.621.705,75 1.313.621.705,75 -
2010 11.817.373.706,75 1.670.373.705,75 1.291.498.705,75 -
2011 11.718.211.375,00 1.571.211.374,00 1.365.036.374,00
2012 13.039.376.058,20 1.503.615.919,00 1.337.990.919,00 -
-
-
378.875.000,00
206.175.000,00
165.625.000,00
(21,75)
10.864.461.903,36 10.864.461.903,36 12.260.213.609,11 (11,52)
13.364.461.903,36 13.364.461.903,36 14.678.083.609,11 19,72
10.147.000.001,00 10.147.000.001,00 11.817.373.706,75 (19,49)
10.147.000.001,00 10.147.000.001,00 11.718.211.375,00 (0,84)
11.535.760.139,20 11.535.760.139,20 13.039.376.058,20 11,27
(13,05) 2,74
1.212.193.326.072,29 235.791.539.635,00 99.348.299.191,04 402.362.019.515,20 454.649.628.607,00 3.751.675.407,00 16.290.163.717,05 1.212.193.326.072,29 9,08
1.311.119.707.172,24 239.150.546.652,00 112.008.058.336,04 415.302.386.690,20 508.263.581.700,00 4.179.314.407,00 32.215.819.387,00 1.311.119.707.172,24 8,16
1.448.647.488.927,24 241.253.334.052,00 129.181.903.221,04 450.544.332.257,70 577.327.540.386,00 5.703.531.112,00 44.636.847.898,50 1.448.647.488.927,24 10,49
1.616.047.555.693,24 242.259.559.152,00 152.542.845.194,04 521.982.544.431,70 628.495.693.667,00 9.523.936.913,00 61.242.976.335,50 1.616.047.555.693,24 11,56
1.663.357.194.226,24 219.218.234.152,00 161.152.360.234,04 545.496.557.150,70 657.143.873.167,00 9.887.741.613,00 70.458.427.909,50 1.663.357.194.226,24 2,93
6,63 (1,36) 10,36 6,41 7,76 23,73 37,71
2,13 2,21 (0,77)
(2,43)
8,44
Bab III- 16
KODE
Uraian
1.4 1.3.1
DANA CADANGAN Dana Cadangan JUMLAH DANA CADANGAN
1.5 1.5.1 1.5.2 1.5.3 1.5.4 1.5.5 1.5.6 1.5.7 1.5.8
ASET LAINNYA Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Piutang Retsribusi Piutang CV. Kilat Piutang Lima Utama Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain JUMLAH ASET LAINNYA Pertumbuhan Aset Lainnya (%) JUMLAH TOTAL ASET Pertumbuhan Aset (%)
2 2.1
KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
2.1.2 2.1.3
Utang Bunga Utang Pajak
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Tahun Anggaran 2008
2009
2010
2011
2012
-
-
-
-
-
3.062.259.129,79 1.627.200,00 56.094.963,00 20.549.250,00 852.367.500,00 2.131.620.216,79 3.062.259.129,79 229,05
GR (%)
1.600.242.326,40 852.367.500,00 694.976.460,00 52.898.366,40 1.600.242.326,40 (57,59)
3.198.076.689,74 1.627.200,00 56.094.963,00 20.549.250,00 852.367.500,00 2.267.437.776,74 3.198.076.689,74 99,85
930.638.913,00 1.627.200,00 56.094.963,00 20.549.250,00 852.367.500,00 930.638.913,00 (70,90)
1.305.926.350.587,95 10,39
1.396.808.140.826,50 6,96
1.486.401.492.620,03 6,41
2.119.193.779,41
3.381.133.024,59
15.220.688.518,83
69.376.764.386,67
31.874.486.822,42
11.038.946,00
6.450.003,00
577.720.741,00
25.316.208,00
27.403.997,00
1.220.094.214,12 -
970.569.445,09 -
2.600.252.991,59 -
4.718.488.609,44 -
4.554.612.837,26 819.969.859,00
1.645.672.174.509,81 10,72
27.022.400.000,00 27.022.400.000,00 27.022.400.000,00 782,43 1.727.212.900.787,66 4,95
(33,33) (33,33) (33,33) 614,06 (33,33) 196,57
7,89
1745,59
Bab III- 17
KODE
Uraian
2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.1.9
Utang Retensi Utang Belanja Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Luar Negeri Pendapatan Diterima Dimuka Utang Jangka Pendek Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pertumbuhan Kew. Jangka Pendek (%)
2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri Utang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Pertumbuhan Kew. Jangka Panjang (%) JUMLAH KEWAJIBAN Pertumbuhan Kewajiban (%)
3 3.1. 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5
EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang ditangguhkan Cadangan untuk Piutang Cadangan untuk Persediaan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar (%)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Tahun Anggaran 2008
GR (%)
285.808.952,00 568.697.667,29 33.554.000,00 2.119.193.779,41 (67,54)
2009 169.881.700,00 1.914.942.126,00 243.255.755,50 5.883.000,00 70.150.995,00 3.381.133.024,59 59,55
2010 1.099.324.400,00 8.353.814.880,00 243.255.755,50 2.346.319.750,74 15.220.688.518,83 350,17
2011 5.452.369.819,00 56.171.476.964,00 243.255.755,50 2.765.857.030,73 69.376.764.386,67 355,81
2012 13.402.500,00 23.028.536.403,00 664.704.195,43 2.765.857.030,73 31.874.486.822,42 (54,06)
128,78
16.621.016.335,21 1.134.092.621,21 14.901.848.714,00 585.075.000,00 16.621.016.335,21 (62,80)
30.786.287.778,50 1.216.278.777,50 28.984.934.001,00 585.075.000,00 30.786.287.778,50 85,23
34.406.574.532,26 973.023.022,00 32.848.476.510,26 585.075.000,00 34.406.574.532,26 11,76
37.554.239.421,53 973.023.022,00 35.956.141.399,53 625.075.000,00 37.554.239.421,53 9,15
31.613.352.915,60 1.188.925.577,53 30.424.427.338,07 31.613.352.915,60 (15,82)
5,50
18.740.210.114,62 (130,34)
34.167.420.803,09 144,77
49.627.263.051,09 361,92
106.931.003.808,20 364,95
63.487.839.738,02 (69,88)
134,29
77.753.374.800,74 73.644.959.883,82 1.203.734.101,00 2.521.606.409,33 2.491.229.240,00
64.431.140.330,82 61.917.482.490,08 1.244.738.000,00 2.628.550.310,33 2.015.052.552,00
9.785.302.554,21 16.090.323.872,71 1.799.531.707,33 6.538.414.752,00
(54.532.616.074,89) 1.319.748.458,45 8.970.000,00 7.480.510.630,33 6.009.603.015,00
(8.080.556.319,20) 2.212.593.577,73 5.920.689,00 16.015.338.337,00 5.532.673.902,49
(2.108.154.833,41)
(3.374.683.021,59)
(14.642.967.777,83)
(69.351.448.178,67)
(31.847.082.825,42)
77.753.374.800,74 63,55
64.431.140.330,82 (17,13)
9.785.302.554,21 (84,81)
(54.532.616.074,89) (657,29)
(8.080.556.319,20) (85,18)
(156,17)
Bab III- 18
KODE 3.2. 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4
Uraian
GR (%)
2008 1.209.432.765.672,59 12.260.213.609,11 1.212.193.326.072,29
2009 1.298.209.579.692,59 14.678.083.609,11 1.311.119.707.172,24
2010 1.426.988.927.014,73 11.817.373.706,75 1.448.647.488.927,24
2011 1.593.273.786.776,50 11.718.211.375,00 1.616.047.555.693,24
2012 1.671.805.617.368,84 13.039.376.058,20 1.663.357.194.226,24
1.600.242.326,40
3.198.076.689,74
930.638.913,00
3.062.259.129,79
27.022.400.000,00
#REF!
(16.621.016.335,21)
(30.786.287.778,50)
(34.406.574.532,26)
(37.554.239.421,53)
(31.613.352.915,60)
#REF!
1.209.432.765.672,59 11,54
1.298.209.579.692,59 7,34
1.426.988.927.014,73 9,92
1.593.273.786.776,50 11,65
1.671.805.617.368,84 4,93
9,08
-
-
-
-
JUMLAH EKUITAS DANA Pertumbuhan Ekuitas Dana (%)
1.287.186.140.473,33 13,73
1.362.640.720.023,41 5,86
1.436.774.229.568,94 5,44
1.538.741.170.701,61 7,10
1.663.725.061.049,64 8,12
JUMLAH TOTAL KEWAJIBAN + EKUITAS DANA PERTUMBUHAN KEWAJIBAN + EKUITAS DANA (%)
1.305.926.350.587,95
1.396.808.140.826,50
1.486.401.492.620,03
1.645.672.174.509,81
1.727.212.900.787,66
10,39
6,96
6,41
10,72
4,95
EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang Jangka Panjang JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi (%)
3.3 3.3.1
Tahun Anggaran
EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN
#REF! #REF!
-
8,05
7,89
Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare, Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 19
Berdasarkan Neraca Daerah Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 tersebut, maka hasil analisis neraca daerah sekurangkurangnya dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Didalam Komponen Rasio Likuiditas ini ada 2 (dua) komponen rasio yang dihitung yaitu Rasio Lancar dengan formula aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek dan Rasio Ouick dengan formula adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka
pendek.
Berdasarkan
formula
tersebut
maka
hasil
Perhitungan untuk Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Parepare selama 5 (lima) tahun terakhir tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Rasio Likuiditas Kota Parepare Tahun 2008-2012 URAIAN
TAHUN ANGGARAN 2008
2009
2010
2011
2012
Rasio Lancar (%)
3769,01
2005,61
164,29
21,40
74,65
Rasio Quick (%)
3651,45
1946,01
121,33
12,73
57,29
RASIO LIKUIDITAS
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, menunjukkan Rasio Lancar Pemerintah Kota Parepare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terus mengalami penurunan dimana pada Tahun 2008 sebesar 3769,01 persen dan pada Tahun 2012 turun hingga mencapai 74,65 persen. Walaupun terjadi penurunan yang tajam atas rasio likuiditas, namun kondisi ini termasuk kategori rasio likuiditas yang baik karena aset lancar masih cukup tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi di satu sisi dan di sisi lain terjadi penurunan aset yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 20
b. Rasio Solvabilitas Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Adapun rasio yang digunakan untuk menghitung Rasio Solvabilitas ini adalah Rasio Total Hutang terhadap total Aset yang secara langsung membandingkan
Total Kewajiban (Kewajiban
Jangka Pendak dan Kewajiban Jangka Panjang) dibagi dengan Total Asset. Sedangkan untuk Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas secara langsung membandingkan Total kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula terbut maka hasil dari Rasio Solvabilitas Neraca Daerah Pemerintah
Kota Parepare selama 5
(lima) tahun terakhir tahun 2008-2012
sebagaimana pada tabel
berikut : Tabel 3.8 Rasio Solvabilitas Kota Parepare Tahun 2008-2012 TAHUN ANGGARAN
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
Rasio Total Hutang terhadap total Asset (%)
1,44
2,45
3,34
6,50
3,68
Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas (%)
1,46
2,51
3,45
6,95
3,82
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan
Tabel
3.8
di
atas,
menunjukkan
Rasio
Solvabilitas Pemerintah Kota Parepare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terus mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2008 sebesar 1,44 persen dan pada Tahun 2012 meningkat hingga mencapai 3,68 persen untuk rasio total hutang terhadap total aset dan rasio total utang terhadap ekuitas dari 1,46 persen tahun 2008 meningkat menjadi 3,82 persen pada tahun 2012. Peningkatan rasio ini menunjukkan kemampuan Pemerintah Kota Parepare untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya masih terkategori sangat baik, karena pendanaan utang untuk membiayai aktivitas pemerintah masih sangat kecil.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 21
c. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan seberapa lama tingkat perputaran piutang dan persediaan yang dimiliki Pemerintah Kota Parepare untuk terkonversi menjadi kas untuk mendukung pelayanan
publik. Rasio Aktivitas selama 5 (lima)
tahun terakhir tahun 2008-2012
sebagaimana disajikan pada
Tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Rasio Aktivitas Kota Parepare Tahun 2008-2012 TAHUN ANGGARAN
URAIAN
2008
2009
2010
2011
2012
2,72
2,70
2,20
3,98
8,61
273,72
408,13
238,74
381,06
380,73
Rata-rata Umur Piutang Rata-rata Umur Persediaan Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3.9 di atas, menunjukkan Rasio Aktivitas Pemerintah Kota Parepare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terus mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2008 rata-rata umur piutang sebesar 2,71 persen dan meningkat menjadi 8,61 persen pada Tahun 2012. Sementara rata-rata umur persediaan pada tahun 2008 sebesar 273,72 hari meningkat menjadi 380,73 hari. Peningkatan rasio ini menunjukkan bahwa kualitas pengelolaan piutang dan pengelolaan persediaan relatif masih butuh perbaikan. 3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu Terkait
dengan
pengelolaan
keuangan
daerah,
pemerintah
memberikan pedoman dasar dengan menerbitkan PP No. 58/2005 tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
setelah
sebelumnya
menerbitkan Kepmendagri No. 29/2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Penyusunan
APBD
dan
Penyusunan
Perhitungan
APBD.
Kepmendagri ini kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 22
Dinamisnya legalitas pengelolaan keuangan daerah tersebut ditujukan untuk menciptakan pengelolaan keuangan publik di daerah yang
akuntabel,
akselerasi
transparan
pembangunan
dan
dan
berkinerja
peningkatan
untuk
mendorong
kualitas
pelayanan
masyarakat. Keuangan daerah diharapkan mampu secara efisien mengalokasikan
sumberdaya
pembangunan
daerah,
semata-mata
untuk kepentingan masyarakat. Keuangan daerah harus mampu teralokasi kembali secara tepat untuk kepentingan masyarakat, karena uang yang dikelola oleh pemerintah daerah memang berasal dari masyarakat itu sendiri. Faktanya, dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, antara kepentingan masyarakat dengan alokasi belanja daerah seringkali tidak sejalan. Kepentingan masyarakat jika tidak diidentifikasi secara baik, tidak direncanakan secara cermat oleh pemerintah daerah, seringkali justru menimbulkan pemborosan dan ketidakefisienan belanja daerah. Akibatnya, kebutuhan belanja (fiscal needs) akan senantiasa tidak terkendali
besarnya.
Sebaliknya,
pemerintah
daerah,
termasuk
Pemerintah Kota Parepare memiliki keterbatasan untuk menarik uang dari masyarakat, karena di samping akan berdampak negatif pada melemahkan daya beli masyarakat dan timbulnya biaya tinggi bagi investasi dan industri lokal, juga kondisi sebagian besar masyarakat masih berada dalam tekanan kemiskinan yang berkepanjangan. Keragu-raguan Pemerintah Kota dalam meningkatkan pendapatan daerah ini menyebabkan kemampuan keuangan daerah (fiscal capacity) menjadi sangat rendah. Kapasitas fiskal (fiscal capacity) yang rendah dan kebutuhan fiskal (fiscal needs) yang tinggi, menyebabkan terjadinya kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang semakin lebar, oleh karena itu untuk memperkecil kesenjangan fiskal tersebut, diperlukan pengelolaan keuangan daerah secara tepat untuk menciptakan efisiensi keuangan daerah. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk mengelola belanja daerah secara cermat, efisiensi belanja pegawai, operasional dan pemeliharaan, belanja pelayanan publik yang tepat sasaran, belanja modal pada sektor-sektor yang strategis dan akseleratif dalam menciptakan
kesempatan
kerja
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
dan
pendapatan
daerah
secara
Bab III - 23
berkesinambungan, serta belanja daerah yang mampu menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap peningkatan kualitas sarana dan fasilitas publik. Adapun kebijakan pengelolaan keuangan daerah Kota Parepare diarahkan, pada: 1. Peningkatan kapasitas fiskal (PAD dan bagi hasil pajak daerah) yang tidak bersifat distorsif terhadap perekonomian daerah dan mampu menjadi sumber utama dalam memenuhi kebutuhan belanja nonpegawai, khususnya belanja pelayanan publik yang berupa belanja modal; 2. Alokasi belanja daerah yang efektif dan efisien, strategis serta memiliki
efek
yang
besar
dalam
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat; 3. Penerapan pembiayaan daerah yang defisit terkendali, dalam artian defisit anggaran yang kecil, tidak melebihi ketentuan pemerintah serta tidak berpotensi menimbulkan gejolak kenaikan harga-harga umum. Surplus secara bertahap, bukan berarti mengurangi belanja pemerintah kota, tetapi mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pendanaan sarana dan fasilitas publik. 3.2.1.
Proporsi Penggunaan Anggaran Realisasi Belanja dalam APBD Kota Parepare khususnya untuk
kurun waktu tahun 2008-2012 (seperti yang disajikan dalam Tabel 3.4 terus mengalami kenaikan setiap tahunnya kecuali pada tahun 2012 mengalami penurunan sehingga bila dirata-ratakan petumbuhan pada Belanja Daerah adalah sebesar 10,26 persen. Pertumbuhan Belanja Daerah terbesar terjadi pada Belanja Tidak Langsung dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16,99 persen lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Belanja Langsung yang hanya 5,15 persen. Proporsi penggunaan anggaran untuk Belanja Daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 24
Tabel 3.10 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012
A.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
179.978.173.658
239.676.806.876
253.776.314.155
RATA-RATA PERTUMBUHAN (%) 13,02
1
BELANJA GAJI DAN TUNJANGAN
175.231.255.021
197.363.641.713
220.354.371.279
8,09
3.593.398.007
3.626.504.006
884.190.000
914.500.000
912.000.000
1.034.880.000
4,40
239.020.630
234.059.479
259.730.104
2,96
-
434.399.438
482.938.550
5,59
NO
2 3 4 5
U R A I A N
BELANJA TAMBAHAN PENGHASILAN BELANJA PENERIMAAN LAINNYA PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD SERTA KDH/WKDH BELANJA PUNGUT PBB BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH
Realisasi Tahun Anggaran 2010
2011
2012
(24,90)
6
BIAYA PEMUNGUTAN RESTRIBUSI DAERAH
-
-
178.516.122
7
TAMBAHAN PENGHASILAN GURU PNSD
-
37.106.202.240
30.581.688.100
B.
BELANJA LANGSUNG
172.355.328.445
156.909.931.840
115.912.415.889
(11,70)
1
BELANJA HONORARIUM PNS
10.852.296.750
8.610.815.000
8.362.643.250
(7,85)
2
BELANJA UANG LEMBUR
43.538.000
29.540.000
52.350.000
15,02
540.380.000
427.850.000
386.530.000
(10,16)
2.616.594.100
2.058.768.800
1.326.014.000
(18,97)
672.518.154
366.189.297
774.453.595
21,98
12.041.279.981
12.809.837.392
13.080.411.732
2,83
3 4
BELANJA BEASISWA PENDIDIKAN PNS BELANJA KURSUS, PELATIHAN, SOSIALISASI DAN BIMBINGAN TEKNIS
(8,79)
6
BELANJA PREMI ASURANSI
7
BELANJA MAKANAN DAN MINUMAN PEGAWAI
8
BELANJA PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUTNYA
182.100.000
180.650.000
18.550.000
(30,18)
9
BELANJA PAKAIAN KHUSUS DAN HARI-HARI TERTENTU
106.710.000
103.026.000
34.750.000
(23,24)
10
BELANJA PERJALANAN DINAS
11.511.181.909
14.237.283.147
12.431.928.088
8.910.000
-
-
-
-
150.000.000
133.779.819.551
118.085.972.204
79.294.785.224
11 12 13 C. 1 2
BELANJA PERJALANAN PINDAH TUGAS BELANJA PEMULANGAN PEGAWAI BELANJA MODAL PEMBIAYAAN PENGELUARAN PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMBAYARAN POKOK UTANG TOTAL
1.255.006.826
2.959.979.952
58.535.977.560
3,67
(14,86)
1.255.006.826
2.959.979.952
58.535.977.560
353.990.280.929
400.161.408.093
428.405.289.604
671,14
Sumber : Bagian Keuangan, Tahun 2013 Data Diolah
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 25
Tabel 3.11 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO
URAIAN
TOTAL BELANJA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR (Rp)
TOTAL PENGELUARAN (BELANJA + PEMBIAYAAN PENGELUARAN)(Rp)
PROSENTASE (%)
1
Tahun Anggaran 2010
353.990.280.929
477.485.781.834,18
74,14
2
Tahun Anggaran 2011
400.161.408.093
519.089.049.874,38
77,09
3
Tahun Anggaran 2012
428.405.289.604
533.814.803.182,36
80,25
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan kedua tabel tersebut, nampak bahwa belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu 2010-2012 terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 proporsinya terhadap total pengeluaran adalah sebesar 80,25 persen. Oleh karena itu kebijakan Belanja Daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan difokuskan pada arah keseimbangan belanja pegawai dan belanja non-pegawai. 3.2.2.
Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan daerah
yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, dimana dapat terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu anggaran surplus dan anggaran defisit. Sedangkan jika tidak ditemukan selisih antara keduanya, berarti terjadi transaksi keuangan daerah yang seimbang. Surplus anggaran tercipta jika pendapatan daerah lebih besar daripada belanja daerah, maka pembiayaan daerah harus digunakan untuk memanfaatkan surplus tersebut dalam aktivitas pengeluaran pembiayaan. Sebaliknya, jika pendapatan daerah lebih kecil daripada belanja daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang bersifat defisit dan harus ditutupi dengan aktivitas penerimaan pembiayaan daerah. a. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lau tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah. Oleh karena itu terlebih dahulu perlu dijelaskan
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 26
tentang posisi surplus belanja dan/atau defisit belanja selama periode pemerintahan yang lalu seperti pada Tabel 3.12 dibawah ini. Tabel 3.12 Realisasi Surplus/Defisit APBD Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO 1 1,1 1,2 1,3
2 2,1 2,2
U R A I A N PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Jumlah Pendapatan BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah Belanja Surplus / (Defisit)
REALISASI APBD TAHUN ANGGARAN (Rp) 2008
2009
2010
2011
2012
348.047.840.175,45
367.764.342.715,17
425.448.760.956,81
498.111.568.537,12
534.261.112.750,55
31.104.316.740,45
37.378.318.089,91
45.252.486.012,78
50.922.101.827,46
52.629.180.248,07
291.902.594.027,00
309.581.865.255,26
318.683.012.551,00
332.671.912.173,75
411.474.441.326,00
25.040.929.408,00
20.804.159.370,00
61.513.262.393,03
114.517.554.535,91
70.157.491.176,48
348.047.840.175,45
367.764.342.715,17
425.448.760.956,81
498.111.568.537,12
534.261.112.750,55
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
160.084.537.964,33
182.971.412.024,41
212.812.446.958,68
251.890.152.243,64
260.782.038.292,14
173.342.127.607,00
208.922.402.810,00
262.918.328.050,00
264.238.917.679,00
214.246.787.330,00
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
14.621.174.604,12
(24.129.472.119,24)
(50.282.014.051,87)
(18.017.501.385,52)
59.232.287.128,41
Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 3.12, pada tahun 2008 terjadi surplus sebesar Rp. 14.621.174.604,12 selanjutnya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2009-2011 terjadi defisit hingga mencapai Rp. 50.282.014.051,87 pada tahun 2010 namun pada Tahun 2012 kembali terjadi surplus sebesar Rp. 59.232.287.128,41. Hal ini disebabkan karena Pendapatan Daerah lebih besar daripada Belanja Daerah sehingga otomatis mempengaruhi posisi surplus/defisit daerah. Selanjutnya realisasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan juga perlu
diperhatikan
dalam
analisis
pembiayaan
ini
sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 3.13.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 27
Tabel 3.13 Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Kota Parepare Tahun 2008-2012 REALISASI APBD TAHUN ANGGARAN
NO
U R A I A N
3
PEMBIAYAAN DAERAH
78.219.564.040,84
92.554.090.778,32
69.882.351.575,58
25.257.209.747,45
60.552.261.569,76
3,1
Penerimaan Pembiayaan
68.621.674.660,47
87.873.932.127,82
68.127.344.750,08
22.297.229.795,71
1.766.284.009,54
3,2
Pengeluaran Pembiayaan
9.597.889.380,37
4.680.158.650,50
1.755.006.825,50
2.959.979.951,74
58.785.977.560,22
59.023.785.280,10
83.193.773.477,32
66.372.337.924,58
19.337.249.843,97
(57.019.693.550,68)
1.319.748.458,45
2.212.593.577,73
Pembiayaan Netto
2008
2009
2010
SILPA Tahun 73.644.959.884,22 61.394.637.219,08 16.090.323.872,71 Berkenan Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare, Tahun 2013
2011
2012
Tabel 3.13 memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun yaitu 2008-2011, posisi penerimaan pembiayaan mampu untuk menutupi pengeluaran pembiayaan namun pada tahun 2012 terjadi defisit pada pembiayaan netto sebesar Rp. 57.019.693.550,68, hal ini disebabkan karena penerimaan pembiayaan yang ada lebih kecil atau hanya sebesar Rp.1.766.284.009,54 sedangkan pengeluaran pembiayaan yang harus dikeluarkan cukup besar yaitu sebesar Rp. 58.785.977.560,22.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 28
Tabel 3.14 Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO. 1
URAIAN Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
348.047.840.175,45
367.764.342.715,17
425.448.760.956,81
498.111.568.537,12
534.261.112.750,55
333.426.665.571,33
391.893.814.834,41
475.730.775.008,68
516.129.069.922,64
475.028.825.622,14
Dikurangi Realisasi : 2
Belanja Daerah
3
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
9.597.889.380,37
3.767.229.887,50
1.755.006.825,50
2.959.979.951,74
58.785.977.560,22
A.
Defisit Riil
5.023.285.223,75
(27.896.702.006,74)
(52.037.020.877,37)
(20.977.481.337,26)
446.309.568,19
53.719.825.946,47
73.644.959.883,82
61.917.482.490,08
16.423.707.875,71
1.317.971.878,45
Ditutup oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan : 1
SILPA Tahun Anggaran sebelumnya
2
Pencairan Dana Cadangan
-
-
-
-
-
3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
-
-
-
-
-
4
Penerimaan Pinjaman Daerah
14.901.848.714,00
14.083.085.287,00
6.209.862.260,00
5.873.521.920,00
-
5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
-
-
-
-
250.615.993,09
-
-
-
-
197.696.138,00
165.314.200,00
-
-
-
1.914.942.126,00
-
-
-
6 7
Penerimaan Piutang Daerah Pendapatan diterima di muka
5.883.000,00
8
Penerimaan Utang Daerah
9
Penerimaan Utang Belanja
B.
TOTAL PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
68.621.674.660,47
89.814.184.496,82
68.127.344.750,08
22.297.229.795,71
1.766.284.009,54
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
73.644.959.884,22
61.917.482.490,08
16.090.323.872,71
1.319.748.458,45
2.212.593.577,73
-
Sumber Data : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
Tabel 3.14 memperlihatkan bahwa dalam lima tahun yang lalu, pemerintah Kota Parepare mengalami defisit riil pada tahun 20092011 yang tercermin dari selisih negative antara pendapatan dan belanja ditambah
pengeluaran pembiayaan.
Untuk menutupi
defisit riil tersebut, pemerintah Kota Parepare menempuh berbagai alternative sumber pembiayaan seperti SiLPA, pinjaman daerah, penerimaan kembali pinjaman, dan beberapa sumber penerimaan lainnya. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 29
Tabel 3.15 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO.
PROPORSI DARI TOTAL DEFISIT RIIL(%)
URAIAN
1
SILPA Tahun Anggaran sebelumnya
2
Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah
3 4
2008
2009
2010
2011
2012
1.069,42
(263,99)
(118,99)
(78,29)
295,30
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
296,66
(50,48)
(11,93)
(28,00)
-
5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
-
-
-
-
56,15
6
Penerimaan Piutang Daerah
-
-
-
-
44,30
7
Pendapatan diterima di muka
-
(0,02)
-
-
-
8
Penerimaan Utang Daerah
-
(0,59)
-
-
-
9
Penerimaan Utang Belanja
-
(6,86)
-
-
-
10
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
1.466,07
(221,95)
(30,92)
(6,29)
495,75
Sumber Data : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
Berdasarkan penyajian data pada Tabel 3.12 dan Tabel 3.13, maka dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan terus mengalami penurunan, dimana pada Tahun 2008 sebesar Rp. 73.644.959.884,22 dan pada Tahun 2012 menjadi Rp. 2.212.593.577,73, sehingga bila dilihat dari proporsi penerimaan pembiayaan terhadap total defisit riil maka komponen terbesar untuk penutup defisit riil berasal dari komponen SILPA pada Tahun Anggaran Sebelumnya dimana pada Tahun 2008 proporsinya sebesar 1.069,42 persen dan pada tahun 2012 sebesar 295,30 persen bila dibandingkan dengan sumber penerimaan pembiayaan lainnya. Oleh karena itu Kebijakan yang dapat diambil oleh Pemerintah Kota Parepare untuk menutup Defisit Riil tersebut adalah dengan mencari sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya
dan
tidak
tergantung
pada
SILPA
Tahun
Anggaran
sebelumnya. b. Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tujuan dari analisis ini adalah untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran sehinggadengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya maka dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur. Penyajian datanya dapat dilihat dalam Tabel 3.16 sebagai berikut. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 30
Tabel 3.16 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Parepare Tahun 2008-2012 TAHUN 2008 NO
URAIAN
1
Jumlah SiLPA
2
Pelampauan penerimaan PAD
3
4
Pelampauan penerimaan dana perimbangan Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
5
Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya
6
Pelampauan Penerimaan Pembiayaan
7
Sisa Pengeluaran Pembiayaan
Rp
TAHUN 2009 % dari SILPA
Rp
TAHUN 2010 % dari SILPA
73.644.959.883,82
100,00
61.917.482.490,08
100,00
3.081.576.420,45
4,18
4.257.298.389,91
6,88
(655.637.973,00)
(0,89)
(7.526.594.536,74)
(12,16)
6.074.483.208,00
8,25
(9.416.451.630,00)
85.084.320.568,14
115,53
(23.095.092.959,00)
(31,36)
3.155.310.619,63
4,28
Rp
% dari SILPA
Rp
TAHUN 2012 % dari SILPA
Rp
% dari SILPA
RATARATA GR (%)
100,00
1.317.971.878,45
100,00
2.212.593.577,73
100,00
(15,40)
4,30
(4.282.219.519,54)
(324,91)
(15.127.612.375,31)
(683,70)
(84,64)
(35.546.317.019,00)
(216,43)
(65.557.931.239,25)
(4.974,15)
(3.781.217.869,00)
(170,90)
259,56
(15,21)
(36.713.212.451,89)
(223,54)
(21.670.861.270,09)
(1.644,26)
(48.909.726.379,69)
(2.210,52)
183,86
82.106.596.539,41
132,61
110.996.721.907,32
675,83
116.546.031.118,36
8.842,83
96.692.742.275,86
4.370,11
4,43
(10.128.926.673,00)
(16,36)
(27.704.542.751,00)
(168,69)
(36.368.709.169,29)
(2.759,45)
(42.693.464.448,91)
(1.929,57)
24,92
26,50
12.653.438.538,26
960,07
16.031.872.374,78
724,57
(60,58)
2.625.560.400,50
4,24
16.423.707.875,71
TAHUN 2011
705.886.012,78
4.351.788.174,50
Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 31
Berdasarkan Tabel 3.16 tersebut, nampak pada Tahun 20082010, Pendapatan Asli Daerah berhasil melampaui Target yang ditetapkan dalam APBD sehingga berpengaruh terhadap SILPA pada tahun anggaran tersebut, namun tahun berikutnya, 2011-2012, Realisasi PAD tidak berhasil melampaui target yang ditetapkan. Demikian
juga dengan komponen Dana Perimbangan dimana pada
Tahun 2008-2012 tidak ada pelampauan, hal ini disebabkan sebagian besar sumber Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Bagi hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan pajak tidak seluruhnya terealisasi sehingga berpengaruh terhadap Realisasi Dana Perimbangan itu sendiri. Pada tahun 2008, komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah berhasil melampaui target yang ditetapkan dimana pelampuan tersebut berasal dari semua sumbernya sedangkan pada Tahun 20092012 tidak berhasil melampaui target. Pada periode tersebut, beberapa sumber Lain-Lain Pendapatan yang sah tidak berhasil mencapai target seperti Dana Hibah, Dana Darurat dan Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal. Sisa Penghematan Belanja memberikan kontribusi yang besar didalam SILPA dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,43 persen. Hal ini menjelaskan bahwa selama lima tahun yang lalu, pemerintah Kota Parepare
mampu
mengelola
belanja
secara
lebih
efisien
setiap
tahunnya. Sedangkan untuk Sisa Pengeluaran Pembiayaan hampir setiap tahunnya meningkat, hal ini dipengaruhi oleh penerimaan pembiayaan
yang
tidak
terealisasi
sepenuhnya
misalkan
pada
Penerimaan Pinjaman Daerah. Akibatnya secara tidak langsung berpengaruh pada pengeluaran pembiayaan yang tidak seluruhnya bisa ditutupi dari penerimaan pembiayaan tersebut seperti pembayaran pokok utang yang tidak bisa dibayarkan sepenuhnya pada tahun anggaran berjalan.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 32
Tabel 3.17 Sisa Lebih Riil Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kota Parepare Tahun 2008-2012 NO. 1
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
75.580.343.183,82
72.050.796.403,00
46.625.753.493,71
63.118.245.287,45
15.247.857.844,73
URAIAN Saldo Kas Neraca Daerah Dikurangi :
Kewajiban kepada Pihak Ketiga 2 sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan Kegiatan 3 1.935.383.300,00 10.133.313.913,00 30.535.429.621,00 Lanjutan Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan 73.644.959.883,82 61.917.482.490,00 16.090.323.872,71 Anggaran Tahun Berkenaan Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
3.3.
-
-
61.798.496.829,00
13.035.264.267,00
1.319.748.458,45
2.212.593.577,73
Kerangka Pendanaan Tujuan dari analisis Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018 ini
adalah untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan
untuk
pendanaan
program
pembangunan
jangka
menengah daerah selama 5 (lima) tahun kedepan. Adapun langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengindentifikasi semua sumber-sumber penerimaan dan ke pos-pos mana saja sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengalokasian sumber penerimaan kedalam pos belanja dan pengeluaran antara lain : a. Alokasi belanja yang pembiayaannya berasal dari penerimaan retribusi pajak diupayakan agar berhubungan langsung dengan peningkatan pelayanan dimana retribusi pajak tersebut dipungut. b. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas
dimana
dana
penyertaan
dialokasikan
sehingga
menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 33
c. Untuk Dana Alokasi Umum, maka pengalokasiannya diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan operasional rutin Pemerintahan Daerah
sedangkan
pengalokasian
Dana
Alokasi
Khusus
disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari SKPD penerima Dana DAK tersebut. d. Penerimaan Dana bagi Hasil agar dialokasikan secara memadai untuk perbaikan pelayanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil tersebut didapat. Sebelum melakukan Perhitungan Kapasitas Riil Keuangan Pemerintah Kota Parepare, maka perlu dilakukan beberapa analisis. 3.3.1.
Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
kebutuhan Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung yang sifatnya wajib dan mengikat serta perioritas utama. Penyajian datanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 34
Tabel 3.18 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Parepare Tahun 2010-2012 NO
RATARATA GR (%)
REALISASI TAHUN ANGGARAN (Rp)
U R A I A N
2010
2011
2012
A.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
200.803.658.947
245.995.614.332
259.195.412.940
13,94
1
BELANJA GAJI DAN TUNJANGAN
197.168.845.225
242.465.804.331
254.406.533.608
13,95
2
BELANJA BUNGA
3.634.813.722
3.529.810.001
4.788.879.332
16,39
B.
BELANJA LANGSUNG
16.875.330.759
18.253.703.388
18.840.453.095
5,69
1
BELANJA HONORARIUM PNS KHUSUS UNTUK GURU DAN TENAGA MEDIS
-
-
-
2
BELANJA TELEPON
686.219.055
571.066.903
454.618.113
(18,59)
3
BELANJA AIR
393.250.046
360.440.387
380.641.280
(1,37)
4
BELANJA LISTRIK
4.491.452.653
5.562.707.175
6.165.538.825
17,34
5
BELANJA PREMI ASURANSI
672.518.154
366.189.297
774.453.595
32,97
6
BELANJA PERAWATAN KENDARAAN BERMOTOR
8.085.863.977
8.703.253.792
8.855.078.188
4,69
7
BELANJA SEWA GEDUNG KANTOR
1.724.011.874
1.969.607.834
1.436.368.094
(6,41)
8
BELANJA SEWA PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KANTOR
281.635.000
292.588.000
387.225.000
18,12
9
BELANJA BEASISWA PENDIDIKAN PNS
540.380.000
427.850.000
386.530.000
(15,24)
C.
PEMBIAYAAN PENGELUARAN
1.255.006.826
2.959.979.952
58.535.977.560
1.006,72
1
PEMBENTUKAN DANA CADANGAN
-
-
-
2
PEMBAYARAN POKOK UTANG
1.255.006.826
2.959.979.952
58.535.977.560
1.006,72
218.933.996.531
267.209.297.671
336.571.843.595
24,00
TOTAL
-
-
Sumber : Bagian Keuangan Kota Parepare Tahun 2013
Dengan memperhatikan Tabel 3.18 terlihat bahwa selama tiga tahun terakhir, total pengeluaran wajib dan mengikat pemerintah Kota Parepare rata-rata 24 persen selama tiga tahun terakhir (2010-2012). Untuk komponen belanja tidak langsung wajib dan mengikat rata-rata per tahunnya sebesar 13,94 persen dan hampir seluruh belanja tidak langsung wajib selebihnya
diperuntukkan untuk belanja gaji dan tunjangan,
dialokasikan
ke
belanja
bunga.
Sementara
belanja
langsung wajib dan mengikat rata-rata 5,69 persen. Terdapat tiga pos belanja langsung wajib dan mengikat memperoleh alokasi belanja
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 35
cukup besar yaitu belanja listrik, belanja sewa gedung, dan belanja peralatan kendaraan bermotor. 3.3.2.
Proyeksi Data
3.3.2.1. Proyeksi Pendapatan Tahun 2013-2018 Selama periode Tahun 2008-2012, ketergantungan fiskal pemerintah Kota Parepare terhadap pemerintah pusat cukup besar. Hal ini
ditandai
oleh
Proporsi
Dana
Perimbangan
terhadap
Total
Pendapatan sebesar 77,35 persen, sementara proporsi Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 9,96 persen. Untuk itu, dalam rencana jangka menengah lima tahun ke depan, visi kemandirian khusunya di bidang keuangan daerah menjadi salah satu bagian penting. Peningkatan peran kapasitas fiskal dalam mendanai kebutuhan belanja diarahkan untuk melebihi kontribusi dari dana
perimbangan
berkontribusi
DAU
maksimal
dan
DAK.
PAD
diharapkan
mampu
terhadap total pendapatan daerah, dan
mampu mendanai lebih dari kemampuan maksimal atau diatas dari kemampuan fiscal. Untuk menghasilkan pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan efektif terutama terkait dengan proyeksi peningkatan pendapatan daerah,
belanja
pemerintah,
melampaui
ambang
batas
penetapan
asumsi-asumsi
dan
sesuai yang
defisit
anggaran
dengan
peraturan
mendasari
rencana
yang yang
tidak ada,
pengelolaan
keuangan daerah menjadi prasyarat yang harus dipenuhi. Ada dua asumsi yang digunakan terkait dengan proyeksi keuangan daerah, yaitu: (1) perkembangan ekonomi makro daerah, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan tingkat inflasi; dan (2) pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti perkiraan Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Asumsi-asumsi pengelolaan keuangan daerah selama periode 2013-2018 ditunjukkan pada Tabel 3.19. Asumsi dimaksud sekaligus juga menjadi angka proyeksi berbagai indikator ekonomi makro daerah dan pokok-pokok kebijakan fiskal Kota Parepare.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 36
Tabel 3.19 Proyeksi Asumsi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Daerah, 2013-2018 Uraian
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Rata-rata pertumbuhan (%)
8,1
8,2
8,3
8,4
8,6
8,7
8.27
3
2,75
2,5
2,25
2
1,75
2.25
Pertumbuhan Ekonomi (%) Tingkat Inflasi (%) Tingkat Pengangguran (%) PAD Rp Miliar)
4,09
3,97
3,85
3,74
3,62
3,50
3.38
72.46
82.37
89.30
97.84
108.32
121.05
10,82
DBH (Rp Miliar)
25.95
11.70
12.28
13.02
13.93
15.04
-5,79
DAU (Rp Miliar)
384.09
426.40
475.44
532.49
599.05
676.93
12,00
DAK (Rp miliar)
45.79
32.48
32.80
33.46
34.47
35.84
-3,81
Selama periode 2008-2012, pertumbuhan ekonomi Kota Parepare 8,27 persen per tahun. Untuk masa pemerintahan lima tahun ke depan, perekonomian Kota Parepare diprediksikan bertumbuh lebih cepat dengan kisaran antara 8,1-8,7 persen selama periode 2013-2018 dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 8,27 persen per tahun. Prediksi pertumbuhan
ekonomi
tersebut
diperkirakan
didorong
oleh
pertumbuhan sektor perdagangan,hotel dan restoran, bangunan, dan keuangan, perusahaan, dan jasa persewaan seiring dengan prediksi inflasi
(kenaikan
harga
hanya
sekitar
2-3
persen
dan
angka
pengangguran diprediksikan rata-rata 3-4 persen per tahun. Prediksi inflasi dengan kisaran 2-3 persen dapat dicapai dengan asumsi bahwa dalam periode lima tahun ke depan tidak ada kebijakan pemerintah yang memicu inflasi seperti kenaikan BBM. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan diikuti oleh tingkat inflasi yang terkendali diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan daerah terutama pendapatan yang berasal dari PAD. Berdasarkan asumsi makro tersebut dan berbagai kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Parepare, serta kebijakan pemerintah pusat terkait dengan peralihan PBBP2 dan BPHTB, maka PAD diprediksikan bertumbuh dengan ratarata 8,28 persen pertahun. Sumber-sumber PAD yang diprediksikan mampu berkontribusi cukup besar adalah pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah. Implementasi PBBPP dan BPHTB dan percepatan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 37
aktivitas perekonomian daerah diharapkan mampu meningkatkan pajak daerah dengan asumsi tingkat pertumbuhannya 16,82 persen per tahun. Sejak tahun 2012, Lain-lain PAD mengalami peningkatan cukup tajam akibat dari
penerimaan retribusi RS.A.Makkasau yang
sebelumnya dicatat ke dalam pos penerimaan retribusi daerah dan merupakan penyumbang terbesar terhadap retribusi daerah. Dengan demikian,
penerimaan
lain-lain
PAD
yang
sah
diprediksikan
mendominasi struktur PAD untuk lima tahun ke depan. Pada saat yang sama penerimaan retribusi meskipun sebagian posnya berpindah ke lain-lain PAD yang sah, namun ke depan tetap diprediksikan mengalami peningkatan dengan rata-rata 9 persen seiring dengan perkembangan aktivitas ekonomi khususnya pada sektor perdagangan, pengangkutan dan bangunan.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 38
Tabel 3.20 . Proyeksi Pendapatan Kota Parepare Tahun 2014-2018 KODE 1
U R A I A N PENDAPATAN
RATARATA GROWTH (%)
RENCANA PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH
REALISASI TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
614.513.936.576,79
645.670.658.659,47
709.886.510.670,69
785.134.532.108,10
873.382.304.137,05
976.606.480.802,97
9,73
TAHUN 2018
1.1
Pendapatan Asli Daerah
72.462.216.859,79
82.370.548.135,47
89.300.725.505,49
97.841.078.152,89
108.328.431.610,38
121.059.108.806,46
10,82
1.1.1
Pajak Daerah
14.986.630.654,00
21.734.625.252,10
24.717.165.292,44
28.399.333.392,15
32.960.278.402,74
38.633.230.849,26
21,38
1.1.2
Retribusi Daerah
9.551.912.243,00
10.316.065.222,44
11.244.511.092,46
12.368.962.201,71
13.729.548.043,89
15.239.798.328,72
9,80
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kakayaan Daerah yang dipisahkan
2.753.598.436,00
2.891.278.357,80
3.064.755.059,27
3.279.287.913,42
3.541.630.946,49
3.860.377.731,67
7,00
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
45.170.075.526,79
47.428.579.303,13
50.274.294.061,32
53.793.494.645,61
58.096.974.217,26
63.325.701.896,81
7,00
1.2.
Dana Perimbangan
455.852.712.822,00
470.590.955.000,00
520.537.489.825,00
578.983.903.604,00
647.461.401.589,50
727.832.398.889,24
9,86
1.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan pajak
25.958.419.822,00
11.700.000.000,00
12.285.000.000,00
13.022.100.000,00
13.933.647.000,00
15.048.338.760,00
-5,79
1.2.2
Dana Alokasi Umum
384.096.063.000,00
426.405.955.000,00
475.442.639.825,00
532.495.756.604,00
599.057.726.179,50
676.935.230.582,84
12,00
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
45.798.230.000,00
32.485.000.000,00
32.809.850.000,00
33.466.047.000,00
34.470.028.410,00
35.848.829.546,40
-3,81
1.3.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
86.199.006.895,00
92.709.155.524,00
100.048.295.340,20
108.309.550.351,21
117.592.470.937,17
127.714.973.107,27
8,18
1.3.1
Hibah
-
-
-
-
-
-
1.3.2
Dana Darurat
-
-
-
-
-
-
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lain
25.126.722.015,00
25.890.000.000,00
26.925.600.000,00
28.271.880.000,00
29.968.192.800,00
31.766.284.368,00
4,81
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
53.865.128.000,00
59.251.640.800,00
65.176.804.880,00
71.694.485.368,00
78.863.933.904,80
86.750.327.295,28
10
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lain
7.207.156.880,00
7.567.514.724,00
7.945.890.460,20
8.343.184.983,21
8.760.344.232,37
9.198.361.443,99
5
1.3.6
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal
-
-
-
-
-
-
614.513.936.576,79
645.670.658.659,47
709.886.510.670,69
785.134.532.108,10
873.382.304.137,05
976.606.480.802,97
TOTAL PENDAPATAN DAERAH
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
9,73
Bab III - 39
Untuk
proyeksi
Dana
Perimbangan
Tahun
2014
–
2018
diprediksikan meningkat dari Rp. 470.590.955.000,0 pada tahun 2014 menjadi dengan
Rp. 727.832.398.889,24 pada tahun 2018 atau bertumbuh rata-rata
perimbangan
9,86
telah
persen
per
tahun.
mempertimbangkan
Hasil
proyeksi
perpindahan
dana
rekening
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dari rekening Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak ke rekening Pajak Daerah. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun 2014 – 2018, meskipun
merupakan
kebijakan
transfer
dari
pemerintah
dan
pemerintah provinsi namun dengan tetap menyesuaikan inflasi dan berbagai
faktor-faktor
lainnya,
Lain-Lain
Pendapatan
Daerah
diprediksikan mengalami peningkatan sebesar 8,18 persen per tahun. Dengan mempertimbangkan rata-rata pertumbuhan untuk setiap komponen pendapatan daerah dan sejalan dengan asumsi makro ekonomi dan kebijakan keuangan dari pemerintah daerah maupun dari pemerintah pusat, maka tingkat pendapatan daerah Kota Parepare dalam kurun waktu 2014-2018 diprediksikan meningkat dari Rp. 645.670.658.659,47 menjadi Rp. 976.606.480.802,97 pada tahun 2018 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 9,73 persen per tahun. 3.3.2.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan belanja serta pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama serta belanja tidak mengikat, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan
selama
5
tahun
kedepan
(2014-2018)
dalam
Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Parepare. Tabel 3.21 berikut ini memperlihatkan proyeksi belanja dan wajib mengikat pemerintah daerah pada periode 2014-2018. Belanja wajib mengikat yang setiap tahun harus dianggarkan oleh pemerintah dikelompokkan kedalam tiga komponen yaitu (i) belanja wajib pada RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 40
belanja tidak langsung seperti belanja gaji pegawai dan tunjangan serta belanja untuk pejabat pemerintah dan legislatif, (ii) belanja langsung seperti belanja telepon, listrik, dan air. Berdasarkan data realisasi belanja wajib dan mengikat pada periode 2010-2012, tergambar total belanja (langsung dan tidak langsung) dan pembiayaan mengalami peningkatan dari Rp 198 miliar menjadi Rp 334,4 miliar. Dengan mengacu pada data realisasi
periode sebelumnya
disertai dengan kebijakan pemerintah daerah baik pada aspek pembiayaan maupun pada aspek kebijakan yang mempengaruhi belanja wajib dibidang pendidikan serta dukungan asumsi ekonomi makro, maka untuk periode lima tahun ke depan, belanja dan pembiayaan wajib dan mengikat diprediksikan meningkat setiap tahun dengan rata-rata 6,67 persen (Rp meningkat menjadi Rp
349,7 miliar pada tahun 2014
Rp 466,6 pada tahun 2018). Dari angka
proyeksi tersebut, porsi terbesar ditempati oleh belanja tidak langsung. Total belanja keseluruhan diprediksikan meningkat seiring dengan
semakin
berkembangnya
kebutuhan
masyarakat
yang
diakomodasi oleh satuan unit kerja (SKPD). Hal ini sejalan dengan upaya pencapaian visi, dan misi, kebijakan dan strategis kepala daerah. Arahan kebijakan belanja daerah dititikberatkan pada porsi belanja tidak langsung sebesar 54 persen dan porsi belanja langsung sebesar
46.
kecenderungan
Kebijakan realisasi
belanja belanja
tersebut tidak
mempertimbangkan
langsung
pada
periode
sebelumnya yang cenderung meningkat. Meskipun porsi belanja tidak langsung masih dominan namun trend peningkatannya cenderung menurun, sementara trend porsi belanja langsung mempunyai trend yang meningkat dan tingkat pertumbuhan belanja langsung lebih cepat (rata-rata 7-8 persen) dibandingkan dengan pertumbuhan belanja tidak langsung (rata-rata 5-6 persen).
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 41
Tabel 3.21 . Proyeksi Belanja dan Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama, 2013-2018 NO
U R A I A N
2013
2014
2015
2016
2017
2018
RATA-RATA PERTUMBUHAN (%)
PROYEKSI TAHUN ANGGARAN (Rp)
A.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
294.694.205.257,27
335.032.122.567,39
381.010.805.117,82
433.417.094.432,85
493.147.590.120,69
561.223.960.246,07
13,75
1
BELANJA GAJI DAN TUNJANGAN
289.894.205.257,27
330.332.122.567,39
376.410.805.117,82
428.917.094.432,85
488.747.590.120,69
556.923.960.246,07
13,95
2
BELANJA BUNGA
4.800.000.000,00
4.700.000.000,00
4.600.000.000,00
4.500.000.000,00
4.400.000.000,00
4.300.000.000,00
(2,18)
B.
BELANJA LANGSUNG
19.827.754.234,03
21.162.392.120,67
22.532.432.913,09
23.941.552.677,50
25.393.965.066,95
26.894.512.693,55
6,29
1
BELANJA HONORARIUM PNS KHUSUS UNTUK GURU DAN TENAGA MEDIS
-
-
-
-
-
-
-
2
BELANJA TELEPON
500.000.000,00
505.000.000,00
510.000.000,00
515.000.000,00
520.000.000,00
525.000.000,00
0,98
3
BELANJA AIR
4
BELANJA LISTRIK
5
BELANJA PREMI ASURANSI
800.000.000,00
850.000.000,00
900.000.000,00
950.000.000,00
6
BELANJA PERAWATAN KENDARAAN BERMOTOR
9.270.375.922,57
9.705.150.866,12
10.160.316.487,78
10.636.829.097,87
7
1.500.000.000,00
1.510.000.000,00
1.520.000.000,00
1.530.000.000,00
457.378.311,46
540.241.254,55
638.116.425,30
9
BELANJA SEWA GEDUNG KANTOR BELANJA SEWA PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KANTOR BELANJA BEASISWA PENDIDIKAN PNS
400.000.000,00
450.000.000,00
C.
PEMBIAYAAN PENGELUARAN
3.500.000.000,00
1
PEMBENTUKAN DANA CADANGAN
2
8
400.000.000,00
402.000.000,00
404.000.000,00
406.000.000,00
408.000.000,00
410.000.000,00
0,50
6.500.000.000,00
7.200.000.000,00
7.900.000.000,00
8.600.000.000,00
9.300.000.000,00
10.000.000.000,00
9,00
1.000.000.000,00
1.050.000.000,00
5,59
11.135.689.857,04
11.657.946.879,77
4,69
1.540.000.000,00
1.550.000.000,00
0,66
753.723.579,62
890.275.209,91
1.051.565.813,78
18,12
500.000.000,00
550.000.000,00
600.000.000,00
650.000.000,00
10,21
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
-
-
-
-
-
-
-
-
PEMBAYARAN POKOK UTANG
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
TOTAL
318.021.959.491
359.694.514.688
407.043.238.031
460.858.647.110
522.041.555.188
591.618.472.940
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
13,22
Bab III- 42
Selama
periode
lima
tahun
ke
depan,
diprediksikan
pertumbuhan pendapatan daerah lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan belanja daerah. Selama periode tersebut, pemerintah daerah
menetapkan
kebijakan
surplus
anggaran
sehingga
dapat
menambah ruang fiskal daerah. Pemanfaatan surplus diarahkan pada penyertaan modal pemerintah dan pembaSaran pokok hutang. Setelah
memperhitungkan
seluruh
komponen
belanja
dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat dan perkiraan perolehan pendapatan daerah, maka kapasitas fiskal riil pemerintah Kota Parepare dapat dilihat dalam Tabel 3.22 .
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III- 43
Tabel
3.22
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Parepare Tahun 2014-2018 Realisasi SILPA Tahun Dasar 2012 2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
534.261.112.750,55
614.513.936.576,79
645.670.658.659,47
709.886.510.670,69
785.134.532.108,10
873.382.304.137,05
976.506.480.802,97
-
-
-
-
-
-
-
2.212.593.577,73
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
536.473.706.328,28
616.513.936.576,79
647.670.658.659,47
711.886.510.670,69
787.134.532.108,10
875.382.304.137,05
978.506.480.802,97
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
336.571.843.595,36
318.021.959.491,30
359.694.514.688,06
407.043.238.030,90
460.858.647.110,35
522.041.555.187,64
591.618.472.939,62
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
199.901.862.732,92
298.491.977.085,49
287.976.143.971,41
304.843.272.639,79
326.275.884.997,75
353.340.748.949,41
386.888.007.863,35
NO.
URAIAN
1
Pendapatan
2
Pencairan Dana Cadangan
3
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Total Penerimaan
TAHUN PROYEKSI (Rp)
Dikurangi 4
Rancangan Awal RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab III - 44
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis
isu-isu
strategis
merupakan
salah
satu
bagian
terpenting dalam dokumen RPJMD Kota Parepare tahun 2013-2018 karena menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun kedepan. Oleh karena itu, penyajian analisis ini harus dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan
menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang.
Penyajian
isu-isu
strategis
meliputi
permasalahan
pembangunan daerah dan isu strategis . 4.1.
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN Permasalahan
pembangunan
daerah
merupakan
“gap
expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang
yang
tidak
dimanfaatkan,
dan
ancaman
yang
tidak
diantisipasi. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu. Identifikasi faktor-faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal dengan mempertimbangkan masukan dari SKPD.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 1
Tabel 4.1. Identifikasi Permasalahan Pembangunan Kota Parepare No 1 1.1 1.1.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
URUSAN WAJIB
Pendidikan Pendidikan Dasar Angka partisipasi sekolah (SD/MI)
1.1.2
Angka partisipasi sekolah (SLTP/MTs)
1.1.3
Angka partisipasi sekolah (SMA/SMK/MA)
1.1.3
Rasio Ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah
1.1.4
Rasio Guru/murid
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Angka partisipasi sekolah tingkat SD/MI telah mencapai 98,82%, pencapaian ini diatas rata-rata propinsi (97,16%) dan nasional Angka partisipasi sekolah tingkat SLTP/MTs mengalami peningkatan yang sangat signifikan selama periode 2008 - 2012. Pada tahun 2012 mencapai 91,37% yang berarti telah melampaui rata-rata propinsi dan nasional APS jenjang pendidikan SMA/SMK/MA di Kota Parepare dalam kurun waktu lima tahun meningkat cukup tajam dari 56,20 persen pada tahun 2008 menjadi 65,73 persen padatahun 2012 dan posisinya setiap tahun berada di atas APS Prov. Sulsel. Rasio Ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah selama periode 2008-2012 mengalami perkembangan yang fluktuatif, pada tahun 2012 rasio ketersediaan sekolah terjadap pendududk usia sekolah adalah 1 : 188 (setiap satu unit sekolah mampu menampung sekitar 188 penduduk usia sekolah untuk jenjang pendidikan dasar ) Rasio guru terhadap murid pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama pada periode 2008-2012 berkisar pada 1:11 hingga 1:13. Artinya bahwa setiap satu orang guru ratarata menangani atau mengawasi murid sebanyak 11 atau 13 siswa
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Masih kurangnya ketersediaan sekolah untuk menampung penduduk usia sekolah yang setiap tahun terus bertambah
Ketersediaan tenaga guru dengan kualifikasi dan kompetensi belum sesuai dengan kebutuhan sehingga beberapa mata pelajaran mengalami kelebihan guru namun disisi lain beberapa mata pelajaran juga mengalami kekurangan guru.
Bab IV - 2
1.1.5
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Rasio Guru/murid per kelas rata-rata
1.2 1.2.1
Pendidikan Menengah Angka Partisipasi sekolah (SMA/SMK/MA)
1.2.2
Rasio Ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Rasio Ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada tahun 2008 mencapai 1 : 289 dan tahun 2012 menurun menjadi 1 : 263
1.2.3
Rasio Guru terhadap murid
Untuk jenjang pendidikan SLTA. Selama lima tahun terakhir (2008-2012), rata-rata setiap satu orang guru menangani atau mengawasi 8 siswa
1.2.4
Rasio Guru /murid per kelas rata-rata
1.2.5
Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
Rasio guru perkelas rata untuk pendidikan menengah adalah sekiat 2 sampai 4 guru per kelas sedangkan rata-rata rasio muridnya per kelas adalah 25-28 siswa Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) pada tahun 2008 sebesar 57,92% dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 94,85 %, ini berarti kinerjanya sudah terkategori baik berkisar 95 persen dari seluruh penduduk yang berusia diatas 15 tahun yang melek huruf. Meskipun demikian, masih ada sekitar 5 persen yang masih perlu upaya serius untuk mencapai 100 persen
No
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Rasio guru per kelas rata rata untuk jenjang pendidikan dasar berkisar antara 2 sampai 3 guru per kelas sedangkan rasio murid pendidikan dasar per kelas rata-rata 19-28 siswa ini menujukkan tingkat pelayanan publik di bidang pendidikan terkait dengan ketersediaan guru cukup baik.
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
APS tingkat SMA/SMK/MA telah meningkat, dimana pada tahun 2012 mencapai 65,73%. Angka ini diatas rata-rata propinsi (59,55%) dan Nasional (60,78%) Masih kurangnya ketersediaan sekolah untuk menampung penduduk usia sekolah yang setiap tahun terus bertambah
Bab IV - 3
No 1.3 1.3.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Fasilitas Pendidikan Sekolah pendidikan SD/MI Kondisi bangunan baik
1.3.2
Sekolah pendidikanSMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kondisi bangunan baik
1.4 1.4.1
Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini
1.5 1.5.1
Angka Putus Sekolah (APS) Angka putus sekolah (APS) SD/MI
1.5.2
Angka putus sekolah (APS)SMP/MTs
1.5.3
Angka putus SMA/SMK/MA
sekolah
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Hingga tahun 2012, kondisi bangunan SD/MI dalam keadaan baik sudah mencapai 100 persen
Pemeliharaan/rehabilitasi bangunan SD/MI tetap harus dilaksanakan untuk menjaga bangunan yang sudah ada sebelumnya
Selama periode tahun 2008-2011, persentase bangunan sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 mencapai 77,55%, angka ini terus meningkat hingga pada tahun 2012 menjadi 83,64%.
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Jumlah anak usia dini yang berusia 4 – 6 tahun terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 mencapai 5.561 siswa sehingga secara persentase PAUD di Kota Parepare pada tahun 2012 sudah mencapai 40,35%.
(APS)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Angka putus sekolah SD/MI selama periode 2008-2012 menunjukkan angka cukup baik, pada tahun 2008 mencapai 0,13% dan pada tahun 2012 hanya 0,10% Pada tahun 2009, APS SMP/MTs sebesar 0,34% dan pada tahun 2011 angka APS dapat ditekan menjadi 0,24% Dalam 5 tahun terakhir, APS tingkat SMA/SMK/MA menunjukkan kecendrungan yang baik. Pada tahun 2009 mencapai 1,85% namun pada tahun 2012 angka ini dapat ditekan menjadi 1,67%
Bab IV - 4
No
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
1.6 1.6.1
Angka Kelulusan (AL) Angka kelulusan SD/MI
1.6.2
Angka kelulusan SMP/MTs
1.6.3
Angka kelulusan SMA/SMK/MA
1.6.4
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
1.6.5
Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
1.6.6
Guru yang memenuhi kualifikasi S1 / D IV
dari
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Angka kelulusan tingkat SD/MI mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2008 mencapai 95,37%, kemudian berturut-turut 99,88%, dan pada tahun 2012 mencapai 100%. Pada tahun 2008, Angka Kelulusan SMP/MTs mencapai 60,85% dan pada tahun 2012 mencapai 99,68%. Pencapaian ini masih dibawah tingkat kelulusan provinsi yang mencapai 99,81% Angka kelulusan SMA/SMK pada tahun 2012 mencapai 99,35% Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dalam periode 2008-2012 mencapai diatas 100% hal ini dikarenakan banyaknya siswa dari luar daerah yang memilih bersekolah di Parepare Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dalam periode 2008-2012 juga menunjukkan diatas 100% hal ini dikarenakan banyaknya siswa dari luar daerah yang memilih bersekolah di Parepare Pada tahun 2012, Guru yang berkualifikasi S1/DIV sebesar 2.788 orang
Masih terdapat Guru yang belum berkualifikasi S1/DIV
Sesuai dengan UU Pendidikan yang mewajibkan semua Guru berkualifikasi S1/DIV, maka perlu pemberian beasiswa dan fasilitas lainnya bagi guru yang belum S1/DIV untuk melanjutkan studinya
Bab IV - 5
No 2 2.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kesehatan Rasio posyandu per satuan balita
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Rasio Posyandu per satuan balita, pada tahun 2008 mencapai 58,67 atau 59 balita untuk setiap posyandu dam pada tahun 2012 menjadi 72,41 balita .
Jumlah balita yang mendapatkan pelayanan di Posyandu terus bertambah sedangkan jumlah posyandu yang ada hanya mengalami penambahan sekitar 1 -2 unit posyandu saja 1. Belum optimalnya penyediaan jumlah fasilitas kesehatan 2. Tidak adanya pelayanan kesehatan dokter ahli di Puskesmas
Meningkatkan sarana dan prasarana serta pelayanan Posyandu
2.2
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
2.3
Rasio Rumah penduduk
2.4
Rasio dokter per satuan penduduk
Rasio dokter persatuan penduduk pada tahun 2008 adalah setiap satu orang dokter mampu melayani sebanyak 2.090 penduduk dan pada tahun 2012 sebesar 1.572 penduduk. Hal Ini menunjukkan bahwa perkembangan penduduk yang cepat diikuti dengan penambahan jumlah dokter.
Jumlah dokter umum sudah mencukupi namun jumlah dokter spesialis tertentu masih kurang
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Rasio tenaga medis per satuan penduduk dalam periode 2008-2012 berfluktuatif, tahun 2008 rasionya 1 : 295 dan tahun 2012 rasionya 1 : 299. Rasio Rasio ini menujukkan bahwa pertumbuhan penduduk yang setiap tahunnya terus meningkat tidak diiringi dengan penambahan jumlah tenaga medis yang banyak.
Jumlah tenaga medis sudah sangat mencukupi namun kapasitas dan kompetensinya masih perlu ditingkatkan
2.5
Sakit per
satuan
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk pada tahun 2008 adalah yaitu setiap satu puskesmas/poliklinik/ pustu melayani 5.090 penduduk dan pada tahun 2012 mampu melayani sebanyak 4.716 penduduk. Rasio rumah sakit per satuan penduduk juga mengalami stagnasi dalam periode 2008-2012 yaitu 0,1 yang berarti satu rumah sakit melayani 100.000 penduduk
1. Rasio ini menunjukkan ketersediaan rumah sakit relatif mencukupi, namun jumlah kamar kelas III masih kurang. 2. Belum semua rumah sakit menerima pasien Jamkesmas/Jamkesda
1. Peningkatan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan khususnya di Puskesmas 2. Penempatan dokter ahli tertentu di Puskesmas 1. Peningkatan jumlah tempat tidur kelas III 2. Mendorong seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta untuk berperan aktif dalam program kesehatan gratis melalui BPJS kesehatan 1. Mendorong para dokter umum untuk melanjutkan ke tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masyrakat melalui pemberian beasiswa 2. Penerimaan tenaga dokter harus diutamakan dokter spesialis dan disesuikan dengan kebutuhan di unit pelayanan kesehatan Peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga medis melalui pelatihan, bimbingan teknis dan kursus-kursus singkat
Bab IV - 6
No 2.6
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
2.7
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
2.8
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
2.9
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
2.10
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 1. Kemampuan Puskesmas dalam melakukan cenderung mengalami penurunan. Tahun 2008 mencapai penatalaksanaan PONED standar masih 6,69% dan tahun 2012 hanya 4,48%, jauh dibawah ratarendah rata propinsi yang mencapai 57,73% 2. Kemampuan Bidan untuk mengidentifikasi komplikasi masih rendah Capaian tahun 2012 sebesar 83,92%, capaian ini cukup 1. Tidak semua persalinan oleh Tenaga baik namun masih dibawah capaian propinsi sebesar Kesehatan dilakukan di Fasilitas Pelayanan 93,68% Kesehatan 2. ANC (Antenatal Care) terpadu belum optimal Dalam periode 2010-2012 realisasi UCI mencapai 100%
1. Melaksanakan penguatan Puskesmas dalam penatalaksanaan PONED. 2. Peningkatan kapasitas Bidan
Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapatkan perawatan Kurang optimalnya pelaksanaan PWS mencapai 100%. Namun kecendrungan penderita Balita sehingga kasus Balita Gizi Buruk tidak dapat Gizi Buruk terus meningkat dalam periode 2008 - 2012. dicegah Pada tahun 2008 hanya 1 orang, peningkatan drastis jumlah balita gizi buruk terjadi pad atahun 2011 sebanyak 49 orang. Capaian pada tahun 2012 sebesar 88,57%, lebih tinggi 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dibanding capaian propinsi sebesar 67,12%. melakukan program TB DOTS (Directly Observed Treatment Short/Pengobatan Jangka Pendek) masih terbatas. 2. Masih kurangnya Pemahaman masyarakat tentang pengobatan TB
1. Peningkatan Optimalisasi kinerja petugas PWS 2. Peningkatan pemberian makanan tambahan bagi Balita di Posyandu
1. Peningkatan fasilitas pelayana KIA di Puskesmas/rumah sakit 2. Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan 1. Peningkatan sarana dan prasarana Fasilitas Kesehatan (Puskesmas Posyandu, Pustu) dalam pemberian imunisasi yang terstandarisasi. 2. Pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi secara berkesinambungan
1. Peningkatan sarana dan prasarana Fasilitas Kesehatan agar dapat melaksanakan program TB Dots. 2. Pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang pengobatan TB
Bab IV - 7
No 2.11
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
2.12
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
2.13
Cakupan kunjungan bayi
2.14
Cakupan puskesmas
2.15
Cakupan pembantu puskesmas
3 3.1
Pekerjaan Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Capaian sejak tahun 2008 - 2012 sebesar 100%.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam 1. Peningkatan peran serta pemberantasan sarang nyamuk sehingga masyarakat dalam pemberantasan Penyakit DBD belum dapat dicegah sarang nyamuk 2. Pengefektifan pelaksanaan Fogging Pada tahun 2012, Cakupan pelayanan kesehatan 1. Masih sering terjadi pembebanan tambahan 1. Peningkatan ketersediaan obat di rujukan pasien masyarakat miskin meningkat mencapai biaya obat pada masyarakat miskin. rumah sakit rujukan 37,10% 2. Belum semua rumah sakit menerima pasien 2. Mendorong semua rumah sakit masyarakat miskin yang menggunakan untuk menerima pasien masyarakat Jamkesmas/Jamkesda miskin Pada tahun 2012, cakupan kunjungan bayi mencapai 101,11%. Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran ibuibu untuk memeriksakan bayinya ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan standar Sejak tahun 2008-2012, cakupan puskesmas mencapai 150%, yang berarti jumlah puskesmas yang ada telah melebihi jumlah kecamatan Sejak tahun 2011, Cakupan pembantu puskesmas sebesar 86,36%, yang berarti keberadaan PUSTU telah hampir di seluruh kelurahan
Peningkatan fasilitas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di seluruh Puskesmas, Posyandu dan rumah sakit 1. Peningkatan sarana dan prasarana Puskesmas 2. Peningkatan kapasitas dokter dan tenaga medis di Puskesmas Luas wilayah Kota Parepare relatif kecil dan Optimalisasi peranan PUSTU dalam mudahnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan lainnya menyebabkan kunjungan ke PUSTU relatif kurang
Panjang jalan pada tahun 2008 adalah 304,609 km dan 1. Kinerja pengelolaan jaringan jalan masih 1. pada tahun 2012 meningkat 6,8% menjadi 326,84 km. rendah Namun dari jumlah itu, hanya 63,72 % atau 208,259 km 2. Biaya pemeliharaan jalan terbatas dalam kondisi baik, kondisi sedang rusak 39,386 km (12,05%) dan dalam kondisi rusak 79,205 km (24,23%) 2.
Prioritisasi pembangunan dan pemeliharaan jalan pada kawasan perekonomian dan kawasan strategis lainnya. Optimalisasi DAK untuk pemeliharaan jalan.
Bab IV - 8
No 3.3
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
3.4
Persentase rumah tinggal bersanitasi
3.6
Rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk
3.7
Rasio Rumah layak huni
3.8 3.9
Rasio permukiman layak huni Panjang jalan dilalui Roda 4
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Selama periode tahun 2008 - 2012, rasio tempat ibadah Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam Peningkatan kesadaran masyarakat per satuan penduduk cenderung berkurang dari 1,68 pemanfaatan sarana ibadah dalam pemanfaatan sarana ibadah pada tahun 2008 menjadi 1,26 pada tahun 2012. Persentase rumah tinggal bersanitasi pada tahun 2012 1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam 1. Kurangnya kesadaran masyarakat hanya 52,85%. Capaian ini masih jauh dibawah capaian pengelolaan air minum dan air limbah dalam pengelolaan air minum dan propinsi sebesar 75,28% 2. Belum tertanamkannya PHBS pada air limbah masyarakat 2. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang PHBS 3. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi Pada tahun 2012, rasionya mencapai 5,38 yang artinya 1. Laju pertambahan penduduk yang cepat setiap 5,38 m3 TPS melayani atau digunakan oleh 1000 dan aktivitas penduduk belum dapat penduduk.. Pencapaian ini masih jauh lebih baik dari didukung oleh keberadaan sarana capaian propinsi sebesar 0,23 persampahan (TPS) 2. Adanya keengganan masyarakat jika disekitar lingkungannya terdapat TPS Data tahun 2012 mencatat bahwa rasio rumah layak huni 1. Masih tingginya jumlah rumah tangga yang terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 5 (setiap 5 rumah menghuni rumah tidak layak huni (0,69) penduduk ada 1 rumah penduduk yang layak huni). akibat keterbatasan akses bagi masyarakat berpenghasilan rendah terhadap penguasaan lahan 2. Akses MBR terhadap fasilitas KPR dan pembiayaan perumahan juga terbatas.
Data Tida Ada dari Dinas Tata Ruang Hingga tahun 2012, panjang jalan yang dapat dilalui Roda 4 sebesar 80,90 km (0,25%)
Masih banyak jalan yang lebarnya kurang dari 3 meter
1. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang perlunya TPS sebagai penampungan sementara 2. Mempercepat pengangkutan sampah dari TPS ke TPA 1. Memfasilitasi MBR dalam mengakses rumah layak huni melalui program peningkatan kualitas perumahan 2. Memfasilitasi MBR dalam memperoleh pembiayaan rumah sederhana (RS) atau Rumah Sangat Sederhana (RSS) 3. Pembangunan Rumah Susun sebagai pilot project. Perbaikan dan pelebaran jalan
Bab IV - 9
No 3.11
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
4 4.1
Perumahan Rumah tangga pengguna air bersih
4.2
Rumah tangga pengguna listrik
4.3
Rumah tangga ber-Sanitasi
4.4
Lingkungan pemukiman kumuh
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Panjang jalan kabupaten dalam kodnisi baik pada tahun 2008 sebesar 57,19% dan meningkat pad atahun 2012 menjadi 63,72% Rumah tangga pengguna air bersih hingga tahun 1. Banyaknya permukiman baru yang 1. Peningkatan jaringan instalasi air 2012 mencapai 17.263 rumah tangga (57,45%). lokasinya belum dapat diakses oleh jaringan bersih termasuk sistem sambungan Pencapaian ini masih jauh dari propinsi yang air bersih dari PDAM rumah sehingga dapat menjangkau mencapai 84,75% 2. Ketersediaan air baku sangat terbatas permukiman baru 2. Eksplorasi dan eksploitasi sumbersumber air baku baru 3. Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan air bersih Rumah tangga pengguna listrik mencapai 91,98% Biaya pemasangan sambungan baru masih Fasilitasi kemudahan pemasangan pada tahun 2012. Angka ini jauh lebih tinggi cukup mahal bagi MBR sambungan baru bagi MBR dibanding propinsi sebesar 70,63%. Hal ini menunjukkan ketersediaan energi listrik oleh PLN sangat memadai di Kota Parepare Persentase rumah tinggal bersanitasi pada tahun 1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam 1. Kurangnya kesadaran masyarakat 2012 hanya 52,85%. Capaian ini masih jauh pengelolaan air minum dan air limbah dalam pengelolaan air minum dan dibawah capaian propinsi sebesar 75,28% 2. Belum tertanamkannya PHBS pada air limbah masyarakat 2. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang PHBS 3. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi Pada tahun 2010 luas lingkungan kumuh 31,09 ha 1. Identifikasi lokasi dan kebutuhan 1. Optimalisasi Pelaksanaan dan pada tahun 2011 menurun menjadi 17,75 ha, penanganan lingkungan permukiman Identifikasi lokasi dan kebutuhan namun pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi kumuh belum optimal penanganan lingkungan 27,40 ha. Penambahan luasan tahun 2011 ke 2012 2. Belum optimalnya pengetahuan dan permukiman kumuh diakibatkan oleh pelaksanaan up dating lingkungan pemahaman masyarakat terhadap PHBS 2. optimalisasi pengetahuan dan kumuh 3. Keterbatasan penguasaan lahan bagi MBR pemahaman masyarakat terhadap PHBS 3. Fasilitasi penguasaan lahan bagi MBR
Bab IV - 10
No 4.5
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Rasio rumah layak huni per 1.000 penduduk
5 5.2
Penataan Ruang Persentase ruang terbuka terhadap luas wilayah
5.3
Rasio bangunan ber- IMB per 100 bangunan
hijau
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Berdasarkan pendataan rumah kurang/tidak layak huni 1. Masih tingginya jumlah rumah tangga yang 1. Memfasilitasi MBR dalam tahun 2012 tersebut sebanyak 3.375 unit rumah yang menghuni rumah tidak layak huni (0,69) mengakses rumah layak huni masuk kategori rumah tidak layak huni dari masyarakat akibat keterbatasan akses bagi masyarakat melalui program peningkatan penghasilan rendah yang tersebar di 22 kelurahan berpenghasilan rendah terhadap kualitas perumahan penguasaan lahan 2. Memfasilitasi MBR dalam 2. Akses MBR terhadap fasilitas KPR dan memperoleh pembiayaan rumah pembiayaan perumahan juga terbatas. sederhana (RS) atau Rumah Sangat Sederhana (RSS) 3. Pembangunan Rumah Susun sebagai pilot project. Hingga tahun 2012, persentase RTH baru mencapai 1. Terbatasnya lahan untuk dijadikan RTH 21,20% masih kurang dari target nasional sebesar 30% 2. Kurangnya RTH privat dari luas wilayah
1. Identifikasi lahan yang dapat dijadikan RTH 2. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan RTH Privat Tahun 2008 jumlah bangunan berIMB sebanyak 3.817 1. Banyaknya bangunan/rumah yang sudah 1. Peningkatan kesadaran masyarakat unit dan terus mengalami peningkatan sehingga tahun ada sebelum Perda IMB diberlakukan untuk mengurus IMB 2012 mencapai 8.449 unit. Ada peningkatan rata-rata 2. Sebagian masyarakat belum mengurus 2. Penegakan sanksi terhadap 82% dalam kurun waktu 2008-2012. Penambahan ini IMB pelanggaran IMB menunjukkan semakin meningkatnya pembangunan di Kota Parepare dari tahun ke tahun.
Bab IV - 11
No 6 6.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA
6.2
Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
6.3
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA
6.4
Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD (%)
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Dokumen RPJPD Kota Parepare Tahun 2005 - 2025 telah ditetapkan melalui Perda No. 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 Dokumen RPJMD Kota Parepare telah ditetapkan melalui Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 20082013
Belum semua SKPD mengacu pada RPJPD dalam penyusunan Renstra SKPD
Peningkatan Koordinasi antara Bappeda dengan SKPD dalam menyusun dokumen-dokumen perencanaann 1. Penyusunan RPJMD tahun 20132018 harus berpedoman pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 dengan mencantumkan indikator kinerja utama dan target yang ingin dicapai. 2. Pelaksanaan koordinasi yang intensif antara Bappeda dengan SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD 1. Pelaksanaan koordinasi yang intensif antara Bappeda dengan SKPD dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD 2. Penjabaran program / kegiatan RKPD dalam Renja SKPD secara konsisten
Penyusunan Dokumen RKPD telah dilaksnakan setiap 1. Sinkronisasi antara program prioritas dan target capaian antara RKPD dengan tahunnya RPJMD belum dapat dilaksanakan secara maksimal karena IKU dan terget dalam RPJMD kurang jelas 2. Belum terciptanyan Konsistensi program dan kegiatan dalam RKPD dengan PPAS/APBD Penjabaran Program RPJMD dalam RKPD sebesar Sinkronisasi antara program prioritas dan target 100% capaian antara RKPD dengan RPJMD belum dapat dilaksanakan secara maksimal karena IKU dan terget dalam RPJMD kurang jelas
Pelaksanaan koordinasi yang intensif antara Bappeda dengan SKPD dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD
Bab IV - 12
No 7
7.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum
7.2
Rasio ijin trayek
7.3
Jumlah uji kir angkutan umum
7.4
Jumlah Pelabuhan Terminal bus
7.5
Angkutan darat
7.6
Kepemilikan KIR angkutan umum
7.7
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
7.8
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Pemasangan rambu-rambu
7.9
Laut/Udara/
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Jumlah arus penumpang angkutan umum selama periode tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan dan pada tahun 2012 mencapai 4.488.000, hal ini menunjukkan mobilitas masyarakat cukup tinggi yang diimbangi oleh kinerja pelayanan transportasi yang cukup baik
Beberapa sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung seperti terminal penumpang yang hingga sekarang belum bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin
Optimalisasi penumpang
Jumlah ijin trayek yang telah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan setiap tahunnya terus meningkat dari 96 ijin pada tahun 2008 kemudian meningkat hingga 150 ijin pada tahun 2012 Jumlah uji KIR pada tahun 2012 hanya 196 sangat jauh berkurang jika dibanding tahun 2008 yang mencapai 380
Peningkatan izin trayek masih kurang diharapkan dapat mencapai 300 izin trayek yang dikeluarkan
Peningkatan pelayanan pengurusan izin trayek
Pelabuhan Laut 3 buah dan Terminal Bus 3 buah sudah mencukupi bagi Kota Parepare
Belum optimalnya pemanfaatan Terminal Bus 1. angkutan Darat serta belum maksimalnya pemanfaatan Pelabuhan Semi Kontainer di Cappa Ujung 2.
Persentase Angkutan darat selama periode 2008-2012 menunjukkan angka yang stabil yaitu 9,52% Pada tahun 2008 kepemilikan KIR mencapai 1.843 namun pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 1.539 Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kelayakan angkutan Umum (KIR) adalah 15 - 30 menit dan telah memenuhi standar Kementrian Perhubungan Selama periode 2008-2012 biaya pengujian KIR sebesar Rp. 26.000 - Rp. 30.500 yang ditetapkan melaui Perda Pemasangan rambu-rambu mencapai 100% selama lima tahun terakhir
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan pemanfaatan
terminal
Jumlah uji KIR angkutan umum hanya tergantung pada jumlah kendaraan yang masuk di Kota Parepare Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pengelolaan Terminal Bus dan Pelabuhan Laut Pengintegrasian moda transportasi
Peningkatan pelayanan pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Waktu yang dibutuhkan masih perlu dikurangi hingga maksimal 20 menit
Peningkatan pelayanan pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
Masih banyak pengguna jalan yang belum mentaati rambu-rambu lalu lintas
Peningkatan pelayanan pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Peningkatan kesadaran pengguna jalan untuk mentaati rambu-rambu lalu lintas
Bab IV - 13
No 8
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Lingkungan Hidup
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Pada tahun 2008 volume sampah 177.025 m3 yang dapat ditangani 172,645 m3 (97,53%), namun pada tahun 2012 penanganan sampah berkurang dari volume sebesar 183.595 m3 yang tertangani hanya 171.185 m3 (93,24%) Jumlah penduduk yang berakses air minum terus mengalami peningkatan, pada tahun 2012 mencapai 80,16%. Capaian ini telah melampaui target pemerintah sebesar 80% serta jauh di atas target MDGs sebesar 68,87%.
1. Penanganan sampah selalu terfokus pada timbunan sampah (pengangkutan dari TPS ke TPA) 2. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengurangi volume sampah 1. Belum optimalnya pengelolaan air baku air minum yang dikelola oleh PDAM sehingga mempengaruhi kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat 2. Kurangnya sumber air baku 3. Penduduk yang belum dapat mengakses air minum masih cukup besar yaitu 19,84%
8.1
Persentase penanganan sampah
8.2
Persentase Penduduk berakses air minum
8.4
Pencemaran status mutu air
Pencemaran status mutu air sejak tahun 2008 - 2012 mencapai 28,57%
8.5
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air hanya mencapai 50% Di Kota Parepare hanya 1 perusahaan yang wajib amdal dan telah memenuhi kewajibannya sehingga capaiannya 100% Hingga tahun 2012, daya tampung TPS mencapai 710 m3 (0,54%) dengan jumlah penduduk 132.048 jiwa. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Kota Parepare, maka rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk juga terus meningkat setiap tahunnya
8.6 8.7
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
1. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengurangi volume sampah rumah tangga 1. Peningkatan kualitas pengelolaan air baku pada IPA PDAM 2. Peningkatan cakupan penduduk yang berakses air minum melalui peningkatan sambungan rumah 3. Penambahan kapasitas air baku melalui eksplorasi dan eksploitasi 4. Perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan Belum optimalnya penanganan kerusakan 1. Peningkatan kapasitas SDM lingkungan akibat tidak tersedianya sistem data aparatur dan informasi yang terintegrasi 2. Peningkatan penyediaan data dan informasi lingkungan hidup Masih kurangnya keterlibatan masyarakat Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penghijaun dalam penghijauan
TPS cenderung menjadi tempat penumpukan sampah yang mengakibatkan bau pada masyarakat sekitar dan mengganggu keindahan sehingga sebagian masyarakat merasa terganggu dengan adanya TPS dilingkungannya
Peningkatan frekuensi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
Bab IV - 14
No 10 10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kependudukan dan Catatan Sipil Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk
Rasio bayi berakte kelahiran
Rasio pasangan berakte nikah
Kepemilikan KTP
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Jumlah penduduk yang mempunyai KTP terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 jumlah penduduk yang wajib ber-KTP 88.809 jiwa dan yang mempunyai KTP 78.428 jiwa sehingga rasionya sudah sekiat 1 : 1 yang berarti bawah setiap penduduk yang wajib KTP sudah semuanya telah memiliki KTP. Rasio bayi berakte kelahiran pada tahun 2008 sebesar 2,95 dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 3,08
Sebagian masyarakat masih kurang memahami tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan
1.
Sebagian masyarakat masih kurang memahami tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan
1.
Dalam kurun waktu 2008-2012, dari keseluruhan pasangan nikah yang ada sudah seluruhnya memiliki akta nikah sehingga rasionya sudah 1 : 1
Sebagian masyarakat masih kurang memahami tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan
1.
Jumlah Kepemilikan KTP mencapai 88,31%
Sebagian masyarakat masih kurang memahami tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan
1.
2.
2.
2.
2.
Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk
Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2012 mencapai 18,34%
Sebagian masyarakat masih kurang memahami tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan
1.
Ketersediaan database kependudukan skala provinsi
Sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 database kependudukan skala propinsi telah tersedian di kab/kota
Pengoperasian dan pemeliharaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara terpadu belum terkoordinasi dengan baik
1.
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Sejak tahun 2013 KTP Nasional Beerbasis NIK telah diterapkan di Kota Parepare
Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK belum menjangkau seluruh masyarakat
2.
2.
Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Sosialisasi tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Sosialisasi tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Sosialisasi tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Sosialisasi tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Sosialisasi tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dalam menyusun database kependudukan Peningkatan koordinasi antar tingkat pemerintahan dalam pengopersian SIAK Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan
Bab IV - 15
No 11 11.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Interpretasi Capaian Target Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pemerintah Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi perempuan 1. Partisipasi perempuan di legislatif mencapai 16% dari 1. Masih rendahnya persentase perempuan di 1. Peningkatan pendidikan politik bagi dilembaga pemerintah keseluruhan anggota Legislatif lembaga legislatif perempuan 2. Partisipasi Perempuan dalam lembaga pemerintahan 2. Tingginya dominasi laki-laki pada jabatan 2. Penerapan kebijakan afirmasi untuk sebesar 57,10% struktural di lembaga pemerintahan karena memberikan ruang yang setara perempuan lebih banyak pada jabatan antara perempuan dan laki-laki pada fungsional (guru dan perwat) jabatan struktural 3. Belum ada kebijakan afirmasi untuk mendorong keterwakilan perempuan pada jabatan struktural
11.2
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
Partisipasi perempuan pada lembaga swasta mencapai 23,05%
11.3
Rasio KDRT
Rasio KDRT dalam tahun 2012 mencapai 0,11
1. Masih adanya keengganan korban KDRT untuk melaporkan ke pihak yang berwenang 2. Layanan penanganan korban KDRT belum berfungsi secara optimal 3. Sarana dan prasarana P2TP2A belum memadai 4. Belum tersedianya rumah aman bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
Jumlah tenaga kerja di bawah umur mencapai 5,04%
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan rumah tangga dan rendahnya pendidikan memicu meningkatnya jumlah pekerja di bawah umur 2. Tidak ada jaminan kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan bagi tenaga kerja di bawah umur
11.4
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Rendahnya akses dan partisipasi perempuan di lembaga swasta
Peningkatan kapasitas/skil perempuan untuk dapat berpartisipasi di lembaga swasta 1. Peningkatan upaya KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) kepada seluruh masyarakat dan lembaga pemerhati perempuan dan anak untuk pencegahan deteksi dini, dan penanganan kasus KDRT 2. Optimalisasi penerapan SPM bidang layanan terpadu penanganan korban kekerasan terhadap ibu dan anak 1. Peningkatan penanggulangan anak putus sekolah 2. Peningkatan akses terhadap kesehatan dan pendidikan bagi tenaga kerja di bawah umur atau anak yang terpaksa bekerja
Bab IV - 16
No 11.5
11.6
12
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Partisipasi angkatan kerja perempuan
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
12.1
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata-rata jumlah anak per keluarga
12.2
Rasio akseptor KB
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Pada tahun 2012, partisipasi angkata kerja perempuan mencapai 13,42%
1.
Masih adanya budaya patriarkhi dalam 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat masyarakat sehingga akses perempuan di tentang kesetaraan gender dalam sektor publik terbatas mengakses peluang kerja 2. Adanya perbedaan upah antara tenaga kerja 2. Pengawasan penerapan perempuan dengan tenaga kerja laki-laki perlindungan pekerja perempuan di perusahaan/lembaga swasta
Data tahun 2013 untuk perempuan 57,36% dan anak 55,36%
1. Masih kurangnya pemahaman tentang hak perempuan dan anak 2. Masih adanya anggapan bahwa laki-laki lebih berperan dari perempuan 3. Partisipasi anak dan suara anak belum menjadi pertimbangan pemerintah
Dalam kurun waktu tahun tahun 2008 hingga 2012, ratarata jumlah anak perkeluarga adalah sebanyak 2 orang.
Masih perlunya pemahaman masyarakat tentang keutamaan berencana
Pada tahun 2008, rasio akseptor KB sudah daapat dikatakan hampir berhasil karena perbandingan rasionya adalah 1 : 2 dimana untuk setiap 2 pasangan usia subur baru satu pasangan yang menjadi akseptor KB .
Partisipasi KB Pria masih rendah
kepada keluarga
1. Meningkatkan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang sama 2. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban anak 3. Meningkatkan pemahaman tentang kewajiban orang tua terhadap anak
1. Penyebarluasan KIE Generasi berencana 2. Penyebarluasan informasi keluarga kecil sehat dan sejahtera 3. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang perencanaan kelahiran anak 1. Peningkatan kualitas dan cakupan layanan KB, khususnya bagi pasangan usia subur 2. Mendorong partisipasi pria dalam ber-KB
Bab IV - 17
No 12.3
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Cakupan peserta KB aktif
12.4
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
13 13.1
Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan panti jompo dan panti rehabilitasi
13.2
13.3
Interpretasi Capaian Target Cakupan KB aktif mencapai 104,27% yang menunjukkan bahwa jumlah peserta KB aktif lebih besar dari jumlah pasangan usia subur. Capaian propinsi hanya 73,47% Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I mencapai 42,95%, lebih tinggi dibanding propinsi yang hanya 38,29%
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Partisipasi KB Pria masih rendah
1. Peningkatan kualitas dan cakupan layanan KB, khususnya bagi pasangan usia subur 2. Mendorong partisipasi pria dalam ber-KB 1. Masih tingginya presentasi keluarga pra 1. Perluasan lapangan kerja layak sejahtera dan Keluarga sejahtera 1 2. Peningkatan partisipasi ber-KB 2. Adanya kecendrungan peningkatan 3. Penyuluhan tentang dampak pernikahan dini di kalangan remaja negatif pernikahan dini dan pentingnya perencanaan keluarga
Jumlah sarana sosial sejak tahun 2008 hingga 2012 masih tetap 10 buah
Alokasi anggaran untuk peningkatan sarana dan prasarana pendukung sangat terbatas
Perlunya peningkatan alokasi anggaran
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan kian menurun, pada tahun 2008 mencapai 124,26% namun pada tahun 2012 berkurang menjadi 21,70%
1. Jumlah anggaran untuk pemberian bantuan bagi PMKS sangat terbatas sehingga masih banyak PMKS yang tidak menerima bantuan 2. Belum adanya data yang valid tentang PMKS dan standarisasi PMKS yang boleh menerima bantuan
1. Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap PMKS 2. Menambah alokasi anggaran sehingga jangkauan pelayanan bagi PMKS dapat diperluas 3. Ketersediaan data yang valid tentang PMKS
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial juga mengalami penurunan, pada tahun 2008 mencapai 88,10% namun pada tahun 2012 hanya 15,38%
Penyelesaian masalah PMKS masih parsial dan terfokus pada pemberian bantuan
1. Adanya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menangani PMKS 2. Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap PMKS 3. Penyelesaian PMKS secara komprehensif dengan melibatkan seluruh komponen terkait. 4. Peningkatan pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial bagi kebutuhan dasar
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 18
No 14 14.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Ketenagakerjaan Angka partisipasi angkatan kerja
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Angka partisipasi angkatan kerja pada tahun 2012 mencapai 66,48%, lebih tinggi dibanding propinsi yang sebesar 62,82%
Rendahnya keterampilan tenaga kerja
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pelatihan keterampilan dan manajemen
14.2
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
Angka sengketa pengusaha pekerja pada tahun 2012 adalah 1,58%, capaian ini lebih baik dibanding capaian propinsi sebesar 12,50%
Pada umumnya tenaga kerja mempunyai posisi 1. Penetapan upah minimum propinsi tawar yang rendah terhadap besaran upah yang disesuaikan dengan sehingga menimbulkan sengketa dengan kemampuan pengusaha serta pengusaha pengawasan yang ketat dalam implementasinya 2. Peningkatan peran pemerintah dalam penyelesaian sengketa pekerja dan pengusaha
14.3
Tingkat partisipasi angkatan kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2012 sebesar 63,05%
Perlunya peningkatan tenaga kerja
bagi
Revitalisasi Kantor Pelatihan kerja sebagai tempat pembinaan dan pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja
14.4
Pencari kerja yang ditempatkan
Dalam lima tahun terakhir rata-rata pencari kerja yang ditempatkan sebesar 51,94%, capaian tertinggi pada tahun 2011 sebesar 57,85% jauh lebih tinggi dibanding capaian propinsi sebesar 12,80%
1. Ketersediaan lapangan kerja masih terbatas 2. Ketidaksesuaian antara jenis pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja
1. Penciptaan/perluasan lapangan kerja baru 2. Peningkatan pelatihan kerja berbasis kebutuhan pasar kerja
14.5
Tingkat pengangguran terbuka
Tingkat pengangguran terbuka dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan, pada tahun 2008 mencapai 19,33% sedang tahun 2012 berkurang menjadi 4,21%, adapun capaian propinsi sebesar 5,87%
1. Pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibanding lapangan kerja yang tersedia 2. Aksessibilitas Informasi bursa tenaga kerja masih terbatas
14.6
Keselamatan dan perlindungan
Jumlah perusahaan yang menerapkan K3 selama kurun waktu 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2008 ada 124 (16,23%) perusahaan hingga tahun 2012 ada 248 (30,17%) Belum ada aturan dari pemerintah daerah
Belum semua perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya dalam program perlindungan Jamsostek
1. Penciptaan/perluasan lapangan kerja baru 2. Pengembangan sistem informasi bursa tenaga kerja yang mudah diakses Mendorong pemilik perusahaan untuk mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan Jamsostek
14.7
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
keterampilan
Bab IV - 19
15.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Persentase koperasi aktif
15.2
Jumlah UKM non BPR / LKM UKM
Jumlah UKM aktif Non BPR/LKM UMKM selama kurun waktu tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2008 sebanyak 3.050 UKM Aktif hingga Tahun 2012 mencapai 4.349
Jumlah BPR / LKM Usaha Mikro Kecil
Data tidak ada Usaha Mikro dan Kecil yang ada di Kota Parepare selama lima tahun terakhir mencapai lebih dari 99% dari jumlah seluruh UMKM yang ada. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah usaha mikro dan usaha kecil setiap tahunnya
No 15
15.3 15.4
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Jumlah koperasi pada tahun 2012 adalah 204 unit namun yang aktif beroperasi hanya 103 unit (50,49%). Capaian ini lebih rendah dari capaian propinsi sebesar 69%
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
1. Regulasi bidang ekonomi yang dikeluarkan 1. Perlu adanya komitmen yaang kuat belum sepenuhnya berpihak pada dari pemerintah untuk menyusun pengembangan koperasi regulasi yang berpihak pada 2. Belum optimalnya peran pemerintah dalam perkembangan koperasi menggalakkan gerakan perkoperasian 2. Optimalisasi peran pemerintah dalam membina koperasi 1. Terbatasnya kemampuan manajerial yang 1. Peningkatan kemampuan dimiliki pelaku UKM manajerial pelaku UKM melalui 2. Kurangnya aksesibilitas pelaku UKM dalam pelatihan dan bimbingan teknis mendapatkan tambahan modal untuk 2. Fasilitasi pelaku UKM dalam pengembangan usaha melalui lembaga memperoleh kredit usaha dengan keuangan bunga rendah 1. Terbatasnya kemampuan manajerial yang dimiliki pelaku Usaha Mikro Kecil 2. Kurangnya aksesibilitas pelaku Usaha Mikro Kecil dalam mendapatkan tambahan modal untuk pengembangan usaha melalui lembaga keuangan
1. Peningkatan kemampuan manajerial pelaku UMK melalui pelatihan dan bimbingan teknis 2. Fasilitasi pelaku UMK dalam memperoleh kredit usaha dengan bunga rendah 3. Pemberdyaan pelaku UMK melalui regulasi dan bantuan usaha dari pemerintah
Bab IV - 20
No
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Penyelenggaraan festival budaya yang dilakukan mulai meningkat dari 3 kali pada tahun 2008 menjadi 5 kali sejak tahun 2009-2012
1. Kurangnya Promosi pelaksanaan Festival seni dan budaya sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui 2. Pelaksanaan Festival Seni Budaya masih cenderung bersifat kedaerahan sehingga belum mampu menarik banyak pengunjung dari luar daerah 3. Anggaran pelaksanaannya masih bergantung pada APBD
1. Peningkatan promosi pelaksanaan Festival 2. Untuk menarik pengunjung dari luar daerah maka pelaksanaan festival seni budaya harus ditingkatkan menjadi skala propinsi maupun nasional sehingga perlu kerja sama dengan pihak ketiga 3. Penganggaran pelaksanaan Festival dilakukan melalui kerja sama saling menguntungkan dengan pihak sponsor sehingga anggaran yang dialokasikan dalam APBD hanya sebagai "pemicu" untuk menggalang dana yang lebih besar dari pihak sponsor
17 17.1
Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya
17.2
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
Jumlah Sarana penyelenggaraan seni dan budaya meningkat dari 4 unit pada tahun 2008 menjadi 8 unit pada tahun 2012
Masih kurangnya sarana penyelenggaraan seni dan budaya yang representatif
Perlu peningkatan sarana penyelenggaraan seni dan budaya agar lebih representatif
17.3
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan sejauh ini masih 1 - 2 buah
Belum adanya data yang valid tentang jumlah Benda, situs dan kawasan cagar budaya
Perlunya pendataan tentang jumlah Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang ada di Kota Parepare
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 21
No
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
18 18.1
Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda
18.2
Jumlah organisasi olahraga
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Jumlah organisasi kepemudaan sebanyak 29 organisasi
Belum adanya pola yang jelas/baku tentang pemberdayaan organisasi pemuda
Memfasilitasi secara terbatas baik teknis, manajemen maupun dana dalam rangka mewujudkan organisasi kepemudaan yang mandiri
Organisasi olahraga yang tercatat sebanyak 29 organisasi
Belum terpolanya pemassalan dan pembinaan olahraga
1. 2.
Meningkatkan pola pembinaan atlet melalui olahraga pelajar Perlunya prioritisasi cabang olahraga yang akan dikembangkan
18.3
Jumlah kegiatan kepemudaan
Jumlah kegiatan kepemudaan sebanyak 36 Jenis
Kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan belum dikoordinasikan dengan baik diantara organisasi kepemudaan
Mendorong dan memfasilitasi kegiatan kepemudaan untuk meningkatkat produktifitas, kreativitas dan prestasi generasi muda
18.4
Jumlah kegiatan olahraga
Jumlah kegiatan olah raga sebanyak 6 jenis
Ketersediaan saran dan prasarana olahraga belum optimal dalam mendukung kegiatan keolahragaan
Fasilitasi sarana olahraga yang berkualitas
18.5
Gelanggang/balai swasta)
Jumlah gelanggang/balai remaja sampai tahun 2012 hanya 2 unit
Kurangnya jumlah gelanggang remaja jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Memfasilitasi pendirian gelangggang/ balai remaja yang baru
18.6
Lapangan olahraga
Jumlah lapangan olahraga sebanyak 174 buah (1,3%) dari jumlah penduduk
Terbatasnya lahan untuk lapangan olahraga
1. 2.
remaja
(selain
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
dan prasarana memadai dan
Memfasilitasi ketersediaan lahan Meningkatkan keterlibatan pihak swasta/BUMN
Bab IV - 22
No 19
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
19.2
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan LKP Kegiatan pembinaan politik daerah
19.3
Jumlah LSM
19.1
20
20.1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
Interpretasi Capaian Target
Selama tahun 2012 hanya dilaksanakan 1 kegiatan Kegiatan pembinaan politik daerah dilaksanakan sebanyak 5 kali dalam tahun 2012 Jumlah LSM pada tahun 2012 sebanyak 51 LSM
Rasio jumlah polisi pamong praja tahun 2012 adalah 3
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kurangnya perhatian pemerintah dalam membina LSM, Ormas dan LKP
Peningkatan pelaksanaan kegiatan pembinaan LSM, Ormas dan LKP
Masih ada LSM yang tidak aktif
Perlunya koordinasi yang baik antara pemerintah dan LSM dalam menjalankan fungsi masing-masing
1. 2.
20.2
Belum berimbangnya jumlah Polisi Pamong Praja dengan jumlah penduduk Belum semua anggota polisi pamong praja bersertifikasi
Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
Hingga tahun 2012 jumlah Linmas masih nihil Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan adalah rata-rata 8 unit yang ada disetiap kelurahan
Belum optimalnya pemanfaatan Poskamling dalam menjaga keamanan lingkungan
20.4
Penegakan Perda
20.5
Cakupan patroli petugas Satpol PP
20.6
Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten
Penegakan Perda yang dilakukan pada tahun 2012 adalah 60% Jumlah patroli petugas satpol PP pada tahun 2012 adalah 153 orang lebig rendanh dibanding tahun 2011 (243 orang) dan tahun 2010 (557 orang) Pada tahun 2012, jumlah pelanggaran K3 adalah 183 kasus dan yang ditangani mencapai 169 kasus (92,35%) lebih tinggi dari capaian propinsi (91%)
Jumlah Penyidik PNS penegak Perda masih terbatas Masih kurangnya sarana dan prasarana patroli yang berdampak pada kurangnya intensitas cakupan patroli Satpol PP Jumlah Penyidik PNS masih terbatas
20.3
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
1. 2.
Pengangkatan polisi pamong praja sesuai kebutuhan dan kondisi Kota Parepare Peningkatan kompetensi Polisi Pamomg Praja melalui pendidikan dan pelatihan
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan poskamling dalam menjaga keamanan lingkungan Meningkatkan kapasitas Penyidik PNS dan Satpol PP dalam penegakan Perda Peningkatan ketersedian sarana dan prasarana Patroli Satpol PP Meningkatkan kapasitas Penyidik PNS dan Satpol PP dalam penyelesaian pelanggaran K3
Bab IV - 23
No 20.7 20.8
20.9 20.10
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kaota Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Cakupan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
21 21.1
Ketahanan Pangan Regulasi ketahanan pangan
21.2
Ketersediaan pangan utama
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Hingga tahun 2012 jumlah Linmas masih nihil Jumlah Mobil Pemadam kebakaran pada tahun 2012 1. Sebagian sarana dan prasarana yang ada sebanyak 7 unit jika dibanding dengan jumlah penduduk telah dimakan usia (131.915 jiwa) rasionya 0,01% 2. Masih kurangnya kapasitas petugas pemadam kebakaran Data tidak ada
1. 2.
Perlunya peremajaan sarana dan prasarana Meningkatkan kapasitas petuga pemadam kebakaran melalui pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjutan
Dalam kurun waktu tahun 2008-2012, cakupan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan /kelurahan yang baik sudah rata-rata 100% Regulasi ketahanan pangan diperlukan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan hak atas pangan, namun hingga tahun 2013 regulasi ketahanan pangan belum ada
Dengan ketiadaan regulasi ketahanan pangan maka pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan hak atas pangan akan berjalan tanpa aturan hukum yang jelas
Perlunya penyusunan ketahanan pangan
Regulasi
Pada tahun 2012, rata-rata ketersediaan pangan utama 1. Sebagian besar pangan utama (beras) 1. Perlunya peningkatan produksi lokal mencapai 25.958 ton untuk memenuhi kebutuhan 132.048 berasal dari daerah sekitar karena untuk memenuhi kebutuhan pangan jiwa penduduk produksi lokal belum mampu memenuhi utama kebutuhan masyarakat 2. Perlunya menjaga kelancaran sistem 2. Ketersediaan pangan utama sangat dan jalur distribusi pangan tergantung pada kelancaran distribusi pangan
Bab IV - 24
No 22 22.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Jumlah kelompok yang dibina oleh LPM cenderung stagnan
Perlunya peningkatan jumlah kelompok binaan untuk setiap LPM
Jumlah kelompok yang dibina oleh PKK cenderung stagnan
Perlunya peningkatan jumlah kelompok binaan PKK untuk meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat Perlunya penyusunan Database dan pembinaan terhadap jumlah LSM yang aktif bergerak dalam pemberdayaan masyarakat Pemerintah daerah harus melakukan penilaian dan pemberian reward bagi LPM yang berhasil dalam pemberdayaan masyarakat
22.2
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir rata-rata LPM hanya membina 10 kelompok. Capaian ini lebih baik dibanding rata-rata propinsi yang hanya 1 kelompok binaan per LPM Jumlah kelompok binaan PKK dalam lima tahun terakhir rata-rata 10 kelompok
22.3
Jumlah LSM
Jumlah LSM pada tahun 2012 sebanyak 51 LSM
Data LSM aktif belum terinventaris dengan baik khususnya LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat
22.4
LPM Berprestasi
Dari 110 jumlah LPM pada tahun 2012, 6 diantaranya merupakan LSM berprestasi (5,45%) lebih baik dibanding capaian propinsi (0,96%)
Masih rendahnya aktivitas penghargaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menilai kinerja LPM di bidang pemberdayaan masyarakat
22.5
PKK aktif
Selama periode 2008 - 2012 tercatat ada 27 PKK dan semuanya aktif dalam pemberdayaan masyarakat (100%)
Koordinasi antara Tim Penggerak PKK tingkat kota dengan TP PPK tingkat kecamatan dan kelurahan masih kurang
1.
Jumlah posyandu yang tercatat tahun 2012 sebanyak 115 posyandu dan yang aktif memberikan pelayanan kesehatan sebanyan 112 posyandu (97,39%). Capaian ini masih rendah dibanding capaian propinsi (98,,89%)
1. 2.
1.
22.6
Posyandu aktif
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
3.
Beberapa kader posyandu belum terlatih Sarana dan prasarana Posyandu masih terbatas Biaya transportasi kader posyandu masih terbatas (Rp.65.000/bulan)
2.
2. 3.
Peningkatan koordinasi antar TP PKK di semua tingkatan Perlunya revitalisasi peran PKK sehingga dapat berperan lebih besar dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan Meningkatkan kualitas kader posyandu melalui pelatihansecara reguler Inventarisasi dan peningkatan sarana dan prasarana posyandu Peningkatan biaya transportasi kader posyandu
Bab IV - 25
No
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
23 23.1
Statistik Buku "Kabupaten/Kota Dalam Angka"
Interpretasi Capaian Target
Buku Parepare Dalam Angka sudah tersedia
Permasalahan
1.
2.
23.2
Buku " PDRB Kabupaten/Kota"
24 24.1
Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku
Buku PDRB telah tersedia
Penyelesaian penyusunan PDRB sangat terlambat biasanya pada akhir tahun
Dari 33 SKPD yang ada baru 5 SKPD (15,15%) yang mengelola arsip secara baku
1. 2. 3.
4.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Format Data yang disajikan dalam DDA sangat kaku sehingga banyak data yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan daerah tidak tersedia Penyelesaian penyusunan DDA sangat terlambat biasanya diakhir tahun
Ketersediaan tenaga arsiparis sangat terbatas Pengelolaan Arsip di SKPD masih apa adanya belum dikelola sesuai dengan kaidah kearsipan Belum dilaksanakannya UU no. 43 Tahun tentang Kearsipan yang mengamanatkan pembentukan unit kearsipan di setiap SKPD Ketersediaan sarana dan prasarana kearsipan masih terbatas
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
1.
Perlunya perubahan format data sehingga data yang tersaji lebih sesuai dengan kebutuhan perencanaan pembangunan daerah 2. Perlunya percepatan penyelesaian Buku DDA sehingga data yang tersaji dapat dimanfaatkan dalam penyusunan dokumen perencanaan Perlunya percepatan penyelesaian Buku PDRB sehingga data yang tersaji dapat dimanfaatkan dalam penyusunan dokumen perencanaan 1. 2.
3.
4.
Penyediaan tenaga arsiparis di semua SKPD Peningkatan SDM pengelola kearsipan agar dapat menerapkan kaidah kearsipan dalam pengelolaan arsip Mendorong semua SKPD untuk membentuk unit pengelola arsip sesuai ketentuaa peraturan perundang-undangan Peningkatan sarana dan prasarana kearsipan
Bab IV - 26
No 24.2
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Peningkatan SDM pengelola kearsipan
25.1 25.2
Komunikasi dan Informatika Jumlah jaringan komunikasi
25.3
Rasio wartel/warnet penduduk
25.4
Jumlah surat kabar nasional/lokal
terhadap
Interpretasi Capaian Target Jumlah kegiatan peningkatan SDM Pengelola kearsipan sebanyak 2 kali
2.
Ketersediaan dan kapasitas SDM pengelola arsip belum memadai Belum optimalnya pembinaan pengelolaan kearsipan di SKPD karena kurangnya tenaga arsiparis
1. 2.
Peningkatan jumlah dan kapasitas SDM pengelola arsip melalui diklat atau bintek Penyediaan tenaga arsiparis di semua SKPD
Jaringan komunikasi seluler di beberapa wilayah (khususnya daerah kota atas) memiliki kualitas yang rendah
Peningkatan kualitas jaringan komunikasi seluler di beberapa wilayah bagian kota atas
Jumlah warnet pada tahun 2012 sebanyak 21 unit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk maka rasionya mencapai 1 : 6.288
Distribusi warnet belum merata masih terfokus pada wilayah kota sehingga beberapa wilayah lainnya belum terdapat warnet Penyajian informasi penyelenggaraan pemerintah daerah yang up to date melalui surat kabar masih terbatas
Penyediaan saranan dan prasarana jaringan komunikasi pada wilayah yang belum tersedia warnet
1.
1.
Jumlah surat kabar nasional yang beredar adalah 8 jenis
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Pada tahun 2012 Jumlah penyiaran radio adalah 3 unit dan jumlah TV Lokal 1 unit
25.6
Website milik Pemerintah Daerah
Sejak beberapa tahun terakhir pemerintah daerah telah memiliki website
Pameran/expo
Pada tahun 2012 dilaksanakan 1 (satu) kali pameran / expo
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
1.
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Jumlah jaringan komunikasi yang ada sebanyak 85 jaringan
25.5
25.7
Permasalahan
Kualitas stasiun televisi lokal dan siaran radio lokal masih rendah baik dari segi sarana dan prasaran maupun konten siaran 2. Kurangnya tenaga komisioner yang memantau konten penyiaran TV lokal dan siaran Radio Lokal Website pemerintah belum dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan kegiatan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai Jumlah pelaksanaan kegiatan pameran/expo sangat kurang
1. 2.
Peningkatan jumlah, kualitas dan kapasitas surat kabar lokal Peningkatan peran pemerintah dalam peningkatan kualitas dan kapasitas pemerintah daerah
Peningkatan Fasilitasi pemerintah daerah dalam peningkatan sarana dan prasarana serta konten siaran 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memantau konten penyiaran TV Lokal/Siaran Radio Lokal Peningkatan pengelolaan website pemerintah, termasuk pengembangan SDM pengelola, sarana dan prasarana maupun peningkatan jumlah informasi yang disajikan Perlunya peningkatan peran pemerintah dalam penyelenggaraan pameran /expo
Bab IV - 27
No 26 26.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Perpustakaan Jumlah Perpustakaan
Interpretasi Capaian Target Total jumlah perpustakaan yang ada di Kota Parepare adalah sebanyak 212 buah yang terdiri dari perpustakaan milik pemerintah daerah 1 unit, dan Perpustakaan diluar milik Pemda.
Permasalahan 1. 2. 3.
Jumlah dan jenis buku yang ada belum memadai Jenis buku untuk siswa dan mahasiswa sangat terbatas Kurangya tenaga pustakawan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan 1. 2.
3. 26.2
Persentase pengunjung perpustakaan per tahun
Pada tahun 2012 persentase pengunjung perpustakaan per tahun adalah 94,33 %
Jumlah kunjungan pengunjung perpustakaan sangat rendah menunjukkan kurangnya minat baca masyarakat karena belum tumbuhnya budaya baca di lingkungan keluarga
1. 2.
3. 26.3
Koleksi buku yang perpustakaan daerah
tersedia
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
di
Koleksi buku yang ada diperpustakaan kota pada tahun 2012 sebesar 34,09%
Koleksi buku sangat terbatas baik dari segi judul maupun jenis buku
Peningkatan alokasi anggaran pemerintah untuk memperbanyak jumlah dan jenis buku Pengadaan buku berkualitas untuk kalangan mahasiswa untuk mendukung berkembangnya pendidikan tinggi di Kota Parepare Peningkatan SDM tenaga pustakawan Peningkatan fasilitas serta pengelolaan perpustakaan untuk meningkatkan jumlah kunjungan Peningkatan peran pemerintah untuk memacu minat baca masyarakat khususnya siswa dan mahasiswa Peningkatan frekuensi Perpustakaan keliling
Peningkatan anggaran pengadaan buku untuk memperbanyak judul dan jenis buku
Bab IV - 28
No
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
URUSAN PILIHAN 1 1.1
Pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
Produktifitas padi dalam 5 tahun terkahir mengalami penurunan dari 5,09 ton pada tahun 2008 berkurang menjadi 3,51 ton pada tahun 2012.
1.
Penyediaan sarana produksi (benih dan pupuk) belum memenuhi prinsip 5T(tepat, waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat harga) Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana pertanian Sebagian lahan merupakan sawah tadah hujan
1.
Kontribusi sektor pertanian /perkebunan cenderung mengalami penurunan, tahun 2008 sektor pertanian berkontribusi 7,51% terhadap PDRB, namun pada tahun 2012 hanya berkotribusi 5,81%. Capaian ini jauh lebih rendah dibanding propinsi (24,79%)
Berkurangnya kontribusi sektor pertanian berbanding lurus dengan berkurangnya pendapatan petani yang mengakibatkan berkuranganya daya beli petani
1.
Kontribusi pertanian palawija juga mengalami penurunan dari 2,18% pada tahun 2008 berkurang menjadi 0,31%. Capaian ini jauh di bawah capaian propinsi (12,08%)
Produksi palawija dalam lima tahun terakhir berkurang drastis menyebabkan berkurangnya pendapatan petani
1.
2. 3. 1.2
1.3
Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB
Konstribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
2. 3.
2. 3.
2. 3.
Ketersediaan sarana produksi yang memenuhi prinsip 5T Perluasan jaringan irigasi dan peningkatan alat mesin pertanian Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha tani
Peningkatan sarana dan prasarana pertanian Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha tani Perbaikan dan peningkatan mutu hasil perkebunan (pengolahan pasca panen) Peningkatan sarana dan prasarana pertanian Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha tani Perbaikan dan peningkatan mutu hasil perkebunan (pengolahan pasca panen)
Bab IV - 29
No 1.5
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kontribusi produksi kelompok petani terhadap PDRB
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Kontribusi kelompok petani dalam PDRB tahun 2012 mencapai 4.937 ton (79,75%)
Produktifitas lahan yang dikelola kelompok tani sangat berkurang dalam 5 tahun terakhir
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan 1. 2.
1.6
Cakupan bina kelompok petani
2 2.1
Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Cakupan bina kelompok tani pada tahun 2012 sebesar 45,98%
Terbatasnya anggaran dialokasikan pemerintah kelompok tani
Luas hutan dan lahan kritis pada tahun 2012 mencapai 490 Ha namun yang telah direhabilitasi sekitar 10 Ha (2,04%)
1. 2. 3.
2.2
Kerusakan kawasan hutan
Kerusakan kawasan hutan mencapai 100 Ha (4%) 1. dari total luas hutan sebesar 2.499 Ha. Capaian ini masih lebih baik dari propinsi yang mencatat 12% 2. kawasan hutan yang rusak
2.3
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
Sektor kehutanan berkontribusi 0,69% (Rp. 16,350 M) dari total PDRB Kota Parepare
3 3.1
Peternakan Peningkatan Populasi ternak besar (% dari populasi)
Data Tidak Ada
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
bantuan yang untuk pembinaan
Kurangnya sumber daya pemerintah dalam melakukan rehabilitasi hutan dan lahan kritis Meningkantya deforestrasi dan degradasi hutan Rendahnya pengawasan hutan Meningkantya deforestrasi dan degradasi hutan Rendahnya pengawasan hutan
Luas Hutan yang ada di Parepare relatif kecil sehingga secara ekonomi tidak dapat berkontribusi besar dan dikhawatirkan peningkatan PDRB dari sektor kehutanan justru menambah luas lahan kritis
Peningkatan peran pemerintah dalam pembinaan dan penyuluhan bagi kelompok petani Fasilitasi permodalan dan pembiayaan bagi usaha kelompok tani
Peningkatan alokasi anggaran untuk bantuan kelompok tani
1.
Penyelesaian tata batas kawasan hutan dan peningkatan pengelolaan kawasan hutan 2. Peningkatan pengawasan hutan 3. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi hutan 1. Penyelesaian tata batas kawasan hutan dan peningkatan pengelolaan kawasan hutan 2. Peningkatan pengawasan hutan 3. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi hutan Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan dengan memperhatikan
Bab IV - 30
No 3.2 3.3 3.4
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Pelayanan umum kesehatan hewan (% dari laporan kasus) Pelayanan Inseminasi Buatan (% dari Laporan Kasus) Pengendalian penyakit menular/zoonosis ternak Brucellosis (% dari jumlah kasus)
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Persentase Pelayanan umum kesehatan yang dilaksanakan selama tahun 2010 - 2012 sebesar 90% Data Tidak Ada
Masih terbatasnya sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan hewan
Pengendalian penyakit menular/zoonosis ternak Brucellosis yang dilaksanakan tahun 2011 mencapai 25% dan tahun 2012 meningkat mencapai 75%
Belum semua kasus penyakit menular/zoonosis 1. ternak Brucellosis dapat ditangani sehingga dapat menular ke hewan lainnya 2.
Peningkatan sarana dan Fasilitas kesehatan hewan
3.
3.5
Pengendalian penyakit menular/zoonosis Avian Influensa (% dari jumlah kasus)
Pengendalian penyakit menular zoonosis Avian Influensa mencapai 60%
1. 2. 3.
3.6
Pencegahan penyakit Anthrax dan penyakit strategis ternak lainnya (% dari populasi)
Persentase pencegahan penyakit anthrax dan penyakit strategis ternak lainnya baru mencapai 33%
1. 2. 3.
3.7
Pencegahan penyakit rabies pada hewan kesayangan (% dari populasi)
Pada tahun 2012 pencegahan penyakit rabies mencapai 60%
1. 2. 3.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
prasarana
Peningkatan pelayanan penyakit menular/zoonosis ternak Brucellosis Peningkatan kapasitas petugas pelayanan penyakit menular hewan Peningkatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Peningkatan pelayanan penyakit menular/zoonosis Avian Influensa Peningkatan kapasitas petugas pelayanan penyakit menular hewan Peningkatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Peningkatan kapasitas SDM peternakan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Peningkatan pengawasan perdagangan ternak Peningkatan pelayanan penyakit rabies Peningkatan kapasitas petugas pelayanan penyakit menular hewan Peningkatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
Bab IV - 31
No 3.8
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Ketersediaan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu( penyakit ternak dan hewan kesayangan/hobby yang beroperasi
3.9
Regulasi sistem usaha pola kemitraan untuk ternak unggas potong yang pro kepada masyarakat peternak
4 4.1
Pariwisata Kunjungan Wisata(orang)
Interpretasi Capaian Target
Permasalahan
Data Tidak Ada
Data Tidak Ada
Jumlah pengunjung wisata dalam 5 tahun terakhir 1. mengalami peningkatan, pada tahun 2008 mencapai 225.594 orang meningkat menjadi 489.580 orang 2. pada tahun 2012 3. 4. 5. 6.
4.2 5 5.1
Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB Kelautan dan Perikanan Produksi Perikanan
Kontribusi sektor pariwisata pada tahun 2012 mencapai Pada tahun 2012 produksi perikanan ditargetkan 3.400 ton namun yang terealisasi 3.329 ton (97,91%)
1. 2. 3.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Sarana dan prasarana pariwisata sangat terbatas Belum adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kurangnya Promosi pariwisata Sangat terbatasnya ikon pariwisata yang dapat dijual Belum ada kegiatan tahunan/festival yang dapat menarik pengunjung dari luar daerah Parepare bukan merupakan Daerah Tujuan Wisata utama
Produksi perikanan masih didominasi oleh perikanan tangkap Keterbatasan sarana dan prasarana armada kapal penangkap ikan Pengelolaan hasil perikanan tangkap masih tradisional
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3.
Pengembangan sarana dan prasarana Pariwisata Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Penyelenggaraan even wisata sebagai agenda tahunan dengan melibatkan pihak ketiga Peningkatan promosi wisata
Pengembangan budidaya perikanan Peningkatan sarana dan prasaranA perikanan tangkap Pengembangan SDM masyarakat pesisir dalam pengelolaan hasil perikanan melalui pelatihan dan pendampingan
Bab IV - 32
No 5.2
5.3
5.4
6 6.1
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Konsumsi Perikanan
Cakupan Bina kelompok Nelayan
Produksi perikanan kelompok nelayan
Perdagangan Kontribusi sektor terhadap PDRB
perdagangan
Interpretasi Capaian Target Pada tahun 2012, konsumsi perikanan ditargetkan 31,92 Kg namun yang terealisasi hanya 30,,92 Kg (96,87%). Capaian ini lebih rendah dari propinsi yang mencpai 41,40 Kg
Permasalahan Penurunan ketersediaan ikan
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan 1. 2.
Pada tahun 2011, ada 45 kelompok nelayan dan semuanya memperoleh bantuan dari pemerintah. Adapun tahun 2012 belum terdata
Tidak adanya monitoring dan evaluasi terhadap dampak bantuan yang diberikan terhadap peningkatan produksi perikanan
Produksi perikanan kelompok nelayan hanya sekitar 798,96 ton (24%) dari total produksi tahun 2012 sebesar 3.329 ton. Angka ini sangat rendah dibanding capaian propinsi (72%)
1.
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB tahun 2012 mencapai Rp. 257,269 juta (28,84%) dari total PDRB, lebih tinggi dibanding rata-rata propinsi (17%)
Masih besarnya potensi peningkatan sektor perdagangan
2. 3.
1. 2.
Produktifitas kelompok nelayan masih 1. rendah Produksi kelompok nelayan sangat 2. bergantung pada hasil tangkapan Keterbatasan infrastruktur, sarana dan prasarana perikanan tangkap 3.
1. 2.
3. 6.2 6.3
Ekspor bersih perdagangan Cakupan Bina Kelompok Pedagang/usaha informal
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Pembinaan produk nilai tambah dan diseminasi teknologi pengolahan Peningkatan mutu produk hasil perikanan Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan kelompok nelayana Inovasi teknologi pada usaha perikanan Pendampingan dan pemberdayaan kelompok nelayan Peningkatan produksi melalui budidaya perikanan (perikanan darat dan keramba jaring apung) Pengembangan SDM Kelompok nelayan dalam kelembagaan dan pengelolaan hasil perikanan melalui pelatihan dan pendampingan Optimalisasi peran sektor perdagangan terhadap PDRB Peningkatan koordinasi antara pemerintah dengan stakeholders lainnya dalam upaya memacu kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Peningkatan dan pemanfaatan infrastruktur perdagngan
Data Tidak Ada Data Tidak Ada
Bab IV - 33
No 7 7.1
7.2
Bidang Urusan dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Perindustrian Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
7.3
Pertumbuhan industri
7.4
Cakupan bina kelompok pengrajin
Interpretasi Capaian Target Pada tahun 2008, Sektor industri mampu berkontribusi sebesar Rp. 19,214 Juta (2,93%) dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 22.972 juta (2,58%) dari total PDRB, capaian ini lebih rendah dari propinsi sebesar 12,23 %
1. 2.
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Industri yang ada didominasi oleh industri rumah tangga dan industri kecil lainnya Tidak adanya investasi pada sektor industri pengolahan
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB Produktifitas industri rumah tangga masih rendah sektor industri pada tahun 2012 sebesar Rp. 12,450 Milyard (24,68%) dari total PDRB sektor industri sebesar Rp. 50,448 Milyard. Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan industri 1. Pertumbuhan industri masih didominasi oleh menunjukka tren positif, pada tahun 2008 terdapat industri rumah tangga dan industri kecil 1.146 unit usaha dan pada tahun 2012 meningkat 2. Tidak adanya investasi di sektor industri menjadi 1.353 unit usaha pengolahan Pada tahun 2012, pemerintah daerah baru membina 47,94 % pengrajin
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Permasalahan
Masih kurangya peran pembinaan pengrajin
pemerintah
dalam
1.
Pembinaan industri rumah tangga dan industri kecil lainnya 2. Penyusunan regulasi yang dapat menarik investor 3. Penciptaan iklim investasi yang lebih baik 1. Peningkatan produktifitas industri rumah tangga melalui pembinaan dan bantuan peralatan 2. Peningkatan manajemen usaha 1. Pembinaan industri rumah tangga dan industri kecil lainnya 2. Penyusunan regulasi yang dapat menarik investor 3. Penciptaan iklim investasi yang lebih baik Meningkatkan peran pemerintah dalam pembinaan dan pemberdayaan pengrajin
Bab IV - 34
4.2.
ISU-ISU STRATEGIS Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau
dikedepankan
dalam
perencanaan
pembangunan
karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat dalam jangka panjang. Beberapa isu strategis yang cukup relevan di Kota Parepare adalah: 4.2.1. Isu Strategis di Tingkat Global a. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warning) pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui). Isu Global warning adalah permasalahan lingkungan hidup
perkotaan.
Perencanaan
perkotaan
yang
tidak
berwawasan lingkungan pasti akan mengalami kemunduran secara ekologis yang diakibatkan terjadinya ketidakharmonisan antara hubungan manusia dengan lingkungan hidup. Hal ini berimplikasi meningkatnya suhu udara diperkotaan. Penurunan air tanah, banjir/genangan, penurunan permukaan tanah, intrusi air laut, abrasi pantai, pencemaran air oleh bakteri dan unsur logam, pencemaran udara seperti peningkatan debu, kadar karbon monoksida (CO), Ozon (O3), karbon Dioksida (CO2), Oksida Nitrogen (NO) dan Belerang (SO)m serta suasana yang gersang, monoton, bising dan kotor, Olehnya itu untuk menuju
perencanaan
diperlukan
penataan
kota
yang
ruang
kota
berwawasan yang
lingkungan
sedapat
mungkin
disesuaikan dengan kondisi bio-geografi lingkungan alaminya. Kebijakan penataan ruang mutlak menerapkan keseimbangan antara ruang binaan dan ruang alam sehingga proses asimilasiRPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 35
metabolisme alami dalam lingkungan perkotaan tetap bias berlangsung secara alami dengan tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) b. Pengarusutamaan Gender Berdasarkan Instruksi Presiden tentang
Pengarusutamaan
Gender,
Nomor 9 Tahun 2000 yang
bertujuan
untuk
menurunkan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam mengakses dan memperoleh manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dalam dan penguasaan terhadap proses pembangunan, maka pengarusutamaan Gender ini menjadi salah satu isu strategis pembangunan di Kota Parepare. Selanjutnya berdasarkan Permendagri Nomor 67 Tahun 2011, setiap Pemerintah Daerah wajib menyusun kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang responsif gender ke dalam Dokumen RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD. Oleh karena itu dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 ini, semua yang terkait dengan responsif gender sudah harus dimasukkan. c. Pembangunan Berkelanjutan Dalam menghadapi Pembangunan Berkelanjutan di Kota Parepare, tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan namun juga harus memperhatikan isu lainnya yang mencakup tiga
lingkup
kebijakan
yaitu
:
pembangunan
ekonomi,
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Ketiga hal tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan, oleh karena itu maka Pemerintah Kota Parepare harus saling terpadu berupaya secara maksimal mengembangkan
potensi
sumberdaya
pembangunan
yang
memperhitungkan keuntungan dan manfaat rakyat banyak. Terkait
dengan
Pembangunan
Berkelanjutan
maka
Perencanaan menjadi titik awal dalam proses pembangunan, sehingga keterlibatan seluruh stake holders sangat diperlukan dalam
langkah
awal
yang
sangat
menentukan
tersebut.
Pengembangan suatu wilayah, tentunya memerlukan kajian
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 36
yang sangat mendalam agar supaya prinsip berkelanjutan dapat terpenuhi. Mekanisme dalam penyelenggaraan pembangunan akan baik apabila sesuai dengan alur proses manajemen, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi. d. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Konsep utama dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama
yang
saling
menguntungkan.
Konsep
tersebut
diharapkan dapat membentuk kawasan ini lebih dinamis serta kompetitif dibanding kawasan lainnya melalui mekanisme dan pengukuran baru. Pada 2015 mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN atau pasar bebas ASEAN tersebut mulai berlaku, oleh karena itu Kota Parepare harus mengantisipasi pemberlakukan
MEA
tersebut
dengan
cara
dampak dari meningkatkan
produk-produk unggulan yang ada di Kota Parepare baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya serta pembinaan terhadap seluruh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang akan memiliki
dampak
besar
terhadap
dalam
pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini. 4.2.2. Isu Strategis di Tingkat Nasional a. Keberlanjutan Desentralisasi dan Otonomi Daerah UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disertai
dengan
berbagai
peraturan
pelaksanaannya
telah
mengamanatkan perlunya upaya-upaya terkoordinasi secara nasional untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 37
kebijakan
Otonomi
Daerah.
Pemerintah
daerah
dengan
keleluasaannya untuk menentukan struktur organisasi serta mengelola
sumber
memungkinkan
daya
manusianya
menentukan
alokasi
sendiri,
anggaran
telah belanja
berdasarkan kebutuhan dan prioritasnya. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan implementasi otonomi daerah adalah kapasitas atau tingkat kemampuan daerah dalam berbagai bidang yang relevan. Oleh
karena
globalisasi,
itu
Kota
teknologi,
Parepare
dan
dalam
perubahan
menghadapi sosial
yang
mengakibatkan dampak yang besar terhadap penyelenggaraan pemerintahan
di
daerah,
perubahan-perubahan pelayanan
yang
harus
sudah
siap
menghadapi memberikan
tersebut
dengan
jalan
optimal
kepada
masyarakat
lebih
dalam
keterbatasan anggaran yang ada, meningkatkan kemampuan aparat Pemerintah daerah dalam berpikir, bersikap, bertindak kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan peluang-peluang serta mengatasi tantangan dalam perubahan yang begitu cepat. b. Peningkatan Daya Saing Isu utama pembangunan Nasional dalam lima tahun ke depan adalah peningkatan daya saing. Di dalam dokumen RPJP Nasional 2005-2025 disebutkan secara tegas bahwa substansi utama RPJM Nasional Tahapan Ketiga (2015-2019) adalah memantapkan menekankan
pembangunan
secara
pembangunan
menyeluruh
keunggulan
dengan
kompetitif
perekonomian yang berbasis pada sumberdaya alam yang tersedia,
sumberdaya
manusia
yang
berkualitas,
dan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Dalam kaitan ini, Kota Pare-Pare perlu menempatkan isu tersebut dalam desain perencanaan pembangunan daerahnya untuk lima tahun ke depan. Kota Pare-Pare perlu memastikan bahwa seluruh sumberdaya yang dimilikinya dapat dioptimalkan untuk mendorong peningkatan daya saing daerah.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 38
c. Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan (Good Governance) Salah
satu
instrumental
input
yang
signifikan
pengaruhnya terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kota Pare-Pare adalah perwujudan good governance. Aspek ini bukan lagi merupakan tuntutan, melainkan kebutuhan. Implikasi dari praksis
ini
terletak
pada
dua
hal:
pertama,
kesadaran
kolaboratif dalam mengelola kepemerintahan yang tidak hanya melibatkan kelembagaan pemerintah, tetapi juga kelembagaan dunia usaha dan kelembagaan masyarakat. Kedua, bahwa kolaborasi dalam kepemerintahan tersebut berlangsung dalam saling
kontrol
akuntabilitas,
transparansi,
dan
supremasi
hukum diantara ketiga ruang kelembagaan. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Pare-Pare, karena bagaimanapun
kelembagaan
pemerintahlah
yang
harus
mengambil inisiatif bagi keberlanjutan praksis ini.
4.2.3. Isu Strategis di Tingkat Regional a. Rencana Pengembangan Infrastruktur Kereta Api Dari sisi geografis, Kota Parepare berjarak 155 kilometer ke arah utara. Pengembangan Jalur kereta api lintas MakassarParepare dibutuhkan, selain karena kondisi lalu lintas jalan raya sudah padat sehingga menghambat pergerakan orang dan barang
antara
pembangunan
kedua jalur
kota
kereta
tersebut, api
lintas
sehingga
dengan
Makassar-Parepare
diharapkan akan meningkatkan pembangunan di Makassar dan Parepare, serta pemerataan pembangunan wilayah Indonesia Timur, khususnya Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan No, 43 Tahun 2011 tentang Rencana Perkeretaapian Nasional, bahwa program pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar kota pulau Sulawesi khususnya lintas Makassar-Parepare berada pada Tahap II (2016-2020). Adapun Kebijakan Kota Parepare sebagai pendukung :
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 39
1) Peraturan Daerah Kota Parepare No. 10/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare Tahun 20112031 : - Pasal 16 : mengatur tentang jaringan jalur kereta api umum dan stasiun kereta api - Pasal 20 : mengatur tentang Jalur kereta api MakassarParepare sebagai bagian dari rencana jalur kereta api trans Sulawesi - Pasal 77 : mengatur tentang zonasi jaringan transportasi perkeretaapian Untuk lokasi stasiun di Kota Parepare yaitu Lumpue (jenis stasiun : Besar) merupakan Stasiun Intermodal (Kereta Api dan Terminal Tipe A) hal ini sesuai pasal 18 ayat (5) Perda No. 10/2011 tentang RTRW Kota Parepare. 2) Keputusan Walikota Parepare Nomor 482 Tahun 2013 tentang Pembentukan Tim Verifikasi Lahan Jalur Kereta Api Pemerintah Kota Parepare. b. Kota Parepare berada di jalur Utama Trans Sulawesi Kebijakan
pembangunan
sector
transportasi
yang
merujuk pada arahan pengembangan tataran transportasi antara pusat dan daerah yang serasi dan sinergi dalam mencapai keseimbangan pembangunan antar daerah yang mantap dan dinamis diharapkan mampu menumbuhkan dan memanfaatkan
sarana
dan
prasarana
transportasi
secara
optimal dalam rangka peningkatan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai luas wilayah yang cukup besar, membutuhkan pengembangan jaringan transportasi
yang
mengintegrasikan
dan
diarahkan
pada
mengkombinasikan
upaya
untuk
sistem
jaringan
transportasi dan moda transportasi sesuai dengan potensi wilayah, utamanya pada daerah tengah Sulawesi yaitu Kota Parepare. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 40
Sistem jaringan prasarana transportasi di Kota Parepare yang merupakan simpul jaringan transportasi utama di wilayah tengah
Sulawesi
dikembangkan
atau
secara
jalur
Trans
tersistem
Sulawesi
dan
yang
terpadu,
harus
sehingga
penyiapan prasarana transportasi lainnya seperti keberadaan terminal regional dan pelabuhan laut harus dibentuk menjadi satu kesatuan koneksitas sistem pergerakan, sistem jaringan dan sistem regulasi manajemen yang lebih baik. Selain
itu,
pelayanan
angkutan
umum
antar
Kota
Parepare dengan kabupaten lainnya dalam Provinsi Sulawesi Selatan
(Parepare-Parepare,
Parepare-Makassar,
Parepare-
Provinsi Sulawesi Barat) yang telah dilengkapi prasarana Terminal
Induk
Lumpue,
mempunyai
posisi
yang
sangat
strategis sebagai perlintasan angkutan umum AKDP dan AKAP (bus dan non bus) untuk wilayah utara dan timur Provinsi Sulawesi
Selatan
dan
Mencermati kondisi tersebut,
maka
menuju
Provinsi
Sulawesi
Barat.
prasarana transportasi trans Sulawesi
diperlukan
sinkronisasi
kebijakan
dan
pengembangan jaringan transportasi agar jalur utama dari berbagai daerah dapat terlayani dengan maksimal. Pembangunan jalan arteri primer dari arah Kota Parepare menuju Provinsi Sulawesi Barat – Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara (merupakan koridor trans Sulawesi) perlu dilaksanakan secara simultan agar sehingga pada masa yang akan datang perlu adanya peningkatan jalan, baik itu pelebaran maupun peningkatan konstruksinya. c. Kebijakan Pendidikan dan Kesehatan Gratis Terkait dengan Kebijakan Pendidikan dan Kesehatan Gratis yang juga merupakan salah satu program prioritas dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan, maka Kota Parepare harus mengakomodir dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 dalam
bentuk
Program
Pembangunan
Daerah
dan
Pendanaannya, disamping itu kebijakan mengenai pendidikan dan kesehatan gratis juga merupakan salah satu Program RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 41
Prioritas dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 20132018. Upaya yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut antara lain dengan menyediakan Call Center serta Mobil Ambulan Gratis untuk melayani masyarakat, penyediaan transportasi gratis untuk anak sekolah, pemberian beasiswa bagi siswa tidak mampu.
4.2.4. Isu Strategis di Tingkat Lokal a. Kota Parepare sebagai Pusat Pengembangan KAPET KAPET Parepare adalah salah satu kawasan strategis Nasional (KSN) yang memiliki keterkaitan fungsional dan sektoral dengan 5 (lima) daerah yang termasuk dalam kawasan tersebut dengan keunggulan masing-masing dan telah memberi kontribusi
terhadap
kemajuan
Sulawesi
Selatan,
Hal
ini
dibuktikan dengan Persentase PDRB Parepare terhadap PDRB Sulsel 4,7%, Jika sektor-sektor ekonomi dioptimalkan dengan baik
bukan
tidak
mungkin
peranan
KAPET
terhadap
perekonomian Sulawesi Selatan dapat mendukung percepatan Sulawesi Selatan sebagai pilar pembangunan Nasional. Perencanaan pengembangan Ekonomi wilayah mengacu pada optimalisasi fungsi KSN KAPET Parepare yang terintegrasi dengan dokumen perencanaan lainnya, serta arah koridor MP3EI,
maka
perlu
KAPET
mendukung
percepatan
dan
perluasan potensi dan keunggulan yang dimilikinya adalah bahagian yang tak terpisahkan dengan arah pengembangan KSN Parepare. b. Ketersediaan Air Baku Salah satu target Millenium Development Goals (MDG’s) pada target ke-7 menjelaskan bahwa pembangunan diarahkan pada keberlanjutan lingkungan. Salah satu misi yang harus dicapai adalah pengurangan masyarakat yang masih kesulitan mendapatkan air bersih mengingat ari bersih merupakan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 42
kebutuhan berupaya
pokok
manusia.
meningkatkan
Untuk
itu
pemerintah
penyediaan
air
bersih
telah
diberbagai
daerah, baik yang memiliki potensi ketersediaan air bersih cukup banyak namun belum dioptimalkan secara maksimal terlebih lagi daerah yang kurang memiliki potensi air bersih termasuk didaerah yang rawan kekeringan pada saat musin kemarau. Kota Parepare memiliki karateristik khasnya sendiri, sebagai Kota Pelabuhan, parepare menempati lahan yang relatif sempit.
Wilayah
Parepare
dibatasi
oleh
Teluk
Makassar
disebelah barat dengan kontur tanah relatif datar dan merambat naik ke arah perbukitan disebelah selatan kota yang kemudian berbatasan langsung dengan daerah pesisir merupakan salah satu akses jalan
menuju Makasar. Keadaan ini membawa
kecenderungan aktivitas warga yang memadat kedalam wilayah yang relatif datar. Dengan demikian tingginya kepadatan penduduk
dan
aktivitas
komersial
di
pusat
kota,
maka
kecenderungan tumbuhnya wilayah permukiman baru didaerah atas atau lahan perbukitan cukup potensial. Hal ini merupakan tantangan
tersendiri
mengantisipasi Pemerintah dibutuhkan
Kota
bagi
sebaran
Kota
permukiman
Parepare
kesadaran
PDAM dan
bersama
seluruh akan
Parepare sementara
dalam bagi
warga
Parepare,
adanya
ancaman
terhadap daya dukung lingkungan Kota Parepare kedepan yang membutuhkan tindakan nyata untuk mengatasinya. Salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan perkotaan adalah penyediaan air minum karena merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IV - 43
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1.
Visi Pembangunan Didalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Parepare Tahun 2005-2025, Visi Pembangunan Kota Parepare adalah “Terwujudnya Masyarakat Maju Yang Religius Dan Berdayatahan Lingkungan”, dimana RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 merupakan tahapan kedua dan ketiga pentahapan pembangunan daerah sebagaimana diatur di dalam RPJPD Kota Parepare. Oleh karena itu Visi Pembangunan Kota Parepare didalam RPJMD Tahun 2013-2018 harus tetap mengacu pada Visi yang ada di dalam
RPJPD
Kota
Parepare
tersebut
serta
arahan-arahan
pembangunan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah Visi Kepala Daerah (Hasil Pemilihan Kepala Daerah), dimana didalam Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang terpilih harus menggambarkan arah pembangunan daerah atau kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam masa jabatan 5 (lima) tahun sesuai Misi yang diemban. Oleh karena itu sesuai dengan Visi dan Misi yang telah disampaikan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih pada saat kampanye maka ditetapkan Visi Pembangunan Kota Parepare untuk Tahun 2013-2018 sebagai berikut: “Terwujudnya Kota Parepare yang Maju, Peduli, Mandiri dan Bermartabat” Visi Pembangunan Kota Parepare
Tahun 2013-2018 di atas,
memiliki makna: a. Maju, mengandung arti: mempunyai kualitas dan kemampuan untuk berprestasi dan berdaya saing sehingga masyarakat Kota Parepare dapat sejajar atau bahkan lebih tinggi dari daerah lain, ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan tercukupinya kebutuhan kehidupan masyarakat.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab V - 1
b. Peduli, mengandung arti: mempunyai keikhlasan dan empati untuk maju serta berkembang demi masa depan bersama, yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan kelestarian lingkungan. c. Mandiri,
mengandung
arti:
mempunyai
inisiatif
untuk
menyelesaikan permasalahan berdasarkan rujukan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. d. Bermartabat, mengandung arti: harkat atau harga diri yang menunjukkan eksistensi atau identititas (jati diri) masyarakat Kota Parepare yang dapat dijadikan teladan dalam berbagai sendi kehidupan. 5.2.
Misi Pembangunan Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 (lima)
Misi Pembangunan Kota Parepare Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan. b. Mendorong
percepatan
pertumbuhan
ekonomi
wilayah
yang
berbasis pada sumber daya lokal, mengembangkan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. c. Mempercepat
pemerataan
pembangunan
infrastruktur wilayah
melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup. d. Memantapkan penegakan supremasi hukum, menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan meningkatkan partisipatif aktif masyarakat. e. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik. 5.3.
Tujuan dan Sasaran Untuk melaksanakan kelima misi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun 2013-2018 tersebut, maka dirumuskan tujuan dan sasaran pada masing-masing misi sebagai berikut : RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab V - 2
Misi Pertama : Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan. Tujuan: 1. Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas. Sasaran: -
Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat.
2. Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat. Sasaran: -
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Misi Kedua : Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
sesuai
dengan
prinsip
pembangunan berkelanjutan. Tujuan: 1. Akselerasi
pembangunan
daerah
yang
berkeadilan
dan
berkesinambungan. Sasaran: -
Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.. Sasaran: -
Meningkatnya
ketersediaan
pangan
utama
dengan
harga
terjangkau. Misi Ketiga : Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup. Tujuan: Akselarasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup. Sasaran: -
Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
-
Meningkatnya ketersediaan air bersih.
-
Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab V - 3
Misi
Keempat
:
penyelenggaraan
Memantapkan pemerintahan
penegakan yang
bersih
supremasi dan
hukum,
peningkatan
partisipatif aktif masyarakat. Tujuan: 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Sasaran: -
Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat.
2. Mewujudkan
Tata
Kelola
Pemerintahan
yang
baik
(Good
Governance). Sasaran: -
Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
-
Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah
3. Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan dan anak. Sasaran: -
Meningkatnya kesetaraan gender.
-
Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
Misi Kelima: Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik. Tujuan: Mewujudkan masyarakat Parepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya Sasaran: -
Terjaganya kerukunan antar umat beragama
-
Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat. Sedangkan Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Kota Parepare Tahun 2013-2018 dapat diihat dengan jelas pada tabel 5.1. berikut ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab V - 4
Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pemerintah Kota Parepare Tahun 2013-2018 Misi 1 : Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan No
Tujuan
1
Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas.
2
Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat.
Sasaran 1,1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahun) masyarakat.
2,1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Indikator Sasaran 1.1.1
Angka Melek Huruf
98,30%
1.1.2
Angka Rata-rata Lama sekolah
12 tahun
2.1.1
Angka Harapan Hidup
75 tahun
2.1.2
Angka kelangsungan hidup bayi (per 1.000 kelahiran)
2.1.3 Persentase balita gizi buruk 2.1.4 Kategori Kota Sehat
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Target Tahun 2018
990 0,02% Wistara 8 (8 Tatanan)
Bab V - 5
Misi 2 : Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan No 1
Tujuan Akselarasi pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkesinambungan.
Sasaran 1,1 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Indikator Sasaran 1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) 1.1.2 Pendapatan per kapita 1.1.3 Tingkat kemiskinan
Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
2,1
Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau.
8,5% - 9,0% ± Rp. 27.167.266,3,0% - 4,0%
1.1.4 Penduduk diatas garis kemiskinan
96,0% - 97,0%
1.1.5 Tingkat partisipasi angkatan kerja
68,50%
1.1.6 Tingkat pengangguran terbuka 2
Target Tahun 2018
2.1.1 Ketersediaan pangan utama
3,5% 226,41 kg/tahun/ perkapita
Misi 3 : Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup No
Tujuan
1
Akselarasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Sasaran
Indikator Sasaran
1,1
Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
1.1.1
Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
1,2
Meningkatnya ketersediaan air bersih.
1.3.1
Kapasitas produksi air bersih
1,3
Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup.
1.4.1
Persentase Ruang Terbuka Hijau (20% Publik + 10% Privat)
Target Tahun 2018 ± 95% 317,99 ltr/detik 20 %
Bab V - 6
Misi 4 : Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat No 1
2
3
Tujuan
Sasaran
Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
1,1
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
2.1
Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Indikator Sasaran
Target Tahun 2018 0 kasus
Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat.
1.1.1
Angka Kriminalitas per 10.000 penduduk
1.2.1
Penegakan PERDA
Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
2.1.1
Penilaian LPPD
2.1.2
Laporan Kinerja Keuangan Daerah
WTP
2.1.3
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
100%
100% Sangat Baik
2.2
Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah.
2.2.1
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
90%
3.1
Meningkatnya kesetaraan gender.
3.1.1
Persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah
60%
3.2.
Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
3.2.1
Rasio KDRT
0,10%
Misi 5 : Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih Baik No
Tujuan
1
Mewujudkan masyarakat parepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Sasaran
Indikator Sasaran
Target Tahun 2018
1,1
Terjaganya kerukunan antar umat beragama
1.1.1
Kasus SARA
0 Kasus
1,2
Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat.
1.2.1
Persentase benda cagar budaya yang terpelihara.
76,47%
Bab V - 7
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan daerah. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kota Parepare Tahun 2013-2018, maka Pemerintah Kota Parepare akan melaksanakan 5 (lima) misi pembangunan daerah yang kemudian dijabarkan ke dalam berbagai strategi pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang. Di dalam Permendagri 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah. Strategi harus dijadikan
salah
satu
rujukan
penting
dalam
perencanaan
pembangunan daerah. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Rumusan strategi pembangunan daerah Kota Parepare untuk kurun waktu lima tahun ke depan, yang dirinci menurut misi pembangunan jangka menengah daerah, disajikan pada Tabel 6.1.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 1
Tabel 6.1. Strategi Pembangunan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013 – 2018 Misi ke – 1 Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan No
Tujuan
1
Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas.
2
Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat.
Sasaran 1.1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat.
2.1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Strategi - Penghapusan biaya-biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa/orang tua siswa (Usia Dini s/d SMA). - Pemberian motivasi kepada anak untuk terus melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. - Pengembangan sarana pendidikan dan informasi. - Peningkatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat Parepare. - Pengembangan sarana penunjang kesehatan masyarakat
Misi ke – 2 Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan No
Tujuan
Sasaran
1
Akselarasi pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkesinambungan. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
1.1 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
- Peningkatan nilai tambah hasil kegiatan perekonomian daerah.
2.1 Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau.
- Intensifikasi dan divesifikasi bahan pangan utama
2
Strategi
Misi ke – 3 Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup No 1
Tujuan
Sasaran
Akselarasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup.
1.1 Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
- Pengembangan infrastruktur kawasan budidaya kota
1.2 Meningkatnya ketersediaan air bersih.
- Peningkatan perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam dan Mineral
1.3 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup.
- Pengembangan kawasan Ruang Terbuka Hijau
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Strategi
Bab VI - 2
Misi ke – 4 Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat No
Tujuan
1.
Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
1.1. Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat.
- Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum (peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah).
2.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
2.1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
- Peningkatan keahlian dan profesionalisme aparatur
2.2. Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah.
- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam penyusunan proses pembangunan.
Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.
3.1. Meningkatnya kesetaraan gender.
- Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan anak serta peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
3.
Sasaran
Strategi
3.2. Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
Misi ke – 5 Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik No 1.
Tujuan Mewujudkan masyarakat parepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.
Sasaran
Strategi
1.1. Terjaganya kerukunan antar umat beragama
- Peningkatan kualitas kehidupan beragama
1.2. Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat.
- Pelestarian nilai-nilai budaya lokal masyarakat.
6.2. Arah Kebijakan Arah
kebijakan
pembangunan
jangka
merupakan pedoman untuk menentukan
menengah
daerah
tahapan dan prioritas
pembangunan lima tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu. Kebijakan tahunan yang belum terlaksana tetap akan menjadi perhatian pada tahun berikutnya disamping kebijakan prioritas tahun berjalan. Penekanan prioritas kebijakan pada setiap tahapan berbedabeda, namun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran tahapan lima tahunan dalam
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 3
RPJMD.
Arah kebijakan pembangunan lima tahun Kota Parepare
adalah sebagai berikut. a. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2014 -
Penyelenggaraan birokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) untuk menciptakan pelayanan publik yang berkeadilan termasuk peningkatan kualitas pengelolaan pengadaan barang dan jasa secara transparan dan akuntabel melalui e-procurement serta peningkatan pengelolaan keuangan daerah;
-
Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua kelompok masyarakat;
-
Peningkatan pengelolaan pelayanan kesehatan;
-
Pemeliharaan dan perluasan sarana prasarana kota
-
Pengembangan kawasan perkotaan melalui pendekatan estetika yang tinggi;
-
Peningkatan perekonomian daerah melalui pemberdayaan dan penguatan sektor UMKM;
-
Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan;
-
Peningkatan Pelayanan Informasi;
-
Layanan Sosial dan Bantuan Hukum.
-
Perlindungan sosial, budaya, keamanan dan keagamaan bagi masyarakat.
-
Penguatan Legislasi Pengarusutamaan Gender.
b. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2015 Arah kebijakan pembangunan tahun 2015 di fokuskan pada beberapa hal di bawah berikut: -
Penyelenggaraan layanan pendidikan yang berkualitas secara gratis SD s.d SMA/SMK dan pembinaan kepada anak usia sekolah serta anak usia dini.
-
Penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.
-
Penguatan Pengarusutamaan Gender.
-
Peningkatan dan pengembangan Kapasitas Politik Lembaga Legislatif
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 4
-
Pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kota untuk kepentingan ekonomi dan pariwisata.
-
Peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan.
-
Penguatan Industri Kecil dan Menengah yang berbasis klaster dan Agroindustri.
-
Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Koperasi.
-
Pengembangan keanekaragaman bahan pangan utama.
-
Layanan Sosial dan Bantuan Hukum.
-
Perlindungan sosial, budaya, keamanan dan keagamaan bagi masyarakat.
-
Peningkatan kapasitas aparat sipil daerah menuju pengelolaan pemeritahan yang transparan, akuntabel serta profesional.
-
Peningkatan
kualitas
perencanaan
pembangunan
dan
pengelolaan keuangan daerah. Urusan pemerintahan yang merupakan tugas pokok dan fungsi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tidak termaktub dalam kebijakan pembangunan tahun 2015 tetap berjalan sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan. c. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016 Arah kebijakan pembangunan tahun 2016 di fokuskan pada beberapa hal di bawah berikut: -
Penyelenggaraan layanan pendidikan yang berkualitas secara gratis SD s.d SMA/SMK dan pembinaan kepada anak usia sekolah serta anak usia dini.
-
Penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.
-
Penguatan Pengarusutamaan Gender.
-
Pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kota untuk kepentingan lingkungan
-
Pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kota untuk kepentingan sosial budaya
-
Peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan.
-
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah yang berbasis klaster dan Agroindustri.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 5
-
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Koperasi.
-
Pengembangan keanekaragaman bahan pangan utama.
-
Layanan Sosial dan Bantuan Hukum.
-
Perlindungan sosial, budaya, keamanan dan keagamaan bagi masyarakat.
-
Peningkatan kapasitas aparat sipil daerah menuju pengelolaan pemeritahan yang transparan, akuntabel serta profesional.
-
Peningkatan
kualitas
perencanaan
pembangunan
dan
pengelolaan keuangan daerah. Urusan pemerintahan yang merupakan tugas pokok dan fungsi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tidak termaktub dalam kebijakan pembangunan tahun 2016 tetap berjalan sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan. d. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017 Arah kebijakan pembangunan tahun 2017 di fokuskan pada beberapa hal di bawah berikut: -
Penyelenggaraan layanan pendidikan yang berkualitas secara gratis SD s.d SMA/SMK dan pembinaan kepada anak usia sekolah serta anak usia dini.
-
Peningkatan layanan perguruan tinggi negeri bagi masyarakat Parepare
-
Penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.
-
Penguatan Pengarusutamaan Gender.
-
Peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan.
-
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau.
-
Pengembangan produk unggulan daerah.
-
Pengembangan Produk-produk Agricultur.
-
Pengembangan investasi industri besar.
-
Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi daerah.
-
Layanan Sosial dan Bantuan Hukum.
-
Perlindungan sosial, budaya, keamanan dan keagamaan bagi masyarakat.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 6
Urusan pemerintahan yang merupakan tugas pokok dan fungsi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tidak termaktub dalam
kebijakan
pembangunan
tahun
2017
tetap
berjalan
sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan. e. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018 Arah kebijakan pembangunan tahun 2018 di fokuskan pada beberapa hal di bawah berikut: -
Penyelenggaraan layanan pendidikan yang berkualitas secara gratis SD s.d SMA/SMK dan pembinaan kepada anak usia sekolah serta anak usia dini.
-
Penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkualitas secara gratis bagi semua lapisan masyarakat.
-
Penguatan Pengarusutamaan Gender.
-
Peningkatan dan pengembangan Kapasitas Politik Lembaga Legislatif
-
Peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan.
-
Penataan dan pengembangan kawasan peternakan
-
Pengembangan investasi pariwisata.
-
Layanan Sosial dan Bantuan Hukum.
-
Perlindungan sosial, budaya, keamanan dan keagamaan bagi masyarakat Urusan pemerintahan yang merupakan tugas pokok dan fungsi
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tidak termaktub dalam
kebijakan
pembangunan
tahun
2018
tetap
berjalan
sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan. Untuk efektifitas penggunaan anggaran pada tahun 2017 dan 2018,
maka
pengalokasian
anggaran
untuk
memenuhi
arah
kebijakan pembangunan pada tahun berkenaan, juga di arahkan untuk mempercepat pencapaian kinerja pembangunan pada tahuntahun sebelumnya.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 7
Tabel 6.2. Strategi dan Arah Kebijakan Misi ke - 1 Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan No 1
Tujuan Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas.
Sasaran 1,1
Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat.
Strategi -
Pengembangan sarana pendidikan dan informasi. Penghapusan biaya-biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa/orang tua siswa (Usia Dini s/d SMA). Pemberian motivasi kepada anak untuk terus melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
-
Peningkatan sarana dan prasarana layanan pendidikan berkualitas serta kemudahan dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.
-
Peningkatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat Parepare.
-
-
Pengembangan sarana penunjang kesehatan masyarakat
Peningkatan sarana dan pra sarana layanan kesehatan berkualitas beserta sarana penunjang kesehatan.
-
-
2
Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat.
2,1
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Arah Kebijakan
Misi ke - 2 Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan No 1
2
Tujuan Akselarasi pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkesinambungan. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Sasaran
Strategi
Kebijakan Umum
1,1
Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
-
Peningkatan nilai tambah hasil kegiatan perekonomian daerah.
-
2,1
Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau.
-
Intensifikasi dan diversifikasi bahan pangan utama
-
Pengembangan kawasan strategis kota yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Stabilitas kecukupan dan harga bahan pangan utama.
Bab VI - 8
Misi ke - 3 Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup No
Tujuan
1
Akselarasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup.
Sasaran 1,1
Strategi
Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
-
1,2
Meningkatnya ketersediaan air bersih.
-
1,3
Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup.
-
Kebijakan Umum
Pengembangan infrastruktur kawasan budidaya kota Peningkatan perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam dan Mineral Pengembangan kawasan Ruang Terbuka Hijau
-
Peningkatan penataan infrastruktur kawasan budidaya kota yang didukung dengan peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan dan pengendalian lingkungan hidup.
Misi ke - 4 Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat No
Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan Umum
1
Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
1,1
Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan masyarakat.
-
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum (peraturan perundangundangan dan peraturan daerah).
-
Penyebarluasan informasi produkproduk hukum kepada masyarakat
2
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
2.1
Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
-
Peningkatan keahlian dan profesionalisme aparatur
-
Pembinaan dan pengawasan aparat pemerintah daerah. Penataan Sistem pengelolaan keuangan dan layanan informasi pembangunan. Meningkatkan keterbukaan dan layanan informasi pembangunan
-
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VI - 9
Misi ke - 4 Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat No
3
Tujuan
Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Sasaran 2,2
Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan antara masyarakat dan pemerintah.
3.1
Meningkatnya kesetaraan gender.
3.2
Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
Strategi -
-
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam penyusunan proses pembangunan.
Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan anak serta peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Kebijakan Umum -
-
Pembinaan kelembagaan dan kelompok masyarakat untuk berperan aktif dalam proses perencanaan pembangunan. Pemberdayaan perempuan dan anak serta peningkatan partisipasi perempuan dalam proses pembangunan.
Misi ke - 5 Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik No
Tujuan
1
Mewujudkan masyarakat Parepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Sasaran
Strategi
Kebijakan Umum
1,1
Terjaganya kerukunan antar umat beragama
-
Peningkatan kualitas kehidupan beragama
-
Pembinaan mental spritual keagamaan masyarakat.
1,2
Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat.
-
Pelestarian nilai-nilai budaya lokal masyarakat.
-
Mengembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya lokal masyarakat.
Bab VI - 10
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan umum pembangunan Kota Parepare merupakan penjabaran
dari
strategi
dan
arah
kebijakan
dalam
upaya
merealisasikan misi dan mewujudkan visi. Sebagai penjabaran dari poin-poin visi, misi, strategi dan arah kebijakan tersebut, maka kebijakan umum ini merupakan kumpulan upaya untuk mewujudkan Kota Parepare yang maju, peduli, mandiri dan bermartabat. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Kota Parepare dijabarkan dalam Tabel 7.1 dibawah ini.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VII - 1
TABEL 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun 2013-2018 Misi ke - 1 Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan No
1
2
Tujuan
Pemerataan layanan pendidikan menuju masyarakat yang cerdas.
Pemerataan layanan kesehatan menuju masyarakat yang sehat.
Sasaran
1,1 Meningkatnya daya saing (ilmu dan pengetahuan) masyarakat.
2,1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Strategi
-
Penghapusan biaya-biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa/orang tua siswa (Usia Dini s/d SMA).
-
Pemberian motivasi kepada anak untuk terus melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
-
Pengembangan sarana pendidikan dan informasi.
-
Pendirian Perguruan Tinggi Negeri Parepare
-
Peningkatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat Parepare.
Kebijakan Umum
Program Prioritas Pembangunan
Program Pelayanan Pendidikan Berkualitas dan
-
-
Peningkatan sarana dan prasarana layanan pendidikan berkualitas serta kemudahan dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.
Peningkatan sarana dan prasarana layanan kesehatan berkualitas beserta sarana penunjang kesehatan.
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal (Tahun Kondisi Akhir 2012/2013) (Tahun 2018)
Bidang Urusan
SKPD PENANGGUNG JAWAB
1
Program Pendidikan Anak Usia Dini
-
Persentase Capaian APK PAUD
47,11%
75,82%
PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN
2
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
-
Persentase capaian APM SD dan SMP
75,65%
90,00%
PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN
3
Program Pendidikan Menengah
-
Persentase Capaian APM SMA/SMK
66,58%
71,00%
PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN
4
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
-
Persentase jumlah angkutan umum dan barang yang layak
54%
95%
PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN
5
Program Perencanaan Sosial Budaya
-
Jumlah rekomendasi perencanaan bidang sosial budaya yang terimplementasikan
60%
100%
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAPPEDA
6
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
-
Persentase PNS yang berkualifikasi Sarjana (S1,S2 dan S3)
62,85%
67,15%
OTONOMI DAERAH
BKDD
7
Program Kesejahteraan Rakyat
-
Persentase penanganan urusan sosial keagamaan
100%
100%
OTONOMI DAERAH
SEKRETARIAT DAERAH
8.
Program Pendidikan Non Formal
-
Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
97,40%
97,65%
PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN
-
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat
100%
100%
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
-
Persentase pasien yang terlayani di RSU
99,97%
100%
KESEHATAN
RS. A. MAKKASAU
Program Gratis Dari Lahir Hingga Akhir Hayat 1.
Program Upaya Kesehatan
2.
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
-
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai standar RS Type B
50%
100%
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
3.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
-
Persentase penanganan kasus gizi buruk pada balita dan Bumil KEK (Kekurangan Energi Kalori)
100%
100%
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
4.
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
-
Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat (tempat pengolahan makanan)
69%
90%
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
5.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
-
Persentase ketersediaan jenis obat generik dan obat esensial untuk pelayanan kesehatan dasar
100%
100%
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
6.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
-
Cakupan penyebarluasan informasi kesehatan
100%
100%
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
7.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
-
Rasio kasus penyakit menular per 1.000 penduduk
106,15 kasus
77,68 kasus
KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
8.
Program Keluarga Berencana
-
Jumlah Peserta KB Aktif
19.067 orang
19.990 orang
KB DAN KELUARGA BADAN KB DAN PP SEJAHTERA
Misi ke - 2 Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada sumber daya lokal, pengembangan investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan Capaian Kinerja No 1
2
Tujuan Akselarasi pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkesinambungan.
Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Sasaran 1,1 Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
2,1 Meningkatnya ketersediaan pangan utama dengan harga terjangkau.
Strategi -
-
Peningkatan nilai tambah hasil kegiatan perekonomian daerah.
Intensifikasi dan divesifikasi bahan pangan utama
Kebijakan Umum -
-
Pengembangan kawasan strategis kota yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.
Stabilitas kecukupan dan harga bahan pangan utama.
Program Prioritas Pembangunan 1.
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah
-
Jumlah rekomendasi pengembangan sarana perekonomian daerah
2.
Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha-usaha Daerah dan Usaha-usaha yang ada di Daerah
-
Jumlah pelaku usaha daerah dan usahausaha yang ada didaerah yang mendapat pembinaan
3.
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
-
4.
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM
5.
Kondisi Awal Kondisi Akhir (Tahun 2012/2013) (Tahun 2018) 0 rekomendasi 5 rekomendasi
Bidang Urusan OTODA
SKPD PENANGGUNG JAWAB SETDAKO (Bag. Ekonomi)
OTODA
SETDAKO (Bag. Ekonomi)
20 pelaku usaha
370 pelaku usaha
Jumlah UKM yang mendapat pendampingan
100 UKM
300 UKM
KOPERASI DAN UKM DISPERINDAGKOP & UKM
-
Jumlah UKM yang mendapat pembinaan (pelatihan & bantuan )
98 UKM
234 UKM
KOPERASI DAN UKM DISPERINDAGKOP & UKM
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
-
Persentase usaha ekonomi lokal yang berbasis klaster
0%
100%
KOPERASI DAN UKM DISPERINDAGKOP & UKM
6.
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
-
Persentase koperasi aktif
52,94%
64,76%
KOPERASI DAN UKM DISPERINDAGKOP & UKM
7.
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
-
Jumlah kerjasama antara perusahaan PMDN dan UKM
0 Kerjasama
6 Kerjasama
PENANAMAN MODAL
BAPPEDA/ PDKPM
8.
Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi
-
Jumlah perusahaan PMDN yang disetujui
0 PMDN
4 PMDN
PENANAMAN MODAL
BAPPEDA/ PDKPM
9.
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan
-
Persentase kelompok tani nelayan yang dibina
0%
40%
PERTANIAN
DINAS PKPK
10. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
-
Jumlah produksi hasil peternakan
1143,17 ton
1.262 ton
PETERNAKAN
DINAS PKPK
11. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
-
Cakupan bina kelompok nelayan
49,32%
74,12%
PERIKANAN DAN KELAUTAN
DINAS PKPK
12. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
-
Persentase tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
78,54%
85,53%
KETENAGAKERJAAN
DINAS TENAGA KERJA
13. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
-
Jumlah kesempatan kerja yang tersedia
800 kesempatan kerja
1050 kesempatan kerja
KETENAGAKERJAAN
DINAS TENAGA KERJA
14. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
-
Persentase perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan
50,07%
59,96%
KETENAGAKERJAAN
DINAS TENAGA KERJA
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga dengan 1.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
-
Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama per tahun
29.097 ton/tahun
31.968 ton/tahun
KETAHANAN PANGAN
KANTOR KETAHANAN PANGAN
2.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
-
Jumlah ketersedian Tanaman pangan pertanian/ perkebunan
6.620 Ton
7.620 ton
PERTANIAN
DINAS PKPK
3.
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
-
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
5,83 ton/ha
6,11 ton/ha
PERTANIAN
DINAS PKPK
4.
Program pengembangan budidaya perikanan
-
Jumlah hasil produksi budidaya perikanan
96,70 ton
99 ton
PERIKANAN
DINAS PKPK
Capaian Kinerja No
Tujuan Akselarasi pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkesinambungan.
Sasaran
Strategi
Meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Peningkatan nilai tambah hasil kegiatan perekonomian daerah.
Kebijakan Umum -
Pengembangan kawasan strategis kota yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat.
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
5.
Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Program optimalisasi Perekonomian Daerahpengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
-
6.
Peningkatan Efesisensi Perdagangan Dalam Negeri
-
Jumlah rekomendasi pengembangan Cakupan pengawasandaerah produksi ikan sarana perekonomian
Persentase sarana distribusi produk yang aktif
Bidang Urusan
Kondisi Awal (Tahun 2012/2013)
Kondisi Akhir (Tahun 2018)
83,39%
88,77%
OTODA PERIKANAN
57%
100%
PERDAGANGAN
SKPD PENANGGUNG JAWAB DINAS PKPK
DISPERINDAGKOP & UKM
Misi ke - 3 Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan hidup Capaian Kinerja No 1
Tujuan Akselarasi pembangunan infrastruktur antar wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan hidup.
Sasaran
Strategi
Kebijakan Umum
1,1 Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 1,2 Meningkatnya fasilitas infrastruktur
Pengembangan infrastruktur kawasan budidaya kota
-
Peningkatan penataan infrastruktur kawasan budidaya kota yang didukung dengan peningkatan sistem jaringan prasarana perkotaan dan pengendalian lingkungan hidup.
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Awal (Tahun 2012/2013)
Kondisi Akhir (Tahun 2018)
Bidang Urusan
SKPD PENANGGUNG JAWAB
1.
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
-
Panjang jalan dilalui roda 4 per 1.000 penduduk
2,458 km/1000 penduduk
2,627 km/1000 penduduk
PEKERJAAN
DINAS PU
2.
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
-
Rasio Panjang Irigasi (Panjang irigasi sekunder dan tersier)
79,98 m/Ha
99,50 m/Ha
PEKERJAAN UMUM
DINAS PU
3.
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
-
Jumlah sarana dan prasarana terbangun
10 unit
12 unit
PERHUBUNGAN
DINAS
4.
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
-
Jumlah destinasi wisata
1 kawasan
11 kawasan
PARIWISATA
DINAS OPP
5.
Program Perencanaan Tata Ruang
-
Persentase ketersediaan Jenis Dokumen Perencanaan Tata Ruang
33%
100%
PENATAAN RUANG
DINAS TATA RUANG
-
Jumlah rekomendasi bidang perencanaan tata ruang yang terimplementasikan
100%
100%
PENATAAN RUANG
BAPPEDA
81,82%
93,33%
PENATAAN RUANG
BAPPEDA
6.
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
-
Persentase rekomendasi pemanfaatan ruang yang terimplementasikan
7.
Program Peningkatan Kawasan Perkotaan
-
Panjang jalan lingkungan per 1.000 penduduk
53,76 m/1.000 penduduk
298,73 m/1.000 penduduk
PERUMAHAN
DINAS TATA RUANG
8
Program Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Permukiman
-
Rasio bangunan ber- IMB per 100 bangunan
30,70 BG berIMB/100 BG
45,29 BG berIMB/100 BG
PENATAAN RUANG
DINAS TATA RUANG
9
Program Pengembangan Perumahan
-
Rasio rumah layak huni (RLH) per 1.000 penduduk
220,29 RLH/1.000 penduduk
255,79 RLH/1.000 penduduk
PERUMAHAN
DINAS TATA RUANG
1.2 Meningkatnya ketersediaan air bersih.
-
Peningkatan perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam dan Mineral
10
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah/sanitasi
-
Persentase rumah tangga pengguna air bersih
59,72%
69,48%
PEKERJAAN UMUM
DINAS PU
1.3 Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup.
-
Pengembangan kawasan Ruang Terbuka Hijau
11
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
-
Luas RTH yang dikelola (Taman yang dikelola)
3,75 Ha
4,75 Ha
LINGKUNGAN HIDUP
DINAS KEBERSIHAN
100,36 Ha
106,8 Ha
Luas RTH yang dikelola
BLHD
12
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
-
Volume sampah yang ditangani/ dikelola
173.010 m3
113.150 m3
LINGKUNGAN HIDUP
DINAS KEBERSIHAN
13
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
-
Cakupan pengendalian lokasi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
100%
100%
LINGKUNGAN HIDUP
BLHD
15
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
-
Jumlah luas potensi hutan rakyat
540 Ha
565 Ha
KEHUTANAN
DINAS PKPK
-
Persentase Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
41,67%
71,43%
KEHUTANAN
DINAS PKPK
16. Program Rehabiltasi Hutan dan Lahan
Misi ke - 4 Memantapkan penegakan supremasi hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan peningkatan partisipatif aktif masyarakat No 1
Tujuan Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Sasaran 1,1 Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan
Strategi -
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum (peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah).
Kebijakan Umum -
Penyebarluasan informasi produk-produk hukum kepada masyarakat
Program Prioritas Pembangunan
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
2.1 Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
-
Peningkatan keahlian dan profesionalisme aparatur
-
-
-
Pembinaan dan pengawasan aparat pemerintah daerah.
Penataan Sistem pengelolaan keuangan dan layanan informasi pembangunan.
Meningkatkan keterbukaan dan layanan informasi pembangunan.
Capaian Kinerja Kondisi Awal (Tahun Kondisi Akhir 2012/2013) (Tahun 2018) 100% 100%
Bidang Urusan KESATUAN BANGSA DAN POLTIK DALAM NEGERI
SKPD PENANGGUNG JAWAB BADAN KESBANGPOL
1
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
-
Persentase aduan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang direspon
2
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
-
Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
46,15%
100%
-
Persentase penanganan potensi kasus Kantribmas dan tindak kriminal
100%
100%
-
Jumlah Imam Masjid, Imam Rawatib, Bilal (Muazzim) dan Petugas Kebersihan Masjid yang mendapat insentif
1.286 orang
1.501 orang
OTONOMI DAERAH
KANTOR KECAMATAN
-
Persentase penanganan kasus hukum aduan masyarakat
0%
100%
OTONOMI DAERAH
SETDAKO (BAG. HUKUM)
3
2
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat
KESATUAN BANGSA DAN POLTIK DALAM NEGERI
KANTOR SATPOL PP
BADAN KESBANGPOL
4
Program Pendidikan Politik Masyarakat
-
Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
1 Kegiatan
3 Kegiatan
KESATUAN BANGSA DAN POLTIK DALAM NEGERI
BADAN KESBANGPOL
1
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
-
Jumlah Dokumen penyusunan LKPJ, LPPD dan ILPPD Persentase kasus pengaduan di lingkungan pemda
3 dokumen
3 dokumen
OTONOMI DAERAH
SEKRETARIAT DAERAH
75%
100%
-
Persentase tindak lanjut atas hasil temuan pengawasan
100%
100%
-
2
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
-
Persentase PNS yang berkualifikasi Sarjana (S1,S2 dan S3)
98%
100%
OTONOMI DAERAH
BKDD
3
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
-
Persentase pejabat eselon yang memenuhi syarat kompetensi
60%
100%
OTONOMI DAERAH
BKDD
3
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuangan Daerah
-
Rasio Pajak Daerah terhadap Total PAD
20,68%
31,91%
OTONOMI DAERAH
DISPENDA
-
Persentase penyerapan APBD
92,05%
97%
OTONOMI DAERAH
SETDAKO (BAG. KEUANGAN)
-
Persentase kesesuaian nilai aset
50,35%
100%
OTONOMI DAERAH
SETDAKO (BAG.ASSET)
425 publikasi
550 publikasi
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
DINAS KOMINFO
4
Program Kerjasama Informasi Media Massa
-
Jumlah publikasi layanan informasi masyarakat
5
Program Pengembangan Komunikasi dan Informasi Media Massa
-
Persentase pengembangan komunikasi dan informasi media massa.
73%
100%
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
DINAS KOMINFO
6
Program Penataan Administrasi Kependudukan
-
Rata-rata persentase kepemilikan dokumen kependudukan dan akta capil
68,35%
75,51%
KEPENDUDUKAN DAN CAPIL
DINAS KEPENDUDUKAN DAN CAPIL
No
3
Tujuan
Sasaran
Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
2,2 Menurunnya Meningkatnyapelanggaran sinergitas ketertiban danpembangunan keamanan antara perencanaan masyarakat dan pemerintah.
Mewujudkan pengarusutamaan gender serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.
3.1 Meningkatnya kesetaraan gender.
Strategi -
-
3.2. Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
Peningkatan kesadaran masyarakat kapasitas masyarakat terhadap hukum (peraturan dalam penyusunan proses perundang-undangan dan peraturan pembangunan. daerah).
Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan anak serta peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Kebijakan Umum -
-
Penyebarluasan informasidan Pembinaan kelembagaan produk-produk hukum untuk kepada kelompok masyarakat masyarakat berperan aktif dalam proses perencanaan pembangunan.
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal (Tahun Kondisi Akhir 2012/2013) (Tahun 2018) 100% 100%
Bidang Urusan KESATUAN BANGSA PERENCANAAN DAN POLTIK DALAM PEMBANGUNAN NEGERI
SKPD PENANGGUNG JAWAB BADAN BAPPEDA KESBANGPOL
1
Program Perencanaan Peningkatan Keamanan dan Daerah Pembangunan Kenyamanan Lingkungan
-
Persentase dokumen aduan keamanan dan perencanaan kenyamanan lingkungan yang direspon pembangunan yang terimplementasikan
1
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
-
Jumlah Kelembagaan Gender dan Anak yang dibina
100%
100%
PEMBERDAYAAN BADAN KB DAN PP PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK
2
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
-
Rata-rata persentase partisipasi perempuan di lembaga( pemerintah dan swasta)
46,01%
48,31%
PEMBERDAYAAN BADAN KB DAN PP PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK
3
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
-
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
59,81%
75,36%
PEMBERDAYAAN BADAN KB DAN PP PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK
Pemberdayaan perempuan dan anak serta peningkatan partisipasi perempuan dalam proses pembangunan.
Misi ke - 5 Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik No
Tujuan
Sasaran
1
Mewujudkan masyarakat parepare yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.
1,1 Terjaganya kerukunan antar umat beragama
1,2 Terpeliharanya nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di masyarakat.
Strategi -
-
Peningkatan kualitas kehidupan beragama
Pelestarian nilai-nilai budaya lokal masyarakat.
Kebijakan Umum -
-
Pembinaan mental spritual keagamaan masyarakat.
Mengembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya lokal masyarakat.
Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal Kondisi Akhir (Tahun 2012/2013) (Tahun 2018) 100% 100%
Bidang Urusan OTONOMI DAERAH
SKPD PENANGGUNG JAWAB SEKRETARIAT DAERAH
1
Program Kesejahteraan Rakyat
-
Persentase penanganan urusan sosial keagamaan
2
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
-
Persentase forum kemitraan wawasan kebangsaan yang dibina
100%
100%
KESATUAN BANGSA DAN POLTIK DALAM NEGERI
BADAN KESBANGPOL
3.
Program pengembangan wawasan kebangsaan
-
Jumlah organisasi yang diberikan pemahaman wawasan kebangsaan
4,25%
75,17%
KESATUAN BANGSA DAN POLTIK DALAM NEGERI
BADAN KESBANGPOL
1.
Program Pengembangan Kemitraan
-
Jumlah kemitraan kepariwisataan (seni dan budaya)
5 klp
27 klp
PARIWISATA
DINAS OPP
2.
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
-
Jumlah kekayaan budaya yang dikelola (24 kekayaan budaya)
0 budaya
16 budaya
KEBUDAYAAN
DINAS OPP
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN lndikasi rencana program prioritas pembangunan Kota Parepare berisi program-program baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan SKPD
dalam
rnenyelenggarakan
urusan
pemerintahan
daerah.
Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, termasuk dalam
menjabarkannya
ke
dalam
kegiatan
prioritas
beserta
kebutuhan pendanaannya. Untuk lebih jelasnya, indikasi rencana program prioritasyang disertai dengan kebutuhan pendanaannya dapat dilihat dalam Tabel 8.1 berikut ini.
Rancangan Awal RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab VIII - 1
Tabel 8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Pemerintah Kota Parepare Tahun 2013-2018 Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
02
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
78.671.491.059
57.178.383.700
76.858.743.775
82.084.704.669
76.803.216.819
371.596.540.022
SKPD Penanggung Jawab
(18)
25.534.807.731
28.462.593.350
32.145.301.257
34.413.718.954
36.362.111.626
156.918.532.918
Semua SKPD
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Persentase sarana dan prasarana aparatur
48.196.953.228
22.162.852.100
37.315.922.630
31.571.206.174
31.075.040.307
170.321.974.439
Semua SKPD
1.668.995.000
2.370.776.750
2.251.539.888
10.543.271.042
3.093.746.336
19.928.329.015
Semua SKPD
58.700.000
68.636.500
85.000.000
90.000.000
90.000.000
392.336.500
1.714.422.600
2.848.025.000
3.897.185.000
4.241.245.000
4.829.566.000
17.530.443.600
Semua SKPD
6.504.923.550
Semua SKPD
04
Program fasilitas pindah/purna tugas PNS
1
Tahun-5 (Tahun 2018)
Persentase pelayanan administrasi perkantoran
Program peningkatan disiplin aparatur
06
Tahun-4 (Tahun 2017)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
03
05
Tahun-3 (Tahun 2016)
Target
PROGRAM RUTIN PADA SETIAP SKPD 01
Tahun-2 (Tahun 2015)
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Persentase aparat yang memiliki sertifikat kompetensi
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Cakupan hasil laporan capaian kinerja dan keuangan
100%
100
%
URUSAN WAJIB PENDIDIKAN
1.497.612.500
1.265.500.000
1.163.795.000
100
%
1.225.263.500
100
%
1.352.752.550
248.116.981.424
260.330.035.221
306.783.781.301
32.921.304.800
32.967.510.000
33.176.261.000
34.165.416.100
01
15
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Persentase Capaian APK PAUD
47,11%
51,79
%
385.000.000
1
01
16
Program Wajib Belajar Persentase capaian Pendidikan Dasar Sembilan APM SD dan SMP Tahun
75,65%
77,65
%
1
01
17
Program Pendidikan Menengah
Persentase Capaian APM SMA/SMK
66,58%
65,87
1
01
18
Program Pendidikan Non Formal
Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
97,40%
97,55
1
01
19
Program Pendidikan Luar Biasa
Rasio guru luar biasa terhadap jumlah murid luar biasa
1 :6
1
01
20
Program Peningkatan Mutu Persentase guru Pendidik dan Tenaga menurut kelayakan Kependidikan mengajar
56,96
%
366.000.000
19.394.028.830
79
%
%
11.131.512.870
67
%
390.000.000
97,70
%
%
247.323.408.240
1
1 :6
100
32.626.746.300
01
96
%
185.803.464.315
1
94,30%
100
205.905.600
62,66
%
460.490.000
19.920.405.800
82
%
%
11.209.699.000
68,15
%
349.000.000
97,85
1 : 5,75
97
245.200.000
%
176.539.000
19.540.000.000
88
%
%
11.500.000.000
69,75
%
400.000.000
98,00
1 : 5,50
63.000.000
%
68,93
98
%
132.220.000
99
19.666.000.000
90
%
98.110.434.630 DINAS PENDIDIKAN
%
12.000.000.000
71
%
57.641.211.870 DINAS PENDIDIKAN
%
500.000.000
98,5
%
2.089.000.000 DINAS PENDIDIKAN
19.590.000.000
90
%
%
11.800.000.000
71
%
450.000.000
98,50
145.442.000
1 :5
99
165.857.238.200 1.582.221.900 DINAS PENDIDIKAN
194.192.900
%
1.248.357.670.501
%
%
65.000.000
%
75,82
75,82
1 : 5,25
70.000.000
100
Sekretariat KORPRI
1 :5
80.000.000
%
159.986.200
99
278.000.000 DINAS PENDIDIKAN
%
888.753.800 DINAS PENDIDIKAN
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
01
1
01
1
02
21
22
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Persentase layanan taman baca masyarakat (4 unit)
Kantor Perpustakaan
Jumlah kunjungan ke perpustakaan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Cakupan layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan (161 sekolah)
02
15
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
100
%
27.240 orang
31.200
orang
100%
100
%
1
02
16
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
-
327.000.000
100
%
292.500.000
32.500
orang
827.799.000
100
%
65.593.369.500
100
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
(7)
100%
100%
Tahun-5 (Tahun 2018)
Rp.
KESEHATAN Persentase ketersediaan jenis obat generik dan obat esensial untuk pelayanan kesehatan dasar
Tahun-4 (Tahun 2017)
(6)
292.500.000
Dinas Pendidikan
Tahun-3 (Tahun 2016)
Target
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
1
Tahun-2 (Tahun 2015)
%
2.480.354.700
-
379.700.000
100
%
20.000.000
100
%
327.000.000
34.100
orang
359.700.000
35.800
orang
441.000.000
100
%
485.100.000
100
%
78.034.299.000
100
%
17.356.967.400
415.670.000
3.261.000.000
84.239.635.500
100
%
22.433.898.000
3.065.400.000
20.000.000
%
395.670.000
35.900
orang
533.610.000
100
%
89.907.083.750
100
%
24.614.587.800
3.177.800.000
-
100
%
435.237.000
35.800
orang
1.810.107.000
KANTOR PERPUSTAKAAN
1.130.000.000
100
%
1.130.000.000
DINAS PENDIDIKAN
100.373.086.880
100
%
27.516.046.580
(18)
1.850.107.000
435.237.000
100
SKPD Penanggung Jawab
3.380.200.000
40.000.000
DINAS PENDIDIKAN
418.147.474.630
100
%
14.698.754.700 DINAS KESEHATAN
120.374.151.018
28.452.651.238
Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat
100%
100
%
6.356.967.400
100
%
10.933.898.000
100
%
12.514.587.800
100
%
13.766.046.580
100
%
15.142.651.238
100
%
58.714.151.018 DINAS KESEHATAN
RSU
Persentase pasien yang terlayani di RSU
99,97%
99,98
%
11.000.000.000
99,98
%
11.500.000.000
99,99
%
12.100.000.000
99,99
%
13.750.000.000
99,99
%
13.310.000.000
99,99
%
61.660.000.000 RSU A. MAKKASAU
100% (22 Kel)
100
%
656.600.000
100
%
596.600.000
100
%
645.260.000
100
%
709.786.000
100
%
780.764.600
100
%
3.389.010.600 DINAS KESEHATAN
1
02
19
Program Promosi Cakupan Kesehatan dan penyebarluasan Pemberdayaan Masyarakat informasi kesehatan
1
02
20
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase penanganan kasus gizi buruk pada balita dan Bumil KEK (Kekurangan Energi Kalori)
100% (47 kasus)
100
%
160.000.000
100
%
55.000.000
100
%
44.000.000
100
%
48.400.000
100
%
53.240.000
100
%
360.640.000 DINAS KESEHATAN
1
02
21
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Cakupan tempattempat umum yang memenuhi syarat (tempat pengolahan makanan)
69%
70
%
30.000.000
75
%
25.000.000
80
%
33.000.000
85
%
36.300.000
90
%
39.930.000
90
%
164.230.000 DINAS KESEHATAN
1
02
22
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Rasio kasus penyakit menular per 1.000 penduduk (14.174 kasus)
106,15 kasus/1.000 pddk
99,72
kasus/ 1.000 pddk
436.395.500
93,68
kasus/ 1.000 pddk
330.000.000
88,01
kasus/ 1.000 pddk
400.000.000
82,68
kasus/ 1.000 pddk
363.000.000
77,68
kasus/ 1.000 pddk
528.038.555
77,68
kasus/ 1.000 pddk
2.057.434.055 DINAS KESEHATAN
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
SKPD Penanggung Jawab
(18)
1
02
25
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan Persentase sarana dan sarana dan prasarana prasarana kesehatan puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya
100%
100
%
2.495.959.900
100
%
2.564.000.000
100
%
1.550.000.000
100
%
1.550.000.000
100
%
1.410.000.000
100
%
9.569.959.900 DINAS KESEHATAN
2
02
26
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (RSU)
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai standar RS Type B
50%
60
%
1.964.592.000
70
%
4.572.051.000
80
%
8.472.262.700
90
%
9.249.113.670
100
%
7.145.961.237
100
%
31.403.980.607 RSU A. MAKKASAU
3
02
33
Program Peningkatan Pelayanan Pada Badan Layanan Umum Daerah (RSU)
Persentase pelayanan Administrasi dan Umum Rumah Sakit
100%
100
%
40.012.500.000
100
%
44.196.750.000
100
%
45.415.125.000
100
%
47.256.637.500
100
%
58.582.301.250
100
%
235.463.313.750 RSU A. MAKKASAU
1
03
PEKERJAAN UMUM Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
90.806.923.932
294.933.147.686
12.053.190.000
2,464
kasus/ 1.000 pddk
8.825.195.000
2,505
kasus/ 1.000 pddk
9.100.000.000
2,578
kasus/ 1.000 pddk
12.400.000.000
2,627
kasus/ 1.000 pddk
39.500.000.000
2,627
kasus/ 1.000 pddk
81.878.385.000
DINAS PU
70,00%
71
%
1.573.750.000
72
%
3.678.200.000
73
%
2.020.000.000
74
%
2.282.500.000
75
%
2.790.000.000
75
%
12.344.450.000
DINAS PU
100%
100
%
337.250.000
100
%
1.175.000.000
100
%
500.000.000
100
%
500.000.000
100
%
1.000.000.000
100
%
3.512.250.000
DINAS PU
Proporsi jalan dalam keadaan baik
66,74%
70
%
5.727.390.300
71,69
%
13.107.960.880
73,2
%
8.278.667.864
73,82
%
8.629.459.195
75,27
%
9.449.923.932
75,27
%
45.193.402.171
DINAS PU
Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Rasio Panjang Irigasi (Panjang irigasi sekunder dan tersier)
79,98 m/Ha
79,98
m/Ha
2.472.222.100
89,12
m/Ha
2.547.414.950
95,22
m/Ha
4.080.767.000
93,51
m/Ha
4.750.000.000
99,50
m/Ha
5.550.000.000
99,50
m/Ha
19.400.404.050
DINAS PU
27
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Persentase rumah tangga pengguna air bersih
59,72%
61,17
%
9.467.424.255
63,27
%
14.049.577.210
65,36
%
18.098.115.000
67,43
%
23.675.340.000
69,48
%
30.875.000.000
69,48
%
96.165.456.465
DINAS PU
30
Program Infrastruktur Perkotaan
PNPM
0%
2.165.000.000
DINAS PU
Persentase hidrant yang berfungsi (32 lokasi)
0%
1
03
16
1
03
17
1
03
18
Program rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Jembatan
1
03
24
1
03
1
03
03
55.775.299.195
kasus/ 1.000 pddk
15
1
49.606.349.864
2,432
03
03
60.992.348.040
2,458 km/1000 penduduk
1
1
37.752.226.655 Panjang jalan dilalui roda 4 per 1.000 penduduk
32
35
Panjang jalan yang Program Pembangunan memiliki trotoar dan Saluran Drainase / Gorongdrainase/ saluran gorong pembuangan air Persentase Program Pembangunan pencegahan lokasi Turap/Talud/Bronjong rawan longsor
Program Perencanaan dan Jenis dokumen teknis Pendataan perencanaan yang terimple-mentasi
Program Revitalisasi Sarana dan Prasarana Perkotaan
Jumlah sub kawasan budidaya yang mendapat peningkatan daya guna/fungsi
430.000.000
430.000.000
-
4 dokumen
6
dok
0
5
sub kawasan
435.000.000
-
526.000.000
4
dok
5.045.000.000
5
sub kawasan
-
479.000.000
4
dok
15.050.000.000
3
sub kawasan
435.000.000 50
%
110.000.000
293.800.000
3
dok
193.000.000
6.000.000.000
3
sub kawasan
2.500.000.000
435.000.000
3
dok
207.000.000
-
50
%
110.000.000
DINAS PU
20
dok
1.698.800.000
DINAS PU
16
sub kawasan
28.595.000.000
DINAS PU
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
1
03
xx
Program peningkatan sarana dan prasarana Kebinamargaan
Jumlah sarana dan prasarana kebinamargaan yang berfungsi
11 unit
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015) Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
unit
227,25
RLH/ 1.000 pddk
120.000.000
12
unit
PERUMAHAN
1
04
01
Rasio rumah layak huni (RLH) per 1.000 penduduk
220,29 RLH/1.000 penduduk
1
04
15
Program Pengembangan Perumahan
Rasio rumah layak huni (RLH) per 1.000 penduduk
220,29 RLH/1.000 penduduk
1
04
16
Persentase Program Lingkungan Sehat lingkungan Perumahan pemukiman kumuh
1
04
17
Program Pemberdayaan Jumlah Forum Komunitas Tata Ruang dan Masyarakat yang Perumahan Permukiman diberdayakan
1
04
xx
Program Peningkatan, Persentase Pemantauan, Pengendalian lingkungan dan Pengawasan pemukiman kumuh Permukiman
0,28%
0,25
%
193.614.000
1
04
xx
Program Penataan dan Rehab Lingkungan Permukiman Kumuh
Persentase lingkungan pemukiman kumuh
0,28%
0,25
%
479.000.000
0,23
%
1
04
xx
Program Peningkatan Kawasan Perkotaan
Panjang jalan lingkungan per 1.000 penduduk
53,76 m/1.000 penduduk
79,09
m/1.000 pddk
500.000.000
129,47
m/1.000 pddk
1
05
1
05
15
Program Perencanaan Tata Ruang
05
1.363.642.000
%
Dinas Tata Ruang
Persentase ketersediaan Jenis Dokumen Perenc.Tata Ruang
33%
66,67
%
Bappeda
Jumlah rekomendasi bidang perenc. tata ruang yang terimplemen-tasikan
100%
100
%
Program Pemanfaatan Ruang
Persentase ketersediaan peta Analog dan Digital
0
0
%
234,10
RLH/ 1.000 pddk
13
unit
310.000.000
22
Forum
20.000.000
-
-
241,28
RLH/ 1.000 pddk
3.993.750.000
14
unit
554.000.000
22
Forum
45.000.000
300.000.000
15
unit
2.765.750.000
-
-
248,63
RLH/ 1.000 pddk
-
455.000.000
800.000.000
2.236.500.000
-
148.028.000
-
0
1.650.000.000
4.778.750.000
43.000.000
-
PENATAAN RUANG
16
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
Program Peningkatan Perumahan
1
Tahun-5 (Tahun 2018)
(6) 11
0,25
Tahun-4 (Tahun 2017)
Target
04
0,28%
Tahun-3 (Tahun 2016)
410.000.000
Forum
-
97.000.000
-
-
255,79
RLH/ 1.000 pddk
%
675.000.000
0,18
%
178,73
m/1.000 pddk
962.500.000
230,46
m/1.000 pddk
700.000.000
1.558.750.000
735.000.000
23
Forum
-
0,20
15
unit
3.161.625.000
23
1.000.000.000
62.000.000
0,15
%
298,73
m/1.000 pddk
500.000.000
1.864.625.000
3.870.000.000
(18) DINAS PU
14.306.267.000 0
paket
43.000.000 DINAS TATA RUANG
255,79
RLH/ 1.000 pddk
0,25
%
148.028.000 DINAS TATA RUANG
23
Forum
224.000.000 DINAS TATA RUANG
0,25
%
193.614.000 DINAS TATA RUANG
0,15
%
2.809.000.000 DINAS TATA RUANG
298,73
m/1.000 pddk
8.879.625.000 DINAS TATA RUANG
2.009.000.000 DINAS TATA RUANG
2.450.504.150
3.532.000.000
4.694.700.000
4.603.450.000
4.825.115.000
20.105.769.150
75.000.000
305.000.000
825.000.000
150.000.000
522.000.000
1.877.000.000
-
SKPD Penanggung Jawab
66,67
%
115.000.000
66,67
%
75.000.000
66,67
%
100.000.000
100
%
472.000.000
100
%
762.000.000 DINAS TATA RUANG
75.000.000
100
%
190.000.000
100
%
750.000.000
100
%
50.000.000
100
%
50.000.000
100
%
1.115.000.000
757.214.200
100
%
145.000.000
100
%
225.000.000
100
%
96.800.000
100
%
70.000.000
100
%
1.294.014.200 DINAS TATA RUANG
BAPPEDA
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
05
17
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Dinas Tata Ruang
81,82%
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
%
Rasio bangunan ber- 30,70 BG berIMB per 100 bangunan IMB/100 BG
-
-
34,03
BG berIMB/100BG
110.078.950
-
1
05
xx
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
Rasio bangunan ber- 30,70 BG berIMB per 100 bangunan IMB/100 BG
1
05
xx
Program Pengembangan Data dan Informasi Penataan Ruang
Persentase ketersediaan data dan informasi penataan ruang
0
1
05
xx
Program Pemeliharaan Jalan Umum
Rasio titik lampu per panjang jalan kota
15,61 titik lampu/km
1
06
1
06
15
Program Pengembangan Data dan Informasi
Jumlah elemen data bahan perencanaan pembangunan yang tersedia
31,71%
32,02
%
1
06
18
Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
Jumlah rekomendasi wilayah perbatasan yang terimplementasikan
0%
0
%
1
06
19
Program Perencanaan Pengembangan kota-kota menengah dan besar
Jumlah laporan perencanaan transportasi perkotaan
1
06
20
Program peningkatan Persentase aparat kapasitas kelembagaan yang memahami perencanaan pembangunan proses perencanaan daerah Jumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang terimplementasikan (5 dokumen)
100%
100
%
1.097.670.750
Jumlah rekomendasi perencanaan bidang ekonomi yang terimplemen-tasikan
60%
80
%
242.930.250
titik lampu/ km
1
06
21
1
06
22
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
185.000.000
326.515.000
120.000.000
92,31
%
130.000.000
92,86
%
135.600.000
93,33
%
140.000.000
93,33
%
37,13
BG berIMB/100BG
65.000.000
40,03
BG berIMB/100BG
71.500.000
42,74
BG berIMB/100BG
128.650.000
45,29
BG berIMB/100BG
186.515.000
45,29
BG berIMB/100BG
-
-
16,35
titik lampu/ km
2.897.000.000
26
-
100
%
16,48
titik lampu/ km
200.000.000
3.243.200.000
111
2.059.846.300
55.375.500
264.250.000
%
-
1.488.761.000
201.500.000
91,67
19.450.000
175
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
90,91
16,14
Tahun-5 (Tahun 2018)
(6)
110.078.950
Bappeda
Tahun-4 (Tahun 2017)
Target
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Persentase rekomendasi pemanfaatan ruang yang terimplementasikan
Tahun-3 (Tahun 2016)
%
195.000.000
-
0
%
0%
-
1
Laporan
35.000.000
30%
-
100
%
280.000.000
100
%
1.285.000.000
83,33
%
308.000.000
-
100
%
16,53
titik lampu/ km
25.000.000
4.067.400.000
82
3.328.000.000
32,44
-
%
16,71
titik lampu/ km
35.000.000
3.871.600.000
(18)
1.087.343.950
BAPPEDA
635.678.950
BAPPEDA
451.665.000 DINAS TATA RUANG
19.450.000 DINAS TATA RUANG
-
100
SKPD Penanggung Jawab
100
%
16,71
titik lampu/ km
260.000.000 DINAS TATA RUANG
15.567.961.000 DINAS TATA RUANG
81
2.674.400.000
3.054.700.000
3.174.570.000
14.291.516.300
32,59
%
154.000.000
32,78
%
163.000.000
32,98
%
247.000.000
32,98
%
814.375.500
BAPPEDA
1
rekomendasi
50.000.000
1
rekomendasi
50.000.000
1
rekomendasi
50.000.000
3
rekomendas i
150.000.000
BAPPEDA
-
1
Laporan
45.000.000
-
100
%
80.000.000
BAPPEDA
-
100
%
280.000.000
BAPPEDA
100
%
1.252.900.000
83,33
%
344.000.000
100
%
1.284.200.000
100
%
1.606.520.000
100
%
6.526.290.750
BAPPEDA
83,33
%
400.500.000
100
%
418.550.000
100
%
1.713.980.250
BAPPEDA
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
06
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
SKPD Penanggung Jawab
(18)
23
Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
Jumlah rekomendasi perencanaan bidang sosial budaya yang terimplementasikan
60%
75
%
241.146.500
85,71
%
495.000.000
87,5
%
545.500.000
87,5
%
511.000.000
100
%
497.500.000
100
%
2.290.146.500
BAPPEDA
Persentase rekomendasi perencanaan bidang prasarana wilayah dan sumber daya alam yg terimplementasikan
30%
40
%
422.723.300
60
%
330.000.000
60
%
275.000.000
100
%
345.000.000
100
%
295.000.000
100
%
1.667.723.300
BAPPEDA
Jumlah dokumen inovasi daerah
1 rekomendasi
400.000.000
1 rekomendasi
53.000.000
2 rekomendasi
256.000.000
1 rekomendasi
60.000.000
769.000.000
BAPPEDA
1
06
24
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
1
06
16
Program Kerjasama Pembangunan
1
07
PERHUBUNGAN
1
07
15
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Jumlah prasarana dan fasilitas perhubungan
100%
100
%
189.000.000
100
%
334.000.000
100
%
423.000.000
100
%
429.300.000
100
%
469.280.000
100
%
1.655.580.000
DISHUB
1
07
16
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Persentase Rambu dan Apill dalam kondisi baik
77%
85
%
200.000.000
85
%
230.000.000
85
%
215.000.000
85
%
217.800.000
85
%
239.580.000
85
%
902.380.000
DISHUB
1
07
17
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Persentase jumlah angkutan umum dan barang yang layak
54%
57
%
215.000.000
67
%
2.060.000.000
78
%
1.869.000.000
85
%
1.327.500.000
95
%
1.342.500.000
95
%
6.599.000.000
DISHUB
1
07
18
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Jumlah sarana dan prasarana yang berfungsi
10 unit
10
unit
10
unit
925.000.000
11
unit
2.800.000.000
12
unit
2.600.000.000
12
unit
1.600.000.000
12
unit
7.925.000.000
DISHUB
1
07
19
Program Pengendalian dan Jumlah rambu yang Pengamanan Lalu Lintas berfungsi
40 unit
60
unit
80
unit
838.267.900
120
unit
1.190.000.000
140
unit
1.250.000.000
180
unit
1.250.000.000
180
unit
4.528.267.900
DISHUB
1
07
20
Program Peningkatan kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
60%
60
%
80
%
90
%
150.000.000
100
%
120.000.000
100
%
315.000.000
100
%
585.000.000
DISHUB
1
08
LINGKUNGAN HIDUP
5.837.319.100
7.117.323.600
10.390.012.960
8.450.414.256
8.252.320.682
40.047.390.598
08
15
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
3.661.035.500
4.301.380.000
5.540.000.000
4.705.000.000
4.330.000.000
22.537.415.500
1
-
0
1.886.367.500
Persentase alat pengujian kendaraan bermotor yang memenuhi standar
1.282.367.500
-
4.387.267.900
-
6.647.000.000
5.944.600.000
5 ekomendasi
5.216.360.000
22.195.227.900
Dinas Kebersihan
Persentase Penanganan Sampah
93.12%
93,43
%
3.572.250.000
93,65
%
4.211.380.000
93,85
%
5.390.000.000
94,04
%
4.555.000.000
94,22
%
4.180.000.000
94,22
%
BLHD
Jumlah sampah anorganik dan organik yang terolah
25,83 m3
41,66
m3
88.785.500
41,66
m3
90.000.000
41,66
m3
150.000.000
41,66
m3
150.000.000
41,66
m3
150.000.000
41,66
m3
21.908.630.000 DINAS KEBERSIHAN
628.785.500
BLHD
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
1
08
16
Cakupan Program Pengendalian pengendalian lokasi Pencemaran dan Perusakan pencemaran dan Lingkungan Hidup perusakan lingkungan hidup
1
08
17
Program Perlindungan dan Cakupan pengawasan Konservasi Sumber Daya pemanfaatan sumber Alam daya air
100%
100
%
1.457.193.600
100
%
1.457.193.600
100
%
1.602.912.960
100
%
1.763.204.256
100
%
1.939.524.682
1
08
19
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Persentase ketersediaan data dan informasi lingkungan hidup
100%
100
%
108.500.000
100
%
240.000.000
100
%
264.000.000
100
%
290.400.000
100
%
319.440.000
5
jenis
1
08
20
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Jumlah sertifikasi hasil pengujian kadar polusi
4 sertifikasi
4
sertfikasi
75.367.500
4
sertifikasi
80.000.000
4
sertifikasi
88.000.000
4
sertifikasi
96.800.000
4
sertifikasi
106.480.000
4
sertifikasi
24
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
1
08
100
%
334.150.000
100
%
215.000.000
100
%
215.600.000
100
%
237.160.000
100
%
260.876.000
100
%
1.262.786.000
BLHD
100
%
8.220.029.098
BLHD
1.222.340.000
BLHD
446.647.500
BLHD
201.072.500 3,75 Ha
3,75
Ha
120.710.000
4
Ha
BLHD
Luas RTH yang dikelola
100,36 Ha
100,36
Ha
80.362.500
101,61
Ha
PERTANAHAN
1
09
1
10
1
10
1
11
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
1
11
17
Program Peningkatan Kualitas Hidup & Perlindungan Perempuan
1
11
18
Rata-rata persentase Program Peningkatan Peran partisipasi perempuan Serta & Kesetaraan Gender di lembaga dalam Pembangunan (pemerintah dan swasta)
16
Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
3.200.000.000 Jumlah objek lahan Milik Pemda yang bersertifikat (225 dari 375 objek lahan)
60,00%
70,67
%
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
15
823.750.000
Dinas Kebersihan
09
Program Penataan Administrasi Kependudukan
3.200.000.000
68,35%
70,49
%
416.501.400
76,00
%
250.000.000
2.190.000.000
71,39
%
557.805.000
1.357.850.000
4,25
Ha
2.516.000.000
4,5
Ha
103,11
Ha
163.500.000
105,36
Ha
1.440.000.000
84,00
%
557.805.000
572.588.000 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
573.750.000
2.679.500.000
2.190.000.000
416.501.400 Rata-rata persentase kepemilikan dokumen kependudukan dan akta capil
(18)
100%
Luas RTH yang dikelola
1
SKPD Penanggung Jawab
1.440.000.000
%
575.000.000
464.594.150
622.850.000
4,75
Ha
106,86
Ha
1.750.000.000
92,00
%
464.594.150
71,78
735.000.000
1.750.000.000
%
638.000.000
554.594.150
796.000.000 500.000.000
4,75
Ha
4.741.460.000 DINAS KEBERSIHAN
106,86
Ha
1.616.712.500
2.240.000.000
100
%
554.594.150
73,30
6.358.172.500
1.296.000.000
2.240.000.000
10.820.000.000
100
%
470.000.000
75,51
%
701.800.000
470.000.000
BLHD
10.820.000.000
SETDAKO (Bagian Pemerintahan)
2.463.494.700
75,51
%
771.980.000
2.463.494.700
DINAS KEPENDUDUKAN DAN CAPIL
3.259.368.000
59,81%
70,45
%
122.305.000
71,65
%
130.000.000
72,86
%
143.000.000
74,10
%
157.300.000
75,36
%
173.030.000
75,36
%
725.635.000 BADAN KB DAN PP
46,01%
46,6
%
127.627.500
46,99
%
130.000.000
47,45
%
110.000.000
47,89
%
121.000.000
48,31
%
133.100.000
48,31
%
621.727.500 BADAN KB DAN PP
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah kelembagaan Gender dan Anak yang dibina
100%
19
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender & Anak
1
11
1
12
1
12
15
Program Keluarga Berencana
Jumlah Peserta KB Aktif
1
12
16
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1
12
17
Program Pelayanan Kontrasepsi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
100
Tahun-2 (Tahun 2015) Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
%
19.150
Jumlah kelompok remaja yang mendapat penyuluhan
32 klp
-
Rasio Akseptor KB
67,82%
67,86
%
22 klp
100
%
22 kelompok
22
klp
624 kader
624
kader
18 klp
20
klp
18
1
12
19
Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
1
12
23
Jumlah tenaga Program Penyiapan Tenaga pendamping Tribina Pendamping Kelompok (BKB, BKR, BKL) yang Bina Keluarga terampil
1
12
24
Program Pengembangan Model Operasional BKBPosyandu- Padu
1
13
SOSIAL
1
13
15
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Persentase PMKS Adat Terpencil dan yang memperoleh Penyandang Masalah bantuan sosial (8.610) Kesejahteraa Sosial (PMKS) lainnya
1
13
16
Persentase PMKS Program Pelayanan dan yang mendapat Rehabilitasi Kesejahteraan pelayanan dan Sosial rehabilitasi
1
13
17
Program Pembinaan Anak Terlantar
Persentase anak terlantar yang dibina
1
13
18
Program Pembinaan penyandang cacat dan trauma
Persentase penyandang cacat yang mendapat pembinaan (690 orang)
Jumlah kelompok Bina Keluarga Balita yang dibina
Jumlah BKB Posyandu Padu
322.655.500
100
%
orang
291.315.000
315.000.000
230.000.000
19.600
orang
37
klp
75.000.000
42
klp
918.272.800
67,93
%
917.713.400
67,95
138.202.000
100
%
70.000.000
-
24
klp
-
624
kader
22
klp
48.429.000
klp
225.000.000 BADAN KB DAN PP
68,06
%
1.221.476.535
68,06
%
5.177.380.689 BADAN KB DAN PP
90.750.000
100
%
99.825.000
100
%
481.277.000 BADAN KB DAN PP
klp
100.000.000
30
klp
110.000.000
30
klp
300.000.000 BADAN KB DAN PP
676
kader
165.000.000
702
kader
200.000.000
702
kader
515.000.000 BADAN KB DAN PP
26
klp
66.550.000
28
klp
73.205.000
28
klp
303.684.000 BADAN KB DAN PP
%
82.500.000
100
%
-
26
klp
90.000.000
28
-
650
kader
150.000.000
24
klp
60.500.000
5,02
%
225.300.000
7,05
%
274.009.000
%
52
100
3,27%
40
50.000.000
1.110.433.214
67.454.650
876.235.000
9,09
%
100
45
220.220.000
8.579.546.689
klp
%
%
2.140.496.535
1.912.005.500 BADAN KB DAN PP
52
67,98
81
%
orang
1.009.484.740
2.423.350.000
100
19.990
%
%
465.850.000
(18)
385.990.000
50.000.000
80
%
SKPD Penanggung Jawab
orang
klp
563.500.000
100
1.933.633.214
47
55.000.000
319.000.000
423.500.000
50.000.000
%
95.255.000
%
orang
60
%
100
19.800
2.908.313.650
-
385.000.000
1.761.484.740
orang
28% (2.450 jiwa)
35
%
19.400
-
0%
100
1.347.713.400
1.026.144.500
30% (206 orang)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
19.067 orang
12
Tahun-5 (Tahun 2018)
(6)
1.396.218.800
1
Tahun-4 (Tahun 2017)
Target
KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
Program Pembinaan Peran Jumlah kelompok Serta Masyarakat dalam masyarakat peduli KB Pelayanan KB KR yang yang dibina Mandiri
Tahun-3 (Tahun 2016)
350.900.000 19.990
683.858.500
82
%
138.215.000
11,12
%
%
250.000.000
100
%
%
117.700.000
50
%
242.242.000
152.036.500
129.470.000
753.744.350
1.577.205.000 BADAN KB DAN PP
6.248.296.000
83
%
266.466.200
83
%
3.715.778.200
DINAS SOSIAL
13,04
%
167.240.150
13,04
%
956.800.650
DINAS SOSIAL
100
%
100
%
250.000.000
DINAS SOSIAL
55
%
55
%
552.296.650
DINAS SOSIAL
142.417.000
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Persentase panti asuhan yang dibina (10 panti asuhan)
100%
30
Persentase kelembagaan Kessos yang dibina
100%
100
1
13
xx
Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
1
13
xx
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
1
14
KETENAGAKERJAAN
1
01
15
Persentase tenaga Program Peningkatan kerja yang mendapat Kualitas dan Produktivitas pelatihan berbasis Tenaga Kerja kompetensi (SPM)
1
01
16
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1
01
17
1
01
18
1
15
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
%
-
142.089.500
100
%
675.100.000
143.500.000
%
50.000.000
100
%
50.000.000
100
%
56.500.000
100
%
156.500.000
DINAS SOSIAL
100
%
100.100.000
100
%
110.110.000
100
%
121.121.000
100
%
616.920.500
DINAS SOSIAL
1.270.200.000
1.385.200.000
1.550.620.000
1.477.382.000
6.358.502.000
79,17
%
362.000.000
80,82
%
785.000.000
82,43
%
755.000.000
84,00
%
959.000.000
85,53
%
930.000.000
85,53
%
Jumlah kesempatan kerja yang tersedia
800 kesempatan
850
ksmptan
115.000.000
900
ksmptan
155.000.000
950
ksmptan
325.200.000
1000
ksmptan
176.620.000
1050
ksmptan
162.382.000
1050
ksmptan
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Persentase perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan
50,07%
52,02
%
176.100.000
54,04
%
330.200.000
54,96
%
305.000.000
56,94
%
415.000.000
59,96
%
385.000.000
59,96
Program Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Persentase perusahaan yang menerapkan K3
30,17%
35
%
22.000.000
35
-
580.000.000
1
15
15
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
Persentase usaha ekonomi lokal yang berbasis klaster (4 kluster)
1
15
16
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
1
15
17
1
15
1
0
0
%
Jumlah UKM yang mendapat pembinaan (pelatihan & bantuan)
98 UKM
98
UKM
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Jumlah UKM yang mendapat pendampingan
100 UKM
100
UKM
18
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Persentase koperasi aktif
52,94%
52,94
%
16
PENANAMAN MODAL
1
16
15
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
1
16
16
Program Peningkatan Iklim Jumlah perusahaan Investasi dan Realisasi PMDN yang disetujui Investasi
25
%
108
UKM
420.000.000
150
UKM
42.000.000
57,77
%
-
Jumlah kerjasama antara perusahaan PMDN dan UKM
-
1.819.000.000
118.000.000
400.000.000
-
1.617.000.000
-
1.185.000.000
%
305.000.000
75
%
215.000.000
100
%
150
UKM
250.000.000
192
UKM
300.000.000
234
UKM
635.000.000
200
UKM
665.000.000
250
UKM
195.000.000
300
UKM
519.000.000
60,39
%
397.000.000
62,98
%
475.000.000
64,76
%
150.000.000
170.000.000
3.791.000.000
DISNAKER
934.202.000
DISNAKER
%
1.611.300.000
DISNAKER
%
22.000.000
DISNAKER
1.225.000.000
50
265.000.000
(18)
100
78,54%
KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH
SKPD Penanggung Jawab
190.000.000
6.426.000.000
100
%
1.258.000.000
DINAS PERINDAGKOP
234
UKM
1.165.000.000
DINAS PERINDAGKOP
225.000.000
300
UKM
2.140.000.000
DINAS PERINDAGKOP
430.000.000
64,76
%
1.863.000.000
DINAS PERINDAGKOP
220.000.000
350.000.000
210.000.000
720.000.000
0 Kerjasama
0
Kerjasama
-
1
Kerjasama
100.000.000
1
Kerjasama
110.000.000
2
Kerjasama
120.000.000
2
Kerjasama
130.000.000
6
Kerjasama
460.000.000
PDKPM
0 PMDN
0
PMDN
-
1
PMDN
50.000.000
1
PMDN
60.000.000
1
PMDN
70.000.000
1
PMDN
80.000.000
4
PMDN
260.000.000
PDKPM
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
17
1
17
1
18
1
18
01
1
18
...... Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kepemudaan
1
1
18
18
16
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Tahun-2 (Tahun 2015)
0
Jumlah sarana dan prasarana kepemudaan
...... Program Pembinaan dan Jumlah organisasi Pemasyarakatan Olahraga olahraga yang dibina ....... Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Jumlah sarana dan prasarana olahraga
27,14%
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
-
27,14
%
19
15
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
1
19
16
Program Pemeliharaan Kantratibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
17
440.000.000
-
-
25 organisasi
25
organisasi
7 unit
7
unit
KESATUAN BANGSA DAN POLTIK DALAM NEGERI
1
265.000.000
4
kekayaan budaya
80.000.000
-
100%
100
%
95.000.000
265.000.000
95.000.000
8
kekayaan budaya
3.138.500.000
27,56
%
2
unit
26
7
521.000.000
%
745.000.000
2.300.000.000
3
unit
organisasi
215.000.000
27
unit
102.500.000
17
%
529.236.600
135.000.000
110.000.000
12
kekayaan budaya
3.969.500.000
16
kekayaan budaya
2.641.450.000
2.500.000.000
3
unit
organisasi
269.500.000
28
organisasi
296.450.000
29
organisasi
unit
455.000.000
17
unit
475.000.000
17
unit
%
755.000.000
148.500.000
870.000.000
30,09
%
%
1.048.750.000
163.350.000
16
kekayaan budaya
%
1.210.747.000
565.000.000
DINAS OPP
11.830.545.000
%
3.571.000.000
DOPP
3
unit
5.800.000.000
DOPP
326.095.000
29
organisasi
1.187.045.000
DOPP
240.000.000
17
unit
1.272.500.000
DOPP
3.881.600.000
100
(18)
30,09
995.000.000
-
1.000.000.000
3.299.097.000
100
95.000.000
SKPD Penanggung Jawab
565.000.000
1.561.095.000
%
2.817.250.000
100
110.000.000
95.000.000
29,04
1.471.000.000
100
95.000.000
28,65
1.222.310.525 Persentase aduan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang direspon
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
(7)
0
2 unit (Gedung Pramuka & KNPI)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Rp.
520.000.000
Persentase Program Peningkatan Peran keikutsertaan pemuda Serta Kepemudaan dalam organisasi
Tahun-4 (Tahun 2017)
(6)
Jumlah kekayaan budaya yang dikelola (24 kekayaan budaya)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Target
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
19
19
Tahun-1 (Tahun 2014)
KEBUDAYAAN
1
1
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
179.685.000
12.691.257.525
100
%
721.535.000 KANTOR SATPOL PP
4.960.648.600
1.416.915.000
Kantor Satpol PP
Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
46,15%
50
%
287.750.000
59,09
%
455.000.000
70
%
480.000.000
83
%
500.000.000
94
%
533.250.000
94
%
2.256.000.000
KANTOR SATPOL PP
Badan Kesbangpol
Persentase penanganan potensi kasus Kantribmas dan tindak kriminal
100%
100
%
241.486.600
100
%
300.000.000
100
%
568.750.000
100
%
710.747.000
100
%
883.665.000
100
%
2.704.648.600
BADAN KESBANGPOL
Program pengembangan wawasan kebangsaan
Jumlah organisasi yang diberikan pemahaman wawasan kebangsaan (141 ormas)
4,25%
18,43
%
65.275.000
32,64
%
255.000.000
46,80
%
825.000.000
60,99
%
1.025.000.000
75,17
%
1.000.000.000
75,17
%
3.170.275.000
BADAN KESBANGPOL
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
19
18
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
171.381.925
195.000.000
660.000.000
715.000.000
Persentase forum kemitraan wawasan kebangsaan yang dibina (6 Forum)
100%
100
%
123.081.925
100
%
145.000.000
100
%
600.000.000
100
%
650.000.000
100
%
875.000.000
100
%
Kantor Satpol PP
Persentase pembinaan wawasan kebangsaan petugas Sat-Pol
100%
100
%
48.300.000
100
%
50.000.000
100
%
60.000.000
100
%
65.000.000
100
%
70.000.000
100
%
1 Kegiatan
1
Kegiatan
113.017.000
2
Kegiatan
131.000.000
2
Keg
135.000.000
3
Keg
185.000.000
3
Keg
340.000.000
3
Kegiatan
100%
100
%
248.400.000
19
21
Jumlah kegiatan Program Pendidikan Poltik pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
1
19
22
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
Persentase penanganan korban bencana alam
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
1
20
1
20
15
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Jumlah keputusan DPRD (Perda dan Rekomendasi)
1
20
16
Program Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah / wakil kepala daerah
Persentase pelayanan kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah
1
20
17
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuangan Daerah
-
19.812.637.085
-
28.093.318.350
-
31.177.263.410
-
33.201.800.876
32.922.423.564
18
keputusan
3.918.004.250
19
keputusan
4.507.205.750
20
keputusan
4.741.058.750
21
keputusan
4.848.058.750
22
keputusan
5.257.627.050
100
keputusan
100%
100
%
3.338.400.000
100
%
3.584.000.000
100
%
4.146.000.000
100
%
5.839.000.000
100
%
4.659.800.000
100
%
3.651.250.000
3.827.150.000
4.194.815.000
2.393.081.925
BADAN KESBANGPOL
293.300.000 KANTOR SATPOL PP
904.017.000
BADAN KESBANGPOL
248.400.000
BPBD
145.207.443.285
17 keputusan
4.225.381.835
(18)
945.000.000
Badan Kesbangpol
1
SKPD Penanggung Jawab
23.271.954.550 SEKRETARIAT DPRD
21.567.200.000
SETDAKO
20.335.865.835
4.437.269.000
Dispenda
Rasio Pajak Daerah terhadap Total PAD
20,68%
26,39
%
1.564.477.335
27,68
%
1.499.000.000
29,03
%
1.648.900.000
30,43
%
1.813.790.000
31,91
%
1.995.169.000
31,91
%
8.521.336.335
DISPENDA
Bagian keuangan
Persentase penyerapan APBD
92,05
93
%
1.205.534.500
94
%
1.252.000.000
95
%
1.378.000.000
96
%
1.590.775.000
97
%
1.656.850.000
97
%
7.083.159.500
SETDAKO
Bagian Aset
Persentase kesesuaian nilai aset
50,35
80
%
1.395.370.000
90
%
900.250.000
100
%
800.250.000
100
%
790.250.000
100
%
785.250.000
100
%
4.671.370.000
SETDAKO
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015) Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
1
kali
60.000.000
Persentase penyesuaian hasil evaluasi RAPBD
100%
100
%
82.200.000
Program pembinaan fasilitasi pengelolaan keuangan kab/kota
1
20
20
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
100
%
1.012.712.250
Inspektorat
Persentase penyelesaian rekomendasi hasil temuan (Internal)
Bagi. Pemerintahan
Penilaian LPPD
Bag. Hukum
Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan pengawasan
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
0
18
Tahun-5 (Tahun 2018)
(6)
Bagian Hukum
20
Tahun-4 (Tahun 2017)
Target
Jumlah penyelenggaraan sosialisasi pengelolaan keuangan daerah
1
Tahun-3 (Tahun 2016)
83.000.000
100
%
1.660.000.000
17,86%
25
%
518.652.750
30
%
2700 poin
2800
poin
220.000.000
2900
poin
65,5%
75
%
274.059.500
80
18,18%
24,24
%
125.000.000
1.085.000.000
90.000.000
100
%
1.732.000.000
90.000.000
100
%
1.937.000.000
90.000.000
100
%
SKPD Penanggung Jawab
(18)
60.000.000
SETDAKO
435.200.000
SEKDAKO
8.335.712.250
1.994.000.000
50
%
1.235.000.000
83
%
1.235.000.000
83
%
5.158.652.750
INSPEKTORAT
247.000.000
3100
poin
272.000.000
3200
poin
299.000.000
3200
poin
1.263.000.000
SETDAKO
%
400.000.000
90
%
430.000.000
95
%
460.000.000
95
%
1.914.059.500
SETDAKO
36,36
%
137.500.000
42,42
%
151.250.000
48,48
%
166.375.000
48,48
%
705.125.000
INSPEKTORAT
42
%
225.000.000
3000
poin
%
350.000.000
85
30,30
%
125.000.000
1.085.000.000
1
20
21
Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Persentase aparat pengawasan yang memenuhi yang standar
1
20
22
Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
Persentase ketersediaan sistem dan prosedur pengawasan
20%
20
%
50.000.000
100
%
155.000.000
100
%
170.000.000
100
%
190.000.000
100
%
205.000.000
100
%
770.000.000
INSPEKTORAT
1
20
23
Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
Jumlah perizinan dan non perizinan yang menggunakan IT (42 jenis )
100%
100
%
87.900.000
100
%
110.000.000
100
%
121.000.000
100
%
133.100.000
100
%
146.410.000
100
%
598.410.000
KANTOR PELAYANAN PERIZINAN
1
20
24
Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan masyarakat
100
%
2.275.785.100
100
%
2.970.140.600
100
%
3.379.004.660
100
%
4.010.335.126
100
%
4.665.178.639
100
%
17.300.444.125
Jumlah Imam Masjid Rawatib, Bilal (Muazzim) dan Petugas Kebersihan Masjid yang, RT/RW mendapat insentif
206 orang
206
orang
362.140.600
231
orang
424.440.600
256
orang
466.884.660
281
orang
513.573.126
306
orang
564.930.439
306
orang
2.331.969.425
Kec. Bacukiki
Jumlah Imam Masjid Rawatib, Bilal (Muazzim) dan Kecamatan Bacukiki Barat Petugas Kebersihan Masjid yang, RT/RW mendapat insentif
347 orang
347
orang
534.300.000
382
orang
813.300.000
392
orang
852.300.000
402
orang
1.098.300.000
412
orang
1.356.300.000
412
orang
4.654.500.000
Kec. Bacukiki Barat
Kecamatan Bacukiki
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
20
26
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
SKPD Penanggung Jawab
(18)
Kecamatan Ujung
Jumlah Imam Masjid Rawatib, Bilal (Muazzim) dan Petugas Kebersihan Masjid yang, RT/RW mendapat insentif
291 orang
291
orang
504.900.000
316
orang
597.200.000
316
orang
656.920.000
316
orang
722.612.000
316
orang
794.873.200
316
orang
3.276.505.200
Kec. Ujung
Kecamatan Soreang
Jumlah Imam Masjid Rawatib, Bilal (Muazzim) dan Petugas Kebersihan Masjid yang, RT/RW mendapat insentif
442 orang
442
orang
715.000.000
467
orang
985.200.000
467
orang
1.250.400.000
467
orang
1.515.600.000
467
orang
1.780.800.000
467
orang
6.247.000.000
Kec. Soreang
Bagian Hukum
Persentase penanganan kasus hukum aduan masyarakat
0%
100
%
134.444.500
100
%
125.000.000
100
%
125.000.000
100
%
130.000.000
100
%
135.000.000
100
%
649.444.500
SETDAKO (Bagian Hukum)
Inspektorat
Persentase aduan yang ditangani
75%
79
%
25.000.000
83
%
25.000.000
86
%
27.500.000
88
%
30.250.000
92
%
33.275.000
92
%
141.025.000
INSPEKTORAT
Program Penataan Peraturan Perundangundangan
681.999.000
1.067.000.000
1.074.150.000
1.245.457.000
5.319.536.375
1.250.930.375
Bagian Hukum
Persentase Perda yang memiliki Perwali
90%
92
%
621.999.000
93
%
724.000.000
94
%
678.000.000
95
%
796.000.000
96
%
798.000.000
96
%
3.617.999.000
SETDAKO
Bagian Humas
Persentase ketersediaan naskah pidato
100%
100
%
60.000.000
100
%
63.000.000
100
%
66.150.000
100
%
69.457.000
100
%
72.930.375
100
%
331.537.375
SETDAKO
Sekretariat DPRD
Jumlah Rancangan Peraturan Daerah Inisiatif
3 Ranperda Inisiatif
3
Ranperda Inisiatif
4
Ranperda Inisiatif
280.000.000
4
Ranperda Inisiatif
330.000.000
5
Ranperda Inisiatif
380.000.000
5
Ranperda Inisiatif
380.000.000
21
Ranperda Inisiatif
1.370.000.000
SEKRETARIAT DPRD
4 Kec
4
Kec
100.000.000
4
Kec
790.000.000
4
Kec
715.000.000
4
Kec
200.000.000
4
Kec
210.000.000
4
Kec
2.015.000.000
SETDAKO
62,85%
63,71
%
551.790.000
64,57
%
1.398.500.000
65,43
%
1.032.350.000
66,29
%
1.135.585.000
67,15
%
1.249.143.500
67,15
%
5.367.368.500
BKDD
-
1
20
27
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Jumlah kecamatan yang mendapat penataan
1
20
29
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Persentase PNS yang berkualifikasi Sarjana (S1,S2 dan S3)
1
20
31
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase pejabat eselon yang memenuhi syarat kompetensi
66%
72
%
971.000.000
83
%
3.067.572.000
93
%
2.215.550.000
98
%
1.528.650.000
100
%
1.608.650.000
100
%
9.391.422.000
BKDD
1
20
33
Program Kesejahteraan Rakyat
Persentase penanganan urusan sosial keagamaan
100%
100
%
1.511.300.000
100
%
3.416.150.000
100
%
4.077.500.000
100
%
4.232.500.000
100
%
4.314.500.000
100
%
17.551.950.000
SETDAKO
1
20
35
Program Pembinaan dan Pengembangan Usahausaha Daerah dan Usahausaha yang ada di Daerah
Jumlah pelaku usaha daerah dan usahausaha yang ada didaerah yang mendapat pembinaan
20 pelaku usaha
50
pelaku usaha
101.575.000
80
pelaku usaha
185.000.000
80
pelaku usaha
203.500.000
80
pelaku usaha
223.500.000
80
pelaku usaha
246.235.000
370
pelaku usaha
959.810.000
SETDAKO
1
20
36
Program Peningkatan dan Pengembangan Produksi Daerah
Jumlah kerjasama jaringan bisnis produk daerah
1 kerjasama
1
kerjasama
577.524.650
1
kerjasama
592.000.000
2
kerjasama
580.000.000
2
kerjasama
660.000.000
3
kerjasama
700.000.000
9
kerjasama
3.109.524.650
SETDAKO
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
SKPD Penanggung Jawab
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
1
rekomendasi
45.365.000
1
rekomendasi
46.500.000
1
rekomendasi
90.000.000
1
rekomendasi
90.000.000
1
rekomendasi
110.000.000
5
rekomendasi
381.865.000
SETDAKO
100%
100
%
156.700.000
100
%
155.000.000
100
%
170.500.000
100
%
187.550.000
100
%
206.305.000
100
%
876.055.000
KANTOR PELAYANAN PERIZINAN
0%
0
%
-
22,73
%
85.000.000
45,45
%
1.835.000.000
68,18
%
1.400.000.000
100
%
360.000.000
100
%
3.680.000.000
BPBD
(18)
1
20
37
Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah
Jumlah rekomendasi pengembangan sarana 0 rekomendasi perekonomian daerah
1
20
...
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Satu Atap
Jumlah perizinan dan non perizinan yang dilayani (42 jenis)
1
20
...
Program Pencegahan, Cakupan wilayah kerja Mitigasi dan Kesiapsiagaan kesiapsiagaan
1
20
...
Program Tanggap Darurat dan Logistik
Persentase ketersediaan paket logistik (4 paket)
0%
0
%
-
25
%
280.000.000
50
%
620.000.000
75
%
650.000.000
100
%
705.000.000
100
%
2.255.000.000
BPBD
1
20
...
Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Cakupan kawasan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana (4 kawasan)
0%
0
%
-
75
%
165.000.000
75
%
220.000.000
75
%
255.000.000
75
%
340.000.000
75
%
980.000.000
BPBD
1
21
1
21
1
22
1
22
15
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Persentase lembaga ormas kelurahan yang dibina
100%
100
%
1.217.494.000
100
%
1.998.746.000
100
%
1.618.246.000
100
%
1.625.246.000
100
%
1.650.246.000
100
%
8.109.978.000
BPMK
1
22
16
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Persentase lembaga ekonomi pedesaan yang dibina
100%
100
%
50.000.000
100
%
60.000.000
100
%
60.000.000
100
%
65.000.000
100
%
65.000.000
100
%
300.000.000
BPMK
1
22
17
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
Persentase partisipasi masyarakat dalam pembangunan
10%
70
%
403.000.000
75
%
105.000.000
80
%
115.000.000
85
%
120.000.000
90
%
130.000.000
90
%
873.000.000
BPMK
1
22
18
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Kelurahan
Cakupan aparat kelurahan yang memahami manajemen pemerintahan
0%
12
%
24
%
25.000.000
36
%
25.000.000
48
%
27.500.000
60
%
30.000.000
60
%
107.500.000
BPMK
1
22
Program Pembinaan dan ...... Pengawasan Pemerintah Kelurahan
Persentase kelurahan tertib administrasi
0%
20
%
40
%
50.700.500
60
%
40.000.000
80
%
20.000.000
100
%
25.000.000
100
%
186.401.000
BPMK
KETAHANAN PANGAN 21
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
326.640.000 Rata-rata ketersediaan pangan utama
29.097 ton/tahun
29.533
ton/tahun
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
326.640.000
1.155.000.000 30.124
ton/tahun
1.721.194.500
50.700.500
1.155.000.000
815.000.000 30.727
ton/tahun
2.239.446.500
815.000.000
865.000.000 31.341
ton/tahun
1.858.246.000
865.000.000
480.000.000 31.968
ton /tahun
1.857.746.000
480.000.000
3.641.640.000 31.968
ton/ tahun
1.900.246.000
3.641.640.000
Kantor Ketahanan Pangan
9.576.879.000
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
STATISTIK
23
1
23
1
24
KEARSIPAN
1
24
15
Persentase Program Perbaikan Sistem pemutakhiran data Administrasi Kearsipan arsip daerah
100%
100
%
15.000.000
100
%
45.500.000
100
%
50.050.000
100
%
55.055.000
100
%
60.560.500
100
%
226.165.500
KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP & DOKUMENTASI
1
24
16
Program Penyelamatan dan Persentase arsip yang Pelestarian Dokumen Arsip diselamatkan Daerah
100%
100
%
4.000.000
100
%
35.000.000
100
%
10.000.000
100
%
12.000.000
100
%
16.000.000
100
%
77.000.000
KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP & DOKUMENTASI
1
24
17
Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan
100%
100
%
7.500.000
100
%
9.000.000
100
%
10.000.000
100
%
11.000.000
100
%
14.000.000
100
%
51.500.000
KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP & DOKUMENTASI
1
25
1
25
Program Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik Daerah
Jumlah elemen data bahan perencanaan pembangunan yang tersedia
100%
100
%
100
%
26.500.000
Persentase pemeliharaan sarana dan prasarana kerarsipan
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 15
94.055.000
100.000.000
73
82
100
%
89.500.000
4.643.553.000
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
100.000.000
106.000.000
91
100
%
70.050.000
4.862.318.000
255.600.000
106.000.000
112.000.000
100
100
%
78.055.000
5.400.049.800
521.000.000
112.000.000
120.000.000
(18)
1
01
94.055.000
SKPD Penanggung Jawab
595.800.000
120.000.000
532.055.000 100
%
90.560.500
5.937.822.280
6.468.835.758
27.312.578.838
656.080.000
717.188.000
2.745.668.000
Persentase pengembangan sarana dan prasarana kominfo
73%
82
0%
75.000.000
91
%
348.000.000
100
%
382.800.000
100
%
421.080.000
100
%
463.188.000
100
%
Bagian Humas
Persentase jasa pelayanan keprotokoleran
100%
100
%
180.600.000
100
%
173.000.000
100
%
213.000.000
100
%
235.000.000
100
%
254.000.000
100
%
Jumlah masyarakat yang terlatih dibidang komunikasi dan informasi
15 orang
30
orang
-
216
orang
40.000.000
60
orang
44.000.000
140
orang
48.400.000
60
orang
53.240.000
506
orang
25
17
Program Fasilitas Pengembangan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
1
25
18
Program Kerjasama Informasi Media Massa
4.387.953.000
4.301.318.000
Kominfo
Jumlah publikasi layanan informasi masyarakat
425 publikasi
450
publikasi
3.076.403.000
475
publikasi
Sekr., DPRD
Jumlah kerjasama informasi dengan Media Massa
6 Media Massa
6
media massa
150.000.000
7
media massa
Bag. Humas
Persentase publikasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah
100%
100
%
1.161.550.000
100
%
3.068.568.000
150.000.000
1.082.750.000
4.760.249.800
500
publikasi
7
media massa
100
%
3.375.424.800
200.000.000
1.184.825.000
5.233.342.280
BAPPEDA
354.665.500
Kominfo
1
532.055.000
Dinas Kominfo
1.055.600.000
185.640.000
SETDAKO
Dinas Kominfo
24.381.270.838
5.698.407.758
525
publikasi
3.712.967.280
550
publikasi
4.084.264.008
550
publikasi
7
media massa
225.000.000
7
media massa
250.000.000
7
media massa
100
%
1.295.375.000
100
%
1.364.143.750
100
%
17.317.627.088
Dinas Kominfo
975.000.000
SEKRETARIAT DPRD
6.088.643.750
SETDAKO (Bagian Humas)
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
2 2
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
PERTANIAN
2
01
15
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Nelayan
Jumlah lembaga petani, nelayan dan hutan yang dibina
2
01
16
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/ perkebunan
2
01
17
2
01
2
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
20
lembaga
Jumlah ketersedian Tanaman pangan pertanian/ perkebunan
6.620 Ton
6.820
Ton
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan
Persentase kelompok tani nelayan yang dibina (100 klp)
0%
30
%
18
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (KKP)
Jumlah teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan yang diterapkan
0
4
metode
01
19
Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya
5,83 ton/ha
5,83
ton/ha
2
01
20
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Cakupan Wilayah Kerja Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1 BP3K/ 22 WKPP
1 / 22
BP3K / WKPP
2
01
21
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit Menular ternak
Rata-rata Persentase penanganan penyakit menular ternak
61%
75
%
2
01
22
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Jumlah produksi hasil peternakan
1143,17 ton
1.166
ton
2
01
23
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
Persentase peternak yang difasilitasi pola kemitraan (51 peternak ayam potong)
0%
2
01
24
Program peningkatan penerapan teknologi peternakan (Inseminasi Buatan)
Persentase peternak yang menerapkan teknologi peternakan (227 peternak sapi)
10%
2
02
KEHUTANAN
2
02
15
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
2
02
16
Persentase Program Rehabiltasi Hutan Rehabilitasi hutan dan dan Lahan lahan kritis
8.592.140.550
13.137.157.588
19.123.602.509
19.390.731.879
14.450.483.543
74.694.116.069
4.056.965.500
6.279.665.500
5.315.165.500
5.408.415.500
5.329.665.500
26.389.877.500
30.000.000
36
lembaga
36
lembaga
7.020
Ton
7.220
Ton
350.000.000
30
%
20.000.000
30
%
25.000.000
4
metode
80.000.000
4
5,95
ton/ha
414.000.000
585.000.000
4 / 22
BP3K / WKPP
1.010.000.000
217.500.000
83
%
1.189
ton
2.774.465.500
-
-
%
75.000.000
70.000.000
35
%
545
Ha
50.000.000
550
Ha
41,67%
17,86
%
211.423.250
21,74
%
lembaga
7.620
Ton
425.000.000
40
metode
80.000.000
6,11
ton/ha
725.000.000
4 / 22
%
450.950.000
1.237
ton
25.000.000
20
200.000.000
45
lembaga
7.420
Ton
45.000.000
30
%
metode
80.000.000
4
6,01
ton/ha
414.000.000
4 / 22
BP3K / WKPP
766.200.000
88
225.000.000
3.144.465.500
550.000.000
36
lembaga
7.620
Ton
45.000.000
40
%
metode
50.000.000
4
6,06
ton/ha
414.000.000
715.000.000
4 / 22
BP3K / WKPP
%
436.700.000
93
1.213
ton
155.000.000
10
%
40
%
495.000.000
540 Ha
36
36
-
336.423.250 Jumlah luas potensi hutan rakyat
Tahun-4 (Tahun 2017)
(6)
0
25
Tahun-3 (Tahun 2016)
Target
URUSAN PILIHAN 01
Tahun-2 (Tahun 2015)
110.000.000
-
85.000.000
3.159.465.500
Ha
27,78
%
120.000.000
-
30.000.000
295.000.000
(18)
Kantor Ketahanan Pangan
15.472.327.500
DINAS PKPK
%
885.000.000
DINAS PKPK
20
metode
315.000.000
Kantor Ketahanan Pangan
414.000.000
6,11
ton/ha
1.656.000.000
DINAS PKPK
BP3K / WKPP
265.000.000
4 / 22
BP3K / WKPP
3.300.000.000
Kantor Ketahanan Pangan
95
%
421.200.000
95
%
2.292.550.000
DINAS PKPK
204.000.000
1.262
ton
195.000.000
1.262
ton
779.000.000
DINAS PKPK
%
30.000.000
39
%
40.000.000
39
%
95.000.000
DINAS PKPK
%
225.000.000
50
%
250.000.000
50
%
1.300.000.000
DINAS PKPK
215.000.000 555
80.000.000
SKPD Penanggung Jawab
3.184.465.500
280.000.000 560
Ha
41,67
%
120.000.000
-
3.209.465.500
220.000.000 565
Ha
71,43
%
120.000.000
-
1.546.423.250 565
Ha
520.000.000
DINAS PKPK
565
Ha
211.423.250
DINAS PKPK
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
2
02
17
Program Perlindungan dan Persentase Luas konservasi sumber daya kawasan hutan yang hutan dirambah
2
02
19
Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
2
02
20
Persentase Program perencanaan dan ketersediaan dokumen pengembangan hutan perencanaan hutan dan lahan
Jumlah kasus perambahan hutan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
Tahun-2 (Tahun 2015)
Tahun-3 (Tahun 2016)
Tahun-4 (Tahun 2017)
Tahun-5 (Tahun 2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
SKPD Penanggung Jawab
(18)
4,52%
4,02
%
45.000.000
3,52
%
295.000.000
3,01
%
50.000.000
2,51
%
50.000.000
2,01
%
50.000.000
2,01
%
490.000.000
DINAS PKPK
45 Kasus
40
Kasus
30.000.000
35
Kasus
40.000.000
30
Kasus
45.000.000
25
Kasus
50.000.000
20
Kasus
50.000.000
20
Kasus
215.000.000
DINAS PKPK
50
%
50.000.000
100
%
60.000.000
100
%
110.000.000
DINAS PKPK
-
100%
-
-
-
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2
03
41.050.000
1
03
15
Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
1
03
…
Cakupan pemantauan Program Pemantauan dan dan pengawasan Pengawasan Bidang Energi keenergian
2
04
PARIWISATA
2
04
01
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Jumlah wisatawan (lokal dan mancanegara)
503.000 orang
553.500
orang
180.000.000
609.000
orang
252.000.000
670.000
orang
2
04
02
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Jumlah destinasi wisata
1 kawasan
1
kawasan
202.100.000
9
kawasan
640.000.000
11
kawasan
2
04
03
Program Pengembangan Kemitraan
Jumlah kemitraan kepariwisataan (seni dan budaya)
5 kelompok
7
klp
92.900.000
13
klp
130.000.000
18
klp
2
05
KELAUTAN DAN PERIKANAN
2
05
15
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisisr
Cakupan bina kelompok nelayan
2
05
17
Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut
2
05
20
2
05
21
Jumlah kegiatan usaha pertambangan yang diawasi
15 usaha
15
usaha
100%
100
%
41.050.000
-
280.000.000
%
Cakupan kelompok nelayan sadar hukum (73 klp)
96%
97
%
Program pengembangan budidaya perikanan
Jumlah hasil produksi budidaya perikanan
96,70 ton
96,71
ton
Program pengembangan perikanan tangkap
Jumlah hasil produksi ikan tangkap
3.450 ton
3.470
ton
121.898.000
988.335.000
65.000.000
21
usaha
71.500.000
21
usaha
78.650.000
21
usaha
86.515.000
21
usaha
342.715.000
BLHD
100
%
215.000.000
100
%
142.000.000
100
%
142.000.000
100
%
146.620.000
100
%
645.620.000
BLHD
1.022.000.000
8.150.000.000
3.599.492.088
900.000.000
8.410.000.000 737.050
orang
7.000.000.000
11
kawasan
250.000.000
22
klp
3.577.937.009
780.000.000
3.170.000.000 801.755
orang
7.350.000.000
11
kawasan
280.000.000
27
klp
3.481.666.379
74,12
%
400.000.000
74,12
%
400.000.000
74,12
%
97
%
50.000.000
98
%
50.000.000
98
%
29.950.000
97,5
ton
175.000.000
98,0
ton
75.000.000
98,5
ton
100.000.000
2.816.328.800
3.580
ton
2.844.492.088
3.670
ton
2.872.937.009
3.700
ton
2.901.666.379
-
233.135.000
usaha
3.049.701.800 49,41
220.650.000
22
475.000.000
49,32%
213.500.000
400.000.000
-
21.227.000.000 801.755
orang
2.932.000.000
DOPP
2.050.000.000
11
kawasan
17.242.100.000
DOPP
300.000.000
27
klp
1.052.900.000
DOPP
820.000.000
3.535.683.043 74,12
%
400.000.000
98
%
99
ton
125.000.000
3.830
ton
2.930.683.043
-
17.244.480.319 74,12
%
1.721.898.000
DINAS PKPK
98
%
100.000.000
DINAS PKPK
99
ton
504.950.000
DINAS PKPK
3.830
ton
14.366.107.319
DINAS PKPK
Kode Rekening
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
Cakupan pengawasan produksi ikan (PPI)
83,39%
23
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
06
PERDAGANGAN
2
06
15
Program Perlindungan Persentase Konsumen dan penyelesaian sengketa Pengamanan Perdagangan konsumen
2
06
18
Persentase sarana Peningkatan Efesisensi distribusi produk yang 57% (4 pasar) Perdagangan Dalam Negeri aktif (7 sarana distribusi/pasar)
2
07
2
05
2
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun-1 (Tahun 2014)
84,15
Tahun-2 (Tahun 2015)
07
......
Penciptaan iklim investasi terhadap regulasi IKM
2
07
15
Program Peningkatan kapasitas IPTEK
Persentase IKM yang berbasis teknologi (mendapatkan bantuan peralatan dan pelatihan)
2
07
16
Program Peningkatan kemampuan teknologi industri
Jumlah IKM yang menerapkan SNI
3
08
19
Program Pengembangan sentra industri potensial
Jumlah industri yang potensial
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
%
66.575.000
85,20
%
130.000.000
86,38
%
780.000.000
180.000.000
87,84
%
925.000.000
80.000.000
88,77
%
925.000.000
80.000.000
88,77
%
905.000.000
536.575.000
SKPD Penanggung Jawab
(18) DINAS PKPK
3.978.000.000
100
%
180.000.000
100
%
320.000.000
100
%
325.000.000
100
%
445.000.000
100
%
400.000.000
100
%
1.670.000.000
DINAS PERINDAGKOP & UKM
57
%
263.000.000
100
%
460.000.000
100
%
600.000.000
100
%
480.000.000
100
%
505.000.000
100
%
2.308.000.000
DINAS PERINDAGKOP & UKM
190.000.000
2
Tahun-5 (Tahun 2018)
(6)
PERINDUSTRIAN Jumlah regulasi IKM yang mendukung iklim investasi
Tahun-4 (Tahun 2017)
Target
443.000.000 86%
Tahun-3 (Tahun 2016)
0
-
3,72%
3,72
0
-
4 industri
4
%
industri
TOTAL BELANJA LANGSUNG
681.000.000
727.000.000
-
0
-
4,46
%
201.000.000
5,21
%
225.000.000
5,95
%
-
1
IKM
20.000.000
2
IKM
22.000.000
3
5
industri
460.000.000
6
industri
450.000.000
7
190.000.000
-
665.000.000
1 regulasi
-
-
30.000.000
1.057.000.000
3.320.000.000
1
regulasi
30.000.000
2
regulasi
195.000.000
6,70
%
397.000.000
6,70
%
IKM
20.000.000
4
IKM
120.000.000
4
IKM
industri
450.000.000
8
industri
510.000.000
8
industri
60.000.000
DINAS PERINDAGKOP & UKM
1.018.000.000
DINAS PERINDAGKOP & UKM
182.000.000
DINAS PERINDAGKOP & UKM
2.060.000.000
DINAS PERINDAGKOP & UKM
273.067.095.924
317.638.949.528
344.099.327.707
361.805.471.769
398.037.481.663
1.694.648.326.592
Proyeksi Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Tahun 2014-2018
21.162.392.121
22.532.432.913
23.941.552.677
25.393.965.067
26.894.512.694
119.924.855.472
SEHINGGA TOTAL BELANJA LANGSUNG YANG DIBIAYAI DARI KEMAMPUAN KAPASITAS RIIL KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014-2018
251.904.703.803
295.106.516.615
320.157.775.030
336.411.506.702
371.142.968.969
1.574.723.471.120
KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
287.976.143.971
304.843.272.640
326.275.884.998
353.340.748.949
386.888.007.863
SELISIH ANTARA KAPASITAS RIIL DENGAN TOTAL BELANJA LANGSUNG
36.071.440.168
9.736.756.025
6.118.109.968
16.929.242.247
15.745.038.894
dikurangi dengan :
TABEL 8.2 KESELARASAN PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
NO
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006
SKPD PENANGGUNG JAWAB
1. Gratis Dari Lahir Hingga Akhir Hayat -
Gratis Biaya Persalinan. Gratis Biaya Kesehatan.
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat - Pengelolaan pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA)
-
Gratis Biaya Ambulans.
-
Pengelolaan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
-
Layanan Kesehatan Dasar
-
Layanan Persalinan
-
Kebijakan Call Centre
-
Layanan Ambulance Kegawatdaruratan
-
Layanan Tenaga Medis Kegawatdaruratan
2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
-
-
-
-
Gratis Biaya Administrasi Kependudukan (Akte Kelahiran, KK, KTP). Gratis Biaya Nikah.
Gratis Biaya Pemakaman.
Gratis Biaya Pendidikan sejak usia dini hingga SMA.
-
Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
-
Pelayanan Farmasi
3. Program Penataan Administrasi Kependudukan -
Fasilitasi Penyelenggaraan Administrasi Nikah
-
Pelayanan Terpadu Penerbitan Akta Kelahiran
-
Penataan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan
4. Program Kesejahteraan Rakyat - Bantuan uang duka bagi masyarakat tidak mampu 5. Program Pendidikan Anak Usia Dini -
DINAS KESEHATAN & RSU A. MAKKASAU
DINAS KESEHATAN
DINAS KEPENDUDUKAN DAN CAPIL
SEKRETARIAT DAERAH (Bagian Kesra)
DINAS PENDIDIKAN
Pembangunan sarana belajar PAUD Negeri
6. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun -
Penyediaan Beasiswa SD dan SMP
-
Penyelenggaraan Pendidikan Gratis
-
Program pendukung pendidikan gratis
7. Program Pendidikan Menengah -
Penyediaan pendidikan gratis SMA/SMK
-
Pemberian beasiswa kurang mampu
-
Penyelenggaraan BOP SMA/SMK
-
Pembangunan SMK Jurusan Teknologi Informatika diWilayah Bacukiki
DINAS PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
NO
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 8. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan -
-
Gratis Biaya TV Kabel secara bertahap.
-
Gratis Biaya Bantuan Hukum.
2 -
Program Insentif Peduli Meningkatkan insentif bagi kader pos yandu diikuti pembayaran tepat waktu.
-
3.
-
Meningkatkan insentif bagi imam masjid rawatib dan bilal (Muazzin). Meningkatkan insentif bagi RT/RW diikuti pembayaran tepat waktu.
Menghadirkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih Dan Berpihak Pada Rakyat Menjaga etika pemerintahan dengan menempatkan pemangkujabatan berdasarkan kapasitas dan kompetensi, serta menunjang tinggi nilai profesionalisme.
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SE KOTA PAREPARE
BKDD
Evaluasi pemantapan pengukuran kinerja
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya aparatur - Pendidikan dan Pelatihan Struktural bagi PNSD -
Uji kompetensi pejabat struktural
-
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
3. Program Penguatan kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak -
(Bagian Hukum)
Peningkatan Pelayanan Terpadu Masyarakat Tingkat RT/RW (Pemberian insentif bagi imam masjid rawatib dan bilal (Muazzin) & insentif bagi RT/RW)
1. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur - Penyusunan rencana pembinaan karir PNS - Penyelenggaraan Rapat Baperjakat -
SEKRETARIAT DAERAH
Pembinaan Posyandu
2. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan masyarakat -
DINAS KOMUNIKASI & INFORMASI
Penanganan bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat -
-
Fasilitas Layanan Informasi Masyarakat (TV Kabel /Teresstial)
10. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan masyarakat -
DINAS PERHUBUNGAN
Penyediaan Transportasi Sekolah Gratis
9. Program Kerjasama Informasi Media Massa -
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Pelatihan Penganggaran Responsif Gender Worshop penyusunan Data Gender dan Anak
BKDD
BADAN KB DAN PP
NO -
-
-
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
5. Program Perencanaan Tata Ruang Membangun Parepare dengan memperhatikan kondisi geografis dan rencana tata ruang wilayah yang terdiri 6. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang atas laut, darat, dan dataran tinggi 7. Program Peningkatan Kawasan Perkotaan sebagai potensi untuk menata kawasan - Peduli Lorong pemerintahan, pendidikan, jasa dan niaga.
Meraih opini BPK yang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) paling lambat tahun ketiga Merapikan sistem administrasi pengelolaan keuangan daerah.
4. Pendidikan Berkualitas dan Prima - Mendorong tenaga pengajar (SD, SMP,
dan SMA) di Parepare berkualifikasi pendidikan magister (S2).
-
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006
Memberikan reward bagi setiap siswa/pelajar yang berprestasi berupa beasiswa dan kesempatan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
-
Memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang S2 (bagi mahasiswa S1) dan melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 (bagi mahasiswa S2) berprestasi dengan IPK minimal 3,5. Menyediakan bantuan penyelesaian skripsi bagi mahasiswa S1 negeri dan swasta.
-
Mendorong tenaga pengajar perguruan tinggi di Parepare berkualifikasi pendidikan magister (S2).
-
Merintis Pendirian Universitas BJ. Habibie dan menyiapkan penguatan jaringan lembaga perguruan tinggi luar negeri untuk Universitas BJ. Habibie.
SKPD PENANGGUNG JAWAB BAPPEDA DAN DINAS TATA RUANG BAPPEDA DINAS TATA RUANG
7. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuangan Daerah
SEKRETARIAT DAERAH
1. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
BKDD
-
Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas (tenaga pengajar (SD, SMP, dan SMA) di Parepare berkualifikasi pendidikan magister (S2)
2. Program Kesejahteraan Rakyat - Bantuan penyelesaian skripsi bagi mahasiswa S1 negeri dan swasta. -
SETDAKO (Bagian Kesra)
Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang S2 (bagi mahasiswa S1) dan melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 (bagi mahasiswa S2)
3. Program Perencanaan Sosial Budaya - Fasilitasi Perencanaan Pendirian Pendidikan Tinggi
BAPPEDA
NO -
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
Menjadikan Kota Parepare sebagai kota cyber sebagai bentuk kota yang punya daya saing.
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 4. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
SKPD PENANGGUNG JAWAB DINAS KOMUNIKASI & INFORMASI
5. Program Kesehatan Dengan Pelayanan
Prima -
-
Menjamin persamaan hak warga dalam mendapatkan pelayanan tindakan medis. Menyediakan sarana ambulans dan tenaga medis dalam menjemput warga masyarakat yang butuh pertolongan medis dalam kondisi darurat secara cuma-cuma.
-
Meningkatkan status RSU Andi Makkasau Parepare menjadi rumah sakit tipe B Plus dalam menunjang pelayanan kesehatan secara prima.
-
Menjamin ketersediaan tenaga medis yang andal dan dokter ahli dari berbagai disiplin keahlian.
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat - Penyelenggaraan Layanan Call Center 112 - Penyelenggaraan Layanan Ambulance
DINAS KESEHATAN
2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat - Peningkatan gizi keluarga, Institusi dan Keluarga
DINAS KESEHATAN
-
Pengembangan Kecamatan Bebas Rawan Gizi
3. Program Pengembangan Lingkungan Sehat - Penyelenggaraan Kota Sehat - Penyehatan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan - Pengadaan sarana dan prasarana alat, bahan dan reagens pendukung kegiatan penyehatan lingkungan 4. Program Pengadaan, Peningkatan, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit - Pengadaan alat-alat kesehatan - Pengadaan incenerator Rumah Sakit -
DINAS KESEHATAN
RSU A. MAKKASAU
Pengadaan Alat Kedokteran Bedah dan UGD Pengadaan Alat Radiologi Rehabilitasi gedung perawatan interna Pembangunan Gedung ICU Pembangunan Gedung CT-Scan Kerjasama/Pengadaan Dokter Ahli
6. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga
-
dengan Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok Menjamin dan memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok bagi warga masyarakat dalam segala lingkungan.
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan - Penanganan daerah rawan pangan (PDRP) - Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) -
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Pengembangan desa mandiri pangan
-
Pengadaan lumbung pangan
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan -
Pengembangan pembenihan/pembibitan
-
Pengenbangan penyediaan prasarana dan sarana pertanian
KANTOR KETAHANAN PANGAN
DINAS PKPK
NO
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 3. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
-
Mengendalikan harga kebutuhan pokok dengan operasi pasar dan menggelar pasar murah.
SKPD PENANGGUNG JAWAB DINAS PKPK
4. Program pengembangan budidaya perikanan
DINAS PKPK
5. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan - Pembinaan dan pengawasan mutu hasil perikanan
DINAS PKPK
6. Program Peningkatan Efesisensi Perdagangan Dalam Negeri - Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan -
Pengembangan dan distribusi barang/ produk
-
Pelaksanaan Operasional pasar Sembako
DINAS PERINDAGKOP DAN UKM
7. Perluasan Lapangan Kerja Dan
Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) -
-
Mendorong tumbuhnya industri jasa dan manufaktur yang padat karya dengan berorientasi pada kelestarian lingkungan.
Memfasilitasi pedagang kaki lima (PK-5) dengan memberikan perlindungan dan kepastian hukum dalam berusaha.
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja -
Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah dan Swasta
-
Pembinaan dan penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Masyarakat
-
Peningkatan kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja -
-
Menyediakan sarana dan memfasilitasi pemberian bantuan modal kerja bagi tumbuh kembang UKM.
DINAS TENAGA KERJA
Pemberdayaan LKS Tripartit Daerah
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Usahausaha daerah dan usaha-usaha yang ada didaerah -
DINAS TENAGA KERJA
Pembentukan TKPMP pendamping UKM Pembinaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Swasta/Perusahaan/ pemerintah
3. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan - Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial - Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Norma Ketenagakerjaan - Survai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) -
DINAS TENAGA KERJA
Pengadaan Pusat Informasi Bisnis dan Galeri Produk Lokal
SETDAKO (Bag. Ekonomi)
NO
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 4. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM - Pembentukan BLUD Bantuan Modal 5. Program Peningkatan Efesisensi Perdagangan Negeri - Dalam Fasilitasi kemudahan perizinan pengembangan -
Usaha Penataan & Pemanfaatan Pasar Lakessi UKM, Kuliner dan Pasar Hobby
-
Pemberian kemudahan izin usaha IKM
6. Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana Perekonomian Daerah -
Menciptakan iklim investasi yang sehat dengan didukung regulasi yang mudah dan cepat serta mempunyai kepastian hukum.
SKPD PENANGGUNG JAWAB DINAS PERINDAGKOP DAN UKM
DINAS PERINDAGKOP DAN UKM
SETDAKO (Bag. Ekonomi)
7.
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
DINAS PERINDAGKOP DAN UKM
8.
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
DINAS PERINDAGKOP DAN UKM
8. Penyediaan Sarana Air Bersih Dan -
Lingkungan Hidup Pengembangan Ruang Terbuka Hijau untuk memenuhi target 30% dari luas wilayah.
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan -
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
-
Pengembangan teknologi pengelolaan persampahan
-
Kerjasama pengelolaan persampahan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
2. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau -
Pemeliharaan
RTH
-
Mencari dan memaksimalkan sumbersumber air bersih yang baru dengan melibatkan tenaga ahli. Mengkaji dan merancang penerapan teknologi tinggi (high technology) untuk penyediaan sarana air bersih.
DINAS KEBERSIHAN DAN BLHD
Penataan RTH Rehabilitasi Taman Pengadaan Pot Bunga
3. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan - Rehabilitasi tanaman perkebunan - Pengadaan bibit penghijauan lingkungan -
DINAS KEBERSIHAN
4
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
-
Pengembangan sistem distibusi air minum
-
Sanitasi Lingkungan
-
Pengelolaan air limbah (sambungan rumah) Optimalisasi air bersih
-
Pengembangan sumber air baku
DINAS PKPK
DINAS PEKERJAAN UMUM
NO
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006
SKPD PENANGGUNG JAWAB
9. Mewujudkan Parepare Sebagai Kota
Toleransi Antar Umat Beragama -
Menjamin kenyamanan beribadah seluruh umat beragama.
1. PROGRAM KEMITRAAN WAWASAN KEBANGSAAN
-
Memediasi kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan untuk meningkatkan persatuan antar umat beragama
-
BADAN KESBANGPOL
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pemernitah Kota kesadaran Kerukunan Dialog Peningkatan Bermasyarakat dan Toleransi Beragama
-
Peningkatan peran tokoh suku/etnis dalam rangka memantapkan kerukunan hidup antar kelompok suku/etnis
-
Road show Pemerintah daerah dalam rangka membangun kerukunan umat beragama
2. PROGRAM PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN - Peningkatan Pemahaman Belanegara bagi Generasi Muda dalam rangka meningkatkan semangat jiwa Patriotisme - Sosialisasi 4 Pilar kebangsaan bagi pengurus dan anggota organisasi suku dan etnis dalam rangka memantapkan integrasi - Strategi penyebarluasan 4 pilar kebangsaan di kalangan majelis taklim -
Peningkatan pemahaman terhadap nilaiilai luhur budaya bangsa dalam rangka memantapkan rasa cinta tanah air
3. Program Pengembangan Kemitraan -
BADAN KESBANGPOL
Pemberian Penghargaan kepada Budayawan dan Seniman
DINAS OLAHRAGA, PEMUDA DAN PARIWISATA
10 Optimalisasi Kota Parepare Sebagai
Sentra Kawasan Ekonomi Terpadu -
-
Membangun infrastruktur penunjang kawasan ekonomi terpadu.
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Menjalin hubungan kerjasama antar daerah, antar pulau, antar provinsi, untuk menggairahkan sektor niaga dan jasa.
2. Program Revitalisasi Sarana dan Prasarana Perkotaan
-
-
Pembangunan Jalan
Revitalisasi Pasar Senggol Revitalisasi Lapangan A. Makkasau Revitalisasi Jl. Sultan Hasanuddin Revitalisasi Monumen Korban 40.000 jiwa Revitalisasi Pintu Gerbang Perbatasan Kota Revitalisasi Jembatan Rujab Walikota Revitalisasi Parepare Beach Revitalisasi Pasar Ikan Pembangunan Pasar Kuliner Tonrangeng
DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM
NO
10 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
PROGRAM PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Usahausaha daerah dan usaha-usaha yang ada didaerah - Percepatan pengadaan Kawasan Industri Kota Parepare dan sekitarnya
SKPD PENANGGUNG JAWAB SETDAKO (Bagian Ekonomi)
4. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
DINAS PERHUBUNGAN
5. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
DOPP
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja daerah adalah indikator kinerja yang mencerminkan Pemerintahan.
keberhasilan Dalam
hal
ini,
penyelenggaraan indikator
suatu
kinerja
urusan
daerah
lebih
menggambarkan tujuan akhir dari pelaksanaan Pemerintahan yang ditunjukkan dengan paramater kualitas manusia yang secara internasional diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM). Untuk
mengevaluasi
kinerja
daerah
dalam
pelaksanaan
penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dipergunakan beberapa aspek sebagai tolok ukur. Aspek-aspek tersebut meliputi (1) aspek
kesejahteraan
masyarakat,
dengan
fokus
kesejahteraan
ekonomi, kesejahteraan sosial dan seni budaya serta olah raga, (2) aspek pelayanan umum. Untuk lebih jelasnya, penyajian data tentang indikator kinerja daerah dapat dilihat pada tabel 9.1 berikut ini.
Rancangan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab IX - 1
TABEL 9.1 INDIKATOR KINERJA PEMERINTAH KOTA PAREPARE TAHUN 2013-2018 ASPEK KESEJAHTERAAN
NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
1
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
5
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD 6
78,95
79,27
79,59
79,91
80,23
80,55
80,55
7,81 - 8,31 5,50
7,95 - 8,45 5,00
8,09 - 8,59 4,50
8,22 - 8,72 4,00
8,36 - 8,86 3,50
8,50 - 9,00 3,00
8,50 - 9,00 3,00
FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI 1
Pertumbuhan Ekonomi
%
2
Laju Inflasi
%
3
PDRB Per Kapita (Rp/jiwa)
Rp
4
Pengangguran
%
19.525.714 4,09
21.054.025 3,97
22.582.335 3,85
24.110.645 3,74
25.638.956 3,62
27.167.266 3,50
27.167.266 3,50
5
Kemiskinan
%
5,75 - 6,25
5,50 - 6,00
5,25-5,75
5,00 -5.50
4,75-5,25
4,50-5,00
4,50-5,00
FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1
Angka Melek Huruf (AMH)
2
Angka Rata-rata Lama Sekolah
3
Angka Partisipasi Kasar
4
%
97,40
97,45
97,50
97,55
97,60
97,65
97,65
Tahun
10,23
10,58
10,93
11,28
11,63
12,00
12,00
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI /Paket A
%
104,91
102
100
100
100
100
100
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs /Paket B
%
112,41
100
100
100
100
100
100
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
%
103,92
100
100
100
100
100
100
Angka kelulusan pada jenjang SD/MI
%
93,99
100
100
100
100
100
100
Angka kelulusan pada jenjang SMP/MTs
%
82,02
100
100
100
100
100
100
Angka kelulusan pada jenjang SMA/SMK/MA
%
89,13
100
100
100
100
100
100
Angka Pendidikan yang ditamatkan
SATUAN
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI /Paket A
%
88,79
90
92
93
95
96
96
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs /Paket B
%
75,65
85
87
91
92
95
95
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
%
66,58
70
73
76
80
85
85
NO
5
6
7
8
9
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
INDIKATOR KINERJA
Angka Partisipasi Murni
Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu.
kematian
20
15
12
10
8
5
5
Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
kelahiran
2.327
2.312
2.302
2.289
2.279
2.268
2.268
Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
bayi
9
6
5
4
4
2
2
Angka kelangsungan hidup bayi
Bayi
991
994
995
996
996
998
998
Angka perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur
Tahun
74,75
74,80
74,85
74,90
74,95
75,00
75,00
Angka usia harapan hidup
Tahun
74,75
74,80
74,85
74,90
74,95
75,00
75,00
Jumlah Balita Gizi Buruk
balita
8
7
6
5
4
2
2
Jumlah Balita
balita
8.459
8.959
9.459
9.959
10.459
10.959
10.959
Persentase balita gizi buruk
%
0,09
0,08
0,06
0,05
0,04
0,02
0,02
Jumlah Penduduk yang bekerja
jiwa
45.760
48.760
54.367
44.962
40.986
45.630
45.630
Angkatan kerja
jiwa
55.987
56.098
68.970
45.549
58.760
52.716
52.716
%
81,73
86,92
78,83
98,71
69,75
86,56
86,56
Rasio penduduk yang bekerja FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA
1
Jumlah Grup Kesenian
grup
117
120
122
124
126
128
128
2
Jumlah Gedung
unit
-
-
1
1
1
1
1
3
Jumlah Klub Olahraga
klub
60
60
62
63
64
65
65
4
Jumlah Gedung Olahraga
unit
2
2
3
3
3
4
4
URUSAN WAJIB NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
Target Capaian Setiap Tahun Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
5
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD 6
1 PENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR 1
Angka partisipasi sekolah (SD/MI)
%
98,86
98,92
98,97
99,02
100
100
100
2
Angka partisipasi sekolah (SLTP/MTs)
%
92,51
93,71
94,91
96,11
97,31
98,51
98,51
Jumlah sekolah SD
unit
89
92
92
93
93
94
94
Jumlah sekolah MI
unit
8
8
8
9
9
10
10
Jumlah Sekolah SMP
unit
24
24
24
25
25
25
25
3
4
Jumlah Sekolah MTs
unit
10
10
10
11
11
12
12
Total Jumlah Sekolah (SD/MI + SMP/MTs )
unit
131
134
134
138
138
141
141
Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun
orang
16.616
18.115
19.296
20.447
21.698
22.839
22.839
Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun
orang
7.938
8.634
8.916
9.198
9.480
9.762
9.762
Total Jumlah Penduduk Usia Sekolah
orang
24.554
26.749
28.212
29.645
31.178
32.601
32.601
1 : 187
1 : 200
1 : 211
1 : 215
1 : 226
1 : 231
1 : 274
Rasio Ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah Jumlah guru SD
orang
1.199
1.068
1.080
1.092
1.104
1.116
Jumlah guru MI
orang
97
110
112
114
116
118
Jumlah guru SMP
orang
655
668
698
728
758
788
1.116 118 788
Jumlah guru MTs
orang
Total Jumlah Guru (SD/MI + SMP/MTs)
orang
164 2.115
170 2.016
172 2.062
174 2.108
176 2.154
178 2.200
Jumlah murid SD Jumlah murid MI
siswa siswa
16.759
17.005
17.480
17.105
17.530
17.155
Jumlah murid SMP Jumlah murid MTs
siswa siswa
673 7.451
641 7.400
661 7.700
681 7.720
701 7.750
721 7.780
Total Jumlah Murid (SD/MI + SMP/MTs )
siswa
1.067 25.950
795 25.841
815 26.656
835 26.341
855 26.836
875 26.531
26.531
1 : 13
1 : 13
1 : 13
1 : 12
1 : 12
1 : 12
1 : 12
Rasio Guru/murid
178 2.200 17.155 721 7.780 875
NO
5
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah Kelas Jumlah guru sekolah pendidikan dasar
kelas orang
Jumlah Murid Pendidikan Dasar
siswa
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
1001 2.115
1037 2.016
1037 2.062
1097 2.108
1097 2.154
1139 2.200
1139 2.200
25.950
25.841
26.656
26.341
26.836
26.531
26.531
Rasio Guru per kelas rata-rata
2
2
2
2
2
2
2
Rasio murid per kelas rata-rata
26
25
26
24
24
23
23
68,02
70,09
73,98
78,78
81,20
84,05
84,05
22
24
24
25
25
25
25
PENDIDIKAN MENENGAH 6
7
8
9
Angka Partisipasi sekolah (SMA/SMK/MA)
%
Jumlah sekolah SMA/SMK
unit
Jumlah sekolah MA
unit
Jumlah sekolah total SMA/MA/ SMK
unit
8 30
9 33
9 33
9 34
9 34
9 34
9 34
Jumlah penduduk usia 16-19 tahun
jiwa
8.855
10.995
11.600
12.370
13.100
13.800
13.800
1 : 295
1 : 333
1 : 356
1 : 364
1 : 385
1 : 406
1 : 406
Rasio Ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Jumlah guru SMA/SMK Jumlah guru MA Total Jumlah Guru SMA/SMK/MA
orang orang orang
935 188 1.123
928 193 1.121
933 198 1.131
938 203 1.141
943 208 1.151
948 213 1.161
948 213 1.161
Jumlah murid SMA/SMK Jumlah murid MA
siswa siswa
7.658
8.098
8.210
8.400
8.590
8.760
Total Jumlah murid (SMA/MA/SMK)
siswa
802 8.460
960 9.058
1.015 9.225
1.060 9.460
1.100 9.690
1.150 9.910
8.760 1.150
1:8
1:8
1:8
1:8
1:8
1:9
Rasio Guru terhadap murid
9.910
1:9
Jumlah Kelas
kelas
398
470
470
494
494
494
494
Jumlah guru sekolah pendidikan menengah Jumlah Murid pendidikan menengah
siswa siswa
1.123 8.460
1.121 9.058
1.131 9.225
1.141 9.460
1.151 9.690
1.161 9.910
1.161 9.910
Rasio Guru per kelas rata-rata
3
2
2
2
2
2
2
Rasio Murid per kelas rata-rata
21
19
20
19
20
20
20
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
97,40
97,45
97,50
97,55
97,60
97,65
97,65
unit
92
92
92
93
93
94
94
unit
92
92
92
93
93
94
94
%
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah sekolah pendidikan SMP/MTs Kondisi bangunan baik
unit
20
20
21
22
24
25
25
Jumlah sekolah pendidikan SMA/SMK/ MA Kondisi bangunan baik
unit
30
30
31
33
33
34
34
Total Jumlah sekolah (SMP/MTs + SMA/ SMK/MA) kondisi bangunan baik
unit
50
50
52
55
57
59
59
Jumlah seluruh sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
unit
64
67
67
70
70
71
71
%
78,13
74,63
77,61
78,57
81,43
83,10
83,10
Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak
siswa
2.895
3.184
3.502
3.852
4.237
4.660
4.660
Jumlah Anak usia 4-6 Tahun
siswa
6.117
6.728
6.738
7.411
8.152
8.967
8.967
%
47,33
47,32
51,97
51,98
51,97
51,97
51,97
14 Angka putus sekolah (APS) SD/MI
%
0,13
0,05
0,03
0,01
0,01
0,01
0,01
15 Angka putus sekolah (APS)SMP/MTs
%
0,41
0,30
0,20
0,10
0,05
0,01
0,01
16 Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK/ MA
%
1,17
1,41
1,19
0,92
0,69
0,54
0,54
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
%
Jumlah sekolah pendidikan SD/MI yang Kondisi bangungan baik Jumlah sekolah (SD/MI)
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
10 Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
Target Capaian Setiap Tahun
FASILITAS PENDIDIKAN
11 Sekolah pendidikan SD/MI Kondisi bangunan baik
12 Sekolah pendidikanSMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kondisi bangunan baik PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
13 Pendidikan anak usia dini (PAUD) ANGKA PUTUS SEKOLAH (APS)
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI
orang
Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun sebelumnya
orang
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
2.658
3.002
3.202
3.402
3.602
3.802
3.802
2.828
3.002
3.202
3.402
3.602
3.802
3.802
%
93,99
100
100
100
100
100
100
orang orang
2.026 2.470
2.410 2.410
2.470 2.470
2.530 2.530
2.590 2.590
2.650 2.650
2.650 2.650
%
82,02
100
100
100
100
100
100
Jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA
orang
3.158
2.575
2.641
2.737
2.898
2.980
2.980
Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun sebelumnya
orang
3.543
2.575
2.641
2.737
2.898
2.980
2.980
%
89,13
100
100
100
100
100
100
Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs
orang
3.092
3.252
3.452
3.752
3.952
4.182
4.182
Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya
orang
2.640
3.002
3.202
3.402
3.602
3.802
3.802
%
117,12
108,33
107,81
110,29
109,72
109,99
109,99
Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA
orang
3.445
3.530
3.580
3.610
3.675
3.725
3.725
Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya
orang
2.242
2.410
2.470
2.530
2.590
2.650
2.650
%
153,66
146,47
144,94
142,69
141,89
140,57
140,57
Jumlah guru berijazah kualifikasi S1
orang
2.740
2.790
2.858
3.000
3.150
3.250
3.250
Jumlah guru berijazah kualifikasi D IV
orang
0
0
0
0
0
0
0
Total Guru Berijazah kualifikasi S1/ D IV
orang
2.740
2.790
2.858
3.000
3.150
3.250
3.250
Jumlah Seluruh Guru (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA)
orang
3.238
3.238
3.137
3.193
3.249
3.305
3.305
ANGKA KELULUSAN (AL)
17 Angka kelulusan SD/MI Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun sebelumnya
18 Angka kelulusan SMP/MTs
19 Angka kelulusan SMA/SMK/MA
20 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
21 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
84,62
86,16
91,11
93,96
96,95
98,34
98,34
unit
120
122
123
124
125
125
125
jiwa
6.892
7.392
7.892
8.392
8.892
9.392
9.392
1 : 57
1 : 61
1 : 64
1 : 68
1 : 71
1 : 75
1 : 75
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
%
Jumlah Posyandu Jumlah Balita
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
22 Guru yang memenuhi kualifikasi S1 / D IV
Target Capaian Setiap Tahun
2 KESEHATAN
23 Rasio posyandu per satuan balita Jumlah Puskesmas
unit
6
6
6
6
6
6
6
Jumlah Poliklinik Jumlah Pustu
unit unit
4 19
4 20
5 20
5 21
6 21
6 22
6 22
Total Puskesmas, Polikinik, Pustu
unit
29
30
31
32
33
34
34
Jumlah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
Rasio puskesmas per satuan penduduk Rasio poliklinik per satuan penduduk
1 : 22.255 1 : 33.383
1 : 22.505 1 : 33.758
1 : 22.758 1 : 27.309
1 : 23.013 1 : 27.616
1 : 23.272 1 : 23.272
1 : 23.533 1 : 23.533
1 : 23.533 1 : 23.533
Rasio pustu per satuan penduduk
1 : 7.028
1 : 6.572
1 : 6.827
1 : 6.575
1 : 6.649
1 : 6.418
1 : 6.418
1:4.604
1:4.501
1: 4.405
1 : 4.315
1:4.231
1 : 4.153
1 : 4.153
24 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk Jumlah Rumah Sakit
unit
4
4
4
4
4
5
5
Rumah Bersalin
unit
1
1
2
3
4
5
5
Rumah Sakit Bersalin
unit
1
3
3
3
3
3
3
Rumah Sakit Khusus
unit
1
1
1
1
1
1
1
7
9
10
11
12
14
14
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
1 : 19.076
1 : 15.003
1 :13.655
1 :12.553
1 :11.636
1 : 10.085
1 : 10.085
85
90
95
100
115
120
120
Total Jumlah Penduduk
25 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Jumlah Dokter Jumlah penduduk
26 Rasio dokter per satuan penduduk
Orang jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
1 : 1.571
1 : 1.500
1 : 1.437
1 : 1.381
1 : 1.214
1 : 1.177
1 : 1.177
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Jumlah Tenaga Medis Jumlah penduduk
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Target Capaian Setiap Tahun Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Orang
470
490
510
530
570
600
600
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
1 : 284
1 : 276
1 : 268
1 : 261
1 : 245
1 : 235
141.196 1 : 235
27 Rasio tenaga medis per satuan penduduk Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan difinitif di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml Komplikasi
345
420
430
440
450
460
460
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
orang
499
466
471
475
480
485
485
%
69,11
90,13
91,36
92,56
93,72
94,86
94,86
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
orang
2.307
2.330
2.353
2.377
2.401
2.425
2.248
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
orang
2.496
2.330
2.353
2.377
2.401
2.425
2.496
%
92,43
100
100
100
100
100
90,06
Jumlah desa/kelurahan UCI
Kel
22
22
22
22
22
22
22
Jumlah seluruh desa/kelurahan
Kel
22
22
22
22
22
22
22
%
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah baliti gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Balita
8
7
6
5
4
2
2
Jumlah seluruh baliti gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Balita
8
7
6
5
4
2
2
%
100
100
100
100
100
100
100
28 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
29 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
30 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
31 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah Penderita baru TB BTA (+) yang didtemukan dan diobati disatu wilayah kerja selama 1 tahun
orang
Jumlah perkiraan penderita TB BTA (+) yang ditemukan dal kurun waktu yang sama
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
212
230
240
250
260
275
302
orang
277
274
281
288
295
302
302
%
76,53
83,94
85,41
86,81
88,14
91,06
100,00
orang
148
71
80
95
100
110
110
orang
148
71
80
95
100
110
110
%
100
100
100
100
100
100
100
kunjungan
39.969
40.000
40.100
40.200
40.300
40.500
40.500
jiwa
32.661
32.661
32.661
32.661
32.661
32.661
32.661
%
122,38
122,47
122,78
123,08
123,39
124,00
124,00
kunjungan
2.326
2.350
2.350
2.400
2.450
2.500
2.268
bayi
2.327
2.312
2.302
2.289
2.279
2.268
2.268
%
99,96
101,64
102,09
104,85
107,50
110,23
100,00
Jumlah Puskesmas
unit
6
6
6
6
7
8
8
Jumlah seluruh kecamatan
unit
4
4
4
4
4
4
4
%
150
150
150
150
175
200
200
32 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP disatu wilayah kerja selama 1 tahun Jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama
33 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
Jumlah kunjungan pasien miskin disarana kesehatan strata 1 jumlah seluruh masyarakat miskin di Kab/Kota (Jamkesmas dan Jamkesda)
34 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar di satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah pada kurun waktu yang sama
35 Cakupan kunjungan bayi
26 Cakupan puskesmas
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah Puskesmas Pembantu
unit
Jumlah seluruh desa/kelurahan
27 Cakupan puskesmas Pembantu
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
19
20
20
21
21
22
22
unit
22
22
22
22
22
22
22
%
86,36
90,91
90,91
95,45
95,45
100
100
Jumlah Kasus Penyakit Menular
kasus
14.174
13.465
12.792
12.152
11.545
10.968
10.968
Jumah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
kasus/ jiwa
106,15
99,72
93,68
88,01
82,68
77,68
77,68
Jumlah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
unit
270
273
293
313
333
352
Jumlah seluruh tempat pengolah makanan
unit
390
390
390
390
390
390
%
69,23
70,00
75,13
80,26
85,38
90,26
Panjang jalan dalam kondisi baik
km
219,08
229,909
241,209
253,209
265,709
279,209
279,209
Panjang jalan dalam kondisi Sedang Rusak
km
38,00
31,73
31,13
30.426,00
29,63
28,73
28,73
Panjang jalan dalam kondisi Rusak
km
78,62
77,70
71,70
64,70
56,70
47,70
47,70
Panjang jalan dalam kondisi Rusak Berat
km
-
-
-
-
-
-
-
Panjang jalan seluruhnya
km
328,25
328,45
336,45
345,93
359,93
370,93
370,93
%
66,74
70,00
71,69
73,20
73,82
75,27
75,27
Panjang saluran irigasi
m
13.116
13.116
14.616
15.616
15.616
16.616
16.616
Luas Lahan Budidaya Irigasi
Ha
800
800
800
800
800
800
800
Luas Lahan Budidaya Pertanian
Ha
164
164
164
164
167
167
167
m/Ha
79,98
79,98
89,12
95,22
93,51
99,50
99,50
38 Rasio penyakit menular per 1.000 penduduk
39 Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat (tempat pengolahan makanan)
3 PEKERJAAN UMUM
40 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
41 Rasio Jaringan Irigasi
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi
unit
Jumlah Rumah Tinggal
unit
%
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
42 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
14.778
16.420
18.244
20.271
22.524
25.026
25.026
27.962
31.068
34.519
38.354
42.614
47.347
47.347
52,85
52,85
52,85
52,85
52,86
52,86
52,86
Jumlah daya tampung TPS
m3
722
730
742
757
774
797
797
Jumlah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
5,41
5,41
5,43
5,48
5,54
5,64
5,64
43 Rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk Jumlah Panjang Jalan
km
328,25
328,45
336,45
345,93
359,93
370,93
370,93
Jumah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
km/1000 penduduk
2,458
2,432
2,464
2,505
2,578
2,627
2,627
Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik
km
219,08
229,909
241,209
253,209
265,709
279,209
279,209
Panjang seluruh jalan Kabupaten yang ada
km
328,25
328,45
336,45
345,93
359,93
370,93
368,340
%
67,03
69,81
70,67
74,18
72,53
75,80
75,80
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase
km
229,78
233,20
242,24
252,53
266,35
278,20
278,20
Panjang seluruh jalan Kabupaten
km
328,25
328,45
336,45
345,93
359,93
370,93
370,93
%
70,00
71,00
72,00
73,00
74,00
75,00
75,00
Luas irigasi dalam kondisi baik
Ha
10,11
11,50
12,50
13,00
13,50
14,00
14,00
Luas seluruh irigasi kabupaten/kota
Ha
800
800
800
800
800
800
800
%
1,26
1,44
1,56
1,63
1,69
1,75
1,75
44 Panjang jalan dilalui Roda 4 per 1000 penduduk
46 Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (> 40 KM/Jam )
47 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air
48 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (Pelanggan PDAM)
RT
Jumlah seluruh rumah tangga
RT
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
18.005
18.505
19.205
19.905
20.605
21.305
21.305
30.150
30.252
30.354
30.456
30.559
30.662
30.662
%
59,72
61,17
63,27
65,36
67,43
69,48
69,48
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik
unit
28.175
29.000
29.300
29.600
29.900
30.200
30.500
Jumlah seluruh rumah tangga
unit
30.150
30.252
30.354
30.456
30.559
30.662
30.662
50 Rumah tangga pengguna listrik
%
93,45
95,86
96,53
97,19
97,84
98,49
99,47
unit unit
16.434 30.150
16.934 30.252
17.434 30.354
17.934 30.456
18.434 30.559
18.934 30.662
18.934 30.662
%
54,51
55,98
57,44
58,88
60,32
61,75
61,75
Luas Lingkungan Pemukiman Kumuh
ha
27,40
24,90
22,40
19,90
17,40
14,90
14,90
Luas Wlayah
ha
9.933
9.933
9.933
9.933
9.933
9.933
9.933
52 Lingkungan pemukiman kumuh
%
0,28
0,25
0,23
0,20
0,18
0,15
0,15
Jumlah rumah layak huni Jumlah rumah tidak layak huni
unit unit
29.416 3.375
30.686 3.305
31.966 3.225
33.316 3.075
34.716 2.875
36.116 2.675
36.116 2.675
Jumlah penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
unit
220,29
227,25
234,10
241,28
248,63
255,79
255,79
m
7.179
10.679
17.679
24.679
32.179
42.179
42.179
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
m/jiwa
53,76
79,09
129,47
178,73
230,46
298,73
298,73
4 PERUMAHAN
49 Rumah tangga pengguna air bersih
Jumlah rumah tangga bersanitasi Jumlah seluruh rumah tangga
51 Rumah tangga ber-Sanitasi
53 Rasio rumah layak huni per 1.000 penduduk Jumlah Panjang Jalan Lingkungan Jumah Penduduk
54 Panjang jalan lingkungan per 1.000 penduduk
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah bangunan ber IMB
unit
Jumlah Bangunan
unit
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
10.068
11.568
13.068
14.568
16.068
17.568
17.568
32.791
33.991
35.191
36.391
37.591
38.791
38.791
30,70
34,03
37,13
40,03
42,74
45,29
45,29
5 PENATAAN RUANG
55 Rasio bangunan ber- IMB per 100 bangunan
BG ber-IMB/ 100 bangunan
5330,00
5486,00
5576,00
5667,00
Jumlah titik lampu (bohlam)
unit
5.125
5.300
5.500
5.700
5.950
6.200
6.200
Panjang seluruh jalan Kabupaten
km
328,25
328,45
336,45
345,93
359,93
370,93
370,93
15,61
16,14
16,35
16,48
16,53
16,71
16,71
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ada (1 Dokumen)
Ada (1 Dokumen)
Ada (5 Dokumen)
56 Rasio titik lampu per panjang jalan
6 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 57 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA
Ada/ Tidak Ada
58 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
Ada/ Tidak Ada Ada (1 Dokumen)
Ada (1 Dokumen)
59 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA
Ada/ Tidak Ada Ada (1 Dokumen)
Ada (1 Dokumen)
60 Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD
Ada (1 Ada (1 Ada Dokumen) Dokumen) (1 Dokumen)
%
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah elemen data yang dipenuhi
elemen
827
835
846
850
855
860
860
Jumlah total elemen data perencanaan pembangunan
elemen
2608
2378
2378
2378
2378
2378
2378
%
31,71
35,11
35,58
35,74
35,95
36,16
36,16
Jumlah jenis data dan informasi kinerja pembangunan yang sudah ada
22
22
22
22
22
22
22
Jumlah total jenis data dan informasi kinerja pembangunan
22
22
22
22
22
22
22
100
100
100
100
100
100
100
61 Jumlah elemen data bahan perencanaan pembangunan yang tersedia
62 Jumlah jenis data dan informasi kinerja pembangunan yang tersedia
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Target Capaian Setiap Tahun Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Jumlah SKPD yang telah mengikuti Diklat Substantif
10
33
34
34
34
34
34
Jumlah SKPD
33
33
34
34
34
34
34
%
30,30
100
100
100
100
100
100
Jumlah dokumen perencanaan tingkat Kota yang terimplementasi
dok
5
5
5
5
5
5
5
Jumlah dokumen perencanaan tingkat Kota (RPJPD,RPJMD, RKPD, Musrenbang, KUA/PPAS)
dok
5
5
5
5
5
5
5
64 Persentase Jumlah dokumen perencanaan pembangunan yang terimplementasikan
%
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah rekomendasi/dokumen yang terimplementasi
dok
3
4
5
5
5
4
4
Jumlah dokumen/kajian ekonomi
dok
5
5
6
6
6
4
4
%
60,00
80,00
83,33
83,33
83,33
100
100
Jumlah rekomendasi/dokumen yang terimplementasi
dok
3
3
6
7
7
8
Jumlah dokumen/kajian ekonomi
dok
5
4
7
8
8
8
%
60,00
75,00
85,71
87,50
87,50
100
Jumlah rekomendasi BKPRD yang terimplementasi
dok
9
10
11
12
13
14
Jumlah rekomendasi BKPRD
dok
11
11
12
13
14
15
%
81,82
90,91
91,67
92,31
92,86
93,33
63 Cakupan SKPD yang memahami proses perencanaan
65 Persentase jumlah rekomendasi perencanaan bidang ekonomi yang terimplementasikan
66 Persentase jumlah rekomendasi perencanaan bidang sosial budaya yang terimplementasikan
67 Persentase Jumlah rekomendasi pemanfaatan ruang yang terimplementasikan
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
orang
orang
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
4.500.000
4.550.000
4.600.000
4.650.000
4.700.000
4.800.000
4.800.000
4.500.000
4.550.000
4.600.000
4.650.000
4.700.000
4.800.000
4.800.000
7 PERHUBUNGAN Jumlah arus penumpang angkutan umum yang masuk/keluar daerah selama 1 tahun
68 Jumlah arus penumpang angkutan umum Jumlah ijin trayek yang dikeluarkan
ijin
170
180
200
225
250
300
300
Jumlah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
69 Rasio ijin trayek
785
750
683
614
559
471
471
70 Jumlah uji kir angkutan umum
200
225
250
275
300
400
400
71 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/ Terminal bus
Pelabuhan Laut 3 Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Laut buah, Terminal Laut 3 buah, Laut 3 buah, Laut 3 buah, Laut 3 buah, Laut 3 buah, 3 buah, Bus 3 buah Terminal Bus 3 Terminal Bus 3 Terminal Bus 3 Terminal Bus Terminal Bus Terminal Bus 3 buah buah buah 3 buah 3 buah buah
72 Kepemilikan KIR angkutan umum
1.600
1.650
1.700
1.750
1.800
1.900
1.900
menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
15 s/d 30 menit
Rp
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Rp. 47.500/ Rp. 57.500
Jumlah pemasangan rambu-rambu per tahun
unit
40
20
20
40
20
40
40
Jumlah rambu-rambu yang seharusnya ada
unit
40
20
20
40
20
40
40
%
100
100
100
100
100
100
100
Volume sampah yang ditangani
m3
173.010
98.550
102.200
105.850
109.500
113.150
113.150
Volume produksi sampah
m3
185.785
105.485
109.135
112.785
116.435
120.085
120.085
%
93,12
93,43
93,65
93,85
94,04
94,22
94,22
73 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 74 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
75 Pemasangan rambu-rambu
8 LINGKUNGAN HIDUP
76 Persentase penanganan sampah
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Penduduk berakses air minum
jiwa
Jumlah Penduduk
jiwa
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
104.955
106.269
Tahun II (2015)
113.098
113.098
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
%
78,60
78,70
78,90
79,00
80,00
80,10
80,10
kawasan
2
4
6
8
10
12
12
kawasan
8
8
9
10
11
12
12
%
25,00
50,00
66,67
80,00
90,91
100,00
100
kali
4
4
5
6
7
7
7
wilayah
7
7
7
7
7
7
7
%
57,14
57,14
71,43
85,71
100
100
100
Jumlah perusahaan yang wajib AMDAL
perusahaan
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL
perusahaan
1
1
1
1
1
1
1
%
100
100
100
100
100
100
100
77 Persentase Penduduk berakses airminum Jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau mutu airnya Jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air
78 Pencemaran status mutu air Jumlah penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Jumlah seluruh wilayah rawan longsor dan sumber mata air
79 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air
80 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
107.735
109.082
111.703
Jumlah daya tampung TPS
m3
722
730
742
757
774
797
797
Jumlah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
m3/1000 penduduk
5,41
5,41
5,43
5,48
5,54
5,64
5,64
sertifikat
225
265
285
315
345
375
375
375
375
375
375
375
375
375
60,00
70,67
76,00
84,00
92,00
100,00
100,00
81 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
9 PERTANAHAN Lahan milik Pemda yang bersertifikat Total Objek Lahan Milik Pemda
82 Persentase objek lahan Milik Pemda yang bersertifikat (225 dari 375 objek lahan)
%
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah penduduk > 17 tahun yang ber KTP
orang
Jumlah penduduk > 17 tahun yang ber KTP atau sudah menikah
orang
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
81.310
85.570
87.341
89.176
93.141
99.100
99.100
89.390
90.121
91.314
92.890
92.912
92.990
92.990
1,10
1,05
1,05
1,04
1,00
1
1
10 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
83 Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk Jumlah pasangan nikah yang berakte nikah
pasangan
66.845
68.171
69.000
69.321
72.214
71.450
71.450
Jumlah keseluruhan pasangan nikah
pasangan
67.766
68.728
69.111
69.333
72.224
71.354
71.354
%
98,6
99,2
99,8
100
100
100
Jumlah penduduk yang memiliki KTP
orang
81.310
85.570
87.341
89.176
93.141
99.100
99.100
Jumlah penduduk wajib KTP (> 17 tahun dan atau pernah /sudah menikah)
orang
89.390
90.121
91.314
92.890
92.912
92.990
92.990
%
90,96
94,95
95,65
96,00
100,25
106,57
106,57
Jumlah penduduk yang memiliki akte kelahiran
jiwa
20.613
23.410
25.515
26.710
27.458
27.981
27.981
Jumlah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
86 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk
%
15,44
17,34
18,69
19,34
19,66
19,82
19,82
87 Rata-rata persentase kepemilikan dokumen kependudukan (KTP) dan Akta Capil (Akta Nikah, Akta Kelahiran)
%
68,35
70,49
71,39
71,78
73,30
75,51
75,51
Ada/ Tidak Ada Sudah/
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
84 Persentase pasangan berakte nikah
85 Kepemilikan KTP
88 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 89 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Belum
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Target Capaian Setiap Tahun Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
2.708
2.762
2.828
2.902
2.982
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
11 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jumlah pekerja perempuan di Lembaga Pemerintah (khusus diLingkup Pemda) Jumlah seluruh pekerja
90
orang
2.674
orang
4.662
4.696
4.750
4.816
4.890
4.970
%
57,36
57,67
58,15
58,72
59,35
60,00
Pekerja perempuan di Lembaga Swasta
1.419
1.493
1.543
1.603
1.663
1.723
Jumlah pekerja perempuan
4.093
4.201
4.305
4.431
4.565
4.705
% %
34,67 46,01
35,54 46,60
35,84 46,99
36,18 47,45
36,43 47,89
36,62 48,31
Kasus
64
58
52
48
45
40
RT
31.551
32.813
33.469
35.354
37.121
38.977
%
0,20
0,18
0,16
0,14
0,12
0,10
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
91 Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rata-rata persentase partisipasi perempuan di lembaga (pemerintah dan swasta) Jumlah KDRT yang terjadi (Jumlah keluarga yang bermasalah KDRT) Jumlah seluruh rumah tangga
92 Rasio KDRT Jumlah pekerja anak yang berusia 5-14 tahun
2.948
2.800
2.660
2.527
2.400
2.280
2.280
Jumlah pekerja yang berusia 15 tahun keatas
55.658
57.239
58.838
60.454
62.089
63.742
63.742
93 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
%
5,30
4,89
4,52
4,18
3,87
3,58
3,58
94 Partisipasi angkatan kerja perempuan
%
54,73
64,87
48,35
62,85
65,78
60,83
60,83
Jumlah pengaduan perlindungan perempuan dan anak yang terselesaikan (Jumlah kasus yang terdaftar melalui jalur hukum)
pengaduan
64
31
25
21
17
14
14
Jumlah seluruh pengaduan perlindungan perempuan dan anak
pengaduan
107
44
35
28
23
18
18
95 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
%
59,81
70,45
71,65
72,86
74,10
75,36
75,36
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah Jiwa Dalam Keluarga
jiwa
Jumlah keluarga
jiwa
orang
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
122.676
123.028
123.400
123.900
124.200
124.400
124.400
30.464
30.564
30.664
30.814
30.964
31.089
31.089
4,03
4,03
4,02
4,02
4,01
4,00
4,00
2,03
2,03
2,02
2,02
2,01
2,00
2,00
12 KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
Jumlah Keluarga (Anak + Orangtua) 96 Rata-rata jumlah anak per keluarga Jumlah akseptor KB
orang
13.261
13.300
13.450
13.590
13.610
13.630
13.630
Jumlah pasangan usia subur
orang
19.553
19.600
19.800
20.000
20.020
20.025
20.025
%
67,82
67,86
67,93
67,95
67,98
68,06
68,06
Jumlah peserta proyeksi KB Aktif
orang
19.067
19.150
19.400
19.600
19.800
19.990
19.990
Jumlah pasangan usia subur
orang
19.553
19.600
19.800
20.000
20.020
20.025
20.025
%
97,51
97,70
97,98
98,00
98,90
99,83
99,83
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I
keluarga
12.584
12.206
11.839
11.483
11.138
10.823
10.823
Jumlah Keluarga
keluarga
31.320
33.306
34.971
36.719
38.554
44.481
44.481
%
40,18
36,65
33,85
31,27
28,89
24,33
24,33
unit
10
10
10
10
10
10
10
97 Rasio akseptor KB
98 Cakupan peserta KB aktif
99 Keluarga Pra Sejahtera & Keluarga Sejahtera I
13 SOSIAL 100 Sarana sosial seperti panti asuhan panti jompo dan panti rehabilitasi
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah PMKS yang diberikan bantuan
jiwa
Jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan
jiwa
Jumlah seluruh PMKS yang ada
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
2.411
5.166
6.888
6.974
7.060
7.146
7.146
jiwa
8.610
8.610
8.610
8.610
8.610
8.610
8.610
%
28
60
80
81
82
83
83
Jumlah Penyandang Cacat yang mendapat pembinaan
orang
206
242
276
311
345
380
7.146
Jumlah seluruh penyandang cacat
orang
690
690
690
690
690
690
690
%
30
35
40
45
50
55
83
101 PMKS yang memperoleh bantuan sosial
102 Persentase penyandang cacat yang mendapat pembinaan Jumlah PMKS yang mendapat pembinaan
orang
153
235
330
425
520
610
610
Jumlah seluruh PMKS (diluar warga miskin)
orang
4.678
4.678
4.678
4.678
4.678
4.678
4.678
%
3,27
5,02
7,05
9,09
11,12
13,04
13,04
Angkatan kerja 15 tahun ke atas
jiwa
56.556
59.117
61.781
64.554
67.438
70.439
70.439
Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
jiwa
94.249
96.920
99.668
102.493
105.398
108.386
108.386
%
60,01
60,99
61,99
62,98
63,98
64,99
64,99
sengketa
17
16
15
14
13
12
12
103 Persentase PMKS yang mendapat pelayanan dan rehabilitasi
14 KETENAGAKERJAAN
104 Angka partisipasi angkatan kerja Jumlah sengketa pengusaha-pekerja Jumlah perusahaan
perusahaan
707
742
779
817
857
899
899
%
2,40
2,16
1,93
1,71
1,52
1,33
1,33
Angkatan kerja 15 tahun ke atas
jiwa
56.556
59.117
61.781
64.554
67.438
70.439
70.439
Jumlah penduduk usia kerja (15 - 64 tahun )
jiwa
88.421
91.131
93.925
96.804
99.772
102.830
102.830
105 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
63,96
64,87
65,78
66,68
67,59
68,50
68,50
orang
630
650
670
690
710
730
730
orang
830
850
860
870
880
900
900
%
75,90
76,47
77,91
79,31
80,68
81,11
81,11
Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja
orang
2.313
2.348
2.381
2.412
2.440
2.465
2.465
Jumlah Penduduk Angkatan kerja
orang
56.556
59.117
61.781
64.554
67.438
70.439
70.439
%
4,09
3,97
3,85
3,74
3,62
3,50
3,50
Jumlah perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan
perusahaan
354
386
421
449
488
539
539
Jumlah perusahaan yang ada di wilayah pada tahun berkenan
perusahaan
707
742
779
817
857
899
899
%
50,07
52,02
54,04
54,96
56,94
59,96
59,96
Tenaga kerja yang dilatih (APBD Kota, APBD Prov dan APBN)
orang
560
570
590
610
630
650
650
Pendaftar Pelatihan berbasis kompetensi
orang
713
720
730
740
750
760
760
%
78,54
79,17
80,82
82,43
84,00
85,53
85,53
Jumlah koperasi aktif
unit
108
113
119
125
131
136
136
Jumlah seluruh koperasi
unit
204
204
206
207
208
210
210
110 Persentase koperasi aktif
%
52,94
55,39
57,77
60,39
62,98
64,76
64,76
unit
4.352
4.358
4.403
4.410
4.421
4.430
4.430
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
%
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan jumlah pencari kerja yang mendaftar
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
106 Tingkat partisipasi angkatan kerja
107 Pencari kerja yang ditempatkan
108 Tingkat pengangguran terbuka
109 Persentase perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan
110 Besaran (persentase) tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi (SPM)
Target Capaian Setiap Tahun
15 KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH
Jumlah UKM aktif non BPR/LKM UKM
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
4.352
4.358
4.403
4.410
4.421
4.430
4.430
unit
14.485
8.549
8.745
8.942
9.144
9.353
9.353
Jumlah Usaha Kecil
unit
567
1.371
1.375
1.382
1.388
1.391
1.391
Jumlah Usaha Menengah
unit
-
95
95
95
95
95
95
Jumlah seluruh UMKM
unit
15.052
10.015
10.215
10.419
10.627
10.839
10.839
112 Presentase Usaha Mikro
%
96,23
85,36
85,61
85,82
86,04
86,29
86,29
113 Penyelenggaraan festival seni dan budaya
kali
6
8
8
12
12
12
12
114 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya
unit
115 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang telah dilestarikan
situs
2
2
3
3
4
5
5
116 Total Benda, Situs dan kawasan Cagar Budaya yang dimiliki daerah
Buah
24
24
24
24
24
24
24
Benda Cagar Budaya yang terdaftar/dikelola
21
24
27
31
35
39
39
Total Benda Cagar Budaya di Kota Parepare
51
51
51
51
51
51
51
41,18
47,06
52,94
60,78
68,63
76,47
76,47
NO
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
unit
Jumlah Usaha Mikro
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
111 Jumlah UKM non BPR / LKM UKM
Target Capaian Setiap Tahun
16 KEBUDAYAAN
Persentase Benda Cagar Budaya Kota Parepare yang terdaftar /dikelola
7
17 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA 117 Jumlah organisasi pemuda
organisasi
29
30
31
31
32
35
35
118 Jumlah organisasi olahraga
organisasi
25
25
26
27
28
29
29
119 Jumlah kegiatan kepemudaan
kegiatan
2
2
13
11
11
11
11
120 Jumlah kegiatan olahraga
kegiatan
5
2
12
11
12
12
12
buah
2
3
3
4
4
5
5
121 Jumlah Gelanggang/balai remaja yang dimiliki daerah
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
122 Jumlah lapangan olahraga di kab/Kota
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
buah
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
194
194
194
195
196
197
Kegiatan
1
1
2
2
3
3
3
Kegiatan
1
1
2
2
3
3
3
Kegiatan
6
2
2
2
6
7
7
Kegiatan
6
2
2
2
6
7
7
orang
39
50
50
50
50
50
50
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
orang
3
4
4
4
4
4
4
18 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Menunjukkan Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
123 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Menunjukan Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah 124 Kegiatan pembinaan politik daerah
19 OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Jumlah Polisi Pamong Praja Jumlah Penduduk
125 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas Jumlah Penduduk
126 Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk Jumlah pos siskamling Jumlah desa/kelurahan
orang
-
31
31
32
32
32
32
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
orang
-
2
2
2
2
2
2
unit
188
419
424
429
434
439
439
unit
22
22
22
22
22
22
22
unit
9
19
19
20
20
20
20
Jumlah penyelesaian penegakan Perda
kasus
7
7
7
7
6
5
5
Jumlah pelanggaran Perda
kasus
8
8
7
7
6
5
5
127 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
128 Penegakan Perda Jumlah patroli petugas Satpol PP pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24 Jam
129 Cakupan patroli petugas Satpol PP
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
88
88
100
100
100
100
100
orang
85
90
95
95
95
100
100
orang
85
90
95
95
95
100
100
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
%
Target Capaian Setiap Tahun
Jumlah penyelesaian pelanggaran K3
Pelanggaran
60
60
65
70
75
80
80
Jumlah pelanggaran K3
Pelanggaran
130
120
110
100
90
85
85
%
46,15
50,00
59,09
70,00
83,33
94,12
94,12
orang
Nihil
419
424
429
434
439
439
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
%
Nihil
0,31
0,31
0,31
0,31
0,31
0,31
kantor kantor
22 22
22 22
22 22
22 22
22 22
22 22
22 22
%
100
100
100
100
100
100
100
buah
7
7
7
7
7
7
7
buah
7
7
7
7
7
7
7
Ada/Tidak Ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Ada/Tidak Ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
413 626
451 626
519 626
584 626
616 626
626 626
626 626
130 Tingkat Penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten Jumlah petugas perlindungan masyarakat Jumlah Penduduk
131 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Jumlah kantor pemerintahan desa/kelurahan yang baik Jumlah seluruh pemerintahan desa/kelurahan
134 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik Menunjukkan Jumlah Sistim Informasi Manajemen Pemda yang telah dibuat oleh pemda
135 Sistem informasi manajemen Pemda Ada atau tidaknya survey IKM di Pemda
136 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Pejabat yang sudah mememenuhi syarat (Latpim 4,3 dan 2) Total pejabat eselon
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
137 Persentase pejabat eselon yang memenuhi syarat kompetensi
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
66
72
83
93
98
100
100
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
%
Ada/ Tidak Ada
Target Capaian Setiap Tahun
20 KETAHANAN PANGAN 138 Regulasi ketahanan pangan
Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama
ton/tahun
29.097
29.533
30.124
30.727
31.341
31.968
31.968
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
kg/tahun/ perkapita
217,91
218,71
220,61
222,532
224,46
226,41
226,41
140 Ketersediaan energi protein per kapita
%
100
100
100
100
100
100
100
141 Penguatan cadangan pangan
%
30
40
60
60
80
100
100
142 Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan daerah
%
90
90
90
90
90
90
90
143 Stabilitas harga dan pasokan pangan
%
90
90
90
90
90
90
90
144 Pencapaian skor Pola Pangan Harapan
%
85
87
90
90
90
100
100
145 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
%
50
70
80
80
90
100
100
146 Penanganan Daerah Rawan Pangan
%
50
55
60
60
8
100
100
Jumlah kelompok binaan LPM
Klp
223
225
227
230
233
235
235
Jumlah LPM
Klp
22
22
22
22
22
22
22
klp
10
10
10
10
11
11
11
Jumlah kelompok binaan PKK
Klp
272
275
278
280
283
285
285
Jumlah PKK
Klp
27
27
27
27
27
27
27
Jumlah Penduduk
139 Ketersediaan pangan utama
21 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
140 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
10
10
10
10
10
11
11
Klp
27
27
27
27
27
27
27
Klp
27
27
27
27
27
27
27
%
100
100
100
100
100
100
100
Jumlah Posyandu Aktif
Klp
122
125
127
130
132
135
135
Total Posyandu
Klp
122
125
127
130
132
135
135
%
100
100
100
100
100
100
100
144 Buku "Kabupaten/Kota Dalam Angka"
Ada/ Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
145 Buku " PDRB Kabupaten/Kota"
Ada/ Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku
unit
5
15
20
25
30
34
25
Jumlah SKPD
unit
33
34
34
34
34
34
33
%
15,15
44,12
58,82
73,53
88,24
100,00
75,76
keg
4
10
12
15
20
25
25
keg
4
10
12
15
20
25
25
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
klp
Jumlah PKK Aktif Jumlah PKK
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
141 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
142 PKK aktif
143 Posyandu aktif
Target Capaian Setiap Tahun
22 STATISTIK
23 KEARSIPAN
146 Pengelolaan arsip secara baku Menunjukkan jumlah Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan
147 Peningkatan SDM pengelola kearsipan
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
jaringan
86 -
-
-
-
-
-
-
jaringan
86
90
95
100
105
110
110
Jumlah wartel / warnet
unit
20
19
19
18
18
17
17
Jumlah Penduduk
jiwa
133.530
135.030
136.546
138.079
139.629
141.196
141.196
6.677
7.107
7.187
7.671
7.757
8.306
8.306
jenis jenis
3 5
4 5
5 5
5 6
5 7
5 8
5 8
jenis
8
9
10
11
12
13
13
siaran siaran
3 1
3 2
3 3
4 3
5 3
6 3
6 3
151 Jumlah penyiaran radio/TV lokal
siaran
4
5
6
7
8
9
9
152 Website milik Pemerintah Daerah
Ada/Tidak Ada kali
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
-
3
3
3
3
3
3
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
90
95
100
105
110
24 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jumlah jaringan telpon genggam Stasioner
148 Jumlah jaringan komunikasi
149 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Jenis surat kabar nasional yang masuk ke daerah Jenis surat kabar lokal yang masuk ke daerah
150 Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio yang masuk ke daerah Jumlah penyiaran TV yang masuk ke daerah
153 Pameran/expo
110
25 PERPUSTAKAAN Jumlah perpustakaan milik pemerintah daerah
unit
1
1
1
1
1
1
1
211
211
211
211
211
211
211
unit
156
156
156
156
156
156
156
unit
212
212
212
212
212
212
212
Jumlah perpustakaan se Kota Parepare Jumlah Perpustakaan yang mendapat pembinaan dari perpustakaan milik pemerintah daerah
154 Total seluruh perpustakaan yang ada di Kota Parepare
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
Jumlah kunjungan orang ke perpustakaan per tahun
Orang
Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani
Orang
155 Persentase pengunjung perpustakaan per tahun
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Wajib)
Jumlah koleksi judul buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah Jumlah koleksi jumlah buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah Jumlah koleksi judul buku yang harus tersedia (sesuai standar perpustakaan nasional)
156 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir Periode RPJMD
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Tahun V (2018)
27.240
31.200
32.500
34.100
35.800
35.900
35.900
32.850
31.200
32.500
34.100
35.800
35.900
35.900
%
82,92
100
100
100
100
100
100
Judul
8.073
8.593
9.093
9.593
10.093
10.500
10.500
Eksemplar
24.116
25.500
27.200
28.700
30.200
32.200
32.200
Judul
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
%
33,48
33,70
33,43
33,43
33,42
32,61
32,61
URUSAN PILIHAN Target Capaian Setiap Tahun
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Pilihan)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lokal lainnya
Ton
6.620
6.820
7.020
7.220
7.420
7.620
7.620
Luas areal tanaman padi dari sektor pertanian/perkebunan lainnya
Ha
1.136
1.158
1.180
1.202
1.224
1.247
1.247
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
ton/ha
5,83
5,89
5,95
6,01
6,06
6,11
6,11
Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor pertanian/perkebunan Jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Juta Rp Juta Rp
62.427 963.812,09
67.859 1.042.844,68
73.858 1.129.817,93
80.481 1.225.513,51
87.810 1.331.030,22
95.928 1.447.495,36
95.928 1.447.495,36
Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB
%
6,48
6,51
6,54
6,57
6,60
6,63
6,63
Jumlah produksi padi/bahan pangan utama lokal hasil kelompok petani (ton) per tahun
Ton
5.733
6.058
6.382
6.707
7.031
7.356
7.356
Jumlah produksi padi/bahan pangan utama didaerah (ton) per tahun
Ton
6.620
6.820
7.020
7.220
7.420
7.620
7.620
%
86,60
88,82
90,92
92,89
94,76
96,53
96,53
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Kondisi Kinerja pada akhir Tahun V (2018) Periode RPJMD
5
6
1 PERTANIAN
1
2
3
Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB
Klp
37
44
62
87
122
136
136
4
Jumlah kelompok tani yang mendapatkan pembinaan/bantuan Pemkot per tahun Jumlah seluruh kelompok tani yang ada Jumlah gapoktan yang mendapat pembinaan/bantuan Jumlah seluruh gapoktan yang ada Cakupan bina kelompok petani
Klp Klp Klp %
100 11 11 68,50
100 11 11 72,20
112 13 15 85,44
124 17 19 90,97
136 20 22 99,79
136 22 22 100,00
136 22 22 100,00
sapi jantan
ton
109,76
111,96
114,19
116,48
118,81
121,18
121,18
sapi betina
ton
11,92
12,16
12,40
12,65
12,90
13,16
13,16
ayam pedaging
ton
1012,5
1032,75
1053,41
1074,47
1095,96
1117,88
1117,88
ayam petelur
ton
8,985
9,16
9,35
9,53
9,73
9,92
9,92
Jumlah Produksi Hasil Peternakan
ton
1143,17
1166,03
1189,35
1213,14
1237,40
1262,15
1262,15
5
Target Capaian Setiap Tahun
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Pilihan)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
orang orang %
0 51 0,00
0 51 0,00
0 51 0,00
5 51 9,80
10 51 19,61
20 51 39,22
20 51 39,22
Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi
Ha
200
50
50
50
50
50
50
Luas total hutan dan lahan kritis
Ha
480
280
230
180
120
70
70
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
%
41,67
17,86
21,74
27,78
41,67
71,43
71,43
Luas kerusakan kawasan hutan (Ha)
Ha
50
40
30
20
10
5
5
Luas kawasan hutan (Ha)
Ha
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
2
Kerusakan Kawasan Hutan
%
2,00
1,60
1,20
0,80
0,40
0,20
0,20
3
Jumlah luas potensi hutan rakyat
ha
540,00
545,00
550,00
555,00
560,00
565,00
565,00
6
Jumlah peternak yang telah difasilitasi Jumlah Peternak ayam potong Persentase peternak yang difasilitasi pola kemitraan
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Kondisi Kinerja pada akhir Tahun V (2018) Periode RPJMD
5
6
2 KEHUTANAN
1
Luas kawasan hutan yang dirambah
Ha
113
100
88
75
63
50
50
Luas kawasan hutan
Ha
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
2.499
4
Persentase Luas kawasan hutan yang dirambah
%
4,52
4,02
3,52
3,01
2,51
2,01
5
Jumlah kasus perambahan hutan
kasus
45
40
35
30
25
20
20
Ton Ton %
3.450 3.433 100,50
3.470 3.468 100,06
3.580 3.485 102,73
3.670 3.500 104,86
3.700 3.535 104,67
3.830 3.570 107,28
3.830 3.570 107,28
3 KELAUTAN DAN PERIKANAN
1
Jumlah produksi ikan Target daerah Produksi perikanan
Target Capaian Setiap Tahun
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Pilihan)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
Jumlah konsumsi ikan
Ton
33.600
33.680
33.800
33.900
34.400
35.000
34.700
Target daerah Konsumsi ikan
Ton %
33.570 100,09
35.000 96,23
35.000 96,57
35.000 96,86
35.000 98,29
35.000 100,00
34.000 102,06
Jumlah kelompok nelayan yang mendapatkan bantuan Pemda per tahun Jumlah seluruh kelompok nelayan yang ada
klp
36
42
63
63
63
63
34
2
3
4
5
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Kondisi Kinerja pada akhir Tahun V (2018) Periode RPJMD
5
6
klp
73
85
85
85
85
85
61
%
49,32
49,41
74,12
74,12
74,12
74,12
55,74
Jumlah produksi ikan (ton) yang masuk di PPI
ton
2.877
2.920
3.050
3.170
3.250
3.400
3.400
Jumlah produksi ikan didaerah Cakupan pengawasan produksi ikan (PPI)
ton %
3.450 83,39
3.470 84,15
3.580 85,20
3.670 86,38
3.700 87,84
3.830 88,77
3.830 88,77
Jumlah kelompok nelayan yang sadar hukum
ton
70
83
83
84
84
84
84
Jumlah seluruh kelompok nelayan yang ada
klp
73
85
85
85
85
85
85
Cakupan kelompok nelayan sadar hukum
%
95,89
97,00
97,00
98,00
98,00
98,00
98,82
Peningkatan Populasi ternak besar (% dari populasi)
%
7
14
22
31
40
60
60
Pelayanan umum kesehatan hewan (% dari laporan kasus) Pengendalian penyakit menular/zoonosis ternak Brucellosis (% dari jumlah kasus) Pengendalian penyakit menular/zoonosis Avian Influensa (% dari jumlah kasus)
% %
100 50
100 80
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
%
60
70
80
90
100
100
100
Pencegahan penyakit Anthrax dan penyakit strategis ternak lainnya (% dari populasi)
%
35
50
50
60
70
80
50
Rata-rata Pengendalian dan penanganan penyakit menular ternak
%
61
75
83
88
93
95
95
Cakupan bina kelompok nelayan
4 PETERNAKAN 1
2
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Pilihan)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
Target Capaian Setiap Tahun Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Kondisi Kinerja pada akhir Tahun V (2018) Periode RPJMD
5
6
3
Pelayanan Inseminasi Buatan (% dari Laporan Kasus)
%
50
70
10
13
16
20
20
4
Pencegahan penyakit rabies pada hewan kesayangan (% dari populasi)
%
60
80
100
100
100
100
100
5
Ketersediaan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu( penyakit ternak dan hewan kesayangan/hobby yang beroperasi
unit
-
-
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
6
Regulasi sistem usaha pola kemitraan untuk ternak unggas potong yang pro kepada masyarakat peternak
dok
-
-
-
1 dok.
-
-
1 dok
orang
500.000
550.000
605.000
665.500
732.050
796.255
796.255
%
34,50
35,75
36,75
37,00
37,50
39,25
39,25
Jumlah kotribusi PDRB dari sub sektor perdagangan Jumlah kotribusi PDRB dari sub sektor Hotel Jumlah kotribusi PDRB dari sub sektor Restaurant Jumlah kotribusi PDRB dari sektor perdagangan, Hotel dan Restaurant
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
214.448,19 3.416,27 61.437,64 279.302,10
232.554,36 3.760,02 67.235,43 303.549,81
252.514,31 4.138,36 73.580,34 330.233,01
274.515,03 4.554,77 80.524,01 359.593,81
298.816,28 5.013,09 88.122,95 391.952,32
325.686,46 5.517,52 96.438,99 427.642,96
325.686,46 5.517,52 96.438,99 427.642,96
Jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Juta Rp
963.812,09
1.042.844,68
1.129.817,93
1.225.513,51
1.331.030,22
1.447.495,36
1.408.894,34
Kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB
%
22,25
22,30
22,35
22,40
22,45
22,50
22,50
Kontribusi sub sektor Hotel terhadap PDRB
%
0,35
0,36
0,37
0,37
0,38
0,38
0,38
Kontribusi sub sektor Restaurant terhadap PDRB
%
6,37
6,45
6,51
6,57
6,62
6,66
6,66
Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restaurant terhadap PDRB
%
28,98
29,11
29,23
29,34
29,45
29,54
29,54
5 PARIWISATA 1
Kunjungan Wisata(orang)
2
Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB
6 PERDAGANGAN
1
Target Capaian Setiap Tahun
NO
INDIKATOR (Fokus Layanan Urusan Pilihan)
SATUAN
Kondisi Kinerja Awal RPJMD Tahun 2013
1
2
3
4
Jumlah kotribusi PDRB dari sektor industri Jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Juta Rp Juta Rp
24.266,00 963.812,09
26.592,54 1.042.844,68
29.375,27 1.129.817,93
32.476,11 1.225.513,51
35.937,82 1.331.030,22
39.806,12 1.447.495,36
39.806,12 1.447.495,36
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
%
2,52
2,55
2,60
2,65
2,70
2,75
2,75
Tahun I (2014)
Tahun II (2015)
Tahun III (2016)
Tahun IV (2017)
Kondisi Kinerja pada akhir Tahun V (2018) Periode RPJMD
5
6
7 PERINDUSTRIAN
1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Pedoman Transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare berlaku pada periode 2013-2018, dan untuk menjaga kesinambungan
penyelenggaraan
pembangunan
serta
pemerintahan,
menghindari
pelayanandan
terjadinya
kekosongan
perencanaan, maka diperlukan sebuah pedoman transisi yang akan digunakan pada pergantian Walikota/Wakil Walikota Parepare pada tahun 2018. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 76, bahwa Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling
lama
6
Walikota/WakilWalikota
(enam) terpilih
bulan dilantik.
setelah Dengan
pasangan demikian,
penyusunan RKPD dan APBD tahun 2019 belum memiliki dasar, maka untuk menjaga kesinambungan harus tetap mengacu kepada dokumen
perencanaan
di
atasnya
yaitu
dokumen
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Parepare Tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009. Fokus dari program yang diprioritaskan pada periode transisi tahun 2019 adalah: (1) program dalam RPJMD 2013-2018 yang pencapaiannya paling tertinggal dalam mencapai sasaran yang ditargetkan untuk masing-masing kebijakan umum; (2) program dalam RPJMD 2013-2018 ini yang sifatnya menunjang secara substansial keberlanjutan pelayanan dan pemerintahan; dan (3) program dalam RPJMD 2013-2018 ini yang sifatnya menunjang prioritas pembangunan pada tingkat provinsi dan nasional. 10.2. Kaidah Pelaksanaan RPJMD Kota Parepare merupakan pedoman bagi seluruh pemangku
kepentingan
baik
pemerintah,
swasta
maupun
masyarakat secara sinergis dan kolaboratif. Pedoman tersebut tidak hanya tentang arah yang akan dituju tetapi juga tentang cara untuk mengarah ke tujuan tersebut. Untuk itu, terdapat sejumlah kaidah untuk dipedomani sebagai berikut. RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab X - 1
1. Pemerintah Daerah, serta masyarakat termasuk dunia usaha berkewajiban
untuk
melaksanakan
program‐program
dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun 2013-2018 dengan sebaik‐baiknya; 2. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan RPJMD Kota Parepare tahun 2013-2018, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kota
Parepare
berkewajiban
untuk
melakukan
koordinasi , pemantauan dan evaluasi terhadap penjabaran RPJMD Kota Parepare tahun 2013-2018 kedalam Renstra SKPD, Renja SKPD, RKPD. 3. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam lingkup Pemerintah
Kota
Parepare
berkewajiban
menyusun
Rencana
Strategis (Renstra) SKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018. Setiap SKPD harus menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD dan Renja SKPD. 4. Pemerintah Kota Parepare menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan dalam RPJMD ini sebagai dokumen operasional pelaksanaan pembangunan tahunan dan menjadi acuan dalam penyusunan APBD Kota Parepare. 5. Setiap akhir tahun seluruh SKPD pada lingkup Kota Parepare wajib melakukan evaluasi atas setiap kegiatan dan program yang dijalankannya,
baik
kegiatan/program,
evaluasi
terhadap
kesesuaiannya
pencapaian
dengan
sasaran
rencana
alokasi
anggaran dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan peraturan terkait. 6. Sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan/program, setiap SKPD wajib
melakukan
pemantauan
untuk
melihat
kesesuain
implementasi dengan perencanaan serta memberikan rekomendasi bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan/program. 7. Selain
evaluasi
tahunan,
juga
diperlukan
evaluasi
dan
pengendalian untuk melihat konsistensi arah penyelenggaraan program dan kegiatan terhadap visi, tujuan dan sasaran lima tahunan yang akan diwujudkan pada 2018.
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab X - 2
BAB XI PENUTUP Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun 2013-2018 adalah merupakan pedoman dan arahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Parepare selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang untuk mencapai PAREPARE
Visi
Kota
Parepare
YANG
MAJU,
yaitu
“TERWUJUDNYA
PEDULI,
MANDIRI
KOTA DAN
BERMARTABAT”. Seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta harus bertanggungjawab untuk menjaga konsistensi antara RPJMD beserta implementasi tahunannya agar rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Sesuai dengan perannya seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta harus bersunguh-sungguh memperhatikan dan mengacu pada Visi, Misi, Tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama lima (5) tahun yang tertuang dalam dokumen RPJMD ini. WALIKOTA PAREPARE,
TAUFAN PAWE
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
Bab XI - 1