Jurnal Infestasi Vol. Vol.33,N0.1 No.2007 1, Juni 2007
Jurnal Infestasi
28
Hal. 28 - 40
PEMERINGKATAN BANK DI INDONESIA PERIODE 2001-2005 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN Hermawan Budi Prasetiyo Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Nurhayati Rahmat Zuhdi Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Abstraksi: Penelitian ini mencoba untuk memberikan penilaian kinerja keuangan bank umum seluruh Indonesia tahun 2001-2005 ditinjau dari rasio keuangan. Rasio keuangan yang dipakai meliputi sembilan rasio-rasio bank yakni CAR, NPL, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, LDR, PK/PD, BO/PO, dan NIM. Kesembilan rasio keuangan tersebut digunakan untuk me-rating sekaligus mendapatkan predikat bank-bank tersebut. Dalam rating ini, predikat sebuah bank lebih penting daripada peringkatnya (InfoBank, 2006; 20). Penelitian ini hanya bersifat kualitatif deskriptif. Metode analisis data yang digunakan adalah metode rata-rata (means). Dari nilai rata-rata yang didapat, langkah selanjutnya adalah penilaian agar menghasilkan suatu peringkat dan predikat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peringkat ke-1 dari kelas modal antara Rp10 Triliun - Rp50 Triliun adalah Bank Central Asia (BCA). Peringkat ke-1 dari kelas modal antara Rp100 Miliar – Rp 10 Triliun adalah Bank NTB, sedangkan peringkat ke-1 dari kelas modal dibawah Rp 100 Miliar adalah Bank Bintang Manunggal. Bank Mandiri, Bank Common-wealth, dan Bank Persyarikatan Indonesia menduduki peringkat terakhir dari masing-masing kelas modal. Sedangkan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat berada diposisi ke-6 dan 12 pada kelas modal yang kedua. Kata Kunci: Pemeringkatan Bank, Rasio Keuangan Bank, Kinerja Keuangan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Bank memegang peranan penting dalam masyarakat diantaranya untuk menghimpun dana, menyalurkan kredit maupun memberikan layanan-layanan transaksi yang berhubungan dengan keuangan (Siamat, 1993: 16). Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas distribusi, karena ia bertindak sebagai perantara antara peminjam dan pemberi pinjaman (American Institute Of Banking, 1987: 1).
28
29
Prasetiyo, Nurhayati dan Zuhdi
Jurnal Infestasi
Direktori Perbankan Indonesia (2006) mencatat jumlah keseluruhan bank umum yang ada di Indonesia sebanyak 131 bank. Tiga diantaranya adalah bank umum syariah. Muhamad (2001: 1) menyebut bank syariah ini sebagai bank tanpa bunga. Sedangkan bank umum lainnya yang tidak tergolong ke dalam bank syariah disebut sebagai bank konvensional (Antonio, 2003). Seiring berjalannya waktu, perkembangan kedua jenis bank tersebut kian menggembirakan. Pasalnya baik bank konvensional maupun bank syariah saling berlomba lomba untuk memenangkan pasar. Hal ini terbukti dari bank yang semula berstatus konvensional kini sudah membuka layanan syariah (Unit Usaha Syariah) atau biasa kita kenal dengan dual banking system. Statistik Perbankan Syariah mencatat sebanyak 20 bank umum yang membuka unit usaha syariah (2007: 3), dari total keseluruhan perbankan di Indonesia. Bahkan Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah, menyatakan bahwa volume usaha perbankan syariah ditahun 2005 cukup tinggi yaitu sebesar 36,4% melebihi laju pertumbuhan industri perbankan nasional (2005). Apalagi setelah dikeluarkannya Fatwa MUI tahun 2004 yang menyatakan bahwa bunga adalah haram, bukan hal yang mustahil jika bank syariah merebut pasar bank konvensional karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Namun demikian baik bank konvensional maupun bank syariah tidak semuanya memiliki kinerja atau kondisi alur keuangan yang baik. Masih ada beberapa bank yang kualitas kinerja keuangannya kurang baik. Riset yang dilakukan oleh Majalah InfoBank (2006) mengenai pemeringkatan bank di Indonesia mencatat sebanyak sepuluh bank umum dengan predikat cukup bagus dan enam bank dengan predikat tidak bagus. Riset ini memberikan informasi tentang kinerja keuangan seluruh bank umum di Indonesia pada tahun 2005 mulai dari peringkat yang teratas sampai peringkat yang terendah ditinjau dari rasio keuangan bank. Pada pemeringkatan tahun 2005 (riset InfoBank, 2006) tersebut, bank yang tergolong bank syariah, yakni Bank Muamalat, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah, masing-masing berada di peringkat ke-11, 39, dan 27. Tetapi pada Bank Muamalat dan Bank Mandiri Syariah berada pada kelas modal yang sama yakni lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pada Bank Mega Syariah. Melihat hal tersebut kita bisa beranggapan bahwa bank syariah tidak kalah kinerja keuangannya bila dibanding dengan bank konvensional. Walaupun kita tahu secara prinsip bahwa prinsip layanan yang diterapkan kedua jenis bank tersebut (antara bank syariah dan bank konvensional) berbeda. Tetapi baik BI maupun InfoBank sudah menyesuaikan rasio yang dipakai keduanya agar sama dan bisa dibandingkan. Sebagai contoh, rasio keuangan ROI pada bank syariah dikonversi menjadi NIM. Sehingga dari latar belakang di atas, penulis menjadi tertarik untuk ikut meneliti tentang pemeringkatan bank di Indonesia. Dalam hal ini penulis berniat untuk menggunakan laporan bank selama lima tahun yang kemudian akan dirata-rata untuk menjadi rasio tunggal yang akan dinilai dan di-rating seperti riset sebelumnya. Rasio keuangan yang digunakan maupun tata cara penilaiannya pun sama persis dengan apa yang digunakan oleh biro riset InfoBank. Penulis sendiri sangat yakin bahwa penelitian ini penting dilakukan. Sehingga dari latar belakang diatas, penulis setuju untuk mengambil judul “Pemeringkatan bank di Indonesia periode 2001-2005 dengan menggunakan analisis rasio keuangan.”
Jurnal Infestasi
Vol. 3 N0.1 2007
30
Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dibuatkan beberapa rumusan masalah yakni: 1) Bagaimana peringkat–peringkat dan predikat–predikat Bank di Indonesia bila ditinjau dari analisis rasio keuangan selama lima tahun? 2) Berada dimanakah peringkat atau predikat Bank Umum Syariah? 3) Faktor apa dan bagaimana interpretasi peringkat dan predikat bank-bank yang berada di peringkat atas, peringkat bawah maupun peringkat pada Bank Umum Syariah? Tujuan Penelitian Sehingga dari rumusan masalah di atas, penelitian ini juga harus memiliki beberapa tujuan yakni: 1) Mengetahui bagaimana peringkat–peringkat dan predikat-predikat Bank di Indonesia bila ditinjau dari analisis rasio keuangan selama lima tahun. 2) Mengetahui berada dimana peringkat dan predikat Bank Umum Syariah. 3) Mengetahui Faktor apa dan bagaimana interpretasi peringkat dan predikat bank-bank yang berada di peringkat atas, peringkat bawah maupun peringkat pada Bank Umum Syariah. II. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Bank dan Jenis-Jenis Bank Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang perbankan tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis-jenis bank yang akan dijelaskan bersumber dari Direktori Perbankan 2006. Adapun jenis-jenis bank tersebut adalah: (1) Bank Persero, (2) Bank Umum Swasta Nasional Devisa, (3) Bank Umum Swasta Nasional NonDevisa, (4) Bank Pembangunan Daerah, (5) Bank Campuran, dan (6) Bank Asing Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004: 17). Di dalam SAK (2004: 2) juga disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara) misalnya, laporan arus kas, laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah salah satu teknik analisis laporan keuangan. Rasio dapat diartikan sebagai gambaran suatu hubungan dari dua unsur (suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara matematis, sehingga dapat mengetahui gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
31
Jurnal Infestasi
Prasetiyo, Nurhayati dan Zuhdi
buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka standar (Djahidin, 1982). Tidak ada satu set rasio pun yang dapat diterapkan pada perusahaan, tetapi secara keseluruhan teorinya sama. Rasio dimaksudkan untuk membantu analis melihat terjadinya perubahan dan menguji kualitas angka-angka dalam neraca dan laporan laba rugi (Plattz, 1996: 233). Rasio–Rasio Bank InfoBank (2006) dalam risetnya Rating 131 bank menjabarkan ada sembilan rasio yang dipakai dalam pengukuran kinerja keuangan yakni: a) Rasio Permodalan Jenis rasio-rasio permodalan dalam hal ini adalah rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Adapun rumus yang digunakan yakni: Capital Adequacy Ratio (CAR) =
Modal Sendiri ATMR
Ukuran CAR terbaik ditetapkan sebesar 8%. Bila rasio ini lebih tinggi dari 8% maka rasio ini lebih baik atau semakin bagus (InfoBank, 2006: 20). b) Rasio Aktiva Produktif Ada dua rasio yang digunakan dalam penilaian kualitas aset. Rasio pertama adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit (Non Performing Loan). Berikut adalah rumusnya: Capital Adequacy Ratio (CAR) =
Modal Sendiri ATMR
Bank bisa bernafas lega jika NPL-nya berada dibawah 5% alias memiliki NPL terbaik. Semakin kecil NPL maka sebakin bagus rasio tersebut. Dan menurut rata-rata industri rasio NPL dengan nilai sebesar 8% adalah nilai yang paling buruk. Rasio yang kedua adalah pemenuhan PPAP dengan rumus atau formula sebagai berikut: PPAP =
PPAP yang telah dibentuk PPAP yang wajib dibentuk
Komponen PPAP yang telah dibentuk dan PPAP yang wajib dibentuk adalah berpedoman pada ketentuan BI dan rasio diperhitungkan per posisi (Taswan, 2006: 289). Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan cadangan penghapusan yang dibentuk dari aktiva produktif (Widjanarto, 1993: 135). Menurut InfoBank rasio ini memiliki nilai ideal yakni diatas 100%. c) Rasio Rentabilitas Rasio-rasio rentabilitas meliputi: Return On Average Assets (ROA) =
Laba Bersih Total Aset
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula nilai rasio tersebut. Standar terbaik untuk rasio ini adalah 1,5%.
Jurnal Infestasi
Vol. 3 N0.1 2007
32
Rasio yang kedua adalah rasio Return On Average Equity (ROA) yang memiliki rumus sebagai berikut: Return On Average Equity (ROE) =
Laba Bersih Modal sendiri
Tentunya apabila nilai rasio ini semakin tinggi maka semakin baik pula kondisi suatu bank tersebut. d) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas yang pertama adalah Loan to Deposit Ratio yang biasa disingkat LDR. Berikut rumusnya: Loan to Deposit Ratio (LDR) =
Kredit Dana masyarakat dan ekuitas
Standar terbaik pada rasio ini adalah sebesar 85%. Semakin tinggi rasio ini bank tersebut semakin bagus. Kemudian rasio yang kedua adalah Pertumbuhan Kredit dibagi dengan Pertumbuhan Dana. Berikut rumusnya: PK/PD =
Pertumbuhan Kredit Pertumbuhan Dana
Pertumbuhan kredit diperoleh dari selisih total kredit tahun sebelumnya dengan total kredit tahun yang bersangkutan, begitu juga dengan pertumbuhan dana. Komponen pertumbuhan dana terdiri dari dana pihak ketiga yang berisikan total giro, tabungan dan kewajiban berjangka. Menurut InfoBank, rata-rata industri untuk jenis rasio ini yang ideal adalah sebesar 80,91%. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin baik pula rasio bank tersebut. e) Rasio Efisiensi Rasio yang pertama adalah rasio BOPO yang memiliki rumus sebagai berikut: BOPO =
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
Semakin kecil rasio BOPO ini maka semakin baik pula rasio suatu bank tersebut. Standar terbaik BOPO menurut InfoBank adalah 92%. Rasio yang kedua adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dengan rumus sebagai berukut: Net Interest Margin (NIM) =
Pendapatan Bunga Bersih Rata - rata Aktiva Produktif
Tentunya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula rasio suatu bank tersebut. Tambahan menurut InfoBank, bahwa rata-rata ideal rasio NIM ini adalah sebesar 7 %.
33
Jurnal Infestasi
Prasetiyo, Nurhayati dan Zuhdi
Demikian juga untuk rumus yang digunakan bank syariah bukan lagi NIM melainkan ROI. Hal ini bisa dimaklumi karena di dalam transaksi bank syariah tidak ada unsur bunga (interest). Sehingga menurut Munawir (2002; 105), ROI dapat dirumuskan sebagai berikut: Return On Investment (ROI) =
Laba Bersih (sesudah pajak) Total Aset
Penelitian Terdahulu Penelitian ini bersifat pengembangan dari penelitian terdahulu. Pertama, Susanto dan Awirya (2003) pernah melakukan riset tentang pemeringkatan sebagai tolak ukur kinerja Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Variabel yang dipakai meliputi variabel keuangan (CAR, LDR, Tingkat Kapasitas Nasabah, Produktifitas Pimpinan Lembaga, dan Produktifitas Karyawan Lembaga) dan variabel non keuangan Kedua, Bank Indonesia memeringkatkan seluruh bank yang ada di Indonesia dengan didasarkan pada asset, kredit, dan dana pihak ketiga dari yang tertinggi hingga yang terendah. Riset yang dilakukan Bank Indonesia tersebut dilakukan rutin setiap tahun. Ketiga, riset riset yang dilakukan oleh InfoBank (2006) dengan judul “Rating 131 Bank” memberikan gambaran tentang peringkat atau rating 131 bank dengan menggunakan kriteria sembilan rasio keuangan, meliputi: CAR, NPL, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, LDR, Pertumbuhan Kredit terhadap Pertumbuhan Dana, BOPO, NIM. InfoBank menyajikan hasil analisis tentang rating tersebut dengan mengelompokkannya pada: (1) Modal diatas Rp 10 Triliun s.d 50 Triliun, (2) Modal Rp 100 Miliar s.d 10 Triliun dan (3) Modal dibawah Rp 100 Miliar. III. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptiif. Dikatakan kualitatif karena penelitian yang menghasilkan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2006: 6) dan deskriptif karena merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta saat ini dari suatu populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002: 26) Populasi Populasi dikatakan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek (Sugiyono, 2005: 90). Adapun populasi pada penelitian ini meliputi 124 bank yang terdaftar di Bank Indonesia di Surabaya. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dokumenter (documentary data), yang merupakan jenis data penelitian yang berupa faktur, jurnal, surat-surat, memo, atau dalam bentuk laporan program (Indriantoro dan Supomo, 2002: 146). Data yang dikumpulkan tersebut berasal
Vol. 3 N0.1 2007
Jurnal Infestasi
34
dari Bank Indonesia yang berbentuk laporan keuangan seluruh bank di Indonesia dengan periode 2001 sampai dengan 2005. Selanjutnya untuk sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah termasuk sumber data sekunder. Teknik Pengumpulan Data Semua data yang digunakan di sini diperoleh dari: a) Studi Kepustakaan b) Penelitian lapangan Operasional Variabel Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Capital Adequacy Ratio (CAR), (2) NPL, (3) Pemenuhan dan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), (4) ROA, (5) ROE, (6) LDR, (7) Pertumbuhan Kredit terhadap Pertumbuhan Dana, (8) BOPO, dan (9) NIM Ruang Lingkup Agar penelitian ini tidak menjadi bias maka perlu adanya ruang lingkup. Penulisan ini dibatasi oleh ruang lingkup sebagai berikut: 1. Penulisan ini hanya bersifat analisis saja. Dengan memeringkatkan seluruh rasio–rasio keuangan bank selama periode 2001-2005 yang nantinya akan didapat suatu hasil peringkat dan predikat bank dari yang terbaik yakni peringkat pertama sampai dengan peringkat terakhir. Dari hasil peringkat tersebut nantinya akan diberikan analisis sebab akibat mengapa bisa mencapai peringkat tersebut. Tidak semua bank diberikan alasan atau interpretasi mengenai sebab akibat tentang peringkat atau posisi bank tersebut. Ada tiga kriteria bank yang nantinya akan diberikan alasan atau interpretasi, diantaranya: (1) Bank yang menduduki peringkat pertama, (2) Bank yang menduduki peringkat terakhir, dan (3) Bank yang berbentuk syariah. 2. Laporan keuangan bank yang diambil adalah laporan keuangan yang memenuhi syarat. Dalam hal ini laporan bank dikatakan memenuhi syarat adalah laporan keuangan bank yang memiliki periode lima tahun yakni tahun 2001-2005. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Mengumpulkan dan menghitung variabel-variabel yang diteliti, dimana variabel tersebut berjumlah sembilan rasio keuangan. Pengukuran rata-rata merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distribusi data berdasarkan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara membagi hasil penjumlahan sekelompok data dengan jumlah data yang diteliti (Indriantoro dan Supomo, 2002: 173). Berikut rumusnya: X=
n1 + n2 + n3 + n4 + n5 ∑n
2. Memberikan nilai, bobot maupun sub total pada rasio setiap bank.
35
Jurnal Infestasi
Prasetiyo, Nurhayati dan Zuhdi
3. Memberikan notasi dan predikat berdasarkan nilai total masing-masing bank. 4. Mengelompokkan bank-bank pada kelas modal. 5. Memberikan interpretasi atau penjelasan sekaligus menjawab rumusan masalah. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum yang terdaftar di Bank Indonesia Surabaya. Berikut rinciannya: Tabel 4.1 Jumlah Bank di Indonesia Jenis Bank Bank Persero Bank Umum Swasta Nasional Devisa* Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa* Bank Pembangunan Daerah Bank Campuran Bank Asing Jumlah
Jumlah 5 32 36 26 15 10 124
Ket : * :Termasuk Bank Umum Syariah Sumber :Direktori Perbankan Indonesia 2006 Deskripsi Hasil Penelitian Kriteria Penilaian Hasil Penelitian Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Tabel 4.2 Kriteria Pembobotan No. 1. 2.
3.
4. 5.
Kriteria Perm odalan a. Capital Adequacy Ratio (C AR) Aktiva Produktif a. Non Perform ing Loans (NPL) b. Pem enuhan PPAP Rentabilitas a. Return On Average Assets (ROA) b. Return On Average Equity (ROE) Liquiditas a. Loan to D eposit Ratio (LDR) b. Pertum buhan Kredit / Pertum buhan Dana Efisiensi a. Beban Operasional / Pendapatan Operasional b. Net Interest M argin (NIM )
Sumber: Biro Riset InfoBank
Bobot 20 % 12,5 % 7,5 % 10 % 10 % 15 % 5 % 10 % 10 %
Jurnal Infestasi
Vol. 3 N0.1 2007
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian No. 1.
2.
K rite ria P erm od a la n a. CAR
A k tiv a P ro d u k tif a. NPL
b. PPAP
3.
R en ta b ilita s a. RO A
b. RO E
4.
L iq u id ita s a. LD R b. PK/PD
5.
E fisien si a. BO PO
b . N IM
P e n ila ia n D ib a w a h 8 % sk or/ n ila i 0 A n ta ra 8 % - 1 2 % sk or/ n ila i 1 6 ,2 A n ta ra 1 2 % - 2 0 % sk or/ n ila i d ik a li 0 ,4 7 5 (U n tu k m en ca ri sk or/ n ila i a d a la h p o s isi % C A R se b en a rn y a d ik u ra n g i 1 2 % la lu d ik a li 0 ,4 7 5 d a n h a s iln y a d ita m b a h 1 6 ,2 ) D ia ta s 2 0 % n ila i a d a la h 2 0 M a x .sk o r/ n ila i 2 0 D ia ta s 8 % sk or/ n ila i 0 P o s isi 0 % sk or/ n ila i 1 2 ,5 A n ta ra 5 % - 0 % sk or/ n ila i d ik a li 0 ,4 8 (U n tu k m en ca ri sk or/ n ila i a d a la h 5 % d ik u ra n g i % N P L se b en a rn y a d ik a li 0 ,4 8 k em u d ia n d ita m b a h 1 0 ,1 2 ) A n ta ra 5 % - 8 % sk or/ n ila i d ik a li 3 ,3 7 (U n tu k m en ca ri sk or/ n ila i a d a la h % N P L seb en a rn y a d ik u ra n g i 5 % k em u d ia n d ik a li 3 ,3 7 d a n h a siln y a m en g u ra n g i 1 0 ,1 2 ) M a x sk o r/ n ila i a d a la h 1 2 ,5 D ia ta s 1 0 0 % sk or/ n ila i 7 ,5 D ib a w a h 1 0 0 % , sk or/ n ila i d ik a li 0 ,0 7 5 M a x sk o r/ n ila i 7 ,5 P o s isi 1 ,5 % sk or/ n ila i 1 0 ,0 0 A n ta ra 0 % - 1 ,5 % sk or/ n ila i d ik a li 6 ,6 6 D ib a w a h 0 % sk or/ n ila i 0 M a x sk o r/ n ila i a d a la h 1 0 ,0 0 S k o r/ n ila i d ih itu n g se su a i d en g a n b es a r %ROE D ib a w a h 0 % sk or/ n ila i 0 ,0 0 M a x n ila i 1 0 ,0 0 D ia ta s 8 5 % sk or/ n ila i 1 5 ,0 0 D ib a w a h 8 5 % sk or/ n ila i d ik a li 0 ,1 7 6 5 M a x n ila i 1 5 ,0 0 D ia ta s 8 0 ,9 1 % sk or/ n ila i 5 ,0 0 D ib a w a h 8 0 ,9 1 % sk or/ n ila i d ik a li 0 ,0 6 2 5 R a s io d en g a n % n eg a tif sk or/ n ila i 0 M a x n ila i 5 ,0 0 D ib a w a h 9 2 % sk or/ n ila i 1 0 ,0 0 D ia ta s 9 2 % sk or/ n ila i d ik a li 1 ,2 5 (u n tu k m en c a ri sk or/ n ila i, % B O P O d ic a ri selisih n y a a n ta ra 9 2 % d a n a n g k a seb en a rn y a , k e m u d ia n s elisih ta d i d ik a li 1 ,2 5 d a n h a siln y a m en g u ra n g i 1 0 ,0 0 ) M a x n ila i 1 0 ,0 0 M e n c a ri sk or/ n ila i y a itu % d ik a li d en g a n 1 ,4 3
Sumber: Biro Riset InfoBank, data diolah penulis
36
37
Jurnal Infestasi
Prasetiyo, Nurhayati dan Zuhdi
Apabila dari penilaian tersebut didapat nilai total atau hasil akhir yang sama maka besarnya nilai rasio CAR menjadi penentu pemeringkatan tersebut. Apabila masih ditemukan nilai yang sama maka besarnya nilai rasio NPL menjadi patokan. Dan apbila masih didapat nilai total yang sama pula maka rasio selanjutnya yang menjadi penentu, begitu seterusnya (InfoBank, 2006). Tabel 4.4. Pemberian Notasi Nilai Antara 20 – 19 18,99 – 18 17,99 – 17 16,99 – 16 15,99 – 15 14,99 – 14 13,99 – 13 12,99 – 12 11,99 – 11 10,99 – 10 9,99 – 9 8,99 – 8 7,99 – 7 6,99 – 6 5,99 – 5 4,99 – 4 3,99 – 3 2,99 – 2 1,99 – 1 0,99 – 0
Notasi A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 D3 D4 D5
Sumber: Biro Riset InfoBank Tabel 4.5 Penilaian Predikat Nilai Antara 81 s.d. 100 66 s.d.<81 51 s.d.<66 0 s.d. <51
Predikat Sangat Bagus Bagus Cukup Tidak Bagus
Sumber: Biro Riset InfoBank Pembahasan Pembahasan yang pertama dimulai dari peringkat bank yang paling atas dari tiga kelas modal. Peringkat pertama pada kelas modal diatas Rp 10 Triliun sampai Rp 50 Triliun di duduki oleh Bank Central Asia (BCA). Bank BCA tersebut memiliki total nilai 81,48. Nilai total tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan penelitian milik InfoBank (2006) yakni sebesar 90,13. Bila diruntut sejak awal mulai tahun 2001-2005, Bank BCA memiliki total nilai yang cukup bagus. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun total nilai bank BCA tersebut cenderung meningkat. Dari tahun ke tahun, masing-masing nilai
Vol. 3 N0.1 2007
Jurnal Infestasi
38
totalnya adalah 82,50 ditahun 2001, 83,35 tahun 2002, 83,77; 87,43 di tahun 2004, dan tahun 2005 adalah 90,13. Peringkat teratas pada kelas modal yang kedua adalah diduduki oleh Bank Pembangunan Daerah NTB pada kelas modal antara Rp 100 Miliar s/d Rp 10 Triliun. Bank NTB ini dari tahun ke tahun memiliki peringkat yang sangat bagus. Hal ini tercermin dari nilai total yang dihasilkan bank tersebut pada penelitian ini yakni sebesar 99,19 (lebih tinggi daripada Bank BCA yakni sebesar 81,48). Angka nilai tersebut sangat bagus karena bila kita me-review ulang hasil perhitungannya, maka Bank NTB ini hampir setiap rasio keuangannya (CAR, ROA, ROE, LDR, PK/PD, BOPO, dan NIM) masing-masing memiliki nilai yang maksimal yaitu 100. Disamping itu yang membuat bank ini masih dalam keadaan bagus adalah fluktuasi nilai rasio keuangannya diatas 95 keatas (95,40; 97,61; 99,15; 98,49; dan 98,10) pada masing-masing tahun yakni mulai tahun 2001-2005. Lalu peringkat pertama pada kelas modal yang ketiga yakni modal dibawah Rp 100 Miliar direbut oleh Bank Bintang Manunggal. Pada analisis sebelumnya, bank ini berada diposisi ketujuh pada analisis InfoBank. Namun setelah dianalisis dengan menggunakan data tahun sebelumnya yakni 2001 hingga 2005, maka bank tersebut berada pada urutan teratas dengan nilai total sebesar 97,69 (dibawah Bank NTB dan diatas Bank BCA). Bank ini memiliki nilai puncak ditahun 2005 yakni dengan total nilai sebesar 95,64. Setelah peringkat pertama usai, kita membahas peringkat yang paling bawah yakni peringkat terakhir. Kali ini peringkat terendah dari kelas modal antara Rp 10 Triliun – Rp 50 Triliun diduduki oleh Bank Mandiri dengan total nilai sebesar 69,69. Dalam penelitian ini Bank Mandiri berada peringkat paling akhir yakni peringkat tiga di kelas modal tersebut. Begitu pula pada penelitian sebelumnya, bank ini juga menempati urutan terkhir. Sehingga walaupun bank tersebut tergolong peringkat terakhir, akan tetapi bank tersebut menyandang predikat “bagus”. Yang menyebabkan bank tersebut berada di peringkat bawah adalah karena rendahnya skor/nilai pada rasio NPL dan PK/PD yakni samasama memiliki nilai 0. Padahal rasio NPL adalah termasuk rasio penting setelah CAR (InfoBank, juni 2006; 21) yang menunjukkan seberapa besar kredit-kredit bermasalah dari total aktiva. Peringkat terakhir pada kelas modal yang kedua yakni antara Rp 100 Miliar s/d Rp 10 Triliun adalah Bank Commonwealth. Pada penelitian sebelumnya peringkat terakhir pada kelas modal ini bukan ditempati oleh Bank Commowealth. Pada saat itu Bank Commonwealth masih berada pada urutan keenam dari bawah. Sehingga bisa dikatakan bahwa Bank Commonwealth saat ini mengalami penurunan enam peringkat sekaligus penurunan total nilai yakni dari 53,04 pada predikat “cukup bagus” menjadi 33,54 pada predikat “tidak bagus”. Hal yang paling membuat rata-rata nilai bank tersebut menjadi buruk yakni ketika bank ini memiliki rata-rata nilai pada jenis rasio rentabilitas (ROA dan ROE) memiliki nilai 0 serta rasio likiditas (LDR dan PKPD) dan rasio efisiensi (BOPO dan NIM) memiliki nilai yang kecil yakni 1,40 dan 0,48 serta 0,00 dan 4,16. Kemudian peringkat paling bawah pada kelas modal ketiga yakni dibawah Rp 100 Miliar ditempati oleh Bank Persyarikatan Indonesia. Pada penelitian sebelumnya bank ini juga peringkat terakhir yakni dengan total nilai sebesar 31,38. Dan ternyata didalam penelitian yang baru ini, Bank Persyarikatan Indonesia memiliki nilai yang lebih rendah yakni 30,32. Hal ini menunjukkan
39
Jurnal Infestasi
Prasetiyo, Nurhayati dan Zuhdi
disebabkan karena pada tahun-tahun sebelumnya bank tersebut juga memilki nilai yang rendah. Setelah peringkat pertama dan terakhir selesai kami bahas, kali ini kita akan membahas peringkat maupun predikat milik bank umum syariah. Peringkat bank syariah yang paling atas yang berada pada kelas modal antara Rp 100 Miliar-Rp 10 Triliun adalah Bank Mandiri Syariah yang berada pada peringkat ke-6. Bank Mandiri syarriah tersebut memiliki rata-rata nilai total yang cukup bagus yakni 96,17. Dari tahun ke tahun Bank Mandiri Syariah ini selalu menjaga kinerjanya dengan baik. Hal ini tercermin dari total nilai yang dihasilkan pertahun yakni sebesar 89,49 di tahun 2001, 93,45 ditahun 2002, 86,93 dan 94,26 ditahun 2003 dan 2004. Sedangkan di tahun 2005, bank ini sempat turun nilainya menjadi 90,06 dan berada di peringkat 39. Kemudian posisi Bank Umum Syariah yang kedua ditempati oleh Bank Muamalat yang berada di peringkat 12 dengan total nilai 93,69. Menurut penelitian InfoBank (2006), bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat ini turun 1 peringkat yakni dari peringkat 11 menjadi 12. maka bisa dikatakan bahwa Bank Syariah Mandiri lebih bagus kinerjanya bila dibandingkan dengan Bank Muamalat. V. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian maupun hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemeringkatan Bank Umum yang ada di Indonesia merupakan suatu analisis untuk menilai baik buruknya kinerja keuangan bank. Bank yang memiliki kinerja baik pada tahun sekarang belum tentu baik di tahun mendatang. Tetapi satu hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan suatu proses pemeringkatan, hal yang terpenting adalah bukan pada peringkatnya, tetapi melainkan pada predikat bank tersebut (InfoBank, juni 2006; 21). Bank bisa dikatakan memiliki predikat baik apabila rata-rata total nilainya lebih besar dari 81. Dari hasil data yang kami olah, ternyata rata-rata nilai total tertinggi selama 5 tahun tersebut adalah 92,79 lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai rata-rata peringkat yang tertinggi yang dihasilkan dari penelitian milik InfoBank yakni sebesar 98,56. Hal ini disebabkan karena nilai total tahun sebelumnya pada bank umum tersebut lebih rendah. Bank yang menduduki peringkat pertama pada kelas modal yang berbeda, masing-masing adalah Bank BCA, Bank NTB, dan Bank Bintang Manunggal. Ketiga bank tersebut memiliki predikat yang sama yakni “sangat bagus”. Sedangkan bank yang berada di peringkat paling bawah masing-masing pada kelas modal yang berbeda adalah ditempati oleh Bank Mandiri dengan predikat “Bagus”, Bank Commonwealth, dan Bank Persarikatan Indonesia. Setelah itu disusul peringkat Bank-Bank Syariah yang berada pada kelas modal yang sama yakni antara Rp 100 Miliar s/d Rp 10 Triliun dengan peringkat ke-6 dan ke-12. Peringkat 6 ditempati oleh Bank Mandiri Syariah dan peringkat ke-12 ditempati oleh Bank Muamalat.
Jurnal Infestasi
Vol. 3 N0.1 2007
40
Saran Penelitian ini memiliki keterbatasan yakni terletak pada rasio yang dipakai dan metode penilaian yang dipakai. Selama ini penilaian suatu kinerja rasio keuangan yang penulis ketahui adalah penilaian menurut BI dan InfoBank. Penilaian versi BI sering disebut sebagai metode penilaian CAMEL yang didalamnya juga memasukkan faktor M yaitu management. Sedangkan metode penilaian milik InfoBank hanya sebatas rasio keuangan saja. Penulis belum menemukan riset yang menggunakan rumus BI (yaitu CAMEL) digunakan dengan cara membandingkan bank satu dengan bank lain. Oleh sebab itu penulis menyarankan agar pembaca tertarik untuk menelitinya. Bila pembaca berkeinginan memeringkatkan bank umum seluruh Indonesia dengan metode milik Infobank maka sebaiknya periodenya ditambah. Dan penulis juga menyarankan apabila pembaca ingin memeringkatkan bank tidak dengan metode BI atau InfoBank, agar memperoleh dasar yang kuat mengenai jenis rasio dan metode penilaian yang akan digunakan untuk meneliti. Daftar Pustaka American Institute Of Banking. 1987. Manajemen Bank. Jakarta: Bina Aksara Antonio, Muhammad Syafi’i. 2003. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Tazkia Cendikia Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE BI, 2005. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah. BI ___, 2006. Direktori Perbankan Indonesia. BI ___, 2007. Statistik Perbankan Syariah. BI Djahidin, Farid. 1982. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta : Ghalia Indonesia IAI, 2004. PSAK. IAI InfoBank, Rating 131 Bank. No 327. Juni 2005. Vol.XXVIII Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metode Penelitian Bisnis.Yogyakarta: BPFE KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 1 Tahun 2004 Muhamad. 2001. Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Plattz, Theodore A. 1993. Banking (Diterjemahkan oleh Iriyadi). Jakarta: PT Elex Media Komputindo Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta Susanto, Anang Arief dan Awirya, Agni Alam. 2003. Pemeringkatan sebagai Tolak Ukur Kinerja Baitul Maal wat Tamwil (Studi Kasus propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Kelompok Studi Ekonomi Islam KSEI ROHIS Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang 9 -10 Agustus 2003 Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia Taswan, 2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Widjanarto. 1993. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti