PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT DENGAN PENDEKATAN FILOSOFI LIMA JARI 1.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pengajaran semata , namun juga dipengaruhi oleh faktor kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik peserta didik dan merupakan salah satu dari pembentukan karakter peserta didik dalam mencintai lingkungan. Siswa yang sehat secara fisik tentunya akan lebih mampu untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga berimplikasi positif pada prestasi akademiknya dan karakter peseta didik dalam mencintai lingkungannya dapat terwujud dengan baik. Sekolah sehat sendiri merupakan amanat dari undang-undang, yaitu UU No 23 Tahun 1999 tentang usaha untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Berdasarkan undang-undang tersebut sekolah memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi warganya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum mampu menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat serta siswa yang mencintai lingkungan sekolah sebagaimana yang diamanatkan oleh UU tersebut. Masalah yang dihadapi terutama adalah pengelolaan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat belum diterapkan dengan baik, fasilitas kebersihan belum memadai, serta masih kurangnya kesadaran tentang kebersihan dan kesehatan pada para pemangku kepentingan (stakeholder) internal di sekolah. Untuk menciptakan sekolah sehat serta membangun karakter siswa dalam mencintai lingkungan seperti yang dicita-citakan, tidak hanya dibutuhkan political will yang kuat dari pengambil kebijakan di tingkat sekolah tetapi peran pengawas sebagai pembina sekolah menjadi sangat krusial. Dalam melaksanakan pembinaan sekolah sehat yang berkarakter ini penulis akan menggunakan pendekatan filosofi lima jari, yaitu pendekatan yang digunakan untuk menunjukkan peran pengawas yang merujuk pada fungsi masing-masing jari yang pengawas sebut dengan filosofi lima jari.Filosofi lima jari merupakan salah satu cara pendekatan yang pengawas lakukan dalam proses pembentukan karakter disekolah tentang mencintai lingkungan sehingga terbentuknya sekolah sehat. [Type text]
Page 1
Fungsi kelima jari tersebut dimulai dengan (1) Ibu jari, atau jari yang sering digunakan untuk menyatakan kehebatan seseorang atau sesuatu, dikaitkan dengan tugas pengawas sebagai motivator yang harus menguasai bidangnya sehingga mendapatkan kepercayaan dari sekolah binaannya dan dapat melaksanakan pembinaan dengan rasa tanggung jawab (2)Telunjuk, atau jari yang digunakan untuk menunjuk, bermakna bahwa pengawas dapat diandalkan untuk memberikan petunjuk, pedoman, informasi, dan pengetahuan bagi sekolah binaannya dalam melaksanakan tugas
(3) Jari tengah, yang letaknya di tengah, maknanya adalah bahwa
pengawas harus dapat menjadi agen perubahan atau katalisator yang dapat melihat masalah serta menyampaikan solusi dari masalah yang dihadapi (4) Jari manis, yang bermakna bahwa pengawas sebagai fasilitator seharusnya dalam melaksanakan pembinaan membiasakan diri dengan cara santun/manis, dilandasi oleh sikap saling menghormati dan menghargai sesama. Kesantunannya itu tercermin dari kata-kalimat yang disampaikan (5) Kelingking. Jari yang biasanya digunakan untuk menyatakan perdamaian atau rekonsiliasi antara pihak yang berkonflik. Dihubungkan dengan peran pengawas sebagai rekonsiliator jika ada pihak yang berbeda pendapat atau yang berkonflik. Pembinaan ini akan dilaksanakan pada SMAN 1 Kendari dengan alasan bahwa SMAN 1 dapat menjadi sekolah percontohan (pilot project) bagi sekolah-sekolah lain yang ada di Kota Kendari ataupun di Sulawesi Tenggara, dan semakin banyak sekolah yang mencintai lingkungan yang bersih dan menjadi sekolah dengan lingkungan yang sehat.
Dengan menggunakan
pendekatan filosofi lima jari ini pembinaan sekolah sehat pada SMAN 1 Kendari dapat mencapai hasil yang maksimal yaitu 91 dengan predikat sangat memuaskan . B. MASALAH Dalam tulisan ini ada dua topik masalah yang akan diatasi yaitu masalah yang menyangkut pendekatan yang akan digunakan oleh pengawas dalam pembinaan sekolah sehat, dan masalah perwujudan sekolah sehat bagi SMAN 1 Kendari. Masalah yang dihadapi oleh SMAN 1 Kendari dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat dapat dirumuskan dalam fenomena masalah sebagai berikut (1) Pengelolaan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah belum dilakukan dengan baik (2) Kurangnya fasilitas kebersihan dan kesehatan (3) Belum berperannya UKS (4) Masih kurangnya kesadaran akan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah pada para pemangku kepentingan di sekolah serta siswa. [Type text]
Page 2
Proses pendidikan adalah proses pembudayaan, dan proses pembudayaan adalah proses pendidikan. Demikian pula dalam proses membangun karakter anak, salah satu strateginya dapat dilakukan melalui proses pembudayaan di lingkungan sekolah atau melalui budaya sekolah . Fenomena masalah yang nampak tersebut disebabkan oleh adanya akar masalah utama yaitu kurangnya pemahaman tentang lingkungan sehat yang dapat terwujudnya lingkungan sekolah sehat dan menjadikan hidup sehat sebagai budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki karakter
yang baik dan dapat mencintai lingkungannya , sehingga perlu dilakukan
pembinaan untuk pihak sekolah. Masalah lainnya adalah bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh pengawas dalam melakukan pembinaan efektif sehingga hasil yang dicapai sangat memuaskan semua pihak. CARA MENGATASI MASALAH Pemahaman pihak sekolah baik itu kepala sekolah maupun para guru tentang kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekolah merupakan modal awal dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Karena itu solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh pengawas pembina adalah dengan melakukan pembinaan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah. Untuk itu penulis akan melakukan kegiatan pembinaan dengan menggunakan pendekatan “filosofi lima jari”. Kegiatan ini mencakup beberapa tahap yaitu : 1. Observasi Kegiatan ini oleh penulis didefinisikan sebagai preliminary study (kaji awal) dengan agenda kegiatan melakukan pengamatan serta penilaian. Kegiatan dilakukan adalah sebuah cara untuk mendapatkan suatu gambaran tentang tujuan dilakukannya penelitian. Dengan melakukan observasi, dapat ditentukan langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan saat Agar memudahkan penulis dalam merumuskan hasil observasi di sekolah dalam mengembangkan dan menciptakan sekolah sehat maka dibuat rentangan hasil amat baik, baik, cukup, kurang baik dan tidak baik
dengan memperhatikan tagihan dalam
instrumen dari setiap item
dengan
mempertimbangkan rentangan nilai yang dicapai sekolah dan memperhatikan skala nilai yang disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini sehingga dapat dilihat seberapa pencapaian sekolah untuk memenuhi sekolah sehat.
[Type text]
Page 3
Skala Nilai
Kualifikasi
Keterangan
45 - 50
A
Amat baik
40 - 44
B
Baik
35 - 39
C
Cukup
30 - 34
D
Kurang
< 30
E
Tidak baik
Tabel 1. Skala Nilai Hasil Pembimbingan Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 3 sampai dengan 5 November 2014 pada SMAN 1 Kendari. Tabel berikut merupakan gambaran hasil observasi awal tentang pemanfatan fasilitas kebersihan di SMAN 1 Kendari. No
Aspek yang dinilai
1
Kebersihan dan ventilasi
Nilai
Keterangan
5
Akumulasi
dari
seluruh
item
pertanyaan dari instrumen 2
Fasilitas sanitasi
5
3
Konstruksi banguan
7
4
Pembinaan lingkungan
5
a. Air bersih
5
b. Sampah dan air limbah
5
Halaman /pekarangan
5
Total jumlah
32
Kualifikasi D kurang
Tabel 1. Hasil kaji awal (preliminary study)
Hasil kaji awal (preliminary study) diatas dijelaskan kedalam bentuk diagram batang,maka hasilnya nampak seperti berikut ini. 8 6 4 2 0
[Type text]
Series 1 Column1 Column2
Page 4
Tabel dan grafik di atas cukup memberikan gambaran yang jelas bahwa memang ada
persoalan yang fundamental tentang lingkungan sekolah serta pemahaman pihak sekolah tentang lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sebab berdasarkan hasil observasi capaian nilai yang diperoleh sekolah adalah 32 dengan kategori kurang bagus dan dengan kualifikasi D. Berdasarkan hal tersebut, penulis berasumsi bahwa harus segera dicarikan solusi agar semua pemangku kepentingan internal dalam hal ini pihak sekolah dapat secara profesional mengelola sekolah menjadi lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat. 1. Eksplorasi dan elaborasi Langkah selanjutnya adalah warga sekolah dibiarkan melakukan eksplorasi menurut apa yang diketahuinya tentang sekolah sehat, berelaborasi secara tertulis dan berkonfirmasi dengan teman sejawatnya.
Hal ini maksudkan untuk mengetahui secara langsung kekurangan dan
kelemahan sekolah dalam mengembangkan aspek-aspek fungsi dari sekolah sehat. Tahap ekslporasi tersebut pengawas memberi ruang bagi warga sekolah untuk mengemukakan pendapat mereka tentang lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah, pada tahap elaborasi pengawas bersama guru menyatukan pendapat tentang lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat.Kegiatan ini penulis kategorikan sebagai kegiatan pre-writing. Hasil kerja pada kegiatan pre-writing tersebut dijelaskan pada tabel berikut ini yang terjadi pada tanggal 12 desember 2014 No 1
Aspek yang dinilai Kebersihan dan ventilasi
Nilai 7
Keterangan Akumulasi
dari
seluruh
item
instrument. 2
Fasilitas sanitasi
7
3
Konstruksi banguan
8
4
Pembinaan lingkungan
5
a. Air bersih
7
b. Sampah dan air limbah
6
Halaman /pekarangan
7
Total jumlah
36
Kualifikasi C (cukup)
Tabel 2. Hasil pre-writing (sebelum diberikan bimbingan)
[Type text]
Page 5
10 8 6 4 2 0
Series 1 Column1 Column2
Tabel dan grafik di atas menggambarkan adanya pemahaman warga sekolah
tentang lingkungan sekolah sehat pada kualifikasi C ( cukup) sehingga perlu ditingkatkan agar terwujud lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat. Dengan mengacu pada hasil analysis diatas ,
penulis merumuskan pemetaan, alur dan langkah-langkah
pemecahan masalah seperti yang tergambar pada bagan berikut ini Analisis dan Temuan Analisis :Melakukan analisis terhadap hasil observasi yang dilakukan Temuan : Pemahaman warga sekolah tentang Lingkungan sekolah sehat masih rendah
PelaksanaanMelaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat dengan pendekatan lima jari
Perencanaan Merancang kegiatan pembinaanalui pendekatanfilosofi lima jari
Analisis dan refleksi
Menilai Melakukan penilaian
Melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil pembinaan
Hasil Terwujudnya lingkungan sekolah sehat
Gambar1. Pemetaan dan alur penyelesaian masalah [Type text]
Page 6
2.Pemaparan Hasil Observasi dan Brainstorming Sebelum kegiatan pembinaan dilaksanakan, penulis memaparkan hasil observasi yang merupaan hasil temuan pada kajian awal yang telah dilkasasakan oleh penulis kepada kepala sekolah, guru dan staf SMAN1 Kendari. Kemudian melakukan brainstorming tentang definisi sekolah sehat, brainstorming dimaksud penulis ingin mengetahui pemahaman kepala sekolah, guru dan staf tentang sekolah dengan lingkungan sehat selanjutnya memberikan pemaparan tentang temuan-temuan penting atas kelemahan atau kelebihan dari kepala sekolah ,guru dan staf
dalam memahami sekolah dengan lingkungan yang sehat akan
menghasilkan sekolah sehat yang sesuai fungsi. Selanjutnya, penulis mencoba melakukan review, mengkonstruksi dan memberikan penguatan kembali pemahaman kepala sekolah, guru serta tenaga tata usaha secara teori dengan menjelaskan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan lingkungan sekolah sehat akan menghasilkan sekolah sehat yang akhirnya akan menghasilkan siswa yang mencintai lingkungan 2. Pembinaan tentang sekolah sehat Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang lingkungan sekolah sehat dan menghasilkan sekolah sehat kepada kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa adalah dengan penulis melakukan pembinaan dengan pendekatan filosofi lima jari. Adapun langkah langkah pendekatan dengan filosofi lima jari adalah sebagai berikut: a.) Memotivasi sekolah mewujudkan sekolah sehat. Penulis sebagai seorang pengawas menjalankan perannya sebagai motivator yang bijak. Dalam memberikan motivasi penulis mencoba menjelaskan tujuan dari sekolah yang memiliki lingkungan sehat yang akan menghasilkan sekolah sehat yang sesuai fungsi .selanjutnya
kegiatan pembinaan, pengawas memberikan arahan tentang
lingkungan sekolah yang sehat akan menghasilkan sekolah sehat berarti peserta didik, kepala sekolah , guru serta staf yang ada dalam lingkungan sekolah yang sehat menjadi sehat
dan memotivasi semua unsur sekolah untuk bersama-sama terlibat dalam
mewujudkan lingkungan sekolah sehat yang akan menghasilkan sekolah sehat. Memaparkan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat bagi siswa dan bagi semua orang yang ada di sekolah serta meyakinkan pihak sekolah bahwa mereka mampu melaksanakan tugas untuk mewujudkan sekolah dengan lingkungan sehat yang akan menghasilkan sekolah sehat sesuai fungsi. [Type text]
Page 7
b) Memberi petunjuk dalam menata lingkungan sekolah menjadi sekolah sehat Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab sesuai dengan fungsinya akan memudahkan para pemangku kepentingan internal bekerja sebagai team work yang solid. Pengawas meyakinkan pihak sekolah bahwa dibutuhkan kerja keras dan disiplin tinggi sebagai kunci dari ketegasan dalam berkomitmen dan keberhasilan usaha mewujudkan sekolah sehat. Oleh karena itu, penugasan yang diberikan harus diartikan sebagai wujud kerja sama yang arif baik bagi yang memerintah maupun bagi yang menerima perintah. Selaku pengawas pembina, penulis harus mampu memberi petunjuk pada pihak sekolah dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat dan dalam pelaksanaan tugasnya penulis sebagai pengawas pembina harus dapat melayani dan memberikan yang terbaik bagi sekolah, penulis memberikan petunjuk bagaimana menjadi team work yang baik dalam menciptakan lingkungan sekolah sehat sehingga dapat mnjadi sekolah sehat yang akhirnya menjadi suatu karakter bagi semua pihak sekolah dalam mencintai lingkungan sekolahnya. c. Menjadi katalisator dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat. Sebagai agen perubahan atau katalisator, pengawas harus memiliki kearifan dan kebijaksanaan
membina
pihak sekolah dalam mewujudkan sekolah sehat. Penulis
sebagai pengawas pembina mengingatkan kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa bahwa untuk mewujudkan lingkunga sekolah sehat menjadi sekolah sehat dibutuhkan usaha untuk melakukan perubahan yang sekaligus pembentukan karakter pihak sekolah untuk mencintai lingkungan agar dapat menjdi lingkungan sekolah sehat sehngga tercipta sekolah sehat yang bermuara pada pembentukan karakter dari semua pihak sekolah. Untuk melakukan perubahan tersebut maka pengawas sekolah membina kepala sekolah, guru dan siswa serta staf tata usaha yang terlibat langsung mewujudkan lingkungan sekolah sehat
menjadi sekolah sehat dengan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dalam penataan lingkungan sekolah yang sehat serta menciptakan perubahanperubahan yang mengarah kepada sekolah sehat.
[Type text]
Page 8
d. Menjadi fasilitator Pengawas sebagai fasiltator dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat memberikan dukungan dengan memberikan pemahaman arti lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat kepada semua pihak, baik dari pihak Dinas pendidikan dan Kebudayaan
(Dikbud ) kota Kendari, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan
Kementrian Agama (Kemenag).Kerja sama antar instansi dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat
sangat dibutuhkan, penulis sebagai pengawas
Pembina pada SMA Negeri 1 memfasilitasi kerja sama antar ketiga instansi dalam melakukan pembinaan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat. Kerja sama dilaksanakan sesuai dengan fungsi masing masing instansi
dalam melaksanakan
kegiatan untuk mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat, misalkan masalah kesehatan jasmani maka pengawas memfasilitasi pihak sekolah untuk melaksanakan koordinasi dengan pihak Dinkes
yang akan membina pihak sekolah
sedang untuk kesehatan rohani maka pengawas memediasi piihak sekolah dengan pihak KEMENAG untuk melaksanakan pembinaan kerohanian bagi spihak sekolah sehingga komunikasi terjalin dan kooordinasi berjalan dengan baik. e. Menjadi rekonsiliator Dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat, banyak terdapat perbedaan pendapat antar kepala sekolah, guru serta staf tata usaha yang dapat menghambat kegiatan mewujudkan SMAN 1 Kendari
memiliki lingkungan sekolah
sehat menjadi sekolah sehat. Penulis dalam menanggapi perbedaan pendapat yang terjadi dilingkungan sekolah maka beberapa hal yang perlu penulis perhatikan : 1.Membandingkan setiap perbedaan pendapat dari warga sekolah penuliis mencoba mengumpulkan pendapat warga sekolah dalam mewujudkan lingkungan sekolah seha menjadi sekolah sehat dan membandingkan setiap pendapat yang dajukan oleh warga sekolah. 2.Melakukan transaksi/persetujuan dimaksud setelah membandingkan setiap perbedaan pendapat maka penulis mencari persetujuan dari warga sekolah tentang pendapat yang berbeda dan dipilih pendapat
yang dianggap paling cocok mewujudkan lingkungan
sekolah sehat menjai sekolah sehat.
[Type text]
Page 9
3.Temukan kesepakatan, hasil dari transaksi atau persetujuan maka dibuat kesepatan antar warga sekolah untuk mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat.. 4.Buat lembar kegiatan, setelah ditemukan kesepakatan maka penulis bersama warga sekolah membuat lembar kegiatan yang perlu dilakukan dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah. Berdasarkan tahapan Rekonsiliasi diatas maka penulis harus menjadi rekonsiliator yang baik, menempatkan permasalahan secara porposional dengan tidak menyudutkan salah satu pihak dan tetap mengingatkan tujuan utama yaitu terwujudnya SMAN 1 Kendari sebagai lingkungan
sekolah menjadi sekolah
sehat. Olehnya itu proses
rekonsialisasi antar kepala sekolah, guru dan staf tata usaha haruslah terus menerus dilakukan oleh penulis sebagai pengawas pembina sehingga
tidak ada pihak yang
bersikap arogan, egois dan emosional.
4.Menganalis Hasil Pembimbingan Berangkat dari pendekatan filosofi lima jari yang digunakan penulis seperti yang diuraikan di atas, kemudian secara khusus penulis bersama kepala sekolah, guru, siswa dan staf tata usaha melaksanakan pembenahan untuk mewujudkan sekolah sehat yang sesuai fungsi, sehingga diperoleh. Hasil seperti tabel di bawah ini : No
Aspek yang dinilai
1
Kebersihan dan ventilasi
Nilai
Keterangan
9
Akumulasi
dari
seluruh
item
instrument. 2
Fasilitas sanitasi
8
3
Konstruksi banguan
8
4
Pembinaan lingkungan
5
a. Air bersih
8
b. Sampah dan air limbah
8
Halaman /pekarangan
9
Total jumlah
46
Kualifikasi A sangat baik
(Tabel 2 setelah pembinaan) [Type text]
Page 10
Tabel di atas mengambarkan adanya peningkatan yang mencolok setelah
dilaksanakan pembimbingan dengan menggunakan pendekatan filosofi lima jari sehingga SMAN 1 sebagai sekolah sehat terwujud dengan kualifikasi A atau sangat baik.Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada garfik dibawah ini. 9.5 9 8.5
Series 1
8
Column1
7.5 kebersihan sanitasi konstruksi air bersih halaman
Column2
Diagram 1
1
Diagram di atas menjelaskan bahwa secara signifikan, telah terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah, guru, staf tata usaha serta siswa dalam mewujudkan sekolah sehat. Sebagaimana permasalahan yang terjadi sesuai dengan yang melatar-belakangi tulisan ini, maka kehadiran pembinaan kali ini mengantarkan SMA Negeri 1 menjadi juara dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Propinsi Sulawesi Tenggara. Dari keseluruhan kegiatan yang hasilnya dapat dilhat pada garfik dibawah ini. 50 40 30
Series 1
20
Column1
10
Column2
0 preliminary study
Pre-writing
Setelah pembinaan
Berdasarkan grafik diatas ini berarti bahwa kontribusi supervisi manajerial dengan pendekatan filosofi lima jari dapat mengembangkan kemampuan pihak sekolah SMAN 1 Kendari mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sesuai fungsinya. [Type text]
Page 11
3. Diskusi tentang Alternatif Pengembangan Tahapan ini merupakan babak kegiatan yang sangat penting dilakukan dengan tujuan (1) untuk mendapatkan tanggapan dan umpan balik dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa tentang bermanfaat tidaknya kegiatan yang dilakukan; (2) untuk mendapatkan saran dan masukan-masukan baru tentang kegiatan-kegiatan lain yang perlu dilakukan untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman kepala sekolah, guru, staf tatausaha dan siswa tentang sekolah sehat. (3) untuk menghindari informasi yang sifatnya searah dan adanya kesepahaman bahwa semua pihak harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang sekolah sehat (4) untuk mengajak pihak sekolah melakukan perbaikan kualitas lingkungan sekolah yang sehat dengan menerapkan siklus Plan Do Check Action (PDCA) yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindaklanjut yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik.
C. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dengan bertitiktolak dari hasil pemecahan masalah, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendekatan dengan filosofi lima jari merupakan salah satu pendekatan yang tepat yang dapat diimplementasikan oleh pengawas sekolah dalam rangka melakukan supervisi manajerial terutama dalam kegiatan pembinaan pengolahan lingkungan sekolah dalam rangka mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat. 2. Pengembangan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah sehat yang sesuai fungsi dapat dikembangkan serta dilakukan dengan pola yang lebih kreatif dan inovatif baik dengan model kualitatif maupun kuantitatif atau penggabungan dari keduannya. 3. Peningkatan rata-rata kemampuan kepala sekolah, guru staf tata usaha serta siswa SMAN 1 untuk mewujudkan sekolah sehat yang sesuai funggsi berdasarkan instrumen dan hasil observasi pengawas
dalam rubrik penilaian sangat signifikan dari hasil
observasi awal yang hanya memperoleh rata-rata nilai 32 dengan kategori kurang bagus dan berkualifikasi nilai C dan kegiatan pre-writing yang memiliki rata-rata nilai 34 dengan kategori cukup dan berkualifikasi nilai B meningkat menjadi 36 dengan kategori sangat bagus dan berkualifikasi nilai A setelah dilakukan setelah dilakukan pendekatan filosofi lima jari. [Type text]
Page 12
Merujuk pada kesimpulan tersebut, maka dirumuskan beberapa rekomendasi yang dianggap penting untuk dipertimbangkan dan dilaksanakan sebagai berikut: a. Perlu adanya kegiatan yang lebih fokus dan terstruktur dari instasi terkait
untuk
mewujudkan lingkungan sekolah sehat menjadi sekolah melalui soaialisasi sosialisasi yang dilaksanakan oleh instnsi terkait.. b. Pendekatan dengan filosofi lima jari dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan yang dapat diterapkan oleh pengawas dalam melaksanakan pembinaan pada guru maupun kepala`sekolah c. Agar kegiatan ini terus meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu dibutuhkan sebuah sistem penjaminan mutu kegiatan yang dilakukan terus menerus dan berulang-ulang, yaitu dengan melakukan siklus PDCA. D. PELAJARAN YANG DIPEROLEH Sebagaimana permasalahan yang terjadi yang melatar belakangi penulisan ini, tulisan ini juga hadir menjadi sebuah pengalaman terbaik (best practice) tidak hanya bagi penulis, tetapi juga bagi para stakehoder internal SMAN 1 Kendari.Pembinaan dengan pendekatan filosofi lima jari kali ini mengantarkan SMAN 1 Kendari menjadi sekolah sehat tingkat Provinsi untuk tahun ajaran 2014/2015. Hasil kegiatan ini juga memberikan pengalaman yang sangat berharga dan memuaskan bagi penulis dengan alasan : 1. Penulis dapat memahami secara langsung permasalahan sekolh dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan sekolah sehat.; 2. Penulis dapat secara langsung berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa disekolah binaan; 3. Penulis dapat menjadi bagian, mitra dan kolaborator kerja kepala sekolah,guru,tata usaha dan siswa
menyelesaikan berbagai persoalan
disekolah termasuk di dalamnya
mengembangkan sekolah sehat sesuai fungsi; 4. Pembinaan dengan filosofi lima jari mewujudkan SMAN 1 Kendari menjadi sekolah sehat. 5. Kegiatan ini menjadi pilot project atau percontohan untuk selanjutnya dapat dikembangkan pada sekolah-sekolah lain.
[Type text]
Page 13
Pengawas diharapkan lebih kreatif dalam menjalankan tugasnya, agar mempermudah pelaksanaan tugas pembinaannya. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa mewujudkan sekolah sehat pada sekolah binaan bukanlah masalah utama dalam penulisan ini. Akan tetapi bagaimana pengawas harus mampu menyiasati pekerjaannya agar mudah dan berhasil secara efektif. Pendekatan dengan filosofi lima jari merupakan salah satu alternatif yang dipilih penulis dalam melakukan pembinaan. Melalui kepengawasan kali ini penulis memberi pengalaman terbaik berupa sebuah pendekatan dengan filosofi lima jari untuk mewujudkan sekolah sehat tingkat propinsi Sulawesi Tenggara pada sekolah binaan penulis yaitu SMAN 1 Kendari. Akhir kata Jari bukanlah pelengkap semata dalam tubuh kita, namun memiliki arti yang luas sebagai manisfestasi kesempurnaan manusia. Dalam menjalankan kepengawasan marilah kita melihat pada fungsi jari yang kita gunakan, karena setiap jari akan bermanfaat dalam keadaan yang sesuai dengan kondisi yang ada. Kelima jari kita akan memberikan makna yang kuat sebagai pengawas dimasa yang akan datang. Temukan kepemimpinan pengawas di jari anda, gunakan tangan mu, kepal jari tanganmu dan wujudkan misi pendidikan, Selamat mencoba
[Type text]
Page 14
DAFTAR PUSTAKA __________________________ 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Dirjen PMPTK; (2009); Bahan Belajar Mandiri KKPS, Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan: DIKNAS; Jakarta. Pusbangtendik. (2011). Buku Kerja Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta Pusbangtendik (2014). Supervisi Manajerial Implementasi Kurikulum 2013. .
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 12 tahun 2007, Standar Nasional Pengawas Sekolah/Madrasah, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Depdikbud. 1994, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi di Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas 2006.
Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah.
[Type text]
Page 15