Penehllon
PEMBERIAN
don Pengembollgon
SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAlKAN
Aplikan
/.saIOp dan Rodias;,
/999
PRODUKSI
DAN TATA LAKSANA REPRODUKSISAP. PERAH DI GARUT Totti TJIPTOSUMIRAT., DadangSUPANDI.. dan LuklnClnSURYADARMA.. .Pu.o;al Aplika.~i IsolOp dan Radiasi, BATA~J ..Dina.~ Pelenlakan Dati II Kabupaten Garut
ABSTRAK PEMBERIAN SUPLEMEN PAKAN UNTUK PERBAIKAN PRODUKSI DAN TAT A LAKSANA REPRODUKSI SAri PERAn DI GARUT. Sualu pengamatan lapangan lelah dilakukan di petemakan masyarakat tradisional di desa Cihareday, Garul Jawa Barat. Pengamatan lapangan ini bertujuan untuk mengevaluasi erektivitas inlervensi pakan suplemen, dengan pemberian suplemen urea molases multi-nutrisi (UMMB), terf\adap produksi dan penampilan reproduksi sari perah. Pengamatan lapangan dibagi dalam dua rase: penama, kegiatan pemantauan data dasar produksi dan reproduksi 40 ekor sari perah Frisian Holstein (FH), kemudian rase kedua, dengan kegiatan sarna seperti rase pertama pada sari perah setelah diinlervensi dengan suplemen pakan UMMB. Observasi bertujuan mengamali pengaruh intervensi pakan suplemen UMMB. Komposisi pakan suplemen lIMMB yang diberikan terdiri dati: 33% molases, 18% dedak. 8% o/Ulgok, 13% bungkil kedelai, 9°10kapur, 6% tepung lulang, 8% garam. 4% urea, dan I % mineral. yang diberikan pakan sari perah FH sebanyak 500 giekor/hari pada kelompok yang diberi pakan suplemen. Daya cerna diamati secarain vivo sebanyak 3 kali selama periode pengarnatan. Produksi susu, pengukuran beral badan sari dan anak sari dilakukan setiap 2 minggu. Aktivitas o\'arium dimonilor dengan mengukur konsenlrasi hormon progesteron (P.) yang terkandung dalam susu untuk seliap minggunya. Konsumsi pakan pada kelompok sapi perah sebelum diintervensi dengan suplemen pakan lIMMB lebih rendah dibandingkan selelah sari perah diinlervensi dengan suplemen pakan lIMMB, masing-masing 10,20 j: 1,64 vs. 14,21 j: 0,74 kg BK/h/e; dengan P
ABSTRACT FEEDING SUPPLEMENTATION TO IMPROVE PRODUCTION AND REPRODUCTIVE MANAGEMENT OF DAIRY C'OWS IN GARUT. A field study was conducted in traditional dairy farms in Cihareday Garut West Java, to evaluate the effectiveness of feeding intervention using urea molasses multi-nutrient (UMMB) supplement on the production and reproductive performance of dairy cows. The study was devided in two fases of monitoring; a surv.:y to monitor the baseline of production and reproductive petformance of 40 Friesian Holstein (FH) dairy cows, and followed by the second observation on eftects ofUMMB ~"Upplementationintervention on production and reproductive management in dairy cows. This study was aims to assessthe eftect of UMMB supplementation as a means of feeding intervention. llle UMMB consisted of 33% molasses. IS% rice bran. S% tapioca waste. 13% soybean meal. 90;0lime. 6% bone meal, S~. salt (NaCI), 4% ur.:a. and 10/. minerals, and offered at a rate of 500 g/h/d to animals in the supplemented group. In-vivo digestibility was measured tlve.: times during the period of investigation. Milk production. body weight of cows and calves were recorded biweekly. Ovarian activity was monitored tlvough progesterone (P.) concentrations in milk samples collected weekly. Apparent feed intake of the dairy cows before the application of UMMB supplement was lower as compare to the animal after the application of UMMB supplement; 10.201: 1.64 vs. 14.21 1:0.74 kg DM/d/h; P'O.OOI. respectively. Mean milk yield from calving to 60 days post portum. mean milk yield to 100 days pp.. as well as total milk yield to 60 days pp.. and total milk yield to 100 days pp., were lower in dairy cows befOl"ethe feeding intervention than after feeding intervention. There was also a significant improvement in the average daily weight change of dairy cows due to tJMMR supplement intervention during gestation and post partuln. and reduced the interval from calving to P. rise However. no improvement on the interval of calving to first service or time to artilicial insemination (AI). and the interval of calving to ..'Onceptiondue to UMMB supplement intervention. Nevo:rtho:less,lrom this study. it can be conclude that UMMB supplementation in..T.:asedthe production and improvo: the reproductive performance of dairy cows post por/lil/l However. from the milking activity by the famler (Ia tion period). there was an indication that r.:productive performanco: i" al"o affected by the inter.:st of farmers on k"eeping a long lactation period for diro:..'teconomics benefits from milk production Thereforo:. although leeding supplementation strato:gy incro:a"o:dproduction and improved reproductive performance. reproductive m.:nagemO:I1Istill need more consideration by practicing efticient AI.
h:ala kuncl : pakan5upl"n."n. produksl. ~produksl. sapl Foil.
PENDAHULUAN Ten\ak sapi peraJl di daerall Jawa Bardt. umwlmya dipelibara dengan sistem manajemen lrndisional dalam suatu lokasi yang merupakan kwnpulan dari
sejumlah petani temak. Setiap petani ternak memeliharn antara2 hingga 5 ekor temak. Jenis temak yang dipelihara dengaIl sistem ini umUllmya adalall Frisian Holstein (FH) yang telall beradaplasi dengan iklim dan lingkungan Jawa Barat. Adanya kctcrbatas.'ln padang rumput yang luas.
331
Pene/iliandon Pengembangan Ap/ikasi lsolap donRadiasi. /999
pemeliharan sapi perall dilakukan dengan cara "kerelnan", daD llidup sapi sangat bergalltwlg pada rwnput lapaIlgan dan lallall rumput serta limball da11/ataull3sil &1mping
dipelihara secara berkelompok serta dalam bimbingan DinasPetemakanDati II Garut.
pertanian.
Pakan basal dunpemberiannya. Seluruhbewail percobaandipeliharadengansistemkereman. Pakanbasal yang diberikaIl terdiri dari 60% rumput lapangandan/atau rumputraja yang dikombinasikandengan40% campuran limbah sayurandan 11aSilsamping pertanian (fabel 1). Sebagaitambahan,seluruhhewanmendapatkankonsentrat komersial (yaitu "Puri" yang dipasok oleh koperasi lokal setempat),yang diberikandenganperbandingan1:2 antara konsentratdenganjumlah produksi susu. Air minum tersediasepanjang hari.
Desa Cilmreday,KabupatenGarut, adalah salall satudaerallutantapengltasilsususapi di JawaBarat,akan tetapi memiliki keterbatasanlahan rurnputyang menopang produksi susu. Namun, daerahini memiliki potensiagar produksi daDtata laksanaatau manajemenreproduksisapi perahnyadapatditingkatkan. Hal ini tampak pada cepat menurunnyaproduksi susu sapi perall post partum,yang menandakanbahwa produksinyabelum optimal. Dengan demikian, daerah Cihareday Garut merupakan daerah dirnana suatu strategi pemberian pakan, untuk dapat meningkatkan dan mengoptilnalisasikanproduksi sapi perall, diperlukarl. Selain itu, dengarl memaruaatkan sebaik-baiknya potensi pakan yang ada, daerall ini diharapkan tetap menjadi daerall yang secara berkesinarnbungan mengltaSilkansusu. Penelitian lapanganini dimulai padatallun 1995 daD berakltir tallun 1997, dengan kegiatan memantau produksidaDpenampilanreproduksisapiperall FH petalti ternak tradisional, dan datnpaknya bila dalam sistem pemeliharaan sapi perah tersebut dilakukan intervensi pemberiansuplemenpakanureamolasesmultulutrienblok (UMMB). Ballan baku suplemenUMMB berasal dati ltasil samping daD limbah pert.1nianatau agro-industri digunakan sebagaipakan suplemen. Respon terhadap produksi susu dan penampilan reproduksi sebagai pengarull pemberian pakan suplemen UMMB telah dilakukan pada sapiperah (2), kerbau (3), dan domba(4). Tujuan dilakukannyapengamatanini adalah menciptakan kemandirian petalu ternak dalam mengaplikasikan teknologi pakan suplemenuntuk melungkatkanproduksi ternak dan peningkatan pendapatan hariarl, serta menerapkan suatu sistem penelitian lapangan tanpa menggunakankelompokhewankontrol.
BAHAN DAN METODE PenelitiaIl dibagi daJaIn 2 talmpan, yaitu talmp men1atltau keadaaIl produksi daIl reproduksi sapi perall selanla 1 tallW1 ta11pa menguball sistem pemelilmraan petaIli temak (data dasar). Tallap kedua, adalall tallap pemantauan produksi dan reproduksi sapi perall, setelah sapi-sapi pada talmp I diberi suplemen pakan UMMB. Parameter yang diamati di kedua tahap pelnantauan tersebut sarna. Secara rinci, tarn kerja dalam penelitian ini disajikan sebagaiberikut:
Prosedur pengamatan. Selurull temak dipantau produksi susu dan penampilan reproduksinya satu kali seminggu(yaitu tanggalmelahirkan;produksi susuharian; total produksi susuhingga 60 hari dan 100 hari setelah kelahiran; tanggaltimbulnya biralli post partum; tanggal ffi; jUmlall ternakyang berlmsil di ffi; tanggalkelahiran berikutnya). Pendataanperubahanberat badan induk (yang diukur denganlingkar dada), skaTkondisi badan, danpertaInbal1an beratbadananak dilakukan sekali setiap 2 minggu. Daya cernapakan dilakukan sebanyak3 kali selama tiap tahap pengamatan,dengan cara mengukUf jumlah pakanyang diberikan,jumlah pakanyang sisa,dan berat fesesyang dihasilk.wselaffic1 5 hari berturut-turut. Pactakeselurulmntemak, sampel susu diambil sekali setiap lninggu yang dimulai pacta saat sapi melahirkan. Sampelsusudigunakanuntuk menentukan konsentrasihormon progesteron dengan radioimmuno assay(RIA) kits rasepadatyang dipasokoleh F AO/IAEA (4,5,6). PerubahandaTi konsentrasihormon progesteron dalamsusudigunakanuntuk menghitungjarak antarasaat kelahirandenganresumsi(kembaliberfurigsi)ovariumdan jarak kelalriranhinggakeberhasilanbunting melalui ffi. Data dasar kondisi sosio-ekonomipetani temak yang terlibat dalam kegiatan ini dicatat, yaitu meliputi jumlah temakyangdipelihara,luasareallahan/sawahyang dikelola daD yang diperuntukkan bagi lahan rumput. Pengronatanterhadap dampak sosial-ekonomi akibat pemanfaatansuplemen pakan UMMB dilakukan oleh Dinas PeternakaIldati II Garut. Pengatnatanini bertujuan untuk memantau pengaruh suplemen pakan terhadap produksisapiperallsecarakeselurullan. Analisis data. Data yang terkoleksi dianalisa dengan korelasi nilai tengah dan analisis regresi seperti diungkapkanoleh SteeldaDTome (7). Khusus untuk data produksi,statuslaktasisapiperahdijadikan faktor koreksi, yaitu sebagaiko-faktordalamanalisisdatanya.
Pemantauandata dasar sapi perah Lokasi. Pengalnatan dilakukan di desa Cihareday Garut, 160 knl sebelah Tenggara Bandung, berada sekitar 750 m di atas pennukaan laut. Kisaran temperatur antara 24 -29 DC dan rataan Curall hUjaJl2600 Inm/tahun.
HeJvanpercobaan. Dalampenelitianini, 40 ekor sapiperahFH, denganstatusbiologis padalaktasi2 dan 3, dipilih dan kemudian dipantau produksi dan penampilan reproduksinya. Sapi perah tersebut dipilih dari petani ternakyang memelilmraantara2 hingga3 ekorternak,dan
332
Pengamatan terhadap dampak pemberian suplemen pakan UMMB Lokasi, jumlah, dan jenis temak yang dipantau dalampengamatanini sarnapada saatdiadakanpendataan data dasar Sc'lpiperah FH. Demikian pula dengan parameteryangdiamati. Paton basal don pemberiannya. Sebagaimana telall diungkapkan dalam pengamatan tahap I, sapi mendapatkanransUlllbasal yang tidak berbeda dengan
Peneli/ian dan Pengembangan Aplikasi ls%p
sebelumnya. Jenis pakan basal yang digtmakaIl oleh petani tenmk disajikaIl daJam Tabel 1. Perbedaan pakan yang diberikan adalaJl tambaJk111 500 g/hari/ekor UMMB untuk menggantikan 2 kg konsentrat "Puri". Komposisi dasar UMMB yang diberikan, terdiri dari : 33% molases, 18% dedak, 8% onggok, 13% bungkil kedelai, 9% kapur, 6% tepung tulang, 8% garam (NaCl), 4% urea, and 1% lnineraJ. Pemberian suplemen pakan UMMB dimulai pada saat 2 bulan sebelum kelaJuran. Analisis data. Data yang diperoleh dari basil pemantauan di lapangan di anaiisis dengan analisis varian (7). Interval dari kela11iranke resumsi ovarium, kela11iran ke tanda-t.:'U1da estrus pertanla post partum dc1l1kelahiraIl ke saat bunting kembali dianalisis dengan metode anaiisis varian yang diperkuat dengan uji T (7; 8). Tata laksana reproduksi. Untuk mengetahui pengarull intervensi suplemen pakan UMMB, dilakukan pemantauan terlmd.1p tarn laksanc1reprodllksi. Keadaan yang diank1ti d.11ampelllc1fitauanini mencakup: jarak antar kelaluran, rasio sen1ice/conception (SIC), dan periode laktasi (lalIk1 waktu sapi diperah).
BASIL DAN PEMBABASAN
Dayacerna
don Radiasi, J999
diberi UMMB. Hasil-basil tersebut di atas menguatkan basil temuan sebelumnya pacta temak sapi perah (2) dan pactatemak kambing peranakan Etawah (FE) (10). Untuk hewan laktasi, asam amino dan glukosa merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan dan hanya dapat dipasok melalui llasil fermentasi yang terjadi di rumen (II). Dengan demikian, sintesis glukosa meningkat hingga tiga kaIi lipat dan akibatnya sapi lakstasi membutuhkan peningkatan konsumsi pakan (12). Selanjutnya, 60 hingga 80 % glukosa basil sintesis tersebut disalurkan dan digunakan oleh kelenjar susu (13). Kebutuhan nutrisi bagi sapi laktasi menjadi dua kali lipat dibanding dengan sapi non-laktasi. Suplemen pakan UMMB, melalui peningkatan pertumbuhan daD aktivitas mikroba rumen serta daya cerna pakan, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi sapi yang laktasi. Keadaan ini secara nyata digambarkan pacta Gambar I dan Tabel 3. Penurunan bobot badan lebih banyak terjadi pacta sapi saat belum diberi suplemen UMMB, yang menunjukkan bahwa terjadi proses katabolisme cadangan tubuh untuk memproduksi suSu,bila dibandingkan dengan sapi setelah diberi suplemenUMMB. Mobilisasi cadangan energy daD protein sangat dibutuhkan dalam tubuh sapi laktasi yang digtlnakan dalam sintesis protein suSu, laktosa susu, triglisedira gliserol daD proses oksidasi lainnya dalarn mengllasilkan ko-faktor dalmll sintesis susu (II). Data pacta Tabel 3 menunjukkan bahwa sapi yang laktasi, sebelum diberi UMMB, mendapatkan pasokan nutrisi yang kurang sellingga mengalami penurunan bobot badan.
Tabel 2 menunjukkan daya cerna pakan basal yang diberikan (yang merupakan caInpumn daD kombinasi dari ballaD-ballaDpakan dalam Tabel I) pada saat sebelum diberikan UMMB dan setelall diberikan UMMB. KonsUlllsi bahan kering (KBK), ballaD organik (KBO), protein kasar (KPK), dan energi (KE), padc'!sapi perall setelall mendapatkan suplemen UMMB lebih baik (P
Gambar1. Penampilanproduksi susupactasapi perahFH di Garutsaatbelum diberi UMMB dan setelah diberiUMMB. (P
Produksi susu
Hobot badan
Pengarull intervensi suplemen pakan UMMB terlladap produksi susu disajikan dalam Tabel 4 dan Gambar I. Gambar I menunjukkanballwa suplemen pakan UMMB secara signifikan (P
Perubahan bobot badan induk dan anak yang berbeda saat sebelum diberi UMMB daD setelah diberi UMMB disajikan dalmll Tabel 3 dan Gambar 2. Dalam penelitian ini tidak diketemukan adanya korelasi antara produksi susu dengan pertambahan bobot badan aDak sapi yang dilahirkan (1=0,23). Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat pacta sistim pemeliharaan sapi perah di Cilmreday Garut, penyapillan berlangsung saat aDak sapi berumur I -2 lmri. Setelall disapih, anak sapi llanya memperoleh 4-6 liter susu/ekor/hari hingga usianya mencapai 4 rninggu. Setelall usia 4 minggu, selain susu, pakatl atlak sapi ditamball dengan pemberian hijauan
(+) suplemen UMMB
~/
I ' (-) suplen.enUMMB I 0
I
I 50
I
I 100
I
-I 150
I
I 200
I
I 250
I
I 300
II
I 350
I 400
Hari post parIum (Hari 0 = parturisi/kelahiran)
333
Peneli/iandunPenge",banganAplikasi lsa/ap dan Radiasi,1999
lungga berusia 3 bulan. JUInlall hijauan yang diberikc1ll pacta anak sapi tersebut ditamball secara berangsur-angsur sesuai dengan pertumbullan mIak sapi (14). Proses penyapil1aIl ImlgsUIlg ini merupakan suatu 11alyang Ulnum dilakukc1ll oleh petani temak setempat. Hal ilU disebabkan karel1a petmu temak bergmuUllg pacta produksi susu lmtuk kelangsungan hidupnya dengml menjual susu ke koperasi setempat (Tabel 4). Tidak adanya perbedaan pertamballan bobot badan anak akibat adanya pemberian UMMB adalall wajar. Hal ilU secarajelas dapat dililtat pactaGmnbar 2. Sosial eliOnomi
pula dengan pendapatan para petcmi ternak yang untuk pendapatanIwiannya tergantung daTi basil penjualan susu (14). Akibat keadaaIl jIll, peningkatan tata laksana reproduksi (Inanajemen reproduksi) sapi perah perlu untuk lebih ditingkatkall, sehingga mendukung program pelaksallaall IB, daD akllirnya mendukung program peningkatan produksi susu secara menyeluruh.
'Ci ~ .c "ea. 'Co co on
Evaluasi ekonomi terltadap dampak pen1anfaatan suplemen UMMB yang dilakukan oleh piltak Dinas Petemakan setempat, menunjukka11 bahwa UMMB menambah biaya pemelihaTac1ll sapi perah di Garut. Narnun, adanya pelk1mballan biaya pemelillc1raantersebut diimbangi dengal1 adal1ya peningkatan pendapatan oleh petani temak. Harga susu daTi temak yang telall diberi suplemen pakan UMMB lebih tinggi hila dibandingkan dengan Imrga susu sebelum temak diberi supIemen pakan UMMB. Keadac'Ul ini disebabkan karena susu yang diproduksi oleh tentak yang mendapat suplemen pakan UMMB mempUl1yai kadar lemak yang lebih tinggi dibanding dengan susu yang bemsal daTi tenlak tanpa UMMB, mta-mta masing-ntasing yaitu: 3,8 : 3,2 (15). Setiap 0, I poin kelebihan kandungall lentak daTi rataan lulai kalldungan lemak nonnal (3,2), llaTga susu meningkat dengall kelipatall 10,- rupiall (15). Hasil evaluasi ekonomi tersebut disajikan dalalu Tabel 4.
~
=
"C .5
200 "Ci ~ .c ..~ 'Q. ..
150
..
100
.,.-.1
Q.
on .¥
.. C
~
so
-I
I
.200
I .100
I
I 0
I
I
I
100
I 200
I
I 300
I
I 400
Hari {Post partuml
Aktivitas reproduksi post partum PenaInpilaIl reproduksi &1pi perall FH secara keseluruhan disajikaIl dalaIn Tabel 5, Suplemen pakan UMMB menunjllkkan tidak ad.:lIlya pengaruh positif terlmdap resumsi aktivik1s ovarium, periode kelalliran ke kebuntingan, jUlnlall IB, dan jarak aIuara kelalliran, Pemberian suplemen pakan UMMB menunjukkan adanya perbaikan aktivitas ovarium post partum, yaitu dengan memperpendek jarak atau peri ode kelahiran hingga munculnya pmlcak honnon progesteron (P4), 76 hari dibanding 108 hari &1at sebelum diberi UMMB. Keadaml ini mendukmlg hasil yang dilaporkan oleh Hendratno, dkk (1) pc1d.:1 tenk1k sapi perah FH dan Domilugues, dkk (16) pada ternak sapi fungsi ganda di Brazil, serta pada &1piyang pertaIna kali biralu (17), Akan tetapi perbaikan aktivitas ovarimn tersebut tidak didukung oleh keadaaIl penaInpilan reproduksinya, seperti disajikan dalam Tabel 5, Pada Tabel 5, rasio j'ervice to conception (SIC), jarak antar kelalliraIl, dan masa sapi diperall (periode laktasi) setelall ternak sapi diberi suplemen pakaIl UMMB menjadi lebih paIljang. Hal ilU bertentaIlgan dengan Imsillmsil penelitiaIl terd.:ll1ulu,ballwa suplemen pakan UMMB memperbaiki penampilan reproduksi secara menyelurull (1,2,10, d.:1l116). Pemantauan lebih rinci di lapangan menunjukkaIl ballwa akibat pemberiaIl UMMB produksi susu sapi melungkat, sehingga kead.:1anini menyebabkan pekllli lebih cenderung membiarkan ternak sapinya berproduksi lebih d.:1ri 10 bulan dan menghind.:1rilayanan IB oleh petugas lapaIlgan. Keadaan ini SaIlgatdidukung
334
Gambar2. PeruballaIlbobot badan sapi perah FH pacta pre and post partum selama periode pengaInatan berlangsung (0 dan L\: sebelum
diberi UMMB; .dan UMMB).
.:
setelah diberi
KESIMPULAN Hasil penelitian lapclIlgan yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pemberiaIl suplemen pakan UI\1l\.1B: (I) MeningkatkaIl konsmllsi B.K., B.a., P.K., clan energi, yang l1aJini menunjukkan baJlwa sapi perah mempunyai kemampuan untuk mengatur keseimbangan protein dan energi yang dibutuhkan selama periode laktasi; (2) Memperbaiki perubahan/pertambahan bobot badan sapi perah sekaligus memperbaiki produksi susu; (3) Memperbaiki resumsi aktivitas ovaritUll setelah kelahiran, yang akan mendukung peningkatan tata laksana reproduksi sapi perah. Suplemen pakml UMMB memperbaiki produksi, lk'1mun,penmupilml reproduksi sapi peraIl FH ini sangat dipengarulli oleh sikap petani yang sangat bergantung pada produksi susu Sc'1pi peliharnannya. Sebagai kelanjutannya, perlu diadakan kegiatan penelitian lapangan yang mengarall pada perbaikan tata laksana reproduksi sapi peraIl FH, terutama daIam penanganan masaIah lB., secara lebih intensif.
Peneliriandon Pengenwangan Aplikasi lsorop dan Radiasi,/999
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terin1a kc1Sihkepada Joint Division F AO/IAEA yang telah memberikan dukwlgan RIA kits Illngga penelitian lapangan i'll dapc1t lebih memplmyai arti di bidang reproduksi. Selain jIll, lIcapan terima kc1Sihjuga penulis aJaInatkan kepada teknisi lapangan Dinas Petemak.:1nDati II Garut, yang selalu siap menyelesaikan permasaJaJIanyang timbul di lapangan yang berkaitan dengan kegiatan penelitiall lapangaIl ini, serta selalu menyertai penulis daJampengmnbilan sampel dan pemantauan. Tidak lupa pula, kepada seluruh praktisi teknis di kelompok Nutrsi dan Reproduksi Temak PAIR, yang selalu siap membantu dalam anaJisis saInpel. Terakllir kepada semua pihak yang telaJl membaIltu untuk kelancaran pelakSaI1aallpenelitian lapangan i'll. yang tidak dapat disebutkaIl saUlpersatu.
PUSTAKA HENDRATNO, C., TJIPTOSUMIRAT, T., SUHARYONO, SARTIKA, D. aJld EFENDI, P. 1995. "Survey to establisha databaseline on tile production system of the small dc'1iryfanner landllolder in West Java, Indonesia". Report presented at IAE4/FAO Re.~earchCoordination A-feeting,Montevideo,Uruguay. 2. HENDRATNO, C., NOLAN, J.V. and LENG, R.A. 1991. "The importance of urea molassesmultinutrient block for nuninallt production in Indonesia". (Proc. International Symposiumon Nuclear and Related Techniques in Animal Production and Health, Vienna, 1991), IAEA, Viemk'1. 3. HABIB, G.S., BASIT, A.W. 311d JABBAR, G.G. 1991. "TIle importaIrt of urea molasses block and b)'Pass protein on anilnal production". (Proc.
International Symposiumon Nuclear and Related Techniques in Animal Production and Health), IAEA, VielUla.
8. ANONYMOUS. 1989. "Minitab ReferenceManual Release7". Minitab Inc. USA. 9. HENDRATNO, C., SUHARYONO, ABIDIN, Z., BAHAUDDIN, R. dan SOFIAN, A. 1990. "Laju pertumbuhaJl lnikroba rumen dalam hubunga1U1ya dengan peningkatan nilai biologis pakan". Prosiding. Symposium. IV dalam Aplikasi Isotop dan Radiasi. PAIR, BATAN.
10. TJIPTOSUMIRAT, T., SYAMSI, A., KAMMARUDDIN, S. dan HENDRATNO, C. 1993. "Pengaroh UMMB dan protein bypass sebagai suplemen pakan terhadap penampilan reproduksi kmnbing PeranakanEtawah". Pros. Aplikasi Isotop dan Radiasi di Bidang Pertanian, Petemakan.danBiologi. PAIR, BATAN, Jakarta. 11. PRESTON,T.R. and LENG, R.A. 1989. "Matching Ruminant Production System with Available Resources in tile Tropics and Sub-tropics". PeuaJubul Book,Arnudale. Australia. 12. Van HERBEIN, M., McGILLARD, R.W. and YOUNG, J.W., 1978. "Rumen propionate and blood glucose kinetics in grazing cattle fed isoenergicdiets". Journal of Nutrition. 108:994. 13. ANNISON, E.F. and LINZELL, J.L. 1964. "The oxidationand utilization of glucoseand acetateby the malnmaI)'gland of the goat in relation to their overall metabolism and to milk formation". Journal ofPhysiology. 175:372. 14. SUPANDI,D. and MUL Y ANA. 1996. (Komunikasi pribadidenganPraktisiLapanganDinas Petemakan Dati II Garut,JawaBarnt). 15. SURYADARMA, L. 1997. "Aplikasi Teknologi PAlR-BATAN, Pemanfaatan daD Pengembmlgmulya di Bidang Peternakan di Garut, Jawa Barat". Laporml Kegiatan disampaikan pada Symposium Aplikasi Isotop daD Radiasi. PAIR, BATAN, Jakarta.
4. GHOSH, A., ALAM, M.G.S. and AKBAR, M.A. 1993. "Effects of urea-molasses-minernl block supplementation on po.s1partum ovarian activity in Zebu cows". (Animal Reproduction Science,
31:61-67). 5. IAEA. 1984. "Laboratory Trnilung Malrnal on Radioimmwloassays in Aninta) Reproduction".
16. DOMINIGUEZ, C., MARTINEZ, N., LABRADOR, C. and LOPEZ, S. 1993. "Effect of strategicfeed supplementation with multinutrient blocks on productiveand reproductiveperformance in dualpurposecows". Proceedings of Final Research Coordination Meeting of Coordinated Research Programme.,Brazil. FAO/IAEA.
Tech. Rep. Series.IAEA. VielUta,Austria. 6. ANONYMOUS. "ProgesteroneRadioinullwloassays Kit". AninIa] Productionand HeaItIl Section,Joint FAO/IAEA Division, lAEA, Vienna,Austria. 7. STEEL, R.G.D. and TORRIE, J.H. 1980. "Principle and Procedures of Statistics: A Biometrical Approach". 2ndEd. Sydney McGraw-HilI Book Company.
17. MEIRELLES, C.F., ABDALLA, A.L. and Vn'TI, D.M.S.S. 1993. "The effect of feed supplementation on the onset of puberty in Brazilian dairy heifers". Proceedings of Final Research Coordination Meeting of Coordinated ResearchProgramme.,Brazil. FAO/IAEA. 18. PETERS, A.R. and BALL, P.I.H. 1987. "Reproduction in Cattle". Butterworth & Co. PublishersLtd. United Kingdom. 335
Peneliliandon Pengembangan Ap/ikasi Isolop donRadiasi. /999
Tabe!
Tabel2
Analisis proksimat(bahankering; BK; bahanorganik: BO; protein kasar: PK; serat kasar: SK; dall energi: GE) pakan basal daD beberapalimbah tanarnanpertaniallyangdigunakansebagaibahanpakan,konsentratPuri clan suplemenpakanUMMB
Daya cerna ballaD kering (BK), ballaD organik (BO), protein kasar (PK), dan energi (E) pakall sapi perall di Garut
B.K
-I~O--:-I kg OM
-UMMB 10,20:i: 1,64
6,18:i:l,77
+UMMB
9,31:i:O,74 P
14,21 :i:0,74 P
Table 3.
P.K
E.K. (MJ/kgDM)
B.K
B.D.
E.K.
%
6,88:t 0,28 154,43::!:11,26 67,30 60,54 6,80:t 2,86 215,00::!:7,73 77,45 65,50 P<0,06 P
70,25 80,35
Rataan perubahan bobot harian sapi perall FH dan anak sapi yang berbeda pacta saat sebelum diberi Ul\.1MB dan setelaJl diintervensi dengan
UMMB
Table 4,
336
Nitai ekonomis pelnalUaatan suptemenpakan UMMB pacta sari perah FH di Garut (15)
Pene/ilian dan Pengembangan Ap/ikasi IsolOp don Radios;, /999
Tabel 5. Pellampil311reproduksi post partum dan produksi susu sapi perall di Garut
*) ts : tidak signifikaIl
DISKUSI HARYANTO AMLIUS THALIB
PerCObaaIlbapak mengelk'1iUMMB melwik.
sangat
apakall SUdall saIupai ke tingkat pelatil1aI1dan
pembuataIl UMMB agar petenlak setempat manlpu memproduksi sendiri, sehingga lebih bernilai ekonolnis buat peternak '7
TOTTI TJIPTOSUMIRAT SUda11,ba11kanlungga Suda11mencapai produksi yang dilakltkan oleh para petani temak.
WAHLAN Perbedaan maltajemen sapi kontrol d.:1nsapi + UMMB, sejauh ma1k1petani dapc1tmengadaptasi cara ini, kllususnya n1a11ajemen reproduksinya ?
TOlTI TJIPTOSUMIRAT Petani
secara
1. Apakall yang dimaksudkan dengall penampilan reproduksi,mohon dijelaskan sejauh mana hubungan alltara suplemen pakall dengan penampilan reproduksi? 2. Manakah yang lebih baik mengtmtungkan temak menglmsilkanbanyak susu ataukah cepat melahirkan anak (lebih banyak anak sapinya) ditinjau secara ekonomis)? TorrI TJIPTOSUMIRAT 1. PenaInpilan reproduksi merupakan keadaan seperti kondisi setelah melahirkan, efisiensi pembuahan/ perkawinan jarak antara kelahiran yang akigbat pemberian suplemen pakan dapat lebih baik dibandingak.,'llldengan tanpa suplemen pakan. 2. Yang lebih menguntungkan adalah temak yang setelah melalurkan dapat cepat melalurkan kembali dan produksi susunya tinggi.
langsung
belum
dapat
mengadaptasikan manajemen reproduksi, Immun dengan adaI1ya pembinaan dari peneliti yang terkait dan pihak Dinas Petemakan setempat, Iml ini dapat dilakScll1akan dengan baik.
MUCH. ARlFIN Adakah beda penaInpilan susu daTi yang diberi pakaIl suplemen da11yang tidak/kontrol, misalnya wanta, bau daD rasa. Hal ini yang mungkin akaJl maItarik pc1fa konsumen '1
SUKARDJI Unttlk sosialisasi petemak tentang produksi susu memang pemsaltaan susu sapi perah untuk in-come dari produksi susu panjang, tapi produksi pedet/anak, dengan menggunakan UMMB akan lebih pendek sudah bisa di IB lagi kurang lebih 76 lmri, apakall tidak disosialisasikan ada stok hewan khusunya dati pemsalman itu yang dinilai baik untuk dijadikan bibit dengan tekIlik IB sedangkan sebagian besar sapi-sapi yang lain dibebaskan untuk tetap produksi panjang (bisa satu tallun) ?
TOlTI TJlPTOSUMIRAT
TOlTITJIPTOSUMIRAT Ad.1, yaitu kadar lemak susu sapi yang diberi UMMB lebih tinggi, sehingga susu lebih tinggi dibanding susu yang berasal d.1ri sapi tanpa UMMB.
Makin panjang sapi dibiarkan memproduksi susu (lebih daTi 9 bulaIl) akan mengakibatkan penurunan produksi pacta latihan berikutnya, sehingga makin cepat sapi di IB kembali setelah melahirkan makin baik sapi tersebut daTi segi biologis sapi maupun nilai ekonomis
produksinya.