ternak. Untuk Sub Sistem konsumsi dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk, tingkat konsumsi susu dan diversifikasi konsumsi di masyarakat. Dalam membangun keempat subsistem tersebut, tentunya menggunakan asumsi-asumsi yang didasarkan pada kondisi riil di lapangan sehingga model yang terbentuk akan sangat mendekati kebenaran. Disamping menggunakan data primer, beberapa data sekunder baik dari data statistic maupun data hasil penelitian terkait dengan sapi perah digunakan dalam penyusunan model dinamis ini. Beberapa unsur pembentuk model dan sub model dinamis penyediaan susu di Indonesia dirangkum pada lampiran 7.1.
7.3.
PENGEMBANGAN MODEL
7.3.1. Penyusunan Struktur Model Dalam sistem produksi susu, terdapat 4 hal yang terkait sangat erat di dalamnya yaitu jumlah populasi sapi, produksi susu, pakan dan manajemen, konsumsi susu (Gambar 7.2). Keempat hal tersebut saling berkaitan dalam menciptakan ketersediaan susu nasional yang berkelanjutan. PRODUKS I SUSU POPULAS I SAPI
SISTEM PRODUKSI
KONSU MSI
PAKAN DAN Gambar 7.2: Struktur model sistem produksi susu Peningkatan produksi susu di Indonesia sangat dipengaruhi oleh populasi sapi perah yang ada di Indonesia. Peningkatan populasi sapi perah tentunya akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi susu. Namun demikian peningkatan jumlah populasi sapi perah tidak akan memberi efek positif terhadap produksi susu jika perbaikan pakan dan manajemen tidak juga ditingkatkan. Perbaikan pakan dan manajemen melalui adopsi teknologi diharapkan mampu meningkatkan populasi sapi 148
perah. Jika dilihat dari sisi konsumsi, produksi susu yang tinggi diharapkan akan meningkatkan konsumsi susu masyarakat. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa konsumsi susu tahun 2010 hanya mencapai 11,6 kg/kapita/tahun, dimana 70% disuplai dari impor. Konsumsi susu yang tinggi diharapkan memacu peningkatan produksi susu melalui perbaikan pakan dan manajemen. a. CLD (Causal Loop Diagram) Causal loop diagram (CLD) sistem produksi susu dibangun oleh 8 unsur parameter yang saling terhubung dan terkait. Produksi susu dipengaruhi oleh produktivitas sapi dan populasi sapi perah betina. Kesehatan ternak dan pakan berpengaruh positif terhadap produktivitas sapi. Sementara ada sebuah hubungan feedback negative antara produksi susu dan konsumsi susu, dan sebuah hubungan feedback positif terjadi antara konsumsi susu dan kebutuhan susu. Kebutuhan susu memberikan pengaruh yang besar terhadap populasi sapi perah betina. +
Kesehatan ternak
Produktivitas sapi +
+ Jumlah penduduk +
-
Pakan
Produksi susu -
+
+
Konsumsi susu
Populasi sapi perah betina
+
+ + Kebutuhan susu
+
Gambar 7.3: Causal loop diagram (CLD) sistem produksi susu 7.3.2. Flow Diagram Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, model sistem produksi susu terbagi dalam 4 sub model yakni: submodel populasi, submodel produksi, submodel konsumsi dan submodel pakan. Submodelsubmodel tersebut terbentuk dari beberapa unsur yang saling memberikan pengaruh terhadap parameter-parameter yang menjadi stock. 149
Impor_sapi
rate_kematian_pedet
rate_kematian_betina Umur_pedet Kematian_btn_prod
Kematian_Pedet
Pedet_betina
Betina_Produktif Dara_bunting
Lahir_pedet_betina
Af kir Umur_produktif
Sapi_impor ate_lahir_betina Dara_mandul
Masa_laktasi Masa_bunting Keberhasilan_IB Total_induk_laktasi
Total_betina_bunting Bunting
Masa_kering
Betina_melahirkan
Gambar 7.4: Flow diagram sub model populasi
Total_Pemenuhan_Kebutuh an
Keb_Hijauan_Laktasi
Produksi_Rumput_Gajah
Total_induk_laktasi
Produktivitas
Total_Produksi_Susu Produksi_Susu
Pemenuhan_Konsentrat
Total_Kebutuhan_Konsentr at Total_Kebutuhan_Konsentr at_Ideal
Gambar 7.5: Flow diagram sub model produksi susu Total_Pemenuhan_Kebutuhan
Total_Kebutuhan_Hijauan Keb_Hijauan_Pedet_Eks isting
Total_Lahan_untuk_Hijauan
Penambahan_Hijauan_Pedet Keb_Hijauan_Laktasi_Eksisting
Total_betina_bunting
Penambahan_Lahan Kebutuhan_Hijauan_Laktasi_Ideal Produksi_Rumput_Gajah
Keb_Hijauan_Dew asa_Eksisting Total_induk_laktasi
Penambahan_lahan_per bln
Pedet_betina Betina_Produktif
Keb_Hijauan_Dew asa
Keb_Hijauan_Pedet
Kebutuhan_Hijauan_Pedet_Ideal Keb_Hijauan_Laktasi
Penambahan_Hijauan_Laktasi
Penambahan_Hijauan_Dew asa Total_Keb_Hijauan_Pedet
Penambahan_Hijauan_Pedet
Total_Keb_Hijauan_Dew asa
Penambahan_Hijauan_Dew asa Total_induk_laktasi Total_betina_bunting
Total_Keb_Hijauan_Laktasi
Pedet_betina
Betina_Produktif Kebutuhan_Hijauan_Dew asa_Ideal
Total_Kebutuhan_Hijauan Penambahan_Hijauan_Laktasi
150
Total_Kebutuhan_Hijauan_Ideal
Total_betina_bunting Total_induk_laktasi Betina_Produktif Produksi_Susu_Maks Total_betina_bunting
Betina_Produktif
Keb_Kons_Dewasa
Keb_Kons_Laktasi Total_Kebutuhan_Konsentrat_Ideal
Total_Keb_Kons_Dew asa
Total_Keb_Kons_Laktasi Rate_Keb_Kons_Dewasa
Rate_Keb_Kons_Laktasi
Total_induk_laktasi
Total_Kebutuhan_Konsentrat
Gambar 7.6: Flow diagram sub model pakan
Konsumsi_Susu_perbln Rate_kelahiran Konsumsi_susu Populasi_Indonesia Kelahiran_Populasi
Total_konsumsi_susu
Total_konsumsi
Gambar 7.7: Flow diagram sub model konsumsi
7.3.3. Simulasi Model Model yang dibentuk kemudian disimulasikan dimana tahun 2005 merupakan titik awal simulasi (t=0). Sementara itu skenario kebijakan diterapkan mulai tahun 2012 hingga tahun 2014. Target tahun akhir 2014 merupakan target tahun yang sudah ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian. Tujuan simulasi adalah untuk memahami proses dalam system, menganalisis dan meramalkan kedepannya (Muhammadi, 2001). 151
7.3.4. Validasi Model Validasi dilakukan untuk melihat sejauhmana ketepatan model yang sudah dibangun dengan membandingkan data hasil simulasi dengan data real yang ada. Verifikasi dan validasi model dilakukan dengan metode MSE pada ketiga diagram populasi sapi perah, produksi susu dan konsumsi susu. Model dianggap valid apabila perilaku historis variabel-variabel yang dipergunakan dalam model mirip atau memiliki trend yang sama. Model yang dianggap valid bila MSE ≤ 5% (Suryani, 2006).
7.4.
HASIL ANALISIS
7.4.1. Hasil Simulasi Model Hasil simulasi model system produksi susu dilakukan untuk masing-masing sub model yakni populasi sapi perah, produksi susu dan konsumsi susu seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Simulasi tidak dilakukan terhadap sub model pakan karena keterbatasan data-data terkait jumlah pakan.
152