Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... Pemberian Penguatan (Reinforcement) Terhadap Motivasi Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Sastra Radhiah1
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian penguatan (reinforcement) terhadap motivasi mahasiswa pada mata kuliah Teori Sastra. Penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu lembar observasi dan angket. Sumber data penelitian adalah mahasiswa semester II tahun pelajaran 2016/2017. Subjek data tersebut diambil dari kelas A1 yang berjumlah 29 orang. Penganalisisan lembar observasi dan data angket dilakukan dengan mempersentasekan jumlah terbanyak dari pilihan. Penganalisisan lembar observasi dan data angket dilakukan dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian penguatan yang berupa reward dan punishment pada mata kuliah Teori Sastra dapat memengaruhi motivasi mahasiswa dalam pembelajaran. Motivasi mahasiswa menjadi lebih meningkat sehingga proses pebelajaran pun menjadi lebih hidup dan hasil pembelajaran pun tentunya meningkat juga. Jadi, pemberian penguatan yang berupa reward dan punishment dalam pembelajaran sangat cocok digunakan untuk meningkatkan motivasi mahasiswa. Kata Kunci: Penguatan, Motivasi, Teori Sastra
1
Radhiah, Universitas Malikussaleh. Jalan Cot Tengku Nie Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara, Aceh, Indonesia, Telp.: +62.645.41373, E-mail:
[email protected] ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |163
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... Dalam undang-undang tersebut tertulis
PENDAHULUAN Dalam peroses pembelajaran sering
bahwa
merencanakan
dan
melaksanakan
dijumpai permasalahan yang erat kaitanya
proses pembelajaran menjadi salah satu tugas
dengan prestasi mahasiswa. Hal tersebut sering
pendidik. Merencanakan berarti memikirkan
sekali dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
suatu hal yang akan dilakukan dalam proses
faktor dari dalam diri mahasiswa maupun
pembelajaran, sedangkan melaksanakan bererti
faktor dari luar diri mahasiswa. Faktor dari
merealisasikan
dalam diri mahasiswa itu sendiri, seperti
direncanakan sebelumnya. Kedua proses ini
minat, bakat, motivasi, dan kecerdasan. Faktor
bertujuan menjadikan proses pembelajaran
dari
yang nyaman dan menyenangkan sehingga
luar
seperti
lingkungan,
metode
pemikiran
mahasiswa
yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
motivasi
mahasiswa.
pembelajaran juga akan meningkat. Jadi,
hasil
tujuan dalam pembelajaran adalah memotivasi
sebelumnya, dosen memiliki andil yang sangat
mahasiswa agar mahasiswa menjadi lebih
besar
mahasiswa.
semangat, berminat, tekun, ulet, dan terampil.
Makanya, dosen dituntut harus memiliki
Hal itu sejalan dengan Peraturan Pemerintah
berbagai kreativitas yag dapat diterapkan
Nomor 32, tentang Standar Nasional, Pasal
dalam pembelajaran sehingga hasil belajar
19:1 berbunyi sebagai berikut.
mahasiswa menjadi meningkat. Dosen tidak
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
boleh hanya berpatok pada satu model/strategi
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
saja yang model/strategi tersebut tidak sesuai
menyenangkan,
dengan iklim pembelajaran. Dosen harus
perserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
mencari
iklim
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
pembelajaran menjadi berbeda. Hal ini seperti
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
yang
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
hasil
alternatif
tertuang
pada
meningkat,
Ketika
paragraf
terhadap
disebutkan
mahasiswa
termotivasi.
telah
pembelajaran, serta dosen juga memiliki andil
Seperti
menjadi
yang
belajar
lainnya
dalam
agar
Undang-Undang
Republik Indonesia, Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI,
menantang,
memotivasi
psikologis peserta didik. Berdasarkan peraturan tersebut, tugas
Pasal 39:2 berbunyi
pengajar (dosen) salat satunya adalah sebagai
Pendidik merupakan tenaga profesional yang
motivator. Dosen harus mampu memotivasi
bertugas merencanakan dan melaksanakan
mahasiswa dalam setiap proses pembelajaran.
proses
hasil
Dosen harus merencakan berbagai macam
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
strategi dalam proses pembelajaran untuk
pelatihan, serta melakukan penelitian dan
meningkatkan motivasi mahasiswa.
pembelajaran,
menilai
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penulis akan penerapkan pemberian penguatan (reinforcement) yang dalam hal ini
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |164
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... berupa reward (hadiah) dan punishment
yang sudah baik frekuensinya akan berulang
(hukuman) dalam pembelajaran Teori Sastra
dan bertambah, sedangkan respon negatif
untuk meningkatkan motivasi mahasiswa.
bertujuan agar tingkah laku yang kurang baik
Penulis mencoba menerapkan pada matakuliah
frekuensinya berkurang atau hilang.
Teori Sastra karena matakuliah ini umumnya
2.
Tujuan Pemberian Penguatan
bersifat teori. Mahasiswa biasanya sering
Pemberian
penguatan
memiliki
bosan sehingga semangat mahasiswa menjadi
beberapa tujuan. Hal ini sesuai dengan
hilang. Oleh sebab itu, penulis akan mencoba
Suwarna (2006:77) yang menyatakan bahwa
meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
memberi penguatan bertujuan untuk
pembelajaran Teori Sastra dengan menerapkan
1)
meningkatkan perhatian siswa pada
pemberian reward (hadiah) dan punishment
pembelajaran;
(hukuman).
2)
meningkatkan motivasi belajar siswa;
KAJIAN TEORI
3)
memudahkan siswa untuk belajar; dan
4)
mengeliminasi tingkah laku siswa yang
1.
Pengertian Penguatan (Reinforce-
negatif dan membina tingkah laku
ment) Penguatan
merupakan
salah
satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasi oleh
seorang
guru.
Penguatan
positif siswa. 3.
Pemberian
dapat
Penguatan
pada
Pembelajaran
memberikan motivasi kepada siswa dalam
Pemberian
penguatan
dalam
mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan harus
pembelajaran merupakan salah satu bentuk
diberikan secara tepat waktu dan tepat sasaran
perhatian guru terhadap siswa. Seorang guru
serta sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
harus mengetahui jenis-jenis penguatan yang
menjadi pemicu bagi siswa, baik yang menjadi
akan diberikan kepada siswa agar di dalam
sasaran maupun teman-temannya. Djamarah
proses
(2005:118) mengatakan bahwa “Pengubahan
motivasi yang tinggi dalam belajar, sehingga
tingkah laku siswa dapat dilakukan dengan
dapat
penguatan”.
nantinya diperoleh siswa.
Berdasarkan pengertian
pendapat
penguatan
mengenai
tersebut,
dapat
belajar
mengajar
mempengaruhi
hasil
beberapa
bentuk
dan
cara
menumbuhkan
bentuk respon, baik verbal maupun nonverbal
belajar di sekolah antara lain:
bertujuan
untuk
laku
tersebut.
1)
meningkatkan/mengurangi
kemungkinan berulangnya kembali tingkah Ada
dua
respon
dalam
penguatan, yaitu respon positif dan negatif.
memiliki
belajar
yang
Sardiman (2011:92-5) mengemukakan
disimpulkan bahwa penguatan adalah segala
terhadap suatu tingkah laku siswa yang
siswa
motivasi
guru
dalam
untuk
kegiatan
Memberi angka, sebagai simbol atau nilai dari hasil kegiatan belajar siswa.
2)
Hadiah,
merupakan
sesuatu
yang
diberikan kepada orang lain untuk suatu pekerjaan.
Respon positif bertujuan agar tingkah laku ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |165
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... 3)
Pujian, merupakan bentuk penguatan
adalah
positif dan sekaligus motivasi yang
peningkatan motivasi siswa guna mendorong
baik. Pujian yang tepat akan memupuk
siswa untuk melakukan usaha lebih lanjut guna
suasana
mencapai tujuan-tujuan pengajaran” (Slameto,
yang
menyenangkan
mempertinggi
gairah
belajar
dan serta
bentuk
pemeliharaan
dan
2010: 176).
sekaligus akan membangkitkan harga
4)
suatu
Berdasarkan
beberapa
pengertian
diri.
tersebut, dapat disimpulkan bahwa reward
Hukuman, sebagai penguatan negatif,
(ganjaran/hadiah) merupakan suatu bentuk,
tetapi kalau diberikan secara tepat dan
cara, atau strategi yang digunakan oleh guru
bijak dapat menjadi alat motivasi. Oleh
untuk
karena itu, guru harus memahami
memelihara,
prinsip-prinsip
belajar siswa di sekolah agar seluruh siswa
Hukuman
pemberian
hukuman.
dimaksudkan
untuk
membangkitkan,
terdorong
dan
untuk
menumbuhkan,
meningkatkan
melakukan
berkelanjutan
tertentu
tujuantujuan pengajaran. Bentuk-bentuk dari
cara
menggunakan
rangka
usaha-usaha
memperlemah atau meniadakan perilaku dengan
dalam
motivasi
pencapaian
kegiatan yang tidak diinginkan.
hadiah ini bisa berupa pemberian, ganjaran,
Bentuk dalam pemberian
bentuk
hukuman
dapat meyebabkan motivasi siswa menjadi
kenang-kenangan,
penghargaan,
cindera mata, atau imbalan.
meningkat. Namun, perlu diingat, bentuk
“Punishment (hukuman) adalah salah
penguatan harus disesuaikan juga dengan
satu bentuk penguatan negatif yang menjadi
tugas atau kerja siswa yang diberikan.
alat motivasi jika diberikan secara tepat dan
4.
Pengertian Reward dan Punishment
bijak sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian
Reward (hadiah) dalam KBBI adalah
hukuman”
(Sardiman,
2011:94).
Ahmadi
pemberian, ganjaran karena memenangkan
(2013:221) berpendapat bahwa “Hukuman
suatu perlombaan; pemberian dalam bentuk
(punishment) adalah prosedur yang dilakukan
kenang-kenangan,
atau
untuk memperbaiki tingkah laku yang tak
kenang-kenagan
diinginkan dalam waktu singkat dan dilakukan
penghormatan;
penghargaan, tanda
mengenai suatu perpisahan; cendera mata. Shoimin
(2014:157)
menyatakan
dengan bijaksana”.
bahwa
Berdasarkan
pengertian-pengertian
“Reward sebagai alat pendidikan diberikan
mengenai punishment (hukuman) yang telah
ketika seorang anak melakukan sesuatu yang
dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
baik, telah berhasil mencapai sebuah tahap
punishment
perkembangan
tercapainya
pendidikan adalah salah satu bentuk alat
sebuah target”. “Hadiah (reward) merupakan
motivasi yang digunakan pendidik untuk
suatu
atau
memperbaiki tingkah laku yang tidak sesuai
siswa”
dengan norma-norma yang diyakini dengan
cara
tertentu,
untuk
membangkitkan
atau
menggerakkan
motivasi
belajar
(Hamalik, 2013: 166). “Hadiah (reward) ISSN 2086 – 1397
jalan
(hukuman)
melemahkan
dalam
perilaku,
bidang
dilaksanakan
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |166
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... pemberian
tidak akan mengganggu kelas” 100 kali
punishment (hukuman) secara tepat dan
atau cacian atau tamparan, serta bisa
bijaksana.
juga bentakan.
sesuai
dengan
5.
prinsip-prinsip
Bentuk-bentuk
Reward
dan
4
Bentuk-bentuk reward (hadiah) yang
siswa dihukum dengan tidak boleh
kategori
diterapkan
oleh
guru
dalam
istirahat, berdiri di depan kelas, atau
dan
bentuk.
Kategori-kategori
dihilangkan hak-haknya. 5
tersebut antara lain:
d)
Time out adalah menghukum siswa yang tingkah lakunya melanggar tata
Kategori materi seperti mainan, permen,
tertib kelas dengan menyuruh berdiri di
main korsel, dan lain sebagainya yang
sudut kelas, dengan tujuan agar tingkah
berbentuk materi.
laku nakal itu dapat hilang atau agar
Kategori tanda seperti bintang, stiker,
siswa lain terhindar dari tingkah lakunya
sertifikat, dan lain sebagainya yang
yang nakal.
berbentuk tanda. c)
6. Motivasi Belajar
Kategori pujian seperti kata-kata yang
Menurut Mc. Donald, yang dikutip
memberi semangat dari orang dewasa
Hamalik
maupun kata-kata yang baik.
perubahan energi dalam diri seseorang yang
Kategori internal seperti sesuatu yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
didapat dari melakukan sesuatu, dapat
untuk mencapai tujuan. Di dalam pendidikan,
dinikmati karena terasa menyenangkan.
motivasi memiliki peranan yang penting yaitu
Bentuk-bentuk punishment (hukuman)
agar proses pembelajaran yang ada dalam
yang biasanya diterapkan oleh pendidik dalam
bentuk.
Adapun
bentuk-bentuk
dari
punishment antara lain:
2
motivasi
adalah
Motivasi perlu dimiliki oleh guru maupun
siswa dimana guru
memainkan
motivasi sebagai penggerak dalam kegiatan
Pemberian stimulus derita, misalnya
mengajarnya dan siswa memainkan motivasi
bentakan, cemoohan, atau ancaman.
sebagai penggerak dalam kegiatan belajarnya.
Pembatalan perlakuan positif, misalnya
Motivasi yang menggerakkan siswa dalam
mengambil kembali suatu mainan atau
kegiatan belajarnya disebut sebagai motivasi
mencegah anak untuk bermain-main
belajar.
bersama teman-temannya. 3
(2013:158)
pendidikan dapat berjalan dengan baik.
pembelajaran dapat terbagi menjadi beberapa
1
adalah
menghapus penguatan, contohnya yaitu
pembelajaran dapat terbagi menjadi beberapa
b)
penghapusan
Punishment
biasanya
a)
Hukuman
Makna dari motivasi belajar sendiri
Hukuman presentasi adalah penggunaan
perlu
konsekuensi yang tidak menyenangkan
penyusunnya
atau rangsangan yang tidak disukai,
sehingga dapat ditemukan apa yang dimaksud
seperti siswa disuruh menulis “saya
dengan motivasi belajar. Dengan demikian
ISSN 2086 – 1397
dijabarkan
pada
yaitu motivasi
masing-masing dan
belajar
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |167
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan
kepedulian, dan pemilikan dari individu atau
yang terdapat pada diri seseorang individu
kelompok pada waktu belajar. Apabila emosi
dimana ada suatu dorongan untuk melakukan
bersifat positif pada waktu kegiatan belajar
perubahan
bentuk
berlangsung, emosi mampu mendorong siswa
dengan
untuk belajar keras, dengan kata lain dapat
tingkah
pengalaman
laku
akibat
sebagai
interaksi
lingkungan untuk mencapai tujuan yang
memotivasi siswa untuk belajar.
diinginkan. 7.
(5) Kompetensi Teori
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
kompetensi
mengasumsikan
Motivasi Belajar
bahwa siswa secara alamiah berusaha keras
(1) Sikap
untuk
Sikap memiliki pengaruh yang kuat
secara efektif. Kaitannya denga motivasi
karena
sikap
merasakan
membantu
dunianya
pedoman
kepada
membantu
dalam
siswa
dan
perilaku
dalam
memberikan yang
menjelaskan
dapat
dunianya.
berinteraksi
belajar
adalah
dengan
siswa
lingkungannya
secara
intrinsik
termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas.
Kaitannya dengan motivasi belajar adalah
(6) Penguatan
berkaitan pada kegiatan awal pembelajaran.
Penguatan merupakan peristiwa yang
(2) Kebutuhan
mempertahankan
Kebutuhan bertindak sebagai kekuatan
kemungkinan
atau
respon.
meningkatkan
Kaitannya
dengan
internal yang mendorong seseorang untuk
motivasi belajar adalah penggunaan penguatan
mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang
yang efektif, seperti penghargaan terhadap
merasakan
hasil karya siswa, pujian, penghargaan sosial,
kebutuhan,
semakin
besar
peluangnya untuk mengatasi perasaan yang
dan
menekan di dalam memenuhi kebutuhannya.
peningkatan pada proses belajar siswa.
(3) Rangsangan
8.
Rangsangan merupakan perubahan di
perhatian
akan
mengakibatkan
Jenis-jenis Motivasi Belajar a) Memberi angka
dalam persepsi atau pengalaman dengan
Memberikan angka (nilai) artinya adalah
lingkungan yang membuat seseorang aktif.
sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak
Kaitannya dengan motivasi belajar adalah
didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua
terletak pada penyelenggaraan pembelajaran
anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang
yang
bervariasi. Pemberian angka kepada
merangsang.
Apabila
proses
anak
pembelajaran ini dapat merangsang siswa
didik diharapkan dapat memberikan dorongan
untuk belajar, siswa akan termotivasi untuk
atau motivasi agar hasilnya dapat lebih
belajar.
ditingkatkan lagi. (4) Afeksi Konsep
pengalaman ISSN 2086 – 1397
b) afeksi
berkaitan
emosional
Hadiah
dengan
Maksudnya adalah suatu pemberian
kecemasan,
berupa kenang-kenangan kepada anak didik Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |168
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat
tahun pelajaran 2016/2017. Sumber data
menambah
tersebut diambil dari kelas A1 yang berjumlah
atau
meningkatkan
semangat
(motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai
suatu
penghargaan
yang
sangat
29 orang. 2. Instrumen Penelitian
berharga bagi siswa. c)
Instrumen penelitian adalah alat yang
Pujian
digunakan peneliti untuk memperoleh data.
Memberikan pujian terhadap hasil kerja
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
anak didik adalah sesuatu yang diharapkan
adalah angket dan lembar observasi. Angket
oleh setiap individu. Adanya pujian berarti
ditujukan kepada seluruh mahasiswa yang
adanya suatu perhatian yang diberikan kepada
mengikuti
perkuliahan.
siswa sehingga semangat bersaing siswa untuk
kepada
mahasiswa
belajar akan tinggi.
pembelajaran. Angket ini diberikan untuk
d)
Memberi tugas
mengetahui
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian
tugas
kepada
siswa
akan
pendapat
Angket
diberikan
setelah
proses
mahasiswa
tentang
proses pembelajaran. Lembar pengamatan
observasi
kegiatan
adalah
lembar
mahasiswa
selama
memberikan suatu dorongan dan motivasi
proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan
kepada anak didik untuk memperhatikan
dilakukan dua kali, yaitu pada pertemuan
segala isi pelajaran yang disampaikan.
pertama ketika pertma sekali diterapkan
e) Memberikan ulangan
reward dan punishment, lalu diamati lagi pada
Ulangan adalah strategi yang paling
beberapa pertemuan setelahnya. Dari lembar
penting untuk menguji hasil pengajaran dan
obsrvasi
juga memberikan motivasi belajar kepada
perkembangan motivasi mahasiswa selama
siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah
proses pembelajaran.
disampaikan dan diberikan oleh guru. f)
memberikan
akan
terlihat
Pengumpulan data dalam penelitian ini
proses sanksi
nantinya
3. Teknik Pengumpulan Data
Hukuman
Dalam
ini
belajar
kepada
mengajar,
siswa
menggunakan angket dan lembar observasi.
yang
Angket nantinya akan dibagi per mahasiswa,
melakukan kesalahan adalah hal yang harus
sedangkan lembar observasi hanya diisi oleh
dilakukan untuk menarik dan meningkatkan
pengajar
perhatian siswa.
perkembangan
METODE PENELITIAN
pembelajaran. Jawaban dari angket dan hasil
1. Sumber Data
lembar observasi tersebut akan menjadi data
Sumber data penelitian adalah orang yang menjadi sumber pemerolehan data. Adapun
sumber
penelitian
Dosen
mahasiswa
akan
melihat
selama
proses
untuk dianalisis lagi. 4. Teknik Penganalisisan Data
dalam
Setelah data dikumpulkan, langkah
penelitian ini adalah mahasiswa semester II
selanjutnya adalah menganalisis data tersebut.
ISSN 2086 – 1397
data
(dosen).
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |169
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... Penganalisisan lembar observasi dan data
pembelajaran seperti biasanya, sedangkan
angket dilakukan dengan mempersentasekan
pada observasi kedua telah menggunkan
jumlah terbanyak dari pilihan. Persentase
reward dan punishment. Perubaha-perubahan
dilakukan
itu seperti perubahan keseriusan mahasiswa
dengan
rumus
dalam proses pembelajaran yang awalnya Kemudian, persentase tersebut akan diindentifikasikan ke dalam kategori yang ditetapkan sesuai dengan kriteria Depdiknas
hanya terlihat beberapa mahasiswa saja yang fokus meningkat menjadi 25 mahasiswa pada observasi kedua. Begitu juga dengan keaktifan dan kretaivitas mreka juga meningkat. Proses
(2005:38), yaitu sebagai berikut. a. Nilai 86 sampai dengan 100 dinyatakan
tanya jawab pun menjadi lebih hidup karena yang bertanya dan menjawab akan mendapat
sangat baik (A). b. Nilai 76 sampai dengan 85 dinyatakan
reward. Tidak ada lagi mahasiswa yang keluar masuk kelas karena jika keluar kelas akan
baik (B). c. Nilai 66 sampai dengan 75 dinyatakan
mendapat punishment. Lalu, si mahasiswa pun tidak lagi terlihat sibuk dengan hal-hal lain
cukup (C). d. Nilai 56 sampai dengan 65 dinyatakan
yang
tidak
terlihat
e. Nilai 55 ke bawah dinyatakan jelek (E).
reward dan punishment menunjukkan hasil motivasi yang meningkat. Para mahasiswa memiliki
semangat
dalam
menjalani proses pembelajaran Teori Sastra. Awalnya mereka terlihat kurang menaruh perhatian terhadap matakuliah ini, tetapi diterapkan
teknik
reward
dan
punishment terlihat lebih sengat/ termotivasi. Perkembangan motivasi mahasiswa dapat terlihat dari lembar observasi dan hasil angket yang diberikan kepada mahasiswa. Dari hasil observasi terlihat perubahan perilaku mahasiswa
dari
observasi
pertama
ke
observasi yang kedua. Pada observasi pertama, proses reward
pembelajaran dan
sibuk
dengan
kegiatan
lainnya
Hasil jawaban angket pun hampir
Pemberian penguatan dengan cara
setelah
proses
langsung diberi punishment.
HASIL PENELITIAN
lebih
dengan
pembelajaran. Jika ditemukan mahasiswa yang
kurang baik (D).
terlihat
berhubungan
tidak
punishment,
menggunakan hanya
proses
sama dengan hasil observasi. Si mahasiswa terlihat antusias dengan pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan, yaitu reward dan punishment. Mahasiswa yang awalnya kurang suka terhadap matakuliah Teori Sastra menjadi lebih suka. Mahasiwa juga umumnya memahami bagaimana proses pembelajaran dengan pemberian penguatan (reward
dan
punishment)
ini
sehingga
pembelajaran juga menjadi lebih terarah. Karena penggunaan reward dan punishment ini mahasiswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran karena mereka takut mendapat punishment (hukuman) jika secara tiba-tiba dilemparkan sebuah pertanyaan kepadanya, lalu ia tidak dapat mejawabnya. Namun, jika mereka fokus dan mampu menjawab atau
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |170
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... menbuat
sbuah
simpulan
materi
yang berupa reward dan punishment baik
pembelajaran, mereka akan mendapat reward
digunakan dalam memotivasi mahasiswa. Hal
(hadiah). Makanya, mereka berlomba-lomba
ini terlihat dari umumnya persentase observasi
mendapat reward dan menghindari mendapat
berada
punishment.
apakah
persentase angket yang menyatakan perilaku
reward ataupun punishment tetap membuat
positif juga tinggi. Untuk lebih jelas hasil
mereka lebih bersemangat.
perkembangan
Walaupun
dari
demikian,
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
pada
kisaran
76-100,
motivasi
sedangkan
mahasiswa dapat
dilihat pada tabel hasil observasi dan angket
dapat dikatakan bahwa pemberian penguatan
berikut ini.
Tabel 1. Hasil Observasi Mahasiswa No
Kegiatan Siswa
1.
serius dan fokus pada pembelajaran kreatif dan aktif pada pembelajaran Tanya jawab selama pembelajaran keluar masuik pada saat pembelajaran sibuk sendiri tanpa ada hubungan dengan pembelajaran
2. 3. 4. 5.
Observasi I Ya Tidak 15 14 (52%) (48%) 10 19 (34%) (66%) 26 3 (10%) (90%) 24 5 (17%) (83%)
Observasi II Ya Tidak 25 4 (86%) (14%) 23 6 (79%) (21%) 22 7 (76%) (24%) 29 0 (100%)
10 19 (66%) (34%)
1 (3%)
28 (97%)
Tabel 2. Hasil Angket Mahasiswa No. Pernyataan 1. Saya suka pembelajaran Teori Sastra sebelum menggunakan teknik reward dan punishment 2. Saya suka pembelajaran Teori Sastra ketika menggunakan teknik reward dan punishment 3. Saya memahami konsep reward dan punishment 4. Saya menjadi lebih fokus dan konsentrasi 5. 6. 7.
Saya menjadi lebih bersemangat Saya tidak suka mendapat punishment Saya suka mendapat reward
8.
Apakah Anda pernah mendapat reward
9.
Apakah Anda pernah mendapat punishment Jika ada (reward dan punishment), apakah menbuat Anda lebih semangat
10.
ISSN 2086 – 1397
Ya
Kurang Tidak
15 (52%)
10 (34%)
4 (14%)
24 (83%)
5 (17%)
0
18 (62%) 22 (76%) 25 (86%) 29 (100%) 29 (100%) 26 (90%) 10 (34%) 26 (90%)
9 (31%) 4 (14%) 3 (10%)
2 (7%) 3 (10%) 1 (3%)
0
0
0
0
0 0 3 (10%)
3 (10%) 19 (66%) 0
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |171
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)...
PENUTUP 1.
2. Saran 1)
Simpulan
Disarankan kepada pengajar lainnya
Pemberian penguatan yang berupa
agar dapat mencoba menggunakan
reward dan punishment pada mata kuliah
pemberian penguatan yang berupa
Teori Sastra dapat memengaruhi motivasi
reward dan punishment sebagai upaya
mahasiswa dalam pembelajaran. Motivasi
dalam
mahasiswa menjadi lebih meningkat sehingga
pembelajaran
proses pebelajaran pun menjadi lebih hidup
lainnya.
dan
hasil
pembelajaran
pun
tentunya
2)
meningkatkan pada
mata
motivasi kuliah
Disarankan juga kepada para pengajar
meningkat juga. Jadi, pemberian penguatan
untuk mencoba atau mencari ide-ide
yang berupa reward dan punishment dalam
lainnya untuk memotivasi mahasiswa
pembelajaran sangat cocok digunakan untuk
agar proses pembelajaran menjadi
meningkatkan motivasi mahasiswa.
lebih beragam.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |172
Radhiah, Pemberian Penguatan (Reinforcement)... DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Suatu Pendekatan
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kusumah, Indra. 2011. Keajaiban Motivaksi: Rahasia Sukses Sang Juara. Salamadani.
Bandung:
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelejaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ruzz Media.
Yogyakarta: Ar-
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta. Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis dalam Menyiapkan Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana.
ISSN 2086 – 1397
Pendidik
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |173