Muhammad Mansur
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI MELALUI KEMITRAAN DENGAN KOPERASI SUSU SAPI PERAH ”SETIA KAWAN” (KSPSK) DI KECAMATAN TUTUR NONGKOJAJAR PASURUAN JAWA TIMUR Muhammad Mansur1 Masyhuri Mahfudz2 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang Jl. MT. Maryono 193Malang1 Hp. 085233499495 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang2 Hp. 081232034054
Abstract: Ninety-five percent of farmers in community-Nongkojajar Said District is a dairy farmer. They face three main problems, namely the problem of animal feed, livestock population and debit illegal felling of trees due to water over the springs. Two final problems as a result of the crisis feed. On this basis, it is necessary handlers serious short-term and long-term. This study aims to detect the number of problematic facing the community and bring the community empowerment model farm with grass planting movement ’LOYAL’ and grass ’LIGUM’ and evaluating program performance in depth and thorough. Methods of analysis to answer the above purposes by using the approach Patisipatory Rural Appraisal (PRA) is a village in the understanding of participation, and Rapid Rural Appraisal (RRA) is a rapid understanding of the village. The expected outcome of the study is the first year; inventory of the subject matter of the feed-livestock population, in addition to water debit inventory and socio-economic/3 others outside the principal problem. Besides, animal feed komlifeed materialized as instant foods are made and/or purchased from the manufacturer. Keywords: empowerment, community farmers, cooperatives
Lima program pokok pemberdayaan koperasi dan UMKM adalahpenciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM, pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM, pemberdayaan usaha skala mikro, dan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. Dari lima program pokok tersebut substansi tujuan program ini adalah untuk memberdayakan kepentingan bersama bagi anggotanya untuk memperoleh efisiensi kolektif, sehingga lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan mandiri; serta praktek berkoperasi yang baik (best practices) semakin berkembang di kalangan masyarakat. Kalangan masyarakat yang perlu diberdayakan dalam kaitannya kemitraan dengan koperasi dapat dilakukan di Kecamatan Tutur-Nongkojajar Pasuruan. Sebab kontribusi koperasi Setia Kawan pada perekonomian kecamatan Tutur cukup tinggi. Hasil penelitian Masyhuri, dkk. (2007) menunjukkan bahwa fenomena menarik yang ditemukan adalah semaraknya aktivitas ekonomi disaat setiap bulannya pihak koperasi
220
melakukan pemberian keuntungan dari kredit paket sapi perah. Istilah yang tidak asing lagi bagi semua pihak (masyarakat Kecamatan Tutur) adalah ’bayaran’. Istilah ini menjadikan terkenal karena menyebabkan aktivitas perekonomian Kecamatan Tutur secara keseluruhan sangat semarak. Indikator aktivitas ekonomi marak saat bayaran adalah meningkatnya sektor transportasi tradisional berupa ojek yang naik rata-rata 90% dari hari-hari biasa, pasar tradisional danatau pedagang dari luar daerah (pendatang) semakin meningkat dengan ratarata omset naik 80–90% dari hari biasa. Indikasi lain pengaruh saat ’bayaran’ anggota koperasi oleh koperasi Setia Kawan terhadap sub sektor lain adalah pertokoan, komunikasi dan sebagainya, yang tentunya keberadaan ’bayaran’ tersebut memberikan angka penggandaan (multiplier effect) yang cukup signifikan. Besarnya bayaran yang dilakukan oleh koperasi Setia Kawanadalah sirkulasi keuangan sekitar Rp 3 milyar per bulan dari jumlah sapi perah umur produktif sebanyak 8.227 ekor dari jenis lokal dan gaduhan.
220
Pemberdayaan Masyarakat Tani melalui Kemitraan dengan Koperasi Susu Sapi Perah ”Setia Kawan” (KSPSK)
Informasi ini diambil dari hasil penelitian Masyhuri, dkk. (2007), menerangkan bahwa analisis sektor basis atau sektor unggulan atau sektor andalan wilayah berupa susu sapi perah. Adapun keadaan ternak di kecamatan Tutur secara ringkas terdapat pada tabel berikut:
Luas wilayah terdiri dariluas wilayah untuk tanah tegal, tanah kering pertanian, bangunan dan pekarangan, hutan Negara dan lainnya. Alokasi dan distribusi sebagaimana pada Gambar 1. Di Kecamatan Tutur Nongkojajar Kabupaten Pasuruan menemukan beberapa titik temu dan kendala-
Tabel 1. Keadaan Ternak di Kecamatan Tutur, tahun 2006 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Desa Sumberpitu Tlogosari Tutur Kalipucang Blarang Wonosari Andonosari Gendro Pungging Kayu Kebeg Jumlah
Ternak Lokal 2.286 1.860 1.785 1.787 1.377 1.093 979 941 802 487 13.397
Ternak Gaduhan 35 188 198 85 125 49 59 38 78 13 868
Jumlah 2.321 2.048 1983 1.872 1.502 1.142 1.038 979 880 500 14.265
Sumber: Laporan Tahuan Koperasi Setia Kawan
Jenis ternak lokal cukup tinggi mencapai 93,92% dari keseluruhan total ternak yang ada dan jenis ternak gaduhan sebanyak 6,08%. Masing-masing desa pada kelompok lima besar adalah Desa Sumberpitu, Desa Tlogosari, Desa Tutur, Desa Kalipucang, dan Desa Blarang secara berturut-turut presentase jumlah ternak yang ada sebesar 16,27%; 14,36%; 13,90%; 13,12% dan 10,53%. Selebihnya adalah Desa Wonosari, Desa Andonosari, Desa Gendro, Desa Pungging, dan Desa Kayu Kebeg presentase besarnya jumlah ternak berturut-turut sebesar 8,00%; 7,28%; 6,86%; 6,17% dan sebesar 3,51% dari keseluruhan jumlah ternak yang ada baik jenis lokal maupun gaduhan. Dari ternak yang ada ternak jenis lokal yang dara bunting dan tanda bunting adalah sebanyak 907 dan 1.317 ekor. Lokal pada kondisi laktasi adalah bunting sebesar 2.628 ekor dan tanda bunting sebesar 2.804 ekor sehingga jumlah keseluruhannya adalah sebanyak 7.656 ekor atau sebesar 53,67% dari seluruh jumlah ternak yang ada. Sedangkan jenis gaduhan dara bunting sebanyak 71 ekor, tanda bunting sebanyak 129 ekor. Jenis ini pada kondisi laktasi bunting sebanyak 164 ekor dan tanda bunting sebanyak164 ekor atau dapat ditotal sebanyak 571 ekor atau 4% dari keseluruhan jumlah ternak yang ada di Kecamatan Tutur. Atas dasar itulah, maka usia produktif dari ternak yang ada bisa dikatakan 57,67% dari seluruh jumlah populasi ternak yang ada di Kecamatan Tutur.
kendala yang dihadapinya berdasarkan keberadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat, baik dari sisi kekuatan maupun kelemahannya (Tabel 2). Analisis ini menggunakan pendekatan Partisipatory Rural Appraisal (PRA) yang digali adalah tentang kekuatan dan kelemahannya agar memudahkan dalam mendeskripsikan. Analisis ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam mengambil kebijakan (policy). Karena kebijakan akan dapat memberikan nilai bijaksana apabila aspirasi dan kondisi masyarakat diperhatikan. Menurut Indarti (2007), sekarang ini informasi telah menjadi input utama (primer) bagi proses ekonomi dan sangat krusial bagi kemampuan perusahaan, komunitas, dan individu agar dapat sukses dalam ekonomi global. Penelitian yang berkaitan dengan informasi telah dilakukan oleh Johannessen, et al. (1997) dalam penelitian yang dilakukan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) mebel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah Indonesia ini dimaksudkan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mengakses informasi terkait dengan inovasi yang dilakukan. Hasil penelitian ini adalah bahwa informasi tidak secara signifikan berhubungan dengan persepsi kesuksesan inovasi. Variasi temuan tersebut dapat diatribusikan kepada tipe informasi yang berbeda (standar atautidak standar), subjek informasi (teknologi, pasar, pemasok, dll) dan perbedaan kemampuan perusahaan untuk mengakses dan menyerap informasi baru. 221
Muhammad Mansur 5570,9 (65,82%)
6.0 00
5.0 00
4.0 00
3.0 00
1158,4 (13,69%)
685,3 (8,1%)
2 .00 0.0 00
Hutan Negara
Bangunan dan Pekarangan
Tanah Tegel/ Pertanian
1.0 00
1049,8 (12,40)
Lainnya
2.0 00
1 .95 6,2 0
1 .75 0.0 00 1 .50 0.0 00 1 .25 0.0 00
1 .00 0.0 00 75 0.0 00
6 27 ,10 41 7,3 7
3 84 ,70
37 8, 38
37 8,0 0 3 04 ,20
25 0.0 00
2 24, 40
Pun gging
Ge ndro
And on osa ri
Sumb erpit u
T l ogo sari
Tu t ur
Bl arang
Kay uke bek
N gadi rejo
N g em b al
13 6,1 0
1 17 ,00
W on osari
51 5, 95
50 0.0 00
Gambar 1. Luas Wilayah dan Distribusinya
Dengan latar belakang di atas makan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mengakses informasi terkait dengan inovasi dalam konteks usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah tipe produk, proses yang digunakan oleh UKM Indonesia dan sumber informasi utama apa dalam konteks ini, apa yang menjadi hambatan dalam mengakses informasi tersebut. METODE Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tutur Nongkojajar Kabupaten Pasuruan yang memiliki karakteristik potensi dan permasalahan yang spesifik. 222
Dengan demikian lingkup kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup aktifitas perekonomian masyarakat kecil dan menengah di wilayah Kabupaten Pasuruan, khususnya di Kecamatan TuturNongkojajar yang dilakukan melalui kajian dan telaah yang dalam atas fenomena kondisi perekonomian yang ada, sehingga tidak menimbulkan dampak sosial masyarakat. Wilayah Studi tentang kegiatan program ini adalah di Kecamatan Tutur-Nongkojajar Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur.Berbagai jenis data dan informasi yang berkaitan dengan program ini, meliputi data yang berkaitan dengan potensi, kendala, tantangan, peluang dan kebutuhan kemitraan. Data
Pemberdayaan Masyarakat Tani melalui Kemitraan dengan Koperasi Susu Sapi Perah ”Setia Kawan” (KSPSK) Tabel 2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tutur-Nongkojajar, Tahun 2007
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 15. 16.
Ke kuat a n Kuatnya menjalankan ajaran agama Motivasi masyarakat terhadap inovasi cukup kuat. Usaha terhadap pembinaan perubahanperubahan sangat kuat Ketersediaan tenaga kerja (tani) cukup banyak Ketrampilan usahatani pada generasi tua cukup baik Ketrampilan pada usahatani komoditas hortikultura terkonsentrasi pada apel Keingina n kuat untuk cepat direalisasikan program-program pemerintah yang telah disosialisasikan oleh pejabat yang berwenang. Siap membantu ‘apa saja’ terhadap pelaksanaan pembangunan jika betulbetul dijalankannya Mereka sadar betul jika pelaksanaan pembangunan ‘apa saja’ terwujud akan mempunyai multiplier e fek yang c ukup luas terhadap hidupnya Munc ulnya kesadaran bersama dan diakui oleh mereka bahwa kata kunci untuk mewujudkan cita -cita pembangunan ekonomi adalah sarana le mbaga keuangan seperti koperasi dan bank Keingina n yang kuat untuk melakukan program yang sistematik dan berkesinambungan. Khusus masyarakat Desa Tutur dan Tlogosari cukup antusias dalam partsipasi pelaksanaan pembanguan, tapi tidak hanya progra m saja (sebatas wacana). Ahli dalam bidang swadaya denga n sebutan ‘jagonya’ dalam berswadaya karena ditunjang ekonomi yang mapan. Andalan modal terhadap hasil usaha sapi perah yang cukup memadai. Menga ndalkan sumber-sumber keuanga n informal yang mudah diperoleh. Mengisi kebutuhan masyarakat pada segmen pasar bawah yang cukup tinggi permintaannya.
1. 2. 3. 4. 5.
6.
7. 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
K elemaha n Ketrampilan usa hatani generasi muda relatif lemah Kuatnya hubungan paternalistik usahatani cukup menyeluruh Kuatnya keinginan untuk melakukan urban utamanya ke luar negeri Ketergantungan pada pertanian cukup kelihatan. Inovasi akan cepat terakses oleh mereka jika tidak berseberangan dengan ajaran agama Adanya sifat apriori terhadap program yang telah dan akan disosialisasikan ke masyarakat a kibat akumulasi kekecewaan warga Rasa pesimistis yang cukup kuat jika ada suatu progra m disosialisasikan. Ada kesan tidak percaya yang cukup mendala m pada ”pemerintah” akibat janji yang tidak terwujud. Adanya ‘mental’ yang masih sempit dalam menerjema hkan arti dalam prioritas pemba nguan sektoral khususnya tentang bank Penerjemaha n ‘bank’ adalah suatu kegiatan yang berhubungan de ngan hutang yang mengancam dan penyitaan barang yang menjadi anggungan Fasilita s kredit adalah fasilitas yang dapat dimanfaatkan dengan akhir ya ng mengece wakan. Khusus masyarakat Desa T utur dan Tlogosari terkenal dan kuat da lam memega ng ajaran agama. Mereka banyak yang bersifat paternalistik dan takut dengan resiko. Apriori pada program pembanguan pemerintah ya ng dikatakan oleh mereka hanya temporer dan sekedar wacana (‘rock-rock asem’ : jawa). Masih belum ada pola pikir yang mengarah pada dukungan sektor perbankan, karena akses bank adalah sama dengan akses kemelaratan Orientasi pada sektor usaha didominasi oleh persepsi yang masih cenderung subsisten. Tergantung pada modal kerja.
Sumber: Masyhuri, dkk. (2007) 223
Muhammad Mansur
PENELITI
KOPERASI SETIA KAWAN
MASYARAKAT TANI (ANGGOTA KOPERASI)
Kemitraan dan Pendampingan pada Masyarakat
Inovasi Pakan Ternak Yang Komplit (Komplitfeed)
Inovasi Rumput ‘Setia’ Dan Ligum Gerakan menanam rumput untk pakan ternak
Stimulus bibit rumput ’SETIA’ dan rumput ’LIGUM’
Target Hasil Jangka Pendek (Short Run):
1. Tanaman Rumput ’setia’ Dan ’ligum’ 2. Usaha Pakan Ternak Instan Komplit (Komplitfeed)
Atas Dasar Kesepakatan ((Agreement) Bersama)
Target Hasil Jangka Panjang (Long Run): 1. Anak Ternak (Pedet) Tidak Dijual 2. Menambah Debet Air Karena Banyak Tanaman Di Atas Sumber Mata Air
Bagan 1. Mekanisme Pelaksanaan Penelitian Awal dan Kaji Tindak (Action Research)
tersebut terdiri dari data primer dan sekunder. Data pokok adalah kondisi sosial ekonomi pertanian meliputi; produksi, harga produk, tenaga kerja dan upah dari masing-masing tenaga yang bekerja pada sektor pertanian (ternak). Unit terkecil dalam studi ini adalah pelaku ekonomi di Kabupaten Pasuruan, khususnya di Kecamatan Tutur-Nongkojajar. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus keseluruh pelaku ekonomi. Sementara itu, teknik pengumpulan data (primer) digunakan pendekatan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) dan participatory research 224
(diskusi kelompok dan wawancara kepada key persons) yang akan dilakukan pada program lanjutan atau kaji tindak. Responden dalam program ini adalah pelaku kegiatan ekonomi di Kabupaten Pasuruan yang meliputi masyarakat desa, pengusaha (termasuk diantaranya pengusaha kecil, menengah dan besar), dan aparatur pemerintah yang tersebar di Pemerintahan Desa, Kecamatan dan Kabupaten. Untuk tahun I lebih banyak terkonsentrasi pada pelaku-pelaku ekonomi pada anggota koperasi dengan segala problematikanya.
Pemberdayaan Masyarakat Tani melalui Kemitraan dengan Koperasi Susu Sapi Perah ”Setia Kawan” (KSPSK)
Guna menjawab tujuan yang ada, analisis yang digunakan adalah pendekatan deskreftif statistik secara mendalam. Hal ini akan, ditunjang dengan model analisis data yang didasarkan pada pengkajian sosial ekonomi dengan pendekatan Patisipatory Rural Appraisal (PRA) yaitu pemahaman desa secara partisipasi, dan Rapid Rural Appraisal (RRA) yaitu pemahaman Desa secara cepat (Robert Chambers, 1996). Tahapan kegiatan yang dilakukan sampai dengan didapatkannya data yang diperlukan dalam program ini adalah sebagai berikut: Dalam program ini adalah tenaga ahli yang berkaitan dengan disiplin ilmu dan keahliannya masingmasing sehingga membentuk team work yang solid. Hal ini penting karena kesolidan mereka akan berpengaruh besar terhadap kualitas pekerjaan maupun ketepatan waktu penyeleseaiannya. Tenaga ahli yang dimobilisasikan adalah ahli ekonomi pembangunan, ahli tentang pakan ternak, dan ahli dibidang sosial ekonomi pertanian. Di samping itu dibutuhkan juga asisten dan tenaga penunjang untuk membantu pekerjaan mereka. Jumlah maupun kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan. Sinkronisasi yang dimaksud adalah penyatuan pemahaman dan gagasan team work antara usulan program dengan substansi pelaksanaan kegiatan program yang akan dilakukan. Penyatuan ide, gagasan dan kegiatan program tersebut menjadi penting untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan program hingga penyusunan pelaporan hasil program ini. Diharapkan pelaporannya akan dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan dukungan pengembangan gerakan penanaman rumput ’SETIA’ dan ’LIGUM’. Kegiatan ini dimaksudkan pertama-tama untuk pengumpulan data sekunder, dokumentasi hasil-hasil program terdahulu, maupun diskusi-diskusi yang dilakukan team work dengan steakholders. Data sekunder yang diperlukan dalam kegiatan ini berupa implementasi pemberdayaan masyarakat tani (ternak) yang menjadi objek studi. Outcome yang diharapkan dari kajian ini adalah dirumuskannya unsur-unsur/variabelvariabel dominan yang berkaitan dengan karakteristik implementasi pemberdayaan masyarakat tani (ternak). Data dan informasi tersebut kemudian dikompilasikan dan dianalisis. Kegiatan berikutnya adalah pengumpulan data dan informasi primer. Pengumpulan data dan informasi primer ini ditempuh bersamaan
dengan pelaksanaan stimulus bibit rumput kepada kelompok sasaran sehingga diperoleh data dan informasi sesuai dengan masukan dari kelompok sasaran, yaitu anggota koperasi ’Setia Kawan’. Identifikasi potensi dan kebutuhan implementasi pemberdayaan ditempuh dengan melakukan pengkajian terhadap variabel-variabel ekonomi kerakyatan (data primer). Informasi potensi dan kebutuhan pendanaan pembangaunan diperoleh dengan menggunakan cheklist, melalui diskusi dengan para steakholder, termasuk para pelaku ekonomi (anggota koperasi). HASIL Problematik seputar usaha para peternak dalam menangani ternaknya muncul pada saat musim kemarau (kering). Di Kecamatan Tutur Nongkojajar adalah kecamatan yang potensi sapi perah cukup tinggi, jumlah populasi ternak sebanyak delapan belas ribu (18.000) ternak yang dibawah kendali (dimiliki) oleh sejumlah tujuh ribu delapan ratus (7.800) petani. Dari sejumlah populasi tersebut ada tiga (3) jenis yaitu ’pedet betina’, ’pedet jantan’ dan ’pedet dara’ (siap kawin). Produksi susu segar sebanyak 74.000 liter per hari dari populasi sembilan ribu (9000) ternak yang usia produktif. Dari sejumlah populasi tersebut terawat secara terorganisasi lewat keanggotaan koperasi Setia Kawan (SKtat) sering dikatakan sebagai koperasi susu sapi perah SK yang tertata melalui kelompok tani, jumlah anggota 50–100 anggota/ kelompok tani. Keseluruhan kelompok tani ada 63 kelompok namun ada juga peternak yang independent, yaitu peternak yang diluar anggota koperasi. Dari sejumlah anggota koperasi seratus persen problem krusialnya adalah pakan ternak saat musim kering (kemarau) sehingga istilah-istilah yang muncul saat musim kering adalah ’bapak makan anak’ artinya anak sapi dijual saat musim kering yang digunakan untuk membeli rumput kelangsungan induknya. Problem lainnya hampir tidak ditemui karena usaha ternak bagi masyarakat. Tutur adalah sudah menjadi profesi turun temurun yang sehingga mereka sudah mengenal betul lika liku usaha ternak dari segala aspek, namun problem yang krusial ini memang menyertai mereka lebih-lebih dengan berkurangnya hak tanah pertanian mereka karena pindah tangan (dijual) semakin terasa media penanaman rumput semakin berkurang. Model pemberdayaan masyarakat tani dengan gerakan penanaman rumput ’SETIA’ dalam rangka pengadaan pakan ternak ’complitfeed’ sebagai pakan
225
Muhammad Mansur
ternak instan adalah menangani. Rumput ini asal muasalnya diambil dari daerah Pandaan yang saat itu masyarakat pandaan ’tidak tahu’ eksistensi rumput tersebut sekitar tahun 2003-an ternyata rumput tersebut hampir sama seperti rumput gajah tetapi rumput ’setia’ ini ada kelemahan yaitu kadar airnya tinggi, namun proteinnya cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan rumput gajah kelemahan lainnya pada rumput ’setia’ adalah pertumuhan vegetatif (tidak berbunga). Cuma tumbuh panjang daun melebar selebar daunnya tebu. Perlakuan juga ’minta’ khusus tidak bisa dicampur dengan tanaman lain karena mudah terkontaminasi sehingga berubah dari aslinya, tanah harus bebas dari tanaman lain padahal rata-rata petani peternak tanah pertaniannya semakin berkurang karena dijual. Awal mula rumput ’setia’ diusahakan di Desa Kejayan Kecamatan Tutur yang merupakan daerah lebih panas dibandingkan dengan desa-desa lain. Upaya lain yang dilakukan koperasi diusahakan di seluruh kecamatan Tutur dan berkembang sampai sekarang. Ini salah satu keberhasilan solusi yang dilakukan oleh koperasi kepada anggotanya guna mengatasi problem sosial tersebut untuk lebih mengenal secara mendalam guna dikembangkan ke daerah lainnya, maka berikut ini karakteristik rumput ’setia’: Kemampuan sapi perah untuk menghasilkan susu dipengaruhi oleh jumlah pakan hijauan yang diberikan, Karena didalamnya terkandung hampir semua zat makanan yang diperlukan oleh sapi perah. Hijauan untuk pakan sapi perah bisa berupa rumput segar dan silase, atau hijauan yang dikeringkan (hay) atau jerami kering. Ada beberapa jenis rumput yang telah dikenal luas oleh peternak, beberapa diantaranya adalah rum-
put raja, rumput gajah, rumput gamba, rumput benggala dan sebagainya.Saat inidi Kabupaten Pasuruan dikenal rumput baru sejenis rumput gajah, tetapi memiliki kemampuan tumbuh lebih cepat dan menghasilkan hijauan lebih banyak dari pada rumput gajah. Rumput baru ini sementara diberi nama rumput ”Setia” karena pertama kali dikembangkan di kawasan KPSP ”Setia Kawan” Nongkojajar. Keragaman Rumput ”Setia”, dibandingkan dengan rumput gajah, rumput ”Setia” memiliki beberapa kelebihan, antara lain daunnya tidak berbulu dan lebih lunak sehingga lebih disukai oleh sapi perah. Kelebihan lain adalah pertumbuhannya lebih cepat sehingga lebih banyak menghasilkan hijauan, serta memiliki kandungan zat makanan yang diperlukan sapi perah lebih banyak. Memperhatikan beberapa kelebihannya, rumput ”Setia” berpeluang dikembangkan dalam upaya memenuhi ketersediaan pakan hijauan guna meningkatkan keuntungan usaha ternak sapi perah. Teknik budidaya rumput ”Setia” sebagai berikut: Pertama, pengolahan tanah: bila lahan yang akan ditanami datar,lahan dicangkul atau dibajak sedalam 20–30 cm, sedangkan bila lahannya miring 20–30% cukup dibuat lubang tanam mengikuti arah kontur sedalam 20 cm. Lahan akan ditanami dibuat bedengan selebar 1 m dengan panjang sesuai panjang lahan. Kedua, tanam: tanam bisa menggunakan stek berdiameter 1,5–2 cm, panjang 20–25 cm dengan 2– 3 mata tunas, ditancapkan ke dalam tanah dengan kemiringan 45° (Gambar 2), menggunakan jarak tanam 50 cm dalam barisan dan antara barisan 60 cm. Dengan jarak tanam ini, diperlukan 10.000–20.000 stek batang. Di lahan tadah hujan, saat tanam sebaiknya pada awal musim hujan.
Tabel 3. Keragaman Rumput ”Setia” pada Umur 38 hari
Komponen
Rumput gajah
Rumput ”Setia”
Tinggi tanaman Ukuran batang
170 cm
370 cm
• Keliling • Diameter
4,5 cm 1,5 cm
9 cm 3 cm
350 g/batang 5 tunas/rumpun
1,550 g/ Batang 12 tunas/ rumpun
9 kg/rumpun
22 kg/ rumpun
Berat batang Ju mlah tunas panen pertama Hasil panen pertama Keragaan fisik 1. Batang dan daun 2. Saat Berbunga
226
Berbulu Batang setinggi 2 m cenderung berbunga
Tid ak berbulu Batang setingg i 3,7 m belum berbunga dan berbatang getas
Pemberdayaan Masyarakat Tani melalui Kemitraan dengan Koperasi Susu Sapi Perah ”Setia Kawan” (KSPSK) Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat (dalam %) rumput ”Setia”
Komponen*
Rumput gajah
Rumput ”Setia”
Kadar air 60°C Kadar air105°C
84,89 3,76
90,421 4,433
Kadar air total Bahan kering sejati
84,97 15,03
90,85 9,15
DM Protein:
96,24 6,72
95,57 10,92 11,43 2,224
- DM Lemak kasar
: - Asfed
6,98 1,86
Serat kasar
- DM : - Asfed
1,93 28,28
2,33 28,82
- DM : - Asfed - DM
BETN
29,39 12,03 12,50 49,200
30,16 11,796 12,34 43,746
TDN (total nutrisi tercerna) Energi total kcal/kg
55,459 2181,82
56,206 1994,89
Kadar abu
*
- Asfed
Asfed = hasil analisis berdasarkan bahan dalamkemasan kantong plastik D M = hasilanalisis berdasarkan perhitunganbahankering; BETN = bahan ekstraktanpa nitrogen
Ketiga, pemupukan Rumput ”Setia” perlu pupuk kandang dan pupukpabrikan yang terdiri dari pupuk kandang 10 ton per ha, 50 kg SP-36 dan 50 kg KCl diberikan saat pengolaan tanah, dan diulang setiap setelah tiga kali panen dan pupuk sebanyak 200–300 kg/ha diberikan sebagai berikut: 1/3 bagian diberikan 2–4 minggu setelah tanam dan sisanya dibagi jumlah panen dan diberikansetiap setelah potong. Keempat, penyiangan dilakukan saat rumput ”Setia” umur 1 bulan dengan cara membersihkan rumput liar yang tumbuh sekitar rumput ”Setia”, dan diulang setelah panen pertama dan kedua. Untuk penyiangan berikutnya tergantung keperluan dan terakhir adalah panen. Adapun panen pertama dilakukan saat rumput umur 38–40 hari setelah tanam, dan panen berikutnya dilakukan setiap rumput berumur 35 hari padamusim hujan dan 40 hari saat musim kemarau rumput dipanen dengan memotong batang setinggi 10–15 cm dari permukaan tanah. Saat kemarau pembelian pakan hijau (rumput) didroping dari daerah jauh (Pasuruan). Pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi adalah dengan melakukan droping bibit kepada petani-petani dengan melakukan pelatihan dan pendampingan sejak tahun 2003 hingga sekarang. Diakui oleh peternak bahwa rumput ’setia’ cukup membantu dalam mengatasi pakan ternak karena perbandingannya dengan
rumput ’gajah’ - rumput ’setia’ lebih menguntungnya atau sering disebut lebih baik (’mandel’: Jawa). Meskipun perawatan hampir sama dengan merawat jagung, mulai dari penanaman, penyiangan, pemupukan hingga perlakuan pemanenannnya. Pemupukan dilakukan dengan memanfaatkan biogas secara umum peternak diuntungkan dan hal-hal berkaitan dengan penanaman dan perawatan rumput ’setia’ mereka tidak mengalami kesulitan yang berati. Kepedulian pada pemerintah terhadap peternak susu sapi perah di Kecamatan Tutur khususnya cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan subsidi kosentrat yang cukup mahal harganya, pakan kosentrat ini adalah sebagai pelengkap dan/atau protein ternak khususnya pada saat musim kering. Mekanime pemberian kosentrat adalah (i) saat musim hujan pakan hijau (rumput) ditambah (lebih banyak) dan pakan kosentrat dikurangi dalam rangka minimisasi biaya (cost) dan (ii) sebaliknya pada musim kemarau pakan hijau dikurangi dan pakan kosentrat dikurangi. Susbsidi oleh pemerintah sebanyak 24 ton merupakan bantuah hibah yang saat ini sebagai ’uji coba’ 3 bulan berikutnya mekanisme pemberiannya adalah 2,5 kilogram per ternak kepada semua peternak. Pada jangka panjang musim kering akan diatasi dengan membuat makanan instan dengan nama SILASE, 227
Muhammad Mansur
yaitu makanan serupa ’tape’ yang dibuat pada saat menjelang datangnya musim kemarau. Model yang dikembangnnya adalah tetap droping dengan pelatihan dan pendampingan agar kualitas pakan tetap diperhatikan sehingga kualitas susu tetap terjaga. Mengevaluasi kinerja program yang telah dijalankan, tingkat keberhasilan dan kegagalannya yang terfokus pada adopsi inovasi rumput ’SETIA’. Keberhasilan ini dilakukan karena keberadaan rumut menjadikan pertumbuhan ekonomi kecamatan Tutur cukup tinggi. Dari populasi yang ada sejumlah produk susu per hari mencapai 74.000 liter, dan harga susu sebesar Rp4.600,- per liter, maka setiap hari kecamatan Tutur memperoleh pendapatan dari produksi susu sebesar Rp340.400.000,- atau Rp10.212.000.000,-/bulan. Jumlah perolehan tersebut didistribusikan kepada peternak 3 kali sebulan dengan waktu yang telah disepakati, yakni periode I pada tanggal 7–10, periode II pada tanggal 17–20 dan periode III pada tanggal 27– 30. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pembahasan di muka, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, problematik krusial pada peternak sapi perah di kecamatan Tutur adalah pakan ternak hijau (rumput) dan ini berjalan bertahun-tahun hingga sering muncul istilah ’bapak makan anak’ pada saat kemarau artinya anak sapi dijual untuk mempertahankan induknya. Kenyataan ini menjadi populasi sapi Tutur dari tahun ke tahun mengalam penuruan, untuk itu koperasi SK sebagai induk uatama peternak mengambil inisiatif substitusi pakan ternak saat musim kemarau. Linieritas pakan ternak dengan kualitas susu selalu menjadi perhatian koperasi semakin baik kualitas pakan, maka semakin baik (terjaga) kualitas susu. Hal inilah koperasi selalu melakukan subsidi pada peternak, yang semata-mata berorietasi pada kualitas produk susunya. Kedua, solusi yang diatasi oleh inisiatif dengan menanam rumput ’setia’ yang telah dilakukan sejak tahun 2003 hingga sekarang. Solusi yang cukup membantu khsususnya pada saat musim kemarau adalah adanya susbsidi pakan kosentrat dari pemerintah berupa hibah sebanyak 24 ton. Tujuan dari hibah ini untuk ’memproteksi’ para produsen dari semua lini, dalam arti pantauan koperasi sebagai ’bapak’nya para produsen pantuan kualitas produksi dengan kualitas yang sesuai dengan ciri khas yang dimiliki oleh susu sapi Tutur (Nongkojajar), yaitu rasa yang khas (gurih). 228
Aikon inilah yang menjadikan unggul dibandingkan dengan produksi susu dari luar daerah Tutur (Nongkojajar). Ketiga hasil evaluasi dalam penanganan masalah tersebut cukup berhasil karena populasi dan/atau produksi susu sapi perah harus dipertahankan atau ditingkatkan karena keberadaan peternak susu sapi perah dapat memberikan kontribusi dari share perolehan mencapai sebesar Rp340.400.000,- atau Rp10.212.000.000,-/bulan, belum lagi dari penyerapan tenaga kerja dan atau multiplier effek sektor ekonomi lainnya. Secara geografis kecamatan Tutur (Nongkojajar; sebutan lain yang terkenal) usaha sapi perah merupakan bagikan sistem yang saling mendukung, lokasi, udara dan sumberdaya manusia merupakan komponen yang saling mendukung sehingga produksi susu yang terkenal dengan rasa susu ’gurih’ menjadi hal yang dipertahankannya. Saran Adapun saran yang bisa diberikan oleh peneliti adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengungkap adanya multiple effek dari aspek ekonomi lainnya seperti penyerapan tenaga kerja, ekonomi pariwisata karena potensi geografisnya, potensi pasar ’dadakan’ pada saat ’bayaran’ 3 kali sebulan, dan aspek lainnya. Karena pertumbuhan ekonomi dari produksi sapi perah saja dari aspek share peroleh pendapatan mencapai 10 milyar lebih per bulan. Selanjutnya disarankan untuk mempertahankan rasa dari susu yang terkenal dengan ’gurih’, maka pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh koperasi Setia Kawan (SK) tetap dipertahankan karena dari aspek sosial ekonomi cukup mendukung, yakni ikatan emosional antara pihak koperasi dengan peternak (anggota koperasi) dan dukungan ekonomi juga pengembangan ekonomi wilayah Nongkojajar dapat dirasakannya. DAFTAR RUJUKAN ————. 2006. Data Mogografi Per Desa-Kecamatan Tutur Dalam Angka. ————. 1985–2007. Laporan Tahunan Koperasi Setia Kawan. Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Barney, J. 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management. Johannes. 1994. Peranan Kebijakan dan Kinerja pemasaran dalam Rangka Pengembangan Pemasaran Karet. Disertasi. Bandung: UNPAD. Johannessen, J.A., Dolva, J.O., dan Kolvereid, L. 1997. Perceived Innovation Success in the Russian Market. International Journal of Information Management.
Pemberdayaan Masyarakat Tani melalui Kemitraan dengan Koperasi Susu Sapi Perah ”Setia Kawan” (KSPSK) Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. 1997. Mimbar Sosek. Journal of Agricultural and Resource Social Economics. Volume10, Number1, April, 1997. ISSN : 02158434. ———. 1998. Mimbar Sosek. Journal of Agricultural and Resource Social-Economics. Volume 11, Number 1, April, 1998. ISSN: 0215-8434. Nurul, I. 2007. Entrepreneurship dan Usaha Kecil Menengah di Indonesia. Yogyakarta: Ardana Media. Masyhuri. 1996. Pola Alokasi Tenaga Kerja Keluarga Dalam Menunjang Perekonomian Rumah Tangga pada Daerah Pengembangan Kawasan Industri. DIKTI. No.116/P2lPT/DPPM/LITMUD/1996. ———, (1998). Studi Kelayakan Mendirikan Cold Storage (CS) danMilk Treatmen (MT) pada Beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) Produsen Susu Sapi
Perah di Kabupaten. Malang. DIKTI. No.130/P2lPT/ DPPM/98 LITMUD/V/1998. ———. 2000. Usaha Pembentukan ” Koperasi Tani” pada Masyarakat Pedesaan Guna Menuju Masyarakat Mandiri sebagai Sarana untuk Pemberdayaan Usahatani PALAGUNG (Padi-Palawija-Jagung). Penelitian Dosen Muda, DIKTI. No.089/P2lPT/DM/ VI/2000. ———. 2007. Analisis Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Pola Syari’ah di Kecamatan TuturNongkojajar Pasuruan. Penelitian Kolaborasi antara FE UIN Malang dengan BPSDD Kabupaten Pasuruan. Robert, C. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal. Memahami Desa Secara Partisipatori. Yogyakarta: Kanisius. Terjemahan oleh Y. Sukoco.
229