Pembentukan Prefiks se- dan Makna Gramatikalnya dalam Kumpulan Cerpen Kompas Edisi Januari 2012—Maret 2013 Minarni Try Astuti dan Nazarudin Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 16424, Depok, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini membahas pembentukan prefiks se- dan makna gramatikalnya dalam kumpulan cerpen Kompas edisi Januari 2012—Maret 2013. Kumpulan cerpen Kompas edisi Januari 2012—Maret 2013 digunakan sebagai korpus data dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pembentukan prefiks se- dan makna gramatikal yang dihasilkan dari afiksasi prefiks se-. Teori klasifikasi kelas kata, perubahan kelas kata, dan makna gramatikal prefiks se- digunakan untuk tercapainya tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, prefiks se- dapat bergabung dengan 10 kelas kata selain kelas kata artikula, fatis, dan interjeksi. Afiksasi prefiks se- membentuk 6 kelas kata, yaitu adjektiva, nomina, adverbia, numeralia, preposisi, dan konjungsi. Afiksasi prefiks se- juga menghasilkan makna gramatikal sebanyak 20 makna.
The Formation of the se- Prefix and Its Grammatical Meaning in Kompas’ Compilation of Short Stories, January 2012 – March 2013 Edition Abstract This undergraduate thesis discussed the formation of the prefix se- and its grammatical meaning which are found in the January 2012 – March 2013 edition of Kompas’ compilation of short stories. The corpus of this research is the January 2012 – March 2013 edition of Kompas’ compilation of short stories. The purpose of this research was to explain the formation of the prefix se- and the grammatical meaning which was caused by the affixation of the prefix se-. The theories of classification and change of word class as well as the grammatical meaning of the prefix se- were used in order to achieve the purpose of this research. The research found that the prefix se- can be adjoined with 10 word classes, excluding the article, phatic, and interjection. The affixation of the prefix se- formed 6 word classes, namely adjective, noun, adverb, numeral, preposition, and conjunction. The affixation of the prefix se- also produced 20 grammatical meanings. Keywords: morphology, affixation, prefix se-, grammatical meaning.
Pendahuluan Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para sekelompok
masyarakat
tertentu
dalam
bekerja
sama,
berkomunikasi,
dan
mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2009: 3). Seperti halnya sistem-sistem yang lain, unsur-unsur dalam bahasa diatur seperti pola-pola yang berulang sehingga jika salah satu 1 Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
2
bagian saja terlihat, dapat diramalkan keseluruhannya (Kridalaksana, 1991: 2). Dalam bahasa Indonesia, proses morfologi merupakan salah satu sistem bahasa. Proses morfologi Bahasa Indonesia terdiri dari afiksasi, reduplikasi, abreviasi, dan derivasi. Afiksasi Bahasa Indonesia meliputi prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), konfiks, dan simulfiks (Kridalaksana, 2007: 28—29). Prefiks atau awalan dalam bahasa Indonesia meliputi me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, dan se- (Kridalaksana, 2007: 28). Dalam tulisan ini, penulis mencoba mengkaji proses pembentukan prefiks se- dan makna gramatikalnya dengan menggunakan kumpulan cerpan Kompas edisi Januari 2012—Maret 2013 sebagai korpus data. Kumpulan cerpen Kompas edisi Januari 2012—Maret 2013 yang berjumlah 37 artikel cerpen digunakan sebagai korpus data dalam penelitian ini. ketiga puluh tujuh cerpen diproses dengan menggunakan program Concordance yang menghasilkan 9147 kata. Dari 9147, kata yang memiliki awalan se- berjumlah 412 kata. Penyeleksian dilanjutkan dengan memilah kata yang berprefiks se- menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat dan ketiga. Dari proses penyeleksian tersebut, 210 kata merupakan kata yang berprefiks se- yang akan dianalisis. Seperti penelitian ilmiah pada umumnya, uraian diawali dengan latar pokok masalah dan uraian singkat tentang kerangka analisis. Kemudian, uraian analisis proses pembentukan prefiks se- dengan memakai usulan Kridalaksana (1999). Analisis dilanjutkan dengan membahas makna gramatikal prefiks se- yang diusulkan dari para penelitian terdahulu, yaitu Husain Munaf (1951), R. ABD. Rachman Asj’ari (1960), Paulus Josef Mitang (1968), Slametmuljana (1969), Ramlan (1985), Gorys Keraf (1991), Harimurti Kridalaksana (2007), Zaenal Arifin dan Junaiyah (2007), Abdul Chaer (2008), dan James Neil Sneddon (2012). Simpulan dari penelitian ini diuraikan dalam akhir penulisan ini. Dengan sifat bahasa yang dinamis, penulis menduga adanya perkembangan pembentukan prefiks se- dan makna gramatikalnya dengan menggunakan data terkini. Rumusan masalah timbul dalam pertanyaan, yaitu bagaimana proses pembentukan prefiks se-, adakah perubahan kelas kata dari kata yang mengalami afiksasi prefiks se-, serta makna gramatikal yang dihasilkannya yang terlihat berdasarkan korpus data yang berasal dari kumpulan cerpen Kompas edisi Januari 2012—Maret 2013.
Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
3
Tinjauan Teoritis Penelitian yang membahas perihal prefiks se- belum banyak ahli bahasa yang menelitinya. Sekalipun ada, para peneliti hanya menyinggungnya. Munaf (1951) mengulas perubahan kelas kata dan makna gramatikal yang terjadi dari proses pembentukan prefiks se-. Asj’ari (1960) membahas prefiks se- hanya mengenai makna gramatikal yang dihasilkan oleh prefiks se-. Mitang (1968) membahas prefiks se- mengenai historis atau etimologi prefiks se-, kelas kata bentuk dasar prefiks se-, makna gramatikal, dan peranan prefiks se- dalam struktur kalimat. Slametmuljana (1969) membahas prefiks se- mengenai kelas kata bentuk dasar makna gramatikal yang dihasilkannya. Ramlan (1985) membahas bentuk dasar dari prefiks se-. Selain itu, Ramlan juga mengungkapkan bahwa proses pembentukan prefiks se- membentuk kelas kata nomina. Selebihnya, Ramlan membahas makna gramatikal yang dihasilkan dari proses pembentukan prefiks se-. Keraf (1991) membahas makna gramatikal dari prefiks se- dan sedikit menerangkan historis prefiks se-. Kridalaksana (2007) membahas prefiks se- perihal pembentukan kelas kata dan makna gramatikal yang dihasilkannya. Arifin dan Junaiyah (2007) mengulas makna gramatikal yang dihasilkannya. Chaer (2008) membahas makna gramatikal dari prefiks se-. Akan tetapi, Chaer juga membahas bentuk dasar prefiks se- walau hanya mengatakan prefiks se- hanya melekat pada bentuk dasar adjektiva. Chaer juga membahas perubahan kelas dari prefiks se- walau hanya mengatakan kelas kata yang terbentuk bukanlah adjektiva. Sneddon (2012) membahas bentuk dasar prefiks se-, perubahan kelas kata, dan makna gramatikal. Penulis mensintesiskan makna gramatikal yang terdapat dalam penelitian terdahulu. Jika terdapat makna gramatikal yang memiliki pemahaman yang sama antara peneliti yang satu dengan yang lainnya, penulis akan menganggapnya sama, seperti makna gramatikal ‘bagai seperti’ menurut Sneddon (2012) akan dianggap sama dengan makna gramatikal ‘menyerupai’ menurut Keraf (1991). Oleh karena itu, makna gramatikal prefiks se- dari penelitian terdahulu terdiri dari (1) ‘satu’, (2) ‘sama’, (3) ‘seluruh’, (4) ‘sungguh-sungguh’, (5) ‘menyerupai’, (6) ‘sangat’, (7) ‘paling’, (8) ‘demikian’, (9) ‘setelah’, (10) ‘dengan’, (11) ‘menurut’, dan (12) ‘pecahan’. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori klasifikasi kata Kridalaksana (1999) yang mengakategorikan kelas kata menjadi tiga belas kata, yaitu verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, interogativa, demonstrativa, adverbia, preposisi, konjungsi, kategori fatis, artikula, dan interjeksi. Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
4
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitaf dan kuantitaf. Penelitian kuantitatif lebih memanfaatkan penghitungan data dalam proses analisisnya. Dengan metode ini, suatu observasi dideskripsikan hingga data dapat dianalisis. Empat tujuan utama dari analisis kuantitatif adalah reduksi data, inferensi, penemuan keterkaitan, serta eksplotasi proses yang mungkin memiliki dasar probabilitas, berikut uraiannya (Jhonson, 2008: 3). Dasar dari penelitian kuantitatif adalah penghitungan frekuensi kemunculan (Johnson, 2008: 5). Penggunaan metode kuantitaf bertujuan untuk mengetahui kecenderungan prefiks se- yang bergabung dengan kelas kata tertentu. Kecenderungan prefiks se- yang bergabung dengan kelas kata tertentu dapat dilihat dari besar persentase kemunculannya. Penelitian ini hanya menggunakan penghitungan sederhana mengenai banyaknya kemunculan suatu prefiks se- pada suatu kelas kata. Dengan penghitungan ini, penyebaran kecenderungan suatu pola prefiks se- yang melekat pada suatu kelas kata dapat ditampilkan dengan diagram lingkar. Jadi, penerapan metode kuantitas hanya sebatas perhitungan frekuensi penyebaran prefiks se- melekat pada bentuk dasar kelas kata apa, frekuensi prefiks se- membentuk suatu kelas kata, serta persentasenya. Metode kualitatif dapat berupa sebagai (1) Deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan, atau peristiwa, maupun fenomena tertentu; (2) Pendapat langsung dari orang-orang yang telah berpengalaman, pandangannya, sikapnya, kepercayaannya, dan jalan pikirannya; (3) Cuplikan dari dokumen, dokumen laporan, arsip-arsip, dan sejarahnya; (4) Deksripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang (Muri, 2007: 57). Penulis mengambil sampel data untuk dianalisis dan dipaparkan. Dari penjelasan (Muri, 2007: 57), penelitian ini akan mendeskripsikan secara mendetail tentang situasi, kegiatan, atau peristiwa, maupun peristiwa tertentu dan menganalisis cuplikan dokumen, dokumen laporan, arsip-arsip, atau sejarah mengenai prefiks se-. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan.
Bentuk Dasar Prefiks seProses pembentukan prefiks se- diawali dengan mengklasifikasikan bentuk dasar dari kata-kata yang berprefiks se-. Pengklasifikasian bentuk dasar bertujuan untuk kelas kata apa saja yang dapat bergabung dengan prefiks se-. Setelah itu, penghitungan persentase frekuensi kemunculan dari tiap-tiap bentuk dasar dilakukan untuk menjelaskan kelas kata apa saja yang Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
5
paling cenderung bergabung dengan prefiks se-. Sebelum menjadi sebuah kata, kosakata yang berprefiks se- terbentuk akibat pelekatan prefiks se- pada suatu bentuk dasar. Bentuk dasar setiap kata dalam kelompok tersebut berasal dari kelas kata yang beragam. Untuk memaparkan kelas kata dari bentuk dasar prefiks se-, penulis menggunakan teori klasifikasi kelas kata menurut Kridalaksana (1999). Dari tiga belas kategori kelas kata, prefiks se- hanya dapat melekat pada sepuluh kategori kelas kata, yaitu verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, preposisi, konjungsi, interogativa, demonstrativa, dan pronomina. Sementara itu, prefiks se- tidak dapat bergabung dengan kelas kata artikula, kategori fatis, dan interjeksi. Tabel 1 Kelas Kata dari Bentuk Dasar Prefiks se-
Kelas Kata
verba adjektiva nomina pronomina numeralia adverbia demonstrativa interogativa artikula preposisi konjungsi kategori fatis interjeksi
Bergabung dengan Prefiks se√ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ x x
Persentase Frekuensi Kemunculan 3% 14,8% 49% 0,2% 4% 26,1% 0,1% 1% 0,1% 2% -
Jumlah Frekuensi Kemunculan 45 210 689 3 62 371 2 8 1 24 -
Jumlah Kosakata 14 51 105 1 11 18 2 2 1 6 -
Di bawah ini, penjelasan prefiks se- dapat bergabung dengan suatu kelas kata beserta penghitungan frekuensi prefiks se- yang bergabung dengan kelas kata tertentu dan persentase kemunculan dari pembentukan kelas kata akibat afiksasi prefiks se-. Dalam uraian di bawah ini, penulis akan mengambil satu kata dari tiap kelas kata yang dapat bergabung dengan prefiks se- untuk dipaparkan. 1) Prefiks se- + verba Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata verba berjumlah 14 kata. Bentuk dasar yang dilekatkan prefiks se- berkategori kelas kata verba sebagai berikut seadanya, sebaliknya, sebelah, sebelahku, sebelahmu, seingatku, seiring, selanjutnya, sepulang, sepulangku, setiba, sesampai, setibaku, dan seusai. Kata sepulang merupakan kosakata hasil pembentukan prefiks se- + pulang. Kata pulang merupakan kata yang berkelas kata verba karena termasuk verba instrasitif. Kalimat (1) Bila nekat, sepulang Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
6
dari sana, mata mereka buta. Kata pulang sebagai verba instransitif menunjukan tidak adanya objek yang mengikuti setelah kata pulang. Penanda suatu kata berkategori verba, salah satunya, adalah tidak memiliki objek. 2) Prefiks se- + adjektiva Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata adjektiva berjumlah 51 kata. Bentuk dasar yang dilekatkan prefiks se- berkategori kelas kata adjektiva sebagai berikut sebaiknya, sebaik-baik, sebaik-baiknya, sebanyak, sebenarnya, sebenderangnya, sebening, sebesar, sebetulnya, sebisaku, secantik, secepat, secantik-cantiknya, secepatnya, secuil, sedalam-dalamnya, seindah, sejauh, sejelas-jelasnya, sejenak, sejumput, sekeras, sekuat, sekujur, selain, selainnya, selama, selamanya, selayaknya, selepas, semanis, semulia-semulianya, semulus, sepahit, sepanjang, sepekat-pekatnya, sepengap, sepenuh, sepenuhnya, sepuas-puasnya, serimbun, seringan, sesama, sesedih, sesilir, sesingkatsingkatnya, sesungguhnya, sesunyi, setampan, setara, dan setinggi. Kridalaksana (1999: 75) mengatakan bahwa salah satu penanda suatu kata berkategori adjektiva jika dapat didampingi kata sangat. Kridalaksana (1999: 75) menambahkan bahwa penanda suatu kata berkategori adjektiva jika dapat didampingi partikel tidak. Kata setinggi dalam kalimat (2) Dulu nama raja dipuja-puji, lalu nama Dobol diangkat-angkat setinggi langit, disusul dengan pujian-pujian kepada Abdul Jedul merupakan gabungan dari prefiks se- + tinggi. Kata cepat digolongkan ke dalam kategori adjektiva karena tinggi dapat didampingi kata tidak maupun kata sangat. 3) Prefiks se- + nomina Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata nomina berjumlah 105 kata. Bentuk dasar yang dilekatkan prefiks se-berkategori kelas kata nomina sebagai berikut seabad, seantero, sebagian, sebaris, sebatang, sebatas, sebaya, sebayanya, sebentuk, seberkas, sebilah, sebuah, sebulan, sebutir, secara, secarik, secercah, sedarah, sedetik, seekor, segaris, segelas, segelintir, segerombolan, segumpal, sehari, seharian, sehari-semalam, sehari-hari, sehelai, seisi, sejajar, sejenis, sejenisnya, sejumlah, sekadar, sekadarnya, sekali, sekali-sekali, sekaliber, sekampung, sekandung, sekantor, sekarung, sekejap, sekelebat, sekeliling, sekelilingmu, sekelompok, sekilas, sekumpulan, selapis, selevel, seluas, semacam, semalam, semalaman, semasa, semata, semeja, semenit, seminggu, seolah, seolah-olah, seonggok, seorang, sepanjangan, separuh, sepasang, sepatah, sepekan, sependapat, sepengetahuan, sepengetahuanmu, sepercik, sepermainan, sepermainanku, sepeninggal, sepiring, sepotong, seprofesiku, sepucuk, serangkaian, Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
7
serasa,
seraut,
serentetan,
serombongan,
serupa,
sesembahan,
sesenggukan,
sesenggukanmu, sesepuh, sesosok, setahun, setangkup, setapak, setengah, seukuran, seulas, seumur, seusianya, sewaktu, sewaktu-waktu, sesekali, dan seseorang. Kata sebentuk dalam kalimat (3) Saat Ayah khianat, aku memang masih terlalu muda, tapi telah mengerti sebuah daya tarik dari sebentuk makhluk bernama perempuan merupakan gabungan dari prefiks se- + bentuk. Kata bentuk merupakan kata yang berkelas kata nomina karena sebagai penggolongan benda menurut Kridalaksana. 4) Prefiks se- + pronomina Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata pronomina berjumlah 1 kata, yaitu kata sekalian. Kata sekalian memiliki bentuk dasar pronomina, yaitu kata kalian. Pronomina adalah kategori yang berfungsi menggantikan nomina (Kridalaksana, 1999: 89). Salah satu bentuk subkategori pronomina adalah pronomina takrif. Kata sekalian terdapat dalam kalimat berikut ini (4) ”Jangan ke mana-mana, abah mau bantubantu membersihkan rumahmu dulu, sekalian jemput ibumu”. Kata sekalian merupakan gabungan dari prefiks se- + kalian. Kata kalian termasuk dalam daftar pronomina takrif (Kridalaksana, 1999: 90). 5) Prefiks se- + adverbia Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata adverbia berjumlah 18 kata. Bentuk dasar yang dilekatkan prefiks se- berkategori kelas kata adverbia sebagai berikut seakan, seakan-akan, sebelum, sebelumnya, seharusnya, sekian, selagi, selamalamanya, selebihnya, semakin, semula, sesudah, sesudahnya, setelah, setelahnya, seterusnya, setiap, dan setidaknya. Kata setelah adalah kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + telah. Kata telah dikategorikan sebagai adverbia karena juga berfungsi sebagai penanda aspek dari peristiwa atau perbuatan. Pada kalimat (5) Ia melenggang setelah mendapat isyarat diam dari yang hadir selain aku, pergi menemani Indo di kamar, kata setelah memiliki bentuk dasar telah yang menerangkan aspek dari kata mendapat. Kata telah merupakan adverbia bentuk dasar karena termasuk dalam daftar adverbia yang disusun Kridalaksana (1999). Selain itu, kosakata tersebut merupakan adverbia sebagai penanda aspek. Aspek menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (prefektif), belum selesai (imperfek), atau mulai berlangsung (inkoatif) (Kridalaksana, 1999: 97).
Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
8
6) Prefiks se- + interogativa Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata interogativa berjumlah 2 kata, yaitu kata sebagaimana dan seberapa. Kata sebagaimana adalah kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + bagaimana. Sementara itu, kata seberapa adalah kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + berapa. Kata bagaimana dan berapa merupakan interogativa turunan. Kata berapa digunakan untuk menanyakan suatu bilangan. Sementara itu, Kata bagaimana digunakan sebagai pengukuh atas apa yang telah diketahui pembicara, seperti kalimat (6) Karena, kami yakin, tak lama lagi, kabut itu pun akan menelan rumah kami, sebagaimana ia menelan ibu. Dari contoh kalimat (6), kategori kelas kata interogativa tidak
selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan dapat juga dalam bentuk kalimat pernyataan yang mengandung pertanyaan tersirat. 7) Prefiks se- + demonstrativa Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata demonstrativa berjumlah 2 kata, yaitu kata sebegitu dan sedemikian. Kata sebegitu merupakan kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + begitu. Kata begitu merupakan kata yang berkelas kata demonstrativa karena kata begitu adalah kata penunjuk. Sementara itu, kata sedemikian adalah kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + demikian. Kata demikian adalah kata yang berkelas kata demonstrativa karena kata demikian merupakan turunan kata penunjuk, seperti pada contoh kalimat (7) Beliau mampu mengubah calon pengantin perempuan menjadi sedemikian cantiknya sehingga benar-benar manglingi, tak dikenali lagi.
8) Prefiks se- + preposisi Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata preposisi berjumlah 1 kata, yaitu kata sedari. Sesuai dengan pengertian preposisi yang didefinisikan Kridalaksana, kata sedari dalam kalimat (8) […] kata perempuan berambut panjang yang sedari tadi mengejar-ngejar anak itu merupakan kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + preposisi, se- + dari. Kata dari merupakan kata yang berkelas kata preposisi karena kata dari merupakan kata depan. 9) Prefiks se- + konjungsi Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata konjungsi berjumlah 6 kata, yaitu kata seandainya, sejadi-jadinya, seketika, sesaat, sesampai, dan sesampainya. Kata sesaat adalah kata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + saat. Kata sesaat Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
9
memiliki bentuk dasar saat. Berdasarkan pengertian yang dipaparkan Kridalaksana, bentuk dasar saat merupakan konjungsi karena berfungsi sebagai penghubung satuan yang lain dengan yang lainnya dalam suatu konstruksi, seperti contoh kalimat (9) Masinis itu tak mengurangi kecepatan, sesaat ia menoleh lewat jendela, […]. 10) Prefiks se- + numeralia Prefiks se- yang melekat pada bentuk dasar kategori kelas kata numeralia berjumlah 11 kata, yaitu kata segenap, sejuta, sepersen, sepuluh, seratus, seribu, seperempat, sepertiga, sepertiganya, dan sesuatu, sesuatunya. Contoh kata sepertiga merupakan kosakata yang dihasilkan dari penggabungan prefiks se- + numeralia, yaitu kata peretiga. Kata pertiga merupakan kata yang berkelas kata numeralia karena tidak dapat berdampingan dengan tidak ataupun sangat. Selain itu, kata sepertiga merupakan bilangan, seperti pada contoh kalimat (10) Setelah peristiwa itu, terjadi kerusuhan dan kebakaran, yang menghanguskan nyaris sepertiga kota. Selanjutnya, perhitungan frekuensi kemunculan tiap kelas kata perlu diketahui untuk mengetahui intensitas kemunculan tiap kelas kata yang dilekati prefiks se-. Perhitungan dilakukan dengan menghitung total frekuensi kemunculan di tiap kelas kata. Total frekuensi kemunculan suatu kata prefiks se- melekat pada kelas kata bentuk dasar tertentu dihitung dengan rumus Σx = n1+n2+n3+…+nx. Keterangan: Σx = Total frekuensi kemunculan suatu kelas kata yang dilekatkan prefiks sen1 = variabel kemunculan nx = banyaknya variabel kemunculan. Dengan rumus tersebut, total frekuensi kemunculan bentuk dasar kategori verba adalah sebanyak 45 frekuensi kemunculan, kategori adjektiva sebanyak 210 frekuensi kemunculan, kategori nomina sebanyak 689 frekuensi kemunculan, kategori pronomina sebanyak 3 frekuensi kemunculan, kategori adverbia sebanyak 371 frekuensi kemunculan, kategori interogativa sebanyak 8 frekuensi kemunculan, kategori demonstrativa sebanyak 2 frekuensi kemunculan, kategori preposisi sebanyak 1 frekuensi kemunculan, kategori konjungsi sebanyak 24 frekuensi kemunculan, serta kategori numeralia sebanyak 62 frekuensi kemunculan. Selanjutnya, perhitungan persentase frekuensi kemunculan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan pefiks se- dengan kelas kata tertentu. Rumus menghitung persentase total kemunculan suatu kelas kata yang dilekatkan prefiks se-, yaitu x% = (Σx : Σn) x 100%. Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
10
Keterangan: x% = Persentase frekuensi kemunculan Σx = Total frekuensi kemunculan suatu kelas kata yang dilekatkan prefiks seΣn = Total seluruh frekuensi kemunculan kata yang berprefiks se-. Persentase frekuensi kemunculan dapat diperoleh dengan membagi total frekuensi suatu kelas kata dengan total frekuensi kemunculan kemudian dikalikan 100%. Total frekuensi kemunculan kosakata yang berprefiks se- berjumlah 1419 kemunculan. Dari rumus tersebut, persentase frekuensi kemunculan bentuk dasar dari kategori kelas kata verba adalah sebesar 3%, kategori adjektiva sebesar 14,8%, kategori nomina sebesar 49%, kategori pronomina sebesar 0,2%, kategori adverbia sebesar 26,1%, kategori interogativa sebesar 1%, kategori demonstrativa sebesar 0,1%, kategori preposisi sebesar 0,1%, kategori konjungsi sebesar 2%, serta kategori numeralia sebesar 4%. Berdasarkan penghitungan di atas, prefiks se- paling sering bergabung dengan kelas kata jika dilihat dari persentase frekuensi kemunculan se- + nomina yang sebesar 49%. Selain kelas kata nomina, prefiks se- juga sering bergabung dengan kelas kata adverbia jika dilihat dari persentase frekuensi kemunculan se- + adverbia yang sebesar 26,1%. Sementara itu, prefiks se- jarang bergabung dengan kelas kata verba, pronomina, demonstrativa, interogativa, preposisi, konjungsi, dan numeralia jika dilihat dari persentase frekuensi kemunculannya yang di bawah 10%. Pembentukan Kelas Kata dari Afiksasi Prefiks seSetelah pengklasifikasian bentuk dasar, penjelasan perihal pembentukan prefiks se- yang membentuk kelas kata tertentu akan dilakukan oleh penulis. Dalam pembentukan kelas kata yang dihasilkan, afiksasi prefiks se- dapat menimbulkan perubahan kelas kata maupun tidak menimbulkan perubahan kelas kata. Pada pembentukan kelas kata dari prefiks se-, pemaparan kata-kata yang berprefiks se- berubah kelas katanya akan dibahas. Afiksasi prefiks se- menyebabkan suatu leksem membentuk kelas kata baru. Kelas kata yang terbentuk dari afiksasi prefiks se- adalah adjektiva, nomina, adverbia, numeralia, preposisi, dan konjungsi. Di bawah ini, penjelasan afiksasi prefiks se- membentuk keenam kelas kata tersebut. 1) Adjektiva Kosakata yang termasuk dalam pembentukan kategori kelas kata adjektiva adalah sebaya, sebayanya, sebening, sebesar, sebisaku, secantik, secantik-cantiknya, secepat, Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
11
secercah, secuil, sedalam-dalamnya, seindah, sejajar, sejenak, sejenis, sejenisnya, sekaliber, sekeras, sekuat, selevel, semacam, semanis, semilir, semulia-semulianya, semulus, sepahit, sepanjang, sepanjangan, sepatah, sepekat-pekatnya, sepengap, sepenuh, sepenuhnya, sepuas-puasnya, serasa, seringan, serupa, sesedih, sesunyi, setampan, setinggi, dan seulas. Kosakata yang berkelas kata adjektiva berjumlah 40 kata. Kosakata sebaya, sebayanya, seharian, sejajar, sejenis, sejenisnya, sejumlah, sekaliber, selevel, serasa, dan seulas merupakan kosakata yang mengalami perubahan kelas kata. Bentuk dasar kosakata tersebut berasal dari kelas kata nomina. Kata selevel merupakan kata yang berkelas kata adjektiva. Bentuk dasar dari kata selevel adalah kata level. Kata level berkelas kata nomina yang berubah kelas kata setelah mendapat afiksasi prefiks se-. Pada kalimat (11) Mana ada orang yang selevel abah mau mendampingiku?, kata selevel menjadi adjektiva karena kata selevel menerangkan nomina, yaitu kata abah. Selain itu, kata selevel dapat didampangi kata sangat atau agak yang merupakan penanda adjektiva. 2) Nomina Kosakata yang termasuk dalam pembentukan kategori kelas kata nomina adalah seabad, seantero, sebaris, sebatang, sebatas, sebelah, sebelahku, sebelahmu, sebentuk, seberkas, sebilah, sebuah, sebulan, sebutir, secarik, sedarah, sedetik, seekor, segaris, segelas, segelintir, segerombolan, segumpal, sehari, seharian, sehelai, seisi, sejumlah, sejumput,
sekampung,
sekandung,
sekantor,
sekarung,
sekeliling,
sekelilingmu,
sekelompok, sekumpulan, selapis, seluas, semalam, semata, semeja, semenit, seminggu, semula,
seonggok,
seorang,
sepasang,
sepekan,
sependapat,
sepengetahuan,
sepengetahuanmu, sepeninggal, sepercik, sepermainan, sepermainanku, sepiring, seprofesi, sesama, sepucuk, serangkaian, seraut, serentetan, serimbun, serombongan, sesembahan, sesenggukan, sesenggukanmu, seseorang, sesepuh, sesosok, setahun, setangkup, setapak, seukuran, seumur, dan seusianya. Kosakata yang berkelas kata nomina berjumlah 78 kata. Kata sebelah mengalami perubahan kelas kata dari sebelumnya berkategori verba, belah. Kata sebelah memiliki bentuk dasar, belah yang berkelas kata verba. Kemudian, kata belah mendapat afiksasi prefiks se- sehingga menjadi kata sebelah yang berkelas kata nomina. Kata sebelah dikategorikan sebagai nomina karena sebagai kata penunjuk lokasi pada contoh kalimat berikut (12) Kami harus menuju ke dukun pijat di kampung sebelah […]. Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
12
3) Adverbia Prefiks se- tidak hanya membentuk kelas kata adjektiva dan nomina, tetapi juga sebagai pembentuk kelas kata adverbia. Kosakata berikut merupakan kosakata yang termasuk dalam kelompok pembentuk kategori kelas kata adverbia, yaitu seadanya, sebaik-baiknya, sebaiknya. sebanyak, sebelum, sebelumnya, sebegitu, sebenarnya, sebenderangnya, sebetulnya, secara, secepatnya, sedemikian, sehari-hari, seharisemalam, seharusnya, sejadi-jadinya, sejauh, sejelas-jelasnya, sekadar, sekadarnya, sekali, sekali-sekali, sekejap, sekelebat, seketika, sekian, sekilas, sekujur, selainnya, selama, selama-lamanya, selamanya, selayaknya, selepas, semakin, semalam, semasa, sesekali, sesingkat-singkatnya, sesudahnya, setara, seterusnya, dan setidaknya. Kosakata yang berkelas kata adverbia berjumlah 44 kata. Kosakata yang mengalami perubahan kelas kata menjadi kelas kata adverbia, yaitu seadanya, sebanyak, sebegitu, sebenderangnya, sebetulnya, secara, secepatnya, secuil, sedemikian, sehari-hari, sehari-semalam, sejadi-jadinya, sejauh, sejelas-jelasnya, sekadar, sekadarnya, sekali, sekali-sekali, sekejap, sekelebat, seketika, sekilas, sekujur, selainnya, selamanya, selayaknya, selepas, semakin, semalam, semasa, sesekali, sesingkat-singkatnya, dan setara. Kosakata tersebut memiliki bentuk dasar yang berasal dari kategori kelas kata verba, adjektiva, nomina, demonstrativa, dan konjungsi. Kata semalam memiliki bentuk dasar malam yang berkategori nomina. Kemudian, kata malam mendapat afiksasi prefiks se- sehingga menjadi kata semalam yang berkelas kata adverbia, seperti pada contoh kalimat berikut (13) Semalam, bidadari itu meninggalkan rumah saya. Pada kalimat (13), kata semalam menduduki kelas kata adverbia karena menerangkan waktu terjadi suatu peristiwa atau perbuatan. 4) Numeralia Kosakata yang mendapat afiksasi prefiks se- membentuk kelas kata numeralia. Kosakata tersebut adalah sebagian, seberapa, segenap, sejuta, sekalian, separuh, seperempat, sepersen, sepertiga, sepertiganya, sepotong, sepuluh, seratus, seribu, sesuatu, sesuatunya, setengah, dan setiap. Jumlah kosakata yang termasuk dalam kategori numeralia adalah sebanyak 18 kata. Kosakata yang mengalami perubahan kelas kata menjadi kelas kata numeralia adalah sebagian, seberapa, sekalian, separuh, sepotong, setengah, dan setiap. Kosakata tersebut memiliki bentuk dasar yang berasal dari kategori kelas kata nomina, pronomina, adverbia, interogativa, dan preposisi. Kata sebagian memiliki bentuk dasar Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
13
bagian yang berkelas kata nomina. Kemudian, kata bagian mendapat afiksasi prefiks sesehingga menjadi kata sebagian yang berkelas kata numeralia takrif, seperti pada contoh kalimat berikut (14) Arak-arakan kecil itu sebagian datang dengan berpenerang obor, sinter, atau hanya mengandalkan terang langit di atas jalan yang membelah hutan pegunungan Meratus. 5) Preposisi Prefiks se- juga dapat membentuk suatu kata berkategori kelas kata preposisi. Kosakata berikut ini merupakan kosakata yang termasuk kategori kelas kata preposisi setelah mendapat afiksasi prefiks se-, yaitu sebagaimana, sedari, seingatku, seiring, sekeliling, sekelilingmu, sepanjang, dan sepanjangan. Kosakata yang termasuk pembentuk kategori kelas kata preposisi berjumlah 8 kata. Kata sebagaimana, seingatku, seiring, sekeliling, sekelilingmu, sepanjang, dan sepanjangan mengalami perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya yang berasal dari kategori kelas kata verba, adjektiva, nomina, dan adverbia. Kata sekeliling, sekelilingmu, dan sepanjang merupakan jenis preposisi turunan. Kosakata tersebut terbentuk dari kategori kelas kata lain. Kata sekeliling memiliki bentuk dasar keliling yang berkelas kata nomina. Kata keliling mengalami afiksasi prefiks se- sehingga membentuk kata sekeliling yang menduduki kelas kata preposisi turunan menurut Kridalaksana, seperti pada kalimat (15) Dia bahkan menggali tanah di sekeliling bangunan belum jadi itu dan menguruk seluruh bangunan itu hingga menjelma bukit. 6) Konjungsi Berdasarkan data, prefiks se- juga membentuk suatu kata berkategori kelas kata konjungsi. Kosakata yang memiliki bentuk dasar dari pelbagai kategori kelas kata akan mengalami perubahan kelas kata. Namun, beberapa kata tidak mengalami perubahan kelas kata. Kosakata berikut termasuk dalam kategori kelas kata konjungsi, yaitu seakan, seakan-akan, seandainya, sebaiknya, sebaliknya, sejauh, selagi, selanjutnya, selebihnya, seolah, seolah-olah, sepulang, sepulangku, sesaat, sesampai, sesampainya, sesudah, sesungguhnya, setelah, setelahnya, seusai, sewaktu, sewaktu-waktu, setiba, dan setibaku. Kosakata yang termasuk kelas kata konjungsi berjumlah 26 kata. Kosakata yang mengalami perubahan kelas kata menjadi kategori kelas kata konjungsi, yaitu seakan-akan, sebaik-baik, sebaliknya, sebelum, sebelumnya, sejauh, selagi, selama, selanjutnya, selebihnya, seolah, seolah-olah, sepulang, sepulangku, Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
14
sesudah, sesungguhnya, setelah, setelahnya, setibaku, seusai, sewaktu, dan sewaktuwaktu. Bentuk dasar dari kata sebaliknya, selanjutnya, sepulang, sepulangku, setibaku, dan seusai berasal dari kategori kelas kata verba. Bentuk dasar dari kata sejauh berasal dari kategori kelas kata adjektiva. Bentuk dasar dari kata seolah, seolah-olah sewaktu dan sewaktu-waktu berasal dari kategori kelas kata nomina. Bentuk dasar dari kata seakanakan, sebaik-baik, sebelum, sebelumnya, selagi, dan selama berasal dari kategori kelas kata adverbia. Kemudian, perubahan kelas kata terjadi setelah bentuk dasar dari kosakata tersebut mendapat afiksasi prefiks se-. Kata sewaktu memiliki bentuk dasar waktu yang berkelas kata nomina. Kemudian, kata waktu mengalami afiksasi prefiks se- sehingga menjadi kata sewaktu yang berkelas kata konjungsi, seperti pada kalimat berikut (16) Laki-laki itu sebenarnya sudah tahu dari dulu, sewaktu neneknya masih sehat, […]. Kata sewaktu menghubungkan satuan klausa laki-laki itu sebenarnya sudah tahu dari dulu dengan satuan klausa neneknya masih sehat. Setelah mengetahui pembentukan kelas kata dari afiksasi prefiks se-, besar frekuensi kemunculan prefiks se- yang membentuk suatu kelas kata perlu diketahui. Selanjutnya, penghitungan frekuensi kemunculan prefiks se- membentuk suatu kelas kata tertentu dengan menggunakan rumus yang sama saat menghitung kecenderungan prefiks se- bergabung dengan kelas kata tertentu. Dari rumus tersebut, total frekuensi kemunculan prefiks sesebagai pembentuk kelas kata adjektiva adalah sebesar 102 frekuensi kemunculan, nomina sebesar 422 frekuensi kemunculan, adverbia sebesar 404 total frekuensi kemunculan, numeralia sebesar 213 total frekuensi kemunculan, preposisi sebesar 46 total frekuensi kemunculan, serta konjungsi sebesar 230 frekuensi kemunculan. Kemudian, penghitungan persentase kemucnulan prefiks se- yang membentuk kelas kata tertentu memakai rumus yang sama saat menghitung persentase prefiks se- bergabung dengan kelas kata tertentu. Dari rumus tersebut, adjektiva memiliki persentase 7%, nomina 30%, adverbia 28%, numeralia 15%, preposisi 3%, serta konjungsi sebesar 16%. Dari penghitungan-penghitungan tersebut, afiksasi prefiks se- produktif menghasilkan kata yang berkelas kata nomina dan kata yang berkelas kata adverbia. Kata yang berkelas kata nomina menghasilkan 30% persentase kemunculan dengan 422 total frekuensi kemunculan, sedangkan adverbia menghasilkan 28% persentase kemunculan dengan 404 total frekuensi kemunculan.
Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
15
Makna Gramatikal Prefiks seSetelah uraian pembentukan prefiks se-, penulis memaparkan makna gramatikal prefiks se-. Penelitian terdahulu mengenai prefiks se- mengulas prefiks se- dapat bermakna gramatikal (1) ‘satu’, (2) ‘sama’, (3) ‘seluruh’, (4) ‘sungguh-sungguh’, (5) ‘menyerupai’, (6) ‘paling’, (7) ‘sangat’, (8) ‘demikian’, (9) ‘setelah’, (10) ‘dengan’, (11) ‘menurut’, dan (12) ‘pecahan’. Akan tetapi, penelitian ini menambahkan bahwa prefiks se- dapat bermakna gramatikal (13) ‘sampai’, (14) ‘suatu’, (15) tadi, (16) memiliki, (17) banyak, (18) saat, (19) hal, dan (20) sisi. Karena keterbatasan halaman, penjelasan prefiks se- bermakna gramatikal (1) ‘satu’, (2) ‘sama’, (3) ‘seluruh’, (4) ‘sungguh-sungguh’, (5) ‘menyerupai’, (6) ‘paling’, (7) ‘sangat’, (8) ‘demikian’, (9) ‘setelah’, (10) ‘dengan’, (11) ‘menurut’, dan (12) ‘pecahan’ dapat dilihat dalam buku-buku referensi yang digunakan dalam penulisan ini. Penulis akan menjelaskan prefiks se- yang bermakna gramatikal (13) ‘sampai’, (14) ‘suatu’, (15) tadi, (16) memiliki, (17) banyak, (18) saat, (19) hal, dan (20) sisi. (13) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘sampai’ Kata yang memiliki makna gramatikal ‘sampai’ adalah kata sebatas. Kata sebatas dalam kalimat yang muncul dalam korpus data penelitian tidak dapat diklasifikasikan ke dalam makna gramatikal menurut Kridalaksana dan Sneddon karena tidak mengandung makna gramatikal yang didefinisikan para ahli bahasa tersebut. Prefiks se- pada kata sebatas memiliki makna gramatikal ‘sampai’, seperti pada kalimat-kalimat berikut ini (16) Negerinya hanyalah sebatas danau dengan tiga puluhan pulau yang dikelilingi tebing serba terjal dan meliuk berteluk-teluk itu. Kata sebatas mengandung makna gramatikal ‘sampai’ yang terlihat jika kalimat tersebut disubstitusikan menjadi kalimat berikut ini (16) Negerinya hanyalah sampai batas danau dengan tiga puluhan pulau yang dikelilingi tebing serba terjal dan meliuk berteluk-teluk itu. (14) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘suatu’ Kosakata yang digolongkan ke dalam makna gramatikal ‘suatu’ adalah sebentuk dan seseorang. Jika se- pada kata sebentuk disubstitusi dengan suatu, kalimat tersebut akan menjadi (17) […] sebuah daya tarik dari suatu bentuk makhluk bernama perempuan. Penyubstitusian tidak mengubah makna kalimatnya sehingga se- pada kata sebentuk bermakna ‘suatu’. Begitupula pada kata seseorang, se- pada kata seseorang bermakna ‘suatu’ jika dapat disubstitusikan dengan suatu.
Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
16
(15) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘tadi’ Kata semalam dalam kalimat-kalimat yang lain tidak mengandung makna gramatikal ‘satu’, melainkan bermakna gramatikal ‘tadi’. Kata semalam dalam kalimat (18) Ya kotor, mungkin semalam banjir dan (19) Kan semalam tidak hujan, Bah mengandung makna gramatikal ‘tadi’. Jika prefiks se- pada semalam dalam kalimat tersebut disubstitusi dengan tadi, kalimat tersebut menjadi (18) Ya kotor, mungkin tadi malam banjir (19) Kan tadi malam tidak hujan, Bah. (16) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘memiliki’ Kata seakan, seberapa, seindah, seluas, dan serasa tidak dapat dikelompokan ke dalam makna gramatikal ‘memiliki’. Kata seberapa digunakan sebagai contoh. Kalimat (20) Kau tahu, rumah dan tanah yang tidak seberapa luas ini adalah milik kami paling berharga mengandung kata seberapa yang bermakna ‘memiliki’. Jika prefiks sedisubstitusikan dengan kata memiliki, kalimat tersebut dapat diketahui maknanya, seperti berikut ini (20) Kau tahu, rumah dan tanah yang tidak memiliki berapa luas ini adalah milik kami paling berharga. Walau telah mengalami substitusi, kalimat tersebut tidak mengalami perubahan makna. (17) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘banyak’ Kata sejumlah merupakan kata yang bermakna gramatikal ‘banyak’. Ini terlihat dalam kalimat berikut (21) padahal sejumlah bendera sudah dipancangkan agar para pelancong tidak melampaui batas. Pada kalimat tersebut, sejumlah justru bermakna ‘banyak’. Jika prefiks se- pada kalimat tersebut disubstitusi dengan banyak, kalimat tersebut akan menjadi (21) padahal banyak jumlah bendera sudah dipancangkan agar para pelancong tidak melampaui batas. Walau telah disubstitusi, kalimat tersebut tidak mengalami perubahan makna dari kalimat itu. (18) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘saat’ Kosakata sebelum, selagi, sepulang, sepulangku, setelah, dan semula memiliki makna gramatikal ‘saat’. Prefiks se- pada kosakata sebelum, selagi, sepulang, sepulangku, setelah, setiba, setibaku, dan seusai disubstitusi dengan kata saat. Jika tidak terjadi perubahan makna pada kalimat tersebut, kosakata tersebut bermakna gramatikal ‘saat’. Berikut ini, penulis uraikan contoh kalimat yang mengandung kata sebelum, (22) […], itulah janji anak lanangnya sebelum mengakhiri pembicaraan. Pada kalimat tersebut, sebelum bermakna ‘saat’. Jika prefiks se- pada kalimat tersebut dapat disubstitusi dengan saat, kalimat tersebut akan menjadi (22) […], itulah janji anak Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
17
lanangnya saat belum mengakhiri pembicaraan. Walau telah disubstitusi, kalimat tersebut tidak mengalami perubahan makna dari kalimat itu. (19) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘hal’ Prefik se pada kata sesuatu dan sesuatunya mengandung makna ‘hal’. Kata sesuatu menjadi contoh untuk penjelasan. Pada kalimat (23) Sesuatu yang terdengar seperti surganya dunia, sesuatu bermakna ‘hal’. Jika prefiks se- pada kalimat tersebut disubstitusi dengan hal, kalimat tersebut akan menjadi (23) Hal suatu yang terdengar seperti surganya dunia. Walau telah disubstitusi, kalimat tersebut tidak mengalami perubahan makna dari kalimat itu. (20) Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘sisi’ Prefiks se- yang bermakna gramatikal ‘sisi’ terdapat pada kata sebelah. Kata sebelah bermakna gramatikal ‘sisi’ dalam kalimat berikut (24) Surtini si perawan tua menerima lamaran seorang duda dari kampung sebelah. Jika prefiks se- pada kalimat tersebut dapat disubstitusi dengan sisi, kalimat tersebut akan menjadi (24) Surtini si perawan tua menerima lamaran seorang duda dari kampung sisi belah. Penyubstitusian tidak memengaruhi makna dari kalimat tersebut. Simpulan Dari uraian analisis sebelumnya, proses pembentukan prefiks se- terdiri dari penggabungan prefiks se- dengan bentuk dasar dan afiksasi prefiks se- membentuk suatu kelas kata tertentu. Pada proses pembentukan prefiks se-, prefiks se- dapat bergabung dengan bentuk dasar yang berkelas kata verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, preposisi, dan konjungsi. Prefiks se- lebih sering bergabung dengan bentuk dasar nomina dan adverbia dibandingkan dengan kelas kata lain. Kecenderungan bentuk dasar yang berkelas kata nomina lebih produktif bergabung dengan prefiks se- berdasarkan persentase frekuensi kemunculan yang sebesar 49%. Kosakata yang merupakan hasil penggabungan prefiks se- + nomina berjumlah 107 kata, salah satunya, kata seabad, sebaris, dan sebatang. Selain bentuk dasar yang berkelas kata nomina, bentuk dasar yang berkelas kata adverbia juga sering bergabung dengan prefiks se- walau tidak seproduktif bentuk dasar yang berkelas kata nomina. Persentase frekuensi kemunculan prefiks se- bergabung dengan bentuk dasar yang berkelas kata adverbia adalah sebesar 26,1%. Sementara itu, kosakata hasil pembentukan prefiks se- + adverbia berjumlah 18 kata, salah satunya, kata seakan-akan, sebelumnya, dan seharusnya. Prefiks se- juga dapat bergabung dengan kelas kata verba, Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
18
adjektiva, pronomina, numeralia, interogativa, demonstrativa, preposisi, dan konjungsi walau kecederungan bergabung dengan prefiks se- lebih rendah terjadi dibandingkan dengan kelas kata nomina maupun adverbia. Dalam proses pembentukan prefiks se-, afiksasi prefiks se- membentuk kata yang berkelas kata adjektiva, nomina, numeralia, adverbia, preposisi, dan konjungsi. Prefiks seyang membentuk kata yang kelas kata nomina dapat berasal dari kata yang prefiks se- + verba dan prefiks se- + nomina. Prefiks se- yang membentuk kata yang kelas kata adjektiva dapat berasal dari kata yang prefiks se- + nomina dan prefiks se- + adjektiva. Prefiks se- yang membentuk kata yang berkelas kata adverbia berasal dari kata yang prefiks se- + verba, prefiks se- + adjektiva, prefiks se- + nomina, prefiks se- + adverbia, prefiks se- + demonstrativa, dan prefiks se- + konjungsi. Prefiks se- yang membentuk kata yang berkelas kata numeralia berasal dari kata yang prefiks se- + nomina, prefiks se- + interogativa, dan prefiks se- + numeralia. Prefiks se- yang membentuk kata yang berkelas kata preposisi berasal dari kata yang prefiks se- + verba, prefiks se- + adjektiva, prefiks se- + adverbia, prefiks se- + nomina, dan prefiks se- + preposisi. Prefiks se- yang membentuk kata yang berkelas kata konjungsi berasal dari kata yang prefiks se- + verba, prefiks se- + adjektiva, prefiks se- + adverbia, prefiks se- + nomina, prefiks se- + preposisi, dan prefiks se- + konjungsi. Berdasarkan analisis sebelumnya, afiksasi prefiks se- lebih produktif membentuk kelas kata nomina dan adverbia dengan persentase prefiks se- yang membentuk nomina sebesar 30% dan persentase prefiks se- yang membentuk kelas kata adverbia sebesar 28%. Selain itu, afiksasi prefiks se- menimbulkan perubahan kelas kata. Semua kelas kata yang dihasilkan dari afiksasi prefiks se- terjadi perubahan kelas kata di dalamnya. Akan tetapi, beberapa kosakata terdapat pula yang tidak mengalami perubahan kelas kata. Afiksasi prefiks se- menghasilkan pelbagai makna gramatikal. Dari analisis ini, makna gramatikal yang dihasilkan adalah (1) ‘satu’, (2) ‘sama’, (3) ‘seluruh’, (4) ‘sungguh-sungguh’, (5) ‘menyerupai’, (6) ‘paling’, (7) ‘sangat’, (8) ‘demikian’, (9) ‘setelah’, (10) ‘dengan’, (11) ‘menurut’, dan (12) ‘pecahan, (13) ‘sampai’, (14) ‘suatu’, (15) tadi, (16) memiliki, (17) banyak, (18) saat, (19) hal, dan (20) sisi. Setelah dilakukan analisis, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada penelitian terdahulu, terutama Paulus Josef Mitang. Penelitian ini membahas proses pembentukan prefiks se- mulai dari penggabungan prefiks se- dengan bentuk dasarnya, prefiks se- sebagai pembentukan kelas kata yang di dalamnya terdapat pembahasan perubahan Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
19
kelas kata yang terjadi, hingga makna gramatikal yang dihasilkan dari afiksasi prefiks se-. Penelitian Mitang kurang menjelaskan proses pembentukan dan makna gramatikal dari prefiks se- karena penelitian Mitang berfokus pada kajian sintaktis dari prefiks se- yang berupa kedudukan prefiks se- dalam struktur kalimat. Akan tetapi, penelitian ini dapat melengkapi penelitian Mitang (1968).
Saran Penelitian prefiks se- menarik untuk dikaji lebih dalam. Penelitian mengenai perkembangan prefiks se- masih terbuka untuk diteliti. Dengan pendekatan diakronis, pertanyaan kecenderungan prefiks se- yang lebih sering bergabung dengan kelas kata nomina serta prefiks se- yang cenderung membentuk kelas kata nomina dapat terjawab. Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan kembali untuk penelitian lebih lanjut. Daftar Referensi Alwi, Hasan dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Ed. ke-3). Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, Zaenal dan Junaiyah. (2007). Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Grasindo. Asj’ari, R. ABD. Rachman. (1960). Perkembangan dan Tatabahasa Indonesia. Surabaya: Amir Hasan. Chaer, Abdul. (2008). Morfolgi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. (1991). Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia; untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta: Grasindo. Kridalaksana, Harimurti. (1999). Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Kridalaksana, Harimurti. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder. (ed.). (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. McEnery, Tony and Andrew Hardie. (2012). Corpus Linguistics: Method, Theory, and Practice. Cambridge: Cambridge University Press. Mitang, Paulus Josef. (1968). Perilaku Sintaktik Awalan Se- dan Valensi Pembentukan serta Arti Gramatikal. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan. Munaf, Husain. (1951). Tatabahasa Indonesia. Jakarta: Fasco. Muri, Yusuf. A. (2007). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Ramlan. (1985). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono. Slametmuljana. (1969). Kaidah Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah Ende. Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013
20
Sneddon, James Neil. (2012). Indonesia Reference Grammar. Melbourne: Allen & Unwin. Tim Penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Ed. ke-3). Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pendidikan. Tim Penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Ed. ke-4). Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pendidikan.
Universitas Indonesia
Pembentukan Prefiks..., Minarni Try Astuti, FIB UI, 2013