KABUPATEN BANJARNEGARA Pembenahan Manajemen RSUD MERAWAT UNTUK MENGABDI • satu SITUASI SEBELUM INISIATIF
Tak salah agaknya, jika pembangunan bidang kesehatan mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Bajanrnegara. Pasalnya, tingakt kesehatan masyarakat merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu, dalam Rencana Strategis Kabupaten Banjanegara Tahun 2001 – 2006, pembangunan bidang kesehatan diletakkan menjadi salahsatu prioritas utama. Implemantasi dari pembangunan dib dang kesehatan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan di Badan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegara. Karena RSUD Banjarnegara merupakan satu –satunya rumah sakit milik Pemerintah KAbupaten Banjarnegara. Alhasil, mutu pelayanan kesehatan yang prima di RSUD Banjarnegara, menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan program pembangunan di bidang kesehatan bagi Pemerintah Kabupaten Banjaernegara. RSUD Banjanegara memang perlu pembenahan. Misalnya, selama ini, pelayanan kesehatan masyarakat di rumah sakit itu terkesan lamban, kurang ramah, kurang memperhatikan kebersihan dan berbelit – belit dalam prosedur administrasinya. Sekalipun diakui masyarakat, biaya pengobatan di RSUD Banajrnegara lebih murah ketimbang RS swasta. Akan tetapi, biaya yang murah, tidak dapat dijadikan alas an untuk tidak memberikan pelayanan yang optima. Terlebih lagi, pelayana kesehatan masyarakat yang kurang baik di RSUD Banajrnegara akan menimbulkan dampak, yaitu: 1. Bed Occuption Rate/BOR yang rendah (BOR sebelum tahun 200:30-40%) 2. Kurang baiknya pemahaman dan pengelolaan rekam medik oleh staf RSUD Banjarnegara (baik dokter, perawat, maupun staf non medik), menyebabkan pelaporan kepada direktur yang belum sesuai dengan prinsip – prinsip hospital by
laws. 3. Kurangnya tenaga medis, spesialis maupun umu, yang disebabkan oleh kurangnya
daya tarik untuk bekerja di RSUD Banjarnegara. 4. Pelayanan medis kepada pasien yang dirasa amsih kurang memuaskan. Perawat dan petugas lainnya juga dinilai kurang ramah, sehingga banyak pasien yang pulang sebelum waktunya. 5. Rendahnya pendapatan rumah sakit, sehingga tidak dapat mengalokasikan dana untuk insentif karyawan. LETAK WILAYAH Batas Wilayah Luas Wilayah Pembantu Bupati Kecamatan Kelurahan Desa Penduduk
DI BAGIAN BARAT WILAYAH JAWA TENGAH 7°12’ - 7°31’ Lintang Selatan 2°31’ - 30°Bujur Timur 1.064, 42 km2 5 wikayah 18 5 279 430.670 laki – laki 431.813 wanita
Tiga zona gambaran umum kabupaten Banjarnegara Merupakan wilayah yang dikenal dengan pegunungan Kendeng Utara. Alamnya berbukit, bergelombang dan curam. • Pertanian (sayur mayor, kentang, kobis, ZONA UTARA jamur, the, jagung, kayu dan getah pinus POTENSI UTAMA • Peternakan (sapi kereman, kambing dan domba) • Pariwisata • Sumber daya alam yaitu tenaga listrik panas bumu di daratan tinggi Dieng. Merupakan daerah daratan di lembah sungai Serayu, dengan kondisi alam yang subur. • Pertanian/perkebunan (padi, palawija, ZONA TENGAH buah-buahan) dan perikanan POTENI UTAMA • Kerajinan rakyat (home industry, keramik dan anyam-anyaman bamboo) • Sumber daya alam yaitu PLTA Mrica Merupakan wilayah pegunungan kapur ayng dikenal dengan pegunungan Serayu Selatan.alamnya bergunung, bergelombang dan curam ZONA SELATAN • Pertaian dan perkebunan (ketela pohon, gula kelapa, bamboo, getah pinus dan POTENSI UTAMA dammar) • Buah-buahan (duku, manggis, durian, ramutan, pisang danjambu) • Bahan material (marmer, pasir kwarsa, field spar, asbes, andesit, pasir dan kerikil • dua INISIATIF DAN STARTEGI PELAKSANAAN PROGRM Menyadari dampak yang menimbulaknnya itu, Pemerintah Kabupaten Banjarnegar merasa sudah waktunya memberikan perhatian serius untuk mengadakan pembenahan dengan mangatasi permasalahan yang ada. Evaluasi menyeluruh pun dilakukan terhadap kinerja RSUD Banaenegara. Untuk itu, dilakukan peremuan antara Bupatim Wakil Bupat, dan Direktur RSUD Banajrnega beserta jajaran pimpinan dan stafnya, pda tanggal 23 Desember 2000. Hasilnya, perlu segera dilakukan pembenahan dan perubahan manajemen structural. Itu artinya, pengelolaan RSUD lebih berdasarkan pada prestasi atau hasil kerja seseorang, dan tidak lagi berdasarkan pada struktur jabatan yang penempatannya bias mengandung unsure dan nepotisme. Tujuan dari perubahan pola manajemen ini, tak lain agar dapat membrikan mutu pelayanan yang optimal kepada masyarakat (pasien) dan mencapai keuntungan financial yang maksimal. Sebab langkah awalnya pembenahan adalah menerapkan pola manajemen rumah sakit yang baru. Maka, ditentukan strategi dan tindakan: I. Menciptakan Pasar yang Baru Yaitu pelayanan kesehatan diprioritaskan kepada masyarakat bawah.
Penciptaan pasar yang baru dilakukan dengan: 1. Pemasaran Internal Tindakannya: mekanisme pemasaran rumah sakit dilakukan di dalam gedung RSUD Banjarnegara dengan cara melakukan kunjungan ke pasien – pasien dn memberikan mutu pelayanan yang prima. Tujuan dari pemasaran internal adalah: a. Testimony Marketing Suatu upaya agar pasien mau menceritakan pengalaman – pengalamannya selama di rumah sakit mengenai mutu pelayanan RSUD Banajrnegara. Dengan cara ini, diharapkan para pasien setelah keluar dari rumah sakit dapat mencertakan pengalamannya kepada keluarga atau kerabatnya, termasuk tetangganya di rumah.
b. Konsep Sociocapital Prinsip Sociocapital adalah membangun jaringan social untuk memberikan kepercayaan (network & trust). •
•
Jaringan social atau networking adalah suatu mekanisme di mana rumah sakit membentuk suatu jaringan informasi dan pelayanan, dengan mengadakan pendekatan kepada puskesmas – puskesmas dan rumah sakit di sekitarnya. Jaringan social (networking) dilakukan melalui metode saling tukar informasi, dan hal – hal teknis, temasuk fasilitas lainnya. Sedangakan upaya membangun keprcayaan (trust) dilakukan melalui pemberian kepercayaan kepada pasien. Tindakannya RSUD Banajrnegara melaksanakan prosedur yang tidak berbelit bagi para pasien yang berobat. Misalny, tidak melukukan pertanyaan awal mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam hal pembayaran bagi pasien bersangkutan.
2. Pemasaran Eksternal, dilakukan dengan cara: a. Kualitatif yaitu menggali dan meningkatkan prosentase kunjungan pasien di 7 kecamatan premier. Di tiap – tiap kecamatan dilakukan penyuluhan kesehtan secara rutin oleh tim pemasaran RSUD Banjarnegara. Tujuannya, untuk menumbuhkan rasa prcaya dan rasa memiliki (sense of belonging) masyarakat terhadap RSUD milik Pemerintah Kabupaten Banjarnegara ini. Dengan demikian, diharapkan nantinya dapat meningkatkan kunjungan pasien – pasien terutama di desa – desa yang sebelumnya tidak ada atau sedikit masyarakat yang dating berobat. b. Kuantitatif Sejak JUni 2002, RSUD Banjarnegara bekerjasama dengan radio local “Dipayanda FM” untuk melakukan sosialisasi intensif agar mendapatkan konsumen (pasien) dalam jumlah yang banyak. Infoemasi melalui radio yang dismpikan oleh Direktur RSUD Banajrnegara ini berisi penjelasan tentang keberadaan rumah sakit, penerapan menajemen baru dengan berbagai fasilitas yang ada, serta iklan – iklan singat tentang RSUD Banajenegara. II. Menciptkan Kesan Baru
Yaitu membangun kesan atau imej (temasuk positioning) yang memprioritaskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat (stakeholder) di lingkup Kabupaten Banjarnegara. Dengan meningkatnya tuntutan atau harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehtan, maka upaya untuk menciptakan kesan (imaj, image) tentu bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih lagi, telah terjadi perubahan paradigma masyarakat terhadap tuntutan pelaynan rumah sakit, yaitu dari yang sebelumnya “yang penting sembuh”, kini juga dituntut adanya penyediaan pelayanan yang cepat, ramah, bersih, dan informative. Oleh karena itu, untuk membangun kesan tersebut, RSUD Banjarnegara telah menyiapkan dan meningkatkan produk pelayanan kesehtan. Seperti halnya, untuk produk rawat inap, RSUD Banjarnegara berusaha memberikan pelaynan yang ramah dan menekankan prisip kemitraan dengan pasien dan keluarga. Dengan prinsip kemitraan terhadap masyarakat, maka RSUD Banjarnegara harus menempatkan pasien sebagai “partner” dan bukan sekedar “klien”. Di sini yang ditekankan adalah: maju mundurnya rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh petugasnya saja, tetapi juga oleh masyarakat pengguna jasa rumah sakit. RSUD Banjarnegara juga selalu mensosialisasikan mottonya (positioning) yaitu: “Merawat untuk Mengabdi”. Selain itu, dijalin pula kerjasama dengan tokoh – tokoh agama (3 tokoh Islam dan 1 tikoh Kristen) untuk melakukan kunjungan dan memberikan bimbingan rohani kepada para pasien yang sedang dirawat. III. Pengembangan Internal 1. Peningkatan Administratif a. Registrasi/pendaftaran/rekapitulasi untuk petunjuk pelaksanaan/ataran – aturan formal yang belum diinventarisir b. Keberhasilan rumah sakit dalam mengusulkan struktur RS, sehingga lahir Perda No. 12 Tahun 2002 mengenai Pembentukan Struktur RSUD Banjarnegara. 2. Peningkatan Kinerja Pelayanan Kesehatan a. Pelayanan kesehatan komperhensif; b. Mengaktifkan komite medis, komite terapi, komite perawatan, dan lain – lain; c. Proses produksi dan konsumsi pelayanan berjalan bersama; d. Melakukan kerjasama dengan rumah sakit lainnya (seperti: peminjman tenaga dokter); e. Membentuk duty manager/costomer service untuk memberi informasi dan memandu pengunjung RS f. Menampung dan menyelesaikan masalah pelanggan/pasie, melalui kotak saran dan saluran langsung (hot-line) ke Direktur; g. Berorientasi pada pelanggan/pasien (pelayanan prima); h. Setiap 3 bulan sekali, pihak RS memilih dan memberikan imbalan uang atau piagam penghargaan kepada karyawan berprestasi. Tujuan pemilihan ini untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga memiliki kinerja yang maksimal. Pemilihannya dilakukan melalui mekanisme penilaian dari kepala/supervisar masing – masing bagian (marketing, keuangan, perawatan, bagian umum, dll). 3. Peningkatan Kinerja Program a. Program akreditasi rumah sakit; b. Penerapan adminstarasi rumah sakit yang terkoordinas;
c. Penanganan secara terpisah, hkusus bagi pasien yang terkena infeksi (nosokonial); d. Mengaktifkan satuan pengwal internal 4. Peningkatan kinerja keuangan a. Mengadakan advokasi kepada kepala pemerntah kabupaten dan DPRD agar RSUD Banajrnegara disetujui menjadi Unit Swadaya Daerah yang dituangkan dalam Perda No. 21 Tahun 2002 b. Penyederhanaan prosedur keuangan dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku. 5. Peningkatan kinerja koordinasi lintas sektoral. a. Secara proaktif mengadakan pedekatan pada instansi – instansi terkait untuk terlaksananya pembangunan rumah sakit. Pendekatan yang dilakukan adalah bekerjasama dengan pihak – pihak terkait (Kelurahan, Kecamatan, dan Puskesmas Kecamatan) untuk mendata dan merefrensikan pasien – pasiennya ke RSUD Banjarnegara. Pendekatan lainnya adalah kerjasama dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk melakukan koordinasi penanganan pencegahan dan pengobatan penyakit (seperti, demam berdarah). b. Mengadakan kerjasama dengan institusi – institutsi pendidikan, antara lain: Universitas Gajah Mada Jogjakarta, Universitas Muhammadiyah Jogjakarta, beberapa akademi Keperawatan, Akademi Kbidanan, dan lain – lain. • tiga. HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT YANG DIPEROLEH Tampaknya, tak sia – sia pembenahan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terhaadap pelaynan kesehatan di RSUD Banjarnegara. Setidaknya, hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai, yaitu: 1. Peningkatan hunia pasien/Bed Occupation Rate (BOR) dari 30-40% (sebelum tahun 2001) menjadi 70,42% (pada tahun 2002). 2. Bertambahnya pendapatan RSUD dengan perincian: Tahun 2000 2001 2002
Target Pendapatan (Milyar Rupiah) 1,366 2,97 3,5 – 4,3
Pendapatan yang Dicapai (Milyar Rupiah) 1,457 3,213 5,23
3. Mekanisme kerja perawat maupun dokter dalam menangani pasien lebih professional dan berdasarkan prosedur standar yang ada, secara rekam medik yang lebih tertata (yang menunukan timbulnya kesadaran pelaksanaan hospital by laws) 4. Pelaksanaan pola menajemen baru telah menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan untuk melaksanakan pembenahan fisik, pembelian peralatan kedokteran, penambahan poloklinik, dan peningkatan daya tarik bagi para dokter untu bergabung/melamar di RSUD. 5. Terjalinnya kerjasama antara RSUD Banajrnegara dan Universitas Gajah Mada.
6. Perencanaan dan pelaksanaan program secara komperhensif dan tersosialisasi sebagai dasar perubahan manajemen. 7. Dukungan kebijaksanaan dari Kepala Daerah dan DPRD (baik secara administrasi dan politis) untuk meningkatkan mutu pelayanan. 8. Kesadaran untuk mau mengubah kea rah yagn lebih baik danmeningkatnya kerjasama tim. Beberapa hasil konkrit sbelum dan sesudah dilaksanakan manajemen baru: Hasil Kegiatan No. Uraian Kegiatan Sebelum Sesudah 1 2 3 4 5 6 7
Penghasilan Rumah Sakit Kunjungan rawat jalan per tahun Kunjungan rawat inap per tahun Pembebasan beaya pasien miskin rawat jalan Pembebasan beaya pasien miskin inap Mobilitas penanganan surat masuk & keluar Kerjasama dengan institusi pendidikan
Rp. 1.457.734.700 45.906 pasien 16.259 pasien 20 pasien 29 pasien 2.623 FK UMY Akper Akbid
Rp. 5.230.632.450 58.550 pasien 22.625 pasien 453 pasien 628 pasien 3.024 FK UGM FK UMY STIKES AKBID Dan lain - lain
Dampaklaindari pelaksanaan progam: 1. Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara dini dan pemanfaatan fasilitas RS secara optimal, sepeti: penggunaan ruang VIP. 2. Berkurangnya keluhan terhadap ketidakramahan perawat. Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya keluhan pasien tentang ketidakpuasan terhadap pelaynan perawat. 3. Pengembangan ekonomi masyarakat, seperti meningkatnya usaha perdagangan (kaki lima) dan transportasi local di sekitar RS. Pedagang kaki lima dikelola secara rapi sehingga tidak merugikan pihak RS. • empat KESINAMBUNGAN PROGRAM Adanya pembenahan terhadap RSUD Banjarnegara, menjadi program ini patut dijalankan secara terus menerus (berkesinambungan). Alasannya: 1. Pada prinsipnya konsumen tetap meminta kepuasan akan pelayanan RS (dalam bentuk apapun).Oleh sebab itu, perubahan menajemen RSUD Banajrnegara untuk meningkatkan kualitas pelaynannya, baik untuk masyarakat pada umumnya dan pasien khususnya, akan dapat terus menerus berlangsung. 2. Adanya peningkatan pendapatan yang memungkinkan pengalokasian dana untuk peningkatan kesejahteraan karyawan (dokter, perawat dan staf lainnya). Dengan demikian, perubahan manajemen RS akan tetap berjalan karena didukung oleh SM yang cukup handal untuk mengatur dan mengorganisasi RSUD BAnjarnegara dengan baik. • lima KEMAMPUAN UNTUK DITRANFER
Program yang berasal dari komitmen Kepala Daerah dan Direktur RSUD Banjarnegara dalam meningkatkan kualitas pelayanan RSUD Banjarnegara ini, boleh dibilang suatu program yang sederhana namun kaya inovasi. Dengan melihat bukti yang telah dihasilkannya, tampaknya program ini dapat ditransfer kepada setiap rumah sakit milik pemerintah daerah lainnya di Indonesia.