Pembelanjaan Jangka Panjang
BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG
1
Pembelanjaan Jangka Panjang
2
PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu perusahaan, di antaranya: saham biasa, saham istimewa, utang jangka panjang dan leasing.
Saham biasa (Common stock) Saham biasa merupakan surat bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan (perseroan terbatas) dan sekaligus sebagai bukti kepemilikan perusahaan tersebut. Saham biasa memiliki ciri-ciri yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Hak-hak umum pemegang saham biasa. Hak-hak para pemegang saham biasa tunduk pada hukum dan peraturan di negara tempat perusahaan tersebut terdaftar serta anggaran dasar perusahaan. b. Hak-hak kolektif. Hak-hak kolektif merupakan hak yang dapat dimanfaatkan bersamasama dengan pemegang saham lainnya, yang meliputi: -
Mengubah anggaran dasar perusahaan dengan persetujuan pejabat yang berwenang dinegara tersebut. Membuat dan mengubah anggaran rumah tangga perusahaan. Memilih direksi perusahaan. Menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva tetap perusahaan. Mengubah jumlah saham biasa. Mengemisikan saham istimewa, obligasi dan lain-lain.
c. Hak-hak khusus atau pribadi. Hak-hak pribadi merupakan hak yang dapat dimanfaatkan oleh masing-masing pemegang saham, yang meliputi: -
Hak suara sesuai dengan anggaran dasar perusahaan. Hak untuk menjual sertifikat saham yang dimiliki. Hak untuk memeriksa pembukuan perusahaan. Hak untuk memperoleh pembagian hasil penjualan aktiva sisa perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi. Hak atas laba perusahaan.
Pembelanjaan Jangka Panjang
-
3
Hak pengendalian perusahaan Hak pembagian risiko.
Evaluasi saham biasa sebagai suatu sumber dana bagi perusahaan, ditinjau dari sudut pandang perusahaan yang menerbitkan saham biasa: a. Keunggulan: -
Saham biasa tidak memberikan dividen yang tetap. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo tertentu. Penjualan saham biasa akan meningkatkan kredibilitas perusahaan, karena meningkatkan jaminan bagi pihak kreditur. Saham biasa pada saat tertentu dapat dijual lebih mudah, karena dapat memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada utang dan ikut serta sebagai pemilik perusahaan.
b. Kelemahan: -
-
Penjualan saham biasa dapat meningkatkan hak suara atau hak pengendalian yang dimiliki pemegang saham. Saham biasa lebih banyak memberi hak untuk memperoleh laba kepada pemilik perusahaan. Biaya penanggungan (underwriting) dan pendistribusian lebih mahal daripada utang. Perusahaan yang lebih banyak menggunakan saham biasa dibandingkan dengan utang mempunyai biaya modal yang lebih mahal. Dividen saham biasa tidak bisa digolongkan sebagai biaya untuk mengurangi pajak.
Saham istimewa ( Preference stock ) Saham istimewa mempunyai hak atau klaim di atas saham biasa, tetapi dibawah obligasi. Keistimewaan saham ini berkaitan dengan hak atas pendapatan perusahaan dan hak atas aktiva perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi. Terdapat beberapa persyaratan dalam emisi saham istimewa baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, di antaranya: a. Persyaratan umum emisi saham istimewa. -
Prioritas terhadap laba dan aktiva, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko bagi pihak pembeli. Nilai nominal, merupakan jumlah uang yang akan diterima pemegang saham istimewa jika perusahaan dilikuidasi dan dividen
Pembelanjaan Jangka Panjang
-
-
4
saham istimewa dinyatakan sebagai prosentase tertentu dari nilai nominal. Dividen komulatif, artinya seluruh dividen saham istimewa yang belum dilunasi harus dibayar lebih dahulu sebelum perusahaan membayar dividen saham biasa. Konversi saham istimewa, artinya saham istimewa pada umumnya dapat ditukar dengan saham biasa.
b. Persayaratan khusus. Persyaratan ini tidak harus ada pada setiap saham istimewa, yaitu: -
Hak suara. Hak berpartisipasi. Dana cadangan untuk pelunasan saham istimewa. Tanggal jatuh tempo. Opsi untuk menarik kembali saham istimewa (call option). Tingkat dividen yang fleksibel.
Evaluasi saham istimewa dari menerbitkan saham istimewa:
sudut
pandangan
perusahaan
yang
a. Keunggulan: -
-
Perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena labanya cukup tinggi, dapat memberikan laba yang lebih tinggi kepada pemegang saham biasa dengan menjual saham istimewa yang pendapatannya terbatas. Manajer keuangan dapat menghindari pembagian laba yang merata. Dapat menghindari beralihnya pengendalian perusahaan. Perusahaan tidak perlu harus menyediakan dana cadangan pelunasan.
b. Kelemahan: -
Harga saham istimewa lebih tinggi dari harga obligasi. Dividen saham istimewa tidak bisa dikurangkan atas laba kena pajak.
Utang Jangka Panjang Ada beberapa macam utang jangka panjang yang dapat dipakai sebagai alternatif sumber dana bagi suatu perusahaan, di antaranya:
Pembelanjaan Jangka Panjang
5
a. Obligasi ( Bond ). Obligasi adalah suatu promes ( surat janji ) untuk membayar sejumlah uang pada saat jatuh tempo, yang sifatnya jangka panjang. b. Hipotik ( Mortage ). Hipotik merupakan utang jangka panjang yang pembayarannya dijamin dengan harta tidak bergerak, seperti tanah, gedung dan sebagainya. c. Debenture. Debenture merupakan obligasi jangka panjang yang tidak dijamin dengan harta tidak bergerak tertentu. d. Indenture. Indenture merupakan dokumen yang memuat hubungan jangka panjang antara dibitur dengan kreditur dari sebuah promes jangka panjang. Evaluasi utang jangka panjang sebagai alternatif sumber dana bagi perusahaan ditinjau dari sudut pandang perusahaan debitur: a. Keunggulan: -
Biaya utang terbatas. Kreditur tidak ikut dalam mengendalikan perusahaan. Bunga dapat dikurangkan atas laba kena pajak. Fleksibilitas dalam struktur pembelanjaan dapat dicapai dengan mencantumkan syarat call option.
b. Kelemahan: -
Utang memiliki biaya tetap. Leverage keuangan yang tinggi dapat mendorong turunnya harga saham. Utang memiliki masa jatuh tempo. Utang jangka panjang merupakan ikatan yang relatif lama, sehingga risikonya cukup tinggi. Persyaratan utang jangka panjang lebih berat dari utang jangka pendek. Ada batasan tertentu perusahaan menggunakan utang jangka panjang.
Pembelanjaan Dengan Sewa Guna ( Leasing ) Leasing adalah suatu kontrak di mana pemilik suatu aktiva (lessor) memberikan kepada pihak lain (lessee) hak istimewa untuk menggunakan
Pembelanjaan Jangka Panjang
6
aktiva tersebut, biasanya untuk periode tertentu dengan membayar sewa ssesuai dengan kesepakatan. Terdapat beberapa jenis pembelanjaan dengan leasing, yaitu: a. Sale and leaseback. Dalam sale and leaseback, perusahaan menjual aktivanya kepada lembaga keuangan tertentu, lalu mengikat perjanjian untuk me-lease kembali aktiva tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan persyaratan tertentu. b. Direct lease atau financial lease. Dalam direct lease, perusahaan yang membutuhkan aktiva tertentu memilih aktiva tersebut dan melakukan negosiasi harga langsung dengan produsen atau distributor aktiva tersebut. Perusahaan selanjutnya menghubungi lembaga keuangan untuk membeli aktiva tersebut dari produsen atau distributor dan sekaligus membuat perjanjian untuk me-lease aktiva tersebut. c. Leveraged lease. Dalam leveraged lease ada tiga pihak yang terlibat, yaitu perusahaan yang membutuhkan aktiva (lessee), perusahaan yang memiliki aktiva (lessor), dan pemberi pinjaman (lender). Ditinjau dari sudut pandang perusahaan (lessee) leveraged lease tidak berbeda dengan lease lainnya. Dalam leveraged lease pihak lessor hanya membelanjai sebagian saja aktiva yang di-lease-kan, sedangkan sisanya dibelanjai dengan pinjaman. d. Operating lease Dalam operating lease, pihak perusahaan (leassee) diberikan hak untuk menggunakan ativa yang dibutuhkan selama jangka waktu tertentu, tetapi tidak semua manfaat dan risiko yang terkait dengan aktiva tersebut diberikan kepada perusahaan (lessee).
Evaluasi Alternatif Pembelanjaan Dengan Leasing atau Meminjam Untuk menentukan alternatif pembelanjaan mana yang lebih efisien antara leasing dan meninjam, maka harus dihitung nilai sekarang arus kas keluar masing-masing alternatif pembelanjaan. Alternatif yang nilai sekarang arus kas keluar lebih kecil merupakan alternatif pembelanjaan yang lebih efisien.
Pembelanjaan Jangka Panjang
7
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membutuhkan mesin baru dengan harga Rp 200.000,00 dan mempunyai umur ekonomis 10 tahun. Terdapat dua alternatif pembelanjaan mesin tersebut, yaitu dengan leasing atau dengan meminjam. Jika dibelanjai dengan leasing, pihak lessor menghendaki seluruh nilai mesin disusut selama 10 tahun dan keuntungan sebesar 8%. Biaya leasing dibayar di muka. Jika mesin dibeli dengan melakukan pinjaman, mesin tersebut disusut dengan metode garis lurus selama 10 tahun tanpa nilai sisa. Perusahaan memperoleh investment tax credit sebesar Rp 20.000,00 pada saat investasi dilaksanakan. Perusahaan dapat meminjam dengan bunga 10% dan pajak pendapatan perusahaan 50%. Biaya operasi baik dibelanjai dengan leasing maupun pinjaman dianggap sama. Untuk menganalisis kedua alternatif pembelanjaan tersebut, maka dilakukan analisis nilai sekarang (present value) terhadap arus kas keluar (cash outflows) dari masing-masing alternatif dengan cara sebagai berikut: a. Alternatif Leasing. Besarnya pembayaran biaya leasing tiap tahun: 9 X Rp 200.000,00 = ------------------t=0 ( 1 + 0,08 )t Rp 200.000,00 = X + 6,2469 X Rp 200.000,00 = 7,2469 X X = Rp 27.598,00 Dengan demikian biaya leasing tiap tahunadalah sebesar Rp 27.598,00 - Perhitungan nilai sekarang arus kas keluar alternatif leasing ----------------------------------------------------------------------------------------------(1) (2) (3) (4) End of lease tax cash outflow PV. of cash year payment shield after taxes outflow (1) – (2) 5% ----------------------------------------------------------------------------------------------0 Rp 27.598 0 Rp 27.598 Rp 27.598 1–9 27.598 Rp 13.799 13.799 98.081 10 0 13.799 ( 13.799 ) ( 8.471 ) -----------------Rp 117.208 ==========
Pembelanjaan Jangka Panjang
8
Keterangan: - Discount rate = 5% , berasal dari suku bunga pinjaman setelah pajak , yaitu 10% ( 1 – 0,50). - Tax shield = Rp 13.799, berasal dari 50% ( Rp 27.598 ). - Present value cash outflow: Tahun Present value -------------------------------------------------------------------------0 Rp 27.598 ( 1 ) = Rp 27.598 1–9 Rp 13.799 ( 7,1078 ) = Rp 98.081 10 Rp 13.799 ( 0,6139 ) = Rp 8.471 -----------------------------------------------------------------------------------------Catatan : - ( 7,1078 ) = PVIFA (5%;9 th) - ( 0,6139 ) = PVIF (5%;10 th) b. Alternatif Pinjaman. Besarnya jumlah investasi: Harga mesin Investment tax credit
Rp 200.000,00 20.000,00 -------------------Rp 180.000,00
Jumlah angsuran pinjaman dan bunga tiap tahun: 9 X Rp 180.000,00 = ---------------t=0 ( 1 + 0,10 )t Rp 180.000,00 = X + 5,7590 X Rp 180.000,00 = 6,7590 X X
= Rp 26.631
Dengan demikian jumlah angsuran dan bunga setiap tahun 26.631,00.
Rp
Pembelanjaan Jangka Panjang
9
- Jadwal pembayaran utang: ----------------------------------------------------------------------------------------------Akhir Pembayaran Pokok pinjaman Bunga tiap tahun pokok dan bunga pada akhir tahun tahun ----------------------------------------------------------------------------------------------0 Rp 26.631 Rp 153.369 Rp 0 1 26.631 142.075 15.337 2 26.631 129.652 14.208 3 26.631 115.652 12.965 4 26.631 100.954 11.599 5 26.631 84.418 10.095 6 26.631 66.229 8.442 7 26.631 46.221 6.623 8 26.631 24.212 4.622 9 26.631 0 2.421 ----------------------------------------------------------------------------------------------- Perhitungan nilai sekarang arus kas keluar alternatif pinjaman: ----------------------------------------------------------------------------------------------(1) (2) (3) (4) (5) (6) Akhir Pembayaran Bunga Penyusutan Tax shield Arus kas PV arus kas tahun pinjaman setelah keluar pajak 5% (2+3)0,5 ( 1 – 4 ) ---------------------------------------------------------------------------------------------0 Rp 26.631 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 26.631 Rp 26.631 1 26.631 15.337 20.000 17.669 8.962 8.535 2 26.631 14.208 20.000 17.104 9.527 8.641 3 26.631 12.965 20.000 16.483 10.148 8.766 4 26.631 11.599 20.000 15.800 10.831 8.911 5 26.631 10.095 20.000 15.048 11.583 9.076 6 26.631 8.442 20.000 14.221 12.410 9.261 7 26.631 6.623 20.000 13.312 13.319 9.466 8 26.631 4.622 20.000 12.311 14.320 9.692 9 26.631 2.421 20.000 11.211 15.422 9.941 10 0 0 20.000 10.000 (10.000) (6.139) --------------Rp 102.781 ========= ----------------------------------------------------------------------------------------------Berdasarkan hasil perhitungan PV cash outflows alternatif leasing dan alternatif pinjaman dapat disimpulkan bahwa pembelanjaan yang lebih
Pembelanjaan Jangka Panjang 10
efisien adalah alternatif pinjaman, karena PV cash outflows alternatif pinjaman Rp 102.781 dari PV cash outflows alternatif leasing Rp 117.208.