Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 1
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM K-13 UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL SISWA SMKN TGB KELOMPOK MATA PELAJARAN C1 DI DIY SCIENTIFIC LEARNING APPROACH IN K-2013 TO DEVELOP SPIRITUAL AND SOCIAL SKILLS OF SMKN SUBJECTS (C1) IN DIY Oleh: Muslikhatun Umami Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan kemampuan guru kelompok mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1) dalam: (1) merencanakan; (2) melaksanakan; dan (3) melakukan penilaian pembelajaran sesuai RPP berbasis pendekatan saintifik untuk mengembangkan sikap spiritual dan sosial siswa. Jenis penelitian adalah deskriptif evaluatif dengan sample sebanyak 14 guru diperoleh dari quota sampling. Instrumen yang digunakan berupa angket dan dokumen RPP. Validitas logis instrumen diperoleh melalui expert judgement. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran saintifik untuk mengembangkan sikap spiritual dan sosial siswa pada tahap: (1) merencanakan pembelajaran adalah sangat tinggi dengan capaian 78,57%; (2) pelaksanaan pembelajaran termasuk kategori sangat tinggi dengan capaian 87,50%, pengembangan sikap spiritual dan sosial juga termasuk kategori sangat tinggi; (3) penilaian hasil belajar siswa termasuk kategori sangat tinggi dengan capaian 85,71%, keberadaan rubrik penilaian sikap cukup tinggi yaitu 71,43% dan kualitas rubrik penilaian cukup tinggi yaitu 50%. Kata Kunci: pembelajaran saintifik, sikap spiritual, sikap sosial
Absrtact The purpose of this study was to determine the ability of basic specialized subjects teachers in: (1) planning; (2) implementating; and (3) making an assessment based learning according to RPP scientific approach to develop spiritual and social attitudes of students. This research is descriptive evaluative with 14 samples drown based on qouta sakpling. The instruments used are questionnaire and documentation. Logical validity of questionnaire was done by expert judgement. Questionnaire data analyzed in statistical and qualitative describtive. The results showed that the teachers ability in applying scientific study to develop students spiritual and social attitudes in: (1) make lesson plan showing a very high score of 78.57%; (2) implementing appropriate learning showing a very high score of 87.50%, for spiritual attitudes and social achievements also respectively showed high scores; (3) the students academic performance showing a very high performance of 85.71%, the existence of attitude assessment rubric sufficiently high with 71.43% and the low quality assessment rubric evaluated at 50%. Keywords: scientific learning, spiritual attitudes, social attitudes
2 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
arus globalisasi dan berbagai kemajuan
PENDAHULUAN Kementrian
Pendidikan
dan
dalam
bidang
teknologi,
informasi,
Kebudayaan (Kemdikbud) menetapkan di
industri, dan perdagangan. Masyarakat
tahun 2020 akses pendidikan menengah
Ekonomi ASEAN (MEA) telah berlaku
tercapai
mulai tahun 2016, sehingga arus tenaga
97%
dan
juga
menargetkan
perbandingan Sekolah Menengah Kejuruan
kerja
(SMK) dan Sekolah Menengah Umum
masyarakat ASEAN. Sebagai sekolah yang
(SMU) mencapai 70:30 (Mustaghfirin,
berfokus pada persiapan lulusan yang siap
2015).
kerja,
Sekolah
(SMK),
Menengah
merupakan
pendidikan
salah
Kejuruan satu
menengah
Undang-undang
maka
bebas
SMK
untuk
seluruh
harus
pendidikan
lebih
jenis
mengupayakan
yang
berkualitas sehingga mampu menciptakan
mempersiapkan lulusannya agar siap kerja. Menurut
terbuka
yang
lulusan yang siap bersaing di dunia kerja.
Sistem
Untuk mencapai hal tersebut, maka
Pendidikan Nasional (UUSPN) No 20
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa
(Kemendikbud)
“Pendidikan kejuruan adalah pendidikan
kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah
menengah yang mempersiapkan peserta
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
didik terutama untuk bekerja dalam bidang
Permendikbud
tertentu”.
menyebutkan bahwa tujuan kurikulum
Dalam
proses
penyelenggaraan
2013
telah
No.70
adalah
untuk
tahun
2013
mempersiapkan
pendidikan, SMK menghadapi banyak
manusia
tantangan baik yang bersifat internal
kemampuan hidup sebagai pribadi dan
maupun
internal
warga negara yang beriman, produktif,
terkait dengan tuntutan pendidikan yang
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
mengacu pada delapan Standar Nasional
berkontribusi
Pendidikan yang meliputi: (1) standar isi;
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
(2) standar proses; (3) standar kompetensi
peradaban dunia.
eksternal.
Tantangan
Indonesia
menerapkan
agar
pada
memiliki
kehidupan
lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga
Dalam kurikulum 2013 ini terdapat
kependidikan; (5) standar sarana dan
empat kompetensi inti meliputi sikap
prasarana; (6) standar pengelolaan; (7)
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
standar pembiayaan; dan (8) standar
keterampilan. Dalam kurikulum 2013 juga
penilaian pendidikan.
telah diatur proses pembelajaran dalam
Sedangkan
tantangan
eksternal
yang dihadapi oleh SMK antara lain terkait
kelas
yang
menggunakan
pendekatan
ilmiah dimana siswa berperan sebagai
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 3
subjek dalam pembelajaran. Kurikulum
dan sikap sebagai proses pengembangan
2013 menggunakan model pembelajaran
moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh
langsung (direct instructional) dan tidak
mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
langsung
yang
(indirect
Pembelajaran
instructional).
langsung
pembelajaran
yang
adalah
mengembangkan
terjadi
di
kelas,
sekolah,
dan
masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran
kurikulum
2013,
semua
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
keterampilan menggunakan pengetahuan
ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas,
peserta didik melalui interaksi langsung
sekolah, dan masyarakat (luar sekolah)
dengan sumber belajar yang dirancang
dalam rangka mengembangkan moral dan
dalam
perilaku yang terkait dengan nilai dan
silabus
dan
pembelajaran pendekatan
RPP.
langsung saintifik
Dalam digunakan
kurikulum
2013
berbasis proses keilmuan yaitu pendekatan
memberikan tantangan tersendiri
bagi
pembelajaran yang berpusat pada peserta
sekolah terutama guru sebagai ujung
didik.
dengan
tombak penerapan kurikulum 2013 yang
pendekatan saintifik terdiri dari 5 tahapan
bertatap muka langsung dengan siswa.
belajar
Guru
Proses
yaitu
atau
sikap (Permendikbud 103, 2014).
pendekatan
pembelajaran
mengamati
(observing),
Implementasi
harus
mampu
merencanakan,
menanya
(questioning),
mengumpulkan
melaksanakan, dan melakukan penilaian
informasi/
moncoba
(experimenting),
proses pembelajaran yang mengacu pada
menalar/mengasosiasi (associating), dan
kurikulum 2013. Termasuk di dalamnya
mengomunikasikan (communicating).
penanaman
4
kompetensi
inti
yaitu
Pembelajaran tidak langsung adalah
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pembelajaran yang terjadi selama proses
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini
pembelajaran langsung yang dikondisikan
diwujudkan
menghasilkan
pembelajaran
(nurturant
effect).
dampak
pengiring
Pembelajaran
dengan
perubahan
tahap
dari
pendekatan
EEK
tidak
(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
langsung berkenaan dengan pengembangan
menuju pembelajaran dengan pendekatan
nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-
saintifik
1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan
mengumpulkan
pengetahuan tentang nilai mata pelajaran
mengasosiasi, dan mengomunikasikan).
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta
Serta melalui penanaman nilai moral dan
Pendidikan
Pancasila
nilai
Kewarganegaraan.
Pengembangan
dan nilai
5M
spiritual
(mengamati,
menanya,
informasi/mencoba,
sebagai
dampak
4 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
pengiring/nurturen (indirect instructional)
penilaian
dari proses pembelajaran.
berbasis
pembelajaran pendekatan
sesuai saintifik
RPP untuk
Untuk mewujudkan hal tersebut
mengembangkan sikap spiritual dan sosial
maka pihak sekolah dan dinas pendidikan
siswa SMKN Paket Keahlian Teknik
perlu memberikan fasilitas kepada guru
Gambar
baik berupa kegiatan yang mendukung
Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1) di
implementasi kurikulum 2013 maupun
Daerah Istimewa Yogyakarta.
media pembelajaran yang membantu guru dalam menerapkan pembelajaran saintifik. Faktanya pada tahun 2014 Pemerintah menargetkan melatih 1,3 juta guru secara bertahap dan bertingkat, namun menjelang tahun ajaran baru hanya 283.000 guru yang sudah dilatih (Alawiyah, 2014). Perangkat implementasi kurikulum 2013 juga perlu dilengkapi agar guru benar-benar siap dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
penilaian
Bangunan
Kelompok
Mata
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
evaluatif
dari
pelaksanaan
Kurikulum 2013 yaitu membandingkan antara harapan yang disyaratkan dalam Kurikulum 2013 dengan kenyataannya di sekolah. Waktu dan Tempat Penelitian
berdasarkan
Penelitian
ini
akan
dilakukan
kurikulum 2013. Muchoyar dkk. (2014)
selama 2 bulan yaitu pada bulan Agustus–
mengatakan bahwa tingkat kesiapan guru
September 2016 di 7 SMK Paket Keahlian
dalam
2013
Teknik Gambar Bangunan (TGB) di
mencapai 84,66%, namun berdasarkan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
analisis kualitatif dari angket terbuka dan
meliputi: (1) SMKN 2 Yogyakarta; (2)
dokumen RPP masuk dalam kategori
SMKN 3 Yogyakarta; (3) SMKN 2 Depok;
rendah. Selain itu guru juga masih
(4) SMKN 1 Sayegan; (5) SMKN 1
mengalami kesulitan dalam merumuskan
Sedayu; (6) SMKN 2 Pengasih; dan (7)
tujuan dan penilaian pada aspek sikap yang
SMKN 2 Wonosari.
implementasi
kurikulum
termuat dalam KI-1 dan KI-2. Bertolak dari uraian diatas maka tujuan
penelitian
ini
adalah
Target/ Subjek Penelitian Populasi penelitian ini adalah guru-
untuk
mengetahui kemampuan guru kelompok
guru
mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian
Gambar Bangunan (TGB) kelompok mata
(C1)
(2)
pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1)
melakukan
pada 7 (tujuh) sekolah di Daerah Istimewa
dalam:
melaksanakan;
(1) dan
merencanakan; (3)
SMKN
Paket
Keahlian
Teknik
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 5
Yogyakarta. Sampel penelitian diambil
kuantitattif, dan teknik diskriptif kualitatif
secara quota sampling dengan menetapkan
untuk data yang bersifat kualitatif.
sebanyak 2 guru pengampu kelompok mata
Untuk
mempermudah
dalam
pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1)
menentukan angka capain guru pengampu
pada masing-masing sekolah sehingga
Dasar
jumlah keseluruhan sampel adalah 14 guru.
merencanakan,
Bidang
melakukan Prosedur
(C1)
dalam
melaksanakan,
dan
penilaian
hasil
belajar
mengembangkan sikap spiritual dan sosial,
Metode
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah survey melalui daftar pertanyaan berupa angket yang diajukan kepada responden secara langsung dan dokumentasi berupa pengumpulan RPP.
maka hasil penelitian akan dinyatakan dalam bentuk persen (%) dan dilakukan pengelompokan data menjadi beberapa kategori dengan skala interval: sangat tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
HASIL PENELITIAN DAN
Data penelitian dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
Keahlian
Instrumen
yang
digunakan
berupa angket dan dokumen RPP. Angket
PEMBAHASAN Tingkat Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengembangkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa
dipilih karena proses pembelajaran yang Kesesuaian penyusunan dokumen
diteliti telah dilaksanakan sehingga tidak memungkinkan
dilakukannya
observasi
secara langsung. Sedangkan dokumen RPP digunakan sebagai pembanding antara angket yang diisi oleh guru dengan bukti fisik dokumen RPP yang telah disusun sebelumnya. Data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan menemui
RPP untuk mata pelajaran kelompok Dasar Bidang Keahlian (C1) difokuskan pada pembelajaran
untuk
menumbuhkan sikap spiritual dan sosial diukur
menggunakan
angket
tertutup
dengan 8 butir pernyataan. Dari hasil penelitian akan diketahui jenis-jenis
responden satu persatu.
saintifik
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan guru, kegiatan yang belum Teknik Analisis Data Teknik
dilaksanakan oleh guru, serta tingkat
analisis
digunakan
adalah
kuantitattif
untuk
data
teknik data
yang
yang
kesesuaian
penyusunan
RPP
berbasis
diskriptif
pendekatan ilmiah oleh guru. Disediakan 2
bersifat
buah alternatif jawaban pada masing-
6 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
masing
pernyataan
sudah
untuk mengembangkan sikap spiritual dan
belum
sosial siswa masuk dalam kategori sangat
dilaksanakan (bernilai 0). Hasil penelitian
tinggi dengan angka capaian sebesar
tingkat kemampuan guru dalam menyusun
97,32%.
dilaksanakan
(bernilai
yaitu 1)
dan
RPP berbasis pendekatan saintifik untuk
Selain
menggunakan
angket
mengembangkan efek sikap spiritual dan
tertutup, digunakan pula dokumen RPP
sosial siswa disajikan dalam Tabel 1.
untuk
Tabel 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berbasis Pendekatan Saintifik
penyusunan RPP pada proses pembelajaran
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Pernyataan Tujuan pembelajaran sikap spiritual dan sosial Pembelajaran dengan 5m Pembelajaran saintifik tahap mengamati Pembelajaran saintifik tahap menanya Pembelajaran saintifik tahap mengumpulkan informasi Pembelajaran saintifik tahap mengasosiasi Pembelajaran saintifik tahap mengomunisasikan Penilaian sikap dan rubrik Rerata Terendah Tertinggi Modus Standar Deviasi
mengetahui
tingkat
kesesuain
dengan metode pendekatan saintifik dan
Rerata
%
pengembangan sikap spiritual dan sosial
1,00
100
dalam pembelajaran. Kegiatan yang telah
0,93
92,86
1,00
100
1,00
100
1,00
100
1,00
100
1,00
100
0,86 0,97 0,86 1,00 1,00 0,06
85,71 97,32 -
dirumuskan pada RPP akan diberi nilai satu (1) sedangkan kegiatan yang belum dirumuskan dalam RPP diberi nilai nol (0). Penilaian kualitas rubrik digunakan skala
Dari hasil penelitian melalui angket
penilaian 0-3 dengan rincian: 3= baik (B); 2 = cukup (C); 1 = kurang (K); dan 0 = tidak ada (T). Hasil telaah RPP disajikan dalam Tabel 12 dan secara rinci dapat dilihat pada lampiran Tabel. 2. Tabel 2. Telaah Dokumen RPP. No
diketahui bahwa tingkat kemampuan guru
1
kelompok mata pelajaran Dasar Bidang
2 3 4
Keahlian (C1) dalam menyusun RPP
5
berbasis pendekatan saintifik memiliki
6
nilai rerata ( ̅ ) 0,97 dan berada pada
7
rentang nilai terendah (xr) 0,86 dan nilai
8 9
tertinggi (xt) 1,00 dengan modus 1,00; dan
a b
Aspek yang diamati Tujuan Pembelajaran aspek sikap Deskripsi pembelajaran 5M Deskripsi tahap mengamati Deskripsi tahap menanya Deskripsi tahap mengumpulkan informasi Deskripsi tahap mengasosiasi Deskripsi tahap mengomunikasikan Penilaian Sikap Keberadaan Rubrik Kualitas Rubrik
guru pengampu mata pelajaran Fisika dan
%
6
42,86
11 10 11
78,57 71,43 78,57
9
64,28
11
78,57
10
71,43
14 10 21 Rerata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Modus
standar deviasi 0,06. Sehingga kemampuan
Gambar Teknik SMK Paket Keahlian
Jumlah
100 71,43 50,00 78,57 100 50 71,43
Dari hasil telaah RPP diketahui
Teknik Gambar Bangunan di DIY dalam
bahwa
merencanakan
mendiskripsikan pembelajaran saintifik 5M
pembelajaran
saintifik
sebanyak
71,43%
guru
telah
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 7
dengan perencanaan pembelajaran masing-
alternatif kegiatan yang dapat dilakukan
masing tahap sebagai berikut: (1) tahap
oleh guru. Tingkat kesesuaian pelaksanaan
mengamati (71,43%); (2) tahap menanya
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah
(78,57%);
dan
(3)
informasi
tahap
mengumpulkan
(64,28%);
(4)
variasi
kegiatan
belajar
yang
tahap
digunakan oleh guru, diteliti menggunakan
mengasosiasi (78,57%); dan (5) tahap
angket tertutup dengan jumlah pertanyaan
mengomunikasikan
Nilai
sebanyak 16 butir. Disediakan 2 buah
terendah adalah pada perumusan tujuan
alternatif jawaban pada masing-masing
pembelajaran aspek sikap sosial dan
pernyataan
spiritual yaitu sebesar 42,86%, yang
(bernilai = 1) dan belum dilaksanakan
artinya masih banyak guru yang belum
(bernilai = 0).
(71,43%).
merumuskan tujuan pembelajaran aspek sikap.
Seluruh
merencanakan
guru
(100%)
penilaian
sikap
yaitu
sudah
dilaksanakan
Dari 14 data angket yang diisi oleh
telah
guru pengampu mata pelajaran Dasar
namun
Bidang Keahlian (C1) di SMK Teknik
hanya sebanyak 71,43% guru yang telah
Gambar
membuat rubrik peilaian dan kualitas
Yogyakarta akan didapatkan nilai rerata,
rubrik yang dibuat hanya 50%. Hasil telaah
nilai tertinggi, nilai terendah, nilai yang
RPP
kerap
menunjukkan
bahwa
tingkat
Bangunan
muncul
Daerah
(modus),
dan
Istimewa
standar
kemampuan guru dalam menyusun RPP
deviasi. Hasil penelitian akan disajikan
dengan
dalam Tabel 3.
pendekatan
saintifik
untuk
mengembangkan sikap spiritual dan sosial
Tabel
termasuk kategori sangat tinggi dengan No 1. 2.
angka capaian 78,57%. Tingkat Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Sesuai dengan RPP Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengembangkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pendekatan
saintifik
memiliki lima tahapan kegiatan yaitu mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/ mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pada masing-masing tahapan pembelajaran, terdapat beberapa
3. 4. 5.
3.Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan RPP Berbasis Pendekatan Ilmiah
Pernyataan Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi/ mencoba Mengasosiasi Mengomunikasikan Rerata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Modus Standar Deviasi
Rerata 0,95 1
% 94,75 100
0,79
78,50
0,68 0,93 0,88 0,68 1 0,25
67,50 93,00 87,50 -
Dari data angket tertutup secara keseluruhan
pelaksanaan
pembelajaran
pada kelompok mata pelajaran
Dasar
Bidang Keahlian (C1) SMK TGB memiliki
8 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
nilai rerata ( ̅ ) 0,88 (87,50%) dan berada
Pada kelompok mata pelajaran
pada rentang nilai terendah (xr) 0,68 dan
Dasar Bidang Keahlian angka capaian
nilai tertinggi (xt) 1,00 dengan modus 0,93
kompetensi pengembangan sikap spiritual
dan standar deviasi 0,25. Dengan angka
memiliki nilai rerata ( ̅ ) 0,85 (angka
capaian yang sangat tinggi yaitu 87,50%
capaian 89,28%) dan berada pada rentang
maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
nilai terendah (xr) 0,64 dan tertinggi (xt)
pembelajaran telah sesuai dengan RPP dan
1,00 dengan modus 1,00 dan standar
telah menerapkan pembelajaran saintifik.
deviasi
Kompetensi yang dikembangkan
0,13.
Dengan
angka
capaian
sebesar 85,16% maka dapat disimpulkan
merupakan nurturen efek yang ingin
bahwa
dicapai dalam proses pembelajaran sebagai
pengembangan sikap pada kelompok mata
perwujudan dari kompetensi inti KI-1 dan
pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1)
KI-2 terkait pengembangan sikap spiritual
termasuk kedalam kategori sangat tinggi.
(personal) dan sikap sosial. Terdapat 20
Secara rinci hasil penelitian akan disajikan
jenis sikap yang digunakan untuk menilai
dalam Tabel 4.
tingkat ketercapaian pengembangan sikap
Tabel 4. Nurturen Efek Sikap Spiritual Siswa
spiritual
dan
sosial
dalam
proses
pembelajaran dengan pembagian 13 butir sikap spiritual dan 7 butir sikap sosial. Untuk kemampuan
mengukur guru
dalam
tingkat mewujudkan
dampak pengiring yang ditimbulkan dalam kegiatan pembelajaran, digunakan jenis angket tertutup dengan dua buah alternatif jawaban pada masing-masing sikap dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan yaitu sudah diamati (bernilai = 1) dan belum diamati (bernilai = 0). Dari hasil penelitian akan dicari nilai rerata, nilai terendah, nilai
tingkat
ketercapaian
tujuan
No Pernyataan Rerata % 1. Melatih kesungguhan 1,00 100 2. Melatih ketelitian 0,93 92,86 3. Melatih kemampuan mencari 1,00 100 informasi 4. Mengembangkan rasa ingin tahu 0,93 92,86 5. Mengembangkan kemampuan 0,71 71,43 merumuskan pertanyaan 6. Membentuk pikiran kritis 0,71 71,43 7. Mengembangkan sikap jujur 1,00 100 8. Mengembangkan kebiasaan belajar 0,64 64,28 9. Mengembangkan kreatifitas 0,79 78,57 10. Mengembangkan sikap disiplin 1,00 100 11. Membiasakan kerja keras 0,86 85,71 12. Mengembangkan kemampuan 0,86 85,71 menerapkan prosedur 13. Mengembangkan kemampuan 0,64 64,28 berpikir sistematis Rerata 0,85 85,16 Terendah 0,64 Tertinggi 1,00 Modus 1,00 Standar Deviasi 0,15 -
tertinggi, modus, dan standar deviasi. Sehingga akan diketahui jenis-jenis sikap
Kompetensi pengembangan sikap
spiritual dan sosial yang dikembangkan
sosial pada mata pelajaran Fisika dan
guru dalam kegitan pembelajaran
Gambar Teknik memiliki nilai rerata ( ̅ )
yang tertinggi hingga yang terendah.
dari
0,97 dan berada pada rentang nilai
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 9
terendah (xr) 0,93 dan tertinggi (xt) 1,00
penilaian diri, dan penilaian antar teman.
dengan modus 1,00 dan standar deviasi
Melalui angket tertutup akan diketahui
0,04. Dengan angka capaian sebesar
berapa
96,94% maka dapat disimpulkan bahwa
merencanakan kegiatan penilaian sikap.
tingkat ketercapaian tujuan pengembangan
Hasil tersebut akan dibandingkan dengan
sikap sosial pada kelompok mata pelajaran
hasil
Dasar Bidang Keahlian (C1) termasuk
mengetahui seberapa banyak guru yang
kedalam kategori
sangat tinggi. Secara
telah merumuskan penilaian sikap dalam
rinci hasil penelitian akan disajikan dalam
RPP serta jenis penilaian yang digunakan.
Tabel 5.
Bagi
Tabel 5. Kompetensi Sikap Sosial Siswa
penilaian sikap dalam RPP maka akan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pernyataan Rerata Mengembangkan sikap sopan 1,00 Mengembangkan kemampuan 1,00 menghargai pendapat Mengembangkan kemampuan 0,93 berkomunikasi Membiasakan taat pada aturan 0,93 Mengembangkan kemampuan 1,00 membuat kesimpulan Mengembangkan sikap 1,00 toleransi Mengembangkan kemampuan 0,93 menyampaikan pendapat Rerata 0,97 Terendah 0,93 Tertinggi 1,00 Modus 1,00 Standar Deviasi 0,04
% 100 100 92,86
banyak
telaah
guru
guru
yang
dokumen
yang
RPP
telah
telah
untuk
merumuskan
dilihat apakah guru tersebut telah membuat rubrik penilaian sikap serta apakah kualitas rubrik yang dibuat sudah memadai. Pada Tabel 1. diketahui bahwa
92,85 100 100 92,86 96,94 -
sebanyak
85,71%
kelompok
pelajaran
guru Dasar
pengampu Bidang
Keahlian (C1) SMK Teknik Gambar Bangunan mengatakan telah merumuskan penilaian sikap. Dengan rincian jenis penilaian yang digunakan sebagai berikut.
Tingkat Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Penilaian Hasil Pembelajaran Sesuai RPP Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengembangkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Penilaian pada kurikulum 2013 terdiri dari tiga aspek yaitu penilaian aspek
Gambar 5. Bentuk Penilaian yang Dilakukan Guru
pengetahuan, aspek keterampilan, dan
Jenis penilaian sikap yang paling
aspek sikap. Pada penelitian ini, penilaian
banyak digunakan adalah penilaian oleh
hanya difokuskan pada penilaian aspek
guru yaitu sebanyak 58,33%, sedangkan
sikap. Penilaian sikap dapat dilakukan
penilaian diri dan penilaian sesama teman
dengan tiga cara yaitu penilaian oleh guru,
masih jarang dilakukan dengan angka
10 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
capaian masing-masing 25% dan 16,67%.
dibawah hasil angket terbuka. Berdasarkan
Dari Tabel 12. diketahui bahwa sebanyak
angket
71,43%
merencanakan
guru
telah
membuat
rubrik
terbuka
100%
guru
seluruh
telah tahapan
penilaian sikap sehingga masuk kategori
pembelajaran saintifik, namun berdasarkan
cukup tinggi. Kualitas rubrik yang dibuat
hasil telaah RPP angka capaian tertinggi
berada pada kategori yang sama yaitu
hanya sebesar 78,57%. Capaian 78,57% ini
cukup tinggi dengan capaian 50%.
meliputi mendeskripsikan pembelajaran 5M, merencanakan pembelajaran tahap
PEMBAHASAN Tingkat Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengembangkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Dari
hasil
tahap mengasosiasi. Tahap mengamati dan menanya masing-masing memiliki angka capaian
71,43%,
sedangkan
tahap
diketahui
mengumpulkan informasi hanya sebesar
bahwa tingkat kemampuan guru kelompok
64,28%. Nilai terendah dari hasil telaah
mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian
RPP
(C1)
pembelajaran aspek sikap spiritual dan
dalam
penelitian
menanya, dan merencanakan pembelajaran
menyusun
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis
adalah
perumusan
tujuan
sosial yaitu sebesar 42,86%.
saintifik sudah “sangat tinggi” dengan
Perbedaan hasil antara angket yang
angka capaian sebesar 97,32%. Terdapat 6
diisi oleh guru dengan telaah dokumen
dari 8 aspek kegiatan yang diamati telah
RPP dapat disebabkan adanya subjektifitas
dilaksanakan secara sempurna oleh guru
guru dalam mengisi angket penelitian.
(100%). Terdapat dua kegiatan yang belum
Sedangkan
dilaksanakan
yaitu
didasarkan pada dokumen riil yang telah
dengan
disusun oleh guru sebelum mengajar.
pendekatan saintifik 5M dan merumuskan
Karenanya hasil telaah dokumen RPP
tujuan pembelajaran aspek sikap spiritual
dianggap menunjukkan hasil yang lebih
dan sosial dengan angka capaian masing-
valid dibandingkan dengan hasil angket
masing sebesar 85,71% dan 92,86%.
yang diisi guru.
secara
mendiskripsikan
sempurna
pembelajaran
Berdasarkan telaah dokumen RPP
telaah
dokumen
RPP
Dari hasil ini dapat disimpulkan
dapat diketahui bahwa RPP yang disusun
bahwa
oleh guru memiliki tingkat kesesuaian
kurikulum 2013, kemampuan guru dalam
yang “tinggi” dengan pendekatan saintifik
menyusun
yang diterapkan pada kurikulum 2013.
Pembelajaran
Akan tetapi angka capaiannya masih
telah
di
tahun
ketiga
Rencana
penerapan
Pelaksanaan
(RPP) berbasis saintifik
mengalami
peningkatan
yang
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 11
signifikan. Berdasarkan penelitian Sutarto
pendampingan
(2015), kemampuan guru SMK Paket
menyusun RPP. Selain itu diperlukan
Keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB)
kesadaran guru untuk terus belajar dan
dalam merumuskan tujuan pembelajaran,
menyempurnakan
pelaksanaan
pembelajaran
pembelajaran
5M,
dan
kepada
guru
dalam
perencanaan sehingga
tujuan
penelitian hasil belajar siswa, ketiganya
pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
berda pada angka capaian sebesar 75%.
Kementrian
pendidikan
Hal serupa dikatakan oleh Hartoyo (2015)
memberikan
standar
yang mengatakan tingkat kemampuan guru
format pembuatan dokumen RPP secara
dalam
sistematis sehingga guru-guru akan lebih
merumuskan
pembelajaran
sesuai
perencanaan kurikulum
2013
terarah
dalam
adalah sebesar 73,10%. Sedangkan dari
Rencana
hasil analisis angket tertutup yang diisi
(RPP).
juga
perlu
operasional
menyusun
Pelaksanaan
dan
dokumen
Pembelajaran
oleh guru menunjukkan bahwa seluruh
Namun jika dilihat dari telaah
Tingkat Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Sesuai dengan RPP Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengembangkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Dari hasil penelitian, kemampuan
dokumen RPP yang disusun oleh guru,
guru dalam melaksanakan pembelajaran
dapat diketahui bahwa beberapa komponen
berbasis saintifik memiliki angka capaian
masih memiliki angka capaian rendah
87,50%.
bahkan
melaksanakan
kegiatan
sebelumnya. Masing-masing komponen
sesuai
yang
tersebut
menerapkan pendekatan saintifik yang
komponen telah direncanakan dengan baik dan angka capaian seluruh komponen berada diatas 80%.
dibawah
adalah
pembelajaran
hasil
penelitian
perumusan
aspek
sikap,
tujuan deskripsi
Artinya
RPP
terdiri
dari
guru
telah
mampu
pembelajaran
disusun
mengamati,
dengan
menanya,
pembelajaran tahap mengamati, deskripsi
mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
pembelajaran
dan mengomunikasikan.
tahap
mengumpulkan
informasi, deskripsi pembelajaran tahap
Urutan tahapan yang telah banyak
mengomunikasikan, dan membuat rubrik
dilaksanakan dari tertinggi hingga terendah
penilaian aspek sikap.
secara
baik
berturut-turut
Berdasarkan hasil tersebut, maka
(100%),
pihak
mengomunikasikan
pendidikan
sekolah masih
maupun
perlu
dinas
mengadakan
pelatihan penyusunan RPP dan melakukan
yaitu
mengamati
mengumpulkan
menanya (94,75%), (93,00%),
informasi/
mencoba
(78,50%) dan mengasosiasi (67,50%).
12 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Dari
serangkaian
kegiatan
yang
mengembangkan kebiasaan belajar dan
dilaksankan oleh guru mata pelajaran
mengembangkan
kemampuan
berpikir
Fisika dan Gambar Teknik, kegiatan
sistematis dengan angka capaian 64,28%.
wawancara dengan narasumber merupakan
Pada pengembangan sikap sosial,
kegiatan yang paling jarang dilakukan
sebanyak empat sikap telah dikembangkan
(21,43%).
secara
Dampak pengiring (nurturen efek) kompetensi
sikap
yang
sempurna
(100%)
yaitu
mengembangkan sikap sopan, menghargai
ingin
pendapat, toleransi, dan mengembangkan
dikembangkan pada pembelajaran dengan
kemampuan membuat kesimpulan. Sikap
pendekatan saintifik dibedakan menjadi
lain yang juga telah banyak diamati yaitu
dua jenis yaitu sikap spiritual dan sosial.
mengembangkan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
berkomunikasi, membiasakan taat pada
angka capaian untuk sikap spiritual adalah
aturan, dan mengembangkan kemampuan
sebesar 85,16% sedangkan untuk sikap
menyampaikan pendapat dengan angka
sosial adalah 96,94%. Sehingga keduanya
capaian masing-masing sebesar 92,86%.
tergolong telah mencapai angka yang tinggi.
kemampuan
Sebanyak
lima
sekolah
telah
mengembangkan sikap sosial siswa secara Terdapat empat sikap spiritual yang
sempurna (100%) yaitu: (1) SMKN 3
dikembangkan
sempurna
Yogyakarta; (2) SMKN 2 Depok; (3)
kesungguhan,
SMKN 1 Sedayu; (4) SMKN 1 Sayegan;
melatih kemampuan mencari informasi,
dan (5) SMKN 2 Pengasih. Terdapat dua
mengembangkan
sekolah
telah (100%)
yaitu
secara
melatih
sikap
jujur
dan
yang
belum
mengembangkan
mengembangkan sikap disiplin. Sikap lain
sikap sosial siswa secara sempurna yaitu
yang juga telah banyak dikembangkan
SMKN 2 Wonosari dengan angka capaian
yaitu
dan
92,90% dan SMKN 2 Yogyakarta dengan
mengembangkan rasa ingin tahu dengan
angka capaian 85,70%. Meski terdapat dua
angka capaian masing-masing 92,86%.
sekolah belum mencapai angka sempurna
Mengembangkan kemampuan menerapkan
namun seluruh sekolah telah berada pada
prosedur
kategori
melatih
dan
mengembangkan
ketelitian
bekerja
keras
85,71%,
kreatifitas
78,57,
sangat
tinggi
dalam
mengembangkan sikap sosial siswa.
mengembangkan kemampuan merumuskan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan dan membentuk pikiran kritis
dengan angka capaian sebesar 87,50%,
71,43%. Sedangkan sikap dengan angka
berarti
capaian yang masih relatif rendah adalah
terlaksana
kegiatan sesuai
pembelajaran
telah
dengan
yang
RPP
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 13
disusun. Hal ini menunjukkan bahwa guru
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
pengampu mata pelajaran kelompok Dasar
Dari
Bidang
berbasis
Keahlian
mengalami
(C1)
kesulitan
tidak
berarti
lagi dalam
seluruh
tahapan
pendekatan
mengumpulkan
pembelajaran ilmiah,
informasi
tahap
bertransformasi dari proses pembelajaran
mengolah
EEK (Eksplorasi, elaborasi, Konfirmasi)
merupakan tahapan dengan nilai terendah.
menjadi
dengan
Siswa belum dieksplorasi secara optimal
pendekatan saintifik atau 5M (Mengamati,
untuk mencari informasi dan mengolah
Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan
informasi secara mandiri baik melalui
Mengomunikasikan). Kemampuan guru
eksperimen, pengamatan objek, membaca
dalam menerapkan metode saintifik dalam
referensi lain, maupun wawancara dengan
mengajar juga menunjukkan bahwa guru
narasumber. Oleh sebab itu sekolah dan
telah
prinsip
dinas pendidikan sebaiknya meningkatkan
pembelajaran yang menjadi karakteristik
sarana dan prasarana yang dibutuhkan
khas
Angka
siswa untuk melakukan eksperimen atau
proses
siap
dari
pembelajaran
menerapkan
14
informasi
dan
tahap
(mengasosiasi)
kurikulum
2013.
sebesar
87,50%
juga
pengamatan. Buku-buku dan referensi ilmu
kenaikan
yang
yang terbaru juga sebaiknya dilengkapi
signifikan tentang kesiapan guru dalam
untuk menambah sumber belajar siswa.
melaksanakan pembelajaran dari tahun
Selain itu perlu adanya kerjasama antara
2015 hingga tahun 2016. Menurut Hartoyo
sekolah dengan dunia industri sehingga
(2015) tingkat kesiapan guru di DIY dalam
siswa dapat melakukan wawancara dengan
melaksanakan
sesuai
narasumber yang profesional. Guru juga
kurikulum 2013 adalah 73,70%. Hal serupa
harus lebih aktif dalam membimbing dan
ditunjukkan oleh penelitian Sutarto (2015)
mengarahkan siswa mengolah informasi
yang
yang telah didapatkan baik secara individu
pencapaian menunjukkan
adanya
pembelajaran
menyebutkan
bahwa
tingkat
pencapaian guru dalam melaksanakan pembelajaran
sesuai
kurikulum
2013
adalah 75%. Pada
maupun kelompok. Tujuan yang ingin dicapai guru secara umum adalah untuk meningkatkan
masing-masing
tahapan
softskill individu (kemampuan personal
pendekatan saintifik, terdapat beberapa
dan sosial) dari siswa. Siswa dibiasakan
jenis kegiatan yang umum dilakukan oleh
aktif
guru dalam proses pembelajaran. Selain tu
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan 2
juga terdapat tujuan-tujuan yang ingin
prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
dicapai guru dalam setiap tahapan proses
yaitu dari peserta didik diberitahu menjadi
dan
kritis
selama
proses
14 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
ketercapaian pengembangan sikap sosial
Tingkat Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Penilaian Hasil Pembelajaran Sesuai RPP Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengembangkan Sikap Spiritual dan Sosial Siswa Hasil penelitian degan angket
lebih tinggi dari pengembangan sikap
tertutup menunjukkan bahwa 85,71% guru
spiritual (personal) individu. Guru perlu
telah merencanakan penilaian aspek sikap.
memberikan
dalam
Sedangkan berdasarkan telaah dokumen
mengembangkan sikap spiritual individu
RPP sebanyak 100% guru mengatakan
dalam pembelajaran sehingga keduanya
telah merumuskan tujuan pembelajaran
dapat dikembangkan secara seimbang.
aspek
Pengembangan sikap selain dilakukan
Berdasarkan angka capaian ini maka dapat
melalui kegiatan pembelajaran di dalam
dikatakan tingkat kemampuan guru dalam
kelas,
kelompok mata pelajaran Dasar Bidang
peserta didik mencari tahu, dan dari guru sebagai
satu-satunya
sumber
belajar
menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar.
Jika
juga
dibandingkan,
porsi
dapat
angka
lebih
dilakukan
melalui
sikap
sosial.
Keahlian
pramuka
efektif untuk
penilaian sikap sudah sangat tinggi. Jenis
mengembangkan
penelitian yang paling dominan dilakukan
menanamkan
dan
karakter positif siswa (Jaedun: 2014). Sekolah
telah
dalam
dan
kegiatan ekstrakurikuler misalnya kegiatan yang terbukti
(C1)
spiritual
merencanakan
oleh guru (58,33%), sedangkan penilaian
mengupayakan
diri dan penilaian teman sejawat masih
pengembangan sikap spiritual dan sosial
jarang dilakukan dengan capaian masing-
semaksimal
dan
masing 25% dan 16,67%. Meski 100%
masyarakat juga harus mengupayakan
guru telah merencanakan penilaian sikap
terciptanya lingkungan yang kondusif agar
spiritual dan sosial dalam dokumen RPP,
siswa dapat membiasakan diri menerapkan
namun baru sebanyak 71,43% guru yang
sikap-sikap luhur dalam kehidupan sehari-
telah menyusun rubrik penilaian sikap
hari dan menjadi sebuah budaya. Dengan
spiritual, dengan kualitas rerata rubrik
demikian tujuan kurikulum 2013 untuk
yang disusun hanya sebesar 50%.
mungkin.
Keluarga
mencetak generasi
yang tidak hanya
unggul
pengetahuan
dalam
Guru kelompok mata pelajaran
dan
Dasar Bidang Keahlian (C1) di SMKN 3
keterampilan namun juga memiliki nilai
Yogyakarta dan SMKN 2 Depok belum
spiritual dan sosial yang luhur akan
sama sekali menggunakan penilaian diri
tercapai.
dan penilaian antar siswa dalam melakukan penilaian aspek sikap. Sedangkan di 5 sekolah lain sebanyak 50% guru telah
Pembelajaran Saintifik dalam.... (Muslikhatun Umami) 15
merencanakan ketiga cara penilaian sikap.
sikap
Ketersediaan
sehingga rubrik yang digunakan pada
rubrik
penilaian
sikap
menunjukkan hasil yang berbanding lurus
secara
benar
dan
operasional
proses penilaian akan lebih berkualitas.
dengan perencanaan pelaksanaan penilaian aspek sikap di masing-masing sekolah.
SIMPULAN DAN SARAN
Kualitas rubrik yang penilaian sikap yang
Simpulan
paling
1. Tingkat
memadai
adalah
SMKN
2
Yogyakarta.
kemampuan
menyusun
Dalam proses penilaian sebaiknya
dokumen
pendekatan
guru RPP
dalam berbasis
saintifik
untuk
guru dapat mengimbangkan tiga cara
mengembangkan sikap spiritual dan
penilaian sikap yaitu penilaian oleh guru,
sosial siswa termasuk dalam kategori
penilaian diri, dan penilaian antar teman.
sangat tinggi dengan nilai capaian
Dengan asumsi bahwa siswa adalah orang
sebesar 78,57%.
yang paling mengerti dirinya sendiri maka
2. Tingkat
kemampuan
guru
dalam
penilaian diri dapat dikatakan sebagai
melaksanakan pembelajaran berbasis
penilaian yang paling akurat. Sedangkan
pendekatan saintifik termasuk dalam
penilaian antar siswa diperlukan karena
kategori sangat tinggi dengan nilai
siswa dianggap lebih memahami sifat
capaian sebesar 87,50%. Nilai capaian
siswa lainnya dibandingkan dengan guru.
pengembangan sikap spiritual dan sikap
Sehingga dengan menerapkan ketiga jenis
sosial keduanya juga termasuk dalam
penilaian tersebut maka proses penilaian
kategori sangat tinggi dengan nilai
diharapkan mampu benar-benar mengukur
capaian masing-masing sebesar 85,16%
sikap spiritual dan sosial siswa.
dan 96,94%.
Guru juga perlu melengkapi rubrik penilaian sikap, baik itu penilaian oleh guru, penilaian diri, maupun penilaian antar teman. Tujuannya adalah agar proses penilaian
menjadi
lebih
terarah
dan
menghindari adanya subjektifitas dalam penilaian. Dengan kualitas rubrik penilaian yang baru mencapai angka 50%, maka pihak sekolah dan dinas pendidikan perlu mengadakan pelatihan bagi
guru-guru
tentang cara menyusun rubrik penilaian
3. Tingkat
kemampuan
melaksanakan pembelajaran
guru
dalam
penilaian sesuai
RPP
hasil dengan
berbasis pendekatan saintifik untuk mengembangkan sikap spiritual dan sosial siswa masuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai capaian sebesar 85,71%, secara rinci yaitu: (1) penilaian
oleh
guru
58,33%;
(2)
penilaian diri 25%; dan (3) penilaian
16 Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
teman sejawat 16,67%. Keberadaan
DAFTAR PUSTAKA
rubrik penilaian sikap termasuk kategori
Mustaghfirin, Direktur Pembinaan SMK (2015). Tantangan Pendidikan Kejuruan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, Makalah diampaiakan pada Dies FT UNY, 7 Februar 2015.
cukup tinggi yaitu sebanyak 71,43% sedangkan kualitas rubrik penilaian masuk kategori cukup tinggi yaitu 50%. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penilaian,
maka
peneliti
memberikan
beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi dinas pendidikan dan sekolah perlu
memfasilitasi
guru
melalui
pelatihan-pelatihan dengan menekankan mengembangkan aspek-aspek
yang
masih
tahap
rendah
penyusunan
baik
pada
RPP,
pelaksanaan
pembelajaran dalam kelas, maupun peilaian hasil belajar siswa. 2. Perlu mengoptimalkan fungsi pengawas sekolah untuk mampu memberikan pengawasan lebih intensif terutama pada sekolah-sekolah dengan tingkat implementasi kurikulum 2013 yang masih tertinggal dari sekolah lain. 3. Guru harus memberdayakan diri baik melalui
internet,
forum
MGMP,
maupun berdiskusi dengan sesamanya agar
mampu
melakukan
perbaikan
dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian pembelajaran, serta menemukan variasi-variasi yang baru dalam mengajar.
Republik Indonesia (2003). Undangundang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor 70 Tahun 2013, tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Alawiyah, F. (2014). Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Info Singkat Kesejahteraan Sosial DPR RI Vol. VI. No. 15/I/P3DI/Agustus/2014. Muchoyar, dkk. (2014). Kesiapan Guru Bidang Keahlian Teknik Bangunan dalam Implementsi Kurikulum 2013 SMK Negeri di DIY. Laporan Penelitian Kolaborasi. Yogyakarta: FT UNY.