e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR BERADASARKAN HASIL WAWANCARA DI KELAS VIIIA1 SMP NEGERI 1 SINGARAJA Siti Nurlailatul as’Adah, I Made Sutama, I Gede Nurjaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Senii Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIII A1 SMP Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII A1 SMP Negeri 1 Singaraja. Objek penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks prosedur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan,perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara yang telah dirancang oleh guru, sudah mencakup komponen-komponen RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013. Langkah-langkah pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara tersebut mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara, guru masih kurang dalam menerapkan tiga aspek penilaian auntetik, yaitu penilaian sikap. Guru sudah mempersiapkan rubrik penilaian sikap dan lembar pengamatan sikap, namun tidak melakukan penilaian seperti dalam pedoman pada saat proses pembelajaran menulis teks prosedur. Kata kunci: menulis, teks prosedur, wawancara Abstract This study aims to describe the planning, implementation, and evaluation of learning to write the text of procedures based on interviews in class VIII SMP Negeri 1 Singaraja, grade A1. This study use a qualitative design. The subjects were Indonesian teacher who teach in class VIII SMP Negeri 1 Singaraja grade A1. The object of this research is how to write text procedure. Data collection methods used were documentation, observation, and interviews. The results of this study indicate, already, learning plan writing text based on interview procedures that have been desighned by teacher, already includes components that correspond to the curriculum RPP 2013. Step of writing procedure text is based on the teaching of writing text of the interview results include preliminary activities, core activities, and closing activity. Learning assessment in procedure text of writing tevt based on interview, teachers are still lacking in implementing aunthentic there aspect of assessment, namely the attitude assessment. Teacher have prepared an assessment rubric attitude and attitude observation sheet, but there is no judgment as guidelines during the learning process in writing text procedure. Keywords: writing, text procedures, interview
1
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
PENDAHULUAN Kualitas suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Dalam konteks pembaruan pendidikan ada tiga hal yang utama perlu disoroti, yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas metode pembelajaran. Oleh sebab itu, pendidik yang professional hendaknya mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendidikan khususnya mengenai perangkat pembelajaran itu sendiri. Salah satu aspek pendidikan yang terus-menerus mengalami perubahan adalah kurikulum. Kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum 1947 sampai di tahun 2013 pun perubahan kurikulum terjadi. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada implementasi Kurikulum 2013 saat ini berbasis teks dan dilaksanakan dengan menerapakan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentukbentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu pengguna bahasa tidak dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia (Kemendikbud, 2014). Dengan prinsip-prinsip itu, perlu
disadari bahwa setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir (Mahsun, 7:2014). Dengan demikian makin banyak teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakan siswa dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Bahasa Indonesia dianggap tidak hanya sebagai media komunikasi, tetapi juga sebagai alat mengembangkan kemampuan berpikir. Meina (2014) menyebutkan bahwa melalui mata pelajaran bahasa Indonesia, peserta didik diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum KTSP lebih menekankan pada ketrampilan berbahasa dan bersastra, Pada kurikulum ini materi sastra banyak dihilangkan. Keempat ketrampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis memang tetap ada, namun tidak lagi dipetakan secara jelas seperti pada kurikulum sebelumnya. Oleh sebab itu pendidik harus kreatif dalam pembelajaran untuk memasukkan keempat ketrampilan berbahasa dalam pembelajaran berbasis teks tersebut. Dalam implementasi Kurikulum 2013, terdapat lima jenis teks yang harus dipelajari dan dikuasai siswa SMP kelas VIII (Kemendikbud,2014). Kelima teks tersebut adalah : (1) teks cerita fabel; (2) teks prosedur; (3) teks biografi; (4) teks diskusi; (5) teks ulasan. Berdasarakan prinsip pembelajaran
2
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, siswa dituntut mampu memproduksi atau menulis teks dengan baik dan benar. Sejalan dengan hal tersebut, arah pembelajaran keterampilan menulis di SMP berdasarkan Kurikulum 2013 lebih dititikberatkan pada tingkat kreatifitas siswa dalam mengembangkan ide dan gagasanya. Teks prosedur merupakan suatu langkah-langkah dan tujuan yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan. Teks prosedur memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan. Teks prosedur membantu mengetahui cara-cara melakukan aktifitas tertentu dan kebiasaan hidup yang benar. Selain itu, membantu dalam menggunakan alat dengan benar tanpa membahayakan diri dan tanpa merusak alat itu sendiri. Untuk mencapai tujuan yang tepat teks prosedur harus disusun sesuai dengan urutan yang benar. Karena langkah-langkah dalam menyusun teks prosedur tidak dapat dibalik-balik untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara saat observasi awal di SMP Negeri 1 Singaraja, guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII menerapkan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara. Untuk mendapatkan tulisan yang baik, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga harus kreatif dalam pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang tidak monoton. Dengan begitu siswa akan mendapatkan tulisan yang baik. Sementara itu melalui penerapan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh pendidik, ternyata mendapatkan hasil yang baik. Siswa
mampu menulis teks prosedur yang bervariasi. Bervariasi yang dimaksud adalah teks prosedur yang dibuat siswa memiliki tema yang berbeda. Berbeda ketika guru masih menggunakan metode ceramah dalam memberikan materi menulis teks prosedur. Hasil tulisan siswa rata-rata sama, tema yang dibuat tidak bervariasi. Pendidik menerapkan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara untuk mengintegrasi ketrampilan berbahasa. Wawancara merupakan keterampilan berbicara. Berbicara merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang utama dimiliki peserta didik, lebihlebih dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan wawancara siswa secara langsung akan melakukan komunikasi. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Dengan wawancara siswa akan belajar berbicara untuk mendapatakan informasi yang diinginkan yaitu berupa referensi untuk menulis teks prosedur. Untuk mengasah berbicara ini pendidik mengaplikasikanya sebagai bahan untuk menulis teks prosedur. Selain itu, konsep wawancara adalah yang paling dekat dengan pembelajaran teks prosedur. Teks prosedur berisi langkah-langkah pembuatan suatu produk atau pekerjaan. Dalam menyusun teks prosedur dibutuhkan kontruksi pemikiran yang sitematis. Penulisan teks prosedur dari hasil
3
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
wawancara akan memunculkan ketrampilan siswa dalam bebicara dan menulis. Pembelajaran salah satunya berpedoman pada standar proses. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asalasalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh (Esti, 2012:9). Dalam pembelajaran sebagai suatu sistem, langkah perencanaan progam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksananaan dan evaluasi. Dalam perencanaan pembelajaran, seorang guru harus benar-benar merencanakan program perencanaan, seperti menyusun RPP. Sanjaya (2008:25) meyatakan bahwa perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses pengkajian atau penyelesaian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektifitas dan efisiensi. Perencanaan adalah awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional. Langkah selanjutnya yang harus diperhatikan adalah pelaksanaan pembelajaran, karena dalam pelaksanaan pembelajaran harus berdasarkan dengan program perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaa pembelajaran merupakan tujuan inti dari adanya perencanaan. Proses pelaksanaan pembelajaran akan berjalan secara efektif dan efisien tergantung perencanaan yang
telah dirancang. Pelaksanaan pembelajaran perlu dilaksanankan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Setelah adanya pelaksnaan pembelajaran pasti akan mendapatkan hasil dari tujuan adanya pembelajaran. Setelah pelaksanaan pembelajaran, tahap terakhir yang terpenting adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa. Menurut Hamdayama (2016:194), evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai prestasi pembelajar dengan menggunakan patokan tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Data yang didapatkan hasil wawancara dengan Ibu Luh Murtiningsih, S.Pd pada observasi awal bahwa pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara mendapatkan hasil akhir yang baik. Maka dari itu diperlukan penelitian untuk mngetahui perencanaan, pembelajaran, dan evaluasi dalam pembelajaran tersebut. Karena Hasil peenelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai cerminan bagi sekolah lain khusunya dalam pembelajaran menulis teks prosedur. Sehubungan dengan pemaparan pada bagian latar belakang di atas,masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja? (2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas
4
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja? (3) bagaimana evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja? Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah (1) mengeetahui perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja (2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja (3) mengetahui evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini memberikan dua manfaat, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pembelajaran menulis teks prosedur, khsusunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan oleh peneliti lain dalam melaksanakan penelitian lanjutan yang relevan dengan penelitian ini. Manfaat praktisnya meliputi, (1) bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional guru, perbaikan proses, dan kebermaknaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks prosedur (2) bagi guru, penelitian ini dapat digunakan oleh para guru sebagai bahan evaluasi terhadap pembelajaran menulis teks prosedur yang telah berlangsung, sehingga
dapat mengantisipasi terjadinya kendala-kendala yang dihadapi (3) bagi siswa, penelitian ini digunakan sebagai pengalaman secara langsung dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan penulisan teks prosedur (4) bagi peneliti lain, Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian lain yang memerlukan hasil dari penelitian ini sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian sejenis demi peningkatan proses serta hasil pembelajaran yang terkait menulis teks prosedur sehubungan dengan penerapan Kurikulum 2013, guna mewujudkan tujuan yang diidelkan dalam pendidikan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendekripsikan mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIII A1 SMP Negeri 1 Singaraja. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk dicermati dan dianalisis adalah
5
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), khusus tentang pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 Smp Negeri 1 Singaraja. Dari dokumen tersebut akan mendapatkan diperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evalluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1. Metode observasi digunakan untuk melihat dan mengamati berbagai fenomena sosial yang terjasi dalam fenomena tersebut. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk memperolah data mengenai pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi atau data yang lebih akurat mengenai pembelajaran menulis teks prosedur berdasrkan hasil wawancara khususnya berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam penelitian ini, instrument utama pengumpulan data adalah peneliti sendiri. Artinya, peneliti sendiri sebagai orang yang langsung menjalankan dan menggunakan pengumpul data yang telah dipilih. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasidan pedoman wawancara. Lembar observasi disertai catatan lapangan. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1.Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data kondisi dilapangan, yaitu perencanaan,
pelaksanaanm dan evaluasi dalam pembelajaran menuli teks prosedur brdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1. Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan beberapa langkah. Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis deskriptif kualitatif (1) tabulasi data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini mencakup data-data tentang (1) perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja. (2) pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja (3) evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja. Berdasarkan hasil pencermatan dokumen RPP, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara dikelas VIII A1 SMP Negeri 1 Singaraja sudahh sesuai dengan pedoman penjabaran komponen RPP dalam Pemendikbud Nomor 8A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pemebelajaran. Perencananaan Pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara yang dirancang guru sudah bisa dikatakan memenuhi komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,
6
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
diantaranya, identitas, mata pelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, dan penilaian. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam Kegiatan pendahuluan guru memulai dengan mengkondisikan siswa agar siap belajar. Kemudian guru melakukan apersepsi. Apersepsi dilakukan dengan mengaitkan pengamalaman siswa. Guru juga menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran. Pada kegiatan inti guru melakukan pembelajaran sesuai RPP yang dibuat guru dimulai dari kegiatan mengamati. Dalam pembelajaran guru juga menggunakan media pembelajaran berupa power point untuk menunjukkan contoh teks prosedur. Dalam pembelajaran guru juga melibatkan siswa dalam aktifitas belajara. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan komentar dalam pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran menulis tesk prosedur berdasarkan hasil wawancara terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan. Lembar evaluasi yang disiapkan guru sudah sesuai dengan teknik dan bentuk penilaian auntentik. Namun, rubrik dan daftar pertanyaan penilaian untuk tes lisan belum disediakan.
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara. Dalam penyusunan RPP pembelajaran menulis teks prosedur guru berpedoman pada silabus dan menyesuaikan dengan buku paket yang digunakan. Dengan demikian, guru dapat menegtahui materi yang tetera dalam silabus dimuat dalam buku paket yang digunakan. Rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi beberapa komponen, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran. Keberhasilan perencanaan pembelajaran dapat diperhatikan dari terpenuhinya keseluruhan komponen sesuai dengan Pemendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran terkait Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Keberhasilan perencanaan selanjutnya yaitu pada langkahlangkah pembelajaran yang dirancang oleh guru. Guru menciptakan pembelajaran yang tidak monoton dengan memasukkan materi wawancara dalam pembelajaran menulis teks prosedur. Mengingat pembelajaran Bahasa Indonesia pada Implementasi Kurikulum 2013 berbasis teks. Siswa akan lebih banyak dihadapkan dengan teks. Namun, guru telah merncanakan pembelajaran yang berbeda dengan memanfaatkan materi wawancara dalam penulisan teks prosedur. Materi wawancara tidak didapatkan pada Kurikulum 2013. Hal ini senada dengan penelitian yang berjudul,
Pembahasan Dalam penelitian ini dibahas beberapa temuan yaitu, perencanaan,
7
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
“Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Berbasis Kearifan Lokal Pada Siswa Kelas VII A4 SMP Negeri 1 Singaraja”. Penelitian ini dilaksanakan oleh Ni Ketut Juliawati pada tahun 2015. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa guru berhasil dalam merencanakan pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam penulisan teks hasil observasi. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari pemerolehan nilai akhir siswa yang terlampir di penelitian. Penelitian tersebut juga sama-sama dilaksanakan di SMP Negeri 1 Singaraja. Sehingga dapat simpulkan bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Singaraja dapat merencanakan pembelajaran yang kreatif untuk mendaparkan hasil akhir yang maksimal. Namun,dalam RPP tersebut masih terdapat kelemahan yaitu pada materi pembelajaran. Materi pembelajaran dalam RPP tersebut hanya menerapkan poin-poin yang akan dibahas, tidak dilengkapi dengan uraian materi yang akan disampaiakan. Dalam penelitian ini, materi pembelajaran dituliskan dalam bentuk empat garis besar materi pelajaran yaitu (1) pengertian teks prosedur,(2) prinsip-prinsip teks prosedur, (3)pengertian wawancara, (4) macam-macam wawancara. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Berpendekatan saintifik dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada siswa Kelas X Tata Kecantikan Kulit 1 di SMK Negeri 2 Singaraja” juga ditemukan bahwa materi pembelajaran belum sepenuhnya
dikembangkan dan dilengkapi dengan uraian. Guru hanya membuat garisgaris besar tentang materi cara memproduksi teks anekdot. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi perencanaan pembelajaran sehingga tidak lepas dari perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karena itu, dalam pelaksanaanya akan sangat tergantung pada perencanaan pengajaran sebagai operasional sebuah kurikulum. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP (PERMENDIKNAS NO.19 TAHUN 2005), meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dalam kelas sudah mengacu pada langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang telah disusun oleh guru. Namun, ada beberapa yang belum disampaikan, seperti motivasi dalam pembelajaran. Guru sudah menyampaiakan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran sebelum memulai pelajaran. Pada kegiatan awal guru memberikan pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam pembuka dan memberikan apersepsi. Kemudian pembelajaran berlanjut pada kegiatan inti. Guru tidak banyak melakukan ceramah saat menyampaikan materi dalam pelaksanaan pembelajaran. Kemudian kegiatan penutup guru memberikan penialain berupa tes tulis. Tes ini dilakukan guru untuk mengukur seberapa berhasilnya guru
8
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
dalam melakukan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikatakan baik, karena sudah sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran yang terdapat dalam RPP. Guru sudah melakukan 3 kegiatan dalam pembelajaran, yaitu pendahuluan, inti, dan akhir. Selain itu kegiatan inti yang dilakukan guru juga sudah sesuai dengan kriteria pembelajaran kurrikulum 2013 yaitu 5M (mengamati, menanya, mendata informasi, menalar, mengkomunikasikan). Ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan keterlaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasakan hasil wawancara di kela VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja dilaksanakan dengan baik. Hal-hal yang dimaksud sebagai berikut.Pertama, kemampuan guru dalam mengarahkan peserta didik untuk bertanya. Sebagian besar siswa yang sebelumnya terdiam karena kurang paham mengenai materi, berani bertanya bahkan memberikan pernyataan mengenai permasalahan yang diberikan. Faktor keberhasilan yang kedua adalah penugasan kepada siswa dengan penggunaan alokasi waktu selama dua kali pertemuan. Penugasan yang diterapkan guru yaitu menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara. Penugasan dilakukan siswa untuk mewawancarai seorang disekitarnya tentang ketrampilan/pembuatan sesuatu pada pertemuan pertama. Kemudian dari hasil wawancara tersebut, siswa menulis dalam bentuk teks dan dibahas pada pertemuan berikutnya.Sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang
dipelajari, yaitu proses melakukan wawancara, serta pengalaman. Hal tersebut senada dengan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Dengan Metode Discovery Learning di Kelas MIA SMA Negeri 1 Blahbatuh”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Gede Ari Pradana Tahun 2015. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa guru berhasil menerapakan metode discovery learning untuk menulis teks prosedur kompleks. Evaluasi/penilaian merupakan salah satu aspek yang harus dilakukan guru untuk mngetahui sejauh mana tingkat pemahamam siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut, evaluasi yang dilakukan guru adalah penilaian tes lisan maupun tes tulis. Tes lisan pada saat siswa melakukan tanya jawab mengenai langkah-langkah menulis teks prosedur. Tes tulis dilakukan pada saat siswa mengerjakan tugas menulis teks prosedur. Namun, penilaian tes lisan tidak disampaikan oleh guru melainkan penilaian individual. Guru memantau perkembangan siswa apakah siswa tersebut memahami dan dapat menjawab pertanyaan guru. Nilai tersebut akan disesuaikan dengan pekerjaan siswa dalam menulis teks prosedur. Evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja yang dilakukan masih kurang diterapkan oleh guru. Guru belum mampu menerapkan tiga aspek penilaian autentik pada proses
9
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
pembelajaran. Guru hanya melakukan penilaian ketrampilan dari tugas atau proyek yang telah dikerjakan oleh siswa. Pada dasarnya pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan guru dengan teknik tes tulis, tes lisan dan penugasan. Pada penilaian sikap guru tidak melakukan penilaian sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian sikap seharusnya dilakukan pendidik selama pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada rubrik penilaian yang telah disiapkan dalam RPP. Penilaian sikap hanya dilakukan dengan mengingat sikap peserta didik yang paling menonjol saja. Misalnya peserta didik dengan sikap sangat baik atau peserta didik dengan sikap tidak baik. Sementara peserta didik yang tidak masuk dalam kedua kategori tersebut akan dimasukkan pada kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan Putu Novita Susiyanti dewi dengan judul” Implementasi Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Berdasarkan Kurikulum 2013 di Kelas X,B Akuntansi SMK Negeri 1 Singaraja”. Dari hasil penelitian Novita diketahui bahwa pendidik menyebutkan hal-hal yang akan dinilai dari diri peserta didik saat pembelajaran menulis teks negosiasi. Halhal tersebut merupakan isi dari rubrik penilaian yang dibuat oleh pendidik. Kenyataanya, hal-hal tersebut tidak dilaksanakan sesuai perencanaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan dasar dan Menengah menjalaskan bahwa penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal. Sementara pada penilaian sikap yang dilakukan pendidk di kelas XB Akuntansi SMK Negeri 1 Singaraja hanya menggunakan teknik observasi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan sajian analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dipaparkan dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa. 1. Perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara telah direncanakan dan disusun brdasarkan silabus kurikulum 2013. RPP yang dibuat guru sudah mencakup komponenkomponen RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu identitas sekolah, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah, sumber belajar, dan penilaian. Meskipun ada komponen yang kurang dalam RPP, namun perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah berjalan dengan dengan baik. 2. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di Kelas VIII A1 SMP Negeri 1 Singaraja yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan langkah-langkah pada pembelajaran dalam RPP yang telah disusun guru. Dalam kegiatan pembelajaran sudah terdapat pendahuluan, inti, dan penutup. Pembelajaran dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang direncanakan, sehingga guru
10
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
tidak memakan waktu kegiatan belajar mata pelajaran yang lain. 3. Evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur berdasarkan hasil wawancara di Kelas VIIIA1 SMP Negeri 1 Singaraja yang dilakukan oleh guru masih kurang diterapkan guru. Pada penilaian sikap guru, guru tidak memanfaatkan rubrik penialaian dan lembar pengamatan yang telah dibuat dan dicantumkan dalam RPP. Seharusnya instrument tersebut digunakan sebagai pedoman dalam menilai sikap siswa pada proses pembelajaran. Ada beberapa saran yang dapat disampaikan kepada pihakpihak terkait berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 1. Bagi Pendidik Hasil penelitian perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru sebagaian besar sudah sesuai, Jadi guru hendaknya mempertahankan dan meningkatkan pembelajaran baik pada aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sehingga mutu pendidikan berjalan lebih optimal. 2. Bagi Guru Lain Bagi guru lain yang akan menerapkan metode pembelajaran ini, sebaiknya memperhatikan dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru hendaknya benar-benar mempersiapkan waktu dengan baik. 3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain diharapkan mengkaji aspek-aspek lain yang belum dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya sebatas mengenai perencaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran menulis teks prosedur. Dengan keterbatasan dan kekurangan ini, peneliti lain hendaknya mengkaji penilaian dari aspek-aspek lain seperti penilaian auntentik pembelajaran teks prosedur beradasarkan hasil wawancara. DAFTAR PUSTAKA Esti, Ismawati. 2012. Perencanaan Pengajaran Bahasa: Langkah Menuju Guru Berkompeten dan Profesional. Yogyakarta: Ombak. Hamdayana, Juamatan. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Angkasa. Kemendikbud.2013. Buku Guru: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Keraf,Gorys.2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. -------,2004. Komposisi Ende: Nusa Indah. Mahsun. 2014. Teks Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Piyati, Ni Kadek Ari.2010. Implementasi Pendekatan Kontekstual oleh Guru Bahasa dan sastra Indonesia dalam pembalajaran Menulis di Kelas VII C SMP N 1 Ubud. Skripsi
11
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol: 5 No: 3 Tahun:2016)
(tidak diterbitkan), Singaraja: Undiksha Singaraja. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenanda Media Grub. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Widiadnyana, I Wayan. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Skripsi (tidak diterbitkan). Progam Studi IPA, Progam Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
12