PEMBELAJARAN INOVATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DAN SEJARAH DI SEKOLAH (PEMBELAJARAN YANG PENUH MAKNA UNTUK MEMAKSIMALKAN KREATIFITAS SISWA) Sunardi Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Pembelajaran yang menarik dimulai sejak menit pertama guru masuk kelas. Tugas guru yang pertama adalah menghilangkan penghalang belajar pada siswa. Beberapa yang menjadi rintangan belajar pada siswa adalah: (1) siswa takut gagal atau mendapatkan aib sosial; (2) tidak merasakan adanya manfaat belajar bagi dirinya; (3) merasakan kebosanan; (4) tidak ada tantangan dalam belajar. Guru harus mampu mengaktifkan seluruh anggota tubuh dan panca indera siswa agar belajar menjadi menyenangkan dan berarti bagi siswa. Kegembiraan dalam belajar yang dialami oleh siswa dapat memunculkan kreatifitas. Belajar yang menyenangkan dan penuh makna dapat dilaksanakan dengan model pembelajaran inovatif. Kata kunci: Pembelajaran Inovatif, pembelajaran penuh makna, kreatifitas siswa.
PENDAHULUAN Pembelajaran bermakna dimulai sejak menit pertama guru masuk kelas. Munif Chatib (2013:78) mengutip petuah dari Albert Einstein “jika awalnya tidak gila, maka seterusnya akan biasabiasa saja”. Pendapat tersebut berarti bahwa menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya. Maka tugas pertama dari guru dalam pembelajaran adalah membuat pembelajar (siswa) tergugah, terbuka, dan siap untuk belajar (Meier, 2001:111).Untuk itu guru harus dapat menyingkirkan rintangan belajar. Beberapa yang menjadi rintangan belajar adalah: (1) siswa takut gagal atau mendapatkan aib sosial; (2) tidak merasakan adanya manfaat belajar bagi dirinya; (3) merasakan kebosanan; (4) tidak ada tantangan dalam belajar.
dari mendengar, 30% dari melihat, 50% dari melihat dan mendengar, 70% dari apa yang dikatakan, 90% dari yang dikatakan dan dilakukan”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa proses belajar siswa akan maksimal jika ada penggabungan antara indra penglihatan, indra pendengaran, melakukan (bergerak), dan intelektual (proses berpikir/otak). Pembelajar yang hebat akan menggunakan seluruh anggota tubuh dan pancaindera untuk belajar. Proses belajar tidak akan meningkat secara otomatis bila siswa hanya diminta duduk mendengarkan atau berdiri dan berkeliling, proses pembelajaran harus digabungkan antara gerakan fisik dengan kegiatan intelektual/otak. Pembelajaran harus merupakan proses perkembangan yang melibatkan perubahan, pemunculan diri, dan konstruksi, yang masing-masing dibangun di atas pengalaman-pengalaman pembelajaran sebelumnya, demikian pendapat Piaget yang dikutip oleh Brown (2007:13) Jelas bahwa pembelajaran melibatkan seluruh anggota
Hasil penelitian Vernon A. Magnesen yang dikutip oleh Dryden, (2003:100), bahwa “siswa belajar akan mendapatkan 10% dari membaca, 20% 8
Widya Sari Vol. 17, No. 2, Mei 2015: 8-14
tubuh. Lebih lanjut, Jensen dan Nickelsen (2011:35-37) menyatakan semua perangkat pembelajaran berkaitan dengan visual, auditif, dan kinestetika.Ketiga hal tersebut dilakukan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar. Pembelajar visual belajar melalui apa yang lihat, pembelajar auditiflebih efektif belajar dengan apa yang mereka dengar, dan pembelajar kinestetika belajar dengan melalui yang dia lalukan/gerak dan sentuh. Hal serupa juga dikemukakan Brown (2007:138) gaya belajar yang menonjol di ruang kelas formal yakni kecendrungan pembelajar pada masukan visual, audiotori, dan kinestetis.
kreatif mengarahkan siswa pada penalaran, kritis, mengemukakanide, melahirkan karya sesederhana apa pun, dan dilatih untuk menyelesaikan masalah. Di kelasharus tergambar rekam jejak karya siswa dalam bentuk gambar, peta konsep, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Siswa diberi kesempatan bertanya dan menuangkan gagasan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Siswa diminta juga mengenali persoalan-persoalanlingkungan dan didorong mencari solusinya. Dengan cara ini siswa bisa berlatih untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan tingkat pengetahuannya.Efektif adalah pembelajaran yang berlangsung penuh makna. Dalam konteks pengembangan karakter, pembelajaran efektif berarti gurusenantiasa menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap siswa. Siswa mempelajari nilai-nilai kemudian dengan sadar menjadikannya sebagai sikap yang terwujud dalam tingkah lakunya.Menyenangkan artinya siswa “kerasan” di kelas dan sekolah, sebab lingkungannya bersih, kondusif, dan nyaman, serta memiliki buku bacaan yang memadai. Siswa senang belajar di kelas sebab yakin akan mendapatkan ilmu pengetahuan baru, baik dari guru maupundari teman-temannya.
Proses belajar mengajar yang dapat melayani siswa untuk belajar secara maksimal tersebut adalah model pembelajaran inovatif atau model pembelajaran kooperatif atau model pembelajaran kolaboratif. Model-model tersebut sering juga disebut PAKEM/PAIKEM/ PAILKEM. KONSEP PEMBELAJARAN INOVATIF Pembelajaran Inovatif menggantikan cara pembelajaran lama yang didominasi oleh metode ceramah. Pembelajaran Inovatif berpusat pada siswa, sedangkan ceramah berpusat pada guru. Pembelajaran Inovatif menempatkan siswa sebagai individu yang memiliki pengetahuan dan mampumencari sendiri pengetahuan barudengan bimbingan guru. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, inti, hingga pembelajaran selesai. Dengan pemilihan metode yang tepat, semua siswa bisaterlibat dalam kegiatan belajar-mengajar. Pembelajaran tidak bertumpu pada guru atau pada siswa tertentu saja. Guru harus mampu memberdayakan metode ceramah dan metode lain yang agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru terlalu dominan menyebabkan perhatian siswa tidak fokus pada belajar. Pembelajaran Inovatif yang
Pembelajaran Inovatif akan berjalan baik jika guru pandai memanfaatkan media. Media pembelajaran tidak harus selalu mahal. Asal disiapkan dengan baik sebelum pembelajaran, penggunaan media yang sederhana akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan siswa. Pembelajaran Inovatif akan menyenangkan jika guru menguasai beberapa teknik permainan. Siswa dengan segala masalahnya, di rumah danlingkungannya memerlukan pengkondisian supaya jiwa raganya siap untuk belajar. Pembelajaran Inovatif akan berhasil jika guru memiliki kepribadian yang baik. 9
Pembelajaran Inovatif di Sekolah (Sunardi)
Guruharus memiliki selera humor, tidak anti kritik, menganggap siswa sebagai pribadiyang potensial dan memiliki kelebihan yang unik, dan mau belajar dari siapa saja.
3. Interaksi Interaksi pembelajaran terjadi multi arah. Interaksi multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional, dimana proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa antara guru, siswa dengan siswa, bahkan siswa dengan lingkungan sekitar berlangsung bebas bias dan tanpa beban.
Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dibuat oleh guruberorientasi pada pembelajaran aktif. Kegiatan tersebut termuat dalam kegiataneksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK). Dalam EEK peran muriddominan dalam penggalian informasi terkait materi belajar, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Pembelajaran Inovatif merupakan konsep sekaligus praktik mengajar yang berpusat pada siswa.Melalui Pembelajaran Inovatif diharapkan siswa menjadi pribadi yang cinta belajar. Belajar merupakan proses yang menyenangkan sekaligus mencerahkan.Keterampilan mengelola kelas yang menyenangkan membutuhkan praktik yang panjang. Ini tidak mudah.
4. Refleksi Kegiatan pembelajaran harus berlangsung sampai tingkat bahwa siswa kembali memikirkan apa yang telah dilakukan di kelas. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan secara bersama antara guru dengan siswa. Nurhadi (2004), menambahkan prinsip dasar dalam pembelajaran inovatif dan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif, sebagai berikut. a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diberikan evaluasi. e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN INOVATIF Berikut adalah prinsip-prinsip Pembelajaran Inovatif: 1. Mengalami Siswa terlibat aktif baik fisik, mental, maupun emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran akan lebih memberi makna kepada siswa daripada hanya mendengarkan. Misalnya pada mata pelajaran Sejarah, supaya siswa dapat mengetahui tentang beratnya kerja rodi, maka guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengalami keterpaksaan “disuruh-suruh”.. 2. Komunikasi Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan siswa. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana antara guru dan siswa berlangsung dua arah. 10
Widya Sari Vol. 17, No. 2, Mei 2015: 8-14
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INOVATIF Pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.
dan hidup dalam interdependensi (Covey, S.R.1997:179). Pembelajaran Inovatifdapat dilakukan sebagai berikut: 1. Guru membangkitkan semangat dengan menggunakan berbagai alat bantu. Misalnya, menggunakan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suasana pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan kompetensi siswa yang ingin dicapai; 2. Guru mengatur kelas agar lebih kondusif untuk situasi pembelajaran dan membuat siswa merasa betah di kelasnya. Misalnyadengan menata meja kursiberbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Menyediakan pojok baca. Guru memajang hasil-hasil karya siswanya di seluruh penjuru kelas, sehingga siswa merasa bangga sebab hasil karyanya diapresiasi oleh temantemannya; 3. Guru mengajar ebih kooperatif dan interaktif.Contohnya, melalui belajar kelompok setiap siswa untuk mengemukakan gagasannya; 4. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, mengemukakan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menata lingkungan belajarnya.
Berdasarkan teori belajar melalui pendekatan lingkungan, pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya. Konsepkonsep sejarah dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Pembelajaran di kelas hendaknya selalu bermakna bagi siswa.Oleh sebab itu pembelajaran harus dirancang dengan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan siswa memiliki kemampuan menyelesaikan masalah, berpikir kreatif, penuh inisiatif, dan mampu menilai hasil karyanya sendiri.Soedijarto (2000:69) menyatakan bahwa untuk memiliki kemampuan seperti tersebut, pembelajaran harus didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran yaitu: (1) learning to know, siswa akan dapat memahami bagaimana pengetahuan dapat diperoleh jika fenomenanya terdapat dalam lingkungannya; (2) learning to do, siswa belajar dengan melakukan sendiri agar dapat menghayati proses belajarnya sehingga yang dipelajarinya bermakna; (3) learning to be, siswa mengalami proses pembelajaran yang dapat menjadikan manusia terdidik, berpengetahuan, dan takut akan Tuhan, serta mandiri; (4) learning to live together, penerapan pembelajaran inovatif dan kolaboratif yang dapat menjadikan siswa senang belajar
HAL-HALYANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARA N INOVATIF Hal yang harus diperhatikan oleh guru agar Pembelajaran Inovatifdapat dilaksanakan, adalah: 1. Memahami sifat yang dimiliki anak Ada dua sifat yang mendasar yang pasti dimiliki oleh setiap anak, yaitu senang berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar. Guru bisa menggunakan berbagai cara yang (tentunya) dapat membuat siswa 11
Pembelajaran Inovatif di Sekolah (Sunardi)
senang/merasa dihargai, seperti memuji hasil karyanya, mengajukan pertanyaaan yang menantang, atau mendorong siswa untuk melakukan percobaan.
mendapat perhatian lebih dalam pembelajaran inovatif. Hal yang bisa dilakukan adalah memajang karya-karya siswa. Selain hasil-hasil karya siswa, dinding kelas juga bisa ditempeli beragam media pembelajaran, seperti poster, diagram, peta, alat peraga dll.
2. Mengenal anak secara individu Setiap siswa pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Ada siswa yang memiliki cepat belajar adapula siswa yang agak lambat belajar. Dengan mengenal kekurangan dan kelebihan dari tiap siswa, guru bisa merumuskan perlakuan khusus yang harus diberikan kepada setiap siswa.Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan lebih bisa diarahkan untuk membantu temannya yang memiliki kemampuan kurang dalam belajarnya.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Salah satu sumber belajar bagi kegiatan pembelajaran adalah lingkungan. Contohnya, siswa diajak mengamati peninggalan sejarah di dekat sekolah (Yoni di Pulutan, Candi Brawijaya di Rawaboni, Prasasti Plumpungan).Untuk efektifitas waktu dan biaya, tidak selamanya siswa diajak ke lingkungan untuk belajar. Guru bisa mengambil salah satu bagian dari lingkungan belajar ke dalam kelas, contohnya membawa foto/gambar dari lingkungan belajar ke dalam kelas.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisaian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Berdasarkan pengalaman anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
7. Memberikan “hadiah” untuk meningkatkan kegiatan belajar Pemberian “hadiah” kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. “Hadiah” hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Cara memberikan “hadiah”pun harus tepat waktu dan tempat. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan menyelesaikan masalah Untuk menarik siswa agar mengeluarkan daya nalarnya, guru bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka, semisal “Apa yang
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental Pembelajaran Inovatif tidak hanya siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Tidak juga penataan bangku dan meja diatur berkelompok serta duduk saling berhadapan (walau kedua keadaan di atas adalah ciri keaktifan dan inovasi belajar). Namun siswa juga harus aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Peran
terjadi bila bangsa Eropa tidak menjajah Indonesia?” atau “Apa yang terjadi apabila Indonesia tidak mengalami kemerdekaan?”. Pertanyaan terbuka itu akan memicu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif demi menemukan penyelesaian masalah. 5. Menjadikan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruangan kelas sebagai tempat berlangsungnya pembelajaran, harus 12
Widya Sari Vol. 17, No. 2, Mei 2015: 8-14
guru dalam hal ini guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru maupun temannya.
a. Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain; b. Siswa mampu mengidentifikasikan perasaannya juga perasaan orang lain; c. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain; d. Siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti; dan e. Mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berdaya guna, kreatif, bertanggung jawab, mampu mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF Menurut Thomson (Muslich, 2007: 229) bahwa “Pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa memverbalisasi gagasan-gagasan dan dapat mendorong munculnya refleksi yang mengarah pada konsep-konsep secara aktif”. Selanjutnya Slavin mengemukakan keuntungan pembelajaran kooperatif antara lain: a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil. c. Aktik berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. e. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non-konservatif menjadi konservatif (teori Piaget).
SIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inovatif memiliki unsur: Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Guru yang dapat menerapkan pembelajaran inovatif adalah yang rendah hati, berkepribadian baik, sedikit kreatif (saja), dan berkenan “rekasa”. Dengan penerapan pembelajaran yang inovatif maka kesannya berlangsung lama, menyenangkan, dan penuh makna.
Di samping itu, menurut Lundgren (Muslich, 2007: 230) bahwa “dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif”. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan kooperatif tersebut antara lain: keterampilan awal, keterampilan tingkat menengah, dan keterampilan tingkat mahir.
DAFTAR PUSTAKA Arkarna, Azizah. 2011. Pengertian
Strategi PAIKEM pdf)(http://azkiyatunnufus.
dan (file
blogspot.com/2011/12/strategipem belajaran-paikem.html) Brown,
H.
Douglas.
Pronsip Pengajaran
2007.
Pembelajaran dan Bahasa, Ed. Kelima. New York: Pearson Education, Inc. Dewi,
Keuntungan lain dari pembelajaran kooperatif antara lain: (Ismail. 2003: 19) 13
Laksmi dan Masitoh. 2009. Strategi Pembelajar an. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Pembelajaran Inovatif di Sekolah (Sunardi)
Media
Edukasi. 2011. (http://www.medukasi.web.id/2011/12/konseppembelajaran-paikem. html)
Mieir,
Dave. 2001. The Accelerated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung. Kaifa.
Chatif, Munif. 2013. Gurunya Manusia:
Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung.Kaifa. Covey, Stephen R., 1997. The 7 Habits of
Highly Effective People (t Kebiasaan yang Sangat Efektif). Jakarta. Binarupa Aksara. Mulyatininsih,
Endang.
2010. Model
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ostroff, Wendy L., 2013. M EMAHAMI CARA
ANAK-ANAK BELAJAR “Membawa Ilmu Perkembangan Anak ke dalam Kelas”. Jakarta: PT. Indeks Nasional sebagai Wahana Mencerdasakan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara dan Bangsa. Jakarta: Cinaps
Soedijarto.
2000.Pendidikan
Trianto. 2011. Desain
Pengembangan Pembelajaran Tematik ( Bagi Anak Usia Dini, TK /RA & Anak Usia Kelas Awal SD / MI ). Jakarta: Prenada Media Group
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. 2002. Strategi
Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff Development)
14