JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPS Damanhuri, Zerri Rahman Hakim, Mega Utami Pratiwi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
[email protected] Abstrak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran inquiri pada siswa kelas V SDN Anyar II Kecamatan Anyar Kabupaten Serang. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah mengguankan model pembelajaran Inquiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SDN Anyar II Kecamatan Anyar Kabupaten Serang Tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Anyar II Kecamatan Anyar Kabupaten Serang yang berjumlah 70 siswa yang terdiri 35 siswa kelas A dan 35 kelas B.Data hasil penelitian diperoleh dari pretest, postest, dokumentasi, untuk analisi data kuantitatif tersebut diolah dengan rumusrumus statistika. Berdasrkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis Terdapat perbedaan yang signifikan pada mata pelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa menggunakan Model Pembelajaran Inquiri, dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung. Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Inquiri, Penelitian Kuantitatif
Abstract. The Purpose of this research is to improve to improve the learning outcomes of students in Social Science learning material Indonesia proclamation of independence using a model learning enquiries on grade V SDN Anyer Anyer Sub-District II of the Serang Regency. The hypothesis in this study is the Act of using a Model learning Enquiries can improve student learning outcomes in learning IPS class V SDN Anyer Anyer Sub-District II of the Serang Regency Year 2016/2017 lessons. This type of research is quantitative research. The subject in this study is the grade V SDN Anyer Anyer Sub-District II of Serang district 70 students composed 35 students of class A and class B 35. Data research results obtained from the pretest, postest, documentation, to the analysis of quanitative data processed with statistical formulas. Based on the results of the analysis of research data and hypothesis testing can be concluded that: based on the results of data analysis and hypothesis testing. There are significant differences in social science studies on learning outcomes of students using the Learning Model of Enquiry , and students using direct learning model. Keywords: Results Of The Study, IPS, Enquiries, Quantitative Research
156
A. Pendahuluan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
tugas dari seorang guru. Tidak hanya
Sosial (IPS) disekolah dasar merupakan
memahami
program pengajaran yang bertujuan
menjalankan tugas-tugas tersebut agar
untuk mengembangkan potensi Siswa
pembelajaran IPS di kelas menjadi
agar peka terhadap masalah sosial yang
efektif. Proses pembelajaran dikatakan
terjadi dimasyarakat, memiliki sikap
efektif apabila seluruh Siswa dapat
mental
perbaikan
terlibat secara aktif, baik mental, fisik,
segala ketimpangan yang terjadi, dan
maupun sosialnya. Sebab dalam proses
terampil mengatasi setiap masalah yang
pembelajaran aktivitas yang menonjol
terjadi sehari-hari baik yang menimpa
ada
dirinya sendiri maupun yang menimpa
pembelajaran dikatakan efektif hasil
masyarakat. IPS di tingkat Sekolah
belajar dan aktivitas belajar siswa yang
Dasar pada dasarnya bertujuan untuk
belajarnya
mempersiapkan Siswa sebagai warga
pemecahan masalah lebih baik dari
Negara yang menguasa pengetahuan
siswa
(knowledges),
pembelajaran pada tingkat ketuntasan
positif
terhadap
ketrampilan
(skills),
tetapi
pada
juga
Siswa.
Selain
dengan
yang
dapat
itu,
pendekatan
belajarnya
sikap dan nilai (attitudes anvalues)
tertentu.
yang
sebagai
hendaknya disesuaikan dengan Kriteria
memecahkan
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
masalah pribadi atau masalah sosial
ditetapkan di sekolah. Untuk dapat
serta
mewujudkan suatu pembelajaran yang
dapat
kemampuan
digunakan untuk
kemampuan
mengambil
Ketuntasan
dengan
efektif,
berbagai kegiatan kemasyarakatan agar
beberapa aspek, diantaranya: (1) guru
menjadi warga negara yang baik
harus membuat persiapan mengajar
(Sapriya, 2009: 12).
yang sistematis; (2) proses belajar
keberhasilan
sebagai
ujung
dalam
tombak
menyampaikan
mengajar
perlu
siswa
keputusan dan berpartisipasi dalam
Guru
maka
belajar
diperhatikan
(pembelajaran)
berkualitas tinggi
harus
yang ditunjukan
materi pembelajaran IPS kepada Siswa
dengan adanya penyampaian materi
harus memahami
oleh
betul
bagaimana
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
guru
secara
sistematis,
dan
Damanhuri, Zerri & Mega 157
menggunakan berbagai variasi di dalam
pada dirinya, masyarakat, bangsa dan
penyampaiannya,
Negara.”
baik
itu
media,
metode, suara, maupun gerak; (3)
Kualitas pendidikan yang baik
waktu selama proses belajar mengajar
adalah
berlangsung digunakan secara efektif;
Indonesia, karena salah satu kriteria
(4)
dan
Negara maju adalah Negara yang
motivasi mengajar siswa cukup tinggi;
memiliki kualitas pendidikan yang
(5) hubungan interaktif antara guru dan
baik. Kualitas pendidikan yang baik
siswa dalam kelas bagus sehingga
dapat terlihat dari tercapainya suatu
setiap terjadi kesulitan belajar dapat
tujuan
segera diatasi. (Susanto, 2013 : 53-55)
pembelajaran. Sehingga pada akhirnya.
motivasi
mengajar
guru
harapan
semua
pembelajaran
masyarakat
dalam
proses
Pendidikan mempunyai peranan
titik pusat baiknya kualitas sumber
penting dalam mencipatakan sumber
daya manusia berada pada efektifitas
Daya Manusia (SDM) agar memiliki
proses pembelajaran di dalam kelas.
kualitas yang baik, mempertinggi budi pekerti,
meningkatkan
harka
dan
Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan belajar-mengajar
martabat manusia yang merupakan
yang
tanggung jawab bersama antara orang
memperoleh
tua, masyarakat dan pemerintah. Hal
sehingga dapat di aplikasikan dalam
ini
kehidupan sehari-hari, hal ini senada
sejalan
dengan
pengertian
membantu ilmu
siswa
untuk
pengetahuan
pendidikan menurut Undang-Undang
dengan
Nomor
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
20
tahun
2003
Tentang
Undang-Undang
sisdiknas, pendidikan adalah “usaha
2003
sadar dan terancam untuk mewujudkan
pembelajaran diartikan sebagai proses
Susana belajar dan belajar dan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik
pembelajaran agar peserta didik secara
dan sumber belajar pada lingkungan
aktif mengembangkan potensi dirinya
belajar tertentu.
untuk
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
spiritual
yang
Sasaran
menyatakan
Sistem
pembelajaran
bahwa
IPS
diri,
menunjukkan bahwa pembelajaran IPS
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
harus diarahkan pada konsep-konsep
serta keterampilan yang diperlukan yang berkaitan dengan lingkungan dan JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 Damanhuri, Zerri & Mega ISSN 2301-671X 158
masyarakat: memiliki nilai sosial dan
dan menyenangkan agar materi yang
kemanusiaan,
untuk
disampaikan dapat diterima dengan
memecahkan masalah dalam kehidupan
baik dan benar oleh Siswa. Akhirnya,
sehari-hari,
Siswa
kemampuan
serta
berkomunikasi
untuk
mampu
dapat
mencapai
indikator
dapat
keberhasilan pembelajaran yang telah
berkompetensi dalam masyarakat di
ditetapkan.Namun realita yang terjadi
tingkat lokal, nasional dan global.
di Sekolah saat ini, bahwa proses
Dengan
mampu
pembelajaran yang terjadi saat ini
memecahkan masalah kehidupan dan
masih jauh dari yang diharapkan.
berkompetisi di tingkat lokal sampai
Sehingga pembelajaran di kelas pun
internasional. Oleh karena itu, guru
tidak berjalan efektif dan efisien.
selaku pendidik harus mengupayakan
Keadaan
tersebut
agara peserta didiknya berkemampuan
beberapa
hal
sesuai dengan tuntutan kurikulum agar
kemampuan
pintar, mandiri, dapat hidup layak
ketidaksiapan siswa kurang baiknya
dapat berkompetensi dalam lingkungan
sikap
dan masyarakat.
motivasi siswa untuk belajar, dan
demikian
Siswa
Berhasil atau tidaknya kegiatan
kaitannya
tingkat
pemahaman
belajar
Siswa,
Siswa,
kurangnya
Namun, pada kenyataannyannya
proses
setelah peneliti melakukan observasi
penyampaian informasi yang dilakukan
dan wawancara dengan Ibu Linda
oleh pendidik serta proses dan hasil
Firiyati S.pd, pada hari Senin, 14
siswa
informasi.
Desember 2015 di kelas V SDN Anyar
Berbicara pembelajaran, pasti tidak
2, observer menemukan bahwa 1) Hasil
akan lepas dari pendidik, karena dalam
belajar siswa masih ada di bawah rata-
pembelajaran,
rata
dalam
dengan
diantaranya:
oleh
kurangnya sarana.
pembelajaran di dalam kelas sangat erat
disebabkan
menerima
KKM,
2)
fasilitator dan sumber informasi untuk
pembelajaran
IPS
Siswa. Sehingga dalam menyampaikan
secara abstrak, 3) Pembelajaran IPS
informasi,
kurang bermakna, karena pembelajaran
pengalaman,
pendidik
adalah
pengetahuan
dan
pendidik
perlu
tidak
berdasarkan
Materi sering
dalam disajikan
konteks
yang
menyampaikan informasi secara utuh menyebabkan siswa kesulitan belajar,4) JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 Damanhuri, Zerri & Mega ISSN 2301-671X 159
Guru
belum
menggunakan
Pembelajaran
lain,
Model
terapkan di SD Anyar 2. Oleh karena
sehingga
itu, kegiatan pembelajaran IPS perlu
pembelajaran monoton.
menerapkan model pembelajaran yang
Melihat kondisi rendahnya hasil
tepat. Salah satu model pembelajaran
belajar siswa tersebut peneliti mencoba
model pembelajaran Inquiri. Selain
menggunakan
penggunaan model pembelajaran yang
Penerapan
Model
Pembelajaran Inquiri bahwa model
monoton
dapat
berdampak
pembelajaran inquiri belum pernah di
rendahnya hasil belajar.
pada
B. Metodologi Penelitian Metode digunakan
penelitian
yang
peneliti
dalam
oleh
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik
kesimpulannya.
penelitian ini adalah metode kuasi
(Sugiyono,
eksperimen. Metode dengan bentuk
penelitian ini adalah keseluruhan siswa
eksperimen
kelas V SDN Anyar II.
ini
merupakan
pengembangan dari true eksperimen
2012:117).
Pengambilan
Populasi
Samplingnya
design.yang sulit dilaksanakan desain
menggunakan
ini mempunyai kelompok kontrol tetapi
dimana
tidak
dengan pertimbangan tertentu. Sampel
dapat
mengontrol
sepenuhnya variable
mempengaruhi
luar
untuk yang
Sampling
teknik
penelitian
Purposive
penentuan
untuk
kelas
sampel
eksperimen
pelaksanaan
adalah siswa kelas V A, sedangkan
eksperimen. Kuasi eksperimen design
sampel penelitian untuk kelas kontrol
digunakan karena pada kenyataanya
adalah siswa kelas V B.
sulit mendapatkan kelompok kontrol
digunakan pada penelitian ini berentuk
yang
pilhan ganda. Tes bentuk pilihan ganda
digunakan
untuk
penelitian.
(Sugiyono, 2012:114). Populasi
adalah
Tes yang
ini merupakan bentuk tes objektif yang wilayah
paling
banyak
digunakan
generalisai yang terdiri atas objek atau
banyak
sekali
subyek yang mempunyai kualitas dan
dicakup. (Arikunto, 2012:183).
materi
karena
yang dapat
karakteristik tertentu yang ditetapkan JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Damanhuri, Zerri & Mega 160
Dalam penelitian ini selain tes, peneliti
juga
menggunakan
teknik
pengumpulan data dengan non tes.
Adapun
jenis
pengumpulan
data
dengan non tes adalah wawancara dan dokumentasi.
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SDN Anyar
II
Kecamatan
Anyar
,
pada penelitian ini adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kabupaten Serang, pada kelas V yang
Berikut ini disajikan data hasil
terdiri dari 2 kelas sebagai sampel.
penelitian berupa hasil perhitungan tes
Kelas V A sebagai kelas eksperimen
akhir dari kelas eksperimen dan kelas
yang diajarkan menggunakan model
kontrol. Data pada penelitian ini adalah
pembelajaran Inquiri, sedangkan kelas
data yang terkumpul dari hasil pretest
V B sebagai kelas kontrol yang diajar
dan
dengan model pembelajaran langsung.
kepada
Pokok bahasan IPS yang diajarkan
Kecamatan Anyar , Kabupaten Serang.
postest
yang
siswa
telah
SDN
diberikan Anyar
II
35 30 25 20 15 10 5 0
55-62
63-70
71-78
79-86
87-94 95-102
Diagram 1.1 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan diagram 1.1 di atas KKM 79-86 yaitu 35 siswa lebih dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS di
banyak dibandingkan dengan siswa
kelas eksperimen menunjukkan bahwa
yang memperoleh nilai dibawah KKM
siswa yang memperoleh nilai di atas
yaitu 10 siswa. Karena perbedaan
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Damanhuri, Zerri & Mega 161
antara siswa yang memperoleh nilai
memperoleh nilai dibawah rata-rata
diatas rata-rata dengan siswa yang
cukup banyak.
30 25 20 15 10 5 0
40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87
Grafik 1.2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan diagram di atas dengan siswa yang memperoleh nilai dilihat bahwa hasil belajar IPS di kelas
diatas KKM. Perbedaan hasil belajar
kontrol menunjukkan bahwa siswa
IPS antara kelas eksperimen dan kelas
yang memperoleh nilai dibawah KKM
kontrol, dapat kita lihat pada tabel
masih lebih banyak dibandingkan
berikut:
Tabel 1.1 Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah sampel (N)
35
35
Nilai tertinggi
100
85
Nilai terendah
55
40
Mean ( X )
74,04
64,53
Median (Me)
71,79
72,83
Modus (Mo)
67
69,9
Varians (S2)
105,19
147,15
Simpangan baku (S)
10,26
12,13
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Damanhuri, Zerri & Mega 162
Data tabel 1.1 di atas terlihat
rata-rata
pada
kelas
eksperimen
perbedaan hasil belajar IPS siswa
terdapat perbedaan dengan nilai a-rata
antara kelas eksperimen dan kelas
pada
kontrol.
kelas
menunjukkan bahwa hasil belajar IPS
eksperimen diperoleh nilai rata-rata
siswa pada pokok bahasan Proklamasi
terdapat
Kemerdekaan
Dari
35
perbedaan
siswa
dengan
kelas
kelas
kontrol.
Indonesi
Hal
ini
pada kelas
kontrol yang juga terdiri dari 35 siswa.
eksperimen dan kelas kontrol terdapat
Dapat terlihat pula, rentang nilai antara
perbedaan nilai rata-rata hasil belajar
nilai tertinggi dan nilai terendah pada
kognitif siswa
kelas eksperimen yaitu 45 (100-55)
model pembelajaran inquiri dengan
tidak begitu jauh dengan rentang nilai
hasil belajar siswa yang menggunakan
tertinggi dan nilai terendah pada kelas
model pembelajaran langsung.
yang menggunakan
kontrol yaitu 35 (85-40), tetapi nilai Tabel 1.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Postes Hasil Belajar Siswa Jenis Uji Statistik Kesimpulan =2,132 Terdapat ℎ Uji- t Perbedaan = 1,66757 Berdasarkan perhitungan uji-t hasil belajar kognitif siswa Model
yang
mendapatkan hasil thitung yaitu 2, 132
menggunakan
kemudian untuk mencari ttabel dengan
Inquiri dengan hasil belajar siswa yang
taraf signifikan α = 0,05 dan dk 68= n1
menggunakan
+ n2 – 2, maka mendapatkan hasil ttabel
Langsung.
Model
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah 1,66757. setelah diketahui maka
Berdasarkan pengujian hipotesis
dibandingkan dengan uji dua pihak
menggunakan uji t dapat disimpulkan
dengan kriteria jika – t
≤ thitung ≤ +
bahwa hasil belajar IPS siswa pada
ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
kelompok eksperimen yang dalam
Bila dilihat berdasarkan kriteria uji dua
pembelajarannya menggunakan model
pihak ternyata hasilnya yaitu -1,66757
pembelajaran
< 2,132 > 1,66757 maka Ho di tolak Ha
perbedaan dari hasil belajar IPS siswa
diterima. Artinya terdapat perbedaan
pada kelompok kontrol yang dalam
tabel
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Inquiri
terdapat
Damanhuri, Zerri & Mega 163
pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran langsung. Hal tersebut
pembelajaran langsung.
didukung
Perbedaan rata-rata hasil belajar
oleh
hasil
pengamatan
selama berlangsungnya pembelajaran.
kognitif IPS siswa antara kedua kelas
Dalam
tersebut
bahwa
model pembelajaran Inquiri siswa lebih
menggunakan
semangat dalam mengerjakan soal-soal
menunjukkan
pembelajaran
dengan
model pembelajaran Inquiri terdapat perbedaan
dari
pada
pembelajaran
menggunakan
yang diberikan.
model D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian hasil
rata-rata 74,04 dan kelas Kontrol
analisis data penelitian dan pengujian
memiliki rata-rata 64,53.dilihat dari
hipotesis dapat disimpulkan bahwa:
hasil perhitungan analisis uji dua pihak
Terdapat perbedaan yang signifikan
dengan menunjukkan H0 ditolak dan Ha
pada mata pelajaran IPS terhadap hasil
diterima yaitu dengan perolehan thitung
belajar siswa menggunakan Model
= 2,132 dan ttabel = 1,66757 dengan α =
Pembelajaran Inquiri, dengan siswa
0,05. Kemudian membandingkan thitung
yang
dengan ttabel diperoleh -166757<2,132>
menggunakan
model
pembelajaran langsung. Hal ini dapat
1,66757.
diketahui di kelas Eksperimen memiliki
Daftar Pustaka Arikunto,Suharsimi.(2012).Dasar-dasa evalusi pendidikan.jakarata: Bumi Aksara. Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Rudy. (2011). Pendidikan IPS (Filosofi, konsep, dan apliksi ). Jakarta: Alfabeta.
Kasmad, Mamad (2012). Model- Model Pembelajaran Berbasis Pakem. Tanggerang: Pustaka Mandiri. Komsiyah. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Teras. Majid, Abdul (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Damanhuri, Zerri & Mega 164
Purwanto,
(2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran:Mengembang kan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, Ed. 2, cet-5. Sapriya,(2009). Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran .Bandung : PT remaja rosdakarya. Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda,cet-3. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susanto, 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Fajar Interpramata Mandiri. Sardjiyo,(2007). Pendidikan IPS di SD.jakarta: Universitas Terbuka. Ed.2. Taufik, M. (2013). pengantar pendidikan. Bandung: CV Mujahid Press. Trianto,(2009). Mendesain model pembelajaran. Jakarta: Kencana .
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Damanhuri, Zerri & Mega 165