PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI PADA SISWA SMP MENGGUNAKAN PENDEKATAN CRITICAL PEDAGOGY Badrus Sholeh Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang Email:
[email protected] ABSTRACT The development of social science teaching and learning process in junior high school students using critical based approach plays a very important position in the development of education in Indonesia. This important position is in order to cultivate students into human participants who have good social intelligence and critical power. Therefore, the teachers who teach this subjects are required a breakthrough approach in teaching to stimulate students‟ interest in learning economics at school. To stimulate interest in studying economics, the sets of learners should be brought closer to the social issues around their environtment which raised critical awareness in looking at the issues of socio-economic society. In this case study, the social subjects particularly at junior high school level should be based by using critical approach. By developing this learning and teaching activities, the learners was no longer dominated by any instruction and discourse thinking of the teachers. However, participants will construct their knowledge and educate themselves consciously and critically without the domination of anyone. This article wants to give an overview of the idea of critical pedagogy model of economic education in schools. This learning method is able to improve students ability in being private citizens both critically and responsibly. Keywords: Learning Process Development, Social Subject of Economics, Critical Pedagogy. bersifat hafalan, jika pembelajaran
PENDAHULUAN
IPS selama ini tetap diteruskan hanya menekankan pada informasi, fakta
Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial
(IPS)
di
sekolah
lebih
dan hafalan, lebih mementingkan isi daripada
proses,kurang
diarahkan
menekankan pada aspek pengetahuan,
pada proses berpikir (tingkat tinggi),
fakta
dan
dan
konsep-konsep
yang
kurang
diarahkan
pada 1
pembelajaran bermakna dan berfungsi
dikarenakan
bagi
maka
merupakan salah satu mata pelajaran
mampu
wajib yang diajarkan di sekolah
membantu peserta didiknya untuk
menengah pertama (pasal 37 Undang-
dapat
undang sistem pendidikan nasional
kehidupannya,
pembelajaran
tidak
hidup
akan
secara
efektif
dan
mata
tahun
datang (Gunawan: 2013: 136). Oleh
dikemukakan pada bagian penjelasan
sebab itu, perlunya diskursus pada
UU Sisdiknas pasal 37 bahwa bahwa
pembelajaran IPS. Secara teoritik,
bahan kajian ilmu pengetahuan sosial
makna diskursus menurut Michel
antara
Foucault bahwasanya dalam tiap-tiap
ekonomi, kesehatan dan sebagainya
teks pengetahuan yang telah terbentuk
dimaksudkan untuk mengembangkan
sejatinya di dalamnya tidaklah ada
pengetahuan,
kebenaran yang tunggal. Masing-
kemampuan analisis peserta didik
masing pengetahuan kebenaran yang
terhadap kondisi sosial masyarakat (
berada
Sapriya, 2009; 45)
pendukungnya.
teks Dan
memiliki di
pendukung
tersebut
kekuasaan
mendominasi
melegitimasi intepretasi (Ritzer,
muncullah
atas
ilmu
bumi,
pemahaman,
lanjut
sejarah,
dan
Untuk mencapai salah satu tujuan tersebut
diperlukan
pendekatan
serta
pembelajaran menggunakan critical
satu
pedagogy. khususnya dalam mata
tersebut
pelajaran IPS. Secara teoritik berpikir
salah
pengetahuan 2005;
dalam
lain
Lebih
IPS
produktif dalam kehidupan masa
dalam
2003).
pelajaran
Wurtnow,
dkk,
kritis dapat diterapkan dalam mata
1987:133). Secara empirik, diskursus
pelajaran IPS ekonomi . Liliasari
mengenai
(2007:8)
bagaimana
berpendapat
bahwasanya
mengembangkan pembelajaran IPS
berpikir kritis dapat berguna secara
yang
kritis
efektif
dan
menarik
telah
mengevaluasi
apa
yang
dilakukan oleh berbagai pihak. Dari
dipelajari di kelas. Hal ini dapat
berbagai
tersebut
menolong untuk berdiskusi dengan
disimpulkan bahwa mata pelajaran
sesama siswa maupun guru. Bagi
IPS menjadi sangat penting terutama
guru kemampuan berpikir kritis dapat
bagi
menolong
siswa
diskursus
SMP.
Hal
tersebut
untuk
beragumentasi 2
dengan
baik,
ketika
memberikan
penjelasan kepada siswa
lingkungannya menurut tingkat usia dan ketrampilan yang dimilikinya.
Berdasarkan beberapa hasil studi
Pembelajaran ekonomi mata pelajaran
yang dilakukan antara lain oleh Fout
IPS di SMP/MTs memiliki ciri yang
et al (Skeel, 1995: 67), bahwa banyak
berbeda
penelitian
dilakukan
lainnya yaitu merupakan perpaduan
menunjukkan bahwa nilai studi sosial
disiplin ilmu sosial, geografi, sejarah
siswa sangat rendah di antara mata
dan ekonomi. Pembelajaran ekonomi
pelajaran
yang dikeluarkan oleh Badan Standar
yang
lain
bahkan
mereka
dengan
mata
cenderung merasa bosan terhadap
Nasional
pembelajaran studi sosial dengan
bahwa yang mencakup kebutuhan
metode
yang memiliki karakteristik atau sifat
ceramah.
Materi
dalam
Pendidikan
pelajaran
menjelaskan
pembelajaran IPS banyak yang tidak
keterbatasan (kelangkaan).
menghubungkan dengan kondisi dan
Untuk mencapai tujuan tersebut tidak
kebutuhan masyarakat, terlalu terpaku
mudah, seperti yang diterbitkan oleh
kepada pedoman atau buku teks yang
Badan Penelitian dan Pengembangan
umumnya diseragamkan atau kurang
Pusat
mengakomodasi
Pendidikan
berbagai
masalah
Kurikulum
Departemen
Nasional
(2007:6)
yang dihadapi oleh masyarakat atau
mengemukakan
daerah tertentu. Temuan ini diperkuat
kecenderungan
oleh temuan Wahab ( 1999:9) bahwa
salah bahwa materi ekonomi sebagai
hasil memperlajari IPS dewasa ini
bagian dari
tidak lebih dari sekedar tahu tentang
SMP/MTs cenderung pada hafalan.
diri, lingkungan dan masyarakatnya,
Pemahaman seperti ini berakibat pada
padahal yang diharapjkan tidak hanya
pembelajaran yang lebih menekankan
dengan
pada
itu
akan
tetapi
dengan
bahwa
ada
pemahaman
mata
verbalisme,
yang
pelajaran
teacher
IPS
center,
mempelajari IPS siswa diharapkan
bukan pad aktivitas siswa sehingga
juga
sosial,
terjadi
aktif
dalam
konsep mata pelajaran peserta didik.
masyarakat
dan
memiliki
mampu kehidupan
kepekaan
berperan
penumpukan
informasi/
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
dasarnya
Pembelajaran Critical Pedagogy
terhadap ketertindasan dan berbagai
Critical
alasan
Pedagogy
merupakan
adalah
sebuah
yang
refleksi
menyebabkanya,
pendekatan dalam pendidikan yang
sehingga
menempatkan individu untuk mampu
diharapkan
menghadapi dominasi. Secara teoritik,
kebebasan.
Singkatnya,
critical
Critical pedagogy dalam wacana
pedagogy
menuntun
kepada
pendidikan,
orientasi
seseorang maupun masyarakat agar
politik cenderung berlawanan dengan
dapat keluar dari berbagai tekanan
ideologi
dalam
hal
dengan
konservatif
dan
liberal
dominasi
(Nuryanto,
2008:1).
Jika
dalam
cenderung
pandangan
konservatif
bertujuan
menjaga
pendidikan status
quo,
akan
menuju
suprastruktur bersifat
Secara Pedagogy
refleksi
itu
kepada
yang menindas.
teoritik,
Critical
merupakan
pandangan
sementara bagi kaum liberal untuk
yang bersifat transdisiplin dan banyak
perubahan moderat dan cenderung
dipengaruhi oleh beberapa pemikiran
bersifat mekanis, maka paradigma
seperti Marxisme, teori kritis Mazhab
kritis
Frankfurt,
menghendaki
perubahan
feminisme,
struktur secara fundamental dalam
poskolonialisme,
politik ekonomi masyarakat dimana
media studies, cultural studies, anti-
pendidikan
racis studies, dan posmodernisme,
berada
(Fakih,
2001;
Birsyada, 2014). Sedangkan Freire
selain itu dipengaruhi oleh pemikiran menurut
dikutip
Paulo
dari
Antonio
Gramsci
tentang
Monchinski
pengetahuan dan hegemoni, serta
(2008) menjelaskan bahwa”….make
Paulo Freire tentang pendidikan kaum
oppression and its causes objects of
tertindas. Ditangan Paolo Freire-lah
reflection by the oppressed with the
critical pedagogy banyak dipakai dan
hope that from that reflection eill
dikembangkan
come
Amerika
Latin
(Listyana,
Lavandez,
Paulo
yang
postrukturalisme,
liberation”. Freire
Pandangangan tersebut
ingin
memperlihatkan pada kita semua bahwa
critical
pedagogy
2004:9;
Agus
di
negara-negara secara
meluas
&
Nelson,
Nuryatno,
2008:4;
pada 4
Mclaren
dan
Leonard,
2004;
McLaren, 1995; Birsyada, 2014). Sebagai
pendekatan
demikian, critical pedagogy mencoba melakukan pendekatan yang lebih
dalam
lentur untuk mendekonstruksi struktur
pendidikan, secara historis critical
hirarkis
pedagogy mulai muncul pada tahun
demokratisasi
masyarakat,
serta
1960-an dan berkembang secara luas
melakukan
redefinisi
atas
di Amerika Serikat sekitar 30 tahun
pengetahuan,
dan
yang lalu sebagai model pendidikan
bagaimana pengetahuan itu dibuat
dan pembelajaran yang menyediakan
dan mengubah ketidakadilan (Ochoa
inovasi
untuk
& Lassale, 2008:1; Birsyada, 2014).
mulai
Secara teoritik, critical pedagogy
pembelajaran
pemberdayaan.
Model
ini
yang
dikenalkan oleh Paulo Freire dan
merupakan
beberapa teoretisi pendidikan lain
membaca,
yang
mengungkapkan
berpengaruh
terhadap
melemahkan
memahami
kebiasaan menulis, sesuatu
berpikir, dan untuk
pembelajaran dan aktivitas di grass
memahami makna yang terdalam,
root,
memahami
dan
banyak
transformasi bertujuan
pendidikan
permasalahan
berdasarkan konteks sosial, ideologi,
menghubungkan
dan pemahaman personal atas segala
praktik
sebagai
macam kegiatan, peristiwa, objek,
masyarakat
proses, organisasi, pengalaman, teks,
untuk
teori dan
upaya
pemberdayaan dan
akar
yang
antara
(Mclaren
mengawali
2004).
pokok bahasan, kebijakan, media
juga
massa, maupun wacana. Oleh karena
menawarkan pembebasan masyarakat
itu dalam critical pedagogy, Freire
dari
yang
sebagaimana dikutip Smith (2008)
kelas
mengolongkan menjadi 3 tahapan
Pendidikan
Leonard,
model
dominasi
menghegemoni
ini
politik masyarakat
bawah.
seseorang Di dalam pendidikan, critical
pedagogy
memiliki
fungsi
Pertama
dalam
berpikir
kritis.
adalah yang dinamakan
untuk
dengan kesadaran magis. Pada tahap
mengubah ketidaksetaraan hubungan
ini masyarakat tidak mampu melihat
yang muncul akibat kekuasaan yang
kaitan antara satu faktor dengan
mendominasi
faktor lainya. Misalnya masyarakat
masyarakat.
Dengan
5
miskin yang tidak
mampu melihat
kehidupan manusia; bahwa tatanan
kaitan antara kemiskinan mereka
yang tidak adil ini telah meletakkan
dengan
dan
kekuasaan di tangan segelintir orang
kebudayaan. Kesadaran magis lebih
dan menempatkan mitos-mitos di
melihat faktor diluar manusia (natural
pikiran semua orang (Smith, 2008).
maupun
Kekuasaan
sistem
politik
supranatural)
sebagai
penyebab dan ketidakberdayaan. Kedua,
adalah
digunakan
oleh
masyarakat yang tidak berkeadilan
masyarakat
untuk memaksa dan mengorbankan
dalam tahap kesadaran naïf, keadaan
fisik manusia, sedangkan mitos-mitos
yang dikatagorikan dalam tingkatan
sosial dan konsep-konsep
distortif
ini adalah lebih melihat pada aspek
tentang
manusia
manusia
menjustifikasi
menjadi
akar
penyebab
kehidupan dan
merasionalisasi
masalah masyarakat. Sedangkan pada
pemaksaan tersebut. Oleh sebab itulah
tahap ketiga adalah tingkatan pada
orang-orang yang berkuasa sangat
pemahaman
percaya bahwa mereka diharuskan
kesadaran
kritis.
Kesadaran ini lebih melihat aspek
menggunakan
sistem dan struktur sebagai sumber
memelihara
masalah.
struktural
masyarakat. Sementara itu orang-
menghindari “blaming the victims”
orang yang tidak berdaya menerima
dan lebih menganalisi. Untuk secara
ketidak
adilan
serta
kritis menyadari struktur dan sistem
ketidakberdayaanya
sebagai
sosial, politik, ekonomi, budaya dan
keniscayaan dan melirik sumber-
akibatnya pada keadaan masyarakat.
sumber harapan lain, seperti surge
Pendekatan
kekuasaanya tatanan dan
untuk
stabilitas
Dalam konsepsi teoritiknya,
atau keberuntungan. Freire percaya
Paolo Freire percaya bahwa sebuah
jika sistem yang tidak adil pasti
tatanan masyarakat yang tidak adil,
bersifat
sistem norma, prosedur, kekuasaan
melalui penindasan kelompok yang
dan
berkuasa bisa melanggengkan sistem
hukum
individu
memaksa
individu-
untuk percaya
bahwa
karena
hanya
yang tida adil tersebut.
kemiskinan dan ketidak adilan adalah fakta yang tidak terelakkan dalam
menindas,
Sejalan dengan pikiran Freire, Henry
Giroux
yang
dikutip 6
Monchinski
(2008:2)
juga
Dalam
critical
menyatakan bahwa critical pedagogy
satu kata kunci
sama
dengan
artinya
adalah
menyatakan
paedagogy,
yang melingkupi
polical
pedagogy,
keseluruhan landasan., pelaksaan, dan
critical
pedagogy
upaya pencapaian tujuanya adalah
bahwa
proses
adanya
“kritik”.
Kritik
dalam
pendidikan pada dasarnya bersifat
pandangan critical pedagogy berarti”
politik,
untuk
usaha-usaha untuk mengensipasi diri
mewujudkan sebuah keterhubungan,
dari penindasan dan alienasi yang di
kesepahaman, dan keterpautan secara
hasilkan
kritis dengan berbagai isu-isu sosial
kekuasaan
dan bagaimana memaknainya. Oleh
sehingga
sebab itu maka diperlukan sebuah
kenyataan sejarah sekaligus hendak
proses penyadaran masyarakat dalam
membebaskan
menganalisa berbagai sub-sub wacana
Nuryanto,
2008:28).
Secara
sosial
operasional,
Kuntowijoyo
(1995)
menyatakan
bahwa
yang
dan
bertujuan
budayanya.
Proses
oleh
hubungan-hubungan
di
dalam
mampu
masyarakat, menyingkap
masyarakat
penyadaran ini menurut Paulo Freire
lebih
(2008:2-3) memungkinkan seseorang
critical
untuk
sejarah
menyangkut tiga hal, yakni aspek (1)
subjek-subjek
yang
mengapa sesuatu terjadi, (2) apa yang
jawab,
dan
sebenarnya terjadi, serta (3) ke mana
memasuki
sebagai bertanggung
proses
tegas
(Agus
pedagogy
pada
mengantarkan mereka masuk kedalam
arah
pencapaian
sendiri
pemikiran tersebut dapat disimpulkan
sehingga menghindarkan fanatisme.
bahwa kandungan yang harus terdapat
Nuryanto
lanjut
dalam critical pedagogy meliputi
bahwa
proses
aspek (1) kausalitas, (2) kronologis,
menjadikan
seseorang
afirmasi
(2008:9)
menjelaskan penyadaran
diri
lebih
(3)
kejadian-kejadian
dasarnya
komprehensif,
serta
Dari
(4)
memiliki critical awareness, sehingga
kesinambungan.
mampu
kritis
menggambarkan kondisi masyarakat
kontradiksi-kontradiksi social yang
dalam berbagai aspek yang turut
ada
melatarbelakangi
melihat
di
mengubahnya.
secara
sekelilingnya
dan
Aspek
itu.
kausalitas
terjadinya
suatu
peristiwa. Aspek kronologis adalah 7
urutan terjadinya suatu peristiwa.
persoalan yang harus didefenisikan
Sedangkan
dan cara mencari
adalah
aspek
komperhensif
menghubungkan
antara
jawabanya yang
harus diformulasikan.
peristiwa satu dengan peristiwa yang lainya secara utuh. Sedangkan aspek
Mata
pelajaran
Ekonomi
kesinambungan atau keberlanjutan
mencakup
dan keterkaitan peristiwa tesebut
kesejahteraan yang berkaitan dengan
dengan peristiwa lainnya.
masalah ekonomi yang terjadi di
perilaku ekonomi
dan
Menurut Smith (2008) yang
lingkungan kehidupan terdekat hingga
menjadi perbedaan antara critical
lingkungan terjauh Menurut Nana
pedagogy dengan bentuk pendidikan
Sudjana (2010:22)
lain
bloom dari dimulai dari tingkat
adalah
pertanyaan
bahwa yang
pertanyaan-
diajukan
dalam
ranah kognitif
rendah hingga tinggi, yang terdiri dari
Conscientizacao atau kesadaran tidak
enam
memiliki
telah
pemahaman, aplikasi analisis, sintesis
Pendidikan
dan evaluasi. Ranah kognitif bloom
pengorganisasian fakta
kemudian direvisi oleh Anderson
yang sudah diketahui sedemikian rupa
(2001:99) kognitif yang terdiri dari
sehingga orang bodoh melihatnya
enam
sebagai sesuatu yang baru. Disinilah,
memahami,
Conscientizacao
menganalisa,
diketahui
jawaban
yang
sebelumnya.
bukanlah
pencarian
adalah
sebuah
jawaban-jawaban secara
aspek
yakni
aspek
pengetahuan,
yakni
mengingat,
mengaplikasikan, mengevaluasi
dan
mencipta.
kooperatif atas masalah-masalah yang
Dalam
tidak terpecahkan yang dihadapi oleh
menggunakan
sekelompok orang. Dengan demikian,
pedagogy
tidak ada “ahli” yang mengetahui
berpikir kritis. Kemampuan berpikir
jawaban-jawaban
kritis merupakan salah satu modal
pekerjaanya jawaban
tersebut
mentransfer
tadi.
Setiap
dan
jawabanindividu
utama
pembelajaran pendekatan
diperlukan
IPS critical
kemampuan
bagi peserta didik untuk
menjadi manusia yang mandiri dalam
memiliki kebenaran yang sama, tetapi
kehidupan
masa
depan
yang
berbeda dalam hal cara melihat
kompetitif. Richard W Paul (dalam 8
Hassoubah 2007:84) mengemukakan
membelajarkan secara kritis juga
bahwa
kemauan guru dalam membelajarkan
hanya
mengembangkan
ketika
kita
anak-anak
untuk
sejarah kritis
sangat
menentukan
berpikir secara kritis terhadap materi
kualitas
pelajaran,
bahasa,
Penelitian yang dilakukan Fred C
terima,
Lunenberg ( 2011:8)
informasi
penggunaan yang
mereka
pembelajaran
sejarah.
dalam jurnal
keadaan lingkungan, dan prasangka
yang berjudul ’’Critical Thinking and
yang
Contructicvism
dianggap
suatu
kebenaran,
Techniquies
hanya ketika kita mendidik anak-anak
Improving
untuk menguji struktur logika secara
bahwa kemampuan berpikir kritis dan
kritis, menguji ilmu pengetahuan
kontruktivisme membuktikan dapat
dengan pengalaman, pada akhirnya
meningkatkan prestasi belajar siswa
akan menjadi orang yang dewasa
disemua tujuan pembelajaran
yang
bertanggung
Riasat Ali (2010) dalam jurnal yang
jawab dan melalui komitmen mereka
berjudul „’ Effect of using problem
dapat
solving
bermoral
tercipta
dan
masyarakat
yang
Student
For
Achievment’’
method
in
teaching
menjunjung nilai-nilai moral.
mathematics on the achievement of
Hasil Penelitian relevan
mathematic students. Hasil penelitian
Azinar (2010) meneliti penerapan
ini
menunjukkan
bahwa
prestasi
pembelajaran kontroversial sejarah di
siswa yang diajar dengan metode
berbagai SMA di Kota Semarang
pemecahan masalah lebih baik dari
dengan judul Implementasi Critical
prestasi siswa yang di ajar dengan
Pedagogy
Pembelajaran
pembelajaran konvensional dan ada
Sejarah Kontroversial Pada SMA
perbedaan yang signifikan antara
Negeri
Hasil
prestasi siswa yang diajarkan metode
penelitian menunjukkan bahwasanya
metode pemecahan masalah dengan
pembelajaran
prestasi
Dalam
Kota
Semarang.
kritis
pada
materi
kontroversial G-30 S di SMA se-
siswa
yang
memperoleh
konvensional.
Kota Semarang belum sepenuhnya diterapkan. Hal tersebut karena selain dalam
SK/KD
tidak
diharuskan 9
Pendidikan ekonomi di dalam kelas yang diajarkan tidak akan pernah
SIMPULAN DAN SARAN Seorang guru IPS ekonomi
membekas pada diri peserta didik
dalam proses pembelajaran di kelas
apabila
bukanlah
menghubungkan
sekedar
menyampaikan
tidak
mampu
mencoba
materi
pelajaran
materi tetapi juga harus berupaya agar
denganrealitas social dan ekonomi
materi pelajaran yang disampaikan
yang ada di sekitar peserta didik.
menjadi kegiatan yang menyenangkan dan
mengupayakan
terbentuknya
Berangkat dari sinilah perlu diterapkanya
pembelajaran
IPS
kesadaran kritis pada siswa. Dalam
berbasis critical pedagogy di sekolah.
pembelajaran
Membelajarkan ekonomi di sekolah
kritis
(critical
pedagogy) peserta didik diberikan
dengan
keleluasaan untuk dapat menemukan
diyakini mampu meningkatkan rasa
makna sendiri tentang apa yang
daya kekritisan peserta didik dalam
dipelajarinya
lewat
proses
setiap memahami setiap permasalahan
objektivikasi
pengalaman
belajar
sosial yang ada pada materi pelajaran.
yang bebas dari dominasi guru.
Peningkatan daya kekritisan peserta
Proses
ini
didik perlu didukung banyak faktor di
dilakukan secara kritis oleh peserta
antaranya adalah guru dan kurikulum
didik. Proses pembelajaran ekonomi
materi
berbasis
memungkinkan
penemuan
critical
makna
pedagogy
dapat
basis
critical
pelajaran
pedagogy
ekonomi untuk
yang
diajarkan
menjadikan peserta didik mencapai
secara kritis. Keterbukaan dari guru
tahap pemikiran kesadaran kritis.
untuk memberikan stimulus materi-
Apabila
dapat
materi pelajaran ekonomi yang akan
menyampaikan materi dengan tepat
membangkitkan daya kekritisan siswa
dan
sangat dibutuhkan.
guru
menarik
memancing
tidak
serta rasa
tidak
dapat
bertanya
dan
Dengan
membelajarkan
kekritisan peserta didik hal ini dapat
ekonomi critical pedagogy di sekolah
menimbulkan
diharapkan peserta didik mempunyai
sehingga
kesulitan siswa
ketidaktuntasan
dalam
belajar, mengalami
kemampuan
untuk
belajarnya.
mempermasalahkan
menguraikan, (menyikapi 10
pertanyaan-pertanyaan),
dan
b. Dalam
pembelajaran
guru
memberikan suatu sentuhan perasaan
menghargai setiap pendapat dari
terhadap
siswa
keadaan
sosiopolitik,
dan
meningkatkan
ekonomi serta realitas kebudayaan
ketrampilan
yang melingkupi hidup kita. Proses
merangsang proses berpikirnya.
penyadaran ini peserta didik memasuki
proses
sosial
untuk sebagai
bertanya
2. Kepada kepala sekolah Kepala Sekolah memberikan
subjek yang bertanggung jawab, dan
berbagai
mengantarkan
model-model
mereka
masuk
ke
program
pada
sehingga menghindarkan fanatisme.
pengembangan
Dengan
critical pedagogy.
secara
kritis,
menjadikan
proses
ekonomi penyadaran
seseorang
pelatihan
pembelajaran
dalam pencapaian afirmasi diri sendiri
membelajarkan
untuk
guru
Birsyada
dengan pendekatan
(2012)
meneliti
memiliki
tentang sejarah kontroversial
critical awareness, sehingga mampu
runtuhnya Majapahit di Demak.
melihat
Hasil
secara kritis kontradiksi-
kontradiksi
sosial
yang
sekelilingnya dan
ada
di
mengubahnya
temuan
menunjukkan bahwasanya tidak semua
masyarakat
(objektivikasi).
mengetahui
1. Kepada guru
cerita
a. Guru
IPS
perlu
melakukan
kerajaan
inovasi
tersebut
langkah-langkah
Iqbal
Demak
berbagai
sejarah
versi
runtuhnya
Majapahit.
Hal
berimplikasi
terutama terkait model-model
bahwasanya sejarah runtuhnya
pembelajaran,
satunya
Majapahit yang berkembang di
adalah model
pembelajaran
masyarakat Demak cenderung
yang
meningkatkan
satu versi.
kemampuan
salah
siswa,
Darmawan
salahsatunya
adalah
studinya
pembelajaran
pemecahan
masalah.
berpikir
(2010) dengan
“Penggunaan Berbasis
judul
Pemebelajaran
Masalah
Meningkatkan
dalam
dalam
Kemampuan 11
Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran
IPS
Darussaadah Dengan
di
MI
Pandeglang”.
hasil
penelitian
deskripsi hasil kemampuan guru dalam
mengembangkan pola
pembelajaran berbasis masalah dalam
pembelajaran
Ali, Riasat. 2010. Effect of Using Problem Solving Method in Teaching Mathemathics on The Achievment Mathematics Students.Asian Science Journal, 6(2) 67-62. (online) http://ccsenet.org/journal/inde x.php/ass/article/view/5040 di akses 14 maret 2013 Anderson, Lorin W .2001. Kerangka
IPS
Landasan
untuk
menunjukkan perubahan dalam
Pembelajaran,
proses belajar mengajar, hasil
dan Assesmen. Translated by
kemampuan
Prihantoro,
berpikir
kritis
Pengajaran
Agung.
dalam pembelajaran berbasis
2010.Yogyakarta
masalah semakin baik, siswa
pelajar.
mampu
mengepresikan
Azinar,
Ahmad
mengemukakan pendapat dan
Implementasi
memahami.
Pedagogy
Birsyada
(2014)
studinya Pengembangan Pembelajaran
IPS
Pembelajaran
berjudul
Kontroversial
dengan
Pendekatan Konstruktivisme di Sekolah
Pustaka
Tsabit.
2010. Critical Dalam
dalam
Model
:
Sejarah Pada
SMA
Negeri Kota Semarang. Tesis UNS. Tidak diterbitkan. Birsyada, Muhammad Iqbal. 2012.
menemukan
Peristiwa Konflik Pecahnya
bahwasanya
dengan
Keluarga Di Kerajaan Demak
menerapkan
model
pembelajaran
kritis
dan
konstruktiv dapat menyiapkan
Dalam
Persepsi
Penulis
Babad. Tesis UNNES. Tidak diterbitkan.
peserta didik mampu berpikir
--------------------, 2014 b. Buku Ajar
kritis dan konstruktiv tanpa
Pengantar Ilmu Pendidikan
dominasi dari pihak manapun
IPS. Yogyakarta: UPY. Tidak
terutama guru.
diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA 12
--------------------,2014c. Pengembangan Model Pembelajaran Pendekatan
IPS
dengan
Konstruktivisme
di Sekolah. Jurnal Forum Ilmu Sosial Volume 41 Nomor 2 Desember 2014. Darmawan.
2010.
Penggunaan
Pembelajaran
Berbasis
Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpkir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di
MI
Darussaadah
Pandeglang.. Jurnal penelitian pendidikan. 1 (11): 108-109 Depdiknas.2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS SMP. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS:Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta. Fakih, Mansour. 2001. “Ideologi dalam Pendidikan, Sebuah Pengantar”. Kata Pengantar dalam William F. O‟neil. 2001. Ideologi-Ideologi Pendidikan. Penerjemah Omi Intan Naomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Carr, Paul R. 2008. “But Wahat Can I Do” Fifteen Things Education Students Can Do to Transform Themselves In/Throught/With Education. International Journal of Critical Pedagogy. Vol 1 (2) Summer 2008. Hlm 81-97.
Hassoubah, Zaleha Izhab. 2002. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung :Nuansa Lestyana, Pepi, Lavandez, Magaly & Nelson, Thomas. 2004. “Critical pedagogy: Revitalizing and Demoratizing Techer Education”. Teacher Education Quarterly. Winter 2004. Hlm. 3-15. Dalam http://www.teqjournal.org/bac kvols/2004/311/volume1.htm, Di unduh 5 Mei 2011. Lindzey, Gardner and Elliot Aronson (ed). 1975. The Handbook of Social Psychology, Vol. 1 - V, Second Edition. New Delhi: Amerind Publishing Coy. PVT. Limited. Lynch, John. 2006. Curriculum Framework K-12 Social Studies. New Hampshire. Lunenberg, Fred. C. 2011. Critical Thinking and Contructicvism Techniquies For Improving Student Achievment. National Forum Education Journal Vol 21(3) Liliasari. 2007. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran
Sains
Kimia
Menuju Profesionalitas Guru. Bandung:
Sekolah
Pasca
sarjana UPI. McLaren, Peter and Peter Leonard. 2004. Paolo Freira A critical encounterEdited the Taylor & Francis e-Library. Miller, SJ. 2008. Liberating Grades/ Liberatory Assesment. 13
International Journal Of Critical Pedagogy. Volume 1 (2) Summer (2008). Hlm.160171 dalam http://www.Freire.Education. mcgillcalojs/public/journals/G alleys/IJCPo//@2008, diunduh pada tanggal 26 Nopember 2011. Monchinski, Toni. 2008. Critical Pedagogy
and
Classroom.
Everday
New
York:
Springer.
Ritzer, George, 2005. Encyclopedia of social theory Volume I. California: Sage Publications, Inc.: p.284. Sapriya.
2011.
Pendidikan
IPS:
Konsepdan Pembelajarannya. Bandung: remaja Rosdakarya. Smith,
William
A.
2008.
Conscientizacao
Tujuan
Pendidikan
Freire
Paulo
Muijs, Daniel dan Reynolds David.
terjemahan
Agung
2008. Efective Teaching Teori
Prihantoro.
Yogyakarta:
dan Aplikasi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Pustaka Pelajar. Balitbang
Puskur.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil
2007.
Naskah
Proses
Belajar
Mengajar.
:PT
Remaja
Akademik Kajian Kebijakan
Bandung
Kurikulum Ilmu Pengetahuan
Rosdakarya Sugiyono, 2009.
sosial. Jakarta: Depdiknas.
Statistik
Nuryanto, M. Agus. 2008. Mazhab Pendidikan
Kritis.
Menyingkap
Relasi
Pengetahuan,
Politik,
Kekuasaan.
Yogyakarta:
Resist Book. ”Editor
Penelitian.
Bandung:Alfa Beta Offset Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20
Tahun
2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Wuthnow, Robert, 1987 . Cultural
Ochoa, Enrique C. & Lassalle, Yvone M.
Untuk
Introduction”.
Analiysis the Work of peter I berger, mary douglas, Michel
Radical History Review. Vol.
Foucaultand
2008, No 102, Fall 2008.
habermas.
Hlm.1-7.Dalam
keganpaul inc. London & new
http://www.
dukeupress.edu/journals/,
jurgen routledge
&
York.
diunduh 14 Nopember 2011. 14