I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan seringkali diartikan sebagai suatu proses yang diupayakan secara sadar dan terencana serta merupakan proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan manusia, baik sebaga.i individu atau masyarakat. Pembangunan juga merupakan suatu proses pertumbuhan ekonomi dan proses yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu hidup atau kesejahteraan setiap
individu atau masyarakat. Beniasarbn pengertian-pengertian ini,
maka
pembangunan sebenamya mencakup banyak aspek, diantanmya aspek teknis, sosial budays. ekonomi dan politik.
Adapun maksud, tujuan atau makna yang melekat pada istilah pembangunan dan pengembangan. pada hakekatnya akan senantiasa menuju perubahan kondisi
atau aspek-aspek tersebut sebehunnya yang positif bagi masyarakat yang terk:ena pengaruh dari kegiatan pembangunan.
Pembangunan juga merupakan suatu
kegiatan dalam bentuk upaya manusia yang mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan yang ada, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Terbit dengan ini, konsep keterpaduan pembangunan di wiJayah daratan dan lautan merupakan hal yang hams dipertimbangkan dalam pengembangan wilayah. Sebagai salah saW negara m~ pembangunan pelabuhan di sepanjang pantai Indonesia merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang sangat diperlukan oleh negara kita.
Hal ini sejalan dengan prioritas pembangunan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap menjaga daya dukungnya guna menjamin tersedianya ruang yang memadai bagi kehidupan masyarakat Selain ito.
juga
melakukan
pengelolaan
sumberdaya
alarn
dan
lingkungan
hidup
menggunakan kelembagaan dan instrumen pendukung lainnya yang berdasarkan prinsip tata kelola yang baik. Tennasuk dalam hal ini kaitannya dengan penegakan bukwn, pengakuan bak azasi masyarakat adat dan loka! serta perluasan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Adanya pembangunan dan pengembangan salah satu inftastruktur sektor kelautan dan perikanan seperti halnya pembangunan pelabuhan perikanan diharapkan secara langsung ataupun tidak langsung dapat memicu terciptanya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Pengaruh positif bagi masyarakat terse but berasal dari berfungsinya pelabuhan sebagai sarana pelayanan di bidang perikanan dan jasa angkutan laut. DaJarn hal ini, pemberian kewenangan kepada Pemerintab Daerah pada sektor sumberdaya dan lingkungan pesisir
dan
laut
dapat
digunakan
tidak
banya
sebagai
dasar
dalam
memanfaatkannya tetapi juga dalam perlindungannya. Dalam hal ini, juga menjadi dasar dalam memenuhi kewajibannya sebagai pengelola sumberdaya dan lingkungan pesisir sebingga pengarub negatif terhadap ekosistem dapat ditekan sedini mungkin. Setiadi (1996) mengemukakan babwa kegiatan pembangunan tidak seluruhnya berpengaruh positif.
Pengaruh negatif yang terjadi dapat berupa
tekanan terhadap lingkungan berikut sumberdaya aIam yang terkandung di dalamnya, disamping kemungkinan teJjadinya perubaban kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang terkena pengaruh menuju kondisi yang tidak diharapkan. Fenomena ini terutama muncul mana kala kegiatan pembangunan
2
tersebut tidak didahului dengan perencanaan yang baik, yang dapat menghindari
atau meminimalisasi timbulnya pengaruh negatiftersebut Terkait dengan kegiatan pembangunan pelabuhan berikut operasionalnya, pengaruh negatif yang dapat muncul antara lain ada1ah terjadinya penurunan kualitas air di perairan sekitar pelabuhan akibat adanya tumpahan minyak dan oli dati kapal yang beroperasi dan berlabuh serta Iimbah yang berasal dati industri
pengolahan ibn (Dalum. 1996). Sementara dati sisi aspek sosial budaya. pengaruh negatif muncul akibat adanya perubahan struktur sosial masyarakat setempat Penelitian atau kajian yang pemah dilakukan di wiJayah pesisir Propmsi Lampung antara lain berkaitan dengan aspek biologi yaitu produktivitas primer fitoplankton di perairan Teluk Lampung (Yuliana, 2(02). Selain itu tentang perbandingan karakteristik biofisikakimia perairan Teluk. Jakarta dan Teluk Lampung (Syam, 2002). Penelitian lainnya dilakukan oleh Rahmalia (2003) yang meneliti tipologi dan perkembangan desa-desa pesisir kota Bandar Lampung guna menentukan arah kebijakan pengembangannya, serta Tamo (2002) yang melakukan peDelitian tentang pengelolaan wilayah pesisir PropiDSi Lampung berbasis masyarakat berdasarkan pendekatan sosi~linguistik. Kajian dan evaluasi terbadap pelabuhan perikanan yang pemah dilakukan antara lain mengkaji bagaimana aplikasi kebijakan pemerintah di pelabuhan perilcanan di Pelabuhan Ram, Kabupaten Sukabumi (Tapangan. 2(01). Kemudian, terdapat pula kajian tentang peranan pelabuhan perikanan samudera Bitung dalam
pembangunan ekonomi Sulawesi Utara
(Waan~
1994). Penelitian atau kajian
tentang pengaruh pembangunan pelabuhan perikanan terhadap kondisi wilayah
3
pesisir Propinsi Lampung baik ditinjau dari kualitas air mauplUl kondisi sosial ekonomi masyarakat secara khusus menurut hemat peneliti hingga saat ini belum pemah dilakukan.
1.2. PerumusaD Mualah Peranan strategis wiiayah pesisir adalah kemampuannya menyediakan berbagai kebutuhan manusia.
Di antara wiiayah pesisir yang tersebar di
Indonesia, wilayah pesisir Lampung merupakan salah satu wilayah pesisir yang mempunyai peranan penting dalam menunjang aktivitas 805ial ekonomi masyarakat Propinsi Lampung, terutama masyarakat nelayan. Pesisir Lampung dengan garis pantai sepanjang 1.105 km saat ini dimanfaatkan oleh berbagai aktivitas 808ial ekonomi masyarakat untuk berbagai kepentingan.
yaitu
kepentingan
kawasan
pariwisata.
kawasan
pelabuhan
(pelabuhan perikanan dan pelabuhan penyeberangan), pennukiman dan pusat industri (Anonimous., 2003). Disamping ito, wilayah pesisir berfungsi sebagai kawasan budidaya (pembenihan udang. tambak dan budidaya kerang mutiara), kegiatan reklamasi, daerah penangkapan ikan Galur penangkapan I dan II). kawasan pelayaran inti, eagar alam laut (Krakatau), latihan TNI, latihan olah raga selancar. Wilayah pesisir juga berfungsi sebagai pusat keanekaragaman hayati (kerang, ibn, padang lamun) dan sumber jasa lingkungan yang sangat asri terutama di kawasan terumbu karang.
Pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan merupakan salah satu kegiatan pembangunan dan pengembangan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak positif ataupun negatif terhadap sumberdaya alam dan lingkungan wiJayah pesisir (Dahuri et al., 19%). Sebagai suatu k.egiatan
4
pembangunan. pelabuhan perikanan memiliki dokwnen yang pada tahap awalnya merupakan studi kelayakan pembangunan dan pengembangan pelabuhan tersebut ditinjau dari berbagai aspek. Namun demikian, karena pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan sebagian besar dilakukan secara bertahap maka kegiatan monitoring ataupun pemantauan dalam hal pengaruh pembangunan pelabuhan perikanan terhadap sumberdaya alarn dan lingkungan di wilayah pesisir sekitamya hingga saat ini belum pemah dilakukan. Dengan demikian. pemanfaatan yang beranekaragam pada wilayah pesisir Lamptmg yang dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta, dapat berakibat pada tumpang tindihnya fungsi dan kepentingan dari berbagai sektor ekonomi maupun aktivitas masyarakat. Tambahan pula, masing-masing sektor merasa paling berbak atas satu kawasan pesisir Lampung dengan dilindungi oleh ketentuan peraturan dan perundang-undangan atas kegiatan sektomya. Tumpang tindih dan ketidakjelasan fungsi ini berpotensi menimbulkan permasalahan didalam upaya menyelaraskan pengelolaan kawasan pesisir Propinsi Lampung terkait dengan segala aktivitas pembangunan yang ada. Keadaan ini juga dapat menyebabkan kesulitan didalam upaya koordinasi perencanaan penataan ruang
dan pengawasannya dalam rangka pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir Propinsi Lampung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Ketidakjelasan fungsi tersebut dapat menimbulkan pengaruh negatif pada wilayah
pesisir Propinsi
Lampung terutama
berupa
penurunan
kualitas
sumberdaya alam dan lingkungan pesisir Propinsi Lampung. Pengaruh negatif
dari penurunan kualitas kawasan pesisir Lamptmg tidak hanya membahayakan
5
kehidupan biota dan lingkungan laut tetapi juga dapat membahayakan kebidupan manusia, terutama penduduk. di sekitarnya. Disamping ito, juga merusak nilai estetika lingkungan wilayah pesisir Propinsi Lampung. yang pada akhimya akan merugikan berbagai aspek, baik aspek sosial, ekonomi, maupun aspek budaya masyarakat. Kualitas air di sek.itaT perairan pelabuhan perikanan mempunyai peranan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kebiasaan nelayan, buruh angkut dan masyarakat lain selama ini, dalam hal menggunakan air di sekitar pelabuhan perikanan untuk. membersihkan ikan basil tangkapan atau merendam ibn di dalam bak. penampungan (drum plastik) dengan menggunakan air laut yang tercemar, dapatr membahayakan bait dirinya sendiri maupun masyarakat lain yang mengkonsumsinya. Hal ini karena ada indikasi bahwa air Iaut yang digunakan tersebut telah tercemar baik secara fisik, kimia maupun biologi, dengan demikian maka akan mempengaruhi kebersihan ikan sebelum didistribusikan. Begitu pula haloya dengan tempat tinggal masyarakat di sekitar pelabuhan perikanan, karena kualitas perairan yang kotor cenderung dapat menularkan
berbagai penyakit.
Keindahan alam. kebersihan lingkungan pesisir dan
kebersihan pelabuhan perikanan merupakan pemandangan aIam yang membuat perasaan hidup menjadi lebih nyaman dibandingkan dengan lingkungan yang
kotor. Salah satu karakteristik perikanan tangkap adalah ketidakpastian basil tangkapan yang perairannya memiliki populasi ibn yang bersifat dinamis, berpindah-pindah dan terns bergerak menurut tempat dan waktu sesuai dengan iklim dan kondisi lautan yang menjadi habitat ikan. Wilayah pesisir dan peraimn
6
laut dipahami sebagai milik bersama (common property), sehingga dalam mengusahakan penangkapan ibn terdapat persaingan dalam kemampuan dan kecanggihan sarana dan teknologi penangkapan. Oleh karena itu, nelayan harus mempersiapkan diri dengan fasilitas yang lengkap dan baik seperti perbekalan logistik, bahan bakar minyak yang cukup, saran penangkapan. es dan Iainoya Kebutuhan akan hal ini harus dapat dipenuhi sebelum nelayan melaut. Pelabuhan perikanan dengan pelayanannya diharapkan dapat memasok atall memenuhi segala kebutuhan nelayan tersebut. Sekembali dari operasi penangkapan ibn maka basil produksi berupa komoditas ibn hasil tangkapan harus bisa dengan cepat ditangani (handling), didistribusikan (dijual, atau diproses, dibekukan dan sebagainya) agar tidak membusuk sehubungan dengan sifat ibn sebagai komoditas yang mudah dan cepat membusuk (highly perishable). Kapal perlu berlabub dengan aman untuk membongkar muatannya berupa ikan basil tangkapan atau sewaktu menunggu persiapan selanjutnya. Secara berkala nelayan perlu melakukan perawatan kapal dan sewaktu membutuhkan reparasi perbaikan terhadap mesin dan lain-lain yang mudah teljadi selama melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan sehari-harinya. Nelayan memerlukan waktu istsrahat dam melakukan aktivatas sosial lain yang umwn yang dilakukan orang di clarat. Proses persiapan melaut, pembongkaran muatan berupa ikan basil tangkapan, pemasaran, penanganan dan pengawetan ikan di pelabuhan perikanan
melibatkan banyak orang atau pihak antara lain pedagang ikan, buruh angkut, pengolah ibn dan lain sebagainya. Kesemua komponen kegiatan ini membentuk suatu sistem komunitas yang komplek dan saling berkaitan dalam kehidupan di
7
pelabuhan perikanan sehari·hari. Dalam hal ini, pelabuhan perikanan dapat dikatakan sebagai pintu gerbang segala aktivitas perikanan yang berada di laut
dan di damt mempunyai peran strategis. Pelabuhan perikanan merupakan barometer kemajuan ekonomi perikanan terutama perikanan tangkap dan merupakan salah satu indikasi sampai sejauhmana tingkat kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat nelayan. Oleh karena itu, salah satu kebutuhan yang mutIak diperlukan untuk memajukan kegiatan perikanan terutama perikanan tangkap
(capture fishery) dan sekaligus merealisasikan program peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan adaJah menyediakan prasarana dan sarana yang ada di pelabuhan perikanan yang memadai (Murdiyanto. 2003). Makin berkembangnya teknologi dan komunikasi akan meningkatkan hubungan dan transportasi antar
daerah. antar puJau dan antar negara. yang tentu
saja memerlukan prasarana dan sarana pelabuhan perikanan yang lebih baik dan lebih modem. Perkembangan kegiatan kelautan dan perikanan yang makin maju akan menuntut efisiensi yang tinggi dalam berbagai aktifitas kerja dalam pengelolaan pelabuhan perikanan. Untuk mencapai basil yang optimal dan bermanfaat bagi masyarakat nelayan, pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan saat ini belum direncanakan dan dikelola dengan baik berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan. Berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi. dapat meningkatkan aktivitas ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat. Namun perlu disadari bahwa pertumbuhan ekonomi juga cendenmg akan semak.in menekan kondisi sumberdaya alam dan
8
lingkungan
hidup.
8erbagai
kegiatan tersebut mengakibatkan rusaknya
lingkungan perairan dan wilayah pesisir. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka
sekurang-kurangnya terdapat dua pennasalahan utama yang dapat dikemukakan dalam
hubungannya dengan pengaruh pembangunan dan pengembangan
pelabuhan perikanan terltadap sumberdaya dan lingkungan wilayah pesisir Propinsi Lampung. yaitu: 1. Apakah
pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan
mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas air perairan pesisir ditinjau dari aspek fisik., kimia maupun biologis? 2. Apakah
pembangunan
mempunyai
pengarub
dan
pengembangan pclabuhan perikanan
positif terhadap
kondisi
sosial ekonomi
masyarakat sekitamya?
1.3. Keraagka Pemikiraa
Wilayah pesisir merupakan salah satu wilayah di pennukaan bumi yang merupakan basil interaksi antara daratan dan lautan sehingga menjadikan wiiayah tersebut sebagai suatu wilayah yang unik secara geologi, ekologi. dan biologi. sehingga sangat penting bagi berbagai bentuk. kehidupan darat dan laut, termasuk manusia (ldris, 2(03). Wilayah ini merupakan wilayah yang yang paling produktif yang dapat diakses oleh manusia. lkan dan berbagai makanan dari laut laionya telah menjadi bahan makanan yang penting bagi manusia di dunia, kegiatan budidaya dan industri biologinya juga telah menghidupi komunitas-komunitas
9
masyarakat pesisir. Dengan ~ terdapat berbagai pertimbangan pentingnya untuk mengkaji pengaruh suatu kegiatan pembangunan dan pengembangan terhadap kualitas air dan kondisi sosial ekonomi masyarakat
) 996).
Kegiatan pengolahan pada laban atas (pertanian dan lcehutanan) yang
buruk tidak saja akan merusak. ekosistem sungai (melalui banjir dan erosi), tetapi juga akan menimbulkan pengaruh negatif pada kualitas air perairan di wilayah pesisir. Contoh dari peristiwa tersebut adaIah penurunan produktivitas perikanan di perairan pesisir Segara Anakan sebagai &kibat k.erusakan laban atas di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy. Disamping ito, bahan pencemar yang berasaJ dari berbagai kegiatan pembangunan, tennasuk pembangunan dan pengembangan pelabuhan, pertanian., industri, rumah tangga dan kegiatan lainoya di daratan juga akhirnya dapat menimbulkan pengaruh negatif bokan saja pads perairan sungai. tetapi juga pada perairan taut dan pesisir. Dalam hal mi, UNEP (1988) telah menyatakan bahwa sebagian besar (sekitar Soo.4) bahan pencemar yang ditemukan di laut dan pesisir berasal dari kegiatan manusia di daratan (land based activities). Kegiatan pembangunan dan pengembangan secara umum berpengaruh terbadap berbagai aspek
kehidu~
baik terhadap lingkungan biotik maupun
abiotik. Pengaruh kegiatan pembangunan dan pengembangan terhadap lingkungan biotik adalah pengaruh kegiatan pembangunan dan pengembangan terhadap
10
mahluk hidup di perairan yang berada di sekitar Iokasi pembangunan dan pengembangan tersebut, baik berupa organisme maupun masyarakat yang berada di seldtar perairan pesisir tersebut. Di lain pihak pengaruh kegiatan pembangunan dan pengembangan terhadap lingkungan abiotik di perairan yang berada di sekitar
lokasi
pembangunan
dan
pengembangan
dapat berupa perubahan dan
terganggunya sifat fisiko kimia maupoo biologis kualitas air perairan tersebut. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Taboo 2001 Tentang Pengendalian Pencemaran Air, dikemukakan bahwa "Air merupakan sumberdaya yang memenuhi hajat hidup orang banyak. sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bennanfaat bagi hidup dan kebidupan manusia serta mahluk hidup lainnya". Oleh karena ito, kualitas air yang memenuhi syarat untuk kepentingan kehidupan setidak-tidaknya ditentukan berdasarkan persyaratan fisik., persyaratan kimia dan persyaratan biologis (Unus. 1996). Kualitas air secara fisik. meliputi kekeruhan, suhu, wama, ball, dan rasa. Kualitas air secara kimia meliputi nilai pH, kandungan senyawa kimia di dalam air, kandungan residu atau sisa misalnya residu pestisida, deteljen, kandungan senyawa toksik atau racon dan sebagainya. Oi lain pihak, kualitas air secara biologis. khususnya secara mikrobiologis, ditentukan o)eh banyak parameter. misalnya parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin (Slamet, 1996).
Dalam hubungannya dengan pembangunan dan pengembangan pelabuhan (termasuk pelabuhan perikanan). kegiatan-k.egiatan yang terdapat di sekitamya dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus dibandingkan dengan kegiatan
ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal
II
utama. Dahuri el al. (1996) juga mengemukakan bahwa kerusakan yang terjadi terhadap sistem alarni perairan pesisir berlIubungan dengan kontaminasi air pennukaan dan air tanah yang berasal dari proses pembersihan air buangan yang
tidak baik. Selain itu dapat juga berkaitan dengan intrusi air asin, pencemaran air oleh aliran pennukaan, gangguan terhadap pengisian kembali air tanah, proses erosi dan sedimentasi sebagai akihat bangunan--bangunan termasuk bangunan pelindung di sekitar wilayah pesisir. Pada dasamya kegiatan pembangunan dan pengembangan pelabuhan tennasuk pelabuhan perikanan dapat memberikan pengaruh secara fisik yang berupa ancaman terhadap kerusakan ekologi baik bempa kerusakan laban, biologi, geologi maupun pencemaran. Narnun demikian, seperti umumnya pada setiap kegiatan pembangunan dan pengembangan terjadi pula pengaruh sosial baik sosial budaya maupun sosial ekonomi, baik yang bersifat positif maupun negatif (Suratmo, 1998). Pada masa lalll, titik berat pemhangunan cenderung diupayakan untuk
pertumbuhan ekonomi secara makro. Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan sering diukur dengan besamya sumhangail terhadap Produk Domestik Bmto. Keadaan tersebut berakibat kurang memperhatikan peningkatan kesejahteraan
masyarakat
lokal
di
sekitar dibangunnya
suatu
proyek
pembangunan. Selain hal terse but, juga lrurang memperhatikan kehidupan sosial masyarakat setempat, khususnya dalam hal adaptasi terhadap nilai-nilai yang dibawa oleh pendatang karena adanya pusst pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
12
f·
Dengan adanya berbagai pennasalahan yang dihadapi oJeh pembaogtmaIl dan pengembangan pelabuhan perikanan terutama berupa pengaruh negatif penting dan berdimensi luas, maka kegiatan pemantauan mutlak diperlukan. Dalam hal ini. sudah selayaknya bahwa penentuan lokasi pelabuhan hendaknya ditetapkan
be~
pengaruhnya yang sekecil mungkin terbadap daerah
vita~
baik selama konstruksi maupun setelah berfungsinya pelabuhan tersebut
(Murdiyanto. 1996). Oleh karena ito, pembangunan pelabuhan perikanan disesuaikan dengan konsep
pembangunan yang
berk.elanjutan.
Artinya,
pembangunan pelabuhan perikanan yang dilakukan saat ini setidaknya tidak
mengurangi kesempatan generasi yang akan untuk dapat memanfaatkan swnberdaya alarn dan lingkungan di sekitar pelabuhan perikanan tersebut sebagaimana potensinya saat ioi.
Dalam
konteks
pembangunan
pelabuhan
perikanan
misalnya
pembangunan fasilitas pengendaJian berfungsi sebagai suatu metoda yang diterapkan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tumpahan minyak dan mencemari perairan di sekitamya. Kemudian. pembangunan dan pengemhangan
struktur pelabuhan yang menjorok Ire arab laot jangan sampai menghambat
gerakan maupun sirkulasi arus pantai dan limpasan (flushing) massa air dari daratan (Dahuri el ai, 1996). Disamping itu, penanganan dan pengolahan ikan
syogyanya tidak membuang limbah hasil olahannya secara langsung ke perairan tetapi dapat dilakukan dengan cara menimbunnya di daJam tanah dan akan terdegradasi dengan sendiri sebagai limbah organik. yang aman. Kegiatan pencucian kapal motor nelayan pun diharapkan dapat dilakukan
sekecil mungkin menghasilkan tumpahan bahan bakar minyak atau oli sehingga
13
perairan pesisir di sekitar pelabuhan tidak tercernar. Begitu pula kegiatan perbaikan kapal (docking) dapat dilakukan dengan earn yang aman bagi lingkungan dan terisolasi pada kolam pelabuhan yang difungsikan sebagai areal perbaikan kapal perikanan. Dengan demikian, pembangunan dan pengembangan suatu lokasi pelabuhan perikanan, baru dapat dilaksanakan apabila telah dilakukan studi mengenai kelayakannya baik secara teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan. Dengan dasar kajian kelayakan secara teknis, sosial ekonomi dan lingkungan terhadap perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan diharapkan sumberdaya alam dan lingkungan di wilayah pesisir dapat dipertahankan
fungsinya
secara
Iestari dari waktu ke waktu. Artinya,
pembangunan pelabuhan perikanan tidak merupakan kegiatan pembangunan yang mematikan
kesempatan
generasi
mendatang
untuk
dapat
memanfaatkan
sumberdaya alam dan lingkungan pesisir di sekitar sebagaimana generasi saat ini memanfaatkannya. Secara skematis kerangka pemikiran pentingnya kajian pengaruh pernbangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan terhadap kualitas air dan kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan diperlihatkan pada Gambar 1.
14
.t -,
Pembangunan Pelabuhan Perikanan
.
--_ ... _---------- -
1 Pengaruh
.
I
.
.
Kualitas Air
Sosial
Ekonomi
Fisik
Persepsi
Pendapatan
Kimia
Tingkat Pendidikan
Biologis Pranata Sosiai
Penyerapan TenagakeJja Kelembagaan Ekonomi
l Analisis Pengaruh
1 Pembangunan Pelabuhan PerikananYang Berkelanjutan
1 Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Wilayah Pesisir
Gambar I.
1+ --- ----- -----
Kerangka pemikiran kajian pengaruh pembangunan pelabuhan perikanan terhadap kualitas air dan kondisi sosial ekonomi masyarakat
15
1.4. Taj..a Peaelitia.
TlljuuUmum Secara wnwn penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan terhadap kualitas air perairan pesisir.
serta
pengaruhnya terbadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar perairan pesisir tersebut.
Taj.a.nuD Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk; 1. Mengkaji pengaruh pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan terhadap lrualitas air perairan wilayah pesisir ditinjau dari
aspek fisik, kimia dan biologis.
2. Mengetahui pandangan subjektif (persepsi) masyarakat tentang pengaruh pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikaIwl terbadap kualitas lingkungan pesisir.
3. Mengetahui pengaruh pembangunan dan pengembangan pelabuhan terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan bagi masyarakat di sekitar lokasi pelabuhan perikanan.
1.5. mpotesis Peae6tiu.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah serta sesuai dengan kerangka pemikiran dan
yang
dikemukakan
tujuan penelitian, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
16
1. Pembangunan
dan
pengembangan
pelabuhan
perikanan
clapat
berpengaruh negatif terhadap kualitas air perairan pesisir ditinjau dari aspek fisik, kimia, dan biologis. 2. Kegiatan pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan dapat berpengaruh positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitamya dalam peningkatan penyerapan tenagakerja dan pendapatan.
1.6. Keguoaao PeJlelitiao
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir yang terpadu dan berkelanjutan. Disamping
ito. juga diharapkan
akan berguna ba.gi pemerintah terutama dalam memfonnulasi kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan pelabuhan perikanan dan pemanfaatan wilayah pesisir baik ditinjau dari aspek fisik-kimia dan biologi perairan serta lingkungan di sekitar pelabuhan maupun aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Secara spesiftk basil penelitian ini diharapkan berguna bagi penelitian pencemaran lingkungan sebagai pengaruh pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan tenrtama dalam hubungannya dengan kualitas air dan lingkungan pesisir. Dalam hal ini, basil penelitian diharapkan dapat menunjukkan apakah terdapat perbedaan yang nyata diantara ketiga pelabuhan yang diteliti, baik dari aspek fisik. kimia maupun biologis perairan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya, terutama dalam kaitannya dengan pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan.
17
Hasil penelitian ini juga memberikan infonnasi bahwa pembangunan yang dilakukan di sekitar perairan pesisir yang diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat namun juga merupakan sumber pencemar terhadap perairan sekitamya Oleh karena itu, basil kajian ini merupakan bahan masukan bagi pengambil kebijakan dan bagi pengelola pemiran pesisir, baik pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun masyarakat umum.
18