1 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
PEMBANGUNAN KARAKTER MASYARAKAT MADANI BERBASIS SITUS KEWARGANEGARAAN DI KAMPUNG JOGOKARYAN Oleh: Adam Nurwidoro dan Dr. Suharno, M.Si/ Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya dalam membangun karakter masyarakat madani dan mendeskripsikan wujud karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan yang berlangsung di Kampung Jogokaryan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Pelaksanaan triangulasi dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dilakukan pengecekan. Selanjutnya analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data induktif, yang mana tahapannya meliputi pengambilan data, reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Jogokaryan merupakan situs kewarganegaraan memiliki keleluasaan menentukan program dalam membangun karakter masyarakat madani di Kampung Jogokaryan. Masjid Jogokaryan telah berupaya membangun karakter masyarakat madani dengan baik di Kampung Jogokaryan. Hal itu dibuktikan dengan adanya kegiatan yang dikembangkan telah mencakup keenam unsur karakter masyarakat madani yang meliputi karakter persatuan, karakter kemandirian, karakter toleransi, karakter demokratis, karakter kewarganegaraan, dan karakter keadilan. Karakter masyarakat madani telah terwujud di Kampung Jogokaryan. Wujud dari karakter masyarakat madani dapat dilihat dari kehidupan masyarakat Kampung Jogokaryan yang demokratis, mandiri, memiliki karakter kewarganegaraan, berkeadilan, persatuan yang kuat dan memiliki toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Kata kunci: pembangunan, karakter masyarakat madani, situs kewarganegaraan
2 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
CHARACTER DEVELOPMENT CIVIL SOCIETY BASED ON CITIZENSHIP SITES AT JOGOKARYAN VILLAGE By: Adam Nurwidoro and Dr. Suharno, M.Si/ Civics and Law, Faculty of Social Sciences, State University of Yogyakarta
[email protected] ABSTRACT This study aims to describe about the effort in building the character of civil society and to describe a form of character-based citizenship sites that took place in Jogokaryan village. This type of research is descriptive research with a qualitative approach. The research subject is determined by using purposive technique. The collection of data are through observation, interviews, and documentation. The mechanical examination of the validity of the data in this study is usingtriangulation. Implementation of triangulation is done by checking the data to the same source with different techniques. Observation, interviews, and documentation to be checked. Further analysis of the data in this study using inductive data analysis, which includes the stages of data collection, data reduction, data display, and conclusions. The results shows that Jogokaryan mosque is the site of citizenship that has the discretion to determine the program in building the character of civil society in Jogokaryan village. Jogokaryan mosque has tried to build good civil society in Jogokaryan village. This was evidenced by the activities developed have included the six elements of the character of civil society which includes characters unity, independence of character, the character of tolerance, democratic character, the character of citizenship, and the character justice. The character of civil society have been realized in Jogokaryan village. The realization of the character of civil society can be seen from the village life of Jogokaryan village that aredemocratic, independent, have the character of citizenship, justice, strong unity and tolerance in society. Keywords: development, the character of civil society, citizenship sites
3 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
PENDAHULUAN Gagasan masyarakat madani semakin berkembang di Indonesia sebagai respon terhadap Pemerintahan Orde Baru yang otoriter serta belum memperlihatkan tanda-tanda untuk mengurangi intervensinya yang sangat besar terhadap kelompokkelompok kepentingan yang ada dalam masyarakat. Gagasan demokratisasi yang dilakukan dari atas (negara) sebagaimana diharapkan banyak kalangan, masih jauh dari harapan, bahkan peran negara justru semakin menguat melalui berbagai tindakan yang eksesif dan represif terhadap kekuatan-kekuatan rakyat prodemokrasi. Ketika kekuasaan Orde Baru rontok, secara tiba-tiba semua orang merasa perlu berbicara tentang demokrasi, tentang civil society, tentang perlunya ruang publik untuk menahan munculnya the enchoaching state. Kalangan “modernis” secara serius mulai mengembangkan wacana tentang civil society. Bahkan ketika Habibie berkuasa, sebuah tim yang mengkaji civil society dibentuk (Hamid, dkk, 2000: 29). Masyarakat madani berasal dari bahasa Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota, yakni masyarakat yang telah berperadaban maju. Konsepsi seperti ini pada awalnya lebih merujuk pada dunia Islam yang ditunjukkan oleh masyarakat kota Arab (Madinah) (Pasaribu, 2013: 360). Membangun masyarakat madani di perlukan suatu konsep yang tidak hanya dikembangkan Pendidikan Kewarganegaraan melalui kelas-kelas di sekolah formal, namun pembangunan masyarakat madani dapat di bentuk melalui situs-situs
4 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
kewarganegaran seperti komunitas, kelompok profesi, dan lingkungan sekitar. Situs kewarganegaraan merupakan modus lain dari pendidikan kewarganegaraan yang mencakup berbagai kegiatan yang amat bervariasi dalam tujuan dan formatnya. Seperti kita ketahui bahwa dalam lingkungan masyarakat kita banyak dijumpai situs kewarganegaraan berupa kelompok masyarakat yang terorganisasi secara baik. Sayangnya kelompok dan tempat berkumpulnya warga Negara tersebut kurang disentuh
oleh
pendidikan
kewarganegaraan,
padahal
organisasi
tersebut
sesungguhnya sangat efektif untuk menjadi salah satu media untuk menyampaikan pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membangun masyarakat yang demokratis (Kardiman, 2014: 9). Pada
dataran
inilah
sebenarnya
penulis
terdorong
untuk
meneliti
pembangunan karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan, terutama karena Kampung Jogokaryan memiliki keunikan dari kampung-kampung lainnya yaitu kegiatan di Kampung Jogokaryan sangatlah maju dan beragam di bandingkan dengan kampung-kampung lain terutama dalam pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan yang bermacam-macam. Di sisi lain Kampung Jogokaryan memiliki keunikan karena di kampung ini Masjid merupakan pilar dalam kemajuan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan aktivitas sosio keagamaan. Masjid Jogokaryan mengatasnamakan dirinya sebagai Masjid berbasis kampung. Keberhasilan ini kemudian terus berkembang dan membuat Kampung Jogokaryan penuh kreasi dan dinamika. Jogokaryan yang pada awalnya merupakan
5 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
Kampung abangan menjadi basis PKI di Yogyakarta saat ini menjadi kampung santri yang maju dan mandiri dalam segala aspek yang meliputi dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan keagamaan. Masjid Jogokaryan menjadikan masjid sebagai pusat peradaban untuk membangun masyarakat madani. Berdasarkan pemaparan diatas, permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1) Banyaknya masyarakat yang masih memiliki ketergantungan terhadap peran pemerintah dalam bidang ekonomi, sosial, dan keagamaan, 2) Cita-cita untuk mewujudkan masyarakat madani yang digaunggaungkan sejak era reformasi belum tercapai, 3) Pendidikan Kewarganegaraan untuk membangun karakter masyarakat madani (civil society) lebih terfokus pada sekolahsekolah formal, 4) Kurangnya perhatian pendidikan kewarganegaraan untuk membangun karakter masyarakat madani melalui situs-situs kewarganegaraan seperti melalui komunitas, organisasi masyarakat, kelompok profesi dan lingkungan sekitar, 5) Masjid Jogokaryan menjadi daya tarik tersendiri, karena masjid selain sebagai tempat ibadah namun juga sebagai tempat pemberdayaan masyarakat, hal ini menjadi keunikan sendiri untuk diteliti. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana upaya dalam membangun karakter masyarakat madani dan bagaimana wujud karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan berbagai upaya dalam membangun karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan serta mendeskripsikan berbagai wujud karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan. Selain itu juga
6 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
diharapkan dapat memberi kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan, terutama dalam membangun karakter masyarakat untuk mewujudkan masyarakat madani di Indonesia. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masjid-masjid kampung lain dalam merancang program kerja, sehingga kegiatan masjid tidak hanya sebatas tempat ibadah saja namun juga menjadi media dalam membangun karakter di masyarakat.
METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan unntuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa baik tenntang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel (Arifin, 2011: 54). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2012: 4). Sesuai dengan teori tersebut, maka penelitian deskriptif kualitatif diharapkan mampu memberikan gambaran tentang upaya pembangunan karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan beserta wujudnya.
7 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
Subjek Penelitian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 52), penentuan subjek penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik purposive. Penentuan sumber data/subjek penelitian dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pertimbangan dan tujuan tertentu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nara sumber yang karena keadaan, situasi dan posisinya bisa memberikan pendapat, informasi, dan pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan
mengenai
penelitian
tentang
pembangunan
karakter
masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Jogokaryan, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta pada bulan Februari sampai April tahun 2016. Pemilihan lokasi di tempat ini pertimbangannya adalah Kampung Jogokaryan memiliki program kerja dalam pemberdayaan masyarakat yang dinamis, kreatif dan bermacam-macam melalui situs kewarganegaraan yaitu Masjid Jogokaryan dan komunitas yang ada. Pengurus warga Kampung Jogokaryan, berupaya semaksimal mungkin memakmurkan masyarakat dengan berbagai macam kegiatan untuk kemaslahatan masyarakat demi terwujudnya karakter masyarakat madani. Prosedur Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sesuai dengan pendapat Moleong (2012: 186) wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur karena pedoman wawancara yang
8 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan, yang nantinya akan ditanyakan kepada nara sumber. Sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2010: 220), observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipatif (non-participatory observation). Artinya, peneliti sebagai pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, peneliti hanya berperan mengamati kegiatan. Menurut Arikunto (2006: 158) untuk melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan pemerintah, catatan harian dan sebagainya. Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen mengenai rancangan program kerja Takmir Masjid Jogokaryan dan foto kegiatan yang diadakan di Kampung Jogokaryan. Data, Instrumen, Teknik Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada saat peneliti melaksanakan penelitian yang telah direncanakan, meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat yang digunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan alat perekam atau kamera serta alat tulis. Data yang sudah diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dilakukan pemeriksaan keabsahan data. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. “Triangulasi adalah pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu” (Sugiyono, 2013: 125). Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis induktif, yakni, pengambilan kesimpulan dari fakta atau peristiwa khusus menjadi kesimpulan umum dengan cara menganalisis dan menyajikan dalam bentuk deskriptif; pemaparan atau
9 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini diantaranya ialah sebagai berikut: 1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan peneliti dengan mencatat hal-hal secara objektif yang terjadi selama penelitian di Kampung Jogokaryan terutama di Masjid Jogokaryan. Pengambilan data yaitu upaya mencari, mencatat, dan mengumpulkan semua data secara objektif serta apa adanya sesuai dengan hasil data yang diambil di lapangan. 2. Reduksi Data Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Prastowo, 2012: 242). Tahap tersebut dilakukan dengan memilah-milah data hasil observasi, wawancara, dan dokumenter yang masih kompleks dan belum terstruktur tersebut yang berkaitan dengan pembangunan karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan. 3. Display Data Display data dilakukan dengan melihat keseluruhan data yang diperoleh saat penelitian. Kemudian melakukan display data dengan cara menyajikan data berdasarkan pola tertentu dan menyusunnya berdasarkan rumusan masalah ke dalam bentuk teks naratif.
10 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
4. Pengambilan Kesimpulan Data yang telah dirumuskan secara sistematis pada langkah display data kemudian disusun dan dianalisis untuk diperoleh suatu kesimpulan. Pengambilan kesimpulan pada penelitian ini menggunakan pendekatan induktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di Kampung Jogokaryan yang menjadi situs kewarganegaraan dalam membangun karakter masyarakat madani adalah Masjid Jogokaryan. Masjid Jogokaryan telah berupaya melalui program kerja yang telah direncanakan untuk membangun karakter masyarakat madani. Pertama, upaya dalam membangun karakter persatuan yang dilakukan oleh Masjid Jogokaryan diantaranya melalui komunitas-komunitas yang ada. Dengan adanya komunitas-komunitas ini diharapkan masyarakat untuk aktif dalam kegiatan terutama di Masjid yang kemudian akan berdampak pada terbentuknya persatuan warga Kampung Jogokaryan. Tujuan dari kegiatan komunias ini adalah (1) untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat, (2) menjadi wahana untuk menyalurkan hobi, (3) menjalin kerukunan antar warga, (4) meningkatkan keakraban antarwarga Jogokaryan. Kedua, upaya dalam membangun karakter kemandirian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tanggal 29 Februari 2016 mengenai upaya Masjid Jogokaryan sebagai situs kewarganegaraan dalam membangun kemandirian masyarakat yaitu: (1) dengan membentuk biro kewirausahaan yang di dalamnya memiliki program kerja menangani badan usaha masjid, memberikan peminjaman usaha, pembinaan usaha dan pelatihan usaha, (2) mengadakan infak mandiri, (3)
11 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
mengadakan stand pasar sore Kampung Ramadhan, (4) Lapak Ahad Pagi. Ketiga, upaya dalam membangun karakter toleransi. Pembangunan karakter toleransi di berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan yaitu dengan kegiatan (1) pengobatan gratis unuk semua warga masyarakat, (2) Relawan Masjid, (3) Fasilitator kerukunan umat beragama. Keempat, upaya dalam membangun karakter demokratis. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, Masjid Jogokaryan sebagai agen situs kewarganegaraan dalam membangun karakter demokratis yaitu melalui (1) memberi kebebasan kepada masyarakat dalam menggunakan fasilitas, (2) papan informasi pada beberapa titik, (3) memasang hot spot pada beberapa titik, (4) membuka studi banding bagi masyarakat dan organisasi masyarakat, (5) pemilihan umum takmir Masjid Jogokaryan, (6) musyawarah jumat pon. Kelima, upaya dalam membangun karakter kewarganegaraan. Pembangunan karakter kewarganegaraan berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan yaitu dengan kegiatan (1) kajian rutin di Masjid Jogokaryan, (2) pertemuan rutin rukun warga dan rukun tetangga, (3) relawan masjid, (4) pemasangan papan-papan larangan. Keenam, upaya dalam membangun karakter keadilan. Upaya situs kewarganegaraan dalam membangun karakter keadilan yaitu melalui keteladanan. Keteladanan yang dilakukan oleh takmir Masjid Jogokaryan sebagai agen situs kewarganegaraan dalam membangun karakter keadilan yaitu dengan cara (1) membina dan membantu musyafir dan tuna wisma (2) pengajian untuk menumbuhkan kesadaran beramal (3) pembukaan poliklinik untuk semua masyarakat
12 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
Jogokaryan tanpa diskriminasi (4) membuka seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin menjadi pengurus Takmir. Wujud karakter masyarakat madani di Kampung Jogokaryan sesuai dengan rumusan Tim Nasional Reformasi (dalam Samsuri, 2011: 92), mengenai karakter Pancasila dalam kepribadian masyarakat madani. Pertama, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, demokratis dan beradab. Ketiga, mengakui hak-hak asasi manusia. Keempat, tertib dan sadar hukum. Kelima, percaya pada diri sendiri, memeiliki kemandirian dan kreatif dalam pemecahan masalah. Keenam, memiliki semangat kompetitif dalam suasana kooperatif, dan penuh persaudaraan. Ketujuh, menjunjung nilai-nilai budi luhur kehidupan masyarakat Indonesia. Kedelapan, masyarakat belajar yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi wujud karakter masyarakat madani sudah terlihat di Kampung Jogokaryan. Masjid telah menjadi bagian penting dari masyarakat, karena segala kegiatan berpusat di Masjid. Kehidupan di Kampung Jogokaryan dapat disimpulkan dalam taraf menuju kehidupan masyarakat madani. Karakter demokratis, persatuan, mandiri, keadilan, karakter kewarganegaraan, dan toleransi sudah terlihat dalam kehidupan masyarakat Jogokaryan. Segala yang dilakukan oleh Masjid Jogokaryan sebagai situs kewarganegaraan dalam membangun masyarakat madani ini masih dalam tataran proses dan setidaknya baru tumbuh. Namun upaya-upaya ini merupakan proses yang patut untuk diapresiasi dalam membangun masyarakat madani.
13 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembangunan karakter masyarakat madani berbasis situs kewarganegaraan di Kampung Jogokaryan dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun karakter masyarakat madani telah dilakukan dengan mengadakan program kerja berbasis masyarakat yang mendukung terbangunnya karakter toleransi, karakter mandiri, karakter keadilan, karakter kewarganegaraan, karakter persatuan dan karakter demokratis. Upaya yang dilakukan oleh situs kewarganegaraan dalam membangun karakter masyarakat madani tergolong baik, karena dari enam aspek karakter masyarakat madani, situs kewarganegaraan telah berupaya dalam memenuhi keenam aspek karakter masyarakat madani. Wujud karakter masyarakat madani telah terlihat dalam kehidupan masyarakat Kampung Jogokaryan. Masjid telah menjadi bagian penting dari masyarakat, karena segala kegiatan berpusat di Masjid. Kampung Jogokaryan yang awalnya kampung abangan sekarang terkenal dengan sebutan kampung santri. Kehidupan di Kampung Jogokaryan dapat disimpulkan dalam taraf menuju kehidupan masyarakat madani. Karakter demokratis, persatuan, kemandirian, keadilan, kesadaran hukum, dan toleransi sudah terlihat dalam kehidupan masyarakat Jogokaryan. Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian mengenai pembangunan karakter masyarakat madani di Kampung Jogokaryan, peneliti memiliki saran yang sekiranya
14 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
dapat dijadikan pertimbangan yang membangun bagi beberapa pihak. Saran tersebut diantaranya adalah: 1. Peran pemerintah dalam mengembangkan potensi Kampung Jogokaryan sangat di butuhkan. Kampung Jogokaryan dapat dijadikan potensi wisata religi bagi masyarakat dengan masjid sebagai daya tariknya. 2. Komunitas-komunitas lainnya seperti karang taruna dapat memberikan sumbang sih dalam pembangunan karakter masyarakat madani, sehingga pembangunan karakter masyarakat madani tidak hanya terfokus di Masjid Jogokaryan saja. 3. Seharusnya kegiatan yang berhubungan dengan materi seperti ceramah sebaiknya materi disusun secara sistematis dan terjadwal. Sehingga pesan yang disampaikan dapat menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru terutama dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Sebaiknya kegiatan untuk menciptakan kesadran hukum tidak hanya terfokus pada bidang ceramah saja. Perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat seperti mengundang Badan Narkotika Nasional, KontraS, dan lembaga Hak Asasi Manusia untuk memberikan pengetahuan menegenai kesadaran hukum. 5. Perlu dikembangkan program-program berbasis situs kewarganegaraan dalam membangun karakter masyarakat madani. Alangkah baiknya jika kegiatan ini di buat secara tertulis dan terstruktur sehingga kampung-kampung lain dapat mencontoh program-program yang ada di Kampung Jogokaryan.
15 | Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hamid, Edy Suandi, dkk. 2000. Rekonstruksi Gerakan Muhammadiyah pada Era Multiperadaban. Yogyakarta: UII Press. Kardiman, Yuyus. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Kelompok Masyarakat (Citizenship Education For Social Community). Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, Volume 14, Nomor 1, Oktober 2014. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Pasaribu, Rowland B.F. 2013. Masyarakat Madani. Jakarta: Universitas Gunadarma. Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warga Negara, Kritik Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia. Sugiyono. 2013. Metode Peneletian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.