Tidak untuk disebarkan kepada publik
Rahasia
Catatan Pertemuan HBRI XXVI
Peningkatan Gizi dan Kesehatan Berbasis Masyarakat di Kampung Badran, Yogyakarta Sarihusada, Rabu 21 Januari 2015 Pembukaan Pertemuan Forum Kemitraan HBRI ke 26 dihadiri oleh 51 peserta dari 12 perusahaan, 14 LSM, 2 institusi pendidikan dan 1 asosiasi dengan Sarihusada sebagai tuan rumah. Setelah safety briefing, pertemuan dibuka oleh Kemal Soeriawidjaja, Direktur Eksekutif Company-Community Partnerships for Health in Indonesia (CCPHI) yang memberikan update mengenai 11 organisasi yang bergabung sejak HBRI yang lalu terdiri dari 5 perusahaan Inmark Digital, FAB Indonesia, Fonterra Brands Indonesia, KPMG, Consulting Services Indonesia; 5 LSM – Yayasan Del, Yayasan Pantara, Komunitas Jejak Petjinan, Alzheimer Indonesia, Perhimpunan Rahima; dan 1 asosiasi – Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK). Mewakili tuan rumah, Alwan Bukhori – CSR Manager Sarihusada menyampaikan kata sambutan dengan mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran peserta pada pertemuan HBRI. Sarihusada (www.sarihusada.co.id) adalah perusahaan yang memproduksi berbagai produk nutrisi untuk ibu hamil & menyusui dan anak. Selanjutnya Rosdiana Sijabat, Lecturer Universitas Katolik Atma Jaya, memulai sesi presentasi kemitraan dengan meminta peserta untuk memperkenalkan diri. Rosdiana mengingatkan kembali enam tata tertib forum kemitraan HBRI, yaitu: 1.
Selalu menunjukkan rasa saling menghargai satu sama lain.
2.
Ketika meninggalkan ruang pertemuan, Anda bisa berbagi apa yang dikatakan, tetapi bukan siapa yang mengatakannya.
3.
Berbicaralah secara terbuka.
4.
Pandangan yang diungkapkan adalah pendapat pribadi dan tidak mewakili organisasinya.
5.
Setiap peserta diharapkan bicara dan berbagi.
6.
HBRI bukan forum pemasaran.
Presentasi Kemitraan Endah Prasetioningtias, Community Development Specialist Sarihusada, sebagai penyaji menjelaskan bahwa Program Gizi dan Kesehatan ini adalah kemitraan tiga pihak antara Sarihusada, PKPU dan pemerintah Kota Yogyakarta. Sarihusada didirikan pada tahun 1954 sebagai hasil inisiatif antara pemerintah Indonesia dan UNICEF, Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
HBRI
Rahasia
Tidak untuk disebarkan kepada publik
membangun pabrik yang membawa misi sosial untuk memperbaiki nutrisi anak bangsa. Dalam perjalanannya kemudian pada akhir 2007 Sarihusada bergabung sebagai anak usaha Danone Group yang berkantor pusat di Perancis. Melewati usia ke-60 tahun ini, Sarihusada telah membangun dua pabrik di dua provinsi yang berbeda yaitu di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) adalah organisasi non-profit yang bergerak di bidang sosial seperti penyelamatan kemanusiaan, rehabilitasi kemanusiaan dan pembangunan masyarakat (www.pkpu.or.id/). Akhta Suhendra – Kepala Bidang Program PKPU Yogyakarta, menjelaskan bahwa kerja sama antara kedua organisasi dimulai sejak tahun 2009 dan didasarkan pada kesamaan visi dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan masyarakat. Sarihusada juga pernah bekerja sama dengan PKPU untuk program pengentasan balita gizi buruk dan gizi kurang di lima desa di wilayah Klaten. Program gizi dan kesehatan ini terletak di Kampung Badran, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, yang menjalankan 3 pilar program, yaitu (1) peningkatan kualitas gizi balita, (2) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan (3) pemberdayaan ekonomi perempuan. Kampung Badran penting untuk dibina karena masyarakat khususnya anak di bawah usia lima tahun (balita) memiliki persoalan gizi yang cukup serius. Kelompok penerima manfaat adalah masyarakat di Kampung Badran terutama anak balita dan ibu rumah tangga. Hingga akhir 2014, kerja sama ini telah mengedukasi lebih dari seribu anggota kelompok binaan, merevitalisasi kegiatan gizi di PAUD dari sebulan sekali menjadi 3 x seminggu, serta menjadi salah satu PAUD percontohan di Kota Yogyakarta. Selain itu, program telah meningkatkan tingkat kesadaran Ibu balita tentang gizi dan menurunkan permasalahan balita dengan gizi kurang dan gizi buruk. Dalam menopang kegiatan secara mandiri, program mengembangkan lembaga keuangan mikro yang mengelola kegiatan Pondok Gizi dan PAUD.
Kesimpulan Diskusi Peserta pada umumnya mendiskusikan aspek kemitraan dan pelaksanaan program secara lebih rinci. Kesimpulan dari diskusi adalah: ‐
‐
‐
‐
‐
Bagi Sarihusada, menjalankan program pemberdayaan ini tidak mempunyai tujuan komersial. Namun lebih karena mengemban misi sosial yang melandasi dibentuknya perusahaan yaitu “nutrisi untuk bangsa”. Misi yang sama ini juga melandasi kerja sama baik dengan pemerintah maupun dengan LSM dan masyarakat. Kemandirian merupakan isu strategis dalam pengembangan program. Sejak awal direncanakan, aspek kemandirian sudah menjadi bagian dari tujuan program mengingat bahwa perusahaan tidak selamanya bisa memberikan bantuan kepada masyarakat. Masyarakat didorong untuk membuat perubahan bagi kebaikan mereka sendiri. Untuk mencapai kemandirian, bisa diperkirakan berapa lama program harus dijalankan dengan menggunakan azas perhitungan Vulnerability Capacity Assessment, yaitu mengidentifikasi masalah dan kemampuan komunitas untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut berdasarkan potensi yang dimilikinya. Salah satu kesuksesan program adalah faktor kepemimpinan utamanya dalam tingkat Rukun Warga (RW) yang turut terlibat secara aktif dalam kegiatan program termasuk dalam mengelola kader, menggerakkan masyarakat agar aktif datang ke Posyandu. Sarihusada memulai program dengan menghubungi pihak pemerintah daerah, dari pertemuan ini, pihak pemerintah memberikan tiga rekomendasi wilayah yang perlu mendapat bantuan, dimana salah satunya adalah kampung Badran. Sarihusada kemudian menindaklanjuti pertemuan dengan melakukan study pendahuluan untuk mendapatkan gambaran mengenai motivasi masyarakat serta adanya kepemimpinan komunitas yang baik. Selain kegiatan di PAUD dan Posyandu, program mengajak masyarakat (rumah tangga) untuk menanam sayuran dan buah di lahan sempit; diiringi dengan edukasi mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh balita. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan tinggi dan berat badan anak, serta penyuluhan bagi orang tua mengenai sumber alternative bahan karbohidrat dan protein.
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
2
HBRI
Rahasia ‐
Tidak untuk disebarkan kepada publik
Pemerintah daerah tidak terlibat aktif dalam kegiatan sehari hari, namun pemerintah membantu dalam koordinasi lintas sektor misalnya dengan Dinas Kesehatan. Pemerintah daerah terlibat secara aktif mencarikan solusi jika terjadi permasalahan dengan cara hadir secara langsung dan melakukan komunikasi dengan masyarakat yang tinggal di kampung Badran. Kehadiran perwakilan pemerintah dirasa mempunyai dampak yang sangat positif untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program ini.
Diskusi Mengenai Kemitraan Pada pertemuan HBRI ini, peserta membahas bagaimana membangun masyarakat sehingga mereka bisa menjadi mandiri secara ekonomi dan kegiatan tetap berlangsung walau bantuan selesai. Perusahaan biasanya tidak mempunyai kesabaran untuk memberikan waktu cukup bagi masyarakat untuk mencapai kemandirian. Anggaran kadang menjadi pertimbangan utama dalam mewujudkan kemandirian tersebut. Kuncinya adalah mencari keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan potensi yang ada sehingga masyarakat tidak menjadi sangat tergantung kepada pihak luar. Ada lima jenis kapasitas yang harus dimiliki oleh masyarakat agar mereka mandiri yaitu kapasitas masyarakat, advocacy, kemitraan, transformasi nilai masyarakat, tingkat tanggap masyarakat terhadap masalah yang terjadi. Tahapan program yang dilakukan biasanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan kapasitas masyarakat mengelola dan mengembangkan potensi/kekuatan mereka sendiri, menyebarluaskan bukti nyata kemampuan dalam mengelola kegiatan atau program, mengidentifikasi perubahan jangka panjang/dampak yang diukur dari berbagai aspek, dan mengukur terjadinya perubahan nilai. Pada praktiknya biasanya LSM akan memulai dengan pilot project lalu mengembangkan ke dalam tahapan selanjutnya (replikasi). Perusahaan biasanya lebih sungkan dalam memberikan masukan kepada pemerintah dibandingkan oleh LSM. Karenanya perusahaan perlu berkolaborasi dengan LSM untuk menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan pemerintah, agar bisa memberikan rekognisi atau dukungan bagi kelancaran kegiatan CSR perusahaan. Perusahaan bisa memfasilitasi dalam hal pendanaan dan tim ahli sesuai dengan core bisnis mereka.
Penutup Kemal Soeriawidjaja menutup acara pertemuan dengan mengucapkan terima kasih kepada penyaji dari Sarihusada dan PKPU, serta kesediaan Sarihusada menjadi tuan rumah. Catatan pertemuan dan studi kasus dari pertemuan sebelumnya bisa dilihat di http://portal.ccphi.org. Pertemuan HBRI 27 yang akan datang dijadwalkan pada bulan April 2015.
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
3
HBRI
Rahasia
Tidak untuk disebarkan kepada publik
DAFTAR PESERTA HBRI XXVI Sarihusada, Rabu 21 Januari 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Aan Suherlan AD. Eridani Aghnia Kartika Rustiraning Agnes Pramono Agus Budi Nurwiyoto Ahmad Zaki Nur Ihsan Akhta Suhendra Alwan Bukhori Ananta Gondomono Andjar Radite Andriani Ganeswari
12
Aries Saputra
13 14
Arif Mujahidin Asmilia Makmur
15
Asri Ariani Fauziah
16
Astrid Siahaya
17
Atashendartini Habsjah
18 19 20 21 22
Christie Natasha Damayanti Soekarjo Dessy Andriyani Dian Rosdiana Endah Prasetioningtias
23
Erry H. Kamka
24 25 26 27
Fajar Kurniawan Helen Sijabat Herlina Soemitro Indah Muljani
28
Joko Sularno
29 30 31 32
Kemal Soeriawidjaja Laily Hanifah Meisinta Florentina Merry Florida A.
Organisasi Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Perhimpunan Rahima Sarihusada Jhpiego Petrosea Indika Energy Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Sarihusada IBM Indonesia Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Fonterra Brands Indonesia Yayasan Bina Media / The Jakarta Post Foundation Sarihusada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Yayasan Bina Media / The Jakarta Post Foundation Universitas Katolik Atma Jaya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) CCPHI Savica CCPHI CCPHI Sarihusada Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Indonesia Student & Youth Forum World Vision Klinik Prodia Petrosea Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) - Ketua RW Badran CCPHI Yayasan Mitra Inti Yayasan Tirta Lestari Fonterra Brands Indonesia
Email
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
4
HBRI
Rahasia No
Nama
33
Mia Rubianti
34 35 36 37 38
Mochammad Perbowo Natalia Widiasari Okta Fitrianos Paulina Mayasari Priscila F. Carlita
39
Ramdani Sirait
40 41 42 43
Rini Murwahyuni Rosdiana Sijabat Ruth Oktavia Sukmawan Stella Evangeline Bela
44
Sudibyo M. Wiradji
45 46 47 48
Tito Hari Prasetya Vanny Widiana Verena Sabrani Vida Parady
49
Winarti Sukaesih
50 51
Yudhi Pradhana Yuni Indarwati
Tidak untuk disebarkan kepada publik Organisasi Yayasan Bina Media / The Jakarta Post Foundation Seameo Recfon Universitas Katolik Atma Jaya Tirta Investama Komunitas Jejak Petjinan Mondelēz Indonesia Business Coalition on AIDS (IBCA) Yayasan Tambuhak Sinta Universitas Katolik Atma Jaya Consulting Services Indonesia Indonesian Nutrition Association Yayasan Bina Media / The Jakarta Post Foundation Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) Tripatra Mondelēz Savica Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Indonesian Nutrition Association Tripatra
Email
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
Dokumen ini dibuat khusus bagi anggota Roundtable, sebagai media untuk menyebarluaskan pelajaran berharga (lessons learned) hanya kepada pihak internal organisasi. Dalam situasi apapun, dokumen ini tidak bisa disebarkan kepada pihak lain yang berada di luar organisasi Anda atau orang yang berafiliasi dengan pers/media. Kami percaya Anda akan menghormati keseimbangan antara upaya meningkatkan dampak positif Roundtable dan senantiasa menjaga suasana kerahasiaan dengan menghormati kebijakan ini.
5