PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Asimetri Informasi Prof. Ir. Ratya Anindita, MSc., Ph.D Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Email :
[email protected]
1. PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Tujuan 2. MODEL DASAR ASIMETRI INFORMASI
3. MODEL ASIMETRI INFORMASI 3.1 Moral Hazard 3.2 Adverse Selection 3.3 Signalling
1. PENDAHULUAN 1.1. Pengantar
Oleh karena itu dalam modul 10 ini, akan dibahas tentang asimetri informasi sebagai salah satu penyebab kegagalan pasar karena tidak lengkapnya informasi antara kedua belah pihak. Agar mahasiswa mempunyai pemahaman yang lebih lengkap, dijelaskan pula model-model asimetri informasi, seperti karena moral hazard, adverse selection, atau karena signalling.
1.2. Tujuan Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: Menjelaskan model dasar asimetri informasi Menjelaskan macam-macam model asimetri informasi, baik karena moral hazard, adverse selection, atau karena signalling.
10 SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED)
Saat ini telah berkembang ilmu ekonomi baru yang merupakan bagian dari ekonomi mikro, yaitu ekonomi informasi. Ekonomi informasi merupakan aspek fundamental dari hubungan kontrak, dimana efek dari format kontrak ketika salah satu pihak mempunyai atau akan mempunyai suatu informasi yang menguntungkan daripada pihak lain sehingga hubungan kontrak menjadi tidak efisien atau pareto optimum tidak dapat terjadi (Stadler dan Castrillo, 1997). Apabila pareto optimum atau pareto efisien tidak dapat terjadi berarti ada salah satu pihak yang dirugikan.
MODUL
Pemasaran Hasil Pertanian
Brawijaya University
2012
2. MODEL DASAR ASIMETRI INFORMASI Dalam teori ekonomi, asimetri informasi merupakan salah satu penyebab kegagalan pasar (market failure) di mana karena tidak lengkapnya informasi antara kedua belah pihak (misalnya pembeli dan penjual tidak mempunyai informasi yang sama sehingga menyebabkan salah satu dapat dirugikan). Dalam praktek pemasaran asimetri informasi sering kali terjadi karena salah satu pihak tidak mengetahui harga ataupun kualitas ataupun juga tipe dari pembeli dan penjual sehingga kesepakatan harga yang terjadi tidak efisien. George Akerlof memperkenalkan model market for lemons, di mana Akerlof menjelaskan bahwa pasar mobil bekas terjadi tidak efisien karena mobil bekas yang mempunyai kualitas tinggi dapat dijual murah sedangkan mobil yang berkualitas rendah dijual dengan harga tinggi. Hal ini mengakibatkan harga mobil bekas berada sangat jauh dibawah harga mobil baru. Untuk menjelaskan asimetri informasi, model dasar yang diperkenalkan oleh Stadler dan Castrillo(1997) adalah model dalam hubungan kontrak. Model ini dapat pula dikembangkan ke berbagai situasi. Dalam model kontrak, hubungan kontrak secara bilateral dapat terjadi apabila salah satu pihak menjadi contractor atau sebagai principal, yaitu pihak yang memberikan kontrak, sedangkan pihak yang lain sebagai contractee atau sebagai agen yaitu pihak yang diberi kontrak. Pada umunya tujuan kontrak adalah menyelesaikan suatu tindakan atau pekerjaan atas nama principal, sebagai contoh manajer dikontrak untuk menjalankan perusahaan milik principal. Manajer di sini adalah sebagai agent. Kontrak harus disetujui atau ditandatangani ke dua belah pihak untuk melakukan suatu jenis pembayaran, yang berarti principal menyetujui agen untuk menyelesaikan suatu tindakan. Dalam model ini diasumsikan principal yang mendesain kontrak dan kemudian ditawarkan kepada agen, kemudian agen harus memutuskan apakah menerima kontrak atau tidak. Apabila kontrak tidak diterima berarti masalah asimetri informasi tidak akan terjadi. Secara umum situasi kontrak dalam model dasar asimetri informasi adalah sebagai berikut : 1. Principal mendesain kontrak atau sekumpulan kontrak yang kemudian ditawarkan kepada agen. 2. Agen menerima kontrak apabila ia ingin ikut dalam kontrak, yaitu apabila kontrak dapat menjamin agen untuk mendapatkan ekspektasi utility yang lebih besar daripada kesempatan yang ada padanya. 3. Agen melaksanakan tindakan atau usaha atas nama principal
3. MODEL-MODEL ASIMETRI INFORMASI 3.1. Masalah Moral Hazard Masalah moral hazard terjadi ketika asimetri informasi ada (tindakan agen tidak dapat diamati atau ketika agen menerima informasi bagi dirinya) ketika kontrak sudah ditandatangani (disetujui atau hubungan dimulai). Didalam masalah moral Page 2 of 6
Pemasaran Hasil Pertanian
Brawijaya University
2012
hazard, partisipan mempunyai informasi yang sama ketika hubungan dilakukan dan asimetri informasi muncul setelah kontrak ditandatangani tetapi principal tidak dapat mengamati atau memeriksa tindakan atau usaha dari agen atau paling tidak principal tidak dapat mengontrol tindakan agen. Cara klasik dari membuat model-model tipe situasi ini dengan mengasumsikan bahwa usaha dari agen ditawarkan sesudah kontrak ditandatangani dan tidak dapat diamati sehingga variabel tersebut (usaha dari agen) tidak dapat secara eksplisit diamati. Model ini disajikan pada gambar 10.1.
Outcome N P mendesign A menerima A menyuplai menentuka dan payoff Kontrak Kontrak n situasi Kontrak P= principal; A=agen dan N=nature (keadaan)
Gambar 10.1 Tahapan Moral Hazard Sebagai contoh situasi di pasar tenaga kerja, walaupun hasil pekerja atau agen dapat diamati (misalnya jumlah barang yang diproduksi atau dijual) tetapi usaha pekerja tidak dapat diamati. Contoh lain, di bidang asuransi. Perusahaan asuransi menginginkan pemegang polis untuk menghindari kecelakaan (misalnya mengendarai kendaraan dengan baik atau meminimalkan kerugian). Bagaimanapun juga, seseorang yang dijamin mempunyai insentif untuk mengubah tingkah lakunya dengan melakukan tindakan yang lebih sembrono daripada tanpa jaminan asuransi. Tidak semua masalah moral hazard terjadi seperti pada gambar 10.1. Beberapa masalah dikatakan sebagai moral hazard tetapi asimetri informasi terjadi sebelum usaha dari agen dilaksanakan tetapi ia sudah menandatangani kontrak, di mana agen mengamati hasilnya tetapi principal tidak mengamati. Dengan kata lain ketidakpastian bagi kedua belah pihak ketika kontrak ditandatangani tetapi sebelum kontrak ditandatangani agen mempunyai beberapa informasi relevan yang menguntungkan seperti tingkat usahanya (effort) akan optimal. Masalah moral hazard ini disajikan pada gambar 10.2. Sebagai contoh, suatu perusahaan membayar agen expor-impor untuk menawarkan produknya diluar negeri. Didalam beberapa hal, perusahaan hanya mempunyai sedikit informasi terhadap produk lain di negaranya seperti situasi pasar dll. Hal ini merupakan strategi penentu untuk mengenalkan produknya dengan sukses. Bagaimana pun juga, walaupun agen tidak mengetahui beberapa hal tersebut ketika menandatangani kontrak, ia mulai mengenalkan produk Page 3 of 6
Pemasaran Hasil Pertanian
Brawijaya University
2012
tersebut. Kemudian, principal dapat mengamati strategi yang dilakukan oleh agen tetapi tidak dapat mengevaluasi apakah tindakan agen terhadap produknya berjalan dengan baik ataukah tidak.
P mendesign Kontrak
A terima/t olak Kontrak
N menentukan situasi yang hanya diamati oleh A
A Outcome memberikan dan payoff usaha
P= principal; A=agen dan N=nature (keadaan)
Gambar 10.2. Tahapan Moral Hazard apabila A mempunyai informasi pribadi.
3.2. Masalah Adverse Selection Masalah adverse selection terjadi ketika agen mempunyai informasi privat yang relevan sebelum kontrak ditandatangani. Dalam kasus ini principal dapat mengamati tingkah laku agen tetapi keputusan optimal atau biaya dari keputusan tersebut tergantung dari tipe agen, yaitu karakteristik tertentu dari proses produksi yang hanya dimiliki agen, kemudian principal mengetahui bahwa agen dapat menjadi salah satu dari beberapa tipe yang tidak dapat principal bedakan. Model ini disajikan pada gambar 10.3 di bawah ini.
N menentukan P mendesig tipe dari A yang hanya n kontrak dapat diamati oleh A
A A terima/tolak memberikan usahanya kontrak
N memilih keadaan
P= principal; A=agen dan N=nature (keadaan)
Gambar 10.3. Tahapan adverse selection
Page 4 of 6
Outcome dan payoff
Pemasaran Hasil Pertanian
Brawijaya University
2012
Contoh, perusahaan asuransi sangat sulit atau perlu biaya mahal untuk mengamati tipe nasabah ketika menentukan besarnya jaminan. Di dalam asuransi mobil, perusahaan asuransi tidak dapat membedakan antara pengendara yang hati-hati dan pengendara yang sembrono. Informasi ini sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk membedakan kontrak yang ditawarkan kepada pengendara mobil. Ketika nasabah mengatakan bahwa ia adalah pengendara yang hati-hati dan bukan pemabuk dan bukan suka mengebut, perusahaan asuransi tidak dapa mempercayai pernyataan dari nasabah tersebut. Kasus moral hazard banyak pula terjadi dalam penjualan produksi pertanian melalui sistem tebasan, dimana penebas sebagai agen dapat mengatakan bahwa ia adalah sangat jujur, dan memperkirakan kalau hasil panen petani tersebut hanya dapat mencapai sejumlah tertentu tetapi apakah petani sebagai principal dapat mengetahui kebenaran penebas.
3.3. Masalah Signalling
Signalling terjadi ketika salah satu pihak memberitahu tentang informasi privat melalui tingkah laku individu sebelum persetujuan diresmikan. Situasi ini hampir sama dengan adverse selection, di mana setelah principal mempelajari tipe agen sebelum kontrak ditandatangani, agen mengirim suatu signal/tanda yang diamati oleh principal. Atau dengan kata lain, agen mengirim beberapa macam keputusan yang mempengaruhi kepercayaan principal tentang identitas agen.
Contoh yang logis ketika suatu perusahaan akan mencari tenaga kerja, di mana perusahaan akan sulit untuk mengetahui produktivitas pekerja. Pada saat melamar sebagai tenaga kerja, agen menunjukkan tingkat pendidikan tertinggi yang ia peroleh tetapi ternyata pendidikan yang tinggi belum dapat menjamin apabila agen mempunyai produktivitas yang diharapkan oleh principal.
N P mendesign menentukan A kontrak mengirim tipe dari A sinyal yang hanya dapat diamati oleh A
A menerima/ tolak kontrak
N memilih keadaan
P= principal; A=agen dan N=nature (keadaan)
Gambar 10.4. Tahapan Signalling
Page 5 of 6
Outcome dan payoff
Pemasaran Hasil Pertanian
Brawijaya University
2012
Pada kasus lain, signalling dapat terjadi ketika principal lebih menunjukkan diri mempunyai informasi pribadi yang mempengaruhi keadaan agen sehingga akan mempengaruhi keputusan apakah agen menerima tau menolak kontrak. Model ini disajikan pada gambar 10.5.
N menentukan P mendesig tipe dari P yang hanya n kontrak dapat diamati oleh P
A mengirim A terima/tolak usaha kontrak
N memilih keadaan
Outcome dan payoff
P= principal; A=agen dan N=nature (keadaan)
Gambar 10.5. Tahapan signalling apabila P yang mengirim signal
REFERENSI Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya. Kohls, R.L. dan Joseph N. Uhl. 1986. Marketing of Agricultural Product. Fifth Edition. John Willey and Sons, Macmillan Publishing Co-Inc., New York. Seperich, George J. et all. 1994. Introduction to Agribusiness Marketing. Prentice Hall Career and Technology. Englewood Cliffs. New Jersey.
PROPAGASI Tugas dan Penilaian Individu 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah contractor dan contractee dalam model dasar asimetri informasi! 2. Jelaskan bagaimana mekanisme/proses terjadinya asimetri informasi model moral hazard, serta gambarkan pula tahapan terjadinya moral hazard! 3. Jelaskan bagaimana mekanisme/proses terjadinya asimetri informasi model adverse selection, serta gambarkan pula tahapan terjadinya adverse selection! 4. Jelaskan bagaimana mekanisme/proses terjadinya asimetri informasi model signalling, serta gambarkan pula tahapan terjadinya signalling!
Page 6 of 6