Data Personal Name
: Indrayati Atjo, S.Pd., M.Pd.
Sex
: Female
Place/Date of Birth
: Parepare, 11 Januari 1976
School
: SMAN 1 Panca Lautang
School Address
: Jl. Poros Soppeng Desa Corawali, Kab. Sidrap, Sulawesi Selatan Postal Code: 91672
Phone/Fax Number
: 08124173055
Email Address
:
[email protected],
[email protected]
PEMANFAATAN FRUVET MELAUI PENDEKATAN INQUIRI DIPADU TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU SIREP 1. Latar Belakang Pergaulan makin bebas seiring makin canggihnya teknologi, banyak kemudahan dalam mengakses informasi yang terbuka bebas di internet.Kita menyadari dengan masuknya informasi dan globalisasi, tidak dapat dipungkiri perkembangan karakter, sikap, dan perbuatan anak-anak mengalami degradasi terhadap jiwa Pancasila dan adat ketimuran kita sebagai bangsa. Kemajuan ini tidak dapat kita halangi, yang bisa dilakukan hanya kontrol dan pemberian ilmu-ilmu yang baik, dengan cara yang baik, dapat dimengerti dengan cepat, mudah, dan dapat menyentuh jiwa-jiwa anak-anak kita yang sedang berkembang dan penuh rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru dan menarik. Untuk itu guru di sekolah dan orang tua di rumah harus bekerja sama dalam memberikan informasi dan mengontrol pergaulan anak agar mereka tidak salah jalan, baik dari ilmu terlebih lagi agama. Dengan pondasi agama yang kuat dari rumah insyaallah bisa menjadi benteng bagi anak untuk menjauhi hal-hal yang buruk, ditambah informasi dari guru. Hal yang penting adalah pergaulan bebas, seks bebas. Hal yang masih tabu di masyarakat kita dan dilaknat dalam agama. Saat ini reproduksi merupakan hal yang sudah bebas dilakukan, terlebih begitu banyaknya video porno yang tersebar di dunia maya, anak mudah belajar, melihat tanpa dituntun secara lebih baik dengan batasan-batasan reproduksi itu sendiri. Sering untuk mendapatkan informasi reproduksi, anak malu bertanya kepada orang tua atau ketika mereka bertanya orang tua akan mengatakan “ah kamu masih anakanak belum boleh tahu”. Padahal sebaiknya pendidikan reproduksi harus lebih dini untuk diketahui dan semua orang dewasa harus menjelaskan dengan hati-hati agar anak-anak kita tidak “Learning by doing” dalam mengenal reproduksi.Mengingat cukup tingginya pernikahan dini di masyarakat sekitar sekolah.
Reproduksi sudah dipelajari dari tingkat SD, diperlukan keterbukaan dan hati-hati dalam memberikan informasi.Maka dilakukan penelitian ini, dari pengamatan lingkungan untuk memperkenalkan organ-organ reproduksi ke siswa SMA yang sudah beranjak dewasa, pribadi-pribadi yang siap jadi orang dewasa mengingat di daerah sekolah kami, pernikahan dini maih sering terjadi. Pembelajaran ini betujuan 1. Menyadari kebesaran Tuhan dalam menciptakan makhluk hidup dengan tugas dan fungsinya masing-masing. 2. Melaksanakan pembelajaran student center, siswa yang mengamati, berimajinasi, dan mencari informasi tentang sistem reproduksi 3. Menjelaskan dan menginformasikan reproduksi dalam kelompok kecil dengan santai, terbuka seputar masalah sistemreproduksi 4. Mengaktifkan siswa agar ikut bekerja sama, toleransi, sharing, mengkomunikasikan apa yang mereka ketahui dan yang ingin mereka ketahui. 5. Meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 6. Meningkatkan hasil belajar bersama dalam suasana kekeluargaan. Penelitian ini berbeda dari sebelumnya, dimana menggunakan ceramah umum yang bisa menimbulkan kegaduhan, kelucuan, perasaan malu bertanya; atau menggunakan LCD, dimana tidak semua sekolah memiliki fasilitas itu ataupun listrik tak ada; begitupun menggunakan media gambar yang harus mengeluarkan dana yang lebih, kita juga mengingat banyak siswa yang tidak mampu dalam ekonomi, menggambar yang melihat dari gambar sebelumnya, kurang imajinatif. Maka alat peraga yang dibuat dalam materi reproduksi diperoleh dari tumbuhan, mereka diajarkan berimajinasi, memahat, berdiskusi dengan lebih aktif lagi. Setelah selesai pembelajaran, bahan dibuat masakan hasil imajinasi mereka dan bekerja sama lebih mempererat kegotongronyongan dan kekeluargaan mereka. Pendidikan berlangsung melalui proses belajar mengajar dan melibatkan guru dan siswa yang bertujuan meningkatkan hasil belajar dari peserta didik, yang kurikulum lebih menuntut perubahan sikap dan karakter pada siswa. Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan (Arikunto, 2005). Untuk itu dari pengamatan lingkungan, saya mencari hal baru dalam menjelaskan sistem reproduksi dengan hati-hati mengingat topik yang sensitif dan usia perkembangan mereka, dan diharapkan dapat lebih bermakna dan dipahami melalui pembelajaran kooperatif inquiri. Belajar mendeskripsikan dan memahami struktur dan fungsi organ-organ reproduksi. Berbagai PTK yang dilakukan pada materi ini namun belumlah mengaktifkan seluruh anggota tubuh siswa dalam belajar.Antara lain menurut Supriadi (2012) bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat memvisualisasikan berbagai fakta, keterampilan, konsep dan menampilkan animasi sesuai dengan kebutuhan sehingga proses pembelajaran lebih menarik, bagaimana implementasi penggunaan media berbasis komputer dalam meningkatkan penguasaan konsep dalam pembelajaran biologi.Ini terkendala pada IT dan multimedia yang tidak kami miliki dan ini lebih terfokus pada organ indera mata.Sementara keterlibatan berbagai organ membuat informasi lebih mudah dimengerti (Arsyad, 2007). Ditambahkan Sukmadinata (2009), masalah pembelajaran yang terkait dengan pemahaman siswa terhadap konsep/teori yang bersifat abstrak perlu dihindari. 2. Rencana Program Dari sayuran dan buah yang mudah didapatkan yang disediakan Tuhan untuk manusia, yang mudah ditemukan di sekitar kita, saya terinspirasi menggunakannya dalam menjelaskan secara 3 dimensi dan mampu mengaktifkan semua anggota tubuh. Proses
belajar ini merupakan student center, guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Melalui metode kooperatif inquiry dipadu Two Stay Two Stray yang ditambahkan education game yang kecil dan singkat diharapkan siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar sehingga hasil belajar mereka memuaskan. Games sebagai kegiatan tambahan dilakukan agar selain mereka belajar mereka dapat melakukan aktifitas bermain, melakukan variasi menghindari kejenuhan dalam proses belajar. Dengan memasukkan konten edukasi dalam suatu game yang dipilih dengan aturan yang berlaku, game dapat digunakan sebagai sebuah sistem instruksional Reproduksi merupakan materi yang sensitive untuk diajarkan dalam klasikal, memandang usia dan gender mereka, dan juga perkembangan sikap dan pola piker siswa itu sendiri. Perlu lebih hati-hati dalam memberikan informasi tentang reproduksi.Dari pengalaman sebelumnya banyak siswa yang malu bertanya, sedikit usil dengan gambar model reproduksi, sedikit riuh dengan pertanyaan open dari mereka. Ide ini terbersit sehabis shalat tahajud, saya persiapan microteaching saat diklat sertivikasi.Saya mengingat bentuk-bentuk sayur dan buah yang bisa saya gunakan untuk menggambarkan konsep struktur dan fungsi organ reproduksi. Dari hasil pengamatan saya, masyaallah begitu sempurna Tuhan menciptakan, saya mengamati : Bahan
Pemanfaatan Labu siam, bentuknya menyerupai uterus. Bagian dalamnya sangat menyerupai endometrium yang tebal dan terdapat biji sebagai janin gastrula. Sangat menjelaskan konsep organ, konsep menstruasi, implantasi di endometrium. Juga digunakan sebagai kantung vesica urinaria. Bagian kulit luar yang berlekuk, menjelaskan organ luar wanita Terong, bentuknya menyerupai ovarium, testis, kelenjar prostat. Bagian dalam yang penuh biji yang tersusun dalam bentuk yang demikian menjelaskan bagian dalam testis, tempat proses spermatogenensis terjadi, yaitu tubulus seminiverus. Selain itu bisa menjelaskan oogenesis di ovarium. Kelopaknya bisa sebagai filia oviduk dan epididimis. Kacang panjang, merupakan oviduk, vas deverens, ureter. Di dalamnya terdapat biji yang diumpamakan perjalanan sperma dan ovum, serta digunakan sebagai kelenjar cowper dan klitoris Pisang, menggambarkan organ penis, dimana bagian dalam pisang Nampak daging yang tebal dengan saluran di tengahnya. Ujung kulit pisang dapat menjelaskan proses khitan pada anak laki-laki.
Menurut Gulo (2005), inkuiri dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan seluruh potensi yang ada, seperti pengembangan emosional dan keterampilan. Senada dengan pernyataan Sanjaya (2009) bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Melalui tanya jawab antara guru dan siswa, proses berpikir kritis dan analitis itu akan terjadi.
Prinsip penggunaan inkuiri, berorientasi pada kemampuan berpikir, hasil belajar, dan proses belajar. Pencapaian keberhasilan diamati dari aktivitas siswa dalam mencari dan memecahkan masalah melalui interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, ataupun dengan lingkungannya. Dari proses interaksi, guru memberikan ruang kepada siswa, agar dapat belajar berfikir (learning how to think), menerima pendapat, mengembangkan, dan membuktikan dengan keterbukaan hipotesis dari masalah yang ada. Proses pembelajaran ini menempatkan siswa belajar dan bekerja sebagai peneliti atau ilmuan yang melakukan langkah ilmiah, secara mandiri, kemungkinan memecahkan masalah secara open ended dan bisa jadi jawaban baru. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini digunakan model inquiri yang dipadu dengan Two Stay Two Stray.Peran guru dalam membimbing sangat sedikit, sebagai motivator agar siswa aktif dan berpikir, sebagai fasilitator jika siswa mengalami kesulitan, bertanya unuk menyadarkan siswa jika ada kekeliruan, mengarahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran, mengelola waktu dan mengorganisasi kelas, dan sebagai penguatan dengan memberikan reward pada pencapaian siswa. Jadi proses ini berlangsung menurut student centre. Sintaks Inquiri Tahapan Proses Inkuiri 1. Ask, Siswa : · Berkeinginan untuk menemukan sesuatu. Mulai bertanya tentang apa yang hendak diketahui. · Mulai untuk menggambarkan dan menguraikan apa artinya. 2. Investigate, Siswa : · Apa yang dipikirkannya itu diwujudkan dalam tindakan. · Mulai untuk mengumpulkan informasi, meneliti, mempelajari, bereksperimen, dan mengobservasi 3. Create, Siswa : · Informasi yang telah didapat, pada tahap ini digabungkan. Siswa mulai membuat hubungan. · Melakukan tugas yang kreatif membentuk pemahaman baru, gagasan, dan teori yang signifikan diluar pengalaman utamanya. 4. Discuss, Siswa : · Mulai berbagi gagasan baru mereka dengan orang lain. · Mulai untuk bertanya pada yang lain tentang investigasi dan pengalaman mereka sendiri.
Siswa bertanya-tanya untuk apa dan mengapa bahan-bahan itu digunakan dalam belajar reproduksi
5. Reflect, Siswa : · Menggunakan waktunya untuk melihat kembali permasalahan awal atau permasalahan baru.
Kembali diskusi bersama dari berbagai informasi yang sudah didapatjan tentang bentuk buah yang luar biasa diciptakan mendeskripsikan struktur dan fungsi organ reproduksi
Siswa mengamati bentuk bahan-bahan dan gambar pada buku/model. Siswa mengidentihfikasi bentuk organ dengan bahan yang ada, dan mulai bereksperimen menyesuaikan bentuk organ Sambil membaca, diskusi dan berimajinasi siswa menemukan bentuk organ dari bahan fruvet dan mencocokkan dengan materi
Saling bertanya, guru mendampingi memberikan hal-hal yang ingin mereka ketahui dan nantinya akan disharing ke kelompok yang lain
SintaksTwo Stay Two Stray Setelah organ terbentuk dan membahas masalah yang dibagikan perkelompok, selanjutnya dilaksanakan mendapatkan informasi dari kelompok lain melalui model TSTS. Menurut Lie (2002), langkah-langkah model pembelajaran yang dilakukan dengan model Two Stay Two Stray yaitu: 1. Siswa bekerja dalam kelompok berempat seperti biasa (sama jenis kelamin aetiap kelompok). 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing diantara dua kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain. 3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
3. Pelaksanaan pengajaran/bimbingan dengan menggunakan karya inovasi: A.
Kegiatan awal (10 ” ) ∑ Guru memberi salam dan berdoa bersama, memutarkan lagu dengan menggunakan tablet dan menanyakan kenapa manusia makin bertambah banyak dan mengecek bahan model yang dibawa oleh siswa. B. Kegiatan inti (75”) ì Eksplorasi ∑ Siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk melakukan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Setiap kelompok diberikan tanggung jawab membahas materi yang berbeda untuk didiskusikan dalam kelompoknya ì Elaborasi ∑ Siswa memperhatikan dengan teliti lembar kegiatan, membaca buku, browsing internet untuk membuat organ-organ reproduksi dari sayur dan buah. Siswa bekerja sama dengan aktif membuat organ-organ reproduksi. ∑ Setelah organ-organ reproduksi siap, siswa membaca dengan tekun buku siswa sistem reproduksi sesuai tanggung jawab materi yang mereka dapatkan, kemudian mendiskusikan dengan teman sekelompoknya. Menentukan dengan musyawarah siswa yang Two Stray dan yang Two Stay. Siswa Two Stay akan bertanggung jawab menerima siswa Two Stray dari kelompok lain kemudian dengan komunikatif akan menjelaskan materi yang sudah dibahas dalam kelompoknya ∑ Siswa Two Strayakan mengunjungi siswa Two Stay di kelompok lain untuk mendapatkan penjelasan materi tentang apa yang sudah dibahas di kelompoknya. Siswa Two Strayakan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain untuk mendapatkan penjelasan, kemudian akan kembali ke kelompoknya menjelaskan semua materi yang mereka dapatkan kepada siswa Two Stay mereka. Siswa bekerja sama mengerjakan kegiatan 5.1. untuk mengidentifikasi bagian-bagian organ dan fungsinya. ì Konfirmasi ∑ Membuat peta konsep organ-organ sistem reproduksi, menyimpulkan tentang halhal yang belum diketahui, dan menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. C. Kegiatan akhir (5”) ∑ Diskusi akan dilanjutkan ke pertemuan berikut, guru mengecek hasil pendalaman materi yang pertama, dan meminta model organ reproduksi yang mereka buat dibawa lagi pada pertemuan berikut. Kegiatan ini dilakukan berulang pada pertemuan berikutnya.
Reaksi siswa : v Wajah penuh pertanyaan, exciting (setiap akan praktek) ketika di suruh membawa bahan, yang sekiranya mereka akan makan-makan lagi seperti pada Sistem Pencernaan v Mereka menebak-nebak dengan gembira sambil bertanya untuk apa bahan yang ada di depan mereka v Mereka aktif bekerja (yang pendiam sekalipun) mengingat ada timing yang diperlombakan dalam menyelesaikan tugas mereka v Mereka belajar bekerja sama, berdiskusi dalam membahas dan menyelesaikan tugasnya. v Mereka belajar menggunakan waktu dan bahasa yang baik, walaupun terkadang mencampur dengan bahasa daerah untuk lebih memberikan pemahan kepada temantemannya. v Mereka belajar tolong menolong dengan kelompok lain dan saling berinteraksi v Mereka aktif bertanya tentang sistem reproduksi dari yang belum mereka ketahui sampai berita yang didengar atau yang mereka baca di buku atau internet.
4. Hasil-hasil yang sudah dicapai pengajaran/bimbingan tersebut:
dan
keunggulan
dari
pelaksanaan
Dari hasil pelaksanaan pengajaran ini, beberapa hal yang nampak - Siswa menikmati proses belajar lebih baik, terlihat dari minat mereka berlomba menemukan bentuk yang paling pas dalam membentuk dan merangkai organorgan reproduksi dari bahan-bahan yang ada. - Siswa cepat memahami organ-organ reproduksi manusia, dikarenakan mereka membuat dan merangkai sendiri dalam waktu yang ditentukan - Siswa diajak berfikir kebesaran Tuhan dalam menciptakan organism lain yang diciptakan untuk digunakan manusia, bentuk labu siam baik dalam maupun bentuk luarnya, kacang panjang dengan biji kacangnya, bentuk buah, tangkai, kelopak terung dan bagian dalam yang mencerminkan bentuk organ-organ reproduksi itu sendiri. - Siswa lebih percaya diri belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil, mereka belajar melakukan tanggung jawab masing-masing dalam kelompoknya. - Siswa lebih atraktif bertanya dalam kelompok kecil dan lebih terbuka dalam sharing informasi seputar reproduksi dan hal-hal yang dianggap tabu yang mereka dapatkan dari lingkungan mereka, dan tanpa menimbulkan keriuhan di kelas - Siswa lebih menghargai dan mencintai lingkungan yang menyediakan segala kebutuhan manusia serta sebagai pembelajaran yang baik bagi manusia, menghargai sesama teman, terlebih kepada orang tua yang membuat mereka terlahir sempurna atas izin Sang Pencipta,Tuhan Yang Maha Kuasa Foto beberapa aktivitas belajar siswa
-
DAFTAR PUSTAKA - Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta. - Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo
Persada. -Lie, Anita. (2002). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. - Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar Jakarta :. Grasindo Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta :Prenada Media. - Sukmadinata NS. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya - Supriadi. 212. Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) pada Konsep Reproduksi Manusia untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa di Kelas XI SMA Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon. IAIN Syekh Nurjati Cirebon