PELUANG, TANTANGAN, DAN STRATEGI MENINGKATKAN EKSPOR MAKANAN BEKU KE BELGIA [KBRI BRUSSELS]
Market Intelligence
KATA PENGANTAR Ekonomi Belgia yang modern, terbuka, dan berbasis pada perusahaan swasta telah memanfaatkan letak geografisnya yang berada di pusat, jaringan transportasi yang terbangun dengan baik, dan basis industrial dan komersial yang beragam, sehingga menjadi salah satu ekonomi yang kuat di dunia. Akan tetapi, krisis finansial global telah menyebabkan penurunan ekonomi yang tajam di Belgia. Pemulihan ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 2009 tidak terjadi secara merata, dan kelemahan-kelemahan struktural seperti pasar tenaga kerja dan pajak yang tinggi terus menghambat daya saing Belgia di pasar internasional. Walaupun demikian, Belgia tetap merupakan mitra dagang yang potensial dan menarik bagi Indonesia. Sampai saat ini, banyak pasar di Belgia yang belum tergarap dengan optimal dan memiliki masih banyak peluang untuk terus dikembangkan. Maka dari itu, KBRI Brussels menghadirkan laporan mengenai kajian beberapa sektor di Belgia yang dianggap memiliki potensi besar bagi dunia bisnis Indonesia. Pada kesempatan kali ini, laporan ditujukan untuk sektor makanan beku di Belgia dengan fokus pada kategori udang beku. Indonesia adalah pemasok perikanan penting di pasar global, tetapi kapasitas ekspornya menunjukkan masih ada ruang untuk pertumbuhan. Dengan kondisi persaingan di pasar global yang kian pelik, banyak hal yang perlu dilakukan untuk memperkuat kapasitas ekspor dari para eksportir, antara lain dengan peningkatan pemasaran dan promosi produk Indonesia di pasar Uni Eropa, pemberian nilai tambah pada produk, value chain management, isu-isu keamanan makanan, traceability, dan sustainability. Diharapkan pula bahwa kajian ini juga menjadi bahan pertimbangan baik bagi industrialis, maupun kalangan riset dan pengembangan untuk dapat lebih memahami pasar di Eropa (khususnya Belgia), melihat peluang, dan menjawab tantangan melalui implementasi strategi jangka menengah dan panjang yang baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional dan memastikan industri di Indonesia dapat bertahan dalam persaingan untuk jangka panjang.
Johni Martha
2
PELUANG, TANTANGAN, DAN STRATEGI MENINGKATKAN MAKANAN BEKU KE BELGIA
Ketidakpastian ekonomi di Belgia pada tahun 2012 menyebabkan banyak konsumen berbelanja secara lebih hati-hati karena menurunnya daya beli. Akibatnya, konsumen menjadi semakin sensitif terhadap harga dan menjadikan harga sebagai bahan pembanding antar-produk. Kondisi ini sangat relevan untuk sektor makanan karena makanan mengambil porsi yang cukup besar dari belanja konsumen. Hal ini cukup menguntungkan bagi sektor makanan beku karena keunggulan kompetitif yang dimilikinya, terutama dalam hal harga dan waktu pajang yang jauh lebih panjang daripada makanan segar. Berdasarkan analisis pasar yang dilakukan oleh MarketLine1, pasar makanan beku Belgia tumbuh pesat selama tahun 2011. Akan tetapi, pertumbuhan ini diperkirakan akan sedikit melambat selama periode 2011-2016. Pada tahun 2011, pasar makanan beku Belgia mencapai nilai $1.395,1 juta, setara dengan (compound annual growth rate - CAGR) sebesar 4,4% antara tahun 2007 dan 2011. Sebagai perbandingan, pasar Perancis dan Jerman tumbuh dengan CAGR sebesar 2,6% dan 4,1% selama periode yang sama, dan mencapai nilai sebesar $ 4.6 Milyar dan $ 9.2 Milyar pada tahun yang sama. Volume konsumsi pasar meningkat dengan CAGR sebesar 2,6%, mencapai total 223,1 juta kg pada tahun 2011. Volume pasar diperkirakan akan meningkat ke angka 254,4 juta kg pada akhir tahun 2016, mewakili CAGR sebesar 2,7% untuk periode 2011-2016. Euromonitor International2 juga menyimpulkan bahwa pada tahun 2012, pasar Belgia untuk makanan olahan beku mengalai pertumbuhan walaupun dalam jumlah yang tidak besar. Pertumbuhan pasar makanan olahan beku di Belgia dalam hal volume ritel dan nilai ritel pada tahun 2012 sejalan CAGR periode 2007-2012. Sehubungan dengan 1
Informasi dari MarketLine yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari MarketLine Industry Profile: Frozen Food in Belgium, Maret 2013 2 Informasi dari Euromonitor International yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari Euromonitor International Market Reseach: Frozen Processed Food in Belgium, Maret 2013
3
pertumbuhan nilai ritel berjalan, volatilitas harga bahan baku berujung pada pertumbuhan sebesar 3%, angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan volume ritel pada tahun yang sama. Pertumbuhan ini antara lain terjadi karena dorongan dari populasi yang menua, pola berbelanja konsumen. Akan tetapi, masyarakat Belgia menganggap makanan olahan beku lebih tidak sehat daripada makanan olahan dingin yang tidak beku (chilled) karena alasan yang berhubungan dengan vitamin dan bahan pengawet. Berdasarkan informasi yang kami peroleh diketahui bahwa pembeli utama dan konsumen makanan beku yang telah diproses umumnya adalah mereka yang berusia 45 tahun ke atas. Pasar makanan beku di Belgia MarketLine mendefinisikan pasar makanan beku sebagai pasar yang terdiri dari penjualan ritel ikan beku, makanan laut beku, produk daging beku, produk-produk kentang beku, sayuran beku, buah-buahan beku, dan makanan olahan (pizza, makanan siap saji, produk-produk roti, dan makanan pencuci mulut) beku. Pasar dinilai berdasarkan harga jual eceran (retail selling price - RSP) dan mencakup semua pajak yang terkait.Semua konversi mata uang yang digunakan dihitung menggunakan tingkat tukar rata-rata konstan tahunan 2011. Untuk keperluan laporan ini, Eropa terdiri dari Eropa Barat dan Eropa Timur. Eropa Barat terdiri dari Austria, Belgia, Denmark, Perancis, Finlandia, Jerman, Yunani, Italia, Irlandia, Belanda, Norwegia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris Raya. Eropa Timur terdiri dari Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Romania, Rusia, dan Turki. Berikut ini adalah pembahasan mengenai pasar makanan beku Belgia berdasarkan riset pasar dan analisis yang dilakukan oleh MarketLine. Analisis pasar Segmen ikan/makanan laut beku merupakan segmen yang paling menguntungkan pada tahun 2011, dengan total pendapatan sebesar $ 366,3 juta, atau setara dengan 26,3% dari total nilai pasar. Kontirbusi makanan siap saji beku adalah $ 241,5 juta setara dengan 17,3% dari total nilai pasar makana beku.
4
Performa pasar diperkirakan akan melambat, dalam periode 2011 – 2016 CAGR diperkirakan sebesar 3,9%, yang akan mendorong pasar ke nilai $ 1.7 Milyar pada akhir tahun 2016. Sebagai perbandingan, pasar Perancis dan Jerman akan tumbuh dengan CAGR 2,7% dan 3,3% setara $ 5.23 Milyar dan $10.8 Milyar pada tahun 2016. Nilai pasar Pasar makanan beku Belgia tumbuh sebesar 4,3% pada tahun 2011 dan mencapai nilai $ 1.4 Milyar. CAGR untuk pasar ini pada periode 2007– 2011 adalah 4,4%. Tabel 1: Nilai pasar makanan beku Belgia: juta dollar, periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 1: Nilai pasar makanan beku Belgia: juta dollar, periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
5
Volume pasar
Dalam hal volume, sepanjang tahun 2011 yang lalu pasar makanan beku Belgia tumbuh 2,7% mencapai angka 223,1 juta kg. CAGR untuk pasar ini pada periode 2007–2011 adalah 2,6%. Tabel 2: Volume pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar, periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 2: Volume pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar, periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
6
Segmentasi pasar •
Segmentasi Kategori
Ikan / makanan laut beku adalah segmen terbesar di pasar makanan beku Belgia, bertanggung jawab untuk 26,3% dari total nilai pasar. Segmen makanan siap saji beku mengambil bagian sebesar 17,3% dari pasar. Tabel 3:Segmentasi kategori untuk pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 3: Segmentasi kategori untuk pasar makanan beku Belgia: % share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
7
•
Segmentasi Geografi
Belgia bertanggung jawab untuk 3,1% dari nilai pasar makanan beku Eropa. Jerman berada di posisi pertama dengan bagian sebesar 20,1%. Tabel 4: Segmentasi geografi untuk pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 4: Segmentasi geografi untuk pasar makanan beku Belgia: % share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
8
Pangsa pasar
McCain Foods Limited adalah pemain terdepan di pasar makanan beku Belgia, menguasai 11,1% dari total nilai pasar. Sedangkan Dr. August Oetker KG menguasai 8,7%. Tabel 5: Pangsa pasar makanan beku Belgia: % share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 5: Pangsa pasar makanan beku Belgia: % share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
9
Distribusi pasar
Supermarket/hypermarket merupakan jalur distribusi utama pasar makanan beku Belgia, produk makanan beku yang disalurkan melalui jaringan supermarket mencapai 74,8% dari total nilai pasar. Sedangkan pedagang ritel independen mendistribusikan 14,1%. Tabel 6: Distribusi pasar makanan beku Belgia: % share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 6: Distribusi pasar makanan beku Belgia: % share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
10
Prediksi pasar makanan beku di Belgia
Prediksi nilai pasar Pada tahun 2016, pasar makanan beku Belgia diperkirakan akan memiliki nilai sebesar $ 1.7 Milyar, meningkat 21,4% sejak tahun 2011. CAGR periode 2011-2016 diperkirakan sebesar 3,9%. Tabel 7: Prediksi nilai pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 7: Prediksi nilai pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
11
Prediksi volume pasar Pada tahun 2016, pasar makanan beku Belgia diperkirakan akan memiliki volume sebesar 254,4 juta kg, meningkat 14% sejak tahun 2011. CAGR untuk periode 2011-2016 diperkirakan sebesar 2,7%.
Tabel 8: Prediksi volume pasar makanan beku Belgia: dalam juta kg, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 8: Prediksi volume pasar makanan beku Belgia: dalam juta kg, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
12
Analisis lima kekuatan untuk pasar makanan beku di Belgia Pasar makanan beku di Belgia akan dianalisis menggunakan perusahaanperusahaan yang beroperasi di bidang pengolahan dan/atau manufaktur dan/atau perdagangan grosir makanan beku sebagai para pemain. Pembeli kunci yang digunakan dalam analisis adalah pedagang ritel dalam berbagai ukuran, dan produsen bahan baku makanan untuk dibekukan (contoh:peternakan, perikanan, dan perkebunan) sebagai pemasok utama. Diagram 9: Kekuatan-kekuatan yang mendorong kompetisi di pasar makanan beku Belgia, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Pasar makanan beku Belgia sangat terfragmentasi dengan tiga pemain utama menguasai 28,5% peredaran produk jenis ini, ketiga pemain utama tersebut adalah McCain Foods Limited, Permira, dan Dr. August Oetker KG. Jaringan ritel yang lebih besar seperti supermarket dan hypermarket dapat melakukan pembelian besar dengan harga yang lebih rendah dengan para pemain pasar, mengingat volume yang dibeli cukup besar, jaringan retailer besar umumnya memiliki posisi tawar yang kuat. Para pedagang ritel mumnya tidak terpengaruh dengan merek, tetapi mereka akan menyimpan stok merek-merek yang diminati/dipilih oleh konsumen. Ancaman dari pendatang baru tergolong pada tingkat menengah sehubungan dengan tingginya investasi modal dan kehadiran merek-merek yang sudah mapan. Produk substitusi untuk makanan beku
13
mencakup produk-produk segar, dan juga produk-produk kering dan kalengan, yang memberikan ancaman dalam tingkat sedang. Persaingan di pasar ini diperkuat dengan biaya tetap yang tinggi dan halangan untuk meninggalkan pasar. Tren di pasar makanan beku Belgia Berikut ini adalah beberapa tren menarik yang berlaku untuk berbagai kategori di pasar makanan beku Belgia yang dirangkum dari Euromonitor International dan CBI: -
Pola berbelanja konsumen dalam kondisi finansial Belgia yang sulit ini mendorong pembelian merek merek ekonomis dan harga menengah sehingga merugikan merek-merek premium. Hal ini juga medorong peningkatan pembelian produk berlabel kusus karena kerasnya kompetisi harga terhadap merek-merek lokal dan internasional. Produk-produk label privat yang terjangkau memenuhi ekspektasi konsumen dalam hal harga.
-
Pada tahun 2012 Makanan olahan beku terus menghadapi kompetisi dari makanan beku dingin (tidak beku) karena konsumen cenderung lebih memilih makanan segar/tidak dikemas dan makanan olahan dingin yang mereka anggap lebih sehat. Sebagai tambahan, harga ritel yang tinggi merupakan hambatan finansial terhadap pertumbuhan volume ritel karena menurunnya daya beli konsumen Belgia sebagai dampak krisis ekonomi yang masih terjadi.
-
Popularitas ikan/makanan laut beku terutama terdorong oleh kesuksesan filet ikan berlapis tepung roti dan ikan bersaus pada tahun 2012 sejalan dengan mulai populernya masakan rumah dan kemudahan yang ditawarkan produk ini. Meningkatnya aktifitas makan di rumah terutama merupakan akibat dari ketidakpastian ekonomi di Belgia yang menyebabkan banyak konsumen mengurangi belanja mereka untuk hal-hal seperti makan di luar. Selain itu, gaya hidup masyarakat yang sibuk juga merupakan pendorong tumbuhnya pasar ikan beku bersaus karena konsumen tidak perlu banyak waktu untuk memasak produk-produk ini, tidaklah mengherankan ikan/makanan laut beku mencatat pertumbuhan volume ritel sebesar 2% pada tahun 2012. Konsumen Belgia menunjukkan peningkatan ketertarikan terhadap kemudahan dalam hal preparasi makanan pada tahun 2012. Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan produk tetap menjadi kriteria yang
-
14
menentukan keputusan untuk membeli bagi konsumen. Salah satu contohnya adalah kentang goreng yang dipanggang di oven; produk ini mengalami peningkatan permintaan di antara seluruh konsumen karena kemudahan preparasinya. -
Peluang lainnya ada pada kategori makanan pencuci-mulut beku, yang memiliki performa baik pada tahun 2012, mencatat pertumbuhan volume ritel dan nilai ritel berjalan. Walaupun makanan pencuci mulut hanya merupakan sebagian kecil dari total volume ritel makanan olahan beku di Belgia, kategori ini memperoleh keuntungan dari permintaan konsumen karena sifat fungsionalitasnya, yaitu dapat disajikan langsung dari kemasannya.
-
Pada tahun 2012, tidak stabilnya harga unggas mengganggu volume penjualan ritel untuk produk ini. Hal ini berpengaruh positif terhadap daging unggas beku yang sudah diolah, meskipun hanya memiliki pangsa yang kecil, jenis produk ini juga diuntungkan dari keunggulannya dalam hal waktu-pajang yang panjang. Selain itu, kemudahan preparasinya tetap menjadi aset yang penting bagi konsumen. Beberapa keunggulan tersebut berdampak pada tumbuhnya volume perdagagnan unggas olahan sebesar 1% pada tahun 2012 yang lalu.
-
Kurangnya popularitas daging merah olahan beku pada tahun 2012 terutama disebabkan oleh pola makan konsumen. Hanya hamburger dan fricandellen yang benar-benar populer pada tahun 2012. Iklim ekonomi Belgia yang rapuh pada tahun 2012 juga menyebabkan konsumen beralih ke jenis-jenis protein yang lebih terjangkau, seperti telur. Akibatnya, daging merah beku mengalami penurunan volume ritel dan pertumbuhan nilai ritel berjalan yang rendah (1%).
-
Sayuran beku juga mengalami pertumbuhan pada tahun 2012 terutama karena preparasinya yang hanya perlu menggunakan microwave. Pertumbuhan volume penjualan ritel didorong oleh permintaan sayuran campur (mix), produk yang oleh kebanyakan konsumen dikukus di microwave. Secara keseluruhan kategori ini juga diuntungkan oleh peningkatan permintaan dari konsumen. Sebagai akibatnya, sayuran beku meraih pertumbuhan volume ritel sebesar 2% pada tahun 2012 dengan porsi pangsa pasar pada katagori makanan olahan beku yang juga meningkat.
-
Pilihan makanan konsumen kian beragam, menunjukkan peningkatan minat pada hidangan asing seperti hidangan Asia. Tersedianya
15
beragam produk Asia di sektor makanan beku memenuhi ekspektasi konsumen sehingga berujung pada meningkatnya volume penjualan ritel dan mencapai pertumbuhan volume ritel sebesar 4% dengan pertumbuhan nilai ritel sebesar 5% pada tahun 2012. -
Konsumsi Eropa untuk produk-produk ikan meningkat. Di satu sisi, konsumen Eropa telah menjadi semakin tertarik pada produk-produk bernilai tambah dari negara berkembang. Di sisi lain, konsumen Eropa cenderung membeli hidangan laut beku daripada produk segar karena situasi finansial pada saat ini.
-
Reformasi untuk Kebijakan Perikanan Umum (Reform of the Common Fisheries Policy - CFP) dan Organisasi Pasar Umum (Common Market Organisation - CMO) akan selesai pada tahun 2013. Reformasi ini mungkin akan menciptakan peluang-peluang baru (kuota tarif yang lebih tinggi) atau sebaliknya memberikan ancaman-ancaman baru (tambahan pembatasan impor) kepada negara-negara berkembang.
-
Makanan laut yang sustainable tengah menjadi standar. Makanan laut yang diproduksi secara berkesinambungan kian menjadi standar untuk dapat mengakses jalur pasar yang penting seperti supermarket. Aspek-aspek lingkungan dalam produksi secara khusus mendapatkan semakin banyak perhatian. Akan tetapi, pada beberapa jalur pasar lainnya, sustainability tetap belum menjadi standar.
-
Program sertifikasi dan skema eco-labelling untuk produk perikanan telah menjadi keharusan untuk beberapa perusahaan di Eropa Utara yang menjual produk ikan untuk mempertahankan posisi pasar mereka. Di negara-negara Eropa Barat dan Selatan tren tersebut semakin juga mulai mendapatkan banyak perhatian.
16
Fokus pembahasan pada kategori udang beku Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, sektor makanan beku terdiri dari beberapa kategori yang berbeda (ikan beku, makanan laut beku, produk daging beku, produk-produk kentang beku, sayuran beku, buah-buahan beku, dan makanan olahan beku) sehingga pembahasan untuk Market Intelligence ini perlu lebih difokuskan pada salah satu kategori untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dengan data-data statistik yang lebih akurat. Kategori yang dipilih untuk laporan kali ini adalah udang beku karena adanya permintaan yang tinggi di Uni Eropa untuk kategori ini terutama dari negara-negara berkembang. Indonesia merupakan eksportir yang cukup mapan untuk kategori udang beku, akan tetapi masih terdapat potensi yang besar bagi pelaku usaha dari Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk udang beku ke Uni Eropa, khususnya Belgia. Pasar udang beku di Belgia Berdasarkan data dari CBI3, pada tahun 2009, Belgia mengkonsumsi 8,4 ribu ton udang (shrimps and prawns) beku. Di antara tahun 2005 dan 2009 konsumsi menurun rata-rata sebesar 12%. Sebagai perbandingan, konsumsi Uni Eropa tumbuh rata-rata sebesar 2,6% per tahun pada periode yang sama. Konsumsi meningkat pada tahun 2008 (+1,0%) tetapi menurun dengan tajam pada tahun 2009 (-36%)4. Hal ini kemungkinan merupakan akibat dari krisis ekonomi. Tidak ada statistik konsumsi yang tersedia untuk tahun 2010. Total pasar crustacean di Belgia meningkat sebesar 23% pada tahun 20105. Fakta bahwa terdapat peningkatan impor udang beku di Belgia mengindikasikan bahwa konsumsi sedikit pulih pada tahun tersebut. Pada tahun 2011 Belgia merupakan konsumen terbesar ke-8 di Uni Eropa, bertanggung jawab untuk 1,9% dari total konsumsi Uni Eropa. Spanyol (42%), Perancis (19%),dan Italia (14%) adalah konsumenkonsumen terbesar di Uni Eropa. Belgia menangkap/membudidayakan 3
Informasi dari CBI diperoleh dari www.cbi.eu sumber: Fishstat, 2011 5 sumber: ProdCOM, 2011 4
17
udang, tetapi negara ini terutama bergantung pada impor. Mayoritas produksi Belgia terdiri dari ‘crangons’: www.crangon.be/crangonENG.htm. Pada tahun 2010, impor udang beku mencapai 50 ribu ton, atau € 274 juta. Belgia adalah importir terbesar ke-5 di Uni Eropa, mengambil bagian sebesar 7,9% dari total volume impor. Impor meningkat sebesar 1,6% per tahun antara tahun 2005 dan 2010. Konsumsi terus meningkat pada tahun 2008 (+8.5%) tetapi menurun dengan tajam pada tahun 2009 (-25%). Pada tahun 2010, impor meningkat sebesar 6,7%. Pada tahun 2010, impor dari negara-negara berkembang meningkat ratarata sebesar 0,6% per tahun sejak tahun 2005. Belgia bertanggung jawab untuk 9,8% dari volume impor dari negara berkembang, dan menduduki posisi ke-4 terbesar pengimpor dari negara berkembang. Secara keseluruhan, negara berkembang bertanggung jawab untuk 81% dari impor udang beku Belgia. Negara berkembang pemasok udang beku terpenting ke Belgia adalah Banglades (24%), India (17%), Ekuador (9,8%),dan Vietnam (6,3%). Belgia mengekspor udang beku sebanyak 38 ribu ton pada tahun 2009. Peran Belgia sebagai pelabuhan besar untuk impor sangat bergantung pada perkembangan pasar-pasar Uni Eropa lainnya. Prospek ekonomi serupa diberikan untuk tujuan-tujuan ekspor penting seperti Perancis dan Jerman. Maka dari itu, tekanan untuk permintaan dan impor diperkirakan akan tetap sama. Perlu dicatat bahwa pada saat ini perkembangan ekonomi di Eropa berada dalam ketidakpastian. Hal terbaik yang perlu dilakukan adalah memonitor perkembangan ekonomi Belgia dengan cermat dan berkomunikasi dengan para pembeli dari Belgia. Tabel 9: Spesies yang menarik untuk ekspor udang ke Belgia dari negara-negara berkembang
Sumber: CBI (2011)
Kondisi dan tren pasar untuk kategori udang beku
18
Menurut informasi dari CBI, sementara konsumsi daging di Belgia menurun sebesar 44%, konsumsi produk-produk perikanan meningkat sejak lebih dari lima tahun yang lalu. Dalam kategori shellfish, konsumsi udang menduduki posisi tertinggi (43% dalam nilai dan 16% dalam volume pada tahun 2008). Rata-rata masyarakat Belgia mengkonsumsi ikan sekali (1,1 kali) dalam seminggu, di bawah rata-rata Uni Eropa (1,5 kali dalam seminggu). Sekitar 76% dikonsumsi di rumah dan24% dikonsumsi di luar rumah, terutama di daerah pantai dan perkotaan. Konsumsi udang per kapita Belgia adalah 10,3 kg per tahun pada tahun 2009. Angka ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata Uni Eropa, yaitu 5,2 kg per tahun.Konsumsi meningkat selama bulan-bulan musim panas karena terdapat peningkatan penjualan di daerah pantai dari para turis. Selama liburan Natal, permintaan untuk produk-produk udang mewah lebih tinggi karena konsumen mencari makanan eksklusif untuk santapan perayaan. Produk-produk udang yang dikonsumsi di rumah semakin banyak dibeli dari supermarket dan toko diskon. Mayoritas produk dijual dalam bentuk belum-dibekukan, belum-dibumbui, belum-dikupas, dan produk-produk yang susah dipreparasi. Peningkatan pangsa supermarket dan toko diskon pada jalur distribusi kemungkinan akan semakin meningkatkan konsumsi melalui penawaran produk-produk yang lebih beragam dengan harga lebih murah. Dalam gerai-gerai jasa makanan, penjualan udang, udang berlapis tepung, dan udang goreng adalah produk-produk yang paling banyak dikonsumsi, seringkali sebagai makanan ringan dan tapas (makanan kecil khas Spanyol). Eksportir bersertifikasi sustainable dan organik mungkin dapat memasuki pasar dengan lebih mudah karena ini merupakan tren yang mendapatkan banyak perhatian dari media. FAO meluncurkan kriteria sertifikasi untuk akuakultur (www.fao.org/news/story/en/item/45834/icode) pada tahun 2011, yang kemungkinan akan diterapkan pada mayoritas pelaku usaha sektor perdagangan.
19
Posisi Indonesia Produksi udang di Indonesia Berdasarkan laporan yang dibuat oleh LEI Wageningen UR6 untuk CBI, total produksi udang Indonesia meningkat sejak tahun 2005 sampai dengan 2009. Laporan ini terfokus terutama untuk budidaya udang karena udang liar tidak terlalu signifikan untuk ekspor. Peningkatan utama pada produksi sejak 2005-2009 adalah untuk udang Pacific White. Total produksi budidaya udang mencapai 400.000 ton pada tahun 2008 tetapi menurun ke sedikit di atas 300.000 pada tahun 2010. Alasan utama untuk penurunan produksi adalah masalah-masalah produksi di peternakan milik CP Prima dan kegagalan panen karean kondisi cuaca buruk. Diagram 10: Total volume produksi udang di Indonesia, dalam ton, tahun 2005-2009
Sumber: CBI (2012)
Dua spesies yang penting untuk ekspor adalah udang Pacific White dan Black Tiger. Udang Black Tiger mengambil bagian sebesar 36% dan udang Pacific White sebesar 64% dari total produksi pada tahun 2009. Walaupun produksi kedua jenis udang ini sedikit bervariasi sehubungan dengan faktor geografi, secara umum produksi terkonsentrasi di pulai 6
Informasi dari LEI Wageningen UR yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari CBI Report - The Indonesian seafood sector: A value chain analysis, Agustus 2012
20
Sumatra (termasuk Lampung), yang bertanggung jawab untuk 42% dari total produksi udang. Di Sumatra, 64% dari total volume produksi adalah untuk udang Pacific White. Ekspor udang Indonesia ke dunia Walaupun nilai ekspor udang berfluktuasi selama beberapa tahun belakangan, angkanya tetap berkisar di USD 1 miliar pada titik puncak. Fluktuasi pada ekspor berhubungan dengan fluktuasi pada produksi, yang terutama disebabkan oleh iklim dan pada beberapa kasus wabah penyakit atau gagal panen. Walaupun tidak terdapat angka yang pasti, dapat diasumsikan bahwa udang Pacific White mengambil bagian sebesar 70% dari total ekspor, BlackTiger sebesar 20%, dan udang liar sebesar 10% sari volume ekspor. Untuk Uni Eropa, angka ini hanya berbeda sedikit. Diagram 11: Total ekspor ke pasar ekspor utama, dalam ribu USD, tahun 2008-2009
Sumber: CBI (2012)
Diagram 12: Pangsa untuk produk-produk terpenting ke pasar Uni Eropa berdasarkan Kode HS
21
Sumber: CBI (2012)
Ekspor makanan laut Indonesia ke Uni Eropa Pada periode 2005-2010, volume impor makanan laut dari Indonesia ke Uni Eropa menurun hampir sebesar 25%. Udang beku dan diawetkan merupakan produk ekspor utama Indonesia ke Uni Eropa. Produk-produk penting lainnya adalah tuna yang diawetkan, gurita dan cumi-cumi beku, dan rumput laut. Walaupun secara umum impor menurun, impor untuk sektor udang, gurita, dan cumi-cumi beku mengalami pertumbuhan. Diagram 13: Volume impor makanan laut Uni Eropa dari Indonesia, dalam ribu ton, periode 2005-2010
Sumber: CBI (2012)
22
Impor udang beku Belgia dari Indonesia Berdasarkan data statistik dari Eurostat7 (lihat Tabel 10 dan 11), Blegia menduduki posisi kedua dalam hal nilai untuk impor udang beku dari Indonesia, mencapai nilai sebesar € 18,63 juta pada tahun 2011. Posisi pertama diduduki oleh Inggris Raya dengan nilai € 23,47 juta pada tahun yang sama. Sedangkan dalam hal volume, Belgia menduduki posisi kelima setelah Spanyol, Perancis, Italia, dan Denmark, dengan total 46,1 ton pada tahun 2011. Secara umum, terdapat tren pertumbuhan negatif dalam hal nilai untuk hampir semua negara Uni Eropa pada periode 2008-2011. Belgia mencatat penurunan sebesar -10,40% pada periode tersebut. Hal ini sesuai dengan tren yang berlaku secara umum sebagai akibat dari krisis ekonomi yang terjadi di Uni Eropa. Akan tetapi, dalam hal volume tercatat lebih banyak pertumbuhan positif pada periode yang sama untuk negaranegara Uni Eropa, walaupun Belgia tetap memiliki tingkat pertumbuhan negatif sebesar -4,25%. Berdasarkan data statistik ini, dapat disimpulkan bahwa Belgia merupakan salah satu negara tujuan ekspor udang beku terpenting bagi Indonesia. Walaupun pada periode 2008-2011 performa pasar kurang baik, ada potensi yang besar untuk memperbaiki performa ekspor Indonesia dan meningkatkan nilai serta volumenya.
7
Sumber: Eurostat, diolah KBRI Brussels, ekstraksi Mei 2013.
23
Tabel 10: Perkembangan impor udang beku* Uni Eropa dari Indonesia, periode 2008-2011, dalam juta euro RANK 1
NEGARA TUJUAN
2008
2009
2010
2011
TREND (%) 2008-2011 23,474 -5,81
UNITED KINGDOM 32,539 24,484 35,836 BELGIUM (and LUXBG -> 2 1998) 24,328 13,642 10,140 18,628 -10,40 3 FRANCE 11,738 13,762 16,015 10,619 -1,48 4 ITALY 7,086 7,148 4,577 4,803 -14,89 GERMANY (inc DD fr 5 1991) 7,417 4,057 4,097 4,428 -14,25 6 NETHERLANDS 7,031 5,313 2,921 1,395 -42,01 7 SWEDEN 0,648 0,784 0,866 1,032 16,14 8 SPAIN 0,993 0,198 0,688 0,501 -7,76 9 GREECE 0,110 0,178 0,165 0,259 28,35 10 DENMARK 0,552 0,127 0,301 0,169 -23,62 11 CYPRUS 0,429 0,226 0,084 0,082 -44,89 12 PORTUGAL 0,193 0,908 0,222 0,073 -35,07 CZECH REPUBLIC (CS13 >1992) 0,000 0,000 0,002 0,003 14 AUSTRIA 0,000 0,000 0,000 0,000 15 BULGARIA 0,000 0,000 0,000 0,000 16 ESTONIA 0,000 0,000 0,000 0,000 17 FINLAND 0,000 0,001 0,000 0,000 18 HUNGARY 0,000 0,000 0,000 0,000 19 IRELAND 0,000 0,000 0,000 0,000 20 LITHUANIA 0,000 0,000 0,000 0,000 21 LUXEMBOURG 0,000 0,000 0,000 0,000 22 LATVIA 0,000 0,000 0,000 0,000 23 MALTA 0,000 0,000 0,000 0,000 24 POLAND 0,000 0,000 0,000 0,000 25 ROMANIA 0,000 0,000 0,000 0,000 26 SLOVENIA 0,000 0,000 0,000 0,000 27 SLOVAKIA 0,000 0,000 0,000 0,000 TOTAL EU 93,062 70,831 75,914 65,465 -9,39 * HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostat (2013)
24
Tabel 11: Perkembangan impor udang beku* Uni Eropa dari Indonesia, periode 2008-2011, kuantitas dalam 100 ton RANK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NEGARA TUJUAN SPAIN FRANCE ITALY DENMARK BELGIUM (& LUXBG -> 1998) UNITED KINGDOM NETHERLANDS GERMANY (inc DD fr 1991) PORTUGAL ESTONIA GREECE SWEDEN CYPRUS IRELAND POLAND CZECH REPUBLIC (CS>1992) AUSTRIA SLOVAKIA LITHUANIA LATVIA BULGARIA SLOVENIA MALTA ROMANIA HUNGARY FINLAND LUXEMBOURG TOTAL EU
2008
2009
2010
2011
TREND (%) 2008-2011 2,90 0,14 2,20 -8,79
1,442 0,637 0,469 0,668
1,419 0,658 0,479 0,597
1,464 0,720 0,493 0,571
1,570 0,621 0,499 0,499
0,529 0,320 0,256 0,185 0,082 0,026 0,020 0,016 0,007 0,001 0,002
0,412 0,339 0,364 0,216 0,149 0,022 0,025 0,010 0,007 0,003 0,003
0,403 0,357 0,300 0,215 0,156 0,028 0,020 0,011 0,008 0,003 0,003
0,461 0,373 0,273 0,214 0,126 0,021 0,020 0,012 0,007 0,004 0,004
-4,25 5,21 -0,03 4,44 14,51 -4,87 -2,63 -5,98 -0,78 64,04 16,23
0,003 0,002 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 4,666
0,004 0,002 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 4,712
0,003 0,002 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 4,761
0,004 0,002 0,001 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 4,715
11,53 7,04 128,63 290,93 -15,01 34,16 21,36 27,07 -36,97 0,41
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostat (2013)
25
Perkembangan harga
Antara tahun 2005 dan 2010, harga rata-rata untuk udang beku impor meningkat rata-rata sebesar 1,2% per tahun dan berada pada € 5,52/kg. Harga rata-rata untuk impor dari negara berkembang meningkat 1,4% per tahun, menjadi € 5,35/kg. sebagai perbandingan, harga impor rata-rata Uni Eropa adalah € 5,00/kg dari semua negara dan € 5,30/kg dari negara berkembang, setelah mengalami peningkatan sebesar 0,9% (untuk semua negara) dan penurunan sebesar 0,1% (untuk negara berkembang) sejak 2005. Biasanya harga udang di pasar internasional mulai stabil pada saat pasokan udang hasil budidaya meningkat pada Mei/Juni setiap tahunnya. Akan tetapi tren ini tidak terjadi pada tahun 2011. Harga yang ditawarkan oleh perusahaan pengemas pada bulan Juni dan Juli meningkat cukup tajam khusunya untuk udang Jenis Black Tiger dan Vannamei. Hal ini terjadi sebagai dampak sulitnya pasokan dari produsen. Untuk kawasan asia, harga udang black tiger akan tetap kuat untuk beberapa waktu mengingat kondisi pasokan, sementara Vannamei mungkin akan stabil seiring dengan membaiknya pasokan dari India dan Thailand. Diagram 14: Tren harga udang8 yang digunakan oleh Indexmundi untuk mengindikasikan harga-harga udang global
Sumber: CBI (2011)
8
No.1 shell-on headless, 26-30 count per pound, Mexican origin, New York port, Euro per Pound: Oct 2006 - Sep 2011: -31.71 %
26
Terdapat semakin banyak peluang bagi produk bernilai tambah di pasar Uni Eropa. Sebagai akibat dari perubahan gaya hidup, terdapat peningkatan permintaan untuk produk perikanan yang mewah dan mudah dikonsumsi. Eksportir produk-produk udang bernilai tambah (mudah diolah, siap makan, atau siap masak), mungkin menemukan peluangpeluang di pasar Belgia. Selain itu, harga dan marjin yang lebih tinggi juga mungkin dapat diperoleh untuk produk-produk dengan resep baru dalam porsi untuk satu atau dua orang. Importir secara umum menerapkan marjin sebesar 5-10%. Harga premium berlaku bagi produk bersertifikasi sustainable dan organik. Beberapa sumber dari Internet untuk informasi tingkat harga produk secara individual antara lain Globefish (http://www.globefish.org), FIS (http://www.fis.com), dan Shrimpnews (http://www.shrimpnews.com). Tingkat bea bervariasi dari 20% untuk udang yang diawetkan hingga 12% untuk yang tidak diawetkan (spesies Penaeus danParapeneus). Tarif ditiadakan untuk negara-negara yang merupakan bagian dari EU’s Generalised System of Preferences. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di http://exporthelp.europa.eu. Pengurangan PPN (value added tax - VAT) sebesar 6% berlaku untuk produk-produk perikanan yang dijual di Belgia. Secara umum harga makanan olahan beku meningkat pada tahun 2012. Akan tetapi, harga pizza beku menurun karena persaingan yang intens akibat banyaknya jenis produk dari perusahaan lokal, manufaktur label privat, dan para pemain internasional. Pelaku usaha Beberapa importir dan pedagang grosir besar yang mengimpor dari negara berkembang antara lain: -
-
Atka - http://www.atkashellfish.com –importir, distributor, dan pedagang grosir dengan kantor di Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol Galana - http://www.galana.be –importir dan eksportir kelas dunia untuk makanan beku (terutama ikan beku, crustaceans, dan sayuran)
27
-
Pittman Shellfishs - http://www.pittmanseafoods.com –importir dan eksportir kelas dunia untuk makanan beku (terutama ikan beku, crustaceans, dan sayuran)
Jaringan ritel Belgia jarang mengimpor secara langsung dari negara di luar Uni Eropa, tetapi membeli produk mereka melalui pemasok dan importir pilihan. Jaringan supermarket memiliki organisasi pembelian sendiri atau menggunakan grup pembeli independen. Beberapa grup yang paling penting adalah Bloc -www.bloc.be- dan Coopernic (gabungan dari Colruyt, CONAD, COOP, E.LECLERC, dan REWE). Beberapa jaringan supermarket terbesar adalah: -
Carrefour - http://www.carrefourbelgium.be; Delhaize - http://www.delhaizegroep.com; Colruyt - http://www.colruyt.be.
Merek terkemuka di pasar shellfish beku adalah Iglo (/www.iglo.be). Perusahaan pengolah terkemuka adalah Morubel (www.morubel.be) dan Vd Maesen (www.vandermaesen.be). Persyaratan dari pembeli Belgia mengikuti legislasi Uni Eropa sehubungan dengan pemasaran udang beku dan tidak menetapkan peraturan tambahan lainnya. Persyaratan non-legislasi untuk produk-produk perikanan menjadi semakin ketat. Sistem manajemen makanan seperti GlobalGAP, IFS, dan BRC menjadi semakin penting pada saat memasok ke pasar Belgia. The GlobalGap Shrimp Standard secara formal diluncurkan pada 23 April 2008 di acara Seafood Expositionyang diselenggarakan di Brussels. Untuk informasi lebih lengkap lihat laman GlobalGAP untuk produk udang (http://www.globalgap.org/cms/front_content.php?idart=1396&idcat=176& changelang=1) dan AquaGAP (http://www.aquagap.net). Uni Eropa, termasuk Belgia berkomitmen pada Codex Alimentarius yang menyediakan standar-standar makanan untuk produk perikanan. Standarstandar ini mencakup persyaratan untuk kualitas, pengawet makanan yang diperbolehkan, cacat, ukuran, kemasan, penandaan, dan pelabelan. Standar yang berlaku tergantung pada karakteristik dari masing-masing produk (beku cepat, potong, lapis tepung, dll). Informasi untuk masing-
28
masing standar dapat dilihat di laman Codex Alimentarius (http://www.codexalimentarius.net/search/advanced.do?lang=en). Peluang dan tantangan Makanan olahan beku diperkirakan akan meraih pertumbuhan positif, walaupun hanya 2% dalam hal nilai ritel konstan pada periode 2013-2017. Permintaan konsumen terutama akan didorong oleh konsumen berusia 45 tahun ke atas. Akan tetapi, makanan olahan beku akan tetap dirugikan oleh citra kurang sehat karena kuatnya kekhawatiran konsumen akan bahan pengawet dan kandungan nutrisi. Hanya produk-produk premium dan semakin banyaknya produk berlabel privat yang diharapkan akan mendorong permintaan untuk memicu nilai penjualan ritel konstan dari makanan olahan beku selama periode 2013-2017. Permintaan pasar untuk produk udang di Uni Eropa kuat dan telah meningkat pada beberapa tahun terakhir walaupun krisis finansial tengah melanda. Dalam jangka pendek, kompetisi di pasar utama udang diperkirakan akan meningkat karena perusahaan-perusahaan perdagangan dan pengolah di Uni Eropa dapat memperoleh berbagai jenis udang yang berbeda dari banyak negara. Maka dari itu, potensi pertumbuhan tampak tinggi. Terdapat segmen pasar yang berbeda-beda untuk produk-produk udang, sehingga potensi untuk nilai tambah produk juga relatif tinggi. Di seluruh Uni Eropa, udang dikonsumsi dalam berbagai jenis produk di beberapa segmen pasar. Mayoritas produk udang adalah produk bernilai tambah sehingga sensitif terhadap perubahan permintaan yang terjadi akibat situasi ekonomi dan gambaran ekonomi dalam jangka pendek. Hambatan / tantangan untuk sektor makanan beku secara umum Ada dua faktor utama yang menghalangi produsen / eksportir Indonesia untuk mengekspor makanan beku ke pasar Uni Eropa, yaitu standarstandar keamanan makanan dan bea impor. Kedua aspek ini akan dibahas secara singkat pada bagian berikut ini. Standar-standar yang berkaitan dengan sustainability dan keamanan makanan:
29
-
Semakin meningkatnya fokus pada isu-isu sustainability dan keamanan makanan berujung pada semakin tingginya standar kualitas yang berhubungan dengan produksi dan kebersihan. Tingginya standar keamanan makanan di Uni Eropa setara dengan tingkat standar di pasar-pasar seperti Inggris Raya, Jepang, tetapi terutama pada pasar alternatif seperti Korea Selatan dan Timur Tengah. Hal ini dapat menimbulkan halangan bagi para eksportir karena biaya untuk memenuhi standar-standar ini menjadi terlalu tinggi bagi mereka.
-
Sebagai contoh, untuk udang budidaya, Uni Eropa menuntut otoritas Uni Eropa di setiap negara melakukan tes dan memberi label untuk produk-produk dari setiap peternakan udanguntuk dapat memastikan pelacakan penuh dan tidak ada obat-obatan terlarang yang digunakan selama proses produksi. Apabila untuk alasan-alasan tertentu jaringan pemasok lokal di negara-negara produsen udang tidak dapat memenuhi persyaratan ini atau tidak lulus tes yang perlu dijalankan, ini mungkin merupakan alasan untuk ekspor ke negara-negara lain sebagai gantinya.
-
Pada beberapa tahun belakangan ini, beberapa eksportir mengalihkan fokus mereka ke pasar lain dengan standar yang lebih lunak daripada Uni Eropa sebagai akibat dari penolakan oleh otoritas kesehatan Uni Eropa (juga Amerika Serikat dan Jepang), contohnya berdasarkan ditemukannya zat anti-biotik. Pada akhirnya, hal ini berakibat pada rantai pasokan yang berbeda untuk tujuan pasar yang spesifik, masing-masing dengan tingkat kualitas mereka sendiri. Faktor penghalang ini dapat diatasi di Indonesia sendiri, karena institusi dapat diperkuat dan produsen dapat dilatih untuk mematuhi standar-standar Uni Eropa.
-
Pelacakan kembali adalah sebuah isu yang penting dalam produksi akuakultur karena hal ini merupakan alat untuk melacak daerah asal dari makanan yang tidak aman. Selain itu, hal ini juga merupakan isu penangkapan perikanan karena sejak tahun 2009 Uni Eropa mengharuskan adanya sertifikat penangkapan untuk setiap ikan yang diimpor di Uni Eropa. Sertifikat ini adalah bagian dari regulasi Uni Eropa yang mengatur penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak teregulasi. Banyak industri perikanan di negara-negara berkembang terdiri dari perahu-perahu kecil yang seringkali tidak terdaftar dan sebagian besar dioperasikan oleh nelayan yang berpendidikan rendah, sehingga introduksi sertifikat penangkapan terbukti telah menjadi penghalang ekspor ke Uni Eropa. Akan tetapi,
30
dilaporkan bahwa mayoritas dari industri perikanan sekarang ini telah mendaftarkan seluruh perahu mereka dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan baru yang membantu nelayan dan eksportir untuk dapat menyediakan dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor ke pasar Uni Eropa. Bea masuk Uni Eropa -
Diskusi mengenai bea impor Uni Eropa terutama berhubungan dengan kategori tuna dan udang. Tarif impor untuk tuna telah diperdebatkan secara luas karena Indonesia menghadapi bea impor yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara pemasok tuna ke Uni Eropa lainnya, terutama untuk produk tuna kalengan (20-25%). Bea ini juga berlaku bagi impor dari negara-negara Asia lainnya, seperti Vietnam dan Filipina. Negara-negara seperti Fiji dan Papua Nugini telah menandatangani Persetujuan Kemitraan Ekonomi (sementara) dengan Uni Eropa sehingga menikmati kondisi yang lebih menguntungkan untuk perdagangan tuna dan produk perikanan lainnya.
-
Untuk udang, isu bea pada saat ini terfokus pada Amerika Serikat dengan pajak anti-dumping yang menjadi penghalang bagi eksportir udang yang dihadapkan dengan bea yang lebih tinggi dibandingkan dengan eksportir dari negara-negara lain. Beberapa negara telah sukses menolak kebijakan AS ini dan beanya telah dikurangi. Walaupun demikian, bea yang tidak merata tetap mempengaruhi posisi kompetitif suatu negara dibandingkan dengan yang lainnya. Pada saat ini, Indonesia berada di bawah sistem preferensi umum (General System of Preferences - GSP) di Uni Eropa.
-
Akan tetapi, status dari semua negara sedang dalam peninjauan, di masa depan Indonesia (dan negara lain) mungkin akan dihadapkan dengan bea yang lebih tinggi. Salah satu contoh konsekuensi dari bea impor yang lebih tinggi adalah industri udang Thailand yang kehilangan status preferensinya untuk pasar Uni Eropa pada tahun 2000. Sebagai akibatnya, ekspor ke Uni Eropa jatuh secara dramatis sementara ekspor ke Amerika Serikat meningkat dengan cepat. Ekpor udang ke Uni Eropa hanya sedikit pulih setelah tsunami pada tahun 2004 pada saat Thailand mendapatkan kembali status preferensinya. Masalah besar dengan bea impor adalah perjuangan produsen untuk memenangkan kasus mereka seringkali berjalan lambat dan memakan waktu panjang.
31
Hambatan / tantangan untuk kategori udang beku Berdasarkan studi yang dilakukan oleh LEI Wageningen UR untuk CBI, ditemukan beberapa hambatan/tantangan utama bagi para pelaku usaha di bidang ekspor udang Indonesia, khususnya untuk ekspor ke Uni Eropa. Hambatan/tantangan tersebut antara lain: 1. Kurangnya pasokan bahan baku 2. Kurangnya kompetensi para peternak udang 3. Persyaratan pembeli yang ketat di Uni Eropa, contohnya spesifikasi produk dan ukurannya 4. Kurangnya bibit udang yang baik / bersertifikasi yang mengakibatkan produktivitas yang rendah 5. Kurangnya dukungan finansial bagi para peternak dari lembaga keuangan / bank 6. Daya saing udang Pacific White di pasar Uni Eropa 7. Tingginya biaya operasional (bibit, pakan, trasnsportasi, dll) 8. Marjin keuntungan yang rendah untuk eksportir di Uni Eropa sehubungan dengan persyaratan tes Dari kedelapan poin di atas, tiga poin yang lebih spesifik telah diidentifikasikan sebagai prioritas, yaitu 1. Daya saing udang Pacific White di pasar Uni Eropa, 2. Kurangnya pasokan udang Black Tiger, dan 3. Persyaratan dari pembeli Uni Eropa dan regulasi mengenai keamanan pangan. Selain itu, lebih lanjut LEI Wageningen UR menyatakan bahwa walaupun tidak termasuk ke dalam prioritas, eksportir juga tampaknya memiliki masalah dalam manajemen persyaratan pembeli yang berbeda untuk spesifikasi produk dan sustainability. Informasi pasar dan pelatihan untuk pasar niche yang spesifik di Uni Eropa dapat membantu para eksportir untuk memperluas pangsa pasr Uni Eropa mereka. Pada diagram di bawah ini dapat dilihat hubungan dari pihak-pihak yang mendukung dan mempengaruhi industri udang, para operator di industri udang, dan hambatan / tantangan yang ada.
32
Diagram 15: Rantai nilai produk udang Indonesia dan hambatan-hambatannya
Sumber: The Indonesian seafood sector: A value chain analysis (2012)
Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai tiga tantangan utama ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa beserta solusi dan aksinya.
33
1. Daya saing udang Pacific White di pasar Uni Eropa Deskripsi
Menurut para eksportir lokal, daya saing udang Pacific White di Uni Eropa terbatas akibat tingginya biaya operasional dan rendahnya produktivitas di peternakan udang Pacific White. Ada anggapan bahwa pola pikir para peternak perlu diubah. Pada saat ini, mayoritas peternak menggunakan sistem stok kolam dengan densitas tinggi yang tidak optimal untuk produksi udang Pacific White. Para peternak harus sadar bahwa mengurangi densitas stok sampai kira-kira 70 per m2 akan mengurangi kegagalan panen dan menghasilkan udang yang sedikit lebih besar, tingkat kematian yang lebih rendah, dan pada akhirnya produktivitas yang lebih tinggi. Para peternak harus merubah pola pikir mereka dari jangka pendek ke jangka panjang. Hal ini terutama berlaku untuk peternak semi-intensif dan berskala kecil yang sering kali tidak kompeten dan berkapasitas rendah dalam memonitor dan mengatur kolam dalam cara yang menguntungkan bagi sistem stok dengan densitas tinggi. Perubahan pola pikir akan menghasilkan volume produksi yang lebih stabil dan berkesinambungan yang akan menguntungkan sistem secara keseluruhan.
Solusi dan aksi
Untuk dapat mencapai hal ini, MMAF harus meningkatkan jumlah pekerja dan mengedukasi para peternak mengenai praktek-praktek akuakultur yang baik dan produksi yang berkesinambungan. Pusat Layanan Makanan Laut juga dapat memainkan peranan penting di sini dengan menyediakan pelatihan dan mempekerjakan karyawan ekstensi. Disarankan juga perusahaan pengolah bekerja dengan kooperasi yang lebih dekat dengan para peternak.
Donor yang sudah bertindak
Grup akuakultur dan perikanan dari Universitas Wageningen berencana untuk meluncurkan sebuah program untuk meningkatkan produktivitas peternakan udang Indonesia. Proposal sedang dikembangkan dan akan diserahkan pada the Dutch Partners for Water Programme.
34
2. Kurangnya pasokan udang Black Tiger Deskripsi
Karena mayoritas dari semua sistem produksi semiintensif dan intensif telah beralih ke produksi udang Pacific White, produksi udang Black Tiger mengalami stagnasi. Akan tetapi, menurut beberapa sumber dalam industri, produksi udang Black Tiger mungkin akan terdorong dengan cara menyokong peternak tradisional untuk sedikit meningkatkan sistem produksi mereka dan meningkatkan densitas stok di kolam-kolam mereka. Akan tetapi, bahkan apabila hal ini tercapai, potensi produksi dari kolam-kolam ekstensif tetap terbatas. Sebagai akibat dari lebih tingginya produktivitas dan berkurangnya resiko dari produksi udang Pacific White, kecil kemungkinan peternakan lain akan kembali ke produksi udang Black Tiger.
Solusi dan aksi
Asistensi untuk melakukan penyesuaian kolam perlu diberikan agar kolam-kolam tersebut lebih cocok untuk densitas stok yang lebih tinggi. hal ini hanya dapat tercapai melalui program dukungan dan program pembangkit kesadaran.
Donor yang sudah bertindak
-
Rabobank Foundation bekerja dengan produsen udang Black Tiger di Aceh. Oxfam, IUCN, dan the Mangrove alliance bekerja dengan produsen udang Black Tiger di Kalimantan, Makasar, dan Jawa Timur. Kedua donor bekerja terurtama dengan produsen udang BlackTiger dan berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka dan mencoba untuk mempersiapkan mereka untuk sertifikasi ASC.
3. Persyaratan dari pembeli Uni Eropa dan regulasi mengenai keamanan pangan Deskripsi
Terdapat keluhan bahwa tidak hanya regulasi Uni Eropa sangat ketat, tetapi juga prosedur implementasinya terlalu keras dan tidak mempertimbangkan kondisi produksi lokal. Konsekuensinya, pemerintah Indonesia harus merespon dengan sangat cepat dan hal ini tidak selalu dapat dilakukan. Permintaan utama Indonesia bagi Uni Eropa adalah untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan prosedur dan infrastruktur lokal. Diklaim juga bahwa terdapat perbedaan regulasi untuk negara-negara anggota Uni Eropa dan antara
35
regulasi keamanan makanan Uni Eropa dan persyaratan tambahan dari pembeli. Solusi dan aksi
Untuk dapat memiliki pengaruh yang lebih besar dan implementasi regulasi Uni Eropa pada sektor udang Indonesia, sektor ini seharusnya memberikan lebih banyak tekanan kepada pemerintah Indonesia untuk mewakili sektor udang di Brussels. Perwakilan dari MMAF seharusnya ditunjuk di Brussels untuk melobi hal-hal yang sehubungan dengan sektor ini dan memuluskan trajektori implementasi regulasi Uni Eropa.
Donor yang sudah bertindak
Belum ada.
Strategi meningkatkan ekspor makanan beku ke Belgia •
Memilih jalur perdagangan yang sesuai Belgia terletak di dekat Belanda, yang juga merupakan negara penting bagi impor dan pengeksporan-kembali untuk pasar makanan beku. Peluang di pasar Belgia dapat ditemukan juga melalui pasar Belanda karena kedua pasar ini terhubung satu sama lain. Importir Belgia biasanya membeli pada basis insidental di spot market. Mayoritas importir ini terdaftar di basis-data dan asosiasi perdagangan.
•
Pendekatan terhadap para pembeli dari Belgia Pada saat melakukan pendekatan terhadap importir, pastikan bahwa importir tersebut mencari makanan beku dan lebih baik lagi apabila mereka sudah aktif di Indonesia. Hal ini akan memudahkan mereka untuk menginspeksi fasilitas yang ada di Indonesia. Cara paling mudah untuk mendapatkan informasi lebih jauh adalah dengan menelusi laman mereka di Internet. Para pedagang di Belgia dapat dihubungi melalui telepon, surel, atau melalui kunjungan ke pameranpameran perdagangan. Perlu diingat juga bahwa daerah-daerah yang berbeda di Belgia berbicara menggunakan bahasa yang berbeda dan mungkin memiliki preferensi jenis makanan yang berbeda pula. Detil mengenai berbisnis di Belgia dapat dilihat pada laman Business Belgium - http://business.belgium.be/en.
36
Penutup Dari banyak kategori makanan beku, Indonesia masih belum terlalu banyak bermain di pasar Uni Eropa dan Belgia pada khususnya. Indonesia baru cukup aktif di sektor makanan laut beku, terutama kategori udang beku. Maka dari itu masih perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut untuk menemukan potensi di kategori lain yang dapat dikembangkan karena aktegori-kategori lain di pasar makanan beku Belgia masih memiliki banyak potensi dan terus mengalami pertumbuhan seperti telah dibahas sebelumnya. Sedangkan untuk sektor udang sendiri, Indonesia sudah relatif mapan dan profesional. Walaupun beberapa perusahaan tetap harus mencari cara untuk memasuki pasar internasional ujung atas (high-end), mayoritas perusahaan berskala besar dan menengah telah memiliki hubungan yang mapan dengan pasar Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Beberapa perusahaan besar memiliki peternakan yang terintegrasi yang menjamin volume minimum dari udang berkualitas dengan sertifikasi ACC, Naturland, GlobalGAP, atau sertifikasi sustainability lainnya. Perusahaanperusahaan yang telah mapan ini tidak memerlukan asistensi lebih jauh untuk menigkatkan volume ekspor ke pasar Uni Eropa. Akan tetapi, beberapa perusahaan berskala kecil dan menengah yang belum mendapatkan persetujuan Uni Eropa membutuhkan asistensi untuk bergerak ke arah itu. Lebih jauh lagi, sebagai akibat dari matangnya sektor ini, terdapat potensi yang besar untuk meningkatkan pangsa di pasar niche untuk produkproduk bersertifikasi sustainable. Halangan untuk berinvestasi pada sertivikasi relatif rendah bagi perusahaan berskala besar dan menengah yang memiliki peternakan sendiri dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki peternakan sendiri. Apabila sertifikasi sustainable seperti ASC menjadi keharusan untuk mengekspor ke pasar Uni Eropa, beberapa perusahaan ini mungkin memerlukan bantuan untuk mengajukan sertifikasi. Akan tetapi, pertanyaan yang penting adalah apakah perusahaan-perusahaan ini dapat bergerak ke arah sertifikasi secara mandiri.
37
LAMPIRAN Sumber-sumber yang berguna • • • •
• • •
•
•
VLAM, Flemish Agricultural Marketing Board - http://www.vlam.be; FEVIA, Federation of the food industry in Belgium http://www.fevia.be; Flemish Ministry of Agriculture and Fisheries http://www2.vlaanderen.be/ned/sites/landbouw/visserij/index.html; FPS Economy, Statistics Division of Belgium http://www.statbel.fgov.be - provides detailed information on consumption, prices and production of fishery products; Ministry of Agriculture and Fisheries http://lv.vlaanderen.be/nlapps/docs/default.asp?id=904 ; Statbel - http://www.statbel.fgov.be - statistical office of the Belgian government; Seafood International/ Intrafish - http://www.seafood-international.com - a web portal on fisheries with a diversity of information on shrimps and prawns; Seafood Processors/ Intrafish, http://www.seafoodprocessor.com - an international monthly magazine providing technical information on processing. The magazine includes updates on regulatory and certification issues, research and development and logistics; European Seafood Exposition (ESE) - http://www.euroseafood.com largest European trade fair held in Brussels every year. Next event 2426 April 2012.
38
PERKEMBANGAN IMPOR UDANG BEKU EU DARI DUNIA PERIODE 2008 – 2011, € Juta NEGARA TUJUAN
RANK
2008
2009
2010
2011
TREND (%) 2008-2011
1 2
SPAIN FRANCE
711.844 312.624
595.080 303.370
752.097 379.692
779.419 355.374
5.19 6.28
3
BELGIUM (and LUXBG -> 1998)
258.510
190.274
215.607
275.382
3.20
4
UNITED KINGDOM
167.000
183.307
228.586
264.184
17.31
5
ITALY
234.087
210.058
247.583
250.314
3.72
6
NETHERLANDS
111.449
160.351
150.935
148.317
8.29
7
GERMANY (incl DD from 1991)
95.419
118.274
129.114
142.008
13.66
8
DENMARK
139.752
116.512
123.395
136.579
-0.11
9
PORTUGAL
37.671
60.880
65.273
60.559
16.11
10
GREECE
11.208
12.991
11.018
11.312
-1.36
11
SWEDEN
5.748
4.149
6.556
8.150
16.24
12
ESTONIA
5.531
4.311
5.973
5.502
3.15
13
CYPRUS
3.861
3.719
4.095
4.560
6.13
14
IRELAND
0.394
1.567
1.888
3.351
93.61
15
POLAND
1.094
0.968
1.144
2.241
26.09
16
CZECH REPUBLIC (CS->1992)
0.730
1.122
1.118
1.352
20.28
17
AUSTRIA
0.949
0.725
0.915
1.289
12.22
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
LITHUANIA LATVIA BULGARIA MALTA SLOVENIA ROMANIA HUNGARY FINLAND SLOVAKIA LUXEMBOURG TOTAL
0.037 0.016 0.311 0.087 0.100 0.065 0.000 0.303 0.000 0.000 2098.79
0.049 0.016 0.160 0.128 0.098 0.061 0.000 0.109 0.014 0.000 1968.29
0.244 0.137 0.096 0.412 0.122 0.221 0.000 0.116 0.046 0.000 2326.38
0.376 0.295 0.199 0.153 0.143 0.119 0.073 0.061 0.053 0.000 2451.37
134.94 199.42 -16.90 33.24 13.94 36.37 -37.76 6.53
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostats diolah KBRI Brussel (Ekstraksi Mei 2013)
PERKEMBANGAN IMPOR UDANG BEKU EU DARI DUNIA PERIODE 2008 – 2011, KUANTITAS, DALAM 100 TON RANK
NEGARA TUJUAN
2008
2009
2010
2011
TREND (%) 2008-2011
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
UNITED KINGDOM BELGIUM (and LUXBG) FRANCE ITALY GERMANY NETHERLANDS SWEDEN SPAIN GREECE DENMARK CYPRUS PORTUGAL CZECH REPUBLIC AUSTRIA BULGARIA ESTONIA FINLAND HUNGARY IRELAND LITHUANIA LUXEMBOURG LATVIA MALTA POLAND ROMANIA SLOVENIA SLOVAKIA TOTAL
0.060 0.046 0.025 0.020 0.014 0.017 0.001 0.002 0.000 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.187
0.042 0.026 0.029 0.021 0.007 0.012 0.001 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.142
0.051 0.017 0.027 0.013 0.006 0.007 0.001 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.126
0.031 0.021 0.017 0.013 0.006 0.003 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.094
-16.51 -23.57 -11.46 -16.88 -22.11 -46.25 10.46 -1.99 36.11 -35.35 -55.47 -40.79 -19.61
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostats diolah KBRI Brussel (Ekstraksi Mei 2013)
40
FACT SHEET Geografi dan Kependudukan Belgia Sumber: CIA – The World Factbook (https://www.cia.gov)
Lokasi
:
Luas Wilayah
:
Perbatasan
:
Klaim maritim
:
Iklim
:
Medan alam
:
Elevasi ekstrim
:
Penggunaan lahan
:
Hasil alam Lahan irigasi Total sumber daya air yang terbaharui
: : :
Penarikan air tawar
:
Bencana alam:
:
Isu-isu lingkungan aktual
:
Persetujuan lingkungan-
:
Eropa Barat, berbatasan dengan Laut Utara (North Sea), di antara Perancis dan Belanda. Koordinat geografis: 50 50 N, 4 00 E Total: 30.528 sq km2 Wilayah daratan: 30.278 km2 Wilayah air: 250 km2 Total: 1.385 km Negara-negara perbatasan: Perancis 620 km, Jerman 167 km, Luksemburg 148 km, Belanda 450 km Garis pantai: 66,5 km Territorial laut: 12 nm Zona berdekatan: 24 nm Zona ekonomi eksklusif (ZEE): koordinat geografis menentukan batas luar Landas kontinen: garis tengah dengan negara tetangga Musim dingin ringan, musim panas yang sejuk, berhujan, lembab, berawan Dataran pesisir di barat laut yang datar/rata, daerah tengah berbukit, pegunungan terjal Hutan Ardennes (Ardennes Forest) di tenggara Titik terendah: North Sea 0 m Titik tertinggi: Botrange 694 m Lahan garapan: 27,42% Tanaman pangan permanen: 0,69% Lain-lain: 71,89% Catatan: termasuk Luksemburg (2005) Material-material konstruksi, pasir silika, karbonat 230 km2(2008) 20.8 km3 (2005) Total: 7,44 km3/tahun (untuk domestik 13% / industri 85% / pertanian 1%) Banjir merupakan ancaman di daerah sepanjang sungai dan di area reklamasi pantai , terlindung dari laut dengan tanggul beton Lingkungan terpapar tekanan yang intens dari kegiatan manusia: urbanisasi, transportasi jaringan padat, industri, peternakan hewan luas dan budidaya tanaman; polusi udara dan air juga berdampak terhadap negara-negara tetangga; ketidakpastian mengenai tanggung jawab pusat dan daerah (kini telah diselesaikan) telah memperlambat laju penanggulangan tantangan bagi lingkungan Pendukung: Polusi Udara, Polusi Udara – Nitrogen Oksida, Polusi Udara – Polutan Persistent Organik, 41
internasional
Catatan geografi
:
Jumlah penduduk
:
Struktur usia kependudukan
:
Angka tengah umur
:
Pertumbuhan penduduk
:
Pengangguran, kaum muda usia 15-24 tahun
:
Agama Bahasa
: :
Kelompok etnik
:
Polusi Udara – Sulfur 85, Polusi Udara – Sulfur 94, Senyawa Polusi Udara – Volatil Organik, Antartika – Protokol Lingkungan , Antartika – Sumber Daya Hidup Kelautan , Segel Antartika , Traktat Antartika, Biodiversity, Perubahan Iklim, Perubahan Iklim – Protokol Kyoto, Desertifikasi, Spesies Langka, Modifikasi Lingkungan, Limbah Berbahaya, Polusi Kapal, Hukum Laut, Pembuangan Sampah ke Laut, Konservasi Kehidupan Laut, Perlindungan Lapisan Ozon, Tropical Timber 83, Tropical Timber 94, Wetlands, Perburuan Ikan Paus. Ditandatangani, tapi tidak disahkan: tidak satu pun dari perjanjian yang dipilih Persimpangan Eropa Barat; ibu kota Eropa yang paling Barat dalam 1.000 km dari Brussels, tempat Uni Eropa dan NATO 10,444,268 (July 2013 est.) Ranking dunia: 83 0-14 thn: 15,7% (laki-laki 835.569/ perempuan 801.959) 15-64 thn: 11,8% (laki-laki 629.753/ perempuan 603.550) 25-54 thn: 40,6% (laki-laki 2.145.075/ perempuan 2.100.014) 55-64 thn: 13,2% (laki-laki 681.946/ perempuan 695.188) 65 thn ke atas: 18,7% (laki-laki 819.694/ perempuan 1.131.520) (2013 est.) Total: 42,8 tahun Laki-laki: 41.5 tahun Perempuan: 44,2 tahun (2013 est.) 0,05% (2013 est.) Ranking dunia: 187 Total: 18,7% Laki-laki: 18,7% Perempuan: 18,7% (2011) Ranking dunia: 65 Katolik Roma 75%, lain-lain (termasuk Protestan) 25% Belanda (resmi) 60%, Perancis (resmi) 40%, Jerman (resmi) kurang dari 1%, secara hukum dua bahasa (Belanda dan Perancis) Fleming 58%, Walloon 31%, campuran atau lainnya 11%
42
Profil Ekonomi PDB
: $ 412 miliar (2011 est.)
GDP Tingkat Pertumbuhan Riil PDB
: $ 529 milliar (2011 est.) : 2% (2011 est.) Ranking dunia : 157 2,1% (2011 est.) -2,7% (2009 est.)
PDB per kapita
: $37.600 (2011 est.) Ranking dunia: 30 $37.000 (2010 est.) $36.500 (2009 est.)
Komposisi PDB menurut Sektor
: Pertanian: 0,7% Industri: 21,6% Jasa: 77,7% (2011 est.)
Tingkat Inflasi
: 3,1% (2011 est.) Ranking dunia: 62
Angkatan Kerja
: 5.071 juta (2011 est.) Ranking dunia:75
Pembagian angkatan kerja
: Pertanian: 2% Industri 25% Jasa: 73% (2011 est.)
Tingkat pengangguran
: 7,7% (2011 est.) Ranking dunia: 91 8,3% (2010 est.)
Populasi di bawah garis Kemiskinan
: 15,2% (2007 est.)
Investasi (bruto tetap)
: 19,8% dari PDB (2011 est.) Ranking dunia: 124
Pajak dan pendapatan lainnya: 47,9% dari PDB (2011 est.) Ranking dunia: 21 Anggaran
: Pendapatan: $253,3 miliar Belanja: $275,5 miliar (2011 est.) 43
Surplus atau defisit Anggaran
: -4,2% dari PDB (2011 est.) Ranking dunia: 132
Suku bunga diskon Bank Sentral
: 1,75% (31 Desember 2011) Ranking dunia: 114
Suku bunga pinjaman Utama bank komersial
: 4,4% (31 Desember 2011 est.) Ranking dunia: 171
44