Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) KOTA PONTIANAK Oleh : SEPTI ORLANDINA NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, tahun 2015 Email :
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. retribusi IMB dirasakan terlalu tinggi, b. jangka waktu penyelesaian tidak tepat waktu, c. birokrasi terlalu berbelit belit, d. tidak sesuai dengan SPO, e. banyak pungutan liar. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui proses pelayanan yang diberikan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak kepada masyarakat yang membuat perizinan IMB dan Ingin mengetahui hambatan pelayanan IMB di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak. Pendekatan teori yang di gunakan oleh KepMenPan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, mengacu kepada penyelenggaraan pelayanan publik satu pintu dalam pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik diantaranya: 1) prosedur pelyanan 2) waktu pelayanan 3) biaya pelayanan 4) produk pelayanan 5) sarana dan prasarana 6) kompetensi petugas pelayanan. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu jenis penelitian yang bermaksud menggambarkan kejadian atau temuan-temuan data dan gejala-gejala yang ada dan yang terjadi berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian sesuai dengan wawancara yang dilakukan masih adanya prosedur yang berbelit-belit, biaya yang tidak transparan, waktu penyelesaian yang tidak jelas, masih adanya oknum-oknum yang bermain sehingga menimbulkan kekecewaan masyarakat yang sedang mengurus permohonan IMB. Adapun Saran dalam penelitian ini untuk Upaya untuk meningkatkan pelayanan IMB harus disertai dengan penambahan Sumber Daya Manusia di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak dan Hendaknya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak melakukan sosialisasi kepada msyarakat Kota Pontianak akan pentingnya perizinan IMB sekaligus menjelaskan prosedur-prosedur mengenai Izin Mendirikan Bangunan Kota Pontianak. Kata-kata Kunci : Pelayanan, IMB
1 SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintah
A. PENDAHULUAN
akan
lebih
baik
menyelanggarakan ketimbang dilakukan Dengan dikeluarkannya Undang-
secara nasional dan sentralistik.
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah
sebagai
pengganti
Disamping itu dengan diberikannya kewenangan kepada pemerintah daerah
Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999,
Kota
Dimaksudkan
untuk
mempercepat
pemerintah akan dijalankan dengan baik,
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
karena pemerintah di daerah sudah sangat
pelayanan,
memahami
melalui
peningkatan
Pontianak
maka
konteks
kehidupan
ekonomi,
Dengan
lingkungannya. Dimana pemerintah daerah
seluas-luasnya
yang
yang
sangat
mampu meningkatkan daya saing dengan
masyarakat serta bagaimana mobilisasi
memperhatikan
semua
pemerataan
keadilan
keanekaragaman
daerah
demokrasi,
dalam
rangka
potensi
mendukung fungsidan pelaksaan tugas
dalam
system
pemerintah. Beberapa kecamatan yang ada di
Sejalan dengan berlakunya otonomi maka
daya
kebutuhan
serta
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
daerah
sumber
betul
diseitar
diberikan kepada daerah, diharapkan daerah
pronsip
memahami
ada
social,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat. otonomi
politik
tugas-tugas
setiap
pemerintah
Kabupaten/Kota diserahi wewenang untuk
Kota
Pontianak
menjadi
perhatian
pemerintah daerah dalam pembangunan tata kota,
salah
satu
diantaranya
adalah
Kecamatan Pontianak Kota.
melaksanakan urusan pemerintahan sebagai
Berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun
urusan rumah tangganya yang bertujuan
2008
untuk meningkatkan daya guna, hasil guna
Perangkat Daerah Kota Pontianak dan
penyelenggaraan pemerintah dalam rangka
Keputusan Walikota Pontianak Nomor 14
pelayanan
dan
Tahun 2004 tentang Pelayanan Perizinan
Pemberian
Terpadu di Lingkungan Pemerintah Kota
wewenang (devolution of authority) kepada
Pontianak dan memperhatikan Peraturan
unit-unit satuan pemerintah yang lebih
Walikota
rendah dan lebih kecil merupakan suatu
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
kebutuhan yang mutlak dan tidak dapat
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
dihindari. Mengingat begitu tinggi tingkat
Pontianak serta perubahan atas Peraturan
fregmentasi social dalam sebuah Negara,
Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang
maka ada hal-hal tertentu yang harus
Organisasi
diselenggarakan
Pontianak. Mempelajari dari keputusan
pelaksanaan
terhadap
masyarakat
pembangunan.
secara
local
dimana
tentang
Pembentukan
Nomor
7
Perangkat
Organisasi
Tahun
Daerah
2002
Kota
2 SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tersebut cukup beralasan, karena semakin
mengenai kelemahan yang terjadi dalam
banyak
pembuatan
masyarakat
Mendirikan
membuat
Bangunan
perizinan
adalah
pelayanan
yang
semakin meningkat pula pendapatan asli
Pelayanan
Perizinan
daerah dari sector perizinan.
prosedur pelayanan yang berbelit belit,
yang
diberikan
di
proses
maka
Adapun
(IMB)
Izin
Terpadu
Badan (BP2T)
menjadi
kurangnya evaluasi dari pegawai yang
permasalahan, masih kurangnya kesadaran
membidangi perizinan dalam pembuatan
masyarakat untuk memiliki Izin Mendirikan
IMB sehingga banyak sekali masyarakat
Bangunan (IMB) masih rendah. Hal ini
yang
dikarenakan biaya yang terlalu tinggi dan
operasional prosedur yang telah ditetapkan.
tidak transparan, waktu yang terlalu lama,
Serta masih banyak lagi beberapa hambatan
serta proses pembuatan yang berbelit-belit
dalam pengurusan pembuatan IMB seperti
dan birokrasi yang panjang disatu sisi
tidak tepatnya waktu dalam pengurusan
masyarakat
yang
sehingga masyarakat harus menunggu lama,
sebaliknya, dengan biaya yang serendah-
dan biaya administrasi yang tidak sesuai
rendahnya dan transparan serta dapat
dengan ketentuan yang berlaku.
menginginkan
hal
diselesaikan dalam waktu yang singkat.
tidak
memperhatikan
Mengingat
standar
luasnya
cakupan
Dengan dibentuknya pelayanan terpadu
pelayanan pembuatan IMB maka ruang
oleh pemerintah daerah Kota Pontianak
lingkup penelitian dalam penelitian ini
maka diharapkan akan menjawab semua
adalah Pelayanan Pembuatan Surat Izin
permasalahan yang ada. Oleh karena itu
Mendirikan Bangunan di Badan Pelayanan
penulis mencoba mengangkat judul skripsi
Terpadu (BP2T) Kota Pontianak.
“
Pelayanan
Pembuatan
Izin
Dengan adanya Badan Pelayanan
Mendirikan Bangunan Di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak
Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak
dengan maksud untuk dapat memberikan
”.
pelayanan Permasalahan
Surat
pelayanan
publik
prima
kepada
pelayanan terpadu di BP2T melayani
sangat banyak dilapangan. Dalam hal ini
bermacam
izin
salah
Badan
pembuatan
Izin
Mendirikan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
masyarakat,
satunya
adalah
Bangunan
(BP2T) Kota Pontianak adalah suatu badan
(IMB). Bertitik tolak dari uraian pada
yang
umum
Identifikasi masalah diatas agar penelitian
dalam
ini lebih terarah dan terfokus maka ruang
terdapat
lingkup penelitian ini difokuskan pada
memberikan
pembuatan
perizinan
perjalanannya
banyak
pelayanan bangunan sekali
kelemahan yang ada. Hal yang dapat dilihat 3 SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pelayanan
pembuatan
Izin
Mendirikan
Bangunan di BP2T Kota Pontianak. Dengan
latar
Sugiyono,2006:11).
belakang
dan
dapat pula diartikan sebagai penelitian yang
Bagaimanakah Pelayanan Pembuatan Izin
fenomena
Mendirikan Bangunan (IMB) Di Badan
kelompok
Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota
kekinian.
Pontianak?
dimaksudkan untuk individual, tertentu
memotret situasi
yang
atau
terjadi secara
Teknik pengumpulan data dilakukan
Dalam penelitian ini ada beberapa yang
menurut
Sudarwan (2002:17), penelitian deskriptif
identifikasi masalah yang telah diuraikan
hal
Sedangkan
ingin
dicapai
diantaranya
secara
Observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi. Dengan analisis data menurut
mendeskripsikan dan menginterprestasikan
Miles dan
aspek-aspek yang berhubungan dengan
2007:18) bahwa terdapat aktivitas dalam
permasalahan penelitian. Adapun tujuan
analisis data, yang mana aktivitas ini
penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui
saling
proses pelayanan yang diberikan di Badan
data yang didapat. Jadi pada penelitian
Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota
ini dalam menganalisa data menggunakan
Pontianak
kepada
membuat
perizinan
yang
reduksi
IMB,
Ingin
verifikasi.
mengetahui hambatan pelayanan IMB di Badan
Pelayanan
berhubungan
masyarakat 2)
Perizinan
Terpadu
(BP2T) Kota Pontianak.
Hiberman (dalam
data,
Sugiyono,
dalam menganalisa
penyaian
dan
serta
Adapun subjek penelitian ini adalah orang-orang
yang
dianggap
mampu
memberikan keterangan informasi atau data yang berkaitan dengan pembuatan Izin Mendirikan
Bangunan,
yang
menjadi
subjek penelitian adalah :
B. METODE PENELITIAN
1. Petugas Pelayanan di Badan Pelayanan Jenis penelitian dalam penelitian
ini
yang
digunakan
Perizinan
adalah penelitian
Pontianak
deskriftif. Penelitian deskriptif penelitian
yang
dilakukan
adalah
Terpadu
(BP2T)
Kota
2. Masyarakat sebagai pengguna IMB
untuk
mengetahui nilai variable mandiri, baik satu
variable atau
tanpa
lebih
(independen)
membuat perbandingan
atau
menghubungkan antara variable yang satu dengan
variable yang
lain
(dalam 4
SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
C. HASIL
PENELITIAN
daerah
DAN
6. penelitian
pembahasan
dari
dilakuakan
kemudian
ini
merupakan
wawancara
yang
dianalisis
untuk
dijadikan rujukan. Wawancara tersebut
disampaikan
Pemohon membayar retribusi pada petugas bendaharawan penerima BP2T.
7.
Petugas pemroses mencetak surat izin / sertifikat izin
8.
diantaranya adalah: 1.
dan
kepada pemohon.
PEMBAHASAN
Hasil
(SKRD)
Penanda tanganan surat izin sertifikat izin oleh kepala BP2T
Menurut
pendapat
Bapak,
9.
Penyerahan surat izin / sertifikat izin
bagaimana prosedur pelayanan di
kepada pemohon oleh petugas loket
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
BP2T
(BP2T) Kota Pontianak? Berikut tata cara prosedur dalam mengurus
Bapak,
Pelayanan Perizinan Terpadu BP2T Kota
biaya perizinan di Badan Pelayanan
Pontianak :
Perizinan Terpadu (BP2T) Kota
2.
3.
4.
5.
di
pendapat
bagaimana waktu penyelesaian dan
Pemohon
IMB
Menurut
Badan
1.
perizinan
2.
mengisi
formulir
Pontianak?
permohonan yang telah disediakan
Berdasarkan hasil wawancara yang
pada loket informasi dan kemudian
didapat peneliti bahwa waktu penyelesaian
melengkapi persyaratan perizinan.
perizinan, serta biaya perizinan berdasarkan
Pemohon
berkas
Perda Nomor 2 Tahun 2011, Perwa Nomor
loket
55 Tahun 2012 dan keputusan walikota
loket
Pontianak Nomor 300 Tahun 2012 dimana
menyampaikan
permohonan
kepada
pendaftaran,
dan
petugas petugas
memeriksa, dan meneliti kelengkapan
jangka
berkas.
rekomendasi / pendahuluan selama 5 hari
Berkas permohonan yang lengkap di
kerja, Surat Keterangan Rencana Kota
teruskan pada BP2T diproses bersama
(SKRK) Advice Planning keluar selama 17
tim teknis sebagai bahan pertimbangan
hari kerja serta Izib Mendirikan Bangunan
untuk diputuskan.
(IMB) selama 25 hari kerja. Total waktu
Apabila tidak di izinkan berkas akan
penyelesaian
dikembalikan kepada pemohon
dalam waktu 47 hari kerja.
Apabila diizinkan berkas diteruskan pada
bidang
penetapan
untuk
diterbitkan surat ketetapan retribusi
waktu
Untuk Mendirikan
penyelesaian
seharusnya
dapat
biaya
pengurusan
Bangunan
(IMB)
untuk
selesai
Izin dapat
dirincikan sebagai berikut : 5
SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
1.
2.
Biaya administrasi dan pendaftaran
bangunan, serta jumlah harga retribusi yang
sebesar Rp. 15.000,-
dibayarkan.
Biaya survey lapangan sebesar 0.05% dari nilai bangunan
3.
4.
5.
6.
Biaya
pengukuran
4. dan
pematokan
Menurut bagaimana
pendapat dengan
Bapak,
sarana
dan
sebesar 0.05% dari nilai bangunan
prasarana
Biaya pemeriksaan gambar dan koreksi
Perizinan Terpadu (BP2T) Kota
gambar yang meliputi konstruksi dan
Pontianak?
arsitektur sebesat 0.05% dari nilai
Untuk
di
Badan
menunjang
Pelayanan
kelancaran
bangunan
tahapan pelaksanaan pelayanan IMB di
Biaya pengawasan sebesar 0.05% dari
BP2T Kota Pontianak, dalam hal ini tidak
nilai bangunan
dapat terlepas dari sarana dan prasarana
Biaya plat IMB sebesar Rp. 5.000,-
operasional yang digunakan pada setiap
Biaya
diatas
tersebut
belum
aktivitas di kantor BP2T. Sarana pelayanan
termasuk biaya retribusi yang nantinya akan
yang dimiliki ada beberapa unit computer,
kita setor langsung kepada Bank Daerah
meja, alat tulis kantor, printer, dan scanner.
yang berkerja sama dalam hal perizinan
Sedangkan untuk prasarana yang terdapat di
tersebut. Biaya retribusi akan dibayarkan
BP2T ini adalah gedung untuk pelayanan
setelah surat IMB telah jadi dan selesai.
guna melayani masyarakat yang ingin mengurus perizinan, kemudian ruangan
3.
Menurut
pendapat
Bapak,
tunggu beserta kursi tunggu, dan juga
dengan
produk
terdapat toilet yang ada pada belakang
Badan
Pelayanan
bagaimana pelayanan
di
gedung. Untuk kompetensi pelayanan di
Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak? Setelah melakukan tahapan-tahapan
BP2T dirasa sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
diatas produk pelayanan yang dihasilkan
Namun tidak pada masyarakat yang
dari pengurusan IMB itu berupa SK IMB
merasakan rumitnya dalam hal pengurusan
atau bisa disebut juga sertifikat IMB,
IMB, dari hasil wawancara peneliti kepada
sertifikat ini terdiri atas cover kertas ukuran
masyarakat ada beberapa yang belum puas
A3, berwarna kuning, bercorak. Jadi pada
dengan
cover tersebut ada tulisan IMB dan pada
Pontianak.
pelayanan
pada
BP2T
Kota
selembaran tersebut menjelaskan tentang informasi IMB pemilik / pemohon, sketsa 6 SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
5.
Menurut
pendapat
Bapak/Ibu
6.
Apa saran Bapak/Ibu untuk Dinas di
kendala apa saja yang Bapak/ Ibu
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
rasakan dalam mengurus perizinan
(BP2T)
IMB di Badan Pelayanan Perizinan
pelayanannya semakin efektif?
Kota
Dari
Terpadu (BP2T) Kota Pontianak?
Pontianak,
segi
waktu
agar
penyelesaian
perizinan sudah sangat tepat, semoga tidak Dari berbelit
prosedur
belit
yang
pelayanan
yang
dirasa masyarakat
ada
kendala
dan
molornya
waktu
penyelesaian perizinan IMB.
kurang mengerti dengan prosedur yang ada
Penyelenggaraan
kegiatan
dalam pelayanan tersebut. Diakibatkan
penyuluhan / sosialisasi kepada masyarakat
kurangnnya sosialisasi pelayanan dalam
baik secara langsung maupun di media
pengurusan perizinan IMB, dimana dalam
massa tentang pelayanan perizinan IMB
hal
dirasa sangat perlu sehingga masyarakat
penyelenggaran
pelayanan
public
haruslah bersifat transparan yang meliputi
dapat
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan
prosedur pelayanan, produk pelayanan dan
pengawasan.
perizinan, biaya, serta waktu. Juga sebagai
Dari segi rincian biaya pelayanan dirasa masih ada oknum yang bermain
mengetahui
informasi
tentang
sarana aspirasi keluhan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat dilapangan.
contohnya sketsa draft gambar yang sudah pemohon
masukkan
untuk
dilakukan
D. PENUTUP
perizinannya ternyata tidak sesuai dengan
Dalam proses pelayanan perizinan
gambar yang ditentukan oleh pegawai di
IMB hal yang dapat dijadikan prosedur
BP2T Kota Pontianak sehingga mereka
dalam pengurusan perizinan IMB adalah
harus merogoh kembali kocek mereka
sebagai pedoman BP2T dan Satuan Kerja
untuk membayar sketsa gambar yang baru
Perangkat Daerah (SKPD) terkait dalam
yang sudah ditentukan pihak BP2T Kota
menyelenggarakan proses perizinan serta
Pontianak.
untuk
Namun
untuk
pendaftaran
meningkatkan
kualitas
sampai dengan penyetoran retribusi dirasa
penyelenggaran
perizinan
kepada
baik dan sudah sesuai dengan ketentuan
masyarakat
efisien
efektif.
peraturan yang berlaku.
Berfungsi sebagai acuan untuk menjamin
yang
dan
tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai sebagai penyedia pelayanan perizinan
kepada
mencapai
tujuan
masyarakat. tersebut
Untuk
berdasarkan 7
SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pedoman
prosedur
kerja
BP2T
Kota
E. REFERENSI
Pontianak telah melaksanakan prosedur pelayanan
sesuai
dengan
Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan
melalui
Peraturan
Walikota
Pontianak Nomor 55 Tahun 2011 Tentang Standard an Prosedur Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pontianak. Walaupun
dalam
proses
waktu
penyelesaian ada factor pemghambat dalam pengurusan IMB di BP2T Kota Pontianak karena kurangnya kesadaran masyarakat dengan kelengkapan berkas yang harus dipenuhi. Sebagian besar masyarakat belum memahami tentang standar pelayanan yang harusnya diterima
Widodo Joko, MS, 2006. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayu Media Publishing
dan sesuai dengan
prosedur pelayanan yang diberlakukan. Hal inilah yang menyebabkan sekalipunsudah
Wasistono Sadu, 2003. Kapita Selekta Manajemen Pemerintah Daerah. Jakarta: Fokus Media Yuwono Teguh, 2001. Manajemen Ototnomi Daerah: Membangun Daerah Berdassarkan Paradigma Baru. Semarang:Pusat Kajian Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik. Dokumen Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 6 Tahun 1999 Tentang Izin Mendirikan Bangunan
sesuai dengan SOP namun masih ada ditemui
lamanya
perizinan.
proses
Permintaan
pembuatan
perizinan
yang
banyak tidak sebanding dengan jumlah pegawai
yang
memberikan
pelayanan
tersebut. Upaya
untuk
meningkatkan
pelayanan IMB harus disertai dengan
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 Tahun 2002 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak (RT-RW) 20022012. Peraturan Walikota Pontianak Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Pemberian Keringanan Dalam Rangka Program Penertiban Izin Mendirikan Bangunan (PIMBA) di Kota Pontianak.
penambhan Sumber Daya Manusia di BP2T Kota Pontianak. Hendaknya BP2T Kota Pontianak melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kota Pontianak akan pentingnya perizinan IMB
sekaligus
menjelaskan
dan
memberikan informasi mengenai pelayanan IMB. 8 SEPTI ORLANDINA, NIM. E21108071 Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN