Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
Appendix 1. Diversity, Abundance, dan Species Richness Data diambil dari pengamatan burung pada 2 jenis ficus, F. stupenda dan F. benjamina. Keduanya berbeda dalam hal ukuran buah dengan F. stupenda lebih besar ukurannya daripada F. benjamina. Perhatikan perbedaan indeks Margalef, Indeks keragaman Shannon-Wiener (H’), Indeks Keragaman Simpson (D), dan Indeks Kemerataan (E). Ficus jenis mana yang mempunyai keragaman yang lebih tinggi? Bagaimana dengan kemerataannya? Apa yang dapat disimpulkan tentang kedua jenis Ficus ini?
Tabel 1. Penggunaan formula pada Excel (log 10 digunakan pada pembuatan kurva kelimpahan species)
Tabel 2. Data dan perhitungan pada Ficus stupenda Ficus stupenda 2A350 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Treron capellei Treron curvirostra Irena puella Pycnonotus brunneus Aceros undulatus Gracula religiosa Megalaima chrysopogon Megalaima mystacophanos Chloropsis cochinchinensis Buceros vigil Buceros rhinoceros Corvus enca jumlah ind jumlah jenis Indeks Margalef Indeks keragaman H' Indeks keragaman D Indeks Kemerataan E
ind 350 221 10 10 8 5 3 3 3 3 1 1 618 12 1.712 1.043 0.449 0.420
Log 10 2.544 2.344 1.000 1.000 0.903 0.699 0.477 0.477 0.477 0.477 0.000 0.000
pi 0.566 0.358 0.016 0.016 0.013 0.008 0.005 0.005 0.005 0.005 0.002 0.002
Ln pi -0.569 -1.028 -4.124 -4.124 -4.347 -4.817 -5.328 -5.328 -5.328 -5.328 -6.426 -6.426
pi ln pi -0.322 -0.368 -0.067 -0.067 -0.056 -0.039 -0.026 -0.026 -0.026 -0.026 -0.010 -0.010
pi2 0.321 0.128 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
n(n-1) 122150.000 48620.000 90.000 90.000 56.000 20.000 6.000 6.000 6.000 6.000 0.000 0.000
Nurul L. Winarni
Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
Tabel 3. Data dan perhitungan pada Ficus benjamina Ficus benjamina 2gh 800 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis Treron curvirostra Pycnonotus brunneus Chloropsis sonnerati Treron capellei Calyptomena viridis Irena puella Pycnonotus melanicterus Megalaima mystacophanos Buceros vigil Megalaima chrysopogon Gracula religiosa Calorhamphus fuliginosus Ducula aenea Aceros undulatus Oriolus xanthonotus Picus miniaceus Anthreptes singalensis jumlah ind jumlah jenis Indeks Margalef Indeks keragaman H' Indeks keragaman D Indeks Kemerataan E
Ind 89 69 18 12 11 8 6 5 4 4 4 2 2 1 1 1 1 238 17 2.924 1.881 0.234 0.664
Log 10 1.949 1.839 1.255 1.079 1.041 0.903 0.778 0.699 0.602 0.602 0.602 0.301 0.301 0.000 0.000 0.000 0.000
pi 0.374 0.290 0.076 0.050 0.046 0.034 0.025 0.021 0.017 0.017 0.017 0.008 0.008 0.004 0.004 0.004 0.004
Ln pi -0.984 -1.238 -2.582 -2.987 -3.074 -3.393 -3.681 -3.863 -4.086 -4.086 -4.086 -4.779 -4.779 -5.472 -5.472 -5.472 -5.472
pi ln pi -0.368 -0.359 -0.195 -0.151 -0.142 -0.114 -0.093 -0.081 -0.069 -0.069 -0.069 -0.040 -0.040 -0.023 -0.023 -0.023 -0.023
pi2 0.140 0.084 0.006 0.003 0.002 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
n(n-1) 7832.000 4692.000 306.000 132.000 110.000 56.000 30.000 20.000 12.000 12.000 12.000 2.000 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Sekarang perhatikan kurva kelimpahan species pada kedua jenis Ficus. Apakah keduanya mempunyai model kurva yang sama? Species rank abundance 3.000 F. benjamina 2.500
F. stupenda
log 10
2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jumlah species
Nurul L. Winarni
Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
Appendix 2. Contoh penggunaan uji ANOVA Survey rangkong yang dilakukan di suatu lokasi mendapatkan data beberapa jenis rangkong yang sebagian bersifat territorial dan sisanya bersifat non-teritorial. Jenis-jenis territorial umumnya adalah jenis rangkong bertubuh kecil yang berkelompok dan mempunyai daerah jelajah yang tidak luas. Sebaliknya non-teritorial umumnya bertubuh besar dan mempunyai daerah jelajah luas. Kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara kepadatan rangkong territorial dan non-teritorial berdasarkan kelas luasan area (kelas luasan dibagi menjadi 4: 1 = <1000 ha, 2 = 1000-5000 ha, 3 = 5000-10000 ha, 4 = >10000). Perhatikan bahwa kita mempunyai 4 data yang ingin kita bandingkan (4 kelas area). Hipotesa untuk rangkong territorial H0 = tidak ada perbedaan dalam kepadatan rangkong territorial pada berbagai kelas luasan Ha = ada perbedaan dalam kepadatan rangkong territorial pada berbagai kelas luasan Hipotesa untuk rangkong non-teritorial H0 = tidak ada perbedaan dalam kepadatan rangkong non-territorial pada berbagai kelas luasan Ha = ada perbedaan dalam kepadatan rangkong non-territorial pada berbagai kelas luasan Langkah-langkah pengerjaan Uji ANOVA dengan SPSS.
Nurul L. Winarni
Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
Hasil ANOVA dengan SPSS Oneway Descriptives
N TERRITHB
Nonterrhb
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
6 5 5 2 18 6 5 5 2 18
Mean .30 1.88 1.32 2.59 1.28 2.895650 .791900 5.695900 10.876400 3.975872
Std. Deviation Std. Error .733 .299 3.115 1.393 1.271 .568 1.776 1.256 1.912 .451 1.7257476 .7045335 .1622854 .0725762 3.8568550 1.7248380 8.2061156 5.8026000 4.2672125 1.0057916
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound -.47 1.07 -1.99 5.75 -.26 2.90 -13.37 18.55 .33 2.23 1.084589 4.706711 .590396 .993404 .906982 10.484818 -62.852624 84.605424 1.853837 6.097907
Minimum 0 0 0 1 0 .6950 .5560 1.3899 5.0738 .5560
Maximum 2 7 3 4 7 4.8647 .9266 10.4240 16.6790 16.6790
Nurul L. Winarni
Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
ANOVA
TERRITHB
Nonterrhb
Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 11.002 51.114 62.116 167.717 141.838 309.555
df 3 14 17 3 14 17
Mean Square 3.667 3.651
F 1.004
Sig. .420
55.906 10.131
5.518
.010
Perhatikan hasil uji ANOVA di atas, pada jenis rangkong territorial, tidak ada perbedaan pada kepadatan yang ditemukan pada berbagai kelas luas area (P = 0.420). Sedangkan rangkong non territorial terdapat perbedaan signifikan pada kepadatan di berbagai kelas luas area (P = 0.01). Untuk melihat kelas mana yang berbeda, perhatikan uji post-hoc di bawah ini. Post Hoc Tests Homogeneous Subsets TERRITHB Duncan
a,b
CLASS 1 3 2 4 Sig.
N 6 5 5 2
Subset for alpha = .05 1 .30 1.32 1.88 2.59 .151
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.750. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Nonterrhb Duncan CLASS 2 1 3 4 Sig.
a,b
N 5 6 5 2
Subset for alpha = .05 1 2 .791900 2.895650 5.695900 10.876400 .064 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.750. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Hasil Uji post hoc di atas memperlihatkan bahwa kepadatan rangkong non-teritorial berbeda pada kelas luas area 4 (luas area >10.000 ha) dibandingkan dengan ketiga kelas area lainnya. Ini menunjukkan bahwa rangkong non-teritorial sangat membutuhkan area yang cukup luas.
Nurul L. Winarni
Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
Appendix 3. Contoh penggunaan regresi linier Pada survey jenis-jenis pheasant di suatu lokasi, didapat data jumlah jenis pheasant pada berbagai luas area. Kita ingin mengetahui apakah semakin luas area, semakin banyak jenis pheasant yang ditemukan atau dengan kata lain, kita ingin mengetahui apakan jumlah jenis pheasant yang ditemukan berhubungan dengan luas area. Perhatikan data di bawah ini. Pada data ini, luas area sudah ditransformasi menjadi log10. Analisis regresi linier kali ini dilakukan dengan Excel melalui fasilitas Data Analysis.
Nurul L. Winarni
Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, 2005
Perhatikan hasil di atas. Jumlah jenis pheasant secara signifikan berhubungan dengan makin luas suatu area (P = 0.001) dengan nilai R2 = 0.48 yang berarti bahwa hubungannya tidak terlalu kuat.
Nurul L. Winarni