PELATIHAN PEMANFAATAN MEDIA ONLINE DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI KONSELOR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN PAMEKASAN MADURA Khairul Bariyyah 1), Devi Permatasari 1) 1) Universitas Kanjuruhan Malang
[email protected] ABSTRAK Media Bimbingan Konseling tidak sebatas untuk perantara atau pengantar konselor dalam melaksanakan program Bimbingan Konseling tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Para guru bk/konselor dituntut menguasai keterampilan pelayanan media online secara umum dan konseling online secara khusus. Jika tidak kondisi BK kita akan kian terpuruk, guru BK/konselor dipandang gagap teknologi, terlalu rigit dan tidak mau berkembang. Untuk menjawab permasalahan tersebut dan menyelenggarakan Tri Dharma perguruan tinggi maka kami mencoba untuk melakukan pelatihan terhadap para konselor sekolah. Target luaran dalam pengabdian maasyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dalam pemanfaatan komputer secara umum dalam membantu menjalankan tugas, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman konselor tentang media online. Pelaksanaan kegiatan ini diawali oleh identifikasi masalah yang dihadapi oleh konselor SMP di Kabupaten Pamekasan terkait dengan pemanfaatan media online dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling kepada siswa. Selanjutnya melatih para konselor sekolah memanfaatkan teknologi informasi (konseling online) secara khusus berkenaan dengan pembuatan email dan Pesan Instan dan beberapa Jejaring Sosial serta penggunaannya untuk membantu menjalankan tugasnya sebagai konselor. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan dapat dikatakan bahwa kegiatan pelatihan ini berhasil. Hal ini didasarkan pada akhir kegiatan peserta mampu membuat email dan Pesan Instan, memiliki akun jejaring sosial untuk dimanfaatkan sebagai sarana layanan konseling online, dan terampil melakukan video call sebagai sarana awal dalam melakukan konseling online. Saran dari kegiatan ini adalah agar para guru BK/ konselor senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara. Kata Kunci : Media Online, Bimbingan dan Konseling, Konselor Sekolah
PENDAHULUAN Media dalam bimbingan konseling merupakan hal yang menjadi perantara Konselor dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling. Namun dalam perkembanganya Media Bimbingan Konseling tidak sebatas untuk perantara atau pengantar konselor
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│63
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
dalam melaksanakan program Bimbingan Konseling tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Ada beberapa jenis media dalam Bimbingan dan Konseling diantaranya adalah: 1) Media untuk menyampaikan informasi; 2) Media sebagai alat pengumpul data dan penyimpan data; 3) Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information; 4) Media sebagai Biblioterapi; 5) Media sebagai alat menyampaikan laporan. Pemanfaatan media dalam Bimbingan dan Konseling berperan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun konseling kelompok. Media Bimbingan dan Konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini berarti bahwa pemanfatan media dalam layanan Bimbingan dan Konseling harus melihat kepada tujuan penggunaannya dan memiliki nilai dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling, Konselor dapat menggunakan internet, Gutterman & Kirk (dalam Bloom & Walz, 2004)
│64
menyatakan bahwa saat ini internet menjadi peluang pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih diterima dalam seminasi konseling yang berhubungan dengan informasi umum Menurut hasil kajian American Counseling Association jenis layanan dapat berupa weblog (blog), video conference, chat room, dan email. Gutterman & Kirk (dalam Bloom & Walz, 2004) menyatakan bahwa saat ini internet menjadi peluang pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih diterima dalam seminasi konseling yang berhubungan dengan informasi umum. Internet merupakan salah satu kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan menggunakan internet memungkinkan individu memperoleh informasi apapun yang ada dan bertukar informasi tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Pengguna internet semakin hari semakin bertambah data yang diperoleh dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bahwa pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan mencapai 82 juta orangdi triwulan pertama, 80% dari jumlah tersebut didominasi oleh remaja rentang usia antara 15-19 tahun. Sering kali permasalahanpermasalahan yang dihadapi siswa/ remaja berawal dari dunia online, Csiernik (2006) menyatakan bahwa teknologi informasi juga dapat secara sosial mengisolasi dan telah menyebabkan masalah sosial baru khususnya di
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Pelatihan Pemanfaatan Media Online … (Bariyyah ,Permatasari)
kalangan anak dan remaja. Tidak hanya itu konselor pun dapat mengalami masalah di lapangan berawal dari dunia online, selain dunia online dapat menjadi sarana dalam membantu guru bk/konselor untuk meng-update pengetahuannya guna membant menjalankan tugas, mencari referensi, diskusi dan sebagainya. Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri bagi para guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor untuk dapat berperan serta dan dapat menguasai berbagai keterampilan didalamnya. Beberapa tahun kedepan kebutuhan akan pelayanan secara online akan meningkat (Mallen: 2011). Pemanfaatan media online terutama layanan konseling online akan menjadi alternatif dalam penyelenggaraan konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Norcross, Hedges, & Prochaska, Stamm (dalam Mallen. 2011) “Online-counseling services are currently being provided in a variety of formats and are expected to increase in the next 10 years. Clients are using videoconferencing, synchronous chat, and asynchronous e-mail with professional psychologists in place of or in addition to face-to-face (FtF) counseling.”
Kondisi tersebut mau tidak mau, mengharuskan para guru bk/konselor untuk menguasai keterampilan pelayanan media online secara umum dan konseling online secara khusus. Jika tidak kondisi BK kita akan kian terpuruk, guru BK/konselor dipandang gagap teknologi, terlalu rigit dan tidak mau berkembang.
Beberapa temuan di lapangan memperlihatkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Masih ada guru BK/konselor yang belum mengenal internet, tidak memiliki alamat email, tidak memanfaatkan fasitas teknologi informasi yang disediakan sekolah, bahkan masih ada guru bk/konselor yang belum bisa menggunakan komputer sama sekali untuk keperluan yang sederhana, dalam menunjang penyelenggaraan tugasnya. Sebagai upaya menjawab permasalahan tersebut dan menyelenggarakan Tri Dharma perguruan tinggi maka kami mencoba untuk melakukan pelatihan terhadap para konselor sekolah. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan ini diawali oleh identifikasi masalah yang dihadapi oleh konselor Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pamekasan terkait dengan pemanfaatan media online dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling kepada siswa. Berdasarkan hasil identifikasi masalah diperoleh bahwa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pamekasan mengalami hambatan dalam memanfaatkan media layanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi dan informasi Kondisi ini bisa diatasi dengan dengan kegiatan Pelatihan Pemanfatan Media Online Untuk Layanan Bimbingan Dan Konseling yang diselenggarakan untuk Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pamekasan dengan dan target dan luaran yaitu: Konselor-konselor Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pamekasan mampu memanfaatkan teknologi
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│65
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
informasi (konseling online) secara khusus berkenaan dengan pembuatan email dan Pesan Instan dan beberapa Jejaring Sosial serta penggunaannya untuk membantu menjalankan tugasnya sebagai konselor. Pelaksanakan kegiatan pelatihan ini digunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik. Metode ceramah digunakan pada awal kegiatan, dimana pemateri menyajikan bahanbahan yang relevan dengan pelatihan mencakup materi-materi yang perlu diketahui oleh peserta pelatihan. Metode tanya jawab dilakukan setelah peserta mengetahui dan memahami sebagian konsep yang sudah diberikan sebelumnya namun masih belum mantap dan masih terdapat keraguan. Peserta diminta untuk bertanya secara sukarela dan terbuka. Metode diskusi digunakan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengungkapkan pengalaman, pendapat, permasalahan, dan usaha yang selama ini dilakukan terkait dengan materi pelatihan sehingga semua permasalahan dan kendala yang dihadapi selama ini dan saat pelatihan dapat terentaskan. Kemudian metode praktik dilakukan untuk memantapkan pemahaman dan penguasaan pemanfaatan media online di sekolah kepada konselor serta melakukan pengenalan langsung kepada konselor yang selama ini belum mengenal sama sekali tentang media online Evaluasi dalam kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap, mengacu kepada evaluasi penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara umum yaitu :
│66
1. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian ini dilakukan pada akhir kegiatan pelatihan. 2. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah pelatihan. 3. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) tentang peningkatan pemahaman dan penguasaan materi pelatihan. Selain itu evaluasi juga dilakukan sebelum melakukan pelatihan. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki peserta pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan dari kegiatan pelatihan ini dapat diamati berdasarkan pada antusias peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir,tingkat keseriusan peserta dalam menyimak materi pelatihan, partisipasi peserta dalam diskusi dengan nara sumber dan kreativitas peserta dalam mempraktekkan pembuatan email dan Pesan Instan dan beberapa Jejaring Sosial serta penggunaannya dalam konseling online dalam layanan Bimbingan Konseling. Berdasarkan kriteria tersebut maka kegiatan pelatihan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil. Dengan berhasilnya kegiatan pelatihan ini, maka tim kegiatan pelatihan ini yakin bahwa kegiatan ini menjadi salah satu alternatif kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Pelatihan Pemanfaatan Media Online … (Bariyyah ,Permatasari)
pemahaman serta keterampilan konselor dalam memanfatkan media online dalam layanan Bimbingan dan Konseling, sehingga dapat membantu para konselor dalam menjalankan tugasnya secara optimal. Implementasi Kurikulum 2013 guru dituntut kreatif dan harus mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau kegiatan pembelajaran berbasis IT, termasuk Konselor pada saat memberikan layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas. dituntut kreatif dengan menggunakan berbagai macam media yang sangat menarik bagi peserta didik. Media dalam BK membantu memberikan informasi-informasi yang sangat berguna bagi siswa, maka perlu adanya bentuk media lain selain papan bimbingan, folder, poster, majalah sekolah, display perguruan tinggi, biblioterapi, dan permainan. Media dalam bentuk papan bimbingan, folder, poster, majalah sekolah, display perguruan tinggi, biblioterapi dan permainan membutuhkan waktu lama untuk membuatnya dan membutuhkan ide kreatif yang segar. Maka perlu adanya media yang lebih praktis namun dapat dilihat dan diakses oleh semua siswa tanpa mengurangi isi dari materi bimbingan. Selain itu pesan bimbingan yang disampaikan dapat mudah dipahami oleh sisiwa. Maka dengan demikian perlu adanya media yang digemari oleh siswa dan mudah diakses oleh siswa, seperti jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai fasilitas dalam melakukan
konsleing online. Jejaring sosial ini hampir dimiliki oleh semua siswa. Sebagai sebuah media, Konseling Online berperan dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan konseling individu maupun konseling kelompok. Pelatihan pemanfaatan media online bertujuan untuk melatih para konselor sekolah menengah pertama di kota pamekasan untuk menunjang kinerja profesionalisme konselor dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, konselor mendapatkan wawasan, pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan dalam pemanfaatan media online untuk menunjang penyelenggaraan tugas sebagai konselor di sekolah, selain itu pelatihan ini telah membawa nuansa baru dalam dunia konseling setempat, kegiatan ini memberikan semangat kembali kepada para konselor untuk lebih giat lagi, bahkan harapan ini dikemukakan langsung oleh perwakilan dari peserta agar kegiatan serupa lebih sering untuk dilaksanakan. Adapun faktor pendukung keberhasilan kegiatan ini antara lain: Kesediaan ketua IBKS Pamekasan dalam mengijinkan kegiatan pelatihan ini serta menyediakan ruangan untuk tempat pelatihan beserta peralatan lain seperti proyektor, laptop dan sambungan internet. Fasilitor yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan media online untuk layanan Bimbingan dan Konseling`
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│67
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
Tingkat keterlibatan antusias para peserta sangat tinggi dilihat dari keseriusan dalam mengikuti kegiatan. Adapun faktor penghambat dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini adalah tidak semua konselor di Konselorkonselor Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pamekasan mengusai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terutama pemanfaatan internet dan media online. Dengan adanya hambatan ini sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dari yang direncanakan untuk melatih keterampilan pemanfaatan media online. Rencana tahapan berikutnya setelah pelatihan pemanfaatan media online untuk layanan bimbingan dan konseling adalah meninjau kembali kemajuan media online yang telah dimanfaatkan oleh konselor. Baik dari kemenarikan, manfaat, kegunaan dan ketepatan media untuk layanan bimbingan dan konseling untuk siswa di sekolah. Langkah selanjutnya adalah memberikan pelatihan media bimbingan dan konseling berbasis media online lainnya misalnya blog, web,media flash player,video yang dapat dimanfaatkan oleh koneslor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pelatihan, evaluasi kegiatan dan pembahasan yang telah dikemukankan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
│68
1. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, peserta telah mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang pemanfaatan media online untuk layanan Bimbingan dan Konseling 2. Pelatihan ini telah membawa nuansa baru dalam dunia bimbingan konseling setempat, meskipun baru sebagian konselor sekolah bukan hal yang baru namun bagi sebagian ini merupakan wawasan dan wacana baru untuk membantu meringankan beban kerja Konselor-konselor Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pamekasan dan membantu siswa yang lain dalam menyelesaikan masalahnya.. 3. Kegiatan ini menumbuhkan semangat kembali para konselor untuk lebih mengoptimalkan kinerja mereka. Saran 1. Pihak Universitas Kanjuruhan Malang perlu melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan pelatihan ini lebih lanjut karena dapat membantu meningkatkan profesionalitas konselor dalam menjalankan tugasnya. 2. Daya dukung dari unsur pimpinan sekolah perlu ditingkatkan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja para konselor sekolah dilapangan, salah satunya penyediaan ruang BK sekolah dan penyediaan sambungan internet dengan adanya media internet membantu Konselor untuk lebih mengembangkan kreatifitasnya
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Pelatihan Pemanfaatan Media Online … (Bariyyah ,Permatasari)
dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling. 3. Para konselor sekolah hendaknya senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, nilai dan Sikap dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : Depdiknas
Internasional Bimbingan dan Konseling Dalam rangka Kongres XI dan Konvensi Nasional XVI ABKIN Mallen, Michael J. David L. Vogel, dkk. 2011. Online Counseling,Psychology Framework:, The Counseling Psychologist Vol. 33 No. 6, November 2005. Society of Counseling Psychology. Zamani, Z. A., Nasir, R., & Yusooff, F. 2010. Perceptions towards online counseling among counselors in
Amani, N. 2007. Investigating the nature, the prevalence, and effectiveness of online counseling. Thesis. Department of Educational Psychology, Administration and Counseling, California State University Long Beach. Bloom, John W. & Walz, Garry R. 2004. Cybercounseling and Cyberlearning: An Encore. USA: CAPS Press and The American Counseling Association. Csiernik, R., Furze, P., Dromgole, L., & Rishchynski, G. M. (2006). Information technology and social work The dark side or light side?. Journal of evidance based Social Work, 3(3-4), 9-25. Ifdil. (2009). Pelayanan e-Konseling (Pengolahan Hasil Pengadministrasian Alat Ungkap Masalah (AUM)dengan Menggunakan Program Aplikasi). Paper presented at the Seminar Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│69