Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
SIMULASI & PRAKTEK PENYUSUNAN MODUS OPERANDI DAN PEMAPARAN INTERN
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Forensic Audit Phases
Tahap Pengenalan dan Perencanaan
Pengumpulan Bukti
Evaluasi Bukti
Komunikasi Hasil Audit
The Evidence Square
• Testimonial Evidence • Documentary Evidence • Physical Evidence • Personal Observation Criteria of Evidence • Relevancy • Materiality • Competency • Limited Admissibility
Resume Kasus Analysis Technical of Evidence
• • • • • •
Find Read & Interpret Document Determined Relevance Verify The Evidence Assemble The Evidence Draw Conclusions
Pemaparan Intern
Laporan Hasil Audit Investigasi (Fraud Report)
Factor of Fraud Who, What, Where, When, Why, How ( 5 W + 1 H)
Modus Operandi
Pemaparan Ekstern
“ALUR PROSES AUDIT INVESTIGASI”
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
(5W + 1H)
Modus = cara Operandi = melakukan ??? Modus Operandi = cara melakukan sesuatu …….. Tindak Pidana
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
5W+1H
WHO
Pihak-pihak yang diduga terkait/bertanggungjawab
WHEN
Kapan penyimpangan tersebut terjadi
WHERE
Dimana penyimpangan tersebut terjadi (Perusahaan/Instansi, Unit Kerja) Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
5W+1H
WHY
Penyebab terjadinya penyimpangan (kelemahan SOP, kolusi)
WHAT
Jenis penyimpangan dan berapa nilai kerugian perusahaan/instansi yang bersangkutan
HOW
Bagaimana penyimpangan tersebut dilakukan Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
RESUME KASUS
JENIS PENYIMPANGAN/ PELANGGARAN
Uraian bentuk pelanggaran dikaitkan dengan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang dilanggar
DAMPAK
Kerugian keuangan secara konkrit atau potensi atau dampak lain non keuangan
YANG BERTANGGUNG JAWAB
Yang terkait dengan pelanggaran dan jenis pelanggarannya
KELENGKAPAN DOKUMEN
Bukti keterangan, bukti dokumen, bukti fisik, bukti hasil pengamatan auditor
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
PEMAPARAN (EKSPOSE) • Membeberkan • Pengungkapan secara formal tentang suatu kenyataan • Menguraikan dengan panjang lebar, membentangkan (memapar)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
KAPAN SAJA PERLU
PEMAPARAN (EKSPOSE) PADA SAAT PEMBAHASAN : • Informasi awal • Rencana kerja pengamatan informasi awal • Hasil pengamatan informasi awal • Rencana kerja investigasi • Hasil investigasi (temuan fraud) • Pelaporan (temuan final)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
FUNGSI DAN MANFAAT EKSPOSE/PEMAPARAN KASUS
Untuk lebih mematangkan resume kasus Mendorong Tim Auditor dalam pemahaman atas kasus tersebut Atasan Tim Auditor termasuk pimpinan ikut aktif memberi respons dan pengarahan Memahami perbedaan pendapat Menilai kemampuan Tim Auditor Menginventarisir kelengkapan dokumen Sebagai bahan pengembangan lebih lanjut Memudahkan review Dapat mempercepat penyelesaian pelaporan Meningkatkan rasa tanggung jawab auditor Menimba pengalaman dari Auditor Senior Pemaparan intern lebih melancarkan proses pemaparan ekstern Menciptakan suasana transparan dan obyektif Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
BAHAN - MATERI
PEMAPARAN (EKSPOSE) • BAGAN ALUR (flow chart) • MAPPING, dan • MATRIK
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
BAGAN ALUR (flow-chart) • Adalah bagan/gambar dalam bentuk simbolsimbol yg digunakan untuk menggambarkan urutan pengerjaan serta logika yg akan dijalankan dalam suatu proses • Menggambarkan suatu proses secara berurutan sejak dimulai sampai selesai dengan menggunakan simbol-simbol beserta uraian secara singkat.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
CONTOH FLOW-CHART (KEGIATAN) MULAI
RAZIA POLISI
ADA SIM no
yes
ADA STNK no
yes
ADA KTP
yes BEBAS
no
DITAHAN TILANG AKHIR
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
MAPPING Menyajikan secara sistematis (5W + 1H) : Apa sebenarnya yg terjadi, siapa pelakunya,
bagaimana modus operandinya Berapa kerugian yg diderita, faktor apa saja yg mendorong terjadinya kasus, faktor penyebab pokok apa saja serta penjelasan lainnya yg dpt lebih menjelaskan apa sebenarnya yg terjadi.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
Penerbitan & Perdagangan Commercial Paper dan Penggantian Mesin Pabrik Melalui Leasing Jual beli CP/PN (dalam dolar) USD 20,000,000
Abadi
PT AKS Jakarta
1 USD 13,500,00 (Rencana di Reinvestasi) USD 6,500,000 (Rencana Leasing Finance) USD 20,000,000 (Ternata, CP dijual belikan Penerbitan CP: (1) Tanpa sepengetahuan Dekom dan (2) Persetujuan RUPS selanjutnya, CP nominal USD 20,000,000, diperdagangkan tidak untuk mendanai Leasing, dan selalu di rool over sampai dengan akhir tahun 1997, yang akhirnya dinyatakan default dengan posisi 13,933,717
Kontrak Leasing Mesin pabrik hanya USD 5,703,750
2 RKAP 1994, 1995 carry over s.d 1996-1997 PT AKF Jakarta
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
MATRIK • Uraian simpulan yang mengkaitkan bukti kasus yang telah didapatkan dengan ketentuan (pasal/unsur) peraturan perundangan yg berlaku (TPK)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
MATRIK KASUS DEPOSITO PALSU No.
Nama
Jabatan/Pekerjaan
1
O
Pimpinan Cabang Bank
Ketentuan/Pasal yang Dilanggar
Peranan/Pelanggaran -
Mengisi formulir pemindahbukuan dan pembukaan deposito
2
C
Customer Service Bank
-
Mengisi nilai nominal pada sertifikat deposito
-
Mengetahui pemalsuan sertifikat deposito
-
Terima uang pelicin
-
Tidak mengisi nilai nominal pada sertifikat deposito
3
M
-
Indikasi mengetahui sertifikat palsu
-
Tidak membuat kerjasama dengan perusahaan Q
(Pemilik uang tabungan) -
Kolusi dengan O dan N untuk pemanfaatan uang
Dirut Perusahaan P
tabungan yang tidak benar
4
N
Dirut Perusahaan Q
-
Terima uang pelicin
-
Menggunakan uang tabungan yang tidak benar
-
Memalsukan sertifikat deposito
-
Memberikan uang pelicin
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
PEMAPARAN INTERN
ANTAR TINGKAT TIM AUDITOR MELIBATKAN AUDITOR SENIOR DENGAN KEPALA SPI DENGAN PIMPINAN TERTINGGI PERUSAHAAN/INSTANSI
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
PEMAPARAN EKSTERN
Kpk POLRI KEJAKSAAN
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
PEMBAHASAN SECARA GARIS BESAR ATAS BEBERAPA CONTOH KASUS PERBANKAN DAN PENGADAAN BARANG/JASA
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
DETECTION ANOMALI
Prosedur
--------------------------------------------------------------------
Dokumen
--------------------------------------------------------------------
Angka-angka
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
JENIS PENYIMPANGAN Penyimpangan Prosedur
--------------------------------------------------------------------
Pemalsuan Dokumen
--------------------------------------------------------------------
Suap/Gratifikasi
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
PIHAK YANG DIDUGA TERLIBAT Internal Perusahaan
--------------------------------------------------------------------
Pihak Eksternal
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
DAMPAK PENYIMPANGAN Ada Kerugian Perusahaan Potensi Kerugian Perusahaan Tidak Ada Kerugian Perusahaan
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
PENYEBAB PENYIMPANGAN Unsur Kesengajaan
--------------------------------------------------------------------
SOP Lemah
--------------------------------------------------------------------
Kolusi --------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
REKOMENDASI Pengembalian Kerugian Perusahaan
--------------------------------------------------------------------
Pengenaan Sanksi Kepegawaian
--------------------------------------------------------------------
Perbaikan Internal Kontrol
--------------------------------------------------------------------
Diproses sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
JENIS PENYIMPANGAN YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI MODUS OPERANDI
1. 2. 3. 4. 5.
Pendanaan (Funding) Pemberian pinjaman (Loan) Pemberian Jasa Operasional Akuntansi Operasional Lainnya
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
1. Aktivitas Pendanaan (Funding), antara lain : Pegawai menarik dana dr rekening nasabah; Petugas customer service melakukan penarikan & penyetoran kembali rekening simpanan sementara untuk dioperasikan dlm jual beli bank notes untuk kepentingan pribadi; Setlh memblokir rekening deposito on call (DOC), blokir saldo rekening dibuka shg dana cover DOC dpt ditarik kembali oleh giran yg membuka DOC & kemudian petugas yg membuka blokir tsb meminta komisi pd nasabah ybs. Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Lanjutan …
2. Aktivitas Pinjaman (Loan), antara lain: Laporan keuangan direkayasa; Pemberian kredit dgn jaminan fiktif & pemalsuan dokumen; Pelunasan kredit dr hasil pencairan kredit baru; Nilai taksasi jaminan dimark-up agar mengcover maksimum kredit yg diberikan; Pelanggaran BMPK dgn cara melakukan pemecahan fasilitas pinjaman menjadi beberapa fasilitas & melalui grup usaha yg sengaja disamarkan. Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Lanjutan …
3. Aktivitas Pemberian Jasa, antara lain : • Melakukan transaksi transfer masuk fiktif dgn merekayasa jumlah nominal & penerima transfer untuk keuntungan pribadi; • Pemanfaatan kartu ATM nasabah yg belum diambil oleh nasabah untuk melakukan penarikan oleh customer service.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Lanjutan …
4. Aktivitas Operasional Akuntansi, antara lain : Unit Akunting melakukan perubahan parameter bunga shg biaya dana meningkat & dipindahkan ke rekening tabungan petugas ybs; Pegawai mendebet suatu rekening (RAK, biaya, dll) & dikreditkan ke rekening a.n ybs atau rekg. lain; Pegawai bank membebankan pengeluaran pribadi atas beban bank.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
CONTOH KASUS TIPIBANK : • • • • • •
Pencairan deposito oleh pihak yang tidak berhak Rekayasa pemindahan dana nasabah Rekayasa pemberian kredit. Penyalahgunaan pemberian kredit dgn agunan deposito (cash collateral loan/CCL). Pembelokan perintah transfer dana. Pemusnahan dokumen & pencurian uang bank.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
Modus Operandi Kasus Pengadaan Barang/Jasa • •
• • • • • •
Menyuap Menggabungkan paket pekerjaan/pengadaan (seharusnya dilakukan oleh usaha mikro dan usaha kecil/korporasi) Memecah paket pekerjaan/pengadaan (untuk menghindari pelelangan) Penunjukkan langsung Merekayasa tender Memalsukkan dokumen Menggelembungkan harga Mensubkontrakkan seluruh pekerjaan
• • • • •
• •
Membuat spek yang mengarah kepada rekanan tertentu Membuat syarat tender untuk membatasi peserta lelang Mengurangi kuantitas dan kualitas barang/jasa Pengadaan fiktif Salah merancang kontrak (seharusnya dengan kontrak unit price/untuk pekerjaan yang kuantitasnya tidak dapat diperkirakan secara akurat tapi dilaksanakan dengan kontrak lumpsum) Kontrak tanpa tersedia anggaran, dengan menggunakan anggaran kegitan HPS terlalu tinggi Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
CONTOH KASUS PERBANKAN
KASUS DEPOSITO PALSU
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
KASUS DEPOSITO PALSU
Penyalahgunaan uang tabungan melalui penerbitan deposito palsu
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
URAIAN PENGUNGKAPAN FAKTA/MODUS OPERANDI Perusahaan X dengan Dirutnya M mempunyai tabungan pada Cabang Bank Pemerintah B sebesar Rp 20 milyar. Perusahaan swasta Y (Dirut N) melakukan suatu rekayasa kerjasama dalam usaha perdagangan dengan perusahaan X (tanpa dokumen perjanjian kerjasama), yaitu memanfaatkan uang tabungan secara tidak benar dengan cara sebagai berikut : 1. M menandatangani blanko formulir aplikasi pemindahbukuan dan aplikasi untuk pembukaan deposito. 2. N bersama A (staff M) dari perusahaan X menyampaikan formulir aplikasi tersebut ke Cabang Bank B. 3. Pimpinan (O) Cabang Bank B pada lembar pertama formulir aplikasi pemindahbukuan mengisi nomor, nama pemilik rekening M QQ perusahaan X dan penerima (Benefiary) adalah rekening atas nama perusahaan Y senilai Rp 20 milyar. Sedangkan pada lembar tindasan ke 2 diisi deposito atas nama M QQ perusahaan X.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
4. Pimpinan (O) Cabang Bank B melengkapi redaksi pada lembar pertama formulir aplikasi pembukaan deposito, yaitu pemilik deposito adalah M dengan nilai 750 juta dengan sumber dana diisi cek atas nama perusahaan Y. Sedangkan pada lembar tindasan ke 2 diisi angka sebesar Rp 20 milyar dengan sumber dana diisi debit rekening M QQ perusahaan X. 5. Customer sevice menerbitkan bilyet deposito dengan No. seri WWW866 yang telah dibubuhi materai tapi belum dicetak nominalnya dan belum ditandatangani, yang kemudian diserahkan kepada O untuk mendapatkan persetujuan. 6. Sebelum nominal pada bilyet deposito No. WWW866 dicetak, O menukar bilyet deposito asli tersebut dengan blanko bilyet deposito palsu dari N. Bilyet deposito asli diserahkan kepada N untuk dijadikan deposito palsu dengan nominal Rp 20 milyar. Bilyet deposito palsu dari N dengan tembusan milik bilyet deposito asli dicetak dengan sistim komputer dengan nilai Rp 750 juta sesuai jumlah setoran yang diterima bank.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
7. O kemudian menyerahkan bilyet deposito palsu No. WWW866 dengan nilai Rp 750 juta kepada N dan lembar pertama aplikasi pembukaan deposito diserahkan kepada customer service. Sebaliknya O menerima dari N bilyet deposito asli yang sudah diisi dengan nilai nominal Rp 20 milyar. 8. O menyerahkan bilyet deposito dengan nominal Rp 20 milyar berikut tindasan lembar ke 2 aplikasi pemindahbukuan dan tindasan lembar kedua aplikasi pembukaan deposito kepada M. 9. Pada saat akan dilakukan pencairan deposito oleh perusahaan X setelah beberapa kali diperpanjang ternyata deposito tersebut tidak dapat dicairkan karena bilyet deposito tersebut tidak tercatat dalam pembukuan bank. 10. Sebagian besar uang tabungan milik perusahaan X tersebut telah dipergunakan untuk kepentingan pribadi N dan sebesar Rp 2,5 milyar diberikan kepada O.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
CONTOH KASUS PERBANKAN
PENYIMPANGAN PEMBERIAN FASILITAS PEMBIAYAAN (KREDIT) BANK UNTUK KEPEMILIKAN KIOS DENGAN CARA SEOLAH-OLAH SELURUH BANGUNAN KIOS TERJUAL HABIS PADAHAL CALON PEMBELI KIOS ADALAH FIKTIF
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
URAIAN PENGUNGKAPAN FAKTA/MODUS OPERANDI 1. Investor membangun sejumlah kios dalam tahun 2010 yang akan dipasarkan kepada peminatnya, namun letaknya kurang strategis. 2. Investor tersebut melakukan kerjasama dengan suatu Bank untuk mendapatkan pemberian fasilitas pembiayaan (kredit) untuk kepemilikan kios dan untuk selanjutnya bangunan kios dijual kepada Bank dimaksud. 3. Persyaratan yang tercantum dalam kerjasama antara Investor dan Bank tersebut antara lain Investor diwajibkan mencari calon nasabah (pembeli kios) dan nasabah wajib bayar DP sebesar 30% kepada Investor sedangkan sisanya sebesar 70% merupakan pinjaman Bank kepada para nasabah yang akan diangsur selama 10 tahun. 4. Mengingat letak bangunan kios tersebut kurang strategis, Investor kesulitan mencari calon pembelinya (nasabah). Dalam rangka untuk mengurangi resiko atas biaya investasi yang telah dikeluarkan, maka Investor merekayasa dan menginformasikan ke Bank sebagai dasar pemrosesan pinjaman nasabah seolah-olah seluruh kios telah terjual habis (nasabah fiktif) dengan cara :
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
1) Dua nasabah membeli satu kios. 2) Jumlah fisik kios yang dibangun/tersedia hanya sejumlah 200 kios, jauh dibawah yang tercantum dalam daftar nasabah yang telah membeli sejumlah 500 kios. 3) Data pembayaran DP nasabah sebesar 30% adalah fiktif
5. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Investor (sebagai Avalist), tanpa analisis dan pengecekan lebih lanjut pejabat Bank yang terkait langsung memproses permohonan fasilitas pembiayaan tersebut dan memberikan persetujuan pinjaman sebesar Rp 200 Milyar untuk sejumlah 500 kios dengan masa pinjaman selama 10 tahun 6. Dari catatan Bank terlihat adanya pembayaran angsuran pinjaman dari para nasabah hanya sampai angsuran ke 3 sebesar Rp 5,1 Milyar dan untuk seterusnya pinjaman tersebut macet. Pembayaran angsuran pinjaman dari nasabah dimaksud ternyata dilakukan oleh Investor dengan dananya sendiri. 7. Beberapa pejabat Bank terkait menerima uang pelicin dari investor sebesar Rp 1.7 Milyar. Nasibdengan Padmomihardjo – Presentation 2007 2008 Lakukan Penelaahan Kasus Tersebut Analisis 5W + 1H
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
CONTOH KASUS
KASUS PENGADAAN BARANG YANG DILAKUKAN DENGAN CARA MEMALSUKAN DOKUMEN, REKAYASA EVALUASI LELANG, SPESIFIKASI TIDAK SESUAI DENGAN KONTRAK
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
PENGUNGKAPAN FAKTA/MODUS OPERANDI ATAS FRAUD PENGADAAN BARANG PADA SUATU INSTANSI PEMERINTAH”
Pada suatu Instansi Pemerintah, telah terjadi penyimpangan/ pelanggaran dalam proses pengadaan barang “X” senilai Rp 2,5 milyar dalam tahun 200A yang mengakibatkan kerugian instansi yang dilakukan sebagai berikut : 1. Penyusunan Owner Estimate sebesar Rp 2,7 milyar tanggal …… mengacu pada informasi harga yang diberikan oleh calon pemenang lelang. 2. Panitia lelang bekerja sama memalsukan pengumuman lelang dalam mass media yang dilakukan tanggal ……………… 3. Peserta lelang berjumlah 10 perusahaan, dan berdasarkan evaluasi panitia lelang tanggal …………… ternyata 7 perusahaan gugur (tidak memenuhi syarat) melalui suatu rekayasa sehingga hanya 3 perusahaan yang memenuhi syarat dengan urutan sebagai berikut: 1) 2) 3)
A : Rp 2,5 milyar B : Rp 2,57 milyar C : Rp 2,68 milyar Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
4. Jaminan tender sebagian besar peserta lelang menggunakan bank yang sama dengan nomor dokumen yang berurutan. Dalam dokumen surat penawaran perusahaan A, B, dan C diparaf oleh orang yang sama yaitu “P”, yang ternyata merupakan pemilik perusahaan A, B, dan C. 5. Pimpinan Instansi Pemerintah (Q) atas dasar usulan panitia lelang memutuskan dan menunjuk pemenang lelang dengan surat No. ….. tanggal .…. yaitu perusahaan A dengan nilai penawaran sebesar Rp 2,5 milyar antara lain dengan pertimbangan telah sesuai spesifikasi yang ditetapkan dan masih berada di bawah nilai OE, dan kemudian dituangkan dalam kontrak No. …. tanggal …… 6. Barang “X” telah diserahkan kepada Instansi Pemerintah dengan Berita Acara Serah Terima No. ……….. tanggal ………. dan dicatat bahwa spesifikasi barang “X” sesuai kontrak. Namun demikian ternyata secara fisik spesifikasi barang yang diserahkan tersebut berbeda dengan yang disepakati dalam kontrak. Dalam hal ini pihak user tidak berusaha menolak barang dimaksud. 7. Harga pasar barang “X” dengan spesifikasi yang salah tersebut hanya berkisar Rp 1,1 milyar. 8. Diketahui adanya pemberian uang pelicin kepada pimpinan Instansi Pemerintah (Q), panitia lelang, kepala bagian gudang dan user secara keseluruhan mencapai senilai Rp 800 juta.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007
SELESAI dan TERIMA KASIH
Pelatihan Fraud Auditing 2 27 Juni 2014
SELESAI dan TERIMA KASIH SELESAI dan TERIMA KASIH Anda Puas Beritahu Teman
Anda Tidak Puas Beritahu Kami 44 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008 2007