PELAKSANAAN TUGAS INDUSTRIAL RELATIONS PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY TBK. DALAM MENSOSIALISASIKAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN KEPADA KARYAWAN

PELAKSANAAN TUGAS INDUSTRIAL RELATIONS PT INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY TBK. DALAM MENSOSIALISASIKAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN KEPADA KARYAWAN Sarah Raina Univesitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644 Email [email protected]

ABSTRAK

TUJUAN PENELITIAN untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tugas dari Industrial Relations PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada karyawan pabrik. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui apakah para karyawan menerima informasi yang telah disosialisasikan oleh Industrial Relations. METODE PENELITIAN penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dimana penelitian tersebut dilakukan dengan wawancara dan observasi. HASIL PENELITIAN dari wawancara dan observasi tersebut, penulis mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Industrial Relations guna menunjang proses sosialisasi adalah melalui media internal, yaitu papan pengumuman dan e-mail perusahaan. Sedangkan untuk para karyawannya sendiri, masih terdapat beberapa karyawan yang tidak menerima informasi yang disosialisasikan oleh Industrial Relations melalui media resmi yang digunakan. SIMPULAN penulis menyimpulkan bahwa Industrial Relations menjalankan tugasnya dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan melalui media internal, yaitu papan pengumuman dan e-mail perusahaan. Hanya saja masih terdapat beberapa karyawan yang tidak terjangkau oleh Industrial Relations. Kata Kunci : Industrial Relations, Sosialisasi, Komunikasi Organisasi

1

2

1. PENDAHULUAN PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. (ISI) merupakan salah satu perusahaan manufaktur flexible packaging film yang telah berdiri sejak tahun 1995. Selain didukung oleh tim manajemen yang solid dan berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang masing-masing, keunggulan utama Indopoly adalah keberadaannya di dua negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, yaitu di Indonesia dan Cina. Indopoly memproduksi flexible packaging film dengan merek dagang Ilene®. Dalam memproduksi flexible packaging film yang berkualitas tinggi, Indopoly sangat bergantung pada teknologi. Untuk menunjang fasilitas manufaktur yang ada, Indopoly menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten. Indopoly menyadari bahwa dasar dari setiap kegiatan usaha yang dilakukan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang mereka miliki. Maka dari itu, Indopoly melakukan proses yang ketat dalam setiap perekrutan karyawan. Namun hal tersebut tidak cukup hanya sampai perekrutan karyawan yang kompeten saja, Indopoly juga harus memperhatikan program jangka panjangnya. Setiap perusahaan harus memperhatikan komunikasi yang terjadi didalam perusahaan terkait dengan para karyawan, yang biasa disebut sebagai komunikasi internal. Guna menunjang kegiatan komunikasi internal tersebut, perusahaan biasanya memiliki suatu divisi atau bagian khusus yang menangani komunikasi internal. Biasanya perusahaan memiliki divisi Public Relations (PR) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hubungan internal. Pada PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. (ISI) tidak terdapat divisi PR, namun Indopoly memiliki bagian yang menjalankan fungsi PR sebagai hubungan internal, yaitu Industrial Relations yang berada di bawah departemen HR & GA. Industrial Relations merupakan bagian di dalam perusahaan yang bertugas menciptakan serta menjaga hubungan baik dengan para publik internal atau karyawan. Untuk itu Industrial Relations juga bertanggung jawab terhadap komunikasi internal yang terjadi di dalam perusahaan. Karena komunikasi internal merupakan kunci dalam membangun suatu hubungan yang baik di dalam suatu perusahaan. Komunikasi yang dapat dikatakan cukup penting di dalam PT Indopoly adalah memang komunikasi antara manajemen perusahaan dengan para karyawan. Komunikasi tersebut biasanya berupa informasi-informasi yang terkait dengan suatu perubahan baru, karena peraturanperaturan atau kebijakan-kebijakan baru yang terdapat di dalam perusahaan pasti harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota perusahaan tanpa terkecuali. Dalam Jurnal Sosialisasi dan Dampak Budaya Organisasi (Hardjana, 2010:11) disebutkan bahwa sosialisasi dari sudut pandang ‘manajemen organisasi’, berarti proses penyampaian nilainilai dan norma-norma perilaku yang harus dianut agar karyawan dapat menjadi anggota organisasi yang efektif dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan setiap nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan di dalam perusahaan tersebut. Untuk itulah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pelaksanaan tugas dari Industrial Relations PT Indopoly dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada seluruh karyawan.

2. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (Moleong, 2004) Penelitian Kualitatif adalah salah satu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

3

2.1 PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: a. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Syaodih, 2003:220). Observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi partisipan dan non-partisipan. Observasi partisipan adalah metode observasi dimana peneliti juga berfungsi sebagai partisipan dan ikut serta didalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok yang diteliti (Kriyantono, 2010:110). Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi partisipan, dimana penulis turun langsung ke lapangan, yaitu pabrik Indopoly yang bertempat di kawasan industri Kota Bukit Indah, Campaka, Purwakarta, Jawa Barat. Proses observasi dilakukan selama tiga bulan, terhitung sejak tanggal 21 Februari sampai dengan 25 Mei 2012. Selama proses observasi berlangsung, penulis ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh Indopoly khususnya Industrial Relations. b. Wawancara Wawancara dapat dibagi ke dalam tiga jenis, antara lain wawancara pendahuluan yang biasa digunakan untuk memperkenalkan peneliti dengan subjek yang akan diteliti, wawancara terstruktur yang disusun secara sistematis dari pertanyaan yang mudah hingga kompleks, dan yang terakhir adalah wawancara semistruktur yang dapat dilakukan secara bebas namun tetap terarah agar tetap berada dijalur pokok permasalahan (Kriyantono, 2010:98). Pada penelitian ini penulis menggunakan wawancara semistruktur, dimana penulis melakukan wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya sesuai dengan topik penelitian. Namun pada saat wawancara berlangsung, tidak menutup kemungkinan bagi penulis untuk menanyakan pertanyaan diluar daftar pertanyaan yang telah dibuat, selama pertanyaan tersebut masih berkaitan dengan topik penelitian. c. Dokumentasi Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek (Haris, 2011:143). Pengumpulan data juga dilakukan melalui proses dokumentasi, dimana hasil-hasil dari dokumentasi tersebut digunakan sebagai dokumen pendukung yang dapat melengkapi data-data yang sebelumnya telah didapatkan melalui observasi maupun wawancara.

2.2 TEKNIK PEMILIHAN INFORMAN Dalam penelitian kualitatif ini, penulis memilih informan dengan menggunakan teknik non-probability sampling yang didasarkan pada pertimbangan tertentu dalam menentukan informan serta jangkauan dan kedalaman mengenai permasalahan dalam penelitian. Non-probability sampling merupakan metode sampling yang setiap individu atau unit dari populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih (Haris, 2011:106). Metode non-probability sampling yang digunakan penulis dalam menentukan informan berkaitan dengan permasalahan pada penelitian, yaitu purposive sampling. Teknik purposive sampling mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset (Kriyantono, 2010:158).

4

2.3 ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model Miles dan Huberman dalam melakukan analisis data. Menurut Miless dan Huberman dalam buku Metodologi Penelitian untuk Public Relations (Ardianto, 2011:223) ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data, yaitu : a. Reduksi, adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Pada penelitian ini, reduksi telah dilakukan sebelum data dari hasil observasi dan wawancara disajikan karena penulis hanya memilih data yang relevan dengan topik penelitian. b. Model data (data display), adalah kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan model data dengan bentuk naratif dalam menganalisis hasil wawancara. c. Penarikan/Verifikasi kesimpulan, yang berarti memutuskan makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi.

2.4 KEABSAHAN DATA Terdapat dua cara yang digunakan untuk menguji keabsahan data dari hasil penelitian yang didapatkan, yaitu uji validitas dan ujji reliabilitas. a. Uji validitas dilakukan untuk membuktikan kebenaran dan kesesuaian mengenai apa yang diamati dengan kenyataan yang terjadi (Ardianto, 2011:194). Validitas dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrument, yakni apakah instrument itu sungguh-sungguh mengukur variable yang sebenarnya atau tidak. Hal tersebut akan berpengaruh pada apakah hasil penelitian tersebut dapat dipercaya atau tidak. sedangkan validitas eksternal berhubungan dengan generalisasi, yaitu mengenai sampai dimana generalisasi yang dirumuskan dapat berlaku bagi kasus-kasus lain di luar penelitian. b. Reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi didalam sebuah penelitian, maka dari itu hal ini berhubungan dengan kegunaan penelitian, apakah penelitian tersebut dapat diulangi atau direplikasi oleh peneliti lain, dan apakah hasil yang didapat akan sama bila menggunakan metode yang sama (Ardianto, 2011:196). Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kebenaran hasil penelitian, ada berbagai cara yang dapat dilakukan, yakni: memperpanjang masa observasi, mengamati terus-menerus, triangulasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sebagai uji reliabilitas. Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data dengan membandingkan antara hasil dua penelitian atau lebih, serta dengan menggunakan teknik yang berbeda, misalnya observasi, wawancara, dan dokumen.

3. HASIL DAN BAHASAN a.

Observasi

KEGIATAN

a. Industrial Relations

KETERANGAN FUNIJESER dilakukan setiap bulan. Selain sebagai media

5

mengadakan FUNIJESER (Forum Komunikasi Manajemen dan Serikat Pekerja)

yang digunakan dalam proses sosialisasi, FUNIJESER juga dilakukan sebagai salah satu bentuk evaluasi. Forum ini biasanya berlangsung selama kurang lebih satu sampai dua jam

b. Industrial Relations membuat

Setiap informasi terbaru yang ditempel di papan pengumuman, akan disertai dengan tulisan “New” yang ditempel untuk menarik perhatian. Papan pengumuman sendiri terdapat dibeberapa tempat yang strategis, seperti lobby yang menjadi akses keluar masuknya karyawan ke dalam pabrik yang bertempat dekat dengan kantin, sehingga para karyawan setiap hari pasti akan melewati papan pengumuman tersebut. Pada umumnya informasi ditempel pada papan pengumuman seminggu sebelum kebijakan tersebut berjalan

pengumuman yang ditempel pada papan pengumuman

c. Industrial Relations memberikan pengumuman tertulis kepada masing-masing departemen

d. Industrial Relations memberikan pengumuman melalui e-mail perusahaan

e. Industrial Relations juga terkadang turun langsung ke lapangan

f. Industrial Relations juga sesekali menghubungi Admin atau Supervisor pada tiap-tiap departemen

b.

Pengumuman tertulis tersebut diberikan kepada masingmasing departemen untuk ditempelkan pada white board yang terdapat di tiap-tiap departemen. Hal tersebut dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh seluruh karyawan dengan baik E-mail perusahaan hanya dimiliki oleh golongan IV keatas, pengumuman tersebut dikirimkan kepada para supervisor, section head, dan managers. Selain itu Industrial Relations juga mengirimkan pengumuman melalui e-mail kepada admin di tiap-tiap departemen Industrial Relations berkeliling pabrik untuk menyampaikan suatu informasi atau pengumuman. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan informasi yang disampaikan, benar-benar diterima oleh para karyawan. Karena dengan berkeliling langsung, maka Industrial Relations dapat berkomunikasi langsung dengan para karyawan tanpa perantara media. Hal tersebut dilakukan oleh Industrial Relations untuk mengingatkan serta memastikan bahwa informasi yang dikirmkan melalui e-mail perusahaan telah disampaikan kepada para karyawan yang berada dalam satu departemen yang sama.

Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan para informan, yaitu bapak Alfandi (Industrial Relations), bapak Arajiman, bapak Arif, bapak Carlos, bapak Ibnu, dan bapak Purwanto (karyawan shift) dibagi kedalam tiga tema, yaitu Komunikasi Organisasi, Sosialisasi, dan Media Internal. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan penulis dalam melakukan pengolahan data. Berikat adalah hasil wawancara dengan ke enam informan, dengan pertanyaan yang telah dikelompokkan ke dalam tiga tema tersebut:

6

KOMUNIKASI ORGANISASI

Bapak Alfandi

Bapak Arajiman

Bapak Arif

Bapak Carlos

Komunkasi organisasi sangat penting, karena mempengaruhi produktivitas kerja. Jadi dengan komunikasi tersebut kita bisa meningkatkan produktivitas terutama komunikasi dalam problem solving dan team work. Komunikasi dalam perusahaan sangat penting, terutama komunikasi dua arah. Karena dengan adanya komunikasi dua arah di dalam perusahaan, maka dapat menunjang kinerja kerja disegala bidang. Untuk itu, setiap komunikasi di dalam PT Indopoly harus dilakukan dengan terbuka dan transparan. Setiap masalah yang muncul, maupun itu baik atau buruk harus tetap dikomunikasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Komunikasi merupakan faktor utama di dalam perusahaan, karena kerja sama yang baik memerlukan komunikasi yang baik pula. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, pihak manajemen Indopoly dapat menciptakan suasana yang baik antara atasan dengan para karyawan agar tidak tercipta suasana yang pasif antara keduanya. Hal ini sangat dibutuhkan agar para karyawan dapat bekerja dengan perasaan nyaman dan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Komunikasi di dalam perusahaan sangat penting, karena jika tali komunikasi antar rekan atau antar atasan terputus, maka proses kerja di dalam perusahaan tidak akan berjalan lancar. Komunikasi di dalam PT Indopoly sendiri dapat berjalan dengan baik, namun harus tetap ditingkatkan agar dapat menunjang setiap kegiatan yang dilakukan di dalam perusahaan.

Bapak Ibnu

Komunikasi antara perusahaan dengan karyawan merupakan hal yang sangat penting, karena untuk mendukung program kerja. Selain itu, perusahaan juga harus selalu mengkomunikasikan apa yang terjadi di dalam perusahaan agar seluruh karyawan dapat mengetahui perkembangan dari PT Indopoly sendiri.

Bapak Purwanto

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting di dalam perusahaan, karena jika tidak ada komunikasi maka sistem yang diterapkan di dalam perusahaan tersebut tidak akan dapat berjalan. Dalam proses komunikasi yang terjadi di PT Indopoly sudah berjalan baik, karena dari pihak karyawannya sendiri memang harus proaktif.

Berdasarkan data yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan Indopoly menganggap komunikasi di dalam suatu perusahaan atau komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan merupakan hal yang sangat penting. Hal tersebut karena komunikasi di dalam perusahaan dapat menunjang produktivitas kerja dari seluruh anggota perusahaan.

Bapak Alfandi

SOSIALISASI Sosialisasi dilakukan dengan cara formil dan informal, dimana cara formil yaitu kita membuat suatu agenda meeting terutama dengan pertemuan-pertemuan FUNIJESER. Sedangkan informal dilakukan

7

acara-acara makan bersama, sambil mengkomunikasikan apa yang terjadi di dalam suatu perusahaan dengan karyawan.

Bapak Arajiman

Bapak Arif

Bapak Carlos

Bapak Ibnu

Bapak Purwanto

Sosialisasi yang dilakukan manajemen perusahaan kepada karayawan adalah melalui FUNIJESER, dimana serikat pekerja mewakili karyawan untuk disampaikan lagi kepada seluruh karyawan. Tetapi dengan adanya perwakilan penyampaian tersebut, sampainya informasi kepada seluruh karyawan diragukan karena jika disampaikan di departemen masing-masing ada yang perduli dan ada juga yang tidak. Karena ikut dalam kepengurusan Serikat Pekerja, maka dalam perumusan perubahan tersebut bapak Arif ikut dilibatkan. Sedangkan jika dilihat dari sosialisasi yang dilakukan oleh Industrial Relations sudah efektif karena keterlibatan dari Serikat Pekerja itu sendiri. Informasi di dalam perusahaan selalu disosialisasikan oleh pihak manajemen perusahaan yang diwakili Industrial Relations dengan baik. Dalam proses sosialisasi yang dilakukan, Industrial Relations tidak memberikan penjelasan tentang perubahan jam tersebut. Harusnya pemberitahuan tidak hanya dari papan pemberitahuan tapi dikumpulkan untuk diberi penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam melakukan sosialisasi kepada karyawan, Industrial Realations juga dibantu oleh Serikat Pekerja. Selain itu Industrial Relations juga menggunakan media papan pengumuman sebagai tempat ditempelnya pengumuman, dimana setiap informasi baru selalu diberi note “new” untuk menandakan bahwa informasi tersebut baru.

Berdasarkan data yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh informan dari penelitian ini menyatakan Serikat Pekerja merupakan fasilitator yang paling mempengaruhi proses sosialisasi di dalam perusahaan. Namun tidak semua informan berpendapat seperti itu, karena ada juga informan yang merasa bahwa Industrial Relations tidak menjalankan proses sosialisasi yang baik. Terbukti bahwa informan tersebut mendapatkan informasi tentang perubahan jam kerja untuk karyawan shift bukan dari manajemen perusahaan, melainkan dari rekan-rekan kerjanya.

Bapak Alfandi

Bapak Arajiman

MEDIA INTERNAL Pada PT Indopoly media internal dibagi menjadi dua, yaitu media elektronik dan media cetak. Media cetak biasanya berupa informasi yang bersifat pengumuman yang nantinya ditempel pada papan pengumuman. Sedangkan media elektronik, Indopoly menggunakan infocus yang berada di kantin dan e-mail perusahaan. Media internal perusahaan yang resmi hanya papan pengumuman dari HR & GA. Hampir setiap hari melewati dan membaca papan pengumuman tersebut, karena untuk mengetahui informasi terbaru dan penting. Media internal yang terdapat diperusahaan adalah meeting-meeting dan

8

Bapak Arif

Bapak Carlos

Bapak Ibnu

Bapak Purwanto

papan pengumuman. Hampir setiap hari, sebelum masuk atau bekerja disempatkan untuk membaca papan pengumuman. Karena ingin mengetahui apa saja informasi yang ada dari perusahaan. Media internal yang terdapat di Indopoly adalah selebaran tertulis yang berbentuk memo, dimana memo tersebut ditempel di whiteboard yangterdapat di masing-masing departemen. Selain itu juga terdapat ppapan pengumuman yang hampir setiap hari dibaca, untuk mengetahui informasi terbaru dari pihak manajemen. Media internal perusahaan adalah papan pengumuman (Mading). Dimana selalu dibaca setiap hari karena informasi yang terdapat di dalamnya merupakan informasi penting. Media internal yang digunakan oleh perusahaan adalah madding atau papan pengumuman. Hampir setiap hari madding tersebut dibaca, karena kadang-kadang setiap hari selalu ada informasi terbaru.

Kesimpulan dari data di atas adalah keenam informan menyatakan bahwa media internal yang terdapat pada PT Indopoly adalah papan pengumuman. Media ini adalah media yang paling sering digunakan oleh Industrial Relations dalam mensosialisasikan suatu kebijakan baru. Karena dari wawancara yang dilakukan dengan para karyawan shift, penulis mendapatkan hasil bahwa kelima informan mengungkapkan hampir setiap hari mereka membaca papan pengumuman karena hampir setiap hari juga terdapat informasi terbaru yang berasal dari manajemen perusahaan. Berdasarkan data hasil wawancara dengan beberapa informan dan hasil observasi yang diperoleh selama penelitian, maka penulis mencoba untuk mengkaitkan antara teori yang digunakan dengan hasil observasi dan wawancara, guna meneliti hasil tujuan dari diadakannya penelitian ini. Menurut Wiryanto, Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Romli, 2011:4). Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa segala bentuk komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan merupakan komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi pada PT Indopoly merupakan tanggung jawab dari Industrial Relations, dimana Industrial Relations harus menjaga komunikasi internal di dalam perusahaan agar tetap berjalan dengan baik. Keenam informan yang telah diwawancarai mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan hal yang penting di dalam perusahaan. Bapak Alfandi mengungkapkan bahwa komunikasi organisasi penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. Sama halnya seperti yang dikatakan oleh bapak Arif, bapak Arajiman, bapak Carlos, bapak Ibnu, dan bapak Purwanto bahwa komunikasi organisasi penting untuk menunjang kinerja kerja di dalam perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa komunikasi organisasi meliputi komunikasi formal maupun informal. Komunikasi informal merupakan komunikasi yang terjadi antara para karyawan yang bersifat santai tanpa aturan yang baku, sedangkan komunikasi formal biasanya merupakan komunikasi antara pimpinan dan karyawan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan. Komunikasi formal yang dilakukan oleh Industrial Relations PT Indopoly biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut pasti harus selalu dikomunikasikan kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali. Kegiatan yang dilakukan oleh Industrial Relations dalam mengkomunikasikan kebijakan perusahaan adalah melalui proses sosialisasi. Sosialisasi sendiri berarti proses penyampaian nilai-nilai dan norma-

9

norma perilaku yang harus dianut agar karyawan dapat menjadi anggota organisasi yang efektif dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi (Hardjana, 2010:11). Dalam buku Public Relations: The Proffesion and The Practice disebutkan beberapa media internal, yaitu Leaflet, Selipan, dan Lampiran, Buklet dan Manual, Naskah Pidato dan Cetak Ulangnya, Tampilan Pesan, Papan Pengumuman, Poster dan Papan Reklame, Rak Informasi, Pameran, Banner, dan Display, Media Elekronik (Lattimore, 2010:245). Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Alfandi yang merupakan pihak Industrial Relations, diungkapkan bahwa media internal yang digunakan PT Indopoly dalam mensosialisasikan kebijakan kepada karyawan adalah papan pengumuman dan media elektronik (e-mail perusahaan). Selain itu juga Industrial Relations mengadakan FUNIJESER (Forum Komunikasi Manajemen dan Serikat Pekerja) sebagai saran yang digunakan dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh kelima informan lainnya, dimana mereka mengatakan bahwa informasi tentang kebijakan yang disosialisasikan oleh Industrial Relations di dapatkan melalui papan pengumuman. Selain itu bapak Arif, bapak Arajiman dan bapak Purwanto juga mengatakan bahwa Industrial Relations sering menggunakan FUNIJESER sebagai sarana pendukung untuk menjangkau seluruh karyawan pabrik. Hasil wawancara dengan para informan juga didukung dengan hasil observasi yang penulis lakukan di PT Indopoly. Dimana penulis menemukan bahwa dalam pelaksanaan sosialisasi, Industrial Relations lebih sering menggunakan papan pengumuman sebagai media. Hal tersebut karena letak dari papan pengumuman yang strategis dan mudah dijangkau oleh para karyawan, selain itu juga sosialisasi yang digunakan dengan menggunakan papan pengumuman memakan biaya yang relatif murah. Penulis juga menemukan bahwa FUNIJESER sering digunakan sebagai saran pendukung proses sosialisasi yang dilakukan oleh Industrial Relations. Hal tersebut karena FUNIJESER dengan jumlah pengurus yang cukup banyak jika dibandingkan dengan pihak Industrial Relations, dapat membantu menjangkau lebih banyak karyawan pabrik. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan pihak Industrial Relations, bapak Alfandi mengatakan bahwa proses sosialisasi yang selama ini dilakukan oleh Industrial Relations sudah berjalan baik. Namun bapak Alfandi mengakui bahwa sosialisasi yang telah dilakukan masih mengalami kendala dalam menjangkau karyawan secara keseluruhan. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Ibnu, dimana bapak Ibnu mengatakan bahwa dirinya mendapatkan informasi tentang kebijakan yang disosialisasikan oleh Industrial Relations bukan dari pihak manajemen melainkan dari rekan kerjanya. Untuk menganalisa proses sosialisasi yang dilakukan oleh Industrial Relations, penulis menggunakan model komunikasi Shannon & Wever (Muhammad, 2009:7). Adapun model komunikasi Shannon & Wever dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar Model Komunikasi Shannon & Wever Sumber informasi

Transmitter

Penyandian pesan

Penerima

Signal

Penerimaan signal

Tujuan

Penginterpretasian pesan

Sumber gangguan Sumber: Buku Komunikasi Organisasi

10

Sumber informasi dalam penelitian ini adalah Industrial Relations yang memiliki tugas untuk mengkomunikasikan kebijakan perusahaan yang terkait perubahan jam kerja untuk karyawan shift. Kebijakan tersebut disosialisasikan dengan menggunakan beberapa media atau pada model ini disebut transmitter, seperti papan pengumuman, FUNIJESER, dan e-mail perusahaan. Sebelum disosialisasikan menggunakan transmitter-transmitter tersebut, kebijakan akan mengalami penyandian yang berbeda-beda. Kebijakan yang dikomunikasikan menggunakan papan pengumuman akan dibuat dalam bentuk tertulis agar dapat ditempel di papan pengumuman. Sedangkan kebijakan yang disosialisasikan melalui sarana FUNIJESER berbentuk lisan atau ucapan yang disampaikan oleh Industrial Relations kepada pengurus serikat pekerja. Kemudian sosialisasi kebijakan melalui e-mail perusahaan akan dibuat dalam bentuk tulisan elektronik. Penerima pesan dalam proses sosialisasi kebijakan yang dilakukan oleh Industrial Relations adalah seluruh karyawan yang bekerja di pabrik Indopoly yang bertempat di Purwakarta, terutama karyawan shift. Sedangkan tujuan dari sosialisasi tersebut adalah agar seluruh karyawan dapat mengetahui tentang kebijakan baru yang menyebabkan adanya perubahan jam kerja, sehingga para karyawan tidak masuk bekerja pada jam yang salah. Selama melakukan proses sosialisasi yang dilakukan oleh Industrial Relations pasti selalu ada saja gangguan atau hambatan yang dialami, gangguan yang dihadapi oleh Industrial Relations adalah kesulitan dalam menemui para karyawan. Seperti yang dikatakan oleh bapak Alfandi bahwa ia mengalami kesulitan dalam mengumpulkan para pekerja untuk memberikan pengarahan secara langsung. Hal tersebut juga diakui oleh bapak Arajiman, dimana ia mengatakan bahwa kebijakan yang disosialisasikan hanya melalui masing-masing departemen kurang optimal karena informasi yang terdapat pada tiap-tiap departemen hanya sebatas ditempel saja. Setelah itu, informasi tersebut diketahui atau tidak diketahui oleh para karyawan tidak menjadi tanggung jawab dari departemen tersebut. Pernyataan dari bapak Arajiman tersebut juga didukung oleh bapak Ibnu, dimana bapak Ibnu mengatakan bahwa seharusnya sosialisasi yang dilakukan tidak hanya melalui papan pengumuman saja tetapi juga melalui pemberitahuan secara langsung agar para karyawan juga mendapatkan penjelasan langsung dari pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan para informan, didapatkan hasil bahwa kegiatan yang telah dilakukan oleh Industrial Relations dalam upayanya mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada karyawan pabrik adalah melalui informasi yang ditempel di papan-papan pengumuman, media elektronik (e-mail) dan FUNIJESER. Menurut kelima informan yang merupakan karyawan shift, sosialisasi yang dilakukan oleh Industrial Relations sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Namun Industrial Relations masih belum dapat menjangkau karyawan secara keseluruhan, karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Industrial Relations mengalami kesulitan dalam mengumpulkan para karyawan untuk diberikan pengarahan secara langsung. Sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui pelaksaaan tugas Industrial Relations dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada karyawan dan untuk mengetahui apakah para karyawan menerima informasi yang disosialisasikan oleh Industrial Relations, maka penulis menyimpulkan bahwa Industrial Relations dapat melaksanakan tugasnya dalam mensosialisasikan kebijakan perusahan kepada karyawan pabrik dengan menggunakan beberapa media yang terdapat di perusahaan, seperti papan pengumuman, e-mail perusahaan, dan FUNIJESER. Berkaitan dengan karyawan mendapatkan informasi yang disosialisasikan oleh Industrial Relations, menurut hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para informan yang karyawan shift, penulis menyimpulkan bahwa tidak semua karyawan mendapatkan informasi tentang perubahan jam kerja tersebut dari pihak Industrial Relations. Hasil ini diperkuat dengan hasil wawancara, dimana Bapak Ibnu mengetahui tentang perubahan tersebut dari rekan kerjanya, bukan dari manajemen perusahaan yang dalam hal ini adalah Industrial Relations.

11

4. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dengan melakukan pendekatan kualitatif, yaitu dilakukannya kegiatan observasi dan wawancara dengan beberapa informan, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas Industrial Relations PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada karyawan pabrik, adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan tugas Industrial Relations PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. dalam mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada karyawan pabrik dilakukan dengan menggunakan beberapa media internal, yaitu papan pengumuman dan e-mail perusahaan. Selain itu Industrial Relations juga menggunakan FUNIJESER sebagai sarana pendukung. 2. Masih terdapat beberapa karyawan yang mengetahui informasi yang disosialisasikan oleh Industrial Relations PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. terkait perubahan jam kerja untuk karyawan shift bukan melalui media resmi yang digunakan oleh pihak Industrial Relations. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya : 1.

Media internal yang digunakan sebagai pendukung dalam proses sosialisasi, dapat ditambahkan dengan beberapa media lain yang beragam. Hal tersebut agar para karyawan tidak merasa bosan terhadap tampilan pesan yang hanya itu-itu saja.

2.

Industrial Relations dapat lebih aktif lagi, dengan melakukan kontrol melalui pertemuanpertemuan yang bersifat informal dengan para karyawan untuk mengetahui apakah informasi yang telah disosialisasikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh para karyawan, dan sesuai dengan maksud dan tujuan dari pesan tersebut.

REFERENSI Buku: Ardianto, Elvinaro (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Haris, Herdiansyah (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Kriyantono, Rachmat (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Grup. Lattimore, D. and Baskin O. diterjemahkan oleh Daud Afrianto (2010). Public Relations; The Proffesion and The Practice. 3rd edition. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad, Arni (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Romli, Khomsahrial (2011). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT Grasindo. Syaodih, Nana (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bina Aksara. Jurnal: Hardjana, A.A. (2010), Sosialisasi dan Dampak Budaya Organisasi, Jurnal Ilmu Komunikasi Volume, 7(1): 140

RIWAYAT PENULIS Sarah Raina lahir di kota Jakarta pada 9 Mei 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran, peminatan Public Relations pada tahun 2012.