PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, DIY
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Vivien Famusta NIM 13102241027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i
PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Oleh: Vivien Famusta NIM 13102241027 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta; (2) Manfaat pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras; (3) Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian adalah pengurus, anggota dan keluarga anggota. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk menjelaskan keabsahan data adalah dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras mencakup perencanaan dan pelaksanaan, tahap perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan, latarbelakang program, tujuan, tahap perencanaan, sumber daya manusia, jenis usaha, anggaran dan fasilitas. Pelaksanaan meliputi proses pelaksanaan kegiatan simpan pinjam, waktu pertemuan, sarana prasarana, kegiatan selama pertemuan, sistem peminjaman modal, dan tindak lanjut; (2) Manfaat pelaksanaan program usaha ekonomi produktif dirasakan oleh lansia yang menjadi anggota UEP, organisasi BKL serta keluarga anggota BKL Mugi Waras yang aktif mengikuti kegiatan simpan pinjam: (3) Faktor penghambat antara lain faktor internal usaha yang ditekuni anggota, kekurangan modal, keterlambatan dalam mengangsur dan melunasi (keterbatasan pinjaman), kurangnya pendampingan pengurus, serta kurangnya relasi untuk pemasaran; faktor pendukung yaitu semangat dan kemauan anggota untuk mengikuti setiap kegiatan dan menjalankan usaha serta pekerjaannya dengan baik. Serta adanya keterlibatan aktif anggota keluarga, pengurus, sesama anggota serta kepedulian dinas terkait untuk tetap mendukung pekerjaan dan usaha anggota UEP di dusun Blendung. Kata kunci : pelaksanaan program, usaha ekonomi produktif, lansia ii
PROGRAM EXECUTION PRODUCTIVE ECONOMIC BUSINESS BY FAMILY DEVELOPMENT ELDERLY MUGI WARAS IN HAMLET BLENDUNG, VILLAGE SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA By: Vivien Famusta NIM 13102241027 ABSTRACT This study aims to described : (1) The implementation of the program productive economic undertakings by Family Development Elderly Mugi Waras Hamlet Blendung, Village Sumbersari, Subdistrict Moyudan, Regency Sleman Yogyakarta. (2) Benefits the implementation of the program productive economic undertakings by Family Development Elderly Mugi Waras. (3) Factors barrier and supporters the implementation of the program productive economic undertakings by Family Development Elderly Mugi Waras. This research used a qualitative approach through the subject of study was the manager , members and family members. The data collection was done to technique interview , observation and documentation. Techniques used in the analysis data is reduction data, display data, and conclusion. Techniques used to explain the validity of data is using triangulation sources and triangulation technique. The research results show: (1) The implementation of the program productive economic undertakings by Family Development Elderly Mugi Waras Includes planning and implementation, the planning stages covering identification needs , background program , the purpose , the planning stages , human resources , types of businesses , budget and facilities .The implementation of the covering the implementation of the activity savings and loan , time of the meetings , of infrastructures , during a meeting activities , lending system capital , and follow-up; (2) Benefits the implementation of the program productive economic undertakings perceived by elderly who are members of productive economic undertakings, organization Family Development Elderly and their families a member of Family Development Elderly Mugi Waras active follow savings and loans activities; (3) Factors barrier among others the internal factor business ditekuni members , a lack of capital , delays in mengangsur and pay off ( limitations of loans), the lack of assistance committee, and the lack of relation to marketing. By factors in support that is spirit and volition members to follow any activity and run businesses and his job with good as well as an active engagement family members, the, a fellow member and concern to the related departments will continue to support of members productive economic undertakings in Hamlet Blendung. Keywords: program execution, productive economic undertakings, elderly
iii
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Atas Karunia Allah SWT Saya persembahkan karya tulis ini kepada: 1. Orang tuaku tercinta Bapak Faizin Zaed dan Ibu Mushalikah yang selalu memberikan semangat, cinta dan kebahagiaan yang tiada henti. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
vii
MOTTO
“Man Jadda Wa Jadda” “Barang Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan mendapatkannya” (Terjemahan QS. Al-Maidah: 15-16)
“Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua, tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda” (Mario Teguh)
viii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Moyudan Sumbersari Sleman DIY. Penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah
memimpin
Universitas
Negeri
Yogyakarta
yang
terus
berkomitmen mewujudkan nuansa kampus yang bertakwa, mandiri dan cendekia. 2. Dr. Haryanto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta staff yang telah berjasa memberikan sarana dan fasilitas untuk menjalankan studi dan menyelesaikan tugas akhir skripsi. 3. Bapak Lutfi Wibawa M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan Sekretaris Jurusan yang telah mendukung dan mengarahkan dalam melakukan penelitian hingga penyusunan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan dengan sabar dan ikhlas. 5. Ibu Dr. Puji Yanti Fauziah, M. Pd selaku
Dosen pembimbing, dengan
kesabaran dan inspirasi dari beliau yang sungguh berkesan dan banyak menginspirasi untuk penulisan skripsi ini. 6. Bapak Hiryanto, M.Pd., dosen pendamping akademik
yang telah
membantu serta memberikan bimbingan dan dorongan positif selama masa studi.
ix
x
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................................ i ABSTRAK .....................................................................................................................ii ABSTRACT .................................................................................................................. iii SURAT PERNYATAAN ..............................................................................................iv LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... vii MOTTO....................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR...................................................................................................ix DAFTAR ISI .................................................................................................................xi DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 9 C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 10 D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 10 E. Tujuan................................................................................................................... 11 F. Manfaat................................................................................................................. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif....................... 13 B. Kajian Tentang Bina Keluarga Lansia (BKL)...................................................... 24 C. Kajian tentang Lansia ........................................................................................... 28 1.
Pengertian Lansia ................................................................................................. 28
xi
2.
Karakteristik Lansia ............................................................................................. 31
3.
Tugas Perkembangan Lansia................................................................................ 32
D. Penelitian Yang Relevan ...................................................................................... 36 E. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian............................................................................................. 40 B. Objek dan Subjek Penelitian................................................................................... 41 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 45 F. Teknik Analisis Data............................................................................................... 48 G. Keabsahan Data ...................................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Bina Keluarga Lansia Mugi Waras...................................................... 53 B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 59 1.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ................................................ 59
a.
Perencanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ............................................... 59
b.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ................................................ 71
2.
Manfaat Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif .................................. 80
a.
Manfaat untuk Lansia ........................................................................................... 80
b.
Manfaat untuk BKL Mugi Waras......................................................................... 82
c.
Manfaat untuk Keluarga ....................................................................................... 83
3.
Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program ...................... 85
a.
Faktor Penghambat............................................................................................... 85
b.
Faktor Pendukung ................................................................................................ 89
C. Pembahasan .......................................................................................................... 90 1.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ................................................ 90
a.
Perencanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ............................................... 90
b.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ................................................ 98
xii
2.
Manfaat Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif ................................ 101
a.
Manfaat untuk Lansia ......................................................................................... 101
b.
Manfaat untuk BKL Mugi Waras....................................................................... 102
c.
Manfaat untuk Keluarga ..................................................................................... 103
3.
Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program .................... 105
a.
Faktor Penghambat............................................................................................. 106
b.
Faktor Pendukung .............................................................................................. 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................................... 109 B. Saran ..................................................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 113 LAMPIRAN…………………………………………………………………...…..117
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel.3 Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12.
Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia............................ Jumlah dan Persentase Pralansia, Lansia Muda, Menengah, dan Lanjut DIY yang Masih Aktif Bekerja.............................. Sumber Data Penelitian (key informan)................................... Sumber Data Penelitian (informan pendukung......................... Sumber Data Penelitian (informan pendukung)........................ Proses Kegiatan Pengumpulan Data ......................................... Instrumen Penelitian…………................................................... Kepengurusan BKL Mugi Waras…………….......................... Jumlah Lansia di Dusun Blendung…………............................ Program BKL Mugi Waras…………………............................ Sarana Prasarana BKL Mugi Waras.......................................... Jenis Usaha Anggota BKL Mugi Waras....................................
xiv
1 4 42 43 44 44 48 55 56 57 58 67
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Grafik Persentase Pralansia, Lansia Muda, Menengah dan Lanjut yang Bekerja Per Kabupaten/Kota di DIY............... Gambar 2. Enam Pertanyaan dalam Perencanaan................................... Gambar 3. Teknik Analisis Data Miles & Huberman.............................
xv
4 14 51
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran
1. Pedoman Observasi...................................................... 2. Pedoman Dokumentasi................................................. 3. Pedoman Wawancara................................................... 4. Catatan Lapangan......................................................... 5 Catatan Wawancara...................................................... 6 Reduksi Data................................................................ 7 Data Anggota................................................................ 8 Foto Kegiatan............................................................... 9 Surat Izin Penelitian.....................................................
xvi
117 118 119 124 135 169 192 196 200
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kualitas kesejahteraan dan kesehatan masyarakat turut berpengaruh terhadap meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia. Hal ini juga memberikan kontribusi terhadap tingginya angka populasi lansia di Indonesia yang semakin meningkat. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, diterbitkan hasil data angka harapan hidup penduduk Indonesia yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang dapat digambarkan melalui tabel 1 berikut ini: Table 1. Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 1995-2000 66,1 tahun
2000-2005 67,8 tahun
2005-2010 69,1 tahun
2010-2015 70,1 tahun
(Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1517) Lansia merupakan masa tua atau yang biasa disebut dengan usia lanjut dengan rentang usia 60 tahun ke atas. Pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan fungsi fisik maupun kognitif. Menurut Argyo Demartoto (2007:15), karakteristik seseorang dikatakan lanjut usia pada umumnya ditandai oleh gejala-gejala fisik. Namun, saat yang bersangkutan menyadari bahwa proses tersebut sudah mulai ada pada dirinya, tanggapannya dapat berbeda-beda. Gejala- gejala fisik tersebut antara lain: 1. Waktu orang lanjut usia berhenti haid 1
2. 3. 4. 5.
Waktu orang lanjut usia lekas capai Waktu orang lanjut usia rambutnya mulai menipis dan beruban. Waktu orang lanjut usia mulai kehilangan kerampingan badannya Waktu penghasilan orang usia lanjut mulai menurun, dan sebagainya
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang,
akan memberikan
pengaruh dan perubahan terhadap perkembangan aspek biologis, ekonomi, maupun sosial. Apabila seseorang memasuki usia 60 tahun keatas yang merupakan masa akhir dari penuaan, maka dilihat dari segi ekonomi lansia cenderung dianggap sebagai beban keluarga. Tingginya angka lansia di Indonesia menjadi salah satu pekerjaan rumah untuk pemerintah turut aktif mensejahterakan lansia dan menjadikan lansia sebagai individu yang aktif, mandiri, dan sejahtera melalui programprogram lansia yang sampai saat ini masih gencar di perkenalkan dan dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Sri Iswanti Mahmudi (2000:63), mengemukakan penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lanjut usia merasakan kepuasan dalam melakukan suatu aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Berdasarkan data hasil survei sosial ekonomi nasional tahun 2014, di Indonesia jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah tangga atau 24,50 persen dari seluruh rumah tangga di Indonesia.
Nilai rasio
ketergantungan lansia sebesar
12,71
menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 13 orang lansia.
2
Tidak semua dari total lansia yang ada di Indonesia masuk ke dalam data rasio ketergantungan karena dari sisi kegiatan ekonomi lansia, data sakernas 2014 memperlihatkan sebesar 47,48 persen lansia masih bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (BPS, 2015: vii-ix). Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laman Tribun Jogja yang terbit pada tanggal 8 Mei 2016, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang terkenal akan ketentraman, gotong royong, dan kebersamaan yang tinggi menjadi tujuan masyarakat untuk menikmati hari-hari di usia lanjut.
Data pemerintah Daerah
Istimewa
Yogyakarta menunjukkan bahwa dari popularitas masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebesar 3,6 juta orang, sekitar 14,68% atau 528.480 merupakan usia lanjut. Semakin tinggi angka lansia menunjukkan semakin tinggi pula angka harapan hidup suatu tempat. Hal ini memberikan pengaruh positif dalam bidang kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan yang semakin baik. Tingginya angka lansia memberikan pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masing-masing lansia yang diamati dari aspek kesehatan, kepedulian
keluarga,
kebahagiaan
lansia,
serta
terpenuhinya
kebutuhan
ekonomi lansia. Di Daerah Istimewa Yogyakarta masih banyak dijumpai lansia yang aktif bekerja di usia senjanya dikarenakan berbagai faktor, diantaranya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membantu menambah penghasilan keluarga, keinginan untuk mandiri, dan untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat,
Hal ini didukung dengan data BPS
tahun 2014 yang tersaji dalam tabel 2 dan gambar 1 berikut ini; 3
Tabel 2. Jumlah dan Persentase Pralansia, Lansia Muda, Menengah, dan Lanjut DIY yang Masih Aktif Bekerja Daerah
Bantul
Pralansia 45-59
Lansia Muda 60-69 75%
85%
Lansia 70-79
Lansia 80+
54%
30%
Gunungkidul 94% 90% 75% 46% Kulonprogo 84% 67% 42% 22% Sleman 82% 75% 57% 33% Kota 78% 65% 44% 25% Yogyakarta DIY 87% 81% 63% 36% (Sumber: http://dinsos.jogjaprov.go.id/kajian-penyajian-data-lanjut- usia/)
(Sumber: http://dinsos.jogjaprov.go.id/kajian-penyajian-data-lanjut- usia/) Gambar 1. Grafik Persentase Pralansia, Lansia Muda, Menengah dan Lanjut yang Bekerja Per Kabupaten/Kota di DIY Meskipun sudah tidak masuk usia produktif, lansia yang masih sehat secara fisik masih bisa melakukan kegiatan-kegiatan positif yang akan meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan diri sendiri dan keluarga. Berdasarkan analisa lebih lanjut yang diperoleh melalui data BPS tahun 2014, 4
data pra lansia dan lansia miskin yang masih aktif bekerja berdasarkan jenis usaha menunjukkan perbedaan jenis usaha berdasarkan sebaran geografis di Kabupaten Sleman sekitar 50% lansia bekerja di bidang pertanian, tanaman, padi, palawija dan sebagian kecil bekerja di bidang industri pengolahan dan perdagangan. Kesuburan tanah di daerah Sleman Yogyakarta, menjadi salah satu faktor tingginya angka lansia yang bekerja di sektor pertanian dan palawija. Akan tetapi hal ini diimbangi pula dengan lansia yang tertarik untuk bekerja di bidang industri pengolahan dan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suatu tata kehidupan dan penghidupan lansia yang diliputi rasa keselamatan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi lanjut usia untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan mental yang baik bagi diri sendiri dan untuk keluarga serta masyarakat pada umumnya dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia sesuai dengan pancasila (Argyo Demartoto,
2007:32).
Salah
satu
upaya
nyata
untuk
meningkatkan
kesejahteraan terhadap lansia adalah meningkatkan investasi sosial lanjut usia. Investasi sosial diberikan dalam bentuk pemberian tambahan modal usaha kepada para lanjut usia yang produktif, sehat, dan aktif (Modul Pendampingan Pelayanan Sosial Lanjut Usia, 2014 : 89). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Model Perlindungan Perempuan Lanjut Usia Responsif Gender, pelayanan sosial di luar panti adalah pelayanan sosial yang 5
ditujukan kepada lansia yang berbasiskan keluarga, masyarakat, maupun organisasi sosial. Lansia yang menjadi sasaran tetap tinggal bersama keluarga masing-masing, tidak ditampung dalam suatu asrama atau panti. Jenis layanan di luar panti meliputi: (1) Home Care (pendampingan dan perawatan lansia di rumah), yaitu pelayanan terhadap lansia yang tidak potensial yang berada di lingkungan keluarga: pemberian bantuan pangan, bantuan kebersihan, perawatan kesehatan, pendampingan, rekreasi, konseling dan rujukan; (2) Foster Care, yaitu pelayanan kepada lansia terlantar melalui keluarga orang lain atau keluarga pengganti. Bentuk layanan sama dengan home care, yaitu pemberian bantuan pangan, bantuan kebersihan, perawatan kesehatan, pendampingan, rekreasi, konseling dan rujukan; dan (3) Day Care Services (pelayanan harian), yaitu pelayanan sosial yang disediakan bagi lanjut usia yang bersifat sementara, dilaksanakan pada siang hari di dalam maupun di luar panti pada waktu tertentu. Untuk lansia yang berada di luar panti, selain diberikan berbagai jenis layanan juga terdapat beberapa program layanan yang lebih bersifat pemberdayaan, yaitu: 1. Bantuan Paket Usaha Ekonomis Produktif (UEP), yaitu bantuan yang diberikan kepada lansia kurang mampu yang masih potensial secara perorangan dengan didahului pemberian bimbingan sosial dan keterampilan; 2. Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), yaitu paket bantuan secara kelompok (1 kelompok berjumlah 5–10 orang) dengan didahului bimbingan pengembangan usaha; dan 3. Pembinaan Usaha Ekonomis Produktif, yaitu bantuan yang diberikan kepada pralansia dalam rangka penyiapan memasuki masa tua. Melalui
usaha
ekonomi
produktif,
diharapkan
lansia
mampu
melakukan kegiatan positif melalui usaha yang akan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan dirinya sendiri serta lingkungan sekitar yang bertujuan
mengurangi angka
ketergantungan 6
lansia
itu
sendiri.
Selain
berpengaruh
terhadap
peningkatan
kesejahteraan
lansia
dalam
lingkup
ekonomi, kemandirian lansia melalui kesibukan usaha juga akan turut berkontribusi memberikan nilai positif terhadap kesehatan, psikologis, serta kehidupan
sosialnya.
Badan
Kependudukan
dan
Keluarga
Berencana
(BKKBN) membentuk kelompok yang dipusatkan untuk lansia yaitu Bina Keluarga Lansia (BKL). BKL adalah wadah kegiatan lansia dan keluarga yang memiliki salah satu anggota keluarga lansia yang sudah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Dengan adanya BKL di masyarakat dapat menjadi perantara untuk pemberdayaan lansia (Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia
dan
Rentan,
Kelompok
Bina
Keluarga
Lansia
(Jakarta:
BKKBN:2015)). Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki kebijakan program untuk lansia yaitu Bina Keluarga Lansia (BKL). Ada beberapa BKL yang tersebar di DIY, antara lain Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Salah satu BKL yang aktif dalam bidang usaha ekonomi produktif yang berada di Yogyakarta adalah BKL Mugi Waras tepatnya berada di Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Adapun bentuk apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Fasli Jalal kepada BKL Mugi waras dalam kunjungannya yang termuat dalam berita harian online (http://jogja.antaranews.com/berita/329201/kepala-bkkbn-kagumikegiatanlansia-mugi-waras) pada tanggal 5 Februari 2015, menyebutkan: 7
"Di tempat ini lansia tidak merasa berhenti, tetap produktif, tetap sehat, tetap optimistis membimbing dan membantu anak cucu dan melihat aktivitas mereka. Pengalaman yang dialami lansia menjadi kebanggaan untuk diceritakan kepada anak cucu, menuntun dan menginpirasi anak cucu. Orang tua berada di tengah memperhatikan kebutuhan bapak ibunya (lansia) dan memperhatikan anak-anaknya. Kemudian dimensi emosional (merasa kesepian) sehingga diperlukan kegiatan pertemuan rutin, dimensi keterampilan yakni pertemuan para lansia untuk melakukan kegiatan produktif baik yang bisa dijual maupun untuk sekedar hobi, pengalaman bisa digunakan untuk ditularkan kepada orang lain.” Keaktifan, semangat, dan optimisme dari lansia untuk tetap produktif dan mandiri pada usia senja di BKL Mugi Waras menjadi daya tarik tersendiri untuk dilakukannya penelitian terutama dalam bidang usaha ekonomi produktif lansia. Jenis usaha ekonomi produktif lansia BKL Mugi Waras diantaranya adalah home industri yang sifatnya per individu antara lain pertanian, perikanan, anyaman, pembuatan tempe, pembuatan kasur dari kapas, aneka makanan, bros dari bahan dasar kapas,
minuman, kerajinan,
dan lain
sebagainya. Dalam pelaksanaannya, dijumpai beberapa masalah yang di hadapi anggota usaha ekonomi BKL Mugi Waras antara lain masalah modal, pendampingan, dan pemasaran. Dalam pelaksanaannya, beberapa lansia masih sering mengalami kekurangan modal yang di sebabkan adanya pembatasan dan pembagian rata modal kepada seluruh anggota, adapun kurangnya pendamping menyebabkan kurangnya skill lansia dalam mengembangkan usahanya , dan yang terakhir
adalah masalah
dalam pemasaran
maksimalnya penjualan hasil produk. 8
menyebabkan
kurang
Berdasarkan uraian tersebut,
perlu dilakukan penelitian tentang
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung
Desa
Sumbersari
Kecamatan
Moyudan
Kabupaten
Sleman
Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar
belakang diatas
maka diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut: 1. Lansia lebih dianggap sebagai beban keluarga maupun masyarakat sekitar. 2. Nilai rasio ketergantungan lansia sebesar 12,71 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 13 orang lansia. 3. Berdasarkan data sakernas 2014 memperlihatkan bahwa sebesar 52,52 persen lansia tidak bekerja dan bergantung dengan keluarga. 4. Pralansia dan lansia miskin yang masih aktif bekerja di Kabupaten Sleman sekitar 50% lansia bekerja di bidang pertanian, tanaman padi dan palawija, sebagian kecil bekerja di bidang industri pengolahan dan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 5. Beberapa masalah yang dihadapi BKL Mugi Waras dalam pelaksanaan usaha ekonomi produktif, yaitu masalah modal, pendampingan, dan pemasaran.
9
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada studi tentang Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. D. Rumusan Masalah Berpijak dari identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman ? 2. Apa manfaat dari pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman? 3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan program usaha ekonomi produktif lansia oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman ?
10
E. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1. Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. 2. Manfaat dari pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. 3. Faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan program usaha ekonomi produktif lansia oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. F.
Manfaat
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini akan menambah referensi pustaka penelitian pendidikan khususnya yang berhubungan dengan program usaha ekonomi produktif lansia 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman dan mengetahui secara langsung situasi dan kondisi yang nantinya akan menjadi bidang garapan kedepannya, terutama pelaksanaan program usaha ekonomi produktif lansia.
11
b. Bagi Lembaga Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi usaha ekonomi produktif lansia yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta
guna
meningkatkan
kualitas
dalam
penyelenggaraan
program usaha ekonomi produktif lansia. c. Bagi Lansia Dapat berguna sebagai bahan masukan kemanfaatan mengikuti program usaha ekonomi produktif agar tercipta lansia berhasil di masa tua. d. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk merancang pelaksanaan program usaha ekonomi produktif lansia.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Pelaksanaan merupakan salah satu bagian dari manajemen program. Pelaksanaan atau yang biasa disebut dengan penggerakan merupakan suatu keseluruhan usaha, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan
ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis (Siagiaan, 2007:95). Sependapat, Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013: 287), pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dalam pelaksanaan tugas execution. Pelaksanaan atau penggerakan (actuating),
adalah tindakan memulai,
memprakarsai,
memotivasi, dan mengarahkan, serta mempengaruhi para pekerja mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Terry (1977) dalam buku Manajemen Pendidikan (2013:287288), pelaksanaan merupakan tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok mau dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan para anggota yang menyebabkan para anggota mau untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam melaksanakan suatu program , perencanaan turut berpengaruh besar terhadap pelaksanaan suatu program, hal ini karena perencanaan dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan yang saling mengikat.
Adapun
pengertian
dari
13
perencanaan
merupakan
tindakan
menetapkan mengerjakan,
terlebih apa
dahulu harus
apa
yang
dikerjakan
dan
akan
dikerjakan,
siapa
yang
bagaimana
mengerjakannya.
Perencanaan sering disebut juga sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang (Fatah, 2009: 49). Pendapat lain disampaikan oleh Siagian (2007: 36-38), perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menyusun suatu rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari
dan
menemukan
jawaban
terhadap
enam
pertanyaan,
digambarkan dalam Gambar.2 berikut ini: APA
DIMANA
BILAMANA
PERENCANAAN
BAGAIMANA
SIAPA
MENGAPA
Gambar.2 Enam Pertanyaan dalam Perencanaan
14
yaitu
Disampaikan oleh Syukur (1987:40) kaitannya dengan pelaksanaan merupakan usaha atau aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapinya semua kebutuhan seperti alat-alat yang dibutuhkan, siapa yang melaksanakan, tempat pelaksanaannya dan bagaimana cara melaksanakan, kemudian setelah program dan kebijaksanaan ditetapkan atas pengambilan keputusan suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah langkah strategis, kebijaksanaan maupun operasional menjadi nyata guna mencapai sasaran dari program yang sudah ditetapkan di awal. Pelaksanaan merupakan aktivitas-aktivitas atau eksekusi dari suatu program di suatu organisasi yang didasarkan pada suatu perencanaan yang sudah dirancang dan ditetapkan sebelumnya. Program dapat diartikan sebagai kegiatan yang disusun secara terencana dan memiliki tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, pelaksana kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat, biaya dan sumber- sumber pendukung lainnya. Dalam buku Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, secara lebih luas program merupakan kegiatan yang sistemik yaitu kegiatan yang memiliki komponen, proses dan tujuan program. Berdasarkan sub sistem pendidikan luar sekolah maka komponen-komponen program program terdiri dari:
15
a.
Masukan lingkungan (environmental input)
b.
Masukan sarana (instrumental input)
c.
Masukan mentah (raw input)
d.
Masukan lain (other input) Adapun tujuan program mencakup tujuan antara (intermediate goal)
yaitu keluaran (output) dan tujuan akhir (final goal) yaitu pengaruh atau dampak (outcome) program pendidikan (Sudjana, 2008: 4). Menurut Arikunto dan Safruddin (2007: 2-5), secara umum, ‘’program’’ dapat diartikan sebagai ‘’rencana’’. Program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Ada tiga pengertian penting dan perlu
ditekankan dalam menentukan program, yaitu: 1.
Realisasi atau implementasi suatu kebijakan
2.
Terjadi dalam waktu yang relatif lama, bukan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan
3.
Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Lebih lanjut, sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat
diselesaikan
dalam
waktu
singkat,
tetapi
merupakan
kegiatan
yang
berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu relatif lama. Pengertian program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan 16
bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi di dalam suatu organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang. Program merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem adalah suatu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling kaitmengait dan bekerjasama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
dalam sistem.
Dengan begitu,
program terdiri dari
komponenkomponen yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Tjokromindjojo (1987: 19), program
merupakan
cara
untuk
memilih
dan
menghubungkan
dalam
merumuskan tindakan yang kita anggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Program pembangunan yang baik setidaknya harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut: a. Tujuan yang dirumuskan b. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut c. Suatu kerangka kebijakan yang konsisten dan proyek-proyek yang saling terkait untuk mencapai tujuan program seselektif mungkin d. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan keuntungan keuntungan yang di harapkan akan dihasilkan program tersebut e. Hubungan dengan kegiatan-kegiatan lain dalam usaha pemerintah dan program pembangunan lainnya
17
f.
Berbagai upaya dibidang manajemen,
termasuk
penyediaan tenaga,
pembiayaan dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut. Dalam pelaksanaan program, terdapat tiga unsur mutlak dan penting, oleh karena itu dalam melaksanakan suatu program diperlukan unsur-unsur yang akan berpengaruh. Menurut Syukur (1987) dalam Fita Istiani (2013), unsur –unsur tersebut terdiri dari; 1. Adanya program (kebijakan) yang dilaksanakan 2. Target group, yaitu kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran
diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut dalam bentuk perubahan dan peningkatan 3. Unsur pelaksana (implementator) baik organisasi maupun perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan. Program merupakan suatu sistem yang kegiatannya berkesinambungan dan didasarkan pada suatu kebijakan dan melibatkan suatu anggota kelompok serta terdiri dari komponen yang saling melengkapi guna mencapai suatu tujuan. Dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat,
pemerintah
mencanangkan beberapa kebijakan program perekonomian untuk masyarakat, diantaranya
Usaha
Mikro,
Kecil
dan
Menengah
(UMKM)
untuk
menanggulangi masalah-masalah kemiskinan, pengangguran, dan peningkatan angka
produkifitas
masyarakat.
Program
dalam
upaya
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat ini dikembangkan dibeberapa wilayah di Indonesia 18
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi, sehingga masyarakat dapat mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Salah satu
cara dalam mengentaskan
kemiskinan di masyarakat dapat melalui program usaha ekonomi produktif yang sasarannya merupakan kelompok–kelompok masyarakat yang belum berdaya. untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pedoman Kelompok Usaha Bersama Tahun 2011, tentang usaha ekonomi produktif (UEP) disebutkan bahwa usaha ekonomi produktif merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan, tabungan dan menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Adapun anggaran yang digunakan dalam usaha ekonomi produktif berasal dari bantuan pemerintah yang berada dibawah naungan dinas sosial, dimana bantuan tersebut bersifat sementara dan ditujukan untuk masyarakat miskin yang
diharapkan
dapat
meningkatkan
produktivitas
dan
kemandirian
masyarakat. Sehingga dalam pelaksanaannya dilakukan pendampingan oleh dinas sosial dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan perkembangan usaha ekonomi tersebut. Berdasarkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005–2025, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif melalui UKM dan Koperasi 19
diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berdaya saing melalui perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi. Pengembangan UKM menjadi bagian integral di dalam perubahan
struktur
yang
sejalan
dengan
modernisasi
agribisnis
dan
agroindustri, khususnya yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya saing industri melalui pengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas SDM. Sementara itu, pengembangan usaha mikro
menjadi pilihan strategis untuk
mengurangi
kesenjangan pendapatan dan kemiskinan. Koperasi berkembang semakin luas menjadi wahana yang efektif dalam menciptakan efisiensi kolektif para anggota koperasi, baik produsen maupun konsumen, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mampu mendukung upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global, Undang Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil, yang hanya mengatur usaha kecil perlu diganti, agar usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia dapat memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha; Menurut Undang-undang No.20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah menyebutkan bahwa, “Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
20
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.” Menurut Hardiati (2009: 7),
kegiatan kerja ekonomi produktif
merupakan suatu kegiatan keterampilan usaha dan terampil kerja. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh penghasilan. Penghasilan yang diperoleh dari hasil kerjanya dapat digunakan disimpulkan
bahwa
usaha
Berdasarkan pendapat di atas dapat
ekonomi
produktif
adalah
program
yang
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia guna mengatasi serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
meningkatkan keterampilan, kemandirian
masyarakat
dalam
bidang
ekonomi,
pendapatan, produktivitas, di
bidang
perekonomian
yang
bertujuan
mitra kerja serta melalui
kegiatan
kewirausahaan dan usaha lainnya yang dilakukan melalui suatu kelompok di masyarakat. Dalam prinsipnya lansia mampu aktif dalam setiap kegiatan dihari tua. Pemikiran tersebut disebabkan oleh lingkungan sosial yang kurang mampu memberikan
ruang
partisipasi
untuk
mengaktualisasikan
potensi
serta
pengalamannya yang diperolehnya dari perjalanan hidupnya (Abbas, 2009: 37). Lansia yang masih aktif bekerja tidak terlepas dari makna produktif, menurut Akhmad Purnama dan Lidia Nugrahaningsih (2015: 27), usaha ekonomi produktif merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu, berupa hal baru yang didapat dari membaca, benda, tulisan, dan hal baik lainnya.
21
Sependapat dengan pengertian usaha ekonomi produktif, dapat di peroleh tujuan dari adanya program Usaha Ekonomi Produktif yang bertumpu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-19/PB/2005 yaitu; a) Meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi b) Meningkatkan kemampuan usaha ekonomi c) Meningkatkan produktivitas kerja d) Meningkatkan penghasilan dan menciptakan kemitraan usaha yang e) saling menguntungkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia, disebutkan bahwa: (1) Penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai investasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c yaitu penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai investasi sosial, merupakan bantuan yang diberikan kepada lanjut usia potensial yang kurang mampu. (2) Penguatan usaha ekonomis produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada perorangan melalui LKS dengan pendampingan, yang didahului dengan bimbingan sosial dan keterampilan. (3) Penguatan usaha ekonomis produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian paket bantuan usaha ekonomis produktif. 22
Berdasarkan Modul Pengembangan Ekonomi Produktif Bagi Lansia oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, Usaha Ekonomi Produktif BK adalah kegiatan produktif lansia di bidang ekonomi yang dapat menghasilkan pendapatan untuk dirinya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan diupayakan sebagai perpaduan dengan kegiatan rekreatif. Sedangkan menurut Buku Pengangan Kader Tentang Lansia Tangguh Dengan Tujuh Dimensi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015, berbagai peluang dalam pengembangan industri dan usaha ekonomi produktif dapat dilakukan lansia melalui berbagai bidang: a) Bidang ekonomi kreatif, misalnya batik dan berbagai bentuk kesenian lain. b) Bidang konsumsi barang, misalnya meubel (meja, kursi, lemari). c) Bidang kesehatan dan pengobatan tradisional, misalnya jamu dan pijat. d) Bidang wisata dan kuliner. e) Bidang industri rumah tangga. f) Bidang bisnis sosial pengasuhan anak dan atau lansia rentan. Dengan
beberapa
definisi,
dapat
disimpulkan
pengertian
dari
pelaksanaan program usaha ekonomi produktif, yaitu aktivitas-aktivitas atau eksekusi dari suatu sistem yang kegiatannya berkesinambungan dan didasarkan pada suatu kebijakan dan melibatkan anggota kelompok serta terdiri dari komponen yang saling melengkapi guna mencapai suatu tujuan melalui beberapa tahapan antara lain wujud kegiatan, sasaran, waktu, sarana prasarana, 23
sistem yang berjalan, serta tindak lanjut yang akan memberikan pengaruh untuk masing-masing anggota dan keluarga dari kelompok masyarakat di suatu organisasi yang didasarkan pada suatu perencanaan yang sudah dirancang dan ditetapkan sebelumnya. B. Kajian Tentang Bina Keluarga Lansia (BKL) Dalam rangka
memaksimalkan
peningkatan
kesejahteraan
lansia,
diperlukan peran keluarga yang turut berpartisipasi aktif mendampingi aktivitas lansia di masa senjanya. Dimana peran keluarga sangatlah penting di dalam memberdayakan lansia, karena keluargalah orang terdekat dari lansia itu sendiri, baik anak, menantu maupun cucu bahkan adik atau kakak lansia itu sendiri. Menurut Rahardjo (2014: 6), kelompok bina keluarga lansia dapat memberikan kontribusi terhadap terwujudnya lansia tangguh dan berjalan secara berlanjut apabila memiliki mekanisme kerja yang dipahami dan disepakati oleh anggota kelompok. Mekanisme kerja yang jelas dapat dijadikan sebagai acuan dan dioperasionalkan dalam mencapai tujuan kelompok. Pokokpokok kegiatan kelompok BKL/Kader, antara lain: 1) Kegiatan
utama
dilakukan
pada
kelompok
BKL/kader
meliputi:
penyuluhan, temu keluarga, kunjungan rumah, rujukan, pencatatan dan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi. 2) Kegiatan pengembangan antara lain: a) Bina kesehatan fisik antara lain olahraga, senam, penyediaan makanan tambahan; 24
b) Bina sosial dan lingkungan antara lain rekreasi, bina lingkungan; c) Bina rohani/spiritual melalui kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan; d) Bina peningkatan pendapatan usaha ekonomi produktif melalui UPPKS UKM, Koperasi, dan lain-lain. Menurut Sri Iswanti, Ariyadi Warsito, dan Kartika Nur Fathiyah tahun 2012 dalam Identifikasi Potensi Ekonomi Produktif Para Lansia Penghuni Panti Werda, sesungguhnya masa lansia adalah masa yang memiliki rentang hidup paling panjang. Berbagai penurunan fisik maupun psikis yang dialami lansia hendaknya dapat disikapi secara bijaksana sehingga lansia merasa berarti meskipun memiliki keterbatasan keterbatasan. Dari sisi ekonomi, produktiitas lansia
dapat
dilakukan
dengan
memberdayakan
potensi-potensi
yang
dimilikinya untuk meningkatkan pendapatan lansia. Lansia yang produktif secara ekonomi menjadikan lansia meskipun mengalami berbagai penurunan secara fisik maupun psikis namun merasa puas dengan kondisi dirinya karena dapat menjadikan kegiatan ekonomi sebagai mata pencaharian sekaligus aktivitas untuk mengisi masa tua. Pada akhirnya para lansia merasa bermakna, berarti, sekaligus dapat menambah pendapatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup lansia sehari-hari atau memberi sesuatu (wuwur) kepada anak cucunya. Berdasarkan Modul Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 25
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah kelompok kegiatan (Poktan) keluarga yang mempunyai lansia yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia dan lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan, kemandirian ber-KB bagi PUS anggota kelompok kegiatan. Sedangkan menurut Buku Pengangan Kader Tentang Lansia Tangguh Dengan Tujuh Dimensi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015, Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok lansia yang sehat (secara fisik, sosial, dan mental), mandiri, aktif, dan produktif. Lansia potensial adalah warga lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa.
26
Tujuh dimensi lansia tangguh terdiri dari: 1.
Spiritual
2.
Intelektual
3.
Fisik
4.
Emosional
5.
Sosial Kemasyarakatan
6.
Professional Vokasional
7.
Lingkungan Kaitannya dengan pelaksanaan program untuk lansia, tidak terlepas dari
faktor penghambat dan pendukung yang secara tidak langsung terdapat pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang asas, arah, dan tujuan serta tugas dan tanggung jawab kesejahteraan lanjut usia, yaitu: a) Pasal 4 Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bertujuan untuk memperpanjang usia harapan
hidup
dan
masa
produktif.
terwujudnya
kemandirian
dan
kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Pasal 7 Pemerintah bertugas mengarahkan. membimbing. dan menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
27
c) Pasal 8 Pemerintah, masyarakat, dan keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Dari penjelasan beberapa pengertian dari berbagai sumber di atas dapat disimpulkan, bina keluarga lansia atau BKL merupakan wadah atau organisasi untuk berkegiatan lansia dan keluarga yang memiliki lansia yang oleh dicanangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan bertujuan untuk mensejahterakan lansia melalui program program
pemberdayaan,
ekonomi
produktif,
tatacara
perawatan
pengasuhan lansia sehingga tercipta lansia sejahtera, mandiri,
dan
produktif,
semangat dan berdaya. C. Kajian tentang Lansia 1.
Pengertian Lansia Menurut Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 memberikan definisi
lansia sebagai berikut : a) Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. b) Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa, c) Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah schingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
28
Menurut Hurlock (1980: 380), usia tua merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bourke (2012: 17), menggolongkan lansia pada masa penuaan, yaitu proses yang kompleks , sulit diprediksi, dan memiliki banyak segi. Banyak orang tidak menanti-nantikan saat menjadi tua karena proses itu bisa menjadi proses yang menyedihkan, sepi,
dan
menyakitkan. Jahja (2011: 311), mendefinisikan usia lanjut (60 sampai meninggal) atau masa tua sebagai periode penutup dalam rentang hidup seseeorang, yaitu suatu masa dimana seseorang telah “ beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Sedangkan menurut Mahmudi (2000: 45), masa lanjut usia sering di sebut masa dewasa akhir, sering disebut juga masa tua atau masa kematangan akhir. Pada masa-masa yang lalu periode ini kurang di perhatikan dibandingkan periode yang lain, perhatian utama di tujukan pada masa balita dan remaja. Menurut Purnama (2009: 5) merupakan tahapan paling akhir dalam perjalanan hidup manusia. Proses menua tersebut selain merupakan proses perkembangan yang terus berlangsung hingga akhir hidup manusia, yang ditandai dengan adanya kemunduran fisik dan psikis. Sulistyo (2006: 12), sesungguhnya usia lanjut merupakan proses alami. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Semua orang akan 29
mengalami proses menjadi tua dan masa tua. Pendapat tersebut didukung dengan pendapat Padmiati dan Gutomo (2007: 9), proses menua memang bukan sekedar survival of life, karena dalam proses ini selalu terjadi kemunduran baik fisiologis maupun psikologis yang berlangsung secara alamiah. Menurunnya kondisi lansia dari berbagai aspek juga didukung penelitian dari Siti Rohmah Nurhayati dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 17, No. 1 (2012:43-44) yang berjudul ‘’Dukungan Sosial dan Strategi Coping Para Lansia’’, yaitu lansia Usia lanjut adalah suatu fase yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, yang mana terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Proses penuaan yang terjadi pada lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan. Menurut Purnama dan Nugrahaningsih (2015: 9), masa lanjut usia merupakan tahapan paling akhir dalam perjalanan hidup manusia. Proses menua tersebut selain merupakan proses perkembangan yang terus berlangsung hingga akhir hidup manusia, juga ditandai dengan adanya kemunduran secara fisik dan psikis. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas dan menjadi salah satu tanda bahwa seseorang telah mencapai batas-batas akhir proses perkembangan yang ditandai dengan kemunduran fisik dan psikis.
30
2.
Karakteristik Lansia Menurut Jahja (2011: 311), dalam rentang kehidupan seseorang, usia
lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek ini menentukan, apakah pria atau wanita usia lanjut akan mulai melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk daripada yang baik dan kepada kesengsaraan daripada kebahagiaan. Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Rita Eka Izzaty dkk (2013: 172) menyatakan bahwa lansia ditandai oleh kemunduran biologis yang terihat dari gejala kemunduran fisik, antara lain: a. Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap. b. Rambut mulai beruban dan menjadi putih. c. Gigi mulai tanggal. d. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang. e. Mudah lelah. f.
Gerakan menjadi lamban.
g. Ketrampilan tubuh menjadi menghilang, terjadi timbunan lemak terutama dibagian perut dan pinggul. Hurlock (1980: 380) mengemukakan, terdapat beberapa ciri usia lanjut yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan sampai sejauh tertentu, apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Keliat (1999) yang
31
dikutip Maryam dkk (2008: 33), adapun karakteristik yang di miliki lansia sebagai berikut ; 1) Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang Kesehatan) 2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif 3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi. Berdasarkan pengertian-pengertian
di atas,
maka dapat
diambil
kesimpulan bahwa pada dasarnya lansia memiliki karakteristik, diantaranya mengalami
kemunduran
fisik,
mengalami
kemunduran
psikologis
dan
meningkatnya ketergantungan dengan orang sekitar. 3. Tugas Perkembangan Lansia Menurut Izzaty dkk (2013: 169), pada usia lanjut seseorang tidak berarti bebas dari tugas perkembangan. Tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah tugas yang sesuai dengan tahapan usianya. Tugas- tugas perkembangan itu antara lain: a.
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b.
Menyesuaikan diri dengan kemunduran dan berkurangnya pendapatan.
c.
Menyesuaikan diri atas kematian pasangannya.
d.
Menjadi anggota kelompok sebaya.
e.
Mengikuti pertemuan-pertemuan sosial dan kewajiban-kewajiban 32
f.
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
g.
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel. Sependapat dengan penjelasan diatas, Menurut Melly (1985) yang
dikutip oleh Mahmudi (2000: 68-69), tugas perkembangan lanjut usia antara lain: 1) Menyesuaikan diri pada keadaan menurunnya kemampuan atau kekuatan fisik dan kesehatan. 2) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan. 3) Menyesuaikan diri dengan meninggalnya pasangan hidup. 4) Membangun hubungan aktif dengan salah satu kelompok sosial yang sesuai dengan umurnya. 5) Berusaha menemukan dan memberikan bantuan sosial sebagai warga negara. 6) Berusaha menemukan dan memberikan bantuan sosial sebagai warga negara. 7) Menyusun bentuk dan cara hidup yang disesuaikan dengan keadaan fisik mereka. Pendapat
lain
juga
dikemukakan
oleh
Jahja
(2011:
318),
mengemukakan bahwa sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan di dalam maupun di luar rumah. Bagi beberapa orang berusia 33
lanjut, kewajiban untuk menghadiri rapat yang menyangkut kegiatan sosial dan kewajiban sebagai warga negara sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan pendapatan mereka menurun setelah pensiun. Menurut Hurlock (1980: 385), sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada orang lain. Havighrust dalam buku Psikologi Perkembangan (Hurlock: 1980) menyampaikan, tugas – tugas perkembangan sepanjang rentang kehidupan pada masa tua terdiri dari; a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan. b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga. c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia. e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. f.
Menyesuaikan diri dengan pern sosial secara luwes. Menurut Maryam dkk (2008: 40-41), apabila seseorang pada tahap
tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia
lakukan
pada
mengembangkan
tahap
hobi
perkembangan
bercocok
tanam,
perkembangan lansia adalah sebagai berikut: 34
sebelumnya dan
lain-lain.
seperti
olahraga,
Adapun
tugas
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun 2) Mempersiapkan diri untuk pensiun 3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya 4) Mempersiapkan kehidupan baru 5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai 6) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangannya Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia memiliki tugas perkembangan, yaitu; a. Menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri sendiri. b. Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar c. Membuat hubungan yang bersahabat dengan orang seusianya d. Mempersiapkan diri untuk belajar ikhlas dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang e. Membentuk mental dan beradaptasi dengan perubahan yang signifikan terhadap perubahan fisik yang semakin menurun.
35
D. Penelitian Yang Relevan 1. Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso (Tika Kumalasari. 2015. Universitas Negeri Yogyakarta) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso dimulai dengan persiapan dan pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi tempat, materi, jenis program kegiatan, dan waktu pelaksanaan sedangkan tahap pelaksanaan menggunakan metode ceramah dan praktik. Upaya untuk peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia melalui program eksistensi diri, sosialisasi,
komunikasi
meningkatkan
kualitas
sosial, program
serta yaitu
aktualisasi kegiatan
diri,
Upaya
unggulan
untuk program
peningkatan komunikasi sosial dalam bentuk bimbingan sosial kecil dan besar. Dampak program peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia terdiri dari dampak eksistensi diri, sosialisasi, komunikasi sosial, aktualisasi diri. Faktor pendukung yaitu adanya kerjasama dari berbagai instansi, dana, prasarana yang memadai, serta program keagamaan. Faktor penghambat yaitu lanjut usia yang susah di atur, kurangnya komunikasi dengan keluarga lanjut usia dalam pelaksanaan program kegiatan. Penelitian yang relevan diatas, berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia . Disini kesamaan objek sebagai dasar penelitian yaitu 36
terkait pelaksanaan program dan subjek terkait dengan lansia. Adapun perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan terdapat pada jenis program penelitian yaitu program peningkatan kesejahteraan sosial dan program usaha ekonomi produktif. 2. Identifikasi Potensi Ekonomi Produktif Para Lansia Penghuni Panti Werda. (Penelitian Sri Iswanti, Ariyadi Warsito, dan Kartika Nur Fathiyah. 2012. Universitas Negeri Yogyakarta). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia di panti wreda memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk kegiatan ekonomi produktif, akan tetapi di lapangan potensi ekonomi yang mengarah produktif
belum teraktualisasi karena
ketakutan pengelola bahwa aktivitas ekonomi produktif bahwa semakin mempercepat penurunan lansia dan ketakutan menyalahi aturan yang ada. Temuan lain adalah ada perbedaan pengelolaan antara panti yang berstatus negeri dengan
yang berstatus
swasta.
Panti yang
berstatus
negeri
pengembangan minat penghuni cenderung optimal karena pendanaan yang banyak ditopang dana dari pemerintah, sedangkan di swasta pengembangan minat maupun potensi lansia cenderung agak terabaikan karena dana lebih banyak ke operasional pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia. Penelitian yang relevan diatas, berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pelaksanaan program usaha ekonomi produktif
oleh
bina keluarga lansia (BKL) yang sasaran utamanya adalah lansia. Disini 37
kesamaan subjek sebagai dasar penelitian yaitu mengenai program usaha ekonomi produktif dan lansia. Adapun perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada objek penelitian antara lain pelaksanaan program dan identifikasi potensi. E. Pertanyaan Penelitian Untuk mempermudah dalam mengarahkan proses pengumpulan data dan informasi mengenai aspek yang akan diteliti, maka pertanyaan penelitian merinci pada: 1. Bagaimana Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman ? a. Perencanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh Lansia di BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman b. Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh Lansia di BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman 2. Apa manfaat dari Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman? a. Manfaat untuk Lansia b. Manfaat untuk BKL Mugi Waras 38
c. Manfaat untuk Keluarga 3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat program Usaha Ekonomi Produktif Lansia oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman ? a.
Faktor Penghambat
b.
Faktor Pendukung
39
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai kegiatan mengamati orang
dalam
lingkungannya,
berinteraksi
dengan
mereka,
berusaha
memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Melalui pendekatan ini diharapkan peneliti mampu menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkap sebab dan proses terjadinya di lapangan (Nasution, 1988: 5). Menurut Moleong (2012: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan baik secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Menurut Sugiyono (2011: 13), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan data), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian ini menyajikan,
40
melukiskan atau menggambarkan data secara deskriptif tentang “Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman Yogyakarta” guna memberikan gambaran riil tentang situasi sebenarnya. B. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan objek berupa pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Penentuan subjek penelitian dilaksanakan dengan teknik pengambilan sampel secara bertujuan (purposive sampling). Menurut Sugiyono (2010: 300) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menentukan secara mandiri subyek penelitian yang akan digunakan untuk mencari informasi yang terkait dengan penelitian. Pemilihan subyek penelitian ini dipilih berdasarkan keterlibatan subyek pada pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras sehingga mampu memberikan informasi dan berbagai data yang valid dan dapat diakui kebenarannya. Sumber data dalam penelitian ini terdapat dua informan, yaitu sumber informasi (key informan) dan informan pendukung. Sumber informasi (key informan) dalam penelitian ini adalah pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras, sedangkan informan pendukung dalam penelitian ini adalah lansia anggota BKL yang aktif dalam pelaksanaan program usaha ekonomi produktif dan keluarga lansia anggota UEP.
41
Dalam penelitian ini peneliti membuat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh pengurus agar dapat menjadi informan yang dapat memberikan informasi secara rinci dan valid. Beberapa kriteria dalam penentuan pengurus informan kunci sebagai berikut: 1. Merupakan pengurus yang aktif 2. Turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras 3. Terlibat dalam kepengurusan minimal 3 tahun terakhir 4. Latar belakang minimal SMP. Penentuan pengurus sebagai informan secara rinci dapat dilihat dalam tabel 3: Tabel 3. Sumber Data Penelitian (key informan) No
Nama
Status
1
DJ
Aktif
Ketua
Partisipasi Dalam Pelaksanaan Program Berpartisipasi
2
SW
Aktif
Bendahara
Berpartisipasi
Dalam
Jabatan
pemilihan
anggota
Keterlibatan Dalam Kepengurusan
Pendidikan Terakhir
Memenuhi Kriteria
6 tahun Sejak 2011 6 tahun Sejak 2011
SGSLP
Memenuhi
SMA
Memenuhi
pendukung
juga
sebagai
informan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu memilih informan dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria anggota UEP yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut: 1. Merupakan anggota yang aktif 2. Usia minimal 60 tahun
42
3. Turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program usaha ekonomi produktif 4. Terlibat dalam pelaksanaan program minimal 1 tahun terakhir 5. Latar belakang pendidikan minimal SD/SR. Penentuan pengurus sebagai informan secara rinci dapat dilihat dalam tabel 4: Tabel 4. Sumber Data Penelitian (informan pendukung) Nama
Usia
Status
Jabatan
SP
78 tahun 80 tahun 68 tahun 70 tahun
Aktif
Anggota
Partisipasi Dalam Pelaksanaan Program Berpartisipasi
Aktif
Anggota
Berpartisipasi
Aktif
Anggota
Berpartisipasi
Aktif
Anggota
Berpartisipasi
SD BA NG
Keterlibatan Dalam Kepengurusan
Pendidikan Terakhir
Memenuhi Kriteria
6 tahun Sejak 2011 6 tahun Sejak 2011 3 tahun sejak 2014 2 tahun sejak 2014
SR/SD
Memenuhi
SR/SD
Memenuhi
SPG
Memenuhi
SGSLP
Memenuhi
Selain itu informan dalam penelitian ini adalah keluarga lansia anggota UEP yang turut merasakan kebermanfaatan adanya pelaksanaan program UEP untuk lansia di BKL Mugi Waras. Pemilihan salah satu anggota keluarga lansia yang aktif dalam pelaksanaan program sebagai informan menggunakan teknik purposive sampling. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut: 1. Usia maksimal 45 tahun 2. Merupakan anggota keluarga lansia yang aktif dalam pelaksanaan program UEP 3. Berpartisipasi aktif dalam membantu kegiatan lansia sehari-hari 4. Tinggal satu rumah dengan lansia
43
Penentuan salah satu anggota keluarga dari lansia yang aktif mengikuti kegiatan UEP sebagai informan secara rinci dapat dilihat dalam tabel 5:
No
1
2
Tabel 5. Sumber Data Penelitian (informan pendukung) Nama Umur Status Partisipasi Tinggal terhadap Serumah lansia SS 38 Anak Aktif Serumah lansia/anggota tahun EF
29
Menantu dari lansia/anggota
Aktif
Serumah
Memenuhi Kriteria Memenuhi
Memenuhi
tahun
C. Setting Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai dari bulan maret sampai dengan bulan april 2017. Adapun proses kegiatan dapat dirinci sebagai berikut. Tabel 6. Proses Kegiatan Pengumpulan Data No
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
Observasi dan Pengamatan
Desember
2
Tahap Penyusunan Proposal
Januari – Februari
3
Tahap Perizinan
Maret
4
Tahap Pengumpulan Data
Maret – April
5
Tahap Analisis Data
April – Mei
6
Penyusunan Laporan
Mei
7
Ujian
Juni
44
2.
Tempat penelitian Penelitian mengenai pelaksanaan program usaha ekonomi produktif
oleh BKL Mugi Waras di lakukan di Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Alasan lokasi tersebut dijadikan lokasi penelitian karena lansianya yang sehat,
produktif, semangat,
serta mandiri, selain itu adalah keterbukaan organisasi lansia dan masyarakat sehingga memungkinkan peneliti memperoleh kelancaran dalam menperoleh data serta melaksanakan penelitian Beberapa prestasi yang di dapatkan oleh BKL Mugi Waras menjadi alasan lain dalam pemilihan lokasi penelitian, dimana BKL Mugi Waras pernah mendapat apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Fasli Jalal dalam kunjungannya terkait lansia BKL Mugi Waras yang tidak merasa berhenti, tetap produktif, tetap sehat, tetap optimistis membimbing dan membantu anak cucu dan melihat aktivitas mereka. Prestasi lain yang di dapatkan oleh BKL Mugi Waras adalah aktif menjuarai berbagai kegiatan dan perlombaan lansia antara lain Juara 1 Terbaik Kegiatan Seleksi/ Penilaian Bina Keluarga Lansia Tingkat DIY Tahun 2014 serta Juara 2 Kelompok BKL Tingkat Nasional Tahun 2014. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi (Suharsimi Arikunto, 2010). Untuk memperoleh
data terkait Pelaksanaan
Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras di lakukan di Dusun 45
Blendung
Desa
Sumbersari
Kecamatan
Moyudan
Kabupaten
Sleman
digunakan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Observasi Menurut Nasution (2003: 58) observasi tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti berperan aktif melakukan observasi terkait dengan pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Yogyakarta. 2.
Wawancara Menurut Moleong (2012: 186), wawancara merupakan percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Untuk memperoleh data yang valid, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan subjek yang terlibat dalam proses atau
kegiatan
yang berlangsung
dengan
mengajukan
beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian terkait perencanaan program,
pelaksanaan program,
manfaat serta faktor penghambat dan
pendukung pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras.
46
3.
Dokumentasi Dokumentasi
merupakan
catatan
peristiwa
yang
telah
berlalu.
Dokumentasi ini dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental
dari
yang
bersangkutan
(Sugiyono,
2011:
329).
Peran
dokumentasi adalah sebagai pendukung dari kelengkapan data yang diperoleh berdasarkan
wawancara
dan
dokumentasi
diantaranya
administrasi, foto – foto kegiatan, sarana prasarana,
dokumentasi
serta catatan peristiwa
selama kegiatan yang dapat membantu peneliti menggambarkan kondisi riil di lapangan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugiyono (2011: 306-307), peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi.
47
Tabel 7. Teknik Pengumpulan Data Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. No
Aspek
Sub Aspek
1.
Profil ekonomi produktif BKL Mugi Waras
usaha a. b. c. d. e. f. g.
2.
Pelaksanaan program,
3.
Manfaat UEP
4.
Faktor penghambat a. FaktorA penghambat dan pendukung b. Faktor program pendukung
Sumber Data
Teknik
Letak geografis Pengurus UEP, wawancara, Sejarah berdiri anggota UEP dokumentasi Visi dan misi observasi Struktur organisasi Program kerja Jenis usaha Sumberdaya manusia
a. Perencanaan b. Pelaksanaan program a. Lansia b. Keluarga c. Organisasi BKL Mugi Waras
Pengurus UEP, wawancara, anggota UEP dokumentasi, observasi Pengurus UEP, wawancara, observasi anggota UEP keluarga lansia anggota UEP Pengurus UEP, wawancara, anggota UEP observasi
F. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan
teknik
analisis
data berupa
analisis
deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan setelah semua data sudah terkumpul melalui pengamatan yang sudah di tulis dalam catatan lapangan, wawancara dengan responden, observasi dan dokumentasi. Menurut Miles dan Huberman (2007: 15-21) teknik analisis data dijelaskan melalui beberapa langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
48
1) Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan. Data tersebut terdiri dari dua aspek, yaitu deksripsi dan refleksi. Catatan deskripsi adalah data yang berisi tentang apa yang dilihat, dirasakan, dan disaksikan serta dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai di lapangan. Sedangkan catatan refleksi memuat kesan, komentar, tafsiran oleh peneliti tentang temuan yang dijumpai di lapangan dan merupakan bahan rencana pengumpulan untuk tahap berikutnya. 2) Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data diartikan sebagai proses memilih, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, dan mengabstrakan data hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 338) reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan menyisihkan yang tidak perlu. Peneliti secara umum dalam hal ini melakukan seleksi terhadap data – data yang dilakukan secara manual. 3) Penyajian data (Data Display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data (display data). Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data akan mempermudah peneliti dalam melihat hasil penelitian. 49
4) Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing) Langkah berikutnya setelah display data, menurut Miles and Huberman adalah
penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi.
Kesimpulan
awal
yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti –bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan merupakan
mengumpulkan kesimpulan
data, yang
maka
kesimpulan
kredibel (Sugiyono,
yang 2011:
dikemukakan 345).
Proses
menyimpulkan merupakan proses yang membutuhkan pertimbangan yang matang agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan dan menyimpulkan data.
50
Pengumpulan
data
Penyajian data
Reduksi data
Kesimpulan – kes impulan : penarikan /verifikasi
.
Gambar 3. Teknik Analisis Data Miles & Huberman (Sumber: Miles & Huberman, 2007)
51
G. Keabsahan Data Selanjutnya, setelah data dapat dikumpulkan tahap berikutnya yaitu dilakukan pengujian terhadap keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda – beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2011: 330). Saat melakukan pengumpulan data dengan triangulasi maka disaat yang sama peneliti sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai pengumpulan data dan sumber data. Teknik keabsahan data pada penelitian ini adalah menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber data. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan dan mengecek informasi data hasil yang diperoleh dari: 1. Wawancara dengan hasil observasi, dan juga sebaliknya 2. Membandingkan hasil observasi,
wawancara,
dan dokumentasi yang
berkaitan dengan penelitian 3. Membandingkan apa yang disampaikan melalui wawancara oleh pengurus UEP, anggota UEP, dan keluarga anggota UEP.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Bina Keluarga Lansia Mugi Waras 1. Gambaran Umum Organisasi Bina Keluarga Lansia Mugi Waras a.
Sejarah berdirinya Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Bina Keluarga Lansia Mugi Waras berdiri pada tanggal 4 April 2012
yang diresmikan dengan surat tugas dari Kepala Desa Sumbersari, Nomor 441/025/2012. Nama Mugi Waras di ambil dari arti jawa yaitu, ‘’Mugi’’ yang berarti semoga dan waras yang memiliki arti sehat. Apabila digabungkan akan menjadi “semoga sehat”. Pemberian nama ‘’Mugi Waras’’ merupakan sebuah harapan agar lansia-lansia di Dusun Blendung selalu sehat. Kelahiran Bina Keluarga Lansia Mugi Waras didorong oleh kebutuhan lansia untuk produktif yang diharapkan akan membawa dampak positif untuk lansia dari segi fisik, psikologis maupun ekonomi. Harapannya dengan adanya BKL Mugi Waras mampu meningkatkan kesehatan, semangat, kemandirian, dan kebahagiaan lansia. Bina Keluarga Lansia Mugi Waras menjadi wadah energi dan sosialisasi lansia di Dusun Blendung Desa Sumbersari Moyudan Sleman Yogyakarta.
53
b. Bentuk dan Nama Lembaga Bentuk : BKL (Bina Keluarga Lansia) dan Yandu Lansia (Pelayanan Terpadu Lanjut Usia) Nama : ‘’Mugi Waras’’ Alamat : Padukuhan Blendung, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman DIY c. Landasan Hukum Pendirian BKL Mugi Waras: 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia 2. Undang-undang
Nomor
52
Tahun
2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 3. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 85/PER/F5/2012 tentang Pedoman Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. d. Tujuan Tujuan
utama
dari adanya
BKL
Mugi Waras
adalah
untuk
meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian dan peran lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif, dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. e. Visi dan Misi Bina Keluarga Lansia Mugi Waras 1. Visi Lansia Sehat Berkarya dan Berdayaguna
54
2.
Misi
Membina kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia melalui program pembinaan fisik, psikologis, mental, spiritual, sosial kemasyarakatan, dan pengembangan
potensi
lanjut
usia
serta
menyelenggarakan
kegiatan
program lansia. f. Susunan Kepengurusan BKL Mugi Waras Struktur kepengurusan BKL Mugi Waras mencakup adanya ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan humas. Pengurus berperan melakukan perencanaan program dan pelaksanaan program bersama anggota. Tabel 8. Kepengurusan Jabatan Pelindung Penasehat Ketua Sekretaris Bendahara Sie Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif Sie Kerohanian Sie Sie Sie Sie Sie Sie
Pangrukti Loyo (Islam) Pangrukti Loyo (Katholik) Kesenian Senam Simulasi BKL PKBN
Sie Simulasi Traficking Sie PKDRT Sie Home Care (Sumber: Profil BKL Mugi Waras)
55
BKL Mugi Waras Nama Sukadi Sadiyan dan Sajinam Djumanah dan Nur Rahayu Saminingsih dan Extin Sri Hartini dan Sumilah Sumardi dan Rahayu Sadiyan, Kristina, Wagirah, dan Yati Abu Yamin dan Sumarjo Sri Kodarsih dan Djamidah Rukiyah, Wagirah dan Yuni Tugiran, Asiyah dan Purwantari Suti Lestari dan Sutarjo Sri Windari, Nur Rahayu dan Alex A Gunarti, Saminingsih, Siti Nur Rohmah Sri Martati dan Suti Lestari Eni dan Ireng Sapto Suyanto Supartini, Santi dan Puji Asih
Ketua kelompok adalah pihak yang melakukan koordinasi dengan dinas terkait,
mengelola
kelompok,
dan
mengidentifikasi
kebutuhan
dalam
perencanaan program. Wakil ketua membantu ketua dalam mengelola dan mengorganisasi kegiatan BKL. Sekretaris memiliki tanggung jawab atas administrasi dan pengarsipan kelompok BKL Mugi Waras,
sedangkan
bendahara memiliki tanggung jawab dalam manajemen keuangan. Sedangkan humas memiliki tugas untuk membantu pengurus lainnya menghadiri berbagai undangan dan menjadi penghubung dalam komunikasi antara anggota dan pengurus lainnya. g. Anggota BKL Mugi Waras Berdasarkan data terbaru yang
di input oleh pengurus BKL Mugi
Waras, terdapat jumlah total lansia di Dusun Blendung yaitu 268 jiwa yang terinci dalam tabel berikut: Tabel 9. Jumlah Lansia di Dusun Blendung Kategori Jumlah Pra Lansia (45-59 tahun)
151 orang
Lansia (60-69 tahun)
60 orang
Lansia lanjut (60 tahun keatas)
57 orang
(Sumber: Profil BKL Mugi Waras) Dari keseluruhan jumlah lansia di Dusun Blendung, hanya ada 120 lansia yang aktif mengikuti berbagai program-program yang diadakan BKL Mugi Waras. Dalam pelaksanaan kegiatan program-program oleh anggota BKL Mugi Waras, tidak semua lansia aktif di semua program sebab setiap lansia
56
memiliki daya minat sendiri-sendiri. Hal ini juga tidak menutup kenyataan bahwa masih ada beberapa lansia di Dusun Blendung yang aktif di seluruh kegiatan lansia. h. Program BKL Mugi Waras Beberapa program untuk lansia di BKL Mugi Waras yang sampai saat ini berjalan terdiri dari:
Program
Tabel 10. Program BKL Mugi Waras Keterangan
Kegiatan
Agama Islam: ndiba’an, sholawatan
keagamaan
Agama Katholik: paduan suara
Kesenian
angklung, seni ronda tektek, gejluk lesung
Usaha
ekonomi Home industri, perikanan, peternakan, pertanian, kerajinan,
produktif
kuliner dan dilaksanakan setiap tanggal 17 dan 25
Home care
Dibawah pendampingan Dinas Sosial
Day care
Kegiatan rutinnya kerawitan
Senam lansia
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap hari rabu
Posyandu lansia
Dilaksanakan setiap tanggal 13
(Sumber: Profil BKL Mugi Waras) i.
Sarana dan Prasarana BKL Mugi Waras Sarana dan prasarana BKL Mugi Waras terdiri dari inventaris BKL,
buku-buku administrasi yang terdiri dari 10 buku seri media pembelajaran BKL dari BKKBN, buku-buku administrasi penunjang kegiatan lainnya dengan 57
jumlah 14 buku, serta buku-buku pustaka. Adapun sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Sarana Prasarana buku-buku pustaka BKL Mugi Waras No Buku Jumlah 1
Buku-Buku Administrasi Penunjang Kegiatan
38
2
Modul Bina Keluarga Lansia
2
3
Alat Tulis Kantor (ATK)
12
4
Kursi Roda
2
5
Pispot
6
6
Tensi
1
7
Timbangan
1
8
Termos
1
9
Blender
1
10
Baskom
5
11
Handuk
8
12
Gayung
5
(Sumber: Profil BKL Mugi Waras) j.
Pendanaan Program Asal anggaran yang digunakan dalam melaksanakan program-program
BKL Mugi Waras berasal dari dana APBN, APBD, donatur dan swadaya murni masyarakat.
58
B. Hasil Penelitian 1.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras
a. Perencanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Berdasarkan wawancara yang dilakukan, didapat latar belakang usaha ekonomi produktif dilaksanakan atas dasar masih banyak ditemukan lansia yang aktif dan berkeinginan mandiri dalam beraktifitas dan usaha, akan tetapi masih kekurangan modal, dalam waktu bersamaan juga ada tawaran dari dinas perekonomian untuk mengajukan proposal dana untuk usaha. Hal tersebut senada dengan ungkapan “DJ” tentang latarbelakang diadakannya program usaha ekonomi produktif berikut, “Awal mulanya itu ya karena di blendung ini banyak lansia yang usaha tapi belum punya modal mbak. Kemudian ada pengumuman dinas perekonomian untuk mengajukan proposal. Selain itu ya kebetulan ada kesempatan akhirnya kita mengajukan proposal alhamdulillahnya turun lima juta rupiah’’(CW-1)
ingin dari pas dan
Ungkapan serupa disampaikan oleh “SW” selaku Bendahara UEP, “Karena di blendung ini banyak lansia yang memiliki usaha dari berbagai macam. Dari yang usaha makanan, ternak, peternakan dan lain-lain. Nah itulah yang menjadi dasar kita untuk memajukan ekonomi produktif di Dusun Blendung” (CW-4) Pendapat lain diungkapkan oleh “SP” sebagai salah satu anggota, “Agar saya lebih gak tergantung sama keluarga dan biar ada kerjaan mbak. Kan malu mbak kalo umurnya sudah tua tapi apa-apa harus minta sama anak” (CW-2)
59
Beberapa ungkapan tersebut diperkuat oleh salah satu anggota UEP yaitu “BA”, “Ya itu ikut mendorong agar para anggota BKL juga berusaha untuk mengembangkan ekonomi produktif melalui peternakan. Yang pertama adalah supaya ada kegiatan dan tidak kosong, kalo kosong itu kan kurang sehat. Sehingga harus diisi oleh kegiatan yang sifatnya bisa menunjang penambahan ekonomi keluarga. Kegiatannya juga ringan karena usianya kan juga sudah tua” (CW-5) Pada dasarnya, kegiatan usaha ekonomi produktif merupakan salah satu cara positif yang dapat meningkatkan produktifitas lansia. Dengan usia yang semakin tua, mayoritas lansia di Dusun Blendung masih aktif melakukan berbagai aktivitas dan tidak menggantungkan diri dengan keluarga. Hal ini terlihat dari semangat lansia memanfaatkan skill yang mereka miliki untuk menghasilkan uang. Alasan lain yang menjadikan lansia di Dusun Blendung menekuni berbagai usaha adalah untuk mengisi waktu kosong. Dengan adanya berbagai kegiatan yang membuat lansia memanfaatkan waktu luang, akan meningkatkan kemandirian yang akan berpengaruh pada semangat lansia itu sendiri. Pekerjaan dan usaha yang ditekuni lansia di Dusun Blendung terdiri dari kegiatan-kegiatan ringan dan berasal dari keinginan lansia itu sendiri sehingga tidak ada unsur paksaan dari pihak lain. Pekerjaan dan usaha ringan yang
dipilih
supaya
tidak
mengganggu
kesehatan
lansia.
Selain
itu,
latarbelakang diadakannya usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras adalah, asal mula ada tawaran dan kesempatan untuk mengajukan proposal dana usaha dari dinas perekonomian sleman. Kesempatan ini langsung dimanfaatkan
60
oleh pengurus BKL Mugi Waras untuk menyusun proposal dan mengajukan dana usaha bagi lansia. Setelah beberapa saat, akhirnya proposal pengajuan dana disetujui dan cair uang sebesar Rp.5.000.000,00 untuk modal usaha yang selanjutnya diberikan kepada para lansia di Dusun Blendung yang masih berpotensi untuk usaha. Akan tetapi, para pengurus BKL membuat kebijakan baru dengan menjadikan uang hasil pengajuan dana dari dinas perekonomian sebagai modal pinjaman usaha. Berupa pinjaman modal karena di Dusun Blendung antara jumlah uang yang cair dengan jumlah lansia yang memiliki usaha dan berpotensi produktif lebih banyak jumlah lansianya. Perencanaan program UEP
sebagaimana dirangkum oleh peneliti
berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi, dijelaskan bahwa tujuan dari adanya usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras di Dusun Blendung yaitu mampu meningkatkan kesejahteraan lansia yang akan berpengaruh pada kesehatan,
kemandirian,
semangat
lansia
dan
mampu
meningkatkan
perekonomian lansia dan keluarga. Seperti yang diungkapkan oleh “DJ” selaku Ketua UEP, “Tujuan kita dengan adanya usaha ekonomi produktif untuk BKL Mugi waras ini supaya lansia itu menjadi sehat, semangat, mandiri dan bahagia. Kan kalo lansia itu sehat bisa semangat dan mandiri, nah kalo mandiri bisa bahagia mbak” (CW-1) Senada, “SW” yang juga merupakan salah satu pengurus UEP mengungkapkan, “Ya tujuannya sendiri untuk hasil ekonomi produktif yang dibina tadi bisa menghasilkan yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya meningkatkan 61
ekonomi produktif dari yang usaha makanan kan bisa dititipkan ke warungwarung. Nanti kan hasilnya bisa menambah penghasilan lansia dan keluarga” (CW-4) Sebagaimana dikutip oleh peneliti, tujuan dengan adanya program usaha ekonomi produktif, lansia di dusun
Blendung memiliki kesempatan
untuk mensejahterakan dirinya sendiri melalui usaha ekonomi yang akan mempengaruhi
tingkat
kemandirian,
semangat,
penghasilan
lansia
dan
keluarga. Dalam merencanakan program usaha ekonomi produktif terdapat enam pertanyaan
yang
akan
melengkapi suatu
perencanaan
program.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dapat dijelaskan bahwa program yang dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kemandirian di Dusun Blendung, Desa Sumbersari Sleman Yogyakarta adalah dengan diadakannya program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang sasaran utamanya adalah lansia. Proses dari pelaksanaan usaha ekonomi produktif dilakukan dengan sistem peminjaman modal usaha. Pernyataan ini disampaikan oleh “DJ” yang merupakan ketua UEP, “Tahap perencanaan dimulai dengan mengumpulkan para simbah-simbah, terus ditanya satu persatu, kamu mau usaha apa yang disesuaikan dengan kebutuhan , nah kebutuhan itu sesuai kemampuan lansia seberapa besarnya dia bisa nyicil karena di usaha ekonomi produktif ini kita sifatnya simpan pinjam mbak dengan meminjamkan modal yang selanjutnya diangsur sebanyak 5 kali selama 5 bulan dengan total potongan 5% untuk bunga” (CW-1) Perencanaan
merupakan
bagian
penting
yang
turut
menentukan
keberhasilan. Adapun yang dilakukan pengurus UEP dalam merencanakan 62
program dibenarkan oleh “SW” selaku salah satu bendahara UEP yang mengatakan bahwa: “Kalo perencanaan sih sebenarnya yang lebih dominan pengurusnya mbak, ya paling simbahnya di awal program UEP ini berjalan dikumpulkan dan diberikan modal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mencicil” (CW4) Pendapat tersebut juga diperkuat oleh salah satu anggota, yaitu “SP” yang mengatakan bahwa : “Ya awalnya kita ditanya mbak, mau ikut usaha ekonomi produktif tidak. Terus kita diberikan pinjaman modal untuk penguatan sesuai dengan usaha yang sudah kita jalankan. Nah disitu kita di kasih tau kalo pinjamannya diangsur selama 5 bulan dan dibayar sebulan sekali pas ada pertemuan rutin” (CW-2) Dari beberapa pernyataan diatas dapat disampaikan bahwa perencanaan program dilakukan oleh pengurus UEP yang didukung oleh keterlibatan lansia melalui identifikasi kebutuhan yang disesuaikan dengan jenis usaha dan kemampuan lansia dalam mengangsur pinjaman uang untuk modal. Identifikasi kebutuhan melalui jenis usaha dilakukan sebagai upaya penyesuaian antara usaha
yang
ditekuni
dengan
besarnya
pinjaman
modal
yang
juga
dipertimbangkan dengan kemampuan untuk melunasi dalam jangka yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaan kegiatan UEP, ada beberapa orang yang terlibat langsung dalam kegiatan yang terdiri dari pengurus, anggota dan keluarga, yang dibuktikan dari pernyataan “DJ” selaku ketua UEP berikut ini,
63
“Kalo selama ini ya yang benar-benar terjun fokus ngurusin hal seperti ini ya pengurusnya sendiri mbak. Mulai dari mendampingi sampai kalo ada apa-apa ya kita yang nanganin. Selain itu juga keluarga ini sangat mendukung sekali kalo ada berbagai kegiatan UEP mbak. Dan yang jelas terlibat secara langsung ya sebenarnya lansia itu sendiri” (CW-1) Hal tersebut juga diungkapkan oleh pengurus lain yaitu “SW”, “Mulai dari anggota itu sendiri dan juga kita sebagai pengurus ya sifatnya memfasilitasi mbak. Keluarga ini juga terlibat mbak. Kan ya kalo ada kegiatan UEP itu juga butuh yang namanya keluarga to mbak. Apalagi kan udah sepuh juga jadi ya kalo ada apa-apa yang bisa bantuin setiap saat itu keluarga” (CW-4) Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh “SP” yang merupakan anggota, “Ya sing jelas kui keluarga to mbak. Tapi ya pengurusnya tetap suka bantuin dan ngurusin kegiatan kita mbak” (CW-2) Senada, menurut “SD” selaku salah satu anggota, “Selama ini itu ya yang bantuin saya itu yang ngurusin uang pinjaman itu” (CW-3) Pernyataan yang memperkuat disampaikan juga oleh “NG” yang merupakan anggota UEP, “Yang namanya simpan pinjam begini ya yang jelas bantuin kita itu pengurus mbak. Tapi kalo di usahanya kan yang bantuin tetap keluarga” (CW-7) Terlaksananya kegiatan usaha ekonomi produktif salah satunya dengan keterlibatan orang-orang sekitar yang turut menentukan keberhasilan program. Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan, ditemukan keterlibatan pengurus dominan dalam memanajemen kegiatan,
64
selain itu juga
ada
keterlibatan anggota yang merupakan pelaksana kegiatan usaha ekonomi produktif,
sedangkan
keterlibatan
keluarga terlihat
dari dukungan
dan
partisipasi aktif dalam membantu lansia melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif. Kegiatan pertemuan usaha ekonomi produktif di ikuti oleh pengurus dan lansia, akan tetapi berdasarkan observasi di lapangan, peneliti menemukan adanya ibu-ibu yang belum lansia ikut serta mengikuti kegiatan pertemuan simpan pinjam yang merupakan aktivitas pokok dari usaha ekonomi produktif. Sebaliknya berdasarkan temuan di lapangan, anggota usaha ekonomi produktif yang berjenis kelamin laki-laki tidak mengikuti kegiatan simpan pinjam. Akan tetapi salah satu anggota keluarga perempuan ada yang mewakili di kegiatan simpan pinjam. Alasan lain yang menyebabkan lansia laki-laki tidak mengikuti kegiatan simpan pinjam adalah sudah memiliki modal yang diambil dari uang pensiunan dan uang yang sudah diberikan keluarga untuk modal. Keterlibatan pengurus terlihat dari segi manajemen kegiatan usaha ekonomi produktif yang simpan
pinjam,
dan
merencanakan
menjembatani
keterlibatan keluarga tergambar membantu kesulitan-kesulitan
program,
pelaksanaan
dari pendampingan
lansia
produktif.
65
ketika
memfasilitasi kegiatan program.
Sedangkan
di keseharian
menjalankan
usaha
dan
ekonomi
Berbagai usaha yang ditekuni oleh anggota UEP, mencakup bidang pertanian,
home
industri,
peternakan,perikanan,
kerajinan,
kuliner,dan
perdagangan. Hal ini disampaikan oleh “SW” yang merupakan Bendahara UEP, “Jenis usahanya mulai dari pertanian, peternakan ada yang ternak bebek ayam, pelihara ikan, nah kalo dari makanan ada yang membuat jajanan pasar yang dititipkan ke warung-warung, ada yang jualan sayur, membuat kasur, dan ada juga yang membuat tempe” (CW-4) Hal tersebut senada dengan ungkapan “DJ” yang juga merupakan pengurus tentang jenis-jenis usaha anggota UEP, “Usahanya macem-macem mbak. Ada yang buka usaha warung kelontong, membuat tempe, jualan sayur, membuat besek, usaha budidaya lele, peternakan, buat bros dari plastik bekas, ada juga yang jualan makanan mbak” (CW-1) Sependapat, “NG” selaku salah satu anggota dari usaha ekonomi produktif menyatakan bahwa, “Saya sudah ternak lele sudah berpuluh-puluh tahun walaupun sebelumnya sempat ternak ayam mbak. Tapi berhubung lebih menguntungkan usaha lele akhirnya saya memutuskan usaha lele mbak. Kalo di blendung ini banyak mbak yang udah tua-tua tapi tetap masih usaha, ada yang bikin tempe, buka warung, buat jajanan pasar terus dititipin ke sekolah-sekolah, pelihara ayam, ikan gurame, nila, nganyam, bikin kasur terus dijual lagi. Pokoknya banyaklah mbak orang-orang seusia saya yang masih kerja” (CW-7) Pekerjaan yang ditekuni lansia di Dusun Blendung mayoritas adalah usaha sendiri atau home industri, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
66
Tabel 12. Jenis Usaha Anggota BKL di Dusun Blendung Nama Anggota/ Pelaksana
Jenis Kegiatan Kegiatan Peternakan dan Perikanan.
1)
Sadiyan
2)
Home Industri
Pengolahan pertanian
hasil
Sumardi (Koordinator) 3) Rujiyanto 4) Barojan 1) Seco Diharjo 2) Wagirah 3) Parinten 4) Suratmi 5) Kerto 6) Madi 7) Badri 8) Waltini 9) Poni 10) Tarmi 11) Suparno 1) Haryanti 2) 3) 4) 1)
Sujinem Rominah Jumilah Kelompok Tani Dalimin Lansia Laki-laki (Koordinator) 2) Sukijo 3) Sukir 4) Kasirin 5) Tukiman Wanita Tani Lansia 1) Muji Harjono 2) Raharjo 3) Sariyem 4) Waginem 5) Sarinem 6) Pardi Kelompok 1) Ngatijo pengolahan sampah (Koordinator) 2) Judiono 3) Mawanto 4) Etiek W (Sumber: Profil BKL Mugi Waras)
67
Keterangan Jamur Lingsi dan Tiram dan pertanian, peternakan dan perikanan. Ternak kambing Perikanan “Mina Berseri” Perikanan Ternak Itik Membuat kasur, bantal, dll. Anyaman Bakul besek Anyam tikar Membuat tempe kedelai Membuat tempe koro Kerajinan sampah Kerajinan sampah Membuat kerajinan tempat tisu Membuat kerajinan tempat tisu dari daun Kerajinan kulit (tas, dompet, dll) -
Dengan demikian, berdasarkan data yang peneliti dapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa,
mayoritas
anggota yang merupakan lansia, menekuni jenis usaha home industri dengan berbagai macam usaha yaitu membuat kasur, tempe, anyaman, dan kerajinan tangan. Selain itu, usaha lain yang digeluti oleh anggota UEP antara lain fokus di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Hal ini disebabkan oleh letak dan keadaan geografis Dusun Blendung yang masih asri, banyak dijumpai area persawahan dan kualitas air yang belum tercemar. Lansia di Dusun Blendung juga ada yang masih kreatif, yang dibuktikan dengan adanya lansia yang memiliki skill membuat sesuatu yang tidak berharga menjadi berharga dan bernilai ekonomis yaitu mendaur ulang sampah menjadi bross dan tas. Jenis pekerjaan maupun usaha yang ditekuni lansia, disesuaikan dengan kemampuan fisik dan psikologis lansia yang semakin menurun. Oleh karena itu, jenis usaha yang di tekuni oleh lansia juga dapat digolongkan ringan dan hanya bersifat sebagai pengisi waktu luang. Hal tersebut diungkapkan “BA” sebagai salah satu anggota UEP, “Ya itu ikut mendorong agar para anggota BKL juga berusaha untuk mengembangkan ekonomi produktif melalui peternakan. Yang pertama adalah supaya ada kegiatan dan tidak kosong, kalo kosong itu kan kurang sehat. Sehingga harus diisi oleh kegiatan yang sifatnya bisa menunjang penambahan ekonomi keluarga. Kegiatannya juga ringan karena usianya kan juga sudah tua” (CW-5) Awal mula dari anggaran yang digunakan berasal dari pemerintah daerah yaitu Dinas
Perekonomian Kabupaten
68
Sleman.
Seiring
dengan
bertambahnya anggota, akhirnya anggaran untuk simpan pinjam mendampat tambahan dari uang simpanan yang berasal dari uang tabungan anggota. Hal ini dikemukakan oleh “DJ” selaku ketua, “Kalo ngomongin soal anggaran ya awalnya kita mulai dengan penyusunan proposal untuk membantu usaha, terus proposal diterima dan uang turun dari dinas perekonomian kabupaten sleman sebesar Rp.5000.000. Tapi setelah program berjalan akhirnya kita memanfaatkan uang kembalian pinjaman dan bunga pinjaman yang terkumpul yang selanjutnya bisa digunakan untuk modal berikutnya. Selain itu juga ada tabungan anggota 10 ribu per bulan yang uangnya diputar untuk modal mbak” (CW-1) Senada, pernyataan pengurus lainnya yaitu “SW” menyebutkan, “Awalnya dana datang dari dinas perekonomian yang waktu itu juga melibatkan kecamatan turun Rp.3000.000. Tapi setelah usaha ekonomi produktif makin berkembang dan jumlah anggota semakin bertambah ya kita semakin butuh banyak modal untuk pinjaman. Akhirnya kita mengadakan tabungan yang setiap bulannya setor Rp.10.000 dan uang tabungan yang kita kelola ikut dipinjamkan. Jadi ya tabungannya itu juga ikut muter” (CW-4) Menurut “SP” yang juga salah satu anggota UEP,
memperkuat
pernyataan tersebut, yakni: “Awalnya sebelum ada usaha ekonomi produktif ini ya modal pakai uang sendiri, tapi tahun 2012 diberi pinjaman dari pemerintah dan berlanjut sampai sekarang pakai uang pinjaman dari tabungan yang sudah kita kumpulkan bersama, setau saya karena yang ikut tambah banyak sih mbak jadi ya akhirnya pakai uang tabungan” (CW-2) Selain itu, “SD” yang juga anggota UEP menyebutkan hal yang sama, “Kalo pertamanya dari pemerintah mbak, tapi selanjutnya karena jumlah pinjaman semakin banyak akhirnya pinjam pakai tabungan kita yang sudah dijadikan satu” (CW-3)
69
Awal mula anggaran yang digunakan oleh usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berasal dari Dinas Perekonomian Kabupaten Sleman yang selanjutnya dengan bertambahnya anggota, dana yang digunakan mendapat tambahan yang berasal dari uang tabungan anggota yang diputar untuk pinjaman modal. Besar uang tabungan yang harus ditabung oleh anggota perbulannya sudah ditentukan pengurus yaitu sebesar Rp.10.000,00 perbulan. Dalam menunjang pelaksanaan program usaha ekonomi produktif, bentuk fasilitas yang diberikan pengurus terbukti dengan peminjaman modal usaha, pendampingan secara tidak langsung dan pembagian sisa hasil usaha berupa uang yang dibagikan setiap akhir tahun. Hal ini disampaikan oleh “DJ” selaku ketua UEP, “Fasilitas yang diberikan untuk lansia yaitu ada pinjaman modal, pendampingan dan juga sisa hasil usaha (SHU) akhir mbak. Nah modal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan simbahnya untuk melunasi mbak. Selain itu pendampingan disini kita lakukan dengan memberikan arahan kalo pas ada acara kayak posyandu, senam sehat, atau pertemuan rutin uep ini lansianya diajak untuk menjual hasil usahanya” (CW-1) Pernyataan tersebut diperkuat oleh “SW” yang juga merupakan pengurus, “Dari kita selama ini fasilitas yang bisa kita beri ya baru menjembatani ketika ada pembinaan dari dinas pemerintah terkait usaha ekonomi produktif supaya bisa mengikuti kegiatan dari pemerintah. Oh iya, selain itu juga kita memberikan pinjaman modal sesuai kebutuhan dan SHU yang kita bagikan setiap akhir tahun mbak” (CW-4) Pernyataan lain yang memperkuat disampaikan oleh “SP”, “Ya penguatan modal melalui pinjaman mbak. Selain itu juga dari pengurus suka mengajak kita untuk menjual hasil usaha waktu ada acaraacara khusus lansia” (CW-2) Senada, menurut “SD” yang merupakan anggota UEP, menyatakan, 70
“Ya modal itu mbak. Selain itu juga kalo ada acara kemarin ke lapangan denggung kasur saya dibawa untuk di pajang dan dijual” (CW-3) Bentuk fasilitas yang diberikan oleh pihak pengurus kepada anggota antara lain pinjaman
modal, memfasilitasi untuk menabung dan arisan ,
pendampingan, serta SHU (Sisa Hasil Usaha) yang dibagikan setiap akhir tahun. b. Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Dalam pelaksanaan program, menurut Syukur (1987: 40) kaitannya dengan pelaksanaan merupakan usaha atau aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapinya semua kebutuhan seperti alat-alat yang dibutuhkan, siapa yang melaksanakan, tempat pelaksanaannya dan bagaimana cara melaksanakan, kemudian setelah program dan kebijaksanaan ditetapkan atas pengambilan keputusan suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah langkah strategis, kebijaksanaan maupun operasional menjadi nyata guna mencapai sasaran dari program yang sudah ditetapkan di awal. Proses pelaksanaan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan simpan pinjam yang diperuntukkan lansia dan keluarga. Akan tetapi yang menjadi sasaran utama adalah lansia-lansia produktif. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif dilakukan melalui sharing terkait usaha yang dilakukan, tukar pendapat dan saling membatu mencari jalan keluar ketika
71
anggota lain mengalami masalah dalam usahanya. Kegiatan sharing ini dilakukan secara non formal baik ketika ada kegiatan-kegiatan pertemuan lansia diantaranya pertemuan rutin usaha ekonomi produktif maupun kegiatan posyandu lansia. Hal ini disampaikan oleh “DJ” selaku ketua UEP, “Ya kegiatan simpan pinjam itu. Tapi biasanya kalo pas ada kegiatan pertemuan kita itu suka saling tukar informasi dan saling memberikan masukan” (CW-1) Senada, menurut “SW” yang merupakan bendahara UEP menjelaskan, “Banyak mbak mulai dari simpan pinjam, arisan, nabung juga. Tapi ya yang paling pokok menunjang kegiatan usaha ekonomi produktif itu ya simpan pinjamnya mbak. Soalnya kan kita memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal” (CW4) Hal ini diperkuat oleh “SP” yang merupakan anggota, “Ya pinjam uang itu mbak, kalo enggak ya pas kemarin saya sempat bingung mau jual tempe kemana. Alhamdulillah ya dengan cerita ke yang lain akhirnya diajak buat nitipin tempe dele nya ke warung-warung sekitar sini” (CW-2) Hal ini ditegaskan juga oleh “SD” yang juga anggota, “Ya ikut nabung iya, arisan iya, simpan pinjam iya. Kan lumayan bisa pinjam buat kulakan kapuk dan yang lainnya mbak” (CW-3) Hal ini turut di pertegas oleh “NG” selaku anggota, “Kalo saya sih ya simpan pinjam itu kalo sharing ternak lele ya gak pernah mbak wong yang ngingu lele disini ya cuma saya” (CW-7) Dalam pelaksanaan usaha ekonomi produktif, terdapat pertemuan rutin sebagai wadah untuk melakukan kegiatan simpan pinjam dan sharing pendapat
72
maupun usaha masing-masing yang dilakukan sebulan sekali oleh para anggota dan pengurus. Hal ini disampaikan oleh “DJ” selaku ketua, ”Ada pertemuan rutin setiap tanggal 17 dan 25 mulai jam setengah empat sore sampai selesai, tujuannya sendiri ya selain untuk silaturahmi, arisan juga jadi kesempatan untuk bayar pinjamannya itu mbak. Nah untuk anggota yang tanggal 17 dan 25 ini beda mbak, soalnya terlalu banyak anggota jadi kita bagi dua. Kalo untuk pengurusnya sendiri ada yang sama dan ada yang beda mbak. Saking banyaknya anggota dan kita ada yang laki-laki ada juga yang perempuan. Nah kalo yang laki-laki ini biasanya gak ikut kegiatan pertemuan rutinnya mbak kalo enggak ya suka pinjam modal ki malah istrine e. tapi ada juga lho yang ikut paguyuban UEP Lansia walaupun gak pakai uang pinjaman untuk modal. Lha wong wis mampu to mbak. Masak mau pinjam. Kalo yang minjam juga kita sesuaikan sama yang kurang mampu mbak” (CW-1) Ungkapan tersebut diperkuat oleh pernyataaan “SW” berikut ini, “Dari awal terbentuk usaha ekonomi produktifnya sendiri kita sudah sepakat kalo pertemuannya setiap tanggal 17 dan 25 mbak. Kita buat jadi dua pertemuan karena banyaknya anggota mbak. Apalagi kan kalo dibuat dua pertemuan sistem administratifnya juga semakin mudah. Tapi ada juga yang udah ikut tanggal 17 tapi juga ikut yang tanggal 25. Nah biasanya yang begini ini karena mereka pinjemnya banyak jadi harus ikut dua-duanya” (CW-4) Senada, menurut “SP” salah satu anggota UEP, “Yang mesti tiap tanggal 17 dan 25 mbak. Itu pasti. Tapi ya kalo ada halangan apa ya akhirnya terpaksa harus diganti hari lain” (CW-2) Terkait dengan waktu pertemuan kegaiatan UEP,
peneliti juga
melakukan wawancara dengan anggota lainnya untuk mendapatkan data yang sesuai, antara lain wawancara dengan “SD”, “Saya ikut yang tanggal 17 mbak. Kalo jamnya kita jam setengah empat biasanya udah pada kumpul mbak” (CW-3) “NG” yang merupakan anggota UEP menyampaikan,
73
“Saya ikut dua-duanya mbak , yang tanggal 17 sama tanggal 25“ (CW-7) Dari pernyataan diatas, dapat diambil pengertian bahwa
pertemuan
rutin dilakukan setiap bulan di tanggal 17 dengan tanggal 25 oleh pengurus dan anggota usaha ekonomi produktif lansia yang seluruhnya adalah perempuan dengan sistem pinjam modal. Pertemuan dilakukan dengan tanggal yang berbeda karena banyaknya anggota yang ikut kegiatan simpan pinjam serta untuk mempermudah sistem administrasi. Dalam melaksanakan program, sarana prasarana merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu program. Dalam usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang pelaksanaannya berupa kegiatan pertemuan, sarana prasarana yang dibutuhkan terdiri dari tempat dan beberapa penunjang lain. Hal ini disampaikan oleh “SW” yang merupakan salah satu pengurus UEP, “Ya itu mbak, Cuma alat-alat administrasi kayak bolpen, buku pinjaman , buku tabungan, dan buku-buku laporan lainnya. Selain itu juga tempatnya kita gilir berdasarkan siapa yang dapat arisan bulan ini ya bulan depan dia yang ketempatan untuk pertemuan selanjutnya. Kan kalo yang namanya pertemuan ya setidaknya ada konsumsi kan mbak. Nah kalo itu yang nyediain ya yang ketempatan itu” (CW-4) Senada, menurut “DJ” yang juga merupakan pengurus menambahkan, “Ya yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan dari sarana prasarananya ya tempat yang sistemnya bergilir, administrasi yaitu atk” (CW-1) Penyataan tersebut di perkuat oleh pendapat “SP” yang merupakan anggota,
74
"Ya ada tempat, tikar, snack, buku tabungan, dan buku-buku yang lainnya mbak” (CW-2) Anggota lainnya yaitu “SD” mengungkapkan, “Tempat mbak, kalo yang kejatahan dapat arisan ya bulan depan yang punya rumah ketempatan. Kan nanti yang nanggung makanan dan minumannya juga dari yang punya rumah” (CW-3) Hal tersebut mengungkapkan,
diperkuat
oleh
“NG”
salah
satu
anggota
turut
“Iya tempat untuk pertemuan itu kan berdasarkan siapa yang dapat arisan sebelumnya. Nah nanti yang punya tempat itu juga setidaknya nyediain minum sama makanan kecil-kecilan mbak. Selain itu juga itu kan ada pengurus yang bawa buku-buku mulai dari buku arisan, nabung, simpan pinjam, iuran dan lainnya mbak” (CW-7) Sarana prasarana merupakan sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai alat dan penunjang untuk mencapai tujuan. Yang dimanfaatkan sebagai alat dan penunjang kegiatan pertemuan UEP di Dusun Blendung terdiri atas sarana berupa perlengkapan administrasi seperti buku-buku penunjang yang terdiri dari buku tabungan, buku simpan pinjam, buku arisan, bolpoin dan lainnya. Selain itu juga dibutuhkan konsumsi berupa snack dan minum yang disediakan oleh tuan rumah. Prasarana yang digunakan berupa rumah anggota UEP yang dijadikan tempat berlangsungnya kegiatan pertemuan rutin dengan sistem bergilir dan yang mendapatkan jatah di dasarkan pada yang bulan sebelumnya mendapat arisan. Selama pertemuan berlangsung, berisi kegiatan-kegiatan yang sifatnya umum, seperti yang disampaikan oleh “DJ” berikut ini,
75
“Kegiatannya dimulai dari menyanyikan lagu Mars P2WSS Sumbersari dan Lansia Sehat, sambutan tuan rumah, sambutan ketua BKL, Kegiatan arisan, simpan pinjam dan terakhir laporan-laporan keuangan. Selain itu juga selama kegiatan berlangsung juga dilakukan kegiatan jual beli yang dilakukan sesama anggota. Nah kalo pas ketemu begini juga jadi kesempatan untuk saling tukar pikiran dan informasi seputar usaha masingmasing”(CW-1) Sama halnya, “SW” yang juga merupakan pengurus mengungkapkan, “Ya mulai dari nyanyi, sambutan-sambutan terus juga ada kegiatan arisan, nabung, simpan pinjam dan yang paling penting juga laporan-laporan administratif. Nah kemarin mbaknya juga lihat kana da yang jualan kebutuhan sehari-hari waktu pertemuan. Itu merupakan usaha kita meningkatkan ekonomi lansia dan keluarga mbak” (CW-4) Hal senada diperkuat oleh “SP”, yaitu, “Ya biasanya sih kita nyanyi bareng-bareng dulu mbak, setelah itu yang punya rumah sama ketuanya ngomong nah setelahnya baru kita bayar pinjaman, arisan dan tabungan. Tapi biasanya sebelum pulang bu djumanah menyampaikan informasi dan kita suka ngobrol sama yang lainnya kalo lagi ada masalah sama usaha kita. Kan kadang yang begitu itu yang lainnya bisa bantu nyari jalan keluar e mbak” (CW-2) Pernyataaan yang sama juga disampaikan oleh “SD” yakni, “Ya mulai dari nyanyi mbak. Seneng itu mbak kita diajak nyanyi bareng. Kemudian yang punya rumah menyambut kita dan yang pasti itu bayar pinjaman kemudian setor tabungan sepuluh ribu rupiah” (CW-3) Adapun “NG” yang juga merupakan anggota menyampaikan, “Biasanya dimulai dengan menyanyi, terus ada sambutan-sambutan yang punya rumah sama perwakilan pengurus, kita juga dipersilahkan makan suguhan yang sudah disediakan yang punya rumah. Terakhir ya kita setor tabungan, arisan, buka arisan, bayar pinjaman dan yang terakhir laporan keuangan dari bendahara” (CW-7) Dari hasil wawancara,
observasi yang
dilakukan
peneliti serta
dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertemuan dimulai dengan
76
pembukaan, menyanyikan lagu P2WSS Sumbersari dan lagu Lansia Sehat, sambutan tuan rumah yang menjadi tempat pertemuan, sambutan ketua BKL Mugi Waras, kegiatan menabung, kegiatan arisan, kegiatan simpan pinjam, laporan keuangan oleh bendahara, saling tukar informasi dan tukar pikiran, dan terakhir adalah penutup. Pokok dari pelaksanaan usaha ekonomi produktif adalah kegiatan simpan pinjam yang dilakukan oleh anggota. Simpan pinjam tersebut berjalan melalui
sistem
peminjaman
modal
yang
terinci
dengan
menggunakan
pembukuan administrasi. Seperti yang diungkapkan oleh “DJ”, “Dimulai dari pinjaman modal yang diangsur sebanyak 5 kali, dengan bunga 1% setiap satu bulan. Nah bunga yang sudah terkumpul itu nanti setiap akhir tahun dikumpulkan dan 50% masuk modal, 15% digunakan untuk operasional seperti rapat atau seragam, 10% untuk pengurus dan 25% masuk anggota” (CW-1) Hal senada diungkapkan oleh “SW”, bendahara UEP yakni, ”Kalo itu kita batasi 5 kali lunas dengan total bunga 5% selama 5 bulan untuk pinjaman” (CW-4) Diperkuat dengan pendapat “SP” anggota UEP yang menyatakan: “Ya awalnya kita dikasih tau kalo kita boleh pinjam tapi ya dalam waktu 5 bulan harus sudah lunas” (CW-2) Senada, anggota lain yaitu “SD” mengungkapkan, “Kita dikasih pinjaman dan setiap bulannya nyaur mbak. Kalo bunganya sih ya saya gak paham mbak, tapi dapat pinjaman saja saya sudah senang sekali mbak” (CW-3) Melalui hasil wawancara, menyampaikan,
77
NG
yang
merupakan
anggota
UEP
“Diangsur selama lima bulan dengan bunga satu persen. Misalnya pinjam Rp.2000.000 ya setor perbulannya Rp.420.000” (CW-7) Pada dasarnya peminjaman modal berjalan dengan melibatkan pengurus dan anggota, menggunakan sistem pinjaman modal dengan batas waktu pelunasan selama
lima bulan dan potongan 1% setiap bulan serta di angsur
sebulan sekali ketika ada pertemuan UEP. Dalam melaksanakan program usaha ekonomi produktif, dilakukan beberapa usaha sebagai upaya meningkatkan kualitas program. Upaya yang dilaksanakan dengan aktif diberbagai kegiatan pameran dan memberikan pelayanan yang terbaik ketika ada kunjunga dari pemerintah maupun tamu lainnya. Pernyataan ini disampaikan oleh “DJ” selaku pengurus, yakni : “Berusaha agar anggota selalu tertib, selain itu juga aktif ikut pameran contohnya aja waktu hari jadi kabupaten Sleman kita memamerkan dan menjual hasil karya lansia seperti bros plastik bekas” (CW-1) Pengurus lain yaitu “SW” juga mengungkapkan, “Ya kalo pas ada kunjungan kita tampilkan apa saja hasil dari ekonomi produktif lansia seperti waktu ada kunjungan yang jualan apem kita tampilkan, terus kemarin juga ada yang buat tempat tisu dan kerajinan itu juga kita tampilkan” (CW-4) Pernyataan senada diungkapkan oleh “SP” yang menyebutkan, “Kalo ada pameran dari pemerintah saya suka diajak mbak. Sekalian saya bisa jual tempe-tempe saya juga” (CW-2) Pernyataan tersebut diperkuat oleh “SD” selaku anggota UEP, “Ya kalo saya sih biasanya ikut kegiatan pameran sama kalo ada kunjungan dari pemerintah atau tamu itu ada yang beli kasur-kasur saya. Itu juga ada yang mblanjani guling” (CW-3)
78
Dalam hal ini, “NG” salah satu anggota menyatakan pendapatnya mengenai tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas program, “Kalo ada kunjungan dari pemerintah itu mbak suka pada lihat lele-lele saya. Kalo saya ya sebisa mungkin biar usaha lelenya tambah baik saya telateni ternaknya mbak” (CW-7) Dalam meningkatkan kualitas program usaha ekonomi produktif, dilakukan beberapa upaya yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas program yaitu adanya kerjasama yang baik antara anggota dan pengurus dalam pelunasan pinjaman modal serta aktif di berbagai pameran usaha ekonomi produktif yang diselenggarakan pemerintah. Suatu pelaksanaan program tidak terlepas dari evaluasi dimana berperan untuk memberikan penilaian terhadap keberhasilan program. Evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras dilakukan oleh dinas-dinas terkait seperti yang disampaikan oleh “DJ” selaku pengurus BKL Mugi Waras. “Kalo selama ini sih belum mbak soalnya kan kalo dilihat dari masalah-masalah yang ada selama melakukan pekerjaan dan usaha itu sifatnya lebih berbeda-beda. Yang wajib setelah pelaksanaan itu ya cuman nyerahin laporan perkembangan UEP ini ke dinas perekonomian, kelurahan sama kecamatan mbak. Nah kalo dulu sifatnya triwulan tapi tahun 2017 ini diganti per enam bulan sekali.” (CW-1) Sependapat, menurut “SW” selaku pengurus BKL Mugi Waras, “Wah kalo yang begituan kita gak ada mbak. Ya evaluasinya apa ya mbak. Gak ada wong kalo kita ada masalah ya pas pertemuanpertemuan lansia itu gunanya buat ngobrol bareng dan cari jalan keluarnya bersama-sama. Tapi ya kalo evaluasi dari pengurus kita gak 79
ada mbak. Ya belum ada lah mbak kan kita gak tau kedepannya gimana ya.” (CW-4) Dalam pelaksanaannya, tidak ada evaluasi khusus yang dilakukan pengurus maupun anggota. Adapun bentuk lain dari penilaian yaitu laporan berkala yang dilakukan pengurus kepada
dinas pemerintahan terkait yaitu
Dinas Perekonomian Kabupaten Sleman, Desa Sumbersari dan
Kecamatan
Moyudan. 2.
Manfaat Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Pelaksanaan usaha ekonomi produktif oleh lansia di Dusun Blendung
memiliki beberapa manfaat yang dirasakan oleh lansia itu sendiri, keluarga, bahkan pengurus. a.
Manfaat untuk Lansia Manfaat dari pelaksanaan program usaha ekonomi produktif diperoleh
lansia di Dusun Blendung yang aktif. Manfaat yang diperoleh dirasa langsung maupun tidak langsung seperti yang diungkapkan oleh “SP” selaku anggota,
80
“Ya saya senang sekali wong jadi ada kegiatan dan gak nglangut dan buat saya tambah semangat mbak. Kan ada kerjaan dan tetap dapat uang mbak. Walaupun gak seberapa tapi saya senang mbak setiap hari megang uang. Kan juga nambah penghasilan keluarga dan juga walaupun saya sudah tua tapi Alhamdulillah masih bisa silaturahmi lewat kegiatan pertemuan mbak” (CW-2) Pernyataan tersebut diperkuat oleh “SD” yang merupakan anggota UEP, “Ya bisa nambah pendapatan.selain itu juga saya bisa ikut kumpul pertemuan yang bisa buat saya gak kesepian dan ketemu teman seumuran” (CW-3) Senada, menurut “NG” anggota aktif UEP menyatakan “Bisa nambah modal mbak. Ya sebenarnya saya juga pinjam uang bank lain biar usahanya makin lancar tapi kan dengan pinjaman ini saya bisa minjam dengan bunga sedikit,. Saya juga rasanya tu jadi gak kesepian mbak kalo pas pertemuan karena bisa kumpul sama tetangga dan bisa berbagi ilmu dan informasi juga” (CW-7) Menurut “BA” selaku anggota, mengungkapkan, “Wah itu banyak sekali manfaatnya. Yang pertama kan bisa saling tukar fikiran sesama anggota kalo itiknya lagi mengalami masalah atau ada yang bebeknya bertelur tapi kok nggak jadi kenapa dan sebagainya itu kita bahas mbak dan cari bagaimana cara mengatasinya. Selain itu juga kita bisa saling bersosialisasi dengan sesama lansia. Ya kalo yang benar-benar manfaatnya itu tadi bisa mengurangi uang pensiunan itu. Kan uangnya bisa muter kan mbak dan nanti kalo ada itik yang terjual uangnya bisa ditabung karena uangnya bisa ditopang dari peternakan itu” (CW-5) Dari pernyataan-pernyataan di atas, manfaat untuk lansia dapat di uraikan sebagai berikut: 1) Dapat mengisi waktu kosong di usia tua (produktif) 2) Memiliki penghasilan sendiri 3) Mandiri 4) Memiliki peluang untuk meningkatkan usaha melalui peminjaman modal
81
5) Dapat bersosialisasi dengan teman sebaya 6) Wadah untuk berkomunikasi, sharing, serta tukar pendapat dengan sesama anggota UEP. Pelaksanaan program UEP memberikan manfaat untuk lansia dan orang-orang yang terlibat lainnya. Adapun manfaat yang didapatkan lansia antara lain dapat mengisi waktu kosong di usia tua (produktif) sehingga lansia cenderung tidak stress karena memiliki kegiatan yang dapat mengurangi waktu kesepiannya,
meskipun
sudah
bukan
usia
produktif
lansia
mampu
berpenghasilan sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Dengan adanya UEP, lansia di Dusun Blendung memiliki peluang untuk meningkatkan usaha melalui peminjaman modal yang dapat diangsur selama 5 bulan dengan angsuran 1% setiap bulannya. Pelaksanaan usaha ekonomi produktif juga menjadi wadah para lansia untuk berkomunikasi, sharing, serta tukar pendapat dengan sesama anggota UEP lainnya. b.
Manfaat untuk BKL Mugi Waras Secara keseluruhan, pelaksanaan program usaha ekonomi produktif
diperoleh oleh BKL Mugi Waras yang menjadi wadah untuk kegiatan usaha ekonomi di Dusun Blendung. Hal ini diperkuat dengan ungkapan
para
pengurus. Menurut “DJ” selaku ketua, menyatakan, “Ya dapat menambah kesejahteraan lansia dan keluarga, menambah penghasilan lansia dan keluarga sehingga mampu mengentaskan kemiskinan, kesehatan. Entah seberapa pasti membantu, setidaknya yang 82
usaha makanan kan anaknya juga ikut makan, ada juga yang usaha pertanian dengan menanam cabe dan terong ya bisa dijual, apalagi cabe lagi mahal kan mbak” (CW-1) Ungkapan tersebut diperkuat oleh “SW”, “Manfaatnya selain kita terbantu dengan modal pinjaman ya kita bisa kumpul-kumpul , silaturahmi dan bisa menambah ilmu” (CW-4) Dari beberapa informasi diatas, dapat di uraikan manfaat untuk BKL Mugi Waras: 1) Meningkatkan kesejahteraan lansia dan keluarga di Dusun Blendung 2) Meningkatkan
komunikasi
dan
silaturahmi
lansia
di
Dusun
Blendung. Secara keseluruhan, manfaat juga dirasakan oleh orang-orang sekitar lansia antara lain manfaat yang di dapatkan oleh pengurus selaku orang-orang yang berada dibalik kepengurusan administrasi program UEP di Dusun Blendung, antara lain meningkatkan kesejahteraan lansia dan keluarga di Dusun Blendung yang berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar serta meningkatkan komunikasi dan silaturahmi lansia di Dusun Blendung melalui kegiatan pertemuan rutin. c.
Manfaat untuk Keluarga Untuk
memperoleh
kelengkapan
data,
peneliti
juga
melakukan
wawancara dengan keluarga lansia yang aktif di kegiatan usaha ekonomi produktif. Menurut “SS”, “Ya manfaatnya besar sekali mbak.Menambah sedikit demi sedikit penghasilan keluarga walaupun sebenarnya saya juga sudah pernah 83
ngomong sama ibuk buat istirahat saja. Tapi kan ibunya juga tetap gak bisa diam dan bawaannya itu tetap aja pengen kesana kesini. Selain itu juga kegiatan UEP bikin ibuk jadi bisa bersosialisasi sama lingkungan sekitar. Bener-bener lho mbak saya sama anaknya yang lain udah minta sama ibuk buat istirahat di rumah aja wong usianya juga semakin nambah. Tapi kan itu semua keinginan ibuk masih pengen tetap usaha lele. Ya kalo pengaruhnya untuk keuangan di keluarga jelas ada mbak. Sekarang selain dapat uang dari anak-anak ibuk juga punya penghasilan sendiri. Meskipun kita sudah memberi jatah bulanan tapi ya ibuk tetap mandiri dan punya uang tambahan buat makan, tabungan dan keperluan lainnya. Yang penting itu ternak lelenya bisa bikin ibuk seneng dan beraktivitas mbak. Biar gak bosen dirumah terus” (CW-8) Anggota keluarga dari lansia lainnya yaitu “EF” yang merupakan anak salah satu lansia juga mengungkapkan, “Wolha nek kui akeh mbak. Semenjak ibuk melu kegiatan ekonomi produktif kui ya Alhamdulillah, ibuk jadi banyak olahraganya. Kan yang namanya kerja kalo buat usia tua itu sama aja gerak kayak olahraga. Semenjak ikut UEP itu ibuk jadi mandiri mbak. Gak ada yang namanya ibuk ki minta jatah bulanan tapi ya Alhamdulillah itu duitnya numpok terus. Ngumpulnya itu ya dari warung itu mbak. Duitnya muter terus. Buat keluarga ya manfaatnya ibuk jadi mandiri dan walaupun usianya sudah sepuh tapi tetap berpenghasilan sendiri” (CW-6) Pernyataan anggota keluarga lansia yang aktif mengikuti kegiatan usaha ekonomi produktif, memberikan manfaat yang diperoleh keluarga lansia, antara lain: 1) Mengurangi beban ekonomi keluarga 2) Berperan aktif meningkatkan perekonomian keluarga 3) Mandiri atau tidak bergantung dengan keluarga. Adanya program usaha ekonomi produktif menjadikan lansia mandiri yang mempengaruhi tingkat perekonomian keluarga semakin meningkat, selain itu menciptakan lansia yang mampu mengurangi beban ekonomi keluarga. 84
Sehingga meskipun usia sudah tua, lansia di Dusun Blendung mampu menciptakan kemandirian untuk dirinya sendiri bahkan anggota keluarga lainnya. 3.
Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras
Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras pengurus maupun anggota mengalami hambatan maupun dukungan yang turut mempengaruhi keberhasilan program yang terdiri sebagai berikut: a.
Faktor Penghambat Dalam melaksanakan program, temuan di lapangan menunjukkan adanya
hambatan-hambatan yang dialami oleh pengurus maupun anggota UEP yang disampaikan oleh “DJ” selaku pengurus, “Ya kalo ada yang kurang beres ada anggota yang tidak bisa memenuhi pelunasan dengan tepat waktu, tapi ya kita targetnya kan 5 bulan lunas, Paling ada yang pertemuan kelima belum lunas, nah kalo ada yang belum lunas di bulan kelima, untuk pinjaman selanjutnya dikurangi kurangan di pinjaman yang sebelumnya. Faktor penghambat lainnya yaitu kita juga masih kekurangan modal” (CW-1) Diungkapkan juga oleh “SW”, “Kalo penghambat yang fatal gak ada. Tapi ya cuma kadang ada simbah yang pinjam modal tapi mengembalikannya tidak tepat waktu. Tapi ya paling dari satu kelompok yang kurang tepat waktu hanya satu sampai dua orang saja. Nah jalan keluarnya ya kalo ada yang belum lunas tepat waktu padahal udah 5 bulan, untuk pinjaman berikutnya dikurangi kekurangan sebelumnya. Tapi jumlah ngangsurnya tetap sesuai dengan pinjaman yang berikutnya” (CW-4)
85
Masih berkaitan dengan hambatan utama yaitu kekurangan modal, hal ini disampaikan oleh “SP” anggota UEP, yakni: “Ya sebenarnya masih kekurangan modal mbak tapi ya gimana lagi karena yang ikut juga banyak akhirnya kita pinjam seadanya. Selain itu juga saya bingung, bisa bikin banyak tempe tapi bingung mau dijual kemana. Paling mentok ya dititipkan ke warung dan kalo pas ada yang mau punya acara biasanya pada pesen sampai sepuluh kilo. Sebenarnya saya butuh orangorang yang bisa membantu saya jual tempe-tempe saya mbak” (CW-2) Pernyataan tersebut diperkuat oleh salah satu anggota yaitu “NG” mengungkapkan, “Kendalanya saya gak bisa ikut pertemuan setiap saat mbak karena ada tanggungan cucu dirumah. Tapi biasanya kalo saya gak berangkat urusan simpan pinjam dan lainnya saya nitip sama tetangga mbak. Selain itu juga saya sebenarnya butuh pendampingan usaha ekonomi produktif ini biar kalo ada masalah saya bisa minta jalan keluarnya. Kekurangan modal juga mbak. Cuma bisa pinjam dua juta yang hanya bisa memelihara dua ribu lele” (CW-7) Selain itu, hambatan lain juga dirasakan oleh anggota usaha ekonomi produktif lainnya, seperti yang disampaikan oleh “SD”, “Ya kalo penghambat paling cuma pas lagi gak ada uang pernah mbak gak bisa bayar angsuran yang ketiga. Tapi syukurnya pengurusnya pada mengerti mbak. Tapi ya pas pertemuan selanjutnya ndilalah saya ada uang terus saya bayar dobel mbak” (CW-3) Senada, hambatan lain juga di rasakan oleh salah satu anggota yaitu “BA” menyatakan, “Kalo penghambatnya cuaca. Kalo cuacanya buruk ya itu mempengaruhi kesehatan itik itu sendiri. Kalo kesulitan di usaha ekonomi produktif lansia untuk saat ini kita malah jarang bisa ketemu karena walaupun kita sudah tua kan kita juga punya kesibukan masing-masing mulai dari ternak lele, gurameh, ayam, jualan dan juga yang lainnya. Yang pasti kalo kita saling tukar fikiran tentang usaha kita ya waktunya di pertemuan yang tanggal 18 itu. Kalo itu kan pasti semua anggota pasti datang kecuali yang 86
berhalangan. Kalo yang mendampingi untuk ekonomi produktif ini kurang. Karena apa? Ya karena mengingat yang didepan itu dari dinas peternakan atau pertanian kan ya jarang turun” (CW-5) Hambatan-hambatan yang dirasakan selama mengikuti pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif menjadi salah satu acuan untuk anggota dan pengurus untuk terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas baik dari segi internal maupun eksternal.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat
ditarik kesimpulan, faktor-faktor penghambat pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif, antara lain: 1. Faktor internal usaha yang ditekuni anggota UEP Faktor internal terdiri dari hambatan yang berasal dari masing-masing usaha dan jenis pekerjaan yang ditekuni oleh lansia. Hal ini dirasakan oleh masing-masing lansia. Selain itu, faktor penghambat juga dirasakan oleh lansia ketika ada tanggungjawab dalam urusan keluarga yang bersamaan dengan kegiatan usaha ekonomi produktif sehingga lansia harus memilih mana yang lebih prioritas saat itu juga. 2. Kekurangan modal Kekurangan modal hampir dirasakan oleh semua lansia yang mengikuti program usaha ekonomi produktif yang berupa simpan pinjam. Keterbatasan pinjaman untuk modal menjadikan lansia harus bijak dalam memanfaatkan uang pinjaman untuk tambahan modal usaha.
87
3. Keterlambatan dalam mengangsur dan melunasi (keterbatasan pinjaman) Masing-masing lansia memerlukan modal dan memiliki pendapatan yang berbeda-beda dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya. Hal ini yang menjadi pertimbangan pengurus untuk menentukan jumlah pinjaman masingmasing
anggota
yang
disesuaikan
dengan
kemampuan
lansia
untuk
menganggsur pinjaman. 4. Kurangnya pendampingan Keterbatasan waktu pengurus mengakibatkan para kader tidak bisa maksimal dalam mendampingi usaha yang dijalankan oleh para lansia di Dusun Blendung.
Oleh
karena
itu
peran
pengurus
hanya
memfasilitasi
dan
menjembatani lansia untuk mengembangkan usahanya. 5. Kurangnya pemasaran Kurangnya relasi dalam menjual hasil usaha menjadi salah satu hambatan lansia untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini disampaikan oleh beberapa lansia yang bisa memproduksi banyak hasil usahanya meskipun mengalami hambatan dalam hal pemasaran.
88
b.
Faktor Pendukung Selain adanya faktor penghambat selama pelaksanaan program, terdapat
faktor pendukung yang menjadi alasan keberhasilan program UEP oleh BKL Mugi Waras sehingga dapat berjalan dengan baik selama hampir lima tahun, seperti yang diungkapkan oleh “DJ” selaku ketua, “Ya faktor pendukungnya itu partisipasi masyarakat dan dinas-dinas terkait.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh sesama pengurus UEP “SW”, yakni: “Bicara faktor pendukung itu ya peran serta dan dukungan dari anggota, pengurus, dan masyarakat itu sendiri. Selain itu juga dukungan dari pemerintah dan dinas-dinas terkait. Nah itu kita sama-sama” (CW-1) Hal ini dipertegas oleh “SW” selaku bendahara, “Bicara faktor pendukung itu ya peran serta dan dukungan dari anggota, pengurus, dan masyarakat itu sendiri. Selain itu juga dukungan dari pemerintah dan dinas-dinas terkait. Nah itu kita sama-sama” (CW-4) Selanjutnya “SP” yang merupakan anggota dari UEP turut memperkuat pernyataan “DJ” dan “SW”dengan ungkapannya, yaitu: “Ya paling penting keluarga mbak kalo saya mau ikut pertemuan suka dianterin sama anak atau cucu. Selain itu juga pengurusnya ini rajin-rajin ngajakin yang sudah tua-tua tetap buat mandiri walaupun sudah tua. Saya juga berterimakasih sama pemerintah karena awalnya sudah mau memberikan pinjaman modal untuk kita-kita yang sudah tua” (CW-2) Pernyataan tersebut diperlengkap dengan pernyataan anggota-anggota lain, menurut “SD”, “Saya itu berterimakasih sama pengurus karena dukungannya untuk yang sudah tua-tua itu selalu saja ada. Saya juga berterimakasih dengan pemerintah yang sudah memberikan pinjaman modal untuk saya” (CW-3)
89
Pernyataan juga diperkuat oleh “NG” selaku anggota UEP, “Saya senang mbak bisa kumpul sama tetangga. Selain itu juga pengurusnya perhatian mbak. Kalo ada informasi apa-apa suka dikabarin” (CW-7) Sependapat, menurut “BA” anggota UEP menyampaikan, “Yang pertama faktor pendukungnya keluarga yang benar-benar ikut membantu ternaknya itu sendiri. Selain itu dari segi ekonomi kalo memang benar-benar lagi kurang untuk beli makanan ternak ya dikasih keluarga” (CW-5) Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras dapat berjalan dengan baik, atas dasar semangat dan kemauan anggota untuk mengikuti setiap kegiatan dan menjalankan usaha serta pekerjaannya dengan baik. Selain itu pelaksanan program dapat berjalan dengan lancar karena ada keterlibatan aktif anggota keluarga, pengurus, sesama anggota serta kepedulian dinas terkait untuk tetap mendukung pekerjaan dan usaha anggota UEP di Dusun Blendung. C. Pembahasan 1.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras
a.
Perencanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Berdasarkan wawancara yang dilakukan, didapat latar belakang usaha
ekonomi produktif dilaksanakan atas dasar banyak ditemukan lansia yang aktif dan berkeinginan mandiri dalam beraktifitas dan usaha, akan tetapi masih kekurangan modal, dalam waktu bersamaan juga ada tawaran dari dinas
90
perekonomian untuk mengajukan proposal dana untuk usaha. Kegiatan usaha ekonomi produktif merupakan salah satu cara positif yang dapat meningkatkan produktifitas lansia. Dengan usia yang semakin tua, mayoritas lansia di Dusun Blendung masih aktif melakukan berbagai aktivitas dan tidak menggantungkan diri dengan keluarga. Hal ini terlihat dari semangat lansia memanfaatkan skill yang mereka miliki untuk menghasilkan uang. Alasan lain yang menjadikan lansia di Dusun Blendung menekuni berbagai usaha adalah untuk mengisi waktu kosong. Dengan adanya berbagai kegiatan yang membuat lansia memanfaatkan waktu luang, akan meningkatkan kemandirian yang akan berpengaruh pada semangat lansia itu sendiri. Pekerjaan dan usaha yang ditekuni lansia di Dusun Blendung terdiri dari kegiatan-kegiatan ringan dan berasal dari keinginan lansia itu sendiri sehingga tidak ada unsur paksaan dari pihak lain. Pekerjaan dan usaha ringan yang dipilih supaya tidak mengganggu kesehatan lansia.
Selain itu,
latarbelakang diadakannya usaha ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras adalah, asal mula ada tawaran dan kesempatan untuk mengajukan proposal dana usaha dari dinas perekonomian sleman. Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh pengurus BKL Mugi Waras untuk menyusun proposal dan mengajukan dana usaha bagi lansia. Setelah beberapa saat, akhirnya proposal pengajuan dana disetujui dan cair uang sebesar Rp.5.000.000,00 untuk modal usaha yang selanjutnya diberikan kepada para lansia di Dusun Blendung yang masih berpotensi untuk usaha. Pengurus BKL membuat kebijakan baru dengan menjadikan uang hasil pengajuan dana dari 91
dinas perekonomian sebagai modal pinjaman usaha. Berupa pinjaman modal karena di Dusun Blendung antara jumlah uang yang cair dengan jumlah lansia yang memiliki usaha dan berpotensi produktif lebih banyak jumlah lansianya. Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras di Dusun Blendung tersebut sesuai dengan Pedoman Kelompok Usaha Bersama Tahun 2011, tentang usaha ekonomi produktif (UEP) disebutkan bahwa usaha ekonomi produktif merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan
dalam
mengakses
sumber
daya
ekonomi,
meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan, tabungan dan menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Pada dasarnya, salah satu kegiatan dari Bina Keluarga Lansia adalah peningkatan pendapatan anggota melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi produktif. Hal ini pula yang menjadi bahan pertimbangan diadakannya usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras. Hal itu sesuai dengan pokokpokok kegiatan kelompok BKL/Kader, yang terdapat dalam buku Mekanisme Kerja Kelompok Bina Keluarga Lansia yang dirancang oleh tim Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan (Rahardjo dkk: 2014: 06), antara lain: 1. Kegiatan
utama
dilakukan
pada
kelompok
BKL/kader
meliputi:
penyuluhan, temu keluarga, kunjungan rumah, rujukan, pencatatan dan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi. 2. Kegiatan pengembangan antara lain:
92
a) Bina kesehatan fisik antara lain olahraga, senam, penyediaan makanan tambahan; b) Bina sosial dan lingkungan antara lain rekreasi, bina lingkungan; c) Bina
rohani/spiritual
melalui
kegiatan
keagamaan,
sosial
kemasyarakatan; d) Bina peningkatan pendapatan usaha ekonomi produktif melalui UPPKS, UKM, Koperasi, dan lain-lain. Hasil dari pelaksanaan usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras, terdapat tujuan dengan adanya program usaha ekonomi produktif di Dusun Blendung yang
sasaran utamanyaa
adalah
lansia antara
lain
memiliki
kesempatan untuk mensejahterakan dirinya sendiri melalui usaha ekonomi yang akan mempengaruhi tingkat kemandirian, semangat, penghasilan lansia dan keluarga. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dapat dijelaskan bahwa program yang dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kemandirian di Dusun Blendung, Desa Sumbersari Sleman Yogyakarta adalah dengan diadakannya program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang sasaran utamanya adalah lansia. Proses dari
pelaksanaan
usaha
ekonomi
produktif
dilakukan
dengan
sistem
peminjaman modal usaha. Dalam Pedoman Kelompok Usaha Bersama Tahun 2011 tentang pengertian usaha ekonomi produktif (UEP) adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber
daya
ekonomi,
meningkatkan 93
kemampuan
usaha
ekonomi,
meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan, tabungan dan menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Perencanaan
merupakan
bagian
penting
yang
turut
menentukan
keberhasilan. Perencanaan program dilakukan oleh pengurus UEP yang didukung
oleh
keterlibatan
lansia
melalui
identifikasi
kebutuhan
yang
disesuaikan dengan jenis usaha dan kemampuan lansia dalam mengangsur pinjaman uang untuk modal. Identifikasi kebutuhan melalui jenis usaha dilakukan sebagai upaya penyesuaian antara usaha yang ditekuni dengan besarnya pinjaman modal yang juga dipertimbangkan dengan kemampuan untuk melunasi dalam jangka yang sudah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pengertian perencanaan menurut Siagian (2007: 36-38), yang merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menyusun suatu rencana berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan, yaitu apa, dimana, bilamana, bagaimana, siapa, mengapa. Perencanaan program UEP sebagaimana dirangkum oleh peneliti melalui wawancara dan dokumentasi, dijelaskan bahwa tujuan dari adanya usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras di Dusun Blendung yaitu mampu meningkatkan kesejahteraan lansia yang akan berpengaruh pada kesehatan,
kemandirian,
semangat
perekonomian lansia dan keluarga. 94
lansia
dan
mampu
meningkatkan
Dalam pelaksanaan kegiatan UEP, ada beberapa orang yang terlibat langsung dalam kegiatan yang terdiri dari pengurus, anggota dan keluarga lansia itu sendiri. Terlaksananya kegiatan usaha ekonomi produktif salah satunya dengan keterlibatan orang-orang-orang sekitar yang turut menentukan keberhasilan program. Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan, ditemukan keterlibatan pengurus dominan dalam memanajemen kegiatan, selain itu juga ada keterlibatan anggota yang merupakan pelaksana kegiatan usaha ekonomi produktif,
sedangkan keterlibatan keluarga terlihat dari
dukungan dan partisipasi aktif dalam membantu lansia melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif. Kegiatan pertemuan usaha ekonomi produktif di ikuti oleh pengurus dan lansia,
berdasarkan observasi di lapangan,
peneliti
menemukan adanya ibu-ibu yang belum lansia ikutserta mengikuti kegiatan pertemuan simpan pinjam yang merupakan aktivitas pokok dari usaha ekonomi produktif. Sebaliknya berdasarkan temuan di lapangan, anggota usaha ekonomi produktif yang berjenis kelamin laki-laki tidak mengikuti kegiatan simpan pinjam. Akan tetapi salah satu anggota keluarga perempuan ada yang mewakili di kegiatan simpan pinjam. Alasan lain yang menyebabkan lansia laki-laki tidak mengikuti kegiatan simpan pinjam adalah sudah memiliki modal yang diambil dari uang pensiunan dan uang yang sudah diberikan keluarga untuk modal. Keterlibatan pengurus terlihat dari segi manajemen kegiatan usaha ekonomi produktif yang simpan
pinjam,
dan
merencanakan
menjembatani 95
program,
pelaksanaan
memfasilitasi kegiatan program.
Sedangkan
keterlibatan keluarga tergambar membantu kesulitan-kesulitan
dari pendampingan
lansia
ketika
di keseharian
menjalankan
usaha
dan
ekonomi
produktif. Berbagai usaha yang ditekuni oleh anggota UEP, mencakup bidang pertanian,
home
industri,
peternakan,perikanan,
kerajinan,
kuliner,dan
perdagangan. Pekerjaan yang ditekuni lansia di Dusun Blendung mayoritas adalah usaha sendiri atau home industri, antara lain membuat kasur, besek, anyaman tikar, membuat tempe kedelai, membuat tempe koro, membuat kerajinan-kerajinan, maupun membuat makanan dan jajanan pasar. Pekerjaan lain yang ditekuni lansia di Dusun Blendung ada yang fokus beternak lele, itik, kambing dan ikan. Letak geografis Dusun Blendung dengan tanah yang subur menjadikan lansia sekitar aktif bekerja di sektor pertanian. Kreativitas lansia di Dusun Blendung turut di salurkan melalui kegiatan membuat kerajinan dari daur ulang sampah. Dengan demikian, berdasarkan data yang peneliti dapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa, mayoritas anggota yang merupakan lansia, menekuni jenis usaha home industri dengan berbagai macam usaha yaitu membuat kasur, tempe, anyaman, dan kerajinan tangan. Selain itu, usaha lain yang digeluti oleh anggota UEP antara lain fokus di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan Hal ini disebabkan oleh letak dan keadaan geografis Dusun Blendung yang masih asri, banyak dijumpai area persawahan dan kualitas air yang belum tercemar. Lansia di Dusun Blendung juga ada yang masih kreatif, yang dibuktikan dengan adanya lansia yang 96
memiliki skill membuat sesuatu yang tidak berharga menjadi berharga dan bernilai ekonomis yaitu mendaur ulang sampah menjadi bross dan tas. Jenis pekerjaan maupun usaha yang ditekuni lansia, disesuaikan dengan kemampuan fisik dan psikologis lansia yang semakin menurun. Menurut Siti Rohmah Nurhayati, usia lanjut adalah suatu fase yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, yang mana terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Proses penuaan yang terjadi pada lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan. Oleh karena itu, jenis usaha yang di tekuni oleh lansia juga dapat digolongkan ringan dan hanya bersifat sebagai pengisi waktu luang Awal mula dari anggaran yang digunakan berasal dari pemerintah daerah yaitu Dinas
Perekonomian Kabupaten
Sleman.
Seiring
dengan
bertambahnya anggota, akhirnya anggaran untuk simpan pinjam mendampat tambahan dari uang simpanan yang berasal dari uang tabungan anggota yang diputar untuk pinjaman modal. Besar uang tabungan yang harus ditabung oleh anggota perbulannya sudah ditentukan pengurus yaitu sebesar Rp.10.000,00 perbulan. Dalam menunjang pelaksanaan program usaha ekonomi produktif, bentuk fasilitas yang diberikan pengurus terbukti dengan peminjaman modal usaha, pendampingan secara tidak langsung dan pembagian sisa hasil usaha berupa uang yang dibagikan setiap akhir tahun. 97
Bentuk fasilitas yang diberikan oleh pihak pengurus kepada anggota antara lain pinjaman modal, memfasilitasi untuk menabung dan arisan , pendampingan, serta SHU (Sisa Hasil Usaha) yang dibagikan setiap akhir tahun. b.
Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Proses pelaksanaan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan simpan
pinjam yang diperuntukkan lansia dan keluarga. Meskipun begitu, yang menjadi sasaran utama adalah lansia-lansia produktif. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif dilakukan melalui sharing terkait usaha yang dilakukan, tukar pendapat dan saling membatu mencari jalan keluar ketika anggota lain mengalami masalah dalam usahanya. Kegiatan sharing ini dilakukan secara non formal baik ketika ada kegiatan-kegiatan pertemuan lansia diantaranya pertemuan rutin usaha ekonomi produktif maupun kegiatan posyandu lansia. Dalam pelaksanaan usaha ekonomi produktif, terdapat pertemuan rutin sebagai wadah untuk melakukan kegiatan simpan pinjam dan sharing pendapat maupun usaha masing-masing yang dilakukan sebulan sekali oleh para anggota dan pengurus. Pertemuan rutin dilakukan setiap bulan di tanggal 17 dengan tanggal 25 oleh pengurus dan
anggota usaha ekonomi produktif lansia yang
seluruhnya adalah perempuan dengan sistem pinjam modal.
98
Pertemuan
dilakukan dengan tanggal yang berbeda karena banyaknya anggota yang ikut kegiatan simpan pinjam serta untuk mempermudah sistem administrasi. Dalam melaksanakan program, sarana prasarana merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu program. Dalam usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang pelaksanaannya berupa kegiatan pertemuan, sarana prasarana yang dibutuhkan terdiri dari tempat dan beberapa penunjang lain. Sarana prasarana merupakan sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai alat dan penunjang untuk mencapai tujuan. Yang dimanfaatkan sebagai alat dan penunjang kegiatan pertemuan UEP di Dusun Blendung terdiri atas sarana berupa perlengkapan administrasi seperti bukubuku penunjang yang terdiri dari buku tabungan, buku simpan pinjam, buku arisan, bolpoin dan lainnya. Selain itu juga dibutuhkan konsumsi berupa snack dan minum yang disediakan oleh tuan rumah. Prasarana yang digunakan berupa rumah anggota UEP yang dijadikan tempat berlangsungnya kegiatan pertemuan rutin dengan sistem bergilir dan yang mendapatkan jatah di dasarkan pada yang bulan sebelumnya mendapat arisan. Selama pertemuan berlangsung, berisi kegiatan-kegiatan yang sifatnya umum. Kegiatan pertemuan dimulai dengan pembukaan, menyanyikan lagu P2WSS Sumbersari dan lagu Lansia Sehat, sambutan tuan rumah yang menjadi tempat pertemuan, sambutan ketua BKL Mugi Waras, kegiatan menabung, kegiatan arisan, kegiatan simpan pinjam, laporan keuangan oleh bendahara, saling tukar informasi dan tukar pikiran, dan terakhir adalah penutup. Pokok 99
dari pelaksanaan usaha ekonomi produktif adalah kegiatan simpan pinjam yang dilakukan oleh anggota. Simpan pinjam tersebut berjalan melalui sistem peminjaman
modal
yang
terinci
dengan
menggunakan
pembukuan
administrasi. Pada dasarnya peminjaman modal berjalan dengan melibatkan pengurus dan anggota, menggunakan sistem pinjaman modal dengan batas waktu pelunasan selama
lima bulan dan potongan 1% setiap bulan serta di
angsur sebulan sekali ketika ada pertemuan UEP. Dalam melaksanakan program usaha ekonomi produktif, dilakukan beberapa usaha sebagai upaya meningkatkan kualitas program. Upaya yang dilaksanakan dengan aktif diberbagai kegiatan pameran dan memberikan pelayanan yang terbaik ketika ada kunjunga dari pemerintah maupun tamu lainnya. Untuk meningkatkan kualitas program usaha ekonomi produktif, dilakukan beberapa upaya yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas program yaitu adanya kerjasama yang baik antara anggota dan pengurus dalam pelunasan pinjaman modal serta aktif di berbagai pameran usaha ekonomi produktif yang diselenggarakan pemerintah. Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang sudah terdeskripsikan berdasarkan hasil penelitian, sesuai dengan teori Syukur (1987: 40) kaitannya dengan pelaksanaan merupakan usaha atau aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapinya semua kebutuhan seperti
alat-alat
yang
dibutuhkan, 100
siapa
yang
melaksanakan,
tempat
pelaksanaannya dan bagaimana cara melaksanakan, kemudian setelah program dan kebijaksanaan ditetapkan atas pengambilan keputusan suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah langkah strategis, kebijaksanaan maupun operasional menjadi nyata guna mencapai sasaran dari program yang sudah ditetapkan di awal. 2.
Manfaat Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Pelaksanaan usaha ekonomi produktif oleh lansia di Dusun Blendung
memiliki beberapa manfaat yang dirasakan oleh lansia itu sendiri, keluarga, bahkan pengurus. Manfaat yang diperoleh dirasa langsung maupun tidak langsung. a.
Manfaat untuk Lansia 1) Dapat mengisi waktu kosong di usia tua (produktif) 2) Memiliki penghasilan sendiri 3) Mandiri 4) Memiliki peluang untuk
meningkatkan usaha melalui peminjaman
modal 5) Dapat bersosialisasi dengan teman sebaya 6) Wadah untuk berkomunikasi, sharing, serta tukar pendapat dengan sesama anggota UEP. Pelaksanaan program UEP memberikan manfaat untuk lansia dan orang-orang yang terlibat lainnya. Adapun manfaat yang didapatkan lansia
101
antara lain dapat mengisi waktu kosong di usia tua (produktif) sehingga lansia cenderung tidak stress karena memiliki kegiatan yang dapat mengurangi waktu luangnya. Dengan adanya berbagai kegiatan positif akan berpengaruh terhadap psikologis lansia yang produktif di bandingkan lansia yang pasif dan bergantung dengan keluarga dan orang-orang sekitar. Ketika memasuki usia lansia, kesibukan juga turut berkurang, oleh karena itu dengan adanya kegiatan usaha ekonomi produktif berpengaruh terhadap keaktifan lansia di Dusun Blendung. Lansia produktif harus di imbangi dengan adanya potensi yang ada dalam diri lansia tersebut. Sehingga tidak terlalu bergantung dengan anak maupun cucu. Meskipun sudah bukan usia produktif, lansia di Dusun Blendung yang aktif mengikuti program usaha ekonomi produktif mampu berpenghasilan sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Dengan adanya UEP, lansia di Dusun Blendung memiliki peluang untuk meningkatkan usaha melalui peminjaman modal yang dapat diangsur selama 5 bulan dengan angsuran 1% setiap bulannya. Pelaksanaan usaha ekonomi produktif juga menjadi wadah para lansia untuk berkomunikasi, sharing, serta tukar pendapat dengan sesama anggota UEP lainnya. b.
Manfaat untuk BKL Mugi Waras 1) Meningkatkan kesejahteraan lansia dan keluarga di Dusun Blendung 2) Meningkatkan komunikasi dan silaturahmi lansia di Dusun Blendung. Secara keseluruhan, manfaat juga dirasakan oleh orang-orang sekitar
lansia antara lain manfaat yang di dapatkan oleh pengurus selaku orang-orang 102
yang berada dibalik kepengurusan administrasi program UEP di Dusun Blendung
maupun
masyarakat
sekitar
Dusun
Blendung,
antara
lain
meningkatkan kesejahteraan lansia dan keluarga di Dusun Blendung yang berdampak
pada perekonomian masyarakat sekitar
sehingga
kebutuhan
ekonomi masyarakat juga turut disediakan oleh lansia di Dusun Blendung, seperti tempe, jajanan pasar, hewan ternak maupun hasil pertanian dan perikanan Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras mampu meningkatkan komunikasi dan silaturahmi lansia di Dusun Blendung melalui kegiatan pertemuan rutin. Selain sebagai akses peminjaman modal usaha, pertemuan rutin juga menjadi wadah kegiatan lansia wanita untuk berkomunikasi. c.
Manfaat untuk Keluarga 1) Mengurangi beban ekonomi keluarga 2) Berperan aktif meningkatkan perekonomian keluarga 3) Mandiri atau tidak bergantung dengan keluarga. Adanya program usaha ekonomi produktif menjadikan lansia mandiri
yang mempengaruhi tingkat perekonomian keluarga untuk semakin meningkat, sebenarnya keluarga lansia tidak lepas tangan dan tidak membebankan lansia untuk bekerja, keinginan untuk usaha dan bekerja muncul dari keinginan lansia itu sendiri yang ingin mengisi waktu tua dengan kesibukan-kesibukan positif maupun untuk membantu perekonomian keluarga dan menciptakan lansia yang mampu mengurangi beban ekonomi keluarga. Sehingga meskipun usia sudah 103
tua, lansia di Dusun Blendung mampu menciptakan kemandirian untuk dirinya sendiri bahkan anggota keluarga lainnya. Manfaat yang dirasakan oleh lansia, keluarga maupun pengurus sesuai dengan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005– 2025, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif melalui UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berdaya saing melalui perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi. Pengembangan UKM menjadi bagian integral di dalam perubahan struktur yang sejalan dengan modernisasi agribisnis dan agroindustri, khususnya yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya saing industri melalui pengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas SDM. Sementara itu, pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan. Koperasi berkembang semakin luas menjadi wahana yang efektif dalam menciptakan efisiensi kolektif para anggota koperasi, baik produsen maupun konsumen, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mampu mendukung upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Manfaat dari pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras juga sesuai dengan teori Rahardjo (2014: 6), kelompok bina keluarga lansia dapat memberikan kontribusi terhadap terwujudnya lansia tangguh dan berjalan secara berlanjut 104
apabila memiliki mekanisme kerja yang dipahami dan disepakati oleh anggota kelompok. Mekanisme kerja yang jelas dapat dijadikan sebagai acuan dan dioperasionalkan dalam mencapai tujuan kelompok. Pokok-pokok kegiatan kelompok BKL/Kader, antara lain: 1. Kegiatan
utama
dilakukan
pada
kelompok
BKL/kader
meliputi:
penyuluhan, temu keluarga, kunjungan rumah, rujukan, pencatatan dan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi. 2. Kegiatan pengembangan antara lain: a. Bina kesehatan fisik antara lain olahraga, senam, penyediaan makanan tambahan; b. Bina sosial dan lingkungan antara lain rekreasi, bina lingkungan; c. Bina
rohani
/spiritual
melalui
kegiatan
keagamaan,
sosial
ekonomi produktif
melalui
kemasyarakatan; d. Bina
peningkatan
pendapatan
usaha
UPPKS, UKM, Koperasi, dan lain-lain. 3.
Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras
pengurus maupun anggota mengalami hambatan maupun dukungan yang turut mempengaruhi keberhasilan program.
105
a. Faktor Penghambat Hambatan-hambatan yang dirasakan selama mengikuti pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif menjadi salah satu acuan untuk anggota dan pengurus untuk terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas baik dari segi internal maupun eksternal. Faktor penghambat pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras, antara lain faktor internal terdiri dari hambatan yang berasal dari masing-masing usaha dan jenis pekerjaan yang ditekuni oleh lansia. Hal ini dirasakan oleh masing-masing lansia. Selain itu, faktor penghambat juga dirasakan oleh lansia ketika ada tanggungjawab dalam urusan keluarga yang bersamaan dengan kegiatan usaha ekonomi produktif sehingga lansia harus memilih mana yang lebih prioritas saat itu juga. Kekurangan modal hampir dirasakan oleh semua lansia yang mengikuti program usaha ekonomi produktif yang berupa simpan pinjam. Keterbatasan pinjaman untuk modal menjadikan lansia harus bijak dalam memanfaatkan uang pinjaman untuk tambahan modal usaha. Keterlambatan dalam mengangsur dan melunasi (keterbatasan pinjaman). Masing-masing lansia memerlukan modal dan memiliki pendapatan yang berbeda-beda dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya. Hal ini yang menjadi pertimbangan pengurus untuk menentukan jumlah pinjaman masing-masing anggota yang disesuaikan
dengan
kemampuan
lansia
untuk
menganggsur
pinjaman.
Keterbatasan waktu pengurus mengakibatkan para kader tidak bisa maksimal dalam mendampingi usaha yang dijalankan oleh para lansia di Dusun Blendung. 106
Oleh karena itu peran pengurus hanya memfasilitasi dan menjembatani lansia untuk mengembangkan usahanya. Kurangnya relasi dalam menjual hasil usaha menjadi salah satu hambatan lansia untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini disampaikan oleh beberapa lansia yang bisa memproduksi banyak hasil usahanya meskipun mengalami hambatan dalam hal pemasaran. Beberapa faktor penghambat tersebut tidak sesuai dengan Modul Pendampingan Pelayanan Sosial Lanjut Usia (2014: 89), yaitu salah satu upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan terhadap lansia adalah meningkatkan investasi sosial lanjut usia. Investasi sosial diberikan dalam bentuk pemberian tambahan modal usaha kepada para lanjut usia yang produktif, sehat, dan aktif. Selain itu, beberapa faktor penghambat tersebut juga tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia, antara lain: 1. Penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai investasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c yaitu penguatan usaha ekonomis produktif melalui pendekatan kelembagaan sebagai investasi sosial, merupakan bantuan yang diberikan kepada lanjut usia potensial yang kurang mampu. 2. Penguatan usaha ekonomis produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada perorangan melalui LKS dengan pendampingan, yang didahului dengan bimbingan sosial dan keterampilan.
107
3. Penguatan usaha ekonomis produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian paket bantuan usaha ekonomis produktif. b. Faktor Pendukung Selain adanya faktor penghambat selama pelaksanaan program, terdapat faktor pendukung yang menjadi alasan keberhasilan program UEP oleh BKL Mugi Waras sehingga dapat berjalan dengan baik selama hampir lima tahun. Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras dapat berjalan dengan baik, atas dasar semangat dan kemauan anggota untuk mengikuti setiap kegiatan dan menjalankan usaha serta pekerjaannya dengan baik. Selain itu pelaksanan program dapat berjalan dengan lancar karena ada keterlibatan aktif anggota keluarga, pengurus, sesama anggota serta kepedulian dinas terkait untuk tetap mendukung pekerjaan dan usaha anggota UEP di Dusun Blendung. Beberapa faktor pendukung tersebut sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia Pasal 4, 7, dan 8 Nomor 13 Tahun 1998 tentang asas, arah, dan tujuan serta tugas dan tanggung jawab kesejahteraan lanjut usia: a) Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. c) Pemerintah, masyarakat, dan keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Moyudan Desa Sumbersari, Sleman, Yogyakarta. Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras terdiri dari tahap perencanaan dan pelaksanaan. Perencanaan sebenarnya yang lebih dominan pengurusnya, ya paling simbahnya di awal program UEP ini berjalan dikumpulkan dan diberikan modal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mencicil. Yang paling pokok menunjang kegiatan usaha ekonomi produktif itu ya simpan pinjamnya dengan memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal. Ada pertemuan rutin setiap tanggal 17 dan 25 mulai jam setengah empat sore sampai selesai, tujuannya sendiri ya selain untuk silaturahmi, arisan juga jadi kesempatan untuk bayar pinjaman. Sasaran utama program adalah lansia-lansia produktif. Selain itu, pelaksanaan kegiatan mulai dari nyanyi, sambutan-sambutan terus juga ada kegiatan arisan, nabung, simpan pinjam dan yang paling penting juga laporanlaporan administratif. Sarana prasarana cuma alat-alat administrasi kayak bolpen, buku pinjaman , buku tabungan, dan buku-buku laporan lainnya. Selain itu juga tempatnya gilir berdasarkan siapa yang dapat arisan bulan ini ya bulan
109
depan dia yang ketempatan untuk pertemuan selanjutnya. Kan kalo yang namanya pertemuan ya setidaknya ada konsumsi kan. Nah kalo itu yang nyediain ya yang ketempatan itu. Peminjaman modal berjalan dengan batasan 5 kali lunas dengan total bunga 5% selama 5 bulan untuk pinjaman. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas program biasanya ikut kegiatan
pameran sama kalo ada kunjungan dari pemerintah atau tamu itu ada yang beli kasur-kasur. Itu juga ada yang mblanjani guling. 2.
Manfaat Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Moyudan Desa Sumbersari, Sleman, Yogyakarta.
a. Manfaat untuk Lansia Manfaat dari pelaksanaan program untuk lansia yaitu bisa nambah pendapatan dan juga bisa ikut kumpul pertemuan yang bisa buat gak kesepian dan ketemu teman seumuran, selain itu juga usahanya makin bagus. b. Manfaat untuk BKL Mugi Waras Dengan adanya program UEP ini kesejahteraan lansia dan juga keluarga makin meningkat juga terjalin komunikasi dan silaturahmi yang baik antar lansia. c. Manfaat untuk Keluarga Setelah ada program simpan pinjam ini secara tidak langsung dapat menambah kesejahteraan lansia dan keluarga, menambah penghasilan lansia dan keluarga sehingga mampu mengentaskan kemiskinan, kesehatan, 110
dan jadi banyak olahraganya. Kan yang namanya kerja kalo buat usia tua itu sama aja gerak kayak olahraga, jadi mandiri, duitnya numpok terus. 3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras Dusun Moyudan Desa Sumbersari, Sleman, Yogyakarta. Faktor penghambat pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang fatal gak ada. Tapi ya cuma kadang ada simbah yang pinjam modal tapi mengembalikannya tidak tepat waktu, kekurangan modal, belum lagi kurang pendampingan dan yang terakhir masalah pemasaran. Sedangkan faktor pendukungnya itu partisipasi masyarakat dan dinas-dinas terkait. B. Saran Berdasarkan
hasil penelitian
dalam pelaksanaan
program usaha
ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu 1. Sebagai wadah komunikasi lansia, akan lebih baik jika lansia diberikan ruang pertemuan khusus untuk sesama lansia di Dusun Blendung untuk sharing terkait usaha-usaha yang mereka tekuni. 2.
Untuk pemasaran produk akan lebih baik jika pengurus UEP di Dusun Blendung mulai mencoba menjalin kerjasama dengan beberapa relasi untuk memasarkan hasil usaha anggota UEP di Dusun Blendung.
111
3.
Seiring
dengan
berjalannya
waktu,
kemampuan
pengurus
dalam
memanajemen UEP menjadi suatu hal yang penting, oleh karena itu diperlukan pendampingan oleh dinas-dinas terkait secara berkala terhadap pengurus untuk meningkatkan kualitas program usaha ekonomi produktif di Dusun Blendung. 4.
Sedikitnya modal untuk kegiatan simpan pinjam usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras menyebabkan minimnya jumlah pinjaman uang untuk usaha karena harus di bagi rata dengan jumlah anggota yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika tabungan wajib anggota perbulannya ditambah yang di iringi dengan usaha meningkatkan relasi untuk pemasaran hasil usaha anggota UEP di Dusun Blendung.
112
DAFTAR PUSTAKA Abbas, B., et al. (2009). Menuju Senja Menjemput Harapan. Sulawesi Selatan: Kompleks PSTW Gau Mabaji Gowa. Akbar, J. (8 Mei 2016). DI Yogyakarta Jadi Tujuan Hidup Para Lansia. Tribun Jogja Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, S. & Safruddin, C. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2015). Buku Pengangan Kader Tentang Lansia Tangguh Dengan Tujuh Dimensi. Jakarta: BKKBN. Bappenas. (2014). Laporan Akhir Penyiapan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Bidang UMKM dan Koperasi, tentang Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005–2025. Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Koperasi dan UKM Bourke, N. (2012). Bahagia Pada Masa Tua. Yogyakarta: Kanisius Demartoto, A. (2007). Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia (Suatu Kajian Sosiologis. Surakarta: UNS Press dan LPP UNS Dinsos DIY. (2014). Laporan Akhir Kajian Data Lanjut Usia DIY. DIY: Dinas Sosial. Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan. (2015). Kelompok Bina Keluarga Lansia. Jakarta: BKKBN Fatah, N. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fita Istiani (2013). Implementasi Program Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. Skripsi. UNY Hardiati, E. (2009). Lansia Juga Bisa Bekerja. Yogyakarta: B2P3KS Press. Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan. Penerbit Aerlangga 113
Iswanti, S., Warsito, A. & Fathiyah, K.N. (2012). Identifikasi Potensi Ekonomi Produktif Para Lansia Penghuni Panti Werda. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 17, No.1. Izzaty, R.E., et al. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Keliat, B.A. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Kemenkeu. (1995). Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1995, tentang Usaha Kecil. Kemenkeu. (2005). Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per19/PB/2005, tentang Tujuan Program Usaha Ekonomi Produktif. Kementerian PPPA. (2010). Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010, tentang Model Perlindungan Perempuan Lanjut Usia Responsif Gender Kementerian Sosial RI. (2014). Modul Pendampingan Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kurniadin, D & Machali, I. (2013). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media. Mahmudi, S.I. (2000). Psikologi Orang Dewasa dan Lanjut Usia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Maryam, R.S., et al. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Menteri Sosial Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012, tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Menteri Sosial. (2012). Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 12 Tahun 2012, tentang Identifikasi Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Sosial Yang Telah Diterbitkan Miles & Huberman (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press
114
Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nasution, S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Nurhayati, S.R. (2012). Dukungan Sosial dan Strategi Coping Para Lansia. Jurnal Penelitian Humaniora Vol. 17, No. 1 Padmiati, E., et al. (2007). Pelayanan Sosial Lanjut Usia Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Citra Media. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah. (2013). Modul Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia. Semarang: BKKBN Jawa Tengah. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah. (2013). Modul Pengembangan Ekonomi Produktif Bagi Lansia. Semarang: BKKBN Jawa Tengah. Pranyoto, V.S. (5 Februari 2015). Kepala BKKBN Kagumi Kegiatan Lansia Mugi Waras. Antaranews Jogja. Presiden RI. (1998). Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Presiden RI. (2008). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Purnama, A. (2009). Penelitiannya ‘’Kepuasan Hidup dan Dukungan Sosial Lanjut Usia (2009Kepuasan Hidup dan Dukungan Sosial Lanjut Usia.’’ Purnama, A., et al. (2015). Produktif Di Usia Lanjut. Yogyakarta: B2P3KS Press. Rachmiyati, E., et al. (2011). Pedoman Kelompok Usaha Bersama. Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. Rahardjo, T.B.W., et al. (2014) Mekanisme Kerja Kelompok Bina Keluarga Lansia. Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan
115
Siagiaan, S.P. (2007). Fungsi Fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sulistyo, S. (2006). Penelitian Efektivitas Pelayanan Sosial Kebutuhan Jasmani Rokhani Dan Sosial Lanjut Usia Terlantar Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Bantul Yogyakarta. Yogyakarta: B2P3KS Press. Syukur, A. (1987). Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan. Ujung Pandang: Persadi. Terry, George R. (1960). Principles of Management. Homewood Illinois Richard D. Irwin Inc Terry, George R. (1977). Prinsip-prinsip Manajemen. Bumi Aksara: Jakarta Tika Kumalasari (2015) Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Tjokromindjojo, B. (1987). Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: CV Haji Mas Agung. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998, tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
116
LAMPIRAN
117
Lampiran 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI “Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Moyudan, Sleman, Yogyakarta” 1. Mengamati lokasi dan keadaan sekitar Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. 2. Mengamati organisasi Bina Keluarga Lansia Mugi Waras. 3. Gambaran umum usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras. 4. Mengamati pelaksanaan dan pertemuan rutin usaha ekonomi produktif. 5. Mengamati usaha – usaha yang dijalankan oleh lansia.
118
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi PEDOMAN DOKUMENTASI “Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Moyudan, Sleman, Yogyakarta” A. Berupa Catatan Tertulis Gambaran Umum Usaha Ekonomi Produktif BKL Mugi Waras (1) Sejarah berdiri (2) Visi, Misi, dan Tujuan (3) Struktur organisasi (4) Arsip data anggota BKL Mugi Waras B. Berupa foto kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras .
119
Lampiran 3. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA “Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Moyudan, Sleman, Yogyakarta” A. Pengurus Usaha Ekonomi Produktif BKL Mugi Waras Identitas diri a. Nama
:
b. Jabatan
:
c. Usia
:
d. Agama
:
e. Pekerjaan f. Alamat
: :
g. Pendidikan Terakhir : Pertanyaan Penelitian : 1. Apa yang melatarbelakangi program usaha ekonomi produktif untuk lansia diadakan? 2. Apa tujuan pelaksanaan program usaha ekonomi produktif untuk lansia ? 3. Apa saja jenis usaha-usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras? 4. Apa saja fasilitas yang diberikan untuk anggota usaha ekonomi produktif? 5. Bagaimana proses perencanaan program usaha ekonomi produktif?
120
6. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia? 7. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? 8. Adakah laporan khusus dengan dinas pemerintah, terkait perkembangan usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras? 9. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama pertemuan rutin berlangsung? 10. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan usaha ekonomi produktif oleh lansia? 11. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? 12. Bagaimana sistem peminjaman modal berjalan? 13. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? 14. Adakah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas program? 15. Apa manfaat yang diperoleh kelompok kegiatan BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? 16. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? 17. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras?
121
B. Anggota Usaha Ekonomi Produktif BKL Mugi Waras Identitas diri a. Nama
:
b. Jabatan
:
c. Usia
:
d. Agama
:
e. Pekerjaan
:
f. Alamat
:
g. Pendidikan Terakhir : Pertanyaan Penelitian : 1.
Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh lansia?
2.
Mengapa anda mengikuti program tersebut?
3.
Apakah anda antusias dalam mengikuti program tersebut?
4.
Jenis usaha apa yang anda tekuni saat ini?
5.
Apa saja fasilitas yang diberikan kepada anda oleh pengurus untuk usaha ekonomi produktif?
6.
Bagaimana dengan perencanaan program usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras?
7.
Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia?
121
8.
Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung?
9.
Kegiatan apa saja yang dilakukan selama pertemuan rutin berlangsung?
10. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? 11. Bagaimana sistem pemutaran pinjaman modal berjalan? 12. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? 13. Apa manfaat yang diperoleh anggota BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? 14. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? 15. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras?
122
C. Keluarga Anggota Usaha Ekonomi Produktif BKL Mugi Waras Identitas diri a. Nama
:
b. Jabatan
:
c. Usia
:
d. Agama
:
e. Pekerjaan f. Alamat
: :
g. Pendidikan Terakhir : Pertanyaan Penelitian : 1. Apa saja manfaat program usaha ekonomi produktif bagi lansia dan keluarga lansia?
123
Lampiran 4. Catatan Lapangan Catatan lapangan I Tanggal
: 14 Februari 2017
Waktu
: 14.00 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Djumanah (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Observasi awal
Deskripsi Hari ini peneliti datang ke Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman untuk mencari sekertariat BKL Mugi Waras. Peneliti melakukan perjalanan mengarah ke lokasi dengan bantuan Google Maps. Karena peneliti sedikit kesulitan mencari sekertariat BKL Mugi Waras, maka peneliti sempat bertanya pada salah satu warga, dan ditunjukkan salah satu jalan menuju ke rumah ketua BKL Mugi Waras. Sesampainya di rumah ketua BKL
Mugi Waras yaitu Ibu Djumanah, peneliti dipersilahkan
masuk, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan peneliti yang turut menyertakan surat ijin observasi dari kampus yaitu ingin melakukan penelitian terkait pelaksanaan usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras. Ibu Djumanah merespon positif
dan menyambut
dengan hangat dan ramah peneliti Ibu Djumanah selaku ketua memperkenalkan secara singkat BKL Mugi Waras dan menjelaskan apa saja program-program yang selama ini berjalan di 124
BKL Mugi Waras terutama terkait Usaha Ekonomi Produktif.. Setelah dirasa perbincangannya cukup untuk observasi awal, peneliti meminta izin untuk pamit.
125
Catatan Lapangan II Tanggal
: 25 Februari 2017
Waktu
: 15.30 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Djumanah (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Izin penelitian
Deskripsi Hari ini peneliti menghubungi ketua BKL Mugi Waras, ibu Djumanah melalui pesan singkat untuk membuat janji bertemu. Peneliti bermaksud datang ke tempat pertemuan rutin kegiatan usaha ekonomi produktif untuk meminta ijin langsung melakukan penelitian kepada ketua dan anggota usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras. Sekitar jam 15.30 WIB peneliti sampai di rumah Ibu Djumanah yang selanjutnya kami berjalan menuju rumah ibu Waltini yang hari ini rumahnya mendapat giliran untuuk ditempati pertemuan usaha ekonomi produktif. Peneliti disambut baik oleh pengurus dan semua anggota yang hadir. Setelah beberapa saat acara salah seorang penghuni rumah dan diminta untuk menunggu sebentar. Setelah beberapa saat, acara dimulai dan ditengah-tengah acara,
bu
Djumanah
selaku
ketua
mempersilahkan
peneliti
untuk
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk meminta ijin melakukan penelitian. Peneliti disambut ramah dan
126
hangat oleh semua anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras. Setelah acara selesai peneliti meminta ijin untuk pamit pulang.
127
Catatan Lapangan III Tanggal
: 10 Maret 2017
Waktu
: 13.00 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Djumanah (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Wawancara dan Observasi
Deskripsi Hari ini peneliti membuat janji untuk bertemu dengan bu Djumanah selaku ketua BKL Mugi Waras untuk melakukan wawancara terkait dengan penelitian. Peneliti sampai di lokasi sekitar pukul 13.00 WIB di rumah bu Djumanah Setelah dipersilahkan duduk dan dibuatkan minum akhirnya
kami
berbincang-bincang tentang BKL Mugi Waras dan program usaha ekonomi produktif. Peneliti dipersilahkan
untuk meminjam dokumen profil BKL Mugi
Waras . kemudian setelah melakukan wawancara peneliti dipersilahkan melihat beberapa karya anggota usaha ekonomi produktif yang berupa bross. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB peneliti merasa sudah cukup mendapatkan informasi dan pamit untuk pulang.
128
Catatan Lapangan IV Tanggal : 17 Maret 2017 Waktu : 15.30 WIB Tempat : Rumah Ibu Suratmi dan Simbah Supinem (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman) Kegiatan : Wawancara dan Observasi Deskripsi Hari ini peneliti menghadiri kegiatan pelaksanaan usaha ekonomi produktif yaitu pertemuan rutin yaitu setiap tanggal 17. Peneliti mengamati dan mengikuti kegiatan pertemuan dari dari awal hingga akhir. Setelah kegiatan selesai akhirnya peneliti meminta ijin untuk melakukan wawancara kepada salah satu anggota anggota usaha ekonomi produktif yang merupakan lansia yaitu simbah Supinem yang saat ini usianya 78 tahun. Setelah berbincang-bincang akhirnya peneliti diajak dan dipersilahkan datang kerumah Simbah Supinem untuk melihat dan mengamati kegiatan usahanya yaitu pembuatan tempe. Setelah waktu menunjukkan pukul 17.30 dan dirasa waktu sudah menjelang malam akhirnya peneliti ijin untuk pamit pulang.
129
Catatan lapangan V Tanggal
: 25 Maret 2017
Waktu
: 15.30 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Sri Windari (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Wawancara dan Observasi
Deskripsi Hari ini peneliti datang ke rumah ibu Ibu Sri Windari yang merupakan salah satu pengurus dari usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman untuk mengikuti pertemuan rutin usaha ekonomi produktif.
Peneliti mengikuti
kegiatan sampai selesai sekitar pukul setengah lima sore. Setelah kegiatan selesai, peneliti dipersilahkan oleh Ibu Djumanah selaku pengurus untuk melakukan wawancara dengan anggota UEP. Peneliti melakukan wawancara terkait pelaksanaan usaha ekonomi produktif dengan Ibu Seco Diharjo yang merupakan anggota usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras. Setelah dirasa perbincangannya cukup, peneliti meminta izin untuk pamit.
130
Catatan lapangan VI Tanggal
: 27 Maret 2017
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Djumanah (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Wawancara dan Observasi
Deskripsi Hari ini peneliti datang ke rumah ibu Djumanah untuk mengikuti kegiatan Posyandu Lansia, sebagian dari anggota posyandu lansia yang hadir adalah anggota usaha ekonomi produktif lansia di dusun blendung. Setelah peneliti mengikuti acara posyandu lansia n sarasehan hingga selesai, peneliti melakukan wawancara dengan ibu Sri Windari yang merupakan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras terkait pelaksanaan program UEP. Setelah dirasa data wawancara sudah terpenuhi, akhirnya peneliti ijin pamit untuk pulang.
131
Catatan lapangan VII Tanggal
: 4 April 2017
Waktu
: 11.30 WIB
Tempat
: Rumah Bapak Barodjan (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Wawancara dan Observasi
Deskripsi Hari ini peneliti datang ke rumah bapak Barodjan untuk melakukan wawancara dengan beliau. Awalnya peneliti dipersilahkan masuk kemudian dipersilahkan untuk melakukan wawancara terkait pelaksanaan usaha ekonomi produktif oleh BKL di dusun Blendung. Wawancara berjalan dengan lancar dan selesai sekitar pukul 12.15 WIB. Setelah wawancara selesai peneliti melihat usaha ternak itik yang dijalankan oleh bapak Barodjan. Beberapa saat kemudian tiba waktu dhuhur dan peneliti memutuskan untuk ijin pulang.
132
Catatan lapangan VIII Tanggal
: 8 April 2017
Waktu
: 13.30 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Ngabdan (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Wawancara dan Observasi
Deskripsi Hari ini peneliti kembali datang ke rumah salah satu anggota UEP yang merupakan lansia yaitu ibu Ngabdan. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangannya. Dengan sambutan yang ramah dan hangat, ibu Ngabdan
mempersilahkan
peneliti
untuk
melakukan
wawancara
dan
dipersilahkan untuk melihat usaha budidaya lele yang berada dibelakang rumahnya. Setelah wawancara selesai, peneliti memutuskan untuk minta ijin pulang.
133
Catatan lapangan IX Tanggal
: 15 April 2017
Waktu
: 14.00 WIB
Tempat
: Rumah Ibu Djumanah (Dusun Blendung Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman)
Kegiatan
: Wawancara, Dokumentasi, dan Observasi
Deskripsi Hari Sabtu tanggal 15 April 2017 peneliti melakukan penelitian melalui wawancara,
dokumentasi dan
observasi.
Peneliti memohon
ijin
untuk
melakukan wawancara kembali dengan ibu Djumanah terkait anggota, program dan sarana prasarana yang ada di BKL Mugi Waras. Hari ini peneliti disambut dengan baik oleh ibu Djumanah, selanjutnya peneliti dipersilahkan duduk dan melakukan wawancara, meminta foto-foto kegiatan usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras serta melakukan pengamatan. Setelah data dirasa cukup peneliti meminta ijin pulang kepada ibu Djumanah selaku tuan rumah dan ketua BKL Mugi Waras.
134
Lampiran 5. Catatan Wawancara CATATAN WAWANCARA 1 Hari, tanggal : Jum’at, 10 Maret 2017 Waktu : 13.00 WIB Kegiatan : Wawancara dengan pengurus Tempat : Rumah Ibu DJ Subyek : Ibu DJ Deskripsi 2. Apa yang melatarbelakangi program usaha ekonomi produktif untuk lansia diadakan? DJ: awal mulanya itu ya karena di blendung ini banyak lansia yang ingin usaha tapi belum punya modal mbak. Kemudian ada pengumuman dari dinas perekonomian untuk mengajukan proposal. Selain itu ya pas kebetulan ada kesempatan akhirnya kita mengajukan proposal dan alhamdulillahnya turun lima juta rupiah. 3. Apa tujuan pelaksanaan program usaha ekonomi produktif untuk lansia ? DJ :“tujuan kita dengan adanya usaha ekonomi produktif untuk BKL Mugi waras ini supaya lansia itu menjadi sehat, semangat, mandiri dan bahagia. Kan kalo lansia itu sehat bisa semangat dan mandiri, nah kalo mandiri bisa bahagia mbak.
135
4. Apa saja jenis usaha-usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras? DJ : usahanya macem-macem mbak. Ada yang buka usaha warung kelontong, membuat tempe, jualan sayur, membuat besek, usaha budidaya lele, peternakan, buat bros dari plastik bekas, ada juga yang jualan makanan mbak. 5. Apa saja fasilitas yang diberikan untuk anggota usaha ekonomi produktif? DJ : Fasilitas yang diberikan untuk lansia yaitu ada pinjaman modal, pendampingan dan juga sisa hasil usaha (SHU) akhir mbak. Nah modal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan simbahnya untuk melunasi mbak. Selain itu pendampingan disini kita lakukan dengan memberikan arahan kalo pas ada acara kayak posyandu, senam sehat, atau pertemuan rutin uep ini lansianya diajak untuk menjual hasil usahanya. 6. Bagaimana proses perencanaan program usaha ekonomi produktif? DJ
: Tahap perencanaan dimulai dengan mengumpulkan para simbah-
simbah, terus ditanya satu persatu, kamu mau usaha apa yang disesuaikan dengan kebutuhan , nah kebutuhan itu sesuai kemampuan lansia seberapa besarnya dia bisa nyicil karena di usaha ekonomi produktif ini kita sifatnya simpan pinjam
mbak dengan meminjamkan modal yang selanjutnya
diangsur sebanyak 5 kali selama 5 bulan dengan total potongan 5% untuk bunga.
136
7. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia? DJ: Kalo ngomongin soal anggaran ya awalnya kita mulai dengan penyusunan proposal untuk membantu usaha, terus proposal diterima dan uang
turun
dari
dinas
perekonomian
kabupaten
sleman
sebesar
Rp.5000.000. Tapi setelah program berjalan akhirnya kita memanfaatkan uang kembalian pinjaman dan bunga pinjaman yang terkumpul yang selanjutnya bisa digunakan untuk modal berikutnya. Selain itu juga ada tabungan anggota 10 ribu per bulan yang uangnya diputar untuk modal mbak. 8. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? DJ : Ada pertemuan rutin setiap tanggal 17 dan 25 mulai jam setengah empat sore sampai selesai, tujuannya sendiri ya selain untuk silaturahmi, arisan juga jadi kesempatan untuk bayar pinjamannya itu mbak. Nah untuk anggota yang tanggal 17 dan 25 ini beda mbak, soalnya terlalu banyak anggota jadi kita bagi dua. Kalo untuk pengurusnya sendiri ada yang sama dan ada yang beda mbak. Saking banyaknya anggota dan kita ada yang lakilaki ada juga yang perempuan. Nah kalo yang laki-laki ini biasanya gak ikut kegiatan pertemuan rutinnya mbak kalo enggak ya suka pinjam modal ki malah istrine e. tapi ada juga lho yang ikut paguyuban UEP Lansia walaupun gak pakai uang pinjaman untuk modal. Lha wong wis mampu to 137
mbak. Masak mau pinjam. Kalo yang minjam juga kita sesuaikan sama yang kurang mampu mbak. 9. Adakah
laporan
khusus
dengan
dinas
pemerintah,
terkait
perkembangan usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras? DJ : ada mbak, jadi setiap empat bulan sekali , tapi ditahun 2017 ini diganti menjadi enam bulan sekali. Kemarin-kemarin, saya setiap empat bulan sekali laporan ke kabupaten, kecamatan dan juga desa. 10. Kegiatan
apa
saja
yang
dilakukan
selama
pertemuan
rutin
berlangsung? DJ : kegiatannya dimulai dari menyanyikan lagu Mars P2WSS Sumbersari dan Lansia Sehat, sambutan tuan rumah, sambutan ketua BKL, Kegiatan arisan, simpan pinjam dan terakhir laporan-laporan keuangan. Selain itu juga selama kegiatan berlangsung juga dilakukan kegiatan jual beli yang dilakukan sesama anggota. Nah kalo pas ketemu begini juga jadi kesempatan untuk saling tukar pikiran dan informasi seputar usaha masingmasing. 11. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan usaha ekonomi produktif oleh lansia? DJ: Ya kegiatan simpan pinjam itu. Tapi biasanya kalo pas ada kegiatan pertemuan kita itu suka saling tukar informasi dan saling memberikan masukan.
138
12. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? DJ : Ya yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan dari sarana prasarananya ya tempat yang sistemnya bergilir, administrasi yaitu atk. 13. Bagaimana sistem peminjaman modal berjalan? DJ: dimulai dari pinjaman modal yang diangsur sebanyak 5 kali, dengan bunga 1% setiap satu bulan. Nah bunga yang sudah terkumpul itu nanti setiap akhir tahun dikumpulkan dan 50% masuk modal, 15% digunakan untuk operasional seperti rapat atau seragam, 10% untuk pengurus dan 25% masuk anggota. 14. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? DJ : Berusaha agar anggota selalu tertib, selain itu juga aktif ikut pameran contohnya aja waktu hari jadi kabupaten Sleman kita memamerkan dan menjual hasil karya lansia seperti bros plastik bekas 15. Apa manfaat yang diperoleh kelompok kegiatan BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? DJ: Ya dapat menambah kesejahteraan lansia dan keluarga, menambah penghasilan
lansia
dan
keluarga
sehingga
mampu
mengentaskan
kemiskinan, kesehatan. Entah seberapa pasti membantu, setidaknya yang usaha makanan kan anaknya juga ikut makan, ada juga yang usaha pertanian
139
dengan menanam cabe dan terong ya bisa dijual, apalagi cabe lagi mahal kan mbak. . 16. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? DJ : Ya kalo ada yang kurang beres ada anggota yang tidak bisa memenuhi pelunasan dengan tepat waktu, tapi ya kita targetnya kan 5 bulan lunas, Paling ada yang pertemuan kelima belum lunas, nah kalo ada yang belum lunas di bulan kelima, untuk pinjaman selanjutnya dikurangi kurangan di pinjaman yang sebelumnya. Faktor penghambat lainnya yaitu kita juga masih kekurangan modal. 17. Adakah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas program? DJ: Kalo selama ini sih belum mbak soalnya kan kalo dilihat dari masalahmasalah yang ada selama melakukan pekerjaan dan usaha itu sifatnya lebih berbeda-beda. Yang wajib setelah pelaksanaan itu ya cuman nyerahin laporan perkembangan UEP ini ke dinas perekonomian, kelurahan sama kecamatan mbak. Nah kalo dulu sifatnya triwulan tapi tahun 2017 ini diganti per enam bulan sekali.
140
CATATAN WAWANCARA 2 Hari, tanggal : Jum’at, 17 Maret 2017 Waktu : 16.30 WIB Kegiatan : Wawancara dengan anggota Tempat : Rumah Simbah SP Subyek : Simbah SP Deskripsi 1. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha
ekonomi
produktif yang dilaksanakan oleh lansia? SP : Iya mbak. Mulai dari nabung, arisan, simpan pinjam saya ikut semua mbak. Apalagi kalo ada pertemuan. Kan ya umur boleh tua tapi kalo kumpul-kumpul ya gak boleh ketinggalan mbak ben ngenomi. 2. Mengapa anda mengikuti program tersebut? SP : Agar saya lebih gak tergantung sama keluarga dan biar ada kerjaan mbak. Kan malu mbak kalo umurnya sudah tua tapi apa-apa harus minta sama anak. 3. Apakah anda antusias dalam mengikuti program tersebut? SP : sangat semangat mbak. Apalagi kan dengan terus kerja di usia tua itu bikin gak tergantung sama keluarga to. Sekarang dengan adanya program ini kan jadi gak pernah kekurangan modal buat usaha. Saya juga ikut nabung bulanan. Ketika diberikan uang sama anak dan cucu kan uangnya bisa di tabung mbak. Nanti kan uangnya bisa muter lagi buat modal. Selain 141
itu juga karena kita sudah punya usaha, jadi kita terus mengembangkan usaha kita. Kalo sebelum ada usaha ekonomi produktif kan saya hanya bisa membuat tempe satu sampai dua kilo, setelah ada pinjaman modal saya bisa buat tempe lima sampai sepuluh kilo setiap harinya. 4. Jenis usaha apa yang anda tekuni saat ini? SP : Usaha membuat tempe mbak. Mulai dari kedelai sampai jadi tempe. Nah nanti tempe yang sudah jadi saya setorkan ke warung-warung mbak. Selain itu juga ada yang ngambil kerumah terus dijual lagi. 5. Apa saja fasilitas yang diberikan kepada anda oleh pengurus untuk usaha ekonomi produktif? SP : ya penguatan modal melalui pinjaman mbak. Selain itu juga dari pengurus suka mengajak kita untuk menjual hasil usaha waktu ada acaraacara khusus lansia. 6. Bagaimana dengan perencanaan program usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras? SP : Ya awalnya kita ditanya mbak, mau ikut usaha ekonomi produktif tidak. Terus kita diberikan pinjaman modal untuk penguatan sesuai dengan usaha yang sudah kita jalankan. Nah disitu kita di kasih tau kalo pinjamannya diangsur selama 5 bulan dan dibayar sebulan sekali pas ada pertemuan rutin.
142
7. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia? SP: Awalnya sebelum ada usaha ekonomi produktif ini ya modal pakai uang sendiri, tapi tahun 2012 diberi pinjaman dari pemerintah dan berlanjut sampai sekarang pakai uang pinjaman dari tabungan yang sudah kita kumpulkan bersama, setau saya karena yang ikut tambah banyak sih mbak jadi ya akhirnya pakai uang tabungan. 8. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? SP: Yang mesti tiap tanggal 17 dan 25 mbak. Itu pasti. Tapi ya kalo ada halangan apa ya akhirnya terpaksa harus diganti hari lain. 9. Kegiatan
apa
saja
yang
dilakukan
selama
pertemuan
rutin
berlangsung? SP: Ya biasanya sih kita nyanyi bareng-bareng dulu mbak, setelah itu yang punya rumah sama ketuanya ngomong nah setelahnya baru kita bayar pinjaman, arisan dan tabungan. Tapi biasanya sebelum pulang bu djumanah menyampaikan informasi. 10. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? SP: Ya ada tempat, tikar, snack, buku tabungan, dan buku-buku yang lainnya mbak.
143
11. Bagaimana sistem pemutaran pinjaman modal berjalan? SP: Ya awalnya kita dikasih tau kalo kita boleh pinjam tapi ya dalam waktu 5 bulan harus sudah lunas. 12. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? SP: Kalo ada pameran dari pemerintah saya suka diajak mbak. Sekalian saya bisa jual tempe-tempe saya juga. 13. Apa manfaat yang diperoleh anggota BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? SP: Ya saya senang sekali wong jadi ada kegiatan dan gak nglangut dan buat saya tambah semangat mbak. Kan ada kerjaan dan tetap dapat uang mbak. Walaupun gak seberapa tapi saya senang mbak setiap hari megang uang. Kan juga nambah penghasilan keluarga dan juga walaupun saya sudah tua tapi Alhamdulillah masih bisa silaturahmi lewat kegiatan pertemuan mbak. 14. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? SP: Ya sebenarnya masih kekurangan modal mbak tapi ya gimana lagi karena yang ikut juga banyak akhirnya kita pinjam seadanya. Selain itu juga saya bingung, bisa bikin banyak tempe tapi bingung mau dijual kemana. Paling mentok ya dititipkan ke warung dan kalo pas ada yang mau punya
144
acara biasanya pada pesen sampai sepuluh kilo. Sebenarnya saya butuh orang-orang yang bisa membantu saya jual tempe-tempe saya mbak. 15. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? SP: Ya paling penting keluarga mbak kalo saya mau ikut pertemuan suka dianterin sama anak atau cucu. Selain itu juga pengurusnya ini rajin-rajin ngajakin yang sudah tua-tua tetap buat mandiri walaupun sudah tua. Saya juga
berterimakasih
sama
pemerintah
karena
awalnya
memberikan pinjaman modal untuk kita-kita yang sudah tua.
145
sudah
mau
CATATAN WAWANCARA 3 Hari, tanggal : Sabtu, 25 Maret 2017 Waktu : 15.30 WIB Kegiatan : Wawancara dengan anggota Tempat : Rumah Ibu SW Subyek : Ibu SD Deskripsi 1. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha
ekonomi
produktif yang dilaksanakan oleh lansia? SD : Sejak awal ada kegiatan ekonomi produktif ini saya sudah mulai ikut mbak. Dulu itu awalnya diajak sama pengurus. Lha lama-lama ya jadi ikut terus mbak. Wong dengan pinjaman ini saya jadi bisa punya tambahan modal. 2. Mengapa anda mengikuti program tersebut? SD: Saya senang mbak ikut usaha ekonomi produktif ini. Dengan dikasih tambahan modal sekarang usahanya semakin meningkat. Kalo dulu cuma bisa kulakan kapuknya ya seadanya uang. Tapi dengan adanya pinjaman modal sekarang saya bisa kulakan lebih banyak. Kan awalnya juga disuruh pemerintah mbak, makanya saya manut saja.
146
3. Apakah anda antusias dalam mengikuti program tersebut? SD: Kalo itu ya saya jelas senang mbak. Walaupun saya sudah tua tapi saya senang karena masih diberikan kepercayaan buat ikut simpan pinjam. Kalo ada pertemuan saya ikut mbak. 4. Jenis usaha apa yang anda tekuni saat ini? SD: Saya itu membuat kasur sudah 35 tahun mbak. Sampai sekarang masih suka buat kasur. Kadang juga saya jual di pasar mbak. 5. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha
ekonomi
produktif yang dilaksanakan oleh lansia? SD: kalo ada acara-acara saya suka diajak mbak. Kemarin itu pas ada acara di alun-alun denggung saya diajak kesana sama kasur-kasur buatan saya di lihat banyak orang mbak. Kadang ada juga kunjungan dari orang-orang lihat kasur-kasur saya terus juga mereka beli untuk dipakai sendiri. 6. Apa saja fasilitas yang diberikan kepada anda oleh pengurus untuk usaha ekonomi produktif? SD: Ya modal itu mbak. Selain itu juga kalo ada acara kemarin ke lapangan denggung kasur saya dibawa untuk di pajang dan dijual. 7. Bagaimana dengan perencanaan program usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras? SD: dulu itu saya didatengi bu djumanah, terus diajak bikin tabungan. Setelah itu turun uang
dari pemerintah dengan dipinjamkan
selanjutnya saya pakai buat modal usaha. 147
yang
8. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia? SD: kalo pertamanya dari pemerintah mbak, tapi selanjutnya karena jumlah pinjaman semakin banyak akhirnya pinjam pakai tabungan kita yang sudah dijadikan satu 9. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? SD: saya ikut yang tanggal 17 mbak, tapi ada juga yang ikut kumpulnya tanggal 25. 10. Kegiatan
apa
saja
yang
dilakukan
selama
pertemuan
rutin
berlangsung? SD: ya mulai dari nyanyi mbak. Seneng itu mbak kita diajak nyanyi bareng. Kemudian yang punya rumah menyambut kita dan yang pasti itu bayar pinjaman kemudian setor tabungan sepuluh ribu rupiah. 11. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? SD: tempat mbak, kalo yang kejatahan dapat arisan ya bulan depan yang punya rumah ketempatan. Kan nanti yang nanggung makanan dan minumannya juga dari yang punya rumah.
148
12. Bagaimana sistem pemutaran pinjaman modal berjalan? SD: kita dikasih pinjaman dan setiap bulannya nyaur mbak. Kalo bunganya sih ya saya gak paham mbak, tapi dapat pinjaman saja saya sudah senang sekali mbak. 13. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? SD: Ya kalo saya sih biasanya ikut kegiatan pameran sama kalo ada kunjungan dari pemerintah atau tamu itu ada yang beli kasur-kasur saya. Itu juga ada yang mblanjani guling. 14. Apa manfaat yang diperoleh anggota BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? SD: Ya bisa nambah pendapatan.selain itu juga saya bisa ikut kumpul pertemuan yang bisa buat saya gak kesepian dan ketemu teman seumuran. 15. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? SD: ya kalo penghambat paling cuma pas lagi gak ada uang pernah mbak gak bisa bayar angsuran yang ketiga. Tapi syukurnya pengurusnya pada mengerti mbak. Tapi ya pas pertemuan selanjutnya ndilalah saya ada uang terus saya bayar dobel mbak.
149
16. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? SD: saya itu berterimakasih sama pengurus karena dukungannya untuk yang sudah tua-tua itu selalu saja ada. Saya juga berterimakasih dengan pemerintah yang sudah memberikan pinjaman modal untuk saya.
150
CATATAN WAWANCARA 4 Hari, tanggal : Senin, 27 Maret 2017 Waktu : 10.00 WIB Kegiatan : Wawancara dengan Pengurus Tempat : Rumah Ibu DJ Subyek : Ibu SW Deskripsi 1. Apa yang melatarbelakangi program usaha ekonomi produktif untuk lansia diadakan? SW : Karena di blendung ini banyak lansia yang memiliki usaha dari berbagai macam. Dari yang usaha makanan, ternak, peternakan dan lain-lain. Nah itulah yang menjadi dasar kita untuk memajukan ekonomi produktif di dusun blendung. 2. Apa tujuan pelaksanaan program usaha ekonomi produktif untuk lansia? SW : Ya tujuannya sendiri untuk hasil ekonomi produktif yang dibina tadi bisa menghasilkan yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya meningkatkan ekonomi produktif dari yang usaha makanan kan bisa dititipkan ke warungwarung. Nanti kan hasilnya bisa menambah penghasilan lansia dan keluarga. 3. Apa saja jenis usaha-usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras? SW : jenis usahanya mulai dari pertanian, peternakan ada yang ternak bebek ayam, pelihara ikan, nah kalo dari makanan ada yang membuat jajanan pasar
151
yang dititipkan ke warung-warung, ada yang jualan sayur, membuat kasur, dan ada juga yang membuat tempe. 4. Apa saja fasilitas yang diberikan untuk anggota usaha ekonomi produktif? SW : dari kita selama ini fasilitas yang bisa kita beri ya baru menjembatani ketika ada pembinaan dari dinas pemerintah terkait usaha ekonomi produktif supaya bisa mengikuti kegiatan dari pemerintah. Oh iya, selain itu juga kita memberikan pinjaman modal sesuai kebutuhan dan SHU yang kita bagikan setiap akhir tahun mbak. 5. Bagaimana proses perencanaan program usaha ekonomi produktif? SW : kalo perencanaan sih sebenarnya yang lebih dominan pengurusnya mbak, ya paling simbahnya di awal program UEP ini berjalan dikumpulkan dan diberikan modal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mencicil. 6. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia? SW : Awalnya dana datang dari dinas perekonomian yang waktu itu juga melibatkan kecamatan turun Rp.3000.000. Tapi setelah usaha ekonomi produktif makin berkembang dan jumlah anggota semakin bertambah ya kita semakin butuh banyak modal untuk pinjaman. Akhirnya kita mengadakan tabungan yang setiap bulannya setor Rp.10.000 dan uang tabungan yang kita kelola ikut dipinjamkan. Jadi ya tabungannya itu juga ikut muter.
152
7. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? SW : Dari awal terbentuk usaha ekonomi produktifnya sendiri kita sudah sepakat kalo pertemuannya setiap tanggal 17 dan 25 mbak. Kita buat jadi dua pertemuan karena banyaknya anggota mbak. Apalagi kan kalo dibuat dua pertemuan sistem administratifnya juga semakin mudah. Tapi ada juga yang udah ikut tanggal 17 tapi juga ikut yang tanggal 25. Nah biasanya yang begini ini karena mereka pinjemnya banyak jadi harus ikut dua-duanya. 8. Adakah laporan khusus dengan dinas pemerintah, terkait perkembangan usaha ekonomi produktif di BKL Mugi Waras? SW : Oh ya ada, kalo tahun 2016 kemarin kita sistemnya 4 bulan sekali laporan ke desa, kecamatan dan kabupaten sleman. Tapi tahun 2017 ini dirubah jadi 6 bulan sekali untuk laporan. 9. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama pertemuan rutin berlangsung? SW : ya mulai dari nyanyi, sambutan-sambutan terus juga ada kegiatan arisan, nabung, simpan pinjam dan yang paling penting juga laporan-laporan administratif. Nah kemarin mbaknya juga lihat kana da yang jualan kebutuhan sehari-hari waktu pertemuan. Itu merupakan usaha kita meningkatkan ekonomi lansia dan keluarga mbak.
153
10. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan usaha ekonomi produktif oleh lansia? SW: banyak mbak mulai dari simpan pinjam, arisan, nabung juga. Tapi ya yang paling pokok menunjang kegiatan usaha ekonomi produktif itu ya simpan pinjamnya mbak. Soalnya kan kita memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal. 11. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? SW : Ya itu mbak, Cuma alat-alat administrasi kayak bolpen, buku pinjaman , buku tabungan, dan buku-buku laporan lainnya. Selain itu juga tempatnya kita gilir berdasarkan siapa yang dapat arisan bulan ini ya bulan depan dia yang ketempatan untuk pertemuan selanjutnya. Kan kalo yang namanya pertemuan ya setidaknya ada konsumsi kan mbak. Nah kalo itu yang nyediain ya yang ketempatan itu. 12. Bagaimana sistem peminjaman modal berjalan? SW : Kalo itu kita batasi 5 kali lunas dengan total bunga 5% selama 5 bulan untuk pinjaman.
154
13. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? SW : Ya kalo pas ada kunjungan kita tampilkan apa saja hasil dari ekonomi produktif lansia seperti waktu ada kunjungan yang jualan apem kita tampilkan, terus kemarin juga ada yang buat tempat tisu dan kerajinan itu juga kita tampilkan 14. Apa manfaat yang diperoleh kelompok kegiatan BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? SW : Manfaatnya selain kita terbantu dengan modal pinjaman ya kita bisa kumpul-kumpul , silaturahmi dan bisa menambah ilmu. 15. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? SW : Kalo penghambat yang fatal gak ada. Tapi ya cuma kadang ada simbah yang pinjam modal tapi mengembalikannya tidak tepat waktu. Tapi ya paling dari satu kelompok yang kurang tepat waktu hanya satu sampai dua orang saja. Nah jalan keluarnya ya kalo ada yang belum lunas tepat waktu padahal udah 5 bulan, untuk pinjaman berikutnya dikurangi kekurangan sebelumnya. Tapi jumlah ngangsurnya tetap sesuai dengan pinjaman yang berikutnya.
155
16. Adakah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas program? SW: Wah kalo yang begituan kita gak ada mbak. Ya evaluasinya apa ya mbak. Gak ada wong kalo kita ada masalah ya pas pertemuan-pertemuan lansia itu gunanya buat ngobrol bareng dan cari jalan keluarnya bersama-sama. Tapi ya kalo evaluasi dari pengurus kita gak ada mbak. Ya belum ada lah mbak kan kita gak tau kedepannya gimana ya.
156
CATATAN WAWANCARA 5 Hari, tanggal : Selasa, 4 April 2017 Waktu : 11.30 WIB Kegiatan : Wawancara dengan Anggota Tempat : Rumah Bapak BA Subyek : Bapak BA Deskripsi 1. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh lansia? BA : Ya ikut partisipasi mbak. Walaupun tidak sepenuhnya karena kalo pas kegiatan pertemuan yang tanggal 17 itu saya gak ikut. 2. Mengapa anda mengikuti program tersebut? BA: Ya itu ikut mendorong agar para anggota BKL juga berusaha untuk mengembangkan ekonomi produktif melalui peternakan. Yang pertama adalah supaya ada kegiatan dan tidak kosong, kalo kosong itu kan kurang sehat. Sehingga harus diisi oleh kegiatan yang sifatnya bisa menunjang penambahan ekonomi keluarga. Kegiatannya juga ringan karena usianya kan juga sudah tua. 3. Apakah anda antusias dalam mengikuti program tersebut? BA: saya senang sekali karena kan di blendung ini ada yang ternak itik. Jadi ya suka saling cerita perkembangan ternaknya itu gimana.
157
4. Jenis usaha apa yang anda tekuni saat ini? BA: setelah saya pensiun kan saya tetap harus punya kesibukan yang positif. Nah akhirnya setelah saya fikir ternak itik ini bisa ngisi kekosongan saya. dan akhirnya saya memutuskan untuk ternak itik dirumah. 5. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh lansia? BA: kalo dibilang partisipasi ya saya ikut tapi ya tidak sepenuhnya mbak karena tidak semua kegiatan dari usaha ekonomi produktif saya ikuti. 6. Apa saja fasilitas yang diberikan kepada anda oleh pengurus untuk usaha ekonomi produktif? BA: ya sifatnya hanya dorongan dan motivasi saja serta pendampingan dari pengurus. Kalo untuk modal kan saya sudah ada dari uang pensiunan yang saya gunakan untuk beternaknya agar lancar. Jadi kan gaji sebagian bisa digunakan untuk menambah modal dan mengurangi uang pensiunan. Kalo saya mau ikut simpan pinjam itu malah takut sama utang-utangan. 7. Bagaimana dengan perencanaan program usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras? BA: ya paling kalo pas ketemu sama anggota bkl yang lain biasanya saya saling tukar pikiran tentang masalah- masalah soal itik saya itu. 8. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia?
158
BA: kalo dana yang saya gunakan dari uang pensiunan mbak. Kan ya kalo perbulannya saya dapat dari pemerintah. Nah itu sebagian saya gunakan untuk usaha itik saya. mulai dari buat beli makannya sampai dengan membeli obat untuk itiknya. 9. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? BA: Kalo pertemuan rutinnya sih saya gak ikut mbak karena itu kan perempuan semua apalagi saya juga sudah punya modal sendiri untuk ternak itik. Yang saya pasti ikut itu tanggal 18 mbak. Itu kan posyandu lansia. Kalo itu saya selalu ikut. Tapi kalo soal bertemu sama anggota BKL yang laki-laki ya sering juga mbak. Kita suka kalo ada masalah soal ternak kita suka saling cerita dan cari jalan keluar bersama. 10. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama pertemuan rutin berlangsung? BA: kalo itu saya gak tau mbak soalnya saya nggak ikut. 11. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? BA: ya biasanya sih kalo acara seperti itu ya ada tempat, snack, dan yang paling penting kan ada buku-buku yang memang mencatat semua keperluan di pertemuan itu mbak. 12. Bagaimana sistem pemutaran pinjaman modal berjalan? BA: lah saya belum pernah pinjam e mbak jadi ya saya gak tau seperti apa pemutarannya berjalan 159
13. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? BA: kalo dari saya sendiri sih ya untuk meningkatkan kualitas ternak saya berikan makanan dan juga obat yang baik. Karena itu nanti ngaruh ke telurnya. Kalo dari pakannya saja sudah jelek ya nanti hasil telurnya juga buruk. 14. Apa manfaat yang diperoleh anggota BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? BA: wah itu banyak sekali manfaatnya. Yang pertama kan bisa saling tukar fikiran sesama anggota kalo itiknya lagi mengalami masalah atau ada yang bebeknya bertelur tapi kok nggak jadi kenapa dan sebagainya itu kita bahas mbak dan cari bagaimana cara mengatasinya. Selain itu juga kita bisa saling bersosialisasi dengan sesama lansia. Ya kalo yang benar-benar manfaatnya itu tadi bisa mengurangi uang pensiunan itu. Kan uangnya bisa muter kan mbak dan nanti kalo ada itik yang terjual uangnya bisa ditabung karena uangnya bisa ditopang dari peternakan itu 15. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? BA: kalo penghambatnya cuaca. Kalo cuacanya buruk ya itu mempengaruhi kesehatan itik itu sendiri. Kalo kesulitan di usaha ekonomi produktif lansia untuk saat ini kita malah jarang bisa ketemu karena walaupun kita sudah tua kan kita juga punya kesibukan masing-masing mulai dari ternak lele, gurameh, ayam, jualan dan juga yang lainnya. Yang pasti kalo kita saling tukar fikiran 160
tentang usaha kita ya waktunya di pertemuan yang tanggal 18 itu. Kalo itu kan pasti semua anggota pasti datang kecuali yang berhalangan. Kalo yang mendampingi untuk ekonomi produktif ini kurang. Karena apa? Ya karena mengingat yang didepan itu dari dinas peternakan atau pertanian kan ya jarang turun. 16. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? NG:
yang pertama faktor pendukungnya keluarga yang benar-benar ikut
membantu ternaknya itu sendiri. Selain itu dari segi ekonomi kalo memang benar-benar lagi kurang untuk beli makanan ternak ya dikasih keluarga
161
CATATAN WAWANCARA 6 Hari, tanggal : Selasa, 4 April 2017 Waktu : 11.30 WIB Kegiatan : Wawancara dengan Keluarga Anggota BKL Tempat : Rumah Simbah Nah Subyek : EF Deskripsi 1. Apa manfaat yang diperoleh lansia dan keluarga dengan adanya pelaksanaan program usaha ekonomi produktif? EF: Wolha nek kui akeh mbak. Semenjak ibuk melu kegiatan ekonomi produktif kui ya Alhamdulillah, ibuk jadi banyak olahraganya. Kan yang namanya kerja kalo buat usia tua itu sama aja gerak kayak olahraga. Semenjak ikut UEP itu ibuk jadi mandiri mbak. Gak ada yang namanya ibuk ki minta jatah bulanan tapi ya Alhamdulillah itu duitnya numpok terus. Ngumpulnya itu ya dari warung itu mbak. Duitnya muter terus. Buat keluarga ya manfaatnya ibuk jadi mandiri dan walaupun usianya sudah sepuh tapi tetap berpenghasilan sendiri.
162
CATATAN WAWANCARA 7 Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2017 Waktu : 11.30 WIB Kegiatan : Wawancara dengan Anggota Tempat : Rumah Ibu Ngabdan Subyek : Ibu NG Deskripsi 1. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha
ekonomi
produktif yang dilaksanakan oleh lansia? NG : Partisipasi saya jelas ikut mbak. Kalo ada kegiatan pertemuan saya ikut. Ada arisan, nabung, simpan pinjam, saya ikut semua mbak. 2. Mengapa anda mengikuti program tersebut? NG: Ya pertama tempatnya ada, kedua saya masih mampu. 3. Apakah anda antusias dalam mengikuti program tersebut? NG: sangat antusias mbak. 4. Jenis usaha apa yang anda tekuni saat ini? NG: Saya sudah ternak lele sudah berpuluh-puluh tahun walaupun sebelumnya
sempat
ternak
ayam
mbak.
Tapi
berhubung
lebih
menguntungkan usaha lele akhirnya saya memutuskan usaha lele mbak. Kalo di blendung ini banyak mbak yang udah tua-tua tapi tetap masih usaha, ada yang bikin tempe, buka warung, buat jajanan pasar terus dititipin ke sekolah-sekolah, pelihara ayam, ikan gurame, nila, nganyam, bikin kasur 163
terus dijual lagi. Pokoknya banyaklah mbak orang-orang seusia saya yang masih kerja. 5. Apakah saudara berpartisipasi dalam program usaha
ekonomi
produktif yang dilaksanakan oleh lansia? NG: saya rutin ikut pertemuan mbak terus juga kalo ada kunjungan dari dinas pemerintahan suka pada kesini mbak lihat- lihat lelenya. 6. Apa saja fasilitas yang diberikan kepada anda oleh pengurus untuk usaha ekonomi produktif? NG: yang jelas modal mbak. Sekarang kurang lebih ada 40.000 lele mbak. Paling saya pinjam dua juta yang nantinya bisa buat 2.000 lele. Kalo pas pertemuan juga saya bisa kumpul sama tetangga kan lebih bisa mengakrabkan mbak. 7. Bagaimana dengan perencanaan program usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras? NG: kalau saya ikutnya setelah yang pertama mbak. Jadi saya gak dibikinin tabungan seperti yang lain. Saya mulai ikut kegiatan ekonomi produktif itu malah setelah berjalan beberapa saat. Baru saya ikut mbak. 8. Darimana asal anggaran yang digunakan untuk usaha ekonomi produktif oleh lansia? NG: modalnya saya dari paguyuban usaha ekonomi produktif ini mbak. Ya setidaknya kalo saya pinjam dua juta itu kan bunganya juga gak banyak mbak. Beda sama bank. 164
9. Kapan pertemuan rutin anggota dan pengurus usaha ekonomi produktif BKL Mugi Waras berlangsung? NG: saya ikut dua-duanya mbak , yang tanggal 17 sama tanggal 25. 10. Kegiatan
apa
saja
yang
dilakukan
selama
pertemuan
rutin
berlangsung? NG: biasanya dimulai dengan menyanyi, terus ada sambutan-sambutan yang punya rumah sama perwakilan pengurus, kita juga dipersilahkan makan suguhan yang sudah disediakan yang punya rumah. Terakhir ya kita setor tabungan, arisan, buka arisan, bayar pinjaman dan yang terakhir laporan keuangan dari bendahara. 11. Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung? NG: iya tempat untuk pertemuan itu kan berdasarkan siapa yang dapat arisan sebelumnya. Nah nanti yang punya tempat itu juga setidaknya nyediain minum sama makanan kecil-kecilan mbak. Selain itu juga itu kan ada pengurus yang bawa buku-buku mulai dari buku arisan, nabung, simpan pinjam, iuran dan lainnya mbak. 12. Bagaimana sistem pemutaran pinjaman modal berjalan? NG: diangsur selama lima bulan dengan bunga satu persen. Misalnya pinjam Rp.2000.000 ya setor perbulannya Rp.420.000.
165
13. Apa saja upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas program? NG: kalo ada kunjungan dari pemerintah itu mbak suka pada lihat lele-lele saya. Kalo saya ya sebisa mungkin biar usaha lelenya tambah baik saya telateni ternaknya mbak, 14. Apa manfaat yang diperoleh anggota BKL Mugi Waras dengan adanya program usaha ekonomi produktif? NG: Bisa nambah modal mbak. Ya sebenarnya saya juga pinjam uang bank lain biar usahanya makin lancar tapi kan dengan pinjaman ini saya bisa minjam dengan bunga sedikit,. Saya juga rasanya tu jadi gak kesepian mbak kalo pas pertemuan karena bisa kumpul sama tetangga dan bisa berbagi ilmu dan informasi juga. 15. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? NG: kendalanya saya gak bisa ikut pertemuan setiap saat mbak karena ada tanggungan cucu dirumah. Tapi biasanya kalo saya gak berangkat urusan simpan pinjam dan lainnya saya nitip sama tetangga mbak. Selain itu juga saya sebenarnya butuh pendampingan usaha ekonomi produktif ini biar kalo ada masalah saya bisa minta jalan keluarnya. Kekurangan modal juga mbak. Cuma bisa pinjam dua juta yang hanya bisa memelihara dua ribu lele.
166
16. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program usaha
ekonomi
produktif oleh BKL Mugi Waras? NG:
saya senang mbak bisa kumpul sama tetangga. Selain itu juga
pengurusnya perhatian mbak. Kalo ada informasi apa-apa suka dikabarin.
167
CATATAN WAWANCARA 8 Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2017 Waktu : 12.15 WIB Kegiatan : Wawancara dengan Keluarga Anggota BKL Tempat : Rumah Ibu Ngabdan Subyek : SS Deskripsi 1. Apa manfaat yang diperoleh lansia dan keluarga dengan adanya pelaksanaan program usaha ekonomi produktif? SS: Ya manfaatnya besar sekali mbak.Menambah sedikit demi sedikit penghasilan keluarga walaupun sebenarnya saya juga sudah pernah ngomong sama ibuk buat istirahat saja. Tapi kan ibunya juga tetap gak bisa diam dan bawaannya itu tetap aja pengen kesana kesini. Selain itu juga kegiatan UEP bikin ibuk jadi bisa bersosialisasi sama lingkungan sekitar. Bener-bener lho mbak saya sama anaknya yang lain udah minta sama ibuk buat istirahat di rumah aja wong usianya juga semakin nambah. Tapi kan itu semua keinginan ibuk masih pengen tetap usaha lele. Ya kalo pengaruhnya untuk keuangan di keluarga jelas ada mbak. Sekarang selain dapat uang dari anak-anak ibuk juga punya penghasilan sendiri. Meskipun kita
sudah memberi jatah bulanan tapi ya ibuk tetap mandiri dan punya
uang tambahan buat makan, tabungan dan keperluan lainnya. Yang penting itu ternak lelenya bisa bikin ibuk seneng dan beraktivitas mbak. Biar gak bosen dirumah terus.
168
Lampiran 6. Reduksi Data ANALISIS DATA (Display, Reduksi, dan Kesimpulan) Hasil Wawancara PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG DESA SUMBERSARI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY No 1
Pernyataan Apa
Responden
Reduksi
yang a. DJ(CW-1)
Yang
menjadi
alasan Latar
belakang
melatarbelakangi
Awal mulanya itu ya karena di blendung ini banyak
program
yang ingin usaha tapi belum punya modal mbak. Kemudian ekonomi produtif di dusun ekonomi produtif di dusun
usaha
ekonomi produktif
lansia terbentuknya
Kesimpulan
ada pengumuman dari dinas perekonomian untuk mengajukan blendung untuk
lansia diadakan?
proposal Selain itu ya pas kebetulan ada kesempatan akhirnya banyak kita mengajukan proposal dan alhamdulillahnya turun lima yang juta rupiah.
usaha terbentuknya
yaitu ditemukan aktif
berkeinginan
b. SW (CW-4)
dalam
Karena di blendung ini banyak lansia yang memiliki usaha usaha,
masih blendung
usaha
yaitu
masih
lansia ditemukan lansia yang aktif dan dan
mandiri
dalam
mandiri beraktifitas maupun usaha,
beraktifitas akantetapi
dan kekurangan modal, masih tawaran
dari
dari berbagai macam. Dari yang usaha makanan, ternak, kekurangan modal, dalam perekonomian
serta dinas untuk
peternakan dan lain-lain. Nah itulah yang menjadi dasar kita waktu bersamaan juga ada mengajukan proposal dana untuk memajukan ekonomi produktif di dusun blendung. c. SP (CW-2)
tawaran
dari
perekonomian
dinas usaha. untuk
Agar saya lebih gak tergantung sama keluarga dan biar ada mengajukan proposal dana kerjaan mbak. Kan malu mbak kalo umurnya sudah tua tapi untuk usaha. apa-apa harus minta sama anak. 169
d. BA (CW-5) Ikut mendorong agar para anggota BKL juga berusaha untuk mengembangkan ekonomi produktif
melalui peternakan.
Yang pertama adalah supaya ada kegiatan dan tidak kosong, kalo kosong itu kan kurang sehat. Sehingga harus diisi oleh kegiatan yang sifatnya bisa menunjang penambahan ekonomi keluarga. Kegiatannya juga ringan karena usianya kan juga sudah tua. 2
Apa
tujuan a. DJ (CW-1)
pelaksanaan program
lansia ?
adanya
Tujuan kita dengan adanya usaha ekonomi produktif untuk ekonomi usaha
ekonomi produktif
Dengan
usaha Agar produktif meningkatkan
BKL Mugi waras ini supaya lansia itu menjadi sehat, diharapkan
mampu kesejahteraan lansia yang
semangat, mandiri dan bahagia. Kan kalo lansia itu sehat bisa meningkatkan untuk
semangat dan mandiri, nah kalo mandiri bisa bahagia mbak. b. SW (CW-4)
tadi
akan
bisa
menghasilkan
sebelumnya. Contohnya
yang
lebih
baik
akan
berpengaruh
dari semangat
meningkatkan ekonomi produktif mampu
warung. Nanti kan hasilnya bisa menambah penghasilan lansia keluarga.
170
pada semangat
kemandirian, mampu lansia
dan
pada
kemandirian, lansia
dan
meningkatkan
dan perekonomian lansia
meningkatkan keluarga.
dari yang usaha makanan kan bisa dititipkan ke warung- perekonomian lansia
dan keluarga.
berpengaruh
kesejahteraan lansia yang kesehatan,
Ya tujuannya sendiri untuk hasil ekonomi produktif yang kesehatan, dibina
mampu
dan
3
Apa
saja
jenis a. DJ (CW-1)
Berbagai jenis usaha yang Jenis usaha yang ditekuni
usaha-usaha
Usahanya macem-macem mbak. Ada yang buka usaha warung ditekuni lansia di dusun lansia di dusun Blendung
ekonomi
kelontong, membuat tempe, jualan sayur, membuat besek, Blendung
mencakup antara
produktif di BKL
usaha budidaya lele, peternakan, buat bros dari plastik bekas, bidang
pertanian, pertanian,
Mugi Waras?
ada juga yang jualan makanan mbak.
peternakan,perikanan,
b. SW (CW-4)
kerajinan,
Jenis usahanya mulai dari pertanian, peternakan ada yang perdagangan. ternak bebek ayam, pelihara ikan, nah kalo dari makanan ada yang membuat jajanan pasar yang dititipkan ke warungwarung, ada yang jualan sayur, membuat kasur, dan ada juga yang membuat tempe. c. NG (CW-7) Saya sudah ternak lele sudah berpuluh-puluh tahun walaupun sebelumnya sempat ternak ayam mbak. Tapi berhubung lebih menguntungkan usaha lele akhirnya saya memutuskan usaha lele mbak. Kalo di blendung ini banyak mbak yang udah tuatua tapi tetap masih usaha, ada yang bikin tempe, buka warung, buat jajanan pasar terus dititipin ke sekolah-sekolah, pelihara ayam, ikan gurame, nila, nganyam, bikin kasur terus dijual lagi. Pokoknya banyaklah mbak orang-orang seusia saya yang masih kerja. d. BA (CW-5)
171
lain
bidang
peternakan,perikanan,
kuliner,dan kerajinan, perdagangan.
kuliner,dan
Ya itu ikut mendorong agar para anggota BKL juga berusaha untuk
mengembangkan
ekonomi
produktif
melalui
peternakan. Yang pertama adalah supaya ada kegiatan dan tidak kosong, kalo kosong itu kan kurang sehat. Sehingga harus diisi oleh kegiatan yang sifatnya bisa menunjang penambahan ekonomi keluarga. Kegiatannya juga ringan karena usianya kan juga sudah tua. 4
Apa saja fasilitas a. DJ (CW-1)
Beberapa
fasilitas yang Bentuk oleh
oleh
pihak
diberikan
untuk
anggota
modal, pendampingan dan juga sisa hasil usaha (SHU) akhir pengurus kepada anggota pengurus kepada anggota
usaha
ekonomi
mbak. Nah modal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan antara
lain
kemampuan simbahnya untuk melunasi mbak. Selain itu modal, pendampingan disini kita lakukan dengan memberikan arahan fasilitas
pihak diberikan
yang
yang
produktif?
Fasilitas yang diberikan untuk lansia yaitu ada pinjaman diberikan
fasilitas
pinjaman antara
lain
pinjaman
memberikan modal, memfasilitasi untuk untuk
menabung menabung dan
arisan
,
kalo pas ada acara kayak posyandu, senam sehat, atau dan arisan , pendampingan, pendampingan, serta SHU pertemuan rutin uep ini lansianya diajak untuk menjual hasil serta usahanya.
Usaha)
b. SW (CW-4)
SHU
(Sisa
yang
setiap akhir tahun.
Dari kita selama ini fasilitas yang bisa kita beri ya baru menjembatani ketika ada pembinaan dari dinas pemerintah terkait usaha ekonomi produktif supaya bisa mengikuti kegiatan dari pemerintah. Oh iya, selain itu juga kita
172
Hasil (Sisa Hasil Usaha) yang
dibagikan dibagikan tahun.
setiap
akhir
memberikan pinjaman modal sesuai kebutuhan dan SHU yang kita bagikan setiap akhir tahun mbak. c. SP (CW-2) Ya penguatan modal melalui pinjaman mbak. Selain itu juga dari pengurus suka mengajak kita untuk menjual hasil usaha waktu ada acara-acara khusus lansia. d. SD (CW-3) Ya modal itu mbak. Selain itu juga kalo ada acara kemarin ke lapangan denggung kasur saya dibawa untuk di pajang dan dijual. 5
Bagaimana proses a. DJ (CW-1) perencanaan program
Tahap
perencanaan Tahap
perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dengan mengumpulkan para melibatkan pengurus aktif dilakukan usaha
oleh
pengurus
simbah-simbah, terus ditanya satu persatu, kamu mau usaha serta keterlibatan anggota UEP yang didukung oleh
ekonomi
apa yang disesuaikan dengan kebutuhan , nah kebutuhan itu melalui
produktif?
sesuai kemampuan lansia seberapa besarnya dia bisa nyicil kebutuhan karena di usaha ekonomi produktif ini kita sifatnya simpan disesuaikan pinjam
identifikasi keterlibatan lansia melalui yang identifikasi dengan
jenis yang disesuaikan
mbak dengan meminjamkan modal yang selanjutnya usaha, kemampuan lansia jenis
diangsur sebanyak 5 kali selama 5 bulan dengan total potongan dalam 5% untuk bunga.
pinjaman
b. SW (CW-4) Kalo perencanaan sih sebenarnya
mengangsur lansia uang
modal yang lebih dominan menggunakan
pengurusnya mbak, ya paling simbahnya di awal program simpan pinjam. 173
kebutuhan
usaha,
kemampuan
dalam
mengangsur
untuk pinjaman dengan modal. sistem
dengan
uang
untuk
UEP ini berjalan dikumpulkan dan diberikan modal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mencicil. c. SP (CW-2) Ya awalnya kita ditanya mbak, mau ikut usaha ekonomi produktif tidak. Terus kita diberikan pinjaman modal untuk penguatan sesuai dengan usaha yang sudah kita jalankan. Nah disitu kita di kasih tau kalo pinjamannya diangsur selama 5 bulan dan dibayar sebulan sekali pas ada pertemuan rutin. 6
Siapa saja yang a. DJ (CW-1) terlibat
dalam
Beberapa
Kalo selama ini ya yang benar-benar terjun fokus ngurusin hal terlibat pengurusnya
sendiri mbak.
Mulai
dari kegiatan
orang
yang Beberapa
langsung
pelaksanaan
seperti ini ya
program?
mendampingi sampai kalo ada apa-apa ya kita yang nanganin. produktif yaitu terdiri dari pengurus, Selain itu juga keluarga ini sangat mendukung sekali kalo ada pengurus, berbagai kegiatan UEP mbak. Dan yang jelas terlibat secara keluarga. langsung ya sebenarnya lansia itu sendiri. b. SW (CW-4) Mulai dari anggota itu sendiri dan juga kita sebagai pengurus ya sifatnya memfasilitasi mbak. Keluarga ini juga terlibat mbak. Kan ya kalo ada kegiatan UEP itu juga butuh yang namanya keluarga to mbak. Apalagi kan udah sepuh juga jadi ya kalo ada apa-apa yang bisa bantuin setiap saat itu keluarga” c. SP (CW-2) 174
usaha
dalam terlibat
orang langsung
yang dalam
ekonomi kegiatan yang terdiri dari
anggota
dan keluarga.
anggota
dan
Ya sing jelas kui keluarga to mbak. Tapi ya pengurusnya tetap suka bantuin dan ngurusin kegiatan kita mbak. d. SD (CW-3) Selama ini itu ya yang bantuin saya itu yang ngurusin uang pinjaman itu. e. NG (CW-7) Yang namanya simpan pinjam begini ya yang jelas bantuin kita itu pengurus mbak. Tapi kalo
di usahanya kan yang
bantuin tetap keluarga. 7
Darimana
asal a. DJ (CW-1)
Awal mula anggaran yang Anggaran yang digunakan
anggaran
yang
Kalo ngomongin soal anggaran ya awalnya kita mulai dengan digunakan
oleh
digunakan
untuk
penyusunan proposal untuk membantu usaha, terus proposal ekonomi
produktif
usaha produktif lansia?
ekonomi oleh
usaha usaha
ekonomi produktif
BKL BKL Mugi Waras berasal
diterima dan uang turun dari dinas perekonomian kabupaten Mugi Waras berasal dari dari Dinas Perekonomian sleman sebesar Rp.5000.000. Tapi setelah program berjalan Dinas
Perekonomian Kabupaten
akhirnya kita memanfaatkan uang kembalian pinjaman dan Kabupaten
Sleman
bunga pinjaman yang terkumpul yang selanjutnya
bisa selanjutnya
digunakan untuk modal berikutnya. Selain itu juga ada bertambahnya tabungan anggota 10 ribu per bulan yang uangnya diputar dana untuk modal mbak.
yang
Sleman
yang
yang selanjutnya
dengan
dengan bertambahnya
anggota,
anggota, dana
yang
digunakan
digunakan mendapat tambahan yang
mendapat tambahan yang berasal dari uang tabungan
b. SW (CW-4)
berasal dari uang tabungan anggota yang diputar untuk
Awalnya dana datang dari dinas perekonomian yang waktu itu anggota yang diputar untuk pinjaman modal. juga melibatkan kecamatan turun Rp.3000.000. Tapi setelah pinjaman modal. 175
usaha ekonomi produktif makin berkembang dan jumlah anggota semakin bertambah ya kita semakin butuh banyak modal untuk pinjaman. Akhirnya kita mengadakan tabungan yang setiap bulannya setor Rp.10.000 dan uang tabungan yang kita kelola ikut dipinjamkan. Jadi ya tabungannya itu juga ikut muter. c. SP (CW-2) Awalnya sebelum ada usaha ekonomi produktif ini ya modal pakai uang sendiri, tapi tahun 2012 diberi pinjaman dari pemerintah dan berlanjut sampai sekarang pakai uang pinjaman dari tabungan yang sudah kita kumpulkan bersama, setau saya karena yang ikut tambah banyak sih mbak jadi ya akhirnya pakai uang tabungan. d. SD (CW-3) Kalo pertamanya dari pemerintah mbak, tapi selanjutnya karena jumlah pinjaman semakin banyak akhirnya pinjam pakai tabungan kita yang sudah dijadikan satu. 8
Kapan pertemuan a. DJ (CW-1)
Pertemuan rutin dilakukan Pertemuan rutin dilakukan
rutin anggota dan
Ada pertemuan rutin setiap tanggal 17 dan 25 mulai jam sebulan
pengurus
setengah empat sore sampai selesai, tujuannya sendiri ya setiap tanggal 17 dengan dengan tanggal 25
usaha
ekonomi produktif
dua
kali
yaitu setiap bulan di tanggal 17
selain untuk silaturahmi, arisan juga jadi kesempatan untuk tanggal 25 oleh pengurus pengurus BKL
bayar pinjamannya itu mbak. Nah untuk anggota yang tanggal dan 176
anggota
usaha usaha
dan
oleh
anggota
ekonomi produktif
Mugi
Waras
berlangsung?
17 dan 25 ini beda mbak, soalnya terlalu banyak anggota jadi ekonomi produktif kita bagi dua. Kalo untuk pengurusnya sendiri ada yang sama yang
seluruhnya
lansia lansia
yang
seluruhnya
adalah adalah perempuan dengan
dan ada yang beda mbak. Saking banyaknya anggota dan kita perempuan dengan sistem sistem pinjam modal. ada yang laki-laki ada juga yang perempuan. Nah kalo yang pinjam modal. laki-laki ini biasanya gak ikut kegiatan pertemuan rutinnya mbak kalo enggak ya suka pinjam modal ki malah istrine e. tapi ada juga lho yang ikut paguyuban UEP Lansia walaupun gak pakai uang pinjaman untuk modal. Lha wong wis mampu to mbak. Masak mau pinjam. Kalo yang minjam juga kita sesuaikan sama yang kurang mampu mbak. b. SW (CW-4) Dari awal terbentuk usaha ekonomi produktifnya sendiri kita sudah sepakat kalo pertemuannya setiap tanggal 17 dan 25 mbak. Kita buat jadi dua pertemuan karena banyaknya anggota mbak. Apalagi kan kalo dibuat dua pertemuan sistem administratifnya juga semakin mudah. Tapi ada juga yang udah ikut tanggal 17 tapi juga ikut yang tanggal 25. Nah biasanya yang begini ini karena mereka pinjemnya banyak jadi harus ikut dua-duanya. c. SP (CW-2) Yang mesti tiap tanggal 17 dan 25 mbak. Itu pasti. Tapi ya kalo ada halangan apa ya akhirnya terpaksa harus diganti hari lain.
177
d. SD (CW-3) Saya ikut yang tanggal 17 mbak. Kalo jamnya kita jam setengah empat biasanya udah pada kumpul mbak e. NG (CW-7) Saya ikut dua-duanya mbak , yang tanggal 17 sama tanggal 25. 9
Kegiatan apa saja a. DJ (CW-1) yang
dilakukan
Kegiatan
selama
Kegiatannya dimulai dari menyanyikan lagu Mars P2WSS pertemuan
acara Kegiatan
selama
berlangsung pertemuan
berlangsung
selama pertemuan
Sumbersari dan Lansia Sehat, sambutan tuan rumah, sambutan terdiri dari:
terdiri
rutin
ketua BKL, Kegiatan arisan, simpan pinjam dan terakhir 1) Pembukaan
menyanyikan lagu P2WSS
berlangsung?
laporan-laporan keuangan. Selain itu juga selama kegiatan 2) Menyanyikan
lagu Sumbersari
berlangsung juga dilakukan kegiatan jual beli yang dilakukan
P2WSS
sesama anggota. Nah kalo pas ketemu begini juga jadi
dan lagu Lansia Sehat.
Sumbersari Lansia
kesempatan untuk saling tukar pikiran dan informasi seputar 3) Sambutan tuan rumah. usaha masing-masing.
dari
acara
tuan
pembukaan,
dan
Sehat, rumah.
b. SW (CW-4)
Ya mulai dari nyanyi, sambutan-sambutan terus juga ada 6) Kegiatan arisan
penting juga laporan-laporan administratif. Nah kemarin
simpan
pinjam,
simpan dan penutup
mbaknya juga lihat kana da yang jualan kebutuhan sehari-hari 8) Laporan keuangan oleh
178
menabung,
laporan
keuangan oleh bendahara
pinjam
bendahara
sambutan
kegiatan arisan, Kegiatan
5) Kegiatan menabung
kegiatan arisan, nabung, simpan pinjam dan yang paling 7) Kegiatan
sambutan
ketua BKL Mugi Waras,
4) Sambutan ketua BKL kegiatan Mugi Waras
lagu
waktu pertemuan. Itu merupakan usaha kita meningkatkan 9) Penutup ekonomi lansia dan keluarga mbak. c. SP (CW-2) Ya biasanya sih kita nyanyi bareng-bareng dulu mbak, setelah itu yang punya rumah sama ketuanya ngomong nah setelahnya baru kita bayar pinjaman, arisan dan tabungan. Tapi biasanya sebelum pulang bu djumanah menyampaikan informasi dan kita suka ngobrol sama yang lainnya kalo lagi ada masalah sama usaha kita. Kan kadang yang begitu itu yang lainnya bisa bantu nyari jalan keluar e mbak. d. SD (CW-3) Ya mulai dari nyanyi mbak. Seneng itu mbak kita diajak nyanyi bareng. Kemudian yang punya rumah menyambut kita dan yang pasti itu bayar pinjaman kemudian setor tabungan sepuluh ribu rupiah. e. NG (CW-7) Biasanya dimulai dengan menyanyi, terus ada sambutansambutan yang punya rumah sama perwakilan pengurus, kita juga dipersilahkan makan suguhan yang sudah disediakan yang punya rumah. Terakhir ya kita setor tabungan, arisan, buka arisan, bayar pinjaman dan yang terakhir laporan keuangan dari bendahara.
179
10
Apa
saja
yang a. DJ (CW-1)
Kegiatan usaha
ekonomi Kegiatan
pokok
dari
dilakukan
dalam
Ya kegiatan simpan pinjam itu. Tapi biasanya kalo pas ada produktif oleh lansia terdiri pelaksanaan program yaitu
kegiatan
usaha
kegiatan pertemuan kita itu suka saling tukar informasi dan dari
ekonomi produktif lansia?
saling memberikan masukan.
pinjam,
oleh b. SW (CW-4)
arisan,
Banyak mbak mulai dari simpan pinjam, arisan, nabung juga. tukar
kegiatan
simpan simpan
menabung,
serta lansia.
informasi.
Akan
ekonomi produktif itu ya simpan pinjamnya mbak. Soalnya pelaksanaan program yaitu kita
memberikan
kesempatan
mereka
untuk kegiatan
mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal. c. SP (CW-2) Ya pinjam uang itu mbak, kalo enggak ya pas kemarin saya sempat bingung mau jual tempe kemana. Alhamdulillah ya dengan cerita ke yang lain akhirnya diajak buat nitipin tempe dele nya ke warung-warung sekitar sini. d. SD (CW-3) Ya ikut nabung iya, arisan iya, simpan pinjam iya. Kan lumayan bisa pinjam buat kulakan kapuk dan yang lainnya mbak. e. NG (CW-7) Kalo saya sih ya simpan pinjam itu kalo sharing ternak lele ya gak pernah mbak wong yang ngingu lele disini ya cuma saya.
180
modal
musyawarah, untuk usaha yang ditekuni
Tapi ya yang paling pokok menunjang kegiatan usaha tetapi yang menjadi pokok
kan
pinjam
simpan
pinjam
untuk modal usaha lansia.
11
Apa saja sarana a. DJ (CW-1) dan
prasarana
yang
dibutuhkan
selama
kegiatan
berlangsung?
Dalam menunjang kegiatan Sarana dan prasarana untuk
Ya yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan dari sarana pertemuan usaha ekonomi mendukung
kegiatan
prasarananya ya tempat yang sistemnya bergilir, administrasi produktif oleh BKL Mugi pertemuan rutin UEP, yaitu yaitu atk.
Waras dibutuhkan sarana tempat dengan sistemnya
b. SW (CW-4)
dan
prasarana
untuk bergilir,
konsumsi, dan
Ya itu mbak, Cuma alat-alat administrasi kayak bolpen, buku mendukung kegiatan, yaitu buku-buku administrasi. pinjaman , buku tabungan, dan buku-buku laporan lainnya. tempat dengan sistemnya Selain itu juga tempatnya kita gilir berdasarkan siapa yang bergilir,
konsumsi, dan
dapat arisan bulan ini ya bulan depan dia yang ketempatan buku-buku administrasi untuk pertemuan selanjutnya. Kan kalo yang namanya pertemuan ya setidaknya ada konsumsi kan mbak. Nah kalo itu yang nyediain ya yang ketempatan itu. c. SP (CW-2) Ya ada tempat, tikar, snack, buku tabungan, dan buku-buku yang lainnya mbak. d. SD (CW-3) Tempat mbak, kalo yang kejatahan dapat arisan ya bulan depan yang punya rumah ketempatan. Kan nanti yang nanggung makanan dan minumannya juga dari yang punya rumah. e. NG (CW-7)
181
Iya tempat untuk pertemuan itu kan berdasarkan siapa yang dapat arisan sebelumnya. Nah nanti yang punya tempat itu juga setidaknya nyediain minum sama makanan kecil-kecilan mbak. Selain itu juga itu kan ada pengurus yang bawa bukubuku mulai dari buku arisan, nabung, simpan pinjam, iuran dan lainnya mbak. 12
Bagaimana sistem a. DJ (CW-1)
Peminjaman
modal Peminjaman
peminjaman
Dimulai dari pinjaman modal yang diangsur sebanyak 5 kali, berjalan
modal berjalan?
dengan bunga 1% setiap satu bulan. Nah bunga yang sudah melibatkan pengurus terkumpul itu nanti setiap akhir tahun dikumpulkan dan 50% anggota, masuk modal, 15% digunakan untuk operasional seperti rapat sistem atau seragam, 10% untuk pengurus dan 25% masuk anggota. b. SW (CW-4)
dengan
dengan berjalan
dengan
dan menggunakan
menggunakan pinjaman
modal
sistem dengan
pinjaman
modal batas
waktu
batas
waktu selama
lima bulan dengan
pelunasan selama
pelunasan
lima total potongan 5% yang di
Kalo itu kita batasi 5 kali lunas dengan total bunga 5% selama bulan dan potongan 1% angsur 5 bulan untuk pinjaman.
modal
sebulan
sekali
setiap bulan serta di angsur ketika ada pertemuan UEP.
c. SP (CW-2)
sebulan sekali ketika ada
Ya awalnya kita dikasih tau kalo kita boleh pinjam tapi ya pertemuan UEP. dalam waktu 5 bulan harus sudah lunas. d. SD (CW-3) Kita dikasih pinjaman dan setiap bulannya nyaur mbak. Kalo bunganya sih ya saya gak paham mbak, tapi dapat pinjaman saja saya sudah senang sekali mbak. 182
e. NG (CW-7) Di angsur selama lima bulan dengan bunga satu persen. Misalnya
pinjam
Rp.2000.000
ya
setor
perbulannya
Rp.420.000. 13
Apa saja
upaya a. DJ (CW-1)
yang
telah
Dalam
meningkatkan Upaya
Berusaha agar anggota selalu tertib, selain itu juga aktif ikut kualitas
program
yang
usaha mampu
diharapkan meningkatkan
dilaksanakan
pameran contohnya aja waktu hari jadi kabupaten Sleman kita ekonomi
produktif, kualitas
program
yaitu
untuk
memamerkan dan menjual hasil karya lansia seperti bros dilakukan beberapa upaya adanya
kerjasama
yang
meningkatkan
plastik bekas
kualitas program?
yang
b. SW (CW-4)
diharapkan
mampu baik antara anggota dan
meningkatkan
kualitas pengurus dalam pelunasan
Ya kalo pas ada kunjungan kita tampilkan apa saja hasil dari program yaitu
adanya pinjaman modal serta aktif
ekonomi produktif lansia seperti waktu ada kunjungan yang kerjasama yang baik antara di berbagai pameran usaha jualan apem kita tampilkan, terus kemarin juga ada yang buat anggota tempat tisu dan kerajinan itu juga kita tampilkan c. SP (CW-2)
dan
pengurus ekonomi
dalam pelunasan pinjaman diselenggarakan modal
serta
aktif
di pemerintah.
Kalo ada pameran dari pemerintah saya suka diajak mbak. berbagai
pameran
usaha
Sekalian saya bisa jual tempe-tempe saya juga.
produktif
yang
d. SD (CW-3)
ekonomi
diselenggarakan
Ya kalo saya sih biasanya ikut kegiatan pameran sama kalo pemerintah. ada kunjungan dari pemerintah atau tamu itu ada yang beli kasur-kasur saya. Itu juga ada yang mblanjani guling. e. NG (CW-7) 183
produktif
yang
Kalo ada kunjungan dari pemerintah itu mbak suka pada lihat lele-lele saya. Kalo saya ya sebisa mungkin biar usaha lelenya tambah baik saya telateni ternaknya mbak. 14
Apa manfaat yang a. DJ (CW-1)
Manfaat-manfaat
diperoleh
Ya dapat menambah kesejahteraan lansia dan keluarga, dirasakan
kelompok
menambah penghasilan lansia dan keluarga sehingga mampu keluarga
kegiatan
BKL
yang Manfaat-manfaat
oleh
lansia, dirasakan
Mugi
Waras
membantu, setidaknya yang usaha makanan kan anaknya juga a. Manfaat
dengan
adanya
ikut makan, ada juga yang usaha pertanian dengan menanam
didapatkan lansia
program
usaha
cabe dan terong ya bisa dijual, apalagi cabe lagi mahal kan
ekonomi produktif?
mbak.
Manfaatnya selain kita terbantu dengan modal pinjaman ya kita bisa kumpul-kumpul , silaturahmi dan bisa
c. SP (CW-2)
lansia,
dirasakan
secara
maupun
tidak
langsung, adapun manfaat
mengisi yang
didapatkan
lansia
di antara lain mengisi waktu
usia tua (produktif)
kosong
Memiliki
(produktif),
memiliki
penghasilan sendiri
penghasilan
sendiri,
Mandiri
mandiri, memiliki peluang
Memiliki
menambah
ilmu.
dapat yang lansung
waktu kosong
b. SW (CW-4)
oleh
maupun keluarga maupun pengurus
mengentaskan kemiskinan, kesehatan. Entah seberapa pasti pengurus, antara lain:
Dapat
yang
di
usia
tua
peluang untuk meningkatkan usaha
Ya saya senang sekali wong jadi ada kegiatan dan gak
untuk
melalui
nglangut dan buat saya tambah semangat mbak. Kan ada
meningkatkan
modal, dapat bersosialisasi
kerjaan dan tetap dapat uang mbak. Walaupun gak seberapa
usaha
tapi saya senang mbak setiap hari megang uang. Kan juga
peminjaman modal
nambah penghasilan keluarga dan juga walaupun saya sudah
melalui dengan sebagai
teman wadah
berkomunikasi, serta
184
peminjaman
tukar
sebaya, untuk sharing, pendapat
tua tapi Alhamdulillah masih bisa silaturahmi lewat kegiatan
pertemuan mbak. d. SD (CW-3)
Dapat bersosialisasi dengan
sesama
dengan
Manfaat
teman UEP.
sebaya
Ya bisa nambah pendapatan.selain itu juga saya bisa ikut
Wadah
untuk lain
berkomunikasi,
ketemu teman seumuran.
sharing, serta tukar aktif
mengurangi
meningkatkan
dengan perekonomian
Bisa nambah modal mbak. Ya sebenarnya saya juga pinjam
sesama
anggota mandiri
uang bank lain biar usahanya makin lancar tapi kan dengan
UEP.
yang keluarga,
juga rasanya tu jadi gak kesepian mbak kalo pas pertemuan
didapatkan keluarga
karena bisa kumpul sama tetangga dan bisa berbagi ilmu dan
Mengurangi
atau
dengan serta
Berperan
diperoleh
aktif Waras
Mugi
antara
lain
meningkatkan
saling tukar
perekonomian
kesejahteraan
keluarga
keluarga
kalo
itiknya
lagi
mengalami masalah atau ada yang bebeknya bertelur tapi kok nggak jadi kenapa dan sebagainya itu kita bahas mbak dan cari
Mandiri atau tidak Blendung,
bagaimana cara mengatasinya. Selain itu juga kita bisa saling
bergantung
bersosialisasi dengan sesama lansia. Ya kalo yang benar-benar
keluarga.
manfaatnya itu tadi bisa mengurangi uang pensiunan itu. Kan uangnya bisa muter kan mbak dan nanti kalo ada itik yang
185
dengan komunikasi
lansia di
dan Dusun
meningkatkan dan
silaturahmi lansia di dusun
kegiatan pertemuan Blendung. rutin.
yang
BKL
meningkatkan
anggota
adanya
kegiatan pertemuan rutin.
Wah itu banyak sekali manfaatnya. Yang pertama kan bisa fikiran sesama
tidak
beban Selain itu manfaat
ekonomi keluarga
keluarga,
bergantung
pinjaman ini saya bisa minjam dengan bunga sedikit,. Saya b. Manfaat
f. BA (CW-5)
beban
ekonomi keluarga,berperan
pendapat
informasi juga.
yang
didapatkan keluarga antara
kumpul pertemuan yang bisa buat saya gak kesepian dan
e. NG (CW-7)
anggota
terjual uangnya bisa ditabung
karena uangnya bisa ditopang c. Manfaat
dari peternakan itu.
diperoleh BKL
g. SS (CW-8)
yang Mugi
Waras
Ya manfaatnya besar sekali mbak.Menambah sedikit demi
Meningkatkan
sedikit penghasilan keluarga walaupun sebenarnya saya juga
kesejahteraan
sudah pernah ngomong sama ibuk buat istirahat saja. Tapi kan
lansia dan keluarga
ibunya juga tetap gak bisa diam dan bawaannya itu tetap aja
di dusun Blendung
pengen kesana kesini. Selain itu juga kegiatan UEP bikin ibuk
Meningkatkan
jadi bisa bersosialisasi sama lingkungan sekitar. Bener-bener
komunikasi
lho mbak saya sama anaknya yang lain udah minta sama ibuk
silaturahmi
buat istirahat di rumah aja wong usianya juga semakin
di dusun Blendung
nambah. Tapi kan itu semua keinginan ibuk masih pengen tetap usaha lele. Ya kalo pengaruhnya untuk keuangan di keluarga
jelas ada mbak. Sekarang selain dapat uang dari
anak-anak ibuk juga punya penghasilan sendiri. Meskipun kita sudah memberi jatah bulanan tapi ya ibuk tetap mandiri dan punya uang tambahan buat makan, tabungan dan keperluan lainnya. Yang penting itu ternak lelenya bisa bikin ibuk seneng dan beraktivitas mbak. Biar gak bosen dirumah terus. h. EF (CW-6) Wolha nek kui akeh mbak. Semenjak ibuk melu kegiatan ekonomi produktif kui ya Alhamdulillah, ibuk jadi banyak
186
dan lansia
olahraganya. Kan yang namanya kerja kalo buat usia tua itu sama aja gerak kayak olahraga. Semenjak ikut UEP itu ibuk jadi mandiri mbak. Gak ada yang namanya ibuk ki minta jatah bulanan tapi ya Alhamdulillah itu duitnya numpok terus. Ngumpulnya itu ya dari warung itu mbak. Duitnya muter terus. Buat keluarga ya manfaatnya ibuk jadi mandiri dan walaupun usianya sudah sepuh tapi tetap berpenghasilan sendiri 15
Apa saja faktor a. DJ (CW-1)
Yang
menjadi
hambatan Hambatan
selama
penghambat
Ya kalo ada yang kurang beres ada anggota yang tidak bisa selama pelaksanaan usaha pelaksanaan
pelaksanaan
memenuhi pelunasan dengan tepat waktu, tapi ya kita ekonomi produktif berasal ekonomi produktif berasal
program
usaha
ekonomi produktif BKL Waras?
targetnya kan 5 bulan lunas, Paling ada yang pertemuan kelima dari: belum lunas, nah kalo ada yang belum lunas di bulan kelima, a. faktor
usaha
dari faktor intern usaha intern
usaha yang
ditekuni
anggota
oleh
untuk pinjaman selanjutnya dikurangi kurangan di pinjaman
yang ditekuni anggota UEP, kekurangan modal ,
Mugi
yang sebelumnya. Faktor penghambat lainnya yaitu kita juga
UEP
masih kekurangan modal.
keterlambatan
b. kekurangan modal
b. SW (CW-4)
c. keterlambatan
Kalo penghambat yang fatal gak ada. Tapi ya cuma kadang ada
mengangsur
simbah yang pinjam modal tapi mengembalikannya tidak tepat
melunasi
mengangsur dan melunasi,
dalam keterbatasan
waktu hanya satu sampai dua orang saja. Nah jalan keluarnya e. kurangnya
bulan,
untuk
pinjaman berikutnya
pendampingan
dikurangi kekurangan f. kurangnya pemasaran 187
pinjaman
,
dan kurangnya pendampingan ,
waktu. Tapi ya paling dari satu kelompok yang kurang tepat d. keterbatasan pinjaman
ya kalo ada yang belum lunas tepat waktu padahal udah 5
dalam
serta kurangnya pemasaran
sebelumnya. Tapi jumlah
ngangsurnya tetap sesuai dengan
pinjaman yang berikutnya. c. SP (CW-2) Ya sebenarnya masih kekurangan modal mbak tapi ya gimana lagi karena yang ikut juga banyak akhirnya kita pinjam seadanya. Selain itu juga saya bingung, bisa bikin banyak tempe tapi bingung mau dijual kemana. Paling mentok ya dititipkan ke warung dan kalo pas ada yang mau punya acara biasanya pada pesen sampai sepuluh kilo. Sebenarnya saya butuh orang-orang yang bisa membantu saya jual tempe-tempe saya mbak. d. SD (CW-3) Ya kalo penghambat paling cuma pas lagi gak ada uang pernah mbak gak bisa bayar angsuran yang ketiga. Tapi syukurnya pengurusnya pada mengerti mbak. Tapi ya pas pertemuan selanjutnya ndilalah saya ada uang terus saya bayar dobel mbak. e. NG (CW-7) Kendalanya saya gak bisa ikut pertemuan setiap saat mbak karena ada tanggungan cucu dirumah. Tapi biasanya kalo saya gak berangkat urusan simpan pinjam dan lainnya saya nitip sama tetangga mbak. Selain itu juga saya sebenarnya butuh
188
pendampingan usaha ekonomi produktif ini biar kalo ada masalah saya bisa minta jalan keluarnya. Kekurangan modal juga mbak. Cuma bisa pinjam dua juta yang hanya bisa memelihara dua ribu lele. f. BA (CW-5) Kalo penghambatnya cuaca. Kalo cuacanya buruk ya itu mempengaruhi kesehatan itik itu sendiri. Kalo kesulitan di usaha ekonomi produktif lansia untuk saat ini kita malah jarang bisa ketemu karena walaupun kita sudah tua kan kita juga punya kesibukan masing-masing mulai dari ternak
lele,
gurameh, ayam, jualan dan juga yang lainnya. Yang pasti kalo kita saling tukar fikiran tentang usaha kita ya waktunya di pertemuan yang tanggal 18 itu. Kalo itu kan pasti semua anggota pasti datang kecuali yang berhalangan. Kalo yang mendampingi untuk ekonomi produktif ini kurang. Karena apa? Ya karena mengingat yang didepan itu dari dinas peternakan atau pertanian kan ya jarang turun. 16
Apa saja faktor a. DJ (CW-1)
Faktor pendukung selama Peran serta dan dukungan
pendukung
Ya faktor pendukungnya itu partisipasi masyarakat dan dinas- pelaksanaan
pelaksanaan
dinas terkait.
program
usaha
usaha b. SW (CW-4)
program keluarga,
yaitu 189
dan
ekonomi produktif sesama anggota serta dinas
oleh BKL Mugi Waras terkait
ekonomi
pengurus,
peran
serta
merupakan faktor
dan Faktor pendukung selama
produktif BKL Waras?
oleh
Bicara faktor pendukung itu ya peran serta dan dukungan dari dukungan
Mugi
anggota, pengurus, dan masyarakat itu sendiri. Selain itu juga pengurus,
keluarga, pelaksanaan dan
sesama ekonomi
dukungan dari pemerintah dan dinas-dinas terkait. Nah itu kita anggota serta dinas terkait. sama-sama. c. SP (CW-2) Ya paling penting keluarga mbak kalo saya mau ikut pertemuan suka dianterin sama anak atau cucu. Selain itu juga pengurusnya ini rajin-rajin ngajakin yang sudah tua-tua tetap buat mandiri walaupun sudah tua. Saya juga berterimakasih sama pemerintah karena awalnya sudah mau memberikan pinjaman modal untuk kita-kita yang sudah tua d. SD (CW-3) Saya itu berterimakasih sama pengurus karena dukungannya untuk yang sudah tua-tua itu selalu saja ada. Saya juga berterimakasih dengan pemerintah yang sudah memberikan pinjaman modal untuk saya. e. NG (CW-7) Saya senang mbak bisa kumpul sama tetangga. Selain itu juga pengurusnya perhatian mbak. Kalo ada informasi apa-apa suka dikabarin. f. BA (CW-5)
190
produktif
BKL Mugi Waras.
usaha oleh
Yang pertama faktor pendukungnya keluarga yang benarbenar ikut membantu ternaknya itu sendiri. Selain itu dari segi ekonomi kalo memang benar-benar lagi kurang untuk beli makanan ternak ya dikasih keluarga.
191
Lampiran 7. Data Anggota DATA ANGGOTA BKL MUGI WARAS No 1
Keluarga Sadiyan
Lansia Sadiyan
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur
Agama
75 tahun
Islam
Djumanah
Perempuan
70 tahun
Islam
2
Suparjo
Suparjo
Laki-laki
61 tahun
Islam
3
Sugito
Madiyo
Laki-laki
90 tahun
Islam
4
Ngatijo
Ngatijo
Laki-laki
66 tahun
Islam
Bandini
Perempuan
60 tahun
Islam
5
Sukadi
Sujinem
Perempuan
84 tahun
Katolik
6
Alex S Suhono
Kadam
Laki-laki
79 tahun
Katolik
Rukiyah
Perempuan
70 tahun
Katolik
7
Suhartono
Waljiyah
Perempuan
79 tahun
Islam
8
Haryo A.N
Baiman
Laki-laki
74 tahun
Katolik
Sudiyem
Perempuan
71 tahun
Katolik
9
Mulyono
Banidi Suparti
Laki-laki
74 tahun
Islam
10
Joyo Sukonto
Parto
Laki-laki
78 tahun
Islam
Ngatiyem
Perempuan
73 tahun
Islam
11
Dwi Widodo
Sutilestari
Perempuan
63 tahun
Katolik
12
Gendi Sunoyo
Poniman
Laki-laki
84 tahun
Islam
Maimunah
Perempuan
80 tahun
Islam
192
13
Ngadimin
Yatno
Laki-laki
84 tahun
Islam
14
Beko Subadi
RB. Mijo Kariyo
Laki-laki
81 tahun
Katolik
15
Ngatijo
Mrico
Nlangan Perempuan
94 tahun
Katolik
Wijono 16
Subiyantoro
Daliyah
Perempuan
71 tahun
Islam
17
Samsu R
Slamet R
Laki-laki
78 tahun
Islam
Asiyah
Perempuan
65 tahun
Islam
18
Muh Hardias
Sri Hartini
Perempuan
71 tahun
Islam
19
Ihwan Nur Ihsan
Barojan
Laki-laki
68 tahun
Islam
Sri Kadarsih
Perempuan
63 tahun
Islam
20
Bonum
Bonum
Perempuan
73 tahun
Islam
21
Kartowiyono
Kartowiyono
Laki-laki
81 tahun
Islam
Mijah
Perempuan
85 tahun
Islam
Bisono
Laki-laki
61 tahun
Katolik
Sukati
Perempuan
61 tahun
Katolik
Suparno
Laki-laki
68 tahun
Islam
Sumilah
Perempuan
65 tahun
Islam
22
23
Dasid Irawan
Suparno
24
Bairoh
Bairoh
Perempuan
65 tahun
Katolik
25
Kadiran
Tukinah
Perempuan
60 tahun
Katolik
Sukineni
Perempuan
85 tahun
Katolik
Saminteni
Perempuan
73 tahun
Katolik
26
Budi Purwanto
193
27
Sumorjo
Siwuh
Perempuan
88 tahun
Katolik
28
Jumaidi
Murtiyah
Perempuan
77 tahun
Katolik
29
Suryo
Sudarjo
Laki-laki
77 tahun
Katolik
Tati Utari
Perempuan
65 tahun
Katolik
Wijatmoko
30
Karmidi
Kalimah
Perempuan
85 tahun
Katolik
31
Hadiyanto
Yatimah
Perempuan
72 tahun
Islam
32
Dani Asaifudin
Ngadiyono
Laki-laki
64 tahun
Islam
33
Lasmanto
Dalimin
Laki-laki
70 tahun
Islam
Ngadinem
Perempuan
62 tahun
Islam
34
Mawanto
Sukirah
Perempuan
71 tahun
Katolik
35
Saifudin Yusuf
Asmujiyanto
Laki-laki
71 tahun
Islam
Ramping
Perempuan
65 tahun
Islam
36
Sugiyanto
Ponem
Perempuan
78 tahun
Islam
37
Sumardi
Ginem
Perempuan
88 tahun
Katolik
38
Agus Partoyo
Saiji
Laki-laki
75 tahun
Islam
39
Suwarni
Muji / Jumanah
Perempuan
75 tahun
Islam
40
Suhadi
Ngadimin
Laki-laki
70 tahun
Islam
Supi
Perempuan
69 tahun
Islam
41
Amri Rasid
Ngadiman
Laki-laki
74 tahun
Islam
42
Budi Wiyono
Dadilah
Perempuan
73 tahun
Katolik
194
43
Ponijo
Kartowijoyono
Laki-laki
88 tahun
Islam
44
Agus Rudi H
Ngatijo
Laki-laki
63 tahun
Islam
45
Tri Cahyono
Siswo Wiyono
Laki-laki
66 tahun
Islam
46
Anam
Daliul
Perempuan
72 tahun
Katolik
Nurjiyanto 47
Sunartoyo
Kariyowiyono
Laki-laki
86 tahun
Islam
48
Suharjo
Trisno Sunanto
Laki-laki
76 tahun
Islam
49
Taryanto
Mardi Utomo
Perempuan
61 tahun
Islam
50
Eko Paryanto
Muji Harjono
Laki-laki
67 tahun
Islam
Muji Sarjiyem
Perempuan
64 tahun
Islam
51
Sigit Raharjo
Paikam
Perempuan
64 tahun
Katolik
52
Haryadi
Tukimun
Laki-laki
71 tahun
Islam
Sukini
Perempuan
70 tahun
Islam
53
Suliyati
Suliyati
Perempuan
64 tahun
Islam
54
Haryanti
Haryanti
Perempuan
64 tahun
Islam
Sumber: Buku Daftar Anggota BKL Mugi Waras
195
Lampiran 8. Foto Kegiatan
(Pertemuan Rutin Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif oleh BKL Mugi Waras)
( Salah satu usaha membuat kasur, bantal, dan guling oleh anggota UEP Bina Keluarga Lansia Mugi Waras)
196
(Pameran dan Sosialisasi Lembaga DPD RI dan Penyerapan Aspirasi)
(Silaturahmi anggota Usaha Ekonomi Produktif BKL Mugi Waras)
197
(Lansia BKL Mugi Waras yang menjadi anggota Usaha Ekonomi Produktif)
(Kegiatan dalam pertemuan rutin program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras)
198
(Salah satu penghargaan yang di peroleh BKL Mugi Waras)
199
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian
200