PELAKSANAAN PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi sosial menuju masyarakat mandiri dan madani. PPMK merupakan kegiatan yang memfokuskan pada pengembangan kegiatan usaha produktif masyarakat yang secara langsung dapat meningkatkan penghidupan masyarakat miskin dengan pendekatan pendampingan pada penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Strategi pendampingan penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM dalam PPMK dilakukan melalui prinsip pengembangan lima asset sumber penghidupan manusia, yakni : modal sumberdaya manusia (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial capital) Tujuan PPMK adalah menguatkan kelembagaan dan kegiatan usaha KSM secara mandiri & berkesinambungan yang berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (sustainable Livelihood). Penguatan Kelembagaan KSM dilakukan melalui pendampingan kegiatan kelompok untuk menumbuhkan nilai-nilai kepedulian sosial, kohesifitas dan tolong menolong (sumber daya sosial) serta akses terhadap sumber daya finansial (pinjaman dana bergulir PPMK) melalui kelompok (KSM). Penguatan Kegiatan Usaha KSM dilakukan melalui pendampingan usaha untuk meningkatkan akses usaha KSM terhadap sumber daya meliputi: sumber daya manusia melalui pelatihan vocational, pameran produk, studi banding dan lain-lain, sumber daya alam melalui kegiatan pengembangan teknik produksi dan pengembangan produk berbasis sumber daya alam, dan sumber daya fisik melalui kegiatan infrastruktur yang mendukung livelihood seperti pembangunan akses jalan lingkungan ke tempat-tempat produksi dan ke sentra home industri, pertanian KSM dan lain sebagainya. B. Perkembangan Pelaksanaan PPMK Kegiatan PPMK sudah berjalan sejak tahun 2012. Sampai saat ini lokasi yang sudah menerapkan kegiatan PPMK meliputi 1441 kelurahan/desa, terdiri dari lokasi penetapan tahun 2012 (ICDD Phase II) sebanyak 596 kelurahan/desa dan tahun 2014 (ICDD Phase III) sebanyak 845 kelurahan/desa yang tersebar di 14 provinsi. 1.
Pelaksanaan PPMK (Livelihood) ICDD Phase II a) Pemanfaatan BLM PPMK ICDD Phase II (TA 2012 dan 2013) BLM PPMK ICDD Phase II dianggarkan TA 2012 IDR 49.76 milyar dan TA 2013 Rp.9,840 milyar, atau total BLM Rp. 59,6 Milyar, telah disalurkan untuk 596 Lokasi Kelurahan PPMK, sejak Desember 2013. Dana tersebut telah dimanfaatkan seluruhnya oleh KSM yang tersebar di seluruh lokasi PPMK hasil seleksi Tahun 2012. Jumlah KSM yang didanai BLM PPMK TA 2012 dan 2013
sejumlah 3,397 KSM dengan jumlah anggota KSM sebanyak 18,577 KK miskin anggota KSM PPMK. Jumlah ini sudah optimal dan telah dicapai sejak Bulan Mei 2014. b) Pemanfaatan Perguliran di Lokasi Tahun 2012 Dana pinjaman KSM yang sudah dikembalikan ke UPK, telah digulirkan kembali ke KSM PPMK (baik KSM lama yang sudah difasilitasi pinjaman PPMK dan sudah melunasi pinjamannya maupun ke KSM baru yang belum mandapat pinjaman PPMK). Laporan Per 31 Desember 2016, dana PPMK yang sudah digulirkan sebesar Rp. 90,058,345,500,- dengan jumlah KSM penerima manfaat sebanyak 4,127 KSM (terdiri dari 1,623 KSM lama dan 2,504 KSM baru) dengan jumlah anggota KSM sebanyak 23,018 KK miskin anggota KSM PPMK. Tabel ...Gambaran Pemanfaatan BLM dan Perguliran PPMK di Lokasi PPMK Tahun 2012 status Per 31 Desember 2016. TOTAL PEMANFAATAN BLM PPMK (PDB) TA 2012 JUMLAH dan 2013 NO PROVINSI KAB/KOTA Jumlah Jumlah Jumlah PDB & BOP % KSM Anggota BLM Tahap I & II 1 ACEH 51 153 854 5.100.000.000 100% 2 SUMATERA UTARA 76 570 3.035 7.600.000.000 100% 3 SUMATERA BARAT 46 464 2.640 4.600.000.000 100% 4 RIAU 15 103 458 1.500.000.000 100% 5 KEPULAUAN RIAU 13 153 793 1.300.000.000 100% 6 JAMBI 10 11 64 1.000.000.000 100% 7 BENGKULU 16 53 290 1.600.000.000 100% 8 SUMATERA SELATAN 38 95 524 3.800.000.000 100% 9 BANGKA BELITUNG 11 58 298 1.100.000.000 100% 10 LAMPUNG 19 89 535 1.900.000.000 100% 11 BANTEN 46 177 919 4.600.000.000 100% 12 DKI JAKARTA 33 145 951 3.300.000.000 100% 13 JAWA BARAT 211 1.200 6.571 21.100.000.000 100% 14 KALIMANTAN BARAT 11 126 645 1.100.000.000 100% Total 14 596 3.397 18.577 59.600.000.000 100%
c)
PERGULIRAN PPMK Jumlah KSM Jumlah Anggota KSM Jumlah Nilai Lama Baru Lama Baru Pinjaman PPMK 41 119 224 642 3.151.500.000 85 502 430 2.334 12.893.994.000 203 324 1.185 1.830 12.744.200.000 68 67 333 349 3.235.000.000 64 108 338 556 3.972.500.000 15 4 84 22 433.000.000 23 34 124 188 1.257.000.000 90 60 509 331 3.511.500.000 39 17 196 89 1.295.000.000 35 67 214 422 2.168.500.000 91 138 485 733 4.133.008.500 72 126 405 913 4.263.500.000 760 831 4.406 4.943 33.870.143.000 37 107 183 550 3.129.500.000 1.623 2.504 9.116 13.902 90.058.345.500
Kinerja Revolving Loan Fund (RLF) PPMK, di Lokasi Tahun 2012 Perkembangan kinerja RLF PPMK untuk Laporan bulan Desember 2016, menampilkan laporan berdasarkan data kolektibilitas PPMK status Per Oktober 2016. Perkembangan kinerja RLF PPMK berdasarkan data kolektibilitas status Per Oktober 2016 menunjukan KSM aktif sebanyak 3.981 KSM, dengan jumlah KSM yang menunggak lebih dari 3 bulan sebanyak 1,833 KSM (LAR 46%). Sedangkan saldo pinjaman menunggak lebih dari 3 bulan sebesar Rp. 14,718,690,823 (PAR 43%), RR sebesar 62% atau NPL sebesar 38%. Tabel ...Kinerja Revolving Loan Fund (RLF) PPMK, di Lokasi PPMK Tahun 2012 status Per Oktober 2016.
2.
No
Provinsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU KEPULAUAN RIAU SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG JAMBI BENGKULU LAMPUNG KALIMANTAN BARAT BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT Jumlah
Jumlah Jumlah KSM Macet Saldo Pinjaman Kelurahan KSM Aktif > 3 Bulan Menunggak ≥ 3 bulan 51 76 46 15 13 38 11 10 16 19 11 46 33 211 596
285 331 374 71 116 143 60 58 152 202 95 284 294 1.516 3.981
161 191 201 15 51 49 37 16 40 29 42 114 144 743 1.833
LAR
2.060.132.979 1.734.971.321 1.585.755.125 348.543.500 349.239.800 471.080.350 325.235.000 202.219.700 344.828.449 190.223.200 235.866.600 1.016.567.232 1.015.859.500 4.838.168.067 14.718.690.823
56% 58% 54% 21% 44% 34% 62% 28% 26% 14% 44% 40% 49% 49% 46%
PAR 73% 53% 39% 32% 31% 34% 58% 60% 26% 23% 26% 40% 46% 41% 43%
RR 34% 50% 70% 85% 74% 74% 48% 53% 80% 75% 71% 65% 62% 60% 62%
NPL 66% 50% 30% 15% 26% 26% 52% 47% 20% 25% 29% 35% 38% 40% 38%
Pelaksanaan PPMK (Livelihood) ICDD Phase III a) Pencairan BLM PPMK ICDD Phase III (TA 2014 dan 2015) Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kegiatan PPMK, merupakan dana stimulan yang disiapkan untuk kegiatan PPMK. BLM PPMK berjumlah 110 juta per lokasi (desa/kelurahan), yang akan dimanfaatkan untuk : Dana Pengembangan Kapasitas, sebesar 10 juta rupiah Biaya Operasional BKM, maksimum sebesar 5 % dari 100 juta, atau sebesar 5 juta rupiah Stimulan modal bagi KSM, sebesar minimum 95 juta. Pencairan BLM PPMK dilakukan melalui dua tahap, yaitu : (1) Tahap I, sebesar 70 juta, yang terdiri dari : 10 juta dana Pengembangan
Kapasitas, 60 juta dana stimulan KSM beserta biaya operasional BKM; (2) Tahap II, sebesar 40 juta, yang terdiri dari dana stimulan modal KSM
beserta biaya operasional BKM. BLM Tahun Anggaran 2014 (BLM Tahap I) seluruhnya telah dicairkan sejak bulan Desember 2014, sementara BLM Tahun Anggaran 2015 (BLM Tahap II) telah selesai dicairkan pada bulan Desember 2015, di 845 Kelurahan/Desa Lokasi PPMK Penetapan Tahun 2014. Tabel...... Jumlah BLM PPMK Tahap I dan II yang sudah dicairkan ke BKM di Lokasi PPMK Tahun 2014
Dipa TA 2014 (BLM Tahap I) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Provinsi
Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Banten DKI Jakarta Kalimantan Barat Jawa Barat Total
Jumlah Kelurahan 100 62 21 16 20 64 9 17 12 65 57 22 380 845
BLM untuk Pinjaman Bergulir 5.768.500.000 3.720.000.000 1.207.000.000 956.000.000 540.000.000 1.200.000.000 3.757.000.000 711.000.000 950.500.000 3.891.000.000 3.420.000.000 1.313.000.000 22.800.000.000 50.234.000.000
BLM untuk Penguatan Kapasitas 1.000.000.000 620.000.000 210.000.000 160.000.000 200.000.000 640.000.000 90.000.000 170.000.000 120.000.000 650.000.000 570.000.000 220.000.000 3.800.000.000 8.450.000.000
Jumlah 6.768.500.000 4.340.000.000 1.417.000.000 1.116.000.000 740.000.000 1.840.000.000 3.847.000.000 881.000.000 1.070.500.000 4.541.000.000 3.990.000.000 1.533.000.000 26.600.000.000 58.684.000.000
Dipa TA 2015 (BLM Tahap 2) Total BLM PPMK BLM untuk TA. 2014 dan 2015 Pinjaman Bergulir 4.231.500.000 11.000.000.000 2.480.000.000 6.820.000.000 893.000.000 2.310.000.000 644.000.000 1.760.000.000 360.000.000 1.100.000.000 800.000.000 2.640.000.000 2.643.000.000 6.490.000.000 489.000.000 1.370.000.000 749.500.000 1.820.000.000 2.609.000.000 7.150.000.000 2.280.000.000 6.270.000.000 887.000.000 2.420.000.000 15.200.000.000 41.800.000.000 34.266.000.000 92.950.000.000
b) Pemanfaatan BLM PPMK ICDD Phase III (TA 2014 dan 2015) Pemanfaatan BLM Tahap I dan II, untuk stimulan modal KSM dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir (PDB) dan Biaya Operasional (BOP) BKM, sudah mencapai 100%, atau sebesar Rp Rp. 84.500.000.000,-. Jumlah KSM yang mendapat pinjaman dana bergulir (PDB) berjumlah 4,228 KSM dengan jumlah anggota KSM sebanyak 22,441 KK miskin anggota KSM PPMK, di 845 Kelurahan/Desa lokasi PPMK Penetapan Tahun 2014. Tabel......Pemanfaatan BLM PPMK untuk Pinjaman Dana Bergulir (PDB) PPMK di Lokasi PPMK Tahun 2014 TOTAL PEMANFAATAN BLM PPMK (PDB) TAHAP I DAN II
NO
PROVINSI
JUMLAH KEL/DESA Jumlah KSM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 TOTAL
c)
SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU KEPULAUAN RIAU BENGKULU JAMBI SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG LAMPUNG BANTEN DKI JAKARTA KALIMANTAN BARAT JAWA BARAT 13
100 62 21 16 9 20 64 12 17 65 57 22 380 845
471 312 99 80 45 92 297 53 85 333 325 104 1932 4.228
Jumlah Anggota KSM
2419 1593 522 401 234 490 1517 266 442 1884 1938 535 10200 22.441
Jumlah BOP BLM Tahap I & II
500.000.000 310.000.000 105.000.000 83.000.000 27.000.000 100.000.000 305.000.000 35.000.000 85.000.000 325.000.000 285.000.000 110.000.000 428.000.000 2.698.000.000
Jumlah PDB BLM Jumlah PDB & BOP Tahap I & II BLM Tahap I & II
9.500.000.000 5.890.000.000 1.995.000.000 1.517.000.000 873.000.000 1.900.000.000 6.095.000.000 1.165.000.000 1.615.000.000 6.175.000.000 5.415.000.000 2.090.000.000 37.572.000.000 81.802.000.000
10.000.000.000 6.200.000.000 2.100.000.000 1.600.000.000 900.000.000 2.000.000.000 6.400.000.000 1.200.000.000 1.700.000.000 6.500.000.000 5.700.000.000 2.200.000.000 38.000.000.000 84.500.000.000
%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengembangan Kapasitas Pemanfaatan BLM PPMK untuk Penguatan Kapasitas sudah selesai dilaksanakan 100 % atau senilai Rp. 8.450.000.000 di 845 Kelurahan/Desa lokasi PPMK Penetapan Tahun 2014 (Rp. 10.000.000,- per kelurahan/desa), sejak akhir Oktober 2015. Dana penguatan kapasitas tersebut dimanfaatkan
untuk beberapa pelatihan masyarakat, yaitu: (1) Pelatihan Orientasi dan Perencanaan Usaha bagi masyarakat (2) Pelatihan Penguatan dan Pengembangan bagi masyarakat (3) Pelatihan Vocational bagi masyarakat. Pengembangan Kapasitas PPMK dilakukan melalui beberapa cara, antara lain melalui Pelatihan, On The Job Training dan Pendampingan. Khusus Pengembangan Kapasitas yang melalui Pelatihan dilakukan dalam beberapa Tahap, yaitu : (1) Pelatihan Orientasi dan Perencanaan Usaha (2) Pelatihan Penguatan dan Pengembangan (3) Pelatihan Vocational Training
Pelatihan diberikan secara berjenjang, mulai dari tingkat KMW sampai dengan tingkat masyarakat, yaitu : (i) ToT Tingkat KMW (ii) ToT Tingkat Korkot dan Faskel (iii) Pelatihan Masyarakat, yang meliputi BKM, UPK, KSM serta relawan. Baik pelatihan (ToT) tingkat KMW dan tingkat Korkot dan Faskel, maupun pelatihan tingkat masyarakat seluruhnya sudah selesai dilaksanakan. d) Pemanfaatan Perguliran di Lokasi PPMK Tahun 2014 Dana pinjaman KSM yang sudah dikembalikan ke UPK, telah digulirkan kembali ke KSM PPMK (baik KSM lama yang sudah difasilitasi pinjaman PPMK dan sudah melunasi pinjamannya maupun ke KSM baru yang belum mandapat pinjaman PPMK). Laporan Bulan November 2016, dana PPMK di lokasi 2014 yang sudah digulirkan sebesar Rp. 37,163,499,000,- dengan jumlah KSM penerima manfaat sebanyak 1.714 KSM (terdiri dari 805 KSM lama dan 909 KSM baru) dengan jumlah anggota KSM sebanyak 9.152 KK miskin anggota KSM PPMK. Tabel......Progress Perkembangan Perguliran PPMK di Lokasi PPMK tahun 2014 status Per Desember 2016 PROGRESS PERGULIRAN PPMK DI LOKASI 2014
No.
Provinsi
Jumlah Kota/Kab
Jumlah KSM Lama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 TOTAL
SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU KEPULAUAN RIAU BENGKULU JAMBI SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG LAMPUNG BANTEN DKI JAKARTA KALIMANTAN BARAT JAWA BARAT 13
100 62 21 16 9 20 64 12 17 65 57 22 380 845
13 73 20 9 14 14 65 6 27 42 65 16 441 805
Baru
39 137 64 24 12 7 29 22 127 74 45 329 909
Jumlah Anggota KSM Total
52 210 84 33 26 21 94 6 49 169 139 61 770 1.714
Lama
66 390 99 47 57 69 278 34 137 211 264 81 2.348 4.081
Baru
234 745 345 120 76 40 210 115 731 545 233 1.677 5.071
Total
300 1.135 444 167 133 109 488 34 252 942 809 314 4.025 9.152
Jumlah Nilai Pinjaman dari Perguliran PPMK (Rp)
1.320.500.000 4.753.500.000 1.782.000.000 698.000.000 540.000.000 470.000.000 2.280.500.000 158.100.000 1.034.000.000 3.155.700.000 2.671.500.000 1.419.000.000 16.880.699.000 37.163.499.000
e) Kinerja Revolving Loan Fund (RLF) PPMK, di Lokasi PPMK Tahun 2014 Perkembangan kinerja RLF PPMK untuk laporan bulan November 2016, menampilkan laporan berdasarkan data kolektibilitas PPMK bulan September 2016. Perkembangan kinerja RLF PPMK berdasarkan data kolektibilitas status
akhir September 2016, menunjukan KSM aktif sebanyak 4,761 KSM, dengan jumlah KSM yang menunggak lebih dari 3 bulan sebanyak 1,329 KSM (LAR 28%). Sedangkan saldo pinjaman menunggak lebih dari 3 bulan sebesar Rp. 13,179,799,569,- (PAR 27% ), RR sebesar 79% atau NPL sebesar 21%. Tabel ...Kinerja Revolving Loan Fund (RLF) PPMK, di Lokasi PPMK Tahun 2014 status Per Oktober 2016.
3.
Jumlah Kelurahan
No
Provinsi
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
SUMTERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU KEPULAUAN RIAU SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG JAMBI BENGKULU LAMPUNG KALIMANTAN BARAT BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT Jumlah
Jumlah KSM Macet Saldo Pinjaman KSM > 3 Bulan Menunggak ≥ 3 bulan
100 62 21 16 64 12 20 9 17 22 65 57 380 845
479 378 101 72 316 53 109 58 130 130 369 390 2.176 4.761
184 94 8 10 63 22 25 9 11 33 90 99 681 1.329
2.128.409.600 837.007.375 93.491.500 138.570.500 483.911.000 166.338.000 308.304.000 68.869.000 76.550.750 283.502.500 860.973.776 1.356.112.600 6.377.758.968 13.179.799.569
LAR 38% 25% 8% 14% 20% 42% 23% 16% 8% 25% 24% 25% 31% 28%
PAR 42% 18% 6% 17% 14% 37% 40% 12% 9% 24% 25% 34% 29% 27%
RR
NPL
66% 87% 94% 86% 87% 67% 76% 90% 93% 80% 76% 71% 79% 79%
34% 13% 6% 14% 13% 33% 24% 10% 7% 20% 24% 29% 21% 21%
Perkembangan Capaian Kinerja Key Performance Indicator (KPI) PPMK Perkembangan capaian kinerja KPI PPMK berdasarkan data manual KPI PPMK status triwulan 2 tahun 2016, sebagai berikut: No
Indikatror
Target
Capaian Lokasi 2012 Lokasi 2014
Rata-Rata
1 Penerima manfaat adalah perempuan
Minimal 40 %
70%
74%
72%
2 Pengurus KSM adalah perempuan
Minimal 40 %
73%
74%
73%
3 Pengurus KSM adalah PS-2
Minimal 70 %
98%
98%
98%
4 KSM memilki pembukuan kelompok
Minimal 80%
74%
75%
75%
5 Anggota KSM memiliki tabungan
Minimal 70 %
84%
85%
85%
6 Anggota KSM meningkat tabunganya
Minimal 70 %
60%
62%
61%
7 Anggota KSM memiliki pembukuan usaha
Minimal 60%
65%
65%
65%
8 Anggota KSM meningkat pendapatanya
Minimal 30 %
62%
63%
62%
9 KSM melakukan kemitraan
Minimal 50 %
23%
26%
25%
Berdasarkan capaian tersebut, 6 Indikator kinerja sudah tercapai sesuai/diatas target, sementara 3 indikator yaitu: KSM memiliki pembukuan kelompok (capaian 75%, masih dibawah target 80%), Anggota KSM meningkat tabungannya (capaian 61%, masih dibawah target 70%), KSM melakukan kemitraan (capaian 25%, masih dibawah target 50%).
C. Lesson Learned Dan Isu Strategis PPMK Pembelajaran dan isu strategis PPMK antara lain sebagai berikut : 1.
Pendampingan terhadap KSM merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan KSM. Lokasi-lokasi yang mendapatkan pendampingan rutin/ intensif, cenderung menghasilkan KSM yang baik. Dalam konsepnya, pendampingan dilakukan oleh BKM/UPK dan relawan, namun dalam prakteknya tidaklah mudah. Terkait dengan hal ini, maka peran Fasilitator menjadi sangat penting untuk melakukan pendampingan langsung terhadap KSM. Hal ini dimaksudkan disamping agar KSM terdampingi dengan baik juga dalam rangka “memampukan” BKM/UPK atau relawan untuk melakukan pendampingan. Dengan pendampingan yang intensif diharapkan kelembagaan dan usaha KSM makin baik, termasuk dalam hal pembukuan, kegiatan menabung, kemitraan serta kolektibilitas (empat hal tersebut merupakan isu penting PPMK).
2.
Kemitraan merupakan hal penting dalam PPMK. Capaian kemitraan masih sangat minim. Kemitraan yang terjadi sejauh ini belum terlembaga dan terencana. Tapi kemitraan cenderung karena kedekatan personal, misalnya karena salah seorang anggota KSM kenal dengan pihak Bank atau lembaga tertentu. Untuk itu, sebagai upaya perbaikan, kemitraan harus dilakukan sebagai gerakan yang terlembaga yang dilakukan pada level BKM dan level kota.
D. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan a) Dalam perkembangannya sampai saat ini, kegiatan PPMK sudah cukup banyak membuahkan hasil yang cukup baik, yaitu tumbuhnya KSM-KSM yang potensial dan mandiri. Pengalaman dari keberhasilan KSM-KSM yang potensial dan mandiri tersebut sangat berharga dan bermanfaat sebagai pembelajaran dan inspirasi, baik bagi pelaku program maupun bagi pihak lain. b) Diantara KSM-KSM yang dinilai cukup potensial dan mandiri ini dapat dilihat dari: Pertama, kegiatan-kegiatan kelompok (KSM) yang dapat mendukung tumbuhnya nilai kebersamaan, kesetaraan gender, kepedulian dan partisipasi warga miskin melalui kegiatan pertemuan rutin, kegiatan menabung, fasilitasi pinjaman dan angsuran, tanggung renteng serta peningkatan kapasitas anggota kelompok. Kedua, kegiatan usaha produktif anggota kelompok sudah banyak yang meningkat dan berkembang. Peningkatan ini dapat dilihat dari capaian KPI PPMK yang menunjukan: (1) Tingginya partisipasi perempuan dalam kegiatan KSM (72% penerima manfaat program dan 73% yang menjadi pengurus KSM adalah perempuan); (2) Tingginya partisipasi warga miskin dalam kepengurusan KSM (98 % pengurus KSM adalah warga miskin); (3) Tingginya kegiatan menabung di KSM (85% anggota KSM memiliki tabungan dan 61% meningkat tabungannya); (5) Meningkatnya kegiatan usaha anggota KSM (65% anggota KSM memiliki pembukuan/pencatatan usaha sederhana dan 62% anggota KSM meningkat pendapatannya); (6) Akses KSM terhadap sumberdaya finansial terus meningkat (Jumlah KSM saat ini yang didanai BLM PPMK TA 2012/2013 sejumlah 3,397 KSM
dan yang didanai perguliran sejumlah 4,127 KSM, serta Jumlah KSM yang didanai BLM PPMK TA 2014/2015 sejumlah 4,228 KSM dan yang didanai perguliran sejumlah 1.714 KSM). c) Selain beberapa keberhasilan diatas, pendampingan KSM dalam program PPMK masih menghadapi tantangan yang cukup besar diantaranya: pertama, terkait tim pendamping yaitu masih belum optimalnya strategi dan rutinitas pendampingan Tim Fasilitator terhadap KSM. Kedua, terkait KSM diantaranya motivasi usaha (enterpreunership) dan kemitraan terkait akses pasar dan pengembangan produk, akses terhadap teknologi tepat guna serta akses terhadap perizinan usaha, yang secara umum masih lemah. Hal ini dapat dilihat dari capaian KPI yang menunjukan masih minim KSM yang sudah melakukan kemitraan (capaian baru 25%, masih dibawah target 50%). 2. Rekomendasi Dalam meningkatkan kinerja PPMK ke depan, beberapa rekomendasi sebagai berikut: a) Perlu terus meningkatkan kapasitas tim pendamping (khsususnya Tim Korkot dan Tim Fasilitator) agar memiliki komitmen (kesadaran), pemahaman, kemampuan teknis dan strategi yang memadai dalam melakukan pendampingan kelembagaan (kelompok) dan pengembangan usaha KSM. b) Mendorong kemitraan (akses) KSM selain melalui inisiasi-inisasi yang dilakukan sendiri oleh KSM, juga kemitraan harus dilakukan sebagai gerakan yang terlembaga yang dilakukan pada level BKM dan level kota. c) Meningkatkan strategi, kualitas dan efektifitas Pengendalian Program secara berjenjang dari mulai level Tim Fasilitator, Tim Korkot, KMW dan KMP. d) Optimalisasi SIM PPMK sebagai basis data bersama.