PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA MASA NIFAS DI PUSTU KENANGA DESA MOJOREJO KECAMATAN PUNGGING MOJOKERTO LULUK ATUL MUBRIQOH 1211010066 Subject : Perawatan Payudara, Postpartum, Ibu Nifas
DESCRIPTION Salah satu kegagalan menyusui disebabkan oleh kurangnya perawatan payudara, dampak tidak melakukan perawatan payudara yaitu puting rata, puting lecet, puting susu nyeri, payudara bengkak, saluran tersumbat, mastitis abses payudara dan produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup untuk dikomsumsi bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan perawatan payudara masa nifas di Pustu Kenanga. Jenis penelitian deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian pelaksanaan perawatan payudara masa nifas. Populasi dalam penelitian ini ibu nifas 20 orang, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ibu nifas yang yang melakukan perawatan payudara di PUSTU Kenanga Desa Mojorejo Kecamatan Pungging Mojokerto. Teknik sampling yang digunakan adalah Consencutive. Pengumpulan data menggunakan checklist, tehnik pengolahan data dengan tahap-tahap editing, coding, scoring dan tabulating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaa perawatan payudara pada penelitian setengah responden dalam kategori cukup sebanyak 10 responden (50%). Sedangkan tehnik yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah tehnik menyusui dan menyendawakan sebanyak 90% responden. Sedangkan tehnik yang tidak dilakukan oleh responden adalah gerakan menyongkong dan spiral sebanyak 14 responden (70%). Perawatan payudara yang dilakukan secara teratur memiliki manfaat seperti menyusui dengan lancar, mencegah masalah-masalah yang sering timbul pada saat menyusui dan juga memelihara kesehatan payudara. Bagi petugas kesehatan untuk lebih menekankan pelayanan ibu nifas dalam melakukan perawatan payudara yang di fokuskan diantaranya dalam melakukan gerakan menyongkong dan gerakan spiral.
ABSTRACT
One of lactation failure caused by a lack of breast care, impacts of not performing breas care were flat nipples, sore nipples, nipple pain, breast swelling, nasal tract, mastitis and breast abscesses milk production slightly so it is not enough for the consumed by baby. The aim of research was to determine the implementation of postpartum breast care in pustu Kenanga. Descriptive study with survey design. Variable of research was implementation postpartum breast care. The population in this study was postpartum mothers by 20 people, samples used in this study was 20 postpartum mothers who did breast care at Pustu Kenanga Mojorejo, Pungging, Mojokerto. The sampling technique used were Consencutive. Collecting data using the checklist, techniques of data processing stages were editing, coding, scoring and tabulating. The results showed that on research of breast care implementation found half of respondents in the category of sufficient as many as 10 respondents (50%). While the techniques that most often performed by respondents were breastfeeding and burping techniques about 90% of respondents. While the techniques that was not performed by the respondents were bloster and spiral movement as many as 14 respondents (70%). Breast care treatments performed at breast regulerly so that breastfeeding can go smoothly, prevent problems that often arise during breastfeeding and also maintain breast health. For health workers to better emphasize the postpartum mothers care in the treatment of breast that focused in doing bloster movement and spiral movement. Key Words : Breast Care, Postpartum
Contributor
: 1. Sri Wardini, M.Kes 2. Wiwit S, S.ST., SKM Date : 26 Juni 2015 Type material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document Summary :-
LATAR BELAKANG Salah satu kegagalan menyusui disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya perawatan payudara dalam persiapan menyusui pada masa nifas. Dampak tidak melakukan perawatan payudara menyebabkan masalah proses menyusui terganggu diantaranya adalah puting rata, puting lecet, puting susu nyeri, payudara bengkak, saluran tersumbat, mastitis abses payudara dan produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup untuk dikomsumsi bayi (Lubis, 2011 dalam Mintarsih, 2014). Siaran persdari UNICEF(United Nations International Children’s Emergency Fund) menjelaskan bahwa kematian sekitar 30 ribu bayi Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahiran bayi (Unicef Indonesia, 2013). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, cakupan pemberian ASI di Indonesia hanya 42 persen. Angka itu di bawah target Organisasi Kesehatan Dunia, yakni cakupan ASI eksklusifbagi bayi usia 0-6 bulan minimal 50 persen. Berdasarkan hasil penelitin yang dilakukan oleh Futuchiyah (2013) tentang hubungan perawatan payudara (breast care) terhadap produksi ASI di Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang didapatkan hasil yaitu dari 20 ibunifas yang dilakukan perawatan payudara mengalami kelancaran produksi pada ASInya sebanyak 13 ibunifas (65%). Ibunifas 7 (35%) yangtidak mengalami perubahan atauASInya tidak keluar. Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2007). Perawatan yang dilakukan dapat memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran air susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Karena perawatan payudara dapat mempelihara kebersihan payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu dan memperlancar produksi ASI (VirhaAsih, 2012). Perawatan payudara bermanfaat melancarkan reflek pengeluaran ASI. (Pramitasari dan Saryono, 2008 dalam Sholichah, Nur 2008). Untuk menanggulangi permasalahan diatas perlu dilakukan upaya preventif dan promotif dalam meningkatkan penggunaan ASI dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara ibu menyusui, sehingga membantu pengeluaran ASI secara lancar (Prasetyono, 2009). Solusi untuk keberhasilan menyusui yaitu diperlukan perawatan payudara sejak dini secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup. Tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setalah menyusui. Kebersihan atau hygiene payudara juga harus diperhatikan, papilla harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan (Nichols, 2000).
METODELOGI Jenis penelitian deskriptif, variabel dalam penelitian pelaksanaan perawatan payudara masa nifas. Populasi 20 responden dengan sempel 20 ibu nifas. Teknik sampling menggunakan Consencutive. Penelitian di laksanakan di PUSTU kenaga desa Mojorejo Kecamatan Pungging Mojokerto. Pengumpulan data menggunakan checklist. Tehnik Pengolahan data menggunakan dengan tahap-tahap editing, coding, scoring dan tabulating. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa pelaksanaan perawatan payudara dalam kategori cukup sebanyak 10 responden (50%), pelaksanaan yang kurang sebanyak 5 responden (25%) dan pelaksanaan dalam kategori baik sebanyak 5 responden (25%). Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan (Anggraini,2010). Sedangkan perawatan payudara dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi pagi dan sore hari (Suherni, 2009). Hasil penelitian bahwa langkah-langkah yang tidak dilakukan oleh responden adalah gerakan pertama yaitu gerakan menyongkong dan gerakan spiral sebanyak 14 responden (70%). Sedangkan yang melakukan gerakan menyongkong dan spiral 6 responden (30%). Tujuan dari gerakan menyongkong dan gerakan spiral dalam perawatan payudara adalah membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran ASI (hormon oksitosin), mencegah bendungan ASI (Virha Asih, 2012). Responden tidak melakukan gerakan perawatan payudara yang pertama yaitu gerakan menyongkong dan gerakan spiral sebanyak 14 responden (70%) dikarenakan gerakan menyongkong dan spiral tersebut kebanyakan responden tidak mengerti dan tidak bisa melakukan gerakan tersebut karna baru pertama kali mengetahui gerakan menyongkong dan gerakan spiral. Hasil penelitian menunjukkan 90% responden melakukan tehnik menyusui dan menyendawakan yang benar, sedangkan 10% tidak melakukan tehnik menyusui dan menyendawakan yang benar. Tehnik atau langkahlangkah menyusui bayi dengan benar adalah dengan cara keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan puting susu sebelum menyusui, pegang payudara dengan C Hold dibelakang areola, hidung bayi dan puting susu ibu berhadapan, sentuh pipi atau bayi merangsang rooting refleck, tunggu sampai mulut terbuka lebar dan lidah menjulur, puting susu, areola dan sebagian besar gudang ASI tertangkap oleh mulut bayi, posisi mulut pelekatan yang benar, jika bayi sudahdirasa cukup kenyang maka hentikan proses menyusui dengan memasukkan kelingking ke dalam mulut bayi menyusuri langit-langit mulut bayi (Ari Sulistyawati, 2009). Sedangkan tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Tehnik menyendawakan bayi. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk-tepuk perlahan,
dengan cara menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa, Weni Kristiyansari (2009). Pengetahuan dan pemahaman menyusui yang benar sangat penting bagi ibu meyusui baik kelebihan dan keuntungan pemberian ASI, tehnik menyusui dan kendala menyusui. Pada kenyataannya menyusui bukanlah suatu aktivitas yang terjadi secara otomatis, terutama pada ibu nifas kondisi ini membutuhkan hal yang dapat memotivasi dan merubah cara pandang ibu tentang menyusui hal ini sesuai dengan penelitian (Lin, Chien-Hui dan SuChen,2008). yang menyatakan bahwa pengetahuan serta keterampilan menyusui ibu mempengaruhi kepercayaan diri ibu. Hasil penelitian menurut Zulkifli, dkk (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Puskesmas Telaga Jaya Gorontalo 2013 melakukan perawatan payudara dengan kategori baik (29,7%) hal ini di sebabkan karena mayoritas responden mendapatkan konseling laktasi. Perawatan payudara, status gizi, penyuluhan laktasi, konsumsi obat dan serta kemampuan bayi untuk menyusu merupakan faktor determinan yang berpengaruh terhadap produksi ASI dan perawatan perawatan payudara merupakan determinan yang paling utama. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden yang melakukan tehnik perawatan payudara yang benar terdapat 50% responden dengan kategori cukup sedangkan masih ada 25% responden dengan kategori kurang di karenakan kurangnya informasi tentang perawatan payudara dan konseling laktasi. SIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian diatas maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian yaitu sebagai berikut: pelaksanaan perawatan payudara pada penelitian ini hampir setengahnya dalam kategori cukup sebanyak 10 responden (50%). REKOMENDASI Diharapkan untuk penelitian berikutnya meneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan perawatan payudara masa nifas. Menambah atau menyediakan kepustakaan dan materi khususnya tentang pelaksanaan perawatan payudara untuk dapat dijadikan sebagai data dasar melakukan penelitian lebih lanjut dan meningkatkan keterampilan tenanga kesehatan yang bekerja diinstansi agar mampu memberikan pelayanan dengan lebih baik dan trampil seperti mengikutkan seminar atau pelatihanpelatihan yang berkaitan dengan tugas pelayanan. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan bagi tenanga kesehatan untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki terutama tentang perawatan payudara yang baik dan tepat melalui seminar maupun pelatihan – pelatihan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dan dapat memotivasi ibu dalam melalukan perwatan payudara dengan baik. Diharapkan pada masyarakat untuk ibu nifas untuk lebih meningkatkan informasi tentang pelaksanaan perawatan payudara dengan lebih baik, sehingga mereka dapat melakukan perawatan payudara dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik dan instansi pelayanan kesehatan lebih instensif lagi dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan payudara sehingga pengetahan ibu dapat lebih ditingkatkan dan dapat melakukan pearawtan payudara dengan lebih baik. ALAMAT CORRESPONDENSI Email
:
[email protected]
No. Hp
: 087850822218
Alamat
: Dusun Panggung, Desa Panggung, Kec. Sampang, Kab. Sampang