JURNAL NANGGROE ISSN 2302-6219 Volume 4 Nomor 1 (April 2015) Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian Anak Korban Gempa dan Tsunami di Kota Banda Aceh Laila M Rasyid1 Romi Asmara2
Correspondence:
[email protected] 1. 2.
Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
Abstract Determination of guardianship of children victims of the earthquake and tsunami provided to give prlindungan against the interests of the child as a person and for wealth. After almost a year spuluh tsunami with so many requests for child custody victims of the earthquake and tsunami known to exist some Syar'iyah Court determination that only meets requests for maintenance of the assets in which the guardian of the child only granted the right to represent the interests of the child to take legal actions against assets of the child but in the process of supervision over the use of such property is not carried out at all, so it is not known whether there are trustees who use the wealth of that child against rights. There is a legal vacuum here which causes the wealth of children victims of the earthquake and tsunami became unprotected and vulnerable to use without rights. Keywords: Implementation, Monitoring, Earthquake and Tsunami
Child
Property,
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)| 50
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
LATAR BELAKANG
Dilihat dari sisi kehidupan berbangsa
Anak
merupakan
dan
bernegara,
anak
amanah
adalah pewaris dan sekaligus potret
sekaligus karunia Tuhan Yang Maha
masa depan bangsa di masa datang,
Esa, bahkan anak dianggap sebagai
generasi penerus cita-cita bangsa,
harta kekayaan yang paling berharga
sehingga setiap anak berhak atas
dibandingkan kekayaan harta benda
kelangsungan hidup, tumbuh dan
lainnya. Anak sebagai amanah Tuhan
berkembang,
harus
dan
berhak atas perlindungan dari tindak
dilindungi karena dalam diri anak
kekerasan dan diskriminasi serta hak
melekat harkat, martabat, dan hak-
sipil dan kebebasan.3 Perlindungan
hak sebagai manusia yang harus
yang diberikan kepada anak harus
dijunjung tinggi.
Anak menpunyai
diberikan secara menyeluruh, tidak
kedudukan yang sangat strategis
hanya pada saat anak-anak hidup
dalam kehidupan berbangsa dan
dalam
senantiasa
1
bernegara
dijaga
dan Hak asasi anak
merupakan bagian dari hak asasi manusia
yang
Undang-Undang Konvensi
termuat Dasar
Perserikatan
berpartisipasi
keadaan
normal,
serta
yaitu
menjalani kehidupan seperti anakanak lainnya.4
dalam
1945
dan
Bangsa-
Bangsa tentang Hak-Hak Anak.2
Bencana gempa bumi dan Tsunami
yang
telah
memporak-
porandakan sebagian besar wilayah Aceh dan pesisir pantai Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember
1
2
Romi Asmara, Fauzah Nur Aksa dan Sumiadi, “Kejahatan Kesusilaan Terhadap Anak (Suatu Tinjauan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Perempuan Korban Kejahatan Kesusilaan di Kota Lhokseumawe)”, Jurnal Pasai, Vol II No. 2 Nopember 2008, LPPM Universitas Malikussaleh Aceh Utara, hlm. 700. Lukman Hakim Nainggolan, “Masalah Perlindungan Hukum Terhadap Anak”, Jurnal Equality, Vol 10 No 2 Agustus 2005, FH Universitas Sumatera Utara, hlm 90. Lihat Juga Dewi Nurul Musjtari, ”Memberikan Hak Memilih Agama Sebagai Upaya Perlindungan Anak”, Jurnal Konstitusi, Vol 3 No 2 Mei
2006, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hlm 25. 3
Hambali, “Hak Anak Atas Pendidikan, Pemenuhan Hak dan Solusinya (Dimulai dari Pendidikan Keluarga Dan Aktifitas Didalamnya)”, Jurnal Paradigma, XII (24) Juli–Des 2007, Malang: Ikip Budi Utomo, hlm 153.
4
Zul Akli dan Jumadiah, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana (Suatu Penelitian di Wilayah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara)”, Jurnal Pasai, Vol II No 2 Nopember 2008, LPPM Universitas Malikussaleh Aceh Utara, hlm. 583.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 51
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
2004, telah banyak menelan korban
perwalian tak pelak bermunculan ke
jiwa manusia baik itu orang dewasa
permukaan.6
maupun anak-anak. Sebagian besar Dalam waktu hampir satu
anak-anak di wilayah yang terkena bencana gempa bumi dan Tsunami
setengah
dalam
sangat
Mahkamah Syar’iyah di kota dan
memperihatinkan. Banyak persoalan
kabupaten di seluruh Aceh yang
yang terjadi dari mulai kekurangan
dilanda
makanan, trauma terhadap gempa,
menyelesaikan belasan ribu kasus
kehilangan dan terpisah dari orang
yang meliputi penetapan ahli waris
tuanya, juga kehilangan temannya.
dan penunjukkan perwalian. Jumlah
Ada sekitar sepuluh ribu jiwa anak-
ini tentu saja masih di bawah angka
anak yang terpisah dari orang tua
korban
dan kerabatnya di wilayah Aceh.5
Tsunami yang mencapai ratusan ribu
kondisi
yang
tahun
pasca
Tsunami,
Tsunami
yang
telah
meninggal
akibat
jiwa. Lebih dari itu, perkara-perkara Berdasarkan hasil penelitian
waris dan perwalian yang diajukan
IDLO bencana alam dan Tsunami
ke depan Mahkamah pada umumnya
tanggal 26 Desember 2004 yang
bersifat
menimpa
dan bukannya bersifat contentios
Provinsi
menewaskan
dan
Aceh
telah
menghilangkan
volunteer
(permohonan)
(persengketaan).
Mahkamah
sedikitnya 150 ribu hingga 200 ribu
Syar’iyah memperkirakan bahwa ke
jiwa, menimbulkan kurang lebih 30
depan angka kasus sengketa akan
ribu anak yatim, dan mengakibatkan
meningkat, lebih-lebih jika kasus-
kerugian
kasus
materil
lainnya
dalam
tersebut
tak
melalui
dapat
jumlah yang sangat besar. Sebagai
diselesaikan
musyawarah
dampak dari bencana ini berbagai
keluarga ataupun oleh pemuka adat
persoalan dan sengketa hukum di
gampong.7
bidang pertanahan, kewarisan dan Perwalian
bagi
anak-anak
yatim piatu di Aceh pasca Tsunami 5
Hanif Asmara, Akibat Tsunami Akses tanggal 1 Pebruari 2007.
6
Arskal Salim Dalam International Development Law Organization (IDLO),
Praktek Penyelesaian Formal dan Informal Masalah Pertanahan, Kewarisan dan Perwalian Pasca Tsunami di Banda Aceh dan Aceh Besar, 2006. 7
Ibid.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 52
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
adalah suatu persoalan yang cukup
yatim piatu memiliki hak warisan
pelik. Hal ini bukan saja terkait
tapi tidak ditunjuk sebagai wali,
dengan
pemeliharaan
dan
warisan ini harus dikelola oleh Balai
anak-anak
yatim
Harta Peninggalan (Public Trust)
pengasuhan
tersebut, tetapi juga menyangkut
atau
status harta benda yang ditinggalkan
berwenang9.
oleh
dan
anak yatim yang tidak memiliki wali
perbedaan jenis kelamin wali antara
tersebut sudah seharusnya dikelola
wali lelaki dan perempuan. Selain itu
oleh Baitul Mal. Namun karena Baitul
masih
persoalan
Mal belum secara resmi dibentuk di
dengan
tingkat desa, sehingga fungsi ini
orang
tua
juga
lainnya
mereka,
terdapat
yang
bertalian
perwalian, antara lain pemahaman terhadap
konsep
lembaga
lainnya
yang
Sementara, warisan
tidak dapat dilakukan.
perwaliannya masih
Sejalan dengan hal tersebut
minimnya jumlah wali yang ditunjuk
diatas, Zahratul Idami dalam hasil
atau ditetapkan lewat mekanisme
penelitiannya
hukum
realitas
bahwa ada wali yang tidak membuat
pelaksanaan perwalian di lapangan
daftar harta benda anak, tidak
yang
sepenuhnya
mencatat,
perundang-
seluruh harta benda anak, padahal
dalam
masyarakat
formal, belum
dengan
Aceh,
dan
sesuai
peraturan
belum
menemukan
menyerahkan
anak telah berusia diatas 18 tahun
undangan.
atau data
juga
telah
menikah,
peraturan
Setelah bencana Tsunami,
perundang-undangan yang ada baru
dari
Syar’iyah
mengatur tentang tanggung jawab
sekitar
wali saja akan tetapi pengawasan
menunjukkan
Mahkamah terdapat
20.000 anak yatim di Aceh tidak
terhadap wali belum diatur.10
memiliki kepastian hukum terhadap perwalian8.
Sementara menurut
hukum Indonesia, dimana seorang 8
http://sasarraniry.files.wordpress.com/ 2012/12/perwalian.pdf.
9
Pasal 35 (1)-(3) Undang-Undang No 23/2002 Tentang Perlindungan Anak
10
Zahratul Idami, Tanggung Jawab Wali Terhadap Anak Yang Dibawah
Terkait tersebut
di
dengan atas
hal-hal
menunjukkan
Perwaliannya (Suatu Penelitian Di Kota Banda Aceh ), Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 12 No.1 Januari 2012, FH Unsoed Purwokerto JawaTengah,hlm. 60.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 53
ISSN 2302-6219
urgensi
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
penelitian
mendalam
lebih
gempa bumi dan tsunami pada Tahun
mengenai
persoalan
2004 yang lalu, serta banyaknya
harta
benda,
keberadaan
yang
penggunaan
dan
permohonan
penetapan
wali
terhadap anak korban gempa dan
pertanggungjawaban-nya tersebut di
tsunami
beberapa
wilayah
Mahkamah Syar’iyah Kota Banda
bencana
gempa
yang dan
terkena Tsunami.
yang
telah
ditetapkan
Aceh.
Harapannya, hasil penelitian akan Data-data yang dikumpulkan
dapat dijadikan sebuah model untuk mengetahui
dan
dapat
dalam
penelitian
ini
menurut
menghindarkan penggunaan harta
jenisnya yaitu data primer dan data
benda yang tidak bertanggung jawab
sekunder. Dengan jenis pendekatan
pada
secara kualitatif yang dipilih karena
anak
korban
gempa
dan
Tsunami, juga pada daerah-daerah
informasi
dan
data
melalui
lainnya di Indonesia yang mungkin
penelitian ini banyak dalam bentuk
saja mengalami masalah yang sama.
teks dan sejumlah studi kasus. Instrumen yang digunakan adalah
PERMASALAHAN
studi
dokumentasi
untuk
menemukan kerangka konsepsional, Berdasarkan belakang
diatas,
uraian maka
latar
rumusan
azas
peraturan
undangan. Observasi yang dilakukan
masalah yang akan diuraikan lebih
dalam
lanjut
melakukan
adalah
“Bagaimanakah
perundang-
penelitian
ini
dengan
pengamatan
dalam
Pelaksanaan Pengawasan Terhadap
persidangan proses penetapan wali,
Harta Perwalian anak korban gempa
Adapun
dan tsunami di Kota Banda Aceh”.
secara mendalam untuk mengetahui pengawasan
METODE PENELITIAN
11
wali
yang
pemerintah maupun Baitul mal.
Kota Banda Aceh, karena lokasi ini tempat
terhadap
dilakukan
sudah berjalan selama ini baik oleh
Penelitian ini dilakukan di merupakan
wawancara
terjadinya
Lihat: Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Data Sekunder terdiri dari bahan
hukum11
yang
dalam
Tinjauan Singkat, Ed. 1, Cet., 6, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003,
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 54
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
penelitian
ini
didapat
dengan
pengumpulan data. Data primer yang
penelusuran sejumlah literatur yang
telah didapatkan diolah dengan cara
berhubungan
mengkategori antara data yang satu
dengan
pertanggungjawaban perwalian
harta
berkenaan
rumusan.
Juga
sejumlah
peraturan
dengan
dengan
meneliti
dengan
lainnya
dengan
pengkategorian data demikian dapat dikelompokkan
data
berdasarkan
perundang-
masalah penelitian. Data yang sudah
undangan yang berhubungan dengan
terkumpul kemudian diolah melalui
perwalian dan pengangkatan anak,
tahap
dari sistem hukum positif Indonesia.
penandaan
pemeriksaan
(editing),
(coding),
penyusunan
(reconstructing), dan sistematisasi Data primer dalam penelitian ini
diperoleh
melalui
penelitian
lapangan untuk mengetahui apakah
(systematizing) berdasarkan urutan pokok
bahasan
dan
subpokok
bahasan.
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai
pertanggungjawaban
PEMBAHASAN
dan
pengawasan harta perwalian anak
Perkawinan ialah ikatan lahir
korban gempa dan Tsunami yang
batin antara seorang pria dengan
sudah berlaku di masyarakat dengan
seorang wanita sebagai suami istri
melakukan observasi dan wawancara
dengan tujuan membentuk keluarga
dengan nara sumber yang telah
yang bahagia dan kekal berdasarkan
ditentukan.
Ketuhanan
Yang
Perkawinan
menimbulkan
Pengolahan
data
dalam
penelitian tidak terpisahkan dari
hlm.13. Bahan hukum dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: Bahan hukum primer (primary law material) yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum (perundangundangan) atau mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak berkepentingan (kontrak, konvensi, dokumen hukum, dan putusan hakim); 1.
hukum
yaitu:
perwalian.
Masa
anak,
Pada
Esa. akibat
harta
pengertian
dan UU
memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer (buku ilmu hukum, jurnal hukum, laporan hukum, dan media cetak atau elektronik); 2.
Bahan hukum tertier (tertiary law material) yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (rancangan undang-undang, kamus hukum dan ensiklopedia).
Bahan hukum sekunder (secondary law material) yaitu bahan hukum yang
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 55
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
Perkawinan,
anak
yang
belum
sesuatu) sedangkan al-wali yakni
mencapai usia 18 tahun atau belum
orang yang mempunyai kekuasaan.13
pernah melangsungkan perkawinan ada
di
bawah
Dari
kekuasaan
berbagai
peraturan
orangtuanya. selama mereka tidak
perundang-undangan
dicabut
kekuasaannya.
dapat diketahui bahwa salah satu
Perwalian adalah orang lain selaku
tujuan penunjukan atau penetapan
pengganti orang tua menurut hukum
wali adalah melindungi kepentingan
diwajibkan
anak, yang meliputi kepentingan
dari
mewakili
anak
yang
belum dewasa atau belum aqil
dirinya
baligh
perlindungan
dalam
melakukan
suatu
sebagai
yang
ada,
pribadi
dan
atas
harta
perbuatan hukum. Perwalian itu
kekayaannya sehingga tidak akan
sendiri timbul apabila orangtuanya
rusak
tidak
diselewengkan oleh orang lain.14
sanggup
kepentingan
si
untuk
mengurus
anak.
Perwalian
menurut UU Perkawinan mencakup pribadi maupun harta benda si anak.12
karena
terbengkalai
atau
Peraturan tertulis mengenai perwalian ada di dalam UndangUndang Perkawinan No 1 Tahun 1974 yaitu dalam Bab XI Pasal 50 sampai
Pengertian perwalian secara
54 yang mengatur mengenai batas-
etimologi (bahasa), kata perwalian
batas umur anak yang diletakkan di
berasal dari kata wali, dan jamak
bawah perwalian, mengenai syarat
awliya. Kata ini berasal dari kata
wali, tugas seorang wali, tanggung
Arab yang berarti teman, klien,
jawab seorang wali, serta bagaimana
sanak
seorang
atau
literature
fiqh
pelindung. islam
Dalam
perwalian
12
13
Septian Nur Fahmi, Kajian Yuridis Tanggung Jawab Wali Terhadap Anak Yang Belum Dewasa Menurut UndangUndang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Skripsi, FH Univ. Jember, 2014hlm. Xii. Yudhi Marza Harca, Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perwalian Terhadap Anak
dapat
dicabut
kekuasaannya.
disebut dengan “al Walayah (orang yang mengurus atau yang menguasai
wali
Pengaturan
lebih
lanjut
tentang perwalian ditemukan dalam Dibawah Umur Acehh, hlm. 6 14
Korban
Tsunami
Di
Al Yasa Abu Bakar, Perlindungan Harta Anak Dalam Peraturan PerundangUndangan dan Praktek di Mahkamah Syar’iyah, Jurnal Ilmiah Islam Futura, Volume X No 2 Februari 2011, hlm. 2.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 56
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, yaitu Bab VII, tentang Perwalian, Pasal 33 sampai 36. Undang-undang
2.
ini juga menjelaskan pengertian anak, wali dan hak anak serta beberapa
istilah
lain,
3.
yang
disebutkan dalam Pasal 1. Untuk memudahkan, bagian yang dianggap
4.
penting penulis kutipkan sebagai berikut.15 5. Pasal 1 1.
5.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak.
12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.
Pasal 34 Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak. Pasal 35 1.
Pasal 33 1.
15
Dalam hal orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak diketahui tempat tinggal atau keberadaanya, maka seseorang Al Yasa’ Abubakar, Perlindungan Harta Anak Dalam Peraturan PerundangUndangan Dan Praktek Di Mahkamah Syar’iyah, Jurnal Ilmiah Islam Futura
atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan. Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui penetapan pengadilan. Wali yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) agamanya harus sama dengan agama yang dianut anak. Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dalam ayat (2) wajib mengelola harta milik anak yang bersangkutan. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
2.
Dalam hal anak belum mendapat penetapan pengadilan mengenai wali, maka harta kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta peninggalan atau lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu. Balai Harta Peninggalan atau lembaga lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Vol. X No. 2 Februari 2011, Guru Besar Ilmu Ushul Fiqh IAIN Ar-Raniry, hlm 8-9.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 57
ISSN 2302-6219
3.
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
bertindak sebagai wali pengawas untuk mewakili kepentingan anak. Pengurusan harta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus mendapat penetapan pengadilan.
2.
undang-undang
ini
tidak disebutkan adanya kewajiban wali untuk membuat daftar harta kekayaan anak ketika dia memulai jabatannya dan kewajiban mencatat semua perubahan harta kekayaan anak
selama
berada
perwaliannya.
di
Tetapi
bawah karena
ketentuan ini juga tidak dicabut, maka dapat dianggap ketentuan dalam
UU
1/74
masih
tetap
berlaku.16 Aturan
kerugian dan wajib membayarnya apabila ada putusan pengadilan, juga tidak disebutkan dalam undangdicabut, ketentuan yang tercantum
Dalam hal wali yang ditunjuk ternyata di kemudian hari ternyata tidak cakap melakukan perbuatan hukum atau menyalahgunakan kekuasaannya sebagai wali, maka status perwaliannya dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan. Dalam hal wali meninggal dunia, ditunjuk orang lain sebagai wali melalui penetapan pengadilan. Dalam
keluarga anak untuk membayar ganti
undang ini. Tetapi karena tidak
Pasal 36 1.
anak (setelah dia dewasa) atau
dalam UU 1/74 mengenai hal ini, tentu harus dianggap masih tetap berlaku.17 Dengan demikian menurut Al Yasa Abu Bakar ada kekosongan hukum yang menyebabkan harta kekayaan milik anak yang berada di bawah perwalian, yang seharusnya dilindungi oleh wali, menjadi tidak terlindungi. Sekiranya ada wali yang beritikad tidak baik, maka dia, relatif
dengan
melakukan
mudah
manipulasi
menggelapkan
dapat untuk atau
menyelewengkan harta milik anak. Kegiatan ini dengan mudah dapat dia lakukan karena dengan kedudukan sebagai wali, dia berhak mewakili anak melakukan perbuatan hukum, di dalam dan di luar pengadilan (Pasal 34 UU 32/02) dan untuk
bahwa
wali
yang
kewenangan
yang
relatif
sangat
menyebabkan kerugian pada harta kekayaan anak dapat dituntut oleh 16
Ibid, hlm 11.
17
Ibid, hlm 11.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 58
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
besar ini tidak ada yang akan mengawasi atau memeriksanya.18
Hukum
Perwalian
Dalam
Qanun Aceh Mengenai perlindungan anak yang tidak ada orang tuanya
Hendaknya
ada
peraturan
pasca tsunami sebenarnya telah
yang mengatur sanksi hukum yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor
tegas terhadap seorang Wali yang
48 tahun 2007 tentang Penetapan
telah diangkat sebagai Wali dan
Peraturan
terhadap pejabat-pejabat instansi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2007
terkait, sehingga Wali dan instansi-
tentang Penanganan Permasalahan
instansi
Hukum dalam Rangka Pelaksanaan
terkait
mengabaikan
tidak
dapat
Pemerintah
Pengganti
syarat
adanya
(negara)
terhadap
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat
setiap perwalian yang timbul. Juga
di Provinsi Aceh dan Kepulauan Nias,
diharapkan
Sumatera Utara.20
pengawasan
adanya
kebijakan
Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
pemerintah untuk menurunkan upah Balai
yang
dirasakan
Dalam
sangat
Undang-Undang
yang
Nomor 48 Tahun 2007 Pasal 31
membutuhkan jasa Balai tersebut.
menyebutkan Ayat (1) “Anak di
Mengingat
bawah umur yang orang tuanya telah
membebani
para
pihak
manfaat
yang
dapat
diperoleh oleh eksistensi Balai Harta
meninggal
Peninggalan
bertindak menurut hukum, maka
ini,
diharapkan
atau
tidak
cakap
Balai
harta kekayaannya dikelola oleh wali
Harta Peninggalan yang ada segera
sesuai dengan ketentuan peraturan
disahkan, agar eksistensi Balai Harta
perundang-undangan”.
Peninggalan sebagai Wali Pengawas
“orang yang tidak cakap bertindak
dapat
sebagaimana
menurut hukum yang orang tuanya
mestinya menurut tata perundang-
telah meninggal atau tidak cakap
Rancangan
Undang-undang
berjalan
undangan Indonesia.
19
Ayat
(2)
bertindak menurut hukum, maka harta kekayaannya dikelola oleh wali
18
Ibid, hlm 14.
19
Siti Hafsah Ramadhany,, at all., Tanggung Jawab Balai Harta Peninggalan Selaku Wali Pengawas Terhadap Harta Anak Di Bawah Umur (Studi Mengenai Eksistensi Balai Harta
Peninggalan Medan Sebagai Pengawas, USU Repository 2007. 20
Wali
Yudhi Marza Harca, Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perwalian Terhadap Anak Dibawah Umur Korban Tsunami Di Aceh, Premise Law Jurnal, 2014, hlm 10.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 59
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
sesuai dengan peraturan perundang-
wajib mengurus anak dan harta
undangan”.
bendanya dengan sebaik-baiknya,
Berikutnya
Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2007 dalam
dengan
Pasal 32 ayat (1) disebutkan “Dalam
kekayaan si anak dan mencatatkan
hal pihak keluarga tidak mengajukan
semua
permohonan penetapan wali maka
tersebut
Baitul
terhadap
Mal
atau
Balai
Harta
Peninggalan sebagai wali pengawas
membuat
daftar
perubahannya
harta
dan
wali
bertanggung kerugian
jawab
yang
timbul
akibat kelalaiannya”.23
mengajukan permohonan penetapan Adapun
wali kepada pengadilan, ayat (2) “Permohonan
penggantian
wali
dapat diajukan oleh Baitul Mal”.21
pelaksanaannya di Kota Banda Aceh menemukan beberapa wali yang sudah
Dalam
Ketentuan
Qanun
dalam
melaksanakan
tugas
nya
sebagai wali dengan baik dengan
Nomor 10 Tahun 2007 tentang Baitul
melakukan
Mal juga mengatur permasalahan
harta kekayaan yang dimiliki si anak,
perwalian tersebut pada Pasal 8 ayat
ada juga yang belum menyerahkan
(1) huruf d yang menentukan bahwa
dan ada juga yang bahkan tidak
“Baitul Mal menjadi wali terhadap
menyerahkan
anak yang tidak mempunyai wali
lapangan ditemkan Bahwa cukup
nashab, wali pengawas terhadap
banyak
wali nashab, dan wali pengampu
tercatat hanya dilakukan secara adat
terhadap orang dewasa yang tidak
saja
cakap
penggunaan harta tanpa hak akan
melakukan
perbuatan
hukum”.22
penyerahan
sama
perwalian sehingga
terhadap
sekali. yang
ketika
Di tidak
terjadi
ada kesulitan untuk diselesaikan secara hukum positif.24
Mengenai
pengasuhan
dan
pengeloalan harta kekayaan anak
Beberapa
perwalian
yang
dilakukan sesuai dengan peraturan
dapat dijumpai menyatakan bahwa
perundang-undangan,
rata-rata mereka tidak menyerahkan
dan
dalam
melaksanakan tugasnya “Baitul Mal
semacam
21
Ibid.
23
Ibid.
Ibid.
24
Usman Ja’far, Hakim Syar’iyah Banda Aceh
22
laporan
terhadap
Mahkamah
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 60
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
penggunaan harta anak perwalian dikarenakan beberapa sebab, antara lain: “Ada, yang satu walinya adik ibunya. Orang tua ada meninggalkan harta berupa dana pesangon dari perusahaan. Tetapi sampai sekarang uang dari dana pesangon itu tidak diberikan, pernah saya mencoba untuk menyelesaikan perkara itu, tetapi wali malah mengatai saya yang macam-macam.”25 “rumah disewakan tapi uangnya diambil abangnya semua gak dikasih rahmat bantu rahmat. Kalau si rahmat abangnya gak peduli pun.”26 “ada, untuk keluarga sayidi dan wanti. Setelah terjadi tsunami mereka kemudian dibawa ketempat keluarga ayahnya. Dan 40 hari setelah tsunami adik saya yang juga kakaknya ibunya sayidi yang bekerja dikantor camat darussalam, aceh besar ada melihat bahwa pihak keluarga ayah sayidi ini mengurus surat yang menerangkan bahwasanya dari pihak keluarga ibu sayidi telah meninggal semua karena menjadi korban tsunami. Dari sanalah kami merasa curiga dengan melihat surat itu. Kemudian kami mencoba menjumpai pihak keluarga ayahnya dan menanyakan mengenai apakah masih ada harta peniggalan dari orang tua anak-anak ini untuk diberikan kepada anak-anak ini untuk masa depan mereka? Pada saat itu keluarga ayahnya resisten terhadap kami dan pada saat itu sempat mengatakan,” kamikan dari keluarga laki-laki lebih berhak 25
Wawancara
26
Juahairiah, Wawancara
daripada keluarga ibunya”. Dan disitu sempat agak bersitegang lah suasananya. Dan karena resistennya itu kami melaporkan ke geuchik kaju dan beberapa orang teman untuk datang kerumah pihak ayahnya tersebut. dan kami mencoba mencari tahu apakah ada harta untuk anak-anak ini. Dan mereka pun menjawab secara tidak terbuka seperti ada yang ditutupi. Dan setelah beberapa bulan kami mencoba menyelesaikan secara kekeluargaan dan mereka tidak mau juga. Akhirnya kami melaporkan ke polisi. 27 Dalam tentang
UU
No.
23/2002
Perlindungan
menyatakan
bahwa
Anak
Balai
Harta
Peninggalan (Public Trustee) atau lembaga
lain
yang
mempunyai
kewenangan serupa dapat bertindak sebagai
‘wali
memastikan
pengawas’
bahwa
untuk
kepentingan
anak di bawah perwalian adalah dilindungan dan dipelihara secara baik.
Fatwa
menyatakan
MPU
No.
bahwa
Syari’ah
berwenang
mengawasi
perwalian
3/2005,
Mahkamah dalam anak-anak
yatim piatu akibat tsunami. Namun dalam masyarakat adat di Aceh, proses dilakukan
27
pengawasan oleh
pihak
biasanya gampong
Mustabsyirah, Wawancara
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 61
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
(keuchik), tuha peut dan para tetua
pencabutan
adat dan tokoh agama lainnya.28
putusan tentang penunjukkan orang lain
Namun
jika
wali
tidak
perwalian
sebagai
terdapat
wali.
1
dan
Tahun
putusan
34 2009
tentang
memenuhi kewajiban mereka, maka
pencabutan wali dan 1 putusan
pihak keluarga si anak tersebut atau
tentang
penunjukkan
Baitul
wali.
Mal
permohonan untuk
dapat
mengajukan
sebagai
kepada
pengadilan
terdapat
dapat
mencabut
hak
1
Tahun
putusan
orang
lain
2010
ada
pencabutan
perwalian dan 3 putusan tentang
perwalian terhadap wali tersebut.
penunjukkan
Pangadilan
mencabut
wali.30 Data tersbut menunjukkan
kekuasaan wali dan mengalihkan
bahwa penggunaan tanpa hak atas
kekuasaan tersebut kepada orang
harta perwalian anak ada dilakukan
lain atau badan hukum jika terbukti
oleh seorang wali.
akan
orang
lain
sebagai
bahwa wali: (1) Telah mengabaikan kewajibannya sebagai wali; (2) Telah
PENUTUP
bertindak secara tidak tepat atau menyalahgunakan
kekuasaan
Kesimpulan
mereka; (3) Mengkonsumsi alkohol, berjudi atau boros; (4) mengalami cacat mental; (5) Telah meninggal atau
tidak
cakap
melakukan
perbuatan hukum.29 Pada Banda
yang ditemukan di lokasi penelitian dapat disimpulkan bahwa banyak terdapat penggunaan harta anak korban gempa dan tsunami yang
Mahkamah
Aceh
pada
6
putusan
terdapat
Berdasarkan hasil penelitian
Syar’iyah
tidak dilakukan pertanggungjawaban
2007
oleh wali setelah anak tersebut
pencabutan
dewasa, bahkan ada juga yang
tahun
putusan
menggunakannya secara melawan
terntang penunjukkan orang lain
hak, setelah dewasa harta tersebut
sebagai wali. Pada Tahun 2008
tidak diserahkan kembali. Adapun
trdapat
pengawasan terhadap harta anak
perwalian
28
Ibid.
29
Ibid.
serta
5
195
putusan
tentang
30
Data Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 62
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
korban gempa dan tsunami walupun
DAFTAR PUSTAKA
sudah diatur akan tetapi belum efektif dilaksankan karena pihakpihak yang terkait dalam peraturan tidak mengetahuinya. Saran 1. Mahkamah Syar’iyah agar dapat melaksanakan
pengawasan
perwali-an anak korban gempa dan
tsunami
bekerja
secara
efektif dalam melakukan fungsi pengawasan,
bekerja
sama
dengan Baitul Mal Provinsi dan Kabupaten serta Gampong 2. Memberikan terhadap
pemahaman
hukum
Hukum
Islam
Positif
dan dalam
permasalahan
perwalian
terhadap anak korban gempa dan tsunami
kepada
masyarakat
sehingga masyarakat memahami keuntungan
dan
kerugian
formalisasi dari perwalian. 3. Meningkatkan koordinasi antar lembaga
pemerintah
berhubungan
yang dengan
permasalahan perwalian melaui perundang-undangan mengatur
yang
Arskal Salim, Dalam International Law Organization (IDLO), Praktek Penyelesaian Formal dan Informal Masalah Pertanahan , Kewarisan dan Perwalian Pasca Tsunami Di Banda Aceh dan Aceh Besar, 2006. Djaja S Meliala, 1988, Pengangkatan Anak (Adopsi) Di Indonesia, Bandung: Tarsito. Hambali, Hak Anak Atas Pendidikan, Pemenuhan Hak dan Solusinya (Di mulai dari Pendidikan Keluarga dan Aktifitas Di Dalamnya), Jurnal Paradigma, XII (24) Juli-Des 2007, Malang, Ikip Budi Utomo. I.P.M Ranuhandoko, 2003, Terminologi Hukum, Inggris – Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika. Iman Jauhari, 2005, Kajian Yuridis Terhadap Perlindungan hak-Hak Anak dan Penerapannya, Medan, Disertasi, Sekolah PascaSarjana USU. Nainggolan, Lukman Hakim, 2005, “Masalah Perlindungan Hukum Terhadap Anak”, Jurnal Equality; Vol 10 No 2 Agustus 2006, FH Universitas Sumatera Utara. Sanwani, 1997, Hak Asasi Anak Dan Perlindungan Hukum Menurut Konvensi PBB, FH USU, Medan.
kesepakatan
kerjasama baitu mal, dengan lembaga yang terkait.
Soekanto, Soerjono, Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Perkasa: Jakarta.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 63
ISSN 2302-6219
Pelaksanaan Pengawasan Harta Perwalian… – Laila & Romi (50-64)
Sumiadi, Fauzah, Romi Asmara, 2008, “Kejahatan Kesusilaan Terhadap Anak (Suatu Tinjauan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Perempuan Korban Kejahatan Kesusilaan Di Kota Lhokseumawe)”, Jurnal Pasai, Vol. II No. 2 September 2008, Lhokseumawe. Zahratul Idami, Tanggung Jawab Wali Terhadap Anak Yang Di Bawah Perwaliannya (Suatu Penelitian Di Kota Banda Aceh), Jurnal Dinamika Hukum, Vol 12 No. 1 Januari 2012, FH Unsoed Purwokerto, Jawa Tengah. Zul Akli dan Jumadiah, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana (Suatu Penelitian di Wilayah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara), Jurnal Pasai, Vol II No 2 Nopember 2008, LPPM Univeristas.
Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 1 (April 2015)| 64