Pelaksanaan Pendampingan Konseling .... (Lutfi Hariyanto)
231
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KONSELING DI RIFKA ANNISA DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) IMPLEMENTATION ASSISTANCE COUNSELING IN RIFKA ANNISA EMPOWER WOMENVICTIMS OF DOMESTIC VIOLENCE (KDRT) Oleh:
Lutfi Hariyanto, Pendidikan Luar Sekolah
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) pelaksanaan pendampingan konseling, 2) dampak pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pengelola, klien dan konselor di Rifka Annisa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan dibantu oleh pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah pengumpulan data, display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai sumber/ narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yaitu a) Perencanaan: menentukan konselor, wawancara, tes grafis, persiapan sarana dan prasarana. b) Pelaksanaan meliputi: mempersiapkan materi pendampingan, persiapan pendampingan, metode dan media pendampingan, c) Evaluasi yang digunakan yaitu: evaluasi harian yang di catat oleh konselor dan melakukan follow up terhadap klien secara berkala 2) dampak positif pendampingan konseling adalah timbulnya rasa percaya diri pada klien, klien mempunyai motivasi untuk bisa lebih mandiri, 3) dampak negatif pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yaitu perceraian. Kata kunci : Pendampingan konseling, Pemberdayaan Perempuan, KDRT Abstract
This study aimed to describe: (1) the implementation of counseling assistance, (2) the impact of the implementation of counseling assistance in Rifka Annisa in the empowerment of women victims of domestic violence (KDRT). This research is a descriptive qualitative approach. The subjects were 8 people consisting of 3 managers, 3 counselors, as well as 2 clients. Data collection technique used observation, documentation, and interviews. The researcher is the main instrument for doing research with the assistance of guidelines for observation, interviews, and documentation. Techniques used in the analysis of the data is the data collection, data display, reduction, and conclusion. Triangulation source is made to explain the validity of the data with multiple sources / resource in finding required information. The results showed that: (1) the implementation of counseling assistance in Rifka Annisa in the empowerment of women victims of domestic violence (KDRT), namely a) planning, determining counselor, interviews, graphics tests, preparation of facilities and infrastructure. b) the assistance includes preparing the material, preparation of mentoring, methods and media advocacy, c) the evaluation used is the daily evaluation recorded by the counselor and the client to follow up on a regular basis 2) the positive impact mentoring counseling, among others, the emergence of self-confidence on the client, become agents of change, (3) the negative impact of mentoring on counseling Rifka Annisa in the empowerment of women victims of domestic violence (DOMESTIC VIOLENCE) the existence of a divorce.. Keywords: counseling Mentoring, Women's Empowerment, domestic violence.
232
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol 5, No. 7, Tahun 2016
yang biasa terjadi di dalam lingkup keluarga.
PENDAHULUAN Permasalahan tindak Kekerasan Dalam
Apabila konflik tidak bisa di selesaikan dengan
Rumah Tangga (KDRT) terhadap perempuan di
cara yang tepat maka akan muncul tindakan
Yogyakarta banyak terjadi dalam lingkungan
berlebihan, karena tindakan berlebihan akan
masyarakat baik kekerasan fisik maupun secara
berujung dengan tindakan kekerasan.
merupakan
Tindakan kekerasan dalam rumah tangga
kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani
terhadap istri sebagai korban memiliki dampak
atau
yang
psikis.
Kekerasan
jiwa
secara psikis
seseorang
sehingga
dapat
dapat
menimbulkan
trauma
yang
menghilangkan norma jiwa, seperti kebohongan,
berkepanjangan. Timbulnya rasa kurang percaya
ancaman dan tekanan. Kekerasan fisik yaitu
menjadi salah satu dampak jangka pendek dari
kekerasan secara nyata yang dapat di lihat, di
kekerasan dalam rumah tangga, sedangkan
rasakan oleh tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa
dampak jangka panjang yaitu adanya tindakan
penghilangan kesehatan atau kemampuan normal
kekerasan yang terus menerus dilakukan oleh
tubuh,
pelaku dan keturunannya yang melihat secara
sampai pada
penghilangan
nyawa
seseorang. Perempuan sering kali menjadi obyek tindak kekerasan karena di pandang lemah secara
langsung tindakan kekerasan tersebut. Rifka Annisa merupakan salah satu lembaga yang peduli terhadap isu-isu perempuan.
fisik. Menurut Irdianto dan Faturochman (2001:
Rifka Annisa di dirikan pada tanggal 26 Agustus
57) Begitu banyak perempuan mengalami tindak
tahun 1993. Lembaga ini berada di Jln. Jambon
kekerasan dan pelakunya adalah orang-orang
IV, Kompleks Jatimulyo Indah Yogyakarta,
yang berada di sekitarnya. Kekerasan dalam
Indonesia. Salah satu kepedulian Rifka Annisa
rumah tangga dalam penelitian ini yang menjadi
terhadap
korban adalah istri yang menjadi pihak paling
“pelaksanaan Pendampingan Konseling di Rifka
dirugikan dalam keluarga. Keluarga yang sangat
Annisa Dalam pemberdayaan Perempuan Korban
diharapkan memberikan perlindungan dan rasa
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)”.
aman bagi penghuni di dalamnya, ternyata
Dalam program ini konselor sangat berperan
memiliki unsur kekerasan. Hubungan yang tidak
penting, karena di dalamnya terdapat pemecahan
baik di dalam keluarga jelas nampak dengan
masalah kekerasan dalam rumah tangga melalui
adanya konflik di dalam rumah tangga, oleh
pengambilan keputusan dengan di bantu oleh
karena itu keharmonisan dapat di tandai dengan
konselor
adanya rasa bahagia yang di miliki setiap anggota
Pendampingan ini di lakukan untuk memotivasi
keluarga tanpa adanya kekerasan, konflik dan
klien baik secara psikologis, maupun sosial, serta
kekecewaan. Konflik antara suami istri maupun
membekali klien dengan pengetahuan agar
orang tua dengan anak merupakan hal yang wajar
terhindar dari situasi kekerasan.
perempuan
melalui
yaitu
dengan
pendampingan
adanya
konseling.
Pelaksanaan Pendampingan Konseling .... (Lutfi Hariyanto)
233
Pemberdayaan perempuan yang terkait
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini
dengan KDRT melalui pendampingan konseling
meliputi pengelola atau pengurus, konselor, dan
perlu
klien.
di
adakan
untuk
menekan
tindakan
kekerasan yang terjadi di masyarakat. Menurut Hubeis (2010, p.125), pember-dayaan perempuan adalah “upaya memper-baiki status dan peran perempuan dalam pembangunan bangsa, sama
Prosedur
halnya dengan kualitas peran dan kemandirian
Penelitian dilakukan dengan observasi
organisasi perempuan” Oleh karena itu, peran
awal
dari pendampingan konseling yaitu sebuah proses
konseling di Rifka Annisa dalam pemberdayaan
pengambilan keputusan klien yang di bantu oleh
perempuan korban kekerasan dalam rumah
konselor, dimana konselor dalam hal ini dapat
tangga (KDRT). Kemudian dilanjutkan dengan
meyakinkan dan memberikan rasa percaya diri
pembuatan proposal, setelah proposal disetujui
dan motivasi terhadap klien yang pada awalnya
dan memperoleh izin untuk mengambil data di
ragu-ragu
dalam
lapangan kemudian peneliti membuat instrumen
Konseling
bagi
.bertujuan
mengantarkan
pengambilan perempuan
keputusan.
mengenai
pelaksanaan
pendampingan
korban
KDRT
penelitian. Setelah itu peneliti mengambil data
perempuan
sampai
kepada
subyek
yang
telah
ditentukan.
tahap berdaya dan juga menjadi komunikator,
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
mediator
wawancara,
terhadap
kepentingan
perempuan
dengan pihak-pihak lain yang terkait.
dan
dokumentasi.
Setalah
mendapatkan data kemudian data dari awal peneletian
hingga
akhir
penelitian
tahap
METODE PENELITIAN
selanjutnya adalah mengolah data. Setelah data
Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang
diolah kemudian peneliti mendiskripsikan hasil penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh.
digunakan adalah penelitian kualitatif, serta menggunakan metode deskriptif, yang dapat
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
memberikan
Data
deskripsi
lengkap
mengenai
pembahasan dan hasil dari penelitian. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rifka Annisa. Kegiatan penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2015 sampai dengan Januari 2016.
Menurut Sugiyono (2012:305) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian
adalah
peneliti
itu
sendiri.
Instrumen dalam penelitian ini juga didukung dengan panduan wawancara, panduan observasi dan panduan dokumentasi. Panduan wawancara
Subyek Penelitian
digunakan
untuk
memperoleh
informasi
mengenai perencanaan program, pelaksanaan program, dan evaluasi. Pedoman observasi digunakan
untuk
memperoleh
data
tentang
234
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol 5, No. 7, Tahun 2016
pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka
informasi.
Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban
menggunakan
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kondisi
untuk dapat mengetahui informasi lebih banyak.
fisik yang berupa ruang konseling, dan sarana.
Wawancara
Panduan dokumentasi dapat melengkapi data baik
kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin
dari jenis data tertulis mapun dokumen mengenai
(Cholid Narbuko dan Abu Achmadi 2013:85).
pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka
Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok
Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban
masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
proses wawancara berlangsung mengikuti situasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan
data
yang
dilakukan
cara
Dalam
penelitian
metode
ini
wawancara
terpimpin
adalah
penulis terpimpin
merupakan
wawancara, oleh sebab itu pewawancara harus pandai
mengarahkan
klien
apabila
proses
mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-
wawancara nantinya akan menyimpang dari
gejala yang diselidiki (Cholid Narbuko dan Abu
pokok bahasan.Wawancara dilakukan kepada
Achmadi 2013:70). Dalam penelitian ini perlu
pengelola atau pengurus, konselor, dan klien.
adanya sebuah observasi untuk mengetahui lebih
Teknik pengumpulan data melalui wawancara,
jelas masalah di lapangan yang ada. Teknik
maka peneliti dapat menggali data sebanyak
pengumpulan data melalui observasi bertujuan
mungkin tentang data yang terkait dengan
untuk memperoleh data atau informasi agar lebih
pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka
lengkap dan rinci dalam menggali informasi
Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban
tentang pelaksanaan pendampingan konseling di
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Data
rifka annisa dalam pemberdayaan perempuan
tersebut
korban
pelaksanaan, evaluasi, hasil dari kegiatan.
kekerasan
dalam
rumah
tangga
meliputi
kegiatan
perencanaan,
(KDRT).Penelitian baik berupa fisik maupun non
Teknik pengumpulan data selanjutnya
fisik, dan dengan metode observasi untuk
adalah dokumen, menurut Bodgan dan Lincoln
mengetahui lebih nyata keadaan yang ada di
(dalam
lapangan.
dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film,
Menurut
Moleong
(2011:216-217)
lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
Wawancara terpimpin atau wawancara terstruktur
adanya permintaan seorang penyidik. Dalam
digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data,
penelitian ini dibutuhkan teknik pengumpulan
bila
telah
data berupa dokumen bertujuan untuk melengkapi
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
data dan hasil dari penelitian agar lebih
yang akan diperoleh. Menurut Lexy J. Moleong
meyakinkan. Melalui dokumentasi maka peneliti
(2012: 186) wawancara adalah percakapan
dapat menyimpan data yang sudah berlalu, dan
dengan
dua
tidak dapat diulangi lagi. Peneliti menggunakan
pengertian wawancara menurut ahli di atas,
metode dokumentasi untuk memperoleh data
bahwa wawancara adalah suatu kegiatan tanya-
tentang pelaksanaan pendampingan konseling di
jawab antara pemberi informasi dan pencari
Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan
atau
maksud
(2012:
J.
194)
peneliti
Sugiyono
Lexy
pengumpul
tertentu.
data
Berdasarkan
Pelaksanaan Pendampingan Konseling .... (Lutfi Hariyanto)
235
korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
perencanaan meliputi pertukaran informasi yang
Data tersebut dapat berupa gambar maupun
dilakukan oleh klien dan konselor yang kemudian
dokumen.
klien dan konselor akan menentukan hari dan waktu
untuk
konseling,
Teknik Analisis Data
melakukan
pelaksanaan
pendampingan
meliputi
identifikasi
Sugiyono (2012: 91) menjelaskan bahwa
kebutuhan dengan cara klient menggambar dasar
aktivitas dalam analisis dat akualitatif dilakukan
(pohon,rumah,manusia) pada selembar kertas
secara interaktif dan berlangsung secara terus-
nantinya gambar klien akan diberikan kepada
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
seorang psikolog untuk di identifikasi keadaan
jenuh. Analisis data dilakukan dengan reduksi
klien, dan evaluasi yang dilakukan seminggu
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
sekali, dengan cara semua konselor melakukan
Pengumpulan menggunakan dokumentasi
data
wawancara, yang
dilakukan observasi
dicatat
dalam
diskusi terkait pendampingan dengan klient.
dan
Pelaksanaan
Tahapan
materi
catatan
pendampingan meliputi penyadaran, pada tahap
lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu
penyadaran konselor akan meminta klien untuk
memilih hal-hal pokok yang kemudian disusun
menceritakan masalah yang di alami, kemudian
secara sistematis agar data dapat lebih mudah
konselor akan memberikan masukan agar klient
untuk dipahami. Penyajian data bertujuan untuk
dapat menyadari keadaan yang dialami klien,
lebih memahami tentang apa yang terjadi
selanjutnya tahap penerimaan, setelah klien bisa
sehingga peneliti dapat merencanakan yang akan
menyadari keadaan yang dialami, maka konselor
dilakukan selanjutnya berdasarkan dari penyajian
akan terus memberikan motivasi agar klient bisa
data tersebut. Kesimpulan merupakan temuan
menerima keadaan bahwa kejadian yang sudah
baru yang sebelumnya belum pernah ada, temuan
dialami harus segera di lupakan dan klien harus
ini dapat disajikan dalam bentuk suatu deskripsi.
dapat menerima keadaan. Tahap pemberdayaan merupakan tahap
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
konselor harus terus memberikan motivasi dan
Hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tentang pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yaitu:
rasa percaya diri yang lebih terhadap klien, pada
Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Pedampingan Konseling di Rifka Annisa
dalam
Pemberdayaan
Perempuan
tahap pemberdayaan klien akan di berdayakan melalu proses pengambilan keputusan terkait kekerasan yang dialaminya dan kehidupan rumah tangga klien, dan tahap terminasi merupakan tahap
pengakhiran
konseling,
pada
pelayanan tahap
ini
pendampingan konselor
akan
mengurangi perhatian kepada kleint secara
Korban KDRT Pelaksanaan pendampingan konseling di
perlahan – lahan agar klien tidak tergantung lagi
Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan
terhadap konselor, konselor tidak melepaskan
korban
KDRT
meliputi
tiga
tahap
yaitu:
236
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol 5, No. 7, Tahun 2016
begitu saja melainkan konselor akan memantau keadaan klien melalui telephone.
1. Pelaksanaan pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan bagi
Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh
korban KDRT
konselor Rifka Annisa dalam penyelenggaran
Menurut Agnes Sumartiningsih (2004: 50)
pendampingan konseling dengan cara diskusi
Pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk
setiap
membantu masyarakat dalam mengembangkan
seminggu
sekali,
dengan
mencatat
perkembangan keadaan klien.
kemampuan sendiri sehingga bebas dan mampu
Konselor membuat catatan pada setiap pendampingan
dalam
pendampingan
dicatat
buku,
jadi
untuk
setiap
mengetahui
untuk
mengatasi
masalah
dan
mengambil
keputusan secara mandiri, oleh karena itu pemberdayaan
merupakan
proses
untuk
perkembangan keadaan klien dan untuk melihat
membantu dan mengembangkan kemampuan
hasil pendampingan.
pada diri individu dalam mengatasi sebuah
Hasil
yang
didapat
dari
program
masalah dengan mengambil keputusan secara
pendampingan konseling bagi korban KDRT
mandiri
yang
di
adalah klien memiliki rasa percaya diri yang lebih
berkesinambungan.
lakukan
secara
dan memiliki motivasi untuk terus berkembang,
Rifka Annisa sebagai lembaga yang
tidak terpuruk lagi dalam keadaan yang membuat
menangani kasus KDRT memiliki peran dalam
klien merasa dalam tekanan.
pemberdayaan
perempuan
korban
kekerasan
2. Dampak program pendampingan konseling di
dalam rumah tangga memiliki peran untuk
Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan
memutus rantai kekerasan yang ada di dalam
bagi korban KDRT
masyarakat terutama di dalam sebuah keluarga,
Dampak positif yang didapat dari adanya
melalui
pendampingan
Proses
diawali
dengan
pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam
pendampingan
pemberdayaan
melakukan wawancara untuk menggali informasi
perempuan
korban
KDRT,
konseling
konseling.
diantaranya rasa percaya diri yang kuat, dapat
klien
terkait
masalah
yang
meningkatkan motivasi untuk tetap bertahan
Penyelenggaraan
dalam sebuah keadaan yang buruk, dengan bekal
meliputi tiga tahap yaitu perencanaan merupakan
ilmu pengetahuan dari konselor klien dapat
tahap awal yang di lakukan konselor untuk
menularkan pengetahuannya kepada masyarakat
menganalisis
untuk mencegah terjadinya lagi kasus kekerasan.
pelaksanaan pendampingan dilakukan setelah
Adanya perceraian dan ketergantungan terhadap
konselor selesai menganalisis kebutuhan klient
konselor menjadi salah satu dampak negatif dari
dan sarana prasarana sudah siap yaitu bilik
adanya pendampingan konseling.
konseling, dalam melaksanakan pendampingan
Pendampingan
kebutuhan
klient,
dialami. Konseling
selanjutnya
konselor menggunakan metode casework, dan Pembahasan
yang terakhir yaitu evaluasi dilakukan seminggu sekali dengan mencatat hasil pendampingan yang
Pelaksanaan Pendampingan Konseling .... (Lutfi Hariyanto)
nantinya hasil itu akan di diskusikan dengan
penelitian,
konselor yang lain
evaluasi harian yang di catat oleh konselor dan
Menurut Didin Kurniadin dan Imam Machali (129:2013) perencanaan adalah aktivitas pengambilan
keputusan
yang
digunakan
yaitu
melakukan follow up terhadap klien secara berkala.
sasaran
Evaluasi yang dilakukan oleh Rifka
(objectives) yang akan dicapai, tindakan yang
Annisa masih berkisar pada evaluasi saat selesai
akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau
konseling, sedangkan evaluasi program belum
sasaran
secara keseluruhan. Jadi untuk mengetahui hasil
tersebut,
dan
tentang
Evaluasi
237
siapa
yang
akan
melaksanakan tugas tersebut.
dari
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari
perencanaan
yang
telah
kemajuan
program
belum
dapat
terindentifikasi dengan jelas.
dipersiapkan
Hasil
dari
kegiatan
pelaksanaan
sebelumnya. Pelaksanaan dalam pendampingan
pendampingan konseling di Rifka Annisa dalam
konseling bagi korban KDRTyaitu meliputi
pemberdayaan perempuan korban KDRT adalah
tahap-tahap
tahap
perempuan (istri) korban kasus KDRT memiliki
tahap
rasa percaya diri yang meningkat sehingga klien
penyadaran,
pendampingan tahap
yaitu
penerimaan,
dan
pemberdayaan. Materi konseling disesuaikan
dapat
dengan masalah klien. Persiapan pembelajaran
tindakan dalam berumah tangga dan memiliki
dilakukan oleh konselor yang telah berkoordinasi
kegiatan positif untuk terus berusaha dan
dengan
bertujuan
berkembang menjadi perempuan yang berdaya
memepersiapkan alat dan bahan sementara materi
dan tidak lagi di bawah kekuasaan laki-laki
sepenuhnya dari konselor.
(suami).
pengurus,
yang
Anas Sudijono (23:2012) mengemukakan
mandiri
Dampak
dengan
yang
mengambil
didapat
dari
sebuah
adanya
bahwa evaluasi pendidikan dapat dibedakan
Pelaksanaan Pendampingan Konseling di Rifka
menjadi dua yaitu: evaluasi formatif dan evaluasi
Annisa dalam Pemberdayaan Perempuan Korban
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
KDRT yaitu, Dampak positif yang dirasakan oleh
dilakukan di tengah-tengah proses belajar sedang
klien seperti, timbulnya rasa percaya diri yang
berlangsung, evaluasi formatif bertujuan untuk
kuat dapat meningkatkan motivasi untuk tetap
mengetahui sejauh mana peserta didik memahami
bertahan dalam sebuah keadaan, dengan bekal
materi yang telah disampaikan dan untuk
ilmu pengetahuan dari konselor klien dapat
mengetahui kesesuaian tujuan pengajaran yang
menularkan pengetahuannya kepada masyarakat
telah ditentukan. Sedangkan evaluasi sumatif
untuk mencegah terjadinya lagi kasus kekerasan.
adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesainya
Sedangkan untuk klien dampak negatifnya yaitu
seluruh materi atau pelajaran diberikan.
adanya perceraian menjadi dampak negatif dari
Tujuan dari evaluasi sumatif sendiri adalah untuk menentukan nilai dari peserta didik setelah menempuh program pelajaran sesuai dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil
adanya pendampingan konseling.
Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol 5, No. 7, Tahun 2016
238
SIMPULAN DAN SARAN
konseling yang akan digunakan untuk melakukan
Simpulan Pelaksanaan
pendampingan. pendampingan
konseling
di
c. Metode pendampingan
Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan korban KDRT melalui tiga tahapan
Metode
yang
digunakan
dalam
yaitu
pendampingan konseling yaitu menggunakan
evaluasi.
metode casework, metode casework merupakan
Perencanaan pendampingan konseling merupakan
sebuah metode untuk menyelesaikan sebuah
tahap untuk menganalisis kebutuhan klien yang
permasalahan melalui proses relasi antara klien
dilakukan
dan konselor akan saling bertukar pikiran untuk
perencanaan,
pelaksanaan
oleh
dan
konselor.
Pelaksanaan
pendampingan meliputi mempersiapkan materi
sebuah tujuan pengambilan keputusan.
pendampingan, persiapan pendampingan, metode dan media pendampingan. Sedangkan
Dampak
pendampingan
konseling
di
tahap
Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan
terakhir yaitu evaluasi. Evaluasi yang digunakan
korban kekerasan dalam rumah tangga yaitu
yaitu evaluasi harian yang di catat oleh konselor
terdapat dampak positif dan dampak negatif.
dan melakukan follow up terhadap klien secara
Dampak positifnya yaitu: a) timbulnya rasa
berkala. Pelaksanaan pendampingan konseling di
percaya diri pada klien, b) klien mempunyai
Rifka Annisa dalam pemberdayaan perempuan
motivasi untuk bisa lebih mandiri. Sedangkan
korban KDRT meliputi :
untuk
a. Materi pendampingan
dampak
negatifnya
yaitu:
terjadinya
perceraian.
Dalam materi pendampingan terdapat 4 (empat) tahap yaitu 1) tahap penyadaran dalam ini
konselor
akan
membantu
klien
untuk
Saran 1. Bagi
pengelola
perlunya
mengadakan
merasakan keadaan yang dialami klien saat ini
sosialisasi
tanpa
KDRT agar masyarakat lebih mengetahui
melukai
perasaan
klien,
2)
tahap
penerimaan, pada tahap penerimaan konselor
terhadap
masyarakat
tentang
akibat dari tindakan kekerasan.
akan memberikan beberapa masukan kepada
2. Bagi klien perlu adanya motivasi dari
kepada klien supaya bisa menerima keadaan saat
konselor stelah pendampingan selesai agar
ini,
3)
tahap
pemberdayaan,
pada
tahap
pemberdayaan klien akan diberikan motivasi dan rasa percaya terkait pengambilan keputusan yang
klien dapat mandiri. 3. Bagi konselor perlu adanya peningkatan SDM agar
pendampingan
konseling
berjalan
semakin baik.
akan dipilih oleh klien, 4) tahap terminasi, merupakan tahap pengakhiran hubungan yang
DAFTAR PUSTAKA
akan dilakukan oleh konselor kepada klien. b. Persiapan pendampingan
Merupakan segala sesuatu yang disiapkan saat akan melakukan pendampingan kesiapan konselor dalam menyediakan waktu dan bilik
Agnes Sumartiningsih. (2004) . Pembangunan Masyarakat Desa Melalui Institusi Lokal. Yogyakarta: Aditya Media.
Pelaksanaan Pendampingan Konseling .... (Lutfi Hariyanto)
Anas
Sudijono. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
239
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Saugi, W., & Sumarno, S. (2015). Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Pengolahan Bahan Pangan Lokal. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 226 -238. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jppm.v2i2. 6361
Didin Kurniadin. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Irdianto dan Faturochman. (2001). Kekerasan Terhadap Istri dan Respons Masyarakat. Dalam Ana Nadhya Abrar dan Wini Tamtiari (editor), Kontruki Seksualitas antara Hak dan Kekuasaan. Yogyakarta: FF dan PP Kepemudaan UGM.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.