PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA ASUHAN POST PARTUM OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA DI KABUPATEN KULON PROGO Munica Rita Hernayanti* Intisari Latar Belakang : Praktik pencegahan infeksi oleh tenaga kesehatan masih bersifat selektif. Di Kabupaten Kulon Progo 44,4 % kematian bayi disebabkan oleh sepsis, 9 % kematian ibu disebabkan komplikasi demam nifas. Pertolongan persalinan 59 % dilakukan Bidan Praktik Swasta (BPS), dengan 47,8 % BPS telah berpredikat Bidan Delima yang seharusnya melayani dengan service of excellence. Tujuan : Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan pencegahan infeksi pada asuhan post partum oleh Bidan Delima dan non delima. Metode Peneltian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah 90 BPS di Kabupaten Kulon Progo yang diambil dengan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dengan observasi menggunakan daftar tilik (check list). Analisa deskriptif dilakukan dengan menampilkan hasil yang diperoleh menjadi skala ordinal dalam tabel distribusi frekuensi tunggal. Analisa bivariat menggunakan uji Mann Whitney. Hasil : Analisa deskriptif pada kedua kelompok menunjukkan pelaksanaan pencegahan infeksi sebagian besar ada dalam kategori cukup dan baik. Proporsi Bidan Delima yang melaksanakan pencegahan infeksi pada asuhan nifas dalam kategori baik (47,1 %) lebih banyak dibanding BPS non delima (29,4 %) dan proporsi Bidan Delima yang melaksanakan pencegahan infeksi pada asuhan bayi baru lahir dalam kategori baik (73,5 %) lebih banyak dibanding BPS non delima (67,6 %). Perbedaan pelaksaan pencegahan infeksi ditunjukkan oleh nilai signifikansi (p) = 0,004 pada asuhan nifas dan p = 0,028 pada asuhan bayi baru lahir sehingga disimpulkan adanya perbedaan bermakna dalam pelaksanaan pencegahan infeksi dalam asuhan past partum (nifas dan bayi baru lahir) antara Bidan Delima dengan BPS non delima. Kata Kunci: Pencegahan Infeksi, Asuhan Post Partum, Bidan Praktik Swasta * Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, email :
[email protected]
PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA ASUHAN POST PARTUM OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA DI KABUPATEN KULON PROGO Munica Rita Hernayanti* Abstract Background : The practice of infection prevention by health workers is still selective . In Kulon Progo Regency 44.4 % of infant deaths caused by sepsis , 9 % of maternal deaths due to complications of puerperal fever . Aid deliveries 59 % done Midwives in Private Practice, with 47.8 % of this has been predicated Delima Midwives is supposed to serve the service of excellence . Objective : The objective was to determine differences in the prevention of infection in post-partum care by the Delima and non Delima midwives. Methods : This study is a comparative observational analytic cross sectional approach . Its population is 90 Midwives Private Practice in Kulon Progo taken by purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria . The collection of data through observation using a checklist. Descriptive analysis is done by displaying the results obtained into an ordinal scale in a single frequency distribution table . Bivariate analysis using the Mann Whitney test . Results : Descriptive analysis of the two groups shows the implementation of the prevention of infection in the majority of categories and good enough . The proportion of delima midwives who implement infection prevention in postpartum care in both categories (47,1 %) more than the non Delima midwives (29,4 %) and the proportion of Delima midwives who implement prevention of infection in newborn care in both categories (73,5 % ) more than the non Delima midwives (67,6 %) . The differences shown by the implementation of infection prevention significance value (p) = 0,004 on postpartum care and p = 0.028 in newborn care concluded that significant differences in the implementation of infection prevention in the past partum care (postpartum and newborn) between Delima and non Delima midwives. Keywords : Prevention of Infection , Post Partum Care , Midwives in Private Practice * Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, email :
[email protected]
PENDAHULUAN Infeksi dapat ditularkan dengan 3 (tiga)
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kulon
kemungkinan. Kemungkinan tersebut adalah
Progo sebesar 15,9 per 1000 kelahiran hidup
penularan dari pasien ke pasien yang lain, dari
dengan
pasien ke tenaga kesehatan dan dari tenaga
sepsis. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kulon
kesehatan
Bidan
Progo pada tahun 2009 adalah 167,3 per
merupakan tenaga kesehatan yang secara
100.000 kelahiran hidup dengan 9 % penyebab
langsung berhubungan dengan pasien. SDKI
kematian karena komplikasi dan demam
2007 menyebutkan bahwa 69 % persalinan
nifas.4 Sepsis (infeksi) merupakan penyebab
ditolong
kepada
oleh
pasiennya.
1
penyebab kematian 9,2 % karena
bidan.2
Istimewa
3,73 % kematian bayi di DIY. Di antara lima
Yogyakarta menempati peringkat tertinggi
kabupaten/ kota di DIY, Kabupaten Kulon
untuk
Progo menempati urutan tertinggi kematian
persalinan
Daerah
yang
ditolong
tenaga
kesehatan yaitu sebesar 98,7 % dimana 56,7 %
bayi yang disebabkan oleh sepsis (44,44%).3
adalah bidan.3 Di antara lima kabupaten/ kota
Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 90
di DIY, cakupan persalinan yang ditolong oleh
Bidan Praktik Swasta (BPS) dengan 43 (47,8
tenaga berkompetensi kebidanan di Kabupaten
%) telah berpredikat Bidan Delima. Bidan
Kulon Progo adalah yang paling tinggi yaitu
Delima menandakan bahwa BPS tersebut telah
99,01 %, dimana 59 % pertolongan persalinan
memberikan pelayanan yang berkualitas yang
tersebut dilakukan oleh Bidan Praktik Swasta.4
telah diuji/ diakreditasi sesuai dengan standar
Hasil penelitian pada Bidan Praktik
yang
telah
ditetapkan
seharusnya
Swasta (BPS) menyatakan bahwa tindakan
melaksanakan
pencegahan infeksi yang dilakukan dengan
7
pasien. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
benar oleh BPS sebatas pada cuci tangan dan
ingin
pemakaian
tangan.
tertarik
melakukan
penelitian
bidan
yang
Asuhan Post Partum Oleh Bidan Praktik
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Swasta Di Kabupaten Kulon Progo Tahun
dengan benar saat melaksanakan Asuhan
2012”, dengan menilai perbedaan hal tersebut
45
Persalinan Normal (APN).
%
6
Pencegahan
kepada
lain
hanya
“Pelaksanaan
Excellence
Hasil
menunjukkan
sarung
5
Service
dan
Infeksi
Pada
pada Bidan Delima dan BPS non delima.
METODE Penelitian ini dilaksanakan secara observasional
dengan
pendekatan
cross
Progo sejumlah 90 BPS. Penentuan sampel dengan
purposive
sampling
berdasarkan
sectional. Populasi penelitian ini adalah Bidan
kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi
Praktik Swasta (BPS) di Kabupaten Kulon
pada penelitian ini adalah pendidikan bidan
minimal D III Kebidanan dan pengalaman
pada saat bidan melakukan asuhan nifas dan
kerja klinik sebagai bidan minimal 5 tahun.
bayi baru lahir normal. Analisa deskriptif
Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah BPS
dilakukan dengan menampilkan hasil (data)
yang tinggal/ memakai fasilitas pemerintah
yang diperoleh menjadi skala ordinal dalam
dan
menjadi
tabel distribusi frekuensi tunggal dan untuk
responden. Pelaksanaan penelitian ini pada
menampilkan ukuran tendensi sentral. Analisa
bulan
2012.
bivariat diawali dengan uji normalitas data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi
dengan uji Kolmogorov-Smirnova, karena data
menggunakan alat ukur daftar tilik (check list)
terdistribusi tidak nomal maka digunakan uji
untuk menilai pelaksanaan pencegahan infeksi
Mann Whitney.
BPS Mei
yang
tidak
sampai
bersedia
dengan
Juni
HASIL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pencegahan Infeksi pada Asuhan Nifas oleh Bidan Delima dan BPS Non Delima No
Pelaksanaan
Kelompok BPS Bidan Delima
BPS Non Delima
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Baik
16
47,1
10
29,4
2.
Cukup
17
50
23
67,6
3.
Kurang
1
2,9
1
2,9
Jumlah
34
100
34
100
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pencegahan Infeksi pada Asuhan Bayi Baru Lahir oleh Bidan Delima dan BPS Non Delima No
Pelaksanaan
Kelompok BPS Bidan Delima
BPS Non Delima
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Baik
25
73,5
23
67,6
2.
Cukup
9
26,5
11
32,4
Jumlah
34
100
34
100
Untuk memperjelas gambaran hasil penelitian,
oleh Bidan Delima dan BPS non delima yang
berikut ini ditampilkan grafik pelaksanaan
ada pada kategori baik.
pencegahan infeksi pada asuhan post partum
Bidan Delima
BPS Non Delima 73.5 67.6
47.1
29.4
Asuhan Nifas (Baik)
Asuhan Bayi Baru lahir (Baik)
Grafik 1 : Deskripsi Kategori Baik dari Pelaksanaan Pencegahan Infeksi pada Asuhan Post Partum oleh Bidan Delima dan Non Delima di Kabupaten Kulon Progo
Analisis selanjutnya adalah untuk melihat
dengan BPS non delima. Uji statistik yang
perbedaan pelaksanaan pencegahan infeksi
dilakukan adalah uji Mann Whitney. Hasil uji
pada asuhan post partum antara Bidan Delima
tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Mann Whitney pada Bidan Delima dan BPS Non Delima Mean Rank No 1.
Variabel Pelaksanaan Pencegahan Infeksi
Bidan
BPS Non
Delima
Delima
37,72
31,38
p Keterangan 0,004
pada Asuhan Nifas 3.
Pelaksanaan Pencegahan Infeksi pada Asuhan Bayi Baru Lahir
perbedaan bermakna
35,88
33,12
0,028
perbedaan bermakna
PEMBAHASAN Pada Tabel 1. dapat dilihat pelaksanaan
pelaksanaan pencegahan infeksi pada Bidan
pencegahan infeksi pada asuhan nifas oleh
Delima lebih baik dari pada BPS non delima.
Bidan Delima maupun BPS non delima
Perbedaan
sebagian
cukup.
berdasarkan Tabel 3. ditunjukkan oleh nilai
Menurut Tabel 2.pelaksanaan pencegahan
signifikansi (p) = 0,004 pada asuhan nifas dan
infeksi pada asuhan bayi baru lahir sebagian
p = 0,028 pada asuhan bayi baru lahir. Nilai p
besar dalam kategori baik. Secara deskriptif,
<
pada
perbedaan
besar
kedua
masuk
kategori
kelompok
tersebut
juga
pelaksaan
0,05
tersebut
pencegahan
menunjukkan
bermakna
dalam
infeksi
adanya
pelaksanaan
menunjukkan pelaksanaan pencegahan infeksi
pencegahan infeksi dalam asuhan past partum
sebagian besar ada dalam kategori cukup dan
(nifas dan bayi baru lahir) antara Bidan
baik. Hal tersebut karena pendidikan minimal
Delima dengan BPS non delima. Pelaksanaan
subjek dalam penelitian ini adalah D III
pencegahan infeksi pada asuhan post partum
Kebidanan. Selama menempuh pendidikan D
oleh Bidan Delima lebih baik dari pada BPS
III Kebidanan, bidan sudah mendapatkan
non delima.
penyegaran keterampilan. Meskipun demikian,
Sudah
selayaknya
pelaksanaan
kondisi pelaksanaan yang sudah baik tersebut
pencegahan infeksi oleh Bidan Delima lebih
harus selalu dijaga/ ditingkatkan. Salah satu
baik dibanding BPS non delima. Bidan Praktik
upaya peningkatan pelaksanaan pencegahan
Swasta (BPS) yang memperoleh predikat
infeksi bisa dilakukan dengan pelatihan bagi
Bidan Delima telah diuji/ diakreditasi sesuai
petugas kesehatan (in-service).
8
dengan
Grafik 1. menunjukkan proporsi Bidan Delima
yang
melaksanakan
pencegahan
standar
yang
ditetapkan.9
telah
Menurut Gibson (1996), salah satu faktor psikologis
yang
mempengaruhi 10
kinerja
infeksi pada asuhan nifas dalam kategori baik
seseorang adalah penghargaan.
(47,1 %) lebih banyak dibanding BPS non
(2009) menyatakan bahwa penghargaan tidak
delima (29,4 %). Pada Grafik 1. Juga dapat
harus berwujud finansial tetapi bisa berwujud
dilihat
yang
pengakuan, kesempatan maupun promosi.11
melaksanakan pencegahan infeksi pada asuhan
Status Bidan Praktik Swasta (BPS) sebagai
bayi baru lahir dalam kategori baik (73,5 %)
Bidan Delima merupakan salah satu bentuk
lebih banyak dibanding BPS non delima (67,6
pengakuan/
proporsi
Bidan
Delima
penghargaan
pada Bidan Delima lebih besar dari pada BPS
diharapkan dapat mendukung performa dan
non delima. Berdasarkan nilai tersebut dapat
identitas
disimpulkan
Swasta (BPS).
umumnya
profesionalisme
status
organisasi
profesi
pada
Dengan
dari
%). Tabel 3. menunjukkan nilai mean rank
bahwa
(IBI).
7
Notoatmodjo
Bidan
tersebut Praktik
Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan bahwa status BPS sebagai Bidan Delima mendorong
bidan
untuk
pencegahan infeksi dengan baik sebagai bentuk dari kebanggaan professional bidan.
melaksanakan
KESIMPULAN Ada
perbedaan
bermakna
dalam
Pelaksanaan pencegahan infeksi pada asuhan
pelaksanaan pencegahan infeksi dalam asuhan
post partum oleh Bidan Delima lebih baik dari
past partum (nifas dan bayi baru lahir) antara
pada BPS non delima.
Bidan Delima dengan BPS non delima.
SARAN IBI sebagai organisasi profesi bidan
status BPS sebagai Bidan Delima mendorong
diharapkan menjadikan Bidan Delima sebagai
bidan untuk melaksanakan pencegahan infeksi
program
dengan baik sebagai bentuk dari kebanggaan
unggulan
untuk
meningkatkan
pelayanan BPS karena dimungkinkan bahwa
professional bidan.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3.
4. 5.
6.
World Health Organization. Lembaran Fakta Mengenai HIV/AIDS Bagi Perawat Dan Bidan. Geneva. 2007. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Depkes RI. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta. 2008 DepKes RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Jakarta. 2010. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009. Yogyakarta. 2009. Tambun M. Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010. Available at http://www.researchgate.net/publicliteratu re. 07 Juni 2011. Mulyati D. Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit
Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008. Available at http://www.researchgate.net/publicliteratu re, 07 Juni 2011. 7. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Program Bidan Delima Pendekatan Inovatif Kualitas Pelayanan Bidan. 2005 8. Li Li et al, HIV-Related Avoidance and Universal Precaution in Medical Settings: Opportunities to Interven, Health Research and Educational Trust DOI: 10.1111/j.1475-6773.2010.01195.x 9. Suryaningsih D, MPH. Abt Associates – Program Bidan Delima Improving Quality Care Of Private Sector Midwives, USAID/ HSP 34th Annual Global Health Conference Washington, DC, USA, May 31. 2007 10. Gibson, et al. Organisasi, Perilaku. Struktur, Proses, Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta. 1996. 11. Notoatmodjo S. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.