Pekerja Rumahan bukan Pekerja Murahan MAMPU Brown Bag Lunch Discussion 22 April 2015 MAMPU Office, Setia Budi Atrium Jakarta 1
Alur paparan I. Siapakah pekerja rumahan? II. Tantangan yang dihadapi pekerja rumahan III. Merangkul pekerja perempuan dengan disabilitas IV. Advokasi untuk pekerja rumahan V. Area kerja sama yang memungkinkan dengan mitra MAMPU lainnya VI. Bahan/materi/alat-alat yang dimiliki ILO yang mungkin relevan & dapat digunakan oleh mitra MAMPU 2
I. Siapakah pekerja rumahan?
3
4
5
6
7
Home-based workers/ pekerja berbasis rumahan Terdiri dari: a) Pekerja mandiri dan anggota keluarga yang membantunya, yang terlibat dalam produksi barang dan jasa, di rumahnya, untuk kebutuhan pasar b) Pekerja yang melakukan pekerjaan di rumahnya untuk mendapatkan upah, yang menghasilkan barang atau jasai seperti yang dikehendaki oleh pemberi kerja terlepas dari siapa yang menyediakan peralatan, beserta anggota keluarga yang membantu pekerjaan tersebut. (Independent Group on Home-Based Workers in India, set up in 2007 by the Ministry of Statistics and Programme Implementation of the Government of India) 8
Menurut ILO Definisi Konvensi ILO 177/1996 tentang Kerja Rumahan (ps 1): Kerja rumahan berarti pekerjaan yang dilaksanakan oleh seseorang, yang disebut sebagai pekerja rumahan, (i) di rumahnya atau di tempat lain pilihannya, selain tempat kerja pemberi kerja; (ii) untuk mendapatkan upah; (iii) yang menghasilkan produk atau jasa sebagaimana ditentukan oleh pemberi kerja, terlepas dari siapa yang menyediakan alat, bahan baku dan input lainnya, sepanjang orang ini tidak tergolong sebagai pekerja mandiri berdasarkan aturan yang berlaku. Pekerja Mandiri adalah pekerja atas usaha sendiri, bukan karyawan dari orang atau badan.(Pasal1Angka20UUNomor11Tahun1992TentangDanaPensiun). 9
Siapakah pekerja rumahan itu? Penekanan penting: • Hubungan ketergantungan dengan pemberi kerja • Ketiadaan kontrol langsung tehadap produksi (bukan supervisi melainkan instruksi) • Bekerja untuk menerima upah • Tempat kerja yang bukan disediakan/ditanggung oleh pemberi kerja. Lazimnya, para pekerja rumahan ini di bayar per satuan produk atau jasa yang mereka selesaikan.
10
Apakah Kerja Rumahan = Maklon? Jasa maklon didefinisikan sebagai “jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pemberi jasa (disubkontrakkan), dan pengguna jasa menetapkan spesifikasi, serta menyediakan bahan baku dan/atau barang setengah jadi dan/atau, barang penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya, dengan kepemiliki atas barang jadi berada pada pengguna jasa.”
(Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK03/2011 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 70/PMK03/201 0 tentang Batasan Kegiatan dan Jenis Jasa Kena Pajak Yang Atas Ekspornya dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).)
11
Perbedaan antara pekerja rumahan dan pekerja lain Karakteristik
Pekerja rumahan
Pekerja mandiri
Tempat kerja
Rumah sendiri atau tempat lain selain tempat kerja pemberi kerja. Perantara, pemberi kerja Untuk pekerjaan (biasanya per potong) Disediakan sendiri, atau sebagian disediakan oleh pemberi kerja Tidak langsung atau tidak ada pengawasan
Rumah sendiri atau Rumah majikan tempat lain yang disediakan sendiri
Pabrik
Diri sendiri
Majikan
Dari penjualan barang/jasa
Untuk pekerjaan (waktu)
Disediakan sendiri
Disediakan oleh majikan
Perusahaan/ pengusaha Untuk pekerjaan (waktu atau per potong) Disediakan oleh pengusaha
Mandiri
Pengawasan langsung
Pengawasan langsung 12
Kepada siapa mereka bekerja Pengupahan
Sarana produksi
Pengawasan
Pekerja rumah tangga
Adiadaptasi dari kotak yang disusun oleh Martha Chen (2002)
Pekerja pabrik
Berbagai cara merekrut pekerja rumahan • Langsung oleh perusahaan • Melalui perantara dari perusahaan kecil atau pedagang • Direkrut sebagai pekerja rumahan perorangan atau sebagai kelompok/masarakat pekerja rumahan
13
Contoh perekrutan: terbuka
14
Contoh perekrutan: langsung
15
Perusahaan Pemegang Merk
Perusahaan Tangan Pertama Yang Kontrak Dengan Pemegang Merk Perusahaan Pemasok Tingkat I
Perusahaan Pemasok Tingkat I
Perusahaan Pemasok Tingkat II
Perusahaan Pemasok Tingkat II Perusahaan/ PERORANGAN Pemasok Tingkat III
Pekerja Rumahan
Perusahaan Pemasok Tingkat I
Perusahaan Pemasok Tingkat II
Perusahaan/ PERORANGAN Pemasok Tingkat III
Pekerja Rumahan
Perusahaan/ PERORANGAN Pemasok Tingkat III
Sumber: MWPRI, 2012
16
16
Contoh demografis pekerja rumahan • Berdasarkan pemetaan di Jawa Timur pada tahun 2013 terhadap 203 pekerja rumahan: - Jenis kelamin: 88% adalah perempuan - Usia: 18 - 60 tahun - Pendidikan: - 7% tidak bersekolah formal - 29% sekolah dasar - 62% sekolah menengah - 0.4% sarjana
• Terlibat dalam berbagai industri manufaktur, misalnya: garmen/tekstil, tembakau, perkakas rumah tangga, elektronik, wig, sepatu/sandal, deterjen/produk kebersihan, peralatan olah raga, furnitur, makanan, dll
17
Contoh penghasilan • Sulaman untuk sandal: – Rp. 2000/ potong. 1 jam/ potong. 6-10 jam/ hari. – Penghasilan maksimal per hari: Rp. 20.000
• Wig: – Rp. 800/ potong. 1 jam/ potong. 5 jam/ hari. – Penghasilan maksimal per hari: Rp. 4.000
• Menjahit topi: – Rp. 1.000/ potong. 30 menit/ potong. 6 jam/ hari. – Penghasilan maksimal per hari: Rp. 12.000
• Membungkus cengkeh untuk rokok: – Rp. 15/ potong. 250 potong /jam. 5 jam/ hari. – Penghasilan maksimal per hari: Rp. 11.250
• Kembang kertas: – Rp. 9.000 – 18.000 untuk 5 jam kerja/ hari
18
Ibu Nursasih 63 tahun Pasuruan Rata-rata dibayar Rp. 50,000 per hari untuk serbet yang ia hasilkan. Namun ia harus mengeluarkan Rp. 35,000 untuk bahan dasar, sehingga per harinya ia mendapatkan Rp. 15,000 untuk 8 jam kerja. Suaminya telah tiada dan kalau ia sedang tidak terima pesanan, ia jualan kue dan produk lain.
Homebased shoemaking at Jalan Jurang Kwali Kota Mojokerto
Rusman Ali, 23 th Kerja untuk sendal Boss Dalam sehari ia dapat menghasilkan 5 – 7 pasang sendal, dengan harga Rp. 6,000 per pasang. Rata-rata penghasilannya sekitar Rp, 30,000 per hari.
Ibu Atim Subiarti, 55 Kecamatam Blimbing Ia memasang senar raket selama 8 jam sehari dan menerima rp, 12,500. Pegal dan nyeri punggung sering ia rasakan akibat pekerjana ini. Anakanaknya terkadang ikut membantu .
Ibu Rabiatun, 35 Singosari. Ia membikin tali sendal dan kalau pesanan sedang tinggi, bisa menerima Rp. 30,00042,000 untuk 8-10 jam sehari. Suaminya di Kalimantan dan mengirimkan Rp. 600,000 sebulan. Kalau sedang sakit, ia tak menerima pesanan.
22
II. Tantangan yang dihadapi pekerja rumahan • • • • • • • •
Tidak ada kesepakatan atau kontrak tertulis Tidak memiliki posisi tawar Upah rendah, di bawah upah minimum Jam kerja panjang Tidak ada jaminan sosial Tidak ada fasilitas K3 Tidak ada perlindungan kehamilan Tidak ada jaminan kerja – sangat bergantung pada pemberi kerja • Tidak ada mekanisme penyelesaian perselisihan • Keterlibatan pekerja anak • Menanggung biaya produksi 23
Tantangan yang dihadapi (2) • Tidak terlihat (secara harafiah – karena mereka bekerja di dalam ruang pribadi di rumah – maupun secara politis – tidak muncul/terwakili dalam program, anggaran dan kebijakan pemerintah) • Dicakup oleh UU Ketenagakerjaan tetapi realitasnya hak-hak ketenagakerjaan mereka sebagai pekerja tidak dipenuhi • Tidak diakui sebagai pekerja, lagi pula, pekerja rumahan sendiri sering tidak menyadari status mereka sebagai pekerja • Tidak secara bersama terkonsolidasi dalam serikat, tidak seperti rekan mereka pekerja pabrik, maka mereka tidak memiliki daya tawar • Terpencar dan tidak terorganisasi 24
Apakah UU Ketenagakerjaan mencakup pekerja rumahan? • UU Ketenagakerjaan tidak secara eksplisit mencakup pekerjaan rumahan atau pekerja rumahan, • Namun, pekerja rumahan dapat dianggap sebagai pekerja tetap dalam hubungan kerja sebagaimana diatur oleh UU tersebut • Pekerja rumahan memenuhi definisi hubungan kerja di pasal 1(5) : adanya unsur perintah, upah dan kerja.
» Dikonfirmasi oleh Biro Hukum Kementerian Tenaga Kerja
25
III. Merangkul pekerja perempuan dengan disabilitas Situasi umum • Penyandang Disabilitas, terlebih khusus Perempuan penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan mengalami diskriminasi. • Memiliki akses yang terbatas pada pendidikan, informasi, kesehatan, lapangan kerja dan sumber penghasilan , dsb • Diasumsikan sebagian besar berada pada kondisi miskin.
26
III. Merangkul pekerja perempuan dengan disabilitas Situasi umum (2) • Belum ada data yang akurat. • Angka partisipasi dalam angkatan kerja sangat rendah. Bekerja dengan upah rendah/tidak dibayar. • Dibandingkan dengan laki-laki penyandang disabilitas, perempuan penyandang disabilitas menghadapi banyak tantangan untuk mengakses pekerjaan yang layak.
27
Pilihan menjadi pekerja berbasis rumahan
• Minimnya aksesibilitas publik. • Sangat terbatasnya akses ke pasar kerja formal. • Tanggungjawab terhadap pemeliharaan keluarga. • Kemungkinan mendapatkan bantuan dari anggota keluarga lain.
28
Bentuk Pekerjaan
• Pekerja tanpa dibayar • Pekerja Rumahan • Pekerja Mandiri
29
Kegiatan (1)
• Peningkatan Pemahaman dan Penyadaran tentang issu disabilitas pada mitra ILO MAMPU • Studi pemetaan perempuan pekerja rumahan dengan disabilitas. • Prekrutan dan pelibatan perempuan pekerja rumahan dengan disabilitas pada program/aktifitas para mitra ILO MAMPU.
30
Kegiatan (2)
• Penguatan jejaring antara LSM, Serikat Pekerja dan organisasi penyandang disabilitas. • Kampanye penyadaran public melalui radio. • Studi komparatif tentang upaya mempromosikan akses pada pekerjaan yang layak dan kegiatan mendapatkan penghasilan bagi perempuan penyandang disabilitas. • Proyek Pilot
31
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (1)
Tujuan advokasi: Adanya kebijakan dan/atau program yang menjamin perlindungan bagi pekerja rumahan –termasuk penyandang disabilitas di dalamnya- untuk mencapai kondisi kerja yang layak.
32
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (2)
Pendekatan yang diambil: 1. 2. 3. 4.
Penguatan kapasitas kelembagaan Pengumpulan data/ bukti Dialog sosial tripartit plus untuk mendorong kebijakan Peningkatan kesadaran publik
33
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (3)
Aktor kunci dalam urusan ketenagakerjaan pekerja rumahan: 1. 2. 3. 4.
Pemerintah dan pembuat kebijakan (Kementerian dan Dinas Tenaga Kerja) Pengusaha (APINDO) Pekerja (SP/SB dan pekerja rumahan itu sendiri) Masyarakat sipil 34
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (4) Aktor
Intervensi
Pemerintah dan pembuat kebijakan
-
Awareness raising Pelatihan dan kunjungan belajar ke SEWA India Dialog sosial (rencana Perda ketenagakerjaan di Sumut)
Pengusaha
-
Awareness raising Pelatihan Dialog sosial Penyusunan panduan ttg pekerja rumahan dan diskriminasi di tempat kerja Penelitian tentang pekerja rumahan Awareness raising Penyusunan modul-modul pelatihan Dialog sosial Pelatihan dan kunjungan belajar ke SEWA India Pengidentifikasian dan pendokumentasian pekerja rumahan Pendampingan/ pengorganisasian pekerja rumahan Penyusunan position paper kebijakan dari sisi pekerja
SP/SB
Pekerja rumahan
-
Awareness raising Dialog sosial Pelatihan dan kunjungan belajar ke SEWA India Pendampingan/ pengorganisasian (pembentukan serikat di Sumut, pemasukan unsur pekerja rumahan di Musrenbangdus Wonolelo Bantul) Penyusunan position paper kebijakan dari sisi pekerja
35
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (5) Aktor Masyarakat Sipil
Intervensi -
Pendukung
Awareness raising Penyusunan modul-modul pelatihan Dialog sosial Pelatihan dan kunjungan belajar ke SEWA India Pengidentifikasian dan pendokumentasian pekerja rumahan Pendampingan/ pengorganisasian pekerja rumahan Membangun jaringan/ berjejaring (rencana Perda ketenagakerjaan di Jeteng) Penyusunan position paper kebijakan dari sisi pekerja
Intervensi
Peningkatan kesadaran publik
-
Media fellowship dengan AJI Produksi material kampanye Mengisi rubrik Smart Worker di SMART FM
Pengumpulan data dan kajian
-
Mapping survey pekerja rumahan dan penyandang disabilitas di 6 propinsi Kerja sama dengan BPS untuk memasukkan pertanyaan yang merekam kerja rumahan dalam Sakernas
-
36
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (6)
37
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (7)
38
IV. Advokasi untuk pekerja rumahan (8)
39
Area kerja sama dalam program MAMPU (1) • Perlindungan/jaminan sosial: – ILO Indonesia melaksanakan berbagai diskusi, penelitian dan kajian terkait perlindungan sosial di Indonesia. – Terkait dengan penyertaan dan pensasaran ODHA.
• Migrasi tenaga kerja ke luar negeri: – ILO memiliki banyak pengalaman terkait dengan pekerja migran. – ILO Indonesia bersama-sama dengan negara-negara ASEAN melaksanakan program pekerja migran: ASEAN Triangle Project, yang memiliki tujuan “Memperkuat kerangka kebijakan dan hukum di tingkat regional untuk secara lebih efektif mengatur migrasi pekerja dan melindungi hak-hak pekerja migran perempuan dan laki-laki.”
40
Area kerja sama dalam program MAMPU (2) • Akses pada pekerjaan dan menghilangkan diskriminasi di tempat kerja: – Di bawah program MAMPU: pekerja rumahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya – ILO memilik banyak pengalaman dalam pergembangan ekonomi lokal (LED) dan kewirausahaan.
41
Materi dan Publikasi ILO (1) • Yang dikembangkan di bawah program MAMPU: – Tinjauan Kerangka Perundang-undangan untuk Pekerja Rumahan di Indonesia 2013 – Panduan Praktik yang Baik untuk Mempekerjakan Pekerja Rumahan bagi Pengusaha – Kode Praktik bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia – Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia (5 buku) – Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) / Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) – Kepemimpinan Perempuan – Penelitian Dasar Indonesia – Foto Cerita – Buku Cerita/Kisah-kisah 42
43
44
Materi dan Publikasi ILO (2) • Yang dikembangkan di bawah program MAMPU: – Women in Leadership – Research on Barriers to Employment and Decent Work for Women – Buku Cerita dari penerima manfaat & pemangku kepentingan – Foto Cerita dari penerima manfaat – Strengthening Women’s Access to Employment in North Sumatera and East Java: Main Report + Note on PNPM – Needs Assessment of Selected Business Development Service Providers (BDSPs) in North Sumatera – Induction Training Manual for Livelihood Facilitators
45
46
Materi dan Publikasi ILO (3) • Yang dikembangkan di bawah program MAMPU: – With Pesada: Good Practice Day Care Centre – With Pesada: Materials for Module of DCC – Literature Review on Membership Based Organization’s Organization & Representation of Homeworkers – Research Report: Survey on Homeworkers in East Java – Modul Pelatihan Advokasi bagi Pekerja Rumahan – Modul Pelatihan Organisasi bagi Pekerja Rumahan – Modul Pelatihan Kepemimpinan bagi Pekerja Rumahan – Modul Pelatihan Melek Hukum bagi Pekerja Rumahan – Modul Pelatihan Jender bagi Pekerja Rumahan
47
Materi dan Publikasi ILO (4) • Yang dikembangkan oleh ILO (sebelum dan di luar MAMPU) dan digunakan untuk pelaksanaan MAMPU: – Start and Improve Your Business (SIYB) – Gender and Entrepreneurship Together Ahead (GET-Ahead) – Community-based Enterprise Development (C-BED) for Aspiring Entrepreneurs – Facilitators’ Guide – Community-based Enterprise Development (C-BED) for Small Business Organization – Facilitators’ Guide – Business Group Formation – Work Improvement for Safe Home (WISH) – Financial Education for Home Based Women Workers: Smart Guide and Module
48
49
50
51