PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN Diterbitkan oleh: Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta 13410 Telp/Fax: 021-858 0081 Website: http://www.menlh.go.id/ Email:
[email protected]
Pengarah : Sudariyono Deputi MENLH Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas. Penanggung jawab: Nursiwan Taqim Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan Tim Penyusun: Maulyani Djajadilaga, Wijono Pribadi, Aksa Tejalaksana, Luhut P Lumban Gaol, Wahyudi Suryatna Sekretariat: Tommy Aromdani, Heru Subroto, Sarjono, Juarno
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) mengamanatkan agar Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan Sistem Informasi Lingkungan Hidup secara terpadu, terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat. Sistem Informasi Lingkungan Hidup diantaranya harus memuat Status Lingkungan Hidup Daerah. Dalam perkembangannya secara bertahap, provinsi dan kabupaten/kota yang menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah semakin meningkat jumlahnya. Data lingkungan dalam kurun waktu satu tahun kalender telah termuat dalam Status Lingkungan Hidup Daerah. Publikasi secara cepat dan luas, dan juga pertukaran data, memerlukan rekayasa perangkat lunak dan jaringan dalam suatu sistem. Oleh karena itu, dirasa sangat mendesak untuk dibangun Sistem Informasi Kualitas Lingkungan mulai dari kabupaten/kota dan provinsi. Pembangunan Sistem Informasi Lingkungan memerlukan infrastruktur jaringan internet agar dapat diakses secara daring (online) oleh masyarakat luas. Isi Sistem Informasi Lingkungan Hidup tentunya dapat dilengkapi dengan informasi-informasi lain yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan lainnya. Dengan melengkapi informasi tersebut dan dengan terbangunnya sistem jaringan, secara langsung pemerintah kabupaten/kota telah mewujudkan Standar Pelayanan Minimal bidang lingkungan dan juga telah memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Mudah-mudahan buku yang sederhana ini dan yang merupakan salah satu materi latihan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk aparat daerah dapat bermanfaat dan berguna. Kepada Allah SWT kita selalu memohon perlindungan dan ridhoNya dalam upaya pelestarian lingkungan untuk pembangunan secara berkelanjutan. Jakarta,
Agustus 2010
Deputi MENLH Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas
Sudariyono
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. Bab I PENDAHULUAN .......................................................................................................... A. Latar Belakang ....................................................................................................... B. Tujuan .................................................................................................................... C. Ruang Lingkup ........................................................................................................ Bab II PEMBANGUNAN JARINGAN WILAYAH LOKAL .......................................................... A. Perangkat Jaringan Wilayah Lokal ......................................................................... B. Perangkat Jaringan Wilayah Lokal Nirkabel ........................................................... C. Komputer Dalam Jaringan Wilayah Lokal .............................................................. D. Fungsi Komputer Peladen Dalam Jaringan Wilayah Lokal ..................................... E. Peralatan Pendukung/Pengamanan Pasokan Listrik ............................................. Bab III PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN .............................. A. Sistem Informasi Kualitas Lingkungan ................................................................... B. Kebutuhan Perangkat Lunak .................................................................................. C. Gambaran Umum Aplikasi SIKL .............................................................................. D. Publikasi Aplikasi SIKL ............................................................................................ Lampiran I Jendela di bawah SubMenu SLHD Tahun 2009 ................................................ Lampiran II Referensi Perangkat Lunak ..............................................................................
ii
i ii iii 1 1 2 2 3 4 5 7 8 8 9 9 9 10 24 25 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Skema Sederhana Jaringan Wilayah Lokal .................................................................... II-2 Kartu Jaringan ............................................................................................................... II-3 Kabel UTP ...................................................................................................................... II-4 Konektor RJ45 ............................................................................................................... II-5 Penggunaan Hub/Switch ............................................................................................... II-6 Switch/Hub ................................................................................................................... II-7 Kartu Jaringan dalam Bentuk PCI .................................................................................. II-8 Kartu Jaringan dalam Bentuk USB ................................................................................ II-9 Perangkat Titik Akses .................................................................................................... III-1 Jendela Utama Aplikasi SIKL ....................................................................................... III-2 Jendela Submenu Status Lingkungan Hidup ............................................................... III-3a Jendela Submenu SLHD Tahun 2009 Pertama .......................................................... III-3b Jendela Submenu SLHD Tahun 2009 Kedua ............................................................. III-3c Jendela Submenu SLHD Tahun 2009 Ketiga .............................................................. III-4 Jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009 ................................................................ III-5 Jendela Bab I Sub bab B SLHD Tahun 2009 ................................................................. III-6 Jendela Submenu Pemantuan Kualitas Air ................................................................. III-7 Jendela Submenu Pengendalian Pencemaran Air ...................................................... III-8 Jendela Submenu Perlindungan Sumberdaya Air ....................................................... III-9 Jendela Submenu Pengendalian Pencemaran Udara .................................................. III-10 Jendela Submenu Pengendalian Kerusakan Tanah .................................................. III-11 Jendela Submenu Pendahuluan ............................................................................... III-12 Jendela Submenu Pencegahan Pencemaran Air ...................................................... III-13 Jendela Submenu Pencegahan Pencemaran Udara ................................................. III-14 Jendela Submenu Status Kerusakan Lahan/Tanah ................................................... III-15 Jendela Submenu Pengaduan Masyarakat ...............................................................
3 4 4 5 5 5 6 6 7 10 11 12 13 13 15 15 16 17 18 18 19 20 21 22 22 23
iii
Bab I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dewasa ini merupakan satu peluang dalam mendiseminasikan informasi secara cepat dan akurat, dan dalam volume yang besar kepada masyarakat. Penggunaan media elektronik dalam kenyataannya, merupakan sarana yang efektif dalam pendistribusian informasi. Masyarakat menjadi mudah mendapatkan informasi, sejauh informasi tersebut tersedia dan dapat diakses secara daring. Kemudahan mengakses informasi ini pada akhirnya akan menumbuhkan peran aktif masyarakat dalam “membantu” pemerintah mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu meningkatkan pelayanan publik untuk memenuhi kepentingan masyarakat. Pada pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Untuk mengimplementasikan hal tersebut, melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, setiap Badan Publik diwajibkan untuk menyediakan, memberikan, dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Sejalan dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menugaskan pemerintah dan pemerintah daerah untuk mengembangkan sistem informasi lingkungan untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengembangan sistem informasi lingkungan hidup harus dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi, dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat. Kementerian Lingkungan Hidup sebagai kementerian yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup, berupaya mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan perbaikan kualitas dan fungsi lingkungan hidup di daerah melalui pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Lingkungan Hidup yang dananya bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). Salah satu lingkup kegiatan yang dapat dipilih dalam pemanfaatan DAK Bidang LH ini adalah pembangunan sistem informasi kualitas lingkungan. Melalui sistem informasi kualitas lingkungan (SIKL) ini, Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menyimpan data lingkungan hasil pengawasan dan pemaantauan, mengolahnya menjadi bahan dalam penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah dan informasi lingkungan lainnya, serta mempublikasikan data dan informasi lingkungan kepada masyarakat.
1
B.
Tujuan
1.
Memberikan arahan tentang tahapan dalam membangun dan mengembangkan Sistem Informasi Kualitas Lingkungan Adanya keseragaman penyajian data dan informasi lingkungan Sistem Informasi Kualitas Lingkungan
2.
C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Penyiapan peralatan yang diperlukan bagi pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Kualitas Lingkungan 2. Pembangunan dan penyajian Sistem Informasi Kualitas Lingkungan
2
Bab II PEMBANGUNAN JARINGAN WILAYAH LOKAL Jaringan wilayah lokal yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai local area network (LAN) adalah suatu jaringan yang dapat menghubungkan beberapa komputer dalam suatu area terbatas, misalnya dalam suatu gedung atau kantor. Dengan adanya jaringan wilayah lokal ini, setiap komputer dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dalam jaringan secara bersama sesuai dengan hak akses yang telah diatur. Beberapa sumber daya tersebut antara lain: basisdata, printer, koneksi internet, dan lain-lainnya. Umumnya jaringan wilayah lokal menggunakan teknologi IEEE 802.3 Ethernet yang memanfaatkan perangkat switch dengan kecepatan 10, 100, atau 1000 Mbit/detik. Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, teknologi 802.11 b atau yang seringkali disebut dengan wireless fidelity (wifi) atau teknologi nirkabel, dapat juga dimanfaatkan untuk membentuk suatu jaringan wilayah lokal. Jaringan wilayah lokal yang dibangun secara nirkabel disebut sebagai wireless local area network (WLAN) atau jaringan wilayah lokal nirkabel. Dalam jaringan wilayah lokal biasanya satu atau lebih komputer difungsikan sebagai komputer peladen yang akan mengatur sistem dan mekanisme kerja dalam jaringan tersebut.
Server
Printer Jaringan Switch
Notebook
Komputer PC
Komputer PC
Gambar II-1. Skema Sederhana Jaringan Wilayah Lokal 3
A. Perangkat Jaringan Wilayah Lokal Dalam pembangunan suatu jaringan wilayah lokal diperlukan beberapa peralatan utama yang harus dan mutlak ada di antaranya adalah: 1.
Network interface card (NIC) atau kartu jaringan Kartu jaringan merupakan suatu perangkat tambahan yang ditempatkan dalam suatu komputer agar dapat melakukan komunikasi dengan komputer lain. Fungsi kartu jaringan antara lain:
a. Sebagai media pengirim data ke komputer lain dalam suatu jaringan b. Sebagai pengontrol arus data antara komputer dan sistem kabel c. Sebagai penerima data dari komputer lain melalui kabel dan menterjemahkannya ke dalam bit yang dimengerti oleh komputer.
Gambar II-2. Kartu Jaringan Saat ini, sudah banyak produsen komputer yang menempatkan kartu jaringan ini secara terpadu (integrated) dalam papan induk (motherboard) komputer. Kartu jaringan memiliki kecepatan transmisi 10, 100, 1000 Mbit/detik. 2.
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) Jaringan wilayah lokal yang dibangun dengan basis kabel, saat ini biasanya menggunakan kabel UTP sebagai media transmisi data. Kecepatan transmisi kabel UTP ini telah dapat mencapai 1000 Mbit/detik. Kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet saat ini adalah kabel UTP category 5 (cat5) dan kabel UTP enhanced category 5 (cat5e), meskipun sudah ada kabel UTP category 6 (cat6).
Gambar II-3. Kabel UTP 4
3.
Konektor RJ45 Perangkat ini merupakan perangkat konektor standar untuk kabel UTP. Konektor RJ45 ini berfungsi untuk menghubungkan kartu jaringan dalam suatu komputer (menggunakan kabel UTP) dengan perangkat jaringan lainnya atau dapat juga dengan kartu jaringan dalam komputer lain.
Gambar II-4. Konektor RJ45 4.
Switch/Hub Suatu perangkat keras yang digunakan untuk menghubungkan setiap node (komputer atau perangkat jaringan lainnya) dalam suatu jaringan wilayah lokal dengan kecepatan transfer data 10 atau 100 atau 1000 Mbit/detik.
Gambar II-5. Penggunaan Hub/Switch
Gambar II-6. Switch/Hub B. Perangkat Jaringan Wilayah Lokal Nirkabel Untuk membangun jaringan wilyah lokal nirkabel diperlukan beberapa peralatan utama yang fungsinya sama dengan peralatan utama yang dibutuhkan untuk jaringan berkabel. Meskipun jaringan ini bersifat nirkabel, namun biasanya sebagai tulang punggung jaringan 5
tetap menggunakan kabel. Kabel juga dibutuhkan untuk menghubungkan titik akses dengan switch/hub. Jaringan wilayah lokal nirkabel menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Frekuensi radio yang digunakan dalam suatu jaringan wilayah lokal biasanya 2,4 GHz dengan kecepatan transmisi 11 Mbit/detik. Peralatan utama yang dibutuhkan untuk membangun jaringan wilayah lokal nirkabel, di antaranya adalah: 1.
Kartu jaringan Berfungsi sama dengan kartu jaringan untuk jaringan berbasis kabel. Tipe perangkat kerjas kartu jaringan nirkabel yang umum digunakan saat ini adalah dalam bentuk PCI (peripheral component interconnect) dan USB (universal serial bus).
Gambar II- 7. Kartu jaringan dalam bentuk PCI
Ganbar II-8. Kartu jaringan dalam bentuk USB 2.
6
Titik Akses Merupakan media transmisi data dengan menggunakan gelombang radio. Kecepatan transmisi titik akses ini sebesar 54 Mbps. Dengan adanya alat ini komputer dapat terhubung dengan jaringan tanpa menggunakan kabel (nirkabel)
Gambar II-9. Perangkat Titik Akses C. Komputer Dalam Jaringan Wilayah Lokal Komputer dalam jaringan wilayah lokal dapat dibagi ke dalam 2 (dua) kategori besar yaitu komputer yang berfungsi sebagai klient dan komputer yang berfungsi sebagai peladen. Spesifikasi umum untuk komputer klient dan komputer peladen adalah sebagai berikut: 1.
Komputer klient (komputer PC/notebook): a. Processor sebaiknya sudah memiliki inti lebih dari satu; b. Memory minimal 1 Gigabit; c. Memiliki pemutar / pembaca cakram digital DVD; d. Harddisk “best value”; e. Memiliki kartu grafis (VGA card) terpisah dengan mainboard. f. Memiliki akses koneksi jaringan minimal berkabel (ethernet card) 100 / 1000; g. Monitor, papan ketik (keyboard), tetikus (mouse) h. Perangkat lunak legal (baik berbayar ataupun opensource) minimal terdiri dari sistem operasi, anti virus (jika sistem operasi yang digunakan membutuhkan) dan aplikasi perkantoran (office suite yang minimal terdiri dari aplikasi spreadsheet, word processor dan presentation); 2. Komputer peladen (Server) a. Processor sebaiknya sudah memilki inti lebih dari satu dan memiliki teknologi yang cukup canggih; b. Memory minimal 2 Gigabit; c. Memiliki pemutar / pembaca cakram digital DVD; d. Harddisk lebih besar dari komputer biasa dan memiliki teknologi yang lebih cepat; e. Memiliki kartu grafis (VGA card) terpisah dengan mainboard; f. Memiliki akses koneksi jaringan minimal berkabel (ethernet card) 100/1000; g. Monitor, papan ketik (keyboard), tetikus (mouse) dan perangkat lunak legal (baik berbayar ataupun opensource) minimal terdiri dari sistem operasi yang diperuntukan sebagai server dan anti virus (jika sistem operasi yang digunakan membutuhkannya); h. Memiliki modem, untuk akses internet. Tipe modem tergantung ketersedian akses internet di tempat masing-masing (dial up, ASDL/broadband, radiolink, 3G, CDMA2x, dll).
7
D. Fungsi Komputer Peladen Dalam Jaringan Wilayah Lokal Dalam suatu jaringan wilayah lokal, komputer peladen idealnya dapat memenuhi fungsifungsi sebagai berikut: 1. Sebagai tempat penyimpanan data bersama (sebagai file server) 2. Sebagai pembagi akses penggunaan printer bersama (sebagai print server) 3. Sebagai peladenbasisdata (sebagai database server) 4. Pengembangan web site SIKL (sebagai web server) 5. Pengatur jaringan internal/LAN (sebagai DHCP server, DNS server) 6. Koneksi internet (sebagai gateway server, firewall server) 7. Pembagi koneksi internet ke komputer lain yang terhubung dalam jaringan internal (sebagai proxy server) Agar komputer peladen dapat memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas, diperlukan beberapa perangkat lunak khusus sesuai dengan fungsi dimaksud. Perangkat lunak tersebut dapat berupa perangkat lunak berbayar ataupun opensource. Perangkat lunak opensource sistem operasi saat ini umumnya telah mengikutsertakan fungsi-fungsi komputer peladen di atas. E. Peralatan Pendukung/Pengamanan Pasokan Listrik Peralatan pendukung/pengaman pasokan listrik diperlukan untuk menjaga komputer dari kerusakan akibat gangguan pasokan listrik. Gangguan pasokan listrik yang umum terjadi adalah tidak stabilnya tegangan listrik dan terputusnya pasokan listrik. Kedua jenis gangguan listrik tersebut berpotensi besar merusak komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak didalamnya. Untuk mengatasi tidak stabilnya tegangan listrik tersebut diperlukan stabilizer (penstabil tegangan listrik). Untuk mengatasi sering terputusnya pasokan listrik oleh PLN secara tiba-tiba, digunakan UPS (uninterupable power supply) atau power bank. UPS akan memberikan pasokan listrik cadangan untuk beberapa menit pada saat pasokan listrik terputus, sehingga mencegah mudah rusaknya perangkat keras dan lunak pada komputer.
8
Bab III PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN A. Sistem Informasi Kualitas Lingkungan Sistem informasi kualitas lingkungan (SIKL) adalah suatu sistem informasi yang berfungsi sebagai sarana publikasi hasil pelaksanaan kegiatan kabupaten/kota penerima dana alokasi khusus (DAK) bidang lingkungan hidup. SIKL merupakan sistem informasi berbasis web yang dapat diakses secara daring (dalam jaringan/online) oleh masyarakat luas melalui situs web pemerintah daerah penerima DAK bidang lingkungan hidup. Sebelum dipublikasikan dalam situs web pemerintah daerah, sebaiknya SIKL dikembangkan di jaringan wilayah lokal terlebih dahulu dengan memanfaatkan komputer peladen yang ada. Melalui tahap pengembangan ini, dapat diketahui apakah fungsi-fungsi dalam aplikasi SIKL telah berjalan sesuai dengan fungsi yang diharapkan. B. Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk pengembangan SIKL, komputer peladen harus dapat berfungsi sebagai web server. Fungsi web server ini dapat dipenuhi baik oleh perangkat lunak berbayar maupun perangkat lunak opensource sesuai dengan sistem operasi yang ada dalam komputer peladen. Aplikasi SIKL dapat dikembangkan secara dinamis (menggunakan basisdata) ataupun secara statik. Pengembangan aplikasi SIKL secara statik atau yang sering disebut sebagai berbasiskan HTML (HyperText Markup Language), relatif cukup mudah. Pengguna dapat menggunakan aplikasi pengolah kata (word processing) biasa dan menyimpan file tersebut dalam format HTML. Kekurangan aplikasi yang dikembangkan secara statis adalah ketidakdinamisan aplikasi tersebut apabila diinginkan adanya perubahan. Misalkan perubahan warna atau perubahan tautan. Untuk melakukan perubahan tersebut, pengguna harus melakukan perubahan di hampir seluruh file HTML. Pengembangan aplikasi SIKL yang bersifat dinamis dibangun berdasarkan pemrograman skrip-skrip yang biasanya juga mengharuskan adanya suatu basisdata. Disamping berfunsgi sebagai peladen web, komputer peladen harus juga berfungsi sebagai peladen basisdata menggunakan perangkat lunak khusus peladen basisdata. Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan dalam pengembangan aplikasi web yang bersifat dinamis, baik dalam komputer bersistemoperasikan perangkat lunak berbayar ataupun yang open source adalah XAMPP yang telah membundel perangkat lunak apache (perangkat lunak peladen web), mysql (perangkat lunak peladen basisdata) dan php (perangkat lunak bahasa pemgrograman skrip) dalam satu paket. 9
C. Gambaran Umum Aplikasi SIKL SIKL sebaiknya berisikan seluruh informasi pelaksanaan DAK Bidang LH yang diterima oleh Kabupaten/Kota sebagaimana contoh pada gambar berikut:
Gambar III-1. Jendela Utama Aplikasi SIKL Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa sistem informasi harus dikembangkan secara terpadu dan terkoordinasi, maka aplikasi SIKL akan lebih mempunyai keterpaduan apabila juga dapat menampilkan informasi mengenai pencapaian yang telah dilakukan kabupaten/kota dalam memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) bidang lingkungan hidup yang mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Tampilan utama jendela SIKL dibagi ke dalam 4 (empat) bagian yaitu header, menu utama, halaman utama, dan tautan (tautan ke SPM LH ataupun tautan ke informasi lingkungan lainnya). 1.
Menu Utama
Menu utama merupakan sekumpulan menu-menu yang akan menampilkan informasi pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah yang dibiayai dari DAK bidang LH. 10
Pada halaman awal SIKL di bagian halaman utama menampilkan penjelasan mengenai DAK LH yang didapat pemerintah daerah, alokasi dan besaran anggaran dari kegiatan-kegiatan yang dipilih. Laporan triwulan dan laporan akhir pelaksanaan kegiatan disarankan ditampilkan juga dalam halaman ini. Format laporan triwulan dan laporan akhir pelaksanaan kegiatan sebagaimana tertuang dalam lampiran II E dan II F Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2010. Menu Utama adalah menu yang harus ada dalam aplikasi SIKL. Submenu dalam menu utama ini disesuaikan dengan kegiatan yang dipilih untuk dilaksanakan oleh kabupaten/kota penerima DAK Bidang LH. Dalam contoh ini diandaikan suatu kabupaten/kota penerima DAK Bidang LH melaksanakan seluruh kegiatan sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2010, maka dalam menu utama aplikasi SIKL kabupaten/kota tersebut menampilkan submenu-submenu sebagai berikut:
a.
Submenu Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Submenu SLHD menampilkan penjelasan umum mengenai SLHD dan gambar cover dari laporan SLHD kabupaten/kota yang telah disusun. Ketika submenu SLHD dipilih, maka aplikasi SIKL juga menampilkan submenu tambahan di bawah submenu SLHD yang menunjukkan laporan-laporan SLHD yang telah disusun oleh kabupaten/kota sejak tahun 2009.
Gambar III-2. Jendela Submenu Status Lingkungan Hidup 11
Hasil pemilihan submenu tambahan di bawah submenu SLHD akan sama dengan hasil pemilihan gambar cover. Pemilihan submenu tambahan atau gambar cover, akan menampilkan judul informasi yang terdapat dalam laporan SLHD sesuai dengan informasi yang terdapat dalam laporan SLHD kabupaten versi tercetak. Gambar III-3a, gambar III-3b, dan gambar III-3c, menampilkan judul-judul informasi yang terdapat dalam laporan SLHD tahun 2009 dengan mengacu kepada Buku Pedoman Umum Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Meskipun dalam pedoman ini, jendela submenu SLHD tahun 2009 ditampilkan dalam 3 (tiga) gambar, namun dalam aplikasi SIKL, ketiga gambar tersebut merupakan satu kesatuan halaman. Informasi yang ditampilkan dalam halaman ini adalah seluruh informasi bab dan sub bab yang terdapat dalam Buku I dan Buku II laporan SLHD 2009 beserta tautannya (kata atau kalimat yang digarisbawahi). Pada akhir halaman (gambar III-3c) ditampilkan tautan ke file dalam format pdf, masing-masing untuk Buku I dan Buku II laporan SLHD 2009. Bagi kabupaten/kota yang menginformasikan isu utama dalam laporan SLHD-nya dapat menampilkan informasi tersebut dalam aplikasi SIKL.
Gambar III-3a. Jendela Submenu SLHD Tahun 2009 Pertama
12
Gambar III-3b. Jendela Submenu SLHD Tahun 2009 Kedua
Gambar III-3c. Jendela Submenu SLHD Tahun 2009 Ketiga 13
Dalam aplikasi SIKL, informasi disajikan dalam 2 (dua) versi. Versi pertama adalah versi baca dan versi kedua adalah versi unduh. Versi baca diperuntukkan bagi penelusur yang ingin mengetahui informasi kualitas lingkungan secara langsung dalam tampilan web. Versi unduh adalah informasi yang telah dikonveriskan ke dalam file dalam format pdf (portable document format) yang dapat diunduh dan dibaca oleh penelusur secara terpisah dengan menggunakan aplikasi pembaca file pdf. Konversi laporan SLHD ke dalam format file pdf disarankan sebagai berikut:
a. b. c. d.
Seluruh isi buku I SLHD dalam satu file pdf (laporan lengkap) Seluruh isi dari buku II SLHD dalam satu file pdf (basisdata lengkap) Setiap sub bab dalam buku I SLHD dikonversi ke dalam file pdf Setiap tabel dalam buku II SLHD dikonversi ke dalam file pdf
Pembagian konversi terintegrasi dan terpisah sebagaimana disebut di atas untuk memberikan kemudahan bagi penelusur informasi mengunduh informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Mekanisme ini juga dapat menghemat penggunaan kecepatan akses jaringan internet. Pada halaman utama jendela submenu SLHD Tahun 2009 (gambar III-3a) di bawah baris Buku Laporan (Buku I), terdapat baris “Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya” diikuti dengan baris “A. Lahan dan Hutan”. Kedua baris ini berisikan tautan yang sama, yang apabila dipilih akan menampilkan Jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009 sebagaimana ditampilkan dalam Gambar III-4. Jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009 berisikan informasi hasil analisis terhadap tabel SD-1 s/d SD-8 sebagaimana disajikan dalam laporan SLHD Tahun 2009 versi cetak. Gambar ataupun grafik yang terdapat dalam sub bab ini disajikan dalam file terpisah. Format file untuk gambar ataupun grafik dibuat dalam format jpeg (joint photographics expert group) atau gif (graphics interchange format) atau png (portable network graphics). Untuk menghemat kecepatan akses jaringan, besar file gambar disarankan tidak lebih dari 64 kilo byte. Setiap kalimat yang menunjukkan analisis terhadap suatu tabel yang terdapat dalam buku II dibuatkan tautannya ke file dalam format pdf yang berisikan tabel tersebut. Pada akhir isi dari Bab I Sub bab A tersebut, dibuatkan tautan ke file dalam format pdf yang berisikan seluruh isi dari Bab I Sub bab A. Pada setiap halaman sub bab dibuatkan footer yang berisikan 3 (tiga) tautan. Tautan yang pertama yaitu “Sebelumnya” adalah tautan ke halaman yang menyajikan informasi sub bab sebelumnya. Untuk jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009, tanda “Sebelumnya” tidak ditautkan. Tautan kedua adalah tautan untuk kembali ke daftar isi yaitu tautan ke jendela submenu SLHD Tahun 2009. Sedangkan tautan yang ketiga adalah tautan ke halaman yang menyajikan informasi sub bab selanjutnya, kecuali pada halaman yang menyajikan informasi Sub bab E. Kelembagaan pada buku II Bab III. Pada halaman ini, tanda “Sesudahnya” tidak ditautkan. Dengan adanya ketiga tautan ini, penelusur mudah untuk pindah halaman dalam menelusuri informasi SLHD.
14
Gambar III-4. Jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009
Gambar III-5. Jendela Bab I Sub bab B SLHD Tahun 2009 15
Apabila terdapat tabel tambahan dalam suatu halaman, tabel tersebut sebaiknya disajikan dalam format tabel bukan dalam format image atau gambar. Gambar III-5 menampilkan jendela Bab I Sub bab B SLHD Tahun 2009. Jendela ini akan ditampilkan pada saat tanda “Sesudahnya” pada jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009 atau pada baris B. Keanekaragaman Hayati pada jendela Submenu SLHD Tahun 2009 (gambar III-3a). Informasi yang ditampilkan pada jendela Bab I Sub bab B SLHD Tahun 2009 ini berisikan informasi hasil analisis terhadap tabel SD-9 dan SD-10 sebagaimana disajikan dalam laporan SLHD Tahun 2009 versi cetak. Segala ketentuan lainnya seperti gambar atau grafik ataupun tabel, baik tabel yang dianalisis ataupun tabel tambahan, sama dengan ketentuan yang diterapkan dalam jendela Bab I Sub bab A SLHD Tahun 2009. Tampilan jendela di bawah submenu SLHD Tahun 2009 secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran I Pedoman ini.
b.
Submenu Pemantauan Kualitas Air
Gambar III-6. Jendela Submenu Pemantuan Kualitas Air Submenu Pemantauan Kualitas Air menampilkan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh kabupaten/kota yang menerima DAK LH serta laporan hasil pemantauan kualitas air sungai sebagaimana tertuang dalam lampiran I A dan lampiran II A Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 16
Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2010.
c.
Submenu Pengendalian Pencemaran Air
Gambar III-7. Jendela Submenu Pengendalian Pencemaran Air Submenu Pengendalian Pencemaran Air menampilkan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran air yang dilakukan oleh kabupaten/kota yang menerima DAK LH serta laporan periodik per bulan terhadap volume sampah terolah harian untuk tahun berjalan sebagaimana tertuang dalam lampiran II A dan lampiran II B Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2010.
d.
Submenu Perlindungan Sumberdaya Air Submenu Perlindungan Sumberdaya Air sebagaimana terlihat dalam gambar III-8, menampilkan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan perlindungan sumberdaya air yang dilakukan oleh kabupaten/kota yang menerima DAK LH sebagaimana tertuang dalam lampiran I C Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2010.
17
Gambar III-8. Jendela Submenu Perlindungan Sumberdaya Air
e.
Submenu Pengendalian Pencemaran Udara
Gambar III-9. Jendela Submenu Pengendalian Pencemaran Udara 18
Submenu Pengendalian Pencemaran Udara menampilkan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran udara yang dilakukan oleh kabupaten/kota yang menerima DAK LH.
f.
Submenu Pengendalian Kerusakan Tanah
Gambar III-10. Jendela Submenu Pengendalian Kerusakan Tanah Submenu Pengendalian Kerusakan Tanah menampilkan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pengendalian kerusakan tanah yang dilakukan oleh kabupaten/kota yang menerima DAK LH sebagaimana tertuang dalam lampiran II D Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2010. 2.
Menu SPM Bidang Lingkungan Hidup
Menu SPM Bidang Lingkungan Hidup merupakan upaya memadukan informasi lingkungan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sebagaimana tertuang dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup daerah kabupaten/kota diprioritaskan pada: 19
a. b. c. d.
Pencegahan pencemaran air Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak Penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup Mengacu kepada petunjuk teknis tersebut di atas, dalam aplikasi SIKL ini disediakan layanan untuk menginformasikan SPM bidang lingkungan hidup yang telah dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Menu SPM Bidang Lingkungan Hidup dibagi ke dalam 5 (lima) submenu, yaitu:
a.
Submenu Pendahuluan
Gambar III-11. Jendela Submenu Pendahuluan Submenu Pendahuluan ini menampilkan informasi yang menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup.
b.
20
Submenu Pencegahan Pencemaran Air Submenu ini menampilkan informasi upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh kabupaten/kota di bidang layanan pencegahan pencemaran air. Informasi yang ditampilkan antara lain mengenai jenis usaha dan/atau kegiatan yang berada dalam wilayah administratif kabupaten/kota tersebut dan usaha dan/atau kegiatan mana saja yang berpotensi mencemari air. Kemudian diikuti dengan upaya pemerintah kabupaten/kota dalam mengawasi dan membina usaha dan/atau kegiatan
tersebut serta sejauhmana tingkat ketaatan usaha dan/atau kegiatan tersebut dalam mencegah terjadinya pencemaran air.
Gambar III-12. Jendela Submenu Pencegahan Pencemaran Air
c.
Submenu Pencegahan Pencemaran Udara Submenu Pencegahan Pencemaran Udara merupakan submenu yang berisikan informasi pelaksanaan pencegahan pencemaran udara oleh kabupaten/kota. Hasil inventarisasi industri yang berpotensi mencemari udara ditampilkan dalam bagian ini. Selanjutnya juga disampaikan cerobong-cerobong yang berpotensi mencemari udara dari setiap industri hasil inventarisasi, serta parameter dominan yang harus diukur dari cerobong tersebut. Informasi lain yang juga perlu disampaikan adalah informasi mengenai hasil pelaksanaan pemantauan baik yang dilakukan secara manual maupun yang secara otomatis. Hasil uji emisi udara dan juga laporan hasil pemantauan perlu ditampilkan dalam bagian ini. Laporan hasil pemantauan yang disampaikan adalah laporan 3 (tiga) bulanan untuk pemantauan yang dilakukan secara otomatis. Sedangkan pemantauan yang dilakukan secara manual disampaikan dalam laporan 6 (enam) bulanan. Laporan mengenai adanya kasus ataupun kerusakan alat, juga perlu diinformasikan.
21
Gambar III-13. Jendela Submenu Pencegahan Pencemaran Udara
d.
Submenu Status Kerusakan Lahan/Tanah
Gambar III-14. Jendela Submenu Status Kerusakan Lahan/Tanah 22
Sebagaimana dituangkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008, kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan minimal mengenai informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa. Melalui submenu Status Kerusakan Lahan/Tanah, informasi mengenai status kerusakan lahan dan/atau dapat ditampilkan. Dimulai dari informasi identifikasi awal status tanah, areal yang berpotensi mengalami kerusakan, sampai dengan hasil analisis yang dihasilkan, yaitu rusak atau tidaknya lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa.
e.
Submenu Pengaduan Masyarakat
Gambar III-15. Jendela Submenu Pengaduan Masyarakat Sebagai bentuk pertanggungjawaban publik dan juga sebagai pemenuhan kewajiban pemerintah dalam keterbukaan informasi publik, submenu Pengaduan Masyarakat merupakan suatu submenu yang berisikan informasi seberapa banyak adanya pengaduan masyarakat mengenai adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang diterima oleh suatu kabupaten/kota dalam kurun waktu tertentu. Apa saja upaya yang dilakukan kabupaten/kota terhadap pengaduan masyarakat tersebut. Mulai dari klasifikasi pengaduan, verifikasi pengaduan dan usulan penanganan sampai dengan tindak lanjut yang dilakukan oleh kabupaten/kota. Dengan adanya submenu Pengaduan Masyarakat ini, setiap warga dalam wilayah administratif kabupaten/kota dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melayani pengaduan masyarakat yang disebabkan dugaan adanya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. 23
D. Publikasi Aplikasi SIKL Setelah tahap pengembangan aplikasi SIKL selesai dilaksanakan dan tidak terdapat lagi kesalahan dalam aplikasi tersebut, maka aplikasi SIKL dapat disalin dan dipindahkan ke komputer peladen pemda untuk dipublikasikan dalam web site pemda. SIKL harus dapat diakses pada alamat http://www.namadomainpemda.go.id/sikl/ atau pada alamat http://www.namaskpd.namadomainpemda.go.id/sikl/ apabila lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup di daerah tersebut telah memiliki situs web sendiri. Penamaan domain pemerintah daerah dan sub domain satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) harus mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 28/PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang Penggunaan Nama Domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintah Pusat dan Daerah.
24
Lampiran I Jendela Di Bawah Submenu SLHD Tahun 2009 1.
Jendela Buku I Bab I Sub bab A Lahan dan Hutan
25
2.
Jendela Buku I Bab I Sub bab B Keanekaragaman Hayati
3.
Jendela Buku I Bab I Sub bab C Air
26
4.
Jendela Buku I Bab I Sub bab D Udara
5.
Jendela Buku I Bab I Sub bab E Laut, Pesisir dan Pantai
27
6.
Jendela Buku I Bab I Sub bab F Iklim
7.
Jendela Buku I Bab I Sub bab G Bencana Alam
28
8.
Jendela Buku I Bab II Sub bab A Kependudukan
9.
Jendela Buku I Bab II Sub bab B Permukiman
29
10. Jendela Buku I Bab II Sub bab C Kesehatan
11. Jendela Buku I Bab II Sub bab D Pertanian
30
12. Jendela Buku I Bab II Sub bab E Industri
13. Jendela Buku I Bab II Sub bab F Pertambangan
31
14. Jendela Buku I Bab II Sub bab G Energi
15. Jendela Buku I Bab II Sub bab H Transportasi
32
16. Jendela Buku I Bab II Sub bab I Pariwisata
17. Jendela Buku I Bab II Sub bab J Limbah B3
33
18. Jendela Buku I Bab III Sub bab A Rehabilitasi Lingkungan
19. Jendela Buku I Bab III Sub bab B Amdal
34
20. Jendela Buku I Bab III Sub bab C Penegakan Hukum
21. Jendela Buku I Bab III Sub bab D Peran Serta Masyarakat
35
22. Jendela Buku I Bab III Sub bab E Kelembagaan
23. Jendela Buku II Bab I Sub bab A Lahan dan Hutan
36
24. Jendela Buku II Bab I Sub bab B Keanekaragaman Hayati
25. Jendela Buku II Bab I Sub bab C Air
37
26. Jendela Buku II Bab I Sub bab D Udara
27. Jendela Buku II Bab I Sub bab E Laut, Pesisir dan Pantai
38
28. Jendela Buku II Bab I Sub bab F Iklim
29. Jendela Buku II Bab I Sub bab G Bencana Alam
39
30. Jendela Buku II Bab II Sub bab A Kependudukan
31. Jendela Buku II Bab II Sub bab B Permukiman
40
32. Jendela Buku II Bab II Sub bab C Kesehatan
33. Jendela Buku II Bab II Sub bab D Pertanian
41
34. Jendela Buku II Bab II Sub bab E Industri
35. Jendela Buku II Bab II Sub bab F Pertambangan
42
36. Jendela Buku II Bab II Sub bab G Energi
37. Jendela Buku II Bab II Sub bab H Transportasi
43
38. Jendela Buku II Bab II Sub bab I Pariwisata
39. Jendela Buku II Bab II Sub bab J Limbah B3
44
40. Jendela Buku II Bab III Sub bab A Rehabilitasi Lingkungan
41. Jendela Buku II Bab III Sub bab B Pengawasan Amdal
45
42. Jendela Buku II Bab III Sub bab C Penegakan Hukum
43. Jendela Buku II Bab III Sub bab D Peran Serta Masyarakat
46
44. Jendela Buku II Bab III Sub bab E Kelembagaan
47
Lampiran II Referensi Perangkat Lunak A.
Perangkat Lunak Berbayar 1. Sistem operasi komputer klient: a. Microsoft Windows 7 b. Microsoft Windows Vista c. Microsoft Windows XP 2. Sistem operasi komputer peladen: a. Microsoft Windows Server 2008 b. Microsoft Windows Server 2003 c. Microsoft Windows Server 2000 3. Aplikasi perkantoran: a. Microsoft Office 2010 b. Microsoft Office 2007 c. Microsoft Office 2003 4. Aplikasi peladen: a. Basisdata: Microsoft SQL Server b. Surat elektronik: Microsoft Exchange Server c. Web: Microsoft Internet Information Services
B.
Perangkat Lunak Sumber Terbuka 1. Sistem operasi komputer klient dan kompute peladen: a. IGOS Nusantara dapat diunduh pada alamat http://repo.igos-nusantara.or.id/ b. Ubuntu dapat diunduh pada alamat http://www.ubuntu.com/ c. Fedora Core dapat diunduh pada alamat http://fedoraproject.org/ d. OpenSUSE dapat diunduh pada alamat http://opensuse.or.id/ 2. Aplikasi perkantoran: OpenOffice dapat diunduh pada alamat http://www.openoffice.org 3. Aplikasi peladen: a. Basisdata: 1). MySQL dapat diunduh pada alamat http://www.mysql.com/ 2). PostgreSQL dapat diunduh pada alamat http://www.postgresql.org/ b. Surat elektronik: 1). Sendmail dapat diunduh pada alamat http://www.sendmail.org/ 2). Qmail dapat diunduh pada alamat http://www.qmail.org/ 3). Postfix dapat diunduh pada alamat http://www.postfix.org/ c. Web: Apache dapat diunduh pada alamat http://httpd.apache.org/
48
C.
Perangkat Lunak Sumber Terbuka Khusus Pengembangan Web: 1. XAMPP untuk Microsoft Windows (2000, 2003, XP, dan Vista). Paket yang telah membundel Apache, MySQL, dan PHP. Dapat diunduh pada alamat http://www.apachefriends.org/en/xamppwindows.html 2. Perangkat lunak aplikasi situs manajemen konten (contain management system): a. Joomla! dapat diunduh pada alamat http://www.joomla.org/ b. PHP-Fusion dapat diunduh pada alamat http://www.php-fusion.co.uk/ c. Drupal dapat diunduh pada alamat http://drupal.org/ d. PHP-Nuke dapat diunduh pada alamat http://www.phpnuke.org/
49