2012 2013
PEDOMAN PENDIDIKAN NON PERKULIAHAN: MAGANG KERJA DAN SKRIPSI PROGRAM SARJANA: AGROEKOTEKNOLOGI dan AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JL VETERAN, MALANG 65145, INDONESIA TELP(0341)-551665, 565845, FAX 0341 5600011 E-MAIL:
[email protected], WEBSITE: WWW.FP.UB.AC.ID 1
BUKU PEDOMAN PENDIDIKAN NON PERKULIAHAN: Magang Kerja dan Skripsi FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM SARJANA
JL VETERAN, MALANG 65145, INDONESIA TELP(0341)-551665, 565845, FAX 0341 560011 E-MAIL:
[email protected], WEBSITE: WWW.FP.UB.AC.ID
MALANG 2012/2013
TIM REVISI BUKU PEDOMAN 2
KEGIATAN AKADEMIK NON-PERKULIAHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA EDISI 2012/2013 Dekan Fakultas Pertanian UB (Prof.Ir. Sumeru Ashari, MAgrSc., PhD) Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian UB (Ir. Didik Suprayogo, MSc., PhD) Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian UB (Prof. Dr. Ir. Djoko Koestiono, MS) Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Budi Prasetya, MP) Guru Besar Fakultas Pertanian -UB (Prof. Dr. Ir. Kurniatun Hairiah) Guru Besar Fakultas Pertanian- UB (Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto) Ketua BPPK Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Sudiarso, MS) Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Nurul Aini, MS) Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Syafrial, MS) Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma, MS) Ketua Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Bambang Tri Rahardjo, MS) Sekretaris Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Ir. Arifin Noor Sugiarto, M.Sc, Ph.D) Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Fitria Dina Riana, SP, MP) Sekretaris Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU) Sekretaris Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Toto Himawan, SU) Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Yuli Nur Aini, MS) Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS) Sekretaris Program Studi Agroekoteknologi Fak. Pertanian UB (Dr.Ir. Anton Muhibuddin, MS) Sekretaris Program Studi Agroekoteknologi Fak. Pertanian UB (Dr.Agr.Nunun Barunawati, SP., MS) Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Mangku Purnomo, SP, MSi, Ph.D) Staf Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UB (Hagus Tarno, SP, MP, P.hD) Staf Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UB (Rina Rachmawati, SP, MP, M.Eng)
3
SAMBUTAN DEKAN Kegiatan akademik non perkuliahan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa berdasarkan Buku Pedoman Akademik Non Perkuliahan tahun 2003/2004 mencakup Studi Lapang (Stula), Praktek Kerja Lapang (PKL), Pengabdian Mahasiswa Pada Masyarakat (PMM) dan Skripsi. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan Fakultas Pertanian, mulai tahun 2004 dilakukan beberapa perubahan dalam kegiatan akademik non perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. PKL dan PMM yang sebelumnya merupakan dua kegiatan terpisah dijadikan satu kegiatan dalam bentuk Kuliah Kerja Profesi (KKP). Selain itu, ditetapkan pula aturan tentang anjuran menggunakan Bahasa Inggris pada pelaksanaan Seminar Proposal, Seminar Hasil dan Ujian Skripsi. Dengan diberlakukannya PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis sejak tahun 2008, maka Studi Lapangan (Stula) dan Kuliah Kerja Profesi (KKP) digabung menjadi satu kegiatan yaitu Magang Kerja. Dengan demikian mahasiswa angkatan 2008 dan seterusnya tidak lagi melaksanakan Studi Lapangan (Stula) dan Kuliah Kerja Profesi (KKP) namun memprogramkan magang kerja pada semester 7. Seiring dengan perubahan tersebut, untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan non-perkuliahan berupa Magang Kerja dan Skripsi bagi mahasiswa Program Sarjana, diperlukan buku pedoman yang memuat aturan-aturan, formulir, pedoman penulisan dan beberapa teladan bagian laporan yang berkaitan dengan kegiatan non perkuliahan tersebut. Semoga dengan adanya penyempurnaan, buku pedoman ini benar-benar dapat digunakan sebagai bahan acuan, baik bagi mahasiswa, dosen pembimbing, pimpinan Fakultas serta pelaksana administrasi baik di tingkat Program Studi, Jurusan maupun Fakultas. Dosen pembimbing dan Jurusan/Ketua Program Studi diwajibkan untuk menerapkan pedoman ini sebaik-baiknya dan menolak pelaksanaan kegiatan akademik non-perkuliahan dan bentuk laporan tertulis yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Akhirnya, ucapkan terima kasih disampaikan kepada Tim Penyusun, Nara Sumber dan Tim Pembantu yang telah menyempurnakan dan menerbitkan Buku Pedoman ini. Malang, Oktober 2013 Dekan,
Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., PhD. NIP. 19530328 198103 1 001
4
KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2012/2013 ini merupakan edisi revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2010/2011. Penyempurnaan Buku Pedoman ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada edisi sebelumnya. Buku Pedoman pada tahun akademik 2004/2005 edisi revisi saat itu diterbitkan untuk menjelaskan penyatuan dua kegiatan akademik non perkuliahan yaitu Praktek Kerja Lapang (PKL) dan Pengabdian Mahasiswa Pada Masyarakat (PMM) menjadi Kuliah Kerja Profesi (KKP). Dalam Buku Pedoman Kegiatan Akademik Non Perkuliahan Tahun 2010/2011, dijelaskan perubahan KKP dan Stula menjadi magang kerja. Studi Lapang (Stula) berdasarkan kebijakan kurikulum Fakultas Pertanian ditiadakan sebab kompetensi yang ingin dicapai sudah tercakup dalam kegiatan magang kerja berbobot 4 sks. Kepada Bapak Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., PhD., Tim Penyusun menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Tim Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tahun 1992, Tim Penyusun Buku Pedoman Pelaksanaan Studi Lapang, PKL, PMM dan Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tahun 2000, tim revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2012/2013 , para nara sumber yang telah memberikan saran perbaikan serta tim pembantu administrasi dan pengetikan naskah atas jerih payahnya dalam penyelesaian dan penerbitan buku ini. Akhirnya, semoga penerbitan buku ini dapat membantu kelancaran tugas mahasiswa dan pembimbing di bidang akademik khususnya dalam pelaksanaan kegiatan akademik nonperkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Malang, Oktober 2013
TIM PENYUSUN
5
DAFTAR ISI SAMBUTAN DEKAN ............................................................................................................................ 4 KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 5 DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 6 DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................ 9 DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................... 10 I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 12 1.1 Pengertian Magang Kerja dan Skripsi ..................................................................................... 12 1.2 Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi ................................................................... 14 1.3 Sikap Ilmiah ............................................................................................................................. 14 1.3.1 Sikap Ingin Tahu ............................................................................................................... 14 1.3.2 Sikap Kritis ...................................................................................................................... 14 1.3.3 Sikap Terbuka ................................................................................................................... 15 1.3.4 Sikap Obyektif .................................................................................................................. 15 1.3.5 Sikap Menghargai Karya Orang Lain ................................................................................ 15 1.3.6 Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran .................................................................... 15 1.3.7 Sikap Menjangkau ke Depan ........................................................................................... 15 1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah ....................................................................................................... 15 II. MAGANG KERJA ............................................................................................................................ 17 2.1 Ketentuan Umum.................................................................................................................... 17 2.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 17 2.3 Bentuk Pelaksanaan ................................................................................................................ 17 2.4 Pengelolaan............................................................................................................................. 18 2.5 Laporan Akhir Magang Kerja ................................................................................................... 19 2.6 Ujian Magang Kerja ................................................................................................................. 19 2.7 Tugas Dosen Pembimbing ....................................................................................................... 19 2.7.1 Pembimbing Utama ......................................................................................................... 20 2.7.2 Pembimbing Lapangan..................................................................................................... 20 6
2.7.3 Persentase Penilaian ........................................................................................................ 20 2.8 Ketentuan Lain ........................................................................................................................ 20 2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja ........................................................................................ 21 III. SKRIPSI ......................................................................................................................................... 23 3.1 Ketentuan Umum.................................................................................................................... 23 3.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 24 3.3 Prasyarat ................................................................................................................................. 24 3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa............................................................................................. 24 3.5 Pengelolaan............................................................................................................................. 25 3.5.1 Tim Pemantau Skripsi ...................................................................................................... 25 3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi ............................................................................ 26 3.5.3 Supervisi ........................................................................................................................... 27 3.5.4 Sanksi-Sanksi .................................................................................................................... 27 3.6 Dosen Pembimbing ................................................................................................................. 27 3.7 Ujian Sarjana ........................................................................................................................... 28 3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana.................................................................................................. 28 3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana .................................................................................. 28 3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana ........................................................................................... 28 3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji ...................................................................................... 29 3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana ............................................................................................. 29 3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana ................................................................................. 29 3 . 7.7 P enilaian Ujian Sarjana .................................................................................................. 29 3.8 Ketentuan Lain ........................................................................................................................ 30 3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi ................................................................................................... 31 3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi ....................................................................................................... 31 3. 9.2 Bagian Pelengkap ................................................................................................................. 31 3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi ..................................................................................................... 34 3.9.4 Pustaka ............................................................................................................................. 35 7
3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring ......................... 37 3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan ..................................................................................................... 39 3.10.1 Kertas ............................................................................................................................ 39 3.10.2 Mengetik ....................................................................................................................... 39 3 .10.3 Perbaikan Kesalahan .................................................................................................... 39 3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku......................................................................................... 39 3.10.5 Nomor Halaman ............................................................................................................ 40 3.11 Pedoman Seminar Ilmiah ..................................................................................................... 40 3.11.1 Ketentuan Umum ......................................................................................................... 40 3.11.3 Tata tertib Seminar ............................................................................................................. 40 3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi .............................................................. 41 3 .12.2 Sistematika ................................................................................................................... 41 3.12.3 K etentuan Lain ............................................................................................................. 42 3.13 ........................................................................................................................................ Y udisium Sarjana ............................................................................................................... 42
8
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram Keterkaitan Magang Kerja dan Tugas Akhir (Skripsi) serta Persyaratan dan Kompetensi yang Diharapkan ........................................................................................................... 13 Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A). Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per ha (B). ....................... 79 Gambar 3. Rata-rata Jumlah Berbagai Stadia Tetranychus sp. yang Dimangsa Imago Jantan dan Betina Stethorus sp. serta Imago Coccinellid .......................................................................... 79 Gambar 4. Perbandingan Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu ......................................... 80 Gambar 5. Imago Stethorus sp. (perbesaran 40x) (a: jantan, b: betina, c: dari arah lateral ) ......... 81 Gambar 6. Ubi Jalar Perlakuan Jarak Tanam 70 x 30 cm ................................................................. 81 Gambar 8. Hubungan antara Bahan Organik Tanah dan Pembatas Pertumbuhan Tanaman .......... 83
9
DAFTAR LAMPIRAN L A M P I R A N 1 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S AH A N P R O P O S A L MAGANG KERJA ................... 44 L A M P I R A N 2 . C O N T O H F O R M A T S A M P U L PROPOSAL/ L A P O R A N A K H I R MAGANG KERJA................................................................................................................................................. 45 L A M P I R A N 3 . F O R M A T P E N G E S A H A N L A P O R A N A K H I R MAGANG KERJA......................... 46 L A M P I R A N 4. C O N T O H F O R M A T L E M B A R R E V I S I L A P O R A N MAGANG KERJA........ 47 (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) ........................................................ 47 L A M P I R A N 5 . C O N T O H F O R M A T P E N Y E R A H AN L A P O R A N MAGANG KERJA ....................... 48 (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )...................................................... 48 L A M P I R A N 6. C O N T O H F O R M A T S U R A T K E T E R A N G A N T E L A H M E N Y E L E S A I K A N .......... 49 MAGANG KERJA (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) ............................ 49 L A M P I R A N 7. C O N T O H F O R M A T P E N D A F T A R A N K E G I A T A N S K R I P S I .......................... 50 (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) ....................................................... 50 L A M P I R A N 8 . C O N T O H F O R M A T J A D W A L K E R J A K E G I A T A N S K R I P S I ............................ 51 L A M P I R A N 9 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N P R O P O S A L S K R I P S I ............................... 52 L A M P I R A N 1 0 . C O N T O H S A M P U L S K R I P S I .......................................................................... 53 L A M P I R A N 1 1 . C O N T O H H A L A M A N J U D U L S K R I P S I........................................................... 55 L A M P I R A N 1 2 . C O N T O H P E R N Y A T A A N S K R I P S I................................................................... 57 L A M P I R A N 1 3 . C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I .......................................... 58 L A M P I R A N 1 4. C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N S K R I P S I ................................................. 59 L A M P I R A N 1 5 . C O N T O H H A L A M A N P E R U N T U K A N S K R I P S I ............................................ 61 L A M P I R A N 1 6 . C O N T O H R I N G K A S A N S K R I P S I .................................................................... 62 LAMPIRAN 1 7.
C O N T O H S U M M A R Y S K R I P S I ..................................................................... 64
L A M P I R A N 1 8.
C O N T O H K A T A P E N G A N T A R S K R I P S I ....................................................... 66
L A M P I R A N 19 . C O N T O H R I W A Y A T H I D U P L A P O R A N S K R I P S I ......................................... 68 LAMPIRAN 20A. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI ................................................................. 69 Lampiran 20.B. Contoh Daftar Isi Laporan Skripsi (lanjutan) Untuk Program Studi Agribisnis ...... 71 L A M P I R A N 2 1 . C O N T O H D A F T A R T A B E L L A P O R A N S K R I P S I ............................................ 73 10
L A M P I R A N 2 2 . C O N T O H D A F T A R G A M B A R L A P O R A N S K R I P S I ...................................... 73 L A M P I R A N 2 3 . C O N T O H D A F T A R L A M P I R A N L A P OR A N S K R I P S I .................................... 74 L A M P I R A N 24 . C O N T O H P E N U L I S A N D A F T A R P U S T A K A U N T U K S E T I A P M A C A M P U S T A K A ................................................................................................................................................... 75 L A M P I R A N 2 5 . C O N T O H G R A F I K............................................................................................ 79 L A M P I R A N 2 6 . C O N T O H G A M B A R D A N D I A G R A M ............................................................ 81 L A M P I R A N 2 7 . C O N T O H T A B E L ............................................................................................... 84 L A M P I R A N 2 8 . C O N T O H R I N G K A S A N U N T U K S E M I N A R H A S I L P E N E L I T I A N ................ 85
11
I. PENDAHULUAN Buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan disusun sebagai acuan penyelengaraan ke-giatan akademik non perkuliahan. Penyusunan Buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan ini merupakan mandat dari peraturan Rektor Universitas Brawiajaya Nomor: 208/PER/2010 tentang Kurikulum Institusional Universitas Brawijaya pasal 4 butir 2 dan 4, tanggal 14 Juli 2010. Kegiatan akademik non perkuliahan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya terdiri dari magang kerja, penulisan skripsi, kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian. Buku Pedoman ini berisi aturan pelaksanaan, tata cara penulisan laporan, tata cara pelaksanaan ujian dan penilaian ujian magang kerja dan skripsi. Mahasiswa yang tidak mematuhi aturan pelaksanaan magang kerja dan skripsi sebagaimana tercantum dalam Buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan akan dikenai sanksi akademik yang berlaku. Aturan pelaksanaan kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian akan diatur dalam aturan terpisah. Kegiatan magang kerja pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dilakukan pada semester 7 selama tiga bulan. Kegiatan magang dilaksanakan oleh mahasiswa secara mandiri dan merupakan inisiasi yang strategis untuk mempersiapkan penyusunan skripsi setelah maha-siswa yang bersangkutan melaksanakan kegiatan magang kerja. Selain kegiatan magang dan penu-lisan skripsi, UB mensyaratkan penguasaan kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian pada lulusan. Kedua kompetensi tersebut merupakan kegiatan akademik non perkuliahan dengan sks nol, namun menjadi prasyarat kelulusan mahasiswa.
1.1 Pengertian Magang Kerja dan Skripsi Sesuai dengan kurikulum Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, seorang mahasiswa selama menempuh studi diwajibkan melakukan kegiatan magang kerja dan skripsi. Kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan pengalaman belajar untuk mencapai integrasi kompetensi yang cukup bagi calon Sarjana Pertanian sebelum lulus. Magang kerja merupakan kegiatan praktek aka-demik bagi mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman praktek mandiri yang nantinya akan berguna untuk pengembangan profesinya sebelum menyusun tugas akhir. Secara spesifik tujuan kegiatan magang kerja yaitu untuk menerapkan, membandingkan dan men-elaah ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dilatih menyesuaikan diri dengan kondisi di lapangan. Kegiatan magang kerja membidik penguasaan kompetensi kerjasama dalam tim dan adaptasi terhadap lingkungannnya. Magang kerja merupakan salah satu kompetensi institusi UB yang pelaksanaan kegiatannya tidak boleh mengganggu perkuliahan. Kegiatan magang kerja sekaligus merupakan inisiasi yang strategis bagi mahasiswa untuk mulai membangun konsep tugas akhir (skripsi). Pada kegiatan magang kerja, mahasiswa memiliki keleluasaan waktu dan kesempatan untuk melakukan observasi dan menghimpun data awal. Diharapkan kegiatan magang ini dapat mempersingkat proses penyelesaian skripsi pada semester berikutnya. Diagaram keterkaitan magang kerja dan tugas akhir (skripsi) disajikan dalam Gambar 1. Skripsi sebagai tugas akhir program S-1 adalah suatu kegiatan mandiri untuk mensintesis berbagai bekal ilmu yang telah diperoleh dari sejumlah sumber data antara lain kegiatan percobaan, survei dan magang kerja. Skripsi setara dengan 6 sks kegiatan akademik. Penulisan skripsi mahasiswa mencakup beberapa tahapan yaitu penulisan proposal, seminar proposal, eksplorasi data atau kegiatan percobaan, penulisan draft skripsi, seminar hasil, ujian skripsi dan revisi skripsi. Mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi dan dinyatakan lulus ujian skripsi berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian 12
Gambar 1. Diagram Keterkaitan Magang Kerja dan Tugas Akhir (Skripsi) serta Persyaratan dan Kompetensi yang Diharapkan
13
1.2 Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi Pelaksanaan magang kerja dan skripsi merupakan proses akademik untuk berkarya ilmiah yang harus diselesaikan dalam masa studi mahasiswa. Sebagai masyarakat akademik mahasiswa ter-ikat pada etika akademik yang berlaku secara universal seperti kejujuran, keterbukaan, obyektivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta saling menghormati. Tindakan yang melanggar etika akademik merupakan tindakan tidak etis dan atau pelanggaran akademik. Aktivitas yang termasuk dalam kategori tindakan tidak etis atau pelanggaran etika akademik antara lain adalah: (1) plagiasi; (2) kecurangan dalam berkarya ilmiah; (3) pemalsuan; (4) tindakan diskriminatif, dan lain-lain. Plagiasi yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar yang dilakukan seorang mahasiswa yang dapat mencakup 1) menyontoh karya ilmiah hasil kerja orang lain; dan 2) menggunakan bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain tanpa seijin penulisnya, tidak menyebutkan sumber atau materi karya ilmiah diakui sebagai hasil karya ilmiah atau pemikirannya sendiri. Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil gagasan, pendapat, hasil temuan orang lain baik sebagian atau seluruhnya tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur. Dalam berkarya ilmiah, rujuk- merujuk dan kutip-mengutip merupakan hal yang tak terhindarkan. Kegiatan ini justru sangat dianjurkan karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam berkarya ilmiah, mahasiswa harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari orang lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. Kecurangan dalam berkarya ilmiah adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan magang kerja dan skripsi. Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau tanpa ijin yang berwenang mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu untuk mencapatkan pengakuan sebagai sesuatu yang asli.
1.3 Sikap Ilmiah 1.3.1 Sikap Ingin Tahu Mahasiswa perlu antusias bertanya mengenai berbagai hal yang dihadapinya dalam menjalankan magang kerja dan skripsi. Mahasiswa sebaiknya menaruh minat baik pada wacana lama maupun baru. Wacana lama walaupun sudah diperdebatkan oleh para ahli sebelumnya mungkin saja masih memerlukan pemikiran lebih lanjut. Sementara itu hal-hal yang baru umumnya sangat menarik untuk dipelajari, agar dapat diperoleh pemikiran atau temuan-temuan baru.
1.3.2 Sikap Kritis Ciri mahasiswa yang bersikap kritis adalah tidak mudah puas dengan jawaban tunggal. Mahasiswa tersebut selalu berusaha mencari hal-hal apa yang ada di balik gejala, bahkan fakta yang dihadapinya. Sikap ingin tahu itu menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dan karena motivasi itu muncul sikap kritis. Mahasiswa tidak akan lekas percaya tetapi, karena sikap ingin tahu itulah mahasiswa perlu mencari informasi sebanyak mungkin sebelum dirinya menentukan pendapat kritis. Mahasiswa tidak seharusnya gegabah mengucapkan atau menulis suatu pernyataan umum. Bagi seseorang mahasiswa yang bersikap kritis hukum-hukum alam dan data 14
empiris merupakan hal yang utama. Mahasiswa sepatutnya dapat membedakan dengan baik antara hukum alam, hipotesis, teori, dugaan dan pendapat, dan mahasiswa teliti dalam membandingkan fenomena-fenomena yang serupa.
1.3.3 Sikap Terbuka Mahasiswa yang bersikap ilmiah perlu selalu bersikap terbuka, yaitu selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain, walaupun berbeda dari pendiriannya. Mahasiswa yang bersikap terbuka itu tidak menutup mata terhadap kemungkinan yang lain. Mahasiswa tidak emosional dalam menanggapi kritik, sangkalan bahkan celaan terhadap pendapatnya.
1.3.4 Sikap Obyektif Bersikap obyektif dapat diartikan sebagai mampu menyisihkan perasaan pribadi, atau kecenderungan yang tidak beralasan, dengan kata lain dapat menyatakan apa adanya, dapat melihat secara nyata dan aktual. Mahasiswa yang bersikap obyektif ini tidak “dikuasai” oleh pikiran, atau perasaannya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh prasangka.
1.3.5 Sikap Menghargai Karya Orang Lain Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu memiliki jiwa yang cukup besar untuk menghargai karya orang lain tanpa merasa dirinya kecil. Orang yang congkak, dan merasa lebih tidak mungkin bersikap obyektif, dan karya ilmiahnya akan bernada sombong, memerintah dan menggurui. Orang congkak biasanya bersikap meng”aku”. Mahasiswa yang berjiwa ilmiah pantang mengaku karya orang lain sebagai karya orisinil yang berasal dari diri sendiri. Mahasiswa tentunya akan rela dan dengan senang hati mengakui dan mengucapkan terimakasih atas gagasan atau karya orang lain yang semata-mata ia kutip.
1.3.6 Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu berani menyatakan kebenaran dan, apabila perlu, mempertahankannya. Kebenaran itu mungkin berupa fakta atas hasil studi lapang, parktek atau penelitiannya sendiri atau hasil penelitian atau karya orang lain. Sikap itu menimbulkan kebulatan dalam cara berpikir dan menimbulkan konsistensi dalam berkarya ilmiah.
1.3.7 Sikap Menjangkau ke Depan Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu mempunyai pandangan yang cukup jauh ke depan. Perkembangan teknik dan kebudayaan pada umumnya menarik perhatian orang orang yang bersikap ingin tahu, kritis, terbuka dan obyektif, dan karenanya ia berpandangan jauh kedepan. Mahasiswa perlu bersifat “futuristic”, yaitu mampu melihat jauh kedepan. Mahasiswa perlu menjadikan dirinya seseorang yang cerdik untuk membuat hipotesis dan membuktikannya, serta dapat menyusun teori dari pembuktian tersebut. Untuk mencapai kondisi tersebut tentunya mahasiswa perlu melatih dirinya gemar membaca, menganggap meneliti sebagai suatu kebutuhan, dan menyajikan hasil kerjanya dalam suatu karya ilmiah sebagai suatu kewajiban.
1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah Pelaksanaan magang kerja dan penulisan skripsi merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang harus ditulis dalam karya tulis ilmiah. Dalam penulisan skripsi mahasiswa harus mengacu pada ciri-ciri karya tulis ilmiah sebagai berikut: 15
1. Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan implementasi hukum alam pada situasi yang spesifik 2. Mahasiswa harus menulis secara cermat, tepat, benar dan tulus. Karya tulis ilmiah sebaiknya tidak membuat terkaan. Pernyataan-pernyataan yang dituliskan dalam karya ilmiah harus tulus, tanpa rasa takut atas dampak negatif yang mungkin timbul akibat kebenaran pernyataan-pernyataan ilmiah yang harus diungkapkan 3. Tidak mengejar keuntungan pribadi yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis karya ilmiah hanyalah menginformasikan fakta. Penulis karya ilmiah tidak ambisius dan berprasangka 4. Karya tulis ilmiah sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali secara konseptual dan prosedural 5. Karya tulis ilmiah tidak emosional, tidak menonjolkan perasaan dan menyajikan sebab musabab dan pengertian. Kata-kata dalam karya tulis ilmiah harus mudah diidentifikasi. Alasan-alasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan yang netral dan bukan ajakan 6. Karya tulis ilmiah tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesis kerja 7. Karya tulis ilmiah ditulis secara tulus dan memuat kebenaran serta tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan 8. Karya tulis ilmiah tidak argumentatif. Meskipun karya tulis ilmiah mungkin mencapai kesimpulan namun karya ilmiah yang baik mampu menyajikan fakta secara informatif sehingga pembaca dapat menarik kesimpulan sendiri. 9. Karya tulis ilmiah tidak persuasif, yang dikemukakan adalah fakta dan aplikasi hukum alam pada problem yang spesifik. Suatu hal yang benar bahwa tujuan karya tulis ilmiah adalah untuk mendorong pembaca mengubah pendapat, namun hal itu tidak dilakukan melalui ajakan, argumentasi, sanggahan dan protes melainkan membiarkan fakta berbicara. 10. Karya tulis ilmiah tidak melebih-lebihkan dalam menyajikan fakta. Memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah.
16
II. MAGANG KERJA Berdasarkan Peraturan Rektor UB No. 208/PER/2010 tentang Kurikulum Institusional Universitas Brawijaya, magang kerja adalah salah satu kompetensi institusi UB yang pelaksanaan kegiatannya tidak boleh mengganggu perkuliahan. Pelaksanaan magang kerja oleh mahasiswa terutama ditujukan untuk membidik pemahaman dan penguasaan keterampilan dalam berkarya.
2.1 Ketentuan Umum 1. Magang kerja adalah salah satu bentuk kompetensi institusi yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. 2. Beban Magang Kerja adalah 4 sks, hal ini memiliki pengertian sebagai berikut: Mengacu pada ketentuan SK Mendiknas No.232/U/2000 bahwa satu sks setara dengan 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri per minggu. Dengan ditetapkannya satu sks kegiatan lapangan diiringi dengan kegiatan terstruktur dan mandiri masing-masing 2 jam, maka beban 4 sks untuk kegiatan Magang Kerja Setara dengan 64 jam/minggu/smtr. Satu semester terdiri atas 14 hingga 16 minggu, sehingga jumlah jam kerja efektif selama satu semester sebanyak 896 hingga 1.024 jam yang setara dengan 4,6 hingga 5,3 bulan atas dasar pertimbangan kerja efektif 8 jam/hari dengan 6hari kerja/bulan. 3. Kegiatan Magang Kerja harus di program dalam Kartu Rencana Studi (KRS) setelah mahasiswa menyelesaikan/ menempuh seluruh matakuliah wajib program studi yang meliputi matakuliah Pengembangan Kepribadian, Kajian Pertanian, Kajian Utama dan Pendukung Program Studi, Kajian Minat. 4. Kegiatan magang kerja boleh di programkan bersama skripsi, namun tidak boleh dilakukan setelah skripsi. Jika mahasiswa memprogramkan magang kerja bersama dengan skripsi maka magang kerja harus dilaksanakan terlebih dahulu. 5. Pelaksanaan Magang Kerja tidak boleh mengganggu kuliah, untuk itu pelaksanaannya tidak boleh memprogram matakuliah lain selain skripsi. 6. Mahasiswa yang akan melaksanakan Magang Kerja diwajibkan membuat proposal secara individu.
2.2 Tujuan Tujuan magang kerja secara umum adalah: 1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan. 2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di masyarakat. 3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional pertanian atau agribisnis. 4. Memberikan keterampilan tambahan yang dimungkinkan berguna untuk kerja di masa depan.
2.3 Bentuk Pelaksanaan 1. Magang kerja di perusahaan/perkebunan/instansi pemerintah/pihak lain yang terkait dengan program studi mahasiswa dan atau bidang pertanian. 17
2. Melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; penyuluhan atau sejenisnya yang terkait dengan kegiatan produktif pemerintah dan masyarakat.
2.4 Pengelolaan 1. Pengelolaan magang kerja ditangani oleh Tim Pengelola Magang Kerja tingkat fakultas yang berfungsi koordinatif pelaksanaan dan tingkat Jurusan sebagai pelaksana operasional magang kerja. 2. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Fakulktas adalah tim pengelola yang ditunjuk oleh Dekan untuk memfasilitasi pelaksanaan Magang Kerja di tingkat Jurusan. 3. Tim Pengelola Magang Kerja tingkat fakultas beranggotakan para Ketua Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama (BPPK ), Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi yang dikoordinasi oleh Pembantu Dekan I, II dan Pembantu Dekan III. 4. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan adalah Tim Pengelola Magang Kerja yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan untuk mengelola Magang Kerja dan ditetapkan oleh Surat Keputusan Dekan yang bertugas untuk mengelola administrasi dan proses pelaksanaan Magang Kerja mahasiswa. 5. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan magang kerja diwajibkan mendaftarkan diri ke panitia magang kerja di masing-masing jurusan dengan melengkapi proposal magang kerja yang telah disahkan oleh Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan dan Ketua Jurusan (contoh lembar pengesahan di Lampiran 1) serta dilengkapi jadwal kegiatan magang kerja (contoh jadwal kegiatan magang kerja di Lampiran 3 pada Dokumen Manual Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja ) paling lambat pada batas akhir pengisian KPRS. 6. Tim Pengelola magang kerja di tingkat fakultas bertugas: Membantu mencari lokasi/institusi tempat magang kerja Membuat MOU atau nota kesepakatan dengan institusi tempat magang kerja Mengalokasikan jumlah mahasiswa untuk setiap lokasi Mengkoordinasi Tim Pengelola Magang Kerja tingkat Jurusan Mengirim Surat Formal permohonan magang kerja ke para pihak dari Dekan 7. Tim Pengelola magang kerja di tingkat jurusan menjalankan Manual Prosedur Magang Kerja dengan tugas antara lain: Mengusulkan ke Ketua Jurusan untuk menetapkan Dosen Pembimbing Menerima pendaftaran Memfasilitasi pecarian lokasi/institusi tempat magang kerja Melaksanakan pembekalan magang kerja Mengatur pemberangkatan Melakukan supervisi magang kerja Mengkoordinasi seminar hasil kegiatan magang kerja Pelaksanaan ujian magang kerja 8. Dosen pembimbing magang kerja diusulkan oleh Ketua Jurusan dan ditetapkan oleh Dekan. Tim Pengelola magang kerja tingkat jurusan berkewajiban menyerahkan nilai akhir magang kerja (contoh lembar penilaian magang kerja akan diatur dalam Manual Prosedur) kepada Ketua Jurusan dan menyerahkan tindasan (copy) nilai akhir magang kerja kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik. 9. Yang berhak menjadi Dosen Pembibing Magang Kerja adalah dosen tetap di Fakultas Pertanian atau Fakultas lain yang berada di lingkungan UB yang mempunyai kompetensi selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam suatu proses kegiatan Magang Kerja serta 18
sekurang-kurangnya mempunyai gelar S2. Sedangkan yang berhak mejadi pembimbing lapangan adalah staf atau pegawai tetap di tempat magang kerja serta sekurangkurangnya mempunyai gelar S1.
2.5 Laporan Akhir Magang Kerja 1. Laporan magang kerja disusun oleh mahasiswa peserta magang secara individual 2. Laporan akhir magang kerja disahkan oleh Ketua Jurusan dan dibuat rangkap 4 (empat) masing-masing diserahkan kepada Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Lapangan, Panitia Magang dan lembaga tempat magang kerja dilangsungkan. Laporan diterima Panitia Magang setelah ujian dan telah direvisi. Laporan juga diserahkan kepada Jurusan untuk diteruskan ke perpustakaan Jurusan. 3. Laporan magang kerja antara lain memuat: a. Sampul (contoh pada Lampiran 2). Sampul cukup soft cover. b. Lembar pengesahan (contoh pada Lampiran 3) c. Pendahuluan d. Tinjauan Pustaka e. Metode Pelaksanaan f. Hasil Pembahasan g. Kesimpulan dan Saran h. Lampiran (Sebagai contoh deskripsi ”success Story”, ”Fact sheet” dll yang relavan). 4. Laporan akhir setelah ujian magang kerja masih direvisi sesuai masukan dari Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama dan Penguji dengan bukti penyelesaian revisi (contoh borang revisi laporan pada Lampiran 4). Batas waktu revisi maksimal satu bulan setelah ujian magang kerja. 5. Laporan magang kerja diserahkan kepada Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama dan Jurusan dengan menggunakan borang sebagaimana dicontohkan pada Lampiran 5.
2.6 Ujian Magang Kerja 1. Ujian magang kerja dilaksanakan secara lisan oleh Dosen Pembimbing dan satu Dosen Penguji. 2. Ujian magang kerja dilaksanakan setelah laporan magang kerja disetujui oleh Dosen Pembimbing (contoh lembar pengesahan di Lampiran 3). 3. Nilai akhir magang kerja merupakan rata-rata dari nilai kegiatan di lapangan, nilai laporan dan nilai ujian yang mencakup penilaian tentang: a. Disiplin, tanggung jawab, kreativitas, kemampuan kerja sama dan beban pekerjaan selama praktek kerja. b. Aktivitas di lapangan. c. Mutu laporan yang menyangkut: isi, sistematika, alur penyajian dan tata cara penulisan. d. Kemampuan penguasaan laporan magang dan hal-hal lain yang terkait dengan obyek magang.
2.7 Tugas Dosen Pembimbing 19
2.7.1 Pembimbing Utama 1. Pembimbing utama bertugas membimbing serta mengarahkan mahasiswa magang kerja sejak pembuatan proposal sampai pembuatan dan revisi laporan magang. 2. Membimbing mahasiswa secara akademis ilmiah bertanggung jawab dalam pembuatan proposal dan laporan magang. 3. Memberikan penilaian terhadap proses dan hasil magang kerja mahasiswa.
2.7.2 Pembimbing Lapangan 1. Membimbing mahasiswa selama praktek di lapangan 2. Mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan magang di lapangan 3. Memberikan penilaian kepada mahasiswa atas hasil kerja selama di lapangan yang meliputi: a. Kedisiplinan b. Tanggung jawab c. Kreativitas d. Kerja sama Nilai lapangan dikirimkan kepada panitia magang kerja dalam amplop tertutup.
2.7.3 Persentase Penilaian 1. Ketertiban pengisian dan penyerahan aplikasi borang (form) persyaratan administrasi dan proposal adalah 20% dari total nilai magang; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing. 2. Nilai laporan kegiatan mingguan sebesar 10% dari total nilai magang; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing. Indikator penilaian meliputi: ketepatan waktu, kelengkapan, sistematika dan isi laporan mingguan. 3. Supervisi (Kunjungan lapangan) kegiatan magang mempunyai bobot nilai 5% dari total nilai magang; penilaian dilakukan oleh Supervisor. 4. Kinerja mahasiswa pada waktu di lapangan dievaluasi oleh Pembimbing Lapangan dengan bobot nilai 35% dari total nilai magang. Instrumen evaluasi magang kerja di lapangan disusun oleh Tim Pengelola Magang Kerja atas kesepakatan dengan Pembimbing lapangan. 5. Nilai laporan akhir magang kerja mempunyai bobot 20% dari total nilai magang kerja; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing. 6. Seminar dan ujian kegiatan magang kerja mempunyai bobot 15% dari total nilai magang kerja; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.
2.8 Ketentuan Lain 1. Dosen Pembimbing berhak membatalkan magang kerja mahasiswa yang bersangkutan atau memberi nilai E apabila karena suatu hal mahasiswa dinilai tidak berhasil melaksanakan magang kerja, baik karena tidak ada aktivitas yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa, karena alokasi waktu yang tidak memenuhi bobot sks, tidak disiplin dan sebab yang lain. Mahasiswa yang bersangkutan wajib mendaftar ulang untuk mengikuti magang kerja pada periode berikutnya. 2. Nilai akhir magang kerja dapat diumumkan kepada mahasiswa oleh Pengelola magang kerja dan atau Sub Bidang Akademik FP-UB yang tembusannya disampaikan kepada
20
3.
4. 5.
6.
Pembantu Dekan Bidang Akademik setelah laporan magang kerja diserahkan kepada semua Dosen Pembimbing, Panitia dan Instansi yang bersangkutan. Apabila karena suatu hal mahasiswa tidak dapat melaksanakan magang kerja pada semester yang telah diprogramkan, mahasiswa yang bersangkutan wajib melaksanakan magang kerja tersebut dan memprogramkan lagi pada semester berikutnya Perbaikan nilai magang kerja hanya dapat dilakukan setelah mahasiswa melakukan magang kerja ulang. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan magang kerja diterbitkan surat keterangan telah menyelesaikan magang kerja oleh Jurusan masing-masing (contoh format surat keterangan di Lampiran 6). Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan oleh Tim Pengelola magang kerja.
2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja Sistematika Laporan Magang Kerja adalah sebagai berikut: 1. Lembar Pengesahan (contoh lembar pengesahan proposal dan laporan akhir pada Lampiran 3) 2. Judul 3. KATA PENGANTAR 4. DAFTAR ISI 5. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya topik magang kerja Permasalahan yang berkaitan dengan topik yang dipelajari 1.2. Tujuan Magang Kerja 1.3. Sasaran Kompetensi yang ditargetkan II. TINJAUAN PUSTAKA Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek magang kerja berdasarkan teori (dari buku teks atau dari hasil penelitian baik jurnal, buletin maupun laporan hasil penelitian yang lain) III. METODE PELAKSANAAN Uraian tentang metode dan pelaksanaan magang kerja: Praktek kerja langsung sesuai dengan aktivitas yang ada di perusahaan Diskusi dan wawancara dengan staf perusahaan Pengumpulan data sekunder sebagai data pelengkap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berisi uraian secara sistematis hasil kegiatan magang kerja 4.2 Pembahasan Pembahasan dilakukan pada setiap macam kegiatan yang disajikan, berisi penjelasan mengapa hal tersebut dilakukan. Bandingkan dengan pustaka yang telah dituliskan pada bab II, dan berikan ulasan. Pembahasan memiliki arti penting 21
bila hal-hal yang dilaksanakan tidak sesuai dengan pustaka yang telah dikaji. Pembahasan juga perlu dikaitkan dengan kompetensi yang ditargetkan dalam pelaksanaan magang kerja. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mencantumkan hasil utama (kegiatan pokok) yang telah dilakukan selama magang kerja dan hasil kompetensi yang diperoleh selama magang kerja. 5.2 Saran Berisi saran tentang perbaikan obyek magang bila kegiatan yang dilakukan diyakini kurang tepat. VI. DAFTAR PUSTAKA VII. LAMPIRAN Catatan: 1. Untuk proposal, format sama seperti di atas, namun isinya hanya mencakup bab I,II, III dan Daftar Pustaka dan informasi-informasi yang dibutuhkan sesuai dengan Manual Prosedur Magang Kerja. 2. Sistematika Laporan Magang Kerja di atas merupakan acuan umum yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan proses penulisan. Proses modifikasi tersebut harus memperoleh persetujuan dari dosen pembimbing.
22
III. SKRIPSI Sebagai institusi pendidikan tinggi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berupaya mengimplementasikan tujuan pendidikan akademik sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Salah satu implementasi SK KEMENDIKNAS RI No. 232/U/2000 yang diperkuat dengan Keputusan Mendiknas RI No.045/U/2002 dan Keputusan Mendiknas RI No.080/O/2002 adalah penulisan karya tulis yang diwajibkan untuk memperoleh ijazah sarjana. Karya tulis tersebut dikenal dengan nama skripsi untuk program S1 dan tesis untuk program S2 serta disertasi untuk program S3. Pengaturan implementasi regulasi tersebut selanjutnya diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Skripsi Sebagai Tugas Akhir Pendidikan Program Sarjana di Universitas Brawijaya, sebagaimana tercantum pada Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor: 223/PER/2010.
3.1 Ketentuan Umum 1. Skripsi merupakan karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa, sesuai dengan kaidah dan etika keilmuan, di bawah bimbingan dosen yang berkompeten dan merupakan cerminan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan atau humaniora pada lingkup keilmuan tertentu (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 1, ayat 1) 2. Skripsi merupakan tugas akhir yang wajib disusun/dilaksanakan oleh setiap mahasiswa program sarjana di Universitas Brawijaya (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 1, ayat 2) 3. Skripsi mempunyai besaran beban studi 6 (enam) sks (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 4). Alokasi waktu beban 1 sks didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Rebuplik Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dalam Bab 1 (Ketentuan Umum) Pasal 1 ayat 14. Pengertian satu sks setara dengan 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh 1 – 2 jam kegiatan tersetruktur dan sekitar 1 – 2 jam kegiatan mandiri per minggu. Dengan demikian, kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi adalah beban tugas penelitian dan penyusunan dokumen sebanyak 6 – 8 jam sehari selama 1 bulan (minimal 25 hari kerja). Maka 6 sks penelitian adalah setara dengan beban kerja selama 6 bulan. 4. Perpanjangan waktu dari batas waktu yang ditentukan harus sepengetahuan Dosen Pembimbing dan disetujui oleh Ketua Jurusan. 5. Substansi skripsi bersifat telaah teori dan/atau penerapan ilmu, teknologi, seni dan humaniora dengan substansi sesuai bidang keilmuan dan program studi di mana mahasiswa terdaftar.
23
3.2 Tujuan Sebagaimana diuraikan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Rebuplik Idonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, khususnya dalam Bab 3 ayat 2 butir (a) bahwa Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya. Merujuk Peraturan Rektor UB No.223/PER/2010: Pasal 2, penyusunan skripsi bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ditujukan untuk memberikan bekal dasar kepada mahasiswa di dalam menyusun suatu karya ilmiah tertulis untuk menuangkan daya kritis, analisis dan sintesis mahasiswa terhadap suatu fenomena atau masalah dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dari perspektif lingkup bidang keilmuan pada Program Studi Agroekoteknologi atau Program Studi Agribisnis di mana mahasiswa terdaftar.
3.3 Prasyarat 1. Mahasiswa dapat melaksanakan rangkaian kegiatan terkait skripsi setelah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas/Program (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 1). Implementasi aturan tersebut bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya adalah sebagai berikut: a. Terdaftar sebagai mahasiswa dalam tahun akademik yang bersangkutan. b. Telah menyelesaikan semua matakuliah wajib di masing-masing Program Studi dengan IPK 2,0 dan tanpa nilai E (nilai kuliah dan magang kerja). Sedangkan untuk mahasiswa alih program telah mengumpulkan sejumlah sks sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam SK dekan tentang mata kuliah yang harus ditempuh bagi masing-masing mahasiswa. c. Tidak diperbolehkan mempunyai nilai D/D+ sebesar 10% atau lebih dari total sks yang dipersyaratkan. d. Telah mempunyai Dosen Pembimbing yang ditetapkan oleh Ketua Jurusan . e. Mahasiswa yang akan melakukan kelanjutan magang kerja lokasinya ditetapkan oleh Ketua Jurusan setelah bermusyawarah dengan Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping.
3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa 1. Segala bentuk luaran berupa HAKI, artikel dalam jurnal ilmiah dll, yang terkait dengan materi/substansi skripsi menjadi hak bersama antara mahasiswa dan para pembimbingnya serta Universitas (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 3) 2. Berdasarkan Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 6, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengatur hak dan kewajiban mahasiswa sebagai berikut: a. Mahasiswa berhak mengajukan judul proposal skripsi sesuai dengan minat, kemampuan dan hasil kerja yang telah dirintis sejak awal sebelum memprogram skripsi. Hal ini dimungkinkan mengingat pada mata kuliah tertentu ada tugas yang bisa dikembangkan menjadi pra-proposal. Bila mahasiswa yang bersangkutan berkeinginan untuk melanjutkan pra-proposal skripsi yang telah disusun, mahasiswa dapat mengajukan kepada Tim Pemantau Skripsi (lihat bagian 3.5.1) b. Mahasiswa berhak memperoleh dosen pembimbing yang sesuai dengan kompetensinya. 24
c. Mahasiswa berhak mengajukan usul penggantian dosen pembimbing dalam kondisi khusus kepada Tim Pemantau Skripsi. Tim Pemantau Skripsi akan memberikan rekomendasi setelah melakukan monitoring dan evaluasi dari proses pembimbingan yang dilengkapi dengan dokumen berita acara. d. Mahasiswa Fakultas Pertanian UB dalam penyelesaian skripsi diwajibkan: i. Mengikuti tahapan kegiatan skripsi sebagaimana ditetapkan dalam buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan. ii. Menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan iii. Mentaati peraturan dan segala ketentuan tentang penyelesaian skripsi iv. Menepati persyaratan beban sks yang telah ditetapkan 3. Mahasiswa wajib menyusun skripsi dengan berlandaskan etika dan tata krama keilmuan, jujur dan bebas dari unsur plagiarisme serta mengacu pada Pedoman Penulisan Skripsi yang ditetapkan oleh Dekan Fakultas/Ketua Program (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 2). Aturan ini telah dijelaskan pada bagian Pendahuluan bagian 1.2. Buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan Fakultas Pertanian UB tahun 2010/2011 perihal Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi (halaman 3). Bila mahasiswa melanggar ketentuan yang telah ditetapkan kepada yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sesuai ketetapan Dekan FP UB setelah memperoleh saran pertimbangan dari Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan dan Tim Pemantau Skripsi
3.5 Pengelolaan 3.5.1 Tim Pemantau Skripsi Dalam rangka mempercepat kelulusan mahasiswa di tingkat Jurusan dapat membentuk Tim Pemantau Skripsi. Tim Pemantau Skripsi adalah suatu tim yang dibentuk oleh Jurusan yang tugasnya membantu Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dalam rangka untuk memperlancar tugas Dosen Pembimbing dan pelaksanaan Skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa. Tim Pemantau Skripsi bertugas memonitor proses penyusunan skripsi; sedangkan substansi skripsi adalah menjadi tanggung jawab Dosen Pembimbing. Dengan adanya Tim Pemantau Skripsi, diharapkan kegiatan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat diselesaikan tepat waktu. Tim Pemantau Skripsi berkewajiban: 1. Membantu Ketua Jurusan dalam menerima formulir pendaftaran skripsi beserta jadwal kegiatan yang telah disetujui pembimbing. 2. Mengadakan invent arisasi mahasiswa yang mestinya telah memulai kegiatan Skripsi. 3. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai hal -hal yang berkaitan dengan kegiatan Skripsi, antara lain pengertian tentang Skripsi, syarat, perencanaan, proses pelaksanaan, mekanisme pemantauan, dan sanksi akademik, serta pemeriksaan sistematika dan teknis penulisan skripsi. 4. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap kegiatan mahasiswa yang telah memulai melaksanakan Skripsi sesuai dengan jadwal yang telah disusunnya (contoh jadwal kerja kegiatan skripsi pada Lampiran 8). 5. Menyusun jadwal seminar proposal, seminar hasil dan pelaksanaan Skripsi secara umum. 6. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh mahasiswa dan pembimbing yang berkaitan dengan pelaksanaan Skripsi dan ikut memikirkan jalan pemecahannya. 7. Secara periodik melaporkan kegiatannya kepada Ketua Jurusan. 25
Secara teknis, proses kerja Tim Pemantau Skripsi ditetapkan melalui Manual Prosedur Pemantauan Skripsi.
3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah yang didasarkan atas hasil kerja dari pelaksanaan penelitian (berupa percobaan maupun survei) atau kelanjutan hasil magang kerja di bawah bimbingan Dosen pembimbing. Besarnya nilai skripsi adalah 6 (enam) sks. Yang dimaksudkan sebagai hasil kelanjutan magang kerja adalah proses lanjutan yang merupakan output dan outcome magang kerja di mana mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan di lokasi magang kerja. Permasalahan di lokasi praktek tersebut melalui proses berpikir, pengamatan, pengkajian yang mendalam tentang lokasi praktek, konsultasi kepada pakar yang kompeten dan kajian pustaka terutama jurnal ilmiah, diharapkan berkembang gagasan-gagasan orisinal dari mahasiswa yang bersangkutan untuk mencari jalan keluarnya. Untuk itu mahasiswa difasilitasi dosen pembimbing melakukan tahapan: 1. Mengenali masalah 2. Mengumpulkan gagasan, ide, informasi dan data 3. Menganalisis informasi dan data 4. Meranking gagasan didasarkan atas hasil analisis 5. Menguji ide, informasi dan data 6. Menarik kesimpulan 7. Menetapkan rekomendasi secara mandiri. Untuk itu proses penyusunan skripsi sebagai kelanjutan dari magang kerja untuk pengembangan solusi yang efektif adalah sebagai berikut: 1. Langkah pertama adalah mendiagnosis situasi dan mengidentifikasi akar penyebab masalah melalui: a. Analisis akar penyebab masalah yang mungkin terjadi b. Menetapkan analisis dan informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis c. Menganalisis dan mengidentifikasi akar penyebab masalah untuk mencari solusi-solusi melalui misalnya force analysis. 2. Langkah kedua adalah pengembangan solusi melalui: a. Pengembangan berbagai solusi untuk memecahkan akar masalah b. Menetapkan prioritas tindakan c. Pengembagan rencana implementasi Adapun tahapan kegiatan skripsi yang harus dilaksanakan adalah: 1. Ketua program studi dapat mengusulkan dosen pembimbing skripsi kepada Ketua Jurusan mulai semester V. 2. Penetapan Dosen Pembimbing oleh Jurusan atas usulan Ketua Program Studi selambatlambatnya pada semester VII. 3. Pendaftaran kegiatan skripsi di jurusan setelah mahasiswa menetapkan topik atau judul dan menyusun jadwal dengan persetujuan Pembimbing 4. Penyusunan Proposal Penelitian (percobaan/survei) atau kelanjutan magang kerja dilengkapi jadwal kegiatan dan disahkan oleh Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan 5. Seminar proposal yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing (contoh lembar pengesahan proposal skripsi pada Lampiran 9) 6. Pelaksanaan Penelitian/Kelanjutan Magang Kerja 7. Analisis data dan penulisan hasil Penelitian/laporan kelanjutan magang kerja 26
8. Seminar hasil 9. Publikasi ke perpustakaan pusat UB 10.Ujian akhir
3.5.3 Supervisi Selama pelaksanaan percobaan/survei atau kelanjutan magang kerja, Dosen Pembimbing Utama berkewajiban untuk mengadakan peninjauan lapangan paling tidak sekali selama pelaksanaan tersebut. Pembiayaan peninjauan lokasi ini dibebankan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Besarnya biaya supervisi ditetapkan berdasarkan surat keputusan Dekan.
3.5.4 Sanksi-Sanksi Seorang mahasiswa dapat dikenakan sanksi apabila dalam penyelesaian skripsi melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan hal-hal yang dilihat dari segi akademik ilmiah tidak dapat dibenarkan. 2. Tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 3. Melakukan hal-hal yang dilihat dari segi keentuan pelaksanaan tidak dibenarkan. 4. Bobot sks kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan. Pelanggaran tehadap ketentuan tersebut mahasiswa akan dikenakan sanksi yang ditetapkan oleh Dekan setelah memperoleh saran-saran pertimbangan dari Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan.
3.6 Dosen Pembimbing Untuk melaksanakan skripsi , seorang mahasiswa dibimbing oleh paling sedikit 2 (dua) dan paling banyak 3 (tiga) orang dosen pembimbing yang terdiri dari Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping. 1. Syarat-syarat Dosen Pembimbing: a. Dosen Pembimbing Utama adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dari Program Studi dan atau Minat Studi yang sama dengan mahasiswa yang dibimbingnya, dan sekurang kurangnya mempunyai jabatan fungsional akademik Lektor dan minimal berpendikian pascasarjana S2. b. Dosen Pembimbing Pendamping adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang sekurang-kurangnya mempunyai jabatan fungsional akademik Asisten Ahli (III B) dengan minimal berpendikian pascasarjana S2 atau mempunyai jabatan fungsional Lektor Kepala dengan minimal bergelar Sarjana Pertanian. Dosen Pembimbing Pendamping juga dimungkinkan Sarjana Pertanian yang berasal dari instansi lain dengan gelar pangkat/jabatan yang setara dengan persyaratan di atas. Dosen Pembimbing Pedamping juga dimungkinkan dan dianjurkan dari Program Studi lain di lingkungan internal Fakultas Pertanian atau berasal dari fakultas lain di lingkungan Universitas Brawijaya. c. Penyimpangan persyaratan di atas ditentukan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan. 2. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing a. Mengadakan supervisi ke lokasi percobaan/survei atau ke lokasi kerja kelanjutan magang kerja b. Membantu mahasiswa dalam mencari masalah penelitian/lokasi tugas akhir yang dijadikan dasar dalam penyelesaian skripsi. c. Membimbing mahasiswa secara akademis ilmiah dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan dan penulisan karya ilmiah sehingga tercapai kompetensi tugas akhir yang ditargetkan. 27
d. Memberikan penilaian terhadap proses dan hasil skripsi mahasiswa.
3.7 Ujian Sarjana 3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana 1. Ujian sarjana adalah ujian skripsi yang diwajibkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan. 2. Ujian skripsi berupa ujian lisan yang dilaksanakan secara komprehensif bertujuan untuk mengevaluasi mahasiswa dalam penerapan bidang keahliannya yang dituangkan dalam skripsi.
3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana Seorang mahasiswa diperkenankan menempuh ujian sarjana bilamana telah memenuhi syarat-syarat: 1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif dalam tahun yang bersangkutan 2. Telah mengambil semua mata kuliah wajib dan pilihan yang telah diprogramkan pada program studi yang bersangkutan dengan nilai minimal D 3. Telah mengumpulkan 138 sks untuk S-1 atau telah mengambil semua mata kuliah yang harus ditempuh bagi mahasiswa S-1 alih jenjang (sesuai dengan SK Dekan bagi yang bersangkutan) dengan IP=2,0 tanpa nilai E, sedangkan nilai D+/D maksimal adalah 10% dari total sks yang diambil 4. Telah lulus ujian magang kerja 5. Telah menyelesaikan skripsi dengan bukti mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing 6. Telah melakukan seminar proposal dan seminar hasil skripsi (contoh ringkasan skripsi untuk seminar pada Lampiran 28) 7. Telah mengikuti kegiatan seminar di jurusan masing-masing sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di setiap jurusan 8. Telah menyelesaikan semua persyaratan administratif, yaitu lunas SPP pada semester pelaksanaan ujian, bebas pinjaman di tiap jurusan dan bebas pinjaman KOPMA, IOM, Laboratorium Bahasa, Perpustakaan Pusat serta bebas pinjaman/tanggungan kepada instansi tempat penelitian atau magang kerja 9. Telah mendaftarkan ujian sarjana (contoh lembar pendaftaran kegiatan skripsi pada Lampiran 8) dan membayar uang ujian skripsi 10. Telah menyerahkan skripsi kepada Majelis Penguji selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum ujian dilaksanakan
3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana 1. 2. 3. 4.
Ketua Jurusan menetapkan Majelis Penguji Ujian Sarjana Ketua Jurusan menetapkan jadwal ujian atas persetujuan Majelis Penguji Ujian Sarjana Pembatalan ujian dapat dilakukan atas persetujuan Ketua Jurusan Susunan organisasi Majelis Penguji terdiri dari Ketua merangkap Sekretaris dan Anggota Penguji 5. Ketua Majelis Penguji menurut jabatannya adalah Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Ketua Program Studi 6. Anggota Majelis Penguji adalah Dosen Pembimbing baik Pembimbing Utama maupun Pembimbing Pendamping ditambah 1 sampai 2 orang Dosen Penguji bukan Pembimbing yang memiliki bidang ilmu yang berkaitan dengan isi skripsi mahasiswa 28
7. Dosen Penguji bukan Pembimbing dapat berasal dari Dosen Jurusan yang sama, Jurusan atau Instansi lain yang memiliki bidang ilmu yang berkaitan dengan isi skripsi mahasiswa. Syarat menjadi Dosen Penguji bukan Pembimbing sama dengan syarat untuk Dosen Pembimbing Pendamping
3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji 1. Ketua Majelis Penguji bertugas mengatur kelancaran pelaksanaan dan sidang Ujian Sarjana. 2. Penguji berhak menguji dan memberikan penilaian.
3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana 1. Ketua Jurusan/Sekretaris Jurusan/Ketua Program Studi/Ketua Laboratorium memimpin pelaksanaan Ujian Sarjana. 2. Ujian Sarjana dapat berlangsung apabila dihadiri paling tidak oleh Ketua Majelis Penguji dan salah satu Dosen Pembimbing dan satu penguji bukan pembimbing. 3. Dosen Pembimbing yang karena sesuatu alasan yang kuat tidak dapat hadir dalam Majelis Ujian, diperkenankan menguji sendiri atas persetujuan Ketua Jurusan, setelah ujian dilaksanakan. 4. Apabila karena sesuatu hal penguji bukan pembimbing tidak dapat hadir, yang bersangkutan tidak diperkenankan menguji sendiri.
3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana Waktu yang disediakan bagi pelaksanaan Ujian Sarjana paling lama 2 (dua) jam.
3 . 7.7 P enilaian Ujian Sarjana 1. Setiap Penguji m emberi nilai atas Skripsi dan jawaban teruji selama ujian berlangsung. 2. Untuk penilaian dipakai angka 1 –100. 3. Penentuan nilai akhir adalah sebagai berikut: a. Nilai akhir adalah proporsional berdasarkan bobot sks setiap kegiatan selama pelaksanaan Skripsi dengan ketentuan seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Komponen dan proporsi penilaian ujian sarjana No
Jenis Kegiatan
Persentase (%)
1.
Proposal dan Seminar Proposal
25
2.
Pelaksanaan Skripsi
30
3.
Laporan Skripsi dan Seminar hasil
25
4.
Ujian Skripsi
20
Jumlah
100
b. Ketua Majelis Penguji memimpin penentuan nilai akhir ujian atas dasar ketentuan padaTabel di atas. Contoh hasil penilaian adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Contoh Cara perhitungan penilaian ujian sarjana 29
No Jenis Kegiatan 1. Proposal dan Seminar Proposal 2. Pelaksanaan Skripsi Laporan Skripsi dan Seminar 3. hasil 4. Ujian Skripsi Jumlah
Persentase (%)
Bobot (%) X Nilai
25 30
Nilai 75 80
25
70
17,5
20 100
70
14 74,25
18,75 24
Nilai Akhir Ujian Skripsi adalah : 74,25 atau B c. Dari hasil penentuan nilai, nilai akhir dikonver sikan ke nilai A, B+, B, C+, C, D+, D atau E. d. Apabila diperlukan dapat digunakan pedoman konversi nilai sebagai berikut: Tabel 3. Konversi hasil penilaian akhir dari nilai angka menjadi nilai huruf Angka
Huruf
> 80 – 100 > 75 – 80 > 69 – 75 > 60 – 69 > 55 – 60 > 50 – 55 > 44 – 50 0 - 44
A B+ B C+ C D+ D E
e. Khusus untuk nilai ujian skripsi, apabila rata -rata nilai ternyata kurang dari C, maka mahasiswa harus mengulang ujian skripsi. f. Bilamana teruji dinyatakan belum lulus ujian skripsi, maka yang bersangkutan diwajibkan mengikuti Ujian Ulangan selambat-lambatnya 2 bulan setelah ujian pertama berlangsung. 4. Bilamana setelah ujian skripsi mahasiswa harus direvisi, maka batas waktu revisi ditetapkan paling lama 1 bulan setelah ujian berlangsung. Apabila mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan pada batas waktu, yang telah ditetapkan maka Ujian Sarjana digugurkan dan harus mengulang Ujian Sarjana.
3.8 Ketentuan Lain 1. Dalam hal substansi/materi skripsi ditulis mahasiswa menjadi 1 (satu) artikel dalam jurnal ilmiah nasional/internasional terakreditasi atau yang diakui Kementerian Pendidikan Nasional dalam bidang ilmu yang sesuai dapat diakui setara dengan skripsi, mahasiswa tetap wajib menyusun skripsi tetapi tanpa ujian dan dinyatakan lulus skripsi dengan nilai A 2. Dalam hal mahasiswa memperoleh prestasi sebagai finalis dalam bentuk karya tulis ilmiah, di bawah bimbingan dosen berkompeten yang dikompetisikan pada tingkat nasiional/internasional dalam bidang ilmu yang sesuai dapat diakui setara dengan skripsi 3. Karya ilmiah kreatif tertulis dalam bidang ilmu yang sesuai yang disusun mahasiswa, di bawah bimbingan dosen berkompeten, yang disajikan dalam suatu seminar nasional/internasional dapat diakui setara dengan skripsi 30
4. Dalam hal karya sebagaimana dimaksud pada 1, 2 dan 3 merupakan hasil kerja kelompok mahasiswa, maka kesetaraannya dengan skripsi dan hal-hal lain yang terkait diatur lebih lanjut oleh Fakultas/Program Program Studi.
3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi 3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi Bagian-bagian secara lengkap dipaparkan berikut ini: 1. Kerangka Pada umumnya skripsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Pelengkap b. Tubuh utama skripsi 2. Bagian Pelengkap Bagian pelengkap skripsi terdiri dari: a. Sampul (Contoh Lampiran 10) b. Halaman Judu l (Contoh Lampiran 11) c. Pernyataan Skripsi (Contoh Lampiran 12) d. Lembar Persetujuan (Contoh Lampiran 13) e. Lembar Pengesahan (Contoh Lampiran 14) f. Halaman Peruntukan (Contoh Lampiran 15) g. Ringkasan (Contoh Lampiran 16) h. Summary (Contoh Lampiran 17) i. Kata Pengantar (Contoh Lampiran 18) j. Daftar Riwayat Hidup (Contoh Lampiran 19) k. Daftar Isi (Contoh Lampiran 20) l. Daftar Tabel (Contoh Lampiran 21) m. Daftar Gambar (Contoh Lampiran 22) n. Daftar Lampiran (Contoh Lampiran 23) o. Daftar Simbol p. Daftar Istilah (kalau ada) 3. Tubuh Utama Skripsi Tubuh utama skripsi terdiri dari: a. Pendahuluan b. Tinjauan Pustaka c. Bahan dan Metode Pelaksanaan/Metode Penelitian. d. Hasil dan Pembahasan e. Kesimpulan dan Saran f. Daftar Pustaka (Contoh Penulisan Daftar Pustaka di Lampiran 25)
3. 9.2 Bagian Pelengkap 1. Sampul Sampul skripsi berwarna hijau tua. Pada sampul tersebut dicetak: judul skripsi, nama lengkap penulis, lambang dan nama Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian, Program Studi dan tahun skripsi tersebut diajukan. Semua huruf dicetak dengan huruf besar kecuali kata “oleh” yang dicetak dengan huruf kecil. Semua huruf dicetak dengan tinta emas. Sampul terdiri dua bagian, sampul depan dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS putih. Contoh Sampul dapat dilihat pada Lampiran 10. Pada punggung sampul dicantumkan 31
nama penulis, kata SKRIPSI dan tahun kelulusannya. Cara penulisan mengikuti punggung buku. 2. Judul Judul skripsi dicetak pada halaman baru. Isi halaman ini hampir sama dengan sampul skripsi, hanya ditambahkan Nomor Induk Mahasiswa dan keterangan maksud dari penulisan skripsi tersebut, yang terletak di bawah nama mahasiswa. Contoh ada pada Lampiran 11. 3. Peryataan Skripsi Pernyataan skripsi diperlukan untuk menghindari plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa. Contoh ada pada Lampiran 12. 4. Lembar Persetujuan Lembar persetujuan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat judul skripsi, nama penulis, nomor induk mahasiswa, jurusan, nama dan tanda tangan pembimbing, nama dan tanda tangan Ketua Jurusan, dan tanggal persetujuan. Contoh ada pada Lampiran 13. 5. Le mbar Pengesahan Lembar pengesahan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat: nama penguji dan tanggal kelulusan. Contoh ada pada Lampiran 14. 6. Halaman Peruntukan Halaman peruntukan bukan merupakan halaman yang wajib untuk diadakan. Pada halaman tersebut dituliskan untuk siapa skripsi didedikasikan. Penulisan harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak dibenarkan menulis motto. Penulisan harus singkat dan tidak lebih dari satu halaman. Contoh ada pada Lampiran 15. 7. Ringkas an Ringkasan dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul RINGKASAN, Ringkasan mencakup: alinea pertama berisi tujuan penelitian yang dilanjutkan penjelasan tentang tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Alinea kedua memuat metode, berisi penjelasan tentang rancangan/analisis penelitian. Hasil percobaan/ penelitian disajikan pada alinea ketiga. Keseluruhan ringkasan dianjurkan tidak lebih dari dua halaman diketik 1 spasi. Contoh ada pada Lampiran 16. 8. Summary Summary merupakan ringkasan (point 7) dalam bahasa Inggris. Summary diketik dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul SUMMARY. Contoh ada pada Lampiran 17. 9. Kata Pengantar Kata pengantar dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul KATA PENGANTAR tanpa diakhiri sebuah titik. Pada halaman ini penulis menjelaskan dalam rangka apa skripsi ini dibuat dan penyampaian ucapan terima kasih secara tertulis kepada Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Perorangan lain yang telah memberikan bimbingan, nasehat, saran dan kritik dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan, kepada perorangan atau badan yang telah memberikan bantuan fasilitas dan sebagainya yang dirasakan langsung oleh mahasiswa. Contoh ada pada Lampiran 18. 10. R iwayat Hidup Riwayat Hidup penulis diperlukan dalam suatu skripsi, dengan menggunakan sebanyakbanyaknya satu halaman. Didalamnya dicantumkan tempat dan tanggal lahir, siapa kedua orang tuanya, pendidikan sejak Sekolah Dasar hing ga mencapai gelar Pendidikan Tinggi terakhir, pengalaman kerja dengan menyebutkan secara singkat jabatan yang pernah dipangkunya apabila ada. Contoh ada pada Lampiran 19. 32
11. Halaman Daftar Isi Daftar isi dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISI tanpa diakhiri sebuah titik. Dalam daftar isi dimuat pula daftar pustaka dan lampiran. Keterangan-keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam halaman daftar isi ini. Judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan judul anak bab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama tiap kata diketik dengan huruf besar. Baik judul bab maupun anak bab tidak diakhiri dengan titik. Nomor bab menggunakan angka romawi dan anak bab diberi nomor dengan angka Arab. Baik nomor bab maupun anak bab tidak diakhiri dengan titik. Anak -anak bab tidak perlu dicantumkan dalam daftar isi. Jarak pengetikan antara baris dalam anak bab satu spasi, antara bab yang satu dengan anak bab berikutnya adalah satu setengah spasi; antara anak bab dengan bab adalah dua spasi, antara bab yang satu dengan bab berikutnya dua setengah spasi. Contoh Daftar Isi dapat dilihat pada Lampiran 20 . 12. Daftar Tabel Daftar tabel dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR TABEL tan pada akhiri sebuah titik. Daftar Tabel menyangkut semua tabel yang terdapat dalam teks maupun dalam Lampiran. Nomor tabel menggunakan angka Arab. Nomor diketik tepat pada permulaan batas tepi kiri pengetikan dan tidak diakhiri titik, sedangkan perkataan halaman diketik pada batas pinggir kanan sedemikian rupa sehingga huruf akhir “n” jatuh tepat 3 cm dari tepi ker tas. Nomor tabel dan halaman diketik dua spasi di bawah daftar tabel. Jarak tabel pertama dari daftar tabel adalah 4 spasi. Judul tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks. Akhir dari setiap judul tabel dihubungkan dengan titik -titik dengan nomor hal aman dimana tabel tersebut dijumpai dalam teks. Judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik satu spasi. Jarak antara judul tabel yang satu dengan berikutnya adalah dua spasi. Contoh Daftar Tabel dapat dilihat pada Lampiran 21 . 13. Daftar Gambar Daftar Gambar dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR GAMBAR. Halaman ini memuat DAFTAR GAMBAR, nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman tempat pemuatannya baik dalam teks maupun dalam lampiran. Ketentuan tentang peng etikan seperti diuraikan dalam halaman Daftar Tabel (butir 12). Contoh Daftar Gambar dapat dilihat pada Lampiran 22 . 14. Daftar Lampiran Daftar Lampiran dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR LAMPIRAN. Halaman ini memuat DAFTAR LAMPIRAN, nomor lampiran, judul lampiran dan nomor halaman tempat pemuatannya. Dalam daftar lampiran dimuat semua lampiran yang ada baik berupa tabel, gambar maupun teks. Ketentuan tentang pengetikan seperti diuraikan dalam halaman Daftar Tabel (bu tir 12). Contoh Daftar Lampiran dapat dilihat pada Lampiran 23 . 15. Daftar Simbol Daftar simbol diketik pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR SIMBOL yang diketik dengan huruf besar tanpa diakhiri sebuah titik. Penempatan DAFTAR SIMBOL di tengahtengah kertas. Dalam daftar simbol dimuat uraian tentang simbol tersebut dan satuannya. Daftar simbol digunakan apabila dalam skripsi memuat banyak simbol -simbol yang dirasa mengganggu apabila dicantumkan dalam teks. 16. Daftar Istilah (kalau ada) Daftar istilah dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISTILAH tanpa diakhiri sebuah titik. 33
3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi Tubuh utama skripsi dibagi menjadi beberapa bab, diawali dengan bab Pendahuluan dan diakhiri dengan Daftar Pustaka . Jumlah bab tidak dibakukan, melainkan menurut keperluan yang wajar dari penulis dalam mengemukakan skripsinyaa. Secara umum tubuh utama skripsi terdiri dari bab Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian/Magang Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpul an dan Saran serta Daftar Pustaka dan diakhiri dengan lampiran. 1. Pendahuluan Bab ini terdiri dari: (a) Latar Belakang, alasan mengapa penelitian itu perlu/peting dan menarik dilakukan. (b) Perumusan masalah, sumber permasalahan yang didapat apakah dari pengamatan di Lapangan, dari pernyataan pemerintah, dari media masa, atau dari pustaka ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian di mana kita akan melanjutkan penelitian yang telah dilakukan itu. Bentuk perumusan ini penting karena dapat menjadi penuntun langkah -langkah berikutnya. (c) Tujuan Penelitian, merupakan bentuk konkrit dari pertanyaan penelitian yang dihasilkan dari perumusan masalah penelitian. (c) Manfaat penelitian, berkaitan erat dengan tujuan penelitian yang berisi uraian tentang kemungkinan penerapan hasil penelitian. (d) Hipotesis, merupakan dugaan atau pendapat sementara terhadap masalah yang dipilih, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian. Khusus pada Program Studi Agribisnis, pendahuluan terdiri dari: (a) Latar Belakang Penelitian, (b) Rumusan Masalah Penelitian, (c) Tujuan Penelitian dan (d) Kegunaan Penelitian. 2. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka berisi teori yang relevan dengan topik penelitian, biasanya diperoleh dari buku-buku teks, laporan hasil penelitian sebelumnya, buletin, jurnal, tesis, disertasi dan bentuk laporan hasil penelitian lain. Diklat kuliah, penuntun praktikum dan semua bahan yang diberikan selama perkuliahan tidak termasuk pustaka. Isinya harus relevan dengan problem yang diteliti dan diusahakan dari pustaka terbaru. Selain itu yang lebih penting isi dari Tinjauan Pustaka dapat memberikan landasan ilmiah tentang: (a) Masalah penelitian, (b) Metode yang dipilih (bila perlu), dan (c) Mendudukkan letak penelitian di antara penelitian-penelitian sejenis yang tela h dilaksanakan. Landasan ilmiah ini penting, agar penelitian tidak bersifat mencoba-coba (trial and error ). Untuk Program Studi Agribisnis, selain yang telah dikemukakan di atas, juga ditambahkan Kerangka Teoritis yang terdiri dari: Kerangka Pemikiran, Hipotesis, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. 3. Metode Penelitian Metode Penelitian berisi antara lain: (a) Tempat dan Waktu pelaksanaan penelitian. Subsub ini pada dasarnya menjelaskan deskripsi kondisi lingkungan (tanah, iklim, sosial dan ekonomi petani, dll) tempat penelitian dilakukan dan bukan semata -mata hanya menulis nama desa, kecamatan, hari, tanggal, bulan dan tahun. (b) Alat dan bahan, yang digunakan (khusus untuk penelitian) yang berhubungan dengan atau berpengaruh terhadap hasil penelitian, dijelaskan tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut. Khusus untuk Program Studi Agribisnis tidak diperlukan adanya alat dan bahan, sehingga bagian ini tidak diperlukan. (c) Metode penelitian, mencakup rancangan dan rencana analisis datanya, sedang untuk penelitian non -eksperimenal berisi teknik pengambilan contoh dan analisis datanya serta pendekatan model yang akan diuji dalam penelitian (d) Pelaksanaan, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap, dan (e) Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengambilan 34
data serta data penunjang apa saja yang perlu dikumpulkan. Untuk Progarm Studi Agribisnis, Metode Penelitian terdiri dari: (a) Penentuan Lokasi Penelitian, (b) Teknik Penentuan Sampel (Sampling Design), (c) Teknik Pengumpulan Data, (d) Teknik Analisis dan Pendekatan Model yang akan diuji. 4. Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini dapat dibagi menjadi dua sub bab yaitu (a) Hasil dan (b) Pembahasan. Sub bab Hasil memuat data utama, penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian/magang. Data dapat disajikan dalam bentuk kalimat, tabel, grafik, gambar dan atau foto. Tabel yang dicantumkan dalam teks mencakup tabel yang memuat data yang telah diolah (misalnya tabel notasi dan tabel matriks korelasi). Tabel sidik ragam, tabel data pelengkap, tabel yang terlalu panjang, program komputer, peta, metode analisis data, analisis ekonomi, prosedur analisis laboratorium, dimuat dalam lampiran. Ketentuan yang sama berlaku untuk grafik, gambar dan foto. Khusus untuk tabel analisis ragam, guna meringkas penyajian nilai Jumlah Kuadrat (JK) dan F hitung dapat di hilangkan. Juga harus diingat ketentuan di dalam membuat tabel. Bagaimana bila ada interaksi dan bagimana bila tidak ada interaksi. Analisis data lebih lanjut sangat diperlukan, apakah analisis statistika (korelasi dan regreasi), analisis ekonomi atau ana lisis yang lain. Dalam sub bab Pembahasan disajikan pembahasan yaitu mengapa terjadi hasil yang demikian itu. Mengapa perlakuan terbukti memberikan perbedaan/pengaruh nyata, bagaimana penjelasan teorinya dan kaitannya dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya (dari laporan hasil penelitian jurnal, buletin, tesis dan disertasi). Tetapi pembahasan yang justru sangat penting bila data yang diperoleh tidak mendukung hipotesis percobaan. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan berisi hasil utama untuk menjawab tujuan penelitian dan hasil uji hipotesis yang telah dirumuskan. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan hasil. Adapun Saran memuat penjelasan tentang penelitian lebih lanjut, apakah perlu diulangi lagi (yaitu bila hipotesis tidak terbukti kebenarannya) atau perm asalahan apa yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Untuk penelitian pengembangan (“on farm research”, demoplot dll.) dalam anak bab Saran dapat disarankan implikasi hasil penelitian kepada masyarakat. Saran terdiri dari 2 bagian yaitu saran akademik yang berisi tentang hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut sehingga fenomena yang diteliti dapat dipahami lebih baik dan saran praktis/guna laksana bagi pengambil kebijakan tingkat daerah atau pusat, masyarakat atau stakeholder yang lain.
3.9.4 Pustaka 1. Cara Mengutip Pustaka Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mencantumkan pustaka dalam teks skripsi: (1) cara nama-tahun, atau (2) cara-nomor. Cara yang pertama lebih dikenal dengan sistem penulisan sumber pustaka Harvard; contoh: Black (1960). Sedangkan cara yang kedua dikenal dengan sistem penulisan Vancouver . Fakultas Pertanian menetapkan bahwa untuk penulisan pustaka dalam skripsi mengikuti cara nama dan tahun. Nama pengarang yang ditulis dalam teks atau naskah hanya menyangkut nama keluarga, sedang nama pengarang yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang ditulis hanya satu kata nama belakang. Nama pengarang dapat ditulis di awal, di tengah atau di akhir kalimat tergantung pada susunan kalimat. Contoh: Berdasarkan penelitian Truog (2003)….. 35
Truog (2003) mengemukakan bahwa …… Petani dengan pendapatan ….. (Truog, 2003). Bila pustaka yang ditulis oleh dua penulis, maka kedua nama penulis tersebut ditulis lengkap. Bila pustaka yang dikutip terdiri dari 3 orang penulis, maka nama ketiga penulis wajib dicantumkan pada saat kutipan pertama kalimat dimuat dalam teks atau naskah, dan selanjutnya ditulis seperti contoh ini: Kein et al. (2003). Bilamana suatu pustaka yang dikutip ditulis oleh 4 orang penulis atau lebih, dan bilamana nama penulis tersebut ditulis pada bagian akhir kalimat maka penulisan seperti contoh ini : (Smith et al., 2003). Serta bilamana dua atau lebih makalah ditulis oleh seorang penulis dalam tahun yang sama, maka caranya adalah sebagai berikut: Piere (2003a) dan Piere (2003b). Cara mengutip pendapat penulis yang tercantum di dalam pustaka lain mengikuti contoh berikut: Truog, 2003 (dalam Syafei, 2004) mengemukakan bahwa …. Petani … (Truog, 2003 dalam Syafei; 2004). Pada pengutipan pustaka yang berupa tabel, nama pengarang dan tahun dikutip pada akhir kalimat judul Tabel. Penulisan nama penulis dengan statment yang sama dengan lebih dari 1 pustaka ditulis berurutan berdasar tahun yang paling tua. 2. Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA diketik dengan huruf besar, simetrik, dan dicantumkan di halaman baru tanpa diakhiri dengan sebuah titik. Daftar pustaka beri si semua pustaka yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi. Cara menulis pustaka dalam Daftar Pustaka wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Penulisan pustaka dalam Daftar Pustaka tergantung pada setiap jenis pustaka: a. Pustaka Berupa Majalah (Jurnal/Buletin): Nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah, volume dan nomor majalah serta nomor halaman dimana tulisan dengan judul tersebut dimuat. b. Pustaka Berupa Buku Teks: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, nomor edisi (bila bukan edisi pertama), nama penerbit dan tempat penerbit (nama kota). c. Pustaka Berupa Buku Prosiding (Kumpulan Beberapa Makalah): nama pengarang dalam makalah itu, tahun penerbitan, judul tulisan/makalah, nomor halaman di mana tulisan dengan judul buku, nama penerbit dan nama kota penerbit d. Sumber-sumber elektronik (Internet): nama penulis dalam tulisan itu, tahun “update”, judul tulisan, alamat situs dan tanggal diaksesnya tulisan tersebut e. Dokumen Pemerintah: Divisi Departemen Penerbit, tahun terbitan, judul tulisan, Departemen Penerbit, kota penerbitan. Contoh penulisan pustaka pustaka tersebut di atas dan beberapa contoh penulisan untuk pustaka yang lain dapat dilihat pada Lampiran 24. 2. Pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet dari nama keluarga penulis atau nama belakang. 3. Adakalanya seorang penulis menulis suatu pustaka secara mandiri, sedang pada pustaka lain ditulis bersama koleganya (atau lebih). Dalam hal ini, maka cara mencantumkan dalam daftar pustaka pertama -tama adalah makalah yang ditulis secara mandiri dan diikuti makalah –makalah yang ditulis bersama koleganya dengan memberi tanda garis pada pustaka kedua dan pustaka selanjutnya sepanjang nama pengarang yang sama tanpa memperhatikan urutan tahun. 4. Judul pustaka diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama tiap kata. Kata-kata penghubung, kata depan dan keterangan tempat diketik dengan huruf kecil. 36
5. Nama lembaga, jurnal, periodikal, atau buletin dapat disingkat sejauh singkatan tersebut cukup dikenal dan dimengerti. Gunakan pedoman yang dikemukakan dalam “Abbreviation of the American Standar Association” atau “The List of Periodical, Abstracted by Chemical Abstract”. (jika memungkinkan tunjukkan linknya atau tambahkan pada lampiran daftarnya). 6. Untuk penulisan nama pengarang Indonesia disarankan mengikuti Pedoman Penyusunan Nama Pengarang Indonesia. Menurut kesepakatan bersama dalam “Lokakarya Peraturan Katalogisasi dan Authority File Pengarang Indonesia”, yang oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1975 telah disetujui yaitu: “Nama pengarang Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau lebih, dengan tidak memperhatikan latar belakang masing -masing nama itu, maka dalam penyusunan bibliografi nama akhir itu yang dicantumkan lebih dahulu, kemudian diikuti tanda koma setelah itu nama pertamanya. Nama akhir itu kemungkinan dapat berupa nama keluarga, nama marga, nama ayah, nama kecil, atau apapun tidak perlu diperhatikan”. Contoh: Basuki Abdullah ditulis: Abdullah, B. Seno Sastroamidjo jo ditulis: Sastroamidjojo, S. Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana, S. T. I Nyoman Suwandi Pendit ditulis: Pendit, I. N. S. Derajat atau gelar pendidikan, misalnya Prof., Dr., Ir., dr., Drs., SH., B.Sc., M.A., M.Sc. dan lain–lain. Dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan. Mengingat sulitnya mengetahui gelar yang lengkap dari pengarang -pengarang buku dan adanya perbedaan -perbedaan istilah gelar di berbagai negara di dunia, maka dalam teks skripsi, gelar -gelar tersebut tidak harus dicantumkan. Contoh penulisan pustaka dapat dilihat pada Lampiran 33.
3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring 1. Gambar Istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah, peta, bagan, monogram, potret. Gambar harus dibuat pada kertas naskah skripsi. Semua tanda dalam gambar harus serasi dan jelas. Usahakan gambar dimuat pada halaman khusus, ditempatkan simetrik dari batas tepi pengetikan tanpa garis bingkai, penempatannya dapat sejajar lebar kertas atau sejajar panjang kertas. Pembuatan grafik cukup menggunakan salib-sumbu. Gunakan tinta hitam atau hasil proses komputer untuk tanda yang dimuat dalam gambar. Nomor urut dan judul gambar diketik di bawah gambar dan dimulai dua spasi di bawahnya. Jarak antara baris dalam judul adalah satu spasi di bawahnya. Judul gambar tanpa diakhiri dengan tanda titik. Judul gambar diketik dengan huruf kecil, termasuk kata penghubung, kecuali huruf pertama tiap perkataan diketik dengan huruf besar, dan ditempatkan simetrik. Keterangan gambar ditempatkan di atas judul gambar. Gambar yang berukuran lebih besar daripada ukuran kertas apabila dimuat dalam teks skripsi disarankan skalanya diperkecil. Ukuran Gambar yang lebih besar diperkenankan untuk dimuat dalam lampiran (misal: peta). Gambar yang dikutip dari sumber lain harus dicantumkan nama penulis dan tahun publikasi makalah bersangkutan, dalam tanda kurung di belakang judul. Bila gambar merupakan komplikasi dari berbagai sumber, maka cara memberikan tanda -tanda gambar harus dibedakan, dengan diberi tanda superskrip sedang keterangannya diberikan pada catatan kaki di bawah judul gambar itu. Untuk gambar dalam bentuk foto, foto yang ditampilkan harus bisa mencerminkan 37
perbedaan perlakuan. Dalam foto harus ada skala atau barang yang dapat digunakan sebagai pembanding. Latar belakang foto harus berwarna kontras dengan objek foto, untuk tanaman disarankan warna biru atau merah, dan tidak boleh dari kain bertekstur mengkilat (glossy). Foto harus diberi label, namun tidak boleh terlalu besar karena akan menutupi objek yang akan difoto. Contoh grafik pada Lampiran 25, dan contoh Gambar serta diagram pada Lampiran 26. 2. Tabel Tabel diketik pada kertas naskah skripsi. Lajur disusun sedemikian rupa sehingga tabel mudah dibaca. Singkatan yang dipakai di dalam tabel, wajib mengikuti ketentuan yang lazim digunakan. Tabel dimuat pada satu halaman dan tidak boleh dipisah; tabel dengan jumlah lajur dan baris yang lebih besar dari ukuran kertas diusahakan untuk dip erkecil skalanya sehingga muat dalam satu halaman kertas naskah skripsi. Ada kalanya diperlukan superskrip untuk maksud tertentu, hingga batas masih terbaca oleh mata normal. Untuk tabel tidak diperlukan garis kolom. Tabel, nomor tabel, dan judul tabel diketik di atas tabel. Judul tabel ditempatkan simetrik dan tanpa diakhiri dengan titik. Setiap kata pada judul tabel diketik dengan huruf besar, kecuali pada kata penghubung, kata depan, dan keterangan tempat. Jarak antara baris akhir dari judul tabel dengan tabel adalah dua spasi. Jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain dalam judul adalah satu spasi. Tabel yang dikutip dari sumber lain (pustaka) wajib dicantumkan nama penulis dan tahun publikasinya dalam tanda kurung dibelakang judul tabel. Tabel yang memuat data yang berasal dari berbagai sumber pustaka, diberi superskrip yang sama. Superskrip itu ke mudian dijelaskan pada catatan kaki dibawah tabel atau dibuat lajur khusus disebelah kanan tabel, yang memuat nama penulis dan tahun publikasi masing-masing makalah yang dijadikan sumber data. Contoh tabel dapat dilihat pada Lampiran 27. 3. Lambang Lambang untuk peubah (variabel) dipakai untuk memudahkan penulisan peubah tersebut dalam rumus dan dalam pernyataan aljabar lainnya. Semua huruf harus dinyatakan dalam abjad Latin Yunani, baik huruf besar maupun kecilnya. Lambang dapat terdiri dari satu atau dua huruf. Lambang dapat diberi subkrip atau superskrip atau kedua -duanya. Subskrip dan superskrip dapat berupa huruf atau angka. Pilihlah lambang yang sudah lazim digunakan dalam bidang ilmu Saudara. Awal suatu kalimat tidak dibenarkan dimulai dengan lambang; karenanya susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga tidak perlu diawali dengan lambang peubah atau angka. 4. Satuan dan Singkatan Hindarkan pemakaian angka, seperti halnya dengan lambang peubah pada awal suatu kalimat. Gunakan angka untuk tanggal, nomor halaman, persentase, dan waktu, seperti: 2 Januari 1983; 09.00 pagi, halaman 83, 27 persen. Dalam skripsi sebaiknya jumlah dinyatakan dalam angka sedang satuan ukuran dinyatakan dengan singkatan satuannya, terkecuali bila satuan itu tidak didahului oleh suatu angka, misalnya: tabung diukur dalam milimeter dan lebarnya adalah 10 cm. Perlu diperhatikan bahwa penulisan satuan ukuran tidak diberi tanda titik dibelakangnya. Untuk angka kurang dari 10 digunakan angka, seperti empat bagian. Bilamana dalam suatu ka limat memuat satu rangkaian angka -angka lebih kecil dan lebih besar dari 10, maka semuanya dicantumkan dengan angka sedang singkatan satuannya cukup dicantumkan setelah urutan angka terakhir, misalnya: 0, 4, 10, dan 25 oC. Untuk suatu pecahan, agar mengiku ti contoh di bawah ini: (A+B)/(C+D); δy i/δxi 10 g ml-1; 10 kal g -1 38
exp.(a2+b2)1/2 bukan e(a 2+b2)1/2 bukan ( a bx ) Untuk menyatakan suatu desimal, gunakan tanda koma, contoh 10,2 ; sedang ribuan atau kelipatan ribuan ditulis sebagai berikut: 1.000 : 1.000.000 5. Cetak Miring (Italic) Kata-kata latin dan penulisan kata “dalam” pada rujukan pustaka harus diketik miring , misalnya : et al., i.e., viz, a priori, tet a tet, Oryza sativa L., Pare, Thiobacillus ferrooxidans Temple dan Calmer , Rhixopus nigrecaus, Truog (2003) dalam Syafi’i (2004). 6. Istilah asing diketik biasa dan diberi tanda petik, misalnya : “curing”, “split application”, “starter solution”, “appendage”.
3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan 3.10.1 Kertas Skripsi diketik di atas kertas HVS/fotokopi berukuran A4 dan berat 70 -80 mg. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan fotokopi yang bersih dengan berat kertas 70 -80 mg.
3.10.2 Mengetik Naskah skripsi diketik dengan komputer dengan huruf standar adalah Times New Roman 12 Pitch. Batas pengetikan, 4 cm dari kiri kertas, 3 cm dari batas kanan dan bawah, 3 cm dari batas atas tidak termasuk nomor halaman. Jarak antar kata harus diperhatikan, sehingga batas kanan kertas tidak perlu lurus betul, untuk itu diperbolehkan memutuskan kata dengan ketentuan mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar. Setiap alinea baru kata pertama diketik masuk lima ketikan, sedang setelah tanda koma, titik koma dan titik dua diberi jarak satu ketukan kecuali setelah tanda titik untuk kalimat baru diberi jarak dua ketukan. Setiap bab dimulai pada halaman baru, diketik dengan huruf ditengahtengah halaman. Anak bab (sub-bab) diketik di tengah-tengah halaman dengan huruf kecil kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruh besar. Anak-anak bab (sub-sub bab) diketik di tepi halaman dengan huruf kecil kecuali huruf pertama pada kata pertama diketik dengan huruf besar. Antara anak -anak bab/anak bab (bila tidak ada anak -anak bab) diberi jarak 2 ½ spasi. Antara baris dalam teks tulisan diketik 1½ spasi, kecuali untuk kalimat judul anak bab, anak –anak bab, judul tabel dan gambar diketik 1 spasi. Ataukah menggunakan aturan before-after? Bagaimana ketentuannya? Aturan penomoran sub bab dan sub-sub bab (tanpa tanda titik di akhir penomoran).
3 .10.3 Perbaikan Kesalahan Naskah skripsi yang dipersiapkan dengan baik tidak memuat kesalahan baik kesalahan naskah maupun kesalahan ketik.
3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia yang wajib digunakan dalam naskah harus Bahasa Indonesia yang baku dan benar sesuai denga ejaan yang disempurnakan (EYD). Kaidah tata bahasa harus ditaati. Kalimat haruslah utuh dan lengkap. Pergunakan tanda baca seperlunya agar dapat 39
dibedakan anak kalimat dari kalimat induknya, kalimat yang diterangkan. Kata ganti orang, terutama kata ganti orang pertama (saya, kami), jangan digunakan dalam kalimat naskah, kecuali dalam kalimat kutipan. Pemisahan kata menjadi suku kata pada batas pengetikan sebelah kanan harus mengikuti ketentuan kata bahasa. Kata terakhir pada baris kalimat didasar halaman tidak boleh dipotong. Apabila suatu alinea harus diputus karena pergantian halaman, maka alinea terakhir pada halaman tersebut minimun tersisa dua baris. Demikian pula bagian yang dipindahkan pada halaman berikutnya minimun dua baris. Gunakan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Kamus Umum Bahasa Indonesia sebagai pedoman.
3.10.5 Nomor Halaman Halaman bagian persiapan skripsi diberi nomor berbeda dengan nomor halaman tubuh utama skripsi. Halaman-halaman bagian persiapan diberi nomor angka kecil Romawi. Angka nomor halaman tubuh utama skripsi berupa angka Arab dan dimulai pada bab pendahuluan dan seterusnya sampai dengan lampiran-lampiran. Tiap bab dimulai pada halaman baru dan nomor halamannya tidak dicantumkan. Semua nomor halaman, baik angka Romawi atau angka Arab, diketik 1 cm dari batas atas kertas dan 1 cm dari batas kertas sebelah kanan, di belakang nomor halaman tidak diberi titik.
3.11 Pedoman Seminar Ilmiah 3.11.1 Ketentuan Umum Dalam rangka penyelesaian skripsi, setiap mahasiswa program strata -1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya diwajibkan melakukan seminar ilmiah paling sedikit 2 (dua) kali, masing -masing untuk proposal penelitian untuk skripsi dan hasil penelitian skripsi.
3.11.2 Persyaratan Seminar Seorang mahasiswa diperbolehkan melakukan seminar ilmiah bila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Telah menyelesaikan makalah seminar berupa Proposal Penelitian Skripsi dan atau Hasil Penelitian Skripsi (Contoh Lampiran 36).
2. Telah mendapat persetujuan dosen pembimbing dan Ketua Jurusan. 3. Telah mengikuti seminar mahasiswa yang pelaksanaannya diatur oleh jurusan masingmasing.
3.11.3 Tata tertib Seminar 1. Sebelum pelaksanaan seminar, pemrasaran harus sudah mendaftar ke jurusan paling lambat satu minggu sebelum seminar dilaksanakan. 2. Jurusan mengumumkan jadwal pelaksanaan seminar yang tembusannya disampaikan ke Jurusan lain untuk diumumkan selambat -lambatnya 2 hari sebelum seminar dilaksanakan. 3. Seminar dipimpin oleh seorang moderator (dosen atau mahasiswa) dan pembahas utama baik dosen atau mahasiswa (atau keduanya). 4. Pemrasaran wajib menyerahkan makalah seminar lengkap yang telah dikonsultasikan dengan pembimbing kepada pembahas utama dan dosen pembimbing paling 40
lambat tiga hari sebelum pelaksanaan seminar. 5. Seminar dianggap syah apabil a telah dihadiri sekurang -kurangnya oleh salah satu dosen pembimbing dan minimal 20 mahasiswa peserta seminar. 6. Seminar dimulai setelah pemrasaran selesai membagikan ringkasan makalah kepada seluruh peserta seminar. Seminar dimulai dengan pembukaan oleh moderator, dilanjutkan dengan presentasi secara lisan selama 15 menit, kemudian diteruskan dengan penyampaian pertanyaan dan saran oleh pembahas utama setelah 25 menit dan oleh peserta seminar yang lain selama 30 menit, terakhir saran-saran dari dosen pembimbing utama kurang lebih 10 menit dan ditutup oleh moderator. 7. Presentasi seminar diwajibkan menggunakan alat bantu yang tersedia (OHP dan atau LCD Proyektor). 8. Pemrasaran seminar diwajibkan memakai Official Cap (baju putih, celana hitam, dasi hitam, sepatu hitam dan jas almamater). 9. Seluruh peserta seminar diwajibkan berpakaian rapi.
3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi 3.12.1 Umum Mahasiswa diwajibkan menyerahkan copy elektronik atau soft copy berupa CD baik ringkasan skripsi maupun skripsi lengk ap kepada Jurusan. Sedangkan untuk dosen pembimbing dan perpustakaan Universitas tetap diserahkan skripsi lengkap atau hard copy. Untuk publikasi di perpustakaan pusat mahasiswa diminta juga menyerahkan bahan publikasi (Contoh bahan publikasi pada Lampiran 29). Bila bahan publikasi ini direncanakan untuk dipublikasikan di Jurnal maka mahasiswa diminta memberitahu ke Perpustakaan Pusat untuk digunakan keperluan internal. Adapun lembar persetujuan oleh Dosen Pembimbing dapat dicontohkan di Lampiran 30.
3 .12.2 Sistematika Makalah ringkasan skripsi memuat bab-bab sbb: 1. Halaman Judul 2. Halaman Persetujuan 3. Abstrak (1 halaman), dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 4. Pendahuluan (1 –3 halaman) a. Latar belakang (berisi: alasan pemilihan judul dan dasar ilmiah dengan berbagai kutipan pustaka) b. Tujuan c. Hipotesis Khusus untuk Program Studi Agribisnis, Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang, Perumusan Masalah, tujuan serta kegunaan penelitian. Ringkasan Kerangka Pemikiran disajikan sebelum Metode Penelitian 5. Metode Pelaksanaan/Penelitian (lebih kurang 4 halaman) a. Tempat dan Waktu/Lokasi Penelitian b. Alat dan Bahan/Teknik Penentuan Sample c. Metode/Teknik Pengumpulan data dan analisis data 6. Hasil dan Pembahasan (lebih kurang 8 halaman) 41
7. Kesimpulan dan Saran (1 halaman) a. Kesimpulan b. Saran 8. Daftar Pustaka 9. Lampiran-lampiran.
3.12.3 K etentuan Lain 1. Tata cara penulisan makalah ringkasan skripsi mengacu kepada Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Pertanian Keseluruhan isi makalah ringkasan skripsi terdiri dari 15–20 halaman dan dijilid sampul tipis warna hijau. 2. Referensi (sumber pustaka) lain yang bisa dipergunakan sebagai acuan penyusunan karya ilmiah adalah: Tanjung H. B. N. dan Ardial H. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi dan Tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah. Prenada Media. Indonesia.
Dirjen Dikti, 2009. Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
3.13 Yudisium Sarjana Seorang mahasiswa dapat mengikuti Yudisium Sarjana bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Telah mengumpulkan Skripsi yang dicetak dengan sampul hijau dan telah disetujui oleh Dosen Pembimbing serta telah disyahkan oleh Majelis Penguji. Syarat menyerahkan naskah jurnal? 2. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila nilai skripsi sekurang-kurangnya C. 3. Predikat kelulusan adalah s ebagai berikut : a. Dengan Pujian (Cumlaude), apabila IPK 3,51 - 4,00 b. Sangat Memuaskan, apabila IPK 2,76 - 3,50 c. Memuaskan, apabila IPK 2,00 - 2,75 Khusus predikat kelulusan Cumlaude ditentukan juga berdasarkan lama studi maksimum, yaitu (n+1) dimana n adalah masa studi (= 4 tahun) untuk S -1 dan 2 tahun untuk mahasiswa alih jenjang dari Program D-III.
42
LAMPIRAN
43
L A M P I R A N 1 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S AH A N P R O P O S A L MAGANG KERJA
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL MAGANG KERJA JUDUL: ……………………………………………………………….
Disetujui Oleh:
Pembimbing Lapangan,
Pembimbing Utama,
_ NIP………………………
NIP……….………….…
Catatan: Untuk ujian Magang Kerja, Laporan belum perlu ditandatangani Ketua Jurusan. Cukup ditandatangani oleh Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan saja, atau catatan persetujuan dari kedua pembimbing.
44
L A M P I R A N 2 . C O N T O H F O R M A T S A M P U L PROPOSAL/ L A P O R A N A K H I R MAGANG KERJA
(S A M P U L T I P I S ‘ S O F T C O V E R ’ W A R N A H I J A U )
JUDUL : ………………………………………………………………..
MAGANG KERJA
Oleh : Nama NIM
JURUSAN ....... PROGRAM STUDI..... FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 20...
45
L A M P I R A N 3 . F O R M A T P E N G E S A H A N L A P O R A N A K H I R MAGANG KERJA LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG KERJA JUDUL: ……………………………………………………………….
Disetujui Oleh:
Pembimbing Lapangan,
Pembimbing Utama,
NIP……….………………
NIP…………..…………
_
Mengetahui Jurusan ................................... Ketua
NIP…………..………….......
Catatan: Untuk seminar / ujian Magang Kerja, Laporan belum perlu ditandatangani Ketua Jurusan. Cukup ditandatangani oleh Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan saja, atau catatan persetujuan dari kedua pembimbing.
46
L A M P I R A N 4. C O N T O H F O R M A T L E M B A R R E V I S I L A P O R A N MAGANG KERJA (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) LEMBAR REVISI LAPORAN MAGANG KERJA NAMA MAHASISWA
: ………………………………..………………………………………………..
NIM
: ………………………………..………………………………………………..
PROGRAM STUDI
: ………………………………..………………………………………………..
JURUSAN/MINAT
: ………………………………..………………………………………………..
Catatan yang harus direvisi …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...………………………………………………………………….. …………………………………………...…………………………………………………………………..
Malang , …………………… Penguji,
47
L A M P I R A N 5 . C O N T O H F O R M A T P E N Y E R A H AN L A P O R A N MAGANG KERJA (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) TIM PENGELOLA MAGANG KERJA JURUSAN ………/MINAT ………. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TANDA TERIMA LAPORAN MAGANGKERJA Telah terima Laporan Magang Kerja: NAMA NIM JURUSAN/ PROGRAM STUDI JUDUL MAGANG KERJA
: ……………………………………………… : ...........…………………………………… : ……..…………..........………………… : ……………………………………………… …………………………………………
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… No N A M A TANGGAL 1 2 3
……………… TANDA TANGAN
Jurusan Dosen Pembimbing Instansi tempat magang kerja
Catatan dibuat rangkap 4 Panitia Magang Kerja Untuk Pembimbing Utama Magang Kerja Untuk Pembimbing Lapangan Untuk Instansi ybs
Malang, Panitian Magang Kerja,
Catatan: Laporan yang diserahkan berupa Laporan Magang Kerja yang telah diujikan dan telah selesai direvisi serta telah mendapatkan pengesahan dari Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan da n Ketua Jurusan/ Ketua Program.
48
L A M P I R A N 6. C O N T O H F O R M A T S U R A T K E T E R A N G A N T E L A H M E N Y E L E S A I K A N MAGANG KERJA (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )
TIM PENGELOLA MAGANG KERJA JURUSAN ……/MINAT …………….. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN MAGANG KERJA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: …………………………………………………………………..
NIM
:
…………………………………………………………………..
Jurusan/PS
:
…………………………………………………………………..
Judul Magang Kerja :……………………………………………………………….. Lokasi
: …………………………………………………………………..
Telah selesai dalam melaksanakan Magang Kerja yang dimulai pada: ……………………………………………………S/d……………………………………………………… Demikian, Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya. Mengetahui
Pembimbing Lapangan/Instansi
Mahasiswa Pelaksana Magang Kerja ,
Keterangan: 1. Rangkap 1 untuk Panitia 2. Rangkap 2 untuk Pembimbing Utama 3. Rangkap 3 untuk Pembimbing Lapangan
49
L A M P I R A N 7. C O N T O H F O R M A T P E N D A F T A R A N K E G I A T A N S K R I P S I (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) LEMBAR PENDAFTARAN SKRIPSI Nama : …………………………… NIM : …………………………… Program Studi : …………………………… Jurusan : …………………………… Judul Sementara : ………………………….…………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… Pembimbing Utama : …………………………….. Pembimbing Pendamping : …………………………….. Lokasi (bila dalam bentuk Magang Kerja) : …………………………….. Mengetahui: Pembimbing Utama,
Malang, …………………… Mahasiswa yang be rsangkutan,
NIP………………..…...
*)
Penentuan Dosen Pembimbing telah diatur sebelumnya oleh Jurusan
**)
Judul telah dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Pendamping dan harus dilengkapi jadwal kerja yang telah disetujui Pembimbing Utama.
***) Lembar ini beserta jadwal kerja dibuat rangkap 3 yaitu untuk, Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, dan yang bersangkutan.
50
LA M P IRA N 8. C ON T O H F O R MA T J A DW A L K E R JA K E G IA TA N S K R IP S I JADWAL KERJA KEGIATAN SKRIPSI : …………………………………. : …………………………………. : …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… ……………………………………………………………………
Nama Mahasiswa NIM Judul Skripsi
Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke : No. Judul Kegiatan **)
Bulan 1
ke
Bulan 2
ke
Bulan 3
ke
Bulan 4
ke
Bulan 5
ke
Bulan ke 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Konsultasi Judul 2. Pembuatan Proposal 3. Penelitian Pendahuluan 4. Seminar Proposal 5. Persiapan Penelitian 6. Pelaksanaan Penelitian 7. Analisis data 8. Pembuatan draft laporan 9. Konsultasi hasil 10 Seminar hasil 11 Laporan Akhir Selesai
Menyetujui : Dosen Pembimbing Utama,
Malang,………………… Mahasiswa yang bersangkutan,
_
_
_
NIP ………………… …… Catatan : *) **) ***)
Dibuat rangkap 4 diserahkan bersama sama dengan Lembar Pendaftaran Skripsi kepada Panitia Pemantau Skripsi Jurusan. Judul Kegiatan tergantung kepada kebutuhan sesuai arahan Pembimbing. Jadwal tersebut harus dimasukkan dalam proposal penelitian.
51
LAM P IRAN 9. CON T O H LEM BA R PEN GESA HA N PR O POSA L S KRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL JUDUL: ………………………………………………………………. Oleh : Nama :………………………. NIM : ………………………. Program Studi : ………….. Minat : .................................
Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
NIP……………………
NIP………….………………
Mengetahui, Ketua Jurusan……………..,
_ _ NIP….………………….........
52
LAMPIRAN 10. CON T O H SA MPU L SKRIPSI
KAJIAN BAHAN TANAM DAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)
Oleh MUNIFATUZ ZUHRO
JURUSAN ....... PROGRAM STUDI..... FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 20..
53
PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
Oleh : IWAN JUMROTUL ABADI MINAT BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2013
54
LAMPIRAN 11. CONTO H HA LA MAN JU DU L S KRIPSI
KAJIAN BAHAN TANAM DAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)
Oleh MUNIFATUZ ZUHRO 0510420029-42
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
JURUSAN ....... PROGRAM STUDI..... FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 20...
55
PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
Oleh : IWAN JUMROTUL ABADI 0810480049
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2013
56
LAMPIRAN 1 2. CONTOH PERN YA TAA N SKRIPSI
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, ………………………
__ Tandatangan dan nama terang
57
LAMPIRAN 1 3. CON TO H HA LA MAN PERSETUJUAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul penelitian
:ePENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
Nama Mahasiswa
: IWAN JUMROTUL ABADI
NIM
: 0810480049
Jurusan
: Budidaya Pertanian
Program Studi
: Agroekoteknologi
Laboratorium
: Sumber Daya Lingkungan
Menyetujui
: Dosen Pembimbing
Pembimbing Utama,
Pembimbing Kedua,
Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. NIP.19530825 198002 1 002
Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU NIP. 19570117 198103 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Dr. Ir. Nurul Aini, MS NIP. 19601012 198601 2 001
Tanggal Persetujuan : .............. 58
L A M P I R A N 1 4. C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N S K R I P S I
59
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan MAJELIS PENGUJI
Penguji I
Penguji II
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS NIP. 19580412 198503 1 003
Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU NIP. 19570117 198103 1 001
Penguji III
Penguji IV
Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. NIP.19530825 198002 1 002
Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS NIP. 19611109 198503 2 001
Tanggal Lulus :
60
LAMPIRAN 1 5. CON TO H HA LA MA N PERUNTU KAN S KRIPSI
Skripsi ini kupersembahkan untuk Kedua Orang tua tercinta serta Kakak dan Adikku Tersayang
61
LAMPIRAN 1 6. CONTO H R IN GKA SAN SKRIPSI
RINGKASAN AKHIRA DESINTHA ARISETIA. 0101040008 -44. Studi Daya Saing Kedelai dalam Pengembangan Agroindustri. Di bawah bimbingan Iksan Semaoen sebagai Pembimbing Utama dan Nuhfil Hanani sebagai Pembimbing Pendamping.
Agroindustri sebagai motor penggerak pembangunan sektor pertanian diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan nasional baik dalam susunan pertumbuhan, pemerataan maupun stabilitas. Banyak harapan telah ditumpukan pada agroindustri namun harapan besar tersebut tentunya lebih melekat pada potensi yang ada. Perkembangan agroindustri dapat terjadi apabila komoditas pertanian didasarkan atas daya saing diantaranya: keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, memenuhi skala ekonomi, mampu mengendalikan produk secara kontinu, kebijakan pemerintah dan mempunyai efek ganda. Salah satu dari berbagai komoditas yang dapat menangkap aspek ganda adalah komoditas kedelai. Kedelai merupakan komoditas penting di Indonesia karena merupakan salah satu dumber protein nabati, sumber vitamin, sumber mineral dan terjangkau oleh masyarakat. Mengingat komoditas kedelai merupakan komoditas komersial dan 96 persen dari 95 persen komoditas kedelai digunakan sebagai bahan baku industri tempe tahu yang perlu dilestarikan keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari, meramalkan dan merumuskan daya saing komoditas kedelai sehingga diharapkan akan diperoleh keselarasan langkah sebagai upaya mengatasi masalahmasalah yang berkaitan dengan berbagai kesenjangan baik dari aspek produksi, permintaan input-output, agroindustri tahu/tempe dan kebijakan pemerintah di masa yang akan datang. Metode analisis usahatani dan agroindustri tempe tahu menggunakan fungsi keuntungan Cobb Douglass dengan metode penaksiran yang digunakan adalah Seemingly Unrealeated Regression (SUR) dan memperhatikan aspek resiko yang ditanggung oleh petani. Analisis daya saing menggunakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dikombinasikan dengan Policy Analysis Matrix (PAM), selain itu PAM juga dipakai untuk menganalisis kebijakan dan intervensi pemerintah terhadap komoditas kedelai baik dalam usahatani maupun agroindustri tempe tahu. Beberapa jenis skenario (sensitivitas) kebijakan dilakukan dan intervensi pemerintah terhadap komoditas kedelai agar mempunyai daya saing di tingkat regional, nasional maupun internasional. Hasil penelitian antara lain : 1. Daya saing pengusahaan komoditas kedelai di tingkat regional, nasional dan internasional masih rentan terhadap perubahan -perubahan input, output maupun kebijakan pemerintah. Sedangkan agroindustri temped an tahu mempunyai daya saing stabi l yang ditunjukkan oleh nilai koefisien keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang lebih kecil dari 0,5 62
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perilaku Petani terhadap resiko memperlihatkan bahwa sebagian besar petani yaitu 48,57 persen dari seluruh petani contoh netral resiko, 40 persen berperilaku tidak berani berisiko, dan 11,43 persen berperilaku berani berisiko. Efisiensi teknis, efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomi relatif petani yang berperilaku tidak berani beresiko tidak lebih efisien dari pada petani yang berperilaku netral resiko. Petani yang berani beresiko lebih efisien secara alokatif dibandingkan petani yang berperilaku netral resiko. Keuntungan harapan sebagai variabel tidak bebas dan koefisien perilaku terhadap resiko sebagai variabel bebas, memperlihatkan adanya pengaruh negatif tetapi tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan harapan tidak dipengaruhi oleh perilaku petani dalam menghadapi resiko. Kebijakan Pemerintah pada harga dalam kegiatan sistem komoditas kedelai dapat meningkatkan surplus produsen sebesar 4 persen dan secara tidak langsung dapat meningkatkan daya saing komoditas domestik. Pengusahaan komoditas kedelai belum mencapai efisiensi ekonomis dan untuk agroindustri Tahu dan Tempe efisien dalam penggunaan biaya produksi namun belum mencapai e fisiensi ekonomis. Komoditas kedelai diusahakan petani masih mempunyai daya saing, namun sensitif terhadap tingkat produktifitas, harga kedelai impor, Shadow Exchange Rate (SER), Nilai Tukar Resmi (NTR) dan tarif impor.
63
LAMPIRAN 1 7.
CONT OH SUMMAR Y SK RIPSI
SUMMARY Natalia Prima Rahardita. 0310460030 -46. Predation Ability of Stethorus sp. (Coleoptera: Coccinellidae) and Coccinellid, Predator of Tetranychus sp. Mites (Acari: Tetranychidae). Supervised by Sri Karindah and Retno Dyah Puspitarini. Tetranychus sp. is an important pest of cassava plant that causes major damage. This species have several natural enemies, there are coleopteran Stethorus sp. and coccinellid. The research of both predators was needed to give information about their potential. The objectives of this research were to observe the predation ability and the predation activity of adult Stethorus sp. and coccinelid on different prey stages of Tetranychus sp. This research was conducted in Laboratory of Entomology Plant Pest and Disease Department, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang, on August 2007 until February 2008. The predator ability was determined separately for male and female of Stethorus sp. and unsexed of coccinellid with different prey stages of prey (eggs, nymphs and adults of Tetranychus sp.). One predator was introduce to Petridish (Ø= 9 cm) and provided 50 eggs, 30 nymphs and 20 adults of Tetranychus sp. The numbers of preys were replaced to the original density after 24 hours. The consumption rate experiment for each prey type was replicated 10 times and determined daily within 5 days. The predation activity was determined separately for male and female of Stethorus sp. and unsexed of coccinellid with different prey stages of prey (eggs, nymphs and adults of Tetranychus sp.). One predator was introduced to Petridish and provided 25 eggs, 15 nymphs and 10 adults of Tetranychus sp. The numbers of preys were replaced to the original density after 12 hours. The prey consumed was recorded two times for a day period i.e. at 6 a.m. and 6 p.m. The consumption rate experiment for each prey type was replicated 10 times and determined daily within 5 days. The data were analyzed using t test of 5% error levels and followed by Least Significant Different test of 5% levels.The results of first experiment showed that the predation ability of Stethorus sp. was higher than coccinellid. Stethorus sp. Consumed 29,14 eggs, 9,39 nymphs or 5,44 adults of Tetranychus sp. per day, while coccinellid consumed 20, 26 eggs, 4,94 nymphs or 2,82 adults of Tetranychus sp. per day. The female of Stethorus sp. consumed the average number of nymph or adult of Tetranychus sp. higher than the male (p=0,01 and p=0.03). However, male and female of Stethorus sp. consumed the average same numbers of Tetranychus sp. eggs (p=0,12). The female of Stethorus sp. consumed 29, 14 eggs, 10,62 nymphs or 6,78 adults of Tetranychus sp. per day, while the male of Stethorus sp. consumed 27,20 eggs, 8,16 nymphs or 4,10 adults of Tetranychus sp. per day. Both predators consumed more eggs than nymphs or adults. Stethorus sp. consumed 28,17 eggs, 9,39 nymphs or 5,44 adults per day and coccinellid consumed 20,26 eggs, 4,94 nymphs or 2,82 adults per day. The results of second experiment showed that the preying activity of both predators was more during night time rather than in the day time. The average number of Tetranychus sp. that were consumed by Stethorus sp. at night 17,96 eggs, 5,61 nymphs or 3,22 adults Tetranychus sp. per day, while coccinellid consumed 13,02 eggs, 3,00 nymph s or 64
1,92 adults Tetranychus sp. per day. Stethorus sp. consumed 10,22 eggs, 3,78 nymphs or 2,22 adults Tetranychus sp. per day during day time, whereas coccinellid consumed 7,24 eggs, 1,94 nymphs or 0,90 adults Tetranychus sp. per day.
65
L A M P I R A N 1 8.
CONT OH KATA PEN GANTA R SKRIPSI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya telah menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Daya Mangsa Stethorus sp. (Coleoptera: Coccinellidae) dan Coccinellid, Predator Tungau Tetranychus sp. (Acari: Tetranychidae) ”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Dr. Ir. Sri Karindah, MS. dan Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS., selaku dosen pembimbing atas segala kesabaran, nasihat, arahan dan bimbingannya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS. dan Dr. Ir. Aminudin Afandhi, MS. selaku penguji atas nasihat, arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Jurusan Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS. dan Dr. Ir. Toto Himawan, SU. selaku dosen pembimbing akademik atas segala nasihat dan bimbingannya kepada penulis, beserta seluruh dosen atas bimbingan dan arahan yang selama ini diberikan serta kepada karyawan Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya atas fasilitas dan bantuan yang diberikan. Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orangtua dan adik atas doa, cinta, kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Juga kepada rekan-rekan HPT khususnya angkatan 2003 “Arduti” atas bantuan, dukungan dan kebersamaan selama ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, dan memberikan sumbangan pemikiran dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Malang, Juni 2008
Penulis
66
67
L A M P I R A N 19 . C O N T O H R I W A Y A T H I D U P L A P O R A N S K R I P S I
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 25 Desember 1984 sebagai putri pertama dari dua bersaudara dari Bapak Subiantoro dan Ibu Titik Srihartati. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Nambangan Lor 05/07 Madiun pada tahun 1991 sampai tahun 1997, kemudian penulis melanjutkan ke SLTPN 2 Madiun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 2000. Pada tahun 2000 sampai tahun 2003 penulis studi di SMUN 2 Madiun. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata-1 Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Entomologi pada tahun 2005 -2006, Organisme Penyebab Hama pada tahun 2006 -2007 dan Hama Penting Tanaman Utama pada tahun 2007 -2008. Penulis pernah aktif dalam kepanitiaan PROTEKSI (Pekan Orientasi Terpadu Keprofesian) pada tahun 2006, 2007 dan Ekspedisi HPT pada tahun 2006.
68
LAMPIRAN 20A. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN
i
SUMMARY
ii
KATA PENGANTAR
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
I.
PENDAHULUAN
1
1. Latar Belakang
1
2. Tujuan
3
3. Hipotesis
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
1. Syarat Tumbuh
4
2. Galur Unggul Tembakau Virginia Rajangan
5
3. Kebutuhan Unsur Hara dan Pemupukan Tembakau Virginia
5
4. Pengaruh Pupuk N terhadap Tanaman Tembakau
7
5. Interaksi Antara Dosis Nitrogen dan Galur
11
BAHAN DAN METODE
13
1. Tempat dan Waktu
13
2. Alat dan Bahan
13
3. Metode Penelitian
13
4. Pelaksanaan Percobaan
14
5. Pengamatan Percobaan
19
II.
III.
69
6. Analisa Data
22
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
1. Hasil
23
2. Pembahasan
42
KESIMPULAN DAN SARAN
53
1. Kesimpulan
53
2. Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN
56
IV.
V.
70
Lampiran 20.B. Contoh Daftar Isi Laporan Skripsi (lanjutan) Untuk Program Studi Agribisnis
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN
i
SUMMARY
ii
KATA PENGANTAR
iii
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................
iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
ix
I.
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
5
1.3 Tujuan ............................................................................................
7
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1 Telaah Penelitian Terdahulu
9
2.2 Tinjauan Tentang Karet ..................................................................
11
2.3 Tata Niaga Karet Alam Indonesia ..................................................
26
2.4 Persaingan Karet Alam dengan Karet Sintetis ...............................
27
2.5. Model Ekonometrika
29
KERANGKA TEORITIS
37
II.
III.
71
IV.
V.
VI.
3.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................
37
3.2 Hipotesis
61
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................
62
METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian ............................................................................
65
4.2 Teknik Penentuan Sample
65
4.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................
66
4.4 Teknik Analisis Data/Pendekatan Model yang akan diuji ..............
67
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
70
5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perdagangan Karet Alam Indonesia dan Dunia ............................................................
70
5.2 Validasi Model .................................................................................
95
5.3 Dampak Kuota Ekspor terhadap Kinerja Perdagangan .................
97
5.4 Dampak Kuota Ekspor terhadap Distribusi Kesejahteraan Pelaku Ekonomi Karet Alam Indonesia .........................................
133
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................
141
6.1 Kesimpulan .....................................................................................
141
6.2 Saran
143
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAGAIMANA TEKNIK MENDOKUMENTASIKAN PENELITIAN : CARA MENAMPILKAN FOTO DAN CARA MENGAMBIL FOTO PENELITIAN ? PENTING UNTUK DIINFORMASIKAN
72
LAMP IRAN 21. CON TO H DA FTA R TA BE L LA PO RAN SKRIPSI
SETIAP GANTI SUB BAN DIBERI JARAK di format paragraf AFTER +6 (BUKAN ENTER) DAN JUDUL YANG TIDAK CUKUP SATU BARIS, UNTUK BARIS BERIKUTNYA HANYA 1 SPASI SAJA DAFTAR TABEL Nomor
Halaman Teks
1.
Rata-rata Produksi Pangan Nasional antara Tahun 1980 -1990 ………...
12
2.
Rata-rata Hasil Ubijalar (t ha-1) di Indonesia pada Tahun 1990 ....………
13
3.
Berat Kering Ubi dan Distribusi bahan Kering pada Fase Awal Pertumbuhan Dua Varietas Ubijalar………………………………….………
14
4.
Besarnya Laju Perkembangan Ubi Tanaman Ubijalar (g tan-1 hari-1)…
15
5.
Rata-rata Hasil Ubijalar (t ha-1) Varietas Unggul dan Lokal ………………
18
LAM P IRAN 2 2. CON T O H DA FTA R GA M BAR LA P ORA N SKRIPSI
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman Teks
1.
Tiga Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Ubijalar…………
8
2.
Indeks Luas Daun Empat Varietas Ubijalar pada Tujuh Waktu Pengamatan Setelah Tanam 25……………………………………………...
9
Nisbah Pertumbuhan Tajuk dengan Ubi Tanaman Ubijalar pada Dua Macam Tanah yang Brbeda………………………………………………….
10
Pengaruh Peningkatan Penggunaan N Terhadap Hasil Ubi Tanaman Ubijalar pada Tiga Jenis Tanah yang Berbeda……………………………..
13
Hubungan antara Kadar N dan Kecepatan Distribusi Bahan Kering Ke dalam Ubi Empat Varietas Ubijalar…………………………………………..
15
Hubungan antara Serapan Nitrogen dengan Indeks Luas Daun Ubijalar..
24
3.
4.
5.
6.
73
L A M P I R A N 2 3 . C O N T O H D A F T A R L A M P I R A N L A P OR A N S K R I P S I
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman Teks
1.
Analisis Tanah Awal………………………………………………..……………
54
2.
Deskripsi Galur Tembakau Virginia Rajangan T45/P25…………..…………
55
3.
Deskripsi Galur Tembakau Virginia Rajangan T45/K08…………..…………
56
4.
Gambar denah Percobaan……………………………………………………...
57
5.
Petak Pengambilan Contoh……………………………………….…………….
58
6.
Perhitungan Kebutuhan Pupuk Nitrogen………………………….…………..
59
7.
Sidik Ragam Analisis Regresi Hubungan antara Kandungan Khlorofil dengan D osis P upuk N dan antara L aju R espirasi dengan D osis P upuk N pada Dua Galur Tembakau Virginia………………………………..…………
61
Sidik R agam A nalisis Regresi Hubungan antara Kandungan Karotin dengan dosis Pupuk N dan antara Laju Respirasi dengan Ddosis P upuk N pada dua Galur Tembakau Virginia………………………………..………………………..
61
Sidik Ragam Analisis Regresi Hubungan antara Bobot Kering Tanaman (Bktan) dengan Dosis Pupuk N dan antara Bobot Kering Tajuk (Bktaj) dengan Dosis Pupuk N pada Dua Galur Tembakau Virginia…………………
61
8.
9.
74
L A M P I R A N 24 . C O N T O H P E N U L I S A N D A F T A R P U S T A K A U N T U K S E T I A P M A C A M P U S T AKA
Untuk mendidik mahasiswa tentang kejujuran, maka setiap Pustaka di dalam daftar Pustaka harus ada nomor HALAMAN yang dibaca : Harus dijelaskan bagaimana cara menulis halaman buku Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia ? Misal : Halaman atau Hal. ; p atau pp A. Jurnal Pustaka Berupa Majalah (Jurnal/Buletin) / Periodicals : Journal/Bulletin Boerboom, B.W.J. 2000. A Model of Dry Matter Distribution in Cassava (Manihot esculenta Crantz). Neth. J. Agric. Sci. 26 (3) : 267-277 B. Pustaka Berupa Buku Teks Agrios, G. N. 2000. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press. San Diego. p 635 Agrios, G. N. 2002. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press. San Diego. pp 56 - 60 Wolf, D. C. and J. O. Legg. 2000. Isotop and Radiation in Agricultural Sciences: Soil microbiology. S.P.W.R. Acad. Press. London. pp. 99 – 149 C. Pustaka Berupa Buku Prosiding (Kumpulan Beberapa Makalah) Biley, S.W.(ed.) 2002. Proc.Int.Clay Conf., Mexico City. 16-23 July 2000. Applied Publishing, Ltd., Wilmette, IL. Proc.Int.Sunflower Conf., 12th,Novi Sad, Yugoslavia. 25-29 July 2003. Int Sunflower Assoc., Tbowoomba, QLD, Australia. Sakatomo,S. (ed.) 2002 .Proc. Int. Wheat Genet.Symp.,6th, Kyoto.28 Nov.-3 Dec. 2001. Plant GermPlasm Inst., Fac. Agric., Kyoto Univ., Kyoto, Japan. Voronin,A.D. (ed.) 2002-2003. Trans. Int. Congr.Soil Sci., 10th, Moscow. 2002.12 vol.in 13. Inst. Of Soil Science and Agrochemistry; Moscow. D. Artikel dalam Publikasi Serial Brown, P.D., and M.J. Morra. 2002. Control of soil Borne Plant Pests Using Glucosinolate Containing Plants. Adv. Agron. 61:167-231. Edwards, A.C., and M.S. Cresser. 2004. Freezing and its Effect on Chemical and Biological Properties of The Soil. Adv. Soil Sci. 18:59-79. [After vol 20, Advances in Soil Scienceis no longer published as a serial with volume numbers, Treat listings in later editions as you would a chapter in a book.] E. Artikel dalam Majalah Seri Ilmiah Anonymous. 2001. Computer Programs from your radio? Agri-Marketing 22(6):66. Davenport, C.H. 2002. Sowing The Seeds. Barron’s. 2 March, p. 10. 75
Mulvaney, D.L., and L. Paul. 2001. Rotating Crops and Tillage. Crops Soils 36(7):18-19.
F. Artikel dengan ada Perbaikan (Errata) yang telah diketahui Baker, J.M., E.J.A. Spaans, and C.F. Reece. 2004. Conductimetric Measurement of CO2 Concentration: Theoretical Basis and its Verification. Agron. J. 88:675-682 [erata: 88(6):vi]. G. Makalah dalam Buku Buresh, R.J., RC. Smithson, and D.T. Hellums. 2002. Building Soil Phosphorus Capital in Africa. P.111149. In R.J. Buresh et al. (ed.) Replenishing Soil Fertility in Africa. SSSA Spec. Publ. 51. SSSA, Madison, WI. Gardner, W.H., 2003. Water content. P. 493-544. In A. Klute (ed.) Methods of Soil Analysis. Part 1. 2nd ed. Agron. Monogr. 9. ASA and SSSA, Madison, WI. p ------H. Makalah dalam Prosiding Abadi, A. L. dan M. Martosudiro. 2005. Efisiensi Penggunaan Fungisida Sistemik-kontak untuk Pengendalian Penyakit Busuk Daun (Phytophthora infestans) pada Tanaman Kentang. 25.1-25.14. Dalam Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian Pendukung Pengendalian Hama Terpadu. KPPHT BAPPENAS dan Balitbang Deptan. Jakarta. Cagirgan, M.I., and C. Toker. 2005. Path-coefficient Analysis for Grain Yield and Related Characters Under Semiarid Conditions in Barley. P. 607-609. In A. Slinkard et al. (ed.) Proc. Int. Oat Conf., 5th & Int. Barley Genet. Symp., 7th. Vol.2. Univ. of. Saskatchewan Ext. Press, Saskatoon, SK, Canada. Dolstra, O., M.A. Jongmans, and A.W. de Jong. 2003. Geneticvariation for Desgestibility of Cellwall Constituens in The Stalks and its Relation to Feedingvalue and Various Stalk Traits in Maize (Zea mays L.). p.394-402. In Proc. Congr. Maize and Sorghum Section of EUCARPIA (Europian Association for Research on Plant Breeding), 14th, Nitra, Czechoslovakia. 7-11 Sept. 1987. PUDOC, Wageningen, Netherlands. I. Disertasi, Tesis, Skripsi Endres, C. 2004. Influence of Production Practices on Yield and Morphology of Amaranthus cruentus and Amaranthus hypochondriacus. M.S. Thesis. Univ. of Arkansas, Fayettevilie. Kirkegaard, J.A. 2005. Effect of Compaction on The Growth of Pigeonpea on Clay soil. Ph.D. diss. Univ. of Queensland, St Lucia, Australia. Maracla, M.A. 2004. Tranports of Disollved Volatile Organic Compounds in The Unsaturated Zone. Ph.D. diss. MichiganState Univ., East Lansing (Diss. Abstr. 96-05907). J. Abstrak Degenhart, N.R., BX Werner, and G.W. Burton. 2002. An Orange Node Trait in Pearl Millet: Its Inheritance and Effec on Digestibility and Herbage Yield. In abstracs of technical papers, 2002 annu. Meet.,s. Branch, ASA, 18th, Fort Worth, TX 2-6 Feb. 2002. ASA, Madison, WI. 76
Ferguson, J.D., W. Chalupa, C.J. Sniffen, D.G. Fox, and PJ. Van Soest. 2004. A Model to Predict Nitrogen Excretion by Lactating Cows. J. Dairy Sci. 75(Suppl. 1):175 (abstr.).
K. Perangkat Lunak dan Dokumentasi Perangkat Lunak Abacus Concepts. 2005. Super ANOVA User Guide. Release 1.11. Abacus Concepts, Berkeley, CA. Boone, K., D. Porter, and J. McKinion. 2005: A Simulator of Row Crop Rhizosphere. USDA ARS-1 13. USDA ARS Crops Simulation Res. Unit, Mississippi State, MS. Minitab. 2001. MINITAB 12. Minitab, Inc., State College, PA. L. Macam-macam ICRISAT. 2004. Earl Millet Male Sterile Line ICMA 2 and its Maintainer Line ICMB 2: Plant Material Description no 5. ICRISAT, Patancheru, AP, India. Sandsted, R.F. 2003. Naming and Release of ‘Midnight’: A New Black Bean Cultivar. Drp. Of Vegetable Crops Mimeo. Ser. VC-239. Cornell Univ., Ithaca, NY. M. Artikel Ensiklopedi Salisbury, F.B. 2004. Response to Photoperiod. P. 135-167. In O.L. Lange et al. (ed.) Physiological Plant Ecology: 1. Responses to The Physical Environment. Encyclopedia of Plant Physiology. Vol.12A. Springer-Verlag, Berlin. N. Dokumen Pemerintah Pennsylvania Agricultural Statistics Service. 2003. Statistical Summary and Annual Report, 20022003. PASS-102. Penn. Dep. Of Agric., Harrisburg. O. Paten dan Tanaman yang dipatenkan Dudeck, A.E. 2002. Bermudagrass Plant ‘FHB-135’.U.S. Plant Patent 9030. Date issued: 3 Jan. 2002. Titcomb, S.T., and A.A. Juers. 2003. Reduced Calorie Bread and Method of Making Same. U.S. Patent 3 979 523. Date issued: 7 September. P. Hasil Uji Tanaman Halseth, D.E., w.l. Hymes, R.W. Porter and R.L. MacLaury. 2003. 2002 New York State Dry Bean Variety Trials. Fruit and Vegetabel Sci. Rep. 58. Cornell Univ., Ithaca, NY. Pietsch, D.,R. Gaas, D.T. Rosenow, F. Miller, and G.C. Peterson. 2003b. Grain Sorghum Performance Test in Texas 2002. Tech. Rep. 92-2. Texas Agric. Exp. Stn., College Station. Q. Publikasi Cetak dengan Pemutakhiran dalam Edisi “Online” University of California. 2005. LIC IPM Pest Management Guidelines: Tomato. UC-DANR PubL 3339.(Available on-linewithupdatesat http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/selecnewpest. tomatoes. html.). 77
R. Suplemen dan Volume Khusus Hardy,R.W.F., R.C. Burns, R.R. Hebert, R.D. Holsten, and EX Jackson. 2004. Biological Nitrogen Fixation: A key to World Protein. P. 561-590. In TA. Lie and E.G. Mulder (eds.) Biological Nitrogen Fixation in Natural and Agricultural Habitas. Proc. Tech. Meet. Int. Biol. Programme (Sect. PP-N), Prague and Wageningen, 2003. Spec. Vol., Plant and Soil. MartinusNijhoff, The Hague. Young, W.C., III. 2003. Influence of Row Spacing and Seeding Rate on Tall Fescue Seed Production. J. Appl. Seed Prod. 9 (suppl.):48. S. Sumber sumber Elektronik ‘Online’ S. 1. Hanya Versi Elektronik De Vriess, ER, M. Jansen, and K. Metslaar. 2005. Newsletter of Agro-Ecosystem Modelling (Online) November extra ed. Available by e-mail Listsery (
[email protected]) or Web link to gopher archives (http://www.bib.wau.nVcamase/cam-news.html) (verified 1 Nov. 2005). Downing, M., D. Langseth, R. Stoffel, and T Kroll. 2002. Large-scale Hybrid Poplar Production Economics: 2001 Alexandria, Minnesota, establishment cost and management [online]. BIOENERGY’96. Peoc. Nati. Bioenetgy conf., 7th, Partnerships to Develop and Apply Biomass Tehcnologies, Nashville, TN. 15-20 Sept. 2002. Available at http://www.esd.orni.gov/bfd/ spapers/bioen96/ downing.html posted 10 Dec. 2002; verified 24 Nov. 2004. National Agricultural Statistics Service. 2003. Crops County data [Online]. Available at http://usda.mannlib.cornell.edu/data-sets/crop/9Xl 00 (Verified 30 Nov. 2004). S.2. Versi Cetak dan Versi Elektronik Sekaligus University of California. 2002. Tomato Pest Management Guidelines. Univ. of Calif. Pest Management Guide-lines Publ. 14. (Available on-line with updates at http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/ selectnewspest.tomatoes.html.) (Verified 30 Nov. 2004). S.3. CD-Rom Moore, K., and M. Collins (ed.) 2003. Forages, CD-Rom companion [CD-ROM computer file]. 5th ed. Iowa State Univ. Perss, Ames. Agronomy Journal, Volumes 17-22, 1995-2000 [CD-ROM computer file]. ASA, Madison, WI, and Natl. Agric. Libr., Madison, WI (Nov. 2003).
78
LAMPIRAN 2 5 . CONTO H GRA FIK
Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A). Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per ha (B).
Jumlah yang Dimangsa Imago
35 30 25 20 15 10 5 0 Stethorus sp. jantan Imago Tetranychus sp.
Stethorus sp. betina Nimfa Tetranychus sp.
coccinellid Telur Tetranychus sp.
Gambar 3. Rata-rata Jumlah Berbagai Stadia Tetranychus sp. yang Dimangsa Imago Jantan dan Betina Stethorus sp. serta Imago Coccinellid
79
Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu Indonesia tahun 1985--2004
1760 1572 1597
1556
1664
1535 1604 1596 1571 1589
1582 1598 1615
1690
1450 1378 1351
1289
1357
1179
1210
17051765 1729 1753 1744 1700 1713 1570 1683 1699 782 952 543 659 692 304 321 209 102 122 134 133 136 155 168 176 182
1417 1406 1331 1436 99
91
1701 1712 1853
1955 1852
19 85 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04
112
Penaw aran (tonX1000) Permintaan (tonX1000) Harga (ton/kg)
Tahun
Gambar 4. Perbandingan Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu
80
LAMPIRAN 2 6 . CONTO H GA MBAR DAN DIA GRAM
0,2 mm a b c Gambar 5. Imago Stethorus sp. (perbesaran 40x) (a: jantan, b: betina, c: dari arah lateral ) Catatan: Gambar tidak perlu diberi garis tepi.
Gambar 6. Ubi Jalar Perlakuan Jarak Tanam 70 x 30 cm
81
Latar Belakang: Potensi ubi kayu sebagai bahan pangan dan bahan baku industri Permintaan cenderung meningkat. Peluang ekspor masih terbuka lebar.
Permasalahan: Harga ubi kayu cenderung berfluktuasi. Produktivitas dalam negeri masih rendah. Ekspor cenderung menurun.
Jumlah penduduk
Permintaan ubi kayu t-1
Pendapatan
Harga ubi kayu t-1
Permintaan
Harga jagung
Penawaran ubi kayu t-1
teknologi
Luas areal
Penawaran
Harga
Harga dunia
Nilai tukar
Kuota ekspor
Ekspor Ekspor t-1
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan, penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia
Peramalan permintaan, penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia.
Eksistensi ubi kayu sebagai produk pertanian yang komersil
Permintaan, penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia diharapkan optimal: Peningkatan keuntungan dan pendapatan petani/produsen. Peningkatan ekspor ubi kayu. Peningkatan devisa bagi negara.
Keterangan: : variabel eksogen : variabel
endogen
: hub. Antar variabel endogen : hub. Antara variabel endogen dan eksogen
Gambar 7. Skematis kerangka pemikiran Penelitian 82
Gambar 8. Hubungan antara Bahan Organik Tanah dan Pembatas Pertumbuhan Tanaman
83
LAMPIRAN 2 7. CONT O H TA BEL
Tabel 4.
Rata-rata Luas Daun pada Berbagai Umur Tanaman untuk Setiap Perlakuan Macam Varietas dan Dosis Pupuk N (TANPA TITIK)
Rata-rata Luas Daun (Cm2Tanaman-1) Perlakuan
30 hst
45 hst
60 hast
75 hst
90 hst
Varietas PB 5 PB 8 Bengawan
1486,09 1361,31 1187,54
1441,51 ab 1567,27 b 1362,32 a
1950,79 ab 1860,72 b 1662,10 a
2114,04 a 2026,81 b 1686,22 a
2328,78 c 2058,49 a 1922,95 a
BNT 5%
tn
108,92
128,04
167,79
196,79
1448,89 a 1425,82 a 1609,45 c 1593,41 b
1746,76 a 1868,12 a 2162,62 c 1909,14 b
1927,41 a 1746,76 a 2341,05 c 1937,70 b
1813,74 ab 1927,41 ab 2573,52 c 2079,76 b
-1
Dosis Pupuk (kg ha ) 0 200 400 600
1317,09 1284,09 1530,29 1405,56
BNT 5% tn 108,92 128,04 167,97 196,79 Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% (p= 0,05); hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Catatan : gram dituliskan: g kilogram dituliskan: kg meter dituliskan: m cm3 atau cubical centimeter disingkat cc dituliskan: ml hektar dituliskan: ha tanaman per hektar dituliskan: tan ha-1
84
LAMP IRAN 2 8. CON TO H RIN GKA SAN UN TUK SE M I NA R HA SIL PEN E LITIAN (CONTOH YANG SALAH PADA GAMBAR 2 KURVA, MESTINYA CONCOH TAMPILAN YANG UJI REGRESI NYATA, UJI F REGRESI TIDAK NYATA TIDAK DIBENARKAN UNTUK DITAMPILKAN HAL INI BISA DILIHAT SEPINTAS DEN R2 HANYA 0.36)
RINGKASAN Rika Ratna Sari. 0610430048-43. Peran Hutan Rakyat dan Agroforestri Sebagai Cadangan Karbon di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Di bawah bimbingan Kurniatun Hairiah dan Widianto. PENDAHULUAN Hutan merupakan suatu sistem penggunaan lahan yang dapat menyerap karbon sehingga dapat menekan jumlah CO2 di atmosfir. Alih guna lahan melalui kegiatan penebangan dan pembakaran hutan, konversi lahan, serta aktivitas lainnya menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK). Upaya menanam pepohonan yang berumur panjang pada lahan agroforestri dapat mengurangi konsentrasi CO2 di udara dan juga mengurangi emisi CO2 dari lahan. Besarnya penyerapan karbon pada ekosistem daratan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : (1) vegetasi, (2) kondisi tempat, (3) pengelolaan dan respon ekosistem daratan terhadap peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfir. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi dengan hasil yang ditentukan oleh kekuatan setiap faktor (Hairiah et al., 2007). Menurut hasil penelitian Hairiah et al. (2010) di DAS Kali Konto menunjukkan bahwa hutan memiliki cadangan C tertinggi (161 Mg ha-1). Total cadangan C di Agroforestri berkisar antara -1 99 hingga 111 Mg C ha . Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengevaluasi potensi hutan rakyat dan agroforestri sebagai penyimpan karbon, (2) mengetahui rata-rata C tersimpan per siklus tanam. Hipotesis dari penelitian ini adalah (1) Agroforestri lebih berpotensi sebagai cadangan karbon dibandingkan dengan SPL lain dengan hutan sebagai kontrol, (2) Semakin pendek siklus tanam maka ratarata C tersimpan per siklus tanam semakin kecil. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah Pasuruan dalam menyediakan informasi tentang manfaat hutan rakyat dan agroforestri sebagai penyimpan karbon.
METODE Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Prigen (Kabupaten Pasuruan) pada bulan November 2009 – Maret 2010 dalam dua tahap: pengukuran di lapangan dan analisis laboratorium. Kegiatan diawali dengan observasi wilayah, untuk menyeleksi plot pengukuran cadangan karbon yang dapat mewakili beberapa sistem penggunaan lahan (SPL) yang ada. Ada 6 SPL yang diukur adalah (1) hutan sekunder, (2) agroforestri nangka, (3) agroforestri bambu, dan perkebunan (monokultur) (4) pinus, (5) mahoni, dan (6) sengon. Estimasi cadangan karbon, dilakukan dengan jalan mengukur C yang tersimpan dalam 6 komponen penyusun lahan yaitu biomasa dari pohon (tajuk dan akar) dan tumbuhan bawah, nekromasa (kayu mati, cabang ranting dan seresah), dan bahan organik tanah. Pengukuran diawali dengan membuat plot pengamatan ukuran 40 x 5 m untuk semua komponen penyusun lahan. Konsentrasi C dari tanaman diestimasi dengan menggunakan nilai terpasang yaitu 46%. Biomasa pohon diestimasi dengan menggunakan persamaan alometrik yang sesuai. Semua pohon yang terdapat dalam plot diukur diameter pohon setinggi dada (diameter at breast height) atau 1.3 m dari atas permukaan tanah. Contoh tumbuhan bawah dan seresah diambil dari permukaan tanah dari 6 titik berukuran 0.5 x 0.5 m pada plot yang sama. Contoh tanah diambil pada kedalam 0-5 cm, 5-15 cm, dan 15-30 cm, dan dianalisis kandungan C nya. Data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium diuji keragamannya. Untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan uji korelasi yang dilanjutkan 85 dengan uji regresi.
agroforestri
HASIL Karakteristik Lahan Keragaman plot pengukuran karbon ditunjukkan dengan kerapatan populasi pohon, jenis, dan jumlah spesies. Kerapatan populasi pohon tertinggi berturut-turut adalah sengon monokultur (1960 pohon/ ha), agroforestri bambu (1816 pohon/ha), pinus monokultur (1306 pohon/ha), mahoni monokultur (1092 pohon/ha), dan agroforestri nangka (967 pohon/ha). Sedang kerapatan populasi pada hutan sekunder sekitar 1410 pohon/ha sehingga kerapatan populasinya lebih rendah dibandingkan hutan di sub DAS Kali Konto (2248 pohon/ha) (Hairiah et al., 2010). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi hutan di kec. Prigen dalam kondisi terdegradasi. Rasio basal area tanaman dominan/ tanaman dominan untuk menunjukkan jenis sistem penggunaan lahan (Hairiah et al., 2009). Rasio basal area pada agroforestri nangka dan agroforestri bambu adalah 0.37 dan 0.41. Sedangkan pada perkebunan monokultur (pinus, mahoni dan sengon) berkisar antara 0.81 - 0.98. Bila nilai < 0.4 maka termasuk dalam agroforestri, bila nilai > 0.80 berarti SPL tersebut cenderung monokultur (Hairiah et al., 2006). Komposisi pohon penyusun pada hutan adalah 93% terdiri dari tanaman penghsil timber dan 7% tanaman non kayu. Timber
Buah2an
Non-kayu
100% 80% 60% 40% 20% 0% HT
AFN AFB
PM
MM
SM
Gambar 1. Persentase Jumlah Pohon dari Berbagai SPL di Kecamatan Prigen (HT: hutan, AFN: agroforestri nangka, AFB: agroforestri bambu, PM: pinus monokultur, MM: mahoni monokultur, SM: sengon monokultur)
nangka menunjukkan komposisi jenis pohon yang beragam yakni 20% penghasil timber, 55% penghasil buah, dan 25% jenis non-kayu seperti pisang (Musa spp) dan pepaya (Carica papaya). Sedangkan pinus, mahoni, dan sengon monokultur memiliki diversitas yang rendah karena didominasi pohon penghasil timber (87 - 99%). Berat Kering Tanaman Berat kering (BK) tanaman yang terdapat dalam biomasa pohon, nekromasa, tumbuhan bawah (understorey), seresah, dan akar berbeda nyata (p<0.05) antar SPL. Pada semua SPL, BK tertinggi terdapat pada biomasa pohon berkisar antara 36.60 122.72 Mg ha-1. BK nekromasa tertinggi terdapat pada hutan (29.07 Mg ha-1). Sedangkan BK nekromasa pada SPL lain berkisar antara 1.40 – 3.98 Mg ha-1. BK tumbuhan bawah berkisar antara 2.84 -6.90 Mg ha-1. BK seresah berkisar antara 6.59 – 12.79 Mg ha-1. Sedangkan BK akar berkisar antara 9.15 - 30.68 Mg ha-1. Kejenuhan Bahan Organik Tanah (Corg/Cref) Alih guna lahan hutan menjadi agroforestri nangka menyebabkan menurunnya BOT (Corg/Cref) pada lapisan atas (0-5 cm) di hutan dari 0.53 menurun hingga 0.3. Bila lahan hutan dikonversi menjadi pinus monokultur maka penurunan BOT (Corg/Cref) pada lapisan atas hanya 0.1. Perbedaan penurunan ini disebabkan oleh perbedaan pengelolaan lahan. C saturation deficit (Csatdef) merupakan indikator untuk mengetahui seberapa besar degradasi kesuburan tanah. Dari hasil perhitungan, Csatdef memiliki nilai < 1. Hal ini menunjukkan bahwa BOT di hutan telah mengalami degradasi yang disebabkan oleh menurunnya kandungan bahan organik (Hairiah et al., 2001). Tanaman menyerap unsur hara dalam BOT melalui akar yang akan disebarkan keseluruh jaringan tanaman. Biomasa pohon berkorelasi positif dengan BOT (Corg/Cref) dengan nilai R = 0.54.
86
Biomasa pohon (Mg/ha)
160 140 120 100 80 60 40 20 0
HT
200 175 150 125 100 75 50 25 0 -25 -50 -75 -100 -125
Total Cadangan C (Mg ha-1) Vegetasi Tanah
Biomasa pohon dengan BOT (Corg/Cref) memiliki hubungan keeratan yang lemah (R2 = 0.363). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh BOT (Corg/Cref) terhadap biomasa tanaman hanya sebesar 36% dan sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti sinar matahari (proses fotosintesis), air, suhu udara, dan nutrisi lain dalam tanah (Hardjowigeno, 1995).
Kecamatan Prigen
HA* HT**
y = 325.1x + 11.10 R² = 0.363
AFN AFB PM MM
0.00
0.20 0.40 Corg/Cref (%)
0.60
Gambar 2. Hubungan bahan organik tanah dengan biomasa pohon
Total Cadangan Karbon Estimasi cadangan C pada berbagai sistem penggunaan lahan (SPL) memiliki perbedaan nyata (p<0.05). Cadangan C tertinggi di kecamatan Prigen terdapat pada hutan (121 Mg ha-1). Agroforestri nangka dan agroforestri bambu menyimpan C sebesar 86 Mg ha-1 dan 77 Mg ha-1. Sedangkan C tersimpan pada perkebunan monokultur berkisar antara 48–79 Mg ha-1. Cadangan C diatas permukaaan tanah mengontribusi C sekitar 70%, sedangkan cadangan karbon didalam tanah hanya sekitar 30%. Bila kondisi awal hutan sekunder seperti kondisi hutan di Jambi maka telah terjadi kehilangan C sekitar 80 Mg ha-1. Adanya gangguan pada lahan hutan di kecamatan Prigen bila dikonversi menjadi agroforestri menyebabkan kehilangan C sekitar 40 Mg ha-1. Tetapi bila hutan dikonversi menjadi sengon monokultur maka akan menyebabkan kehilangan C lebih besar yaitu sekitar 70 Mg ha-1. Kehilangan C terbesar akibat hilangnya biomasa pohon.
HT
AFN
AFB
PM
MM
SM
Ket : * di Jambi, Sumber Hairiah et al. (2006) , ** di DAS Konto, Sumber Hairiah et al. (2010)
Gambar 3. Total Cadangan Karbon pada Berbagai SPL di Kecamatan Prigen
Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam Estimasi time averaged-C untuk pinus, mahoni, dan sengon dilakukan berdasarkan peningkatan jumlah cadangan karbon per tahun. Sedangkan untuk sistem agroforestri dihitung dari cadangan karbon rata-rata dari berbagai umur lahan setelah penebangan hutan (Hairiah et al., 2009). Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam untuk pinus adalah 90 Mg ha-1 dengan penyerapan C 6 Mg ha-1 th-1, untuk mahoni adalah 117 Mg ha-1 dengan penyerapan C 4.7 Mg ha-1 th-1, dan untuk sengon adalah 33 Mg ha-1 dengan penyerapan C 10 Mg ha1 th-1. Sedangkan pada agroforestri nangka dan agroforestri bambu adalah 71 Mg ha-1 dan 64 Mg ha-1 dengan penyerapan karbon sekitar 3 – 3.5 Mg ha-1 th-1. PEMBAHASAN Agroforestri lebih berpotensi menyerap C dan mengurangi CO2 di atmosfir dibanding perkebunan monokultur karena perkebunan pada suatu saat akan dipanen sehingga terjadi kehilangan C melalui emisi CO2 dalam jumlah banyak sehingga lahan menjadi zero sink. Sedangkan pada lahan agroforestri, dengan adanya penanaman
87
yang berbeda dapat meningkatkan potensi lahan sebagai penyimpan C. Meskipun cadangan C yang tersimpan di agroforestri relatif lebih rendah dari hutan tetapi lahan tidak akan pernah menjadi zero sink seperti yang terjadi pada perkebunan monokultur. (a) Belukar 1743 ha Perkebun an 1832 ha Agrofres tri 3118 ha
Tan. semusim 2036 ha Lain-lain 2425 ha Hutan 2054 ha
Rumput dan Air tawar 1114 ha Gedung dan Pemukim an 1311 ha
KESIMPULAN
Gambar 4. Luas berbagai macam tutupan lahan di kecamatan Prigen tahun 2002
C yang tersimpan pada hutan dengan luas 2054 ha adalah 249 Gg tertinggi di Kecamatan Prigen, yaitu sekitar 33% dari total cadangan C yang ada. Agroforestri seluas 3118 ha mampu menyimpan karbon sebanyak 210 Gg atau 28%. Hal ini jauh berbeda dengan tutupan lahan tanaman semusim dengan luas 2036 ha hanya dapat menyerap C sekitar 3 Gg atau 1% saja. Total Cadangan Karbon, Gg
menjadi lahan pertanian berbasis pepohonan maka kehilangan C rata-rata sekitar 70 Gg. Sedang alih guna lahan hutan menjadi lahan tanaman semusim menyebabkan kehilangan C sebesar 246 Gg atau emisi CO2 sebesar 903 Gg. Pemanfaatan lahan belukar menjadi lahan pertanian berbasis pepohonan hanya dapat menurunkan emisi CO2 sebesar 455Gg (50% dari emisi awal).
250 39 200 103
Cadangan C tertinggi terdapat pada -1 hutan sekunder (121Mg ha ), diikuti oleh -1 agroforestri (77-86 Mg ha ). Sedangkan cadangan C pada perkebunan berkisar antara 47-79 Mg ha-1. Cadangan C diatas permukaaan tanah mengontribusi C sekitar 70%, sedangkan bahan organik tanah hanya sekitar 30%. Cadangan C rata-rata per siklus tanam tergantung pada umur tanaman. Time averaged C stock tertinggi -1 terdapat pada mahoni (116.95 Mg ha ) dengan siklus tanam selama 50 tahun. Upaya pengembangan agroforestry dengan menambah kerapatan dan diversitas pepohonan yang ditanam sangat direkomendasikan agar keseluruhan C yang hilang melalui emisi dapat tergantikan, sehingga resiko deforestasi dapat diperkecil.
150 230 100 246 50 0 Hutan
Agroforestri Perkebunan
Belukar
Tan. semusim
Gambar 25. Kehilangan karbon akibat alih guna lahan hutan menjadi lahan Pertanian berdasarakan data luasan lahan tahun 2002
Berdasarkan data luasan lahan tahun 2002, alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian (tanaman semusim) di kecamatan Prigen menyebabkan kehilangan C sebesar 246 Gg. Tetapi bila dikonversi
SARAN Untuk tujuan perdagangan karbon dengan mekanisme REDD, dibutuhkan data perubahan cadangan dan emisi karbon bukan cadangan karbon yang diperoleh saat ini. Maka pada penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan estimasi perubahan luasan masing-masing tutupan lahan minimal dari 2 waktu pengukuran (misalnya 1990-2005). Dengan demikian dapat diestimasi perubahan cadangan dan emisi karbon di seluruh kecamatan Prigen.
88
L A M P I R A N 29 . C O N T O H B A H A N P U B L I K A S I Y A N G D I S E R A H K A N K E P E R P U S T A K AAN PUSAT UNIVERSITA S BR AWIJAYA PERAN HUTAN RAKYAT DAN AGROFORESTRI SEBAGAI CADANGAN KARBON DI KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN
Role of Community Forest and Agroforestry as Stock of Carbon in Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan Rika Ratna Sari1), Kurniatun Hairiah2), Widianto2) 1)
Mahasiswa Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang 2) Dosen Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang
ABSTRACT Land use change from forest to agricultural system has decrease in carbon stock due to loss of trees biomass through logging activities. Decrease in carbon stocks on terrestrial ecosystems causing concentrations of greenhouse gases (CO2, CH4, N2O) has increased. Concentration of greenhouse gases, especially CO2 could be reduced by planting vegetation. Reducing CO2 in the atmosphere was estimated the C sequestered by vegetation based on C stored in the biomass, necromass and in the soil as soil organic matter (SOM). This research was conducted in Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan (Eest Java). The purpose of this
study was to evaluate the stock of carbon in the secondary forest and agroforestry systems, as well as estimating their time average carbon stock. There were six LUS were measured, (1) secondary forest, (2) jackfruit-based agroforestry, (3) bamboobased agroforestry, plantation (monoculture) of (4) pine, (5) mahogany, and (6) Paraserianthes falcataria (Jw. Sengon). Results showed that forest land use system has the greatest C stock (121 Mg ha-1), followed by jackfruit-based agroforestry (86 Mg ha-1), and bamboobased agroforestry (77 Mg ha-1). Carbon stocks in plantation system (4-9 years) are 79 Mg ha-1 in pine monoculture, about 48 Mg ha-1 in mahogany monoculture, and 47 Mg ha-1 in falcataria monoculture. The highest time averaged carbon stock was found in mahogany (117 Mg ha-1) with annual carbon increment about 4.7 Mg ha1 , pine (90 Mg ha-1) carbon increment of 6.0 Mg C ha-1 yr-1, and falcataria (35 Mg
ha-1) with carbon increment 10 Mg C ha-1 th-1. Based on 2002 land area data, a change in land use from secondary forest to annual crops system caused a carbon loss of 244 Gg C or 895 Gg emissions of CO2. ABSTRAK Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan penurunan cadangan karbon yang disebabkan oleh hilangnya biomasa pohon melalui kegiatan penebangan. Penurunan cadangan karbon pada ekosistem daratan menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O) semakin meningkat. Konsentrasi GRK khususnya CO2 dapat ditekan melalui penanaman vegetasi. Pengurangan CO2 di atmosfer oleh vegetasi diestimasi melalui pengukuran cadangan karbon (C) dalam biomasa tanaman, nekromasa dan bahan organik tanah (BOT). Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi potensi hutan rakyat dan agroforestri sebagai penyimpan karbon, (2) mengestimasi rata-rata C tersimpan per siklus tanam. Pengukuran dilakukan pada enam sistem penggunaan lahan (SPL) yaitu (1) hutan sekunder, (2) agroforestri nangka, (3) agroforestri bambu, dan perkebunan (monokultur) (4) pinus, (5) mahoni, dan (6) sengon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan memiliki total cadangan C paling besar (121Mg ha-1), diikuti oleh agroforestri nangka (86 Mg ha-1), dan agroforestri bambu (77 Mg ha-1). Cadangan karbon pada sistem perkebunan (4-9 tahun) adalah 79 Mg ha-1 pada pinus monokultur, 48 Mg ha-1 pada mahoni monokultur, dan 47 Mg ha-1 pada sengon monokultur. Cadangan 89 karbon rata-rata per siklus tanam tertinggi -1 terdapat pada mahoni (117 Mg ha ) dengan
peningkatan cadangan C sebesar 4.7 Mg ha-1 th-1, pinus (90 Mg ha-1) dengan peningkatan cadangan C sebesar 6.0 Mg ha-1 th-1, dan sengon (35 Mg ha-1) dengan peningkatan cadangan C sebesar 10 Mg ha-1 th-1. Berdasarkan data luasan lahan tahun 2002, alih guna lahan hutan menjadi lahan tanaman semusim menyebabkan kehilangan C sebesar 244 Gg atau emisi CO2 sebesar 895 Gg.
di DAS Kali Konto, Kabupaten Malang menunjukkan bahwa hutan memiliki cadangan C tertinggi (161 Mg ha-1). Total cadangan C di Agroforestri berkisar antara 99 hingga 111 Mg C ha-1 sehingga agroforestri merupakan salah satu teknik yang bisa ditawarkan untuk mengurangi konsentrasi CO2 di udara, karena potensinya yang cukup tinggi dalam menyimpan C (Hairiah et al., 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengevaluasi potensi hutan rakyat dan agroforestri sebagai PENDAHULUAN Hutan merupakan suatu sistem penyimpan karbon, (2) mengetahui rata-rata C penggunaan lahan yang dapat menyerap tersimpan per siklus tanam (time averaged-C karbon sehingga dapat menekan jumlah CO2 di stock). atmosfir. Alih guna lahan melalui kegiatan METODE penebangan dan pembakaran hutan, konversi Pengukuran cadangan C dilakukan di lahan, serta aktivitas lainnya menyebabkan kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Secara peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK). geografis kecamatan Prigen terletak pada 82o Upaya menanam pepohonan yang berumur 9‟ – 82o 11‟ LS dan 122o 31‟ – 123o 29‟ BT panjang pada lahan agroforestri dapat dengan luas lebih dari 132 km2. Curah hujan mengurangi konsentrasi CO2 di udara dan juga rata-rata tahunan 4267.5 mm/tahun dengan mengurangi emisi CO2 dari lahan. Kawasan suhu udara rata-rata harian 21.9oC. Jenis tanah hutan sebesar 48.849,13 Ha di Kabupaten pada lokasi penelitian yaitu Andisol, Entisol, Pasuruan sangat berpotensi menyerap karbon dan Alfisol. dan memiliki peluang untuk lebih Sistem penggunaan lahan (SPL) penelitian dikembangkan sehingga penelitian ini perlu merupakan hasil klasifikasi tutupan lahan pada untuk dilakukan. peta penggunaan lahan yang selanjutnya di Besarnya penyerapan karbon pada lakukan pengecekan untuk penentuan titik plot ekosistem daratan dipengaruhi oleh tiga faktor, pengukuran cadangan karbon yang dapat yaitu : (1) vegetasi : komposisi jenis, struktur mewakili SPL di kecamatan Prigen, antara dan umur tanaman; (2) kondisi tempat : variasi lain: (1) hutan sekunder, (2) agroforestri iklim, tanah, adanya gangguan alam (misalnya nangka, (3) agroforestri bambu, (4) pinus kebakaran hutan); (3) pengelolaan (misalnya monokultur, (5) mahoni monokultur, dan (6) alihguna lahan hutan menjadi lahan pertanian) sengon monokultur. Pemilihan plot didasarkan dan adanya respon ekosistem daratan terhadap pada nilai basal area yang menunjukkan peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfir yang merupakan luasan tanah yang tertutup oleh tadinya keberadaan CO2 justru sebagai usaha luasan batang pohon. Basal area (m2 ha-1) = pemupukan. Ketiga faktor tersebut saling (1/4 π dbh2,cm2)/(Luas plot,m2). Basal area < berinteraksi dengan hasil yang ditentukan oleh 0.4 termasuk dalam agroforestri , bila nilai > kekuatan setiap faktor (Hairiah et al., 2007). 0.80 berarti SPL tersebut cenderung Menurut hasil penelitian Hairiah et al. (2010) monokultur (Hairiah et al., 2006). Tabel 1. Persamaan alometrik untuk mengestimasi biomasa pohon (Hairiah et al., 2007) Estimasi Biomassa pohon, Jenis Pohon Sumber kg/pohom 2,62 Pohon bercabang BK = 0,11 ρ D Katterings, 2001 Pohon tidak bercabang BK = π ρ H D2/40 Hairiah et al, 1999 Kopi dipangkas BK = 0,281 D2,06 Arifin, 2001 Pisang BK = 0,030 D2,13 Arifin, 2001 Bambu BK = 0,131 D2,28 Priyadarsini, 2000 Sengon BK = 0,0272 D2,831 Sugiharto, 2002 Pinus BK = 0,0417 D2,6576 Waterloo, 1995 Keterangan : BK = berat kering; D = diameter pohon, cm; H = tinggi pohon, cm; ρ = BJ kayu, g cm-3 90 Estimasi total cadangan C per plot (Mg ha-1) = Total biomasa komponen penyusun lahan (biomasa pohon, nekromasa, tumbuhan bawah, seresah dan akar) x 0.46
Estimasi Cadangan C diatas Tanah Pengukuran cadangan C di atas tanah meliputi C yang disimpan dalam biomasa pohon, nekromasa, tumbuhan bawah (understorey) dan seresah yang ada di permukaan tanah. Pengukuran diawali dengan membuat plot 40 x 5 m (Hairiah et al., 2001b) dengan mengukur semua pohon yang terdapat dalam plot diukur diameter pohon setinggi dada (diameter at breast height) 1.3 m dari atas tanah. Biomasa pohon diestimasi menggunakan persamaan alometrik yang telah dikembangkan (tabel 1). Nekromasa atau pohon yang telah mati (tunggul) diukur diameter dan panjangnya pada plot yang sama. Tumbuhan bawah (understorey) merupakan semua tumbuhan yang diameternya kurang dari 5 cm. Contoh tumbuhan bawah dan seresah diambil dari 6 titik berukuran 0.5 x 0.5 m2 pada plot yang sama dengan pengukuran diameter pohon. Biomasa akar diestimasi dengan nilai terpasang (default value) nisbah tajuk : akar yaitu 4:1 untuk pohon di lahan kering (Hairiah et al., 2007). Estimasi Cadangan C didalam Tanah Cadangan C di dalam tanah merupakan C yang disimpan dalam tanah sebagai bahan organic tanah. Contoh tanah diambil dari 6 titik yang sama pada pengambilan tumbuhan bawah dan seresah pada kedalaman 0-5 cm, 515 cm, dan 15-30 cm. Contoh tanah dianalisis kandungan C (Walkey dan Black), pH KCL , tekstur tanah (metoda pipet), dan BI (blok) di laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium diuji keragamannya menggunakan program SPSS 16.0. Bila ada perbedaan nyata dengan Uji Duncan. Untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan uji korelasi yang dilanjutkan dengan uji regresi. HASIL Karakteristik Lahan Keragaman plot pengukuran karbon ditunjukkan dengan kerapatan populasi pohon, jenis, dan jumlah spesiaes. Kerapatan populasi pohon tertinggi berturut-turut adalah sengon monokultur (1960 pohon/ha), agroforestri bambu (1816 pohon/ha), pinus monokultur (1306 pohon/ ha), mahoni monokultur (1092 pohon/ha), dan agroforestri nangka (967
pohon/ha). Sedang kerapatan populasi pohon pada hutan sekunder sekitar 1410 pohon/ha. Kerapatan populasi hutan di kecamatan Prigen memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan hutan di sub DAS Kali Konto (2248 pohon/ha) (Hairiah et al., 2010). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi hutan di kecamatan Prigen dalam kondisi terdegradasi bila dibandingkan dengan kondisi hutan di sub DAS Kali Konto yang telah terganggu. Rasio basal area tanaman dominan/ tanaman dominan untuk menunjukkan jenis sistem penggunaan lahan (Hairiah et al., 2009). Rasio basal area pada agroforestri nangka dan agroforestri bambu adalah 0.37 dan 0.41. Sedangkan pada perkebunan monokultur (pinus, mahoni dan sengon) berkisar antara 0.81 - 0.98. Bila nilai < 0.4 maka termasuk dalam agroforestri, bila nilai > 0.80 berarti SPL tersebut cenderung monokultur (Hairiah et al., 2006). Komposisi pohon penyusun pada hutan adalah 93% terdiri dari tanaman penghasil timber dan 7% tanaman non kayu. Agroforestri nangka menunjukkan komposisi jenis pohon yang beragam yakni 20% penghasil timber, 55% penghasil buah, dan 25% jenis non-kayu seperti pisang (Musa spp) dan pepaya (Carica papaya).
Gambar 1. Persentase Jumlah Pohon dari Berbagai SPL di Kecamatan Prigen (HT: hutan, AFN: agroforestri nangka, AFB: agroforestri bambu, PM: pinus monokultur, MM: mahoni monokultur, SM: sengon monokultur)
Sedangkan jenis penghasil timber pada agroforestri bambu adalah 76% karena sebagian besar didominasi oleh bambu, 16% penghasil buah dan sisanya pepaya dan pisang. Sedangkan pinus, mahoni, dan sengon monokultur memiliki diversitas yang rendah 91 karena didominasi pohon penghasil timber (87 - 99%).
Gambar 2. Total Cadangan Karbon pada Berbagai SPL di Kecamatan Prigen Berat Kering Tanaman Berat kering (BK) tanaman yang terdapat dalam biomasa pohon, nekromasa, tumbuhan bawah (understorey), seresah, dan akar berbeda nyata (p<0.05) antar SPL. Pada semua SPL, BK tertinggi terdapat pada biomasa pohon berkisar antara 37 - 123 Mg ha-1. BK nekromasa tertinggi terdapat pada hutan (29 Mg ha-1). Hal ini menunjukkan bahwa hutan dalam kondisi terganggu karena banyaknya kayu mati. Sedangkan BK nekromasa pada SPL lain berkisar antara 1–4 Mg ha-1. BK tumbuhan bawah berkisar antara 3-7 Mg ha-1. BK seresah berkisar antara 7–13 Mg ha-1. Sedangkan BK akar berkisar antara 9-31 Mg ha-1. Total Cadangan Karbon Estimasi cadangan karbon pada berbagai sistem penggunaan lahan (SPL) memiliki perbedaan nyata (p<0.05). Cadangan karbon tertinggi di kecamatan Prigen terdapat pada hutan (121 Mg ha-1). Agroforestri nangka dan agroforestri bambu menyimpan karbon sebesar 86 Mg ha-1 dan 77 Mg ha-1. Sedangkan karbon tersimpan pada perkebunan pinus, adalah 79 Mg ha-1. Cadangan C terendah terdapat pada mahoni monokultur dan sengon monokultur adalah 48 Mg ha-1, dan 47 Mg ha-1 (Gambar 2).
Cadangan karbon diatas permukaaan tanah mengontribusi C sekitar 70%, sedangkan cadangan karbon didalam tanah hanya sekitar 30%. Hasil ini berbeda bila dibandingkan dengan hasil penelitian di sub DAS Kali konto dengan kontribusi cadangan karbon diatas dan didalam tanah masing-masing sebesar 50% (Hairiah et al., 2010). Kondisi hutan di kecamatan Prigen memiliki cadangan C yang lebih rendah bila dibandingkan dengan cadangan C hutan alami di Jambi. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan struktur, komponen penyusun, dan kerapatan populasi pohon pada lahan (Mutuo et al., 2004). Bila kondisi awal hutan seperti kondisi hutan alami di Jambi maka telah terjadi kehilangan C sekitar 80 Mg ha-1. Adanya gangguan pada lahan hutan di kecamatan Prigen bila dikonversi menjadi agroforestri menyebabkan kehilangan C sekitar 40 Mg ha-1. Tetapi bila hutan dikonversi menjadi sengon monokultur maka akan menyebabkan kehilangan C lebih besar yaitu sekitar 70 Mg ha-1. Cadangan karbon rata-rata persiklus tanam 92 Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam (time averaged-C stock) dihitung dari
rata-rata cadangan karbon tersimpan di seluruh plot pengukuran (Gambar 3). Estimasi time averaged-C untuk pinus, mahoni, dan sengon dilakukan berdasarkan peningkatan jumlah cadangan karbon per tahun. Sedangkan untuk sistem agroforestri dihitung dari cadangan karbon rata-rata dari berbagai umur lahan setelah penebangan hutan (Hairiah et al., 2009). Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam untuk pinus adalah 90 Mg ha-1 dengan penyerapan C 6 Mg ha-1 th-1, untuk mahoni adalah 117 Mg ha-1 dengan penyerapan C 4.7 Mg ha-1 th-1, dan untuk sengon adalah 35 Mg ha-1 dengan penyerapan C 10 Mg ha-1 th-1. Sedangkan pada agroforestri nangka dan
agroforestri bambu adalah 71 Mg ha-1 dan 64 Mg ha-1 dengan penyerapan karbon sekitar 3 – 3.5 Mg ha-1 th-1. Hasil ini sesuai dengan penyerapan potensial C untuk agroforestri didaerah tropika adalah sekitar 1.5 hingga 3.5 Mg C ha-1 th-1 (Hairiah et al, 2006). PEMBAHASAN Agroforestri merupakan suatu sistem penggunaan lahan yang berpotensi menyerap karbon dan mengurangi CO2 di atmosfir yang dapat menyimpan C sekitar 70 Mg ha-1 dengan penyerapan C sekitar 3 – 3.5 Mg ha-1 th-1. Nilai ini lebih rendah
Gambar 3. Estimasi Cadangan Karbon Rata-rata per Siklus Tanam (time averaged-C stock di Kecamatan Prigen dari perkebunan monokultur namun monokultur sehingga agroforestri masih lebih perkebunan monokultur pada suatu saat akan baik bila dibandingkan dengan sistem dipanen sehingga akan terjadi emisi CO2 ke monokultur. Perbedaan total cadangan C tiap atmosfir dalam jumlah banyak sehingga lahan SPL disebabkan oleh adanya perbedaan menjadi zero sink. Sedangkan pada lahan struktur komponen penyusun, dan kerapatan agroforestri, dengan adanya penanaman populasi pohon pada lahan (Mutuo et al., beraneka jenis pohon (timber dan buah2004), serta kesuburan tanah melalui peran buahan) dengan variasi umur yang berbeda di bahan organik tanah (BOT). Peran bahan suatu lahan akan meningkatkan potensi lahan organik tanah dalam mempertahankan sebagai penyimpan karbon. Meskipun ketersediaan hara dapat mempengaruhi cadangan karbon yang tersimpan di pertumbuhan tanaman (biomasa pohon). agroforestri relatif lebih rendah dari hutan Tanaman menyerap unsur hara dalam 93 tetapi lahan tidak akan pernah menjadi zero tanah melalui akar yang akan disebarkan sink seperti yang terjadi pada perkebunan keseluruh jaringan tanaman. Biomasa pohon
dengan bahan organik tanah (Corg/Cref) memiliki hubungan yang cukup nyata (R=0,56), namun bahan organik tanah (Corg/Cref) hanya mempengaruhi biomasa tanaman sebesar 36% dan sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti sinar matahari (proses fotosintesis), air, suhu
Gambar 4. Hubungan bahan organik tanah (BOT) dengan biomasa pohon
Dari Plot ke Tingkat Kawasan Estimasi cadangan karbon pada tutupan lahan dapat dihitung dari data luas tutupan lahan dari peta landuse dan cadangan karbon rata-rata per siklus tanam (time averaged carbon stock) yang telah dirata-rata dari beberapa sistem penggunaan lahan. Karbon yang tersimpan pada hutan dengan luas 2054 ha adalah 244 Gg atau 33% sehingga hutan merupakan tutupan lahan yang paling banyak menyimpan karbon. Tutupan lahan agroforestri dengan luas 3118 ha mampu menyimpan karbon sebanyak 210 Gg atau 28%. Hal ini jauh berbeda dengan tutupan lahan tanaman semusim dengan luas 2036 ha hanya dapat menyerap karbon sekitar 3 Gg atau 1%. Pengembangan sistem agroforestri pada lahan-lahan terbuka seperti lahan tanaman semusim dapat meningkatkan potensi agroforestri sebagai cadangan karbon. Guna meningkatkan serapan dan penyimpanan C di Kecamatan Prigen, ada 2 skenario yang dapat diusulkan, yakni perluasan lahan pertanian berbasis pepohonan (agroforestri dan perkebunan) dengan memanfaatkan lahan belukar (skenario 1), dan meningkatkan kerapatan populasi dan diversitas pohon yang ditanam pada lahan pertanian (skenario 2). Perluasan lahan pertanian berbasis pepohonan di Kecamatan Prigen melalui pemanfaatan lahan belukar menjadi
perkebunan (time averaged C stock 80 Mg ha1 ) dapat meningkatan carbon sink tutupan lahan di Kecamatan Prigen menjadi 748 Gg (skenario 1), meningkat sebesar 121 Gg dari kondisi aktual (628 Gg) (Gambar 5). Kemampuan lahan dalam menyerap karbon masih dapat dimaksimalkan (skenario 2) melalui pengembangan agroforestri yakni meningkatkan time averaged C stock dengan menambah kerapatan dan diversitas pepohonan. Bila time averaged C stock lahan agroforestri di Kecamatan Prigen dapat ditingkatkan seperti kondisi agroforestri di DAS Kali Konto menjadi 111 Mg ha-1 (Hairiah et al., 2010) maka agroforestri di Kecamatan Prigen dapat menyerap karbon sebesar 346 Gg atau meningkat sebesar 137 Gg dari kondisi aktual (210 Gg). Apabila kondisi awal di Kecamatan Prigen berupa hutan, maka alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian (tanaman semusim) di Kecamatan Prigen menyebabkan kehilangan karbon sebesar 244 Gg atau setara dengan emisi CO2 sebesar 895 Gg. Tetapi bila dikonversi menjadi lahan pertanian berbasis pepohonan maka kehilangan C rata-rata sekitar 122 Gg atau setara dengan emisi CO2 sebesar 448 Gg. Pengurangan emisi CO2 akibat alih guna lahan hutan menjadi tanaman semusim dapat dilakukan dengan memperluas lahan pertanian berbasis pepohonan (perkebunan) dengan memanfaatkan lahan belukar. Bila lahan belukar diubah menjadi perkebunan maka dalam kurun waktu 25 tahun diduga dapat menurunkan emisi CO2 dari 895 Gg menjadi 480 Gg. Pemanfaatan lahan belukar ini hanya dapat menurunkan emisi CO2 sekitar 50% saja sehingga belum dapat menggantikan keseluruhan emisi CO2. Kemampuan lahan perkebunan sebagai penyerap karbon juga dapat ditingkatkan dengan mempertahankan mahoni monokultur serta mengganti sengon monokultur menjadi mahoni monokultur sehingga time averaged C stock dapat ditingkatkan menjadi 117 Mg ha-1 (Gambar 5). Upaya meningkatkan kemampuan lahan sebagai penyimpan karbon di Kecamatan Prigen (skenario 2) dapat meningkatkan cadangan C menjadi 1017 Gg atau meningkat sebesar 391 Gg dari kondisi aktual (628 Gg). 94
Gambar 5. Luas wilayah (a) dan cadangan karbon tiap tutupan lahan di kecamatan Prigen(b); Skenario peningkatkan serapan dan penyimpanan karbon di Kecamatan Prigen (c) udara, dan nutrisi yang tersimpan dalam tanah (Hardjowigeno, 1995).
KESIMPULAN Agroforestri di kecamatan Prigen lebih berpotensi menyimpan C dibanding SPL lain meskipun cadangan C yang disimpan lebih rendah dari hutan. Total cadangan karbon tertinggi terdapat pada hutan yaitu 121 Mg ha-1. Cadangan C pada agroforestri (nangka dan bambu) berkisar antara 70-80 Mg ha-1 dengan penyerapan sekitar 3 – 3.5 Mg C ha-1 th-1. Sedangkan cadangan C pada perkebunan monokultur (pinus, mahoni, dan sengon) berkisar antara 40-80 Mg ha-1 dengan penyerapan sekitar 5 – 10 Mg C ha-1 th-1. Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam tergantung pada lama satu siklus tanam. Time averaged C stock tertinggi terdapat pada mahoni (117 Mg ha-1) dengan siklus tanam selama 50 tahun. Pemanfaatan lahan belukar menjadi menjadi lahan pertanian berbasis pepohonan belum cukup untuk membayar kehilangan C. Pengembangan agroforestri dengan menambah kerapatan dan diversitas
pepohonan yang ditanam sangat direkomendasikan agar keseluruhan C yang hilang melalui emisi dapat tergantikan, sehingga resiko deforestasi dapat diperkecil.
DAFTAR PUSTAKA Hairiah, K., van Noordwijk, M., and Cadisch, G. 2000. Crop yield, C and N balance of three types of cropping systems on an Ultisol in Northern Lampung. Netherlands Journal for Agric. Sci. 48: 3-17. Hairiah, K., Arifin, J., Prayogo, C., Widianto., dan Sunaryo. 2002. Prospek Agroforestri Berbasis Kopi Sebagai Cadangan Karbon. Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian, Malang. Agroteksos, 12 (2): 145-150. Hairiah, K., Rahayu, S. dan Berlian. 2006. Cadangan Karbon dalam Biomasa Pohon dan Bahan Organik Tanah 95
(Studi kasus dari Sumberjaya, Lampung Barat). Agrivita 28: 298309. Hairiah, K., Rahayu S. 2007. Pengukuran „karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan lahan. Bogor. World Agroforestry Centre ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya, Unibraw, Indonesia. Hanif, Fatih. 2008. REDD ’mazhab’ Baru Pengelolaan Hutan Indonesia. http://my.opera.com/fathanpro/blog /show.dml. Diakses pada tanggal 18 September 2009. Hardjowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Akademika pressindo : Jakarta. Ketterings QM, Coe R, van Noordwijk M, Ambagau Y and Palm CA. 2001. Reducing uncertainty in the use of allometric biomass equations for predicting above-ground tree biomass in mixed secondary forests. Forest Ecology and Management 120 : 199-209. Montagnini, F. 2005. Environmental Services of Agroforestry Systems. Journal of Sustainable Forestry, Volume 21. Number I. Mutuo, P.K., Cadisch, G., Albrecht, A., Palm, C.A., and Verchot, L. 2005. Potential of Agroforestry For Carbon Sequestration and Mitigation of Greenhouse Gas emissions From Soils in the Tropics. Nutrient cycling in Agroecosystems 71: 43-54. Roshetko, J.M., Delaney, M., Hairiah, K., and Purnomosidhi, P. 2002. Carbon Stocks in Indonesian Homegarden Systems: Can Smallholder Systems Be Targeted For Increased Carbon Storage?. American Journal of Alternative Agriculture Volume 17, Number 2. Roshetko, J.M., Mulawarman., Santoso, W.J., dan Oka, I.N. 2002. Wanatani di Nusa Tenggara, Prosiding Lokakarya Wanatani Se-Nusa Tenggara, 11-14 November 2001, Denpasar, Bali. International Centre for Research in Agroforestry
(ICRAF) dan Winrock International. Bogor, Indonesia. 164 p. Van Noordwijk, M., Rahayu, S., Hairiah, K., Wulan, Y.C., Farida, V.B. 2002. Carbon stock assessment for a forest-to-coffee conversion landscape in Sumber-Jaya (Lampung, Indonesia): from allometric equations to land use change analysis. J. Sc. China (special issue on Impacts of land use change on the terrestrial carbon cycle in the Asia Pacific region). 45 (C): 75- 86. Widjaja, H. 2002. Penyimpanan Karbon Dalam Tanah : Alternatif Carbon Sink dari Pertanian Konservasi. Makalah Pengantar Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Young, A. 1997. Agroforestry For Soil Management. International Centre for Research in Agroforestry Second Edition. CAB International : New York, USA. Ziemer, R. R. 1981. Roots and the Stability of Forested Slopes. Erotion and sediment transport in Pasific Rim steeplands. IAHS Publ no 132.
96
97
PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
(The Effect of Plant Densities and Weed Control Method on Growth and Yield of Sweet Potato (Ipomoea batatas L.)) 1
2
Iwan Jumrotul Abadi , Husni Thamrin Sebayang dan Eko Widaryanto
1
2
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Indonesia; E-mail :
[email protected]
2
Dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi berbagai jarak tanam dan metode pengendalian gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2012 di Dusun Bulakunci, Desa Nogosari, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 kombinasi perlakuan yaitu Jarak Tanam (J) dan teknik pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. Pada jarak tanam ada Jarak tanam 75 x 20 cm (J1) dan Jarak tanam 75 x 30 cm (J2), dan pada metode pengendalian gulma ada Tanpa pengendalian gulma (G0), Bebas gulma (G1), Penyiangan 40 hst (G2), Aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 -1 l ha (G3) dan Aplikasi herbisida pra-tumbuh -1 oksifluorfen 1 l ha dan penyiangan 40 hst (G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman ubi jalar dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan metode pengendalian gulma kombinasi antara penyemprotan -1 herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 liter ha dan penyiangan 40 hst sangat efektif dalam mengendalikan gulma serta mampu meningkatkan pertumbuhan ubi jalar jika dibandingkan tanpa pengendalian gulma, penyiangan 40 hst maupun penyemprotan -1 herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha .
Penggunaan jarak tanam ubi jalar 70 x 30 cm menghasilkan jumlah hasil dan bobot segar tanaman yang lebih tinggi dari jarak tanam 70 x 20 cm. Kata kunci : Ubi jalar, jarak tanam, gulma, penyiangan, herbisida
ABSTRACT The field experiment was aimed to study the effect of plant density and weed control methods on growth and yield of sweet potato. The research was conducted at July until November 2012 Bulakunci Village, Nogosari, Pacet District, Mojokerto. This research used the Randomized Block Design (RBD) methods with 2 combination and 3 replications, At plant densities, plant densities 75 x 20 cm (J1), plant densities 75 x 30 cm (J2), and the at weeds control method, without weed control (G0), Weed free (G1), Weeding 40 dap (G2), Application of herbicides pre emergence oksifluorfen 1 -1 liter ha (G3) and Application of herbicides -1 pre emergence oksifluorfen 1 liter ha and weeding 40 dap (G4). The result of research showed that weed control methods combination of application herbicides pre emer-1 gence oksifluorfen 1 liter ha and weeding 40 dap is very effective in controlling weeds and can increase the growth of sweet potato 97
98
when compared without weed control methods, weeding 40 dap and spraying herbicide pre emergence oksifluorfen 1 liter -1 ha . While the use of sweet potato plant densities 70 x 30 cm produces the amount of production and plant fresh weights higher than plant densities 70 x 20 cm.
Keyword : Sweet potato, plant densities, weed, weeding, herbicide
PENDAHULUAN Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) ialah tanaman umbi-umbian yang tergolong tanaman semusim dan memiliki tipe tumbuh menjalar pada permukaan tanah dan termasuk dalam famili Convolvulaceae dan genus Ipomoea (Stall, 2010). Berdasarkan data dari BPS (2011), Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar kedua terbesar di dunia setelah Cina, dan memiliki produksi ubi jalar pada tahun 2011 sebesar 13.305 ton dengan luas areal panen sebesar 1.300 ha. Kebutuhan ubi jalar yang semakin meningkat sebagai bahan konsumsi dan bahan baku industri yang memiliki prospek cerah, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksinya. Lahan sebagai tempat tumbuh tanaman perlu diperhatikan kebutuhan unsur hara dan pengaturan jarak tanamnya, agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman yang bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Hal ini berkaitan dengan adanya persaingan dalam penggunaan hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Menurut Sugito (1999), setiap tanaman menghendaki tingkat kerapatan tanam yang berbeda-beda. Jarak tanam diatur berdasarkan sifat tanaman dan disesuaikan dengan faktor lingkungan yang ada sehingga diperoleh jumlah produksi yang semaksimal mungkin, pada umumnya produksi per satuan luas dapat ditingkatkan dengan cara penambahan kepadatan tanam sampai batas optimum, sedangkan penambahan kepadatan tanam di atas optimum akan menurunkan produksi tanaman. Keberadaan gulma juga menjadi salah satu faktor yang bisa menurunkan hasil tanaman. Gulma ialah tumbuhan yang ada pada suatu areal tanaman yang meng-
ganggu tanaman utama dan tidak dikehendaki keberadaannya. Kehadiran gulma di antara tanaman budidaya dapat menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Menurut Brown dan Brooks (2002), gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok. Tingkat persaingan antara tanaman dengan gulma bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah, kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat gulma mulai bersaing (Jatmiko et al., 2002). Pengendalian gulma ialah proses membatasi investasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien (Sukman dan Yakup, 2002). Pengendalian gulma bertujuan untuk menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomis dan sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai dengan nol. Oksifluorfen merupakan herbisida pra-tumbuh yang berbentuk pekatan dan dapat diemulsikan. Oksifluorfen apat menghambat transportasi elektron dan sintesa ATP dalam proses respirasi, maka akan menghambat bahan-bahan terlarut seperti asam lemak, glukosa dan asam amino ke titik tumbuh. Akibatnya bahan yang digunakan untuk pertumbuhan sedikit, sehingga mengganggu pembelahan dan perkembangan sel (Rao, 1983). Nama dagang oksifluorfen adalah GOAL 2E dan merupakan herbisida selektif yang dapat dipakai sebagai herbisida pra-tumbuh dan purna tumbuh. Herbisida ini sangat efektif dalam mengendalikan gulma berdaun lebar, teki dan rumput dengan dosis rendah (Sastroutomo, 1992). Untuk itu diperlukan upaya pengendalian untuk menekan pertumbuhan dan perkembangan gulma, beberapa metode pengendalian gulma yang dapat dilakukan adalah pengendalian gulma secara kimiawi dengan menggunakan herbisida dan secara mekanis dengan penyiangan. Untuk itu diperlukan adanya suatu penelitian tentang metode pengendalian gulma yang paling efektif dengan jarak tanam ideal ubi jalar yang menghasilkan produksi paling tinggi. 98
99
yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5 %. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Dusun Bulak kunci, Desa Nogosari, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli - November 2012. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi cangkul, kertas label, penggaris, meteran, timbangan, sprayer, oven, alat tulis dan kamera digital. Bahan bahan yang digunakan adalah bibit tanaman ubi jalar varietas Madu Oranye dengan panjang 2025 cm. Pupuk yang digunakan adalah -1 pupuk Urea (46% N) 100 kg ha , SP-36 -1 (36% P2O5) 50 kg ha dan KCl (60% K2O) -1 100 kg ha . Herbisida yang digunakan ialah herbisida pratumbuh Oksifluorfen (GOAL -1 2E) 1 liter ha . Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 kombinasi perlakuan yaitu yaitu Jarak Tanam (J) dan teknik pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. Pada jarak tanam ada Jarak tanam 75 x 20 cm (J1) dan Jarak tanam 75 x 30 cm (J2), dan pada metode pengendalian gulma ada Tanpa pengendalian gulma, (G0), Bebas gulma (G1), Penyiangan 40 hst (G2), Aplikasi herbisida -1 pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha (G3) dan Aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 -1 l ha dan penyiangan 40 hst (G4). Terdapat dua Pengamatan yaitu pengamatan gulma dan pengamatan ubi jalar, pengamatan gulma dilakukan saat sebelum perlakuan, tanaman berumur 20, 40, 60, 80 dan 100 hari setelah tanam, sedangkan pengamatan ubi jalar dilakukan pada saat tanaman berumur 20, 40, 60, 80 dan 100 hari setelah tanam dan pada waktu panen yakni 135 hari setelah tanam. Pengamatan gulma meliputi analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat SDR dan pengamatan bobot kering gulma. Pengamatan komponen pertumbuhan ubi jalar meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang dan jumlah tunas. Sedangkan pengamatan komponen hasil meliputi jumlah umbi per tanaman, bobot segar umbi, bobot kering umbi, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 %. Hasil analisis ragam
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengamatan Gulma 1.1 Analisis Vegetasi Gulma Hasil analisis vegetasi gulma sebelum aplikasi herbisida pra-tumbuh terdapat 20 golongan gulma. Jenis-jenis gulma yang tumbuh adalah Ageratum conyzoides (SDR =3.52%), Alternanthera brasiliana (SDR= 4.78%), Alternanthera philoxeroides (SDR= 3.73%), Borreria laevis (SDR=3.31%), Chromolaena odorata (SDR=4.55%), Commelina nudiflora (SDR=9.14%), Cynodon dactylon (SDR=2.72%), Cyperus rotundus (SDR= 7.63%), Digitaria sanguinalis (SDR=7.91%), Erechtites hieracifolia (SDR=11.38%), Eupatorium odoratum (SDR=2.68%), Euphorbia hirta (SDR=4.80%), Ludwigia perennis (SDR=4.47%), Mimosa pudica (SDR= 5.23%), Oxalis barrelieri (SDR=3.12%), Phylanthus urinaria L. (SDR=4.16%), Portulaca oleracea (SDR=3.63%), Rumex obtusifolius L. (SDR=5.26%), Synedrella nodiflora (SDR=3.76%) dan Urtica dioica (SDR= 4.19%). Pada perlakuan jarak tanam 75 x 20 cm dan tanpa pengendalian gulma, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Borreria laevis, Commelina nudiflora, Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, Euphorbia hirta, Ludwigia perennis, Mimosa pudica, Oxalis barrelieri, Rumex obtusifolius L. dan Synedrella nudiflora. Sedangkan pada jarak tanam 75 x 20 cm dan bebas gulma terdapat gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, Digitaria sanguinalis dan Synedrella nudiflora. Pada perlakuan jarak tanam 75 x 20 cm dan penyiangan 40 hst, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis, Mimosa pudica, dan Rumex obtusifolius L. Sedangkan pada jarak tanam 75 x 20 cm perlakuan aplikasi herbisida pra-tumbuh maupun kombinasi penyiangan 40 hst dan 99
100
aplikasi herbisida pra-tumbuh, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis, dan Mimosa pudica. Selajutnya pada perlakuan jarak tanam 75 x 30 cm dan tanpa pengendalian gulma, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Borreria laevis, Commelina nudiflora, Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, Euphorbia hirta, Ludwigia perennis, Mimosa pudica, Oxalis barrelieri, dan Rumex obtusifolius L. Sedangkan pada jarak tanam 75 x 30 cm dan bebas gulma, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, Digitaria sanguinalis Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis Mimosa pudica, Oxalis barrelieri dan Rumex obtusifolius L. Pada jarak tanam 75 x 30 cm perlakuan penyiangan 40 hst maupun perlakuan herbisida pra-tumbuh, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis dan Mimosa pudica. Sedangkan pada jarak tanam 75 x 30 cm perlakuan kombinasi penyiangan 40 hst dan aplikasi herbisida pra-tumbuh, gulma yang tumbuh di semua umur pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, dan Ludwigia perennis. 1.2 Bobot Kering Gulma Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst berpengaruh nyata pada bobot kering gulma di semua umur pengamatan (Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan pengendalian gulma menggunakan perlakuan herbisida pra-tumbuh yang dikombinasikan dengan
penyiangan 40 hst, dengan jarak tanam ubi jalar 75 x 20 cm akan mampu menekan pertumbuhan gulma hingga 46% dibandingkan perlakuan lain. 2. Pertumbuhan Tanaman 2.1 Panjang Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst berpengaruh nyata pada panjang tanaman ubi jalar pada semua umur pengamatan (Tabel 2). Perbedaan jarak tanam ubi jalar tidak memberikan pengaruh nyata pada perubahan panjang tanaman ubi jalar, tetapi dipengaruhi oleh jenis pengendalian gulma dan jika dilihat secara matematis, panjang tanaman ubi jalar dengan jarak tanam 75 x 30 cm pada perlakuan pengendalian gulma yang sama lebih panjang jika dibandingkan dengan jarak tanam 75 x 20 cm. 2.2 Jumlah Cabang Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst tidak berpengaruh nyata pada jumlah cabang tanaman ubi jalar pada umur 20 hst tetapi berpengaruh nyata pada umur pengamatan 40, 60, 80 dan 100 hst. 2.3 Jumlah Tunas Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst tidak berpengaruh nyata pada jumlah tunas tanaman ubi jalar pada umur pengamatan 20, 40 dan 60 hst tetapi berpengaruh pada umur pengamatan 80 dan 100 hst. 100
101
Perlakuan kombinasi antara aplikasi herbisida pra-tumbuh dan penyiangan 40 hst sama efektifnya dalam meningkatkan jumlah tunas dan cabang per individu jika dibandingkan dengan perlakuan bebas gulma. Ini menunjukkan bahwa dengan melakukan penyemprotan herbisida pratumbuh dan penyiangan 40 hst sudah cukup untuk meningkatkan jumlah cabang serta jumlah tunas per individu tanaman ubi jalar.
yang tumbuh dikendalikan sebelum tanam dan ditambah lagi pada umur 40 hst atau pada saat periode kritis tanaman sehingga mengurangi tingkat persaingan antara tanaman ubi jalar dengan gulma. 3.
Hasil Tanaman
3.1 Jumlah Umbi, Bobot Segar Umbi, Bobot Kering Umbi, Bobot Segar Total Tanaman, Bobot Kering Total Tanaman dan Hasil per Hektar Ubi Jalar
2.4 Jumlah Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun tanaman ubi jalar pada umur pengamatan 40 hst tetapi berpengaruh pada umur pengamatan 20, 60, 80 dan 100 hst.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan metode pengendalian gulma yang berbeda memberikan pengaruh nyata pada jumlah umbi, bobot segar umbi, bobot kering umbi, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman dan hasil per hektar ubi jalar (Tabel 4). Pengamatan panen menunjukkan bahwa jumlah umbi pada perlakuan gulma yang sama maka hasil umbi pada jarak tanam 75 x 30 cm lebih lebih banyak dari jarak tanam 75 x 20 cm. Bobot segar umbi menyatakan bobot atau hasil umbi yang dihasilkan oleh suatu tanaman. Menurut Sitompul dan Guritno (1995), pengaturan kerapatan atau populasi tanaman merupakan salah satu cara menciptakan faktorfaktor yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia secara merata bagi setiap individu tanaman dan untuk mengoptimalkan penggunaan faktor lingkungan yang tersedia.
2.5 Luas Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst tidak berpengaruh nyata pada luas daun tanaman ubi jalar pada semua umur pengamatan (Tabel 3). Luas daun terbesar ada pada perlakuan kombinasi herbisida pra-tumbuh dan penyiangan 40 hst dengan jarak tanam 75 x 30 cm, hal ini dikarenakan tanaman ubi jalar bisa tumbuh optimal karena gulma
Tabel 1. Rerata Bobot Kering Gulma pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma pada berbagai Umur Pengamatan -2
Rerata Bobot Kering Gulma ( g 0.25 m ) pada berbagai Umur Pengamatan (hst)
Perlakuan 20
40
60
80
100
Total Bobot Kering Gulma
J1G0
14.21 cd 21.50 de 37.07 d
75.63 f
37.57 f
180.98 f
J1G1
1.00 a
1.00 a
1.03 a
5.06
1.03 a
1.00 a
101
a
102
Keterangan:
J1G2
13.85 c
19.30 cd 22.73 bc
44.87 cd
26.70 d
143.71 e
J1G3
10.78 b
16.40 bc 30.93 d
52.93 de
24.20 cd
118.98 cd
J1G4
9.46 b
14.27 b
18.90 b
29.17 b
20.27 b
92.07
J2G0
17.73 e
26.17 f
60.80 e
65.77 f
41.50 g
211.97 g
J2G1
1.33 a
1.33 a
1.03 a
1.33 a
1.33 a
6.35
J2G2
17.02 de 25.18 ef 28.63 bcd 48.93 de
29.90 e
149.98 e
J2G3
9.30 bc 15.10 b
36.93 d
54.43 e
26.83 d
128.79 d
J2G4
8.88 b
13.80 b
21.57 bc
37.93 bc
23.43 c
105.61 c
BNT 5%
3.07
4.04
11.21
9.72
3.06
13.89
KK (%)
16.69
14.74
24.27
13.43
7.38
6.83
b
a
Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra -tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha); G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.
102
103
Tabel 2. Rerata panjang Tanaman Ubi Jalar pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma pada berbagai Umur Pengamatan Rerata Panjang Tanaman Ubi Jalar cm/tan pada berbagai Umur Pengamatan (hst)
Perlakuan
20
Keterangan:
40
60
80
100
J1G0
23.68 ab
32.78 b
50.61 abc
56.80 ab
66.48 abc
J1G1
24.14 abc
39.81 c
55.36 c
66.63 d
79.48 ef
J1G2
25.05 abc
37.40 bc
47.79 a
56.63 ab
65.88 ab
J1G3
24.16 abc
39.52 c
48.54 ab
57.09 ab
67.53 bc
J1G4
26.33 bc
39.31 c
53.63 abc
61.98 bcd
72.17 cd
J2G0
22.92 a
22.93 a
47.06 a
53.25 a
61.24 a
J2G1
24.37 abc
39.98 c
54.84 bc
66.05 cd
81.93 f
J2G2
25.17 abc
38.13 c
49.68 abc
57.30 ab
66.92 abc
J2G3
25.08 abc
37.70 c
52.26 abc
60.28 bc
69.43 bcd
J2G4
26.41 c
41.69 c
55.62 c
64.26 cd
75.38 de
BNT 5%
2.75
4.96
6.17
6.34
6.05
KK (%)
6.26
7.55
6.73
5.94
4.81
Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra -tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha); G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.
Tabel 3. Rerata Luas Daun Tanaman Ubi Jalar pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma pada berbagai Umur Pengamatan 2
Perlakuan
-1
Rerata Luas Daun Tanaman Ubi Jalar (cm tan ) pada berbagai Umur Pengamatan (hst) 20
40
60
80
100
J1G0
253.93 ab
668.47 a
1520.18 ab
1972.44 a
2694.01 a
J1G1
313.59 c
999.73 e
2504.69 e
3070.82 c
4551.41 d
J1G2
257.98 ab
785.97 b
1735.33 c
2062.47 a
3391.84 b
J1G3
274.18 b
878.95 bcd
1686.80 bc
2073.38 a
3438.00 b
J1G4
266.72 b
912.89 cde
1679.25 bc
2181.67 ab
3516.33 b
J2G0
225.26 a
873.88 bcd
1492.35 a
1889.08 a
2636.78 a
J2G1
277.33 bc
1228.98 f
2362.07 e
3041.07 c
6192.28 e
103
104
Keterangan:
J2G2
255.28 ab
865.59 bcd
1646.97 abc
2056.84 a
3237.16 b
J2G3
266.82 b
847.31 bc
1668.34 bc
2152.91 ab
3427.34 b
J2G4
286.67 bc
972.58 de
1939.86 d
2385.98 b
4171.67 c
BNT 5%
39.21
118.42
174.37
305.97
379.43
KK (%)
8.23
7.37
5.37
7.51
5.72
Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha); G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.
104
105
Tabel 4. Rerata Jumlah Umbi, Bobot Segar Umbi, Bobot Kering Umbi, Bobot Segar Total Tanaman, Bobot Kering Total Tanaman dan Produksi per Hektar Ubi Jalar pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma Umur 19 Minggu Setelah Tanam Rata - rata Komponen Hasil Ubi Jalar
Perlakuan
Jumlah -1 Umbi tan
Bobot Segar Umbi -1
(g tan )
Bobot Kering Umbi -1
(g tan )
Bobot Segar Tanaman -1
Bobot Kering Tanaman -1 (g tan )
Hasil -1
(t. ha )
(g tan )
J1G0
1.58 a
365.23 a
41.04 a
183.81 a
38.34 a
7.30 a
J1G1
1.92 ab
806.78 e
85.64 d
465.91 e
78.81 e
16.14 e
J1G2
1.58 a
544.33 b
67.03 c
246.97 abc
52.18 abcd
10.89 b
J1G3
1.75 a
535.61 b
63.08 c
276.76 abcd
49.76 abc
10.71 b
J1G4
1.92 ab
645.13 cd
63.38 c
299.83 abcd
58.45 cd
12.90 cd
J2G0
2.25 bc
387.51 a
49.53 b
211.19 ab
42.85 ab
7.75 a
J2G1
2.92 d
811.83 e
89.20 d
409.90 de
66.68 de
16.24 e
J2G2
2.33 bc
632.95 cd
64.65 c
378.63 cde
58.33 cd
12.66 cd
J2G3
2.33 bc
589.07 bc
60.98 c
315.80 abcd
52.30 abcd
11.78 bc
J2G4
2.50 cd
698.00 d
68.24 c
332.91 bcde
57.17 bcd
13.96 d
BNT 5%
0.49
88.86
7.81
139.90
15.12
1777.19
KK (%)
12.99
8.3
6.67
25.19
15.32
8.30
Keterangan:
Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra -tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha); G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.
3. Hubungan antara Bobot Kering Gulma idengan Hasil Ubi Jalar Hasil pengamatan bobot kering gulma jika dihubungkan dengan tingkat produktifitas tanaman ubi jalar menunjukkan bahwa setiap perlakuan pengendalian gulma akan berpengaruh pada jumlah bobot
kering gulma yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada tingkat produktifitas tanaman ubi jalar. Hubungan antara bobot kering gulma pada umur 60 hst dan 100 hst dengan bobot kering umbi ubi jalar disajikan pada Gambar 1.
105
106
Gambar 1. Hubungan antara Bobot Kering Gulma pada Umur 60 hst dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A). Hubungan antara Bobot Kering Gulma pada Umur 100 hst dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (B).
Gambar 1 menunjukkan bahwa setiap perubahan bobot kering gulma akan diikuti oleh perubahan bobot kering umbi. Pada umur pengamatan 60 hst dan 100 hst, peningkatan yang terjadi pada bobot kering gulma akan berpengaruh nyata pada jumlah 2 bobot kering umbi ubi jalar (R =0.8), semakin tinggi bobot kering gulma maka semakin rendah bobot kering umbi dan sebaliknya semakin rendah bobot kering gulma maka semakin tinggi bobot kering umbi yang diperoleh. Perbedaan bobot kering gulma akan menyebabkan bobot kering umbi yang terakumulasi pada produktifitas ubi jalar per
ha juga akan berbeda. Hal ini dikarenakan bobot kering umbi dari masing-masing perlakuan akan dijadikan patokan dalam menentukan tingkat produktifitas ubi jalar. Jika seluruh gulma di total dari umur pengamatan 20-100 hst maka akan didapat hubungan antara bobot kering gulma total dengan bobot kering umbi ubi jalar serta hubungan antara bobot kering gulma total dengan produksi ubi jalar per ha yang disajikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A). Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per hektar (B).
106
107
Hubungan antara bobot kering total gulma dengan tingkat produktifitas ubi jalar dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi bobot kering total gulma maka tingkat produktifitas ubi jalar semakin rendah dan juga sebaliknya, semakin rendah bobot kering gulma maka tingkat produktifitas ubi jalar yang dihasilkan akan semakin tinggi, ini dikarenakan baik gulma maupun tanaman mempunyai kebutuhan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkem-bangan yaitu unsur hara, air, cahaya, ruang tumbuh dan CO2. KESIMPULAN DAN SARAN Penanaman ubi jalar dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan metode pengendalian gulma -1 kombinasi antara penyemprotan herbisida pra-tumbuh oksi-fluorfen 1 liter ha dan penyiangan 40 hst sangat efektif dalam mengendalikan gulma serta mampu meningkatkan pertumbuhan ubi jalar jika dibandingkan tanpa pengen-dalian gulma, penyiangan 40 hst maupun penyemprotan herbisida -1 pra-tumbuh oksi-fluorfen 1 liter ha , tetapi perlakuaan terbaik dalam meningkatkan hasil ubi jalar adalah bebas gulma. Penggunaan jarak tanam ubi jalar 70 x 30 cm menghasilkan jumlah produksi dan bobot segar tanaman yang lebih tinggi dari jarak tanam 70 x 20 cm. Mengendalikan gulma dengan mengkombinasikan metode mekanik dengan melakukan penyiangan dan kimiawi menggunakan herbisida lebih dianjurkan dalam usaha menurunkan populasi gulma serta meningkatkan produktifitas dalam usaha budidaya tanaman ubi jalar selain perlakuan bebas gulma.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (Statistics Indonesia). 2011. Produksi Ubi Jalar Indonesia. http://bps.go.id. Brown, K. and Brooks, K. 2002, Bushland Weeds: a Practical Guide to their Management, Environmental Weeds Action Network (WA) Inc. Perth WA. p. 102. Jatmiko, S.Y., Harsanti S., Sarwoto dan A.N. Ardiwinata. 2002. Apakah herbisida yang digunakan cukup aman? dalam J. Soejitno, I.J. Sasa, dan Hermanto (Ed.). Prosiding Seminar Nasional Membangun Sistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. (3) : 337-348 Rao, V. S. 1983. Principles of Weed Sci. Oxford and IBH. Publ Co. New Delhi. p. 148-149 Sastroutomo, S. S. 1992. Pestisida, Dasar-dasar dan Dampak Penggunaanya. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. p. 80-81.
107
Manual Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja
Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA\ MALANG
ii
Manual Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP.GJM-FP-UB.
iii
Manual Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MP.GJM-FP-UB........
Revisi
:
Tanggal
:
Dikaji ulang oleh
:
Dikendalikan oleh
:
Disetujui oleh
:
Jumlah halaman
:
Tgl:
Ke-1
Dekan Fakultas Pertanian
Tgl: Disiapkan oleh :
Tgl: Diperiksa oleh:
Disahkan oleh:
Tim Penyusun Pembantu Dekan I
Nomor salinan Status
Distribusi ke Terkendali* Tak terkendali*
*) Berilah tanda (v) pada kotak yang sesuai
Tanggal distribusi
Dekan
iv
KATA PENGANTAR Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) untuk menjamin mutu input, proses dan output pendidikan. Dalam rangka implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), perlu dibuat dokumen yang mengatur arah kebijakan, program, serta cara bagaimana mencapai arah kebijakan akademik tersebut. Arah dan sasaran kebijakan dapat dicapai apabila didukung oleh adanya Manual Prosedur, dokumen yang menjadi acuan kerja setiap kegiatan dalam setiap unit kerja. Manual prosedur pelaksanaan Magang Kerja merupakan salah satu komponen penting di dalam manajemen akademik. Tujuan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terus berupaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar salah satu diantaranya adalah pelaksanaan Magang Kerja. Manual prosedur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, para pihak sebagai tempat Magang Kerja, dosen pembimbing, pengelola Jurusan, bagian akademik, pengelola Magang Kerja, maupun pimpinan untuk senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan khususnya di dalam pelaksanaan Magang Kerja. Malang, April 2013 Dekan
Prof. Ir. Sumeru Ashari, MAgr.Sc., PhD NIP 19530328 198103 1 001
v
DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 12 1.1 Pengertian Magang Kerja dan Skripsi.......................................................................................... 12 1.2 Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi ....................................................................... 14 1.3 Sikap Ilmiah ................................................................................................................................. 14 1.3.1 Sikap Ingin Tahu ................................................................................................................... 14 1.3.2 Sikap Kritis .......................................................................................................................... 14 1.3.3 Sikap Terbuka ....................................................................................................................... 15 1.3.4 Sikap Obyektif....................................................................................................................... 15 1.3.5 Sikap Menghargai Karya Orang Lain..................................................................................... 15 1.3.6 Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran ........................................................................ 15 1.3.7 Sikap Menjangkau ke Depan ............................................................................................... 15 1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah............................................................................................................ 15 II. MAGANG KERJA ................................................................................................................................ 17 2.1 Ketentuan Umum ........................................................................................................................ 17 2.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 17 2.3 Bentuk Pelaksanaan .................................................................................................................... 17 2.4 Pengelolaan ................................................................................................................................. 18 2.5 Laporan Akhir Magang Kerja ....................................................................................................... 19 2.6 Ujian Magang Kerja ..................................................................................................................... 19 2.7 Tugas Dosen Pembimbing ........................................................................................................... 19 2.7.1 Pembimbing Utama.............................................................................................................. 20 2.7.2 Pembimbing Lapangan ......................................................................................................... 20 2.7.3 Persentase Penilaian ............................................................................................................ 20 2.8 Ketentuan Lain ............................................................................................................................ 20 2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja ............................................................................................. 21 III. SKRIPSI .............................................................................................................................................. 23 3.1 Ketentuan Umum ........................................................................................................................ 23
vi
3.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 24 3.3 Prasyarat ..................................................................................................................................... 24 3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa ................................................................................................. 24 3.5 Pengelolaan ................................................................................................................................. 25 3.5.1 Tim Pemantau Skripsi ........................................................................................................... 25 3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi ................................................................................. 26 3.5.3 Supervisi ............................................................................................................................... 27 3.5.4 Sanksi-Sanksi ........................................................................................................................ 27 3.6 Dosen Pembimbing ..................................................................................................................... 27 3.7 Ujian Sarjana ............................................................................................................................... 28 3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana ...................................................................................................... 28 3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana ...................................................................................... 28 3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana ............................................................................................... 28 3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji .......................................................................................... 29 3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana ................................................................................................. 29 3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana ..................................................................................... 29 3 . 7.7 P enilaian Ujian Sarjana ...................................................................................................... 29 3.8 Ketentuan Lain ............................................................................................................................ 30 3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi ....................................................................................................... 31 3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi ........................................................................................................... 31 3. 9.2 Bagian Pelengkap...................................................................................................................... 31 3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi ......................................................................................................... 34 3.9.4 Pustaka ................................................................................................................................. 35 3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring.............................. 37 3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan ......................................................................................................... 39 3.10.1 Kertas ................................................................................................................................ 39 3.10.2 Mengetik............................................................................................................................ 39 3 .10.3 Perbaikan Kesalahan ........................................................................................................ 39 3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku ............................................................................................. 39 3.10.5 Nomor Halaman ................................................................................................................ 40
vii
3.11 Pedoman Seminar Ilmiah .......................................................................................................... 40 3.11.1 Ketentuan Umum ............................................................................................................. 40 3.11.3 Tata tertib Seminar ................................................................................................................. 40 3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi .................................................................. 41 3 .12.2 Sistematika ....................................................................................................................... 41 3.12.3 K etentuan Lain ................................................................................................................. 42 3.13 Yudisium Sarjana ...................................................................................................................... 42
1
Pelaksanaan Magang Kerja Tujuan Manual Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja dibuat untuk menjamin pelaksanaan kegiatan Magang Kerja di para pihak tempat Magang Kerja mahasiswa dan sivitas akademika (pengelola Magang Kerja, mahasiswa dan dosen) agar dapat berjalan tertib dan sesuai dengan proses dan tujuan pembelajaran.
Definisi Dosen Pembimbing adalah dosen tetap di Fakultas Pertanian atau Fakultas lain yang berada di lingkungan UB yang mempunyai kompetensi selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam suatu proses kegiatan Magang Kerja. Fakultas Pertanian dapat melakukan outsourcing sebagai dosen pendamping dari luar UB untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pembimbing Lapangan adalah tenaga profesional yang ditunjuk Pimpinan tempat Magang Kerja yang mempunyai kompetensi selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam suatu proses kegiatan Magang Kerja. Mahasiswa adalah mahasiswa yang sudah melakukan registrasi administrasi dan akademik, sesuai dengan KRS yang sudah disusun. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Fakultas adalah tim pengelola yang ditunjuk oleh Dekan untuk memfasilitasi pelaksanaan Magang Kerja di tingkat Jurusan. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan adalah Tim Pengelola Magang Kerja yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan untuk mengelola Magang Kerja dan ditetapkan oleh Surat Keputusan Dekan yang bertugas untuk mengelola administrasi dan proses pelaksanaan Magang Kerja mahasiswa. Lembar Isian Magang Kerja (LIMK) adalah borang yang harus diisi oleh mahasiswa atau dosen pembimbing dalam menjalankan proses Magang Kerja. Satu satuan kredit semester (sks) adalah beban tugas Magang Kerja merupakan kegiatan praktek dan penulisan laporan harian dengan alokasi waktu sebanyak 8 jam per hari selama satu bulan, dimana satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja.
Ruang Lingkup Manual prosedur pelaksanaan Magang Kerja berlaku mulai dari (1) penyusunan RPKPS mata kuliah yang akan ditawarkan oleh bagian akademik Fakultas Pertanian, (2) Penetapan Tim Magang Kerja oleh SK Dekan atas usulan Ketua Jurusan dan dikoordinasikan dengan Ketua Program Studi, (3) Observasi tempat Magang Kerja, (4) Penetapan Tempat Magang Kerja dan topik Magang Kerja, (5) Penetapan Dosen Pembimbing utama dari FP-UB, (6) Konsultasi Judul dan topik serta bahan kajian Magang Kerja, (7) Studi Lapangan (Pendalaman Materi Magang), (8) Pembuatan Proposal Magang Kerja, (9) Konsultasi Pendahuluan dengan tempat Magang Kerja dan penetapan dosen pembimbing lapangan, (10) Pengesahan Proposal Magang Kerja, (11) Persiapan Magang Kerja termasuk pembekalan Magang Kerja, (11) Pelaksanaan Magang Kerja, (12) Supervisi dosen Pembimbing Utama /Tim Pengelola Magang Kerja, (13) Analisis informasi data Magang Kerja, (14) Pembuatan draft laporan, (15) Konsultasi hasil Magang Kerja, (16) Evaluasi Keberhasilan Magang Kerja oleh
1
Comment [TKW1]: Perlu dirinci apa persyaratan dosen outsourcing, apakah yang saat ini sedang aktif di instansi lain tempat magang kerja dilakukan, karena ada staf dari BUMN dan instansi pemerintah lain yang berkenan menjadi dosen pembimbing baik magang kerja maupun bagi mahasiswa yang kemudian melanjutkan hasil magang kerja sebagai skripsi. Staf dari lembaga penelitian (litbang) cukup banyak yang bersedia. Comment [TKW2]: Perlu dijelaskan dalam bagian yang relevan apakah satu orang mahasiswa hanya dibimbing oleh satu orang pembimbing lapang, karena pada praktik pelaksanaan magang kerja banyak institusi yang menugaskan sekelompok pembimbing lalu mereka bersama-sama dan bergantian membimbing mahasiswa sesuai pergiliran divisi kerja tempat mahasiswa bekerja dalam skedul waktu yang sudah ditetapkan
2
Pembimbing Tempat Magang, (17) Konsultasi dengan dosen pembing utama, (18) Seminar hasil Magang Kerja di FP-UB dan evaluasi hasil Magang Kerja, (19) Laporan Akhir yang ditandatangani pembimbing lapangan, dosen pembimbing utama, dan Ketua Jurusan dan (20) Selesai. Manual prosedur ini berlaku hanya untuk pelaksanaan Magang Kerja yang di bawah tanggung-jawab Fakultas Pertanian UB.
Referensi 1. Standard Akademik FPUB 2. Peraturan Akademik FPUB 3. Manual Mutu FPUB 4. Buku Panduan Akademik Universitas Brawijaya, 2010. 5. Buku Panduan Akademik FPUB, 2010. 6. Buku Panduan Non Perkuliahan FPUB, 2010. 7. Agriculture Intenship: Agriculture 301 Manual. Western Illinois University. 2010 8. Intenship Manual, State University of New York, College of Agriculture and Technology. 2010. 9. FKPTPI. Rumusan Kompetensi Bidang Pertanian. 2011.
Pihak Personal Terkait 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Dekan Para pihak tempat Magang Kerja Mahasiswa Pembantu Dekan I, II dan III Ketua dan Sekretaris Jurusan Ketua dan Sekretaris Program Studi Pengelola Magang Kerja Sub bagian akademik Fakultas Petugas Administrasi Jurusan Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan Jejaring Alumni FP-UB Mahasiswa yang telah memprogram Magang Kerja dalam KRS yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Akademik (PA)
Pengantar Kegiatan pertanian di lapangan sangat dinamis. Berkarir di bidang pertanian dapat dibelajarkan melalui Magang Kerja pada para pihak yang bergerak dalam berbagai bidang dalam lingkup sektor pertanian. Berbagai bidang yang meliputi kegiatan produksi tanaman, perkebunan, agroforestri, hortikultura, pemuliaan tanaman, perusahaan produsen dan pemasaran benih dan sarana produksi pertanian lainnya, manajemen agribisnis, pengiriman barang dan jasa pertanian, teknik dan mekanisasi pertanian, pengolahan hasil pertanian, penelitian dan konservasi sumber daya alam. Magang Kerja juga dapat dilaksanakan pada para pihak yang bergerak dalam kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi baru dibidang pertanian seperti sektor yang bergerak dibidang teknologi informasi dan komunikasi, aplikasi bahan kimia dalam produksi pertanaman, sistem produksi pertanian yang kompleks, teknologi pupuk dan pemupukan dan lain-lain. Pada berbagai bidang tersebut memberikan peluang mahasiswa untuk melatih dirinya melalui kegiatan dalam Magang Kerja dan mendapatkan pengalaman kerja untuk menghadapi tantangan masa depan.
2
Comment [TKW3]: oleh Comment [TKW4]: Berbagai bidang kerja profesional yang relevan bagi kegiatan magang kerja mahasiswa
Comment [TKW5]: Pada berbagai bidang kerja tersebut mahasiswa berpeluang melatih diri dan mendapatkan pengalaman kerja untuk menghadapi tantangan masa depan.
3
Dokumen Manual Prosedur Pelaksanaan Magang ini disusun sebagai acuan pelaksanaan Magang Kerja mahasiswa PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis. Mahasiswa di masing-masing program studinya perlu untuk menyelesaikan suatu magang kerja sebagai bagian dari kurikulum.
Comment [TKW6]: Wajib, bukan perlu tidak ada opsi
Tujuan Magang Kerja Tujuan dari program Magang Kerja adalah: 1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan 2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di masyarakat 3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional atau agribisnis 4. Memberikan keterampilan tambahan yang mungkin berguna untuk kerja di masa depan.
Comment [TKW8]: Perlu dideskripsikan keterampilan tambahan yang dimaksud dalam konteks soft skill dan hard skill
Kredit Magang Kerja Untuk menyelesaikan gelar di sarjana, mahasiswa harus melakukan 4 sks atau setara dengan 4 bulan kerja mulai dari persiapan, pelaksanaan kerja dilapangan hingga menyusun laporan magang yang setiap kegiatannya disetujui dan menyampaikan laporan pada pembimbing tempat magang dan pembimbing dari Fakultas Pertanian UB.
Tempat Magang Kerja Magang Kerja dapat mengambil di salah satu bidang kegiatan pertanian berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pelaku pertanian / Usaha Pertanian/ Agribisnis Perkebunan Perusahaan Produsen dan Pemasaran Benih dan Sarana Produksi Pertanian lainnya Bisnis yang berhubungan dengan pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan Lembaga Pemerintah yang bergerak di sektor pertanian Lembaga yang bergerak dibidang Komunikasi pertanian Konsultan Pertanian Lembaga Swadaya Masyarakat Bank Institusi Luar Negeri
Comment [TKW9]: Breakdown jam kerja perlu disesuaikan dengan Pedoman Pendidikan Non Perkuliahan masih ada tumpang tindih. Pada praktik lapang, terdapat perbedaan persepsi mitra magang kerja ada yang berpedoman pada satuan bulan, minggu dan jam kerja. Untuk perusahaan perkebunan khususnya Pabrik Gula (PG) atau perkebunan lain, jam kerja terutama pada saat giling sangat padat. Mahasiswa magang bisa bekerja lebih dari 10 jam per hari, karena bakda subuh sudah mengikuti rapat giling, dan ikut mengawal truk tebu ke penimbangan hingga lebih dari pk 23.00. Pertanyaan: sampai sejauh mana fleksibilitas durasi waktu pelaksanaan magang kerja setara 4 sks diperbolehkan.
Comment [TKW10]: Sering ditanyakan oleh mahasiswa, panitia tidak memiliki inventaris konsultan pertanian yang dapat dijadikan rujukan bagi tempat magang mahasiswa Comment [TKW11]: Apakah PNPM mandiri perdesaan dapat dikategorikan sebagai lembaga swadaya masyarakat?
Sasaran Kompetensi Magang Kerja Mahasiswa diharapkan untuk mendapatkan pengalaman kerja di tempat Magang Kerja setidaknya mencapai kompetensi minimal untuk mahasiswa agroekoteknologi: 1.
Comment [TKW7]: Sebaiknya digabungkan saja
Mampu menerapkan dan mensosialisasikan IPTEKS di bidang teknologi budidaya tanaman (sejak proses praproduksi, produksi hingga pasca produksi) berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan dan mengangkat kearifan lokal;
Comment [TKW12]: Cek butir evaluasi pada lampiran tampaknya belum mencakup kompetensi menerapkan dan mensosialisasikan IPTEKS Comment [TKW13]: Tidak secara eksplisit dievaluasi Comment [TKW14]: Kompetensi ini tidak secara eksplisit dievaluasi
3
4
2.
3.
4.
Mampu mengimplementasikan dan mengembangkan usaha inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan dan mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif dengan mengikuti etika bisnis; Mampu merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi sistem produksi tanaman secara efektif dan produktif, dan mampu mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam tim multidisiplin; Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.
Sedang kompetensi minimal mahasiswa agribisnis adalah: 1.
Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi (mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika bisnis 2. Mampu mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribinis berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif. 3. Mampu mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan mengembangkan kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya lokal. 4. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan.
Comment [TKW15]: Apakah realistis dapat dicapai dalam waktu 4 bulan magang kerja?
Comment [TKW16]: Tidak secara eksplisit dievaluasi. CATATAN: RUBRIK EVALUASI KOMPETENSI PADA AKHIR PROSES MAGANG KERJA PERLU DISESUAIKAN AGAR RELEVAN DENGAN LEARNING OUTCOME YANG TELAH DITETAPKAN
Manfaat Magang Kerja Mahasiswa dapat
Para pihak tempat magang dapat
Fakultas Pertanian UB dapat
1. memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan aplikasi praktis di lapangan 2. menguji kemampuan pengembangan karir dengan tujuan yang realistis 3. mengembangkan kebiasaan bekerja secara profesional 4. meningkatkan kemampuan untuk hubungan interpersonal 5. mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga professional di bidang pertanian 6. menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga penuh-waktu kerja setelah lulus 7. mempertahankan status mahasiswa sambil belajar pada pekerjaan profesional 1. membangun hubungan dengan calon tenaga potensial yang telah menunjukkan kinerja saat mahasiswa melakukan magang 2. mendidik mahasiswa yang bermotivasi tinggi 3. memanfaatkan tenaga terdidik untuk pengenalan ide-ide baru dan segar, 4. mengembangkan program pelatihan yang efisien 5. memanfaatkan mekanisme magang sebagai alat merekrut tenaga professional dengan dunia kampus 6. menyalurkan dana dan jasa sebagai bagian dari pertanggung jawaban sosial untuk mendukung pendidikan perguruan tinggi pertanian untuk mengantisipasi krisis pangan, krisis energy dan krisis air di masa mendatang 1. medapatkan umpan balik mahasiswa yang dapat digunakan untuk perbaikan kurikulum 2. memperkuat hubungan positif dengan para pihak yang bergerak di sektor pertanian dan masyarakat agribisnis 3. meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan mendorong dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan tinggi pertanian 4. mendemonstrasikan kepedulian Fakultas Pertanian UB dalam pendidikan pertanian dan menunjukan dukungannya melalui kinerja individualitas 4
Comment [TKW17]: Kemampuan ‘membangun’ hubungan inter dan intra personal
5
mahasiswa dalam dunia kerja 5. mengembangkan sinergitas para pihak yang bergerak di industri pertanian untuk memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa FP-UB
Kualifikasi Mahasiswa yang memprogramkan Magang Kerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Pertanian, UB dengan bukti KTM Untuk PS agroekoteknologi telah ditetapkan minat, Telah menyelesaikan semua matakuliah wajib Program Studi Memiliki IPK sama dengan atau lebih dari 2.0 Telah memprogramkan Magang Kerja dalam Rencana Kuliah Semester dalam sistem SIAKAD mengikuti kalender akademik yang berjalan atas persetujuan dosen Pembimbing Akademik, 6. Mengikuti semua kebijakan dan persyaratan tempat Magang Kerja, 7. Melakukan pembayaran biaya Magang Kerja 8. Sebelum mendaftar, telah memastikan bahwa tempat Magang Kerja: a. Tempat Magang Kerja tidak diperbolehkan di tempat sebuah bisnis keluarga yang belum berbadan hukum. b. Jika mahasiswa telah bekerja di tempat kerja sebelumnya, mahasiswa harus menunjukkan secara tertulis bagaimana magang akan berbeda dari tugas sebelumnya.
Comment [TKW18]: Untuk PS Agribisnis telah ditetapkan minat tugas akhir sesuai payung penelitian laboratorium yang dipilih Comment [TKW19]: Disarankan juga mengajukan persetujuan ke dosen pembimbing skripsi dan magang kerja agar topik magang berpeluang dilanjutkan sebagai skripsi
Persyaratan Administrasi Magang Kerja 1. Persyaratan Akademik untuk Evaluasi: SEMUA KELENGKAPAN ADMINISTRASI (BORANG/FORM DAN PROPOSAL) YANG TELAH DIISI DIHARAPKAN DISERAHKAN PADA TIM PENGELOLA MAGANG KERJA TEPAT WAKTU, KARENA DOKUMEN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA DARI ASPEK AFEKTIF (ketertiban/kedisiplinan, tanggungjawab dan sebagainya). Proporsi besarnya penilian setiap kelengkapan administrasi tercantum pada bagian belakang setiap butir yang dideskripsikan di bawah. Kualitas komunikasi secara tertulis akan sangat dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian kinerja Magang Kerja. Mengingat salah satu tujuan Magang Kerja adalah meningkatkan keterampilan komunikasi lisan dan tertulis, maka ejaan yang benar dan tata bahasa yang benar sangat diharapkan dalam menyampaikan dokumen yang dibutuhkan dalam Magang Kerja ini. Semua aplikasi, laporan, dan dokumen lainnya harus diketik dan diserahkan kepada Tim Pengelola Magang Kerja bisa dalam bentuk hard copy atau melalui email dalam format MS Word doc; Down load form isian akan tersedia di situs Fakultas Pertanian UB http://akademikfp.staff.ub.ac.id/berkas-akademik
Comment [TKW20]: Perlu dicek ketersediaannya
1.1. Aplikasi Untuk Magang (Lampiran 2.a dengan (nilai 5%) Sebelum pelaksanaan Magang Kerja perlu proses persiapan. Oleh karena itu mahasiswa diwajibkan mengisi form “Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja”. Apabila terlambat menyerahkan dari batas akhir yang telah ditetapkan Pengelola Magang Kerja, maka mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan pengurangan nilai satu level.
5
Comment [TKW21]: Disarankan rencana topik dan tempat magang kerja juga dikonsultasikan kepada dosen pembimbing skripsi ada pengesahan tandatangan dosen pembimbing skripsi agar linear dengan misi percepatan kelulusan
6
Permohonan harus diisi dan ditandatangani oleh dosen Pembimbing Akademik.
1.2. Proposal Magang Kerja (Lampiran 2.b dengan nilai 5 %) Penyerahan borang (form) Lampiran 2.b.1 hingga Lampiran 2.b.3 paling lambat adalah satu minggu sebelum dimulainya proses persiapan kegiatan magang; bila terlambat akan dikenakan denda pengurangan nilai sebesar 50% dari satu level penurunan kisaran nilai angka . a. Contoh format proposal Magang Kerja terdapat di Lampiran 2.b yang terdiri dari (1) Rencana Magang Kerja Umum, (2) Rencana Kegiatan Khusus Magang Pertanian, (3) Rencana Kegiatan Khusus Minat (yang bisa dilanjutkan untuk tugas akhir/Skripsi). Untuk Rencana Kegiatan Khusus Minat adalah kegiatan investigasi yang digunakan landasan skripsi agar mahasiswa mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem budidaya pertanian atau agribisnis atau manajemen sumberdaya lahan yang berkelanjutan. Rencana Kegiatan Khusus Minat harus mengandung tujuan, identifikasi masalah, prosedur untuk memecahkan masalah, termasuk langkah-langkah berurutan yang terlibat. Apabila mahasiswa melanjutkan kegiatan penelitian di tempat magang, borang (form) lampiran 2.b.3. harus diisi; namun apabila tidak, mahasiswa yang berangkutan tidak perlu mengisi borang tersebut. b. Satu salinan untuk pembimbing lapangan dan dua salinan untuk dosen pembimbing dan Tim Pengelola Magang Kerja. c. Minimum 10 referensi pustaka yang diperlukan untuk menyusun proposal Magang Kerja. 1.3. Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa (Lampiran 2.c dgn nilai 5 %) Penyerahan borang (form Lampiran 2.c) tentang kesepakatan kemitraan Magang Kerja paling lambat adalah satu minggu sebelum dimulainya proses persiapan kegiatan magang; bila terlambat akan dikenakan denda pengurangan nilai sebesar 50% dari satu level penurunan kisaran nilai angka. Perjanjian harus ditandatangani oleh mahasiswa dan calon pembimbing lapangan dan disahkan oleh pimpinan tempat Magang Kerja dan diserahkan kembali ke Tim Pengelola Magang Kerja.
1.4. Persiapan Magang Kerja termasuk pembekalan Magang Kerja (nilai 5 %) Mahasiswa melakukan persiapan Magang Kerja melalui pembekalan baik materi substantif maupun managerial Magang Kerja oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan memperoleh surat pengantar Magang Kerja dari Dekan kepada tempat Magang Kerja. Materi pembekalan akan ditentukan kemudian oleh Tim Pengelola Magang Kerja.
1.5. Laporan Mingguan : (Lampiran 2.d dengan nilai Ketepatan waktu dan kelengkapan masingmasing sebesar 2,5%; serta sistematika dari isi sebesar 5%) a. Laporan mingguan dikirimkan melalui e-mail atau bila tempatnya tidak ada jaringan internet disampaikan melalui pos dan bila tidak memungkinkan lagi disampaikan saat supervisi dan akhir magang ke Dosen Pembimbing. Laporan dikirim setiap hari Senen minggu berikutnya setelah pelaksanaan magang paling lambat jam 13:00.
6
Comment [TKW22]: Proposal magang kerja pada pengalaman kami merupakan negosiasi antara dosen pembimbing magang kerja, dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing lapang atau instansi tempat magang kerja proposal bisa berubah sesuai kondisi dan perkembangan di lapang belum ada penjelasan mekanisme standar yang relevan. Selain itu ada mitra magang kerja yang menghendaki proposal diajukan per kelompok dan perorangan, untuk itu diperlukan pengaturan lebih rinci.
Comment [TKW23]: Dinilai oleh mitra magang kerja terlalu ribet. Yang diinginkan adalah penandatanganan MOU, jika pengiriman mahasiswa magang dilakukan secara reguler sehingga ada pemahaman yang selaras antara FP UB dan mitra magang kerja
Comment [TKW24]: Ada usulan dari mitra magang kerja, agar dilibatkan untuk memberikan persiapan atau pembekalan magang kerja panitia agak kesulitan dengan mekanisme insentif nara sumber dari mitra magang kerja
Comment [TKW25]: Sulit dievaluasi, karena dosen pembimbing magang tidak cukup memiliki waktu, dan sebagian dosen pembimbing kurang terbiasa dengan surel. Laporan mingguan disarankan ditangani oleh panitia magang kerja atau tim IT fakultas yang selanjutnya meneruskan laporan mingguan tersebut kepada dosen pembimbing masing-masing. Ada kesulitan sistem down jika mahasiswa mengirim email dalam jumlah masif dan dalam waktu bersamaan perlu expert judgment
7
b. Laporan meliputi: Sebuah analisis tertulis dari salah satu komponen dari bisnis atau kegiatan budidaya pertanian, kegiatan yang dilakukan selama seminggu, rencana kegiatan minggu berikutnya, pengalaman belajar dan masalah, dan log harian jam kerja. c. Lihat Lampiran E-1 untuk rincian. Kualitas Menulis (ejaan / tata bahasa) akan dievaluasi. 1.6. Supervisi Kegiatan Magang (Lampiran 2.e dengan nilai 5%) Mahasiswa mendapatkan supervisi dosen pembimbing utama untuk mendapatkan evaluasi kinerja proses dan hasil Magang Kerja (Lampiran 2.e). Dalam proses supervisi dosen pembimbing utama dapat diwakili Tim Pengelola Magang Kerja. Bila tempat magang jauh maka supervisi Magang Kerja dapat dibantu oleh alumni FP-UB di daerah setempat magang atas permohonan Magang Kerja ke Jejaring Alumni.
Comment [TKW26]: Supervisi dengan melibatkan alumni tidak dapat berjalan dengan baik tidak ada koordinasi. Instansi mitra magang kerja yang jauh juga sangat menunggu kedatangan tim supervisi, disarankan demi penguatan jejaring kerja hal ini perlu dilaksanakan dengan alokasi dana khusus (sebab dana panitia magang kerja tidak mencukupi)
1.7. Evaluasi Tim Pengelola Magang Kerja oleh Pembimbing Tempat Magang (Lampiran 2.f dengan nilai 35%) Satu minggu sebelum berakhirnya Magang Kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi keberhasilan Magang Kerja oleh pembimbing tempat Magang Kerja dengan sistem evaluasi form di Lampiran 2.f.
1.8. Laporan Akhir Kegiatan Tim Pengelola Magang Kerja (nilai Ketepatan waktu dan Kelengkapan masing-masing 2,5% serta sistematika dan isi 10%) 1. Draft laporan ini harus diserahkan ke Dosen Pembimbing dalam waktu 10 hari setelah akhir magang. 2. Laporan ini harus menjadi gambaran yang jelas dari proses yang terlibat dalam menyelidiki masalah, masalah yang dihadapi dan bagaimana mereka mengatasi, kesimpulan yang dikembangkan, rekomendasi yang diberikan. 3. Laporan disusun berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2010/2011. 1.9. Seminar Kegiatan Magang Kerja (nilai dari dosen Pembimbing 5% dan Dosen Penguji 10%)
Untuk mengakhiri kegiatan Magang Kerja mahasiswa diwajibkan menyusun laporan tentang pengalaman pekerjaan yang telah dialami dan harus diserahkan sebelum akhir semester untuk memungkinkan mahasiswa mengikuti seminar hasil Magang Kerja untuk dinyatakan lulus dalam menjalankan Magang Kerja. Penyampaian laporan akhir dan memberikan seminar Magang Kerja berarti mahasiswa telah menyelesaikan kegiatan Magang Kerja.
Mahasiswa melakukan seminar hasil Magang Kerja yang jadwal pelaksanaannya diatur oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan dihadiri oleh pembimbing utama untuk melakukan proses evaluasi hasil Magang Kerja. Dosen Pembimbing merekap seluruh komponen nilai (Lampiran 2.g) dan menetapkan nilai akhir Magang Kerja dan menyerahkan ke Tim Pengelola Magang Kerja yang di lanjutkan dengan penyerahan ke Pembantu Dekan Akademik untuk diproses dalam sistem SIAKAD. 7
Comment [TKW27]: Lampiran 2f perlu direvisi, pembimbing lapang mengeluhkan agak sulit memberikan evaluasi sesuai form yang ada (meskipun tidak semua pembimbing lapang)
Comment [TKW28]: Cek persentase dalam tabel besaran lebih dari 100 persen
8
Surat Lulus Magang Kerja atau sertifikat akan diberikan apabila mahasiswa telah menyelesaikan semua proses Magang Kerja. Mahasiswa mencari pembebasan dari Magang Kerja harus berkonsultasi dengan pembimbing dan Tim Pengelola Magang Kerja di Jurusan masing-masing.
2. Evaluasi Sistem penilaian yang digunakan menggunakan sistem PAN. Nilai akhir yang diterima mahasiswa dinyatakan dengan huruf. Kesetaraan nilai huruf, bobot dan golongan kemampuan adalah sebagai berikut:
Nilai Angka
Nilai Huruf
Bobot
Golongan Kemampuan
> 80 – 100
A
4,0
Sangat Baik
> 75 – 80
B+
3,5
Antara Sangat baik dan baik
> 70 – 75
B
3,0
Baik
> 60 – 70
C+
2,5
Antara baik dan Cukup
> 55 – 60
C
2,0
Cukup
> 50 – 55
D+
1,5
Antara cukup dan kurang
> 45 – 50
D
1,0
Kurang
< 45
E
0
Gagal
Tim Pengelola Magang Kerja Tim Pengelola Magang Kerja terdiri atas pengelola di tingkat fakultas dan tingkat jurusan. Anggota pengelola di tingkat fakultas terdiri atas para pembantu dekan, ketua jurusan, ketua program studi serta ketua BPPK yang ditunjuk oleh Dekan. Anggota Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat jurusan terdiri atas staf pengajar dan staf administrasi yang ditunjuk oleh ketua Jurusan
Uraian Prosedur 1. Penetapan Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan 1. Subbagian Akademik (IK.GJM-FP-UB.04.01.01) membuat konsep surat permohonan ke Ketua Jurusan untuk Penetapan Tim Pengelola Magang Kerja dan menyerahkan kepada Pembantu Dekan I. 2. Pembantu Dekan I melakukan cek akhir sebelum menyetujui dan menanda-tangani surat. 3. Apabila tidak ada koreksi surat permohonan, Pembantu Dekan I menyerahkan kembali kepada Subbagian Akademik.
8
Comment [TKW29]: Surat lulus belum diberikan dalam bentuk sertifikat, sementara ini panitia langsung menyetorkan nilai akhir magang kerja pada bagian akademik untuk diumumkan langsung
9
4. Subbagian akademik mengirimkan surat permohonan tersebut kepada Ketua Jurusan di lingkungan Fakultas Pertanian. 5. Ketua Jurusan menetapkan Tim Pengelola Magang Kerja, dan melalui Koordinator administrasi Jurusan mengirimkan susunan Pengelola tersebut ke Dekan cq Pembantu Dekan I. 6. Pembantu Dekan I bersama Pembantu Dekan II menyusun Tim Pengelola Magang Kerja atas masukan dari Ketua Jurusan dan atas pertimbangan Ketua Program Studi dan ditetapkan berdasarkan SK Dekan. 7. SK Dekan didistribusikan ke Seluruh Tim Pengelola Magang Kerja 8. Tim Pengelola Magang Kerja melakukan koordinasi persiapan pelaksanaan manajemen Magang Kerja di tingkat Fakultas dan dilanjutkan di tingkat Jurusan, untuk menetapkan peraturan Magang Kerja, jadwal Magang Kerja dan prosedur Magang Kerja termasuk penetapan tarip Magang Kerja yang kemudian ditetapkan berdasarkan SK Dekan. BPPK FPUB dan Pembantu Dekan III, melalui jejaring alumni memberikan informasi alternatif tempat Magang Kerja yang bisa ditawarkan ke mahasiswa. 9. Dosen pembimbing Magang Kerja melakukan pembimbingan akademik untuk mencapai kompetensi Pengelola Magang Kerja yang telah ditetapkan.
2. Persiapan Tim Pengelola Magang Kerja 1. Tim Pengelola Magang Kerja di Jurusan membuat pengumuman ke Mahasiswa terkait dengan peraturan Magang Kerja, jadwal Magang Kerja dan prosedur Magang Kerja beserta tarip Magang Kerja beserta informasi awal alternatif tempat Magang Kerja. 2. Tim Pengelola Magang Kerja melakukan pertemuan dengan seluruh mahasiswa untuk menjelaskan mekanisme Magang Kerja. 3. Tim Pengelola Magang Kerja memfasilitasi penerimaan dan mengelola keuangan Magang Kerja mahasiswa (Form Kuintasi Bukti Pembayaran). Pada saat yang bersamaan Tim Pengelola Magang Kerja menyerahkan Form “Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja”. 4. Tim Pengelola Magang Kerja mengolah data “Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja”. Data tersebut digunakan untuk bahan rapat koordinasi di tingkat Fakultas untuk melakukan fasilitasi komunikasi dengan tempat Magang Kerja yang difasilitasi oleh BPPK FP-UB. 5. Dekan urusan bagian Pembantu Dekan I yang diwakili Tim Pengelola Magang Kerja dan difasilitasi BPPK FP-UB melakukan komunikasi dan korespondensi dengan para pihak sebagai tempat Magang Kerja hingga pendapatkan persetujuan para pihak tempat Magang Kerja. 6. Dekan urusan bagian Pembantu Dekan I menerbitkan Surat Pengantar Mahasiswa untuk Ijin Observasi tempat Magang Kerja beserta form “Persetujuan Topik, Tempat dan Dosen Pembimbing Lapangan” yang dipersiapkan subbagian Akedemik. 7. Mahasiswa baik secara mandiri atau berkelompok melakukan observasi tempat Magang Kerja dengan menyerahkan Surat Ijin Observasi tempat magang, mengkaji materi Magang Kerja dan mengurus ijin Magang Kerja dan mendapatkan penetapan dosen pembimbing lapangan dengan mengisi dan mendapatkan pengesahan form “Persetujuan Topik, Tempat dan Dosen Pembimbing Lapangan”. Semua biaya transportasi dan akomodasi proses observasi di tanggung mahasiswa. Bila tempatnya jauh, maka proses ini dapat dilakukan mahasiswa melalui data sekunder dan korespondensi dengan tempat Magang Kerja. Fasilitasi Magang Kerja dibutuhkan pada proses ini. 8. Copy isian form “Persetujuan Topik, Tempat dan Dosen Pembimbing Lapangan” diserahkan ke Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan, untuk kemudian diolah dan digunakan bahan Rapat Jurusan / Laboratorium untuk penetapan Dosen Pembimbing Utama Magang Kerja. 9. Ketua Jurusan mengirim surat tentang susunan Dosen pembimbing Utama maupun pendamping Magang Kerja ke Dekan yang kemudian diterbitkan Surat Keputusan Dekan tentang Penugasan Dosen Pembimbing Magang Kerja.
9
Comment [TKW30]: Tugas dosen pembimbing magang kerja, dosen pembimbing skripsi perlu dibuatkan edaran resmi siapa yang memantau kinerja dosen pembimbing magang kerja?
Comment [TKW31]: Form rencana topik dan tempat magang kerja sebaiknya telah dikoordinasikan dengan dosen pembimbing skripsi dan laboratorium/ jurusan Comment [TKW32]: Tidak berjalan prosesnya Comment [TKW33]: Peran BPPK FP UB dalam kegiatan magang kerja mahasiswa belum optimal
Comment [TKW34]: Perlu dipertimbangkan untuk mensinergikan antara topik penelitian dosen dengan topik bimbingan skripsi, topik dan lokasi magang kerja dengan pendekatan kelompok untuk memfasilitasi agar mahasiswa dapat lulus tepat waktu. Manfaat lain adalah efisiensi biaya supervisi, jika magang kerja dilakukan secara berkelompok dengan topik spesifik dan pertanggungjawaban secara individual
Comment [TKW35]: Penetapan dosen pembimbing magang kerja sudah dilakukan pada awal semester VI pada saat mahasiswa menempuh mata kuliah Metode Penelitian
10
10. Surat Keputusan Dekan tersebut didistibusikan ke Dosen Pembimbing dengan tembusan kepada Tim Pengelola Magang Kerja, Pembantu Dekan, BPPK, Ketua Jurusan dan pengelola Magang Kerja. 11. Mahasiswa konsultasi awal proposal Magang Kerja dan memproses pengesahan untuk disetujui oleh dosen Pembimbing Utama. 12. Mahasiswa melakukan pendalaman materi lapangan atau bahan kajian Magang Kerja yang dilakukan dengan cara studi lapangan di tempat Magang Kerja, bila tempat Magang Kerja jauh bisa melakukan kajian melalui data skunder dan komunikasi jarak jauh. Pendalaman materi lapangan juga dilakukan dengan kajian literature tentang teori materi Magang Kerja. 13. Mahasiswa menyelesaikan proposal Magang Kerja dan konsultasi proposal Magang Kerja dan memproses pengesahan untuk disetujui oleh dosen Pembimbing Pendamping yang disahkan oleh Tempat Magang Kerja, dilakukan dengan kunjungan di lapangan atau komunikasi jarak jauh. 14. Mahasiswa konsultasi proposal Magang Kerja kepada dosen pembimbing utama, memproses pengesahan untuk disetujui oleh dosen Pembimbing Utama yang disahkan oleh Ketua Jurusan. 15. Mahasiswa melakukan persiapan Magang Kerja melalui pembekalan baik materi substantif maupun managerial Magang Kerja oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan memperoleh surat pengantar Magang Kerja dari Dekan kepada tempat Magang Kerja yang diproses oleh Bagian Admnistrasi Akademik FP-UB. 16. Mahasiswa melakukan KRS Magang Kerja melalui SIAKAD on line sesuai kalender akademik UB.
Comment [TKW36]: Belum terbit untuk magang kerja yang sudah terlaksana bagi angkatan 2008 dan 2009
3. Pelaksanaan Magang Kerja 1. Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan mengatur, menyiapkan dan memproses pemberangkatan Magang Kerja Mahasiswa. Transportasi akomodasi dan biaya tempat Magang Kerja di tanggung mahasiswa. 2. Mahasiswa melakukan Magang Kerja dengan efektif kerja selama 3 bulan di lapangan di bawah bimbingan pembimbing pendamping dari tempat Magang Kerja. 3. Mahasiswa mendapatkan supervisi dosen pembimbing utama untuk mendapatkan evaluasi kinerja proses dan hasil Magang Kerja. Dalam proses supervisi dosen pembimbing utama dapat diwakili Pengelola Magang Kerja. Bila tempat magang jauh maka supervisi Magang Kerja dapat dibantu oleh alumni FP-UB di daerah setempat magang atas permohonan Pengelola Magang Kerja ke Jejaring Alumni. 4. Mahasiswa selama berada di tempat Magang Kerja pada waktu yang bersamaan melakukan analisis informasi (termasuk data) dan selanjutnya melakukan penyusunan draft laporan Magang Kerja. Laporan Magang Kerja tersebut secara bertahap dikonsultasikan kepada pembimbing. 5. Satu minggu sebelum berakhirnya Magang Kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi keberhasilan Magang Kerja oleh pembimbing tempat Magang Kerja dan mendapatkan pengesahan laporan Magang Kerja. Hasil evaluasi keberhasilan Magang Kerja oleh pembimbing pendamping lapangan dapat diserahkan ke mahasiswa dalam amplop terutup dan untuk diteruskan ke Pengelola Magang Kerja Jurusan. 6. Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan menerima, mengolah dan mengarsipkan hasil evaluasi pembimbing pendamping. 7. Mahasiswa datang sesuai jam kerja tempat Magang Kerja (IK.GJM-FP-UB.04.01.05), wajib datang ke tempat Magang Kerja maksimal 5 menit sebelum jam kerja dimulai, dan berpakaian rapi (tidak boleh memakai sandal). 8. Mahasiswa yang tidak masuk karena sesuatu hal (sakit) diwajibkan untuk menyerahkan Surat Keterangan Dokter ke tempat Magang Kerja maksimal 1 hari sesudahnya;
10
Comment [TKW37]: Karena waktu tidak bersamaan tidak ada pemberangkatan secara kolektif. Namun perlu dipertimbangkan ada upacara pemberangkatan magang kerja agar semangat yang kondusif dapat dibangun. Mahasiswa perlu diberikan seragam magang kerja (usulan dari stakeholder) Comment [TKW38]: 3 dan 4 bulan masih belum digunakan secara konsisten dalam Manual Prosedur ini
11
9. Mahasiswa mengisi lembar kehadiran Magang Kerja yang disahkan oleh pembimbing lapangan. 10. Pembimbing lapangan memberikan materi Magang Kerja disesuaikan dengan dinamika kerja tempat Magang Kerja mahasiswa dan mengacu pada proposal Magang Kerja. 11. Pembimbing lapangan menyampaikan rencana proses Magang Kerja kepada mahasiswa sebagai kontrak Magang Kerja pada minggu I awal Magang Kerja; dan menjelaskan posisi materi Magang Kerja pada setiap minggunya. 12. Pembimbing lapangan memfasilitasi proses Magang Kerja selama 3 bulan di lapangan. Dalam sebulan sesuai dengan satuan kredit semester (sks), mahasiswa memiliki beban tugas Magang Kerja atau penulisan sebanyak 3 sampai 4 jam sehari selama satu bulan, dimana satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja. 13. Mahasiswa mengikuti Magang Kerja dengan tertib dan berperan aktif dalam dinamika kerja di tempat Magang Kerja. 14. Mahasiswa wajib mengerjakan semua tugas yang diberikan tempat Magang Kerja dengan mengacu pada proposal. 15. Mahasiswa menyampaikan EVALUASI PERSEPSI STAKEHOLDER TEMPAT MAGANG KERJA TERHADAP KINERJA DARI MAHASISWA MAGANG KERJA (Lampiran ) untuk diisi pejabat yang berwenang di tempat magang kerja dan di kembalikan ke Sub Bagian Akademik Fakultas Pertanian UB.
4. Evaluasi Magang Kerja 1. Satu minggu sebelum berakhirnya Magang Kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi keberhasilan Magang Kerja oleh pembimbing tempat Magang Kerja (form evaluasi Magang Kerja) dan mendapatkan pengesahan laporan Magang Kerja (form laporan pengesahan). 2. Mahasiswa mengkonsultasikan hasil laporan Magang Kerja kepada dosen pembimbing utama di kampus hingga pendapatakan persetujuan seminar hasil Magang Kerja. 3. Mahasiswa melakukan seminar hasil Magang Kerja yang jadwal pelaksanaannya diatur oleh Panitia Magang Kerja dan dihadiri oleh pembimbing utama untuk melakukan proses evaluasi hasil Magang Kerja. 4. Mahasiswa merevisi laporan Magang Kerja dan memfinalisasi Magang Kerja untuk mendapatkan persetujuan dosen pembimbing utama dan pengesahaan ketua jurusan, dan sebagai syarat penerbitan sertifikat Magang Kerja oleh Dekan yang diproses oleh Pengelola Magang Kerja Mahasiswa. 5. Pengelola Magang Kerja melakukan rekapitulasi kehadiran mahasiswa, proses dan hasil evaluasi Magang Kerja, dan melaporkan kembali kepada Subbag Akademik. 6. Subbag akademik merekap semua laporan proses Magang Kerja, dan memasukkan hasil evaluasi Magang Kerja mahasiswa dalam sistem SIAKAD dan melaporkan kepada Pembantu Dekan I. 7. Pembantu Dekan I melaporkan hasil evaluasi (dosen dan mahasiswa) kepada Dekan untuk diterbitkan SK Pelaksanaan Tugas Dosen dan Sertifikat Magang Kerja Mahasiswa yang dipersiapkan sub bag akademik. 8. Hasil evaluasi kinerja Magang Kerja mahasiswa diumumkan kepada semua mahasiswa paling lambat satu minggu sesudahnya; 9. Dekan berhak membatalkan Magang Kerja apabila jumlah kehadiran mahasiswa kurang dari 80 % kegiatan lapangan di tempat Magang Kerja.
Tim Penyusun 1. Dekan Fakultas Pertanian UB (Prof.Ir. Sumeru Ashari, MAgrSc., PhD 2. Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian UB (Ir. Didik Suprayogo, MSc., PhD 11
Comment [TKW39]: Belum pernah diterbitkan untuk angkatan 2008 dan 2009
12
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian UB (Ir. Respatijati, MS) Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Aminudin Affandi, MS) Ketua BPPK Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Sudiarso, MS) Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Agus Suryanto, MS) Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Djoko Koestiono, SU) Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma, MS) Ketua Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Samsuddin Djauhari, MS) Sekretaris Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Nurul Aini, MS) Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Syafrial, MS) Sekretaris Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU) Sekretaris Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Sri Karindah, MS) Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Damanhuri, MS) Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS) Sekretaris Program Studi Agroekoteknologi Fak. Pertanian UB (Dr.Ir. Anton Muhibuddin, MS) Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Tatiek Koerniawati A, SP, MP) Staf Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UB (Syahrul Kurniawan, SP, MP)
Lampiran
12
13
Lampiran 1. Bagan Alur kerja
PROSEDUR MAGANG KERJA Mahasiswa datang ke Pengelola Magang Kerja di Jurusan
Mahasiswa melakukan pembayaran
Mahasiswa ke pengelola Magang Kerja di Jurusan untuk melakukan pembayaran dengan menunjukkan KTM
Comment [TKW40]: Mahasiswa melaporkan kemajuan akademik dan melakukan verifikasi atas mata kuliah wajib yang sudah ditempuh sebagai persyaratan magang kerja, berkas akademik ini difotokopi dengan dilampirkan fotokopi KTM.
Mahasiswa membayar biaya magang kerja
pembayaran
Comment [TKW41]: Pada Bendahara Pengelola Magang Kerja sebesar …..
Petugas Jurusan menerima pembayaran
Petugas Jurusan menerima uang mahasiswa dan memasukkan ke data
dari
Pencetakan slip kuitansi
Petugas Jurusan memberikan kuitansi bukti pembayaran atau memvalidasi bukti pembayaran
Pengambilan Form Rencana Topik dan Tempat Magang
Mahasiswa mengambil Form ”Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja” di Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan atau down load di web FP
Penetapan Tempat dan Topik Magang Kerja
Mahasiswa menyerahkan copy isian form “Persetujuan Topik, Tempat dan Dosen Pembimbing Lapangan” ke Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan,
Penetapan Dosen Pembimbing dari FPUB
Mahasiswa mendapatkan penetapan dosen pembimbing dari SK Dekan atas masukan dari ketua Jurusan
Konsultasi materi/kajian Magang Kerja
Mahasiswa materi atau bahan yang akan dikaji saat Magang Kerja kepada dosen Pembimbing
Comment [TKW42]: Bendahara pengelola magang kerja menerima pembayaran, memberikan kuitansi dan melakukan pemberkasan data mahasiswa magang kerja
Comment [TKW43]: Digabung saja dengan terminologi pembayaran biaya magang kerja
Comment [TKW44]: Mahasiswa calon peserta magang kerja diharapkan telah berkonsultasi pada dosen pembimbing magang dan pembimbing skripsi untuk penetapan rencana topik dan tempat magang kerja sesuai dengan rencana skripsi.
Comment [TKW45]: Penetapan dosen pembimbing sudah dilaksanakan pada awal semester 6 pada saat mahasiswa menempuh mata kuliah metode penelitian
Comment [TKW46]: Belum dimasukkan dalam diagram alur ini pembekalan materi magang kerja dan konsultasi dan survei awal ke lokasi magang kerja
13
14
Penyusunan dan Pengesahan Proposal Magang Kerja
Mahasiswa konsultasi proposal Magang Kerja kepada dosen pembimbing,mendapatkan persetujuan dan mendapatkan pengesahan dari Ketua Jurusan.
Persiapan Magang Kerja
Mahasiswa melakukan persiapan Magang Kerja melalui pembekalan baik materi substantif maupun managerial Magang Kerja oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan memperoleh surat pengantar magang kerja dari Dekan
Pelaksanaan Magang Kerja
Mahasiswa melakukan Magang Kerja efektif selama 3 bulan di bawah asuhan pembimbing lapangan.
Supervisi dosen Pembimbing Utama / Panitia Magang Kerja
Mahasiswa mendapatkan supervisi dari dosen pembimbing atau Tim Pengelola Magang Kerja untuk mendapatkan evaluasi kinerja proses dan hasil magang kerja. Bila tempat magang jauh, supervisi dapat dibantu oleh alumni FP-UB di daerah setempat Magang Kerja atas permohonan Tim Pengelola Magang Kerja ke Jejaring Alumni.
Penyusunan Laporam Kemajuan
Mahasiswa selema berada di tempat Magang Kerja pada waktu yang bersamaan membuat laporan kemajuan mingguan yang diserahkan kepada seluruh pembimbing.
Penyusunan draft laporan akhir
Mahasiswa selema berada di tempat magang kerja pada waktu yang bersamaan melakukan analisis informasi (termasuk data) dan selanjutnya melakukan penyusunan draft laporan magang kerja. Laporan magang kerja tersebut secara bertahap dikonsultasikan kepada pembimbing
Evaluasi Keberhasilan Magang Kerja oleh
Satu minggu sebelum berakhirnya magang kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi keberhasilan magang kerja oleh
Comment [TKW47]: Sebaiknya diberikan bersamaan proses penyusunan proposal agar lebih efektif
14
15
Pembimbing Lapangan
pembimbing lapangan dan mendapatkan pengesahan laporan magang kerja
Konsultasi dengan dosen pembing
Mahasiswa mengkonsultasikan hasil laporan magang kerja kepada dosen pembimbing di kampus hingga pendapatakan persetujuan seminar hasil Magang Kerja.
Seminar hasil di FPUB dan evaluasi hasil Magang Kerja
Mahasiswa melakukan seminar hasil magang kerja yang pelaksanaannya diatur oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan dihadiri oleh dosen pembimbing untuk melakukan proses evaluasi hasil Magang Kerja.
Laporan Akhir yang di tandantangi oleh pembimbing dan disyahkan Ketua Jurusan
Mahasiswa menyempurnakan laporan Magang Kerja untuk mendapatkan persetujuan dosen pembimbing dan pengesahaan Ketua Jurusan
15
16
Lampiran 2a: Form A Comment [TKW48]: Apakah bisa diverifikasi langsung pada sistem, sehingga data bisa diakses online, dan mahasiswa juga mengisi secara online?
FORM RENCANA TOPIK DAN TEMPAT MAGANG KERJA
Lengkapi isian berikut dan serahkan pada Tim Pengelola Magang Kerja di masing-masing Jurusan paling lambat minggu pertama bulan Mei. Tulis atau cetak secara jelas
1. Nama Mahasiswa 2. NIM 3. Alamat di Malang
Telpon:
4. Alamat Rumah
Telpon:
5. No HP 6. Alamat e-mail 7. Program Studi/Minat 8. Topik
9. IPK
Telah menyelesaikan MK Wajib PS: Ya
Tidak
16
17
10. Apakah Saudara telah melakukan kontak dengan tempat Magang Kerja?: Ya
Tidak
Bila ya sebutkan nama tempat Magang Kerja dan alamat tempat Magang Kerja serta contact person yang bisa dihubungi: Nama institusi/lembaga Magang Kerja:
Alamat dan telpon:
Contact person:
No HP/Telp:
11. Apa sasaran karir anda dalam jangka pendek ini (1-3 tahun setelah lulus)?
12. Apa sasaran karir anda dalam jangka panjang?
17
18
13. Usulan Tempat Magang Kerja: Nama institusi/lembaga Magang Kerja:
Alamat dan telpon:
Contact person:
No HP/Telp:
14. Usulan Topik Magang Kerja:
15. Tujuan khusus Magang Kerja ini (lingkari satu atau beberapa hal berikut ini) adalah: Belajar menjadi Pelaku pertanian/Usaha Pertanian/Agribisnis Berwiraswasta di bidang Agribisnis (perbenihan, pupuk, usaha industri berbasis pangan, dll.) Belajar menjadi planter di Perkebunan pemerintah / swasta*) Belajar bekerja profesional di perusahaan Produsen dan Pemasaran Benih dan Sarana Produksi Pertanian lainnya j. Belajar bisnis yang berhubungan dengan pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan k. Belajar bekerja profesional di Departemen/ Dinas Pertanian di Pemerintahan Pusat / Daerah*) l. Belajar bekerja profesional di Badan dan pusat penelitiannya yang bergerak dibidang pertanian m. Belajar bekerja profesional di Perusahaan benih, nasional/ multinasional n. Belajar bekerja profesional di Perusahaan pupuk nasional / multinasional o. Belajar bekerja profesional di Perusahaan pestisida nasional / multinasional p. Belajar bekerja profesional di Badan Pertanahan Nasional (BPN) q. Belajar bekerja profesional di Bank-bank Pemerintah / Swasta r. Belajar bekerja profesional di Industri pangan, pakan, dan biodiesel. s. Belajar bekerja profesional di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) t. Belajar bekerja profesional di Pemerintahan Daerah (PEMDA) dengan dinas-dinas teknisnya u. Belajar bekerja profesional di Konsultan pemerintah / swasta v. Belajar bekerja profesional di badan Karantina Tumbuhan w. Belajar bekerja profesional di Lembaga Peneliti (Research and Development) x. Belajar bekerja profesional di Lembaga Swadaya Masyarakat y. Belajar bekerja profesional di Analis Kredit di Lembaga Keuangan dan Perbankan z. Belajar bekerja profesional di Badan Pengendali Lingkungan, Dinas Koperasi dan UKM aa. Belajar bekerja profesional di Manajemen Pemasaran bb. Belajar bekerja profesional di Manajemen Operasi dan Produksi cc. Belajar bekerja profesional di Manajemen Sumberdaya Manusia dd. Belajar bekerja profesional di Manajemen stategi ee. Belajar bekerja profesional di Strategi pemasaran ff. Belajar bekerja profesional di Manajemen komunikasi gg. Belajar bekerja profesional di Kelembagaan dan kemitraan hh. Belajar bekerja profesional di Keterkaitan (net-work) antar pelaku bisnis dalam sistem agribisnis ii. Lainnya sebutkan ______________________________________________________ a. g. h. i.
___________________________________
_______________________ 18
NIM Tandatangan, Nama terang, dan NIM Mahasiswa
Tanggal
Comment [TKW49]: Perlu dijelaskan dengan lebih detail tidak jelas apa yang dimaksud bekerja profesional di manajemen pemasaran dst..
19
Saya menyatakan bahwa data yang diisikan dalam borang (i) ini adalah benar.mahasiswa di atas adalah benar-benar mahasiswa PS Agroekoteknologi /Agribisnis dan telah memenuhi prasyarat Magang Kerja dan telah memenuhi semua kualifikasi lainnya dan karena itu, layak dipertimbangkan untuk menempuh Magang Kerja. Tujuan karir yang ditetapkan telah sesuai dengan tujuan khusus magang mahasiswa dan tepat sasaran ditempat magang yang diajukan oleh Mahasiswa.
___________________________________
_______________________
NIP Tandatangan, Nama terang Dosen Pembimbing Akademik
Tanggal
19
20
Lampiran 2.b.1:Form B: (1) Rencana Magang Kerja Umum untuk pencapaian kompetensi 1 dan 2
Comment [TKW50]: Form ini sering tidak diisi oleh mahasiswa
RENCANA MAGANG KERJA UMUM Tujuan penyusunan Rencana Magang Umum adalah untuk memberikan arahan pengalaman dan kegiatan terjadi di institusi/lembaga tempat Magang Kerja secara komprehensif. Nama Mahasiswa___________________________________________________
Alamat __________________________________________________________ KOTA _____________________________Propinsi__________Kode Pos________ TELEPON (______)___________HP________________E-MAIL _____________________ Nama tempat Magang Kerja ___________________________________________________ Aalamat____________________________________________________________________ KOTA___________________________________Propinsi__________ Kode Pos ________ Nama Pembimbing Lapangan _ ______________________________________________ Telepon_(______)_______________________E-MAIL ___________________________ 1Macam Kegiatan Magang: a. Pendidikan: (Uraikan pendidikan / latihan apa saja yang akan Sudara lakukan selama Magang Kerja)
20
21
b. Pengalaman: (Uraian pengalaman kerja apa saja yang akan sudara lakukan selema Magang Kerja)
21
22
Lampiran 2.b.1 (lanjutan)
2. Sasaran Kompetensi (buat daftar minimal delapan atau lebih saran kompetensi) (Contoh) • • •
Mampu membuat rekomendasi pemupukan organik guna menjaga kesuburan tanah dengan akurasi 100%. Menjadi akrab dengan herbisida ramah lingkungan yang dijual oleh perusahaan dan membuat rekomendasi aplikasi herbisida ke lahan dengan akurasi 100%. Mampu melakukan aplikasi semprot yang tepat dengan berbagai jenis peralatan penyemprotan. Kalibrasi harus akurat untuk memastikan aplikasi benar.
3. Susun secara rinci garis besar tugas yang akan dilakukan di lokasi magang (diperoleh melalui konsultasi dengan pembimbing lapangan)
Tanggal Mulai Magang: _____________ Tanggal Akhir Magang ___________________
Menyetujui Pembimbing Lapangan:
___________________________________________
__________________
Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan
Tanggal:
22
23
Menyetujui Dosen Pembimbing:
Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________ (Dosen Pembimbing)
23
24
Lampiran 2.b.2: Form B: (2) Rencana Kegiatan Khusus Magang Pertanian untuk pencapaian kompetensi 3.
RENCANA KEGIATAN KHUSUS MAGANG PERTANIAN Tujuan dari kegiatan ini adalah khusus untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa magang untuk mempelajari komponen tertentu atau segmen usaha pertanian tertentu ditempat Magang Kerja. Mahasiswa diberi tanggung jawab untuk mengembangkan kegiatan khusus yang merupakan bagian dari keseluruhan kegiatan di bidang pertanian tempat Magang Kerja. Misalnya, kegiatan khusus yang dapat diperdalam adalah: 1. Jelaskan operasi seluruh bisnis pertanian. 2. Pelajari metode dan teknik yang digunakan untuk melakukan operasi tertentu dalam bisnis. 3. Bandingkan ransum pakan ternak dan menganalisis hasil dengan membandingkan berat diperoleh, masalah kesehatan, dll 4. Mengembangkan garis rinci masalah hama tanaman dan sarana yang direkomendasikan untuk pengendalian. 5. Mengembangkan rencana pemasaran untuk bisnis-agribisnis. 6. Melakukan studi/penelitian proyek yang menarik bagi pemilik perusahaan Kegiatan khusus ini bisa menggunakan langkah-langkah utama dalam metode ilmiah.
Metode ini mencakup langkah-langkah berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengidentifikasi masalah Mengembangkan hipotesis dan tujuan Mengumpulkan data Interpretasi data Membuat/menyusun kesimpulan Penerapan kesimpulan
24
25
Lampiran 2.b.3: Form B: Rencana Kegiatan Khusus Minat (Kegiatan tidak wajib dan khusus bagi mahasiswa yang akan melanjutkan untuk tugas akhir/Skripsi di tempat magang kerja) untuk pencapaian kompetensi 4
MAGANG KEGIATAN KHUSUS MINAT (PENELITIAN PENDAHULUAN)
JUDUL KEGITAN KHUSUS MINAT: ______________________________________
IDENTIFIKASI MASALAH: 1. ..................................................................................................................... 2. ...................................................................................................................... 3. ...................................................................................................................... 4. ...................................................................................................................... TUJUAN PENELITIAN: 1. 2. 3. 4.
..................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
HIPOTESIS: 1. 2. 3. 4.
..................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
PROSEDUR PENELITIAN: (apa yang akan dilakukan dan bagaimana)
APA MANFAAT; SIAPA YANG AKAN MEMANFAATKAN, DAN BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN MANFAAT TERSEBUT:
Nama Mahasiswa: __________________________________________________ Tanda tangan: _______________________________Tanggal :_________________
25
26
Menyetujui Pembimbing Lapangan:
___________________________________________
__________________
Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan
Tanggal:
Menyetujui Dosen Pembimbing:
Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________ (Dosen Pembimbing)
26
27
Lampiran 2.c: Form C: Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa
Nota Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa dalam rangka memberi pengalaman profesional dan pendidikan yang tertuang dalam proposal Magang Kerja mahasiswa yang merupakan bagian tidak terpisah dalam dokumen ini. Perjanjian ini dapat diakhiri dan bisa dilakukan oleh salah satu orang penandatanganan perjanjian ini, dan untuk masing-masing setuju untuk diahului dengan pemberitahuan alasan penyebab pemberhentian kepada pihak lain sebelum penghentian.
Dibawah pembimbing lapangan (Tempat Magang Kerja)
(Nama Pemimbing Lapangan)
setuju untuk memberikan pengalaman Magang Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Magang dan proposal Magang Kerja yang merupakan bagian tidak terpisah Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa bagi
Selama periode (Nama mahasiswa magang)
hingga
Tanda tangan: ___________________________ Tanggal: (Pemimbing Lapangan Magang Kerja)
Gelar dan Jabatan Pempimbing Lapangan:
Telpon /HP
Nama Tempat Magang: Alamat Tempat Magang:
27
28
Alamat Email Pembimbing Lapangan: Magang ini perlu pembayaran? (pilih salah satu):
Pembayaran
Tanpa Pembayaran
Saya sepenuhnya memahami tugas dan tanggung jawab perjanjian magang. Saya sebagai diuraikan di atas dan setuju untuk melakukan dan menyelesaikan tugas saya sebagai dijelaskan dalam Pedoman Magang, proposal dan Nota Kesepahaman terlampir.
Tandatangan:
Tanggal: _______________ (Mahasiswa Magang)
No HP Mahasiswa:
Menyetujui Pembimbing Lapangan:
_________________________________________
__________________________
Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan
Tanggal:
Pengesahan Pimpinan Tempat Magang Kerja
__________________________________________ __________________________ Tanda Tangan dan Nama Terang pejabat yang berwenang
Tanggal:
Hanya untuk keperluan Fakultas Pertanian UB:
Yang bertanda tangan dibawah setuju untuk melayani sebagai wakil (s) dari Fakultas Pertanian UB untuk membimbing akademik tugas Magang Kerja mahasiswa di atas dan untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman Magang.
28
29
Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________ (Dosen Pembimbing) Mengesahkan; Ketua Jurusan _________________________ Fakultas Pertanian, UB Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________ (Ketua Jurusan)
Sebagai perwakilan resmi dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, saya menyetujui perjanjian di atas antara pihak terdaftar dan sejalan dengan kurikulum yang berlaku.
Tanda tangan: ________________________________ Tanggal: _______________ (Ketua program Studi)
29
30
Lampiran 2.d: Form D
PERSYARATAN LAPORAN MINGGUAN Mahasiswa magang diwajibkan untuk mengirimkan serangkaian laporan kemajuan mengenai garis besar pelatihan dan kegiatan yang terjadi selama magang. Satu laporan akan jatuh tempo tiap minggu (paling lambat jam 13:00 pada hari Senin berikutnya) dan harus diketik. Ketepatan waktu dan kualitas tulisan akan diperhitungkan sebagai bagian dari penilaian kinerja magang. Jika ketentuan khusus yang tidak memungkinkan dalam membuat laporan mingguan mahasiswa harus mengkomunikasikan kepada dosen pembimbing. Setiap Laporan mingguan harus terdiri dari: 1. Log harian jam kerja, dengan contoh sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Total
Tanggal 7 Agustus 8 Agustus 9 Agustus 10 Agustus 11 Agustus 12 Agustus 13 Agustus
Jam Kerja 8 10 7 4 4 10 0 43
2. Aktivitas untuk menyelesaikan kegiatan magang dalam minggu berjalan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan hal yang telah digariskan dan disesuaikan dengan kesepakatan Pembimbing Lapang untuk meningkatkan profesionalisme kerja. 3. Kegiatan yang direncanakan untuk minggu depan. 4. Sebuah analisis tertulis dari salah satu komponen dari kegiatan magang. 5. Penilaian umum kepuasan mahasiswa dalam menjalankan Magang Kerja dalam waktu yang berjalan CATATAN: Salah satu dari tiga laporan mingguan pertama, harus berisi : a. Bagan organisasi tempat Magang Kerja atau instansi dan posisi bagian magang itu. b. Penjelasan mengenai kegiatan setiap bagian dari tempat magang tersebut misalnya kerjasama usaha pertanian, termasuk produk manufaktur, jasa yang ditawarkan, metode manufaktur / produksi, jenis pelanggan, rencana pemasaran, luas lahan usaha (hektar), dll Deskripsi terssebut disajikan pada halaman terpisah.
Laporan mingguan di E-mail ke Dosen Pemimbing dan Pengelola Magang Kerja
30
31
Lampiran 2.e: Form E: Evaluasi Supervisi Magang Kerja oleh Pembimbing Lapang
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jalan Veteran Malang Indonesia
FORMULIR EVALUASI SUPERVISI MAGANG KERJA OLEH PEMBIMBING LAPANG
Comment [TKW51]: Disarankan dibuat form khusus untuk supervisor sebab idealnya, yang disupervisi bukan hanya mahasiswa magang namun juga mitra magang kerja
Nama Mahasiswa: ________________________________ NIM____________________
Tempat Magang: ___________________________________________________________
Nama Supervisor: _________________________________________________________
Pendahuluan: Tujuan dari penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik peserta Magang Kerja secara konstruktif selama proses mahasiswa menjalankan pengalaman Magang Kerja. Formulir ini harus diisi oleh pembimbing utama atau Pengelola Magang Kerja atau alumni FP-UB yang berdomisili dekat dengan tempat magang mahasiswa. Pengelola Magang Kerja sangat menghargai komentar supervisor secara jujur dan objektif tentang kinerja mahasiswa. Silakan lingkaran rating yang sesuai dengan menggunakan 1 (rendah) hingga 5 (tinggi) skala. Komentar tambahan diharapkan bila dipandang perlu. (5) > 80 – 100: Sangat Baik, (4) > 75 – 80: Antara Sangat baik dan baik, (3) > 70 – 75: Baik, (2) > 60 – 70: Antara baik dan Cukup, (1) > 55 – 60: Cukup. A.
Prilaku Bekerja 1. Laporan untuk bekerja sesuai dengan jadwal
1
2
3
4
5
2. Apakah selatu tepat waktu datang di tempat kerja
1
2
3
4
5
3. Menunjukkan sikap positif dan konstruktif
1
2
3
4
5
4. Berbusana sesuai kondisi kerja
1
2
3
4
5
5. Apakah Sangat antusias dalam menjalankan pekerjaan
1
2
3
4
5
6. Menunjukkan kemampuan untuk mempertimbangkan pekerjaan dengan baik
1
2
3
4
5
7. Menunjukkan inisiatif dalam bekerja
1
2
3
4
5
Comment [TKW52]: Evaluasi ini diperoleh dari wawancara dengan pembimbing lapang
31
32
Komentar:
B.
Keahlian berkomunikasi 1. Memahami dan mengikuti instruksi tertulis
1
2
3
4
5
2. Memahami dan mengikuti instruksi lisan
1
2
3
4
5
3. Mengkomunikasikan ide dan konsep yang jelas secara tertulis
1
2
3
4
5
4. Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal yang 1 efektif
2
3
4
5
5. Mendengarkan orang lain secara aktif dan penuh 1 perhatian
2
3
4
5
Komentar:
32
33
Lampiran 2.e (Lanjutan) C.
Kemampuan Interpersonal 1. Bersinergi dengan rekan kerja secara efektif
1
2
3
4
5
2. Mengatur dan menyelesaikan konflik dengan cara yang efektif
1
2
3
4
5
3. Mendukung dan memberikan kontribusi suasana tim yang kondusif
1
2
3
4
5
4. Kontrol emosi dengan cara yang sesuai untuk pekerjaan
1
2
3
4
5
5. Berinteraksi secara efektif dan tepat dengan 1 pembimbing lapangan
2
3
4
5
1. Sangat Kompeten dalam melakukan pekerjaan yang 1 ditugaskan
2
3
4
5
2. Mampu menjalankan prosedur Magang Kerja yang 1 tepat
2
3
4
5
3. Berpengetahuan di bagaian yang dipelajari selama 1 Magang Kerja
2
3
4
5
4. Berkompeten dalam menggunaan atau menjalan-kan sistem kerja di tempat lain bila nanti sudah lulus
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Komentar:
D.
Kemampuan Teknis
Komentar:
E.
Profesionalisme & Keterampilan dalam Pengembangan Karir 1. Berusaha untuk memahami kekuatan dan kelemahan
33
34
pribadi 2. Memiliki kemampuan untuk motivasi diri
1
2
3
4
5
3. Menunjukkan kemampuan untuk menetapkan prioritas 1 yang tepat
2
3
4
5
4. Menunjukkan perilaku dan sikap profesional
1
2
3
4
5
5. Menunjukkan minat melanjutkan karir ini
1
2
3
4
5
6. Menunjukkan keterampilan manajemen waktu yang 1 baik
2
3
4
5
Komentar:
Lampiran 2.e (Lanjutan)
F. Kinerja Keseluruhan:
Hasil penilaian kinerja mahasiswa dari keseluruhan komponen (point A hingga E): (5) Sangat Baik, (4) Antara Sangat baik & baik, (3) Baik, (2) Antara baik & Cukup, (1) Cukup,
Komentar:
________ Saya telah / _______ Saya tidak mendiskusikan hasil evaluasi ini dengan mahasiswa yang bersangkutan.
34
35
Tanda Tangan Supervisisor: _________________________ Tanggal: __________________
Gelar/Jabatan: ______________________________ Telepon/HP: ____________________
Alamat
: ______________________________________
_______________________________________
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menyelesaikan evaluasi ini. Mohon bantuan hasil evaluasi ini di mail atau fax ke:
Kepada Pengelola Magang Kerja Jurusan ____________________________________ Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl Veteran Malang Indonesia Email: .......................................... Fax
:............................................
35
36
Lampiran 2.f. Form D: Format Evaluasi Oleh Pembimbing Lapangan
Kepada Yth ___________________________________ Pengelola Magang Kerja Jurusan ____________________________________ Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl Veteran Malang Indonesia
EVALUASI MAGANG KERJA Oleh Pembimbing Lapangan Dengan ini, kami sampaikan bahwa mahasiswa Magang Kerja: Nama _________________________________ Pada Tanggal _________________________ telah melakukan evaluasi pelaksanaan Magang Kerja di ___________________ _________________________________________________________________ Dengan Pembimbing Lapangan: Nama :_______________________________________________ Jabatan: ______________________________________________ Pelaksanaan Evaluasi telah kami lakukan secara obyektif dengan membandingkan peserta magang tersebut dengan staf profesional lainnya yang ditugaskan pada posisi yang sama atau mirip atau setingkat dengan materi Magang Kerja mahasiswa, dengan criteria penilaian: (1) > 80 – 100: Sangat Baik, (2) > 75 – 80: Antara Sangat baik dan baik, (3) > 70 – 75: Baik, (4) > 60 –70: Antara baik dan Cukup, (5) > 55 – 60: Cukup, (6) > 50 – 55: Antara cukup dan kurang, (7) > 45 – 50: Kurang, (8) < 45 Gagal dan NA = tidak berlaku. 1. Tanggung Jawab 2. Kualitas pekerjaan 3. Sikap 4. Inisiatif 5. Kemampuan untuk belajar 6. Ketergantungan 7. Keterampilan 8. Komunikasi verbal 9. Komunikasi Tertulis 10. Profesionalisme
______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________
Komentar:
36
37
_____________________________________________ Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan
__________________________ Tanggal:
Lampiran 2.g.
EVALUASI MAHASISWA MAGANG KERJA Oleh Dosen Pembimbing
Nama Mahasiswa ______________________________ Tanggal _____________________
Tempat Magang ____________________________________________________________
Nama Dosen Pembimbing ____________________________________________________
Nama Pembimbing Lapangan __________________________________________________
Nama Supervisior Lapangan __________________________________________________
No
Kriteria Evaluasi
Nilai
Bobot (%)
NxB
Asesor
1
Aplikasi Untuk Magang
5
Dosen pembimbing
2
Proposal Magang Kerja
5
Dosen pembimbing
3
Kesepakatan Kemitraan Kerja Mahasiswa
Magang
5
Dosen pembimbing
Persiapan Magang Kerja termasuk pembekalan Magang Kerja
5
Dosen pembimbing
37
38
Laporan Mingguan
Dosen pembimbing 2.5
Ketepatan Waktu Kelengkapan Sistematika dan isi
2.5 5
Supervisi Kegiatan Magang
5
Supervisior
Evaluasi Magang Kerja oleh Pembimbing Tempat Magang
35
Pembimbing Lapangan
Laporan Akhir Kegiatan Kerja
Magang
Ketepatan Waktu Kelengkapan Sistematika dan isi
Dosen pembimbing
2.5 2.5 10
Seminar Kegiatan Magang Kerja
Dosen Pembimbing Dosen Penguji
5
Dosen pembimbing dan Dosen Penguji
10 100
Total Nilai
Kriteria penilaian: (1) > 80 – 100: Sangat Baik, (2) > 75 – 80: Antara Sangat baik dan baik, (3) > 70 – 75: Baik, (4) > 60 –70: Antara baik dan Cukup, (5) > 55 – 60: Cukup, (6) > 50 – 55: Antara cukup dan kurang, (7) > 45 – 50: Kurang, (8) < 45 Gagal
38
39
JADWAL KERJA KEGIATAN MAGANG KERJA
Nama Mahasiswa
: ………………………………….
NIM
: ………………………………….
Judul Magang Kerja : …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… ……………………………………………………………………
Tempat Magang
:..............................................................................................
Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke : No.
Judul Kegiatan
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Penetapan Tim Magang Kerja oleh SK Dekan atas usulan Ketua Jurusan dan dikoordinasikan dengan Ketua Program Studi
2
Observasi tempat dan identifikasi topik Magang Kerja oleh Tim
3
Penetapan tempat dan topik
39
40
Magang Kerja 4
Penetapan dosen pembimbing dari FP-UB
5.
Konsultasi materi atau kajian Magang Kerja
6.
Pembuatan Proposal
7.
Persiapan Magang Kerja
8.
Pelaksanaan Magang Kerja
9
Supervisi dosen Pembimbing / Panitia Magang Kerja
10.
Analsis informasi data dan laporan kemajuan/Konsultasi dg Pembimbing
11.
Pembuatan draft laporan akhir
12.
Evaluasi Keberhasilan Magang Kerja oleh Pembimbing Lapangan
13.
Konsultasi dengan dosen pembimbing
14.
Seminar hasil dan evaluasi hasil Magang Kerja di FP-UB
15.
Laporan Akhir yang di tandantangi dosen lapangan, dosen pembimbing, dan Ketua
40
41
Jurusan Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke : No. Judul Kegiatan
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Malang,………………… Menyetujui :
Mahasiswa yang bersangkutan,
Dosen Pembimbing,
____________________
_________________________
NIP ………………………
41
42
Lampiran
EVALUASI PERSEPSI STAKEHOLDER TEMPAT MAGANG KERJA TERHADAP KINERJA DARI MAHASISWA MAGANG KERJA
Pengantar
Para Stakeholder yang terhormat, Merupakan suatu kehormatan bagi kami jika Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu sejenak untuk membantu kami dalam pelaksanaan survey tentang kinerja mahasiswa kami dalam menjalankan magang kerja. Bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu dalam pelaksanaan survey ini, akan dapat memberikan gambaran umum tentang program pembelajaran, dan pembinaan karir profesi dari para mahasiswa kami di Fakultas Pertanian, Universitas Brwaijaya yang sangat bermanfaat bagi kepentingan perencanaan kami di masa yang akan datang. Umpan balik Bapak/Ibu akan berguna sebagai sebagai bahan pertimbangan yang sangat penting dalam melakukan usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan lebih lanjut. Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kamis sampaikan terima kasih.
Malang, ...........................
Pembantu Dekan I Fak. Pertanian
Pengelola Magang Kerja
Universitas Brawijaya
FP-UB
42
43
Petunjuk: Berilah tanda silang pada kotak ( ) yang sesuai dengan penilaian / pendapat saudara, dengan kriteria: 5 = sangat setuju / sangat baik / sangat memadai / > 80%, 4 = setuju / baik / memadai / >60-80%, 3 = ragu / sedang / cukup / >40 – 60%, 2 = Tidak setuju / kurang baik / kurang memadai>20 – 40%, 1 = sangat tidak setuju / jelek / sangat kurang memadai / <20%. Bagian I. Informasi Tempat Magang Kerja 1
Nama Perusahaan/ Tempat Magang Kerja Mahasiswa
:
2
Bergerak Dalam
:
3
Alamat
Alamat
Kota
Telp
Hp
Email
4
Nama pengisi survey
:
5
Jabatan dalam Perusahaan / Tempat Magang Kerja Mahasiswa
:
6
Nama Mahasiswa yang Magang
7
NIM
(jika lebih dari 1, maka perlu didata per orang)
Bagian II. Untuk Perusahaan / Tempat Magang Kerja Mahasiswa DESKRIPSI
5
4
3
2
1
1
Kesesuaian bidang studi mahasiswa magang kerja dengan kebutuhan perusahaan / Tempat Magang Kerja Mahasiswa
2
Kemampuan mahasiswa magang kerja untuk beradaptasi dengan tempat kerja
3
Kepuasan terhadap kinerja mahasiswa magang kerja
4
Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam berpikir kritis
NO
43
44
5
Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam memecahkan masalah
6
Kemampuan mahasiswa magang kerja beradaptasi teknologi baru
7
Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam mempersiapkan laporan dan penulisan efektif
8
Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam berkomunikasi secara lisan
9
Kefasihan mahasiswa magang kerja dalam penggunaan bahasa asing
10
Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam bekerja secara mandiri
11
Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam bekerja dalam tim
12
Kedisiplinan mahasiswa magang kerja
13
Etos kerja mahasiswa magang kerja
14
Motivasi mahasiswa magang kerja
15
Ketahanan kerja mahasiswa magang kerja
16
Hubungan sosial mahasiswa magang kerja
17
Bagian V: Saran-saran
Terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu dengan telah menjawab secarabaik Join UB be the best
44
45
45