A. ang
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR, DAN TERTINGGAL (SM-3T)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN P E N D I D I K A N T I NTERM G G of I REFUAN 2015
Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL (SM-3T)
DI DAERAH TERDEPANERLUAR, DAN TERTINGGAL
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015
TIM PENYUSUN Edisi I: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Prof. Dr. Supriadi Rustad (Direktur Diktendik - Ditjen Dikti) Prof. Dr. A. Suhaenah Suparno, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Dr. Totok Bintoro, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Dr. Paidi, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta) Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed. (Universitas Negeri Semarang) Dr. Ir. Ivan Hanafi, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Drs. Suyud, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Drs. Martadi, M.Sn. (Universitas Negeri Surabaya) Dr. Lisyanto, M.Si. (Universitas Negeri Medan) Drs. Agus Susilohadi, M.Si. (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Drs. H. Ramlan Harahap, M.Si. (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Sugiyatno, SE (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti)
Edisi II: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Prof. Dr. Supriadi Rustad (Direktur Diktendik - Ditjen Dikti) Prof. Dr. A. Suhaenah Suparno, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Dr. Totok Bintoro, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Dr. Paidi, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta) Dr. Asep Herry Hernawan (Universitas Pendidikan Indonesia) Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta (Universitas Pendidikan Ganesha) Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed. (Universitas Negeri Semarang) Dr. Hartono (Universitas Negeri Semarang) Dr. Heri Yanto (Universitas Negeri Semarang) Dr. Muhammad Khafid (Universitas Negeri Semarang) Prof. Dr. Soesanto (Universitas Negeri Semarang) Prof. Dr. Ganefri (Universitas Negeri Padang) Prof. Selamat Triono, Ph.D (Universitas Negeri Medan) Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela (Universitas Negeri Surabaya) Dr. Ernawulan (Universitas Pendidikan Indonesia) Drs. Agus Susilohadi, M.Si. (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Drs. H. Ramlan Harahap, M.Si. (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Sugiyatno, SE (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti)
Edisi III: 1. 2.
Prof. Dr. Supriadi Rustad (Direktur Diktendik - Ditjen Dikti) Prof. Dr. A. Suhaenah Suparno, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta)
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Dr. Totok Bintoro, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Dr. Paidi, M.Si. (Universitas Negeri Yogyakarta) Dr. Asep Herry Hernawan (Universitas Pendidikan Indonesia) Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta (Universitas Pendidikan Ganesha) Dr. Hartono (Universitas Negeri Semarang) Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela (Universitas Negeri Surabaya) Drs. Agus Susilohadi, M.Si. (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Drs. H. Ramlan Harahap, M.Si. (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Sugiyatno, SE (Dit. Diktendik, Ditjen Dikti) Kontributor: Sugiyanto (Universitas Negeri Semarang) Sucipto Hadi Purnomo (Universitas Negeri Semarang) Rochsid Tri Hanggoro Putro (Universitas Negeri Semarang)
KATA PENGANTAR Puji dan syukurdipanjatkan kehadhirat Allah SWT, karenaatas limpahan rakhmat dan karunia-Nya buku pedomanProgram Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal(SM3T) selesai disusun. Program SM-3T memberikan kesempatan kepada para sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam proses percepatan pembangunan, khususnya di bidang pendidikan di daerah 3T. Diharapkan dengan keikutsertaan para sarjana pendidikan tersebut dalam program SM-3T, dapat disiapkan calon pendidik profesional yang mempunyai keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya di daerah 3T. Dengan demikian, program ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya strategis dalam penyiapan calon pendidik profesional melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) setelah mengikuti programSM-3T. Pedoman dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi LPTK penyelenggara dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan pelaksanaan program SM-3T. Buku pedoman ini berisi pengertian program, seleksi calon peserta, penyelenggaraan, sertapemantauan dan pendampingan program SM-3T. Kepada tim yang menyusun buku pedoman ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, semoga menjadi amal baik yang berguna untuk pengembangan dunia pendidikan. Jakarta, Maret 2015
a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Supriadi Rustad
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I
PENDAHULUAN A. Latarbelakang B. Pengertian C. Tujuan D. Ruang Lingkup E. Landasan Yuridis
1 1 2 3 3 4
BAB II
SELEKSI PESERTA PROGRAM SM-3T A. Sasaran B. Rekrutmen
7 7 7
BAB III
PENYELENGGARAAN PROGRAM SM-3T A. LPTK Penyelenggara B. Daerah Sasaran C. Jadwal Persiapan dan Pelaksanaan Program SM-3T 2014 D. Kegiatan Prakondisi E. Pemberangkatan ke Daerah 3T F. Pelaksanaan di Daerah 3T G. Pemantauan dan Pendampingan H. Penarikan Peserta I. Pelaporan J. Pembiayaan Pelaksanaan Program
13 13 14 16 18 23 23 24 24 25 25
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah yang luas dan heterogen, secara geografis maupun sosiokultural, memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan, di antaranya permasalahan pendidikan di daerah 3T. Permasalahan tersebut antara lain yang terkait dengan tenaga pendidik, seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi guru yang tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi guru di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi sekolah yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti pendidikan yang masih sangat kurang. Sebagai bagian dari NKRI, daerah 3T memerlukan upaya peningkatan mutu pendidikan yang dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh dalam mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut di atas, agar daerah 3T dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan NKRI. Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
1
Salah satu kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI). Program ini meliputi (1) Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM-3T), (2) Program PPG Terintegrasi dan Kewenangan Tambahan (PPGT), dan (3) Program PPG Kolaboratif (PPG Kolaboratif). Programprogram tersebut merupakan sebagian jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T. Program SM-3T sebagai salah satu Program MBMI ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun guru tetap yayasan (GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia. B. Pengertian Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan pendidikan, percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T, dan merupakan bagian integral dari program PPG.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
2
C. Tujuan Program SM-3T dilakukan dengan tujuan: 1. membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik; 2. memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional dan terampil dalam memecahkan masalah pendidikan; 3. menumbuhkan sikap cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa; 4. membangun daya juang dan ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan di daerah-daerah yang tergolong 3T; 5. meningkatkan kecintaan terhadap profesi sebagai guru yang bertugas di daerah 3T; dan 6. mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program PPG. D. Ruang Lingkup Program SM-3T dilakukan dengan cakupan: 1. melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat; 2. mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah; 3. melakukan kegiatan ekstrakurikuler; Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
3
4. membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di sekolah; dan 5. melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan dan kebudayaan di daerah 3T. E. Landasan Yuridis 1.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 4. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. 7. Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. 8. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan. 9. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
4
Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Tambahan). 10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 17g/DIKTI/Kep/2013 tentang Penetapan Perguruan Tiggi Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
5
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
6
BAB II REKRUTMEN DAN SELEKSI PESERTA PROGRAM SM-3T
A. Sasaran Peserta adalah lulusan program studi kependidikan S-1 tiga tahun terakhir (2013, 2014, 2015) dari program studi terakreditasi minimal B sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan. Kuota secara nasional untuk angkatan ke-5 (tahun 2015) sebanyak 3.000 orang. B. Rekrutmen Rekrutmen calon peserta merupakan salah satu kunci keberhasilan program SM-3T. Rekrutmen calon peserta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. a. Proses penerimaan dilakukan secara transparan, dan bertanggung jawab agar mendapatkan calon peserta yang berkualitas tinggi. b. Kelulusan calon peserta dalam seleksi ditentukan secara nasional. c. Untuk tahun 2015, calon peserta berasal dari prodi PGPAUD, PGSD, PLB, Bimbingan Konseling, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Seni Budaya (Drama, Tari, Musik), Pendidikan Seni Rupa, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA, PPKn, Pendidikan IPS, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Sosiologi/Antropologi, Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
7
Pendidikan Teknik Elektro/Ketenagalistrikan, Pendidikan Teknik Elektronika, Pendidikan Teknik Mesin, Pendidikan Teknik Otomotif, Pendidikan Teknik Bangunan, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Tata Boga, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Tata Busana, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Tata Rias, dan Pendidikan Jasmani. Dalam upaya memperoleh calon peserta yang berkualitas, maka persyaratan dan sistem rekrutmen ditentukan sebagai berikut. 1.
Persyaratan Peserta Peserta adalah lulusan program studi kependidikan yang pada saat menjadi mahasiswa datanya tercatat di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Selain itu peserta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. a. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas diri berupa KTP yang masih berlaku b. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer) tiga tahun terakhir (2013, 2014, 2015) dari program studi terakreditasi yang sesuai dengan matapelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan (legalisasi) c. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2015 d. IPK minimal 3,0 dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi) e. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah. Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
8
f. Bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) dari pejabat yang berwenang. g. Berkelakuan baik yang keterangan dari kepolisian.
dibuktikan
dengan
surat
h. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai. i.
Belum pernah mengikuti program SM-3T pada tahun sebelumnya dan sanggup mengikuti program PPG yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai.
Bukti persyaratan huruf a) s.d. huruf i) dibawa pada saat tes wawancara. Bagi peserta yang memiliki keahlian atau prestasi minimal juara III tingkat kabupaten/kota, termasuk di bidang olahraga dan seni, dihargai sebagai nilai tambah. Peserta yang mempunyai pengalaman menjadi pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau pengalaman organisasi lain, juga dapat dihargai sebagai nilai tambah. Keahlian atau prestasi tersebut dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat asli dan fotokopi, sedangkan untuk pengalaman menjadi pengurus UKM atau organisasi lainnya dengan menunjukkan surat keputusan (SK) asli dan fotokopi, pada saat wawancara. Setelah wawancara, peserta diberi kesempatan untuk melakukan unjuk kemampuan (perform) sesuai bakat dan keterampilan yang mereka miliki.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
9
2. Seleksi Calon Peserta Rekrutmen calon peserta Program SM-3T tahun 2015 dilakukan melalui seleksi di tingkat nasional dan di LPTK. a. Seleksi Tingkat Nasional Seleksi nasional dilakukan secara online dalam bentuk seleksi administrasi dan seleksi akademik. 1) Seleksi Administrasi Seleksi administrasi dilaksanakan secara nasional, khususnya untuk memverifikasi relevansi program studi yang dibutuhkan, IPK, tahun lulus, dan peringkat akreditasi. Jika salah satu persyaratan administrasi yang ditentukan tidak dipenuhi, peserta dinyatakan gugur dan tidak dapat melanjutkan ke seleksi berikutnya. Bukti fisik selengkapnya akan diverifikasi oleh LPTK penyelenggara SM-3T. 2) SeleksiAkademik Seleksi akademik nasional meliputi empat aspek, yaitu tes potensi akademik, tes kemampuan dasar, dan tes penguasaan kompetensi akademik bidang studi/bidang keahlian. a) Tes Potensi Akademik (TPA) TPA bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang akademik atau keilmuan. TPA terdiri atas tes kemampuan berpikir: analogi, logis, analisis, deret numerik, dan
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
10
komparasi. TPA dilaksanakan dengan durasi waktu 45 menit. b) Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam bidang Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika Dasar. Tes kemampuan dasar dilaksanakan dengan durasi waktu 60 menit. c) Tes Penguasaan Kompetensi Akademik Bidang Studi/Bidang Keahlian Tes penguasaan kompetensi akademik bidang studi level S1, dimaksudkan untuk mengukur penguasaan bidang keahlian calon peserta sesuai dengan latar belakang program studi kesarjanaannya. Tes penguasaan kompetensi bidang studi dilaksanakan dengan durasi waktu 90 menit. 3) Psikotes Psikotes dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kecendurungan psikis calon peserta. Psikotes meliputi kepercayaan diri, tanggungjawab, kestabilan emosi, hubungan sosial, intelegensi, dorongan berprestasi, dorongan bekerja dengan teratur, dorongan bekerjasama, dorongan menolong, bekerja dengan tekun, dorongan menyelesaikan tugas, kematangan emosi.Psikotes dilakukan dengan durasi waktu 120 menit. Peserta yang lulus seleksi nasional selanjutnya dapat Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
11
mengikuti seleksi di tingkat LPTK. b. Seleksi di Tingkat LPTK Seleksi di tingkat LPTK meliputi verifikasi dokumen, wawancara, dan tes khusus (untuk bidang seni budaya dan penjaskes). Wawancara bertujuan untuk menemukenali potensi minat dan bakat sebagai pendidik. Strategi penelusuran minat dan bakat ini dapat dilakukan secara individual atau Focus Group Discussion (FGD).
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
12
BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM SM-3T
A. LPTK Penyelenggara Pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan 17 LPTK sebagai penyelenggara Program SM-3T. Ketujuhbelas LPTK beserta kuota disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. LPTK Penyelenggara Program SM-3T dan Kuota No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
LPTK Penyelenggara Kuota*) Universitas Negeri Medan (UNIMED) 200 Universitas Negeri Padang (UNP) 200 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 200 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 200 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 200 Universitas Negeri Semarang (UNNES) 200 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) 200 Universitas Negeri Malang (UM) 200 Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) 200 Universitas Negeri Makasar (UNM) 200 Universitas Negeri Menado (UNIMA) 200 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) 200 FKIP Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) 200 FKIP Universitas Riau (UNRI) 100 FKIP Universitas Nusa Cendana (UNDANA) 100 FKIP Universitas Mulawarman (UNMUL) 100 FKIP Universitas Tanjungpura (UNTAN) 100 Jumlah 3.000 *) Masih bersifat tentatif, kuota riil didasarkan pada hasil seleksi . Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
13
B. Daerah Sasaran Daerah sasaran program SM-3T ini adalah kabupaten yang termasuk kategori daerah 3T berdasarkan kriteria dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal di delapan provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat. 1.
Provinsi Aceh a. Kabupaten Simeulue b. Kabupaten Aceh Singkil c. Kabupaten Aceh Selatan d. Kabupaten Aceh Timur e. Kabupaten Aceh Besar f. Kabupaten Gayo Lues g. Kabupaten Pidie Jaya
2. Provinsi Nusa Tenggara Timur a. Kabupaten Sumba Timur b. Kabupaten Kupang c. Kabupaten Flores Timur d. Kabupaten Ende e. Kabupaten Ngada f. Kabupaten Alor g. Kabupaten Manggarai h. Kabupaten Belu 3. Provinsi Sulawesi Utara a. Kabupaten Talaud b. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
14
4. Provinsi Papua a. Kabupaten Biak Numfor b. Kabupaten Waropen c. Kabupaten Jayawijaya d. Kabupaten Lani Jaya e. Kabupaten Pegunungan Bintang f. Kabupaten Mamberamo Tengah g. Kabupaten Mamberamo Raya h. Kabupaten Yahukimo i. Kabupaten Asmat j. Kabupaten Mappi k. Kabupaten Deiyai 5. Provinsi Papua Barat a. Kabupaten Manokwari Selatan b. Kabupaten Raja Ampat c. Kabupaten Teluk Bintuni d. Kabupaten Sorong e. Kabupaten Sorong Selatan f. Kabupaten Tambraw 6. Provinsi Kepulauan Riau a. Kabupaten Kepulauan Anambas 7. Provinsi Kalimantan Barat a. Kabupaten Sanggau b. Kabupaten Landak 8. Kalimantan Utara a. Kabupaten Malinau b. Kabupaten Nunukan
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
15
9. Provinsi Kalimantan Timur a. Kabupaten Berau b. Kabupaten Kutai Barat 10. Provinsi Maluku a. Kabupaten Maluku Barat Daya b. Kabupaten Kepulauan Aru Berikut dipaparkan peta sebaran penempatan Program SM-3T di seluruh wilayah Indonesia.
Gambar 2. Peta Sebaran Penempatan Program SM-3T Di luar daerah tersebut di atas dimungkinkan untuk menjadi daerah sasaran program ini sepanjang memenuhi persyaratan sebagai daerah 3T. C.
Jadwal Persiapan dan Pelaksanaan Program SM-3T 2015 Berikut disajikan rencana jadwal persiapan dan pelaksanaan Program SM-3T tahun 2015. Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
16
No
Kegiatan
Waktu
1
Pengumuman program SM-3T Tahun 2015
2 Maret s.d 7 Juni 2015
2
Pendaftaranonline(mengisi form, upload ijazah, dan foto)
9 Maret – 7 Juni 2015
3
TOT operator IT LPTK untuk Program SM-3T
3 – 5 April 2015
4
Seleksi administrasi (form isian, ijazah, dan foto)
2 – 8 Juni 2015
5
Koordinasi denganKoordinator Program SM-3T LPTK dan ToT operator IT untuk persiapan seleksi
5 – 7 Juni 2015
6
Pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online
10 Juni 2015
7
Tes online
20- 21 Juni 2015
8
Rapat Koordinasi Penetapan Kelulusan tes online
25 – 27 Juni 2015
9
Pengumuman hasil tes online
27 Juni 2015
10
Wawancara dan input nilai hasil seleksi di LPTK
3 – 5 juli 2015
11
Koordinasi dengan LPTK terkait penetapan hasil seleksi dan pemetaan penempatan
9 – 10 Juli 2015
12
Pengumuman hasil seleksi dan pengumuman pemanggilan
13 Juli 2015
Hari Raya Idul Fitri
17-18 Juli 2015
13
Koordinasi dengan dinas pendidikan daerah sasaran
27 – 28 Juli 2015
14
Pemanggilan
29 – 31 juli 2015
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
17
No
Kegiatan
Waktu
15
Prakondisi
1-17 Agustus 2015
16
Pemberangkatan
Minggu III Agustus 2015
17
Penarikan SM-3T 2014
Agustus 2015
18
Pelaksanaan di daerah sasaran
Agustus 2015-Juli 2016
19
Monitoring dan evaluasi oleh LPTK dan tim PPG pusat
3 kali kegiatan
D. Kegiatan Prakondisi Sebelum peserta diberangkatkan ke daerah sasaran untuk melaksanakan program SM-3T, dilakukan program prakondisi yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara. Prakondisi dimaksudkan untuk membekali kesiapan peserta sekaligus sebagai seleksi kesiapan fisik dan mental. Program prakondisi diawali dengan pemberian orientasi umum tentang pendidikan di daerah 3T, dengan materi: (1) membawa peserta ke alam psikologis dan sosiologis daerah sasaran melalui pemutaran film dokumenter program SM-3T angkatan sebelumnya, Laskar Pelangi, atau film sejenis; (2) pemberian informasi tentang kondisi pendidikan di daerah 3T yang antara lain tentang kekurangan tenaga guru, disparitas kualitas, mismatched, tingginya angka putus sekolah, dan rendahnya angka partisipasi sekolah; dan (3) orientasi tentang sosial, budaya, dan kondisi infrastruktur daerah sasaran. Prakondisi meliputi kegiatan akademik dan non-akademik. Prakondisi akademik meliputi: (1) pelatihan melaksanakan tugas kependidikan pada kondisi khusus/tertentu (jumlah Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
18
guru sangat kurang, kemampuan siswa rendah, dan saranaprasarana terbatas) (2) kepemimpinan dan manajemen pendidikan di sekolah. Prakondisi nonakademik meliputi: (1) pembinaan mental dan survival (ketahanmalangan); (2) pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan, (3) wawasan kebangsaan dan bela negara serta (4) kepramukaan dan P3K. 2. Prakondisi Akademik a. Pembekalan Kurikulum 2013 Untuk SM-3T angkatan V tahun 2015, peserta dituntut sudah memiliki kesiapanuntuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 di daerah pengabdiannya. Oleh karena itu, dalam prakondisi SM-3T mereka perludiberi pembekalan mengenai konsep dasar dan implementasi Kurikulum 2013. Alokasi waktu untuk pembekalan Kurikulum 2013 adalah 10 JP. b. Pelatihan Melaksanakan Tugas Kependidikan pada Kondisi Khusus/Tertentu Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali peserta Program SM-3T agar memiliki kemampuan mengajar pada kondisi khusus. Sebagai contoh pada kondisi sekolah kekurangan guru, peserta dibekali kemampuan mengajar pada kelas rangkap dan mengajar multi-subjek. Contoh lain, untuk kondisi kekurangan sarana untuk pembelajaran, peserta dibekali kemampuan berkreasi membuat media pembelajaran berbasis lingkungan, LKS, dan bahan ajar lainnya. Pelatihan melaksanakan tugas kependidikan Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
19
pada kondisi khusus difasilitasi oleh dua orang instruktur untuk setiap rombongan belajar dengan alokasi waktu 40 JP. Untuk pelatihan ini juga dilibatkan peserta PPG SM-3T terbaik,yang saat ini sedang mengikuti program pendidikan profesi.Jumlah peserta PPG SM-3T terbaik yang dilibatkan, sesuai kebutuhan. c. Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan di Sekolah Materi ini dimaksudkan untuk membekali peserta Program SM-3T agar memiliki wawasan tentang kepemimpinan dan manajemen pendidikan di sekolah. Materi kepemimpinan pendidikan difokuskan pada fungsi kepala sekolah sebagai leader, manager, dan supervisor. Materi manajemen pendidikan di sekolah difokuskan pada pengelolaan kurikulum, sarana prasarana, dan kesiswaan. Alokasi waktu untuk materi ini selama 10 JP. 3. Prakondisi Nonakademik a. Pelatihan Keterampilan Sosial Kemasyarakatan Pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan ini dimaksudkan untuk membekali kompetensi sosial dan kemasyarakatan kepada peserta agar mampu melaksanakan tugasnya dalam berkomunikasi secara aktif dengan pihak sekolah dan masyarakat. Materi kegiatan ini terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu: (a) kecepatan beradaptasi (sosioantropologi dan kemampuan komunikasi sosial), (b) pember-dayaan masyarakat dan keluarga (berbasis budaya, ekonomi,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
20
dan ekologi), (c) pelatihan kepemimpinan, dan (d) pelatihan teknologi tepat guna (TTG). Narasumber untuk materi yang terkait dengan butir (a) dan (b) adalah pejabat dari daerah sasaran yang relevan dan kompeten. Sedangkan nara sumber untuk materi butir (c) dan (d) dapat diambil dari dosen LPTK penyelenggara yang kompeten pada bidang tersebut. Alokasi waktu untuk kegiatan keterampilan sosial kemasyarakatan ini sebanyak 20 JP. b. Pembinaan Mental, Motivasi, dan Ketahan-malangan (Survival) Pembinaan mentaldimaksudkan untuk membangun karakter para peserta agar memiliki karakter tangguh dan peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi persoalan hidup di daerah sasaran. Materi pembinaan ini meliputi pemberian motivasi, penyampaian wawasan, dan contoh-contoh nyata kelompok masyarakat dalam keadaan terbatas tetapi mampu bertahan hidup. Dilanjutkan praktik di lapangan yang dapat berupa outbond dan pemberian pengalaman hidup yang penuh tantangan dan rintangan. Nara sumber kegiatan ini adalah dosen LPTK atau dapat berasal dari insitusi/masyarakat yang memiliki pengalaman dan wawasan yang relevan dengan kegiatan ini.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
21
c. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Materi ini dimaksudkan untuk memperkokoh wawasan peserta program SM-3T tentang integrasi nasional, tujuan dan cita-cita nasional, cinta tanah air, kesadaran bela negara, dan konstelasi geografis NKRI. Materi ini juga diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran akan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, serta keanekaragaman budaya dan adat istiadat di Indonesia. Peserta diharapkan mampu menyosialisasikan dan menanamkan wawasan kebangsaan dan bela negara di daerah 3T. Pembinaan mental dan ketahanmalangan (survival) serta wawasan kebangsaan dan bela negara (2.b. dan 2.c.) dilaksanakan secara terintegrasi dengan alokasi waktu 50 JP. d. Kepramukaan, UKS, dan P3K Materi kepramukaan dilaksanakan dengan maksud membekali peserta SM-3T memiliki keterampilan dasar kepramukaan. Materi UKS dan P3K dimaksudkan untuk membekali peserta SM-3T memiliki kemampuan dasar tentang kesehatan sekolah dan lingkungan, serta memiliki keterampilan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.Narasumber materi ini dapat berasal dari dosen atau unit kegiatan yang relevan di lingkungan LPTK. Alokasi waktu untuk materi ini adalah sebanyak 30 JP.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
22
E. Pemberangkatanke Daerah 3T Pemberangkatan peserta ke daerah 3T dikoordinasikan oleh LPTK penyelenggara. LPTK menugaskan dosen atau staf untukmendampingi peserta mulai dari LPTK sampai dengan lokasi yang dituju. Sebelum pemberangkatan, Ditjen Dikti berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan daerah 3T terkait dengan: (1) waktu penerimaan oleh bupati (kepala daerah); (2) pengantaran peserta dari ibukota kabupaten menuju tempat tinggal (lokasi pengabdian); (3) sekolah tempat mengabdi; (4) penyiapan tempat tinggal beserta orangtua asuh bagi peserta SM-3T; dan (5) hal-hal lain yang diperlukan, sesuai dengan kebutuhan setempat. F.
Pelaksanaan di Daerah 3T Pelaksanaan program SM-3T, baik di sekolah tempat pengabdianmaupun di lokasi tempat tinggal peserta, dilakukan dalam kegiatan akademik dan nonakademik. Halhal yang harus dilakukan oleh peserta diantaranya: menyusun program kerja sebagai acuan pelaksanaan tugas selama berada di daerah sasaran; melaksanakan kegiatan dengan penuh waktu, penuh rasa tanggung jawab, dan dedikasi yang tinggi; membina kerjasama dengan sesama peserta, masyarakat setempat, dan instansi terkait; berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamanaan, sosial, budaya, dan Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
23
kemasyarakatan; dan membuat catatan harian, laporan tengah tahunan dan laporan akhir tahun. G.
Pemantauan dan Pendampingan Setelah peserta diberangkatkan ke lokasi 3T, LPTK penyelenggara bertanggungjawab melakukan pemantauan dan pendampingan peserta dalam rangka menjamin keberhasilanprogram SM-3T. Pemantauan dan pendampingan ini dilakukan secara periodik dan berkelanjutanuntuk memastikan program dapat berjalan dengan baik dan setiap peserta melaksanakan tugas pengabdiannya secara bertanggung jawab. Pemantauan dan pendampingan juga dimaksudkan untukmembantu pesertamengatasi permasalahan yang dihadapi. Dalam pemantauan dan pendampingan tersebut diperlukan pelibatan pihak-pihak terkait, baik di tingkat sekolah, desa, kecamatan, maupun kabupaten (guru, kepala sekolah, kepala desa/tokoh masyarakat, UPTD dan Dinas Pendidikan). Apabila ditemukan hal-hal yang menyimpang dari ketentuan, maka LPTK dapat memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
H. Penarikan Peserta Setelah masa pengabdian di daerah 3T berakhir, LPTK penyelenggara melakukan penarikan peserta, dengan menugaskan dosen atau staf untuk melakukan penjemputan ke daerah 3T. Sebelum penarikan, pengelola program SM-3T masing-masing LPTK melakukan koordinasi dengan peserta dan Dinas Pendidikan daerah 3T. Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
24
I.
Pelaporan Peserta diwajibkan membuat laporan pelaksanaan kegiatan selama berada di daerah pengabdian, baik di sekolah maupun di lokasi tempat tinggal peserta, yang terdiri atas: catatan harian, laporan tengah tahunan, laporan akhir tahun, dan profil sekolah. Penjelasan lebih rinci tentang masing-masing laporan merujuk pada Buku Pegangan Peserta SM-3T. LPTK dapat menambahkan bentuk tagihan yang lain, seperti: membuat laporan tertulis tentang pengalaman menarik dan testimoni.
J.
Pembiayaan Pelaksanaan Program Pelaksanaan Program SM-3T Tahun 2015 dibiayai dengan dana APBN (DIPA) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2015.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
25
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
26
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
27
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2015
28