Pedoman Dasar KOHATI Analisis Tujuan KOHATI Tafir Status, Sifat, Fungsi dan Peran KOHATI Tata Kerja KOHATI Lambang KOHATI
dan
Mars
Bagan Struktur KOHATI Pola Perkaderan KOHATI Platform Gerakan KOHATI Landasan Gerakan KOHATI
Program Kerja Nasional
PEDOMAN DASAR KOHATI
Rekomendasi KOHATI XXII Kurikulum KOHATI
MUNAS
Perkaderan
Korps HMI-Wati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Periode 2016-2018 Jalan Sultan Agung No 25A Manggarai, Jakarta Selatan Phone: 0813 4709 9868 / 0812 8036 3985 Web: www.kohati.or.id Email:
[email protected]
Konsideran Musyawarah Nasional KOHATI Ke XXII Pekanbaru, Riau
DAFTAR ISI DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1 PEDOMAN DASAR KOHATI ......................................................................................... 2 ANALISIS TUJUAN KOHATI ........................................................................................ 16 TAFSIR, STATUS KOHATI ............................................................................................ 18 TAFSIR SIFAT, FUNGSI DAN PERAN KOHATI ......................................................... 19 TATA KERJA KOHATI .................................................................................................... 21 PENJELASAN LAMBANG KOHATI .............................................................................. 22 MARS KOHATI ................................................................................................................. 23 BAGIAN STRUKTUR ....................................................................................................... 25 POLA PERKADERAN KOHATI ...................................................................................... 26 PLATFORM GERAKAN KOHATI .................................................................................. 32 LANDASAN GERAKAN KOHATI.................................................................................. 35 PROGRAM KERJA NASIONAL ...................................................................................... 47 REKOMENDASI MUNAS KOHATI KE XXII HMI ....................................................... 53 KRITERIA FORMARUER/KETUM KOHATI PB HMI PERIODE 2013-2015 ............. 54 KURIKULUM LATIHAN KHUSUS KOHATI ................................................................ 55 KURIKULUM MATERI KOHATI PADA LATIHAN KADER HMI ............................. 72 KURIKULUM TRAINING FOR TRAINER (TFT) ......................................................... 79 MANUAL JADWAL KURIKULUM TFT KOHATI HMI ............................................... 88 KURIKULUM UPGRADING KOHATI ........................................................................... 89 KURIKULUM LATIHAN PRA NIKAH ........................................................................... 99 KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN................................................................................ 104 KURIKULUM LATIHAN SENSITIVE GENDER (LKSG) ............................................. 110 KETETAPAN MUNAS KOHATI HMI KE XXII ............................................................. 114
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 1
PEDOMAN DASAR KOHATI
MUKADIMAH Sesungguhnya agama Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang diridhoi oleh Allah SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya. Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai derajat yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni sejauhmana istiqamah mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. “Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak karimah) maka negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah negara itu (Sya’ir Arab)”. Dalam rangka memaknai peran strategis tersebut, maka HMI-Wati dituntut untuk menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi dengan senantiasa menyadari fitrahnya. Perempuan sebagai salah satu elemen masyarakat harus memainkan peran strategis dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai salah satu strategi perjuangan dalam mewujudkan mission HMI, diperlukan sebuah wadah yang menghimpun segenap potensi dalam wacana keperempuanan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, HMI membentuk Korps HMI-Wati (KOHATI) yang berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI. Untuk menjabarkan operasionalisasi KOHATI tersebut dibuat Pedoman Dasar KOHATI sebagai berikut : BAB I KETENTUAN UMUM 1. Korps HMI-Wati selanjutnya disingkat KOHATI. 2. KOHATI PB HMI, selanjutnya disebut KOHATI PB adalah Kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat PB HMI. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 2
3. KOHATI BADKO HMI, selanjutnya disebut KOHATI BADKO adalah kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI BADKO. 4. KOHATI HMI Cabang, selanjutnya disebut KOHATI Cabang adalah kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI Cabang . 5. KOHATI HMI KORKOM, selanjutnya disebut KOHATI KORKOM adalah kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI KORKOM. 6. KOHATI HMI Komisariat, selanjutnya disebut KOHATI Komisariat adalah kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI Komisariat. 7. Pedoman Dasar KOHATI, selanjutnya disingkat PDK adalah pedoman wajib yang menjadi sumber referensi operasional KOHATI yang tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART HMI. BAB II NAMA, WAKTU DAN TEMPAT Pasal 1 Nama KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-wati
Pasal 2 Waktu dan Tempat Kedudukan KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada Konggres VIII di Solo, dan berkedudukan di tempat kedudukan HMI.
BAB III TUJUAN, STATUS DAN SIFAT Pasal 3 Tujuan Terbinanya Muslimah berkualitas insan cita
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 3
Pasal 4 Status 1. KOHATI merupakan salah satu badan khusus HMI. 2. Secara struktural, Pengurus KOHATI berstatus ex-officio pimpinan HMI, diwakili oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.1
Pasal 5 Sifat KOHATI bersifat semi-otonom
BAB IV FUNGSI DAN PERAN Pasal 6 Fungsi 1. KOHATI berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan. 2. KOHATI berfungsi sebagai organisasi mahasiswi.
Pasal 7 Peran KOHATI berperan sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
BAB V KEANGGOTAAN Pasal 8 Anggota KOHATI adalah Mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK I) 1
Di HMI Setingkat, Ketua umum menjadi Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Sekretaris Umum menjadi wakil sekretaris umum, bendahara umum menjadi wakil bendahara umum, dan ketua bidang menjadi departemen pemberdayaan perempuan. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 4
BAB VI STRUKTUR ORGANISASI Pasal 9 Kepemimpinan 1. Kepemimpinan organisasi di pegang oleh KOHATI PB, KOHATI Cabang dan KOHATI Komisariat. 2. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI PB, dibentuk KOHATI BADKO. 3. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI Cabang di bentuk KOHATI KORKOM.
Pasal 10 Kekuasaan 1.
Musyawarah KOHATI adalah instansi pengambilan keputusan tertinggi di KOHATI.
2.
Musyawarah KOHATI
merupakan forum laporan pertanggungjawaban pengurus,
evaluasi dan proyeksi, perumusan Program Kerja KOHATI dan pemilihan serta penetapan Formatur/Ketua Umum dan dua (2) Mide Formatur. a. Di tingkat Nasional diselenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) KOHATI yang merupakan rangkaian dari Kongres HMI. b. Di tingkat Daerah diselenggarakan Musyawarah Daerah (MUSDA) KOHATI BADKO yang merupakan rangkaian dari MUSDA HMI BADKO. c. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah KOHATI Cabang yang merupakan rangkaian dari Konferensi HMI Cabang. d. Di tingkat KORKOM diselenggarakan Musyawarah KOHATI KORKOM yang merupakan rangkaian dari Musyawarah KORKOM. e. Di tingkat Komisariat diselenggarakan Musyawarah KOHATI Komisariat yang merupakan rangkaian dari Rapat Anggota Komisariat.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 5
Pasal 11 Peserta Musyawarah 1.
Peserta Musyawarah terdiri dari utusan dan peninjau. a. Utusan adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak suara dan hak bicara; b. Peninjau adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak bicara.
2.
Peserta Munas KOHATI adalah : a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Cabang Penuh masing-masing 1 (satu) orang peserta b. Peninjau, yang terdiri dari : (1) Seluruh Pengurus KOHATI PB ; (2) 2 (dua) orang Pengurus KOHATI Badko; (3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Penuh; (4) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Persiapan; (5) 1 (satu) orang bidang pemberdayaan Perempuan HMI Cabang.
3.
Peserta MUSDA KOHATI adalah : a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Cabang Penuh masing-masing 1 (satu) orang peserta. b. Peninjau, terdiri dari : (1) Seluruh Pengurus KOHATI BADKO; (2) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Penuh; (3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Cabang Persiapan; (4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan HMI Cabang.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 6
4.
Peserta Musyawarah KOHATI Cabang terdiri dari : a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Komisariat Penuh masing-masing 1 (satu) orang peserta. b. Peninjau, yang terdiri dari: (1) Seluruh Pengurus KOHATI Cabang; (2) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Penuh; (3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Persiapan; (4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan KOHATI Komisariat. c. Kohati Cabang yang tidak memiliki Kohati Komisariat dapat meminta utusan dari bidang pemberdayaan perempuan komisariat penuh masing-masing 1 (satu) peserta.
5.
Peserta Musyawarah KOHATI KORKOM terdiri dari : a. Utusan, terdiri dari Pengurus KOHATI Komisariat Penuh masing-masing 1 (satu) orang peserta. b. Peninjau, terdiri dari : (1) Seluruh Pengurus KOHATI KORKOM ; (2) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Penuh; (3) 1 (satu) orang Pengurus KOHATI Komisariat Persiapan; (4) 1 (satu) orang bidang Pemberdayaan Perempuan KOHATI Komisariat.
6.
Peserta Musyawarah KOHATI Komisariat seluruh anggota Kohati komisariat. Pasal 12 Prosedur Pengambilan Keputusan
1.
Setiap keputusan KOHATI dilakukan secara musyawarah mufakat, apabila tidak tercapai hasil mufakat maka akan dilakukan voting.
2.
Yang dimaksud dengan tingkatan pengambilan keputusan secara berjenjang terdiri atas: Musyawarah KOHATI, Rapat Pleno, Rapat Presidium dan Rapat Harian. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 7
3.
Penyusunan rencana kerja operasional diputuskan dalam Rapat Bidang dan Rapat Kerja. Pasal 13 Penetapan Ketua Umum KOHATI
1. Penetapan Ketua Umum KOHATI dilaksanakan dalam Musyawarah KOHATI. 2. Bila Ketua Umum KOHATI tidak dapat menjalankan tugasnya dan/atau melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan organisasi, maka dapat dipilih Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Pleno KOHATI. Pasal 14 Personalia Pengurus KOHATI 1.
Formatur/Ketua Umum menyusun struktur kepengurusan KOHATI dan dibantu oleh 2 (dua) orang Mide Formatur.
2.
Formasi Pengurus KOHATI PB, KOHATI BADKO, KOHATI Cabang, KOHATI KORKOM dan KOHATI Komisariat terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, dan Departemen-Departemen.
3.
Formasi Pengurus KOHATI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
4.
Struktur Pengurus KOHATI terdiri ; a. KOHATI PB, yang memiliki garis instruksi dan garis koordinasi terhadap seluruh tingkatan KOHATI di bawahnya. b. KOHATI BADKO, yang memiliki garis koordinasi ke KOHATI PB dan seluruh tingkatan KOHATI di bawahnya. c. KOHATI Cabang, yang memiliki garis instruksi terhadap seluruh KOHATI Komisariat dan garis koordinasi ke KOHATI BADKO dan KOHATI PB. d. KOHATI KORKOM memiliki garis koordinasi terhadap KOHATI Komisariat dan KOHATI Cabang.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 8
e. KOHATI Komisariat memiliki garis intruksi terhadap seluruh anggota HMI-Wati di Komisariat dan garis koordinasi kepada KOHATI Cabang. Pasal 15 Kriteria Pengurus2 1.
Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus KOHATI PB adalah HMI-Wati yang pernah
menjadi
Pengurus
KOHATI
Cabang
dan/atau
Pengurus
KOHATI
BADKO/KOHATI PB, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK III (Pasal 45,46, dan 47 ART HMI) 2.
Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus KOHATI BADKO adalah HMI-Wati yang pernah menjadi Pengurus KOHATI Komisariat, Pengurus KOHATI Cabang dan/atau KOHATI BADKO, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK III.
3.
Yang dapat menjadi Ketua Umum KOHATI/Pengurus KOHATI Cabang adalah HMIWati yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat/Bidang Pemberdayaan Perempuan HMI Komisariat, KOHATI Korokom dan/atau KOHATI Cabang, berprestasi dan telah lulus LKK dan LK II.
4.
Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI KORKOM adalah HMI-Wati yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat/bidang pemberdayaan perempuan, KOHATI KORKOM, berprestasi dan telah lulus LK I dan atau LKK.
5.
Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus KOHATI Komisariat adalah HMI-Wati yang pernah menjadi pengurus KOHATI Komisariat, berprestasi dan telah lulus LK I dan LKK.
2
Calon Ketua Umum Kohati dan Pengurus Kohati adalah HMI-Wati yang sudah melewati proses dan jenjang perkaderan, dan pernah menjadi pengurus Kohati sebelumnya, Kecuali bagi Kohati Komisariat. Jika para calon Ketua Umum Kohati Komisariat/Kohati Korkom tidak ada yang lulus LKK, maka yang bersangkutan wajib mengikuti LKK maksimal 3 (tiga) bulan setelah terpilih menjadi formateur. Jika para calon ketua Umum Kohati Cabang tidak ada yang lulus LK II dan LKK, aka yang bersangkutan diwajibkan mengikuti LK II dan LKK maksimal 3 (tiga) bulan setelah terpilih menjadi formateur. Jika para calon ketua umum Kohati Badko tidak ada yang lulus LK III, maka yang bersangkutan diwajibkan mengikuti LK III maksimal 3 (tiga) bulan setelah terpilih menjadi formateur. Jika ppengurus Kohati mulai tingkat Komisriat s/d Pengurus Besar ada yang belum menyelesakan jenjang training seuai pasal 15 PDK, maka yang bersangkutan diwajibkan menyelesaikan jenjang training maksimal 3 (tiga) bulan setelah dilantik. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 9
Pasal 16 Pengesahan dan Pelantikan Pengurus KOHATI 1. Di tingkat PB HMI, KOHATI PB disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum PB HMI. 2. Di tingkat BADKO HMI, KOHATI BADKO disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum BADKO HMI. 3. Di tingkat HMI Cabang, KOHATI Cabang disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI Cabang. 4. Di tingkat KOHATI KORKOM , KOHATI KORKOM disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI KORKOM. 5. Di tingkat KOHATI Komisariat disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI Komisariat.
BAB VII WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 17 KOHATI PB 1.
KOHATI PB adalah penanggung jawab masalah KOHATI di tingkat Nasional.
2.
KOHATI PB bertanggung jawab dalam Musyawarah Nasional KOHATI dan menyampaikan laporan kerja kepada Kongres HMI.
3.
KOHATI PB berkewajiban memberikan laporan kerja dan tanggapan kepada Kohati Badko dan Kohati Cabang.
Pasal 18 KOHATI BADKO 1. KOHATI BADKO adalah perpanjangan tangan Kohati PB ditingkatan regional yang bertugas mengkoordinir kegiatan-kegiatan Kohati di wilayah koordinasinya. 2. KOHATI BADKO bertanggung jawab dalam Musyawarah daerah Kohati Badko dan menyampaikan laporan kepada Musyawarah Daerah Badko serta wajib menyampaikan tembusan laporan kepada Kohati PB. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 10
3. KOHATI BADKO berkewajiban memberikan hasil Musyawarah Kohati Badko dan struktur kepengurusan Kohati Badko kepada BadkoHMI dengan tembusan PB HMI dan Kohati PB. 4. KOHATI BADKO berkewajiban memberikan laporan kerja dan tanggapan kepada Kohati Cabang dalam forum Pleno Kohati Badko. 5. Apabila Kohati Badko tidak menyampaikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) maka Kohati PB dapat memberikan teguran.
Pasal 19 KOHATI CABANG 1. KOHATI Cabang adalah penanggung jawab Kohati ditingkat HMI Cabang setingkat. 2. KOHATI Cabang bertanggung jawab dalam Musyawarah Kohati Cabang dan memberikan laporan kerja kepada Konferensi HMI Cabang. 3. KOHATI Cabang berkewajiban memberikan hasil Musyaarah Kohati Cabang dan struktur kepengurusan Kohati Cabang kepada HMI Cabang dengan tembusan PB HMI, Kohati PB dan Kohati Badko. 4. KOHATI Cabang berkewajiban menyampaikan laporan kerja secara tertulis minimal 6 (enam) bulan sekali kepada Kohati Badko melalui forum pleno dengan tembusan Kohati PB. 5. KOHATI Cabang berkewajiban menyampaikan laporan kerja dan tanggapan kepada Kohati Komisariat/bidang Pemberdayaan Perempuan dalam forum Pleno. 6. Apabila Kohati Cabang tidak memberikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) maka Kohati PB dapat memberikan teguran. 7. KOHATI Cabang wajib memberikan tanggapan terhadap laporan kerja kepada KOHATI BADKO. 8. KOHATI Cabang wajib menyampaikan laporan dan informasi kerja secara tertulis minimal 6 bulan sekali kepada KOHATI PB dengan tembusan kepada KOHATI BADKO. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 11
9. Dalam hal KOHATI Cabang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) KOHATI PB dapat memberikan teguran.
Pasal 20 KOHATI KORKOM 1. KOHATI KORKOM adalah perpanjangan tangan Kohati Cabang di HMI Korkom setingkat yang bertugas mengkoordinir kegiatan-kegiatan Kohati Komisariat di wilayah koordinasinya. 2. KOHATI KORKOM bertanggung jawab dalam Musyawarah Kohati Korkom dan memberikan laporan kerja kepada Musayawarah Korkom. 3. KOHATI KORKOM berkewajiban memberikan hasil Musyawarah Kohati Korkom dan struktur kepengurusan Kohati Korkom kepada HMI Korkom dengan tembusan HMI Cabang dan Kohati Cabang. 4. KOHATI KORKOM berkewajiban menyampaikan laporan kerja secara tertulis minimal 6 (enam) bulan sekali kepada Kohati Cabang melalui forum pleno. 5. Apabila Kohati Korkom tidak menyampaikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 4 (empat) maka Kohati Cabang dapat memberikan teguran.
Pasal 21 KOHATI KOMISARIAT 1.
KOHATI Komisariat adalah penanggung jawab Kohati di HMI Komisariat setingkat.
2.
KOHATI Komisariat bertanggung jawab dalam Musyawarah Kohati Komisariat dan menyampaikan laporan kerja kepada Rapat Anggota Komisariat.
3.
Kohati Komisariat berkewajiban memberikan hasil musyawarah Kohati komisariat dan struktur kepengurusan Kohati Komisariat kepada HMI Komisariat dengan tembusan HMI Cabang dan Kohati Cabang.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 12
4.
Kohati Komisariat berkewajiban menyampaikan laporan kerja secra tertulis minimal 6 (enam) bulan sekali kepada anggota komisariat dengan tembusan Kohati Korkom dan Kohati Cabang.
5.
Apabila Kohati Komisariat tidak Menyampaikan laporan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 4 (empat) maka Kohati Cabang dapat memberikan teguran.
BAB VIII ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN Pasal 22 Pedoman Administrasi dan Surat Menyurat KOHATI 1.
Administrasi dan surat menyurat KOHATI disesuaikan dengan Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan yang berlaku di HMI.
2.
Untuk surat intern (dalam) dengan kode : Nomor surat/A/Sek/KHI/Bulan Hijriah/Tahun Hijriah
3.
Untuk surat ekstern (keluar) dengan kode : Nomor surat/B/Sek/KHI/Bulan Hijriah/Tahun Hijriah.
4.
Khusus surat keluar instansi HMI ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum KOHATI atau Ketua Umum dan Wakil Sekretaris Umum atau Ketua Bidang dan Sekretaris Umum. Pasal 23 Atribut KOHATI
1.
Yang termasuk dalam atribut KOHATI adalah Mars, Badge, Gordon, dan Stempel.
2.
Stempel KOHATI menggunakan lambang HMI dan hanya digunakan pada surat menyurat KOHATI.
3.
Mars KOHATI dinyanyikan di acara-acara Formal dan Non Formal KOHATI
4.
Penggunaan Lambang KOHATI diatur sendiri dalam penjelasan tentang lambang.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 13
BAB IX KEUANGAN Pasal 24 Keuangan 1.
Sumber dana KOHATI diperoleh dari dana yang halal dan tidak mengikat.
2.
Akuntabilitas dan Transparansi keuangan wajib disesuaikan dengan Pedoman Keuangan dan Harta Benda yang berlaku di HMI.
BAB X PEMBENTUKAN, PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN KOHATI Pasal 25 Pembentukan KOHATI 1.
Pembentukan KOHATI di tingkat PB HMI, BADKO HMI, HMI Cabang, KORKOM HMI dan HMI Komisariat diputuskan pada forum pengambilan keputusan tertinggi HMI setingkat.
2.
Status KOHATI HMI disesuaikan dengan status HMI setingkat.
3.
Pembentukan KOHATI Komisariat dilakukan minimal memiliki 10 orang HMI-Wati.
Pasal 26 Pembekuan KOHATI 1.
Yang dimaksud dengan pembekuan KOHATI adalah penghentian kegiatan KOHATI pada tingkatan tertentu di HMI.
2.
KOHATI dapat dibekukan oleh HMI apabila tidak menyelenggarakan kegiatankegiatannya.
3. KOHATI Cabang dapat dibekukan oleh HMI Cabang setingkat apabila tidak menyelenggarakan LKK dua tahun berturut-turut. 4. Apabila KOHATI dibekukan, maka untuk mengisi masalah keperempuanan dapat dikembalikan fungsinya kepada bidang Pemberdayaan Perempuan di HMI setingkat. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 14
5. Pembekuan KOHATI BADKO dan KOHATI Cabang diputuskan pada putusan tertinggi HMI setingkat. Pasal 27 Pembubaran KOHATI Pembubaran KOHATI secara nasional hanya dapat dilakukan dalam Kongres HMI atas usulan Munas KOHATI.
BAB XI KETENTUAN TAMBAHAN Pasal 28 1.
Bagan struktur kepengurusan organisasi, administrasi dan surat menyurat Kohati dijelaskan tersendiri dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisah dalam PDK.
2.
Penjabaran analisis tujuan, status, sifat, fungsi dan peran KOHATI
dirumuskan
tersendiri yang merupakan lampiran bagian yang tidak terpisah dalam PDK ini. 3.
PDK hanya dapat dirubah melalui forum Musyawarah Nasional Kohati.
4.
Hal-hal yang belum di atur dan belum jelas akan di atur dalam aturan tambahan yang tidak terpisah dalam PDK.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 15
Lampiran 1 ANALISIS TUJUAN KOHATI Suatu organisasi harus memiliki tujuan yang jelas, sehingga setiap usaha dan aktifitas yang dilakukan organisasi dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Tujuan organisasi kohati dipengaruhi oleh motivasi dasar berdiri, status dan fungsinya dalam totalitas di manapun berada. Dalam totalitas perkaderan HMI, Kohati merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Pembentukan KOHATI dilandaskan pada kebutuhan pengembangan misi HMI secara luas dan kebutuhan adanya pembinaan HMI-wati yang lebih intens. Awal berdirinya kohati merumuskan tujuan yaitu meningkatkan kualitas dan peranan HMI-wati. Oleh karena itu, kualitas dan peranan HMI-Wati perlu didorong dan ditingkatkan. Seiring perkembangan zaman, tujuan Kohati mengalami perubahan yaitu “Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan Cita” berdasarkan rumusan tujuan tersebut, Kohati memposisikan dirinya sebagai bagian integral dalam mencapai tujuan HMI (5 kualitas insan cita), yang berspesialisasi pada pembinaan HMI-wati untuk menjadi muslimah berkualitas insan cita. Eksistensi Kohati menjadi sangat penting, karena merupakan“laboratorium hidup” yang mewujudkan HMI-wati berkualitas untuk menghadapi masa depan cemerlang. HMI-wati dituntut untuk memiliki kualitas sebagai seorang putri bagi kedua orang tuanya, istri bagi suaminya, ibu bagi anaknya kelak serta kualitas terbaik sebagai anggota masyarakat. proses pembinaan di Kohati diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan peranannya sebagai bagian integral HMI. Aktivitas HMI-wati tidak saja di Kohati dan HMI, tetapi juga dalam dunia mahasiswa, masyarakat luas terutama dalam merespon dan mengantisipasi masalah keperempuanan dan anak. Dengan demikian, maka jelas bahwa tugas Kohati adalah melakukan akselerasi pencapaian tujuan HMI. Dalam menjalankan peranannya dengan baik, Kohati harus membekali HMI-Wati dengan meningkatkan kualitas dan peranannya, sehingga memiliki watak dan kepribadian yang teguh, kemampuan intelektual, kemampuan profesional dan mandiri.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 16
SKEMA ANALISIS TUJUAN KOHATI Analisa Tujuan Kohati
Meningkatkan Kualitas, dan
Peranan
HMI
dalam perjuangan untuk mencapai tujuan HMI pada umumnya
WATI
Agama
(1) PUTRI
Keperempuanan
(2) ISTRI
Pembinaan keluarga bahagia
(3) IBU
Kesehatan Pendidikan human relation
(4) ANGGOTA MASYARAKAT
dan bidang keperempuana n khususnya Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam
masyarakat adil makmur yang diredhoi Allah swt.
organisasi
Analisa Bagan analisa tujuan Kohati diatas bertujuan untuk menggambarkan hubungan tujuan Kohati dan HMI secara menyeluruh, sehingga setiap perangkat organisasi dapat menjalankan aktifitas dan mengembangkan kreatifitas HMI-Wati secara terarah dan berkesinambungan. Peranan HMI sebagai organisasi mahasiswa dan organisasi kader, melakukan Kegiatan pembinaan anggotanya melalui upaya secara terus menerus dan terarah dengan tujuan terciptanya kader sebagai insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam, serta bertanggung jawab dalam melaksanakan peranannya di masyarakat.
Dari bagan di atas dapat terbaca bahwa peran Kohati diarahkan pada pembinaan dan peningkatan kualitas baik akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan, keorganisasian, persiapan keluarga yang sejahtera, serta beberapa kualitas lain yang menjadi kebutuhan. Atas dasar itu, Di lingkup kegiatan HMI dan lingkup kehidupan bermasyarakat peranan Kohati diarahkan untuk mempersiapkan HMI-Wati agar mampu berperan secara optimal, baik dalam peran sebagai puteri, istri, ibu dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam memperjuangkan nilai-nilai ke-Islaman, ke-Indonesiaan, keperempuanan dan anak.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 17
Lampiran 2 TAFSIR, STATUS KOHATI
Status adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang atau institusi dalam melakukan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Dalam organisasi status merupakan pengakuan dan petunjuk terhadap eksistensi lembaga juga petunjuk dimana sebuah organisasi berspesialisasi. Lahirnya sebuah status didasarkan pada kebutuhan pengembangan organisasi dan mempermudah pencapaian tujuan organisasi. Status Kohati adalah Badan Khusus HMI yang berspesialisasi membina HMI-Wati untuk meningkatkan kualitas dan peranan Kohati dalam usaha mencapai tujuan HMI pada umumnya dan Bidang Keperempuanan pada khususnya. Perkembangan Permasalahan keperempuanan di masyarakat perlu di respon HMI melalui Kohati.dalam hal ini, Kohati memposisikan diri sebagai ujung tombak untuk mengantisipasi dan mempelopori terjawabnya persoalan-persoalan keperempuanan dan anak. Secara internal, Kohati melakukan pembinaan Kohati melalui aktivitas maupun pelatihan. Pembinaan tersebut tentunya tidak terlepas dari rangkaian aktivitas perkaderan HMI. Adapun bentuk aktivitas dan pelatihan tersebut dijelaskan tersendiri dalam pedoman pembinaan Kohati. Dalam struktur kepengurusan HMI, Kohati berstatus Ex-officio, yang berarti Kohati juga menjabat dalam struktur kepengurusan HMI setingkat, yang di wakili oleh Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua Bidang. Masing-masing jabatan tersebut menempati posisi Ketua Bidang, Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan Departemen. Jabatan ex-officio diharapkan dapat mendukung kegiatan Kohati dalam forum pengambilan keputusan di HMI. Secara eksternal, setiap aktivitas dan gerakan kohati senantiasa membawa misi HMI dalam merespon persoalan keperempuanan dan anak serta mengawal kebijakan dan agenda yang pro perempuan dan anak. Untuk merespon persoalan dan mengawal kebijakan tersebut, kohati bekerjasama dan berjejaring dengan organisasi mahasiswa,organisasi perempuan dan elemen lainnya
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 18
Lampiran 3
TAFSIR SIFAT, FUNGSI DAN PERAN KOHATI Sifat Semi otonom merupakan sifat dari kohati, yang berarti bahwa kohati memiliki spesifikasi khusus dalam aktifitas dan kegiatannya. Di internal HMI, Kohati merupakan sebuah bidang pemberdayaan perempuan yang memiliki hak dan kewajiban serta posisinya sama dengan bidang-bidang lain di HMI. Kohati sebagai bidang mempunyai kebijakan dan forum pengambilan keputusan tersendiri yang diatur oleh pedoman dasar kohati yang merupakan penjabaran dari konstitusi HMI. Sedangkan di eksternal HMI, Kohati adalah suatu organisasi mahasiswi yang memiliki atribut organisasi yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas di luar hmi untuk memperjuangkan misi HMI. Peran Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau institusi yang memiliki aspek dinamis dari status atau kedudukan tertentu. Kohati sebagai institusi memiliki peran sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Maka Kohati mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi HMI-wati di semua bidang untuk akselerasi tercapainya tujuan HMI. Fungsi Fungsi adalah suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat, pelaksanaan atau pertimbangan yang lainnya. Kohati sebagai badan khusus HMI secara internal berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan. Sedangkan secara eksternal Kohati berfungsi sebagai organisasi mahasiswi. Adapun Operasionalisasi fungsi kohati diwujudkan melalui dua aspek kinerja, yakni: a. Internal Dalam hal ini Kohati menjadi wadah pendidikan dan pelatihan bagi para HMI-Wati untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi serta perannya dalam berbagai bidang khususnya keperempuanan dan anak melalui pendidikan, pelatihan dan aktivitasaktivitas lain dalam kepengurusan HMI.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 19
b. Eksternal Dalam hal ini Kohati merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-forum keperempuanan dengan tujuan memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level kehidupan. Secara khusus keterlibatan HMI-Wati pada wilayah eksternal merupakan pengembangan dari kualitas pengabdian masyarakat yang dimilikinya. Dengan kata lain fungsi Kohati adalah wadah aktualisasi dan pemacu seluruh potensipotensi HMI-Wati serta mendorong HMI-Wati untuk berinteraksi secara optimal dalam setiap aktivitas HMI, juga menjadikan ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih luas.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 20
Lampiran 4 TATA KERJA KOHATI Pengurus KOHATI menjalankan tugasnya sebagai berikut : 1.
Ketua Umum adalah penanggungjawab dan koordinator umum dalam menjalankan tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum. 2. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang administrasi dan kesekertariatan, data dan pustaka, serta hubungan dengan pihak eksternal. 3. Wakil Sekretaris Umum adalah bertugas atas nama sekretaris umum untuk kegiatan bidang dan membantu ketua bidang. 4. Bendahara Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan di bidang keuangan dan perlengkapan organisasi. 5. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam pengadaan peralatan administrasi, keuangan dan perlengkapan organisasi. 6. Bidang Pendidikan dan Latihan bertugas sebagai koordinator operasional program kerja di bidang pendidikan dan pelatihan. (tingkat Kohati PB).3 7. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Organisasi bertugas sebagai koordinator operasional program kerja di bidang pengembangan sumber daya organisasi.(tingkat Kohati PB). 8. Bidang Hubungan Antar Lembaga bertugas sebagai koordinator operasional program kerja di bidang hubungan antar lembaga. (tingkat Kohati PB). 9. Bidang Kajian dan Advokasi; Kemahasiswaan dan Keperempuan bertugas sebagai koordinator operasional program kerja di bidang kajian keperempuanan (tingkat Kohati PB). 10. Di tingkat Kohati Badko s/d Kohati Komisariat terdapat 2 (dua) bidang yaitu Bidang Internal dan Bidang Eksternal.4 11. Departemen-Departemen: a. b. c. d. e. f.
Departemen Pendidikan dan Latihan Departemen Pengembangan Sumber Daya Organisasi. Departemen Hubungan Antar Lembaga Departemen Kajian dan Advokasi Departemen Administrasi dan Keskretariatan Departemen Sumber Dana dan Logistik
3
Di tingkat Kohati PB terdapat 4 (empat) Bidang mengingat ruang lingkup kerjanya yang luas, sedangkan di tingkat Kohati Badko s/d Kohati Komisariat hanya terdapat 2 (dua) bidang. 4 Untuk departemen di HMI setingkat termaktub dalam 2 (dua) bidang sebagai berikut : Dept. Pendidikan dan pelatihan keperempuanan (Pendidikan dan latihan, pengelolaan sumber daya organisasi) Dept. Hubungan Antar Lembaga (Hubungan Antar Lembaga, Kajian kemahasiswaan dan perempuan). Bagan struktur terlampir
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 21
PENJELASAN LAMBANG KOHATI Bentuk dan lambang KOHATI sebagai berikut :
B
A
C D E F
Makna lambang Kohati A. Bulan bintang, warna hijau, warna hitam, keseimbangan warna hijau dan hitam, warna putih, puncak tiga. Maknanya sebagaimana yang tercantum dalam lambang HMI B. Melati berarti lambang kasih sayang yang suci dan tulus. C. Penyangga berarti lambang perempuan sebagai tiang Negara. D. Tiga kelopak bunga berarti lambang tri darma perguruan tinggi. E. Buku terbuka berarti lambang Al-Quran sebagai dasar utama. F. Tulisan KOHATI berarti singkatan Korps HMI-Wati. Penggunaan Lambang A. Lambang Kohati digunakan untuk badge/lencana Kohati yang pemakaiannya di baju dengan perbandingan 2:3. B. Badge Kohati digunakan pada acara-acara seremonial Kohati dan acara resmi organisasi di luar Kohati. C.
Lambang Kohati tidak dipergunakan sebagai lambang pada bendera, kop surat dan stempel Kohati.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 22
MARS KOHATI MARS KOHATI M. Syafei ATM
Lirik: Ida Ismail
P.Rahardjo _ _ _ 5
___ ___ 1 1 1 1 2
___ 3 1 2
2
5 Wahai H M I - wa – ti semu ___ ___ 2 2 2 2 3 na pendidik
tu - nas
2
1
.
2
.
il – mu serta
a
___ 2 1 2 ya
-
kan
.
lah 1 6
3
___ 4 54 - mal - kan
5
7
lang - kah
5 ,
.
2
3
per- juang – an
3
ke - ma - nu 4 6
1
- ya
2
- sia
6 3
- an
Is 5
Ku - at – kan
Tuntut 1
2
pan - ji
3
.
1
3
___ . . 71
Ja 5
___ . . 67
- lam Derap4
I - man 3
___ . . 55
3
4
3
___ . . 55
Himpun-
semangat pahla -wan 3 2
pe – ngawal 4
ja
5
2
4
___ . . 55
Maju-
___ ___
___ . . 55
3
4
___ ___ 3 3 4 2 1
1
Untuk
___ 3 2 3
Ko - ha - ti .
.
5
ne – ga - ra
mu - da Tiang ___ 3 1 2
5 4
kan keku - a – tan se – ge - ra Ji - wa - i ___ ___ 2 2 2 2 3
2
Sadar - lah kewa ji - ban mul -ya Pembi-
___ 4 3 4
3
___ ___ 1 1 1 1 2
- a
.
___ ___ 3 3 4 2 1
6
___ . . 66
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 23
1 1 1 1 2 lah tabah
2 6
2
.
H - M – I - wa
1
na ma-sya -
7
ra - kat
5 Ha - ra - pan bang – sa Membi-
- ti
5 . Is – lam
3
1
6 7
6
1
. 0
5
In - do -
ne
- sia
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 24
BAGAN STRUKTUR KETUA UMUM
SEKRETARIS UMUM
WAKIL SEKRETARIS UMUM INTERNAL
DEPARTEMEN:
Administrasi dan Kesekretariatan
KETUA BIDANG INTERNAL
WAKIL SEKRETARIS UMUM EKSTERNAL
DEPARTEMEN:
Pendidikan dan Latihan
KETUA BIDANG EKSTERNAL
WAKIL KETUA BIDANG INTERNAL
DEPARTEMEN:
Pengembangan Sumber Daya Organisasi
BENDAHARA UMUM
WAKIL KETUA BIDANG EKSTERNAL
WAKIL BENDAHARA UMUM
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN:
Hubungan Lembaga
Kajian Advokasi
Sumber Dana dan Logistik
Antar
dan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 25
Pedoman Surat Menyurat Kohati disesuaikan dengan Pedoman Administrasi dan Keekretariatan yang beraku di HMI.
POLA PERKADERAN KOHATI A. Pendahuluan Muslimah berkualitas insan cita merupakan tujuan organisasi kohati yang harus di tanamkan dalam setiap sanubari kader HMI-Wati. muslimah bukanlah sekedar perspektif dari orang yang beriman dan bertaqwa melaksanakan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya akan tetapi juga dilatih untuk selalu bersabar dan ridho terhadap ujian dalam dunia fana. Sebagai salah satu ciri khas perempuan muslimah adalah identitas menutup aurat yang di tanamkan dan di laksanakan oleh setiap kader bukan karena perintah agama saja namun juga di sadari atas kesadaran yang dimiliki sebagai seorang muslimah yang memegang teguh agama-Nya. Intelektual menjadi salah satu target pembinaan kohati yang utama. karena intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (gunarsa,1991). Seorang kader HMI-Wati dituntut untuk unggul dalam segi intelektual danmumpuni dalam segi penguasaan disiplin ilmu yang di gelutinya. Sebagai laboratorium hidup yang selalu mengasah setiap potensi yang dimiliki kader HMI-Wati, kohati dalam melakukan pembinaan tentunya berdasarkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mampu menjawab kebutuhan kader HMI-Wati. Kohati sebagai bagian integral HMI merupakan kelompok intelektual muda perempuan yang bertanggung jawab untuk membina dan mengembangkan potensi HMI-Wati agar memiliki pola pikir integral dan utuh, khususnya di bidang kemahasiswaan dan keperempuanan. Pola Pembinaan kader hmi wati dimaksudkan bukan hanya sekedar mencetak seorang muslimah yang memiliki intelektual cerdas namun juga mencetak kader profesional dalam bidang dan disiplin ilmu yang di gelutinya. Sikap Professional dalam hal ini berarti bahwa kader HMI Wati memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan dan Mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam.kader hmi wati harus mampu melakukan kreatifitas dan inovasi atas bidang yang di gelutinya serta harus berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi sehingga mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan dunia kerja. Peningkatan hard skill dan soft skill melalui berbagai pelatihan sehingga diharapkan menghasilkan kader HMI Wati yang mampu bersaing dalam dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Tantangan zaman yang berbeda dalam kehidupan masa kini dengan kehidupan masa lampau pada saat kohati di dirikan tentunya membutuhkan pola pembinaan yang berbeda pula. Mandiri sebagai salah satu sikap yang di prioritaskan dalam pola pembinaan hmi wati Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 26
merupakan Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain. Dengan adanya sikap mandiri tersebut di harapkan kader hmi wati mempunyai prinsip teguh dalam memegang kebenaran sesuai dengan keyakinan prinsip keislaman yang menjadi prinsip hidup. Dengan demikian target pola pembinaan kohati adalah terbinanya muslimah yang memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni, profesional dalam bidang keilmuan yang di geluti dan mandiri serta teguh memegang prinsip dalam menjawab tantangan zaman. Dalam mewujudkan pola pembinaan kohati dibutuhkan pedoman pelatihan sebagai acuan dalam pembinaan Kohati. B. Arah Pembinaan KOHATI Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi allah swt (termaktub dalam pasal 4 AD HMI) merupakan Arah pola pembinaan kohati. Arah pembinaan Kohati merupakan petunjuk hendak kemana pembinaan Kohati ditujukan. Kohati sebagai bagian integral dari hmi tentunya turut melakukan proses perkaderan sebagai wujud terhadap kader hmi wati. Wujud nyata pola pembinaan yang dilakukan sebagaimana termaktub pada pasal 4 AD HMI beserta tafsir penjelasannya, yaitu upaya meningkatkan kualitas dan peran HMIWati sebagai anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang profesional adalah persiapan mencapai tujuan HMI dalam jangka panjang seperti tertera pada analisis tujuan Kohati. C. Pola Dasar Pembinaan KOHATI Kohati sebagai bidang pemberdayaan perempuan fokus pada pembinaan HMI-Wati. Pembinaan HMI-Wati harus senantiasa selaras dengan perkaderan HMI. Pola dasar perkaderan HMI telah membahas rekruitmen kader, pembentukan kader dan pengabdian kader. Dalam pola dasar tersebut Kohati ditempatkan sebagai salah satu wadah pembentukan kader. 1. Kualifikasi HMI-Wati a. Kemampuan Intelektual: HMI-Wati harus memiliki pengetahuan (knowledge) kecerdasan (intelectuality) dan kebijaksanaan (wisdom) dan berupaya menyiapkan diri untuk memiliki kemampuan profesional sesuai dengan bidang yang dipilihnya. b. Kemampuan Kepemimpinan: HMI-wati mempunyai wawasan yang luas dalam masalah keorganisasian meliputi kemampuan menjadi pemimpin yang “Uswatun Hasanah”. HMI-Wati memiliki kemampuan komunikasi, public speaking, human relations termasuk etiket dan tata sopan santun dalam pergaulan antar manusia. c. Kemampuan Manajerial: HMI-wati memiliki wawasan yang luas dalam masalah manajemen, khususnya manajemen organisasi, meliputi tata adminisrasi, tata keuangan dan lain-lain, sesuai dengan dasar POAC. d. Kemandirian: HMI-Wati memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual serta ketahanan mental dalam menjawab persoalan keorganisasian dan masyarakat. (berkaitan dengan kemandirian pribadi dan ekonomi). Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 27
2. Perkaderan KOHATI Perkaderan Kohati merupakan sekumpulan aktivitas pembinaan yang terintegrasi dalam upaya mencapai tujuan HMI umumnya dan tujuan Kohati khususnya. HMI-Wati harus mengikuti seluruh rangkaian perkaderan, baik yang bersifat formal yaitu LK I, LK II ,dan LK III serta LKK dan TFT maupun yang bersifat non formal.
SKEMA POLA DASAR PEMBINAAN KOHATI Internal HMI Individu Eksternal HMI (partisipatif)
Peningkatan kualitas dan peranan.
Pembinaan
Pelatihan Kelompok
Forum kajian
Tujuan HMI
Bermitra dengan organisorganisasiasi perempuan
Bermitra dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan Proses Kaderisasi HMI-Wati melalui kegiatan Kohati, baik untuk individu HMI-Wati maupun kelompok. 1. Kaderisasi individu dilakukan melalui penugasan-penugasan untuk menjalankan roda organisasi Kohati, baik internal maupun eksternal Internal: melakukan peningkatan kualitas dan peranan HMI-Wati. - Eksternal: berpartisipasi diberbagai aktivitas eksternal dengan membawa misi HMI. 2. Kaderisasi kelompok dilakukan melalui forum perkaderan formal dan non-formal Kohati, yaitu: a. Forum perkaderan formal : 1) LKK 2) TFT Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 28
Nama
Pelaksana Peserta
LKK
KOHATI Cabang
HMI-Wati yang telah lulus 1 x per periode LK I dan LK II
TFT
KOHATI BADKO
HMI-Wati yang telah lulus 1x per periode LK I, LK II dan LKK
b.
Perkaderan Non Formal 1) Latihan Pranikah 2) Latihan Kewirausahaan 3) Latihan Publik Speaking 4) Latihan Kader Sensitif Gender 5) Latihan Kesehatan Reproduksi 6) Latihan Advokasi 7) Up-Grading
c.
Forum kajian
Intensitas
Forum Kajian sebagai salah satu cara pembinaan kader yang dilakukan secara berkelompok,Hal di maksudkan untuk memberikan asupan nutrisi berupa wacana dan pemahaman tentang keperempuanan, gender,keislaman dan keorganisasian serta hal-hal yang bersifat menjadi kebutuhan kader hmi wati secara khusus dan kader hmi secara umum. Materi yang di sampaikan dalam forum kajian ini bertujuan untuk meningkatkan hard skill dan soft skill kader hmi.
d.
Bermitra organisasi dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan Bermitra dengan organisasi mahasiswa dan organisasi perempuan mutlak di lakukan dalam mengembangkan organisasi dalam hal ranah eksternal. Karena dengan berjejaring kohati bisa menjadi alat pencapai tujuan hmi dalam menyikapi persoalan keperempuanan dan anak. Dewasa ini jaringan dan komunikasi dengan mitra organisasi eksternal sangat berguna terutama dalam persoalan teknis berkaitan dengan dukungan massa ketika mengadakan aksi solidaritas dan mengadakan berbagai pelatihan.
D. Pelaksanaan a. Manajemen Latihan Perkaderan kelompok dilaksanakan dengan fungsi manajemen yang rapi, POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 29
b. Organisasi Latihan. Ada dua komponen organisasi latihan yaitu Organizing Committee (OC) 1. OC adalah unsur organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana operasional latihan meliputi administrasi, keuangan dan teknis lapangan. 2. OC dibentuk oleh Pengurus Kohati. Steering Committee (SC) 1. SC sebagai unsur organisasi latihan berfungsi sebagai pengarah 2. SC bertugas merencanakan dan mempersiapkan substansi latihan meliputi kurikulum, penceramah/narasumber, dll serta mengawasi dan mengarahkan jalannya pelatihan. 3. SC ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengurus Kohati. Tim Instruktur Tim Instruktur terdiri dari : 1. Master of Training. 2. Wakil Master of Training. 3. Instruktur. Tugas tim instruktur ini disesuaikan dengan Pedoman Pengelolaan Latihan yang ada di HMI. E. PENDEKATAN Pendekatan yang digunakan selama latihan agar antara peserta dengan peserta dan peserta dengan instruktur berlangsung proses. a. Ta’aruf (saling mengenal) Berkenalan dan memperkenalkan diri sedalam-dalamnya mengenai latar belakang pendidikan, keluarga, sosial budaya dan lingkungan serta adat-istiadat masing-masing. Sehingga dengan demikian diharapkan tumbuh rasa kasih sayang dengan memiliki rasa ukhuwah antara sesama berdasarkan ke cintaan kepada Allah SWT. b. Tafahum (saling bersepaham) Memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan berusaha memulai dari diri sendiri untuk bersikap introspektif akan kekurangan, kesalahan atau kekhilafan masingmasing di samping upaya menumbuhkan suasana saling mengingatkan. c. Ta’awun (saling menolong) Sikap saling menolong dalam hal kebaikan dan kebenaran
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 30
d. Takaful (saling berkesinambungan) Terjalin berkesinambungan antara rasa dan rasio/intuisi serta kesamaan ide pemikiran kedalam hubungan yang dialogis dan harmonis di samping terciptanya suasana yang kondusif antara peserta dengan instruktur.
F. SISTEM EVALUASI Evaluasi dimaksudkan untuk melihat indikator keberhasilan pelatihan, yaitu melihat apakah sumber daya organisasi telah dijalankan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pelatihan. Dengan demikian melalui evaluasi dapat dipastikan, apakah kegiatan pelatihan berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Evaluasi latihan dilakukan melalui tiga tahapan, antara satu dan yang lain saling berkaitan. Tahapan awal evaluasi dilakukan terhadap input latihan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal dan kesiapan peserta untuk mengikuti pelatihan (screening dan pre test). Tahapan kedua, pelaksanaan evaluasi dilaksanakan pada saat training berlangsung dan pada tahap ketiga evaluasi melalui post test.
G. PENUTUP Kaderisasi Kohati merupakan bagian kaderisasi HMI, yang berarti setiap HMI-Wati harus mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan kohati. Hal tersebut mengacu kepada misi utama Kohati untuk meningkatkan kualitas HMI-Wati, oleh karena itu tujuan pelatihan-pelatihan dalam Kohati adalah untuk memperkaya kemampuan soft skills HMIWati. Peningkatan soft skills HMI-wati bertujuan untuk menjadikan kader hmi wati sebagai sosok anak muda yang siap menghadapi masa depan dengan seluruh multiperan yang harus dihadapinya secara simultan, sosok yang “fulltime professional”, sekaligus “fulltime leader”, “fulltime director”, “fulltime secretary”, “fulltime wife”, “fulltime mother” dan lain-lain.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 31
PLATFORM GERAKAN KOHATI A. PENDAHULUAN Berbicara tentang platform gerakan Kohati adalah rencana kerja, pernyataan sekelompok orang tentang prinsip atau kebijakan.dasar atau tempat dimana sistem operasi kerja berbicara tentang landasan umum gerak eksternal kohati. Di samping platform gerakan juga berbicara tentang suatu paradigma, yaitu mengarahkan sudut pandang masyarakat akademis. platform dianggap penting bagi suatu gerakan organisasi untuk mempengaruhi aspek gerak maupun aspek pemikiran HMI-Wati secara berkesinambungan sejalan dengan proses terbentuknya sejarah HMI yang tidak terpisahkan dengan visi ke-Islaman, ke-Intelektualan dan ke-Indonesian. Mengingat di era global ini, masalah keperempuanan menjadi isu sentral dan diskursus yang intens dibicarakan. Dengan munculnya berbagai gerakan dari pemerhati perempuan membuktikan bahwa kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di bidang IPOLEKSOSBUD masih terjadi. Kohati sebagai bagian integral dari HMI yang mempunyai peran strategis untuk merespon problem (Mahasiswi pada khususnya dan Perempuan pada umumnya), salah satunya adalah problem sosial bernama ketidakadilan yang banyak menimpa kaum perempuan karena ketimpangan pola relasi antar individu di masyarakat. Dengan demikian persoalan keperempuanan yang merupakan masalah sosial, harus mendapatkan perhatian serius dari HMI untuk merealisasikan cita-citanya yaitu “Mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Kohati membentuk dasar kebijakan yang terformulasi secara integral dan komprehensif, sehingga gerakan yang dilakukan dapat mengenai sasaran dengan tepat. Arahan yang jelas dalam pergerakan Kohati adalah menanamkan ideologi gerakan perempuan (hegemoni ideologi) sebagai salah satu cara mewujudkan masyarakat adil, demokratis, egaliter dan beradab sebagai prototipy masyarakat madani (civil society). Konsekuensinya, kaum perempuan dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan yang mendukung, artinya HMI-Wati harus memiliki keseimbangan dalam kemandirian intelektual serta ketegasan dalam bersikap dengan landasan berpijak yang jelas. Beberapa pemaparan di bawah ini merupakan sistematisasi yang dibuat untuk memainkan peran strategisnya pada pergerakan Kohati.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 32
A. PENGERTIAN Gerakan Kohati adalah tindakan kolektif secara sadar dan terorganisir sebagai akselerasi pencapaian tujuan HMI dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan peranan HMI-Wati. B. TUJUAN Tujuan gerakan Kohati adalah Terbinanya muslimah (HMI-Wati) berkualitas insan cita. C. TARGET Mencetak kader Responsif dan partisipatif serta proaktif dalam merespon permasalahan mahasiswi, HMI-Wati pada khususnya dan Perempuan pada umumnya menuju terciptanya masyarakat adil makmur. Adapun sasaran dan target adalah sebagai berikut: - Mahasiswi - Kader HMI-Wati dan HMI-Wan. - Civitas Akademika - Cendikiawan Muslim - Masyarakat umum - Penentu Kebijakan baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif. - Stake holder lainnya D. ISU UTAMA/MAIN ISSUE Isu utama (Main Issue) yang hendak ditawarkan sebagai wacana gerakan Kohati adalah : - Ke-Islaman. - Ke-Intelektualan - Ke-perempuanan - Ke-Indonesiaan Dengan turunan wacana dan spesifikasi gerak sebagai berikut: 1. KE-ISLAMAN a. Mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang membahas tentang perempuan, terutama melakukan kajian secara mendalam terhadap hadist –hadist misoginis. b. Menyikapi adanya pemahaman (isu keperempuanan dalam perspektif islam) keperempuanan yang mengatasnamakan Islam yang keluar dari jalur hukum Islam untuk mengantisipasi pemahaman-pemahaman yang merusak aqidah umat islam. c. Kajian mendalam tentang fiqih nisa melalui forum kajian yang dilakukan secara rutin.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 33
2. KE-INTELEKTUALAN a. Kohati melakukan kegiatan akademis yang sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. b. HMI-Wati berfikir kritis, bersikap dan bertindak analitis, sistematis, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. 3. KE-PEREMPUANAN a. Menanggapi problem keperempuanan secara cerdas berdasarkan perspektif Islam (Socio Cultural) b. Meningkatkan life skill, bargaining position HMI-Wati dan perempuan secara umumnya. c. Membentuk karakter HMI-Wati 4. KE-INDONESIAAN Gerakan KOHATI harus sesuai dengan nilai-nilai Nasionalisme.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 34
LANDASAN GERAKAN A. LANDASAN FILOSOFIS Secara epistemologi Perempuan berasal dari kata per-empu-an ”ahli/mampu”, jadi perempuan merupakan seorang yang mampu melakukan sesuatu. Wanita berasal dari bahasa Jawa ”wani ditata” yang artinya ”orang yang bisa diatur”. Selain itu, dalam bahasa Sanskerta kata wanita berasal dari kata ”wan” dan ”ita” yang berarti ”yang dinafsui”. Secara ontologi perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang secara alamiah memiliki organ reproduksi yakni memiliki vagina, payudara, kelenjar susu dan rahim serta dapat mengalami menstruasi, hamil (mengandung), melahirkan dan menyusui. Sedangkan laki-laki adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki penis, jakun, testis dan sperma serta berpotensi untuk membuahi lawan jenisnya. organ dan sistem reproduksi ini adalah kodrat dari Allah yang tidak bisa dipertukarkan satu sama lain. Secara aksiologi perempuan merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki sifat memelihara bagi penghuni alam semesta lainnya. Dan salah satu sifat yang menjadi fitrahnya adalah sifat ke-ibu-an yang telah tertanam secara alamiah. Dalam sifat ke-ibu-an seorang perempuan memiliki sifat-sifat Allah yakni Rahman dan Rahim. Inilah yang merupakan sifat ke-Ilahi-an pada perempuan. Sesuai dengan makna filosofi diatas maka kata perempuan lebih tepat digunakan karena mengandung konotasi yang positif (amelioratif). Sedangkan kata wanita tidak digunakan karena cenderung berkonotasi negatif (pejoratif) dan lebih diposisikan sebagai objek. B. LANDASAN TEOLOGIS a. Hakikat Penciptaan Manusia Q.S. Al-Mukminun:12-14;
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 35
Q.S. Al-Hajj :5
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
b. Kedudukan Manusia 1) Penerima perjanjian primordial. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah menerima perjanjian primordial dengan Allah sebagaimana disebutkan dalam QS. Al- A’raf :172
172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orangorang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
2) Jin dan Manusia diciptakan Allah untuk menyembah kepada-Nya.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 36
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Al-Dzariyat: 56)
3) Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi sebagai khalifah-Nya :
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 30)
Dalam Surat Al-An’am 165 dijelaskan bahwa kata khalifah tidak menunjuk kepada jenis kelamin atau etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama untuk mempertanggung jawabkan kekhalifahannya di muka bumi, sebagaimana halnya mereka sama-sama harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.
165. dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
4) Manusia diciptakan dari substansi yang sama untuk berkembang biak dan saling tolong-menolong serta menjaga hubungan silaturrahmi.
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Al-Nisa: 1)
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 37
[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan. [264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
5) Kesetaraan kedudukan manusia baik perempuan maupun laki-laki sebagai manusia di hadapan Allah.
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujrat: 13)
6) Kesetaraan penilaian terhadap makna kerja (amal saleh) laki-laki dan perempuan.
124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (Al-Nisa: 124)
Q.S. An-Nahl : 97
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 38
QS; AL-Ahzab 35
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [1218] Yang dimaksud dengan Muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
QS; AL-Ahzab 36 :
36. dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.
Q.S At-taubah 71 :
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 39
71. dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Q.S At-taubah 72 :
72. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
e. Isu Regenerasi dan Penjagaan Moralitas 1) Laki-laki dan perempuan secara sunnahtullah diciptakan untuk hidup saling berpasangan (ArRum: 21)
21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
2) Pembunuhan anak/aborsi merupakan suatu perbuatan yang secara prinsip tidak dikehendaki Allah.(al-an’am: 151)
oleh
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 40
151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). [518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.
At-Takwir: 8-9
8. dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, 9. karena dosa Apakah Dia dibunuh, Al-Isra: 31
31. dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
3) Menguji keimanan dengan perbuatan baik dan penjagaan moralitas akan memberikan keuntungan jangka panjang. (Al-Mu’minun: 1-8)
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 41
[994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya. [995] Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.
4) Manusia memiliki potensi untuk menyucikan jiwa atau mengotorinya. (Al-Syams: 7-10)
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
f. Nilai Strategis Perempuan dalam Masyarakat Al-Naml: 23
23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita[1095] yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. [1095] Yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.
Al-Naml: 32
32. berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 42
Al-Naml: 33
33. mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
C. LANDASAN HISTORIS Spirit gerakan perempuan pernah muncul pada konteks historis kehadiran Islam. Praktikpraktik penguburan bayi perempuan pada masa Arab Jahiliyyah, keberadaan harem-harem milik para penguasa yang mengeksploitasi seksualitas budak-budak perempuan, minimnya pengetahuan perempuan terhadap berbagai masalah sosial budaya sehari-hari maupun pemahaman keagamaan merupakan realitas ketimpangan keadilan yang dihapuskan oleh Islam melalui misi kerasulan Muhammad SAW. Perintah untuk memberikan hak hidup, jaminan sosial, ekonomi dan keamanan bagi perempuan, perintah untuk belajar bagi lakilaki dan perempuan muslim sebagai realisasi hak mendapatkan pendidikan yang layak, serta perintah iqra’ yang berarti membaca. Sejarah masa lalu yang dapat dijadikan pelajaran hidup merupakan upaya-upaya nyata Islam untuk menghapuskan ketidakadilan pada masa itu. Perjuangan perempuan hari ini memiliki cerita yang panjang. Semua itu tidak bisa dipisahkan dengan sejarah masa lalu, yakni sejarah islam masa Rasulullah, bahwa pada masa itu umat muslim telah memiliki tokoh-tokoh perempuan penting dan luar biasa yang tidak bisa dilupakan dalam sejarah gerakan perempuan Islam. Mereka adalah sosok perempuan dan ibu yang sangat berkontribusi besar dalam perjuangan Rasulullah. Konteks Ummahat Al Mukminin (ibu seluruh umat) merupakan ciri teladan perempuan masa lalu, mereka adalah Siti Khadijah r.a., Siti Aisyah r.a., Fatimah Azzahra putri Rasulullah dan yang lainnya dengan Sifat shiddiq (Jujur), thahiroh (Suci), amanah (dapat dipercaya), taat beragama, dermawan, cerdas dan penyayang. Sifat rela berkorban, keinginan ingin berbagi dengan sesama merupakan ciri Ummahat Al Mukminin. Di Indonesia, pada zaman sebelum merdeka tonggak perjuangan perempuan dimulai dengan munculnya tokoh gerakan perempuan pribumi seperti Raden Ajeng Kartini dari Pulau Jawa, Laksamana Malahayati dari Aceh, Cut Nyak Dien dari Aceh, Christina Martha tiahahu dari Maluku, Nyi Ageng Serang dari Banten, Cut Meutia dari aceh, Dewi Sartika dari jawa barat, We Tenri Olle dari Sulawesi Selatan,siti maryam atau lebih dikenal dengan nama ina ka’u mari dari NTB, rohana kudus dan rahmah el yunussiyah dari sumatera barat, I Fatimah Daeng Tukontu yang dikenal dengan julukan Garuda Betina dari timur (Sulawesi) dan masih banyak yang lain, ini merupakan sebuah bukti akan suatu realitas bahwa pada masa Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 43
perjuangan kemerdekaan Indonesia kaum perempuan turut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah yang merupakan cikal bakal gerakan perempuan Indonesia dalam menjawab dominasi patriarki akan realitas kehidupan saat itu. Kondisi patriarkhi inilah secara kolektif menjadi kecenderungan yang bersifat massif pada tahun 1920-an ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi gerakan perempuan seperti Pikat, Putri Mardika, Aisyiyah dan sebagainya yang menjadi cikal bakal diselenggarakannya Konggres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta. Fase gerakan perempuan saat ini sudah mulai massif dan tidak terlepas dari pengaruh gerakan perempuan feminis Negara barat, pemahaman tentang kesetaraan gender dan gerakan feminisme yang semua itu merupakan bias perlawanan dari ketidakadilan terhadap perempuan. Gerakan perempuan tersebut juga memiliki korelasi dengan dibentuknya Kohati oleh HMI, karena akan lebih efektif bila HMI memiliki kelompok kepentingan (interest group) yang dapat diperhitungkan sebagai bagian langsung landasan gerakan perempuan. Ada dua alasan utama awal didirikan Kohati, yaitu; 1. Secara internal; Departemen Keputrian yang ada waktu itu tidak mampu lagi menampung kuantitas para kader HMI-Wati, selain itu belum mampu menjawab basic needs anggota tentang berbagai persoalan keperempuanan yang kurang bisa difasilitasi oleh HMI melalui departemen keputrian. Departemen Keputrian yang hanya berjumlah dua orang personil dalam kepengurusan hmi dianggap tidak mampu memformulasikan dan mengimplementasikan suatu kegiatan. Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara spesifik menampung kepentingan mahasiswi Islam terutama HMI-Wati, diharapkan secara internal, dapat memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri dan lebih memungkinkan untuk terjadinya pemenuhan kebutuhan organisasi yang muncul dari basic needs anggotanya sendiri, yaitu HMI-Wati. 2. Secara eksternal, bahwa di masa awal berdirinya kohati organisasi-organisasi perempuan yang ada pada masa itu dibuat semata-mata hanya sebagai alat revolusi. Sehingga menurut ketua umum PB HMI pada saat itu (dr.sulastomo) memandang perlu dalam rangka memperluas misi HMIdalam menyentuh dan menyikapi problem keperempuanan sebagai bagian dari umat. Maka di bentuklah bidang pemberdayaan perempuan sebagai wadah melakukan suatu aktivitas organisasi yang menampung basic needs sebagai mahasiswi dan kader HMI-Wati. Atas pertimbangan itulah, pada tanggal 17 September 1966 M bertepatan dengan tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H pada konggres ke VIII di Solo, Kohati didirikan. Yang dipelopori oleh beberapa orang diantaranya Maesaroh Hilal, Siti Zainah, Siti Baroroh, Tujimah, Tedjaningsih, Ida Ismail Nasution dan Anniswati Rochlan terpilih sebagai ketua umum Kohati pertama pada waktu itu, (sekarang dikenal sebagai almh. Anniswati M. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 44
Kamaluddin), dan para pengurus besar HMI pada saat itu juga ikut berpartisipasi untuk mendirikan Kohati. D. LANDASAN KONSTITUSIONAL 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Islam (Pasal 4, 15 AD dan Pasal 45, 46, 47, ART HMI) 2. Pedoman Dasar KOHATI
E. LANDASAN OPERASIONAL Ada beberapa prinsip-prinsip (kode etik) yang harus dipegang oleh HMI-Wati dalam menjalankan aktivitas. Berbagai prinsip atau kode etik tersebut adalah: 1. Ta’aruf/Pengenalan (Introducing) Pendekatan ini dimaksudkan agar terjadi suasana saling mengenal dan keakraban diantara sesama anggota dengan pengurus, antara sesama pengurus dalam keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan (Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan. Saling mengenal ini adalah upaya membangun kepercayaan (trust building) diantara semua elemen kader, dengan memperkenalkan diri dan berbagai informasi mengenai berbagai latar belakang kader seperti pendidikan, keluarga, sosial budaya, adat istiadat, suku serta lingkungan dimana kader tumbuh dan dibesarkan. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan muncul solidaritas (ukhuwah) diantara sesamanya berdasarkan kecintaan kepada Allah SWT. 2. Tafahum/Saling bersepaham (Mutual Understanding) Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan (Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan, dapat saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing dengan berusaha memulai dari diri sendiri untuk bersikap introspektif dari kekurangan, kesalahan atau kekhilafan masing-masing, disamping upaya menumbuhkan suasana saling mengingatkan. 3. Ta’awun/Saling tolong menolong (mutual assistance) Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan (Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan, dapat terjalin sikap saling tolong-menolong dalam kebaikan dan kebenaran.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 45
4. Takaful / Saling berkesinambungan (sustainable). Pendekatan ini dimaksudkan agar sesama anggota, antara sesama pengurus dalam keseharian aktivitas organisasi maupun antara sesama peserta dengan pemandu latihan (Master of Training) maupun para pendidik (instruktur) ketika pelatihan dilangsungkan, agar terjalin kesinambungan rasa dan rasio (intuisi) serta kesamaan ide atau pemikiran ke dalam hubungan yang dialogis harmonis disamping terciptanya suasana yang kondusif.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 46
PROGRAM KERJA NASIONAL
A. PENDAHULUAN Perempuan merupakan salah satu subjek kehidupan yang penting, maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan peran dan fungsi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan guna terwujudnya suatu kondisi yang ideal menuju kemakmuran bangsa. Korps HMI–wati merupakan wadah perempuan HMI untuk berproses dan berkiprah, berupaya dengan segenap potensi dan asanya berjuang serta berikhtiar mewujudkan muslimah berkualitas insan cita seperti yang termaktub dalam Pedoman Dasar KOHATI. perannya paling utama adalah sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. KOHATI dalam upaya memberikan kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pioneer penggerak kesetaraan gender dalam pandangan Islam terus melakukan berbagai macam upaya yang pada akhirnya terwujud dalam terbinanya muslimah berkualitas insan cita yang diridhoi Allah SWT. Karena sudah digariskan bahwa keberadaan Islam merupakan cahaya bagi semua makhluk ciptaan-Nya tanpa terkecuali, Al-Qur’an dan Al Hadits adalah solusi dari semua kebimbangan dan kerisauan bagi semua. Perempuan memiliki andil peran besar dalam kehidupan bermasyarakat. Namun serignkali mengalami pro kontra dari banyak kalangan mengenai peran domestik dan publik membuat peran perempuan harus mampu menyeimbangkan antara peran publik dengan domestik, dan hal ini menjadi tantangan sekaligus beban bagi perempuan, semestinya tidak ada lagi diskriminasi terhadap perempuan. Islam pun memandang bahwa pada dasarnya perempuan mempunyai peran yang sama dengan laki-laki, sebagaimana dijelaskan dalam QS. AlHujurat ayat: 13 yang artinya “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang-orang yang paling taqwa”. Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi insan kamil di hadapan Sang Pencipta. Sesuai dengan fungsinya, KOHATI merupakan pembawa misi HMI dalam menyentuh dan menyikapi persoalan perempuan dan anak. Namun bukan itu saja, perempuan harus bisa berperan aktif disegala bidang kehidupan masyarakat, baik dari bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, teknologi, swadaya masyarakat agar misi pengabdian dapat terealisasi. Sebagai organisasi mahasiswa, KOHATI harus memberikan pengaruh untuk mewujudkan muslimah yang berkualitas insane cita, tentunya hal itu dilakukan dengan memahami konteks persoalan perempuan Indonesia hari ini. Masalah yang begitu kompleks diperlukan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 47
upaya yang tekun dan terus menerus untuk melakukan usaha-usaha untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada, berkaca dari kondisi perempuan Indonesia hari ini sebagaimana digambarkan : 1. Indonesia adalah Negara berkembang 237.556.363 juta terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan (BPS 2010) 2. Jumlah penduduk miskin 30.02 juta jiwa/31.02 % (BPS 2011) turun 0.84 % dari data 2010 31.02 juta jiwa/13.33 % (233.740 rb/7 ribuan/hari). 3. Upah pekerja perempuan lebih rendah dari laki-laki di hampir semua sektor kehidupan, dengan perbandingan 46 : 60 %. 4. Data BPS terakhir menunjukan 75.69 % perempuan Indonesia berumur 15 tahun ke atas hanya hanya berpendidikan tamat SMP dan 30.70 hanya berpendidikan tingkat SD, sementara angka partisipasi pendidikan perempuan juga sangat rendah, SMA (18.59%), diploma (2,7 %) dan universitas (3,02%). 5. Data Komnas Perempuan, dalam 1 hari ada 12buruh migrant perempuan tewas di negeri orang, 1600 perempuan di PHK, 20 perempuan dijual untuk komoditi seks dan tenaga kerja, 100 juta ibu-ibu berhutang Rp.30.00, 48 ibu meninggal melahirkan, 4 hari = 1 perempuan bunuh diri. 32 perempuan Indonesia miskin (70 %) 6. Perempuan Buta Aksara sebesar 12,28 %, sedangkan laki-laki 5,48 %. 7. 248 per 100.00 kelahiran perempuan meninggal karena melahirkan 8. Data kemenkes di tahun 2010 kasus HIV/AIDS 22.726 /55 % adalah perempuan. 9. Perempuan terkena kanker serviks lebih dari 500.000 orang dan sebesar 270.000 meninggal. 10. Kuota 30 % perempuan dalam politik tidak tercapai. 11. Jumlah pengusaha wanita Indonesia hanya 0,1 dari jumlah penduduk Indonesia.
Kondisi di atas tidak seharusnya terjadi, karena hari ini, atas nama perjuangan perempuan sebelumnya telah memiliki banyak hal, antara lain : -
Kebebasan yang luas dalam kesamaan untuk menuntut ilmu. Kebebasan untuk menentukan langkah dalam mencapai cita-cita. Bebas mengambil peran di masyarakat Bebas mengambil peran pembangunan di berbagai bidang. Kebebasan akses terhadap terhadap fasilitas kesehatan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 48
Atas dasar kondisi diatas, maka peran KOHATI harus senantiasa diwujudkan dalam karya untuk menjadi solusi atas kondisi yang ada, sehingga di masa depan akan ada perempuan Indonesia yang cerdas dan mandiri serta jauh dari tindakan diskriminasi. KOHATI memiliki misi untuk bersinergi dengan misi HMI dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Untuk merealisasikan misi tersebut, KOHATI harus mampu membangun jaringan dan bekerjasama dengan organisasi lain, baik Nasional maupun Internasional. Dengan demikian semua program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu kiranya dibuat program kerja nasional yang diharapkan mempu menjawab permasalahanpermasalahan aktual yang terjadi di Masyarakat.
2.
PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran Program Kerja Nasional KOHATI adalah: a. Internal Organisasi 1) Substansi perangkat-perangkat organisasi (AD/ART dan Pedoman Dasar KOHATI) 2) 3) 4) 5) 6)
7) 8)
tidak dipahami secara mendalam untuk dilaksanakan. Kurangnya semangat pengabdian dan pengembangan HMI-Wati terhadap aktifitas KOHATI Menurunnya pemaknaan insan akademis. Kurangnya koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi program kohati pada setiap tingkatan. HMI dan KOHATI mulai kurang diminati oleh mahasiswa di perguruan tinggi, apalagi di perguruan tinggi Besar. Tidak terwujud sinergitas yang baik antara KOHATI dengan organisasi induknya (HMI), sehingga menjadi sulit untuk aktualisasi aktivitas-aktivitas KOHATI karena sering tidak mendapat dukungan dari HMI. Terjadinya perubahan orientasi kader dari semangat belajar dan mengabdi ke wilayah politis. Bergesernya nilai identitas kader KOHATI yang berlandas Qur’an dan Hadist
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 49
b. Eksternal organisasi 1) Peran perempuan selalu menjadi persoalan diskriminasi dan disepelekan dalam aktivitas di berbagai aspek kehidupan. 2) Minimnya apresiasi terhadap kerja-kerja kaum perempuan di masyarakat 3) Pemberian makna yang kurang dengan pengabdian dan peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga, keluarga, masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. 4) Kurangnya sosialisasi dan publikasi yang optimal dan efektif di setiap instansi maupun ranah publik. 3.
FUNGSI PROGRAM KERJA NASIONAL Program kerja Nasional KOHATI berfungsi sebagai berikut: a. Sebagai pedoman dan rujukan dalam penyelenggaraan program KOHATI secara Nasional selama 1 (satu) periode kepengurusan. Yang dimaksudkan sebagai bagian dari upaya kita secara bersama-sama memberikan pembinaan dan arahan KOHATI dalam menjalankan tugas dan amanah yang diembannya agar tercipta sebuah sistem yang baik dan terarah untuk menunjang kader KOHATI yang berkualitas dengan kapasitas yang memang kemudian patut diperhitungkan. b. Sebagai sarana memotivasi kader-kader KOHATI di seluruh Indonesia agar semakin aktif terlibat dalam setiap proses perkaderan, baik LKK, LK I, LK II, LK III atau pelatihanpelatihan yang kiranya dapat menunjang kemajuan kualitas dari kader tersebut. c. Program kerja Nasional KOHATI merupakan pedoman pokok dalam setiap tingkatan KOHATI guna menyusun dan menjalankan program kerja. d. Fungsi koordinasi dan kontrol terhadap penjabaran PKN kepada setiap Cabang menjadi tanggung jawab KOHATI badko HMI.
4.
SASARAN Sasaran program kerja Nasional KOHATI PB HMI periode 2015-2017 pada dasarnya merupakan usaha pencapain tujuan HMI dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan perkembangan kondisi obyektif intern dan ekstern. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah: a. Meningkatkan pemahaman, pengabdian dan pengalaman nilai-nilai ajaran Islam dalam rangka membentuk kepribadian muslimah yang utuh. b. Meningkatkan semangat pengabdian dan pengabdian dan pengorbanan dalam rangka mewujudkan cita-cita perjuangan HMI. c. Meningkatkan semangat pengembangan keintelektualan dan keprofesionalan. Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 50
d. Menanamkan semangat belajar dan mengabdi bagi kader e. Meningkatkan semangat perjuangan dan perubahan terhadap persoalan keperempuanan. 5.
PROGRAM KERJA NASIONAL a. Internal Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI dijabarkan dalam 2 (dua) bentuk, antara lain: 1) Mengadakan pembinaan terhadap karakter dan kepribadian para HMI-Wati, peningkatan wawasan, pengetahuan dan keterampilan serta daya analisis kritis HMIWati terhadap berbagai perkembangan permasalahan khususnya keperempuanan. 2) Melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya perempuan. 3) Mengaktualisasikan potensi HMI-Wati dalam peningkatan kepedulian terhadap perkembangan dan permasalahan keperempuanan, kerakyatan dan kebangsaan. 4) Meningkatkan pemahaman KOHATI (khususnya ditingkatan Cabang) mengenai peran, tugas, dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat. 5) Tertib administrasi melalui pemanfaatan media. 6) Memaksimalkan peran koordinasi, konsolidasi dan sosialisasi di internal KOHATI. 7) Melakukan pemanfaatan media dan pengelolaan sumber daya untuk memudahkan kerja-kerja organisasi. 8) Mengembalikan khittah perjuangan KOHATI dengan subjek utamanya adalah Mahasiswa. b. Eksternal 1) Menjalin kerjasama dengan membangun jaringan informasi, kerja dan komunikasi dengan Organisasi Mahasiswa Dan Organisasi Perempuan di tingkat Nasional dan internasional dalam rangka pengembangan wawasan dan solidaritas kemanusiaan. 2) Menjaga dan memelihara komitmen sosial untuk tetap berusaha melakukan perbaikan kondisi masyarakat sekitar. 3) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna peningkatan kualitas masyarakat berbangsa dan bernegara 4) Advokasi aktif terhadap kebijakan pemerintah yang diskriminatif terhadap perempuan 5) Melaksanakan program yang lebih aplikatif dan riil guna peningkatan kualitas bagi kader khususnya terkait dengan masalah kekerasan atau diskriminasi terhadap perempuan. 6) Mengformat dan merumuskan gerakan perempuan yang bernafaskan Islam
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 51
7) Berupaya meningkatkan kreativitas kader dan masyarakat guna menunjang kemandirian kader dan masyarakat dalam bidang ekonomi. 8) Mewujudkan perempuan Indonesia yang cerdas dan mandiri. 9) Penguatan eksistensi KOHATI melalui media 10) Melindungi perempuan dan anak dari bahaya pembakaran lahan yang terjadi di Riau pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dengan memberikan efek jera terhadap pelaku pembakaran dan pihak-pihak lainnya. 6. PETUNJUK PENJABARAN PKN Disamping sebagai rujukan kader KOHATI ditingkatan Nasional, penjabaran Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI juga harus mencerminkan sinergitas kesatuan yang utuh dengan Program Kerja Nasional (PKN) HMI dan ketentuan-ketentuan lain. 7. EVALUASI PELAKSANAAN Untuk mengetahui realisasi program dan hasil-hasil yang telah dicapai, penyimpanganpenyimpangan, hambatan penetapan Program Kerja Nasional (PKN) selanjutnya diadakan evaluasi. Kemudian hasil evaluasi tersebut menjadi bahan informasi baru dalam pembuatan PKN selanjutnya sehingga PKN pada periode berikutnya dapat mengena terhadap sasaran yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan kader yang ada. 8. PENUTUP Demikian Program Kerja Nasional (PKN) KOHATI disusun sebagai pedoman atau rujukan penyelenggaraan pembinaan KOHATI ditingkatan Nasional secara menyeluruh. PKN KOHATI ini memberikan peluang bagi perbaikan lembaga kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan didirikannya KOHATI bagi semua. Akhir kata, semoga keberadaan PKN ini menjadikan KOHATI lebih terarah dan bermakna keberadaannya bagi Negara dan bangsa yang diridhoi Allah SWT.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 52
REKOMENDASI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM A. REKOMENDASI INTERNAL 1. Memaksimalkan Web Site yang sudah ada 2. Melengkapi data base Kohati persemester dan dipublikasikan secara online. 3. Merevisi Kurikulum Perkaderan Kohati baik training formal maupun Informal 4. Membangun sinergitas KOHATI dan HMI di pada setiap tingkatan 5. Menyusun ketetapan-ketetapan dan mekanisme penyelesaian KOHATI Cabang yang bermasalah. 6. Menerbitkan dan mendistribuskian Jurnal Melati per semester dan mendistribusikan ke setiap cabang seluruh Indonesia 7. Mengharuskan Ketua Umum Kohati dipilih melalui forum Musyawarah KOHATI setingkat. 8. Melakukan pengawalan terhadap pembentukan KOHATI di tingkat Badko dan Cabang. B. REKOMENDASI EKSTERNAL 1. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga eksternal dalam aktivitas-aktivitas untuk mewujudkan HMI-wati yang cerdas dan mandiri serta sensitif merespon isu-isu keperempuanan. 2. Mengawal Kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan hak-hak perempuan dan anak serta penanggulangan bencana alam. 3. Membuat kelompok binaan di Masyarakat. 4. Membangun sinergitas KOHATI dengan lintas perguruan tinggi sebagai upaya KOHATI back to campus (seperti aktif di BEM, HMP, HMJ, HMPS dll).
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 53
KRITERIA FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI PERIODE 2013-2015 1.
Dapat membaca Al-quran
2.
Paham dengan Pedoman Dasar KOHATI dibuktikan dengan menjelaskan tujuan fungsi serta mampu menyampaikan intisari NDP dan menyanyikan lagu hymne HMI dan Mars KOHATI.
3.
Tidak tergabung dalam partai politik.
4.
Pernah menjadi Pengurus KOHATI HMI Cabang dan/atau KOHATI Badko HMI/KOHATI PB HMI, Berprestasi, Telah lulus LKK dan LK III.
5.
Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
6.
Dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris
7.
Mendapat rekomendasi dari caabang asal
8.
Tidak menjadi personalia PB HMI untuk ketiga (3) kali periode
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 54
KURIKULUM LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)
Sebagai bagian integral HMI, KOHATI dalam mennjalankan aktivitas senantiasa selaras dengan perkaderan HMI. Dalam pola perkaderan HMI secara khusus telah membahas rekrutmen kader, pembentukan kader dan pengabdian kader. Dalam pola dasar tersbeut KOHATI ditempatkan sebagai salah satu wadah pembentukan kader khususnya HMI-wati. Namun demikian untuk memberikan arah yang lebih jelas bagi KOHATI seabagai badan khusus dalam totalitas perkaderan HMI, diperlukan kesamaan dan keseragaman secara nasiona dalam pengelolaan Latihan Khusus KOHATI (LKK). Secara legal LKK merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan HMI, khususnya dalam peningkatan peranan HMI-wati yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan menerapkannya sebagai pola pikir, sikap dan perilaku, intelektualitas, profesional dan mandiri. LKK ini dimaksudkan sebagai lanjutan dari materi LK I dalam membangun kesadaran maupun membuka wawasan HMI-wati untuk keluar dari jebakan persepsi masyarakat tentang adanya realitas ketidakadilan gender, serta menemukan pemahaman akan jati diri kemanusiaan dalam konteks idealisasi yang ingin dibangun HMI. Maka dari itu, Pengurus KOHATI PB merumuskan kurikulm Latihan Khusus KOHATI sebagai acuan dalam pengelolaan Latihan Khusus KOHATI yang diselenggarakan oleh KOHATI Cabang se-Indonesia. Adapun penjabarannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No I
Komponen KEISLAMAN Standar
1
Deskripsi
Kompetensi:
Memahami Peran Perempuan Dalam Perspektif Tanggungjawabnya Dalam Struktur Komunitas Masyarakat
Islam
Serta
Perempuan dalam perspektif Islam Alokasi waktu
3 jam
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan peran perempuan dalam dimensi keislaman
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia dalam islam
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 55
2. Peserta dapat menjelaskan kedudukan perempuan dalam Islam 3. Peserta dapat mewujudkan tanggungjawab sebagai muslimah dalam struktur komunitas dan masyarakat 4. Peserta dapat menjelaskan tentang fiq-hunnisa’a Tujuan
Peserta dapat memahami eksistensi perempuan dalam perspektif perempuan
Pokok Bahasan
1. Hakikat penciptaan perempuan 2. Kedudukan perempuan dalam islam 3. Ketauladanan tokoh perempuan islam 4. Tanggung jawab muslimah dalam struktur komunitas masyarakat 5. Urgensi Fiq-hunnisa’a dalam ajaran islam
Metode
Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming
Penilaian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
-
Kemampunan merevie materi dan Presentasi
-
Test Obejektif dan penugasan
-
Etika dan partisipasi diluar forum
-
Annimarie Schimmel: Jiwaku adalah wanita, Mizan,Bandung, 1998
-
Engineer, Asghar Ali: Hak-hak perempuan dalam islam,LSPA dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997
-
Hasyim, Syafiq: Hal-hal yang tak terpikirkan tentang isu-isu kepermpuanan dalam islam, Mizan, Bandung, 2001
-
Husein Muhammad, Islam Perempuan,Yogyakarta: LKIS, 2004
-
Husein Muhammad: Fiqh Perempuan:Refleksi Kias atas wacana agama dan gender, RAHIMA DAN LKIS,Yogyakarta,2001
-
Komaruddin Hidayat, Gender Issues In Islamic Studies, UIN
Referensi
Agama
Ramah
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 56
Syarif Hidayatullah, 2013
2
-
Masdar F Mas’udi: Islam dan hak reproduksi perempuan, PPPM dan Mizan, Bandung, 1999
-
NDP
-
Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif AlQur’an
-
Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan, Bandung
-
Zaitun Subhan, Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan, Jakarta : el-KAHFI, 2000
-
Yusuf Qardlawi,dkk, Ketika wanita menggugat Islam, Jakarta, 2004
-
Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Keluarga Sakinah Standar Kompetensi: Peserta memiliki wawasan dan pengetahuan mendalam tentang membina Rumah Tangga Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
1
Membina Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami tentang membangun dan membina keluarga sakinah mawadah warahmah.
Indikator
1. Peserta memiliki pemahaman tentang hakikat pernikahan 2. Peserta memiliki pemahaman manajemen keluarga 3. Peserta memahami psikologi keluarga
Tujuan
Pokok Bahasan
Peserta memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam membangun dan membina keluarga sakinah mawaddah warahmah.
1. Hakikat pernikahan 2. Manajemen keluarga 3. Psikologi Keluarga Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 57
II
Metode
Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
Sumber yang relevan dengan materi pokok sesuai dengan kebutuhan cabang/komisariat
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Etika dan partisipasi diluar forum
KEORGANISASIAN Standar Kompetensi: Memahami kelembagaan KOHATI
1
Pedoman Dasar KOHATI Alokasi Waktu
1 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami Pedoman Dasar KOHATI, Pola Pembinaan KOHATI dan Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI.
Indikator
1. Peserta mampu menjelaskan batang tubuh Pedoman Dasar KOHATI 2. Peserta mampu menjelaskan filosofi Atribut KOHATI, Administrasi dan kesekretariatan KOHATI
Tujuan
Peserta dapat komprehensif
memahami
kelembagaan
KOHATI
Pokok Bahasan
1. Batang Tubuh PDK 2. Atribut, Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI
Metode
Ceramah, tanya jawab, demonstrasi
Penilaian
-
secara
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 58
-
Referensi
2
Perspektif KOHATI sebagai Kontributor Pembaharuan Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami dan menganalisis perspektif KOHATI sebagai Kontributor Pembaharuan
Indikator
3
PDK AD dan ART HMI NDP M. Alfan Alfian, Sejarah HMI 1963-1966 ,Jakarta: Kompas,2013 Hasil-hasil Lokakarya perkaderan KOHATI
1. Peserta dapat menjelaskan eksistensi KOHATI dalam struktur sosial 2. Peserta dapat menjelaskan eksistensi KOHATI dalam perkembangan organisasi professional 3. Peserta dapat mengetahui arah pembinaan dan posisi strategis KOHATI sebagai kontributor pembaharuan
Pokok Bahasan
1. 2. 3. 4.
Metode
Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
NDP HMI AD dan ART HMI PDK Hasil-hasil Lokakarya perkaderan KOHATI
Eksistensi KOHATI dalam struktur Sosial KOHATI dan perkembangan Organisasi Profesional Analisis kelembagaan KOHATI Posisi strategis KOHATI sebagai pembaharuan
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Revitalisasi analisis KOHATI terhadap Isu Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 59
Keperempuanan
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat mendeskripsikan revitalisasi analisis KOHATI terhadap isu keperempuanan
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan peran KOHATI dalam dinamika gerakan keperempuanan 2. Peserta dapat mengidentifikasi Isu-isu keperempuanan kontemporer 3. Peserta dapat mengetahui format gerakan KOHATI dalam menyikapi isu keperempuanan
Pokok Bahasan
1. Arah pembinaan KOHATI 2. Platform Gerakan KOHATI dan dinamika gerakan keperempuanan 3. gerakan KOHATI dalam menyikapi isu keperempuanan
Metode
Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab
Penilaian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Referensi
-
NDP HMI AD dan ART HMI PDK Engineer, Asghar Ali: Hak-hak perempuan dalam islam,LSPA dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997 Farha Ciciek: Ikhtiar dalam mengatasi kekerasan dalam rumah tangga, Proyek Kerjasama Solidaritas Perempuan dan lemabaga Kajian Agama dan Gender (LKAJ), Jakarta 1999 Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif AlQur’an Tim Yayasan Jurnal Perempuan, Kekerasan Negara Terhadap Perempuan, Yayasan jurnal perempuan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2001
-
-
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 60
4
Administrasi dan Keprotokoleran Standar Kompetensi: Memahami pengelolaan dan tata tertib adimisnistrasi dan kesekretariatan organisasi
1.
Administrasi dan Kesekretariatan Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami pengelolaan dan tata tertib adimisnistrasi dalam organisasI
Indikator 1. Peserta dapat kesekretariatan
menjelaskan
pengertian
administrasi
dan
2. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup administrasi 3. Peserta dapat memahami format surat menyurat dalam HMI dan menyusunnya. Tujuan Pokok Bahasan
Meningkatkan kemampuan dan pengelolaan administrasi organisasi
A. Peran, fungsi administrasi dalam organisasi: 1. Pengertian administrasi 2. Fungsi administrasi 3. Ruang lingkup administrasi
B. Organisasi kesekretariatan HMI dan KOHATI C. Ketatausahaan dan format surat menyurat HMI dan KOHATI D. Administrasi dan pengarsipan E. Keanggotaan KOHATI F. Inventarisasi, dokumentasi dan publikasi Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, simulasi dan case study
Penilaian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 61
-
Referensi 2
Konstitusi HMI Referensi yang relevan
Keprotokoleran Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Memahami tentang tata letak keprotokoleran organisasi khususnya KOHATI dan HMI
Indikator
3
Etika dan Partisipasi diluar forum
Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan keprotokoleran dandapat mempraktekkannya.
Tujuan
Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta keterampilan teknis tentang keprotokoleran
Pokok Bahasan
Keprotokoleran: - Master of Ceremony - Etika dan tata cara Moderasi - Dan pokok bahasan lain yang berkaitan dengan keprotokoleran.
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, peragaan dan case study
Penilaian
-
Referensi
Konstitusi HMI dan buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Etika dan partisipasi diluar forum
Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi Kompetensi Dasar: Memahami Kepemimpinan dan Manajemen dalam organisasi
1
Manajemen
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 62
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Standar Kompetensi
Peserta dapat menjelaskan memahami fungsi manajemen
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan manajemen 2. Peserta dapat menyebutkan fungsi manajemen 3. Peserta dapat menerapkan fungsi manajemen dalam berorganisasi
Tujuan
Meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan tentang manajemen
Pokok Bahasan A. Hakekat peran dan fungsi manajemen: 1. Pengertian Manajamen 2. Fungsi Manajemen (Perencanaan, penggerakkan, evaluasi) 3. Unsur-Unsur Manajemen 4. Macam-macam manajemen
Pengorganisasian,
B. Sistem informasi manajamen: 1. Pengertian perencanaan 2. Teknik dan prosedur Perencanaan
C. Sistem dan metode pengorganisasian: 1. Pengertian pengorganisasian 2. Tujuan, fungsi dan unsur pengorganisasian 3. Teknik dan prosedur pengorganisasian
D. Sistem dan metode evaluasi: 1. Pengertian evaluasi 2. Tujuan dan sifat evaluasi 3. Macam-macam evaluasi 4. Teknik dan prosedur evaluasi
E. Sistem dan metode penggerakan: 1. Pengertian penggerakan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 63
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tujuan dan fungsi penggerakan Azas-azas penggerakan Macam-macam penggerakan Teknik dan prosedur penggerakan Perilaku manusia Teori-teori motivasi penggerakan
F. Analisis SWOT: 1. Pengertian, fungsi dan tujuan SWOT 2. Penerapan analisis SWOT dalam organisasi
Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming Metode
Penilaian
Referensi
2
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Konstitusi HMI Pengantar manajemen Referensi yang relevan
Kepemimpinan Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta memahami tentang kepemimpinan yang ideal
Indikator
1. 2. 3. 4.
Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang karakteristik kepemimpinan dan tanggungjawab pemimpin
Pokok Bahasan
A. Hakekat, peran dan fungsi kepemimpinan: 1. Pengertian kepemimpinan 2. Teori dan konsepsi kepemimpinan 3. Fungsi dan peran kepemimpinan
Peserta dapat menjelaskan pengertian kepemimpinan Peserta dapat menyebutkan peran dan fungsi kepemimpinan Peserta dapat menyebutkan gaya kepemimpinan Peserta dapat menyebutkan ciri-ciri kepemimpinan Rasulullah
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 64
4. Syarat-syarat kepemimpinan 5. Model-model kepemimpinan 6. Gaya kepemimpinan
B. Metode dan teknik pengambilan keputusan: 1. Pengertian keputusan 2. Model-model keputusan 3. Prosedur pengambilan keputusan 4. Analisis masalah dan pengambilan keputusan
C. Psikologi kepemimpinan 1. Pengertian psikologi kepemimpinan 2. Interaksi dan komunikasi atasan-bawahan 3. Kepemimpinan sebagai komunikator yang efektif 4. Etika kepemimpinan
D. Peran kepemimpinan dan konflik organisasi: 1. Konflik organisasi - Pengertian konflik - Proses terjadinya konflik - Ciri-ciri konflik - Sumber-sumber konflik - Macam-macam metode penyelesaian konflik 2. Peranan kepemimpinan dalam konflik 3. Strategi pemecahan konflik dalam organisasi
E. Hakekat kepemimpinan dalam islam: 1. Konsep amanah 2. Konsep fathonah 3. Konsep siddiq 4. Konsep tabliq Metode Penelitian
Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming -
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Referensi Al-Qur’an dan terjemahannya Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 65
Konstitusi HMI Referensin yang relevan 3
Organisasi Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta memahami maksud dan tujuan organisasi
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan organisasi 2. Peserta dapat menyebutkan fungsi organisasi 3. Peserta dapat menjadikan organisasi sebagai wadah untuk berproses
Tujuan
Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta keterampilan teknis dalam mengelola organisasi.
Pokok Bahasan
A. 1. 2. 3. 4. 5.
Hakekat dan fungsi organisasi: Pengertian dan fungsi organisasi Ciri-ciri organisasi Prinsip-prinsip organisasi Asas-asas organisasi Model-model organisasi
B. 1. 2. 3.
Sistem organisasi modern Syarat-syarat organisasi modern Struktur organisasi modern Prosedur dan meanisme kerja organisasi modern
C. 1. 2. 3. 4. 5.
Peran komunikasi dan organisasi modern Arti penting komunikasi Unsur-unsur komunikasi Proses komunikasi Etika berkomunikasi Komunikasi keorganisasian yang efektif dan efisien
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming
Penilaian
- Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan - Kemampun merevie materi dan Presentasi - Test Obejektif dan penugasan Konstitusi HMI
Referensi
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 66
Manajemen organisasi Referensi yang relevan 3
III
Public Speaking Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta memahami konsep komunikasi fektif
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian public speaking 2. Peserta dapat menjelaskan konsep public speaking komunikasi efektif 3. Peserta dapat menerapkan teknik public speaking
Pokok Bahasan
1. Pengertia public speaking dan komunikasi efektif 2. Konsep public speaking dan komunikasi efektif 3. Teknik publik speaking dan komunikasi efektif
Metode
Ceramah, demostrasi dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
dan
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
KEPEREMPUANAN Standar Kompetensi: Memahami kepribadian perempuan dan eksistensi perempuan
1
Psikologi Perempuan Alokasi waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan Makna Psikologi Perempuan dan kepribadian perempuan
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan psikologi perempuan 2. Peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan fase-fase perkembangan jiwa dan karakteristik perempuan 3. Membandingkan nilai-nilai sosial budaya terhadap kepribadian kaum perempuan 4. Menguraikan problem solving atas permasalahan kaum Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 67
perempuan Tujuan Peserta dapat memahami psikologi perempuan dan karakteristik perempuan
Materi
Metode
1. Pengertian psikologi perempuan 2. Fase-fase Perkembangan jiwa dan karakteristik perempuan 3. Pengaruh nilai-nilai sosial budaya terhadap kepribadian kaum perempuan 4. Problem solving atas permasalahan perempuan
Ceramah, FGD, case study dan tanya jawab
Penilaian Referensi
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampuan mereview materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Etika dan partisipasi diluar forum
- Annimarie Schimmel: Jiwaku adalah wanita, Mizan,Bandung, 1998 - Achmanto Mendatu, Psikologi Nama, Jalasutra, 2010 - Jess Feist, Gregory J. Feist, Teori kepribadian, Salemba - Kartini Kartono: Psikologi Wanita, Rajawali Pers, Jakarta
- Ratna Megawangi, Jangan Biarkan Berbeda,1998 - Rosalind Horton, Sally Simmons, Wanita-Wanita Yang Mengubah Dunia: Kumpulan Kisah Penuh Inspirasi dari WanitaWanita Pengukir Sejarah, Erlangga, 2009 - Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan, Bandung - Sarinah Sadli, Berbeda tetapi Setara; Pemikiran tentang kajian Perempuan, Jakarta: Kompas, 2010 - Save M Dagun: Maskulin dan feminim,Mandar Maju, Bandung, 1984. - Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
2
Kesehatan Reproduksi Perempuan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 68
Alokasi Waktu Kompetensi Dasar
4 x 45 menit Meganalisis kesehatan perempuan
Indikator 1. Peserta dapat menganalisis tentang kesehatan perempuan 2. Peserta dapat menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi 3. Peserta dapat menguraikan kesehatan perempuan dalam tinjauan medis dan etika moral 4. Peserta dapat menyebutkan analisa dan pemenuhan kebutuhan gizi 5. Peserta dapat menguraikan jenis –jenis penyakit menular seksual (PMS) Tujuan Peserta dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi perempuan Materi 1. 2. 3. 4.
Pengertian kesehatan perempuan Kesehatan perempuan dalam tinjauan medis dan etika moral Analisa dan pemenuhan kebutuhan gizi Mengenal jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS)
Metode Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab Penilaian
Referensi
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Etika dan partisipasi diluar forum
- Anna Glasier, Ailsa Gebbie , Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, EGC, 2005 - Anonymous: Buku Pintas Kesehatan Wanita - Dr. A Firman Lubis dkk: Kesehatan Perempuan, YLKI, Jakarta. - Marmi: Kesehatan Reproduksi, Pustaka belajar 2013 - Munawar Ahmad Anees: Islam dan revolusi sexual kaum perempuan, Mizan, Bandung - Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 69
3
Kekerasan Perempuan
Terhadap
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami dan menganalisis bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan
Indikator
1.
Tujuan
Peserta dapat memahami bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dan mengemukakan konsep dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuan
Pokok Bahasan
Peserta dapat menjelaskan bentuk- bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam perspektif hukum dan Islam 2. Peserta dapa mengemukakan konsep dalam menanggulangi kekerasan perempuan dalam perspektif islam dan hukum
1. Bentuk-bentuk kekerasan perempuan baik fisik mapun psikis 2. Konsep dalam untuk menanggulangi kekerasan terhadap perempuan
Metode
Ceramah, FGD,demostrasi, case study dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Etika dan partisipasi diluar forum
- Farha Ciciek: Ikhtiar dalam mengatasi kekerasan dalam rumah tangga, Proyek Kerjasama Solidaritas Perempuan dan lemabaga Kajian Agama dan Gender (LKAJ), Jakarta 1999 - Mansour Fakih: Analisis Gender dan Transformasi Sosial, 1996 - Moch. Sa’dun m,et,all. Mengangkat Martabat Perempuan, 2000 - Ratna Megawangi: Jangan Biarkan Berbeda - Tim Yayasan Jurnal Perempuan, Kekerasan Negara Terhadap Perempuan, Yayasan jurnal perempuan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2001 Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 70
4
Yusuf Qardlawi,dkk, Ketika wanita menggugat Islam, Jakarta, 2004 Zaitunah Subhan: Kekerasan terhadap Perempuan, 2014 Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Kecerdasan Intelektual (KI), Kecerdasan Emosional (KE) dan Kecerdasan Spiritual (KS)
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami KI, KE dan KS
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan KI, KE dan KS 2. Peserta dapat mengetahui pentingnya keseimbangan KI,KE dan KS 3. Peserta dapat menginternalisasikan KE dan KS dalam dirinya. 4. Peserta dapat mengerti manajemen diri melalui KI, KE dan KS
Tujuan
Peserta diharapkan memiliki kesadaran akan pentinganya KI, KE dan KS dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
Pokok Bahasan
1. 2. 3. 4.
Metode
Ceramah, demostrasi dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Kecerdasan Intelektual Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual Manajemen Diri
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan Etika dan partisipasi diluar forum
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 71
KURIKULUM MATERI KOHATI PADA LATIHAN KADER HMI
Latihan kader merupakan perkaderan HMI yang dilakukan secara sadar, terrencana, sistematis dan kontinu serta memiliki pedoman dan aturan yang baku secara rasional dalam rangka mencapai tujuan HMI, latihan ini berfungsi memberikan kemampuan kepada peserta sesuai dengan tujuan dan target pada masing-masing jenjang latihan. Latihan kader merupakan media formal HMI yang dilaksanakan secara berjenjang. Pada masing-masing jenjang latihan menitikberatkan pada pembentukan watak dan karakter kader HMI melalui transformasi nilai, wawasan dan keterampilan serta motivasi untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Latihan kader dalam HMI terdiri dari tiga jenjang yaitu Latihan Kader I (Basic Training), Latihan Kader II (Intermediate Training) dan Latihan Kader III (Advance Training). Setiap jenjang perkaderan memiliki tujuan dan target yang berbeda-beda. 1. Tujuan a. Latihan Kader I; Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa. b. Latihan Kader II; Terbinanya kader yang mempunyai kemampuan intelektual dan mampu mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan mengemban misi HMI. c. Latihan Kader III; Terbinannya kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam perubahan sosial.
2. Target a. Latihan Kader I: -
Memiliki kesadaran menjalankan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari
-
Meningkatkan kemampuan akademis
-
Memiliki kesadaran berorganisasi
-
Memiliki tanggungjawab keumatan dan kebangsaan
b. Latihan Kader II: -
Memiliki kesadaran intelektual yang kritis, dinamis, progresif, inovatif dalam memperjuangkan misi HMI.
-
Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 72
c. Latihan Kader III: -
Memiliki kemampuan kepemimpinan yang amanah, fathonah, shidiq dan tabligh serta mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional dalam dinamika perubahan sosial.
-
Memiliki kemampuan untuk mengorganisir masyarakat dan mentransformasikan nilai-nilai perubahan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
KOHATI yang merupakan bagian integral HMI yang berspesialisasi membina dan meningkatkan kualitas HMI-wati dalam merespon isu-isu keperempuanan. Oleh karena itu, pembentukan karakter dan paradigma keperempuanan (muslimah) dan ke-KOHATI-an kader harus dibentuk sejak pertama seorang mahasiswi Islam bergabung dengan organisasi ini, dimana ruang kaderisasi formalnya adalah Basic Training (Latihan Kader I) HMI. Hal ini karena Latihan Khusus KOHATI (LKK) yang merupakan jenjang training internal KOHATI pasca Basic Training HMI cukup terlambat dalam membentengi karakter dan paradigma keperempuanan (Muslimah) serta ke-KOHATI-an para HMI-Wati, ini disebabkan oleh gejolak intelektual kader yang diperoleh saat mengikuti Basic Training HMI telah “memaksa” para kader untuk berinteraksi dengan dinamika intelektual yang lebih luas, dimana dinamika intelektual tersebut mengharuskan para kader bersentuhan dengan wacana-wacana keperempuanan yang beragam.
Basic Training HMI adalah ruang yang tepat untuk membentengi HMI-wati dengan memberikan gambaran awal tentang konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-KOHATI-an. Hal ini juga penting untuk membentuk paradigma HMI-wan terhadap perempuan yang sesuai dengan perspektif Islam, sehingga HMI-wan dapat memposisikan perempuan (HMI-wati) secara adil dalam ruang organisasi dan ruang sosial yang digelutinya. Pilihan langkah ini tentu saja meniscayakan dua hal, pertama, dibutuhkan niat baik kita bersama untuk menjadikan konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-KOHATI-an sebagai salah satu materi wajib dalam Basic Training HMI, dan kedua, dibutuhkan kurikulum materi ke-KOHATI-an dan keperempuanan yang akan di diterapkan secara seragam dan merata dalam setiap jenjang perkaderan HMI.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 73
Maka dari itu, Pengurus KOHATI PB HMI periode 2013-2015 berkewajiban merumuskan kurikulum materi ke-KOHATI-an dan keperempuanan untuk dicantumkan dalam setiap jenjang perkaderan HMI. Adapun penjabaran kurikulumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Silabus Materi KOHATI dan Keperempuanan pada Training HMI Jenjang Training
LK 1
LK 2
LK 3
Materi
Ke-KOHATI-an dan KOHATI dan isu-isu Pemantapan dan Perempuan dalam Keperempuanan Analisis Kebijakan Perspektif Islam berbasis Gerakan Keperempuanan
Alokasi waktu
3 jam
3 jam
3 jam
Standar Kompetensi
Peserta memahami keKOHATI-an dan Perempuan dalam Perspektif Islam
Peserta memahami peran KOHATI dalam dinamika gerakan perempuan
Peserta memahami dan menerapkan pola analisis isu-isu gerakan keperempuanan
Kompetensi Dasar
dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta memahami dan mengetahui sejarah memahami peran menganalisis isu KOHATI, tujuan, KOHATI dalam keperempuanan status, sifat, peran dinamika gerakan secara global dan dan fungsi KOHATI perempuan komprehensif baik di internal 2. Peserta dapat 2. Peserta dapat maupun di eksternal memahami peran menganalisis gender 2. Peserta dapat KOHATI dalam dan gender memahami sinergitas merespon isu-isu mainstreaming KOHATI dan HMI perempuan kekinian dalam perspektif 3. Peserta dapat 3. Peserta dapat Islam mengetahui perangkat memahami arah dan 3. Peserta dapat dan atribut KOHATI bentuk-bentuk memahami 4. Peserta dapat pembinaan KOHATI keseimbangan peran memahami perempuan di ranah Perempuan dalam domestik dan ranah Perspektif Islam publik dalam perspektif Islam dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta menjelaskan dan menjelaskan latar menjelaskan peran menganalisis pada
Indikator
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 74
Tujuan
belakang berdirinya KOHATI 2. Peserta dapat menjelaskan tujuan, status, fungsi, sifat, peran dan KOHATI 3. Peserta dapat menjelaskan sinergitas KOHATI dengan HMI 4. Peserta dapat mengetahui perangkat dan atribut KOHATI 5. Peserta dapat menjelaskan dinamika dan peran mahasiswa di internal kampus maupun di eksternal 6. Peserta dapat menjelaskan Hakikat Penciptaan Perempuan dalam tinjauan Islam 7. Peserta dapat Menjelaskan Kedudukan Perempuan dalam Perspektif Islam 8. Peserta dapat menjelaskan Peran Perempuan dalam Perspektif Islam Menumbuhkan kesadaran kader akan manfaat eksistensi KOHATI dalam HMI maupun di eksternal dalam merespon isu-isu kemahasiswaan dan kesadaran kader dalam
persoalan kebijakan KOHATI dalam pada isu-isu dinamika gerakan keperempuanan perempuan secara global dan 2. Peserta dapat komprehensif menjelaskan peran 2. Peserta dapat KOHATI dalam menjelaskan merespon issu-issu menganalisis gender dan gender keperempuanan mainstreaming kekinian dalam perspektif 3. Peserta dapat Islam menjelaskan arah 3. Peserta dapat dan bentuk-bentuk menjelaskan pembinaan keseimbangan peran KOHATI perempuan di ranah domestik dan ranah publik dalam perspektif Islam
Meningkatkan pemahaman akan peran dan fungsi serta arah pembinaan KOHATI dalam merespon isu-isu keperempuanan
Menumbuhkan kesadaran kader HMIWan dan HMI-Wati dalam menyikapi persoalan perempuan dan analisa keseimbangan peran perempuan dan laki-
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 75
membangun relasi bersama antara laki-laki dan perempuan dalam perspektif Islam Deskripsi
Pokok Bahasan
Metode
Penilaian
-
Memberikan kesadaran kepada kader HMI-wan dan HMI-wati terkait keberadaan KOHATI, sejarah KOHATI, peran dan fungsi KOHATI serta perangkat organisasi. - Memberikan kesadaran kepada peserta tentang dinamika dan peran KOHATI dalam dinamika kemahasiswaan - Memberikan kesadaran paradigm berpikir tentang Perempuan dalam Perspektif Islam 1. Sejarah berdirinya KOHATI 2. Tafsir Tujuan, sifat, status, fungsi dan peran KOHATI 3. Perangkat dan atribut KOHATI 4. Sinergitas KOHATI dan HMI 5. Dinamika gerakan Mahasiswa 6. Perempuan dalam Perspektif Islam Ceramah, diskusi/FGD, tanya jawab -
Keaktifan kualitas
laki di ranah domestik dan ranah publik
Memberikan pemahaman kepada peserta terkait peran dan fungsi serta arah pembinaan KOHATI dalam merespon isu-isu keperempuanan
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang peran perempuan dan kesimbangan peran di ranah domestik dan ranah publik dalam merespon isu-isu kekinian
1. Peran dan fungsi 1. Analisis isu-isu dan KOHATI di gerakan Eksternal keperempuanan 2. Arah pembinaan 2. Peran perempuan KOHATI dalam ranah publik 3. Peran KOHATI dalam merespon isuisu keperempuanan kekinian
Ceramah, diskusi/case Ceramah, diskusi/case study tanya jawab study, tanya jawab
dan -
Keaktifan kualitas
dan -
Keaktifan kualitas
dan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 76
-
Sumber/referensi
tanggapan/sanggaha n Kemampun mereview materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan AD & ART HMI, PDK, Sejarah KOHATI Annimarie Schimmel: Jiwaku adalah wanita, Mizan,Bandung, 1998 Engineer, Asghar Ali: Hak-hak perempuan dalam islam,LSPA dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997 Hasyim, Syafiq: Halhal yang tak terpikirkan tentang isu-isu kepermpuanan dalam islam, Mizan, Bandung, 2001 Husein Muhammad: Fiqh Perempuan:Refleksi Kias atas wacana agama dan gender, RAHIMA DAN LKIS,Yogyakarta,200 1 Husein Muhammad, Islam Agama Ramah Perempuan,Yogyakar ta: LKis, 2004 Komaruddin Hidayat, Gender Issues In Islamic Studies, UIN Syarif Hidayatullah, 2013 M. Alfan Alfian, Sejarah HMI 1963-
-
tanggapan/sanggaha n Kemampun mereview materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan AD & ART HMI, PDK, Sejarah KOHATI Annimarie Schimmel: Jiwaku adalah wanita, Mizan,Bandung, 1998 Engineer, Asghar Ali: Hak-hak perempuan dalam islam,LSPA dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997 Hasyim, Syafiq: Halhal yang tak terpikirkan tentang isu-isu kepermpuanan dalam islam, Mizan, Bandung, 2001 Husein Muhammad: Fiqh Perempuan:Refleksi Kias atas wacana agama dan gender, RAHIMA DAN LKIS,Yogyakarta,200 1 Husein Muhammad, Islam Agama Ramah Perempuan,Yogyakar ta: LKis, 2004 Komaruddin Hidayat, Gender Issues In Islamic Studies, UIN Syarif Hidayatullah, 2013 M. Alfan Alfian, Sejarah HMI 1963-
-
tanggapan/sanggaha n Kemampun mereview materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan AD & ART HMI, PDK, Sejarah KOHATI Husein Muhammad: Fiqh Perempuan:Refleksi Kias atas wacana agama dan gender, RAHIMA DAN LKIS,Yogyakarta,20 01
M. Alfan Alfian, Sejarah HMI 19631966 , Jakarta Sarinah Sadli, Berbeda tetapi Setara; Pemikiran tentang kajian Perempuan, Jakarta: Kompas, 2010 Muhammad Salman Ghanim, Kritik Ortodoksi; tafsir ayat ibadah, Politik, dan Feminisme,Yogyakar ta: LKis Komaruddin Hidayat, Gender Issues In Islamic Studies, UIN Syarif Hidayatullah, 2013 Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif Al-Qur’an Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan,
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 77
1966 ,Jakarta: Kompas,2013 Masdar F Mas’udi: Islam dan hak reproduksi perempuan, PPPM dan Mizan, Bandung, 1999 NDP Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif Al-Qur’an Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan, Bandung Zaitun Subhan, Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan, Jakarta : el-KAHFI, 2008 Yusuf Qardlawi,dkk, Ketika wanita menggugat Islam, Jakarta, 2004 Dan buku-buku yang relevan dengan materi pokok
1966 , Jakarta: Bandung Kompas, 2013 Zaitun Subhan, Sarinah Sadli, Menggagas Fiqih Berbeda tetapi Pemberdayaan Setara; Pemikiran Perempuan, Jakarta : tentang kajian el-KAHFI, 2008 Perempuan, Jakarta: Yusuf Qardlawi,dkk, Kompas, 2010 Ketika wanita Dan buku-buku yang menggugat relevan dengan materi Islam,Jakarta, 2004 pokok Dan buku-buku yang Masdar F Mas’udi: relevan dengan Islam dan hak materi pokok reproduksi perempuan, PPPM dan Mizan, Bandung, 1999 Nasaruddin Umar: Argumentasi kesetaraan gender perspektif Al-Qur’an Sachiko Murata, The Tao of Islam, Mizan, Bandung Zaitun Subhan, Menggagas Fiqih Pemberdayaan Perempuan, Jakarta : el-KAHFI, 2008 Yusuf Qardlawi,dkk, Ketika wanita menggugat Islam, Jakarta, 2004
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 78
KURIKULUM TFT (TRAINING FOR TRAINER) Sejak awal berdirinya, KOHATI telah menampakkan kualitas kader yang dapat diandalkan. Ini dibuktikan dengan tampilnya alumni KOHATI dan HMI-wati di berbagai wilayah/daerah dalam memberikan konstribusi bagi terlaksananya agenda-agenda pembaharuan, dimana KOHATI tidak sekedar mengisi kekosongan atau mewarnai proses-proses yang terjadi namun lebih dari itu HMI-wati telah mampu menjadi pelaku utama dalam menggerakkan perubahan kearah yang lebih baik. Namun jika dicermati dengan kritis sebaran kader berkualitas tersebut seakan menjadi alasan untuk merasa besar semata, tidak menjadi pemicu bagi perbaikan kelembagaan dan perbaikan sistem perkaderan KOHATI sebagai upaya peningkatan kualitas kader dan lembaga agar sinergis dengan zaman yang terus bergerak maju. Prestasi tersebut tak lebih dari alasan untuk merasa cukup dengan apa yang telah diperbuat dan dihasilkan. Akibatnya upaya perbaikan kelembagaan dan perbaikan sistem perkaderan menjadi terabaikan yang berimplikasi pada kondisi kelembagaan dan perkaderan tersebut mengalami degradasi yang cukup mengkhawatirkan. Akhirnya kematangan intelektualitas dan spritualitas selaku muslimah berkualitas insan cita yang seyogyanya menjadi ciri khas lembaga ini juga tidak tergambar jelas dalam diri setiap kader.
Hasil Assesment dari semua masalah dan kebutuhan lembaga baik ditingkatan komisariat sampai pada level Pengurus Besar pada dasarnya tidaklah jauh berbeda. Walaupun memiliki model dan kualitas persoalannya masing-masing sesuai dengan konteks pada setiap daerah dan tingkatan struktur, sehingga dibutuhkan kecerdasan teoritis dan kecerdasan metodologi dalam mencermati dan mengatasi problem tersebut yang tentu saja membutuhkan tenaga dan kesadaran ekstra untuk mengembalikan dan mengawal titah kelembagaan ini kepada tujuan yang melandasi dibentuknya lembaga KOHATI yang kita cintai.
Secara internal, KOHATI menghadapi kekurangan tenaga pelatih (trainers) dalam menjawab kebutuhan rutinitas pelaksanaan Latihan Khusus KOHATI (LKK) dan kegiatan-kegiatan informal KOHATI di berbagai wilayah. Kuantitas dan kualitas trainers KOHATI terasa tak mampu mengimbangi jumlah kader dan kebutuhan pelaksanaan Latihan Khusus KOHATI (LKK) dan kegiatan informal yang terus berkembang. Pada titik lain, pelaksanaan Training For Trainers (TFT) belum memiliki bentuk yang baku atau selalu berubah-ubah dalam setiap Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 79
pelaksanaannya dan hal ini berakibat pada tidak seragamnya kapasitas trainers yang dihasilkan dari setiap pelaksanaan program Training For Trainers (TFT).
Hal ini mewajibkan Pengurus Besar KOHATI periode 2013-2015 menginisiasi pelaksanaan Training For Trainers yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan ketersediaan trainers pada setiap pelaksanaan Latihan Khusus KOHATI (LKK) dan kegiatan informal lainnya sekaligus dapat dijadikan contoh dalam pelaksanaan Training For Trainers (TFT) untuk mengawali proses penyeragaman pelaksanaan Training For Trainers (TFT) yang dilaksankan oleh lembaga KOHATI pada setiap jenjangnya. Sementara itu, kurangnya pemahaman tentang tema-tema ke Islaman, keperempuanan, bahkan ke-KOHATI-an serta dominasi budaya asing dalam pembentukan paradigma kader telah menjadi faktor utama yang menjadi pemicu terkikisnya karakter kemuslimahan KOHATI yang terus menurun.
Dari asumsi ini, Pengurus Besar KOHATI berkesimpulan bahwa pembentukan karakter dan paradigma keperempuanan (muslimah) dan ke-KOHATI-an kader harus dibentuk sejak pertama seorang mahasiswi Islam bergabung dengan organisasi ini, dimana ruang kaderisasi formalnya adalah Basic Training (Latihan Kader I) HMI. Hal ini karena Latihan Khusus KOHATI (LKK) yang merupakan jenjang training internal KOHATI pasca Basic Training HMI cukup terlambat dalam membentengi karakter dan paradigma keperempuanan (Muslimah) serta ke-KOHATI-an para HMI-wati, ini disebabkan oleh gejolak intelektual kader yang diperoleh saat mengikuti Basic Training HMI telah “memaksa” para kader untuk berinteraksi dengan dinamika intelektual yang lebih luas, dimana dinamika intelektual tersebut mengharuskan para kader bersentuhan dengan wacana-wacana keperempuanan yang beragam.
Karena itu, Basic Training HMI adalah ruang yang tepat untuk membentengi kader KOHATI dengan memberikan gambaran awal tentang konsep perempuan dalam perspektif Islam dan keKOHATI-an. Hal ini juga penting untuk membentuk cara pandang kader HMI (HMI-wan) terhadap perempuan yang sesuai dengan perspektif Islam, sehingga kader HMI-wan dapat memposisikan perempuan (HMI-wati) secara adil dalam ruang organisasi dan ruang sosial yang digelutinya. Pilihan langkah ini tentu saja meniscayakan dua hal, pertama, dibutuhkan niat baik kita bersama untuk menjadikan konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-KOHATI-an sebagai salah satu materi wajib dalam Basic Training HMI, dan kedua, dibutuhkan kurikulum Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 80
materi ke-KOHATI-an dan keperempuanan yang akan di diterapkan secara seragam dan merata dalam setiap jenjang perkaderan HMI.
Fakta kelembagaan dan kader serta gagasan-gagasan inilah yang mendasari lahirnya perencanaan program TFT yang merupakan training formal KOHATI dengan tujuan (1) Meningkatkan pemahaman dan kemampuan tekhnis (skill) peserta dalam mengelola latihan sehingga dapat menjadi trainer (pelatih) yang berkualitas dalam training-training KOHATI dan HMI, (2) Meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta tentang materi-materi dan tekhnis penyampaian materi pada training KOHATI dan HMI. TFT dilaksanakan oleh KOHATI ditingkat Badko yang diikuti oleh HMI-Wati Cabang yang telah memenuhi syarat dan ketentuan.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan TFT, KOHATI PB periode 2013-2015 merumuskan kurikulum Training For Trainer. Adapun penjabarannya dapat dilihat pada silabus materi TFT dalam tabel berikut ini: NO Komponen 1 Dekonstruksi Paradigma Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam Alokasi waktu 4 x 45 Menit
Deskripsi
Standar Kompetensi
Memahami Paradigma Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam
Kompetensi Dasar
-
Peserta memahami paradigma pendidikan Peserta memahami hakikat pendidikan Peserta memahami filsafat pendidikan Peserta memahami filsafat pendidikan islam Peserta memahami tujuan dan fungsi dekonstruksi paradigma pendidikan
Indikator
-
Peserta dapat menjelaskan paradigma pendidikan Peserta dapat menjelaskan hakikat pendidikan Peserta dapat menjelaskan filsafat pendidikan Peserta dapat menjelaskan filsafat pendidikan islam Peserta dapat menjelaskan tujuan dan fungsi dekonstruksi paradigma pendidikan
Tujuan
-
Peserta dapat memahami peranan paradigma pendidikan dan filsafat pendidikan islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditengah kehidupan modern.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 81
-
Pokok Bahasan
-
Paradigma Pendidikan Hakikat pendidikan Filsafat pendidikan islam Peranan peradigma pendidikan dan filsafat pendidikan islam dalam perkembangan IPTEK Tujuan dekonstruksi paradigma pendidikan
-
Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
-
NDP HMI Dasar – dasar Filsafat Ilmu: Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan sistem Pendidikan: Fazlur Rahman Filsafat Pendidikan Islam : Abd. Rachman Assegaf Filsafat Pendidikan : Anas Salahudin Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Metode Penilaian
Referensi
2
Andragogi dan Pedagogi Alokasi waktu
3 x 45 menit
Standar Kompetensi
Memahami metode Andragogi dan Pedagogi dalam training
Kompetensi Dasar
-
Peserta memahami tentang Andragogi dan Pedagogi . Peserta mengetahui perbedaan Andragogi dan Pedagogi Peserta memahami pentinganya menerapkan Pedidikan Andragogi dan Pedagogi.
Indikator
- Peserta dapat menjelaskan pengertian Andragogi dan Pedagogi - Peserta dapat menjelaskan perbedaan Andragogi dan Pedagogi - Peserta dapat menerapkan andragogi dan pedagogi dalam pendidikan dan pelatihan
Tujuan
-
Peserta dapat memahami dan mampu menerapkan metode Andragogi dan Pedagogi.
Pokok Bahasan
-
Perbedaan Andragogi dan Pedagogi Teknik pelaksanaan Metode Andragogi dan Pedagogi Prinsip-prinsip Andragogi dan Pedagogi
Metode
Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab
Penilaian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun mereview materi dan presentasi Test objektif dan penugasan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 82
Referensi 3
Mansour Faqih, Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Pola Umum dan Pola Dasar Training Alokasi waktu 3 x 45 menit Standar Kompetensi
-
Memahami pola dasar pembinaan training
Kompetensi Dasar
-
Peserta memahami tujuan training Peserta memahami pola dasar training Peserta memahami pola pembinaan KOHATI Peserta memahami penerapan pola dasar training
Indikator
-
Peserta dapat menjelaskan tujuan training Peserta dapat menjelaskan pola dasar training Peserta dapat menjelaskan pola pembinaan KOHATI Peserta dapat menerapkan pola dasar training
-
Peserta dapat memahami pola pembinaan dan KOHATI
Pokok Bahasan
-
Pengertian pola dasar training dan pola pembinaan KOHATI Hakikat dan tujuan training KOHATI
Metode
Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab
Penilaian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi Test objketif dan penugasan
Referensi
-
Konstitusi HMI PDK (Pola Pembinaan KOHATI) Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Tujuan
4
Etika dan partisipasi diluar forum
teknik training
Teknik Ice Breaking Alokasi Waktu
3 x 45 menit
Standar Kompetensi
Memahami teknik ice breaking
Kompetensi Dasar
-
Peserta memahami hakikat dan tujuan ice breaking Peserta memahami teknik ice breaking Peserta memahami pemilihan ice breaking yang sesuai dengan materi training
Indikator
-
Peserta dapat menjelaskan hakikat ice breaking Peserta dapat menjelaskan tujuan dan manfaat ice breaking Peserta dapat menjelaskan teknik ice breaking Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 83
-
Peserta dapat memilih dan menerapkan ice breaking yang sesuai dengan materi training
-
Peserta dapat memahami maksud dan tujuan serta teknik ice breaking dalam training
Pokok Bahasan
-
Pengertian ice breaking Tujuan dan manfaat ice breaking Teknik ice breaking Jenis-jenis ice breaking
Metode
Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab
Penilaian
-
Tujuan
5
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi Test objektif dan penugasan
Referensi Buku-buku yang relevan dengan materi pokok Simulasi penyampaian Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi Alokasi Waktu 4 x 45 menit Standar Kompetensi
Memahami Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (KMO) dan simulasi penyampaiannya
Kompetensi Dasar
-
Peserta memahami tentang karakteristik kepemimpinan Peserta memahami manajemen organisasi Peserta memahami analisis SWOT dalam KMO Peserta memahami simulasi penyampaian KMO
-
Peserta dapat menjelaskan karakteristik kepemimpinan Peserta dapat menjelaskan manajemen organisasi Peserta dapat menjelaskan analisis SWOT dalam KMO Peserta dapat melakukan/mempraktekkan simulasi penyampaian KMO Peserta dapat membuat matriks analisis SWOT dalam KMO
Indikator
Tujuan
Peserta dapat memahami karakteristik kepemimpinan dan manajemen organisasi dan dapat menerapkan analisis SWOT dalam KMO
Pokok Bahasan
-
Metode
Ceramah, simulasi, FGD/case study dan tanya jawab
Pengertian dan Karakteristik Kepemimpinan Pengertian manajemen dan organisasi Analisis SWOT Teknik membuat matriks analisis SWOT dalam KMO
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 84
6
Penilaian
-
Referensi
Konstitusi HMI, buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Teknik Fasilitasi Alokasi waktu
3 x 45 menit
Standar Kompetensi
Memahami teknik fasilitasi dalam training
Kompetensi Dasar
-
Indikator
-
Tujuan
7
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi Test objektif dan penugasan
Peserta dapat memahami teknik-teknik fasilitasi training Peserta dapat memahami perangkat-perangkat training atau kebutuhan dalam training Peserta dapat memahami pendekatan dalam fasilitasi training Peserta dapat menjelaskan teknik fasilitasi dalam training Peserta dapat mengidentifikasi perangkat atau kebutuhan dalam training Peserta dapat memilih dan menerapkan pendekatan yang sesuai dalam menfasilitasi training Peserta dapat memahami dan menerapkan teknik fasilitasi dalam training baik training formal maupun training informal.
Pokok Bahasan
-
Metode
Ceramah, simulasi dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi Didaktik Metodik Alokasi waktu
Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Standar Kompetensi
Memahami metode pembelajaran/training
Kompetensi Dasar
-
Pengertian teknik fasilitasi Pendekatan dalam fasilitasi Perangkat dalam fasilitasi
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi Test objektif dan penugasan
3 x 45 menit
-
didaktik
dan
metodik
dalam
Peserta dapat mengetahui dan memahami metode didaktik metodik dalam pembelajaran/training Peserta dapat mengetahui prinsip-prinsip didaktik metodik dalam pembelajaran Peserta dapat memahami tujuan didaktik dan metodik dalam pembelajaran Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 85
Indikator
-
8
Peserta dapat menjelaskan metode didaktik metodik dalam pembelajaran/training Peserta dapat menyebutkan prinsip-prinsip didaktik metodik dalam pembelajaran Peserta dapat menjelaskan tujuan didaktik dan metodik dalam pembelajaran Peserta dapat menerapkan metode didaktik metodik yang tepat dalam pembelajaran/training
Tujuan
Peserta dapat memilih dan menerapkan metode didaktik metodik yang relevan dengan materi dalam pembelajaran dan pelatihan
Pokok Bahasan
-
Metode
Ceramah, simulasi dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Simulasi Penyampaian PDK Alokasi waktu
4 x 45 menit
Pengertian didaktik dan metodik Hubungan didaktik dan metodik Prinsip-prinsip didaktik dan metodik Tujuan didaktik metodik
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi Test objektif dan penugasan
Standar Kompetensi
Memahami dan menyampaikan PDK secara sistematika dan komprehensif
Kompetensi Dasar
-
Peserta dapat memahami PDK secara komprehensif Peserta dapat menyampaikan PDK secara sistematika
Indikator
-
Peserta dapat menjelaskan isi PDK Peserta dapat menyampaikan PDK pada training dan kajian KOHATI dan HMI secara sistematis dan komprehensif Peserta dapat menjelaskan hubungan PDK dengan Konstitusi HMI (Sinergitas KOHATI dengan HMI) Peserta dapat menjelaskan perangkat yang ada dalam PDK (PDK, Pola Pembinaan, Platform, Tafsir Tujuan, sifat, fungsi, status, administrasi dan kesekretariatan KOHATI).
-
Tujuan
Peserta dapat memahami dan menyampaikan PDK secara sistematika dan komprehensif dalam training HMI dan KOHATI
Pokok Bahasan
-
Tahap-tahap atau teknik menyampaikan PDK Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 86
-
9
Perangkat dan isi PDK Administrasi dan kesekretariatan KOHATI
Metode
Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi Sistem Evaluasi Penilaian Training
PDK dan Buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi
dan
Alokasi waktu
3 x 45 menit
Standar Kompetensi
Memahami dan menentukan sistem evaluasi dan penilaian yang sesuai dengan materi training
Kompetensi Dasar
-
Peserta dapat memahami sistem evaluasi dan penilaian Peserta dapat memahami jenis-jenis sistem evaluasi dan penilaian Peserta dapat menentukan sistem evaluasi dan penilaian yang tepat
Indikator
-
Peserta dapat menjelaskan sistem evaluasi dan penilaian Peserta dapat membedakan evaluasi dan penilaian Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis sistem evaluasi dan penilaian Peserta dapat memilih sistem evaluasi dan penilaian yang tepat
Tujuan
Peserta dapat memahami dan memilih sistem evaluasi dan penilaian yang tepat dalam mengelola training
Materi
-
Metode
Ceramah, simulasi, FGD dan tanya jawab
Penilaian
-
Referensi
Konstitusi dan buku-buku yang relevan dengan
Pengertian evaluasi dan penilaian Perbedaan evaluasi dan penilaian Jenis-jenis evaluasi dan penilaian Teknik evaluasi dan penilaian
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan presentasi Tes Objektif dan penugasan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 87
MANUAL JADWAL KURIKULUM TRAINING FOR TRAINERS (TFT) KORPS HMI-WATI (KOHATI) HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Alokasi Waktu 3 jam 1 jam 3 Jam 4 Jam 4 Jam 4 Jam 4 Jam
3 Jam 4 Jam 4 Jam 4 Jam 4 Jam 4 Jam 4 Jam
4 Jam 4 Jam
Materi MateriI: Pembongkaran Paradigma Pendidikan Kontrak Belajar MateriII:Bedah Pedoman Perkaderan HMI MateriIII:“Optimalisasi Perkaderan KOHATI; Menuju Muslimah berkualitas Insan Cita” MateriIV: Pengantar ke instrukturan dan Kepemanduan Materi V:Teknik Fasilitasi Materi VI:Session Design Materi VII:AMT, Games, Teknik Ice Breaking Materi VII:Sistem Evaluasi Simulasi Penyampaian Sejarah KOHATI Simulasi Penyampaian PDK Simulasi Penyampaian Perempuan dalam Perspektif Islam. Simulasi Penyampaian PsykologiPerempuan Simulasi Penyampaian Kesehatan Reproduksi Perempuan Simulasi Penyampaian Kepemimpinan&Managemen Training Aplikasi Sistem Evaluasi dan Penilaian Training Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pelaksana
Keterangan
MOT MOT Ketua Umum BPL PB HMI Ketua Umum Kohati PB HMI PA PB HMI Fasilitator Fasilitator Fasilitator
Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator
Fasilitator MOT & Peserta
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 88
KURIKULUM UP-GRADING KOHATI
No I
Komponen
Deskripsi
Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi Standar Kompetensi: Memahami Kepemimpinan dan Manajemen dalam organisasi
1
Kepemimpinan
Alokasi Waktu
3 jam
Kompetensi Dasar
Peserta memahami tentang kepemimpinan yang ideal
Indikator
1. 2. 3. 4.
Tujuan
Pokok Bahasan
Peserta dapat menjelaskan pengertian kepemimpinan Peserta dapat menyebutkan peran dan fungsi kepemimpinan Peserta dapat menyebutkan gaya kepemimpinan Peserta dapat menyebutkan ciri-ciri kepemimpinan Rasulullah
Meningkatkan pemahaman tentang karakteristik kepemimpinan dan tanggungjawab pemimpin
A. Hakekat, peran dan fungsi kepemimpinan: 1. Pengertian kepemimpinan 2. Teori dan konsepsi kepemimpinan 3. Fungsi dan peran kepemimpinan 4. Syarat-syarat kepemimpinan 5. Model-model kepemimpinan 6. Gaya kepemimpinan
B. Metode dan teknik pengambilan keputusan: 1. Pengertian keputusan 2. Model-model keputusan 3. Prosedur pengambilan keputusan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 89
4. Analisis masalah dan pengambilan keputusan
C. Psikologi kepemimpinan 1. Pengertian psikologi kepemimpinan 2. Interaksi dan komunikasi atasan-bawahan 3. Kepemimpinan sebagai komunikator yang efektif 4. Etika kepemimpinan D. Peran kepemimpinan dan konflik organisasi: 1. Konflik organisasi Pengertian konflik Proses terjadinya konflik Ciri-ciri konflik Sumber-sumber konflik Macam-macam metode penyelesaian konflik 2. Peranan kepemimpinan dalam konflik 3. Strategi pemecahan konflik dalam organisasi E. Hakekat kepemimpinan dalam islam: 1. Konsep amanah 2. Konsep fathonah 3. Konsep siddiq 4. Konsep tabliq
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming
Penelitian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan
-
Kemampun merevie materi dan Presentasi
-
Test Obejektif dan penugasan
Referensi
Al-Qur’an dan terjemahannya Konstitusi HMI Referensi yang relevan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 90
2
Manajemen Alokasi Waktu Standar Kompetensi
5 x 45 menit Peserta memahami fungsi manajemen
Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan manajemen
Indikator
Peserta dapat menyebutkan fungsi manajemen Peserta dapat menerapkan fungsi manajemen dalam berorganisasi
Tujuan
Pokok Bahasan
Meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan tentang manajemen
A. Hakekat peran dan fungsi manajemen: 1. Pengertian Manajamen 2. Fungsi Manajemen (Perencanaan, Pengorganisasian, penggerakkan, evaluasi) 3. Unsur-Unsur Manajemen 4. Macam-macam manajemen
B. Sistem informasi manajamen: 1. Pengertian perencanaan 2. Teknik dan prosedur Perencanaan
C. Sistem dan metode pengorganisasian: 1. Pengertian pengorganisasian 2. Tujuan, fungsi dan unsur pengorganisasian 3. Teknik dan prosedur pengorganisasian D. Sistem dan metode evaluasi: 1. Pengertian evaluasi 2. Tujuan dan sifat evaluasi 3. Macam-macam evaluasi 4. Teknik dan prosedur evaluasi E. Sistem dan metode penggerakan: 1. Pengertian penggerakan 2. Tujuan dan fungsi penggerakan 3. Azas-azas penggerakan 4. Macam-macam penggerakan Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 91
5. Teknik dan prosedur penggerakan 6. Perilaku manusia 7. Teori-teori motivasi penggerakan F. Analisis SWOT: 1. Pengertian, fungsi dan tujuan SWOT 2. Penerapan analisis SWOT dalam organisasi
Metode
Ceramah, FGD, case study dan Brainstorming
Penilaian
-
Referensi
Konstitusi HMI
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Pengantar manajemen Referensi yang relevan 3
Organisasi
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta memahami maksud dan tujuan organisasi
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan organisasi 2. Peserta dapat menyebutkan fungsi organisasi 3. Peserta dapat menjadikan organisasi sebagai wadah untuk berproses
Tujuan
Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta keterampilan teknis dalam mengelola organisasi.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 92
Pokok Bahasan
A. Hakekat dan fungsi organisasi: 1. Pengertian dan fungsi organisasi 2. Ciri-ciri organisasi 3. Prinsip-prinsip organisasi 4. Asas-asas organisasi 5. Model-model organisasi
B. Sistem organisasi modern 1. Syarat-syarat organisasi modern 2. Struktur organisasi modern 3. Prosedur dan meanisme kerja organisasi modern C. Peran komunikasi dan organisasi modern 1. Arti penting komunikasi 2. Unsur-unsur komunikasi 3. Proses komunikasi 4. Etika berkomunikasi 5. Komunikasi keorganisasian yang efektif dan efisien
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, case study dan Brainstorming
Penilaian
-
Referensi
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Konstitusi HMI Manajemen organisasi Referensi yang relevan
II
Administrasi dan kesekretariatan Standar Kompetensi: Memahami pengelolaan dan tata tertib adimisnistrasi dan kesekretariatan organisasi
1
Administrasi dan kesekretariatan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 93
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami pengelolaan adimisnistrasi dalam organisasi
Indikator
Tujuan
Pokok Bahasan
dan
tata
tertib
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian administrasi dan kesekretariatan 2. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup administrasi 3. Peserta dapat memahami format surat menyurat dalam HMI dan menyusunnya. Meningkatkan kemampuan dan pengelolaan administrasi organisasi
A. Peran, fungsi administrasi dalam organisasi: 1. Pengertian administrasi 2. Fungsi administrasi 3. Ruang lingkup administrasi B. Organisasi kesekretariatan HMI dan KOHATI C. Ketatausahaan dan format surat menyurat HMI dan KOHATI D. Administrasi dan pengarsipan E. Keanggotaan KOHATI F. Inventarisasi, dokumentasi dan publikasi
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, simulasi dan case study
Penilaian
-
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Konstitusi HMI Referensi Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 94
Referensi yang relevan 2
Keprotokoleran
Alokasi Waktu
4 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Memahami keprotokoleran organisasi khususnya KOHATI dan HMI
Indikator
Peserta dapat menjelaskan maksud dan tujuan keprotokoleran dan dapat dapat mempraktekkannya.
Tujuan
Meningkatkan wawasan, pemahaman, dan kemampuan serta keterampilan teknis tentang keprotokoleran
Pokok Bahasan
Keprotekoleran dan atribut organisasi
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, peragaan dan case study
Penilaian
-
Referensi III
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Konstitusi HMI dan buku-buku yang relevan dengan materi pokok
Personalia/Kepengurusan Standar Kompetensi: Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola organisasi
1
Struktur organisasi dan kepemimpinan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 95
Alokasi Waktu
30 jam
Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami peran dan fungsinya sesuai dengan tupoksinya.
Indikator
1. Peserta dapat menjelaskan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan tupoksi atau bidangnya. 2. Peserta dapat melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.
Tujuan
Pokok Bahasan
Meningkatkan kualitas pemahaman dan kemampuan teknis dalam pengelolaan organisasi.
1. Pengantar manajemen organisasi 2. Tata kerja dan mekanisme organisasi a. Struktur kekuasaan 1). Musyawarah Nasional KOHATI 2). Musyawarah KOHATI Cabang 3). Musyawarah KOHATI Komisariat
b. struktur pimpinan 1). KOHATI pengurus besar status tugas dan wewenang struktur organisasi komposisi personalia wewenang dan tanggung jawab bidang kerja mekanisme dan instansi pengambilan keputusan 2). KOHATI Badan Koordinasi status tugas dan wewenang struktur organisasi komposisi personalia wewenang dan tanggung jawab bidang kerja mekanisme dan instansi pengambilan keputusan 3). KOHATI Cabang
status tugas dan wewenang Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 96
struktur organisasi komposisi personalia wewenang dan tanggung jawab bidang kerja mekanisme dan instansi pengambilan keputusan 4). KOHATI Koordinator Komisariat status tugas dan wewenang struktur organisasi komposisi personalia wewenang dan tanggung jawab bidang kerja mekanisme dan instansi pengambilan keputusan 5) KOHATI Komisariat
status tugas dan wewenang struktur organisasi komposisi personalia wewenang dan tanggung jawab bidang kerja mekanisme dan instansi pengambilan keputusan
3. Islam dan etos kerja 4. Strategi perencanaan,meliputi : a) Analisis SWOT b) Publik Relation c) Net work 5. Psikologi organisasi 6. Teknik pengambilan keputusan 7. Manajemen sumber daya manusia 8. System informasi manajemen
Metode
Ceramah, FGD, tanya jawab, peragaan dan case study
Penilaian
-
Referensi
IV
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Konstitusi HMI dan PDK Referensi yang relevan
Keuangan dan Harta Benda Standar Kompetensi: Memahami Penganggaraan dan pengelolaan keuangan organisasi
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 97
yang akuntabel dan transparan. 1
Sistem Penganggaraan dan pengelolaan keuangan Alokasi Waktu Kompetensi Dasar
4 x 45 menit
Peserta dapat memahami Penganggaraan dan penyusunan laporan keuangan organisasi yang akuntabel dan transparan.
Indikator
Peserta dapat menyusun penganggaraan dana kegiatan organisasi Peserta dapat mengelola keuangan organisasi sesuai kebutuhan organisasi Peserta dapat menyusun laporan keungan organisasi
Tujuan
Dapat memprioritaskan tercapainya efektivitas dan efisiensi serta sinkronisasi antara anggaran dengan pelaksanaan aktvitas organisasi
Pokok Bahasan
Fungsi penganggaraan Syarat penganggaraan Tahap-tahap penyusunan penganggaraan Mekanisme persetujuan Tahap pelaksanaan
Metode
Penilaian
Ceramah, latihan menyusun laporan keungan
Keaktifan dan kualitas tanggapan/sanggahan Kemampun merevie materi dan Presentasi Test Obejektif dan penugasan
Referensi
Konstitusi HMI Referensi yang relevan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 98
KURIKULUM LATIHAN PRA NIKAH I.
Deskripsi
:
Pendidikan Pra nikah merupakan salah stau training informal di KOHATI yang merupakan training untuk mempersiapkan kader menghadapi pernikahan, sehingga mampu mengelola perannya dengan baik sebagai istri dan ibu bagi anak-anak serta mampu membina keluarga sakinah, mawadah warahmah.
II. III.
Sasaran
:
HMI-Wati dan HMI-Wan
Standar kompetensi
:
Setelah mengikuti training ini peserta memiliki wawasan dan pengetahuan mendalam terkait pernikahan dan Rumah Tangga Keluarga.
IV.
Kompetensi dasar
:
1. Peserta memiliki pemahaman pernikahan 2.
Peserta mengetahui manajemen keluarga
3. Peserta memahami psikologi pernikahan V.
Materi inti
:
1. Pemahaman pernikahan 2. Manajemen keluarga 3. Psikologi pernikahan
VI.
Materi penunjang
:
Materi berkaitan dengan kearifan lokal
VII.
Metode dan proses
:
Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran active learning, dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme, maka metode-metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang mengaktifikan peserta (peran peserta lebih dominan) dan dilengkapi dengan praktik untuk penguatan kemampuan psikomotorik peserta.
VIII.
Penyelenggara
:
KOHATI HMI Cabang dan KOHATI Badko
IX.
Alokasi waktu
:
18 jam
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 99
X.
Evaluasi
:
1. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test (screening test) dan penilaian 2. Post test dilakukan setelah materi selesai 3. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap peserta selama kegiatan 4. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan materi pelatihan
XI.
Referensi narasumber
dan :
1. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola dapat menggunakan referensi terbaru yang berkaitan dengan materi-materi 2. Narasumber:
bagi
penyelenggara
kegiatan
narasumber yang diundang adalah narasumber yang memiliki kompetensi dan spesifikasi di bidangnya dan diutamakan dari keluarga besar HMI
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 100
Materi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indicator
Alokasi waktu
I. Pemahaman Pernikahan
10 x 45 menit
Peserta dapat memahami hal- Hukum pernikahan hal yang berkaitan dengan pernikahan Etika pernikahan
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Pemahaman pernikahan
awal 1. 2. 3. 4.
Persiapan pernikahan
1. 2.
II. Manajemen Rumah Tangga
Mengetahui Kedudukan pernikahan Mengetahui Status hukum nikah Mengetahui Prinsip pernikahan Menjelaskan definisi sakinah, mawadah warahmah Menjelaskan Hakikat, visi, misi, tujuan dan fungsi nikah Mengetahui Nikah Sirri dan Nikah Gantung Mengetahui Aqiqah dan Pendidikan Anak Mengetahui kiat-kiat Menemukan jodoh ideal Mengetahui Motivasi dan Visi pernikahan Menganalisas persiapan diri menuju pernikahan Memahami kiat menjadikan pernikahan agar berkah Mengetahui medis pranikah bagi perempuan dan laki-laki Memahami urgensi medis pra nikah bagi pasangan
3 x 45 menit
2 x 45 menit
3 x 45 menit
2 x 45 menit
8 x 45 menit
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 101
Peserta dapat memahami Hak dan kewajiban 1. Menjelaskan hak-hak suami istri 2. Menjelaskan kewajiban-kewajiban Manajemen Rumah Tangga Rumah Tangga suami istri 3. Kiat bernegosiasi antara hak dan kewajiban bersama 1. Memahami kebebasan finansial Finansial keluarga 2. Mampu mengelola finansial keluarga 3. Mampu mengendalikan kebutuhan rumah tangga dengan baik 1. Mengetahui prinsi-prinsip Komunikasi komunikasi 2. Menjelaskan kiat-kiat mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan 3. Memahami kmomunikasi efektif dalam keluarga Problematika rumah 1. Strategi penyelesaian problematika rumah tangga tangga 2. Menjadikan masalah rumah tangga menjadi masalah bersama dan menemukan solusi bersama 3. Memahami kiat menjaga romantisme dan keharmonisan rumah tangga III. Psikologi pernikahan dan Rumah Tangga
Peserta
dapat
memahami Psikologi pasangan
1. Mengetahui psikologi pasangan
2 x 45 menit
2 x 45 menit
2 x 45 menit
2 x 45 menit
6 x 45 menit
2 x 45 menit
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 102
Psikologi Rumah Tangga Kesehatan reproduksi
Seks dan kebahagiaan
2. Memahami perbedaan dan ketidaksempurnaan pasangan 1. Mengetahui kesehatan reproduksi 2 x 45 menit 2. Mengetahui tanda-tanda kehamilan 3. Memahami kiat menjaga kesehatan ibu dan anak selama kehamilan 1. Mengetahui esensi seks dan 2 x 45 menit kebahagiaan 2. Memahami persoalan-persoalan terkait seks dan kebahagiaan
IV. Materi kearifan lokal (materi-materi yang berkaitan dengan keaderahan, misalnya materi-materi tentang adat dan kultur pernikahan di daerah penyelenggara kegiatan, ini bisa menjadi ajang sharing kultur kedaerahan
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 103
KURIKULUM LATIHAN KEWIRAUSAHAAN I.
Deskripsi
:
Pelatihan kewirausahaan (Entreprenuer Training) merupakan salah satu training informal di KOHATI yang merupakan salah satu sarana mengembangkan potensi jiwa wirausaha kader serta mampu mewujudkan kemandirian kader sesuai dengan main isu KOHATI yakni “kemandirian”.
II. III.
Sasaran
:
Kader HMI-wati yang telah enam bulan lulus LK-1
Standar Kompetensi
:
Setelah mengikuti training ini peserta memiliki keterampilan khusus tentang kewirausahaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan.
IV.
Kompetensi dasar
:
1. Peserta memiliki dan menumbuhkan jiwa wirausaha 2.
Peserta memiliki kemampuan managerial usaha
3. Memiliki keterampilan berwirausaha 4. Peserta memiliki kemampuan berfikir logic V.
Materi inti
:
1. Jiwa Wirausaha 2. Managerial Usaha 3. Keterampilan Berwirausaha 4. Berfikir Logic
VI.
Materi penunjang
:
Materi berkaitan dengan kearifan local
VII.
Metode dan proses
:
Proses pelatihan dan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran aktive learning, dengan berpedoman pada teori belajar kontruktivisme, maka metode-metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang mengaktifikan peserta (peran peserta lebih Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 104
dominan). VIII.
Penyelenggara
:
KOHATI HMI Cabang
IX.
Alokasi waktu
:
28 x 45 menit
Evaluasi
:
1. Sebelum training berlangsung dilakukan pre test (screening test) dan penilaian bussines
X.
plan 2. Post test dilakukan setelah materi selesai 3. Test skala sikap dilakukan untuk menilai sikap peserta selama kegiatan 4. Tes akhir adalah test berkaitan dengan keseluruhan materi pelatihan XI.
Referensi dan narasumber
:
3. Referensi: peserta dan narasumber serta pengelola dapat menggunakan referensi terbaru yang berkaitan dengan materi-materi 4. Narasumber: bagi penyelenggara kegiatan narasumber yang diundang adalah narasumber yang memiliki kompetensi dan spesifikasi di bidangnya dan diutamakan dari keluarga besar HMI
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 105
Materi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
I. Jiwa Wirausaha Peserta Memiliki menumbuhkan wirausaha
8 x 45 Menit dan Memiliki etika dan jiwa jiwa kewirausahaan yang meliputi: sikap sopan santun, jujur, disiplin, tekun, semangat kerja, tahu diri, tenggangrasa, ulet
1. Memahami makna etika dan Jiwa 2 x 45 menit kewirausahaan 2. Mampu berperilaku yang didasari oleh etika dan jiwa kewirausahaan 3. Memiliki semangat Berwirausaha 4. Mampu menunjukkan watak/karakteristik sebagai wirausaha
dan kesederhanaan sebagai wirausaha Mampu berkomunikasi sosial secara efektif sebagai seorang wirausaha Mampu membangun
1. Mampu menyampaikan pesan secara efektif 2 x 45 menit melalui komunikasi lisan dalam pergaulan usaha 2. Mampu menyampaikan pesan secara efektif melalui komunikasi tulisan dalam pergaulan usaha 3. Mampu menjadi pendengar yang baik dan kritis dalam komunikasi sosial 1. Mampu mengidentifikasi mitra usaha 2 x 45 menit (pemasok, distributor, perbankan/finance, dan pelanggan) 2. Mampu menjalin relasi dengan mitra usaha Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 106
jaringan usaha
dengan prinsip win-win 3. Mampu menjaga/merawat pelanggan lama 4. Mampu mengembangkan p/elanggan baru
Mampu membangun kerjasama dalam berwirausaha II. Kemampuan Manajerial Usaha Kecil Peserta kemampuan usaha kecil
menambah
1. Mampu bekerja dalam tim (tim work) dalam 2x 45 menit menjalankan Wirausaha 2. Mampu bernegosiasi dalam membangun kerja sama 3. Mampu menyusun nota kerjasama dengan mitra kerja 4 x 45 Menit
Memiliki Menguasai manajerial administrasi usaha kecil Menguasai Pemasaran
1. Memahami pembukuan sederhana usaha 2 x 45 menit 2. Mampu mengelola keuangan secara efektif dan efisien, 3. Mampu mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya 1. Menguasai pengetahuan produk barang/jasa 2 x 45 menit yang dipasarkan 2. Mampu mengemas barang/jasa yang dipasarkan sehingga menarik konsumen 3. Mampu menetapkan harga produk atau jasa berdasarkan analisa biaya produksi dan biaya pemasaran 4. Mampu melakukan kegiatan promosi yang efektif dan efisien untuk menguasai pasar
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 107
III. Keterampilan Berwirausaha
8 x 45 menit
Memiliki keterampilan Mampu membaca 1. Menganalisis peluang usaha 2. Mengidentifikasi sumber daya, produk dan jasa berwirausaha peluang usaha yang dapat dikembangkan Mampu memilih jenis 1. Mampu melakukan studi kelayakan usaha usaha yang akan 2. Dapat membaca pangsa pasar 3. Mampu memilih produk dan jasa yang akan dijalankan ditawarkan Mampu merencanakan 1. Mengetahui komponen-komponen rencana usaha usaha 2. Mampu memetakan lokasi usaha yang strategis 3. Menjelaskan syarat-syarat pendirian usaha 4. Membuat rencana usaha Mampu menjalankan 1. Mampu memetakan sumber daya untuk modal 2. Mengetahui pengelolaan dan mengendalikan usaha modal secara baik dan akurat 3. Dapat melakukan transaksi jual beli 4. Mampu memisahkan uang pribadi dan usaha 1. Mengetahui perilaku konsumen Mampu mempertahankan usaha 2. Menerapkan teknik-teknik pemasaran 3. Analisa teknik kepuasan pelanggan 4. Mampu merancang strategi persaingan usaha Mampu memahami 1. Mampu menganalisis kemajuan usaha strategi pengembangan 2. Mengetahui cara-cara pengembangan usaha
1 x 45 Menit
1 x 45 menit
2 x 45 menit
1 x 45 menit
1 x 45 menit
2 x 45 menit
usaha IV. Kemampuan berfikir logis Peserta memiliki Mampu kemampuan berfikir logic
8 x 45 menit 1. Mampu membaca kondisi lingkungan usaha 1 x 45 menit dan pasar 2. Mampu memprediksi pengaruh kondisi Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 108
menganalisis kondisi
lingkungan usaha perkembangan usaha
dan
pasar
terhadap
lingkungan dan pasar Mampu menganalisis kondisi usaha
Mampu mengambil keputusan dan mengambil resiko
1. Mampu menghitung aliran kas (cash flow) 2 x 45 menit usaha 2. Mampu menghitung rugi laba Perusahaan 3. Mampu menghitung Break Event Point (BEP) 4. Mampu menentukan kondisi usaha apakah dalam keadaan maju (positif) atau mundur (negative) 1. Mampu menginventarisir alternatif keputusan 1 x 45 menit dalam menjalankan dan mengembangkan usaha 2. Mampu mempertimbangkan berbagai resiko untuk setiap alternative keputusan 3. Mampu menentukan alternatif keputusan terbaik dengan resiko terkecil
1. Memiliki kepekaan terhadap setiap peluang 2 x 45 menit usaha yang ada memanfaatkan 2. Mampu melakukan analisis SWOT untuk menganalisa fisibilitas peluang usaha peluang 3. Mampu memanfaatkan peluang menjadi bidang usaha 1. Mampu melakukan inovasi dalam menjalankan 1 x 45 menit Menguasai inovasi usaha sesuai perubahan pasar Usaha 2. Mampu membaca kecenderungan perubahan pasar V. Materi kearifan lokal (materi ini dikondisikan sesuai dengan kebutuhan daerah pelaksana kegiatan) dengan tetap memperhatian efektivitas dan manfaat dari materi yang disajikan Mampu
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 109
KURIKULUM LATIHAN KADER SENSITIVE GENDER (LKSG) (Peserta Seluruh Kader HMI)
Materi : Filsafat Manusia Alokasi Waktu : 2 jam Tujuan : Untuk memahami hakikat manusia serta memahami diri sendiri sehingga kader mampu meningkatkan kualitas pemahaman dan kesadaran akan sisi kemanusiaan dalam diri individu dan sosial. Pokok Pembahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. Filsafat manusia (sebuah pendahuluan) 2. Esensi manusia menurut sejumlah aliran dalam filsafat 3. Kedudukan manusia dalam filsafat Humanistik dan ilmu-ilmu sosial humanistik 4. Pertarungan jiwa dan tubuh: Filsafat Rene Descartes 5. Kehendak buta: Filsafat Arthur Schopenhouer 6. Kehendak untuk berkuasa dan manusia unggul: filsafat Friedrich Nietzsche 7. Perkembangan akal budi manusia dan zaman positif: filsafat Auguste Comte 8. Eksistensi manusia sebagai individu: Edmund Husseri 9. Struktur Kesadaran manusia dalam cahaya fenomenologi Edmund Husseri 10. Eksistensi yang otentik menurut Martin Heidegger 11. Konflik eksistensi manusia menurut Jean Paul Sartre 12. Manusia dalam kungkungan struktur: pemahaman awal soal strukturalisme 13. Rasio manusia dalam narasi postmodernisme 14. Teori kosmologi gender menurut Sachiko Murata (buku The Tao of Islam) Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog. Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Materi : Relavansi Keadilan Gender dalam Perspektif Islam Alokasi Waktu : 2 jam Tujuan : Memberikan Pemahaman dasar soal seks dan gender, dan relevansinya didalam al-Quran dan Hadits. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. 2. 3. 4.
Teori dasar Seks dan Gender Aliran feminisme (pemahaman dasar) Al-Quran dan Hadits yang berkaitan dengan keadilan gender Jenis-jenis ketidakadilan gender (pemahaman secara mendetail, diharapkan dari peserta mampu menganalisa kasus dari beberapa jenis ketidakadilan gender) 5. Perempuan dalam perspektif Islam (wacana umum dari beberapa persoalan agama dan perempuan) Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 110
6. Rekonstruksi metodologi wacana gender dalam Islam. Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, studi kasus Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Materi : Sejarah Gerakan Perempuan Alokasi Waktu : 2 jam Tujuan : Mampu memahami secara Historis tentang pergerakan perempuan baik di Indonesia maupun di dunia Internasional serta hal-hal yang menjadi tujuan perjuangan gerakan perempuan. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. Gender sebagai konsep yang diperjuangkan 2. Gerakan dan organisasi perempuan pra dan pasca kemerdekaan 3. Kohati sebagai bagian dari sejarah gerakan perempuan Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog. Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Materi : Sejarah Perjuangan Ummahatul Mu’minin Sebagai Teladan Alokasi Waktu : 2 jam Tujuan : Mengetahui sejarah perjuangan Ummahatul Mu’minin dan mampu di implementasikan pada nilai-nilai kehidupan. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. Definisi Ummahatul Mu’minin 2. Biografi singkat Ummahatul Mu’minin 3. Kemuliaan dan keutamaan dari masing-masing Ummahatul Mu’minin Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog. Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 111
Materi : KOHATI Sebagai Organisasi Perempuan Alokasi Waktu : 2 jam Tujuan : meningkatkan kualitas pemahaman landasan gera dan arah perjuangan KOHATI sebagai organisasi perempuan. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengantar manajemen organisasi Struktur kekuasaan di lembaga KOHATI Sifat KOHATI dan kaitannya dengan HMI Strategi perencanaan, meliputi: analisis SWOT, Public Relation, Networking. Platform gerakan Tafsir tujuan KOHATI Pedoman Pembinaan KOHATI.
Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, mind mapping, peragaan dan Studi Kasus. Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Materi : Analisis Gender Sebagai Alat Transformasi Sosial Alokasi Waktu : 2 jam Tujuan : meningkatkan kualitas pemahaman dan kemampuan teknis dalam menganalisis kondisi sosial dengan menggunakan metode analisis gender. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. Definisi dan konsep analisis gender 2. Model teknik analisis gender 3. Negara, media dan eksploitasi tubuh terhadap perempuan Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, mind mapping, peragaan dan Studi Kasus. Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 112
Materi Alokasi Waktu Tujuan
: Strategi Advokasi dan Kebijakan Hukum Persoalan Perempuan : 2 jam :
Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemahaman dasar soal advokasi Isu perempuan dan anak dengan framing dan reframing Advokasi dan bantuan hukum Advokasi media Strategi hearing Strategi healing
Metode: Ceramah, Diskusi, Dialog, mind mapping, peragaan dan Studi Kasus. Evaluasi: Test objektif/subjektif dan analisa kasus
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 113
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII Nomor : 01/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang AGENDA ACARA MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati keXXII, setelah: MENIMBANG
:
MENGINGAT
:
MEMPERHATIKAN :
Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMIWati ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Agenda Acara Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-XXII. 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 13 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 25 November 2015 M di Gedung Juang 45, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada MUNAS KOHATI ke-XXII. MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
1. Agenda Acara Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati ke-XXII sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di: Gedung Juang 45 Pekanbaru Pada Tanggal : 13 Shafar 1437 H 25 November 2015 M Waktu : 15.15 WIB PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Tyas Wulansih Koordinator
Damrah SC
Noer Hayati SC
Yeni Patrizia SC
Isyana Kurniasari SC
Lilik Mutafida SC
Rusyanti SC
Naila Fitria SC
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 114
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATIKE-XXII Nomor : 02/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati keXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMIWati ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Tata Tertib Musyawarah Nasional ke-Korps HMI-Wati Ke-XXII Himpunan Mahasiswa Islam.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal .....Muharram 1437 H bertepatan dengan tanggal ..... November 2015 M di Gedung Juang 45, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada MUNAS KOHATI ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Tata Tertib Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di: Gedung Juang 45, Pekanbaru Pada Tanggal : .....Muharram 1437 H ......November 2015 M Waktu : …………. WIB PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Tyas Wulansih Koordinator
Isyana Kurniasari SC
Damrah SC
Noer Hayati SC
Lilik Mutafida Rusyanti SC SC
Naila Fitria SC
Yeni Patrizia SC
Maghfirah Rafiah SC
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 115
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 03/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang TATA TERTIB PEMILAHAN PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan tata tertib pemilihan presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada ……Muharram 1437 H bertepatan dengan tanggal ……November 2015 M di Gedung Juang 45, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
:
1. Tata tertib pemilihan presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Gedung Juang 45, Pekanbaru Pada Tanggal : …Muharram 1437 H …November 2015 M Waktu : …………. WIB PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Tyas Wulansih Koordinator
Isyana Kurniasari SC
Damrah SC
Lilik Mutafida SC
Noer Hayati SC
Rusyanti SC
Naila Fitria SC
Yeni Patrizia SC
Maghfirah Rafiah SC Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 116
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 04/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXI, maka dipandang perlu untuk mengesahkan presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.
MENGINGAT
:
1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno I MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 15 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 27 November 2015 M di Gedung Juang 45, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Mengesahkan Presídium sidang Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII sebagai berikut: - MUSYAROFAH - RIYANTI PULUHULAWA - IMANAH 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Gedung Juang 45, Pekanbaru Pada Tanggal : 15 Shafar 1437 H 27 November 2015 M Waktu : …………. WIB PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII Tyas Wulansih Koordinator Isyana Kurniasari SC
Damrah SC Lilik Mutafida SC
Noer Hayati SC Rusyanti SC
Yeni Patrizia SC
Naila Fitria SC
Maghfirah Rafiah SC
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 117
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 05/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.
MENGINGAT
:
1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 3. Hasil pembahasan Sidang Pleno II MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 15 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 27 November 2015 M di Gelanggang Takraw Pekanbaru. 4. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Gedung Juang 45, Pekanbaru Pada Tanggal : 15 Shafar 1437 H 27 November 2015 M Waktu : WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 118
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 06/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang PERNYATAAN DEMISIONER PENGURUS KOHATI PB HMI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan pernyataan demisioner pengurus KOHATI PB HMI Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.
MENGINGAT
:
1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno II MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal ……Muharram 1437 H bertepatan dengan tanggal ….. November 2015 M di Gelanggang Takraw Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
:
Mengesahkan Pernyataan Demisioner Pengurus KOHATI PB HMI Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 18 Shafar 1437 H 30 November 2015 M Waktu : 00.42 WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 119
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 07/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang PDK, Platform dan Pedoman Pembinaan Kohati MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Pedoman Dasar KOHATI.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Pedoman Dasar Kohati sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : 05.23 WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 120
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 09/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang REKOMENDASI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Rekomendasi Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMIWati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Rekomendasi Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : 05.28 WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 121
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 08/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang PROGRAM KERJA NASIONAL MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Program Kerja Nasional KOHATI Periode 20152017.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Program Kerja Nasional KOHATI PB periode 2015-2017 sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : 05.26 WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 122
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 10/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang KURIKULUM TRAINING FORMAL KOHATI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
MENGINGAT
: 1. 2. 3. 4.
MEMPERHATIKAN :
Bahwa untuk menyeragamkankan materi dan metodologi training Formal Kohati, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Kurikulum Training Formal Kohati sebagai acuan dalam proses perkaderan Kohati. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK Pedoman Perkaderan HMI
1. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
1. Kurikulum Training Formal Kohati sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : 05.31WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 123
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 11/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang KURIKULUM TRAINING NON FORMAL KOHATI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menyeragamkankan materi dan metodologi training Non Formal Kohati, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Kurikulum Training Non Formal Kohati sebagai acuan dalam proses perkaderan Kohati.
MENGINGAT
: 5. 6. 7. 8.
Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK Pedoman Perkaderan HMI
MEMPERHATIKAN : 3. Hasil pembahasan Sidang Pleno III MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila Utama Pekanbaru. 4. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 3. Kurikulum Training Non Formal Kohati sebagaimana terlampir. 4. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : 05.34 WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 124
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 12/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang KRITERIA FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Kriteria Formateur/Ketua Umum KOHATI PB periode 2015-2017.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Kriteria Formateur/Ketua Umum KOHATI PB Periode 2015-2016 sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Gelanggang Takraw Pekanbaru Pada Tanggal : ……Muharram 1437 H ……November 2015 M Waktu : ……WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 125
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 13/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang TATA TERTIB PEMILIHAN FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pemilihan Formateur pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXI, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Tata Tertib Pemilihan Formateur/KOHATI PB periode 20152017.
MENGINGAT
: 1. Pasal 3, 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 20 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 20 Desember 2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Tata Tertib Pemilihan Formateur/Ketua Umum KOHATI PB Periode 2015-2017 sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di: Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : …………. WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium II Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 126
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 11/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang KRITERIA MIDE FORMATEUR MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme organisasi, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Kriteria Mide Formateur pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII.
MENGINGAT
:
1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN :
1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
: 1. Kriteria Mide Formateur Periode 2015-2017 sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : …………. WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 127
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 15/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang TATA TERTIB PEMILIHAN MIDE FORMATEUR MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
Bahwa untuk menjaga kelancaran pemilihan Mide Formateur pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII, maka dipandang perlu untuk mengesahkan Tata Tertib Permilihan Mide Formateur Periode 20152017.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pembahasan Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal tanggal 19 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 01 Desember 2015 M di Museum Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Tata Tertib Pemilihan Mide Fomateur periode 2015-2017 sebagaimana terlampir. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 19 Shafar 1437 H 01 Desember 2015 M Waktu : WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 128
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 16/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang PENETAPAN NAMA-NAMA KANDIDAT KETUA UMUM KOHATI PB HMI PERIODE 2015-2017 MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
: 1. Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan roda organisasi selanjutnya, maka dipandang perlu untuk membentuk dan menyusun kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017. 2. Bahwa untuk membentuk menjaga kelancaran Munas dan Roda Organisasi selanjutnya, maka dipandang perlu untuk menetapkan NamaNama Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2015-2017.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN :
1. Hasil seleksi calon Kandidat yang dilaksanakan oleh Timsel dan SC melalui tahap verifikasi pada tanggal 06 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 17 November 2015 di Jakarta. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
1. Nama-Nama Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI periode 20152017, sebagai berikut: Vidya Vici Fitri Andi Nurqolbi Farihatin Maria Fifi Yanti Damrah
Naila Fitria Siti Amanah Amahoru Isyana Kurniasari Konoras Noerhayati MT Yenni Patrizia
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 129
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 20 Shafar 1437 H 02 Desember 2015 M Waktu : …………. WIB
PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 130
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 17/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang FORMATEUR/KETUA UMUM KOHATI PB HMI PERIODE 2015-2017 MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
: 1. Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan roda organisasi selanjutnya, maka dipandang perlu untuk membentuk dan menyusun kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017. 2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun Kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017, maka dipandang perlu untuk memilih Formateur/Ketua Umum KOHATI PB HMI periode 2015-2017.
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Formateur/Ketua Umum KOHATI PB HMI pada Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII pada tanggal pada tanggal 20 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 02 Desember 2015 M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru. 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN MENETAPKAN
: 1. Saudari FARIHATIN sebagai Formateur/Ketua Umum KOHATI PB HMI periode 2015-2017. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 20 Muharram 1437 H 02 Desember 2015 M Waktu : …. WIB PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III
Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 131
KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII Nomor : 18/MUNAS XXII/1/1437 H Tentang MIDE FORMATEUR MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI KE-XXII
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati KeXXII, setelah: MENIMBANG
:
MENGINGAT
: 1. Pasal 4, 5, 8, 9, dan 15 AD HMI 2. Pasal 6, 7, 10, 45, 46, dan 47 ART HMI 3. Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, dan 17 PDK
MEMPERHATIKAN :
1. Bahwa untuk menjaga kelancaran pelaksanaan roda organisasi selanjutnya, maka dipandang perlu untuk membentuk dan menyusun kepengurusan Pengurus KOHATI PB HMI Periode 2015-2017. 2. Bahwa untuk membantu tugas-tugas formateur maka dipandang perlu untuk memilih Mide Formateur
1. Hasil Pemilihan Mide Formateur pada Sidang Pleno IV MUNAS KOHATI ke-XXII 20 Shafar 1437 H bertepatan dengan tanggal 02 Desember 2015 M di Museum, Nila Utama, Pekanbaru 2. Saran dan pendapat yang berkembang pada Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati Ke-XXII. MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
1. Saudari NAILA FITRIA dan SITI AMANAH AMAHORU masingmasing sebagai Mide Formateur 1 dan Mide Formateur 2. 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
Billahitaufiq Wal Hidayah. Ditetapkan di : Museum Nila Utama, Pekanbaru Pada Tanggal : 20 Shafar 1437 H 02 Desember 2015 M Waktu : WIB PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KORPS HMI-WATI XXII
Musyarofah Presdium I
Riyanti Presidium II
Imanah Presidium III Pedoman Dasar KOHATI 2016-2018 | 132