Patriak Atau Paus Dan Kepatriakan NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC
Gereja Nasrani Indonesia (GNI) Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
Pasal 1 - Pendahuluan SEMUA daftar Denominasi Gereja-gereja Rasuliah (Episcopal-Apostolik-Keuskupan) menggambarkan bahwa sejak zaman awal sekali TIDAK ADA ORGANISASI MONOLITIK GEREJAWI yang masing-masing Jemaat dibawah kepemimpinan Rasul membentuk satu wilayah jurisdiksional kewilayahan uskup mandiri. Dari Dua Belas Rasul tersebut membentuk wilayah-wilayah keuskupan yang diperintah Para Uskup Otonom dan akhirnya mereka membentuk satu persekutuan dari arus suksesi rasuli yang sama membentuk satu komunitas tersendiri. Pada akhirnya abad ke-4 terbentuk 5 Keuskupan Agung yang disebut Pentarki (5 Kepatriakan yang dengan garis klaimnya sendiri berdasarkan dari satu garis rasuli), tetapi pembentukan 5 Pentarki ini tidak tepat karena masih ada keuskupan lainnya yang tidak masuk dalam daftar sehingga Pentarki itu hanya sekelompok saja yang dipandang sah di depan mata Kaisar Romawi, tetapi wilayah keuskupan yang tak terjangkau kekuasaan Romawi diabaikan begitu saja seperti Armenia, India, dan Irak-Iran (Kerajaan Persia) dan Keltik di Inggris.
Jadi organisasi MONOLITIK (HOMOGEN) itu tidak ada realitasnya sama sekali dalam sejarah kecuali usaha penaklukan organisasi besar terhadap kelompok minoritas. Perihal ini disebut “politik gerejawi” yang memainkan kekuasaan atas nama KOMUNITAS mereka. Mengacu kepada Yudaisme itu sendiri, juga tidak ada agama Monolitik, tetapi Heterogen yang terdiri dari berbagai sekte-faksi, mazhab, dan denominasi (Farisi, Essene, Herodian, Sicarii, Zealot, Sadduki, Theraputes, Kabbala, dll) mereka semua berbeda paham dan doktrin TETAPI mereka satu dalam Bait Suci dan Sanhedrin.
Sbaliknya dalam dunia Kekristenan juga memiliki banyak Denominasi (Katolik, Ortodoks, Protestantisme,dll), mereka juga sebenarnya bersatu dalam Bait Suci dalam diri Yeshua Mshikha sebagai Bait Suci itu sendiri (Yohanes 2:21-23; Wahyu 21:22), tetapi mereka tidak bersatu dalam Sinode (Synodrion – Sanhedrin) yang disebut KEUSKUPAN KOLEGIALITAS (the Holy Synod’s Bishops). Dahulu pernah satu kali terjadi Keuskupan Kolegialitas dalam Konsili Yerusalem (Kisah Rasul 15) dipimpin oleh Shliakh Mar Shimon Keipha dan Ketua Jemaat di Yerusalem, Ya’akov ha-Tzadik memimpin Muktamar Agung yang dihadiri sepenuhnya dari semua Para Uskup. Sidang Raya ini merupakan Reperesentatif Sanhedrin Israel Perjanjian Baru, yang Av-Nasinya adalah Yeshua Mshikha (Efesus 1:22-23). Yeshua adalah Av-Nasi dari semua organis tubuh Mshikha (Keuskupan-keuskupan). Setelah Konsili Yerusalem, tidak ada yang disebut “Konsili Ekumenis” yang bersifat katolik dan ortodoks rasuliah, sebab memang tidak pernah dihadiri sepenuhnya oleh semua perwakilan. Kata “Ekumenis” hanyalah klaim saja, bukan fakta dan sejarah yang otentik. Oleh karena itu, tidak bisa hasil rumusan-rumusan Konsili 325 sampai 787 menjadi acuan umum bagi semua orang percaya, kecuali hanya segelintir Kekeristenan yang mengklaimnya demikian dan selalu berusaha keras memaksakan kehendaknya dengan berbagai cara dan intrik politik gerejawi sejak abad ke-4 hingga zaman modern Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
ini. Tapi tidak setiap orang bisa lagi dipengaruhi mereka pada abad modern ini, karena adanya media dan kebebasan beragama dan hak azasi manusia yang dijunjung tinggi di dunia IPTEK masa kini. Klaim semacam itu hanya nostalgia bagi mereka yang pernah berkuasa.
Pada masa kini manusia sudah kritis tidak bisa lagi dipaksa untuk mengikuti satu klaim keagamaan, yakni blok Timur atau Barat. Blok Kalsedonia atau blok Oriental (nonKalsedon) seperti banyak yang diusahakan Kepatriakan-kepatriakan Timur saat ini dan Gereja Roma Katolik. Usaha Non-Blok inilah yang sudah digerakkan mulai Konsili Vatikan tahun 1870 seiring penolakan Uskup-uskup terhadap Inffalibilatas Paus yang absurd itu. Sejak itu lahir Gerakan Katolik Ortodoks yang menyatukan Gereja Timur dan Barat dalam satu Gereja Mshikha Rasuliah yang Independen. Gereja – gereja Katolik Ortodoks yang tumbuh di seluruh dunia memang saat ini masih kecil – kecil, tetapi suatu hari nanti mereka akan menggilas Kepatriakan-kepatriakan kuno yang arogan itu dan akan berbalik menjadi kosong oleh karena sudah terlalu lama mereka bercokol dalam kesesatan gerejawi. Gereja – gereja Katolik Ortodoks Independen ini memiliki mata rantai tahbisan sah yang berasal dari Kepatriakan – kepatriakan Kuno itu sendiri, di mana Para Uskup mereka melepaskan diri dari cengkeraman kekuasaan politik gerejawi dan mengembalikan kembali posisi Iman Gereja yang katolik dan ortodoks seperti semula yang sudah dimulai oleh Uskup Ya’akov Baradeus dari Gereja Ortodoks Syria-Antiokia.
Perkembangan Gereja – gereja Katolik Ortodoks ini juga mulai dari Kepatriakan Syria Ortodoks yang membuka pintu gerbang kembalinya kepada posisi semula Iman Rasuli. Begitu pula Gereja Roma Katolik itu sendiri oleh akibat kesalahan fatal mereka sendiri sehingga Uskup-uskup mereka hengkang dari dalam Gereja Roma yang sarat muatan politik gerejawi ketimbang ajaran lurus dan benar.
Melalui Gereja-gereja Katolik Ortodoks kini mereka tidak pro-Barat ataupun pro-Timur, tetapi pro Iman Rasuli Sejati. Masing-masing Keuskupan menjalankan misi dan mandat “Pergilah, ajarlah dan jadikanlah Bangsa-bangsa murid-Ku dan baptislah…” itu misi Gereja bukan berbicara siapa yang mau menjadi Pemimpin. Sekalipun indikasi ini sudah mulai terlihat pada zaman Yeshua, di mana Para Rasul bertengkar dengan mengklaim masing-masing yang terbesar dan Yeshua berkata “Siapa yang mau menjadi tersbesar harus menjadi hamba…” (Matius 20:26). Sikap keuskupan-keuskupan yang mencoba mengkotak-kotakkan dengan menundukkan keuskupan kecil lainnya merupakan makar atau kudeta terhadap kepemimpinan Yeshua. Ini disebut juga sebagai perbudakan yang dilakukan oleh para Patriak atau Paus terhadap kelompok-kelompok yang ditundukkannya dalam denominasinya. Hal ini jelas tidak Alkitabiah. Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
Pasal 2 - Sejarah Neo-Ortodoksi Salah uskup yang cukup vokal dan berani menyuarakan Iman Rasuliah Katolik Ortodoks Uskup Brian J. Keneddy, O.S.B. mengulas: Pendirian berbagai Kepatriakan Dunia Timur Kuno adalah Kerusakan Iman dan Praktek Gerejawi Awal. Patriak – patriak yang terbentuk baru ini sekarang mendefenisikan ‘Gereja Ortodoks’, yakni dimaksudkan kelompok lain harus tunduk kepada Pengangkatan Otoritas Diri Sendiri mereka dan orang yang posisinya berkuasa. Pendirian “Gereja resmi” ini bertentangan terhadap Iman Ortodoksi. Seperti diperlihatkan dibawah ini, Orang – orang ini adalah Para Bidat dan dalam Kerasukan Nafsu Berkuasa menetapkan sesuatu yang mereka ini disebut Neo-Ortodoksi. Pasal 3 – Asal usul Neo-Ortodoksi
Istilah Neo-Ortodoksi digunakan untuk mendefenisikan Gereja yang direkayasa oleh manusia dan dibawah pengaruh dan ilusi Setan dan antek antek setani-nya. Bersembunyi dibawah jubah gelar “Patriak” Atau sebagaimana mereka lebih suka dipanggil “Yang Dipertuan Agung” (His All Holiness) Mereka terus saja memuntahkan ajaran sesat dan ilusi – ilusi yang ditetaskan dalam neraka oleh daya kekuatan demonik.
Setiap “jurisdiksi” adalah buatan manusia. Mshikha dan Para Rasul tidak menetapkan suatu jurisdiksi. Jabatan Patriak TIDAK diciptakan oleh Para Malaikat atau Mandat Ilahi tapi oleh manusia – manusia, dan disetujui, diberi gelar dan diberi kuasa oleh Pemerintah Duniawi. Mereka yang menguasai Keuskupan Rasuliah kuno ini mendefenisikan ulang Gereja dalam peristilahan – peristilahan Politik. Mereka tidak menetapkan, mempertahankan dan membela kebenaran-kebenaran Ortodoksi Kudus tapi lebih suka menetapkan, mempertahankan dan membela kekuasaan politik mereka. (Contoh, termodern, Lihat kasus Patriak Gereja Syria Antiokia mengekskomunikasi Metropilitan Gereja Syria Ortodoks India yang di Jerman http://en.wikipedia.org/wiki/Orthodox_Church_in_Germany). Kepatriakan Ortodoks Timur (Yunani) umumnya diketahui didirikan pada tahun 451. Pada waktu itulah Jabatan Patriak Yunani ditetapkan, Gereja Timur punya sejarah panjang tentang bida’a dan perpecahan dari Iman kuno. Roh Kudus tidak mengilhami para bidat atau yang disebut para pemimpin gereja yang mengajarkan bida’a – bida’a ini. Di mana kesalahan dan bida’a bertaut erat, si jahat selalu ditemukan di situ bercokol.
Jabatan Patriak sejak awal dari Gereja Neo-Ortodoksi (gereja yang didirikan oleh manusia) dan perihal jenjang pertama adalah penetapan jabatan lebih tinggi dari pada Uskup. Gereja didirikan oleh Mshikha di atas Para Rasul tidak punya jabatan lebih tinggi dari pada Uskup. Sebelum penetapan jabatan Patriak, Uskup Konstantinople disebut sebagai seorang Uskup Utama (Arch Bishop). Istilah Uskup Utama (Arch Bishop) pada dasarnya tak punya arti gelar yang mengindikasikan ia punya otoritas terhadap Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
populasi orang Yunani di Turki. Ia didasarkan di luar kota Konstantinople yang masa kini disebut Istanbul, Turki.
Dalam upaya mereka untuk membangun keunggulan politik mereka dan mencari pembenaran untuk membesarkan diri mereka, mereka tidak terhindar biaya untuk memastikan gelar mereka, mengklaim otoritas dan posisi di Pengadilan Kekaisaran dan manusia mereka membuat gereja. Sebelum pembentukan jabatan Patriak Gereja Timur mereka ini memiliki pengalaman jangka panjang dengan kesesatan dan perpecahan dari iman kuno. Paling penting dari ini adalah: Antiokia, Paul dari Samosata 260-269 pengajar ajaran sesat Modalis Antiokia, Eulalius tahun 322 Arianus Antiokia, Euphronius c.327-c.329 Arianus Konstantinople, Eusebius 341-42 Arianus Konstantinople, Makedonius 342-60 Semi-Arianus Antiokia, Leontius 344-58 Arianus Alexandria, George 357-61 Arianus Antioch, Eudoxius 358-60 Arianus Constantinople, Eudoxius 360 Arianus Antioch, Euzoius 361-78 Arianus Konstantinople, Nestorius 428-31 Nestorian!
Pada titik jabatan Patriak Ortodoks Yunani didirikan pada tahun 451 dan lima Patriak dari Ortodoks Timur adalah sungguh-sungguh didirikan. Marilah kita ulas orang-orang ini mengepalai Gereja Timur dan Ajaran-ajaran bida’ah mereka: Alexandria, Dioscorus 448-51 Monofisit Alexandria, Timothy Aelurus 457-60, 475-77 Monofisit Antioch, Peter the Fuller 470,475-7, 482-88 Monofisit Konstantinople, Acacius 471-89 Monofisit Antioch, John Codonatus 477,488 Monofisit Alexandria, Peter Mongo 477-90 Monofisit Antiokia, Palladius 488-98 Monofisit Konstantinople, Phravitas 489-90 Monofisit Konstantinople, Euphemius 490-96 Monofisit Alexandria, Athanasius II 490-96 Monofisit Alexandria, John II 496-505 Monofisit Alexandria, John III 505-518 Monofisit Konstantinople, Timothy I 511-17 Monofisit Antiokia, Severus 512-18 Monofisit Alexandria, Timothy III 518-35 Monofisit Konstantinople, Anthimus 535-36 Monofisit Alexandria, Theodosius 535-38 Monofisit
Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
Antiokia, Sergius c.542-c.557 Monofisit Antiokia, Paul "the Black" c.557-578 Monofisit Alexandria, Damianus 570-c.605 Monofisit Antiokia, Peter Callinicum 578-91 Monofisit Konstantinople, Sergius 610-38 Monothelit Antiokia, Anthanasius c.621-629 Monothelit Alexandria, Cyrus c.630-642 Monothelit Konstantinople, Pyrrhus 638-41 Monothelit Antiokia, Macedonius 640-c.655 Monothelit Konstantinople, Paul II 641-52 Monothelit Konstantinople, Peter 652-64 Monothelit Antiokia, Macarius c.655-681 Monothelit Konstantinople, John VI 711-15 Monothelit Monothelitisme (dari bahasa Yunani μονοθελητισμός "doktrin satu kehendak") khususnya mengajarkan tentang bagaimana hubungan Keilahian dan Kemanusiaan dalam Pribadi Yeshua, dikenal sebagai doktrin Kristologi, resminya muncul di Armenia dan Syria tahun 629. monothelitisme adalah sudut pandang bahwa Yeshua memiliki dua kodrat tapi hanya satu kehendak. Ini bertentangan terhadap Kristologi bahwa Yeshua Mshikha memiliki dua kehendak (manusiawi dan ilahi) selaras terhadap dua kodratNya (dyothelitisme). Monothelitisme adalah pengembangan posisi miaphysite atau monophysite dalam posisi perdebatan Kristologi. Diformulasi pada tahun 638 dan dinyatakan sesat pada Konsili ketiga Konstantinople tahun 681. Di sinilah peran pengaruh filsafat Hellenisme dalam Gereja merasukinya melalui pemikiran logika ontologism di mana manusia mencoba membedah keilahian lebih dalam lagi kepada ‘hakikat’ Mshikha itu berdasarkan premis – premis filsafat. Dalam konteks Yudaisme hal ini tidak pernah masu bergerak masuk lebih dalam kecuali melalui “simbolik-simbolik” saja. Jika kita mengupas apakah Monothelisme (satu kehendak) itu adalah benar? Bisa saja benar dan salah, tergantung dari mana sudut pandang kita melihat. Jika kita melihat Siapa yang menjelma menjadi Manusia tentu saja sang Anak Alaha menjadi Manusia memiliki “satu kehendak” (dari atas turun ke bawah); tetapi jika kita bicara dari sudut Manusia yang bernama Yeshua Mshikha maka tentu ada dua kehendak, yaitu kehendak Manusiawi dan Ilahi yang relasi keduanya pastilah selaras dan mustahil kontradiksi. Seperti Yeshua katakan “"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mattai 26:39; Yokhanan 6:38). Dari ayat ini jelas ada “Dua Kehendak” yang berbeda; kehendak Ilahi dan Kemanusiaan. Apakah Kehendak Ilahi dan Kehendak Manusia Yeshua lebur menjadi satu? Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
Jika yang dibicarakan tentang “Kehendak” tentu saja saat Kehendak Alaha bersinergi dengan Kehendak Manusia Yeshua maka Dua Kehendak itu “manunggal bersama” menjadi satu kehendak yaitu melakukan misis yang sudah dirancang sebelum dunia ada. Bukankah ini bisa disebut Monothelite? Jika berbicara Kehendak manusia melaukan Kehendak Ilahi bukankah ini Dyothelitisme? Mengapa sesuatu yang sederhana menjadi rumit? Penyebabnya, cara pikir filsafat spekulatif Hellenisme (Yunani) yang menjadikan segalanya menjadi rumit dan kacau!
Apakah Monofisit atau Dyofisit itu benar? Ya dan tidak. Monofisit meyakini Keilahian dan Kemanusiaan lebur menjadi satu, sebaliknya Dyofisit berpikir Kemanusiaan dan Keilahian terpisah. Pada abad ke-6 M, Mar Babai menuliskan Kitab Teshbokhta atau (Kidung Pujian) menjelaskan teologi Gereja Timur (the East), ia menulis: Dia adalah Mshikha Bar Alaha, Disembah oleh semua orang dalam dua kodrat (kodrat Kemanusiaan dan Keilahian); Dalam Keilahian-Nya diperanakkan dari sang Bapa, Tanpa awal sebelum semua waktu; Dalam Kemanusiaan-Nya dilahirkan dari Miriam, Dalam kegenapan waktu, dalam satu tubuh dimanunggalkan; Tidak juga Keilahian-Nya adalah berasal dari kodrat ibu, Maupun Kemanusiaan-Nya berasal dari kodrat sang Bapa; Kodrat – kodrat dipertahankan dalam Qnumas (substansi) mereka masingmasing, Dalam satu Qnume dari satu Keputraan. Dan seperti Keilahian (Alahotha) adalah tiga qnumas dalam satu Kyana. Demikian pula Keputraan dari sang Anak adalah dalam dua Qnumas, satu Pribadi. Begitulah Gereja Kudus ajarkan.
Mengapa Bapa-bapa gereja akar Hellenisme – Yunani rumit berpikir? Manusia paling bodoh sekalipun tahu membedakan “Kemanusiaan” itu adalah mahluk ciptaan dan Keilahian itu Tak Tercipta, ada dua kodrat yang berbeda dan tak sama. Mungkinkah air dan minyak bersatu?
Apapun ceritanya, tidak mungkin Keilahian menyedot Kemanusiaan sehingga kemanusiaan lenyap dan tidak mungkin juga Kemanusiaan menyedot Keilahian sehingga lebur jadi satu kodrat. Mar Babai katakan: “Kodrat – kodrat dipertahankan dalam Qnumas (substansi) mereka masing-masing,” Ini berarti Qnume (kh’numeh) Manusia dan Qnume Keilahian Yeshua tidak lebur dan tak terpisah masing-masing berdiri pada kodrat masing-masing, hanya Keilahian mengenakan Qnume Kemanusiaan Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
pada Diri-Nya sehingga Ia disebut PRIBADI. Mengapa Yeshua disebut Pribadi? Sebelum atau setelah Inkarnasi? Yeshua dalam Keilahian tidak bisa disebut PRIBADI (Parsopa) sebab Dia bukan Pribadi, Dia Alaha yang menciptakan segala sesuatu. Apakah Dia sebelum inkarnasi? Tidak tahu. Jangan gunakan ilmu filsafat ontology yang spekulatif mencoba menurunkan derajat Ilahi menjadi manusia seperti mitologi Yunani, “manusia jadi dewa – dewi” atau “dewa – dewi menjadi sama dengan manusia.” Alaha itu bukan Pribadi. Hanya saat berkomunikasi dengan umat manusia Dia seperti pribadi manusia karena Dia berkomunikasi dengan umat manusia yang adalah pribadi – pribadi (konsep Anthromorfisme), tetapi bagaimana jika berbicara dengan Para Malaikat non-manusia itu? Apakah malaikat itu pribadi? Tidak. Mereka adalah sosok malaikat sehingga Alaha dalam dunia para malaikat juga menyesuaikan diri dengan alam malaikat. Demikianlah ketika sang YHWH (YAH) itu menjelma menjadi Manusia (Imanu-El) Dia mengenakan pada dirinya daging kemanusiaan dari Miriam terberkati sehingga Ia diberi nama YESHUA (Yehoshuah atau Yahushuah) sebagai ha-Mashiakh atau Imam Melkisedek. Dalam proses materialisasi ini Dia menjadi manusia maka Dia adalah PRIBADI. Dalam satu Pribadi Kemanusiaan ini merupakan ha-maqom Ilahi di mana Shekinah/skhinta Ilahi hadir. Sehingga Kemanusiaan dan Keilahian manunggal tetapi tidak lebur seperti gula dan air Qnume masing-masing dijaga tidak salin bertabrakan dan tak saling sedot menyedot dan juga tak saling menaklukkan. Terpisah tapi tidak lebur. Menyatu tapi tidak terpisah. Jadi konsep Monofisit jelas salah tetapi konsep dyofisit juga salah. Monofisit meleburkan menjadi satu, sebaliknya Dyofisit memisahkan keduanya terpisah. Kedua Qnume tidak lebur tapi juga tak terpisahkan. Adakah mahluk seperti ini di bumi? Hanya ada satu saja yakni Maran Yeshua d’Meshikha bar Alaha (Yahushuah ha-Mashiakh ben Alhym).
Suatu konsep sederhana, tetapi menjadi rumit di tangan Bapa-bapa gereja yang sampai menyebabkan banyak korban manusia diujung pedang! Agama pada akhirnya di tangan orang yang salah menjadi mesin pembunuh manusia.Ini tragis sekali dalam sejarah gereja Kristen sampai sekarang, di mana agama menjadi sarana mengancam, membunuh, memisahkan dan ajang permainan politik kekuasaan para pemimpin Gereja. Itulah sebabnya kita selalu mengingatkan Patriak atau Paus tidak selalu mencerminkan Pikiran Mshikha atau Gambar Mshikha di bumi. Jika ada Patriak atau Paus berani berkata “Patriak atau Paus adalah Wakil Mshikha di bumi, maka kita akan berkata tunjukkan kepadaku siapa Patriak atau Paus yang sudah menghidupkan orang mati, memagang ular tapi tidak mati, berdoa lalu sembuh sebagaimana Wakil-wakil Maran Yeshua, seperti halnya Shimon Keipha”? Tunjukkanlah jika mereka itu Wakil Mshikha di bumi! Mereka adalah Raja-raja dalam Gereja saja dengan berbagai kemewahan duniawi. Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
Semangat setan di balik pendirian jabatan Patriak ditunjukkan oleh fakta-fakta sejarah yang dapat diringkas secara singkat sebagai berikut: Semuadari Tiga Keuskupan Timur dibawah Patriak-patriak bidat secara berkesinambungan selama lima periode yang berbeda: 357-60 (Arianisme), 475-77, 482-96, 512-17 dan (semua Monofisit), dan 64042 (monoteletisme): total 26 tahun, atau 9% dari waktu dari tahun 357 hingga 642.
setidaknya dua dari tiga keuskupan menderita di bawah kepemimpinan “gembala” bidat (heterodoks) secara berkelanjutan selama 112 tahun, atau 33% dari periode tahun 341681 (atau, dua-pertiga sesat untuk sepertiga dari waktu itu), demikian juga Timur, diwakili oleh tiga uskup besar, setidaknya sepertiga sesat selama hampir tiga perempat dari waktu selama rentang 340 tahun. Jika kita memeriksa setiap kota secara terpisah, kita menemukan, misalnya, bahwa antara tahun 475 dan 675, para patriak Konstantinopel (Gereja Ortodoks Byzantium), Alexandria (Gereja Ortodoks Koptik), dan Antiokhia (Gereja Ortodoks Syria) berada di luar iman ortodoks Katolik untuk 41%, 55%, dan 58% dari waktu masing-masing.
Selain itu, kondisi menyedihkan ini sering kali mereka bercokol lama, istilah tak terputus: Antiokhia dan Alexandria adalah Monofisit selama 49 dan 63 tahun berturutturut (dari tahun 542-91 dan 475-538), sedangkan Konstantinopel, kursi tahta Kekaisaran Bizantium dan " Roma Baru , "telah terlibat dalam bida’ah sesat monoteletisme selama 54 tahun berturut-turut (tahun 610-64). Setidaknya ada (daftar ini tidak lengkap) 41 Patriark sesat dari keuskupan ini ada antara tahun 260 dan 711. Selanjutnya, pada dasarnya seluruh Gereja Timur dengan serius merindukan tanda doktrinal setidaknya dua kali: "Sinode Perampok" di Efesus pada tahun 449, dan penandatanganan Monofisit Kaisar Henotikon tahun 482. Catatan bid'ah di Timur, kemudian, mereka ini hanya menggiring orang kepada peristilah penundukan atau persekutuan dengan seorang Patriak dari pada membawa orang kepada Ortodoks sesungguhnya. Eutyches [Monofisit] didukung oleh Pengadilan Kekisaran, dan oleh Dioscorus Patriak Alexandria. . . Konsili umum dipanggil pada musim panas berikutnya di Efesus [tahun 449]. . . Acara ini dihadiri oleh enam puluh metropolitan, sepuluh dari masing-masing divisi besar di Timur; jumlah seluruh uskup berkumpul sebanyak 135 orang.
Sidang berjalan dengan dipenuhi sikap karakter kekerasan sehingga konsili dalam sejarah dijuluki Latrocinium atau "Geng Perampok." Eutyches dibebaskan, dan ajarannya diterima. . . yang tampaknya merupkan tindakan spontan dari perkumpulan Bapa-bapa ini. Persidangan berakhir dengan Dioscorus mengekskomunikasi Paus, dan Kaisar mengeluarkan dekrit persetujuan keputusan Konsili. . . Konsili telah bulat sepakat, dalam pemulihan Eutyches; keputusan yang lebih lengkap hampir tidak dapat dibayangkan. Memang benar jumlah seluruh tanda tangan sekarang Page 9- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
masih ada, seratus delapan, mungkin tampak kecil dari seribu, jumlah dari Keuskupankeuskupan di Timur; namun menghadiri Konsili selalu melahirkan karakter representatif.
Seluruh jumlah orang Timur dan Barat yang hadir sekitar seribu delapan ratus, namun Konsili Ekumenis kedua dihadiri oleh hanya seratus lima puluh orang, yang hanyalah kedua belas bagian dari seluruh jumlah; Konsili Ketiga sekitar dua ratus, atau sembilan ratus; Konsili Nikea itu sendiri berjumlah hanya 318 Uskup. Selain itu, ketika kita melihat melalui nama-nama tercantum pada keputusan Sinode, kita menemukan bahwa ada salah pengertian, atau kesalahpahaman, atau kelemahan, yang pelanggaran besar ini harus dikaitkan, tidak ada fenomena lokal, tetapi merupakan dosa dari Para Uskup dalam setiap Kepatriakan dan setiap sekolah teologi di Timur. Tiga dari empat Patriak merupakan gembong bidat sesat, yang keempat berada pada persidangannya. Domnus dari Antiokhia dan Juvenal dari Yerusalem membebaskannya, dengan alasan mengakui iman Nikea dan Efesus. . . Dioscorus. . . pada kesempatan ini didukung oleh Gereja – gereja mereka yang telah berdiri begitu megah dengan Patriak mereka Athanasius dalam konflik besar Arianus. Tiga Patriak ini didukung oleh Deputi dari Efesus dan Kaesarea dan Kappadokia; dan kedua hal ini serta Domnus dan Juvenal, didukung pada gilirannya oleh Para Metropolitan bawahan mereka. Bahkan Keuskupan – keuskupan dibawah pengaruh Konstantinopel, yang merupakan divisi keenam lainnya dari Timur, ikut ambil bagian dengan Eutyches. . .
Begitulah keadaan Kekristenan Timur pada tahun 449 HANYA DUA TAHUN SEBELUM KEPATRIAKAN YUNANI DIDIRIKAN; bid'ah, terkait erat kepada Para Bapa, kepada Pengakuan Iman, dan, di atas semua, Kitab Suci, oleh Konsili umum, diakui menjadi Ekumenis, diterima sebagai benar dalam pribadi dari para pengajarnya. Tentu saja ajaran sesat Monofisit disajikan sebagai kebenaran rasuliah di semua provinsi dari Makedonia sampai ke Mesir. Para Patriak yang saat ini adalah sesat dan asing dari iman kuno dalam pengajaran mereka tentang ajaran sesat dari Ekumenisme. Kesimpulan: Lima Patriak yang ditetapkan oleh manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kekuasaan mereka, gengsi dan kekayaan menciptakan gereja "Neo-Ortodoks". Gereja diciptakan oleh manusia. Gereja Timur memiliki sejarah panjang dan tidak diragukan lagi bid'ah sebelum pembentukan jabatan Patriak.
Gereja Timur memiliki sejarah panjang bid'ah setelah jabatan Patriak ditetapkan. Gereja Ortodoks Timur tetap bid'ah saat ini dalam pengajaran mereka tentang Ekumenisme dan ajaran sesat lainnya terlalu banyak untuk disebutkan dalam artikel singkat ini. Kepemimpinan Ortodoks Timur tetap pemimpin gereja dibuat oleh manusia Page 10- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
PENGAJARAN SEBAGAI “DOGMA” YANG HANYA PERINTAH-PERINTAH MANUSIA. (Mattai 15:7-9) Pasal 4 – Surat dari Mar Athanasius “Pada abad keempat Zaman Kemurtadan itu sungguh ditetapkan sekelompok bidatbidat, skismatik dan orang-orang murtad lainnya berkumpul bersama untuk membentuk Gereja "resmi". Rencana najis mereka adalah untuk mengkonsolidasikan semua kekuasaan ke tangan mereka dengan mengklaim hanya mereka yang tunduk kepada mereka itu adalah bagian dari gereja. Orang-orang ini menyebut diri mereka "Patriak-patriak" dan sampai hari ini mereka beroperasi di luar gereja yang didirikan oleh Mshikha di atas Para Rasul. Motivasi mereka adalah untuk memerangi kebenaran Ortodoksi Alkitabiah dan mendirikan sebagai DOGMA yang hanya merupakan ajaranajaran manusia.”
Awal gereja Neo Ortodoks di abad ke-4, gereja Alkitabiah secara fisik digulingkan dari Gereja - gereja dan Biara-biara mereka. Para Rohaniawan yang tetap setia dikucilkan. Gereja Alkitabiah dari Para Rasul dilengserkan ke pinggiran dan itu tetap terjadi sampai hari ini. Para bidat mendirikan jabatan Patriak buatan manusia untuk menguasai bangunan – bangunan tetapi kehilangan Iman. Pasal 5 - Surat Mar Athanasius kepada umatnya. Gereja Alkitabiah dibinasakan pada abad Keempat. Mar Athanasius hidup pada abad keempat pada masa apa yang dulu dianggap sebagai masa krisis Iman terbesar yang pernah menimpa Gereja Katolik Ortodoks, Bidat Arianus dari Gereja Koptik-Mesir. (Kaum Arian menyangkal Keilahian Maran kita Yeshua Mshikha) Sebagian besar Gerejawan dan semua para Patriak baru yang ditetapkan jatuh kedalam ajaran bid'ah ini, begitu banyak sehingga Mar Jerome menulis periode ini, "Seluruh dunia mengerang dan terkejut menemukan diri mereka sendiri Arian". Athanasius adalah Uskup Ortodoks Alexandria (Koptik) di Mesir selama 46 tahun. Dia dihukum keuskupannya setidaknya lima kali dan menghabiskan waktu total 17 tahun di pengasingan. Dia bahkan menderita ketidakadilan ekskomunikasi dari Paus Liberius (325-366) yang berada di bawah pengaruh Arian. Ini adalah fakta yang dingin dari sejarah yang Athanasius berdiri hampir sendirian melawan serangan ajaran sesat yang melanda Gereja yang lebih besar pada zamannya – sehingga memunculkan frasa katayang akrab, "Athanasius contra mundum", yaitu, "Athanasius melawan dunia". Athanasius menulis kepada Bapa-bapa Gereja Alkitabiah, "Semoga Alaha menghiburmu! ... Betapa menyedihkannya engkau ... itulah adalah fakta bahwa orang lain telah menduduki gereja dengan kekerasan, sementara selama ini engkau berada di luar? Ini Page 11- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
adalah fakta bahwa mereka memformulasi pemikiran non-Alkitabiah - tetapi kamu memiliki Iman Rasuli. Mereka bisa saja menguasai Gereja-gereja kita, tetapi mereka berada di luar Iman sejati. Kamu tetap berada di luar tempat-tempat peribadatan, namun Iman berdiam di dalam engkau. Marilah kita perhatikan: apa yang lebih penting, TEMPAT atau IMAN yang benar? Siapa yang telah kehilangan dan siapa yang telah memenangkan pertarungan – Mereka yang memformulasi pemikiran tertentu itu atau orang yang menjagai Iman tetap utuh? Benar, pendapat-pendapat itu baik ketika Iman Rasuli diwartakan di situ; ini adalah kudus jika segala sesuatu terjadi di situ dengan cara suci... "Kamu adalah orang yang berbahagia; kamu yang tetap dalam Gereja melalui Imanmu, yang memegang teguh dasar-dasar Iman yang telah disampaikan kepadamu dari Kitab Suci dan Tradisi Rasuli. Jika terjadi kecemburuan yang buruk sekali yang mencoba menggomcang iman melalui beberapa kejadian, itu tidak akan berhasil memathkan imanmu. Justru merekalah yang patah (murtad) dari Iman dalam krisis kejadian ini. Tidak ada orang yang bisa membinasakan Imanmu, saudara-saudaraku. Dan kita percaya bahwa Alaha akan memberi kita gereja-gereja itu kembali pada suatu hari kelak. "Dengan demikian, semakin keras mereka mencoba untuk menduduki tempat-tempat peribadatan, semakin mereka memisahkan diri dari Gereja. Mereka mengklaim bahwa mereka mewakili Gereja; tetapi dalam kenyataannya, mereka adalah orang-orang yang mengusir dirinya dari rumah-rumah ibadat itu dan terjerumus kedalam kesesatan. Meskipun orang beriman Katolik Ortodoks setia terhadap Tradisi berkurang menjadi hanya segelintir orang saja, mereka adalah orang-orang yang merupakan Gereja (Tubuh) Yeshua Mshikha."
Kesaksian Bapa-bapa Gereja lain terhadap Gereja Negara yang Tersesat dalam sekali pada masa bidat Arian.
Bapa-bapa Kappodokia: Mar Basil mengatakan sekitar tahun 372: "Orang-orang saleh berdiam diri, tapi setiap lidah menghujat biarlah hilang. Perkara-perkara suci dinajiskan, orang-orang awam yang sehat dalam Iman menghindari tempat-tempat ibadah karena sudah menjadi sekolah berbuat dosa, dan mereka mengangkat tangan mereka berdoa dalam kesendirian, dengan erangan dan air mata kepada Maran di Surga." Empat tahun setelah ia menulis: "Perkara-perkara ini telah berlalu: orang-orang telah meninggalkan rumah ibadat mereka untuk berdoa, dan berkumpul di padang pasir, pemandangan yang menyedihkan, wanita dan anak-anak, orang tua, dan orang-orang lain yang lemah, berkelana dengan terlunta-lunta di udara terbuka, di tengah – tengah hujan lebat dan badai salju dan angin dan salju musim dingin, dan lagi di musim panas di bawah terik matahari. Mereka menerima keadaan ini, karena mereka bukan bagian Page 12- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO: 06/GNI/A/Pel.Umum/I/2015
dari ragi kefasikan ini"… Sekali lagi: "Hanya orang-orang saleh yang menentang hal ini dihukum dengan kejam karena mereka taat mempertahankan dengan sungguh tradisi nenek moyang kita. 'Untuk hal ini menyebabkan orang saleh diusir dari negeri – negeri mereka dan mengungsi ke padang – padang gurun…" Gereja Ortodoks Timur Byzantium – Yunani dengan semua turunannya, Gereja Ortodoks Syria – Antiokia dan Gereja Ortodoks Koptik – Mesir dan Gereja Roma Katolik Barat, semua mereka ini dalam sejarah panjangnya dipenuhi dengan pertikaian teologis, ajaran-ajaran sesat dari para pemimpin mereka sendiri hingga sekarang. Fokus pemimpin Gereja – gereja rasuli ini lebih dominan kepada Kekuasaaan Politik Gerejawi, sekalipun mereka berbicara doktrin dan moral gereja itu hanya dipermukaaan saja. Tidak ada satupun Gereja – gereja yang mengklaim rasuli ini berbalik kepada Ajaranajaran Rasuli yang ortodoks dan katolik. Nama Katolik dan Ortodoks hanya merupakan label dan mereka Gereja saja, tetapi isinya berbeda dengan pembungkusnya. Tidak ada Dogma, Doktrin, Tradisi Rasuli yang murni kita temukan dalam diri Gereja-gereja ini dan hanya satu yang kita bisa harapkan kepada mereka Tahbisan Suksesi Rasuli, kendatipun suksesi rasuli itu mengalami jiwa sekarat tetapi itu masih lebih baik ketimbang tidak ada sama sekali seperti Tradisi Reformasi Protestantisme dan Rabbinik Yahudi dan agama lainnya. Di tangan Gereja – gereja Katolik Ortodoks Independen Suksesi Rasuli ini bisa bernafas kembali menghirup udara segar bebas dari semua polusi ajaran-ajaran sesat. Tetapi ada juga Suksesi Rasuli ini jatuh ke tangan yang salah dalam kelompok-kelompok Gereja Katolik Ortodoks ini justru semakin leher Suksesi Rasuli itu tercekik hingga lebih sulit bernafas seperti dalam kelompok-kelompok Gereja Independen yang mentahbiskan Gay dan Homoseksual dan wanita menjadi Imam dan bahkan Uskup. Mereka justru menjadi lebih sesat lagi dari yang UNTUK KALANGAN SENDIRI!!! sebelumnya. Maka kesimpulannya, Tahbisan Suksesi Rasuli adalah Untuk memperbanyak MATERI pedang bermata dua yang tajam PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan tergantung di tangan siapa jatuh pedang ini. Kelak Maran Yeshua akan untuk meminta izin tertulis: mengadili mereka yang
[email protected] meyalahgunakan otoritas-Nya melalui Ruakh ha-Kodesh sebab 0813.19190730 penyalahgunaan ini identik dengan 021.70403378 Penghujatan Roh Kudus yang tak terampunkan. Sebab Tahbisan www.nasraniindonesia.org Suksesi Rasuli itu berasal dari Roh Kudus itu sendiri (Yokhanan 20:2123; Kisah 2).
Page 13- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015