Roma, 1-3 Juni 2016:
Menjawab Undangan Paus Franziskus Sebuah pengalaman indah telah menambah daftar panjang sejarah kasih Tuhan untukku dalam menelusuri panggilan istimewaNya sebagai pekerja di kebun AnggurNya. Pengalaman indah ini terpahat pada tiga hari pertama bulan Juni 2016 yang kini masih belia. Ingatan akan perjalanan mengesankan yang kutempuh bersama 9 orang rekan imam keuskupan Eichstätt untuk sementara ini masih enggan beranjak dari kesibukanku hari ini yang justru menumpuk. Nuraniku ingin membahasakannya lewat dunia maya agar bisa terbaca kembali pada hari-hari tanpa matahari. Meskipun sudah sering ke Roma (kunjungan terakhir Dezember 2014, bermobil sendirian) perjalananku kali ini rasanya istimewa. Karena tujuan utama kali ini ialah untuk memenuhi undangan Paus Franziskus yang ditujukan khusus kepada para imam untuk menghadiri pesta para imam di tahun belaskasih yang didengungkan Paus Franziskus sejak tanggal 8 Desember 2015. Pesta para imam ini berlangsung di Roma dari tanggal 1 Juni sampai tanggal 3 Juni 2016. Ikuti rangkaian ceritraku berikut ini: Pukul 04.00 dinihari, tanggal 1 Juni 2016, saya sudah beranjak dari ranjang dan bersiap meninggalkan paroki menuju ke Eichstätt dan Ingolstadt. Dari sana saya bersama 9 rekan imam yang lain menggunakan bis menuju ke München. Dengan sebuah Airbus 320 dari maskapai penerbangan Vueling, kami meninggalkan München sekitar pkl. 09.00 pagi dan mendarat di Bandara International Roma pkl. 11.00. Sebuah Bis istimewa sudah siap disana menjemput dan membawa rombongan kami ke Hotel Santu Petrus, yang terletak tidak jauh dari Basilika Santu Petrus. Setelah santap siang di Restoran Santu Petrus yang bersebelahan dengan Hotel, kami berziarah ke Basilika Santu Petrus dan berdoa bersama di makam para Paus, termasuk di makam Paus Johannes Paulus ke 2.
Santap siang bersama di Restoran Santu Petrus pada hari pertama di Roma bersama rombongan imam dari keuskupanku
Roma, 1-3 Juni 2016
Di depan Basilika Santu Petrus
Dalam Basilika Santu Petrus
Makam Paus Johannes Paulus ke 2
Roma, 1-3 Juni 2016 Dari Basilika Santu Petrus kami berjalan kaki sepanjang sungai Tiber dan menyeberang di Engelbrücke (jembatan para malekat) menuju ke Gereja San Salvatore in Lauro. Disana ada penyembahan sakramen, pengakuan dosa dan rekoleksi yang dipimpin oleh Kardinal Georg Gänswein, sekertaris pribadi mantan Paus Benediktus ke 16. Acara rekoleksi ditutup dengan misa bersama dalam bahasa Jerman. Dalam khotbahnya, Kardinal Gänswein yang kini menjabat sebagai pemimpin rumah kepausan, menekankan pentingnya para imam sebagai garam dan terang dunia. Usai misa rombongan kami dari Jerman sempat ngobrol sebentar dengan sang Kardinal Gänswein, yang dalam dunia jurnalistik Jerman terkenal sebagai Kardinal paling ganteng di Roma! Menyeberangi sungai Tiber lewat jembatan para Malaikat (Engelbrücke).
Bersama Kardinal Georg Gänswein, usai perayaan ekaristi bersama!
Roma, 1-3 Juni 2016 Acara terakhirku hari ini ialah memenuhi undangan Uskup Dr. Felix Genn (dari Münster), ketua komisi panggilan Wali Gereja Jerman. Pertemuan yang berlangsung di Kolleg Santa Maria dell`Anima dimulai dengan ucapan selamat datang dari Uskup Genn sambil minum ringan. Selanjutnya semua pastor diundang uskup untuk makan malam bersama. Disana saya sempat berkenalan dengan para pastor dari keuskupan-keuskupan tetangga di Jerman. Kebersamaan kami ini ditutup dengan doa Komplet bersama di Gereja Santa Maria dell`Anima. Sekitar pkl. 23.00 saya tiba kembali di Hotel untuk beristirahat.
Suasana sesudah makan malam bersama Uskup Felix Genn
Basilika Santu Petrus dari arah Jembatan para Malekat
Roma, 1-3 Juni 2016 Pada tanggal 2 Juni 2016 saya beranjak dari ranjang pukul 07.00. Setelah merapikan diri, saya bergegas ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama rekan-rekan imam dari keuskupanku. Acara utama hari ini ialah menghadiri rekoleksi yang dipimpin langsung oleh Paus Franziskus di Basilika Santu Paulus yang letaknya agak jauh dari Hotel. Kami harus berjalan kaki melewati halaman basilika Santu Petrus menuju sebuah stasiun kereta bawah tanah. Dalam kereta ada begitu banyak orang yang berdesakan, terutama para imam dari berbagai negara. Meskipun harus ganti kereta di Stasiun Termini, kami tiba pada waktunya dan bisa mengikuti dari awal ketiga ceramah Paus Franziskus, yakni pukul 10.00, pukul 12.00 dan pukul 16.00. Saya amat bersyukur karena bisa mendapat tempat di barisan depan sehingga bisa mendengar dan melihat langsung dari dekat aksi Paus Franziskus sepanjang hari ini. Ada banyak pesan meneguhkan yang disampaikan Paus Franziskus kepada para imamnya. Saya ingin mencatat satu pesan Paus sebagai berikut: „Kalau ada sebatang pohon tumbang, pasti terdengar gaduh di hutan. Semua perhatian tertuju kepada pohon yang tumbang ini. Tetapi sebetulnya ada begitu banyak pohon di hutan yang tumbuh megah dan kokoh. Biasanya orang tidak memperhatikan pohon-pohon ini. Memang ada Imam yang jatuh dan bersalah. Mereka akan menjadi pusat perhatian dunia dan media masa. Tetapi masih ada begitu banyak imam yang setia dan tangguh dalam pengabdiannya. Mereka sering tidak diperhatikan dan bahkan dilupakan begitu saja“. Hal ini disampaikan Paus Franziskus dalam renungan terakhirnya yang dimulai pada pukul 16.00 Sore. Rangkaian ceramah Paus ini ditutup dengan misa bersama di tempat-tempat yang telah ditentukan dalam berbagai bahasa. Misa dalam bahasa Jerman diadakan di Oratorium Santu Paulus Fuori le Mura, yang terletak tidak jauh dari Basilika santu Paulus. Setelah Misa, kami kembali ke Hotel dan menikmati makan malam bersama di Restoran Santu Petrus.
Di Basilika Santu Paulus, 2 Juni 2016
Di Basilika Santu Paulus, Juni 2016
Roma, 3 Juni 2016 Tanggal 3 Juni 2016 adalah hari terakhir rangkaian acara untuk para imam yang dicanangkan oleh Paus Franziskus. Pada hari ini semua imam diundang untuk menghadiri misa syukur bersama di halaman basillika Santu Petrus. Sayang bahwa misa meriah ini tidak banyak yang bisa saya mengerti karena hampir seluruhnya dalam bahasa Italia, tanpa terjemahan. Sesudah misa kami berkesempatan untuk melancong di Roma hingga sore hari. Pukul 15.00 kami dijemput lagi oleh sebuah bis istimewa dan dibawa ke Bandara Internasional Roma. Saya tiba kembali di rumah Pastoran Pollenfeld, Jerman pukul 23.00. Demikian se-
Suasana misa penutup di halaman Basilika Santu Petrus