JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6/No. 2/2013: 128-135
RELATIONSHIP BETWEEN LENGTH OF SERVICE AND THE WORKINGS OF FREIGHT LIFT WITH LOW BACK PAIN IN THE CARRYING TRADE IN TRADITIONAL MARKETS BERINGHARJO YOGYAKARTA Patria Asda1, Ariana Sumekar2,Yosef Fabianus Ngongo3 1
Lecturer in Nursing department of S-1 STIKES WiraHusada Yogyakarta Lecturer department of S-1 Public Health STIKES WiraHusada Yogyakarta 3 Students S-1 Public Health STIKES WiraHusada Yogyakarta
2
ABSTRACT Lift freight work is risky work on the incidence of lower back pain. Back pain is pain that occurs in the back and may spread to the legs, especially the back and outer Based on preliminary studies, the workers carry on Beringharjo, have worked long enough and did not work ergonomically. Based on these problems, the research was conducted. This study is observational analytic cross-sectional study design. Data analysis using Spearmen Rank.Sample of 71 women laborers carrying. The dependent variable is low back pain as measured by a questionnaire, while the independent variable is the future of work and how the freight lift. Carrying workers who experienced mild back pain = 23.9%, moderate pain = 47.9%, and severe pain = 28.2%. All the variables studied, statistically significant relationships that have tenure Pvalue R = 0.001 with 0396 and how the freight lift Pvalue = 0.006 with R 0322. Independent variable affects the dependent variable is tenure Pvalue = 0.002 with R = 0.224 . Years of service, the workings lift transport, and low back pain. PENDAHULUAN
yang menandakan bahwa ada sesuatu yang salah2. Masa kerja dan berat beban merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi seorangpekerja untuk meningkatkan risiko terjadinya musculos-keletal khususnya low back pain, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang tinggi3. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 15 orang buruh gendong diperoleh informasi bahwa 12 diantaranya sering mengalami nyeri pada pinggang, sakit kepala dan pusingpusing.Berat beban yang diangkat ratarata 35-40 kg bahkan lebih dalam sekali angkut.Dari hasil pengamatan terhadap sikap kerja angkat-angkut buruh
Buruh angkut adalah pekerja yang bekerja dengan menjual jasa mengangkut barang atau material dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti memikul, menjinjing, maupun memanggul dan biasanya banyak terdapat di daerahyang dekat dengan kegiatan ekonomi seperti pasar, pelabuhan maupun sarana lainnya. Cara kerja tersebut memungkinkan para buruh angkat angkut tersebut dapat mengalami nyeri punggung bawah1. Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.Nyeri punggung merupakan sekumpulan gejala
128
Patria Asda, Ariana Sumekar,YosefFabianus Ngongo
teknik purposive sampling4.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 orang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 pada buruh gendong di pasar tradisional Beringharjo Yogyakarta.Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Spearmen Rank.
gendong, secara keseluruhan tidak ergonomis karena beban yang diangkut dibebankan pada punggung dengan posisi berjalan membungkuk. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tulang belakang dan dapat diperparah apabila beban yang diangkut lebih dari standar beban yang boleh diangkut oleh laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Hubungan Antara Masa Kerja dan Cara Kerja Nagkat Angkut dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah atau Low Back Pain pada Buruh Gendong di Pasar Tradisional Beringharjo Yogyakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiaptiap variabel yang menjadi objek penelitian. Gambaran variabel penelitian tersebut, dilihat dalam bentuk tabel distribusi karakteristik responden berikut ini. a. Keluhan nyeri punggung bawah Untuk mengetahui frekuensi responden yang memiliki keluhan nyeri punggung bawah, dapat di lihat pada tabel berikut ini.
METODE Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatancross sectional.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
Tabel : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Buruh Gendong
Keluhan NPB
Jumlah( Buruh gendong)
Presentase (%)
Nyeri ringan Nyeri sedang
17 34
23.9 47.9
Nyeri berat
20
28.2
Jumlah
71
100
Sumber: Data primer
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa 17 orang atau (23.9%) buruh gendong mengalami nyeri ringan, 34 orang atau (47.9%) buruh gendong mengalami nyeri sedang, sedangkan 20 orang atau (28.2%) buruh gendong mengalami nyeri berat.
b. Masa kerja Distribusi masa kerja buruh gendong yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Berdasarkan data pada tabel tersebut,buruh gendong yang mempunyai masa kerja < 10
129
Relationship Between Length of Service and The Workings of Freight Lift With Low Back Pain in the Carrying Trade in Traditional Markets Beringharjo Yogyakarta
tahun sebanyak 4 orang (5.6%), buruh gendong yang berkerja antara 10-20 tahun sebanyak 30 orang (42.3%), buruh gendong yang bekerja antara 20-30 tahun sebanyak 26 orang (36.6%), sedangkan 11 orang (15.5%)
buruh gendong telah bekerja selama lebih dari 30 tahun.
Tabel :Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Buruh Gendong
Masa kerja (tahun)
Jumlah (buruh gendong)
Presentase (%)
< 10
4
5.6
10-20
30
42.3
20-30
26 11 71
36.6 15.5 100
>30 Jumlah Sumber: Data primer
c. Cara kerja angkat angkut Cara kerja angkat-angkut dikategorikan ke dalam empat kategori yaitu cara kerja yang tidak berbahaya, berbahaya, lebih
berbahaya, dan sangat berbahaya. Distribusi cara kerja angkat-angkut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Resiko Cara Kerja Angkat Angkut
Resiko cara kerja
Jumlah (buruh gendong)
Presentase (%)
Tidak berbahaya Berbahaya
3 7
4.2 9.9
Lebih berbahaya
42
59.2
Sangat berbahaya
19
26.8
Jumlah
71
100
Sumber : Data primer
Berdasarkan data dalam tabel ditribusi responden berdasarkan resiko cara kerja angkat angkut, dapat diketahui bahwa 3 orang (4.2%) responden memiliki resiko tidak berbahaya, 7 orang (9.9%) responden memiliki resiko berbahaya, 42 orang (59.2%) responden memiliki resiko lebih berbahaya, dan 19 orang (26.8%) memiliki resiko sangat berbahaya.
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Analisis yang digunakan adalah Spearmen Rank, dengan tingkat kemaknaan <0,05. Apabila nilai Sig. < 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.
130
Patria Asda, Ariana Sumekar,YosefFabianus Ngongo
a. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Untuk mengetahui adanya hubungan antara masa kerja
dengan keluhan nyeri punggung bawah, maka dilakukan analisis data dengan hasil dalam tabel berikut ini.
Tabel: Hasil Analisis Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Variabel Bebas Masa Kerja
Variabel Terikat Nyeri Punggung Bawah
Correlation Coefficient 0.396
Sig. 0.001
Coefficient 0.396 menunjukan bahwa variabel masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah tersebut rendah.
Berdasarkan data hasil analisis pada tabel di atas diketahui bahwa variabel masa kerja dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar tradisional Bringharjo, Yogyakarta.Dari hasil analisis dengan menggunakan Spearmen Rank, diperoleh nilai Sig. 0.001 < 0.05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah.Nilai Correlation
b. Hubungan Antara Cara Kerja Angkat Angkut dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Untuk mengetahui adanya hubungan antara cara kerja angkat angkut dengan keluhan nyeri punggung bawah, maka dilakukan analisis data dengan hasil berikut ini.
Tabel: Hasil Analisis Hubungan Antara Cara Kerja Angkat Angkut dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Correlation Coefficient
Sig.
Cara Kerja
Keluhan Nyeri Punggung Bawah
0.322
0.006
Berdasarkan hasil analsisis dalam tabel di atas, diketahui bahwa variabel cara kerja angkat-angkut dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar tradisionaln Bringharjo, Yogyakarta. Hasil analisis dengan menggunakan Spearmen Rank diperoleh nilai Pvalue = 0.006 <
0.05, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara cara kerja angkat angkut dengan keluhan nyeri punggung bawah. Nilai Correlation Coefficient0.322 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel cara kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah tersebut rendah.
131
Relationship Between Length of Service and The Workings of Freight Lift With Low Back Pain in the Carrying Trade in Traditional Markets Beringharjo Yogyakarta
3. Analsis Multivariat Analisis multivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (masa kerja dan cara kerja angkat-angkut) dengan
variabel terikat (keluhan nyeri punggung bawah) secara bersamasama. Uji statistik yang digunakan adalah uji Regresi Linear.
Tabel: Hasil Analisis Besarnya Hubungan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat
Coefficients (a) (Sig) Masa Kerja
0.002
Cara Kerja
0.014
R
R Square
Adjusted R Square
Sig
0.473
0.224
0.201
0.000
Berdasarkan hasil uji spearmen rank diperoleh nilai Sig. 0.001, yang artinya ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar tradisional Bringharjo, Yogyakarta. Jika dilihat berdasarkan nilai Correlation Coefficient0.396 menunjukan bahwa masa kerja dengan nyeri punggung bawah pada buruh gendong memiliki hubungan yang rendah. Jika dilihat berdasarkan keluhan nyeri yang dirasakan, bahwa responden dengan masa kerja 10-20 tahun paling banyak mengalami keluhan nyeri punggung bagian bawah yaitu sebanyak 10 orang (33.3%) dengan keluhan ringan, 16 orang (53.3%) mengalami nyeri sedang, sedangkan 4 orang (15.3%) mengalami nyeri berat pada punggung bagian bawah. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja dengan posisi salah maka semakin besar risiko terjadinya keluhan nyeri punggung bawah. Berdasarkan hasil wawancara, responden mengatakan bahwa tidak hanya nyeri pada pinggang yang dirasakan tetapi juga mengalami nyeri pada lutut. Hal tersebut disebabkan oleh faktor lain seperti jarak angkut dan
Berdasarkan hasil analisis data dalam tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig menunjukan bahwa variabel bebas memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel terikat yaitu 0,000.Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,473. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan dengan tingkat sedang antara masa kerja dan cara kerja terhadap keluhan nyeri punggung. Hasil analisis menunjukkan nilai R 2 (R Square) sebesar 0,224 atau (22,4%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas (masa kerja dan cara kerja angkat-angkut) terhadap variabel terikat (keluhan nyeri punggung bawah) sebesar 22,4%.Namun dari kedua variabel bebas (masa kerja dan cara kerja), diketahui bahwa variabel masa kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap keluhan nyeri punggung bawah dengan nilai sig 0.002. PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggungb Bawah
132
Patria Asda, Ariana Sumekar,YosefFabianus Ngongo
medan kerja yang dilalui, dimana buruh gendong harus melewati atau menuruni anak tangga dengan berat beban yang diangkut melebihi NAB. Rata-rata berat beban yang diangkat dan yang diangkut adalah 35-40 kg bahkan ada yang mengangkut hingga 70 kg dalam sekali angkut.Selain itu, responden mengatakan bahwa walaupun dalam keadaan sakit, responden tetap bekerja sebagai buruh gendong untuk mencukupi kebutuhan.Hal ini tentunya sangat berisiko terhadap timbulnya gangguan pada punggung bawah buruh gendong tersebut.
menyamping dan memutar.Selain itu, posisi badan pada saat mengangkut beban posisi badan dalam keadaan membungkuk sehingga sangat berisiko bagi buruh gendong.Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. Menurut Suma’mur ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatankegiatan mengangkat dan mengangkut seperti berat beban, jarak angkut, intensitas dan kondisi medan kerja. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan buruh gendong di pasar Bringharjo mengangkat dan mengangkut beban yang melebihi NAB, dimana berat beban minimal pada buruh gendong di pasar Bringharjo adalah 22 kg dan paling tinggi 70 kg. Batas berat beban yang dapat diangkat oleh perempuan adalah < 20 kg, namun dalam penelitian ini ditemukan bahwa responden rata-rata mengangkat beban 35-50 kg, bahkan ada yang mengangkat dan mengangkut hingga 70 kg. Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan setempat yang berlebihan di daerah pinggang dan inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja6.
2. Hubungan Antara Cara Kerja Angkat Angkut dengan Keluhan Nyeri Pungung Bawah Hasil analisis dengan menggunakan Spearmen Rank diperoleh nilai Pvalue= 0.006 < 0.05, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara cara kerja angkat angkut dengan keluhan nyeri punggung bawah. Nilai cofficien correlation0.322 menunjukkan bahwa variabel masa kerja mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar Bringharjo, Yogyakarta. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amirudin (2011), terhadap Pekerja Harian Lepas Dinas Kebersihan Bagian Pengangkutan Sampah di Wilayah RW 007 Kelurahan Wijaya Kusuma Jakarta Barat, yang menunjukan bahwa ada hubungna antara teknik mengangkat terhadap keluhan nyeri punggung bawah dengan nilai Pvalue = 0.006 dengan nilai uji cofficien correlationpearson adalah 5 0.461 . Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh bahwa, pada umumnya buruh gendong melakukan pekerjaannya dengan posisi salah dimana pada saat mengangkat beban posisi badan
3. Hubungan Variabel Bebas (Masa Kerja dan Cara Kerja Angak-Angkut) dengan Variable Terikat (Nyeri Punggung Bawah) secara bersamasama. Berdasarkan hasil uji Regresi Linear dapat diketahui bahwa setelah dilakukan uji secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat menunjukkan adanya hubungan yang
133
Relationship Between Length of Service and The Workings of Freight Lift With Low Back Pain in the Carrying Trade in Traditional Markets Beringharjo Yogyakarta
signifikan dengan nilai sig 0,000. Keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditandai dengan nilai R = 0,473 yang artinya terjadi hubungan tingkat sedang antara variabel bebas dengan variabel terikat. Persentase hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu sebesar 20,7% diperoleh dari nilai R Square = 0,207. Namun dari hasil analisis multivariat yang dilakukan, diketahui bahwa masa kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Masa kerjamerupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi seorangpekerja untuk meningkatkan risiko terjadinya musculoskeletal khususnya low back pain, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang tinggi3. Dalam melakukan pekerjaan, sebagian besar buruh gendong mengangkat beban dengan posisi punggung yang membungkuk dengan kedua kaki ditekuk.Saat menggendong beban, posisi tubuh buruh gendong dalam posisi membungkuk ketika berjalan.Pekerjaan ini dilakukan berulang ulang dalam sehari untuk memperoleh upah.Cara bekerja dalam waktu lama dengan sikap tubuh yang salah, dapat menyebabkan nyeri pinggang yang kronis7.Bahkan beberapa buruh gendong tetap bekerja meskipun mengalami nyeri punggung. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung bawah yaitu kondisi lingkukngan kerja, jarak angkut, berat beban dan usia buruh. Lingkungan kerja di pasar tradisional Bringharjo, Yogyakarta merupakan lingkungan kerja yang kurang ergonomis bagi buruh gendong.Pada saat menggangkut beban buruh harus menurni atau menaiki tangga manual.Selain lingkungan kerja
yang kurang ergonomis, jarak angkut yang harus ditempuh buruh gendong cukup jauh.Dari hasil wawancara dengan responden, diketahui jarak yang harus ditempuh oleh buruh gendong untuk mengantar barang mencapai rata-rata lebih dari 50 meter dengan berat beban yang angkut melebihi batasan angkut.Berat beban yang diangkut oleh buruh yakni 35-50 kg untuk sekali angkut bahkan dalam waktu tertentu berat beban yang di gendong dapat mencapai 70 kg. Bahkan dengan usia buruh yang rata-rata berusia antara 40-50 tahun menjadi faktor yang dapat mendukung timbulnya keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar tradisional Bringharjo, Yogyakarta di mana usia buruh gendong yang paling muda yaitu 27 tahun dan usia paling tua yaitu 67 tahun. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa timbulnya nyeri punggung bawah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti masa kerja yang lama, cara kerja yang salah serta berat beban yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Selain itu, timbulnya nyeri punggung bagian bawah juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu frekuensi mengangkat-mengangkut, umur dan medan kerja (kondisi lintas, licin, kasar, naik-turun).
KESIMPULAN 1.
2.
134
Terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar tradisional Bringharjo, Yogyakarta, dengan nilai Sig. 0.001 dengan Coeffisient Correlation 0.396 Terdapat hubungan yang signifikan antara cara kerja angkat-angkut dengan keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar
Patria Asda, Ariana Sumekar,YosefFabianus Ngongo
3.
3.
tradisional Bringharjo, Yogyakarta dengan nilai Sig. 0.006 dengan coeffisient correlation = 0.322 Dari hasil multivariat, menunjukan bahwa variabel masa kerja mempunyai pengaruh yang peling besar terhadap keluhan nyeri punggung bawah yaitu nilai Sig. = 0.002 dan tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat kuat dengan nilai Coeffisient Correlation = 0.396.
4.
5.
SARAN 1.
2.
3.
Bagi pemerintah pengelolah pasar Perlu adanya perhatian dari pemerintah khususnya dinas pengelola pasar, untuk menyediakan fasilitas kerja seperti alat bantu angkut (kereta) serta menyediakan jalur kusus bagi buruh angkat angkut untuk membantu buruh gendong untuk mengangkut barang. Bagi Buruh Gendong Agar selalu mementingkan kesehatan dan keselamatan kerja dan merubah cara atau metode angkat angkut dalam berkerja serta mengurangi berat beban yang diangkut agar tidak mengalami perubahan postur tubuh. Bagi peneliti selanjutnya Penulis menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk meneliti mengenai berat beban, jarak angkut, dan kondisi lingkungan kerja.
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
Suma’mur. 1996. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. CV. Haji Masagung. Jakarta. Bull, E Dan Archard. 2007. Simple Guide Nyeri Punggung.Jakarta: Airlangga
135
Nurhikmah. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Furnitur Di Kecamatan Benda Kota Tangerang. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta: Jakarta Amirudin. 2011. Hubungan Pengetahuan Teknik Mengangkat dan Persepsi Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Harian Lepas (Phl) Dinas Kebersihan Bagian Pengangkutan Sampah di Wilayah Rw 007 Kelurahan Wijaya Kusuma Jakarta Barat. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta Suhadri, Bambang. 2008. Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi Industry Untuk Sekolah Menengah Kejuruan.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta Pratiwi, H, Mayrika.2009.Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggun Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 4 / No. 1 / Januari 2009