PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) Oleh : Sandy Brian Randang
ABSTRAKSI Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah . Pemilihan umum legislatif dilaksanakan setiap 5 tahun sekali untuk memilih wakil rakyat. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum legislatif DPRD di Kota Tomohon tahun 2014. Jenis penelitian akan menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Partisipasi masyarakat Tomohon Utara dalam pemilihan legislatif yang telah dilaksanakan mengalami penurunan dan peningkatan setiap masanya. Pada pemilihan legislatif tahun 2014 angka partisipasi publik mencapai 83% sedangkan pemilih yang tidak mengambil bagian mencapai 17%.. Berdasarkan hasil analisis penilitian diperoleh kesimpulan bahwa konstituen memiliki berbagi pandangan berbeda tentang pemilihan legislatif di Kecamatan Tomohon Utara Tahun 2014, dimana ada konstituen yang memilih berdasarkan hati nurani sendiri walaupun sudah ada intervensi ataupun visi misi dari calon, demikian pula konstituen menilai popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Kata Kunci: Partisipasi Politik, Pemilihan Legislatif, Masyarakat, Tomohon
PENDAHULUAN Pemilihan umum legislatif merupakan pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali untuk memilih wakil rakyat yang nantinya akan duduk di DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/Kota dimana warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun pada saat pemilihan dan telah berkeluarga adalah penentu siapa yang layak menjadi penyambung dan penyerap aspirasi rakyat. Kecamatan Tomohon Utara merupakan dapil II di kota Tomohon, dimana 6 anggota legislatif berasal dari dapil ini. Jumlah pemilih yang begitu signifikan menentukan nasib kota Tomohon ke depan. Namun perilaku pemilih pemula dianggap masih labil, belum menentukan sikap, dan tanpa melihat kader potensial merupakan pergesekan dalam partisipasi politik masyarakat. Adapun juga para pemilih dalam kesehariannya memiliki kesibukan diluar daerah lebih memfokuskan target pekerjaan mereka ketimbang memilih wakil rakyat, dengan asumsi bahwa para calon anggota legislatif hanya mencari ladang pekerjaan tanpa menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai undang-undang yang berlaku. Inilah beberapa permasalahan dalam konteks partisipasi politik masyarakat khususnya di kecamatan Tomohon Utara. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Partisipasi Politik Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan suatu masalah yang penting, dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan negara-negara berkembang. Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik
memfokuskan diri pada partai politik sebagai pelaku utama,tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin memengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum. Berdasarkan teori Budiardjo (2009:367) menyatakan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah. Dengan demikian Partisipasi politik erat kaitanya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintah. B. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik Bentuk-bentuk partisipasi politik dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan dan melalui berbagai wahana. Namun bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara dapat dibedakan menjadi kegiatan politik dalam bentuk konvensional dan nonkonvensional, sebagaimana dikemukakan oleh Gabriel Almond. Bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond dalam buku Budaya Politik (1984) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk konvensional dan bentuk nonkonvensional. a. Bentuk konvensional: 1) dengan pemberian suara (voting), 2) dengan diskusi kelompok, 3) dengan kegiatan kampanye, 4) dengan membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan,
5) dengan komunikasi individual dengan pejabat politik/administratif, 6) dengan pengajuan petisi. b. Bentuk nonkonvensional: 1) dengan berdemonstrasi, 2) dengan konfrontasi, 3) dengan pemogokan, 4) tindakan kekerasan politik terhadap harta benda, perusakan, pemboman dan pembakaran, 5) tindak kekerasan politik manusia penculikan/pembunuhan, 6) dengan perang gerilya/revolusi. C. Pemilihan Anggota Legislatif Indonesia merupakan negara yang menjunjung demokrasi sehingga dalam menentukan pemerintah baik itu anggota legislatif ataupun Presiden akan lewat cara Pemilihan Umum dan Pemilihan Legislatif. Pemilihan legislatif adalah pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang nantinya akan bertugas menjadi anggota lembaga legislatif. Anggota DPR dan DPRD adalah partai politik, sedangkan berdasarkan Pasal 22E ayat (4) Peserta Pemilu Anggota DPD adalah perseorangan. Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2012, partai politik harus memenuhi sejumlah persyaratan yang cukup berat untuk dapat menjadi Peserta Pemilu, baik yang menyangkut jumlah kepengurusan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan beserta kantor tetap untuk setiap tingkat kepengurusan maupun yang menyangkut jumlah anggota di
setiap kabupaten/kota. Partai politik yang memenuhi persyaratan tersebut akan ditetapkan KPU sebagai Peserta Pemilu. Sebagai Peserta Pemilu, partai dapat mengajukan calon sebanyak-banyaknya sama dengan jumlah kursi yang dialokasikan di setiap Daerah Pemilihan. Partai Politik mengajukan daftar nama bakal calon berdasarkan nomor urut berdasarkan hasil pemilihan secara demokratik dan terbuka sebagaimana diatur dalam AD/ART Partai. Selain itu setiap partai politik wajib mengajukan sekurang-kurangnya 30% perempuan dalam dalam daftar bakal calon untuk setiap Daerah Pemilihan, dan wajib mengajukan sekurang-kurangnya seorang perempuan untuk setiap tiga calon dalam daftar bakal calon tersebut. Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2012, anggota partai dapat saja mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD sepanjang tidak atas nama partai melainkan atas nama perseorangan. PEMBAHASAN A. Gambaran Masyarakat Dalam Pemilihan Legislatif Tahun 2014 Partisipasi masyarakat Tomohon Utara dalam proses Pemilihan Legislatif dapat dilihat dalam keikutsertaan masyarakat pada proses pemungutan suara. Dapat dilihat bahwa informan yang datang ke TPS dengan kesadaran sendiri sebagian besar dari pemilih, yang datang ke TPS dengan ajakan orang lain sebanyak sebagian dan yang tidak datang ke TPS sedikit. Sedangkan bahwa kedatangan masyarakat ke TPS apakah menggunakan hak suara atau hanya sekedar datang saja. a. Faktor Internal Ada dua faktor yang menjadi alasan yang datang dari individu pemilih yang mengakibatkan mereka tidak menggunakan hak pilih. Pertama faktor teknis; ialah
adanya kendala teknis yang dialami oleh pemilih sehingga menghalanginnya untuk menggunakan hak pilihnya. Seperti pada hari pencoblosan pemilih sedang sakit, ada kegiatan yang lain, ada diluar daerah, serta berbagai hal lainnya yang sifatnya menyangkut pribadi pemilih. Kondisi itulah yang secara teknis membuat pemilih tidak datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya. Kedua faktor pekerjaan; maksudnya adalah pekerjaan sehari – hari. Seperti misalkan warga Kota Tomohon sudah menjadi biasa jika banyak penduduknya yang mencari nafkah/bekerja diluar negeri sehingga ketika ada pemilu tidak sempat ikut berpartisipasi. Sebagian besar faktor pekerjaan ini dilihat dari sektor pekerjaan informal seperti pertanian, sektor perdagangan, Industri, serta jasa kemasyarakatan. b. Faktor Eksternal Faktor eksterrnal yang berasal dari luar yang mengakibatkan pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Ada tiga faktor yang termasuk dalam kategori ini. Pertama faktor administrasi; Faktor adminisistratif adalah faktor yang berkaitan dengan aspek adminstrasi yang mengakibatkan pemilih tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Kedua faktor sosialisasi; Sosialisasi atau menyebarluaskan pelaksanaan pemilu di Indonesia sangat penting dilakukan dalam rangka meminimalisir golput. Ketiga faktor politik; faktor ini adalah alasan atau penyebab yang ditimbulkan oleh aspek politik masyarakat tidak mau memilih. Faktor lain adalah para politisi yang tidak mengakar, politisi yang dekat dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Sebagian politisi lebih dekat dengan para petinggi partai, dengan pemegang kekuasaan. Mereka lebih menggantungkan diri pada pemimpinnya di bandingkan mendekatkan diri dengan konstituen atau pemilihnya. Kondisi lain adalah tingkah laku politisi yang
banyak berkonflik mulai konflik internal partai dalam mendapatkan jabatan strategis di partai, kemudian konflik dengan politisi lain yang berbeda partai. Konflik seperti ini menimbulkan anti pati masyarakat terhadap partai politik. Idealnya konflik yang di tampilkan para politisi seharusnya tetap mengedepankan etika politik. B. Faktor Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyrakat 1. Popularitas Calon Popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Ketika publik mengenal sosok dan kiprah seorang calon dengan baik, maka akan dapat dipastikan setengah dari kepercayaan telah terbangun, apalagi diikuti oleh pengalaman serta track record sang calon sehingga memberikan daya bius tersendiri kepada publik. Popularitas seorang calon selain dipengaruhi oleh track record, maka disana ternyata ada sebuah elemen vital yang ikut serta membangun atau mendongkrak kepopuleran seseorang 2. Kondisi Sosial Politik Kehidupan masyarakat Tomohon Utara masih menggambarkan kehidupan masyarakat perpaduan perkotaan dan pedesaan yang masih menjunjung tinggi kepedulian sosial, seperti budaya Mapalus sebagai tradisi tua orang Minahasa. Kegiatan seperti ibadah, ritual keagamaan lainnya masih dipegang teguh masyarakat
oleh
Tomohon Utara.Warga masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan
sosial biasanya akan mendapat ”sanksi sosial” di masyarakat. Sehingga warga yang tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial akan merasa dikucilkan.
C. Peran Partisipasi Warga dalam kampanye Pemilihan Legislatif
Sosialisasi sosial
dan
pendidikan
politik
yang
dberikan
oleh
lembaga
dalam meningkatkan partisiapsi politik ternyata tidak lantas mampu
mendorong masyarakat untuk berpartispasi politik secara maksimal. Sehingga dalam hal ini peneliti melihat dari sisi lain mengenai pengaruh rasionalitas pemilih dalam partisipasi politik. Hubungannya dengan Pemilu, rasionalitas masyarakat muncul ketika mereka berfikir keuntungan apa yang akan mereka dapatkan ketika mereka menggunakan hak pilihnya D. Fenomena Pendidikan Politik Lembaga Masyarakat Pemilu Legislatif Tomohon Utara bukanlah hal baru bagi Lembaga Kemasyarakatan seperti Lembaga Gereja, Ormas, LSM. Sebelumnya telah ada pemilihan
seperti
halnya
pemilihan
calon
legislatif,
dimana
Lembaga
Kemasyarakatan juga memiliki peran tersendiri dalam memotivasi para kadernya masuk
dalam
kancah
politik.
Disinilah
perkembangan
peran
Lembaga
Kemasyarakatan dapat dilihat, bahwa terdapat peran baru Lembaga Kemasyarakatan. Dimana pada awalnya mereka hanya berproses pada masalah adat, hukum, kesehatan, dll, namun mereka kini juga bisa untuk masuk ke dalam dunia politik. E. Pergerakan Mesin Partai Politik Menarik Simpati Konstituen Kebanyakan partai politik pusat yang ada di daerah Tomohon hanya melakukan 2(dua) hal : Pertama; partai politik hanya disibukkan dengan kegiatan partai sendiri, baik itu itu konsilidasi dan penyelesaian konflik intern dalam tubuh partai serta penentuan caleg menjelang pemilu legislatif. Kedua; pembekalanpembekalan terhadap kader-kadernya ditujukan untuk kepentingan sendiri dan partai
untuk mendulang sebanyak- banyaknya suara dan perolehan kursi di lembaga perwakilan dimana masyarakat dijadikan obyek semata-mata. F. Kekuatan Politik Tokoh Agama Tokoh agama dan tokoh gereja sering kali menjadi sasaran utama para politisi dalam membangun basis dukungan politik. Pada setiap Pemilihan Umum (Pemilu) maka suara tokoh agama selalu diperebutkan bukan saja oleh partai-partai politik berbasis Kristen saja melainkan partai-partai politik berbasis nasionalis. Dalam meraup simpati dalam kalangan Kristen yang menjadi pengikut setia tokoh agama, banyak partai politik yang menempatkan tokoh agama dan tokoh gereja pada jajaran pengurus partai dengan harapan dapat menjadi vote getter dalam Pemilu G. Partisipasi Politik Pemilih Pemula 1. Kampanye Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh calon anggota legislatif untuk menarik simpati dalam kegiatan kampanye, diantaranya dengan menghadirkan bintang hiburan baik penyanyi maupun selebriti dalam kampanye terbuka, melakukan bakti sosial, dan memberikan bantuan untuk pembangunan tempat gereja, sehingga hal-hal tersebut dapat menarik perhatian para pemilih khususnya Pemilih Pemula untuk memilih caleg tertentu. 2. Berbicara Masalah Politik Pembicaraan-pembicaraan serta perbincangan hangat tentang tema-tema politik menjelang Pemilu tidak hanya berlaku bagi elit partai politik maupun kalangan akademisi. Masyarakat Kecamatan Tomohon Utara khususnya pemilih pemula sangat aktif membicarakan masalah politik.
3. Pemberian Suara Berkaitan dengan Pemilu Legislatif tahun 2014, warga masyarakat Kecamatan Tomohon Utara begitu antusias untuk menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif kali ini, begitu pun bagi kalangan pemilih pemula yang begitu antusias untuk memilih karena bagi sebagian besar pemilih pemula mereka sangat ingin datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena Pemilihan Umum Legislatif 2014 ini merupakan Pemilu pertama bagi mereka dan mereka tidak ingin melewatkan moment tersebut KESIMPULAN Berdasarkan Teori Partisipasi Politik bahwa konstituen memiliki berbagi pandangan berbeda tentang pemilihan legislatif di Kecamatan Tomohon Utara Tahun 2014, dimana ada konstituen yang memilih berdasarkan hati nurani sendiri walaupun sudah ada intervensi ataupun visi misi dari calon, demikian pula konstituen menilai popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Ketika publik mengenal sosok dan kiprah seorang calon dengan baik, maka akan dapat dipastikan setengah dari kepercayaan telah terbangun, apalagi diikuti oleh pengalaman serta track record sang calon sehingga memberikan daya bius tersendiri kepada publik. Popularitas seorang calon selain dipengaruhi oleh track record, maka disana ternyata ada sebuah elemen vital yang ikut serta membangun atau mendongkrak kepopuleran seseorang. Ada pengaruh yang signifikan antara popularitas calon dan partisipasi politik dalam pemilihan umum diterima. Kedekatan masyarakat
terhadap
pasangan
calon maupun pengetahuan
masyarakat terhadap pasangan calon juga mampu meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam pemilihan. Masyarakat lebih optimis terhadap pilihan mereka jika calon yang dipilih adalah tokoh yang mereka ataupun menaruh simpati sesuai dengan penilaian saat kampanye, dan juga konstituen memilih berdasarkan visi misi yang nantinya diperjuangkan calon jika nantinya terpilih. SARAN Saran untuk kedepannya bagi calon anggota legislatif jangalah membiasakan memberikan uang ataupun material, tetapi dekati konstituen dengan berbagai program unggulan ataupun menjual popularitas calon yang membangun supaya para pemilih yang apatis ataupun menginginkan uang bisa berubah pola berpikirnya DAFTAR PUSTAKA Almond, Gabriel A. Budaya Politik (1984) Bina Aksara, Jakarta Budiarjo,
Miriam.,
1998.
Partisipasi
dan
Partai
Politik
(sebuah
bunga
rampai).Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiarjo, Miriam, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta
Huntington. P, Samuel. Nelson, Joan., 1990. Partisipasi Politik Di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Alfabeta, Bandung
SVD, Bernard Raho.,2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Sumber-Sumber Lain
Data Rekapitulasi KPU Tomohon, Pemilihan Umum Legislatif DPRD Kota Tomohon Dapil Tomohon Utara
Dewan Perwakilan Daerah http://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Daerah
Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia http://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Republik_Indones ia
Gambaran Singkat Pemilihan Umum 2014 di Indonesia www.rumahpemilu.org
Perilaku Pemilih Masyarakat http://sp.beritasatu.com/home/peneliti-pemilih-taksuka-caleg-incumbent/52575
Undang -Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, 2012, Nuansa Cendekia, Bandung