Pengaruh Kepemimpinan Pelayanan Publik di Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon
Yehezkiel Dayan Kawet ABSTRACT: In the several year, the public serve still be a main factor, about good or not good in some serve institute. With a good serve, so the institute is the good one too. The public serve can’t avoid from the leadership in that institute. Leadership also can be an one factor of success or bad in some institute, also leadership can determined for good or bad that institute too. This research’s point is know that there is an side-effect of leadership against public serve in the Tomohon City for North Tomohon or not. This research using quantity method, there is a several statistical variable from the many indicator: the decision making, organization, giving motivation, communication, supervision. At the same time, the public serve’s indicator is : touchable, reliably, intelligent, assurance, and emphaty. The 120 employees are taking for respondents that separated in the sub-district office and 3 village office. This responden are given list question with using interview method. The result of this research has showed that leadership have a relationship with public serve in the significant extent 0,05 or confidence extent 95%. It’s can we have from the chi-square value 11,30 and critical table for significant extent 0,05 for level 4 is 10,19. In the result for coefficient contigency’s number is very to much distance from the coefficient contigency’s maximum number and just almost approach of half value from coefficient contigency’s maximum number. It can being interpretation that the level relationship between leadership and public serve is in high category. In based results of the analysis’s above, can given conclusion that leadership have a significant relationship in the high extent against public serve at North Tomohon subdistrict’s institute. Keyword : Side-effect of leadership against public serve PENDAHULUAN
banyak kita lihat.Harus diakui, bahwa
A.
pelayanan
Latar Belakang
pemerintah
Pelayanan publik di Indonesia
yang
diberikan
oleh
rakyat
terus
kepada
masih menjadi persoalan yang perluh
mengalami pembaruan, baik dari sisi
memperoleh perhatian dan penyelesian
paradigma maupun format pelayanan
yang komprehensif. Hipotesis seperti itu
seiring dengan meningkatnya tuntutan
secara kualitatif misalnya dapat dengan
masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah
mudah dibuktikan di mana berbagai
itu
sendiri.Meskipun
tuntutan pelayanan publik sebagai tanda
demikian, pembaruan dilihat dari kedua
ketidakpuasan mereka sehari – hari
sisi
tersebut
belumlah
memuaskan,
bahkan masyarakat masih diposisikan 1
sebagai pihak yang tidak berdaya dan
masyarakat juga berdampakterhadapcitra
termarginalisasikan
aparat pemerintahitusendiri.
dalam
kerangka
pelayanan.
Pemerintah
sebagaimana
Pada dasarnya setiap manusia
diharapkan di atas adalah pemerintah
membutuhkan pelayanan, bahkan secara
milik masyarakat, yaitu pemerintah yang
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan
mengalihkan wewenang kontrol yang
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
dimilikinya
masunia. Sebagai contoh, dapat dilihat
Masyarakat
pada proses kelahiran seorang bayi.ketika
mampu
sang bayi lahir, dia akan menangis karena
diberikan oleh birokrat. Dengan adanya
menghadapi situasi yang sangat berbeda
kontrol
ketika ia masih berada dalam kandungan.
publikakan lebih baik karena mereka
Jeritan
akan memiliki komitmen yang lebih baik,
bayi
pelayanan
tersebut dari
membutuhkan
masyarakat.
diberdayakan
mengontrol
dari
sehingga
pelayanan
masyarakat
yang
pelayanan
Ketika
lebih peduli, dan lebih kreatif dalam
memperoleh pelayanan dari ibunya bayi
memecahkan masalah. Pelayanan yang
tersebut
dan
diberikan birokrat ditafsirkan sebagai
berhenti menangis, sebaliknya dia akan
kewajiban bukan hak karena mereka
tersenyum bahagia. Proses kelahiran ini
diangkat oleh pemerintah untuk melayani
menunjukkan betapa pelayanan seorang
sehingga pelayanan akan dapat menjadi
ibu
lebih
akan
yang
ibunya.
kepada
merasa
nyaman
menyenangkan
sangatlah
dibutuhkan.
terhadap
kebutuhan
masyarakat dan dapat merancang model
Esensi sebuah pemerintahan adala pelayanan
responsif
kepada
pelayanan yang lebih kreatif, serta lebih
masyarakatnya.
efisien.
Pemerintah diadakan untuk melayani
Pemerintah akan
yang memungkinkan setiap anggotanya
mendefinisikan ulang tugas dan fungsi
mengembangkan
dan
mereka. Patut diduga bahwa banyak
kreativitasnya demi mencapai tujuan
birokrat yang tidak memahami secara
bersama.Dengan
pasti atau setidaknya tidak mengerti
sebagai
pelayan
selayaknya
begitu,
pemerintah
masyarakat
memberikan
sudah
filosofi
jika
masyarakat
masyarakat dan menciptakan kondisi
kemampuan
tercipta
milik
pelayanan
birokrasi
yang
dapat
akan
pelayanan
diberikannya sehingga pelayanan publik
berkualitas kepada masyarakat.Pelayanan
yang dimimpikan masyarakat jauh dari
berkualitas
kenyataan yang mereka alami.
selain
bermanfaat
bagi 2
Pelayanan yang terjadi saat ini
pemimpin dapat merubah suatu instansi
kebanyakan masih di tentukan oleh
dari
pemimpin
organisasi,
pemimpin. Tetapi pemimpin tidak lepas
bagaimana suatu pemimpin mengontrol
dari bawahannya karena yang akan
bawahannya dalam bekerja untuk suatu
menjalankan tugas dari pimpinan suatu
tuntutan yang wajib di jalankan dalam
instansi adalah bawahannya. Jangan kita
memuaskan masyarakat. Kepemimpinan
menganggap bahwa pemimpin itu adalah
suatu organisasi sangatlah menentukan
yang terbaik, kita tidak boleh lupa yang
baik buruknya pelayanan yang dijalankan
akan menjalankan misi atau tugas dan
di
kemauan seorang pemimpin tersebut
instansi
dalam
suatu
manapun,
dapat
dilihat
bagaimana di suatu instansi memiliki
buruk
menjadi
baik
berkat
adalah bawahanya.
orang – orang di dalamnya tetapi mereka
Kepemimpinan ini terdapat dalam
tidak mempunyai pemimpin apa yang
hubungan
akan terjadi di instansi tersebut, pastilah
hubungan
akan kacaw, semua bergerak dengan
pemimpin) dan hubungan kepatuhan –
kemauannya sendiri. Dengan adanya
ketaatan para pengikut (bawahan) karena
pemimpin di suatu instansi manapun
di
orang – orang yang didalamnya bekerja
pemimpin.Selanjutnya
atau
terkena
melaksanakan
tugas
sesuai
kemampuan atau masing –
masing
antara
yaitu
mempengaruhi
pengaruhi
oleh
pengaruh
pimpinanya
bidangnya.itu semua tidak kebetulan
manusia,
(dari
kewibawaan para
pengikut
kekuatan
dan
dari
bangkitlah
secara
spontan rasa ketaatan pada pemimpin.
terjadi saja di instansi tersebut, itu semua
Kepemimpinan yang terjadi di
terjadi karena pemimpin di dalamnya
kecamatan
yang menentukan mana yang terbaik
membuat
untuk seseorang bekerja di tempat yang
setiap amanat yang di berikan pada
tepat atau sesuai dengan bidang atau ilmu
bawahannya
yang dimiliki seseorang.
Bagaimana
Suatu instansi saat ini sangatlah
tomohon para
untuk
atasannya
dalam meningkatkan pelayanan kepada
kecamatan tersebut.
mempunyai
karisma
menaati
laksanakan. mengkordinir
bawahannya agar tetap melaksanakan
untuk dapat memajukan suatu instansi
yang
di
pemimpin
tugas,
adanya
sangatlah
bawahannya
memerlukan pemimpin yang berkarisma
masyarakat.Dengan
utara
pemimpin
sesuai
dengan
agar
dapat
tujuan
dari
memajukan
Kepemimpinan yang terjadi di
seorang
kecamatan 3
sangat
dirasahkan
bawahannya bagaimana tidak setiap awal
dengan pendapat Vredenbreght (1978),
bulan pemimpin membuat rapat kordinasi
bahwa metode eksplanatoris surveiadalah
untuk membahas apa – apa saja yang
metode yang digunakan untuk menguji
akan dilakukan sepanjang bulan yang
suatu hipotesis atau lebih umum lagi
akan berjalan. Pelayanan publik di
menjelaskan
kecamatan
antara variabel – variabel.
tomohon
utara
sangat
dipengaruhi oleh pimpinan baik tidaknya suatu
pelayanan,
bagaimana
B.
dia
hubungan
hubungan
VariabelPenelitian Dan Definisi Oprasional Mengacu
mengarahkan bawahannya agar tetap
–
pada
hipotesis
melaksanakan tugas kerja sesuai dengan
penelitian, maka penelitian ini melibatkan
aturan yang berlaku dalam memuaskan
dua variabel pokok, masing – masing :
masyarakat setempat, agar masyarakat
(1)
tidak
hanyalah
sebagai
variabel
suatu
instansi
bebas atau independen variabel; dan (2)
sebuah
tempat
pelayanan publik sebagai variabel terikat
menganggab
pelayanan
Kepemimpinan
(tergantung) atau dependen variabel.
penghasil uang bagi pegawai didalam instansi tersebut.
Kedua variabel tersebut, secara
METODOLOGI PENELITIAN
konsepsional dapat di definisikan, masing
A.
– masing sebagai berikut:
Metode Yang Digunakan karakteristik
1. Kepemimpinan adalah keseluruhan
masalah yang diangkat, maka pendekatan
kegiatan untuk mempengaruhi serta
kuantitatif relevan digunakan dengan
menggiatkan orang dalam usaha
penerapan metode deskriptif (Nasir 1988;
bersama mencapai tujuan.
Sesuai
dengan
Koentjaraningrat, eksplanatoris
survei
1997);
2. Pelayanan publik adalah pemberian
dan
pelayanan
(Vredenbreght,
(melayani)
keperluan
1978) serta penelitian survei (Neuman,
orang lain atau masyarakat yang
2003). Hal ini dimungkinkan karena di
mempunyai
samping penelitian ini ingin mengungkap
organisasi itu sesuai dengan aturan
masalah – masalah yang bersifat aktual
pokok dan tata cara yang telah
dan faktual, juga bertujuan untuk mencari
ditetapkan.
hubungan/pengaruh antara satu faktor
kepentingan
pada
Secara operasional, variabel –
atau gejalah dengan faktor atau gejalah
variabel di atas dapat di definisikan
lainnya, yaitu pengaruh kepemimpinan
sebagai berikut:
terhadap pelayanan publik.hal ini sejalan 4
1. Kepemimpinan
sebagai
variabel
b. Reliability
(Andal),
yaitu
bebas (X) terdiri dari beberapa
kemampuan dan keandalan untuk
indikator utama yang diamati sebagai
menyediakan
berikut:
terpercaya.
a. Pengambilan cara
keputusan;
pemimpin –
keputusan
c. Responsiveness
menetapkan
keputusan
berkenan
yaitu
pelayanan
yang
(Tanggap),
yaitu
kesanggupan untuk membantu dan
yang
menyediakan pelayanan secara cepat
tugas/pekerjaan
dan tepat, serta tanggap terhadap
pegawai;
keinginan konsumen.
b. Pengorganisasian; pemimpin
yaitu
mengorganisir
membagi
cara
d. Assurance
dan
(Jaminan),
yaitu
kemampuan dan keramahan serta
tugas/pekerjaan
sopan
pegawai;
santun
pegawai
dalam
meyakinkan kepercayaan konsumen.
c. Pemberian motivasi; yaitu cara
e. Emphaty, yaitu sikap tegas tetapi
pemimpin mendorong semangat
penuh
kerja pegawai;
terhadap konsumen.
d. Komunikasi; yaitu cara pemimpin
C.
adalah
pegawai;
Kecamatan
e. Pengawasan; yaitu cara pemimpin
pelaksanaan
pegawai
Populasi dalam penelitian ini
komunikasi kerja dengan para
atau
dari
Populasi Dan Sampel
mengembangkan dan membina
mengawasi
perhatian
semua
aparatur
serta
pemerintah
Kelurahan
dan
masyarakat yang tersebar di 10 (sepuluh)
mensupervisi
kelurahan dalam wilayah Kecamatan
tugas/pekerjaan
Tomohon Utara Kota Tomohon. Adapun
pegawai.
anggota sampel yaitu para aparatur
2. Pelayanan publik sebagai variabel
pemerintah kecamatan terdiri dari; Camat
(Y) terdiri dari beberapa indikator di
Tomohon Utara, Sekertaris kecamatan,
dalamnya, yaitu:
Kepala – kepala bidang atau pejabat dan
a. Tangibles (Terjamah), yaitu kualitas pelayanan
sarana
aparatur
pemerintah
fisik
kelurahan terdiri dari; kepala kelurahan
komputerisasi
(lurah), Pengurus LPM (kalau masih
administrasi, ruang tunggu, tempat
aktif), Sekertaris kelurahan, Kepala –
informasi.
kepala
perkantoran,
berupa
anggotanyaserta
5
urusan,
Kepala
–
kepala
lingkungan, danToko – toko masyarakat,
E.
serta agama.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data digunakan
Adapun
sampelkelurahan
adalah analisis statistik non paramenterik,
ditentukan secara Purposive (sengaja)
yaitu sebagai berikut:
atau judgmental sampling sebanyak 3
1. Analisis persentase, yaitu digunakan
dari 10 kelurahan yang ada di Kecamatan
untuk
Tomohon Utara Kota Tomohon, masing
mendeskripsikan status variabel –
– masing : Kelurahan Kakaskasen Dua,
variabel penelitian serta aspek –
Kelurahan
Kakaskasen
aspek yang ada di dalam variabel
Kelurahan
Kakaskasen.
Tiga,
Dan
Sedangkan
mengetahui
tersebut.perhitungan
persentase
sampel responden ditentukan sebanayk
dilakukan
120 orang yang terdistribusi kedalam 3
rumus sebagai berikut:
Kelurahan
P = 𝑛 𝑥 100 %
sampel
dan
Dimana : P
sampel ditarik sebanyak 30 responden,
f = Teknik
kuesioner
2. Analisis
(daftar
berstruktur.Pengumpulan
dan
kontigensi
data
(Tes
analisis
kai-
koefisien
digunakan
untuk
mengetahui hubungan antara variabel –variabel
teknik wawancara terstruktur. instrument
subyek/data
Chi-square
kuadrat)
dengan kuesioner ini dilakukan dengan
Selain
jumlah
keseluruhan.
pertanyaan) yang disusun dalam bentuk angket
nilai
banyaknya subjek pada
n =
memperoleh data dari responden (data ialah
=
setiap kategori data;
Instrument yang digunakan untuk
primer)
menggunakan
persentase yang dicari;
dan 30 responden di kecamatan. Instrument Dan Pengumpulan Data
dengan
𝑓
kecamatan,
sehingga masing – masing kelurahan
D.
dan
bebas
(Kepemimpinan)
dengan pelayanan publik. Analisis tersebut,
statistik
pengumpulan data dilakukan dengan
adalah
teknik observasi yaitu pengamatan secara
Chi-square untuk
(kai-kuadrat)
mengetahui
ada
tidaknya hubungan antara variabel
langsung terhadap fakta – fakta yang
bebas dan variabel terikat, dengan
sedang berlangsung seperti pelayanan
rumus sebagai berikut:
yang sedang terjadi di lokasi atau 𝑥2 =
kelurahan.
( 𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
1990 ) Dimana: 6
𝑓ℎ
………… ( S. Hadi,
fo = frekuensi hasil data pengamatan, yaitu banyaknya nilai yang untuk setiap kategoi data.
sedang/cukup baik, dan sisanya 13 orang atau 10,83% menilai masih pada kategori rendah/kurang
fh = frekuensi harapan/hipotesis, yaitu banyaknya nilai yang diharapkan untuk setiap kategori data, dihitung dengan rumus:
responden
baik.Dari tersebut
responden/pegawai
distribusi
jelas
bahwa
terbanyak
menilai
kepemimpinan di instansi mereka berada pada
fh
kategori
tinggi/baik,
kemudian
terbanyak kedua menilai berada pada
=
total nilai 𝑓o sebaris 𝑥 total nilai 𝑓h sekolom
kategori sedang/cukup baik, dan yang
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎
paling sedikit yang menilai pada kategori
2
x =
Chi-square
rendah/kurang baik.Dan bahkan lebih
sedangkan analisis Koefisien Kontigensi adalah untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel tersebut, dengan rumus statistiknya sebagai berikut: KK =
𝑥2 𝑥2
+𝑛
dari 45% lainnya menilai pada kategori tinggi/baik. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya
Kepemimpinan
pada
melihat
instani
mereka
lain bahwa Kepemimpinan di instansi Kecamatan Tomohon Utara dirasakan
Dimana: x2 = nilai analisis data
menyenangkan
Chi-squarehasil
pegawai.
bagi
Dengan
sebagian
besar
demikian dapatlah
disimpulkan bahwa dilihat dari indikator
total responden
KK = Kontigensi
– indikator yang dipergunakan dalam
Koefisien
penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Penelitian 1. Variabel Kepemimpinan. Hasil
pegawai
sudah baik dan cukup baik, dengan kata
……………….. ( S.
Hadi, 1990)
n =
para
penelitian
kepemimpinan di Kecamatan Tomohon
DAN
Utara sudah menunjukkan kualitas yang Variabel
baik. 2. Variabel Pelayanan Publik.
menunjukkan
Berdasarkan
kategorisasi
bahwa 59 orang atau 49,17% dari 120
pengukuran
responden/pegawai diwawancarai menilai
perhitungan distribusi responden menurut
bahwa Kepemimpinan di instansi mereka
tanggapan terhadap Pelayanan Publik
terkategori tinggi/baik, kemudian 48
dapat
orang
atau
40%
menilai
kategori 7
tersebut
dilihat
maka
hasil
tanggapan
responden/pegawai
tentang
Pelayanan
variabel bebas (x) independen dengan
Publik di Kecamatan Tomohon Utara
variabel Pelayanan Publik atau variabel
yaitu dari 120 responden yang dimintai
terikat (y) dependen tersebut. Untuk
tanggapannya ada 55 orang atau 45,83%
menganalisis hubungan antara variabel
yang menilai
kategori
Kepemimpinan dan variabel Pelayanan
tinggi/baik, kemudian 47 orang atau
Publik digunakan teknik chi-square dan
39,17%
analisis
berada
menilai
pada
pada
kategori
koefisien
kontigensi.Untuk
sedang/cukup baik, dan 18 responden
keperluan analisis data tersebut maka
atau sekitar 15% sisanya menilai berada
pertama-tama dilakukan tabulasi data
pada kategori rendah/kurang baik. Hasil
secara silang yaitu data tentang variabel
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan atau variabel bebas (x)
jumlah
responden/pegawai
yang
independen dengan variabel Pelayanan
terbanyak yaitu hampir 46% menilai
Publik atau variabel terikat (y) dependen.
Pelayanan Publik terkategori tinggi/baik,
Hasil analisis data dengan teknik
kemudian terbanyak kedua yaitu lebih
tabulasi silang (fo) dapat dijelaskan sebagai
dari 40% adalah punya kinerja terkategori
berikut:
sedang/cukup baik, dan yang paling
a. Dari 59 orang responden/pegawai
sedikit yaitu kurang dari 14% menilai
yang menilai Kepemimpinan di
pada kategori rendah/kurang baik. Ini
instansi
dapat
dari
kategori tinggi/baik, ada 34 orang
indikator – indikator yang dipergunakan
atau 57,63% dari mereka yang
dalam penelitian ini ternyata bahwa
menilai
Pelayanan Publik Kecamatan Tomohon
terkategori tinggi, kemudian 16
Utara sudah menunjukkan tingkat atau
orang atau 27,11% yang menilai
kualitas yang baik.
pada kategori sedang, dan sisanya 9
diinterprestasikan
dilihat
mereka
berada
Pelayanan
pada
Publik
orang atau 15,26% yang menilai B. 1.
Analisis Data dan Pembahasan
Pelayanan
Hubungan Kepemimpinan dan
b. Dari 48 orang responden/pegawai
Berdasarkan data tentang variabel
yang menilai Kepemimpinan di
Kepemimpinan (Tabel 5.1) dan data
instansi
tentang variabel Pelayanan Publik (Tabel
Kepemimpinan
mereka
berada
pada
kategori sedang/cukup baik, ada 17
5.2) maka dilakukan analisis hubungan variabel
terkategori
rendah.
Pelayanan Publik
antara
Publik
orang atau 35,42% dari mereka
atau 8
yang menilai Pelayanan Publik
dikonsultasikan dengan nilai chi-square
pada kategori tinggi, kemudian 26
tabel kritik untuk taraf signifikan 0,05
orang atau 54,16% yang menilai
pada derajat bebas 4 adalah sebesar
Pelayanan
terkategori
10,19; maka ternyata nilai chi-square
sedang, dan sisanya 5 orang atau
hitung lebih besar dari nilai chi-square
10,42% yang menilai Pelayanan
tabel kritik ( 11,30
Publik terkategori rendah.
petunjuk bahwa variabel Kepemimpinan
Publik
c. Dari 13 orang responden/pegawai
punya
dengan
Pelayanan
yang menilai Kepemimpinan di
Publik pada taraf signifikan 0,05 atau
instansi
taraf kepercayaan/keyakinan 95%.
mereka
berada
pada
kategori rendah, ada 4 orang atau
Selanjutnya, untuk mengetahui
30,77% dari mereka yang menilai
derajat atau tingkat keeratan hubungan
Pelayanan Publik terkategori tinggi,
Kepemimpinan dengan Pelayanan Publik
kemudian 5 orang atau 38,46%
tersebut, Dari hasil analisis koefisien
yang menilai Pelayanan Publik
kontigensidi
terkategori sedang, dan 4 orang
sebesar 0,2932. Jika nilai koefisien
sisanya
kontigensi (KK) ini diperbandingkan
atau
Pelayanan
30,77%
Publik
menilai
terkategori
dengan
rendah.
baik/tinggi
cenderung
koefisien
nilai
KK
kontigensi
maksimum (0,8165) dan hanya hampir mendekati nilai setengah KK maksimum
Kepemimpinan
menilaitinggi
(0,4083). Ini dapat di interpretasikan
Pelayanan
bahwa
Publik; demikian pula responden/pegawai menilai
Kepemimpinan
sedang/cukup cenderung
dengan
antara Pelayanan
Hasil analisis data di atas dapat memberikan Kepemimpinan
Kepemimpinan dengan Pelayanan Publik.
kesimpulan punya
bahwa hubungan
signifikan pada taraf tinggi terhadap
Hasil analisis data di dapat nilai
Pelayanan Publik di instansi Kecamatan
chi-square hitung sebesar 11,30. Nilai ini
hubungan
Publikadalah pada kategori tinggi.
menilai
mengindikasikan adanya hubungan antara
hitung
derajat
Kepemimpinan
baik
sedang/cukup baik Pelayanan Publik.ini
chi-square
nilai
didapat
bahwa nilai KK sangat jauh dari nilai KK
terlihat bahwa responden/pegawai yang menilai
atas
maksimum (KK maks). Jelas terlihat
Dari hasil tabulasi silang tersebut
yang
hubungan
10,19). Ini memberi
Tomohon Utara.Dengan demikian, hasil
apabila
penelitian ini secara sangat meyakinkan 9
dapat memberikan hipotesis pertama
2. Kepemimpinan
mempunyai
yang diajukan dalam penelitian yaitu
hubungan
“Bahwa
berpengaruh
Pelayanan Publik. sehingga dapat
terhadap pelayana publik di kecamatan
dinyatakan bahwa Kepemimpinan
tomohon utara kota tomohon”.Dengan
merupakan penentu keberhasilan dari
terujinya/terbuktinya kebenaran hipotesis
Pelayanan Publik itu sendiri; atau
tersebut maka hal ini berarti pula
Pelayanan
membuktikan kebenaran kajian teoritis
tergantung
yang telah dikemukakan di muka bahwa
Kepemimpinan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor
keberhasilan
dari
B.
Pelayanan
signifikan
Publik
dengan
akan
sangat
pada
faktor
Saran Mendasari pada kesimpulan hasil
Publik.
penelitian
di
atas,
maka
dapat
direkomendasikan beberapa saran sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN
berikut: A.
Kesimpulan
1. Kepemimpinan
Berdasarkan hasil penelitian dan
di
instansi
Kecamatan Tomohon Utara masih
pembahasan yang telah dikemukakan di
perlu
atas, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai
ditingkatkan
meningkatkan
berikut :
guna
Pelayanan
Publik.
dalam hal ini model Kepemimpinan
1. Berdasarkan indikator pengukuran
partisipatif perlu terus dikembangkan
Kepemimpinan yang dipergunakan dalam
penelitian
pengambilan
ini
keputusan
pekerjaan
kearah yang lebih baik lagi.
yaitu tugas
2. Pelayanan yang ada di instansi
/
Kecamatan harus lebih di perhatikan
bawahan,
dalam
pengorganisasian tugas / pekerjaan bawahan,
pemberian
meningkatkan
Publik
motivasi
yang
Pelayanan
maksimal
dan
terpuaskan di mata masyarakat.
kepada bawahan, komunikasi kerja dengan bawahan, dan pengawasan
DAFTAR PUSTAKA
pekerjaan
Conger,
bawahan.
ternyata
Jay
A.
1997,
Pemimpin
menunjukkan bahwa Kepemimpinan
Karismatik.(Terjemahan). Jakarta:
di instansi Kecamatan Tomohon
Binapura Aksara.
Utara
pada
dasarnya
terkategori
tinggi/baik. 10
Frederickson,
H.
Administrasi
George,
1984,
Negara
Baru,
Sedarmayanti,
2010,
Administrasi Publik, Reformasi
Jakarta: LP3ES
Birokrasi,
Gibson, James L. 1990, Organisasi:
Masa
dan
Kepemimpinan
Depan
(Mewujudkan
Perilaku, Structur, Proses. (Jilid
Pelayanan
II), Jakarta: Erlangga.
Kepemerintahan
Koentjaraningrat, Metode
1997,
Penelitian
Metode
–
Bandung: CV. Mandar Maju.
Administrasi
2011,
Publik,
Bambang,
Teori
Publik:
Teori,
Kebijakan,
dan
Reformasi Metode
2008,
Jakarta:
Bumi
Pelayanan
Publik,
Jakarta: PT. Bumi aksara. Sugiyono, 2006, Metodelogi Penelitian
Aplikasi,Jakarta: Rajawali Pers. Pandji,
Pelayanan
Sinambela, Lijan Poltak, dkk, 2011,
Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Santosa,
baik),
Aksara.
Bandung:
2012,
yang
Revormasi
Implementas,
ALFABETA,CV. Prasetyo,
dan
Sinambela, Lijan Poltak, dkk, 2006,
Masyarakat,
Lubis, M.Solly, 2007, Kebijakan Publik,
Harbani,
Prima
Bandung: PT Refika Aditama.
Jakarta: P.T. Gramedia.
Pasolong,
Reformasi
Administrasi, Bandung: Alfabeta.
Administrasi
Sukarna, 2006, Kepemimpinan Dalam
Publik Teori dan Aplikasi Good
Administrasi
Governance,Bandung: PT. Rafika
Pemerintahan
aditama.
Bandung: Mandar Maju.
Sarwoto, 1991, Dasar-Dasar Organisasi
Sutarto,
Negara Teori
A
-
Z,
1991,
Dasar-Dasar
dan Manajemen, Jakarta: Ghalia
Kepemimpinan
Administrasi,
Indonesia.
Yogyakarta:
Sedarmayanti, 2003, Good Governance:
Gadjah
Mada
University Press. 2006,
Dasar-dasar
Dalam Rangka Otonomi Daerah
Kepemimpinan
Administrasi,
Upaya Membangun Organisasi
Yogyakarta:
Efektif
University Press.
Kepemerintahan
dan
yang
Efisien
Sutarto,
Baik
Melalui
Gajah
Mada
dan
Siagian, Sondang P. 2002, Manajemen
Pemberdayaan, Bandung: Mandar
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Maju.
Bumi Aksara.
Restrukturisasi
11
Syafi’ie, Kencana Inu, dkk.1999, Ilmu Administrasi
Publik.
Jakarta:
Reneka Cipta. Tangkudung, R. S. , 1987, Dasar Dasar Kepemimpinan,Manado: Universitas Sam Ratulangi. Thoha, Miftah, 2012, Kepemimpinan Dalam
Manajemen,Jakarta:
Rajawali Pers. Vredenbreght, J. 1981, Metode dan Teknik
Penelitian
Cetakan
ke
4,
Masyarakat, Jakarta:
PT.
Gramedia. Wirjana,
Bernadine
Supardo.2006,
R.
&
Susilo.
Kepemimpinan
Dasar-dasar
dan
Pengembangannya.Yogyakarta: Penerbit Andi. Yuki,
Gary,
Kepemimpinan
Dalam
Organisasi. (Terjemahan), Jakarta: Prenhallindo. Sumber lain: 1.
Undang
–
Undang
Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
12