PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN MULTI AKTIVITAS AGRIBISNIS (GEMAR) DI DESA SANDINGTAMAN, KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS Eva Fauziyah Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4 Po Box 5 Ciamis 46201; Telp. (0265) 771352 E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Multi Activity Agribusiness Movement (GEMAR) program‘s is the integration of forest activities with other activities such as agriculture, fisheries and livestock. The aims of this research was to knows the farmers' participation in GEMAR activities. The research was conducted in Sandingtaman Village, Panjalu Sub District, Ciamis District on June 2010. GEMAR program in Sandingtaman Village is cattle raising activities and the development of green fodder (HMT) under sengon (Paraserainthes falcataria stands). Data was collected by interviews using a questionnaire. Respondents as a sample was the farmer who join its program as many as 20 people. Data were processed and analyzed by descriptive. The results showed that the level of farmers participation who join its program in Sandingtaman village is high (total score 79): planning stage (score 79,25), implementation stage (score 79,5), institutional stage (83), and monitoring and evaluation stage (73,99). The activity of GEMAR in Sandingtaman village is expanding not only cattle but also organic fertilizer. Farmers be expected not depend to wood/timber as main source of income because there are others, so private forest will be sustainability. Key words: private forest, Multi Activity Agribusiness Movement (GEMAR), participation, farmers
1. Pendahuluan Hutan rakyat berkembang cukup pesat di Pulau Jawa termasuk Jawa Barat. Tidak dapat dipungkiri peranan hutan rakyat cukup besar baik bagi lingkungan, sosial maupun ekonomi. Namun pada kenyataan masih banyak ditemui berbagai permasalahan dalam pengelolaan hutan rakyat, sehingga pendapatan petani dari hutan rakyat belum optimal. Kebiasaan tebang butuh juga menyebabkan hutan rakyat belum lestari. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Daerah Jawa Barat mengapresiasi petani yang sudah mau menanam kayu khususnya jenis albasia, dengan memberikan bantuan melalui program GEMAR (Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis) melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat No 80 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan GEMAR. GEMAR adalah suatu gerakan bersama dari segenap pemangku kepentingan rumpun pertanian di Jawa Barat, sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan daya saing masyarakat (petani) melalui penambahan multi aktivitas agribisnis berbasis ekonomi lokal dengan model siklus tertutup, yang melibatkan 406
peran multi stakholder dan integrasi multi sektor (Pemprov Jabar, 2009). Desa Sandingtaman Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis merupakan salah satu lokasi yang terpilih memperoleh bantuan dana GEMAR dengan basis hutan rakyat albasia. Melalui program ini diharapkan petani dapat meningkatkan pendapatanya dan melestarikan hutan rakyatnya. Pelaksanaan GEMAR diarahkan dalam wadah kelompok tani maka untuk mencapai hal tersebut memerlukan partisipasi dari semua anggota kelompok. Menurut Firmansyah (2011) partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi. Partisipasi aktif dari semua anggota kelompok akan mendukung tercapainya tujuan program, sebaliknya jika tidak ada partisipasi, maka akan sulit untuk mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani pada program GEMAR.
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
2. Metode 2.1. Lokasi dan waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Sandingtaman Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat pada Bulan Juni 2010. 2.2. Metode pengumpulan dan analisis data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan 20 orang petani hutan rakyat yang mengikuti program GEMAR. Data sekunder dikumpulkan dari Dinas Kehutanan setempat serta beberapa literatur yang mendukung. Data yang diperoleh dianalisis dengan secara deskriptif. Pengukuran tingkat partisipasi dilakukan pada empat kegiatan yakni perencanaan, pelaksanaan, pemantapan kelembagaan, serta pengawasan. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi menggunakan metode skoring, dimana jika responden menjawab pertanyaan yang sangat sesuai dan sesuai dengan harapan maka diberi skor 100 dan 75, cukup sesuai skor 50, tidak sesuai 25 dan jika sangat tidak sesuai dengan harapan diberi skor 0. Selanjutnya rata-rata skor tingkat partisipasi petani terhadap kegiatan pengembangan hutan rakyat bersama pontren dengan mengadopsi Sulistiyono et al. (2008) dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu: tingkat partisipasi tinggi jika berada pada interval skor 66,68 – 100; tingkat partisipasi sedang jika berada pada interval skor 33,34 – 66,67; dan tingkat partisipasi rendah jika berada pada interval skor 0 – 33,34. 3. Hasil dan pembahasan 3.1. Kondisi sosial ekonomi petani dan hutan rakyat di Panjalu Desa Sandingtaman merupakan salah satu desa di Kecamatan Panjalu yang memperoleh bantuan dana GEMAR. Di desa ini terbentuk
Tabel 1. Kondisi sosial ekonomi responden No. Karakteristik 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Jumlah tanggungan keluarga 5. Pendapatan 6. Kepemilikan lahan Sumber: Data primer, 2010
2 kelompok tani yang basis kegiatanya adalah hutan rakyat, yaitu kelompok tani karya mekar dan kelompok tani makmur, yang berdiri sejak tahun 2004. Keduanya tergabung dalam satu Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Karya Mekar pada tahun 2007. Luas hutan rakyat di Kecamatan Panjalu adalah 536,945 ha. Dari sejumlah petani yang menjadi responden juga diketahui bahwa dari keseluruhan lahan yang dimiliki, sebanyak 78% adalah berupa lahan hutan rakyat. Sebagian besar didominasi oleh jenis kayu Sengon (Paraserianthes falcataria). Sejalan dengan kepemilikan lahan tersebut maka sebagian besar anggota kelompok tani GEMAR mengandalkan pemenuhan kebutuhannya dari hutan rakyat. Tetapi diakui petani pada musim-musim tertentu, mereka akan bekerja ke luar kota sebagai buruh bangunan untuk memperoleh penghasilan. Kondisi sosial ekonomi responden ditunjukkan pada Tabel 1. 3.2. Partisipasi petani dalam kegiatan GEMAR Program GEMAR terdiri dari 3 paket, yaitu: 1) Paket A; aktivitas di lahan pertanian dengan basis tanaman pangan (padi), pengembangannya aktivitas non pertanian dengan jumlah peserta sebanyak 20 gapoktan (gabungan kelompok tani); 2) Paket B; aktivitas di lahan perkebunan (coklat, kopi, karet, teh, tebu), sampingannya aktivitas non perkebunan dengan jumlah peserta terdiri dari 14 gapoktan, dan 3) Paket C; aktivitas di lahan kehutanan (albasia), sampingannya aktivitas non kehutanan dengan jumlah peserta sebanyak 13 gapoktan, yaitu dari Garut 3 gapoktan, Bogor 1 gapoktan, Sukabumi 1 gapoktan, Subang 1 gapoktan, dan Ciamis 2 gapoktan. Peserta terpilih berdasarkan hasil verifikasi di tingkat kabupaten dan propinsi (Pemprov Jabar, 2009). Gapoktan Karya
Rata-rata 42,25 tahun Tamat SD (7,5 tahun) Petani 2,7 jiwa Rp 1.602.019/bulan 0,071 ha
Keterangan Usia produktif 100% 80% -
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
407
Mekar Desa Sandingtaman merupakan kelompok tani yang memperoleh bantuan GEMAR paket C, sehingga yang menjadi dasar pemberian bantuan adalah hutan rakyat (albasia), dengan kegiatan non kehutanan yang dipilih adalah ternak. Kelompok tani di desa ini dipilih karena mempunyai HR dengan basis albasia dan mempunyai kelompok tani yang stabil. Kegiatan pada program GEMAR melibatkan anggota kelompok tani yang mempunyai lahan HR, karena basis pembeerian bantuan ini adalah HR. Keberhasilan kegiatan program GEMAR memerlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota yang terlibat. Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991) dalam Firmansyah (2011) sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Partisipasi anggota tidak hanya dalam pelaksanaanya saja, melainkan pada semua tahapan kegiatan, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantapan kelembagaan dan pengawasan. Lebih lanjut akan diuraikan bagaimana partisipasi anggota kelompok pada kegiatan GEMAR, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik. 3.2.1. Partisipasi petani pada tahap perencanaan Partisipasi petani dalam kegiatan GEMAR sudah ada sejak akan direncanakan program ini. Partisipasi yang diberikan berupa keterlibatan petani dalam kegiatan sosialisasi, perancangan pelaksanaan GEMAR, penentuan lokasi, penentuan jenis usaha yang akan dikembangkan dan penentuan anggota yang akan diikutsertakan. Partisipasi pada tahap perencanaan tergolong tinggi. Hal ini memudahkan pelaksanaan GEMAR ketika dana dari Pemerintah Daerah sudah ada. Beberapa anggota memang ada yang tidak mengikuti kegiatan ini secara 408
Tabel 2. Tingkat partisipasi petani pada tahap perencanaan No. Partisipasi pada Skor Kategori 1. Sosialisasi program 82,5 Tinggi GEMAR 2. Perancangan 80 Tinggi pelaksanaan kegiatan GEMAR 3. Penentuan lokasi yang 78,75 Tinggi akan dijadikan tempat usaha 4. Penentuan jenis usaha 76,25 Tinggi yang akan dikembangkan 5. Penentuan anggota 76,25 Tinggi yang akan diikutsertakan Skor rata-rata 79,25 Tinggi Sumber: Data diolah, 2010
Tabel 3. Tingkat partisipasi petani pada tahap pelaksanaan No. Partisipasi pada Skor Kategori 1. 2. 3. 4. 5.
Pemilihan bibit 75 ternak sapi dan harga Penentuan besaran 77,5 pinjaman Pemahaman aturan 80 dalam kegiatan Penjagaan ternak sapi 86,25
Tinggi
Pengembalian pinjaman Skor rata-rata
78,75
Tinggi
79,5
Tinggi
Tinggi Tinggi Tinggi
Sumber: Data diolah, 2010
penuh, karena bekerja di luar daerah. Namun informasi mengenai kegiatan ini dapat diketahui melalui rapat anggota kelompok tani. 3.2.2. Partisipasi petani pada tahap pelaksanaan Tingkat partisipasi petani pada tahap pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3. Setelah dana dari Pemda diterima oleh anggota kelompok maka kelompok tani harus mempersiapkan kegiatan yang akan dilakukan. Pembuatan kandang sapi, pemilihan bibit berupa sapi dan penentuan besaran pinjaman termasuk aturan-aturan dalam usaha ini tidak dibahas dan disepakati bersama. Selanjutnya setelah sapi dibeli dan segala urusan
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
administrasi usai, petani juga bersepakat untuk menjaga sapi tersebut melalui sistem ronda secara bergilir, karena sapi dikandangkan dalam satu tempat, yakni lahan milik petani. Partisipasi ini terlihat jelas, apalagi biaya untuk membuat kandang dan pembuatan kandang juga melibatkan seluruh anggota kelompok tani. Jadi jelas dalam kegiatan ini petani tidak hanya menerima dana bantuan saja, tetapi berpartisipasi baik dalam bentuk uang, harta benda, tenaga, maupun keterampilan. Hal ini sejalan dengan Firmansyah (2009) bahwa bentuk partisipasi yang nyata dapat berupa uang, harta benda, tenaga, dan keterampilan.
Tabel 4. Tingkat partisipasi petani pada tahap pemantapan kelembagaan No. Partisipasi pada Skor Kategori 1. Perbaikan kondisi 78,75 Tinggi kelompok tani 2. Perbaikan susunan 88,75 Tinggi organisasi kelompok tani 3. Pembinaan dari 82,5 Tinggi instansi terkait 4. Pertemuan 82,5 Tinggi kelompok tani 5. Aturan dalam 83 Tinggi kelompok tani Skor rata-rata 83 Tinggi
3.2.3. Partisipasi petani pada tahap pemantapan kelembagaan Adanya dana hibah melalui GEMAR menuntut adanya pengelolaan yang benar dan tertib. Oleh karena itu ketua kelompok tani bersama anggota dan didampingi oleh penyuluh (penyuluh kehutanan, pertanian, dan peternakan) berupaya membenahi kondisi kelompok tani, termasuk kesepakatan-kesepakatan pengaturan dan pengelolaan keuangan dana hibah GEMAR ini. Hal ini bertujuan agar dana yang diterima kelompok tani akan menjadi modal awal yang bisa dikelola dan bergulir bagi anggota kelompok tani yang saat ini belum masuk sebagai penerima dana GEMAR. Meskipun statusnya hibah, dana ini dikelola oleh LKM yang dibentuk pada tingkat kecamatan dengan sistem pinjaman dengan bunga 6% per tahun (0,5% per bulan). Sistem pembayaran dilakukan dengan sistem tabungan yang dikumpulkan di ketua kelompok tani dan dibayarkan ke LKM yang terbentuk tahun 2009. Pelunasan dilakukan pada saat sapi dijual yakni ketika berumur 10-12 bulan.
Sumber: Data diolah, 2010
3.2.4. Partisipasi petani pada tahap monitoring dan evaluasi Demi menjaga kelancaran program, dilakukan pendampingan secara intensif dan juga pengawasan, baik pengawasan secara vertikal maupun horizontal. Pengawasan secara vertikal dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti Dinas Kehutanan, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, termasuk pihak kepolisian. Hal ini dilakukan agar program dapat berjalan lancar dan berlanjut. Petani sendiri sebagai anggota, berperan aktif untuk memberikan informasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan.
Tabel 5. Tingkat partisipasi petani pada tahap monitoring dan evaluasi No. Partisipasi pada Skor Kategori 1. Pengawasan oleh 49,6 Tinggi instansi terkait 2. Jaminan 74,1 Tinggi peningkatan kondisi HR 3. Jaminan 81,3 Tinggi keberlanjutan program 4. Pengawasan 85 Tinggi sesama anggota kelompok tani 5. Pengawasan 80 Tinggi anggota terhadap lembaga pengelola keuangan Skor rata-rata 73,99 Tinggi Sumber: Data diolah, 2010
4. Kesimpulan dan saran 4.1.1. Kesimpulan Partisipasi anggota kelompok tani pada kegiatan GEMAR tergolong tinggi pada semua tahapan kegiatan baik perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantapan kelembagaan, maupun pengawasan, dengan skor masing-masing adalah 79,25; 79,5; 83 dan 73,99. Tingginya partisipasi ini berpengaruh positif pada kelancaran berjalannya program GEMAR, bahkan melalui GEMAR muncul kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan petani.
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012
409
4.1.2. Saran Partisipasi masyarakat sangat mendukung berjalannya program pemerintah. Oleh karena itu program yang digulirkan harus berasal dari bawah dan sesuai dengan kondisi masyakat setempat. 5. Daftar pustaka Firmansyah. S. 2011. Partisipasi Masyarakat. dalam Sosial dan Budaya. 5 Juni 2009. http://sacafirmansyah.wordpress.com/200 9/06/05/partisipasi-masyarakat/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2012. Pemerintah Propinsi Jawa Barat. 2008. Gerakan Multi aktivitas Agribisnis. Leaflet. Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Sulistiyono, N., N. Achmad, dan E. Zulqaida. 2008. Tingkat Partisipasi Masyarakat terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Studi Kasus di Kelompok Tani Limau Manis, Desa Limau Manis, Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara). Makalah dalam Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian, Medan tanggal 3 Desember 2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor
410
Seminar Nasional Agroforestri III, 29 Mei 2012