ESTIMASI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS USAHATANI GANYONG (Studi Kasus di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis) ESTIMATION OF ECONOMIC AND TECHNICAL EFFICIENCY OF GANYONG FARMING (Case Study in Countryside of Sindanglaya, District Of Panjalu, Ciamis) Agus Yuniawan Isyanto dan Dadi Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis ABSTRAK Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi teknis dan ekonomis pada usahatani ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus pada kelompoktani Harapan Mulya di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis, dan dilaksanakan sensus pada 33 anggota kelompoktani tersebut. Efisiensi teknis didekati dengan menggunakan fungsi produksi Frontir dimana perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program komputasi frontier, sedangkan efisiensi teknis didekati melalui rasio antara nilai produk marjinal (NPM) dengan harga satuan input. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata petani ganyong telah mencapai efisiensi secara teknis dengan nilai rata-rata efisiensi teknis yang dicapai sebesar 0,995. Penggunaan sarana produksi lahan berpengaruh terhadap produksi ganyong, sedangkan faktor produksi bibit, pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi ganyong. Penggunaan faktor produksi lahan, urea, pupuk kandang, dan tenaga kerja belum efisien sehingga perlu ditambah, sedangkan penggunaan faktor produksi bibit dan pupuk TSP tidak efisien sehingga perlu dikurangi untuk mencapai tingkat efisiensi ekonomis. Kata kunci: usahatani ganyong, efisiensi teknis, efisiensi ekonomis ABSTRACT The aim of this research was to know technical and economies efficiency on ganyong farming in Sindanglaya Village District of Panjalu Ciamis Regency. Research was done by using case study in Harapan Mulya group of farmers in Sindanglaya Village District of Panjalu Ciamis Regency, and using census of all of 33 members of group farmer. Technical efficiency was conducting by using Frontir production function, while economies efficiency was conducting by using ratio of value of marginal product with input price. The research result showed that average farmer had technical efficiency with the average of technical efficiency was 0,995. Land was influencing the production, while seed, fertilizer and labour was not influencing production. Using of land, urea, organic fertilizer and labour was not efficient yet so must be increased, while seed and TSP fertilizer not efficient so must be decreased to reached the economies efficiency. Keywords: ganyong farming, technical efficiency, economies efficiency
PENDAHULUAN Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan (2001) mencatat, bahwa kebutuhan bahan pangan utama nasional khususnya padi diperkirakan 53,185 juta ton GKG, sedangkan angka sementara produksi padi pada tahun 2000 baru mencapai 51,179 juta ton GKG. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini pemenuhan kebutuhan pokok beras nasional masih sangat labil dan kritis. Hal ini selaras dengan pendapat Husodo (2001) yang menyatakan, bahwa sampai saat ini Indonesia masih harus mengimpor beras sebanyak 2 juta ton rata-rata per tahun. Salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang semakin meningkat dari tahun ke tahun adalah upaya diversifikasi pangan masyarakat dari beras ke non beras. Komoditas pangan non beras di Indonesia sangat besar dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, misalnya jagung dan umbi-umbian seperti talas, ganyong, singkong, ubi jalar dan sebagainya (Ariani dan Ashari, 2003). Salah satu upaya pengembangan diversifikasi konsumsi pangan dilaksanakan melalui pengembangan pangan lokal. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa pangan lokal merupakan jenis pangan yang sudah dikenal, mudah diperoleh di suatu wilayah dan mudah diusahakan baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun sebagai komoditas perdagangan. Kabupaten Ciamis memiliki berbagai jenis pangan lokal yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, baik sebagai bahan pangan pokok pengganti beras, sumber karbohidrat, maupun sebagai sumber
bahan baku industri bahan pangan. Komoditas pangan lokal non beras di Kabupaten Ciamis yang mempunyai potensi untuk dikembangkan antara lain ganyong. Usahatani ganyong di Kabupaten Ciamis pada saat ini baru dilaksanakan di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis dengan luas lahan sebesar 2 ha (Badan Bimas Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, 2003). Pada tataran empiris, masih terdapat isu kritis pada petani sebagai pelaku utama usahatani (subsistem agribisnis budidaya) yakni rendahnya nilai tambah yang diterima, sehingga tingkat pendapatan mereka kecil. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan mengakses sumber modal, lahan garapan sempit, posisi tawar rendah, sifat produk cepat rusak dan jumlah banyak (perishable dan bulky) serta struktur non-usahatani yang dispersial, asimestris, dan cenderung terdistorsi, yang menimbulkan masalah transmisi (pass through problems). Sedangkan fenomena lingkaran setan sosial ekonomi modern terjadi pada kondisi permodalan, penguasaan teknologi, dan produktivitas fisik yang relatif tinggi, namun nilai tambah yang diterima petani kecil. Pada kondisi demikian, petani menghadapi suatu paradoks produktivitas, di mana produktivitas semakin meningkat tetapi pendapatan riil yang diterima petani tetap kecil (Saragih, 2001). Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis pada usahatani ganyong. METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis pada bulan Maret sampai dengan
Oktober 2005. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi kasus. Variabel digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil produksi usahatani ganyong yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg,) dan (2) Variabel bebas (independent variable) yang meliputi : a. Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani untuk usahatani ganyong, baik sewa maupun milik sendiri, dan diukur dalam satuan hektar (ha). b. Bibit adalah bibit ganyong, diukur dalam satuan kilogram. c. Pupuk urea diukur dalam satuan kilogram (kg). d. Pupuk TSP diukur dalam satuan kilogram (kg). e. Pupuk kandang adalah pupuk yang digunakan petani yang berasal dari kotoran sapi, ayam maupun kambing, dan diukur dalam satuan kilogram (kg). f. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani ganyong baik tenaga kerja keluarga maupun dari luar keluarga, dan diukur dalam satuan Hari Kerja Pria (HKP). Usahatani ganyong di Kabupaten Ciamis hanya dilaksanakan oleh Kelompoktani Harapan Mulya yang berlokasi di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis, dengan jumlah anggota sebanyak 33 orang. Arikunto (1998) menyatakan, bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian atau dilaksanakan sensus. Dengan demikian pada penelitian ini dilaksanakan sensus pada seluruh petani anggota Kelompoktani Harapan Mulya. Data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari responden (first hand) yang diperoleh melalui teknik wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi pemerintah. Estimasi tingkat efisiensi teknis yang telah dicapai pada usahatani ganyong didekati dengan Stochastic Production Frontier metode Maximum Lokelihood Estimated (MLE), dengan bentuk umum spesifikasi model (Sumaryanto, 2001): Qi = Q(Xki,β)eєi Qi = keluaran yang dihasilkan oleh observasi (petani) ke –i Xk = vektor masukan K yang digunakan oleh observasi ke –i Β = vektor koefisien parameter eєi = “spesific error term” dari observasi ke –i Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln yi = αo +
n i
Di mana Y = X1 = X2 = X3 = X4 = X5 = X6 =
k
Ln xki Di i
є1 = vi - ui Produksi ganyong (kilogram ) Luas lahan (ha) Bibit (kg) Urea (Kg) TSP (Kg) Pupuk kandang (Kg) Tenaga kerja (HKP)
Pendugaan parameter menggu-nakan metode Maximum Likelihood (MLE) dan komputasinya memanfaatkan progran FRONTIER Version 4.1 Untuk menyelidiki lebih jauh bagaimana sebaran dari tingkat efisiensi teknis di antara petani contoh, ditelaah pula bentuk sebarannya dengan menghitung ukuran kemencengan (skeweness) distribusi TE.
Untuk menguji hipotesis efisiensi teknik digunakan uji t (t-test) dengan formulasi hipotesis sebagai berikut: ET = Qi-1, maka: Ho adalah Qi – 1 = 0 Hi adalah Qi – 1 ≠ 0 t hitung = Qi – 1/√ var (Qi) ....... (Mathias, 1991). Bila t hitung t tabel, maka Ho diterima, artinya Qi = 1 yakni rasio NPM dengan BKM = 1. Dengan kata lain penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani ganyong sudah efisien. Bila t hitung > t tabel, maka Hi diterima, artinya Qi ≠ 1(Qi bisa > 1 atau < 1). Apabila > 1, berarti penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani ganyong belum efisien. Apabila < 1, berarti penggunaan faktorfaktor produksi pada usahatani ganyong sudah tidak efisien. Alat analisis efisiensi harga (efisiensi alokatif) pada usahatani ganyong adalah merupakan perbandingan nilai produk marjinal (NPM) dengan harga input (Px) sebagai berikut : NPMX i EH = Pxi Dimana : EH = efisiensi harga (efisiensi alokatif) Untuk menguji hipotesis efisiensi harga digunakan NPMXi/HXi dengan formulasi hipotesis sebagai berikut: Ho adalah NPMXi/HXi = 1 Hi adalah NPMXi/HXi ≠ 1 Bila NPMXi/HXi = 1, maka Ho diterima artinya usahatani ganyong sudah mencapai efisiensi harga. Bila NPMXi/HXi ≠ 1, maka Hi diterima, artinya terdapat dua kemungkinan dalam usahatani ganyong yaitu belum mencapai efisien harga bila NPMXi/HXi
> 1, atau tidak mencapai efisiensi harga bila NPMXi/HXi < 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Seluruh petani ganyong di Desa Sindanglaya memiliki lahan untuk melaksanakan usahataninya kurang dari 0,25 hektar. Sebagian besar responden (93,94%) termasuk dalam golongan penduduk usia produktif (15-64 tahun). Pendidikan responden didominasi oleh pendidikan setara SD dan SMP masingmasing 45,45 %. Sebagian besar responden (57,58 %) memiliki tanggungan keluarga 13 orang. Fungsi Produksi Frontier Stokastik Hasil pendugaan fungsi produksi frontier dengan menggunakan komputasi program Frontier versi 41 dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil estimasi fungsi produksi frontier stokastik sebagaimana terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai mendekati 1. Jadi, galat satu sisi (one-sided error) ui mendominasi sebaran galat simetris dari vi. Hal ini juga didukung oleh nilai LR test of one-sided error yang sangat nyata. Ini menunjukkan bahwa hamper semua variasi dalam keluaran dari produksi frontier dapat dianggap sebagai akibat dari tingkat pencapaian efisiensi teknis yang berkaitan dengan persoalan manajerial dalam pengelolaan usahatani. Penggunaan faktor produksi lahan berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi pada usahatani ganyong. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produksi masih berbanding lurus dengan luas lahan garapan. Dengan kata lain di lokasi penelitian belum ada petani yang menerapkan temuan-temuan terobosan teknologi yang inovatif yang
memungkinkan peningkatan produktivitas secara nyata. Penggunaan bibit dalam usahatani ganyong menunjukkan nilai koefisien
negatif yang menunjukkan bahwa penggunaan bibit tersebut berlebihan sehingga perlu dikurangi.
Tabel 1. Hasil Dugaan Parameter Fungsi Produksi Frontier Stokastik Parameter Intersep ( 0) Luas lahan ( 1) Bibit (2) Pupuk Urea ( 3) Pupuk TSP ( 4) Pupuk Kandang (5) Tenaga Kerja ( 6)
2
Nilai 5,0832 (0,7285) 1,1586* (0,2142) -0,0983 (0,1518) 0,0056 (0,1066) -0,1473 (0,1602) 0,0536 (0,1731) 0,0318 (0,0226) 0,5636E-04 0,750 126,110 1,5852
Log likelihood function LT Test of the one-sided error angka dalam kurung menunjukkan galat baku (standard error) * signifikan pada = 0,05
Penggunaan pupuk, baik pupuk kandang maupun pupuk buatan, tidak berpengaruh terhadap produksi pada usahatani ganyong. Namun demikian terdapat perbedaan tanda pada koefisien masing-masing pupuk, dimana koefisien untuk pupuk Urea dan pupuk kandang bernilai positif sedangkan pupuk TSP bernilai negatif. Ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk TSP berlebihan sehingga perlu dikurangi, sedangkan penggunaan pupuk Urea dan pupuk kandang masih kurang sehingga perlu ditambah. Pengurangan penggunaan pupuk TSP disertai dengan penambahan pupuk Urea dan pupuk kandang dapat meningkatkan hasil produksi pada usahatani ganyong.
Penggunaan tenaga kerja pada usahatani ganyong mempunyai nilai koefisien positif yang menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada usahatani ganyong masih kurang. Hal ini menunjukkan ketersediaan tenaga kerja dimana pada saat ini cenderung sulit untuk mendapatkan tenaga kerja yang mau bekerja pada sektor pertanian. Tingkat Efisiensi Teknis Tingkat efisiensi teknis usahatani ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa ratarata tingkat efisiensi teknis yang dicapai petani dalam melaksanakan usahatani
ganyong adalah 0,995. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani telah mampu mencapai efisiensi teknis dalam melaksanakan usahatani ganyong. Dengan kata lain, pada usahatani ganyong tersebut telah dapat dicapai tingkat produksi
maksimum dengan penggunaan faktorfaktor produksi yang ada. Nilai standar deviasi dari efisiensi teknis yang dicapai menunjukkan adanya homogenitas petani dalam pencapaian efisiensi teknis tersebut.
Tabel 2. Rata-rata Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Ganyong No 1 2
Parameter Rata-rata Standar deviasi
Nilai 0,995 0,003
Efisiensi teknis yang telah dicapai oleh petani dalam melaksanakan usahatani ganyong dapat divisualisasikan sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar petani memiliki tingkat efisiensi teknis dalam melaksanakan usahatani ganyong di atas rata-rata 0,995.
Namun demikian terlihat adanya beberapa petani yang memiliki efisiensi teknis di bawah rata-rata, yaitu petani nomor 5, 6, 8, 17, 21, 25 dan 30. Pada petani golongan ini diperlukan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang lebih intensif agar mereka dapat meningkatkan efisiensi teknis usahataninya.
1,00000
0,99500
Kelompok TE
0,99000
0,98500
0,98000
0,97500 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Petani
Gambar 2. Efisiensi Teknis Usahatani Ganyong Tingkat Efisiensi Ekonomis Efisiensi ekonomis pada usahatani ganyong dengan memperhitungkan rasio antara nilai produk marjinal (NPM) dengan harga faktor produksi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi lahan, pupuk
Urea, pupuk kandang, dan tenaga kerja pada usahatani ganyong belum efisien. Artinya penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dari sisi ekonomis masih kurang sehingga perlu ditambah. Penambahan faktor produksi tersebut akan menyebabkan tercapainya tingkat efisiensi ekonomis dari usahatani ganyong.
Penggunaan faktor produksi bibit dan pupuk TSP pada usahatani ganyong tidak efisien, artinya penggunaan faktor produksi tersebut berlebihan sehingga
perlu dikurangi. Pengurangan faktor produksi tersebut akan menyebabkan tercapainya tingkat efisiensi ekonomis dari usahatani ganyong.
Tabel 3. Efisiensi Usahatani Ganyong No 1 2 3 4 5 6
Faktor Produksi Lahan (X1) Bibit (X2) Pupuk Urea (X3) Pupuk TSP (X4) Pupuk Kandang (X5) Tenaga Kerja (X6)
Nilai Efisiensi Ekonomis 12,274 -138,378 4,888 -91,574 228,747 2,259
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Usahatani ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis telah mencapai tingkat efisiensi teknis, dengan nilai rata-rata efisiensi teknis yang dicapai 0,995. Meskipun demikian terdapat beberapa petani yang memiliki nilai efisiensi teknis di bawah rata-rata yang perlu mendapatkan penyuluhan yang lebih intensif dibandingkan dengan petani yang memiliki nilai efisiensi teknis di atas rata-rata. Faktor produksi lahan berpengaruh terhadap produksi, sedangkan faktor produksi bibit, pupuk, dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi usahatani ganyong. 2. Penggunaan faktor produksi lahan, pupuk Urea, pupuk kandang, dan tenaga kerja belum efisien sehingga perlu dilakukan penambahan penggunaan faktor produksi tersebut dalam pelaksanaan usahatani ganyong. Sebaliknya penggunaan faktor produksi bibit dan pupuk TSP tidak efisien sehingga perlu dilakukan pengurangan penggunaan faktor produksi tersebut. Penambahan maupun pengurangan faktor produksi tersebut akan mewujudkan tercapainya tingkat
Keterangan Belum efisien Tidak efisien Belum efisien Tidak efisien Belum efisien Belum efisien
efisiensi ekonomis pada pelaksanaan usahatani ganyong. Saran Tercapainya efisiensi teknis belum menjamin tercapainya pendapatan yang tinggi pada usahatani ganyong apabila tidak dibarengi dengan pencapaian efisiensi ekonomis. Namun demikian pencapaian efisiensi teknis penting diperhatikan dalam melaksanakan usahatani ganyong karena efisiensi teknis menunjukkan kemampuan petani dalam mencapai tingkat produksi yang maksimum. Oleh karena itu penekanan kegiatan penyuluhan ditujukan kepada petani yang memiliki nilai efisiensi teknis di bawah rata-rata. Mengingat bahwa tidak ada satupun penggunaan faktor-faktor produksi yang mencapai efisiensi secara ekonomis, maka perlu dilakukan penyuluhan kepada petani, khususnya di dalam penggunaan sarana produksi agar efisien secara ekonomis. Selain itu perlu difasilitasi agar petani dapat memperoleh sarana produksi secara mudah dan dengan harga yang ekonomis, sehingga tercapai kombinasi penggunaan sarana produksi dengan harga yang minimum (least cost combination).
Mengingat bahwa pada penelitian ini tidak dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis, maka perlu
dipertimbangkan mengenai penelitian lanjutan yang mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis pada usahatani ganyong.
DAFTAR PUSTAKA Ariani, M. dan Ashari. 2003. Arah, Kendala, dan Penyingnya Diversifikasi Konsumsi Pangan di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 21 No. 2, Desember 2003. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Badan Bimas Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis. 2003. Strategi Pengembangan Pangan Lokal Ganyong (Canna edulis Kerr) dan Talas Seler (Colocasia esculenta L) di Kabupaten Ciamis. Ciamis. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan. 2001. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta. Husodo, S.Y. 2001. Otonomi Daerah : Tantangan dan Peluang Pembangunan Pertanian. Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. Jakarta. Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Loji Grafika Griya Sarana. Bogor. Sumaryanto. 2001. Estimasi Tingkat Efisiensi Usahatani Padi Dengan Fungsi Produksi Frontier Stokastik. Jurnal Agro Ekonomi. V. 19. No. 1. Mei 2001. Bogor.