PARTISIPASI MASYARAKAT MIGRAN DI DUSUN WANASARI (KAMPUNG JAWA): ANALISIS PEMBANGUNAN DENPASAR BERWAWASAN BUDAYA Putu Putra Ardika, Imron Hadi Tamim, Nazrina Zuryani Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT This research explain the concept of city development of Denpasar and programs contained in it, andlooking at the function and participation of Wanasari village community contributes toDenpasar city development. By utilising Talcot Parson’s systems theory of AGIL (Adaptation, Integration, Goal, Latency), its implementation has question how the community social participation from migrants influence by their cultural roots. Participations of Wanasari Hamlet are taken independently because the plan from the community has not yet accomodatedby Denpasar goverment. As a result, the community of Dusun Wanasari focuses its development (mosque, schools, road access, mapping of settlements, civil regristration) only in their place. Keywords : Participation, Migrant community, Development
1. PENDAHULUAN
Berwawasan Budaya”. Visi ini didasarkan atas
Sebuah daerah dinyatakan memiliki tingkat keberhasilan dilihat dari kemampuan daerah tersebut untuk mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi daerah tersebut. Kemampuan untuk mengolah sumber daya yang terdapat di daerah menjadi faktor kunci yang menjadi dasar untuk dapat dikembangkan sesuai visi dan misi daerah. Di Indonesia, pemberlakuan sistem daerah
otonomi
daerah
membuat
dapat
pemerintahannya
setiap
melaksanakan
secara
mandiri
tanpa
tergantung oleh pemerintah pusat. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut
mampu
pemerintahannya
menjalankan
dengan
mengedepankan
asas pemberdayaan secara maksimal potensi yang terdapat di daerah tersebut sehingga dapat mensejahterakan masyarakatnya. Kota
Denpasar
sebagai
tingkat kepadatan penduduk mengimplementasikan daerah
melalui
visi
kota dengan yang tinggi
kebijakan “Denpasar
otonomi Kota
latar belakang Kota Denpasar dan Pulau Bali sebagai daerah yang kental akan kebudayaan di setiap kehidupan masyarakatnya. Kota Denpasar merupakan ibukota Provinsi Bali, yang mana wujud budaya yang terdapat di Kota Denpasar menjadi sangat beragam dan berwarna. Mengingat dasar tersebut, maka pemerintah
kota
Denpasar
merasakan
pentingnya melakukan langkah mewujudkan tujuan daerah dengan mendasarkan diri pada budaya lokal. Mulai tahun tahun 2005-2010 dan dilanjutkan kembali pada 2010-2015, Kota Denpasar secara resmi menciptakan visi pembangunan daerah yaitu “Kota Denpasar Berwawasan Budaya”. Kota Denpasar membentuk visi tersebut ke dalam lima misi utama pembangunan yaitu: a. Menumbuh masyarakat
kembangkan Kota
berdasarkan budaya Bali.
jati
diri
Denpasar
b. Pemberdayaan masyarakat dilandasi dengan c.
kebudayaan
Bali
dan
kegiatan maupun kepentingan yang akan
Mewujudkan pemerintah yang bersih
dilaksanakan oleh pemerintah Kota Denpasar.
dan berwibawa (good governance)
Guna membantu mewujudkan kota yang
melalui penegakan supremasi hukum
berwawasan
(law enforcement).
menggandeng
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
budaya,
pemerintah
semua
elemen
harus
di
Kota
Denpasar baik itu pemerintah di tingkat lokal maupun kecamatan guna menunjang tujuan dan visi kota tersebut. Tidak lupa pula
e. Mempercepat
pertumbuhan
dan
melibatkan segenap penduduk pendatang
ekonomi
yang telah hidup berkelompok di dalam
melalui sistem ekonomi kerakyatan
beberapa kampung di sekita Kota Denpasar
(economic stability).
dalam perannya untuk membantu dan turut
memperkuat
Pemerintah memiliki
Kota
berbagai
memetakan
ketahanan
Denpasar macam
berbagai
juga
telah
langkah
guna
unsur
masyarakat
tersebut. Salah satu bentuk pemetaan yang dilakukan pengadaan
pemerintah
Denpasar
adalah
kampung-kampung
bagi
penduduk pendatang yang menetap di Kota Denpasar. Berdasarkan data yang tertera dalam tabel ini, terdapat beberapa kampung yang menjadi lokasi pemetaan penduduk oleh pemerintah Denpasar : Tabel 1.1 Denpasar
Daftar
Kampung
di
Kota
yang
dapat
dilihat
adalah
partisipasi masyarakat yang ada di Kampung Jawa
atau
Dusun
Wanasari.
Sebagai
kampung dengan jumlah penduduk 1705 KK dan
merupakan
kampung
lainnya,
mempunyai
posisi
KK
terbanyak
kampung yang
diantara
Jawa
strategis
jelas dalam
membantu pemerintah dalam pembangunan mewujudkan
Denpasar
sebagai
kota
berwawasan budaya. Namun, selama periode visi
pembangunan
Kota
Denpasar
Masyarakat
pemerataan pelaksanaan pembangunan dan penciptaan identitas agar tercipta suasana itu,
yang
relevan
terhadap
pembangunan Kota Denpasar.
empiris dapat dilihat sebagai upaya untuk
Selain
satu
partisipasi
Pemetaan penduduk tersebut secara
kondusif.
Salah
Dusun Wanasari ternyata belum mempunyai
Kampung Jawa (Dusun Wanasari) Kampung Cina (Tionghoa) Kampung Arab Kampung Bugis Serangan
yang
serta dalam pelaksanaan visi daerah.
dicanangkan sejak tahun 2005, masyarakat
Nama Kampung
( Data Berdasarkan publikasi : Bappeda Kota Denpasar 2010)
kota
mempermudah proses pelaksanaan berbagai
Kearifan Lokal.
d. Membangun Pelayanan Publik untuk
n o 1 2 3 4
pemetaan tersebut juga sebagai upaya untuk
upaya
Dusun
Wanasari
(Kampung Jawa) sebagai sebuah sistem yang menetap di daerah yang baru yaitu Kota Denpasar tentu harus mempunyai sinergitas dan peran terhadap Kota Denpasar. Namun yang terjadi adalah masyarakat tersebut selama ini belum mempunyai peran yang nyata
dan
terbuka
terkait
dengan
pembangunan Kota Denpasar. akan tetapi apabila
menilik
dari
sejarahnya,
b. Pencapaian tujuan
Dusun
Sistem harus dapat mendefinisikan
Wanasari (Kampung Jawa) yang telah berdiri
dan
sejak tahun 1910 (Bappeda Kota Denpasar,
utamanya.
2010 : 69) tentu seharusnya mempunyai andil yang
strategis
terhadap
perkembangan
c.
mencapai
Integrasi Sistem harus mengatur hubungan
pembangunan daerah, apalagi saat ini kota
bagian-bagian
Denpasar
komponennya.
telah
pembangunan
mempunyai
Kota
konsep
Denpasar
yang
berwawasan Budaya.
mengatur
yang
menjadi
Sistem juga
hubungan
antar
harus ketiga
imperatif fungsi tersebut.
Oleh karena itu, penelitian ini akan
d. Latensi
menggali secara lebih mendalam tentang
Sistem
partisipasi yang selama ini telah dilakukan
memelihara,
oleh Dusun Wansari dalam pembangunan
motivaai
Kota
budaya
Denpasar,
tujuan-tujuan
utamanya
dalam
pelaksanaan visi Kota Denpasar berwawasan budaya.
harus dan
individu yang
melengkapi, memperbarui dan
pola-pola
menciptakan
dan
mempertahankan motivasi tersebut. Berdasarkan teori tersebut, berikut skema AGIL yang dapat dilihat secara ringkas
2.
mengenai masyarakat :
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori Talcot
Tabel 2.1 Skema AGIL
Parsons
(dalam
Goodman, 2010 : 256) tentang
bagaimana
struktur
harus
&
mengungkapkan
sebuah
dapat
Ritzer fungsi
menyesuaikan
dan diri
dengan lingkungannya. Menurut Parsons, fungsi adalah suatu gugusan aktivitas yang diarahkan
untuk
memenuhi
satu
atau
beberapa kebutuhan sistem. Terdapat empat fungsi yang menjadi kewajiban sebuah sistem agar dapat hidup di lingkungan dan tatanan masyarakat yang baru : a. Adaptasi Sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan
menyesuaikan
dengan kebutuhannya.
lingkungan
Latention Sistem Kultural (Masyarakat migran mempunyai sistem kultural sebagai hasil dari berkembangnya sistem sosial secara kontinu dan mulai mempunyai peran sosial di lingkungannya) Adaptation Organisme Behavioral (Masyarakat migran datang ke sebuah lingkungan sosial yang baru dengan tujuan yangn ingin dicapai)
Integration Sistem Sosial (Masyarakat migran berkumpul membentuk sistem sosial dan berintegrasi dengan lingkungan barunya) Goal Sistem Kepribadian (Masyarakat migran mempunyai tujuan yang ingin dicapai di lingkungan sosial tersebut)
Sumber : Ritzer & J. Goodman, 2010 Terkait penelitian ini, sistem struktural fungsional yang diungkapkan oleh Talcot Parsons menjadi dasar bagi penelitian ini
untuk melihat bagaimana masyarakat migran
dihasilkan oleh sukus Sasak tersebut dapat
dalam
menyesuaikan
hidup bersinergi dengan masyarakat di Kota
sistem dan nilai yang dimilikinya di lingkungan
Denpasar. Penelitian ini juga mendapatkan
tempatnya
ini,
hasil bahwa imigan mempunyai kekuatan
masyarakat migran yang menetap di Kota
budaya asalnya yang digunakan sebagai
Denpasar khususnya di Dusun Wanasari
penyumbang untuk ikut memperkaya budaya
(Kampung Jawa) adalah salah satu contoh
yang ada di daerah tempatnya bermigrasi
masyarakat
tanpa harus bertentangan dengan budaya
berpartisipasi
Weber
dan
menetap.
yang
Dalam
hal
terstratifikasi
berdasarkan
golongan
menurut etnis
dan
lokal.
statusnya di sebuah wilayah. Hasil stratifikasi
Darsika (2005) menjelaskan bagaimana
sosial ini dibuktikan dengan ditemukannya
implementasi pengembangan kota Denpasar
beberapa sistem nilai masyarakat kampung
dengan mengemukakan bahwa Denpasar
Jawa yang masih dibawa hingga saat ini,
sebagai Kota Budaya terancam tergerus oleh
seperti
hingar
budaya
seni,
dan
pola
perilaku
bingar
pariwisata
kehidupan masyarakat dari daerah asalnya.
menggunakan
Hal ini berarti, dalam konteks pembangunan
pemasaran utamanya. Penelitian ini juga
wilayah, sistem dan nilai masyarakat migran
melihat
tersebut akan mempunyai andil yang besar
terdapat di Kota Denpasar nyatanya hanya
dalam
digunakan sebagai komoditi politik tanpa
menentukan
arah
kebijakan
pembangunan wilayah yang diharapkan.
pada
kebijakan
menjelaskan
Sasak
yang
tentang
menciptakan
sebuah keragaman budaya baru di kota Denpasar.
Dalam
hal
ini,
penelitian
ini
memfokuskan diri pada kehadiran imigran di Kota
Denpasar
khususnya
imigran
suku
Sasak yang menetap di Kota Denpasar dan menciptakan
sebuah
korelasi
terhadap
budaya yang terdapat di Kota Denpasar. Sesuai dengan visi kota Denpasar sebagai Kota
Berwawasan
budaya
seperti
dalam
visi
yang
pada Kota
dimana penelitian ini mengkritik penggunaan
(2010)
Suku
mengikat,
budaya
alat
Denpasar sebagai Kota Berwawasan Budaya,
2.2 Studi Pustaka
imigran
sebagai
bagaimana
yang
penggunaan
Sudiarta
budaya
meskipun
Budaya,
suku
Sasak
membentuk sebuah misi budaya baru yang dikembangkan dengan menggunakan budaya daerah asal mereka dengan budaya yang telah ada di Kota Denpasar. Penelitian ini mendapatkan gambaran bahwa budaya yang
visi tentang kebudayaan yang masih belum sesuai dengan kebijakan di tengah lapangan. Dalam penelitian ini pula, upaya perwujudan visi kota Denpasar tersebut lebih difokuskan pada
penciptaan
kebijakan
yang
berlandaskan wawasan budaya, dan belum menyentuh
pada
keterlibatan
berbagai
elemen masyarakat termasuk masyarakat migran di kota Denpasar. Widyarto (2006)
menjelaskan tentang
bagaimana kaum imigran yakni masyarakat Jawa yang tinggal dan menetap di Kota Denpasar. Dalam kesehariannya, masyarakat Jawa
tersebut
juga
membawa
berbagai
macam bentuk budaya dan seni di daerah asalnya
untuk
dikembangkan
di
Kota
Denpasar.
Penelitian
ini
menemukan
metode purposive, yaitu penentuan informan
beberapa macam seni dan budaya yang
dengan
masih dipertahankan oleh masyarakat jawa di
dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
Kota Denpasar meskipun berada jauh dari
serta kapabilitas calon informan yang akan
tanah
lebih
menjadi subjek penelitian. Hasil penentuan
berfokus pada jenis-jenis tarian yang masih
informan kunci yang telah ditentukan peneliti
dipertahankan tersebut tanpa melihat aspek
kemudian
kemasyarakatan yang terdapat di dalam
snowball, yaitu teknik pengumpulan dengan
masyarakat jawa tersebut dan dampak yang
pengembangan informan kunci yang menjadi
dapat dirasakan oleh Kota Denpasar.
pusat data peneliti.
kelahirannya.
Penelitian
ini
mempertimbangkan
dikembangkan
kemampuan
dengan
teknik
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Program Pembangunan Denpasar
a.
Menumbuh
kembangkan
partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat
masyarakat
Kota
serta dapat meningkatkan kualitas data yang
berdasarkan Kebudayaan Bali.
3.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif agar peneliti dapat melihat dengan jelas bentuk
ingin didapat melalui metode wawancara mendalam dan lainnya (Moleong, 2004 : 5).
Pada Pemerintah
jati
diri
Denpasar
program Kota
Kota
pertama
Denpasar
ini
menekankan
Sumber data dalam hal ini dapat dibagi
tujuan pada terciptanya keharmonisan antar
menjadi dua, yaitu sumber data primer dan
masyarakat yang tinggal di Kota Denpasar.
sekunder. Sumber data primer dari penelitian
peran
ini adalah hasil wawancara dengan tokoh
mempunyai
masyarakat, informan kunci, instasi yang
merupakan komunitas kecil dan kesatuan
terkait dengan upaya perwujudan visi daerah,
hidup masyarakat di Bali, khususnya di Kota
dan dokumentasi di lokasi penelitian. Sumber
Denpasar (Surpha, 2004 : 130). Implementasi
data
peraturan,
pembagian
maupun data lainnya yang dimiliki oleh Dusun
diterapkan
Wanasari yang dapat menunjang penelitian.
pemerintahan di berbagai kabupaten dan
sekunder
Lokasi
yaitu
penelitian
literatur,
ini
adalah
Dusun
lembaga-lembaga peran
besar,
wewenang ke
di
dalam
tingkat
desa
karena
desa
ini
kemudian
berbagai
sistem
kota, termasuk Kota Denpasar. Pemerintah
Wanasari Kampung Jawa Kota Denpasar.
Kota
Penelitian ini akan memfokuskan diri pada
pengaturan wewenang pemerintahan desa
masyarakat migran yang bertempat tinggal di
dengan
daerah Dusun Wanasari. Waktu penelitian
secara horizontal, dimana desa adat dan desa
yang akan digunakan oleh peneliti adalah
dinas wajib melakukan koordinasi secara
enam bulan, Unit analisis dalam penelitian ini
menyeluruh
adalah
pemerinttahan di tingkat desa. Selain desa
masyarakat
Dusun
Wanasari.
Penentuan informan akan dilakukan dengan
Denpasar
melaksanakan
memisahkan
terhadap
wewenang
kebijakan tersebut
penyelenggaraan
adat dan desa dinas, Kota Denpasar juga
kebiasaan-kebiasaan
memiliki beberapa dusun yang saat ini masih
pergaulan
berdiri setara dengan keberadaan banjar,
dipertahankan di dalam kehidupan sehari-hari
yang
sesuai dengan Pancasila (Surpha, 2004 : 41).
merupakan
sekup
terkecil
bentuk
hidup
sehari-hari
di
dalam
yang
harus
komunitas masyarakat di Bali.
c. b.
Mewujudkan pemerintah yang bersih
Pemberdayaan Masyarakat dilandasi
dan berwibawa (good governance)
dengan
melalui penegakan supremasi hukum
Kebudayaan
Bali
dan
Kearifan Lokal
(law enforcement)
Pemerintah
Kota
Denpasar
Program pemerintah Kota Denpasar
menekankan pada pemberdayaan institusi
dalam
pemerintahan dari tingkat lokal hingga utama
merupakan
guna
mempunyai andil besar terhadap terjaganya
menjaga
identitas
budaya
dan
membenahi salah
sistem satu
pemerintahan progam
yang
kerukunan antar umat beragama. Program ini
kondusifitas
juga
kependudukan di Kota Denpasar. oleh karena
menjelaskan
bahwa
keberadaan
dan
ketertiban
administrasi
masyarakat yang multikultur harus dijaga
itu
kesatuannya agar tercipta kesatuan bangsa.
masyarakat Kota Denpasar berpartisipasi.
Dalam hal ini, budaya yang terdapat di Kota
Pentingnya
Denpasar sangat beragam dan heterogen,
kependudukan dalam rangka penertiban dan
sehingga diperlukan kontrol dari pemerintah
penataan
dari tingkat terkecil untuk menjaga agar
memberikan
budaya tersebut dapat terjaga, termasuk
perkembangan penduduk secara nasional.
budaya yang dibawa oleh masyarakat migran.
Pendataan kependudukan dilakukan agar
Peran
setiap individu mempunyai perlindungan atas
desa
menjadi
serta
perangkatnya kembali
tumpuan
utama
menyukseskan program ini.
dalam
Pemberdayaan
pemerintah
dirinya
harus ketertiban
catatan
dan
Masyarakat
dapat
mengajak administrasi
sipil
akan
gambaran
dilindungi yang
dapat
mengenai
oleh
negara.
bermigrasi
maupun
seluruh masyarakat mutlak diperlukan oleh
menetap di suatu wilayah mempunyai hal dan
pemerintah.
upaya
kewajiban yang sama dalam melengkapi
kebudayaan,
administrasi kependudukan di wilayah tempat
Dari
mempertahankan
segi dan
masyarakat adat mempunyai andil terbesar,
tinggalnya.
karena segala bentuk kearifan lokal dimiliki oleh masyarakat adat. Sistem keagamaan yang dituangkan dalam adat juga menjadi nilai budaya yang lahir
dan
berkembang
di
masayarakat.
d.
Membangun Pelayanan Publik Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat. Pelayanan publik seperti rumah sakit
Peraturan Mendagri Nomor 11 Tahun 1984
dan institusi pendidikan menjadi hal utama.
yang merupakan kelanjutan dari UU Nomor 5
Pemerataan
Tahun 1979 tentang pembinaan masyarakat
wilayah dilakukan agar masyarakat tidak
adat, mengatur bahwa adat-istiadat adalah
kesulitan mengakses kedua sektor tersebut,
sektor
tersebut
di
berbagai
mengingat keduanya adalah sektor utama
Perda Nomor 7 Tahun 2002 tentang retribusi
dalam dasar pembangunan. Perda di Kota
pajak bagi tempat usaha yang terdapat di
Denpasar
Kota Denpasar.
juga
pembangunan
mengatur
Perda
Program pemerintah Kota Denpasar
Nomor 6 Tahun 2004 tentang pembentukan
dalam mengembangkan potensi kaum pekerja
organisasi dinas di Kota Denpasar, dan UU
dalam
Nomor 11 Tahun 2004 tentang pembentukan
Implementasi program tersebut ke dalam
organisasi
masyarakat
di
publik,
tentang
diantaranya
tingkat
kecamatan
dan
kelurahan di Kota Denpasar.
perekonomian harus
patut
diapresiasi.
dilakukan
dengan
penananman modal pendidikan ilmu dunia
Pembentukan dinas diwujudkan sebagai
perekonomian dan peluang usaha yang dapat
bentuk pelayanan utama bagi masyarakat.
dilakukan di Kota Denpasar. Selain itu,
Dinas bergerak dalam bidang yang bersifat
diperlukan
administratif
potensi ekonomi di setiap wilayah di Kota
dan
penyelenggara
pemerintahan
(Surpha,
Pembentukan
dinas
2004
:
pendidikan,
47). dinas
kesehatan, dan dinas lainnya menjadi cikal bakal terbentuknya pusat pelayanan publik
adanya
pemetaan
terhadap
Denpasar agar tidak terjadi tumpang tindih persaingan ekonomi.
4.2
Mekanisme Partisipasi Dusun Wanasari
seperti sekolah dan puskesmas yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas.
Pada masyarakat Dusun Wanasari, kesadaran yang timbul dalam keikutsertaan
e.
Mempercepat memperkuat
pertumbuhan ketahanan
dan
pembangunan wilayah dusun tersebut muncul
ekonomi
dari adanya kesadaran akan kesamaan dan
melalui sistem ekonomi kerakyatan
integrasi
(economic stability)
masyarakat. Masyarakat Dusun Wanasari
Program pemerintah Kota Denpasar
yang merupakan masyarakat migran memiliki
sosial
yang
terjadi
antara
dalam bidang ekonomi mencakup berbagai
sebuah
aspek yang menjadi potensi Kota Denpasar,
mempertahankan dan memelihara
seperti
desa,
yang mereka miliki di daerah asalnya. Proses
hingga bidang lainnya yang dapat menjadi
adaptasi yng dilakukan masyarakat Dusun
sumber
Wanasari dilakukan dengan menyesuaikan
bidang
pendapatan
Denpasar. pekerjaan
pariwisata,
upaya dan
potensi
daerah
bagi
perluasan
pemerataan
Kota
lapangan kesempatan
diri
kesadaran
dengan
potensi
untuk
yang
tetap sistem
terdapat
di
lingkungannya.
menjadi faktor utama. Dalam melaksanakan
Kesadaran
yang
muncul
sebagai
program ini pemerintah Kota Denpasar juga
adanya sistem kultural dan sosial yang telah
menuangkannya ke dalam berbagai perda
terbentuk dan menjadi sebuah kesatuan di
kota
Dusun
Denpasar
yang
mengatur
tentang
Wanasari
membuat
mekanisme
perekonomian di Kota Denpasar, diantaranya
partisipasi pembangunan yang dilaksanakan
Perda Nomor 4 Tahun 2002, Perda Nomor 5
saat ini didasarkan atas kesadaran secara
Tahun 2002, Perda Nomor 6 Tahun 2002, dan
sukarela. Sistem sosial yang terbentuk oleh
masyarakat
Dusun
masyarakat
migran
persamaan
asal
Wanasari
sebagai
didasarkan
usul
dan
atas
tujuan
hidup
mengembangkan
dan
membangun
wilayahnya. Bentuk koordinasi yang dilakukan oleh
Dusun
Wanasari
kepada
pihak
membuat sistem sosial yang berkembang di
pemerintah hanya korrdinasi yang bersifat
Dusun
dan
pemberitahuan
dan
menumbuhkan kehidupan yang mempunyai
pembangunan.
Oleh
kultur masyarakat yang khas. Sistem sosial
partisipasi yang banyak dilakukan masyarakat
yang erat telah menjadi sebuah kultur bagi
Dusun Wanasari saat ini adalah partisipasi
masyarakat
berupa uang, pemikiran, dan tenaga.
Wanasari
semakin
Dusun
erat
kepengurusan karena
itu,
ijin
bentuk
Wanasari
dalam
kegiatan
dengan
Dusun Wanasari melakukan bentuk
dilaksanakan
partisipasi secara tidak langsung terhadap
secara sukarela dan tanpa adanya paksaan,
pembangunan kota Denpasar, akan tetapi
program pembangunan dan koordinasi yang
tetap
dilaksanakan
membangun
melaksanakan dasar
berbagai
sukarela.
Wanasari
Meskipun
oleh
tetap
masyarakat
mempunyai
Dusun
partisipasi
wilayahnya
sendiri
dalam berupa
yang
partisipasi dalam bentuk sumbangan iuran
maksimal. Ketiadaan sanksi bagi masyarakat
dana dan tenaga. Meskipun demikian, Dusun
yang tidak terlibat dalam pembangunan di
Wanasari tetap melakukan koordinasi secara
Dusun Wanasari juga menjadi salah satu
terstruktur
bentuk
pembangunan,
kesadaran
hasil
mempunyai
masyarakat
Dusun
Wanasari.
dalam
melaksanakan
meskipun
dalam
pelaksanaannya tetap melaksanakan secara swadaya. Dusun Wanasari tetap berada
4.3
Bentuk Partisipasi Dusun Wansari Partisipasi
Masyarakat
dan berlaku di Kota Denpasar, bertindak
masyarakat
di
Dusun
Wanasari berdasarkan hal tersebut dapat dilihat ke dalam beberapa bentuk dan jenis partisipasi
masyarakat
Dusun
Wanasari
dalam pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan masyarakat Dusun Wanasari saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan sistem
swadaya,
dimana
pada
setiap
pembangunan yang dilaksanakan oleh Dusun Wanasari
tidak
melibatkan
pemerintah
maupun struktur pemerintahan yang bersifat mengikat. Hal ini disebabkan oleh pemerintah Kota
Denpasar
yang
memberikan
kewenangan atau otonomi tersendiri kepada pihak
Dusun
dalam koridor koordinasi struktural yang ada
Wanasarin
dalam
sesuai dengan aturan-aturan umun yang terdapati
di
Kota
Denpasar,
dan
melaksanakan segala ketentuan dengan baik dan benar sesuai prosedur. Hal
tersebut
juga
memberikan
gambaran bahwa masyarakat melaksanakan pembangunan
yang
didasarkan
atas
kebutuhan wiilayah tersebut. Koordinasi yang dilakukan
pada
batas
pemberitahuan
memperlihatkan bahwa masyarakat memang diberikan wewenang secara terbuka untuk merancang program yang sesuai dengan kemampuan wilayah dalam melaksanakan pembangunan.
4.4
Kontribusi Partisipasi Masyarakat Dusun Wanasari terhadap Pembangunan Denpasar
dusun 4
Pembenahan sistem pelayanan publik dan pemerintahan di tingkat RT dan dusun
Jangka Pendek
5
Penegakan sistem tertib administrasi kependudukan
Jangka Pendek
6
Penataan tata ruang wilayah pemukiman dusun di sekitar bantaran sungai
Jangka Menengah
7
Pembentukan kelompok seni dan budaya
Jangka Pendek
8
Pengajuan program pembangunan kepada Pemerintah Kota Denpasar secara berkala
Jangka Pendek
9
Renovasi SD madrasah
dan
Jangka Pendek
10
Pemberdayaan dan akomodasi usaha ekonomi masyarakat Dusun
Jangka Pendek
11
Penataan pedagang dan pendataan jenis pekerjaan penduduk
Jangka Menengah
12
Pembentukan dan pleno AD/ART dusun
Jangka Pendek
13
Perluasan Wilayah Dusun (Pemekaran)
Jangka Panjang
14
Perubahan Dusun menjadi Desa Administratif
Jangka Panjang
Keberadaan dusun Wanasari sebagai salah satu bagian dari pemerintahan Kota Denpasar merupakan penopang bagi kota Denpasar kegiatan
dalam
melakukan
pembangunan.
berbagai
Segala
bentuk
program pembangunan yang dicanangkan oleh
pemerintah
Kota
Denpasar
harus
dilaksanakan oleh segenap wilayah penopang kota Denpasar. Begitupula yang dilakukan oleh Dusun Wanasari, dimana dusun yang mempunyai nilai historis panjang di Kota Denpasar
ini
selalu
berupaya
untuk
membangun wilayahnya. Berbagai program pembangunan
pun
diluncurkan
demi
mewujudkan dusun Wanasari yang mandiri dan unggul. Pembentukan program Dusun Wanasari ini lebih banyak didasarkan atas kebutuhan dari dusun tersebut. Beberapa program
pembangunan
Dusun
Wanasari
tersebut diantaranya ada yang diusulkan kepada pemerintah kota Denpasar guna memperoleh beberapa
bantuan
program
maupun
lainnya.
pembangunan
jangka
pendek dan panjang yang akan dilaksanakan di Dusun Wanasari adalah sebagai berikut : Tabel
4.1
Rancangan
Program
Pembangunan Dusun Wanasari No
Nama Program Pembangunan
Jangka Pembangunan
1
Perluasan dan renovasi Masjid Baitturahman
Jangka Pendek
2
Penataan administrasi penduduk
Jangka Pendek
3
Pendataan dan inventarisasi potensi
Sumber : Data Ketua Badan Pertimbangan Dusun Wanasari 2014
Data Jangka
Menengah
diatas
pembangunan
menunjukkan jangka
pendek
bahwa yang
dicanangkan Dusun Wanasari mempunyai
jangka
waktu
panjang.
pendek,
menengah
Pembentukan
dan
bahan yang akan digunakan untuk membuat
program
sate seperti ayam dan kambing, bumbu,
pembangunan
jangka
pendek
dengan
hingga etalase berjualan yang diperlukan. Hal
mencantumkan
salah
satunya
berupa
ini
menunjukkan bahwa
Wanasari
untuk
menengah
kependudukan merupakan sebuah kemajuan
mendata mata pencaharian penduduk akan
bagi ide perencanaan pembangunan. Karena
membantu secara tidak langsung terhadap
sangat
kesuksesan
perkotaan
dapat
dipungkiri,
mempunyai
wilayah
pertumbuhan
penduduk yang pesat dan apabila tidak diimbangi
dengan
penataan
denpasar
kehidupan di kota tersebut (Sinulingga, 1999 : 89).
program yang
pemerintah ingin
Kota
menciptakan
perekonomian berbasis rakyat
adminitrasi
penduduk akan dapat menurunkan kualitas
Dusun
jangka
perbaikan pelayanan publik dan administrasi
tidak
dari
program
Program jangka panjang selanjutnya dari Dusun Wanasari ini adalah program pemekaran dusun menjadi sebuah desa administratif. Program ini dapat dikatakan
Program dicanangkan
menengah
Dusun
Wanasari
yang
sebagai program yang besar karena upaya
adalah
sebuah wilayah untuk berdiri sendiri dan
penataan tata ruang wilayah dusun dan
memiliki
pendataan mata pencaharian penduduk di
tetap berada dalam sekup Kota Denpasar.
Dusun
Dusun
Wanasari.
Pendataan
mata
pemerintahannya Wanasari
sendiri
saat
mempersiapkan
yang menarik apabila melihat dari demografi
pemekaran Dusun menjadi sebuah wilayah
Dusun Wanasari dimana sebagian besar
desa tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan pedagang sate. Dalam sekup
Dusun Wanasari saat ini telah memiliki
pembangunan, hal ini berarti pembangunan
perkembangan yang sangat pesat, bahkan
ekonomi di Dusun Wanasari benar-benar
melebihi perkembangan wilayah sekitarnya.
dipusatkan atas dasar ekonomi kerakyatan.
Pertambahan
pembangunan
meningkatnya mobilitas penduduk di Dusun
melalui
penataan
dan
yang
dilakukan
pendataan
mata
untuk
sedang
pencaharian menjadi salah satu program
ekonomi
diri
ini
namun
jumlah
melakukan
penduduk,
Wanasari, serta meningkatnya peran sentral
pencaharian penduduk di Dusun Wanasari.
wilayah
Penataan ini dilakukan agar setiap wilayah di
utama bagi adanya rencana pembangunan
Dusun Wanasari memiliki mata pencaharian
jangka panjang berupa perubahan dusun
yang merata, apalagi Dusun Wanasari saat ini
menjadi desa.
telah memiliki tempat untuk memperoleh bahan-bahan
yang
dibutuhkan
untuk
membuat sebuah kesempatan usaha. Penduduk
Dusun
Wansari
yang
sebagian besar merupakan pedagang sate, memiliki sebuah tempat penjualan bahan-
Dusun
Wanasari
menjadi
dasar
5.
KESIMPULAN
saat
berwawasan budaya dapat dilihat dari adanya
-
dilakukan
beberapa
program
pembangunan
wilayah
Dusun
Pembentukan
program
Dusun
Wanasari
program
yang
serta
aplikasi
dicanangkan
pemerintah Kota Denpasar. -
Sistem koordinasi oleh
Dusun
melakukan bersifat
yang dilakukan
Wanasari
dalam
pembangunan
masih
koordinasi
dalam
hal
pemberitahuan terhadap pemerintah terhadap program apa saja yang telah dilakukan oleh Dusun Wanasari. -
Dusun Wanasari hingga saat ini belum pernah mengusulkan sebuah program maupun usulan ide terkait yang berguna bagi pemerintah Kota Denpasar, karena Dusun Wanasari
sepanjang
bantaran
sungai,
di dan
Wanasari
saat
ini
belum
kepada pemerintah Kota Denpasar, sehingga biaya dan tenaga yang diberdayakan
berasal
dari
iuran
masyarakat dan tenaga masyarakat
didasarkan
atas permasalahan yang terjadi di
pemukiman
mengusulkan rencana pembangunan
Wanasari. -
wilayah
Dusun
Wanasari, yaitu : beberapa
pemetaan
secara mandiri dan swadaya, karena
data
Pembentukan
keterlibatan
Partisipasi ini seluruhnya dilakukan
partisipasi yang dilakukan masyarakat Dusun -
diantaranya
penataan administrasi kependudukan.
Wanasari.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan
dilaksanakan
2008, renovasi sekolah tingkat SD,
kota
bentuk dan jenis partisipasi yang dilakukan
pentliti,
yang
dalam
dalam Pesta Kesenian Bali tahun
Denpasar dapat dilihat ke dalam berbagai
oleh
dilakukan
dan tenaga. Partisipasi yang telah
Partisipasi masyarakat migran Dusun
Dusun
Dusun
berupa partisipasi dalam bentuk uang
tentang isi dari program tersebut.
masyarakat
yang
pembangunan
perda yang selanjutnya mengatur lebih lanjut
oleh
pada
wilayahnya
masyarakat
Wanasari
tersebut kemudian diatur kedalam perda-
pembangunan
intern
Partisipasi
pemerintah Kota Denpasar. Kelima program
dalam
diri
terlebih dahulu.
lima program pokok yang dicanangkan oleh
Wanasari
memfokuskan
pembangunan
Partisipasi masyarakat yang dapat dilihat dalam pembangunan Kota Denpasar
ini
Dusun Wanasari. Beberapa hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hingga saat ini masyarakat Dusun Wanasari masih melakukan pembangunan dengan
swadaya,
bagian
dari
wilayah
Pembangunan Wanasari
meskipun
yang
beberapa
Kota
merupakan Denpasar.
dilakukan diantaranya
Dusun telah
mendukung keberhasilan program pemerintah Kota
Denpasar
yang
ingin
menciptakan
Denpasar yang berwawasan budaya, seperti adanya penataan administrasi kependudukan, penataan tata ruang wilayah dusun, hingga pembentukan Wanasari.
kelompok
seni
di
Dusun
6.
DAFTAR PUSTAKA
Surpha, I Wayan. 2004. Eksistensi Desa Adat dan Desa Dinas di Bali. Denpasar :
Darsika, I Gst Ketut Gede. 2006. Strategi Pengembangan Denpasar Sebagai Kota
Budaya
Pariwisata
dalam
Konteks
Denpasar
Budaya.
:
Program Pascasarjana Universitas Udayana. Dharma, Made Widhi. 2006. Peran Serta Masyarakat
dalam
Pendidikan
:
Kajian Manajemen Berbasis Budaya (Studi
Kasus
Denpasar.
SMP
Denpasar
Negeri :
1
Program
Pasca Sarjana Universitas Udayana. Mardika, I Nyoman Dkk. 2010. Pusaka Budaya. Denpasar : BAPPEDA Kota Denpasar Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ritzer, George & Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi. 2010 : Jogjakarta : Kreasi Wacana. Suartini, Luh. 2007. Peran Serta Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar No.7 Sumerta Kota Denpasar : Sebuah Kajian Budaya. Denpasar : Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Sudiarta, I Nengah. 2010. Misi Budaya Migran etnik Sasak di Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar : Sebuah Kajian Budaya. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Pustaka Bali Post. Widyarto, Rinto. 2006. Keberadaan Tari Jawa di Kota Denpasar : Sebuah Kajian Budaya.
Denpasar
:
Program
Pascasarjana Universitas Udayana.