SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LAMEKONGGA KABUPATEN KOLAKA
PARIDA NIM :21214192
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti Ujian Skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LAMEKONGGA KABUPATEN KOLAKA
Diajukan Oleh :
PARIDA NIM :21214192
Kendari, November 2014 Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Muh. Natsir, M.Si.
Badaruddin, S.Pd., M.Pd.
Mengetahui: Dekan Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari
Drs. H. Muh. Natsir, M.Si. NIP. 19640828 199303 1 002
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LAMEKONGGA KABUPATEN KOLAKA Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari Nomor : Ujian : Tim Penguji :
Tanda Tangan
Tanggal
1.
……………………
…./…../……
2.
……………………
…./…../……
……………………
…./…../……
4.
……………………
…./…../……
5.
……………………
…./…../……
3. 3.
4.
Kolaka, Mengetahui : Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari
Drs. H. Muh. Natsir, M.Si. NIP. 19640828 199303 1 002 iii
November 2014
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
PARIDA
Stambuk
:
21214192
Program studi
:
Pendidikan Guru Anak Usia Dini
Fakultas
:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan jiplakan atau plagiat dari tulisan orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan atau plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kolaka,
November 2014
Yang membuat pernyataan,
Parida
iv
ABSTRAK PARIDA (21214192) “Meningkatkan kemampuan Motorik Kasar melalui permainan “Bakiak” pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka” Di bawah arahan bapak Drs. H. Muh. Natsir, M.Si, selaku pembimbing I dan bapak Badaruddin,S.Pd,M.Pd selaku pembimbing II. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui permainan bakiak dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Sedangkan tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan bakiak pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dalam membimbing anak didik Permainan Bakiak. Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Lamekongga Kec. Wundulako Kab. Kolaka dengan subyek penelitian adalah anak didik berjumlah 20 terdiri dari 15 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan di TK Dharmawanita Lamekongga Kec. Wundulako Kab. Kolaka Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Pada masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik kuantitatif yang dipakai untuk menentukan menentukan persentase pencapaian aspek anak didik dan teknik kualitatif menggunakan model alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi refleksi sehingga diperoleh kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pencapaian rata-rata nilai hasil belajar pada Siklus I sebesar 1,24 dan siklus II sebesar 2,8 atau terdapat peningkatan sebesar 1,56 dan bila dilihat pada persentase ketuntasan belajar dari jumlah anak didik mengalami peningkatan, yaitu pada Siklus I sebesar 65% (13 anak) dan siklus II sebesar 80,% (16 anak) atau terdapat peningkatan sebesar 15%; (2) hasil observasi terhadap keterampilan guru TK Dharmawanita Lamekongga Kec. Wundulako Kab. Kolaka dalam membimbing anak didik dalam permainan Bakiak, mengalami peningkatan. Dengan demikian, untuk meningkatkan kemampuan Motorik Kasar anak didik, maka guru dapat menerapkan pembelajaran dengan permainan Bakiak.
v
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢﷲﺍﻠﺮﺤﻣﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻡ Tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ucapkan selain ucapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat curahan rahman dan rahimNya, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan skripsi yang berlokasi di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka yang dapat dilaksanakan dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Dalam penyusunan Skripsi ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temukan, namun berkat petunjuk, arahan, bantuan (baik moral maupun materil), bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak serta kesungguhan penulis dalam berbuat, sehingga segalanya dapat teratasi dengan baik. Khususnya kepada Bapak Drs. H. Muh.Natsir, M.Si., dan Bapak Badaruddin,S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa selalu meluangkan waktunya dan selalu memberikan masukan-masukan dalam perbaikan-perbaikan kearah yang lebih baik serta kepada kedua orangtua yang senantiasa selalu memberikan kasih sayangnya berupa dukungan dan do’anya sehingga penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis pula mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini, terutama kepada : 1. Bapak Dr. Rifai Nur, M.Hum. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari. 2. Bapak Drs. H.Muh. Natsir, M.Si. selaku Dekan FKIP UMK.
vi
3. Bapak Hermanto S.Pd,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini UMK. 4. Ibu Hj. Hasniah D. selaku Kepala TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. 5. Ibu Darmawati selaku guru kelompok, serta semua guru-guru yang telah memberikan bimbingan dan arahan-arahan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 6. Seluruh staf pustakawan UMK yang telah menyediakan referensi yang penulis butuhkan selama proses penyusunan Skripsi ini. 7. Semua pihak yang belum sempat dituliskan namanya, yang juga telah turut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skrpsi ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasannya kemampuan sebagai penulis. Namun, berkat bantuan dan dorongan yang diberikan dari berbagai pihak, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama.
Kolaka, November 2014 Penulis
Parida
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN COVER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
v
ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
vi
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
vii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
viii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ix
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
B.
Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
C.
Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
D.
Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6
E.
Definisi Operasional. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7
TINJAUAN PUSTAKA A.
Konsep Motorik Dasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
9
B.
Permainan Tradisional 'Bakiak' . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
C.
Kerangka Pikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
24
D.
Hipotesis Tindakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25
METODOLOGI PENELITIAN A.
Setting Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
viii
26
BAB IV
BAB V
B.
Faktor yang diteliti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
C.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data. . . . . . . . . . . .
28
D.
Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
28
E.
Prosedur Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
30
F.
Indikator Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
37
B
Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
55
PENUTUP A.
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
59
B.
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
60
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp.
Halaman
1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
66
2
Deskripsi indikator pelaksanaan tindakan dalam siklus I dan siklus II pada setiap bidang pengembangan kemampuan menulis awal dengan strategi shape point base ponit. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
67
3
4
5
6
7
Rencana Kegiatan Harian siklus I (pertemuan 1) . . . . . . . . . . . a. Lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
68
Rencana Kegiatan Harian siklus I (pertemuan 1) . . . . . . . . . . . . a. Lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak . . . . . . . . . . . . . . . .
74
Rencana Kegiatan Harian Siklus II (Pertemuan I) . . . . . . . . . . . . a. Lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
79
Rencana Kegiatan Harian Siklus II ( Pertemuan II) . . . . . . . . . . . a. Lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
86
Perolehan Nilai Siklus I Kemampuan Motorik Halus melalui Permainan Bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
x
71 73
77 79
83 85
89 91
92
8
9
11
12
Obsevasi Penilaian Siklus I Kemampuan Motorik Halus melalui Permainan Bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
94
Perolehan Nilai Siklus II Kemampuan Motorik Halus melalui Permainan Bakiak. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
99
Obsevasi Penilaian Siklus I Kemampuan Motorik Halus melalui Permainan Bakiak. . . . . . . . . . . . . . . .
101
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Permainan Bakiak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
106
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Undang Undang (UU) No.20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selama dalam pendidikan TK anak memiliki kesempatan untuk meningkatkan berbagai potensi kegiatan jasmani seperti yang dinyatakan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0486/U/1992 Bab I pasal 2 ayat 1 bahwa “Pendidikan Taman Kanakkanak merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani. Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak, sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala
kemampuan anak sedang berkembang cepat. Misalnya, kecepatan lari seorang anak akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan usianya. Selain itu, secara fisik, anak juga akan terlihat lebih tinggi atau lebih besar. Pada anak usia dini perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pula.
1
2
Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk melatih ketangkasan,kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatankoordinasi dengan mata. Meningkatkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembangsecara optimal, Seefel (dalam Moeslichatoen, 2004: 26), menggolongkan tiga kemampuan motorik anak, salah satunya adalah kemampuan lokomotor, yang diimplementasikan dengan bermain permainan tradisional. Berdasarkan modul pembelajaran yang diterbitkan oleh Depdiknas (2006: 6) yang mengungkapkan bahwa, dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk meningkatkan kemampuan sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Melalui bermain anak akan memperoleh informasi belajar hal-hal baru dan melatih keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan begitu pula menurut pendapat Subinarto (2005: 095) mengatakan melalui bermain anak sesungguhnya sedang belajar mengeksploitasi dan merekayasa berbagai hal yang dapat dilakukannya untuk mentransformasi hal-hal tersebut secara imajinatif. Pada saat yang sama bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan yang menggiring perhatian anak kepada penguasaan sejumlah keterampilan (skill) tertentu dengan tanpa mereka sadari. Usia tiga sampai lima tahun memiliki keinginan yang kuat untuk bergerak dan menggunakan fisiknya. Tak putus-putusnya anak-anak bergerak bebas dengan menggunakan anggota-anggota tubuhnya. Kegiatan bermain tradisional seperti galah bandung, bebentengan, bakiak, engklek. yang sangat besar nilainya bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Dalam kegiatan ini seluruh tubuh anak aktif.
3
Melalui latihan-latihan gerakan tubuhnya anak memperoleh keterampilan penguasaaan dan keseimbangan badan yang sangat diperlukan dalam kehidupan di kemudian hari. Motorik adalah perubahan secara progresif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan dan pengalaman selama kehidupan yang dapat dilihat melalui gerakan yang dilakukan. Mungkin dapat kan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Keterampilan motorik kasar pada anak diharapkan dapat terjadi secara optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya.Secara langsung, keterampilan motorik kasar anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak. Misalnya, anak usia empat tahun yang bentuk tubuhnya sesuai dengan usianya, akan melakukan hal-hal yang lazim dilakukanseusianya, seperti bermain dan bergaul dengan lingkungan keluarga dan temantemannya. Apabila anak mengalami hambatan tertentu, seperti tubuhnya terlalu gemuk atau malas dan lemas bergerak, anak akan sulit mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman-temannya (Syafii, 2007: 1.5). Pembelajaran motorik
adalah serangkaian
(internal) proses
pembelajaran yang berhubungan dengan praktek atau pengalaman yang mengarah kepada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan menanggapi sesuatu. Pembelajaran motorik dapat diartikan sebagai proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan
kemampuan motorik,
serta
4
variabel yang mendukung atau menghambat kemampuan seseorang melalui keahlian motorik. Untuk membantu dalam meningkatkan motorik kasar tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan permainan. Salah satu permainan yang meningkatkan motorik kasar anak adalah permainan tradisional bakiak, dimana dalam permainan bakiak ini anak dapat melakukan gerakan berjalan. Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang berada dijalur formal yang menyediakan program pendidikan bagi anak berumur 4 sampai 6 tahun yang bertujuan membantu meningkatkan berbagai potensi baik fisik dan psikis yang meliputi moral, agama, sosial emosional, kemandirian, kognitif, bahasa fisik motorik dan seni untuk siap memasuki pendidikan selanjutnya. Salah satu contoh permainan untuk meningkatkan motorik kasarnya tersebut yaitu melalui permainan “Bakiak”. Untuk itu diperlukan permainan “Bakiak“ sebagai pengaruh untuk meningkatkan motorik kasar pada anak TK. Bakiak adalah adalah alas kaki yang terbuat dari kayu yang menimbulkan suara yang nyaring ketika digunakan dan mempunyai tali karet berwarna hitam. Permainan ini sudah ada sejak tahun 1970 an. Permainan Bakiak dimainkan oleh beberapa orang yang kemudian membentuk beberapa grup. Jumlah orang di setiap grup harus disesuaikan dengan jumlah tali bakiak. Setiap grup
harus memakai
pada
sepasang Bakiak dan berjalan
berbarengan/beriringan dari garis start sampai garis finish. Keunggulan
5
dari permainan ini adalah dapat bertujuan untuk melatih dalam meningkatkan motorik kasarnya terutama meningkatkan kemampuan geraknya khususnya berjalan. Permainan tradisional sangat cocok bagi media pembelajaran pendidikan anak usia dini. Alasannya, permainan tradisional mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak menjalani kehidupan bermasyarakat. Pada kenyataan di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka, sebagaimana yang terjadi pada keterlaksanaan pembelajaran yang selama ini lebih menyibukkan anak pada kegiatan membaca,menulis, dan berhitung atau kegiatan yang lain seperti mewarnai, menggambar atau menyusun tumpukan balok-balok. Sehingga kesempatan anak untuk bergerak dan bermain sangat terbatasi, kondisi kegiatan belajar mengajar tersebut dapat mengurangi kemandirian anak, serta kurangnya keterampilan motorik kasar anak. menerima keputusan. Melalui observasi awal di TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka, diperoleh bahwa kemampuan khususnya keterampilan motorik kasar anak masih sangat rendah dan masih perlu untuk mengeksplor gerak tubuh mereka sehingga lebih terampil dalam melakukan gerak-gerak motorik kasar. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru-guru pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka, diketahui bahwa keterampilan motorik kasar anak belum sesuai dengan target atau kriteria keterampilan motorik kasar anak yang diharapkan.
6
Berdasarkan kondisi real tersebut di atas maka, peneliti bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan kemampuan Motorik Kasar
melalui
permainan
“Bakiak” pada
kelompok
B
TK
Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian tindakan ini adalah, Apakah melalui permainan bakiak dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka ? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan bakiak pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1.
Bagi anak didik; Diharapkan
melalui permainan tradisional dapat meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak usia dini pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. 2. Bagi guru; Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mendidik anak
untuk
meningkatkan
kemampuan
motorik
kasar
serta
7
meningkatkan profesionalisme guru dan mencari bentuk atau model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dan bagi sekolah, dapat menjadi evaluasi guru dan peningkatan strategi belajar mengajar dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan bakiak. 3. Bagi Peneliti Secara akademik Penelitian ini dijadikan tambahan informasi dan wawasan guna penelitian selanjutnya. E. Batasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap aspekaspek pengamatan dalam penelitian ini, maka perlu diperjelas batasanbatasan dalam batasan istilah berikut: 1.
Kemampuan motorik kasar, yaitu kemampuan yang ditunjukkan oleh anak didik dengan melakukan gerakan yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot yang lebih besar misalnya berlari, melompat, melempar, menendang, dan memanjat.
2.
Permainan Bakiak
adalah permainan tradisional dalam metode
pembelajaran dengan memanfaatkan media bakiak (sandal jawa), yang dilakukan oleh 4 orang secara berkelompok dengan cara berkelompok dan berderet secara bersamaan dengan menggunakan sandal yang sama, dan melangkah secara bersama dala kelompok. Permainan ini dilaksanakan
dalam rangka untuk meningkatkan
8
kemampuan motorik kasar sehingga anak dapat melakukan gerakan yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan otot yang besar yakni dengan kegiatan bermain bakiak.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motorik kasar 1. Pengertian motorik kasar Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik otak. Perkembangan motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot yang lebih besar (Depkes, 2008). Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh atau gerakan yang menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh (Kurniasih, 2008). Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Pengembangan gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda roda tiga, serta berdiri dengan dengan satu kaki. Bahkan, ada juga anak yang dapat melakukan hal-hal yang lebih sulit, seperti jungkir balik dan bermain sepatu 9
10
roda. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih besar ia akan senang berolahraga. (Bambang Sujiono, 2005 :10). Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara umum sinonim digunakan dengan istilah motorik. Sebenarnya psikomotorik mengacu pada gerakangerakan yang dinamakan alih. Motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses gerak motorik. Menurut Hurlock dalam perkembangan
motorik
adalah
perkembangan
pengendalian
gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. OTAK
SARAF
OTOT
Ketiga unsur di atas melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsurnya untuk mencapai kondisi motorik yang
11
lebih sempurna keadaannya. Anak yang otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya. Berdasarkan tiga unsur di atas bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu: motorik kasar (melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus (melibatkan otot otot kecil, saraf dan otak). Menurut Motorik kasar pada umumnya gerakan-gerakan yang biasa dilakukan anak, bisa kita lihat pada saat mereka bermain. Mereka bermain kesana kemari dengan berlari, melompat, meloncat atau bermain-main bola. Gerakan-gerakan ini sangatlah dipengaruhi oleh perkembangan fisik dan psikis anak. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri ( Episentrum psykology, 2012). Contohnya : kemampuan duduk, menendang bola, berlari, naik-turun tangga, dsb. Ada tiga unsur yang sangat berperan penting dalam motorik ini yaitu: otot, otak, dan syaraf. Motorik kasar ini merupakan bagian dari aktivitas atau keterampilan dari otot-otot besar, sehingga dengan bertambahnya usia anak, maka kematangan syaraf dan otot anak akan berkembang. 1. Kemampuan Lokomotor Gerak lokomotor merupakan suatu aktivitas atau tindakan memindahkan seluruh tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain (Iskandar, 2006:9). Gerakan yang termasuk ke dalam gerakan lokomotor, sebagai berikut:
12
-
Melangkah, merupakan suatu aktivitas dengan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, yaitu dengan menggerakkan salah satu kaki ke depan, ke belakang, ke samping, dan serong dengan diikuti kaki yang satunya lagi.
-
Berjalan, merupakan suatu aktivitas dengan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, yaitu dengan melangkahkan kaki secara berulang-ulang dan bergantian.
-
Berlari, pada dasarnya gerakan berlari itu sama dengan gerakan berjalan,
tetapi
dalam
berlari
jangkauannya
lebih
jauh
dibandingkan dengan berjalan. -
Melompat, merupakan suatu aktivitas memindahkan tubuh ke depan dengan bertumpu pada salah satu kaki dan mendarat dengan kedua kaki.
-
Meloncat, merupakan suatu aktivitas memindahkan tubuh ke depan atau ke atas dengan bertumpu pada kedua kaki dan mendarat kedua kaki.
-
Merangkak, merupakan suatu aktivitas menggerakkan tubuh dengan bertumpu pada bagian-bagian tubuh, yaitu telapak tangan, kedua lutut, dan kedua kaki.
-
Berjingkat, merupakan suatu aktivitas memindahkan tubuh ke depan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki baik kiri atau kanan dan mendarat pada kaki yang sama.
-
13
2. Kemampuan Non Lokomotor Gerakan non lokomotor merupakan suatu aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh tubuh dengan tidak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain ( Iskandar, 2006:11). Yang termasuk gerakan non lokomotor adalah sebagai berikut: 1) Memutar tubuh dan bagian-bagian tubuh, 2) Gerakan memutar kepala, 3) Gerakan memutarkan kedua lengan, 4) Gerakan memutarkan pinggang, 5) Gerakan memutarkan kedua lutut, 6) Memutarkan pergelangan kaki, 7) Memutarkan pergelangan tangan, 8) Menekukkan tubuh atau bagian tubuh gerakan bangun tidur, gerakan duduk cium lutut, sikap jembatan, dan telungkup dan tarik dada keatas, 9) Latihan keseimbangan ( sikap lilin dan kesimbangan seluruh tubuh).
3. Kemampuan Manipulatif Gerak manipulatif merupakan suatu aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh tubuh dengan bantuan alat ( Iskandar, 2006:11), seperti dibawah ini:1) Melempar dengan bola, 2) Menangkap bola, 3) Menendang bol, 4) Memantulakan bola.
14
Kemampuan
motorik
merepresentasikan
keinginan
anak.
Misalnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konsitensi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996). Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelaskelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-berbaris. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman
15
sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan). Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Pembelajaran motorik adalah serangkaian (internal) proses pembelajaran yang berhubungan dengan praktek atau pengalaman yang mengarah kepada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan menanggapi sesuatu. Pembelajaran motorik dapat diartikan sebagai proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan kemampuan motorik, serta variabel yang mendukung.
2. Prinsip-Prinsip Perkembangan Motorik Ada 5 (lima) prinsip utama perkembangan motorik yaitu : kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan praktek. 1) Kematangan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut.
16
2) Urutan Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks yaitu kemampuan yang mengkoordinasikan gerakan motorik tangan seimbang. 3) Motivasi Kematangan motorik memotivasi anak untuk melakukan aktivitas motorik dalam lingkup yang luas, hal ini dapat dilihat berikut ini : -
Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam.
-
Anak seakan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik menggunakan otot kasar dan halus.
4) Pengalaman Perkembangan gerakan dasar bagi perkembangan berikutnya. 5) Praktek Beberapa
kebutuhan
pengembangan
anak
motoriknya
usia perlu
TK
yang
berkaitan
dipraktekkan
anak
dengan dengan
bimbingan guru. (B E F. Montolalu, 2005: 4.11).
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya.
17
Nilai-nilai yang didapat dari perkembangan motorik pada anak antara lain mendapatkan pengalaman yang berarti, hak dan kesempatan beraktivitas, keseimbangan jiwa dan raga serta mampu berperan menjadi dirinya sendiri. Tujuan dan fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan ketrampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisiensi. (Yudha M. Saputra, Rudyanto, 2005 : 114). 3. Prinsip Perkembangan Motorik Kasar yaitu : 1)
Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, semakin baik kemampuan motorik anak. Hal ini juga didukung oleh kekuatan otot anak yang baik.
2)
Perkembangan yang berlangsung terus menerus. Perkembangan motorik berlangsung secara terus menerus sejak pembuahan. Urutan perkembangan cephalocaudal dapat dilihat pada masa awal bayi, pengendalian gerakan lebih banyak di daerah kepala. Saat perkembangan syaraf semakin baik, pengendalian gerakan
18
dikendalikan
oleh
batang
tubuh
kemudian
di
daerah
kaki.
Perkembangan secara proximodistal dimulai dari gerakan sendi utama sampai gerakan bagian tubuh terpencil. Misal bayi menggunakan bahu dan siku dalam bergerak sebelum menggunakan pergelangan tangan dan jari tangan. 3)
Perkembangan motorik memiliki pola yang dapat diramalkan. Perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya, anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat. Breckenridge dan Vincent menyatakan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni dengan mengalikan umur anak mulai merangkak dengan 1,5 atau dengan mengalikan umur anak mulai duduk dengan 2.
4)
Reflek primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari. Reflek primitif ialah gerakan yang tidak disadari, berlangsung secara otomatis dan pada usia tertentu harus sudah hilang karena dapat menghambat gerakan yang disadari.
5)
Urutan perkembangan pada anak sama tetapi kecepatannya berbeda. Tahap perkembangan motorik setiap anak sama. Akan tetapi kondisi bawaan dan lingkungan mempengaruhi kecepatan perkembangannya.
19
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik antara lain ialah (Rumini, dkk, 2004) : Faktor kesehatan dan gizi. Kecukupan pangan yang sesuai baik kualitas dan kuantitas sangat penting dalam memicu perkembangan motorik kasar yang normal. Pada malnutrisi protein kalori yang berat terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan tulang dan maturasi, kelambatan penyatuan epivisi sekitar satu tahun dibandingkan dengan anak gizi cukup, dan proses pubertas juga mengalami keterlambatan. Banyak zat atau unsur yang penting untuk memicu perkembangan motorik kasar bayi, yaitu yodium, kalsium, fosfor, magnesium, besi, flour, dan juga beberapa macam vitamin, seperti vitamin A, B12, C, dan D dapat mempengaruhi perkembangan bayi. 5. Tahap perkembangan motorik kasar usia 7-8 bulan (Denver). a.
Bayi dapat duduk tanpa pegangan
b.
Bayi dapat berdiri dengan berpegangan
c.
Bangkit lalu duduk
d.
Bangkit untuk berdiri
B. Permainan Tradisional 'Bakiak' Bakiak adalah salah satu permainan tradisional. Bahannya dibuat dari kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dihaluskan (diamplas, red:banjar) dan diberi beberapa selop diatasnya, biasanya untuk 2-3
20
orang. Memainkan bakiak biasanya secara berkelompok atau tim, yang masing-masing tim berlomba untuk sampai ke finish. Permainan ini menguji ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, wawasan serta kejujuran. 1. Sejarah Bakiak "Bakiak" sebenarnya permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Anak-anak dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970an, sering dan biasa memainkan bakiak atau terompah panjang ini. Bakiak panjang atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Sepasang 'bakiak' minimal memiliki tiga pasang sandal atau dimainkan tiga anak. Biasanya juga untuk diperlombakan di tingkat kecamatan dan kelurahan pada 17 Agustusan. Berbeda halnya dengan daerah Sumatera Barat. Bakiak merupakan sebutan di Jawa Tengah untuk sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku dikedua sisinya. Di Jawa Timur dikenal dengan sebutan Bangkiak. Sangat populer karena murah terutama dimasa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin. Diperkirakan bakiak diinspirasikan oleh Jepang yang sudah memakai telapak kayu untuk Geisha-Geisha.
21
Geisha (bahasa Jepang: "seniman") adalah seniman-penghibur (entertainer) tradisional Jepang. Kata geiko digunakan di Kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak. "Geisha," yang dilafalkan dalam bahasa Inggris:/ˈgeɪ ʃa/ ("gei-" - "may"). Di Kansai, istilah "geiko" dan geisha pemula "maiko"
yang digunakan sejak Restorasi Meiji. Istilah
"maiko" hanya digunakan di distrik Kyoto. Pengucapan ˈgi ʃa ("gei-" "key") atau "gadis geisha" umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, mengandung konotasi prostitusi. Di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji," yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi. Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan. Berikut adalah gambar alas kaki yang sering digunakan Geisha-Geisha Jepang. 2. Modifikasi Bakiak Yaitu Bakiak Tali Bakiak biasanya berupa kayu panjang mirip seluncur yang diberi beberapa selop, akan tetapi kali ini akan diberikan sesuatu yang
22
sedikit berbeda yaitu bakiak tali. Dimana untuk selop tersebut digantikan dengan tali, yang panjangnya diperkirakan sampai ke tangan (sebagai pegangan). Berikut adalah cara pengolahan alat bakiak tali. a.
Bahan: 1)
2 buah Kayu panjang dan tebal
2). 1 gulungan tali tambang ukuran kecil 3). 12 buah paku ukuran kecil 4). Beberapa kaleng kecil cat warna warni b. Alat: 1) Palu 2) Gunting 3) Gergaji 4) Mesin kataman (red,Banjar) 5) Kuas untuk mencat 6) Mistar ukur 7) Pensil Cara membuat bakiak tali a. Pembuatan Papan 1) 2 buah kayu panjang dan lebar diukur dengan mistar dan diberikan tanda dengan pensil, dengan perkiraan panjang 1,5 m dan lebar 15 cm.
23
2) 2 buah kayu yang sudah diberikan tanda dengan pensil tadi, dipotong
dengan
menggunakan
gergaji
sehingga
membentuk seperti papan seluncur. 3) Setelah 2 buah papan terbentuk, maka haluskan dengan menggunakan mesin kataman (red,Banjar). Hal ini dimaksudkan agar papan menjadi halus sehingga tidak menciderai atau mengakibatkan kesuban (red, Banjar). b. Pembuatan Tali 1) Tali yang sudah disediakan diukur dengan menggunakan penggaris sepanjang +/- 1,5 m, kemudian potong dengan gunting. 2) Kemudian lakukan hal yang sama berturut-turut hingga menghasilkan tali sebanyak 6 buah. 3. Cara Pakai Bakiak Tali Bakiak dipakai layaknya alas kaki oleh 3 orang pemain (dalam 1 grup). Letakkan masing-masing kaki dibawah tali, kemudian tali yang panjang dijadikan pegangan (seperti naik kuda). Untuk dapat melangkah, tali di bagian tangan kiri dan kaki kiri harus secara bersamaan diangkat untuk bisa melangkahkan kaki kiri, begitu juga sebaliknya dengan melangkahkan kaki kanan. Apa bila tali tidak diangkat, maka tidak akan bisa melangkah. Agar dapat berjalan cepat dan tidak terjatuh, diperlukan kekompakan antara pemain dalam satu
24
grup. Supaya grup tetap kompak, para pemain sepakat mulai mengangkat kaki kanan tau kiri dulu. Selanjutnya, mereka akan berjalan sambil memberi komando pada langkah mereka: “Kanan! Kiri! Kanan! Kiri!....”. Begitulah selanjutnya sampai ke garis finish. Grup mana yang lebih cepat, maka merekalah pemenangnya.
C. Kerangka Pikir Berdasarkan Tinjauan Pustaka di atas, dapat diketahui bahwa agar potensi fisik/motorik anak berkembang maka peran guru menjadi penting. Penggunaan metode pembelajaran oleh guru menjadi salah satu faktor penentu dalam pengembangan fisik/motorik anak dalam melalui proses pendidikan. Penggunaan metode bermain memungkinkan anak untuk be rinteraksi dengan sebayanya, orang dewasa sekaligus dengan lingkungannya. Metode bermain merupakan cara yang efektif untuk diterapkan oleh guru mengingat kekhasan anak dan kemampuan yang diharapkan dari anak didik. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan mutlak bagi anak. Metode bermain ini sangat berperan penting untuk meningkatkan potensi kognisi, kreatifitas, berbahasa, sosial, emosional dan kemampuan motorik anak didik. Dengan metode bermain akan memberi kebebasan anak untuk bertindak, memberi pengaruh dalam pembentukan hubungan antar pribadi, dapat menyelidiki sesuatu dan mempelajari peran orang dewasapun dengan menggunakan metode bermain dapat membantu
25
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta rasa ingin tahu anak didik sehingga terjadi proses belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran anak TK yang optimal. Dengan kata lain kegiatan permainan dengan bakiak diharapkan dapat meningkatkan fisik/motorik anak usia dini di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka.
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini adalah melalui Kegiatan permainan dengan bakiak dapat meningkatkan kemampuan Motorik Kasar anak di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan salah satu bagian penelitian kualitatif. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan September 2014, yang bertempat di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dengan subjek yang diteliti yakni seluruh anak yang tergabung dalam kelas kelompok B yang seluruhnya berjumlah 20 terdiri dari 15 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan, dengan melibatkan atau berkolaborasi dengan seorang mitra peneliti yakni guru di TK tersebut. B. Faktor Yang Diteliti Untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini, maka ada beberapa faktor yang telah diteliti yaitu : 1. Faktor anak, mengamati aktivitas anak-anak dalam proses kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Kesenangan anak dalam bermain sambil belajar dalam kegiatan bermain bakiak. Faktor yang diteliti dan diamati dalam kegiatan ini berupa indikator-indikator sebagai berikut : a.
Anak mampu menyeimbangkan langkah kaki
b.
Anak mampu menggerakan kaki secara bersamaan
26
27
c.
Anak mampu melenturkan seluruh jari kaki
d.
Anak mampu melangkahkan kaki
e.
Anak mampu bermain bakiak dengan kaki
f.
Menggunakan seluruh kaki dan seluruh anggota badan dalam bermain bakiak.
g.
Anak dapat bekerjasama
2. Faktor guru, mengamati dan memperhatikan
aktivitas guru dalam
mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran bagi anak dalam kegiatan bermain bakiak. 3. Faktor sumber belajar, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan permainan bakiak dapat meningkatkan motorik kasar dalam proses pembelajaran dan permainan yang diterapkan atau yang dimanfaatkan guru agar dapat mendukung, memotivasi dan melancarkan pelaksanaan kegiatan bermain motorik telah sesuai tujuan bagi anak. C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1.
Sumber dan Jenis Data a. Sumber data
: Terdiri dari anak didik dan guru
b. Sedangkan jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif. 2. Cara Pengambilan Data a.
Data berupa sikap, perilaku dan berbagai kemampuan yang ditunjukkan anak diambil dari lembar observasi untuk setiap siklus.
28
b.
Data tentang proses dan aktifitas guru selama pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi berupa jalannya kegiatan pembelajaran dengan permainan Bakiak.
D. Teknik Analisis Data Tahapan-tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diawali dengan memberikan penilaian pada setiap indikator kemampuan anak yang menjadi aspek pengamatan. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan tanda cheklis pada alat penilaian dengan mengacu pada beberapa indikator kemampuan anak yang telah ditentukan. Alat penilaian yang digunakan adalah alat yang digunakan di TK (Depdiknas, 2010) dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 1. Pada setiap indikator kemampuan anak yang menjadi aspek pengamatan diberi penilaian dengan cara: a. BB (Belum Berkembang) =
nilai konversi = (0,01-1,49)
Apabila anak didik belum memperlihatkan
tanda-tanda awal
perilaku (kemampuan bermain bakiak) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai. b. MB (Mulai Berkembang) =
= nilai konversi (1,50-2,49) = 2 :
Apabila anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tandatanda awal perilaku (kemampuan bermain bakiak) yang dinyatakan
29
dalam deskriptor nilai tetapi belum konsisten dan masih perlu bimbingan guru. c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = 3,49)
= nilai konversi (2,50-
Jika anak sudah memperlihatkan
berbagai prilaku
(kemampuan bermain bakiak) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai dan mulai konsisten dan tidak tidak perlu bimbingan. d. BSB (Berkembang Sangat Baik) =
= nilai konversi (3,50-4,00)
Jika anak sudah memperlihatkan
berbagai prilaku (kemampuan
bermain bakiak) yang dinyatakan dalam deskriptor. 2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Pengamatan dan evaluasi pada anak dalam melakukan kegiatan diberi tanda cheklis pada pencapaian indikator BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB (Berkembang Sangat Baik). b. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menjumlahkan berapa anak yang mencapai kemampuan BB, MB, BSH dan BSB selama mengikuti kegiatan kemudian masing-masing kemampuan tersebut diberi bobot nilai yaitu BSB= 4, BSH= 3, MB= 2 dan BB= 1 c. Tahap berikutnya adalah perhitungan konfersi bobot nilai berdasarkan jumlah perolehan nilai BB, MB, BSH, dan BSB yang telah dicapai masing-masing anak pada setiap siklus tindakan dengan menggunakan formulasi perhitungan sebagi berikut:
30
Perolehan nilai anak =
BSBX 4 + 𝐵𝑆𝐻𝑋3 + 𝑀𝐵𝑋2 +( 𝐵𝐵𝑋1) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
2. Hasil perolehan nilai anak tersebut dikonversi kembali kedalam bentuk nilai kualitatif yang merupakan nilai akhir yang akan diperoleh masingmasing anak, dengan formulasi perhitungan sebagai berikut: a. BSB = jika hasil hitungan akhir antara 3,50 – 4,00 b. BSH = jika hasil hitungan akhir antara 2,50 – 3,49 c. MB = jika hasil hitungan akhir antara 1,50 – 2,99 d. BB = jika hasil hitungan akhir antara 0,01 – 1,49 3. Kemudian dilakukan analisis secara klasikal berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan formulasi di atas, dan formulasi
secara klasikal itu seperti berikut: Persentase keberhasilan anak =
𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 (2,5 − 4, 0) x 100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
4. Tahap terakhir adalah hasil perolehan persentase tingkat keberhasilan anak secara klasikal, maka dapat ditarik kesimpulan apakah penelitian yang dilaksanakan dapat terselesaikan atau dilanjutkan pada tahap siklus selanjutnya. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (action research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu kepada pendapat Mc Taggar dan Wardani (Faisal, dkk, 2007 :29)
31
bahwa Penelitian Tindakan Kelas mengikuti siklus atau daur ulang mulai dari Perencanaan (planing), Pelak sanaan tindakan (action), Observasi dan Evaluasi (observasi and evaluation), dan Refleksi (reflection). Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Permasalahan
Alternatif Pemecahan masalah
Pelaksanaan Tindakan I
masal(Rencana Tindakan I) Terselesaikan
Refleksi I
Permasalahan
Siklus I
Analisis Data
Observasi I (Monitoring)
Alternatif mecahan masalah
Pelaksanaan Tindakan I
Siklus II Terselesaikan
Refleksi II
Belum Terselesaikan
Analisis Data II Evaluasi
Observasi II (Monitoring)
Siklus Selanjutnya
(TIM Pelatihan Proyek PGSM,1997: 27) Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki.
Untuk dapat
mengetahui kemampuan motorik kasar anak dalam bermain bakiak, maka
32
setiap akhir siklus diadakan tes akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan anak terhadap mata pelajaran yang telah disajikan. Secara rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dalam bermain bakiak dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyamakan persepsi antara peneliti dan guru tentang konsep dan tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui Permainan Bakiak. b. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan pembelajaran siklus I c. Menyusun instrumen observasi, tes dan rekaman kegiatan tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pengimplementasian rencana tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara peneliti dan teman sejawat. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah guru/ peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran melalui permainan Bakiak. Berikut langkah-langkah operasional pembelajaran dengan Permainan Sandal Bakiak : a.
Anak-anak dibagi dalam empat kelompok, masing-masing anak berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
33
b.
Guru memberikan informasi tentang aturan main dalam permainan dengan sandal Bakiak.
c.
Masing-masing kelompok di arahkan untuk bermain bakiak dalam kelompok.
d.
Guru mendemontrasikan bermain bakiak dalam kelompok yang telah di tentukan dan disepakati.
e.
Anak bermain dalam kelompok dengan memulai melangkahkan kaki kanak lebih awal kemudian disusul dengan langkah kaki berikutnya. Hal ini dilakukan secara bersamaan agar anak dapat bermain secara maksimal.
f.
Cara ini dilakukan secara bergilir untuk empat kelompok anak yang telah terbagi.
3. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan anak dan kemampuan guru membimbing anak dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolaborator dengan menggunakan lembar observasi berupa pengamatan aktivitas anak dan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak tentang materi yang telah diajarkan melalui melalui permainan Bakiak. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk uraian. Penilaian proses dengan menggunakan
34
format penilaian untuk mengetahui keaktifan anak dalam kegiatan pembelajaran. 4. Refleksi Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Refleksi dilakukan dengan mengacu pada hasil yang observasi selama proses dan pada saat selesai pembelajaran, yang terdiri atas aktivitas guru maupun anak. Jika hasil yang dicapai pada siklus I belum sesuai indikator dan target (75% dengan nilai Pencapaian BSH) sesuai rencana, maka akan dimusyawarahkan bersama tentang alternatif pemecahannya dan selanjutnya direncanakan tindakan berikutnya. Ukuran keberhasilan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan aspek anak. Keberhasilan guru dapat dilihat pada kemampuan mengimplementasikan
perencanaan
pembelajaran
dengan
melalui
permainan Bakiak. Kriteria keberhasilan dari aspek anak dapat dilihat pada proses pembelajaran dan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran. Proses penilaian selama berlangsung tindakan digunakan format observasi. Analisis data dimulai dari analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan motorik kasar anak setiap responden. Data terdiri aspek aktivitas guru dan aspek aktivitas anak dan aspek hasil kemampuan anak bermain bakiak pada TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka Langkah-Langkah data sebagai berikut :
35
a.
Data setiap aspek dianalisis dan ditabulasi, kemudian dihitung ratarata dengan menggunakan teknik persentase setiap aspek
b.
Hasil data setiap aspek dianalisis berdasarkan kecenderungannya
c.
Mendiskripsikan berdasarkan kecenderungan hasil analisis data
d.
Membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil deskripsi data.
F. Indikator Kinerja Berdasarkan hasil evaluasi atau penilaian yang telah disesuaikan tersebut dan hasil perhitungan dengan formulasi di atas, selanjutnya diberi makna secara kualitatif berupa nilai kemampuan menulis anak kemudian dipersentasekan dan disesuaikan dengan indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun indikator kinerja yang diterapkan untuk keberhasilan anak adalah ; jika sebanyak 75% anak TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka, telah berkembang sangat baik ( harapan(
memperoleh
BSB =
) dan BSH = berkembang sesuai
) sejumlah 75% berdasarkan hasil penilaian dari tagihan
instrument penilaian berupa item-item aspek perkembangan kemampuan motorik kasar anak yang diamati dan diberi nilai (yang terdapat pada lembar pedoman observasi atau assesment checklist), maka penilaian kegiatan tindakan ini dihentikan karena dipandang telah terselesaikan. Dengan demikian Maka secara individu anak TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dikatakan berhasil jika telah memperoleh
36
peningkatan Kemampuan motorik kasar dengan permainan bakiak dengan nilai (3,50-4,00 =4) = BSB, dan nilai (2,50-3,49 =3) = BSH, sebesar 75%. (ketentuan yang dipakai di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka).
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Kegiatan Tindakan Pelaksanaan kegiatan penelitian diawali dengan kegiatan observasi awal dilapangan dan kegiatan wawancara dengan guru pendidik TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa rendahnya atau belum banyak anak yang bisa menguasai motorik kasar. Hal ini dilihat dari gerakan – gerakan yang dilakukan oleh anak dalam sehari-hari. Oleh karena itu disebabkan oleh model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang belum menggunakan permainan Bakiak, oleh sebab itu maka diputuskan untuk menerapkan model pembelajaran permainan dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak pada kelompok B di TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Dari hasil pertemuan guru dengan guru kelompok B maka peneliti memberikan keterangan / informasi tentang tahap-tahap pelaksanaan kegiatan dan hasil yang diinginkan dari setiap pelaksanaan kegiatan tersebut. Selanjutnya peneliti bersama guru Kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka sepakat untuk menjadi mitra dan berkolaborasi dalam kegiatan penelitian, kemudian rancangan kegiatan penelitian disusun yaitu Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang akan digunakan pada saat kegiatan, sekaligus merancang waktu pelaksanaan kegiatan dan jumlah anak
31
38
didik yang dijadikan subjek penelitian, mempersediakan media untuk yang akan digunakan pada saat tindakan penelitian yaitu alat main Bakiak yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang terangkum dalam instrument penilaian dan lembar observasi pada kegiatan pembelajaran. Jadwal yang disusun guru dan peneliti maka pada kegiatan tindakan penelitian, guru dan peneliti sepakat mengadakan penelitian sebanyak 2 siklus pada masingmasing siklus terdiri 2 kali pertemuan
dengan materi yang sama dan
menggunakan media yang sama yaitu menggunakan media Bakiak. 1. Paparan Hasil Temuan Sebelum Kegiatan Penelitian Tindakan Berdasarkan pada persiapan yang telah dilakukan observasi awal, maka kegiatan observasi yang dilaksanakan pada awal Juli 2014. Dimana kegiatan tersebut dilakukan agar peneliti memperoleh gambaran mengenai kemampuan motorik kasar pada anak didik khususnya melalui permainan Bakiak di kelompok B. pada kegiatan ini, peneliti bersama guru melakukan pencatatan nilai yang disesuaikan dengan instrument penelitian dan sesuai dengan standar penilaian yang diberikan dengan menggunakan Nilai dalam symbol BB untuk kategori (Belum Berkembang), nilai MB untuk kategori (Mulai Berkembang) nilai BSH untuk kategori (Berkembang Sesuai Harapan) dan untuk nilai BSB untuk kategori (Berkembang Sangat Baik) (Depdiknas, 2010) yang mengacu pada instrument penilaian, mengisi lembar observasi. Peneliti bersama guru melakukan evaluasi penilaian yaitu kegiatan mengumpulkan dan merangkum data-data yang diperoleh dari anak
39
didik yang berjumlah 20 orang setelah itu melakukan analisa data dan menentukan nilai akhir anak didik pada kemampuan motorik kasar melalui permainan Bakiak. Data hasil evaluasi awal yaitu nilai akhir masing-masing anak didik di kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka, adalah sebagai berikut : Tabel 1. Perhitungan Secara Klasikal Anak Didik pada Observasi Awal pada kemampuan motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak No
Nama Anak Didik
Nilai Perolehan Akhir
Jumlah Nilai x Bobot
BSB (4)
BSH (3)
MB (2)
BB (1)
BSB x (4)
BSH x (3)
MB x (2)
BB x (1)
Jumlah
Konversi
Ket
1
Afika
4
4
4
1
16
12
8
1
31
3,1
BSH
2
Agung
3
4
1
3
12
12
2
3
28
2,8
BSH
3
Alfira
3
5
0
2
12
15
0
2
29
2,9
MB
4
Anugrah
3
5
1
1
12
15
2
1
30
3,0
BSH
5
Aura
8
2
0
0
32
6
0
0
38
3,8
BSB
6
Balqis
2
1
1
2
8
1
1
1
11
1,1
BB
7
Bojes
4
2
1
0
16
6
2
0
24
2,4
MB
8
Dhea
3
4
3
3
12
12
4
3
31
3,1
BSH
9
Fahresi
0
1
3
2
0
3
6
2
11
1,1
BB
10
Fahri
7
2
1
0
28
6
2
0
36
3,6
BSB
11
Faiz
3
2
0
1
12
6
0
1
19
1,9
MB
12
Farhan
4
3
1
0
16
9
2
0
27
2,7
BSH
13
Fikri
1
1
1
1
4
3
2
1
10
1
BB
14
Ica
4
5
0
1
16
15
0
1
32
3,2
BSH
15
Nasla
2
0
2
2
8
0
4
2
14
1,4
BB
16
Rifat
1
2
1
3
1
6
2
3
12
1,2
BB
17
Safira
4
4
0
1
16
12
0
1
29
2.9
MB
18
Saskia
0
1
4
3
0
3
8
3
14
1,4
BB
19
Siska
0
8
0
2
0
24
0
2
26
2,6
MB
20
Zahra
0
1
3
1
0
6
3
3
12
1,2
BB
40
Data hasil evaluasi awal yaitu nilai akhir masing-masing anak didik di kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dapat dijelaskan dalam table 2 sebagai berikut : Tabel 2 Rangkuman Perolehan Hasil Pencapaian Anak pada kemampuan motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak pada Observasi Awal
Nilai BSB =
=4
BSH =
=3
MB =
=2
Jumlah anak 2
Persentase (%) 10
Jumlah nilai 8
6
30
18
5
25
10
Rata-rata
2,15 BB = Total
=1
7
35
7
20
100
43
Dari tugas tindakan awal pada tabel 2, dapat diuraikan bahwa dari 20 jumlah anak didik pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka tahun 2014-2015, sebanyak 7 orang belum mencapai batas ketuntasan dengan nilai BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 ( ), sebanyak 5 orang dengan nilai MB (Mulai Berkembang) = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 dengan simbol (
) dan 6 orang dengan nilai BSH
(Berkembang Sesuai Harapan) = nilai konversi (2,50-3,49) = 3 dengan simbol (
). Sedang anak didik yang memperoleh nilai BSB = (Berkembang
41
Sangat Baik) = nilai konversi (3,50 - 4,00) = 4, dengan simbol (
)
sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 1 dan 2 diatas, tampak bahwa hal tersebut dapat kita asumsikan bahwa secara klasikal keterampilan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak penilaian awal, sebagian besar anak didik yang berjumlah 12 orang anak dari 20 anak mempunyai nilai 60% dalam ruangan kelompok B pada pelaksanaan kegiatan belum mampu melaksanakan kegiatan dengan baik dengan kata lain anak belum memiliki keterampilan motorik kasar sesuai dengan indikator ketercapaian keberhasilan yang diinginkan sehingga bertitik tolak. Dari hal tersebut maka hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dalam rangka bimbingan bagi anak agar keterampilan motorik kasar anak didk mengalami perkembangan. Pada tabel 1 tersebut diatas bahwa masih banyak anak yang belum memiliki nilai BSH, sedangkan anak yang bisa memiliki nilai BSH berjumlah 8 orang atau sebesar 40%. Dari hasil tersebut pula dapat diinterprestasikan bahwa dalam kegiatan permainan sebelum diterapkannya tindakan penelitian menggunakan Bakiak rata-rata kemampuan anak didik khususnya motorik kasar anak belum menunjukkan perkembangan dan hal ini bagi peneliti berkolaborasi serta merumuskan kembali dengan guru kelompok B untuk menerapkan kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak pada tindakan siklus I.
42
Perolehan hasil Pencapaian anak pada kemampuan motorik kasar melalui permainan Bakiak pada observasi awal dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut: Diagram 1: Perolehan hasil Pencapaian anak pada kemampuan motorik kasar melalui permainan Bakiak pada observasi awal 7 6
7
5
6 5 4
Jumlah Anak
2
3 2 1 0
BSB
BSH
MB
BB
1. Kegiatan Tindakan Siklus I a. Perencanaan Sebelum peneliti menerapkan model permainan bagi anak ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan pada saat melaksanakan tindakan, hal-hal tersebut adalah sbb: 1.
Mempersiapakn RKH dan media papan titian yang akan digunakan dalam proses permainan.
43
2.
Membuat lembar observasi terhadap guru dan anak untuk memantau
kegiatan
mereka
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. 3.
Membuat format evaluasi penilaian tes siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini kegiatan pembelajaran model permainan dilaksanakan dengan alat pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya
sebagaimana
terdapat
pada
lampiran.
Kegiatan
pembelajaran ini diawali dengan guru menyampaikan model permainan yang digunakan untuk memotivasi anak untuk bergerak dengan menjelaskan pentingnya bergerak ini untuk mengetahui bergerak serta manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan satu peneliti bersama-sama dengan guru kelas Kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan model permainan. Guru memberikan bimbingan kepada anak terutama anak yang belum bisa motorik kasarnya, setelah itu guru mempersilahkan kepada anak untuk melakukan permainan Bakiak
secara bergantian.
Kemudian guru memberikan makna dari permainan Bakiak tersebut. Selama proses permainan berlangsung, peneliti mengobservasi
44
jalannya pebelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dientukan. c. Observasi dan evaluasi Untuk tahap kegiatan evaluasi / penilaian dan pengamatan, ini dilakukan oleh peneliti bersama guru sebagai mitra dalam kegiatan penelitian, hal ini dilakukan mulai dari pelaksanaan tindakan berakhirnya
tindakan
tersebut.
Sedangkan
pedoman
penilaian
perkembangan kemampuan anak didik disesuaikan dengan materi dan indikator-indikator penilaian yang terdapat pada instrument penilaian anak didik di kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Perolehan nilai yang tercantum tersebut dikumpulkan dalam format penilaian anak didik untuk kegiatan tindakan siklus I. setelah semua terangkum, maka peneliti melakukan analisis data yaitu melakukan perhitungan konversi nilai berdasarkan perolehan jumlah nilai masing-masing nilai BB, MB, BSH dan BSB yang berhasil diperoleh setiap anak didik dalam kegiatan penelitian selama 2 (dua) kali pertemuan. Setelah pemberian nilai-nilai tersebut yaitu nilai BB, MB, BSH dan BSB pada setiap anak didik sesuai hasil perhitungan secara
klasikal
nilai
tersebut
sebagai
hasil
perkembangan
keterampilan motorik kasar anak diakhiri dengan tindakan siklus I. Berdasarkan hasil perhitungan klasikal tersebut diperoleh data hasil temuan sebagaimana yang ditampilkan pada tabel 3 berikut:
45
Tabel 3. Perolehan Klasikal Anak Didik Siklus I pada kemampuan motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak N o
Nama Anak Didik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Afika Agung Alfira Anugrah Aura Balqis Bojes Dhea Fahresi Fahri Faiz Farhan Fikri Ica Nasla Rifat Safira Saskia
19 Siska 20 Zahra
Nilai Perolehan Akhir BSB BSH MB BB (4) (3) (2) (1) 2 3 2 3 2 5 3 0 0 4 4 2 7 2 1 0 2 2 5 1 2 4 4 0 3 4 2 1 0 0 3 7 1 6 3 0 5 4 1 0 2 3 4 1 3 5 2 0 0 5 4 1 0 1 7 2 0 1 5 4 5 5 0 0 6 3 1 0 1 5 0 3 7 6
2 4
1 0
0 0
Jumlah Nilai x Bobot BSB BSH MB BB x (4) x (3) x (2) x (1) 8 9 4 3 8 15 6 0 0 12 8 2 28 6 2 0 8 6 10 1 8 12 8 0 12 12 4 1 0 0 6 7 4 18 6 0 20 12 2 0 8 9 8 1 12 15 4 0 0 15 8 1 0 3 14 2 0 3 10 4 20 15 0 0 24 9 2 0 4 15 0 3 28 24
6 12
2 4
0 0
Total
Konversi
Ket
24 29 22 36 25 28 29 13 28 34 26 31 24 19 17 35
2,4 2,9 2,2 3,6 2,5 2,8 2,9 1,3 2,8 3,4 2,6 3,1 2,4 1,9 1,7 3,5
35 22
3,5 2,2
MB BSH MB BSB BSH BSH BSH BB BSH BSH BH BSH MB BB MB BSB BSB MB
36 36
3,6 3,6
BSB BSB
46
Data hasil Siklus I yaitu nilai akhir masing-masing anak didik di kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dapat dijelaskan dalam table 4 sebagai berikut : Tabel 4 : Perolehan Hasil Pencapaian Anak pada kemampuan motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak pada Siklus I
BSB =
(3,50-4,00)
Jumlah anak 5
BSH =
(2,50-3,49)
8
40
MB =
(1,50-2,49)
5
25
BB =
(0,01-1,49)
2
10
20
100
Jumlah Anak Didik Yang Memperoleh Nilai
Total
Persentase (%) 25
Setelah mengikuti proses Tindakan dalam silkus I, dengan menggunakan Permaianan Bakiak dalam
pembelajaran, diperoleh Hasil
Penilaian seperti tergambar pada Pada Tabel 4, bahwa anak yang belum tuntas dengan nilai BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 (
). berjumlah 2 orang, Lima (5) orang anak memperoleh nilai MB
(Mulai Berkembang) = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 (
). Sedang anak yang
telah mencapai ketuntasan berjumlah 13 orang, dengan rincian : 8 orang anak memperoleh nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = nilai konversi (2,503,49) = 3 dengan simbol (
). dan 5 orang anak mencapai nilai BSB
(Berkembang Sangat Baik) = nilai konversi (3,50-4,00) = 4, dengan simbol (
).
47
Dengan demikian pada Siklus I telah terjadi peningkatan dari 8 orang anak (40%) yang mencapai ketuntasan belajar saat tes awal menjadi 13 orang anak (65%) dalam siklus I. Pada tabel 6 dan 7 terlihat bahwa hal ini dapat dinyatakan bahwa secara klasikal keterampilan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak pada tahap kegiatan akhir evaluasi siklus I, rata-rata anak didik memperoleh nilai BSH dan BSB yaitu berjumlah 13 orang anak (65%). Hal ini berarti target pencapaian nilai keberhasilan yang telah ditetapkan belum terpenuhi. Artinya bahwa sebagian besar anak didik di kelompok B atau masih 7 orang anak yang belum mampu melaksanakan kegiatan khususnya dalam penerapan permainan Bakiak dalam kegiatan penelitian ini dalam rangka meningkatkan keterampilan motorik kasar anak dan penelitian akan dilanjutkan ketahap siklus II. Adapun perolehan hasil pencapaian anak pada kemampuan motorik kasar melalui permainan bakiak pada siklus I dapat dilihat dalam diagram berikut: Diagram 2: Perolehan hasil Pencapaian anak pada kemampuan motorik kasar melalui permainan Bakiak pada Siklus I 8 8 7 6 5 4 3 2 1 0
5
5 Jumlah Anak
2
BSB
BSH
MB
BB
48
Selain pengamatan perolehan kemampuan anak didik berdasarkan indikator penilaian yang ditetapkan terdapat pula hasil observasi aktivitas anak didik, seperti berikut: 1. Ketertarikan atau rasa senang anak didik terhadap permainan papan titian, pada aspek ini mulai pada siklus I memperlihatkan hasil pengamatan kurang baik, hal ini disebabkan karena masih adanya sebagian anak yang belum mampu bermain Bakiak sendiri. Hal ini dinampakkan anak dengan sikap anak yang masih takut berjalan dengan Bakiak. 2. Fokus memperhatikan atau mendengar penjelasan guru. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, menampakkan hasil bahwa secara klasikal hanya sebagian anak yang mampu berjalan dengan Bakiak tanpa bantuan ibu guru. 3. Menuruti perintah guru dalam melaksanakan kegiatan permainan, dari hasil pengamatan siklus I, secara keseluruhan menunjukkan bahwa belum sebagian besar anak didik tidak mengikuti perintah guru dalam melakukan kegiatan sesuai arahan guru. 4. Keberanian atau keinginan anak didik untuk mengikuti permainan Bakiak dari hasil pengamatan pada siklus I, diperoleh fakta bahwa sebagian besar anak didik masih kurang mampu berjalan dengan Bakiak sendiri. 5. Kesungguhan anak didik dalam mengikuti permainan Bakiak, mau mengikuti arahan guru, tenang dalam mengikuti permainan Bakiak, tidak menganggu temannya.
49
d. Refleksi Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I masih jauh yang diharapkan. Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas secara kaloboratif
menilai
dan
mendiskusikan
kelemahan-kelemahan
dan
kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I, untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan pada tindakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi, maka dapat dilihat bahwa terdapat beberapa kekurangan-kekurangan dalam peningkatan keterampilan motorik kasar anak, antara lain : 1. Guru dalam menyampaikan tujuan permainan belum dilakukan dengan baik, terkesan terburu-buru menyampaikan atau berbelit-belit sehingga membuat anak tidak begitu mengerti atau memahami cara melakukan permainan tersebut. 2. Guru belum dapat memanfaatkan dengan baik alat permainan papan titian yang digunakan pada pelaksanaan tindakan. 3. Guru belum dapat mengatur anak dalam berbaris dengan rapi agar ketika permainan tersebut dapat teratur dengan baik. Selanjutnya selain dari guru, kelemahan juga terdapat pada anak didik bahwa sebagian anak didik masih ada yang belum mampu bermain Bakiak dengan sendirinya, sehingga pelaksanaan kegiatan peningkatan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak belum optimal. Pada siklus II, berpatokan pada siklus I maka penliti bersama guru kelompok kembali merumuskan dan merencanakan tindakan siklus II dan
50
diharapakan agar peningkatan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan papan titian dapat dilaksanakan dengan baik dari tahapan siklus sebelumnya
2. Kegiatan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I yang mencapai nilai 65 % belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga peneliti bersama guru merencanakan
tindakan
siklus
II.
Kelemahan-kelemahan
dan
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki kelemahan – kelemahan dan kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk memperbaiki pada siklus II adalah: 1.
Guru harus menjelaskan tujuan permainan disetiap awal pertemuan dan memotivasi anak agar lebih bersemangat dalam melakukan permainan
2.
Selama permainan berlangsung guru harus dapat mengorganisasi waktu dengan baik.
3.
Guru harus lebih mengaktifkan pemantauan terhadap semua anak dalam proses permainan
4.
Guru dalam menjelaskan permainan Bakiak harus memberikan ekspresi muka yang unik.
51
5.
Guru harus mengevaluasi setiap gerakan-gerakan yang kurang tepat. Selain hal-hal yang merupakan rencana perbaikan untuk tindakan siklus I peneliti bersama dengan guru berkaloborasi untuk melakukan hal-hal sebagai berikut; 1. Mempersiapakn RKH dan media Bakiak yang akan digunakan dalam proses permainan. 2. Membuat lembar observasi terhadap guru dan anak untuk memantau kegiatan mereka selama proses permainan berlangsung. 3. Membuat format evaluasi penilaian tes siklus II sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
b.
Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini proses permainan dengan menggunakan media Bakiak akan dilaksanakan kembali. Anak berbaris masing-masing sebagaimana kegiatan dalam pada siklus I. Proses
permainan
dilaksanakan
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran yang dibuat sebelumnya yang mengacu pada permainan Bakiak. RKH siklus II dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6. Selama proses permainan berlangsung, peneliti terus mengobservasi kegiatan anak dan guru itu sendiri.
52
c. Observasi dan Evaluasi Peneliti bersama guru kelompok tetap berkolaborasi dan bekerjasama dalam tahapan kegiatan observasi dan evaluasi, tujuan dari tahapan ini adalah untuk melihat perkembangan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan papan titian pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Melalui kegiatan pada tahapan observasi dan evaluasi serta tindakan penelitian/pada proses permainan yang berlangsung, maka tugas dari peneliti adalah mencatat segala sesuatu yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus II. Perolehan nilai tersebut adalah berdasarkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan papan titian pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Perolehan
Klasikal Anak Didik pada Siklus II pada Kemampuan
Motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak dapat dilihat pada lampiran 9. Dari hasil yang telah diuraikan di atas nampak jelas terjadi peningkatan siknifikan dalam ketuntasan belajar dari Siklus I, dari 8 orang (40%) hingga mencapai 16 orang (80%) pada Siklus II. Dengan Demikian dapat disimpulkan bahwa Permainan Bakiak terbukti dapat meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar anak didik. Dengan sendirinya penelitian ini terhenti pada siklus ke II. Adapun rangkuman perolehan hasil pencapaian anak pada kemampuan motorik kasar melalui permainan bakiak pada siklus II adalah sebagai berikut:
53
Tabel : 6 Perolehan Hasil Pencapaian Anak pada kemampuan motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak pada Siklus II
Jumlah Anak Didik Yang Memperoleh Nilai BSB = (3,50-4,00)
Jumlah anak 6
Persentase (%) 30
BSH =
(2,50-3,49)
10
50
MB =
(1,50-2,49)
2
10
BB =
(0,01-1,49)
2
10
20
100
Total
Dalam tabel 6, digambarkan sebanyak 16 orang anak atau 80% anak didik dianggap telah menguasai kemampuan menulis awal karena telah mencapai batas Ketuntasan Belajar dengan Nilai 6 orang yang bernilai BSB (Berkembang Sangat Baik) = nilai konversi (3,50-4,00) = 4, dengan simbol (
). 10 orang bernilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan) =
konversi (2,50-3,49) = 3 dengan simbol (
nilai
) dan anak yang memperoleh
nilai MB (Mulai Berkembang) = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 dengan simbol (
) sebanyak 2 orang. Sedang anak yang memperoleh nilai BB (Belum
Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 ( ) juga berjumlah 2 orang. Hal tersebut dapat dilihat pula dalam diagram perolehan hasil pencapaian anak pada kemampuan motorik kasar melalui permainan bakiak pada siklus II sebagai berikut:
54
Diagram 3: Perolehan Hasil Pencapaian Anak pada kemampuan motorik Kasar Melalui Permainan Bakiak pada Siklus II 10 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
6
Jumlah Anak
2
BSB
BSH
MB
2
BB
Hasil Pengamatan Siklus II Tindakan pengamatan yang dilakukan dalam Siklus II hampir sama dengan kegiatan siklus I. Dari hasil pengamatan pada siklus II diperoleh data bahwa 15 orang anak bersikap antusias, hal ini terlihat dari partisipasi, keaktifan dan menunjukan respon semangat melalui pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan ketika mengalami hambatan dalam penggunaan Strategi Shape Base Point, kerjasam diantara mereka juga terlihat mulai ada saat kegiatan berkelompok dilaksanakan keberanian dan peraya diri juga nampak ketika mereka terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk anak yang 5 orang mereka baru mulai menunjukan keaktifannya namun mereka lebih banyak diam dalam melakukan kegiatan.
55
d. Refleksi Pada tabel 6 yang telah ditampilkan dimana menunjukkan bahwa persentase keberhasilan tindakan kegiatan pembelajaran yang direncanakan, disusun dan dilaksanakan secara maksimal dalam kegiatan observasi anak didik dan guru, peneliti berkolaborasi dengan guru kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka dengan kegiatan meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan papan Bakiak, secara klasikal tingkat perolehan nilai keberhasilan anak didik pada siklus II telah tercapai nilai sebesar 80%. Maka dengan pencapaian nilai tersebut guru kelompok bersama peneliti sepakat untuk tidak melanjutkan ketahap siklus selanjutnya dan dikatakan telah terselesaikan dan penelitian pada siklus II telah tercapai target keberhasilan.
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yang sesuai dengan prosedur penelitian jumlah pertemuan dalam tiap siklus. Pada tindakan kelas ini, pembentukkan kelompok sudah dilakukan sebagaimana mestinya, setiap kelompok mempunyai kemampuan yang sama dan di dalam masing-masing kelompok ada variasi kemampuan yang dimulai anak yaitu kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta memiliki latar belakang yang berbeda seperti ras, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
56
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, anak telah melakukan kegiatan permainan sesuai dengan model permainan yang diterapkan pada peneliti, meskipun pada siklus I masih dapat kekurangan-kekurangan di mana kekurangan
itu
masih
banyak
anak
yang
belum
bisa
menjaga
keseimbangannya. Pada pertemuan pertama, anak juga masih terlihat asing dengan model permainan yang peneliti berikan meskipun anak sudah berada pada kelompok masing-masing, tetapi anak masih kaku atau takut dalam mengikuti permainan. Kekurangan lain juga terdapat beberapa anak yang masih kurang menjaga keseimbangan tubuhnya, hal ini disebabkan karena anak belum bisa mengikuti permainan tanpa bantuan gurunya tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I terlihat adanya peningkatan pada motorik kasarnya walaupun penerapan permainan baru dilaksanakan 65 %. Bertitik tolak dari kekurangan-kekurangan yang masih ada serta penugasan anak terhadap permainan pada siklus I yang baru mencapai 65 % dan belum memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II model permainan Bakiak dilakukan kembali. Anak pada kelompok atau barisannya. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II, kegiatan anak telah melakukan proses permainan sesuai yang diharapkan, dalam hal ini sudah mampu melaksanakan permainan Bakiak. Guru sudah mampu memberikan bimbingan pada anak agar anak berani dalam mengikuti permainan Bakiak yang disediakan.
57
Anak merasa senang dengan kegiatan permainan yang mereka laksanakan. Anak juga mampu bekerja sama dengan teman-temannya untuk melakukan gerakan motorik kasarnya dalam permainan Bakiak dengan versi mereka masing-masing. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada tindakan siklus II penerapan model permainan Bakiak dengan mencapai
80 %. Ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari hasil tes siklus II dapat dikatakan peningkatan motorik kasar anak. Meskipun masih ada anak yang belum bisa hingga akhir tindakan siklus II memiliki hasil permainan. Meskipun demikian mereka sudah memberikan penghargaan dan sikap positif pada saat model permainan diterapkan. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 75 % maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Dengan demikian hipotensi tindakan ini telah terjawab dengan menggunakan model permainan guna meningkatkan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak di Kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Deskriptif hasil belajar dalam meningkatkkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan Bakiak pada kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka dapat di lihat dalam tabel perolehan pada Siklus I dan Siklus II berikut:
58
Tabel : 7 Deskriptif hasil belajar melalui permainan Bakiak pada Siklus I dan Siklus II
Jumlah Anak Didik Yang Memperoleh Nilai BSB = (3,50-4,00)
Siklus I Jumlah % anak 5 25
Siklus II Jumlah % anak 6 30
BSH =
(2,50-3,49)
8
40
10
50
MB =
(1,50-2,49)
5
25
2
10
BB =
(0,01-1,49)
2
10
2
10
20
100
20
100
Total
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian dan observasi, maka dapat disimpulkan bahwa model permainan dapat meningkatkan motorik kasar anak melalui permainan papan titian di Kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka. Hal ini berasarkan penelitian an hasil observasi kemampuan anak didik dari tindakan siklus I sampai siklus II yang menunjukan bahwa kemampuan motorik
kasar anak melalui
permainan
Bakiak sudah
menunjukkan Peningkatan dibandingkan sebelum dilaksanakan penelitian. Pada penilaian / observasi awal anak didik memperoleh nilai secara klasikal sebesar 45% dan secara individual pada siklus I sebesar 65% mncapai 13 orang dari 20 orang anak, kemudian pada siklus II diperoleh nilai ketuntasan secara klasikal sebesar 80% diperoleh nilai ketuntasan scara individual yaitu 16 anak dari 20 orang anak, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dengan permainan Bakiak dapat meingkatkan kemampuan motorik kasar anak di Kelompok B TK Dharmawanita Lamekongga Kab. Kolaka Tahun Pelajaran 2014/2015.
59
60
B. Saran
1.
Sebagai pengelola proses pembelajaran, guru hendaknya berani mencoba
menerapkan
model
pembelajaran
inovatif
disertai
memanfaatkan media pembelajaran dengan permainan Bakiak untuk meningkatkan hasil belajar serta kemampuan motorik Kasar peserta didik. 2.
Sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran dengan permainan Bakiak
sebagai sarana untuk melakukan penyerapan
informasi bagi anak didik.
61
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2005. Penelitian Tindakan Kelas (Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi bagi Guru Matematika SMP). Jakarta: Direktorat PLP Dirjen Dikdasmen–Depdiknas. Depdiknas, 2010.Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak.Jakarta :Depdiknas. Episentrum Psikologi. 2012. Artikel psikologi: Perkembangan motorik Anak Usia Dini. http://www.episentrum.com/artikelpsikologi/perkembangan-motorikanakusiadini/#more-355. Hurlock, E.B. 1993. Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga. Hussein, M, dkk. 2004. Seri contoh pembelajaran PAUD bidang motorik halus. Jakarta : DepdiknasDirektorat Jendral PLS dan Pemuda Direktorat PAUD. Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Program PAUD. PPS UNJ. Kurniasih. 2008. Perkembangan Anak dalam Perspektif pendidikan Anak Usia Dini. Buletin PADU Vol. 2 No. 01, April 2003, ISSN 16931947. Kusumah,Wijaya, 2007. Media Pembelajaran. http://wijayalabs.blogspot.com /2007/11/media-pembelajaran.html), diakses 10 Maret 2011. Moeslichatoen. 2004. Metode Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Maria J. Wantah 2007:. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian, Pembuatan dan Penggunaan Sarana (Alat Peraga) di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Mega Iswari 2008. Pembuatan dan Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk Pendidikan Anak Usia 3 – 6 Tahun. Jakarta: Direktorat PAUD, Dirjen PLSP.
61
62
Muis.A (2008). Metodologi Pengembangan Motorik Halus Anak Prasekolah, Jakarta UNJ. Monks & Haditono, 2006. Psikologi Perkembangan, Yogjakarta: UGM Press. 54 Musfiroh, Tadkiroatun,. 2008. Cerdas Melalui Bermain: Cara Mengasah Multiple Intelligences pada Anak Usia Dini. Jakarta: Penerbit, PT. Gramedia. Noorlaila 2010. Kreasi Permainan Unik dari bahan bekas di Taman KanakKanak. Jakarta: Kriya Pustaka. Pujiastuti, Irma. 2008. Peningkatan Motivasi dan Ketuntasan Belajar Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Khazanah Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan,Vol. I, Nomor 1, hal. 1-20. Samsuddin. 2007. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenada Media. Santoso, S, dkk. 2002. Model Perkembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Direktorat Olah Raga Masyarakat, Ditjen Olahraga Depdiknas. Semiawan,Conny.1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia. Subinarto (2005:. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini: Pendidikan Prasekolah dan Dasar. Jakarta: Prenhalindo. Sujiono, dkk. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Buku Materi Pokok PGTK, Modul 1-12. Jakarta: Penerbit Lembaga Penerbitan UT. Sumantri 2005. Dasar-dasar Pendidikan di TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Syamsiati, Eriva. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini, Buku Materi Pokok PGTK, Modul 10. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Sadiman, Arief S, 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
63
Sri Wulan, 2005. Media Pembelajaran Pengembangan Bahasa di Taman Kanak-Kanak (Medul 10) Jakarta: Universitas Terbuka. Sumantri 2005. Terbuka.
Dasar-dasar Pendidikan di TK.
Jakarta: Universitas
Solehuddin, M. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Pra-Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Bandun:
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Sujiono, dkk. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Buku Materi Pokok PGTK, Modul 1-12. Jakarta: Penerbit Lembaga Penerbitan UT. Syafii, 2007 Dari A sampai Z tentang Perkembangan Anak. Jakarta: Gaya Favorit Press. Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999). PenelitianTindakanKelas (Classroom Action Research). Jakarta: P2MTPK, Depdiknas. Thobroni 2005. Perkembangan Fisik. Jakarta. Usman, M. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung; Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Universitas Terbuka. 2005. Bermain dan permainan Anak.Jakarta universitas Terbuka. Yuliana. 2008. Pemberdayaan Ibu dan Anggota Masyarakat Dalam Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Proposal Program PAUD el-Diina (Kelompok Peduli Ibu dan Generasi). Bogor: el-Diina Center Press. Yuliani Modul 1-12. Jakarta: Penerbit Lembaga Penerbitan UT N. Sujiono, dkk., 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Buku Materi Pokok PGTK.
64
Yuliani, NurianiSujono. 2005. Metode Pengembangan Kognitif, Buku Materi Pokok PGTK, Modul 1-12. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
65
Lampiran 1 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LAMEKONGGA KABUPATEN KOLAKA
2014-2015
1. Kegiatan Pendahuluan a. Observasi Awal
: Pertengahan akhir Agustus 2014
b. Evaluasi Observasi Awal
: Pertengahan akhir Agustus 2014
2. Seminar Proposal Penelitian
:
3. Izin Penelitian
: Jumat, 22 Agustus 2014
4. Penyerahan surat izin penelitian ke TK : Senin, 25 Agustus 2014 5. Pertemuan dengan guru kelompok :
Rabu, 27 Agustus 2014
6. Penyusunan rencana Pembelajaran :
Sabtu, 30 Agustus 2014
7. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
:
Pertemuan 1
:
Senin , 1 September 2014
Pertemuan 2
:
Senin, 8 September 2014
8. Evaluasi Tindakan Siklus I
:
Sabtu, 13 September 2014
9. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
:
Pertemuan 3
:
Senin , 15 September 2014
Pertemuan 4
:
Rabu, 22 September 2014
:
Sabtu, 27 September 2014
10. Evaluasi Tindakan Siklus II
11. Pengurusan surat keterangan penlitian dari TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka 12. Penyusunan Hasil Penelitian
: Oktober 2014 : Oktober 2014
Kendari, 27 Oktober 2014
Parida
66
Lampiran 2. Deskripsi Indikator Pelaksanaan Tindakan dalam Siklus I & Siklus II pada Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Permainan Bakiak pada Kelompok B TK Dharmawanita LamekonggaKabupaten Kolaka No
INDIKATOR
1
Anak mampu menyeimbangkan langkah kaki
2
Anak mampu menggerakan kaki secara bersamaan
3
Anak mampu melenturkan seluruh jari kaki
4
Anak mampu mengkoordinasikan kakinya dalam bermain bakiak
5
Anak mampu bermain bakiak dengan kaki
6
Anak mampu menggerakkan kakinya dengan cepat
7
Anak mampu memperagakan permainan bakiak secara berkelompok
8
Anak menggunakan seluruh kaki dan seluruh anggota badan dalam bermain bakiak.
9
Anak mampu bermain tanpa arahan guru
10
Anak dapat bekerjasama 10 (Sepuluh Indikator )
Kolaka,
Oktober 2014
Peneliti
Parida 21214192
67
Lampiran 3 RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Siklus I ( Pertemuan 1) Nama TK Kelompok/Semester Bidang Pengembangan Tema/Sub Tema Hari /tanggal
: TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka : B/II : Bidang pengembangan Fisik Motorik : Diri Sendiri / anggota-anggota tubuh : Senin, 25 Agustus 2014
I. Tingkat Pencapaian Perkembangan Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. II. Indikator
:
1. Anak mampu menyeimbangkan langkah kaki 2. Anak mampu menggerakan kaki secara bersamaan 3. Anak mampu melenturkan seluruh jari kaki
III. TujuanPembelajaran:
1. Anak mampu menyeimbangkan langkah kaki 2. Anak mampu menggerakan kaki secara bersamaan 3. Anak mampu melenturkan seluruh jari kaki
IV. Materi, Media, dan Sumber belajar Materi Media Sumber
: Bermain Bakiak : Sendal Bakiak dan Kelompok Anak : Permen No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD
V. Langkah pelaksanaan kegiatan TAHAPAN KEGIATAN I. Pembukaan/ Kegiatan Awal A. Apersepsi
B. Penjelasan C. Demonstrasi
STRATEGI PELAKSANAAN/KEGIATAN GURU Guru melakukan persiapan sebelum membuka pelajaran. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama. Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada anak didik tentang kegiatan sebelum ke sekolah. Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan permainan bakiak
KEGIATAN ANAK DIDIK Anak –anak memperhatikan penjelasan guru. Anak-anak memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru.
68
II. Kegiatan Inti
Mendemonstrasikan Kegiatan Permainan Bakiak
III. Penutup /Kegiatan Akhir
IV. Evaluasi
Guru dan peneliti bersama-sama melakukan bimbingan dan arahan selama kegiatan inti berlangsung. Guru menyiapkan alat / media Bakiak kepada masing-masing kelompok. Guru menginstruksikan agar anak –anak memperhatikan. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan. 5 anak diminta untuk kedepan untuk meperagakan permainan bakiak secara berkelompok Guru mengistruksikan kepada anak-anak untuk segra menyelesaikan tugas kelompok kemudian lanjut dengan bermain dan berjalan bakiak sendiri. Guru meminta anak untuk membantu membereskan peralatan main dan mereka diminta untuk duduk kembali ke tempat masing-masing.
Bernyanyi bersama dengan lagu-lagu yang disukai oleh anak. Guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang telah dilaksnakan pada hari ini. Anak-anak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan tema/ materi yang telah dipelajari kepada anak-anak guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Anak-anak berdiri ditempat sambil menunggu instruksi selanjutnya. Anak-anak memperhatikan dengan seksama Anak-anak memperhatikan dengan seksama. Anak-anak melakukan dengan senang hati Bernyanyi bersama Anak-anak menjawab secara bervariatif
69
Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran penilaian/evaluasi dengan menggunakan simbol :
berlangsung.
Alat
a. BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 : Apabila anak didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai. b. MB (Mulai Berkembang) = = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 : Apabila anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai tetapi belum konsisten dan masih perlu bimbingan guru. c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = = nilai konversi (2,50-3,49) = 3 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang din yatakan dalam deskriptor nilai dan mulai konsisten dan tidak tidak perlu bimbingan. d. BSB (Berkembang Sangat Baik) = = nilai konversi (3,50-4,00) = 4 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai dan sudah terlihat konsisten dan mandiri, (Depdiknas, 2010 : 11). Kolaka, Agustus 2014 Guru Kelompok
Peneliti
Darmawati
Parida
Mengetahui TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka
Hj. Hasniah D. Nip.1989111019871002
70
Lampiran 3a Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka
Siklus Hari / tanggal
:I : Senin, 25 Agustus 2014
Pertemuan : I Keterangan
No
Aspek-aspek yang diobservasi Ya
Tidak
1.
Guru melakukan persiapan sebelum memulai pembelajaran
Ya
2
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan bernyanyi bersama.
Ya
3
Guru memberikan motivasi
Ya
4
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Ya
5
Guru memberikan materi pengantar dengan mengawali pembelajaran dengan informasi tentang topik materi ajar.
Tidak
6
Guru memberi pertanyaan seputar tentang topik materi ajar.
Tidak
7
Guru memanfaatkan media pembelajaran menggunakan bakiak
Ya
8
Guru menjelaskan topik materi ajar.
Ya
71
9
Guru melakukan demonstrasi dengan menggunakan bakiak
Ya
10
Guru memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan bakiak
Ya
11
Guru membimbing anak didik yang menemui kendala
12
Guru mengamati peserta didik bekerja atau melaksanakan tugas
13
Guru meminta masing masing anak didik untuk berbagi jawaban tentang apa yang telah dilakukan
Tidak
14
Guru mengarahkan untuk memperoleh jawaban yang benar
Tidak
15
Guru memberikan penghargaan/penguatan kepada anak didik yang dapat melakukan kegiatan dengan baik
Ya
16
Guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran di kelas
Ya
17
Guru menutup pembelajaran dengan bernyanyi.
Ya
18
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam bersama
Ya
Tidak Ya
Kendari, Agustus 2014 Observer
PARIDA 21214192
72
Lampiran 3b Lembar observasi aktivitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka Siklus Hari / tanggal No
:I : Senin, 25 Agustus 2014
Pertemuan : I
Aktifitas Anak Didik Selama Pembelajaran
Ya
Tidak
1
Anak memperhatikan penjelasan guru
Ya
2
Anak mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat
3
Anak menggunakan alat/bahan (sandal Bakiak)
Ya
4
Anak menyelesaikan tugas (bermain menggunakan bakiak) yang diberikan.
Ya
5
Anak mempresentasikan ide dan gagasan dengan menjawab pertanyaan
6
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan tugas yang diberikan
7
Anak menyelesaikan tugas (bermain bersama)
Ya
8
Anak mempertontonkan hasil kerjanya
Ya
9
Anak-anak saling member i informasi seputar kegiatannya
Tidak
10
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan menyelesaikan masalah/tugas
Tidak
dengan
Tidak
Ya Tidak
73
yang diberikan 11
Anak-anak berdoa,bernyanyi dan memberi salam secara bersam-sama
Ya
Kendari, Agustus 2014 Observer PARIDA 21214192 Lampiran 4 RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Siklus I ( Pertemuan 2) Nama TK Kelompok/Semester Bidang Pengembangan Tema/Sub Tema Hari /tanggal
: TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka : B/II : Bidang pengembangan Fisik Motorik : Diri Sendiri / anggota-anggota tubuh : Rabu, 27 Agustus 2014
I. Tingkat Pencapaian Perkembangan Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. II. Indikator
:
1. Anak mampu menyeimbangkan langkah kaki 2. Anak mampu menggerakan kaki secara bersamaan 3. Anak mampu melenturkan seluruh jari kaki
III. TujuanPembelajaran
:
1. Anak mampu menyeimbangkan langkah kaki 2. Anak mampu menggerakan kaki secara bersamaan 3. Anak mampu melenturkan seluruh jari kaki
VI. Materi, Media, dan Sumber belajar Materi Media Sumber
VII.
: Bermain Bakiak : Sendal Bakiak dan Kelompok Anak : Permen No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD
Langkah pelaksanaan kegiatan
TAHAPAN KEGIATAN
STRATEGI PELAKSANAAN/KEGIATAN GURU
KEGIATAN ANAK DIDIK
74
I. Pembukaan/ Kegiatan Awal A. Apersepsi
B. Penjelasan C. Demonstrasi
II. Kegiatan Inti
Guru melakukan persiapan sebelum membuka pelajaran. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama. Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada anak didik tentang kegiatan sebelum ke sekolah. Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan permainan bakiak Mendemonstrasikan Kegiatan Permainan Bakiak
III. Penutup /Kegiatan Akhir
V. Evaluasi
Guru dan peneliti bersama-sama melakukan bimbingan dan arahan selama kegiatan inti berlangsung. Guru menyiapkan alat / media Bakiak kepada masing-masing kelompok. Guru menginstruksikan agar anak –anak memperhatikan. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan. 5 anak diminta untuk kedepan untuk meperagakan permainan bakiak secara berkelompok Guru mengistruksikan kepada anak-anak untuk segra menyelesaikan tugas kelompok kemudian lanjut dengan bermain dan berjalan bakiak sendiri. Guru meminta anak untuk membantu membereskan peralatan main dan mereka diminta untuk duduk kembali ke tempat masing-masing.
Bernyanyi bersama dengan lagu-lagu yang disukai oleh anak. Guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang telah dilaksnakan pada hari ini. Anak-anak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan tema/ materi yang telah dipelajari kepada anak-anak guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Anak –anak memperhatikan penjelasan guru. Anak-anak memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru.
Anak-anak berdiri ditempat sambil menunggu instruksi selanjutnya. Anak-anak memperhatikan dengan seksama Anak-anak memperhatikan dengan seksama. Anak-anak melakukan dengan senang hati Bernyanyi bersama Anak-anak menjawab secara bervariatif
75
Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran penilaian/evaluasi dengan menggunakan simbol :
berlangsung.
Alat
c. BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 : Apabila anak didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai. d. MB (Mulai Berkembang) = = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 : Apabila anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai tetapi belum konsisten dan masih perlu bimbingan guru. c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = = nilai konversi (2,50-3,49) = 3 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang din yatakan dalam deskriptor nilai dan mulai konsisten dan tidak tidak perlu bimbingan. d. BSB (Berkembang Sangat Baik) = = nilai konversi (3,50-4,00) = 4 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai dan sudah terlihat konsisten dan mandiri, (Depdiknas, 2010 : 11). Kolaka, Agustus 2014 Guru Kelompok
Peneliti
Darmawati
Parida
Mengetahui TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka
Hj. Hasniah D. Nip.1989111019871002
76
Lampiran 4a Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka
Siklus Hari / tanggal
:I : Rabu, 27 Agustus 2014
Pertemuan : II Keterangan
No
Aspek-aspek yang diobservasi Ya
1.
Guru melakukan persiapan sebelum memulai pembelajaran
Ya
2
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan bernyanyi bersama.
Ya
3
Guru memberikan motivasi
Ya
4
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Ya
5
Guru memberikan materi pengantar dengan mengawali pembelajaran dengan informasi tentang topik materi ajar.
Ya
6
Guru memberi pertanyaan seputar tentang topik materi ajar.
7
Guru memanfaatkan media pembelajaran menggunakan bakiak
Ya
8
Guru menjelaskan topik materi ajar.
Ya
9
Guru melakukan demonstrasi dengan menggunakan
Ya
Tidak
Tidak
77
bakiak 10
Guru memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan bakiak
11
Guru membimbing anak didik yang menemui kendala
12
Guru mengamati peserta didik bekerja atau melaksanakan tugas
Ya
13
Guru meminta masing masing anak didik untuk berbagi jawaban tentang apa yang telah dilakukan
Ya
14
Guru mengarahkan untuk memperoleh jawaban yang benar
Ya
15
Guru memberikan penghargaan/penguatan kepada anak didik yang dapat melakukan kegiatan dengan baik
Ya
16
Guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran di kelas
Ya
17
Guru menutup pembelajaran dengan bernyanyi.
Ya
18
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam bersama
Ya
Ya Tidak
Kendari, Agustus 2014 Observer
PARIDA 21214192
78
Lampiran 4b Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka Siklus Hari / tanggal No
:I : Rabu, 27 Agustus 2014
Pertemuan : II
Aktifitas Anak Didik Selama Pembelajaran
Ya
1
Anak memperhatikan penjelasan guru
2
Anak mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat
3
Anak menggunakan alat/bahan (sandal Bakiak)
Ya
4
Anak menyelesaikan tugas (bermain menggunakan bakiak) yang diberikan.
Ya
5
Anak mempresentasikan ide dan gagasan dengan menjawab pertanyaan
6
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan tugas yang diberikan
7
Anak menyelesaikan tugas (bermain bersama)
Ya
8
Anak mempertontonkan hasil kerjanya
Ya
9
Anak-anak saling member i informasi seputar kegiatannya
Ya
10
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan
Ya
Tidak
Ya
dengan
Tidak
Ya Tidak
79
11
Anak-anak berdoa,bernyanyi dan memberi salam secara bersam-sama
Ya
Kendari, Agustus 2014 Observer PARIDA 21214192 Lampiran 5 RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Siklus II ( Pertemuan I) Nama TK Kelompok/Semester Bidang Pengembangan Tema/Sub Tema Hari /tanggal
: TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka : B/II : Bidang pengembangan Fisik Motorik : Diri Sendiri / anggota-anggota tubuh : Senin, 8 September 2014
I. Tingkat Pencapaian Perkembangan : Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. II. Indikator
:
1. Anak mampu bermain bakiak dengan kaki 2. Menggunakan seluruh kaki dan seluruh anggota badan dalm bermain bakiak 3. Anak dapat bekerjasama
III. TujuanPembelajaran:
1. Anak mampu bermain bakiak dengan kaki 2. Menggunakan seluruh kaki dan seluruh anggota badan dalm bermain bakiak 3. Anak dapat bekerjasama
IV. Materi, Media, dan Sumber belajar Materi Media Sumber
: Bermain Bakiak : Sendal Bakiak dan Kelompok Anak : Permen No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD
V. Langkah pelaksanaan kegiatan : TAHAPAN
STRATEGI PELAKSANAAN/KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
GURU
ANAK DIDIK
80
I. Pembukaan/ Kegiatan Awal A. Apersepsi
B. Penjelasan C. Demonstrasi
Guru melakukan persiapan sebelum membuka pelajaran. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama. Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada anak didik tentang kegiatan sebelum ke sekolah. Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan permainan bakiak Mendemonstrasikan Kegiatan Permainan Bakiak
II. Kegiatan Inti
III. Penutup /Kegiatan Akhir
Guru dan peneliti bersama-sama melakukan bimbingan dan arahan selama kegiatan inti berlangsung. Guru menyiapkan alat / media Bakiak kepada masing-masing kelompok. Guru menginstruksikan agar anak –anak memperhatikan. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan. 5 anak diminta untuk kedepan untuk meperagakan permainan bakiak secara berkelompok Guru mengistruksikan kepada anak-anak untuk segra menyelesaikan tugas kelompok kemudian lanjut dengan bermain dan berjalan bakiak sendiri. Guru meminta anak untuk membantu membereskan peralatan main dan mereka diminta untuk duduk kembali ke tempat masing-masing. Bernyanyi bersama dengan lagu-lagu yang disukai oleh anak. Guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang telah dilaksnakan pada hari ini. Anak-anak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan tema/ materi yang telah dipelajari kepada anak-anak guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Anak –anak memperhatikan penjelasan guru. Anak-anak memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru.
Anak-anak berdiri ditempat sambil menunggu instruksi selanjutnya. Anak-anak memperhatikan dengan seksama Anak-anak memperhatikan dengan seksama. Anak-anak melakukan dengan senang hati Bernyanyi bersama Anak-anak menjawab secara bervariatif
VI. Evaluasi Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran penilaian/evaluasi dengan menggunakan simbol :
berlangsung.
Alat
e. BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 : Apabila anak didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai. f. MB (Mulai Berkembang) = = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 :
81
Apabila anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai tetapi belum konsisten dan masih perlu bimbingan guru. c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = = nilai konversi (2,50-3,49) = 3 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang din yatakan dalam deskriptor nilai dan mulai konsisten dan tidak tidak perlu bimbingan. d . BSB (Berkembang Sangat Baik) = = nilai konversi (3,50-4,00) = 4 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai dan sudah terlihat konsisten dan mandiri, (Depdiknas, 2010 : 11). Kolaka, Guru Kelompok
Peneliti
Darmawati
Parida
September 2014
Mengetahui TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka
Hj. Hasniah D. Nip.1989111019871002
82
Lampiran 5a Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka
Siklus Hari / tanggal
: II : Senin, 8 September 2014
Pertemuan : I Keterangan
No
Aspek-aspek yang diobservasi Ya
1.
Guru melakukan persiapan sebelum memulai pembelajaran
Ya
2
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan bernyanyi bersama.
Ya
3
Guru memberikan motivasi
Ya
4
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Ya
5
Guru memberikan materi pengantar dengan mengawali pembelajaran dengan informasi tentang topik materi ajar.
Ya
6
Guru memberi pertanyaan seputar tentang topik materi ajar.
Ya
7
Guru memanfaatkan media pembelajaran menggunakan bakiak
Ya
8
Guru menjelaskan topik materi ajar.
Ya
9
Guru melakukan demonstrasi dengan menggunakan
Ya
Tidak
83
bakiak 10
Guru memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan bakiak
Ya
11
Guru membimbing anak didik yang menemui kendala
Ya
12
Guru mengamati peserta didik bekerja atau melaksanakan tugas
Ya
13
Guru meminta masing masing anak didik untuk berbagi jawaban tentang apa yang telah dilakukan
Ya
14
Guru mengarahkan untuk memperoleh jawaban yang benar
Ya
15
Guru memberikan penghargaan/penguatan kepada anak didik yang dapat melakukan kegiatan dengan baik
Ya
16
Guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran di kelas
Ya
17
Guru menutup pembelajaran dengan bernyanyi.
Ya
18
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam bersama
Ya
Kendari, Agustus 2014 Observer
PARIDA 21214192
84
Lampiran 5b Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka Siklus Hari / tanggal No
:I : Rabu, 27 Agustus 2014
Pertemuan : II
Aktifitas Anak Didik Selama Pembelajaran
Ya
1
Anak memperhatikan penjelasan guru
2
Anak mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat
3
Anak menggunakan alat/bahan (sandal Bakiak)
Ya
4
Anak menyelesaikan tugas (bermain menggunakan bakiak) yang diberikan.
Ya
5
Anak mempresentasikan ide dan gagasan dengan menjawab pertanyaan
6
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan tugas yang diberikan
7
Anak menyelesaikan tugas (bermain bersama)
Ya
8
Anak mempertontonkan hasil kerjanya
Ya
9
Anak-anak saling member i informasi seputar kegiatannya
Ya
10
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan
Ya
Tidak
Ya
dengan
Tidak
Ya Tidak
85
Anak-anak berdoa,bernyanyi dan memberi salam secara bersam-sama
11
Ya
Kendari, Agustus 2014 Observer PARIDA 21214192 Lampiran 6 RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Siklus II ( Pertemuan II) Nama TK Kelompok/Semester Bidang Pengembangan Tema/Sub Tema Hari /tanggal
: TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka : B/II : Bidang pengembangan Fisik Motorik : Diri Sendiri / anggota-anggota tubuh : Rabu, 10 September 2014
I.
Tingkat Pencapaian Perkembangan : Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.
II.
Indikator
:
III. TujuanPembelajaran
1. Anak mampu bermain bakiak dengan kaki 2. Menggunakan seluruh kaki dan seluruh anggota badan dalm bermain bakiak 3. Anak dapat bekerjasama
: 1. Anak mampu bermain bakiak dengan kaki 2. Menggunakan seluruh kaki dan seluruh anggota badan dalm bermain bakiak 3. Anak dapat bekerjasama
IV. Materi, Media, dan Sumber belajar Materi Media Sumber
: Bermain Bakiak : Sendal Bakiak dan Kelompok Anak : Permen No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD
V. Langkah pelaksanaan kegiatan : TAHAPAN
STRATEGI PELAKSANAAN/KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
GURU
ANAK DIDIK
86
I. Pembukaan/ Kegiatan Awal A. Apersepsi
B. Penjelasan C. Demonstrasi
Guru melakukan persiapan sebelum membuka pelajaran. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama. Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada anak didik tentang kegiatan sebelum ke sekolah. Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan permainan bakiak Mendemonstrasikan Kegiatan Permainan Bakiak
II. Kegiatan Inti
III. Penutup /Kegiatan Akhir
Guru dan peneliti bersama-sama melakukan bimbingan dan arahan selama kegiatan inti berlangsung. Guru menyiapkan alat / media Bakiak kepada masing-masing kelompok. Guru menginstruksikan agar anak –anak memperhatikan. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan. 5 anak diminta untuk kedepan untuk meperagakan permainan bakiak secara berkelompok Guru mengistruksikan kepada anak-anak untuk segra menyelesaikan tugas kelompok kemudian lanjut dengan bermain dan berjalan bakiak sendiri. Guru meminta anak untuk membantu membereskan peralatan main dan mereka diminta untuk duduk kembali ke tempat masing-masing. Bernyanyi bersama dengan lagu-lagu yang disukai oleh anak. Guru menanyakan kembali tentang kegiatan yang telah dilaksnakan pada hari ini. Anak-anak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan tema/ materi yang telah dipelajari kepada anak-anak guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Anak –anak memperhatikan penjelasan guru. Anak-anak memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru.
Anak-anak berdiri ditempat sambil menunggu instruksi selanjutnya. Anak-anak memperhatikan dengan seksama Anak-anak memperhatikan dengan seksama. Anak-anak melakukan dengan senang hati Bernyanyi bersama Anak-anak menjawab secara bervariatif
VI. Evaluasi Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran penilaian/evaluasi dengan menggunakan simbol :
berlangsung.
Alat
g. BB (Belum Berkembang) = nilai konversi = (0,01-1,49) = 1 : Apabila anak didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai. h. MB (Mulai Berkembang) = = nilai konversi (1,50-2,49) = 2 :
87
Apabila anak didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai tetapi belum konsisten dan masih perlu bimbingan guru. c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan) = = nilai konversi (2,50-3,49) = 3 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang din yatakan dalam deskriptor nilai dan mulai konsisten dan tidak tidak perlu bimbingan. d . BSB (Berkembang Sangat Baik) = = nilai konversi (3,50-4,00) = 4 : Jika anak sudah memperlihatkan berbagai prilaku (kemampuan Motorik) yang dinyatakan dalam deskriptor nilai dan sudah terlihat konsisten dan mandiri, (Depdiknas, 2010 : 11). Kolaka, Guru Kelompok
Peneliti
Darmawati
Parida
September 2014
Mengetahui TK Dharmawanita Lamekongga Kabupaten Kolaka
Hj. Hasniah D. Nip.1989111019871002
88
Lampiran 6a Lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran melalui permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka
Siklus Hari / tanggal
: II : Senin, 8 September 2014
Pertemuan : II Keterangan
No
Aspek-aspek yang diobservasi Ya
1.
Guru melakukan persiapan sebelum memulai pembelajaran
Ya
2
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa dan bernyanyi bersama.
Ya
3
Guru memberikan motivasi
Ya
4
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Ya
5
Guru memberikan materi pengantar dengan mengawali pembelajaran dengan informasi tentang topik materi ajar.
Ya
6
Guru memberi pertanyaan seputar tentang topik materi ajar.
Ya
7
Guru memanfaatkan media pembelajaran menggunakan bakiak
Ya
8
Guru menjelaskan topik materi ajar.
Ya
9
Guru melakukan demonstrasi dengan menggunakan
Ya
Tidak
89
bakiak 10
Guru memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan aktivitas dengan menggunakan bakiak
Ya
11
Guru membimbing anak didik yang menemui kendala
Ya
12
Guru mengamati peserta didik bekerja atau melaksanakan tugas
Ya
13
Guru meminta masing masing anak didik untuk berbagi jawaban tentang apa yang telah dilakukan
Ya
14
Guru mengarahkan untuk memperoleh jawaban yang benar
Ya
15
Guru memberikan penghargaan/penguatan kepada anak didik yang dapat melakukan kegiatan dengan baik
Ya
16
Guru melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran di kelas
Ya
17
Guru menutup pembelajaran dengan bernyanyi.
Ya
18
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam bersama
Ya
Kendari, September 2014 Observer
PARIDA 21214192
90
Lampiran 6b Lembar observasi aktifitas anak dalam pembelajaran melalui Permainan bakiak pada Tk dharmawanita lamekongga Kab. Kolaka Siklus Hari / tanggal No
:I : Rabu, 27 Agustus 2014
Pertemuan : II
Aktifitas Anak Didik Selama Pembelajaran
Ya
1
Anak memperhatikan penjelasan guru
2
Anak mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat
3
Anak menggunakan alat/bahan (sandal Bakiak)
Ya
4
Anak menyelesaikan tugas (bermain menggunakan bakiak) yang diberikan.
Ya
5
Anak mempresentasikan ide dan gagasan dengan menjawab pertanyaan
6
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan tugas yang diberikan
7
Anak menyelesaikan tugas (bermain bersama)
Ya
8
Anak mempertontonkan hasil kerjanya
Ya
9
Anak-anak saling member i informasi seputar kegiatannya
Ya
10
Anak mengajukan pertanyaan kepada guru saat mengalami kesulitan menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan
Ya
Tidak
Ya
dengan
Tidak
Ya Tidak
91
11
Anak-anak berdoa,bernyanyi dan memberi salam secara bersam-sama
Ya
Kendari, September 2014 Observer PARIDA 21214192
92
Lampiran 7
Lampiran 12 DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BAKIAK PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LAMEKONGGA
Bakiak yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran
Anak Berlatih menggunakan bakiak
93
Anak Siap melaksanakan kegiatan permainan bakiak
94
Anak melakukan kegiatan permainan bakiak