PARAGRAF DAN ALENIA
MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI: TUGAS BAHASA INDONESIA SEMESTER 1 TAHUN 2014 STAIN SALATIGA
DISUSUN OLEH: DWI INDAH SETIYANI IKO RIZKI AMALIYAH UMI FADILLAH
STAIN SALATIGA TAHUN 2014
(115-14-017) (115-14-015) (115-14-016)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang sistematis. Demikian juga halnya dengan kemampuan menulis. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang baik. Kemampuan menerapkan ejaan yang disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang efektif, belum sepenuhnya menjamin seseorang mampu menulis. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis menulis atau karang mengarang, ikatan ini dilahirkan dalam bentuk paragraf. Menuangkan sebuah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang yang fasih berbicara, namun kurang mampu menuangkan gagasannya secara tertulis. Kalaupun ahli-ahli bicara itu mampu menuliskan gagasannya denga baik, biasanya hal ini terjadi sesudah melalui latihan yang intensif, baik secara formal maupun nonformal. Hal ini wajar karena kemampuan menulis merupakan hasil proses belajar dan ketekunan berlatih. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian paragraf dan alenia ? 2. Bagaimana cara mengetahui pola pikir paragraf?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa pengertian paragraf dan alenia 2. Untuk mengetahui pola pikir dalam paragraf 3. Mampu membuat paragraf dengan pola induktif dan deduktif.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf dan alenia Paragraf mempunyai beberapa pengertian : 1. Pagagraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. 2. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh dan padu. 3. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang menggungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. 4. Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antar paragraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa. 5. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimatkalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. (Akhidah dkk, 1991:144). Keraf (1977:51), menyebut paragraf
denagn istilah alenia. Alenia adalah
kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luasa dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. B. Ciri-ciri paragraf 1. Kalimat pertama bertakuk kedalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, thesis, dan disertasi. Karangan berbentuk lurus yang tidak
berkatuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya. 2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. 3. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topic dan selebihnya merupakan kalimat
pengembang
yang
berfungsi
menjelaskan,
menguraikan,
atau
menerangkan kalimat utama yang ada di dalam topik 4. Paragraf merupakan pikiran penjelas(gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini erisi detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak menggulang pikiran penjelas lainnya. C. Kegunaan paragraf Kegunaan paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik baru, atau mengembangkan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Adapun fungsi paragraf ialah : 1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan. 2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran. 3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya. 4. Memudahkan pengembangan topic karangan kedalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil. 5. Memudahkan pengendalian variable terutama karangan yang terdiri atas beberapa variable. D. Macam-macam paragraf Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi paragraf pembuka, penghubung, dan penutup (Akhidah dkk, 1993: 171).
1. Paragraf pembuka Paragraf yang berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat menarik dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan. Paragraf pembuka (awal) mempunyai dua kegunaan yaitu selain supaya dapat menarik perhatian pembaca, juga berfungsi menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu. 2. Paragraf penghubung Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf
penghubung. Paragraf
penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, secara kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang, dan antara paragrafdengan paragraf harus saling berhubungan secara logis. 3. Paragraf penutup Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang. Namun, tidak berarti, paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja. Jadi, seorang penulis harus dapat menjaga perbandingan antara paragraf pembuka, penghubung, dan penutup. E. Syarat paragraf yang baik. Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, karuntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang (Widjono Hs, 2007: 180). 1. Kesatuan paragraf Tiap paragraf
hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsure-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau
gagasan pokok tersebut. Jadi satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan atau topik. semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya halhal yang tidak relevan. Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran: Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. Dengan kebebasan ini, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis kompetensi
siswa
dan
lingkungannya.
Kondisi
kebebasan
tersebut
menjadikan
pembelajaram berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif, dan produktif. Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. Kreativitasnya menjadi tidak terbendung. 2.
Kepaduan Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau
kepaduan. Satu paragraf bukan merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau kohehensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Kepaduan dalam seuah paragraf dibangun dengan memperhatikan: a. Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan: 1) Repetisi atau pengulangan kata kunci Sebuah kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga dan seterusnya. Dengan pengulangan itu paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak.
2) Kata ganti Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti, pronominal, atau padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. 3) Kata transisi atau ungkapan penghubung Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan, baik intrakalimat maupaun antar kalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraph sehingga seluruh kalimat menjadi padu, menyatu dan utuh. Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut: Sebab, akibat
: Sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu, dampaknya.
Hasil, akibat
: akibatnya, hasilnya, dampaknya, akhirnya, jadi, sehingga.
Pertentangan
: tetapi, namun, berbeda dengan, sebaliknya, kebalikan dari pada itu, kecuali itu, meskipun demikian, walaupun demikian,
Waktu
: ketika,
Syarat
: jika, jikalau, apabila, kalau
Cara
: cara yang demikian, cara ini,
Penegasan
: jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa
Tambahan informasi
: tambahan pula, selain itu, oleh karena itu, lebih daripada itu, lebih lanjut, di samping itu, lebih-lebih, dalam hal demikian, sehubungan dengan hal itu, dengan kata lain, singkatnya, tegasnya.
Gabungan : dan, serta, Urutan
: mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, proses ini, sesudah itu, selanjutnya.
Penulisan kata transisi antar kalimat harus diikuti koma. 4) Struktur paralel
Struktur paralel(kesejajaran) yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk kata yang sama, struktur kalimat yang sama, repetisi atau pengulangan bentuk kata (kalimat) yang sama. 3. Ketuntasan Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini diwujudkan dengan: 1. Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. 2. Ketuntasan bahasan yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh. 4. Konsistensi sudut pandang Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah-olah menceritakan diri sendiri.Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan dia. Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir. 5. Keruntutan Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disampaikan secara runtut . F. Letak kalimat utama Penempatan kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraf bermacam-macam. Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu: 1. Pada awal paragraf Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok dan kalimat utama. Kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran utama. Paragraf ini biasanya bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus. Contoh: Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang-mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Disamping itu jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indicator
bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak daya yang dikuasai, semakin banyak pula pengetahuannya. Dengan demikian, seorang penulis akan mudah memilah kata-kata yang tepat atau cocok untuk menggungkapkan gagasan yang ada dalam pikirannya. 2.
Pada akhir paragraf Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat
utama, paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus kepada yang umum. 3. Pada awal dan akhir paragraf Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah system pertanian tradisional misalnya bercocoktanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Itulah sebabnya, peningkatan taraf pendidikan. 4. Tanpa kalimat utama. Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama terbesar diseluruh kalimatyang membangun paragraph tersebut. Bentuk ini basanya digunakan dalam karangan yang berbentuk narasi(cerita) atau deskripsi (pelukisan). Pikiran utama didukung oleh semua kalimat. G. Mengembangkan paragraf Dalam sebuah paragraph terdapat satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. Inilah yang dinamakan kerangka paragraf. Kerangka paragraf Pikiran utama
: Keindahan alam yang mengecewakan
Pikiran penjelas
: 1. Manusia telah mengubah segala-galanya;
2. Hutan, sawah, dan lading tergusur; 3. Pohon sudah tidak ada; 4. Pagar bunga telah berganti; dan 5. Pembangunan gedung-gedung mewah Kerangka paragraf diatas dapat dikembangkan dalam sebuah paragraf. Bernostalgia tentang indahnya alam di batu malang, hanya akan menimbulkan kekecewaa. Dalam kurun waktu 30 hari, dinamika kehidupan anak-anak manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan lading telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan yang meluncur dari kota. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman bunga yang bermekaran dengan indahnya, telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkangedung plaza megah yang menelan biaya miliaran. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan desa ini dari berbagai penjuru. Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf. A.
Berdasarkan teknik: a. Secara alamiah Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek atau kejadian yang dibicarakan . Susunan logis ini mengenal dua macam urutan: 1. Urutan ruang (Spesial) yang membaca cari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran gambaran dari depan ke belakang,dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. 2. Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan dan tindakan. b. Klimaks dan Antiklimaks Pikiran utama mula-mula di perinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasangagasan
lain
hingga
kegagasan
yang
paling
tinggi
kedudukannya
atau
kepentingannya. Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Penulis mulai dari gagasan
yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah. c. Umum ke Khusus, Khusus ke Umum Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraf, baik dari umum ke khusus atau sebaliknya. Dalam bentuk umum ke khusus,pikiran utama diletakkan pada awal paragraf, kemudian diikuti perincian-perincian dan diakhiri dengan kalimat utama. Karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus. Silogisme merupakan cara berpikir atau cara penarikan simpulan yang terdiri atas premis umum,premis khusus, dan simpulan. Premis umum merupakan pernyataan bersifat umum. Premis khusus merupakan pernyataan bersifat khusus. Sementara itu, simpulan merupakan pernyataan yang ditentukan berdasarkan premis umum dan khusus. B. Berdasarkan Isi a) Perbandingan dan Pertentangan Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara 2 hal tersebut. Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan. b) Analogi Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan yang tidak atau kurang di kenal umum. Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Contoh: Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan
merambat hutan, menyempurnakian kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafatpun pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. Dalam paragraf diatas, filsafat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Dijelaskan apa fungsi filsafat, dan pasukan infantri ini diumpamakn sebagai ilmu pengetahuan. Dengan perumpamaan ini kita dapat melihat kedudukan filsafat dan ilmu. c) Contoh-contoh Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang kongkret. Dalam hal ini sumber pengalaman sangat efektif. d) Sebab-Akibat Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya. e) Definisi Luas Untuk memberikan batasan tentang sesuatu , kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alenia. f) Klasifikasi Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkan halhal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Berdasarkan Tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima macam, yaitu paragraf deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi (Wiyanto, 2006:64)
1.
Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti alasan yang
kuat untuk menyakinkan pembaca. Ciri-ciri paragraf argumentasi: 1. bersifat nonfiksi /ilmiah 2. bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran 3. dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar, dan lain-lain 4. ditutup dengan kesimpulan Macam/Pola Penegmbangan Paragraf Argumentasi Pola pengembangan sebab-akibat adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat.Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan, dan lain-lain. Pola pengembangan akibat-sebab adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi. Contoh Paragraf Argumentasi 1. Pola pengembangan sebab-akibat Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah. 2. Pola pengembangan akibat-sebab
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang. 2. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan tujuan agar pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau merasakan sendiri semua yang ditulis oleh penulis. Ciri-ciri paragraf deskripsi adalah menggambarkan /melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam, dan lain-lain. Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek Macam/Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi a) Deskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya tidak disertai dengan opini penulis. b) Deskripsi subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya disertai dengan opini penulis. c) Deskripsi spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail khususnya ruangan, benda,atau tempat. d) Deskripsi waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita tersebut. Contoh paragraf deskripsi 1. Dia memakai rok panjang warna cokelat. Betapa sesuai benar dengan warna blus panjangnya. Rok dan blusnya seakan-akan menambah keanggunan pribadinya. Jalannya sungguh santun memikat hati orang yang memandang ( deskripsi subjektif) 2. Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata
dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternative (deskripsi objektif/tempat ) 3.
Dalam waktu yang tidak lama. Aku mencoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di sebelah kiriku, seorang gadis cantik berambut panjang. Sambil melirik, kuperhatikan dia. Gadis itu berambut pirang, berkulit kuning, dan berbibir tipis ( deskripsi objektif)
4. Sungai ciliwung terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta. Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai dihinggapi lalat. Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke perumahan warga dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan (Deskripsi spasial)
C.
Paragraf Eksposisi/Ekspositif Paragraf eksposisi
adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan
menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang. Ciri-ciri paragraf ekposisi
bersifat nonfiksi/ilmiah
bertujuan menjelaskan/memaparkan
berdasarkan fakta
tidak bermaksud mempengaruhi
Macam/Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi a. Pola umum-khusus (deduksi) adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang khusus b. Pola khusus-umum (induksi) adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum c.
Pola perbandingan adalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain, berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dengan keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama dengan,selaras dengan,sesuai dengan)
d. Pola pertentangan/kontras adalah paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun, berbeda, berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu)
e. Pola analogi adalah paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang berlainan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kesamaan segi /fungsi dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi f. Pola pengembangan proses adalah pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu g. Pola pengembangan klasifikasi adalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu h. Pola pengembangan contoh/ilustrasi adalah paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya,misalnya) i. Pola pengembangan difinisi adalah paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya dilengkapi oleh pembaca j. Pola sebab akibat adalah pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya Contoh paragraf ekposisi 1. Pola pengembangan definisi Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah.Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit. 2. Pola pemgembangan contoh Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
3. Pola pengembangan Klasifikasi Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM. 4. Pola pengembangan analogi Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, subbab sebanding dengan ranting, dan paragraf sebanding dengan daun. 5. Pola pengembangan perbandingan Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan paa diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti dalam kehidupan anak-anak itu sendiri. D. Paragraf Persuasif Paragraf persuasif
adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk
seseorang atau pembaca agar melaksanakan /menerima keinginan penulis. Ciri-ciri paragraf Persuasif ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca
Contoh paragraf persuasif Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup. E.
Paragraf Naratif Paragraf naratif adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan serangkaian
peristiwa yang disusun menurut urutan waktu terjadinya. Ciri-ciri paragraf naratif Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasana yang diceritakan Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi ( cerpen,novel,roman) tetapi juga terdapat dalam tulisan nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat kabar,sejarah,riwayat perjalanan) Macam / pola pengembangan paragraf naratif 1. Narasi ekspositoris/nonfiksi/informatif adalah cerita yang benar-benar terjadi (cerita kepahlawanan, sejarah, biografi/otobiografi, cerita nyata dalam surat kabar) 2. Narasi sugestif/fiksi/artistik adalah cerita yang menonjolkan khayalan sehingga pembaca terkesan dan tertarik dan seakan-akan terhayut,bahkan merasa mengalami cerita tersebut( cerpen, novel, dan lain-lain) Contoh-contoh paragraf naratif 1. Naratif sugestif Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Ia mengayunkan pedang itu dengan cepat ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang dan membacokkan lagi ke tubuh
Tunjungsekar.Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal. 2. Narasi Eksposisi Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus.
BAB III PENUTUP Kesimpulan Adapun paragraf berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti jalan pikiran penulis. Pada prinsipnya cara membuat paragraf adalah dengan menyusun kerangka penulisan sampai sedetil-detilnya agar memudahkan penjelasan dan menghindarkan dari penjelasan yang berulang-ulang. Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.
DAFTAR PUSTAKA 1. Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga 2. Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo 3. Nasucha, Yakub. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa 4. http://wawanhardisnyah47.wordpress.com/2012/03/02/makalah-bahasa-indonesiatentang-paragraf/ 5. Shalima, Irsyadi. 2013. Detik-detik Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara 6. Jenis-jehttp://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/14/jenis-jenis-paragraf/nis paragraf